Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN

KELUARGA BINAAN (HOME VISIT)

OLEH:

NAMA : MELINDA RAHMADANI


NIM : J1A120319
LOKASI : DESA PUDARIA JAYA

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2022

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga pelaksanaan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) I
Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Angkatan 2020 di Desa Wawondengi
Kecamatan Moramo Kabupaten Konawe Selatan Kota Kendari dapat terselesaikan
dengan baik, dan atas izin-Nya pula sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini
sesuai dengan waktu yang ditentukan.

Laporan Home Visit Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) I ini, pada hakekatnya,
memuat tentang hasil pendataan tentang status PIS-PK masyarakat di Desa
Wawondengi, Kecamatan Moramo, Kota Kendari yang telah kami lakukan selaku
mahasiswa PBL I. Adapun pelaksanaan kegiatan Home Visit Pengalaman Belajar
Lapangan (PBL) I ini dilaksanakan mulai pada tanggal 9 Agustus 2022 sampai selesai.

Oleh karena itu, dalam kesempatan ini saya dengan segala kerendahan hati
menyampaikan penghargaan, rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Ibu Fifi Nirmala G S,SI. M. Kes selaku Pembimbing lapangan PBL yang telah
meluangkan waktu dan pemikirannya dalam mengarahkan kami menyusun laporan ini.

Saya selaku peserta Pengalaman Belajar Lapangan anggota kelompok 20 (Dua


puluh) mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Yusuf Sabilu M.Si Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

2. Bapak Prof. Dr. H. Ruslan Majid, M. Kes selaku Wakil Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat bidang Akademik.
3. Bapak Dr Suhadi, SKM, M. Kes selaku Wakil Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat bidang Umum, Perencanaan Dan Keuangan.

i
4. Ibu Dr. Nani Yuniar S.Sos, M.Kes selaku Wakil Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat bidang Kemahasiswaan dan alumni.
5. Ibu Dr. Asnia Zainuddin, M. Kes selaku Ketua Jurusan Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kesehatan Masyarakat.
6. Bapak La Ode Muhamad Sety S.KM.,M.Epid selaku Pembimbing Lapangan
Kelompok 20 Desa Pudaria Jaya dan seluruh Dosen Pembimbing Lapangan PBL
yang senantiasa mengawasi bimbingannya.
7. Bapak Wahyu Awiyanto selaku Kepala Desa Pudaria Jaya Kecamatan Moramo
Kabupaten Konawe Selatan.

8. Tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh-tokoh agama beserta seluruh masyarakat Desa


Pudaria Jaya atas kerja samanya sehingga pelaksanaan kegiatan home visit dapat
berjalan sesuai jalur.
9. Keluarga Ibu Marsina dan yang telah meluangkan waktunya untuk saya pribadi
melakukan home visit dan
10. Seluruh teman-teman kelompok yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.

Sebagai manusia biasa, penulis menyadari bahwa laporan home visit PBL 1 ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun. Akhir kata, semoga laporan home visit ini dapat bermanfaat,
Aamiin.

Pudaria Jaya, 20 Agustus 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i


DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 4
1.3 Tujuan ............................................................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 5
2.1 Pengertian Hipertensi ...................................................................................... 5
2.2 Gejala Hipertensi ............................................................................................. 6
2.3 Penyebab Hipertensi ........................................................................................ 7
BAB III METODE.................................................................................................... 8
3.1 Kriteria Pemilihan Keluarga Binaan................................................................. 8
3.2 Lokasi dan Waktu Kegiatan ............................................................................. 8
3.3 Identifikasi Masalah ........................................................................................ 9
3.4 Kegiatan Intervensi .......................................................................................... 9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................11
4.1 Hasil ...............................................................................................................11
4.2 Pembahasan ....................................................................................................12
BAB V PENUTUP ..................................................................................................13
5.1 Kesimpulan ....................................................................................................13
5.2 Saran ..............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................14
LAMPIRAN ............................................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Definisi sehat menurut kesehatan dunia (WHO) adalah suatu keadaan
sejahtera yang meliputi fisik, mental dan sosial yang tidak hanya bebas dari
penyakit atau kecacatan. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,
mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup
produktif secara sosial dan ekonomis (Undang-Undang No. 36 Tahun 2009).
PIS-PK adalah Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program
dari agenda ke-5 Nawa Cita, yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia
Indonesia. Sasaran dari Program Indonesia Sehat adalah meningkatnya derajat
kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan
pelayanan kesehatan. Sasaran ini sesuai dengan sasaran pokok Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMN) 2015-2019, yaitu: (1)
meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak, (2) meningkatnya 2
pengendalian penyakit, (3) meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan
dasar dan rujukan terutama di daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan, (4)
meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu Indonesia
Sehat dan kualitas pengelolaan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
Kesehatan, (5) terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin, serta
(6) meningkatnya responsivitas sistem kesehatan.
Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
(PIS-PK) bertujuan untuk meningkatkan akses keluarga berserta anggotanya
terhadap pelayanan kesehatan yang komprehensif, meliputi pelayanan promotif
dan preventif serta pelayanan kuratif dan rehabilitatif dasar, mendukung
pencapaian standar pelayanan minimal kabupaten/kota; melalui peningkatan
akses dan skrining kesehatan, mendukung pelaksanaan jaminan kesehatan

