Disusun oleh :
Diah Alifia Dwi Prastika
A12019026
3A / Keperawatan Program Sarjana
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada
waktunya. Pada kesempatan ini, penulis menyajikan makalah mengenai Program
Nasional Usia Lanjut. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah Gerontik, Universitas Muhammadiyah Gombong,
Kebumen.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih belum sempurna,
baik dari segi materi maupun tata cara penulisannya. Oleh karena itu, dengan
segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan makalah ini. Atas bantuan dan segala dukungan dari berbagai
pihak baik secara moral maupun spiritual, penulis ucapkan terima kasih. Semoga
makalah ini dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan
khususnya di bidang kesehatan.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1. Latar Belakang...............................................................................1
1.2. Tujuan Penulisan............................................................................2
1.3. Manfaat Penulisan..........................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA......................................................................3
2.1. Pengertian Lanjut Usia...................................................................3
2.2. Epidemiologi Lanjut Usia..............................................................3
2.3. Perubahan-perubahan yang terjadi Pada Lanjut usia.....................4
A. Perubahan-perubahan Fisik.......................................................4
B. Perubahan-perubahan Mental....................................................8
C. Perubahan-perubahan Psikososial.............................................9
2.4. Tujuan dan Sasaran Kebujakan Kesehatan Lanjut Usia.................9
2.5. Kebijakan Kesehatan pada Lansia ................................................11
2.5.1.Kebijakan Kesejahteraan Sosial pada Lansia.......................11
2.5.1.1. UU RI Nomor 13 Tahun 1998.....................................11
2.5.1.2 UU RI Nomor 11 Tahun 2009......................................12
2.5.2.Kebijakan Pelayanan dan Fasilitas Kesehatan Lansia..........13
2.5.2.1 UU RI Nomor 36 Tahun 2009......................................13
1. Puskesmas Santun Lansia.....................................................15
2. Rujukan ke Rumah Sakit (Poli Geriatri)...............................15
3. Posyandu Lansia...................................................................16
4. Posbindu PTM......................................................................18
BAB 3 KESIMPULAN...................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................21
1
BAB 1
PENDAHULUAN
52,03%. Tidak ada perbedaan yang berarti antara lansia perempuan (49,67%) dan
laki-laki (49,30%).
Dalam rangka peningkatan kualitas hidup lansia dan menjadikan lansia sehat
dan mandiri pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan
kesehatan usia lanjut ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu
kehidupan lansia untuk mencapai masa tua bahagia dan berdaya guna dalam
kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya. Sebagai wujud
nyata pelayanan sosial dan kesehatan pada kelompok usia lanjut ini, pemerintah
telah mencanangkan pelayanan pada lansia seperti Posyandu lansia dan
Puskesmas santun.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk lebih mengerti dan
memahami tentang Kebijakan Kesehatan Lansia dan Program Nasional Usia
Lanjut yang diterapkan di Indonesia.
1.3 Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada penulis dan
pembaca khususnya yang terlibat dalam bidang medis dan masyarakat secara
umumnya agar dapat lebih mengetahui dan memahami lebih dalam Kebujakan
Kesehatan Lansia.
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
diperkirakan akan mencapai 9,77 % atau sejumlah 23,9 jutajiwa pada tahun 2010
dan meningkat lagi secara signifikan sebesar 11,4 % atau sebanyak 28,8 juta jiwa
pada tahun 2020. Hal ini berkorelasi positif dengan peningkatan kesejahteraan
yang dialami oleh masyarakat Indonesia khususnya di bidang kesehatan yang
ditunjukkan dengan semakin tingginya angka harapan hidup masyarakat
Indonesia. Pada tahun 1980, angka harapan hidup masyarakat Indonesia hanya
sebesar 52,2 tahun, Sepuluh tahun kemudian meningkat menjadi 59,8 tahun pada
tahun 1990 dan satu dasa warsa berikutnya naik lagi menjadi 64,5 tahun. Menurut
Menko Kesra jumlah lansia di Indonesia pada tahun 2006 sebesar 19 juta jiwa
dengan usia harapan hidup 66,2 tahun. Diperkirakan pada tahun 2010 jumlah
lansia sebesar 23,9 juta (9,77%) dengan harapan hidup 67,4 tahun, sedangkan
pada tahun 2020 di prediksi jumlah lansia sebesar 28,8 Juta (11,34%) dengan usia
harapan hidup 71,1 tahun. Dengan data-data tersebut, maka diperkirakan 10 tahun
kedepan struktur penduduk Indonesia akan berada padastruktur usia tua.
Biro pusat statistik juga mencatat bahwa 52% Lanjut Usia adalah wanita,
dan 48% adalah laki-laki. 78% tinggal di pedesaan, dan 22% sisanya tinggal di
perkotaan.
b. Atrofi payudara.
c. Pada laki-laki testis masih dapat memproduksi spermatozoa meskipun
adanya penurunan secara berangsur-angsur.
d. Kehidupan seksual dapat diupayakan sampai masa lanjut usia asal kondisi
kesehatan baik.
e. Selaput lendir vagina menurun.
