Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN ULKUS PEPTIKUM”

DOSEN PEMBIMBING :
Ns. Julimar,S.Kep,M.Kep

Nama kelompok :
Bahrul ilmi 20.004

Westy syafira 20.035

Yossy yokohana vazlin 20.036

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN SRI BUNGA TANJUNG
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah
memberikan hikmah dan rahmatNya atas terselesaikannya penulisan Makalah KMB II
yang berjudul tentang “ULKUS PEPTIKUM”. Dalam menyelesaikan makalah ini penulis
menemui banyak kendala , namun atas kerja sama dan bantuan dari beberapa pihak
akhirnya kendala tersebut dapat teratasi. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak sangat di harapkan demi penyempurnaan penyusunan
makalah-makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Dumai, 2 november 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Depan..................................................................................................................i

Kata Pengantar....................................................................................................................ii

Daftar Isi.............................................................................................................................ii

BAB 1 Pendahuluan............................................................................................................4

1.1 Latar Belakang....................................................................................................4

1.2 Tujuan.................................................................................................................5

BAB 2 Konsep Dasar Keperawatan Gerontik.....................................................................6

2.1 Pengertian Konsep .............................................................................................6

2.2 Fokus Keperawatan Gerontik.............................................................................6

2.3 Tujuan Keperawatan Gerontik...........................................................................7

2.4 Trend Issue Keperawatan Gerontik....................................................................7

2.5 Fungsi Perawat Gerontik....................................................................................8

BAB 3 Penutup....................................................................................................................9

3.1 Kesimpulan.........................................................................................................9

3.2 Saran ................................................................................................................. 9

Daftar Pustaka....................................................................................................................10

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lanjut usia (lansia) adalah seseorang dengan usia 65 tahun atau lebih yang

terkadang menimbulkan masalah sosial, tetapi bukanlah suatu penyakit melainkan suatu

proses natural tubuh meliputi terjadinya perubahan deoxyribonucleic acid (DNA),

ketidaknormalan kromosom dan penurunan fungsi organ dalam tubuh. Sekitar 65% dari

lansia yang mengalami gangguan kesehatan, hidup hanya ditemani oleh seseorang yang

mengingatkan masalah kesehatannya, dan 35% hidup sendiri. Secara individu, pengaruh

proses menua dapat menimbulkan berbagai macam masalah, baik masalah secara fisik,

biologis, mental maupun masalah sosial ekonomi (Nies & McEwen, 2007; Tamher &

Noorkasiani, 2009).

Menurut World Health Organization (WHO), pada tahun 2015, populasi penduduk

dunia yang berusia 60 tahun atau lebih, mencapai 900 juta jiwa. Dewasa ini, terdapat 125

juta jiwa yang berusia 80 tahun atau lebih, pada tahun 2050, diperkirakan mencapai 2

milliar jiwa di seluruh dunia. Akan ada hampir sebanyak 120 juta jiwa yang tinggal

sendiri di Cina, dan 434 juta orang di kelompok usia ini di seluruh dunia. Di kawasan

Asia Tenggara populasi Lansia sebesar 8% atau sekitar 142 juta jiwa. Pada tahun 2000

jumlah Lansia sekitar 5,300,000 (7,4%) dari total polulasi, sedangkan pada tahun 2010

jumlah Lansia 24,000,000 (9,77%) dari total populasi, dan tahun 2020 diperkirakan

jumlah Lansia mencapai 28,800,000 (11,34%) dari total populasi (Departemen Kesehatan

RI, 2013; WHO, 2015).

Dari sensus penduduk dunia, Indonesia mengalami peningkatan jumlah lansia (60

tahun ke atas) dari 3,7% pada tahun 1960 hingga 9,7% pada tahun 2011. Diperkirakan

akan meningkat menjadi 11,34% pada tahun 2020 dan 25% pada tahun 2050. Jumlah

orang tua di Indonesia berada di peringkat keempat terbesar di dunia setelah China, India,

dan Amerika. Propinsi Jawa tengah adalah salah satu propinsi yang mempunyai penduduk

usia lanjut diatas jumlah lansia nasional yang hanya 7,6% pada tahun 2000 dan dengan

usia harapan hidup mencapai 64,9 tahun. Secara kuantitatif kedua parameter tersebut lebih

tinggi dari ukuran nasional (Kadar, Francis, dan Sellick, 2012; Departemen Kesehatan 2013)

Menurut Ambarwati (2014) semakin tua umur seseorang, maka akan semakin
menurun kemampuan fisiknya, hal ini dapat mengakibatkan kemunduran pada peran

sosialnya dan juga akan mengakibatkan gangguan dalam hal mencukupi kebutuhan

hidupnya. Meningkatkan ketergantungan yang memerlukan bantuan orang lain dengan

kata lain akan menurunkan tingkat kemandirian lansia tersebut. Maslow (1962, dikutip

oleh Ambarwati 2014) menyebutkan teori tentang hierarki kebutuhan, tingkatan yang

tertinggi (ke-5) adalah kebutuhan aktualisasi diri (needfor self Actualization) yang terkait

dengan tingkat kemandirian, kreatifitas, kepercayaan diri dan mengenal serta memahami

potensi diri sendiri. Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu yang ditujukan untuk merawat

masyarakat usia lanjut pada wilayah-wilayah tertentu, digerakkan oleh masyarakat sendiri

sehingga pelayanan kesehatan dapat mereka dapatkan. Program yang beragam dari

posyandu lansia tersebut seharusnya dapat memberikan manfaat yang banyak bagi para

lansia, tetapi dilihat dari data yang diperoleh bahwa posyandu lansia ini tidak

dimanfaatkan semaksimal mungkin, bahkan sekitar 22,6% saja. Dengan mengikuti

kegiatan di posyandu, maka akan sangat bermanfaat bagi lansia untuk mencegah

kepikunan karena sering berinteraksi dengan lansia (Dinas Kesehatan RI, 2006; Istanti,2014).

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui konsep teori keperawatan gerontik

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui definisi keperawatan gerontik

b. Untuk mengetahui fokus keperawatan gerontik

c. Untuk mengetahui tujuan keperawatan gerontik

d. Untuk mengetahui trend issue keperawatan gerontik

e. Untuk mengetahui fungsi perawat gerontik

BAB 2
Konsep Teori

2.1 Pengertian

Keperawatan gerontik adalah istilah yang diciptakan oleh Laurie Gunter dan Carmen

Estes pada tahun 1979 untuk menggambarkan bidang ini. Namun istilah keperawatan

gerontik sudah jarang ditemukan di literature (Ebersole et al, 2005). Gerontic nursing

berorientasi pada lansia, meliputi seni, merawat, dan menghibur. Istilah ini belum diterima

secara luas, tetapi beberapa orang memandang hal ini lebih spesifik. Menurut Nugroho

(2006), gerontik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan lanjut usia dengan

segala permasalahannya, baik dalam keadaan sehat maupun sakit. Menurut para ahli,

istilah yang paling menggambarkan keperawatan pada lansai adalah gerontological

nursing karena lebih menekankan kepada kesehatan ketimbang penyakit.

Keperawatan gerontik adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang didasarkan

pada ilmu dan kiat/teknik keperawatan yang bersifat komprehensif terdiri dari bio-psiko-

sosial-spritual dan kultural yang holistic, ditujukan pada klien lanjut usia, baik sehat

maupun sakit pada tingkat individu, keluarga, kelompok dan masyarakat (UU RI. No.38

tahun 2014). Pengertian lain dari keperawatan gerontik adalah praktek keperawatan yang

berkaitan dengan penyakit proses menua (Kozier,1987). Sedangkan menurut Lueckerotte

(2000) keperawatan gerontik adalah ilmu yang mempelajari tentang perawatan pada

lansia yang berfokus pada pengkajian kesehatan dan status fungsional, perencanaan,

implementasi, serta evaluasi.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa keperawatan gerontik

adalah suatu bentuk praktek keperawatan profesional yang ditujukan pada lansia baik

sehat maupun sakit yang bersifat komprehensif terdiri dari bio-psiko-sosial dan spiritual

dengan pendekatan proses keperawatan terdiri dari pengkajian, diagnosis keperawatan,

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

2.2 Fokus keperawatan gerontik


Ada beberapa fokus untuk keperawatan gerontik yaitu :

a. Peningkatan kesehatan (Health Promotion)

Upaya yang dilakukan adalah memelihara kesehatan dan mengoptimalkan kondisi

lansia dengan menjaga perilaku yang sehat. Contohnya adalah memberikan

pendidikan kesehatan tentang gizi seimbang pada lansia, perilaku hidup bersih dan

sehat serta manfaat olahraga.

b. Pencegahan penyakit (Preventif)

Upaya untuk mencegah terjadinya penyakit karena proses penuaan dengan

melakukan pemeriksaan secara berkala untuk mendeteksi sedini mungkin terjadinya

penyakit. Contohnya adalah pemeriksaan tekanan darah, gula darah, kolesterol secara

berkala, mejaga pola makan, contohnya makan tiga kali sehari dengan jarak 6 jam,

jumlah porsi makan tidak terlau banyak mengandung karbohidrat (nasi, jagung, ubi)

dan mengatur aktifitas dan istirahat, misalnya tidur selama 6-8jam/24jam

c. Mengoptimalkan fungsi mental.

Upaya yang dilakukan dengan bimbingan rohani, diberikan dengan ceramah agama,

sholat berjamaah, senam GLO (Gerak Latih Otak) dan melakukan terapi aktivitas

kelompok, misalnya mendengarkan music bersama lansia lainnya dan menebak judul

lagunya.

d. Mengatasi gangguan kesehatan umum

Melakukan upaya kerjasama dengan tim medis untuk pengobatan pada penyakit

yang diderita lansia, terutama lansia yang memiliki resiko tinggi terhadap penyakit,

misalnya pada saat kegiatan posyandu lansia.

2.3 Tujuan keperawatan gerontik

Menurut maryam (2008)Tujuan keperawatan gerontik adalah memenuhi

kenyamanan lansia, mempertahankan fungsi tubuh, serta membantu lansia menghadapi

kematian dengan tenang dan damai melalui ilmu dan teknik keperawatan gerontik.

Adapun juga beberapa tujuan dari Keperawatan Gerontik, yaitu :

a. Lanjut usia dapat melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri dan produktif.

b. Mempertahankan kesehatan serta kemampuan lansia seoptimal mungkin

c. Membantu mempertahankan dan meningkatkan semangat hidup lansia (life support).


d. Menolong dan merawat klien lanjut usia yang menderita penyakit (kronis atau akut).

e. Memelihara kemandirian lansia yang sakit seoptimal mungkin.

2.4 Trend issue keperawatan gerontik

Beberapa trend issue pelayanan keperawatan pada lansia

a. Pengontrolan biaya pelayanan kesehatan

1. Diupayakan sesingkat mungkin di pelayanan kesehatan karena pergeseran

pelayanan dari RS ke rumah (home care).

2. Diperlukan perawat yang kompeten secara teknologi dan transcultural.

3. Pemanfaatan caregiver atau pemberdayaan klien untuk bertanggung jawab

terhadap perawatan dirinya.

b. Perkembangan teknologi dan informasi

1. Data based pelayanan kesehatan komprehensif.

2. Penggunaan computer-based untuk pencatatan klien.

3. Pemberi pelayanan dapat mengakses informasi selama 24 jam.

4. Melalui internet dapat dilakukan pendidikan kesehatan pada klien atau membuat

perjanjian.

c. Peningkatan penggunaan terapi alternatif ( terapi modalitas dan terapi komplementer )

1. Banyak masyarakat yang memanfaatkan terapi alternatif tetapi tidak mampu

mengakses pelayanan kesehatan.

2. Dalam melaksanakan pendidikan kesehatan, perawat sebaiknya mengintegrasikan

terapi alternatif kedalam metode praktik pendidikan kesehatan tersebut.

3. Perawat harus memahami terapi alternatif sehingga mampu memberikan

pelayananan atau informasi yang bermanfaat agar pelayanan menjadi lebih baik.

d. Perubahan demografi

1. Pengembangan model pelayanan keperatan menjadi holistic model, yang

memandang manusia secara menyeluruh.

2. Perawat mempertimbangkan untuk melakukan praktik mandiri.

3. Perawat harus kompeten dalam prkatik “home care”.

4. Perawat memiliki pemahamam keperawatan transcultural (berbasi budaya)

sehingga efektif dalam memberikan pelayanan tipe self care.

5. Perawat melakukan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit dan ketidak

mampuan pada penduduk yang sudah lansia.

6. Perawat mampu melakukan proteksi kesehatan dengan deteksi dini dn manajemen


kesehatan secara tepat.

7. Mampu berkolaborasi dengan klien, anggota tim interdisipliner dalam

memberikan pelayanan.

8. Mampu mengembangkan peran advokasi.

e. Community-based nursing care

1. Mampu berkolaborasi dalam tim untuk melakukan pelayanan kesehatan pada

lansia.