1
nasional dengan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjadi peserta
Jaminan Kesehatan Nasional; dan mendukung tercapainya tujuan Program
Indonesia Sehat dalam rencana strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-
2019.
Hipertensi adalah suatu keadaan ketika tekanan darah di pembuluh darah
meningkat secara kronis. Hal tersebut dapat terjadi karena jantung bekerja lebih
keras memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh.
Kriteria hipertensi yang digunakan pada penetapan kasus merujuk pada kriteria
diagnosis Joint National Committee (JNC) VII tahun 2003, yaitu hasil
pengukuran tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg atau tekanan darah
diastolic lebihdari 90 mmHg (Damayantie, 2018).
Menurut perkembangan saat ini hipertensi menjadi masalah global karena
prevalensi yang terus meningkat sejalan dengan perubahan gaya hidup seperti
merokok, obesitas (pola makan), inaktivitas fisik. Di Indonesia, prevalensi
hipertensi mengalami peningkatan yaitu dari 7,6% pada tahun 2007 menjadi
9,5% pada tahun 2013 (Kemenkes RI, 2013).Menurut batasan hipertensi yang
dipakai sekarang ini, diperkirakan 23% wanita dan 14% pria berusia lebih dari
65 tahun menderita hipertensi. Menurut data dinas kesehatan Jawa Timur tahun
2012 berdasarkan data dari RSU Pemerintah, penderitahipertensi berjumlah
226.668 orang yang melakukan rawat jalan, sedangkan penderita yang rawat inap
berjumlah 20.088 orang (Octavianus Klaudius Laka, 2018).
Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang telah menyerang penduduk
sebesar 22% didunia (WHO, 2014). Angka kejadian hipertensi di Asia Tenggara
mencapai 36%. Di Indonesia hasil dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
2018, Indonesia memiliki prevalensi kejadian hipertensi sebesar 34,1%
(Kementerian Kesehatan, 2019). Jika penyakit hipertensi tidak dapat terkontrol
dengan baik, maka dapat menyebabkan gangguan ginjal, serangan stroke serta
kebutaan. Hasil dari Riskesdas tahun 2010 menjelaskan bahwa penyakit
hipertensi menjadi penyebab kematian nomor tiga setelah stroke dan tuberkulosis

2
dengan jumlah mencapai 6,8%(Kementerian Kesehatan, 2008). Prevalensi akan
semakin meningkat seiring dengan bertambahnya usia (Tiara, 2020).
Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan penyakit yang ditandai
dengan peningkatan tekanan darah melebihi normal. Hipertensi sering
mengakibatkan keadaan yang berbahaya karena keberadaannya sering kali tidak
disadari dan kerap tidak menimbulkan keluhan yang berarti; sampai suatu waktu
terjadi komplikasi jantung, otak, ginjal, mata , pembuluh darah, atau organ-organ
vital lainnya. Namun demikian penyakit hipertensi sangat dipengaruhi oleh
makanan yang dikonsumsi masyarakat. Pola hidup sehat dan pola makan sehat
merupakan pilihan tepat untuk menjaga diri terbebas dari hipertensi. Semuanya
dilakukan secara terus menerus, tidak boleh temporer. Sekali kita lengah menjaga
diri dengan tidak mengikuti pola hidup sehat, dipastikan kita akan mudah terkena
hipertensi dan penyakit lainnya (Meylen South, 2019).
Penderita hipertensi mayoritas mempunyai keluhan bergantung pada anda
dan gejala yang dirasakan pada saat itu tanpa peduli terhadap penanganan yang
lebih intensif dan tepat. Kondisi ini dapat diakibatkan karena kurangnya
pengetahuan masyarakat pada penyakit hipertensi serta penanganan yang baik
dan tepat secara rutin. Rekomendasi dalam mengatasi hipertensi sebisa mungkin
dilaksanakan denganmaksimal oleh penderita hipertensi dan tim kesehatan
melalui tindakan farmakologis dan non farmakologis untuk menurunkan tekanan
darah. Rekomendasi untuk self management hipertensi menurut The European
Society of Hypertension meliputi modifikasi gaya hidup dan terapi pengobatan.
penatalaksanaan non farmakologis dalam mengurangi kejadian hipertensi dapat
dilaksanakan dengan memodifikasi gaya hidup. Ragot et. al., (2005) berpendapat
jikabahwa penderita hipertensi yang memodifikasi gaya hidup dalammengontrol
tekanan darahnya terdapat hanya sebanyak 30% dari seluruh penderita hipertensi.
Seseorang yang menderita penyakit kardiovaskuler diharapkan untuk
melakukanperawatan terhadap dirinya sendiri sebagai salah satu penanganan
penyakit untuk meningkatkan kulaitas hidup (Emdat Surayitno, 2020).

3
1.2 Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi permasalahan dalam kegiatan Home Visit (Keluarga
Binaan) ini yaitu :
1. Seberapa besar program enyakit Hipertensi dengan Pendekatan Keluarga dari
keluarga binaan anda ?
2. Bagaimana memberdayakan anggota rumah tangga agar sadar, mau dan
mampu melakukan Pernyakit Hipertensi untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatannya, mencegah risiko terjadinya penyakit dan
melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakan
kesehatan masyarakat ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan home visit (rumah binaan) dengan indikator
PIS-PK yang saya lakukan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui seberapa besar penyakit hipertensi dari keluarga binaan
dalam kegiatan home visit yang ada di Desa Wawondengi Kecamatan
Moramo Kabupaten Konawe Selatan.
2. Untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi
keluarga binaan dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi
dan melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku
melalui pemberdayaan masyarakat.
3. Untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar sadar, mau dan mampu
melakukan PIS-PK untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya,
mencegah resiko terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman
penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.
4. Untuk mengetahui perubahan pengetahuan dan tindakan mengenai PIS-PK
setelah dilakukan home visit pada keluarga yang menjadi target.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Hipertensi


Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan seseorang
mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal pada pemeriksaan tekanan
darah. Ketetapan di Indonesia, seseorang dikatakan menderita hipertensi jika
tekanan darahnya sama dengan atau lebih dari 140/90 mmHg. Hipertensi sering
ditemukan pada lansia dan biasanya tekanan sistoliknya yang meningkat.
Sementara menurut para ahli, angka kematian akibat penyakit jantung pada lansia
dengan hipertensi adalah tiga kali lebih sering dibandingkan lansia tanpa
hipertensi pada usia yang sama (Octavianus Klaudius Laka, 2018).
Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah peningkatan tekanan darah
didalam arteri. Arteri adalah pembuluh darah yang mengangkut darah dari
jantung dan dialirkan ke seluruh jaringan dan organ tubuh. Tekanan darah tinggi
(hipertensi) bukan berarti emosi yang berlebihan, walaupun emosi dan stres dapat
meningkatkan tekanan darah untuk sementara waktu. Seseorang dikatakan
terkena hipertensi tidak hanya dengan 1 kali pengukuran, tetapi 2 kali atau lebih
pada waktu yang berbeda. Waktu yang paling baik saat melakukan tekanan darah
adalah saat istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring. Klasifikasi tekanan
darah menurut WHO

Klasifikasi Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)


Normotensi <140 <90
Hipertensi ringan 140-180 90-105
Hipertensi perbatasan 140-160 90-95
Hipertensi sedang dan berat >180 >105
Hipertensi sistolik terisolasi >140 <90
Hipertensi sistolik perbatasan 140-160 <90

5
Sedangkan berdasarkan The Sixth Report Of the Joint National Committee
on Preventation,Detection,Evaluation and Treatment of High Bload Pressure
1997 klafisikasi hipertensi yaitu :
Kategori Sistolik Diastolik Rekomendasi

(mmHg) (mmHg)
Normal <130 <85 Periksa ulang dalam 2 tahun

Perbatasan 130-139 85-89 Periksa ulang dalam 1 tahun

Hipertensi tingkat 1 140-159 90-99 Konfirmasi dalam 1/2 bulan.


Anjurkan modifikasi gaya hidup

Hipertensi tingkat 2 160-179 100-109 Evaluasi/rujuk dalam 1 bulan

Hipertensi tingkat 3 ≥180 ≥110 Evaluasi/rujuk segera dalam 1


minggu berdasarkan kondisi
medis

2.2 Gejala Hipertensi


Pada sebagian besar penderita hipertensi tidak menimbulkan gejala.
Meskipun demikian secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan
dipercaya berhubungan dengan hipertensi (padahal sebenarnya tidak). Gejala
yang di maksud adalah sakit kepala,pendarahan dari hidung,pusing,wajah
kemerahan dan kelelahan.
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati bisa timbul gejala
berikut :
 Sakit kepala
 Kelelahan
 Mual
 Muntah
 Sesak nafas

6
 Gelisah
 Pandangan menjadi kabur

Kadang penderita hipertensi berat penurunan kesadaran dan bahkan koma


karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopoti hipertensif
yang memerlukan penanganan segera (Suryadi Tjekyan, 2017).

2.3 Penyebab Hipertensi


Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Hipertensi primer/esensial adalah hipertensi yang tidak atau belum di ketahui
penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopaik. Terdapat 95% kasus. Banyak
faktor yang mempengaruhi seperti genetik, lingkungan, hiperativitis susunan
simpatis, system renin-angiotensis, defek dalam ekskresi Na, peningkatan Na
dan Ca intraselular, dan factor-faktor yang meningkatkan risiko, seperti
obesitas, alcohol, merokok serta polisitemia.
2. Hipertensi sekunder, terdapat sekitar 5% kasus. Penyebab spesifiknya
diketahui seperti penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vascular
renal, hiperaldosteronisme primer, dan sindrom cushing, feokromositomo,
koarktasio aorta, hipertensi yang berhubung dengan kehamilan, dan lain-lain
(Suryadi Tjekyan, 2017).

7
BAB III
METODE

3.1 Kriteria Pemilihan Keluarga Binaan


Berdasarkan cara pemilihan untuk tugas pembinaan PIS-PK tatanan rumah
tangga di Desa Wawodengi, Kecamatan Moramo, dilakukan dengan membagi
rumah-rumah berdasarkan gambar mapping hasil PBL 1 yaitu rumah yang
berwarna kuning . Dalam kegiatan home visit ini objeknya adalah keluarga yang
berada di Desa Dusun 1 sampai dengan Dusun 3 di Desa Pudaria Jaya, yang
bertempat tinggal di Dusun 1 yaitu dengan nama kepala keluarga Bapak Marsina.
Alasan pemilihan kriteria tersebut adalah dikarenakan kondisi rumah Bapak
tersebut tidak memenuhi kedua belas indikator PIS-PK rumah tangga dan dirasa
lebih mudah untuk memberikan masukan dan pendapat untuk dijadikan RT
rumah binaan atau kegiatan home visit. Dan juga kondisi rumah keluarga tersebut
hanya mencapai tingkat indikator dengan level warna kuning (Pra sehat).

3.2 Lokasi dan Waktu Kegiatan


Lokasi pelaksanaan keluarga binaan atau home visit yaitu di Desa Pudaria
Jaya, Kecamatan Moramo, Kabupaten Konawe Selatan yang telah menjadi
pelaksanaan PBL 1 sampai dengan PBL 2. Dalam kegiatan home visit kami
ditugaskan memilih rumah yang akan menjadi target home visit kami. Penentuan
rumah kunjungan atau rumah binaan dalam kelompok kami yaitu kelompok 20
dilakukan secara turun pertim (3 orang 1 rumah), sesuai dengan tim pembagian
kuisioner door to door yang telah dilakukan sebelumnya untuk memperoleh data
kuisioner. Tim yang mendata dan mendapat target rumah keluarga yang berstatus
PIS-PK yang berwarnan kuning akan turun kembali mengecek dan menjadi target
dalam kegiatan tugas home visit, lalu dilakukan kunjungan 1-2 kali kunjungan
sampai ke tahap mengedukasi atau memberikan pemahaman dan penyebaran
poster untuk keluarga binaan tersebut.

8
3.3 Identifikasi Masalah
Adapun masalah yang diperoleh dari responden yaitu kurangnya
pengetahuan responden mengenai penyakit Hipertensi. Berdasarkan hasil
identifikasi masalah yang ditemukan setelah melakukan wawancara dengan cara
pendekatan kepada responden yang menjadi objek kegiatan home visit ini ialah
keluarga yang memiliki pengetahuan tentang penyakit hipertensi yang minim.

3.4 Kegiatan Intervensi


Kegiatan intervensi yang dilakukan yaitu intervensi non fisik melalui
wawancara dengan menggunakan metode pemberian penyuluhan kesehatan.
Penyuluhan kesehatan diberikan berdasarkan hasil penentuan prioritas masalah
dari rumah responden mengenai penyakit hipertensi. Kegiatan penyuluhan yang
diberikan kepada responden adalah sebagai berikut :
1. Menjelaskan secara langsung kepada responden pengenalan dasar
tentang penyakit hipertensi.
2. Menjelaskan secara singkat faktor penyebab penyakit hipertensi
kepada responden.
3. Menggambarkan tentang sebab akibat dari penyakit hipertensi.

4. Menjelaskan tentang bahaya hipertensi apabila merasakan gejala


namun tidak memeriksakan ke fasilitas pelayanan kesehatan

9
No. Waktu Hari &Tanggal Kegiatan Kunjungan Tempat

1. 15:30 Selasa, 9 Agustus Pemberian kuesioner pre Rumah


2022 test dan post test responden

2. 15:30 Rabu,10 Agustus 2022 Pemberian edukasi terkait Rumah


gejala dan pencegahan responden
hipertensi
3. 10:00 Kamis, 11 Agustus Pembagian poster untuk Rumah
2022 pencegahan hipertensi responden

Master tabel hipertensi home visit pre test dan post test

Nama Umur Jenis Q Q Q Q Q Q Q Q Q Q1 Tota l


Kelamin 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
B S
Marsina 55 Perempuan 1 1 1 1 1 - - 1 1 1 8 2

10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Adapun hasil yang diperoleh dari responden berdasarkan pengisian pre-test
kuisioner yang dilakukan dengan metode wawancara kepada keluarga binaan
didapatkan beberapa permasalahan mengenai penyakit hipertensi, yaitu :
1. Pengetahuan
Dari hasil wawancara yang dilakukan, responden tidak
mengetahui penyakit-penyakit yang dapat timbul akibat hipertensi,
sementara hipertensi sangat berisiko dapat menyebabkan penyakit
berbahaya diantaranya penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, penyakit
arteri, bahkan kebutaan. Responden cukup mengetahui tentang
beberapa faktor penyebab hipertensi yang diantaranya faktor usia,
aktivitas fisik yang cukup, dan berlebihan dalam mengkonsumsi
makanan dengan kadar lemak tinggi dan mengkonsumsi garam yang
berlebihan, serta anak-anak tidak berisiko terkena hipertensi. Akan
tetapi, responden sulit untuk menerapkan pencegahan hipertensi karena
faktor kebiasaan.
2. Sikap
Dari segi sikap responden terhadap penyakit hipertensi,
responden ragu-ragu untuk mengatakan salah satu penyebab hipertensi
yaitu sebaiknya penderita hipertensi tidak mengonsumsi makanan yang
berisiko seperti makanan yang mengandung lemak atau minyak.
Selanjutnya responden tidak tahu bahwa salah satu langkah pencegahan
penyakit hipertensi yaitu akitivitas fisik, responden tidak tahu bahwa
melakukan aktifitas fisik minimal 30 menit dalam sehari dapat
mencegah penyakit hipertensi, kegiatan di tenpat keramaian juga
merupakan salah satu contoh aktivitas fisik seperti melakukan jalan-

11
jalan kecil dan hal lain sebagainya. Responden bersikap tidak setuju jika
ketika salah satu anggota keluarga terkena penyakit hipertensi dibiarkan
begitu saja. Responden tidak ragu untuk mengatakan bahwa sakit
kepala, stress dan kelelahan. Responden juga rutin memeriksakan diri
ke fasilitas kesehatan akan tetapi responden sulit untuk mematuhi aturan
makan dan aktivitas fisik yang direkomendasikan oleh petugas
kesehatan karena kebiasaan dan keterbatasan biaya.

4.2 Pembahasan
Pengetahuan responden mengenai penyakit hipertensi dikatakan cukup,
namun sikap dan tindakan yang masih kurang cukup. Dari segi pengetahuan, dari
10 pertanyaan yang diajukan, responden menjawab 8 pertanyaan dengan benar,
yang menandakan pengetahuannya masih sangat kurang cukup. Dengan
pengetahuan yang cukup tersebut dilatar belakangi dengan tingkat pendidikan
terakhir yaitu Sekolah Menengah Pertama.
Sikap responden terhadap penyakit hipertensi, mengatakan setuju untuk
menghindari makanan yang mengandung lemak atau minyak dengan kadar yang
tinggi karena dan meningkatkan risiko penyakit hipertensi, informasi ini
responden dapatkan ketika mengikuti penyuluhan atau sedang diadakannya
kunjungan oleh fasilitas pelayanan kesehatan, kemudian informasi ini di
implementasikan dalam bentuk sikap. Responden mengatakan jarang untuk
melakukan aktifitas fisik minimal 30 menit sehari seperti berjalan kaki ke pasar
dan ke tempat keramaian sebagai langkah untuk mencegah penyakit hipertensi,
hal ini disebabkan responden kelelahan setelah bekerja dan melakukan aktifitas
fisik yang lainnya. Selanjutnya, responden mengatakan tidak setuju apabila salah
satu anggota keluarga yang menderita hipertensi dibiarkan begitu saja, ketika
salah satu anggota keluarga terkena penyakit hipertensi maka responden akan
membelikan obat penurun tekanan darah setelah melakukan konsultasi di apotek
terdekat.

12
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari kegiatan home visit yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan
bahwa responden tidak tahu bahwa olahraga secara teratur dapat membantu
seseorang mencegah hipertensi dan juga kelelahan, sakit kepala, dan stress yang
terjadi merupakan salah satu penyebab terjadinya hipertensi, selain itu juga
responden juga tidak mengetahui bahwa stroke merupakan salah satu penyakit
komplikasi yang terjadi akibat hipertensi.

5.2 Saran
Kerjasama berbagai pihak dalam proses pendekatan kepada masyarakat
khususnya pada Dinas Kesehatan untuk melakukan penyuluhan terkait dengan
hipertensi dan keikutsertaan pihak keluarga akan pengawasan setiap anggota
keluarga yang mengidap hipertensi. Selain itu perlu adanya pengawasan yang
dilakukan oleh puskesmas setempat terhadap masyarakat yang menderita
hipertensi.

13
DAFTAR PUSTAKA

Damayantie, N. H. (2018). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku


Penatalaksanaan Hipertensi oleh Penderita di Wilayah Kerja Puskesmas
Sekernan Ilir Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2018. Jurnal Ners dan
Kebidanan.

Emdat Surayitno, N. H. (2020). Pendampingan Lansia Dalam Pencegahan


Komplikasi Hipertensi. Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan, 4.

Meylen South, H. B. (2019). Hubungan Gaya Hidup Dengan Kejadian Hipertensi di


Puskesmas Kolongan Kecamatan Kalawat Kabupaten Minahasa Utara.
Journal Keperawatan (e-Kep), 2.

Octavianus Klaudius Laka, D. W. (2018). Hubungan Hipertensi Dengan Tingkat


Kecemasan Pada Lansia di Posyandu Lansia Desa Banjarejo Kecamatan
Ngatang Malang. Nursing News, 3.

Suryadi Tjekyan, M. Z. (2017). Faktor-Faktor Resiko, angka Kejadian dan Gejala


Hipertensi pada Penduduk Palembang. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 3,
180-191.

Tiara, U. I. (2020). Hubungan Obesitas Dengan Hipertensi. Jurnal Kedokteran, 2.

14
LAMPIRAN
1. Dokumentasi pelaksanaan kegiatan Home Visit(keluarga
Binaan)

Gambar 1. Pemberian pre-tes sekaligus pemberian edukasi

15
Gambar 2. Pemberian Leaflet Edukasi kepada keluarga binanaan

Gambar 4. Foto Bersama keluarga binaan

16
2. Leaflet Edukasi Sebagai Bahan Intervensi Non fisik

17

Anda mungkin juga menyukai