10. Sistem Perkemihan
a. Ginjal Merupakan alat untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh
melalui urin, darah yang masuk ke ginjal disaring di glomerulus (nefron).
b. Nefron menjadi atrofi dan aliran darah ke ginjal menurun sampai 50%.
c. Otot-otot vesika urinaria menjadi lemah, frekuensi buang air kecil
meningkat dan terkadang menyebabkan retensi urin pada pria.
11. Sistem Endokrin
a. Produksi semua hormon menurun.
b. Menurunnya aktivitas tyroid, menurunnya BMR (Basal Metabolic Rate),
dan menurunnya daya pertukaran zat.
c. Menurunnya produksi aldosteron.
d. Menurunya sekresi hormon kelamin misalnya, progesteron, estrogen, dan
testosteron.
12. Sistem Kulit (Sistem Integumen)
a. Kulit mengerut atau keriput akibat kehilangan jaringan lemak.
b. Permukaan kulit kasar dan bersisik karena kehilangan proses keratinisasi,
serta perubahan ukuran dan bentuk-bentuk sel epidermis.
c. Kulit kepala dan rambut menipis berwarna kelabu.
d. Rambut dalam hidung dan telinga menebal.
e. Berkurangnya elastisitas akibat dari menurunya cairan dan vaskularisasi.
f. Pertumbuhan kuku lebih lambat.
g. Kuku jari menjadi keras dan rapuh, pudar dan kurang bercahaya.
h. Kelenjar keringat berkurang jumlah dan fungsinya.
8
Bagaimana menyiasati pensiun agar tidak merupakan beban mental setelah lansia?
Jawabannya sangat tergantung pada sikap mental individu dalam menghadapi
masa pensiun. Dalam kenyataan ada menerima, ada yang takut kehilangan, ada
yang merasa senang memiliki jaminan hari tua dan ada juga yang seolah-olah
acuh terhadap pensiun (pasrah). Masing-masing sikap tersebut sebenarnya
mempunyai dampak bagi masing-masing individu, baik positif maupun neg atif.
Dampak positif lebih menenteramkan diri lansia dan dampak negatif akan
mengganggu kesejahteraan hidup lansia.
Agar pensiun lebih berdampak positif sebaiknya ada masa persiapan
pensiunyang benar-benar diisi dengan kegiatan-kegiatan untuk mempersiapkan
diri, bukan hanya diberi waktu untuk masuk kerja atau tidak dengan memperoleh
gaji penuh. Persiapan tersebut dilakukan secara berencana, terorganisasi dan
terarah bagi masing-masing orang yang akan pensiun. Jika perlu dilakukan
assessment untuk menentukan arah minatnya agar tetap memiliki kegiatan yang
jelas dan positif.
2.4.2 Sasaran
Sasaran langsung :
1. Pra lansia (45 – 59 tahun)
2. Lansia (60 – 69 tahun)
3. Lansia Risiko Tinggi (> 70 tahun atau 60 tahun dengan masalah
kesehatan)
Sasaran Tidak Langsung :
1. Keluarga
2. Masyarakat tempat lansia berada
3. Organisasi sosial
4. Petugas Kesehatan Masyarakat Luas
8. Pelaksaan rujukan ke puskemas bila mana ada keluhan dan atau ditemukan
kelainan pada pemeriksaan pada nomor 1 hingga 7.
9. Penyuluhan bisa dilakukan didalam atau diluar kelompok dalam rangka
kunjungan rumah dan konseling kesehatan dan gizi sesuai dengan masalah
kesehatan yang dihadapi oleh individu dan atau kelompok usia lanjut.
10. Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi kelompok usia lanjut
yang tidak datang, dalam rangka kegiatan perawatan kesehatan
masyarakat.
Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan Untuk memberikan pelayanan kesehatan
yang prima terhadap usia lanjut dikelompok, mekanisme pelaksanaan kegiatan
yang sebaiknya digunakan adalah sistem 5 tahapan (5 meja) sebagai berikut :
1. Tahap pertama: pendaftaran anggota Kelompok Usia Lanjut sebelum
pelaksanaan pelayanan.
2. Tahap kedua: pencatatan kegiatan sehari-hari yang dilakukan usila, serta
penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan.
3. Tahap ketiga: pengukuran tekanan darah, pemeriksaan kesehatan, dan
pemeriksaan status mental
4. Tahap keempat: pemeriksaan air seni dan kadar darah (laboratorium
sederhana)
5. Tahap kelima: pemberian penyuluhan dan konseling
Berikut adalah skema sistem 5 meja di Posyandu lansia:
BAB 3
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA