MATA KULIAH
OLEH :
M. Ricalgi Polontalo
717523003
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan yang
berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Dr. dr. Isman Yusuf Sp.S sebagai dosen
pengampu mata kuliah MANAJEMEN PERENCANAAN DAN EVALUASI KESEHATAN
yang telah membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan karena
keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................. 1
DAFTAR ISI........................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang................................................................................................................... 3
1.2 Maksud dan Tujuan............................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................ 5
2.1 Perencanaan Puskesmas..................................................................................................... 5
2.2 Analisis Situasi................................................................................................................... 5
2.2.1 Data Profil Puskesmas.................................................................................................. 5
2.2.2 Data Survei Kesehatan dan Laporan Penyakit............................................................. 7
2.2.3 Data Mortalitas............................................................................................................. 9
2.3 Identifikasi Masalah dan kebutuhan Kesehatan Masyarakat............................................. 10
2.4 Tujuan dan Sasaran atas Masalah.................................................................................... 11
2.5 Strategi, Indikator, Monitoring dan Evaluasi atas Masalah............................................... 12
BAB III PENUTUP................................................................................................................ 14
2.1 Kesimpulan......................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................. 15
BAB I
PENDAHULUAN
Masyarakat dan unsur lainnya harus diajak serta dalam bentuk pemberdayaan dan
kemitraan mengelola kehidupan lingkungan yang layak sehingga konsep sehat secara
paripurna dapat tercapai. Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan masih
menempatkan masyarakat sebagai obyek, bukan sebagai subyek pembangunan
kesehatan. Bila masyarakat berperan aktif, seharusnya berbagai masalah kesehatan yang
timbul dewasa ini tidak perlu terjadi. Penyelenggaraan pembangunan kesehatan
diutamakan bagi penduduk rentan yakni ibu, bayi, anak, usia lanjut, dan keluarga miskin
yang dilaksanakan melalui peningkatan upaya pokok pembangunan kesehatan.
Untuk dapat terselenggaranya tugas ini, upaya kesehatan yang harus diutamakan
adalah yang bersifat promotif dan preventif, yang didukung oleh upaya kuratif dan atau
rehabilitatif. Dalam pengertian ini, upaya kesehatan akan lebih memprioritaskan kepada
upaya mempertahankan orang sehat agar tetap sehat, dan bila terjadi kesakitan tentu
harus diberikan pelayanan pengobatan yang memadai. Selain itu, agar dapat memelihara
dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat secara paripurna, perlu
pula diciptakan lingkungan yang sehat. Oleh karena itu, upaya penyehatan lingkungan
juga harus diprioritaskan. Upaya pembangunan kesehatan juga diarahkan guna mencapai
tujuan Program Indonesia Sehat melalui Pendekatan Keluarga (PIS-PK).
Berdasarkan data statistik tahun 2021, wilayah kerja Puskesmas Kota Utara Kota
Gorontalo memiliki luas sebesar 9,13 km2. Secara geografis Wilayah kerja Puskesmas
Kota Utara terletak pada N 0,56647 Lintang Utara dan E 123,06911 Bujur Timur. Secara
administratif wilayah kerja Puskesmas Kota Utara Kota Gorontalo terdiri dari 6 kelurahan
dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
Tenaga Medis di wilayah Puskesmas Kota Utara Kota Gorontalo terdiri dari 3 dokter
umum dan 1 dokter gigi.
Tenaga keperawatan terdiri dari bidan, perawat dan perawat gigi. Jumlah tenaga
keperawatan sebanyak 24 orang yang terdiri dari tenaga bidan sebanyak 11 orang,
tenaga perawat 12 orang dan tenaga perawat gigi 1 orang.
Tenaga Bidan terdiri dari lulusan SI, DIII, dan DI kebidanan. Perawat adalah
lulusan D III Keperawatan, S1 dan Profesi Ners
Tenaga kefarmasian meliputi tenaga teknis kefarmasian (Analis Farmasi, Asisten
Apoteker dan Sarjana Farmasi) dan Apoteker. Secara umum jumlah tenaga
kefarmasian di wilayah Puskesmas Kota Utara Kota Gorontalo sebanyak 3 orang.
Tenaga Apoteker yang bertugas di wilayah kerja Puskesmas Kota Utara sebanyak 2
orang
Jumlah tenaga Kesehatan Masyarakat (S1) di wilayah Kerja Puskesmas Kota Utara
Kota Gorontalo sebanyak 8 orang.
Jumlah tenaga kesehatan lingkungan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kota
Utara Kota Gorontalo pada sebanyak 1 orang.
Tenaga Nutrisionis yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kota Utara Kota
Gorontalo sebanyak 5 orang
Jumlah pejabat struktural dan tenaga penunjang/pendukung kesehatan di fasilitas
kesehatan yang ada di Puskesmas Kota Utara sebanyak 7 orang, yang terdiri dari
jumlah pejabat struktural di Puskesmas Kota Utara sebanyak 1 orang, yakni Tata
Usaha dan jumlah tenaga staf penunjang administrasi sebanyak 5 orang.
Persentase penduduk yang memiliki akses terhadap air minum yang layak
diwilayah kerja Puskesmas Kota Utara Kota Gorontalo secara umum sebesar 91.4%
atau 20.036 jiwa. Kelurahan dengan persentase tertinggi terhadap akses air minum
yang layak dicapai oleh Kelurahan Dembe Jaya 99,6% atau 3.490 jiwa dan Kelurahan
dengan persentase terendah yaitu Kelurahan Wongkaditi Barat sebesar 77,5% atau
2.269 jiwa.
Mortalitas adalah angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat
tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat berupa penyakit maupun sebab
lainnya dan digunakan sebagai indikator untuk mengukur frekuensi kematian pada
populasi spesifik dalam interval waktu dan tempat tertentu. Pada bagian ini akan
disajikan Angka Kematian Neonatal, Angka Kematian Bayi, Angka Kematian Balita, dan
Angka Kematian Ibu.
Angka Kematian Neonatal (AKN) adalah jumlah penduduk yang meninggal satu bulan
pertama setelah kelahiran (0-28 hari) yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup
pada tahun yang sama di wilayah Puskesmas Kota Utara tidak ada kematian neonatal.
Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR) yaitu jumlah bayi yang
meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran
hidup pada tahun yang sama dan merupakan salah satu indikator derajat kesehatan.
diwilayah Puskesmas Kota Utara Kota Gorontalo tidak ada kematian bayi.
Angka Kematian Balita per 1.000 Kelahiran Hidup
Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah kematian anak umur 0-4 tahun per
1.000 KH. AKABA mempresentasikan peluang terjadinya kematian pada fase antara
kelahiran dan sebelum anak berumur 5 tahun. Selain itu AKABA menggambarkan
keberhasilan program KIA, disamping faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh
terhadap kesehatan balita, seperti gizi, sanitasi, penyakit menular dan kecelakaan.
Secara menyeluruh selain kematian bayi, kematian balita juga merupakan indikator
dalam menggambarkan tingkat kesejahteraan sosial penduduk.
Millenium Development Goals (MDGs) menetapkan nilai normatif AKABA yaitu Sangat
tinggi 71-40, Sedang 20-70 dan rendah < 20. SDKI tahun 2007 mengestimasikan nilai
AKABA sebesar 44 per 1.000 KH.
Di wilayah kerja Puskesmas Kota Utara Kota Gorontalo tidak ada kematian balita.
Angka Kematian Ibu (AKI) atau Maternal Mortality Rate (MMR) menjadi salah satu
indikator penting dalam menentukan derajat kesehatan di Indonesia. AKI
menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait
dengan gangguan kehamilan atau penanganannya, tidak termasuk penyebab karena
kecelakaan atau insidentil. AKI mengacu pada jumlah kematian ibu pada masa
kehamilan, persalinan dan masa nifas. Sensitivitas AKI terhadap perbaikan pelayanan
kesehatan menjadikannya indikator keberhasilan pembangunan sektor kesehatan
Di wilayah kerja Puskesmas Kota Utara Kota Gorontalo tidak ada kematian ibu.
Prevalensi penyakit tidak menular dalam hal ini Angka hipertensi pada masyarakat
Masih ditemukannya penyakit DBD di wilayah kerja puskesmas
Belum Optimalnya angka kesembuhan berkaitan dengan kepatuhan minum obat pada
penyakit TB
Rasio Dokter dengan Jumlah peserta puskesmas yang belum ideal
Rendahnya akses pada air minum yang berkualitas pada salah satu kelurahan
Pengelolaan Sumber Daya: Puskesmas perlu mengelola sumber daya yang dimiliki
secara efektif dan efisien, termasuk sumber daya manusia, anggaran, sarana dan prasarana,
serta kerjasama dengan pihak eksternal. Pengelolaan sumber daya yang baik akan
mendukung pelaksanaan program dan kegiatan dengan optimal.
Profil Puskesmas Kota Utara (2021). Narasi Profil Puskesmas Kota Utara : Laporan
Akreditasi.
Saleh, S., Salam, A., & Kristiawati, R. (2020). Management Information System of Primary
Healthcare Center in Indonesia. Journal of Physics: Conference Series, 1521(2), 022045
World Health Organization. (2015). Integrated planning for health services: A WHO guide.
Geneva: World Health Organization.