OLEH:
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga pelaksanaan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) I
Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Angkatan 2020 di Desa Wawondengi
Kecamatan Moramo Kabupaten Konawe Selatan Kota Kendari dapat terselesaikan
dengan baik, dan atas izin-Nya pula sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini
sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Laporan Home Visit Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) I ini, pada hakekatnya,
memuat tentang hasil pendataan tentang status PIS-PK masyarakat di Desa
Wawondengi, Kecamatan Moramo, Kota Kendari yang telah kami lakukan selaku
mahasiswa PBL I. Adapun pelaksanaan kegiatan Home Visit Pengalaman Belajar
Lapangan (PBL) I ini dilaksanakan mulai pada tanggal 9 Agustus 2022 sampai selesai.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini saya dengan segala kerendahan hati
menyampaikan penghargaan, rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Ibu Fifi Nirmala G S,SI. M. Kes selaku Pembimbing lapangan PBL yang telah
meluangkan waktu dan pemikirannya dalam mengarahkan kami menyusun laporan ini.
2. Bapak Prof. Dr. H. Ruslan Majid, M. Kes selaku Wakil Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat bidang Akademik.
3. Bapak Dr Suhadi, SKM, M. Kes selaku Wakil Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat bidang Umum, Perencanaan Dan Keuangan.
i
4. Ibu Dr. Nani Yuniar S.Sos, M.Kes selaku Wakil Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat bidang Kemahasiswaan dan alumni.
5. Ibu Dr. Asnia Zainuddin, M. Kes selaku Ketua Jurusan Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kesehatan Masyarakat.
6. Bapak La Ode Muhamad Sety S.KM.,M.Epid selaku Pembimbing Lapangan
Kelompok 20 Desa Pudaria Jaya dan seluruh Dosen Pembimbing Lapangan PBL
yang senantiasa mengawasi bimbingannya.
7. Bapak Wahyu Awiyanto selaku Kepala Desa Pudaria Jaya Kecamatan Moramo
Kabupaten Konawe Selatan.
Sebagai manusia biasa, penulis menyadari bahwa laporan home visit PBL 1 ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun. Akhir kata, semoga laporan home visit ini dapat bermanfaat,
Aamiin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
nasional dengan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjadi peserta
Jaminan Kesehatan Nasional; dan mendukung tercapainya tujuan Program
Indonesia Sehat dalam rencana strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-
2019.
Hipertensi adalah suatu keadaan ketika tekanan darah di pembuluh darah
meningkat secara kronis. Hal tersebut dapat terjadi karena jantung bekerja lebih
keras memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh.
Kriteria hipertensi yang digunakan pada penetapan kasus merujuk pada kriteria
diagnosis Joint National Committee (JNC) VII tahun 2003, yaitu hasil
pengukuran tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg atau tekanan darah
diastolic lebihdari 90 mmHg (Damayantie, 2018).
Menurut perkembangan saat ini hipertensi menjadi masalah global karena
prevalensi yang terus meningkat sejalan dengan perubahan gaya hidup seperti
merokok, obesitas (pola makan), inaktivitas fisik. Di Indonesia, prevalensi
hipertensi mengalami peningkatan yaitu dari 7,6% pada tahun 2007 menjadi
9,5% pada tahun 2013 (Kemenkes RI, 2013).Menurut batasan hipertensi yang
dipakai sekarang ini, diperkirakan 23% wanita dan 14% pria berusia lebih dari
65 tahun menderita hipertensi. Menurut data dinas kesehatan Jawa Timur tahun
2012 berdasarkan data dari RSU Pemerintah, penderitahipertensi berjumlah
226.668 orang yang melakukan rawat jalan, sedangkan penderita yang rawat inap
berjumlah 20.088 orang (Octavianus Klaudius Laka, 2018).
Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang telah menyerang penduduk
sebesar 22% didunia (WHO, 2014). Angka kejadian hipertensi di Asia Tenggara
mencapai 36%. Di Indonesia hasil dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
2018, Indonesia memiliki prevalensi kejadian hipertensi sebesar 34,1%
(Kementerian Kesehatan, 2019). Jika penyakit hipertensi tidak dapat terkontrol
dengan baik, maka dapat menyebabkan gangguan ginjal, serangan stroke serta
kebutaan. Hasil dari Riskesdas tahun 2010 menjelaskan bahwa penyakit
hipertensi menjadi penyebab kematian nomor tiga setelah stroke dan tuberkulosis
2
dengan jumlah mencapai 6,8%(Kementerian Kesehatan, 2008). Prevalensi akan
semakin meningkat seiring dengan bertambahnya usia (Tiara, 2020).
Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan penyakit yang ditandai
dengan peningkatan tekanan darah melebihi normal. Hipertensi sering
mengakibatkan keadaan yang berbahaya karena keberadaannya sering kali tidak
disadari dan kerap tidak menimbulkan keluhan yang berarti; sampai suatu waktu
terjadi komplikasi jantung, otak, ginjal, mata , pembuluh darah, atau organ-organ
vital lainnya. Namun demikian penyakit hipertensi sangat dipengaruhi oleh
makanan yang dikonsumsi masyarakat. Pola hidup sehat dan pola makan sehat
merupakan pilihan tepat untuk menjaga diri terbebas dari hipertensi. Semuanya
dilakukan secara terus menerus, tidak boleh temporer. Sekali kita lengah menjaga
diri dengan tidak mengikuti pola hidup sehat, dipastikan kita akan mudah terkena
hipertensi dan penyakit lainnya (Meylen South, 2019).
Penderita hipertensi mayoritas mempunyai keluhan bergantung pada anda
dan gejala yang dirasakan pada saat itu tanpa peduli terhadap penanganan yang
lebih intensif dan tepat. Kondisi ini dapat diakibatkan karena kurangnya
pengetahuan masyarakat pada penyakit hipertensi serta penanganan yang baik
dan tepat secara rutin. Rekomendasi dalam mengatasi hipertensi sebisa mungkin
dilaksanakan denganmaksimal oleh penderita hipertensi dan tim kesehatan
melalui tindakan farmakologis dan non farmakologis untuk menurunkan tekanan
darah. Rekomendasi untuk self management hipertensi menurut The European
Society of Hypertension meliputi modifikasi gaya hidup dan terapi pengobatan.
penatalaksanaan non farmakologis dalam mengurangi kejadian hipertensi dapat
dilaksanakan dengan memodifikasi gaya hidup. Ragot et. al., (2005) berpendapat
jikabahwa penderita hipertensi yang memodifikasi gaya hidup dalammengontrol
tekanan darahnya terdapat hanya sebanyak 30% dari seluruh penderita hipertensi.
Seseorang yang menderita penyakit kardiovaskuler diharapkan untuk
melakukanperawatan terhadap dirinya sendiri sebagai salah satu penanganan
penyakit untuk meningkatkan kulaitas hidup (Emdat Surayitno, 2020).
3
1.2 Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi permasalahan dalam kegiatan Home Visit (Keluarga
Binaan) ini yaitu :
1. Seberapa besar program enyakit Hipertensi dengan Pendekatan Keluarga dari
keluarga binaan anda ?
2. Bagaimana memberdayakan anggota rumah tangga agar sadar, mau dan
mampu melakukan Pernyakit Hipertensi untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatannya, mencegah risiko terjadinya penyakit dan
melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakan
kesehatan masyarakat ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan home visit (rumah binaan) dengan indikator
PIS-PK yang saya lakukan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui seberapa besar penyakit hipertensi dari keluarga binaan
dalam kegiatan home visit yang ada di Desa Wawondengi Kecamatan
Moramo Kabupaten Konawe Selatan.
2. Untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi
keluarga binaan dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi
dan melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku
melalui pemberdayaan masyarakat.
3. Untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar sadar, mau dan mampu
melakukan PIS-PK untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya,
mencegah resiko terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman
penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.
4. Untuk mengetahui perubahan pengetahuan dan tindakan mengenai PIS-PK
setelah dilakukan home visit pada keluarga yang menjadi target.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
Sedangkan berdasarkan The Sixth Report Of the Joint National Committee
on Preventation,Detection,Evaluation and Treatment of High Bload Pressure
1997 klafisikasi hipertensi yaitu :
Kategori Sistolik Diastolik Rekomendasi
(mmHg) (mmHg)
Normal <130 <85 Periksa ulang dalam 2 tahun
6
Gelisah
Pandangan menjadi kabur
7
BAB III
METODE
8
3.3 Identifikasi Masalah
Adapun masalah yang diperoleh dari responden yaitu kurangnya
pengetahuan responden mengenai penyakit Hipertensi. Berdasarkan hasil
identifikasi masalah yang ditemukan setelah melakukan wawancara dengan cara
pendekatan kepada responden yang menjadi objek kegiatan home visit ini ialah
keluarga yang memiliki pengetahuan tentang penyakit hipertensi yang minim.
9
No. Waktu Hari &Tanggal Kegiatan Kunjungan Tempat
Master tabel hipertensi home visit pre test dan post test
10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Adapun hasil yang diperoleh dari responden berdasarkan pengisian pre-test
kuisioner yang dilakukan dengan metode wawancara kepada keluarga binaan
didapatkan beberapa permasalahan mengenai penyakit hipertensi, yaitu :
1. Pengetahuan
Dari hasil wawancara yang dilakukan, responden tidak
mengetahui penyakit-penyakit yang dapat timbul akibat hipertensi,
sementara hipertensi sangat berisiko dapat menyebabkan penyakit
berbahaya diantaranya penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, penyakit
arteri, bahkan kebutaan. Responden cukup mengetahui tentang
beberapa faktor penyebab hipertensi yang diantaranya faktor usia,
aktivitas fisik yang cukup, dan berlebihan dalam mengkonsumsi
makanan dengan kadar lemak tinggi dan mengkonsumsi garam yang
berlebihan, serta anak-anak tidak berisiko terkena hipertensi. Akan
tetapi, responden sulit untuk menerapkan pencegahan hipertensi karena
faktor kebiasaan.
2. Sikap
Dari segi sikap responden terhadap penyakit hipertensi,
responden ragu-ragu untuk mengatakan salah satu penyebab hipertensi
yaitu sebaiknya penderita hipertensi tidak mengonsumsi makanan yang
berisiko seperti makanan yang mengandung lemak atau minyak.
Selanjutnya responden tidak tahu bahwa salah satu langkah pencegahan
penyakit hipertensi yaitu akitivitas fisik, responden tidak tahu bahwa
melakukan aktifitas fisik minimal 30 menit dalam sehari dapat
mencegah penyakit hipertensi, kegiatan di tenpat keramaian juga
merupakan salah satu contoh aktivitas fisik seperti melakukan jalan-
11
jalan kecil dan hal lain sebagainya. Responden bersikap tidak setuju jika
ketika salah satu anggota keluarga terkena penyakit hipertensi dibiarkan
begitu saja. Responden tidak ragu untuk mengatakan bahwa sakit
kepala, stress dan kelelahan. Responden juga rutin memeriksakan diri
ke fasilitas kesehatan akan tetapi responden sulit untuk mematuhi aturan
makan dan aktivitas fisik yang direkomendasikan oleh petugas
kesehatan karena kebiasaan dan keterbatasan biaya.
4.2 Pembahasan
Pengetahuan responden mengenai penyakit hipertensi dikatakan cukup,
namun sikap dan tindakan yang masih kurang cukup. Dari segi pengetahuan, dari
10 pertanyaan yang diajukan, responden menjawab 8 pertanyaan dengan benar,
yang menandakan pengetahuannya masih sangat kurang cukup. Dengan
pengetahuan yang cukup tersebut dilatar belakangi dengan tingkat pendidikan
terakhir yaitu Sekolah Menengah Pertama.
Sikap responden terhadap penyakit hipertensi, mengatakan setuju untuk
menghindari makanan yang mengandung lemak atau minyak dengan kadar yang
tinggi karena dan meningkatkan risiko penyakit hipertensi, informasi ini
responden dapatkan ketika mengikuti penyuluhan atau sedang diadakannya
kunjungan oleh fasilitas pelayanan kesehatan, kemudian informasi ini di
implementasikan dalam bentuk sikap. Responden mengatakan jarang untuk
melakukan aktifitas fisik minimal 30 menit sehari seperti berjalan kaki ke pasar
dan ke tempat keramaian sebagai langkah untuk mencegah penyakit hipertensi,
hal ini disebabkan responden kelelahan setelah bekerja dan melakukan aktifitas
fisik yang lainnya. Selanjutnya, responden mengatakan tidak setuju apabila salah
satu anggota keluarga yang menderita hipertensi dibiarkan begitu saja, ketika
salah satu anggota keluarga terkena penyakit hipertensi maka responden akan
membelikan obat penurun tekanan darah setelah melakukan konsultasi di apotek
terdekat.
12
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari kegiatan home visit yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan
bahwa responden tidak tahu bahwa olahraga secara teratur dapat membantu
seseorang mencegah hipertensi dan juga kelelahan, sakit kepala, dan stress yang
terjadi merupakan salah satu penyebab terjadinya hipertensi, selain itu juga
responden juga tidak mengetahui bahwa stroke merupakan salah satu penyakit
komplikasi yang terjadi akibat hipertensi.
5.2 Saran
Kerjasama berbagai pihak dalam proses pendekatan kepada masyarakat
khususnya pada Dinas Kesehatan untuk melakukan penyuluhan terkait dengan
hipertensi dan keikutsertaan pihak keluarga akan pengawasan setiap anggota
keluarga yang mengidap hipertensi. Selain itu perlu adanya pengawasan yang
dilakukan oleh puskesmas setempat terhadap masyarakat yang menderita
hipertensi.
13
DAFTAR PUSTAKA
14
LAMPIRAN
1. Dokumentasi pelaksanaan kegiatan Home Visit(keluarga
Binaan)
15
Gambar 2. Pemberian Leaflet Edukasi kepada keluarga binanaan
16
2. Leaflet Edukasi Sebagai Bahan Intervensi Non fisik
17