Anda di halaman 1dari 25

PEDOMAN TEKNIS

PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN


PENYAKIT MENULAR
(P2M)

DINAS KESEHATAN KABUPATEN NGAWI


PUSKESMAS JOGOROGO
2017

UKM UPT Puskesmas Jogorogo Page 1


KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga Puskesmas Jogorogo dapat
menyusun pedoman teknis Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
(P2M) dengan baik dan benar.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
pedoman teknis ini. Oleh karena itu Puskesmas Jogorogo mengundang pembaca
untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun Puskesmas
JogorogoKritik konstruktif dari pembaca sangat Puskesmas Jogorogoharapkan
untuk penyempurnaan pedoman teknis selanjutnya.
Akhir kata semoga pedoman teknis ini dapat memberikan manfaat bagi
kita sekalian.

Jogorogo, Pebruari 2017

Peskesmas Jogorogo

UKM UPT Puskesmas Jogorogo Page 2


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................... 1

KATA PENGANTAR................................................................................. 2

DAFTAR ISI ............................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................4

1.1. Latar Belakang........................................................................................ 4

1.3. Tujuan..................................................................................................... 6

BAB II Igambaran umum Program P2P UPT Puskesmas Jogorogo 7

2.1. Definisi Puskesmas ................................................................................ 7

2.2. Macam-macam dan Penularan Penyakit Menular.................................. 7

2.3. Program Pemberantasan Penyakit Menular di Puskesmas..................... 10

2.4. Implementasi Pemberantasan Penyakit Menular Pada Puskesmas....... 20

BAB III Kebijakan Program P2 UPT Puskesmas Jogorogo 23

3.1. Arah Kebijakan...................................................................................... 23

3.2. Strategi Kebijakan.................................................................................. 23

3.3 Sasaran..................................................................................................... 23

3.4 Langkah-langkah Kebijakan.................................................................... 24

3.5 Uraian dan Rincian Kebijakan P2P.......................................................... 24

3.6 Kemitraan................................................................................................. 25

BAB IV PENUTUP....................................................................................... 26

4.1 Kesimpulan............................................................................................... 26

4.2 Saran......................................................................................................... 27

UKM UPT Puskesmas Jogorogo Page 3

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang

Untuk menciptakan bangsa yang memiliki kesadaran, kemauan, dan


kemampuan hidup sehat dibutuhkan kerjasama masyarakat dalam menciptakan
pembangunan kesehatan. Pembangunan kesehatan di Indonesia berfungsi untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat untuk hidup
sehat sehingga setiap orang dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
Pembangunan kesehatan di Indonesia masih perlu pembenahan yang
terkonsentrasi guna mewujudkan pembangunan kesehatan yang memiliki
pengaruh signifikan terhadap tingkat kesehatan masyarakat Indonesia yang
optimal. Di sini, peran masyarakat dan perangkat-perangkat kesehatan memiliki
peran yang sangat penting, salah satu perangkat kesehatan tersebut adalah
Puskesmas. Puskesmas merupakan sebuah institusi pelayanan kesehatan yang
berbasiskan masyarakat yang ikut berperan sebagai perangkat pembangunan
kesehatan milik pemerintah. Upaya kesehatan puskesmas meliputi upaya
kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan. Di sini, puskesmas
difungsikan sebagai ujung tombak penentu kinerja Kabupaten atau kota untuk
mewujudkan masyarakat yang sehat di wilayah kerjanya karena Puskermas
merupakan sarana pelayanan kesehatan dasar yang paling dekat dengan
masyarakat. Puskesmas juga merupakan ujung tombak penyelenggaraan UKM
maupun UKP di srata pertama pelayanan kesehatan, dan merupakan Unit
Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota yang bertanggungjawab
menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan di Kabupaten atau
Kota.

Untuk mencapai tujuan yang diinginkan digunakan nilai-nilai strategi


ke depan adalah sebagai berikut:
1. Profesional
2. Empati
3. Sopan
4. Optimal
5. Nyaman

UKM UPT Puskesmas Jogorogo Page 4


6. Amanah
Dengan Motto : Pelayananku adalah ibadahku
Serta Budaya Kerja kami : 4 K
KERJA KERAS, KERJA CERDAS, KERJA IKHLAS, KERJA TUNTAS
Sedangkan Visi pembangunan kesehatan Puskesmas Jogorogo adalah
Terwujudnya Masyarakat Kecamatan Jogorogo yang Sehat, Mandiri
dan Berkeadilan Kemandirian kesehatan masyarakat disini adalah
gambaran Masyarakat Kecamatan Jogorogo dimasa depan yang ingin
dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup
dalam lingkungan dengan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata,
serta berperan aktif di dalam setiap upaya kesehatan agar memiliki
derajat kesehatan yang setinggi tingginya.

Di dalam pembangunan kesehatan, Indonesia memiliki masalah kesehatan


yang cukup kompleks, dibuktikan dengan meningkatnya kasus penyakit menular,
banyaknya jumlah kematian yang terjadi, serta meningkatnya penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi, didukung dengan perolehan Indonesia dengan
peringkat 4 sedunia untuk kasus tuberculosis, selain itu Indonesia juga
memperoleh peringkat 1 untuk penularan HIV tercepat. Hal ini merupakan
masalah kesehatan yang sangat membutuhkan perhatian dan pembenahan. Namun
dalam pembenahan dan pembangunan kesehatan tidaklah mudah karena dipersulit
dengan adanya keterbatasan sumber daya manusia baik dalam aspek kualitas
maupun kuantitas. Dengan adanya Puskesmas sebagai upaya keperawatan
kesehatan masyarakat yang terdiri dari upaya wajib dan upaya pengembangan,
diharapkan pemberian pelayanan kesehatannya dapat mencegah dan memberantas
penyakit menular melalui upaya wajibnya yaitu P2M.

1.2 TUJUAN UMUM.

UKM UPT Puskesmas Jogorogo Page 5


1.2.1 Sebagai pedoman teknis penyusunan, penilaian, pengkajian dalam
melaksanakan kegiatan pencegahan, pemberantasan serta
penanggulangan penyakit.
1.2.2 Menurunkan angka kesakitan, kematian dan Kecacatan akibat
penyakit menular dan tidak menular

1.3 TUJUAN KHUSUS.


1.3.1 Meningkatkan kemampuan pencegahan, pemberantasan serta
penanggulangan penyakit.
1.3.2 Melaksanakan investigasi, penilaian cepat terhadap kejadian dan
mengidentifikasi daerah resiko penyebaran kasus KLB
1.3.3 Meningkatkan kerja sama lintas program dan lintas sektoral
secara baik.

UKM UPT Puskesmas Jogorogo Page 6


BAB II

GAMBARAN UMUM PROGRAM P2P


UPT PUSKESMAS JOGOROGO

2.1. Definisi Puskesmas

Definisi Puskesmas dalam KEPMENKES RI Nomor


279/MENKES/SK/IV/2006, Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas
kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Puskemas merupakan ujung
tombak penyelenggaraan UKM maupun UKP di strata pertama pelayanan
kesehatan, dan merupakan unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehtana
Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan sebagian tugas
pembangunan kesehatan di Kabupaten/Kota. Upaya kesehatan yang dilakukan
oleh Puskesmas ini meliputi upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan
pengembangan. Upaya kesehatan wajib terdiri dari Promosi kesehatan, Kesehatan
lingkungan, KIA/KB, P2M, Gizi dan Pengobatan.

2.2. Macam-macam dan Penularan Penyakit Menular

2.2.1. Penularan langsung dari manusia ke manusia

Ini dapat terjadi karena tetesan-tetesan halus yang terhambur dari batuk, berludah,
atau bersin, misalnya tuberkulose ; bersentuh (persetubuhan), misalnya pada
penyakit kelamin.

2.2.2. Penularan tidak langsung

A.Dengan perantara benda atau barang yang kotor (ada kumannya), biasanya air,
makanan dan susu segar. Sebagai contoh adalah perjalanan najis ke mulut.
Manusia makan bahan makanan dan minum air yang telah dikotori dengan kuman
penyebab penyakit. Penyakit-penyakit yang ditularkan dengan cara ini antara lain
ialah kolera dan disentri.

UKM UPT Puskesmas Jogorogo Page 7


B.Dengan perantara serangga atau gigitan binatang. Orang digigit serangga atau
binatang yang membawa kuman penyakit dalam saluran pencernaannya atau
dalam ludahnya. Sebagai contoh: Malaria, Filariasis, Dengue demam berdarah dan
Rabies.

2.2.3. Jika diketahui cara bagaimana penyakit itu menular, maka dapat dijalankan
3
usaha-usaha yang jitu untuk menghilangkan sumber infeksi, dan memutuskan
rantai penularan penyakit. Dengan demikian Puskesmas dapat banyak sekali
mengurangi kejadian (incidence) penyakit menular.Didalam pembatasan penyakit
sering dipakai istilah wabah dan kejadian luar biasa (KLB) yang artinya sebagai
berikut :

A. Wabah
Wabah adalah suatu peningkatan kejadian kesakitan/kematian yang telah meluas
secara cepat baik jumlah kasus maupun luas daerah terjangkit.
B. Kejadian Luar Biasa
Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah Timbulnya suatu kejadian kesakitan/kematian
dan atau meningkatnya suatu kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara
epidemiologis pada suatu kelompok penduduk dalam kurun waktu
tertentu.Kriteria KLB (kriteria kerja) antara lain:
1) Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada/tidak dikenal di
suatu daerah
2) Adanya peningkatan kejadian kesakitan/kematian yang dua kali atau lebih
dibandingkan dengan jumlah kesakitan/kematian yang biasa terjadi pada kurun
waktu sebelumnya (jam, hari, minggu) tergantung dari jenis penyakitnya.
3) Adanya peningkatan kejadian kesakitan terus menerus selama 3 kurun waktu
(jam, hari, minggu) berturut-turut menurut jenis penyakitnya
4) Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikkan dua kali
lipatatau lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun
sebelumnya
5) Angka rata-rata per bulan selama satu tahun menunjukkan kenaikan dua
kalilipat atau lebih dibanding dengan angka rata-rata perbulan dari tahun
sebelumnya
6) Case Fatality Rate (CFR) dari suatu penyakit dalam suatu kurun waktu
tertentumenunjukkan kenaikan 50% atau lebih, dibanding dengan CFR dari
periode sebelumnya

UKM UPT Puskesmas Jogorogo Page 8


7) Proposional Rate (PR) penderita baru dari suatu periode tertentumenunjukkan
kenaikan dua kali atau lebih periode yang sama dalam kurunwaktu/tahun
sebelumnya.
8) Beberapa penyakit khusus: kolera, DBD/DSS: Setiap peningkatan kasus dari
periode sebelumnya (pada daerah endemis), terdapat satu atau lebih penderita
baru dimana pada periode 4 minggusebelumnya daerah tersebut dinyatakan
bebas dari penyakit yangbersangkutan.
C. Penyakit-penyakit menular yang dilaporkan
Penyakit-penyakit menular yang dilaporkan adalah penyakit-penyakit yang
memerlukan kewaspadaan ketat yaitu penyakit-penyakit wabah atau yang
berpotensi wabah/atau yang dapat menimbulkan kejadian luar biasa (KLB)
Penyakit-penyakit menular dikelompokkan sebagai berikut:
1) Penyakit karantina atau penyakit wabah penting: Kholera Poliomylitis, Pes,
Difteri.
2) Penyakit potensial wabah/KLB yang menjalar dalam waktu cepat atau
mempunyai mortalitas tinggi, dan memerlukan tindakan segera: DHF, Campak,
Rabies, Diare, Pertusis.
3) Penyakit potensial wabah/KLB lainnya dan beberapa penyakit penting:
Malaria, Hepatitis, Enchephalitis, Frambosia, Typhus Abdominalis,Tetanus,
Influenza, Meningitis, Tetanus Neonatorum, Antrax, Keracunan.
4) Penyakit-penyakit menular yang tidak berpotensi wabah, tetapi diprogramkan,
di tingkat kecamatan dilaporkan secara bulanan melalui RR terpadu Puskesmas
ke kabupaten, dan seterusnya. Penyakit-penyakit tersebut meliputi: Cacing,
Lepra, Tuberculosa, Syphilis, Gonorhoea dan filariasis, dan lain-lain.
Dari penyakit-penyakit diatas, pada keadaan tidak ada wabah secara rutin hanya
yang termasuk kelompok 1 dan kelompok 2 yang perlu dilaporkan secara
mingguan, sementaara bagi penyakit kelompok 3 dan 4 secara rutin dilaporkan
bulanan.

2.3. Program Pemberantasan Penyakit Menular di Puskesmas

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular merupakan program pelayanan


kesehatan Puskesmas untuk mencegah dan mengendalikan penular penyakit
menular/infeksi (misalnya TB, DBD, Kusta dll). Tujuan dari program P2M ini
yaitu untuk menurunkan angka kesakitan, kematian, dan kecacatan akibat
penyakit menular.Prioritas penyakit menular yang akan ditanggulangi adalah

UKM UPT Puskesmas Jogorogo Page 9


Malaria, demam berdarah dengue, diare, polio, filaria, kusta tuberkulosis paru,
HIV/AIDS, pneumonia, dan penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi. Uraian tugas umum untuk koordinator unit pencegahan dan
pemberantasan penyakit menular yaitu menyusun perencanaan dan evaluasi
kegiatan di unit p2m, mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan di
unitnya, dan kut serta aktif mencegah dan mengawasi terjadinya peningkatan
kasus penyakit menular serta menindaklanjuti terjadinya KLB. Banyak sekali
upaya yang dilakukan oleh puskesmas untuk memberantas penyakit menular,
setelah puskemas bekerja, kinerja p2m puskesmas langsung dilaporkan kepada
kepala dinas kesehatan daerah tingkat II.

2.3.1. Ruang Lingkup Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

A. Surveilans epidemiologi
B. Imunisasi
C. TBC
D. Malaria
E. Kusta
F. DBD
G. Penanggulangan KLB
H. ISPA/Pnemonia
I. Filariasis
J. AFP
K. Diare
L. Rabies/Gigitan Hewan Penular Rabies (HPR)
M. Kesehatan Matra (Haji dan P. Bencana)
N. Frambusia
O. Leptospirosis
P. HIV/AIDS
Q. Penyakit tidak menular (DM, hipertensi, dll).
2.3.2. Kegiatan Pokok P2M
Secara umum, untuk pemberantasan penyakit menular, puskesmas memiliki tugas-
tugas yang terbagi dalam lima hal. Terdapat banyak sekali macam penyakit
menular, berikut ini jenis penyakit menular yang bersumber data dari puskesmas
berdasarkan KEPMENKES RI NOMOR 1479/MENKES/SK/X/2003 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular dan
Penyakit Tidak Menular Terpadu:

NO. Penyakit NO. Penyakit


1. Kolera 14. Malaria Klinis

UKM UPT Puskesmas Jogorogo Page 10


2. Diare 15. Malaria Vivax
3. Diare berdarah 16. Malaria falsifarum
4. Tifus perut klinis 17. Malaria mix
5. TBC paru BTA (+) 18. Demam berdarah dengue
6. Tersangka TBC paru 19. Demam dengue
7. Kusta PB 20. Pneumonia
8. Kusta MB 21. Sifilis
9. Campak 22. Gonrrhea
10. Difteri 23. Frambusia
11. Batuk rejan 24. Filariasis
12. Tetanus 25. Influensa
13. Hepatitis klinis

Kegiatan pokok pemberantasan penyakit menular oleh puskesmas terdiri dari


pencegahan dan penanggulangan faktor risiko, peningkatan imunisasi, penemuan
dan tatalaksana penderita, Peningkatan surveilens epidemiologi dan
penanggulangan wabah, serta Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi
(KIE) pencegahan dan pemberantasan penyakit.

A. Pencegahan dan Penanggulangan Faktor Risiko


Selain pasien yang telah terinfeksi penyakit menular, masyarakat yang memiliki
risiko tinggi juga perlu diperhatikan, karena masyarakat yang memiliki risiko
tinggi bisa memiliki risiko kapan saja terkena penyakit menular. Pencegahan dan
penanggulangan faktor risiko terdiri atas:
1) Menyiapkan materi dan menyusun rancangan peraturan dan perundang-
undangan,dan kebijakan pencegahan dan penanggulangan faktor risiko dan
diseminasinya
2) Menyiapkan materi dan menyusun rencana kebutuhan untuk pencegahan dan
penanggulangan faktor resiko
3) Menyediakan kebutuhan pencegahan dan penanggulangan faktor risiko sebagai
stimulam
4) Menyiapkan materi dan menyusun rancangan juklak/juknis/pedoman
pencegahandan penanggulangan faktor risiko
5) Meningkatkan kemampuan tenaga pengendalian penyakit untuk
melakukanpencegahan dan penanggulangan faktor risiko
6) Melakukan bimbingan, pemantauan dan evaluasi kegiatan pencegahan dan
penanggulangan faktor risiko
7) Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring kerja informasi
dankonsultasi teknis pencegahan dan penanggulangan faktor risiko

UKM UPT Puskesmas Jogorogo Page 11


8) Melakukan kajian program pencegahan dan penanggulangan faktor risiko
9) Membina dan mengembangkan UPT dalam pencegahn dan penanggulangan
faktor risiko.
10) Melaksanakan dukungan administrasi dan operasional pelaksanaan pencegahan
dan pemberantasan penyakit.
B. Peningkatan imunisasi
Imunisasi sangat penting untuk mencegah dan melindungi seseorang terjangkit
penyakit menular, ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh puskesmas dalam
hal peningkatan imunisasi yaitu:
1) Menyiapkan materi dan menyusun rancangan peraturan dan perundang-
undangan,dan kebijakan peningkatan imunisasi, dan diseminasinya
2) Menyiapkan materi dan menyusun perencanaan kebutuhan
peningkatanimunisasi
3) Menyediakan kebutuhan peningkatan imunisasi sebagai stimulan yang
ditujukanterutama untuk masyarakat miskin dan kawasan khusus sesuai dengan
skalaprioritas
4) Menyiapkan materi dan menyusun rancagan juklak juklak/juknis/protap
programimunisasi
5) Menyiapkan dan mendistribusikan sarana dan prasarana imunisasi
6) Meningkatkan kemampuan tenaga pengendalian penyakit untuk
melaksanakanprogram imunisasi
7) Melakukan bimbingan, pemantauan, dan evaluasi kegiatan imunisasi
8) Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring kerja informasi
dankonsultasi teknis peningkatan imunisasi
9) Melakukan kajian upaya peningkatan imunisasi
10) Membina dan mengembangkan UPT dalam upaya peningkatan imunisasi
11) Melaksanakan dukungan administrasi dan operasional pelaksanaan imunisasi
C. Penemuan dan tatalaksana penderita
Selain kunjungan penderita ke puskesmas, puskesmas harus berperan aktif dalam
penemuan dan kunjungan terhadap penderita. Penemuan dan tatalaksana penderita
terdiri atas upaya bimbingan, pemantauan, dan evaluasi kegiatan penemuan dan
tatalaksana penderita, serta meningkatkan kemampuan tenaga pengendalian
penyakit untuk melaksanakan program penemuan dan tatalaksana penderita. Di
dalam upaya penemuan dan tatalaksana penderita dibutuhkan kerjasama antara
masyarakat dan puskesmas untuk saling bekerjasama sehingga dapat
memabangun status kesehatan pada masyarakat yang optimal dengan
pemberantasan penyakit menular,sebagai contoh seperti kasus TBC yang
membutuhkan peran penting puskesmas. Apabila pasien berhenti dalam masa

UKM UPT Puskesmas Jogorogo Page 12


pengobatan akibat halangan tertentu atau lalainya pasien dalam kunjungan ke
puskesmas untuk kontrol, maka puskesmas harus aktif mengunjungi rumah
penderita, sebab apabila pasien tersebut berhenti minum obat, maka upaya
pemberantasan TBC dikatakan gagal dan pasien harus mengulang tahap
pengobatan mulai dari awal. Serta apabila pasien terus-terusan memberhentikan
pengobatan di tengah-tangah masa pengobatan, maka akan terjadi resistensi dan
hal ini dapat menyebabkan kemungkinan penyebaran penyakit semakin besar.
Itulah sebabnya, puskesmas terdekat harus mengunjungi rumah pasien agar dapat
menjangkau pasien dan menyukseskan upaya p2m. Kegiatan pokok dalam upaya
ini yaitu:
1) Menyiapkan materi dan menyusun rancangan peraturan dan
perundangundangan,dan kebijakan penemuan dan tatalaksana penderita dan
diseminasinya
2) Menyiapkan materi dan menyusun perencanaan kebutuhan penemuan dan
tatalaksana penderita
3) Menyediakan kebutuhan penemuan dan tatalaksana penderita sebagai
stimulan
4) Menyiapkan materi dan menyusun rancangan juklak/juknis/pedoman
program penemuan dan tatalaksana penderita
5) Meningkatkan kemampuan tenaga pengendalian penyakit untuk
melaksanakanprogram penemuan dan tatalaksana penderita
6) Melakukan bimbingan, pemantauan, dan evaluasi kegiatan penemuan dan
tatalaksana penderita
7) Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring kerja informasi
9 tatalaksana penderita
dankonsultasi teknis penemuan dan
8) Melakukan kajian upaya penemuan dan tatalaksana penderita
9) Membina dan mengembangkan UPT dalam upaya penemuan dan
tatalaksana penderita
10) Melaksanakan dukungan administrasi dan operasional pelaksanaan
penemuan dantatalaksana penderita.
D. Peningkatan surveilans epidemiologi dan penanggulangan wabah
Surveilans epidemilogi penyakit menular juga merupakan salah satu upaya
pemberantasan penyakit menular yang penting, karena dengan surveilans
epidemiologi penyakit menular, puskesmas dapat mengetahui penyebaran dan
hubungannya dengan faktor risiko, surveilans epidemiologi ini dapat mendukung

UKM UPT Puskesmas Jogorogo Page 13

10
pemberantasan penyakit menular dari data yang didapat oleh puskesmas itu
sendiri. Kegiatan pokok:
1) Menyiapkan materi dan menyusun rancangan peraturan dan perundang-
undangan,dan kebijakan peningkatan surveilans epidemiologi dan
penanggulangan KLB/wabah dan diseminasinya
2) Menyiapkan materi dan menyusun perencanaan kebutuhan
peningkatansurveilans epidemiologi dan penanggulangan KLB/wabah
3) Menyediakan kebutuhan peningkatan surveilans epidemiologi
danpenanggulangan KLB/wabah sebagai stimulan
4) Menyiapkan materi dan menyusun rancangan juklak/juknis/pedoman
programsurveilans epidemiologi dan penanggulangan KLB/wabah
5) Meningkatkan sistem kewaspadaan dini dan menanggulangi KLB/Wabah,
termasuk dampak bencana
6) Meningkatkan kemampuan tenaga pengendalian penyakit untuk
melaksanakanprogram surveilans epidemiologi dan penanggulangan
KLB/wabah
7) Melakukan bimbingan, pemantauan, dan evaluasi kegiatan
surveilansepidemiologi dan penanggulangan KLB/wabah
8) Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring kerja informasi
dankonsultasi teknis peningkatan surveilans epidemiologi dan
penanggulanganKLB/wabah
9) Melakukan kajian upaya peningkatan surveilans epidemiologi dan
penanggulangan KLB/wabah
10) Membina dan mengembangkan UPT dalam upaya peningkatan
surveilansepidemiologi dan penanggulangan KLB/wabah
11) Melaksanakan dukungan administrasi dan operasional pelaksanaan
surveilansepidemiologi dan penanggulangan KLB/wabah.
Surveilans merupakan kegiatan analisissecara sistematis dan terus menerus
terhadap penyakit atau masalah-masalahkesehatan dan kondisi yang
mempengaruhi terjadinyapeningkatan dan penularan penyakit atau masalah-
masalah kesehatantersebut, agar dapat melakukan tindakan penanggulangan
secara efektifdan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan
danpenyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program. Jadi,
surveilans epidemiologi penyakit menular merupakan kegiatan analisis secara
sistematis dan terus-menerus terhadao penyakit menular yang terjadi di suatu
wilayah tertentu agar dapat melakukan tindakan penanggulangaan penyakit

UKM UPT Puskesmas Jogorogo Page 14


menular secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan
dan penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara
programkesehatan.Tujuan surveilans epidemiologi penyakit menular yaitu:
1) Terkumpulnya data kesakitan, data laboratorium dan data KLB
penyakit menular di Puskesmas sebagai sumber data Surveilans Terpadu
Penyakit Menular.
2) Terdistribusikannya data kesakitan, data laboratorium serta data KLB
penyakit menular kepada unit surveilans DinasKesehatan Kabupaten/Kota,
unit surveilans Dinas Kesehatan Propinsidan unit surveilans Direktorat
Jenderal Pemberantasan PenyakitMenular
3) Terlaksananya pengolahan dan penyajian data penyakit menular dalam
bentuktabel, grafik, peta dan analisis epidemiologi lebih lanjut oleh
Unitsurveilans Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas KesehatanPropinsi
dan Ditjen PPM &PL Depkes
4) Terdistribusinya hasil pengolahan dan penyajian data penyakit menular
11
besertahasil analisis epidemiologi lebih lanjut dan rekomendasi
kepadaprogram terkait di Puskesmas,Kabupaten/Kota, Propinsi, Nasional,
pusat-pusat riset, pusat-pusatkajian dan perguruan tinggi serta sektor terkait
lainnya
Di dalam KEPMENKES RI NOMOR 1479/MENKES/SK/X/2003tentang
Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular dan
Penyakit Tidak Menular Terpadu, dinyatakan bahwa prioritas surveilans penyakit
yang perlu dikembangkan adalah penyakit yangdapat dicegah dengan imunisasi,
penyakit yang potensial menimbulkanwabah atau kejadian luar biasa, penyakit
menular dan keracunan, demamberdarah dan demam berdarah dengue, malaria,
penyakit-penyakit zoonosisantara lain antraks, rabies, leptospirosis, filariasis serta
tuberkulosis, diare, tipus perut, kecacingan dan penyakit perut lainnya, kusta,
frambusia,penyakit HIV/AIDS, penyakit menular seksual, pneumonia, termasuk
penyakitpneumonia akut berat (severe acute respiratory syndrome), hipertensi,
strokedan penyakit jantung koroner, diabetes mellitus, neoplasma, penyakit
paruobstuksi menahun, gangguan mental dan gangguan kesehatan
akibatkecelakaan.Salah satu ruang lingkup penyelenggaran surveilans terpadu
penyakit yaitu surveilans terpadu penyakit bersumber data Puskesmas, jenis
penyakit menular yang termasuk di dalam surveilans terpadu penyakit berbasis

UKM UPT Puskesmas Jogorogo Page 15


puskesmas meliputi kolera, tifus perut klinis, TBC paru BTA (+), tersangka TBC
paru, kusta PB, Kusta MB, campak, difteri, batuk rejan, tetanus, hepatitis klinis,
malaria klinis, malaria vivax, malaria falsifarum, malaria mix, demam berdarah
dengue, pneumonia, sifilis, gonorrhoe, frambusia, filariasis, dan influenza. Data-
data surveilans terpadu penyakit didapatkan dari data harian pelayanan yang
disusun dalam sistem perekaman data puskesmas. Masing-masing unit surveilans
di Puskemas memiliki peran khusus dalam penyelenggaraan Surveilans Terpadu
Penyakit Peran tersebut diformulasikan sebagai kegiatanteknis surveilans yang
saling mempengaruhi kinerja antara yang satu denganunit surveilans yang lain
dalam jejaring surveilans. Peran puskesmas dalam STP penyakit menular yaitu:
1) Pengumpulan dan pengolahan data
Unit surveilans puskesmas Unit surveilans Puskesmas mengumpulkan dan
mengolah dataSTP Puskesmas harian bersumber dari register rawat jalan &
register rawat inap di Puskesmas dan Puskesmas Pembantu, tidak
termasuk data dari unit pelayanan bukan puskesmas dan kaderkesehatan.
Pengumpulan dan pengolahan data tersebutdimanfaatkan untuk bahan
analisis dan rekomendasi tindak lanjutserta distribusi data.
2) Analisis serta Rekomendasi Tindak Lanjut
Unit surveilans Puskesmas melaksanakan analisis bulanan terhadap penyakit
potensial KLB di daerahnya dalam bentuk tabelmenurut desa/kelurahan dan
12
grafik kecenderungan penyakitmingguan, kemudian menginformasikan
hasilnya kepada KepalaPuskesmas, sebagai pelaksanaan pemantauan
wilayah setempat(PWS) atau sistem kewaspadaan dini penyakit potensial
KLB diPuskesmas. Apabila ditemukan adanya kecenderunganpeningkatan
jumlah penderita penyakit potensial KLB tertentu. maka Kepala Puskesmas
melakukan penyelidikan epidemiologi dan menginformasikan ke Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota. Unit surveilans Puskesmas melaksanakan
analisis tahunan perkembangan penyakit dan menghubungkannya dengan
faktor risiko, perubahan lingkungan, serta perencanaan dan keberhasilan
program. Puskesmas memanfaatkan hasilnya sebagai bahan profil tahunan,
bahan perencanaan Puskesmas, informasi program dan sektor terkait serta
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

3) Umpan Balik

UKM UPT Puskesmas Jogorogo Page 16


Unit surveilans Puskesmas mengirim umpan balik bulanan absensi laporan
dan permintaan perbaikan data ke Puskesmas Pembantu di daerah kerjanya.
4) Laporan
Setiap minggu, Puskesmas mengirim data PWS penyakit potensialKLB ke
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Setiap bulan, puskesmas mengirim data
STP Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan jenis penyakit
dan variabelnya.
E. Peningkatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Pencegahan dan
Pemberantasan Penyakit
Setelah upaya-upaya yang telah dijelaskan di atas tadi, Puskesmas juga memiliki
upaya untuk meningkatkan komunikasi, informasi, dan Edukasi untuk oencegan
dan pemberantasan penyakit menular di suatu wilayah kerjanya. Upaya ini bisa
dilakukan dengan pengembangan media promosi kesehatan dan teknologi
komunikasi, informasi dan edukasi (KIE); pengembangan upaya kesehatan
bersumber masyarakat, (seperti pos pelayanan terpadu, pondokbersalin desa,
usaha kesehatan sekolah dan generasi muda, Saka Bhakti Husada; serta
peningkatan pendidikan kesehatan kepada masyarakat. Media promosi kesehatan
terhadap masyarakat perlu ditingkatkan terutama promosi tentang penyakit
menular, cara penularan dan cara pencegahan agar masyarakat bisa mengerti
secara luas apa saja penyakit menular itu, bagaimana cara mencegahnya dan
bagaimana cara mengobatinya. Selain itu puskesmas juga bertugas untuk
mengajak masyarakat berperan aktif dalam pengembangan upaya kesehatan
misalnya pos pelayanan terpadu dan usaha kesehatan lain. Selain promosi
kesehatan, komunikasi dan informasi seputar penyakit menular untuk masyarakat
juga merupakan upaya puskesmas dalam pemberantasan penyakit menular.
Informasi yang diberikan terhadap puskesmas seperti penyuluhan harus dibuat
semenarik mungkin agar masyarakat tertarik terhadap acara yang diadakan.
Semisal, penyuluhan HIV/AIDS pada siswa SMP/SMA untuk pencegahan
penyakit menular seksual pada kalangan muda yang sekarang sedang marak
terjadi. Banyak siswa SMP yang masih belum mengerti apa itu penyakit
HIV/AIDS dan bagaimana cara penularannya sehingga di Indonesia penyebaran
HIV/AIDS sangatlah cepat. Selain pemberian informasi, pembentukan karakter
dan moral terhadap kalangan muda juga sangat penting untuk membentuk moral
dan karakter yang baik sebagai dasar pembentukan negara untuk berkembang.

UKM UPT Puskesmas Jogorogo Page 17


Meskipun moral merupakan faktor tidak langsung terhadap penyebaran penyakit
menular terutama penyakit menular melalui hubungan seksual, namun
pembentukan moral sangat penting diberikan kepada generasi muda untuk tujuan
pencegahan penularan penyakit menular hubungan seksual. Selain itu,
pembentukan moral dan karakter bisa mendukung pembangunan negara yang
berimbas kepada tingkat dan status kesehatan bangsa. Upaya selain promosi yaitu
pemberdayaan masyarakat melalui pos kesehatan pada puskesmas yang
bersumberdayakan masyarakat. Pos kesehatan ini tetap dikelola oleh puskesmas
meskipun yang melaksanakan orang-orang yang ingin berpartisipasi di dalamnya
dengan dibimbing oleh dokter atau bidan setempat. Dengan adanya pos kesehatan
yang bersumberdayakan masyarakat, maka secara otomatis pengetahuan
masyakarakat akan bertambah. Kegiatan pokok dari peningkatan komunikasi,
informasi dan edukasi (KIE) pencegahan dan pemberantasan penyakit yaitu:
1) Menyiapkan materi dan menyusun rancangan peraturan dan perundang-
undangan,dan kebijakan peningkatan komunikasi informasi dan edukasi
(KIE) pencegahandan pemberantasan penyakit dan diseminasinya
2) Menyiapkan materi dan menyusun perencanaan kebutuhan
peningkatankomunikasi informasi dan edukasi (KIE) pencegahan dan
pemberantasan penyakit
3) Menyediakan kebutuhan peningkatan komunikasi informasi dan edukasi
(KIE)pencegahan dan pemberantasan penyakit sebagai stimulan
4) Menyiapkan materi dan menyusun rancangan juklak/juknis/pedoman
programkomunikasi informasi dan edukasi (KIE) pencegahan dan
pemberantasanpenyakit
5) Meningkatkan kemampuan tenaga pengendalian penyakit untuk
melaksanakanprogram komunikasi14
informasi dan edukasi (KIE) pencegahan
dan pemberantasan penyakit
6) Melakukan bimbingan, pemantauan, dan evaluasi kegiatan komunikasi
informasidan edukasi (KIE) pencegahan dan pemberantasan penyakit
7) Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring kerja informasi
dankonsultasi teknis peningkatan komunikasi informasi dan edukasi
(KIE)pencegahan dan pemberantasan penyakit
8) Melakukan kajian upaya peningkatan komunikasi informasi dan edukasi
(KIE)pencegahan dan pemberantasan penyakit

UKM UPT Puskesmas Jogorogo Page 18


9) Membina dan mengembangkan UPT dalam upaya peningkatan
komunikasiinformasi dan edukasi (KIE) pencegahan dan pemberantasan
penyakit
10) Melaksanakan dukungan administrasi dan operasional pelaksanaan
komunikasiinformasi dan edukasi (KIE) pencegahan dan pemberantasan
penyakit.
2.4. Implementasi Pemberantasan Penyakit Menular Pada Puskesmas
2.4.1. Sifilis
Penyakit kelamin menular yang disebabkan oleh Treponema palillidum,penularan
terutama melalui hubungan kelamin.
A. Ciri khas:
1) Masa inkubasi mulai 10 hari-4bulan
2) Mula ditandai dengan permulaan biasanya di kemaluan,kedua: ruam
menyeluruh dikulit dan selaput lendir,masa terpendam/laten yang lama
3) Kelainan di kulit,tulang,ssp,dan sistem peredaran darah
B. Tujuan: menurunkan kesakitan serendah mungkin dan mencegah terjadinya
penyebaran kecacatan akibat penyakit.
C. Kegiatan:
1) Pengamatan epidemiologi dan tindakan pemberantasan
2) Penyuluhan kesehatan

2.4.2. Demam berdarah(dengue haemorrhagic fever=DHF)


suatu penyakit menular yangdisebabkan oleh virus dengan dan ditularkan melalui
nyamuk aedes aegepti,terutamamenyerang anak-anak dan dapat menyebabkan
kematian
A. Tanda tanda dan gejala:
1) Hari ke1: timbul panas mendadak(suhu badan 38-40),badan lemah dan lesu
2) Hari ke2:petechie pada kulit,muka,lengan,paha
3) Kadang terjadi perdarahan hidung
4) Hari ke4-7 Bila keadaan parah penderita gelisah,keringat banyak,ujung
ujung kakidan tangan dingin
5) Trombocytopenia (100.000/mm atau16kurang)
B. Tujuan: mengusahakan penurunan angka kematian dan insidensi demam
berdarah serendah mungkin
C. Kegiatan:
1) Pengamatan Epidemiologi dan tindakan pemberantasan
2) Surveilance epidemilogi
3) Surveilance vektor
4) Pemberantasan vektor
5) Pertolongan terhadap penderita
6) Penyuluhan dan pengarahn masyarakat untuk PSN

UKM UPT Puskesmas Jogorogo Page 19

17
7) Pelaporan penderita dan pelaporan kegiatan
2.4.3. TB paru
Penyakit menular yang bersifat menahunoleh kuman Mycobacterium
tubercolosis,penyakit ini menyerang paru paru.
A. Ciri khas:
1) Biasanya ditemukan melalui pemeriksaan tubekculine test(hal yang penting
bagi anakdibawah 5 tahun) dan dengan sinar tembusan x
2) Tingkat lanjut ditemukan mycobacterium dalam dahak,gejala klinis:
batuk,terkadangdarah dalam dahak,demam,BB menurun
3) Mengganas pada bayi dan anak kecil
B. Tujuan: mengurangi kesakitan tuberculosisparu serendah mungkin dan
mencegah penyebaran penyakit dengan BTA positif
C. Kegiatan:
1) Pengamatan epidemiologi dan tindakan pemberantasan
2) Penderita TB paru yang ditemukan baik pada kunjungan dalam gedung
maupun luargedung puskesmas harus dicatat dan dialporkan
3) Penderita tersangka TB paru yang berumur 15 tahun ke atas harus diperiksa
dahaknyasebanyak tiga kali berturut- turutal
4) Bila dalam dahaknya ditemukan BTA,berikan penjelasan tentang
pengobatanyangharus dijalani.
5) Penyuluhan kesehatan
6) Vaksinasi B.C.G dengan sasaran
- Anak anak:3-14 tahun
- Anak anak:6-7 tahun(usia masuk sekolah)
- Anak anak: 13- 14 tahun(usia keluar SD)

UKM UPT Puskesmas Jogorogo Page 20

18
BAB III
KEBIJAKAN PROGRAM P2P
UPT PUSKESMAS JOGOROGO

3.1 ARAH KEBIJAKAN


3.1.1 Meningkatkan mutu sumber daya manusia dengan pendekatan
secara sehat yang memberikan prioritas pada upaya peningkatan
kesehatan pencegahan, pemberantasan, penyembuhan dan
rehabilitasi.
3.1.2 Meningkatkan dan memelihara mutu lembaga dan pelayanan
kesehatan melalui pemberdayaan sumber daya manusia secara
berkelanjutan dan sarana prasarana dalam bidang medis termasuk
ketersediaan alat yang dapat di jangkau oleh masyarakat.

3.2 STRATEGI KEBIJAKAN.


3.2.1 Desentralisasi kebijakan dan kegiatan pemantapan pelayanan
kesehatan
3.2.2 Peningkatan peranmasyarakat termasuk dunia usaha dan Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM).
3.2.3 Pemberdayaan masyarakat termasuk pemberdayaan perempuan
keluarga dan individu.
3.2.4 Penguatan kelembagaan termasuk peningkatan koordinasi antar
sektor, lembaga dan masyarakat.
3.3 SASARAN
Sasaran P2P meliputi ;
3.3.1 Pengendalian Penyakit menular langsung (P2ML) yaitu program
TB Paru, Program Kusta, Program Frambusia, Program ISPA,
Program HIV-AIDS dan PMS, Program Diare.
3.3.2 Pengendalian penyakit bersumber binatang (P2B2) yaitu program
Malaria, Program DBD, Program Filariasis dan Program Rabies.
3.3.3 Surveilans epidemiologi kesehatan matra yaitu, Kesehatan Haji dan
Pengendalian Penyakit tidak menular.
3.3.4 Program imunisasi yaitu, persentasi bayi usia 0-11 bulan yang
mendapat imunisasi lengkap, persentase UCI Desa, persentase bayi
usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi campak lengkap dan
persentasi anak usia sekolah yang mendapat imunisasi Campak.

3.4 LANGKAH-LANGKAH KEBIJAKAN.

UKM UPT Puskesmas Jogorogo Page 21


3.4.1 Melakukan bimbingan, advokasi dan fasilitasi masyarakat tingkat
Kecamatan dan Desa melalui swadaya masyarakat dan pihak
terkait guna mengatasi masalah pencegahan dan pemberantasan
penyakit baik penyakit menular maupun tidak menular dan
kejadian luar biasa wabah.
3.4.2 Melakukan peningkatan dan pemantapan jaringan kerja antar
puskesmas, Kecamatan dan Desa dalam rangka sharing data dan
informasi peningkatan sumber daya masyarakat yang sehat.
3.4.3 Kajian masalah epidemiologi dan analisis dampak kesehatan
lingkungan untuk melaksanakan tindakan yang tepat dalam
pemberantasan dan penanggulangan penyakit secara menyeluruh.
3.4.4 Menyusun skala prioritas bersama untuk menetapkan upaya
pemberantasan penyakit menuju sasaran dan target yang
diharapkan.

3.5 URAIAN DAN RINCIAN KEGIATAN P2P.


3.5.1 Uraian
- Menyediakan bahan perencanaan dan program P2P..
- Melaksanakan koordinasi pelaksanaan dan pelayanan bidang
pencegahan dan pemberantasan penyakit (P2P).
- Melaksanakan fasilitas teknis bidang P2P
- Menyediakan bahan pelaporan bidang P2P.

3.5.2 Rincian Kegiatan P2P


- Menghimpun, mengolah dan menganalisa data program salah satu
jenis penyakit.
- Menghimpun, mengolah dan menganalisa serta merencanakan
kebutuhan obat-obatan dan membuat perencanaan kegiatan
program tahunan.
- Menyiapkan bahan rencana renstra program P2P.
- Melakukan koordinasi dengan Labkesda (Laboraturium Kesehatan
Daerah), lintas program, lintas sektor dan LSM untuk mendukung
program P2P.

3.6 KEMITRAAN.
3.6.1 Penggalangan Kemitraan Lintas Sektor Tingkat Kecamatan dan
DesaOptimalisasi pembangunan berwawasan kesehatan yang
mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan di wilayah

UKM UPT Puskesmas Jogorogo Page 22


kecamatanJogorogo, menuntut adanya penggalangan kemitraan
lintas sektor dan segenap potensi yang ada di Kecamatan. Untuk
mendukung langkah ini akan dilakukan upaya sosialisasi masalah
kesehatan dan melibatkan sektor lain untuk mengenal masalah P2P
yang ada serta melibatkan mereka dalam tahap perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian kegiatan program
kesehatan.
3.6.2 Pemberdayaan Masyarakat dan Swastaharus berperan aktif sebagai
subyek pembangunan kesehatan Peran aktif tersebut dimulai dari
tahap perencanaan kesehatan mulai dari tingkat Lingkungan,
Desa/Kelurahan dan Kecamatan,
3.6.3 sehingga semua kegiatan program kesehatan mencerminkan
kebutuhan nyata masyarakat, kelompok potensial masyarakat
secara optimal.Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan
pemberdayaan masyarakat agar mereka mampu secara mandiri
menjamin terpenuhinya kebutuhan kesehatan dan kesinambungan
pelayanan kesehatan.

UKM UPT Puskesmas Jogorogo Page 23


BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Dari Paparan evaluasi program prioritas P2P Puskesmas
Kecamatan Jogorogo,ada beberapa masalah kesehatan yang perlu
dukungan dari berbagai pihak menurut Undang-Undang No 36 tahun 2009
tentang kesehatan menyatakan bahwa kesehatan merupakan hak asasi
setiap orang dan salah satu unsur kesehatan yang harus di wujudkan
sesuai dengan cita-cita Bangsa Indonesia.
Epidemiologi adalah kegiatan pengamatan P2P secara sistimatis
dan terus menerus terhadap penyakit atau masalah kesehatan serta kondisi
yang mempengaruhi resiko terjadinya penyakit menular dan tidak menular
agar dapat melakukan tindakan pencegahan dan pemberantasan penyakit
serta dapat melakukan penaggulangan secara efektif dan efisien. Program
ini kurang berjalan dikarenakan antara lain ;
Kesadaran masyarakat yang sangat rendah tentang kebersihan lingkungan
dan kebersihan diri individu.
Kesadaran masyarakat untuk melakukan kontak dengan petugas kesehatan
masih kurang
Partisipasi antara lintas program dan lintas sekltoral kurang berjalan baik.

4.2 SARAN

Program pencegahan dan pemberantasan penyakit harus lebih menitik


beratkan pada daerah daerah atau Ddesa desa yang bersumber
penyebaran penyakit.
Perlu adanya informasi kesehatan yang lebih jelas dan sering.
Perlu adaya tenaga kesehatan yang terampil, profesional dan fasilitas
kesehatan yang memadai.
Peran serta masyarakat lebih di tingkatkan.

UKM UPT Puskesmas Jogorogo Page 24


Dengan adanya program kerja P2P kami sangat mengharapkan keterlibatan
aparat desa, lintas sektor untuk bersama-sama menggerakan masyarakat sebagai
alternatif pemecahan masalah salah satu langkah kedepan akan lebih di
tingkatkan koordinasi baik Lintas Program, Lintas Sektor, PKK dan Tokoh
Masyarakat serta pihak yang terkait.
Demikian pedoman ini kami buat untuk di pergunakan sebagaimana
mestinya.

UKM UPT Puskesmas Jogorogo Page 25

Anda mungkin juga menyukai