2. Mampu menggunakan ilmu dan teknologi untuk meningkatkan komunikasi

interdisiplin dengan tim dan klien.

3. Mempunyai kemampuan dalam mengambil keputusan sesuai dengan kode etik

keperawatan.

2.5 Fungsi kode etik keperawatan

Menurut Eliopoulus (2005), fungsi perawat gerontik adalah :

1.Guide persons of all ages toward a healthy aging process (membimbing orang pada segala

usia untuk mencapai masa tua yang sehat)

2.Eliminate ageism (menghilangkan perasaan takut tua)

3.Respect the tight of older adults and ensure other do the same (menghormati hak orang yang

lebih tua dan memastikan yang lain melakukan hal yang sama)

4.Overse and promote the quality of service delivery (memantau dan mendorong kualitas

pelayanan)

5.Notice and reduce risks to health and well being (memerhatikan serta menguragi resiko

terhadap kesehatan dan kesejahteraan)

6.Teach and support caregives (mendidik dan mendorong pemberi pelayanan kesehatan)

7.Open channels for continued growth (membuka kesempatan untuk

pertumbuhan selanjutnya)

8.Listen and support (mendengarkan dan member dukungan) Offer optimism, encouragement

and hope (memberikan semangat, dukungan, dan harapan)

9.Generate, support, use, and participate in research (menghasilkan, mendukung,

menggunakan, dan berpartisipasi dalam penelitian)

10.Implement restorative and rehabilitative measures (melakukan perawatan restorative dan

rehabilitative)

11.Coordinate and managed care (mengoordinasi dan mengatur perawatan)


12.Asses, plan, implement, and evaluate care in an individualized, holistic maner (mengkaji,

merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi perawatan individu dan perawatan secara

menyeluruh)

13.Link service with needs (memberikan pelayanan sesuai kebutuhan)

14.Nurtuere futue gerontological nurses for advancement of the speciality (membangun masa

depan perawat gerontik untuk menjadi ahli dibidangnya)

15.Understand the unique physical, emotical, social, spiritual aspect of each other (saling

memahami keunikan pada aspek fisik, emosi, social, dan spiritual)

16.Recognize and encourage the appropriate management of ethical concern (mengenal dan

mendukung manajemen etika yang sesuai dengan tempatnya bekerja)

16.Support and comfort through the dying process (memberikan dukungan dan kenyamanan

dalam menghadapi proses kematian)

17.Educate to promote self care and optimal independence (mengajarkan untuk meningkatkan

perawatan mandiri dan kebebasan yang optimal)

18.Support and comfort through the dying process (memberikan dukungan dan kenyamanan

dalam menghadapi proses kematian)

19.Educate to promote self care and optimal independence (mengajarkan untuk meningkatkan

perawatan mandiri dan kebebasan yang optimal)

BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Lanjut usia (lansia) adalah seseorang dengan usia 65 tahun atau lebih yang

terkadang menimbulkan masalah sosial, tetapi bukanlah suatu penyakit melainkan

suatu proses natural tubuh meliputi terjadinya perubahan deoxyribonucleic acid

(DNA), ketidaknormalan kromosom dan penurunan fungsi organ dalam tubuh.

Sekitar 65% dari lansia yang mengalami gangguan kesehatan, hidup hanya ditemani

oleh seseorang yang mengingatkan masalah kesehatannya, dan 35% hidup sendiri.

Secara individu, pengaruh proses menua dapat menimbulkan berbagai macam

masalah, baik masalah secara fisik, biologis, mental maupun masalah sosial ekonomi.

3.2 Saran

a. Bagi lansia

Lansia hendaknya meningkatkan pengetahuan, dan meningkatkan rasa percaya

kepada Tuhan Yang Maha Esa, membiasakan untuk hidup sehat, bersyukur atas

apa yang di berikan semasa hidupnya.

b. Bagi mahasiswa

Makalah ini hendaknya bisa menambah wawasan setiap kita yang

membacanya agar kita bisa tahu tentang pelayanan kesehatan panti werdha"

DAFTAR PUSTAKA
Modul Keperawatan Gerontik, Konsep Keperawatan Gerontik

Nugroho. W. (2008). Keperawatan gerontik & geriatrik. Edisi 3. Jakarta : EGC

Tamher, dkk. (2009). Kesehatan usia lanjut dengan pendekatan asuhan keperawatan.

Jakarta : Salemba Medika

Watson. R. (2003). Perawatan pada lansia. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai