Anda di halaman 1dari 85

UPAYA POKOK

PUSKESMAS PEMURUS BARU

Oleh:
Aulia Azahrah, S.Ked 1830912320021
Muhammad Fajariyanoor, S.Ked 1830912310092
Nindy Agustina, S.Ked 1830912320094

Pembimbing :
dr. Farida Heriyani, M.PH

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNLAM
BANJARMASIN
Mei, 2021
DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN........................................................................... 1

A. Latar Belakang...................................................................................... 1

B. Tujuan................................................................................................. 3

C. Manfaat............................................................................................... 4

BAB II. DATA DEMOGRAFI.................................................................... 5

BAB III. UPAYA POKOK PUSKESMAS PEMURUS BARU................. 38

BAB IV. ANALISIS SWOT UPAYA POKOK........................................... 59

BAB V. PENUTUP....................................................................................... 67

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 69

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi

serta memilikiperanpentingdalamupayapenanggulangan. Pembangunan kesehatan

diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat

bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-

tingginya dapat terwujud. Keberhasilan pembangunan kesehatan berperan penting

dalam meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya manusia

kemiskinansesuaidenganUndang-UndangNomor 36 Tahun 2009 tentang

Pembangunan Kesehatan

Pembangunan kesehatan dilaksanakan melalui penigkatan: 1) Upaya

kesehatan, 2) Pembiayaan kesehatan, 3) Sumber daya manusia kesehatan, 4)

Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan, 5) Manajemen dan informasi

kesehatan, dan 6) Pemberdayaan masyarakat. Upaya tersebut dilakukan dengan

memperhatikan dinamika kependudukan, epidemiologi penyakit, perubahan

ekologi dan lingkungan, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK),

serta globalisasi dan demokrasi dengan semangat kemitraan dan kerjasama lintas

sektoral.

Program Indonesia sehatmerupakan salah satu program dari agenda ke-5

NawaCita, yaitumeningkatkankualitashidupmanusia Indonesia. Program

Indonesia sehatdilaksanakandenganmenegakkantiga pilar utama, yaitu: (1)

1
2

penerapanparadigmasehat, (2) penguatanpelayanankesehatan, dan (3)

pelaksanaanjaminankesehatannasional (JKN).

Penerapanparadigmasehatdilakukandengan strategi

pengarusutamaankesehatandalampembangunan, penguatanupayapromotif dan

preventif, sertapemberdayaanmasyarakat. BerdasarkanPeraturan Menteri

Kesehatan Nomor 39 tahun 2016, pelaksanaterdepandari program Indonesia

sehatadalahpuskesmas.

MenurutPermenkesNomor43Tahun2020tentangPuskesmas,

puskesmasadalahfasilitaspelayanankesehatan yang

menyelenggarakanupayakesehatanmasyarakat (UKM) dan

upayakesehatanperorangan (UKP) tingkatpertama,

denganlebihmengutamakanupayapromotif dan preventif,

untukmencapaiderajatkesehatanmasyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah

kerjanya. Puskesmasbertanggungjawabatassatu wilayah

administrasipemerintahan, yaknikecamatanataubagiandarikecamatan.

Puskesmasbiasanyamemiliki subunit pelayanansepertipuskesmaspembantu,

puskesmaskeliling, posyandu, pos kesehatandesamaupun pos bersalindesa

(polindes).

Upayakesehatandapatterselenggaradengan optimal

jikapuskesmasmelaksanakanmanajemendenganbaik.

Manajemenpuskesmasadalahrangkaiankegiatansecarasistematikuntukmenghasilka

n output yang efektif dan efesien.


3

Upayakesehatanwajibpuskesmasadalahupaya yang

ditetapkanberdasarkankomitmennasional, regional dan global serta yang

mempunyaidayaungkittinggiuntukpeningkatanderajatkesehatanmasyarakat.Upaya

kesehatanwajibiniharusdiselenggarakanolehsetiappuskesmas yang ada di wilayah

Indonesia.UpayakesehatanwajibtersebutdiantaranyaUpayaPromosiKesehatan,

UpayaKesehatanLingkungan, UpayaKesehatan Keluarga, UpayaPerbaikanGizi,

sertaUpayaPencegahandanPemberantasanPenyakitMenular.3

Upayakesehatanpengembangandipilihdaridaftarupayakesehatanpokokpuskes

mas yang telahada, yakniUpayaKesehatanSekolah,UpayaKesehatanOlah Raga,

UpayaPerawatanKesehatanMasyarakat, UpayaKesehatanKerja, UpayaKesehatan

Gigi danMulut, UpayaKesehatanJiwa, UpayaKesehatan Mata,

UpayaKesehatanUsiaLanjut, danUpayaPembinaanPengobatanTradisional.

Upayakesehatanpengembanganpuskesmasdapat pula bersifatupayainovasi,

yakniupaya lain di luarupayapuskesmastersebut di atas yang

sesuaidengankebutuhan.

Pengembangandanpelaksanaanupayainovasiiniadalahdalamrangkamempercepatter

capainyavisi puskesmas.3

Makalah Upaya Pokok Puskesmas PemurusBaruini merupakan

gambaranprogram kesehatan yang sudah dilaksanakan dan tingkat

ketercapaiannya di wilayah kerja puskesmas.

1.1 Tujuan

1.1.1 Tujuanumum
4

Mendeskripsikan gambaran kegiatan pelaksanaanupayapokok di Puskesmas

PemurusBaru tahun 2020.

1.1.2 Tujuankhusus

Tujuankhususmakalahiniadalahsebagaiberikut:

1.

MemberikangambarankegiatanpelaksanaanUpayaPromosiKesehatanpadadaera

hkerjaPuskesmasPemurusBarutahun 2020.

2 MemberikangambarankegiatanpelaksanaanUpayaKesehatanLingkunganpadad

aerahkerjaPuskesmasPemurusBarutahun 2020.

3 MemberikangambarankegiatanpelaksanaanUpayaKesehatan

KeluargapadadaerahkerjaPuskesmasPemurusBarutahun 2020.

4 MemberikangambarankegiatanpelaksanaanUpayaPerbaikanGizipadadaerahPu

skesmasPemurusBarutahun 2020.

5 MemberikangambarangambarankegiatanpelaksanaanUpayaPencegahandanPe

mberantasanPenyakitMenularpadadaerahkerjaPuskesmasPemurusBarutahun

2020.

1.3 Manfaat

Makalahinidiharapkandapatdijadikansebagaimasukanbagiperbaikankegiatan

program upayakesehatanwajibdanupayakesehatanpengembangan yang

dilaksanakan di

PuskesmasPemurusBaruBanjarmasindansebagaibahanacuanuntukmeningkatkanm

utupenyelenggaraanpelayanankesehatanterhadapmasyarakat.
5
BAB II

DATA DEMOGRAFI PUSKESMAS PEMURUS BARU

KOTA BANJARMASIN

2.1 IDENTITAS PUSKESMAS

1. KategoriPuskesmasBerdasarkanKarakteristik Wilayah

Kategoripuskesmasberdasarkankarakteristik wilayah

adalahPuskesmasPemurusBaruberada di Kawasan Perkotaan.

2. KategoriPuskesmasBerdasarkanKemampuanPenyelenggaraan

Kategoripuskesmasberdasarkankemampuanpenyelenggaraanadalah non

rawatinap.

3. KategoriPuskesmasBerdasarkan PONED / Non PONED

Kategoripuskesmasberdasarkan PONED / non PONED:

PuskesmasPemurusBaruadalah non PONED .

4. Nama dan alamat

Tabel 2.1 Gambaran Identitas Puskesmas Pemurus Baru Tahun 2020

HAL KETERANGAN

a. Nama Puskesmas PuskesmasPemurusBaru


b. Kode Puskesmas 6371 0104
c. Jalan / Komplek Jl. Prona I RT. 14 no 29 RW.01
d. Kelurahan PemurusBaru
e. Kecamatan Banjarmasin Selatan
f. Kab / Kota Banjarmasin
g. Provinsi Kalimantan Selatan
h. Kode Pos 70249
i. Telepon 0511-3275657
j. Email puskesmaspemurusbaru@gmail.com

5
6

2.2 DATA UMUM

PuskesmasPemurusBaruterletak di Kecamatan Banjarmasin Selatan dengan

membawahi dua kelurahan yakni Kelurahan Pemurus Baru 1.42 km2 dan

Kelurahan Murung Raya 0.66 km2, mempunyai 1 pustu, 10 rumah bersalin, 14

posyandu, 20 sekolah dasar dan menengah yang melaksanakan UKS, 3 posyandu

lansia, 2 poskestren, dan 2 posbindu.

1. Karakteristik wilayah yang terdapat di wilayah Puskesmas :

a) Perumnas : tidakada

b) Kawasan transmigrasi : tidakada

c) Kawasan perkebunan inti rakyat : tidakada

d) Kawasan nelayan : tidakada

e) Kawasan industri : tidakada

f) Kawasan pariwisata : tidakada

g) Kawasan kepulauan : tidakada

h) Kawasan perbatasan negara : tidakada

2. Lokasi gedungpuskesmas

a) Ibukotakecamatan : tidak

b) Ibukotakabupaten / kota : tidak

c) Ibukotaprovinsi : ya

d) Kota metropolitan : tidak

e) Bukanibukotakecamatan : ya

3. Jarak pemukimanterjauhkepuskesmas : 4 km

4. Waktu tempuhterlamamasy. kepuskesmas : 30 menit


7

5. Aksesjalandepangedungpuskesmas : Cor semen

6. Status jalanrayaterdekatmenujupuskesmas : Jalan kota

7. Kendaraanygdptmelaluijalandepanpuskesmas : Roda 4

8. Puskesmasdenganpelayanankesehatangigi : ada

9. PuskesmasdenganPelayanan Kesehatan Bergerak( PKB ) : ada

10. Jumlahpuskesmaspembantu : 1 buah

2.3 DATA GEOGRAFIS

2.3.1 Batas Wilayah

PuskesmasPemurusBaruterletak di KelurahanPemurusBaruKecamatan

Banjarmasin Selatan Kota Banjarmasin yang berbatasandengan :

KelurahanPemurusBaru :

 Sebelah Utara : BerbatasandenganKelurahanPekapuran Raya dan

KelurahanKarangMekar.

 Sebelah Selatan : BerbatasandenganKelurahanPemurusDalam.

 Sebelah Barat : BerbatasandenganKelurahanTanjungPagar dan

KelurahanMurung Raya

 Sebelah Timur : BerbatasandenganKelurahanPemurusLuar

KelurahanMurungRaya :

 Sebelah Utara : BerbatasandenganKelurahanKelayanDalam

 Sebelah Selatan : BerbatasandenganKelurahanTanjungPagar

 Sebelah Barat : BerbatasandenganKelurahanKelayan Timur


8

 Sebelah Timur : BerbatasandenganKelurahanPemurusDalam

Gambar 2.1Peta Wilayah KerjaPuskesmasPemurusBaru

Informasi mengenai batas batas wilayah membantu dalam stabilitas

kesehatan, diantaranya: mengetahui perbatasan dengan daerah yang padat

penduduk atau tidak, mengetahui berbatasan dengan bangunan yang menjadi

sumber pencemaran lingkungan atau tidak, mengetahui apakah berbatasan dengan

daerah endemis, dan mengetahui apakah termasuk wilayah endemis penyakit-

penyakit tertentu.

Berdasarkan peta wilayah kerja dan kondisi lingkungan kerja Puskesmas

Pemurus Baru terlihat bahwa, letak puskesmas induk berada di pusat padat

penduduk sehingga mudah untuk menjangkau masyarakat. Secara umum akses

jalan menuju puskesmas berada di pinggir jalan dan sudah beraspal, sehingga

dapat dijangkau oleh masyarakat oleh kendaraan roda 2 dan roda 4. Puskesmas

pembantu dan posyandu terletak di daerah yang strategis dan dekat dengan

pemukiman masyarakat, sehingga mudah untuk dijangkau. Terdapat lahan kosong


9

tepat berada di belakang puskesmas utama, sehingga dapat dimanfaatkan jika

ingin menambah perluasan puskesmas.

Selain itu wilayah kerja puskesmas berbatasan dengan sungai sehingga

menjadi faktor resiko penyebaran penyakit.Masih banyak wilayah kerja

puskesmas yang tidak bisa dijangkau dengan roda empat.Beberapa fasilitas umum

yang ada dapat menjadi sumber penularan penyakit jika tidak diawasi dan dikelola

dengan baik seperti pasar.

2.3.2 Luas Wilayah

PuskesmasPemurusBarumempunyaidua wilayah

kerjayaituKelurahanPemurusBaru 1,42 Km2 dan KelurahanMurungRaya 0,66

Km2

Tabel 2.2 Luas Wilayah KerjaPuskesmasPemurusBaruTahun 2020

Kelurahan Luas (Km2) Persentase


PemurusBaru 1,42 km2 68,27 %
Murung Raya 0,66 km2 31,73 %
Wilayah Kerja
PuskesmasPemurusBaru 2,08 km2 100 %
(SumberData :Badan Pusat Statistik Kota Banjarmasin 2020)

2.3.3 Keadaan Tanah dan Iklim

Kondisi tanah sebagian terdiri dari rawa-rawa yang tergenang air, di

samping pengaruh musim hujan dan musim kemarau sehingga iklimnya bersifat

tropis. Suhu rata-rata antara 25 sampai 38 derajat, curah hujan rata-rata 249,9 mm

perbulan, dengan jumlah hari hujan rata-rata 20 hari selama satu bulan.

Hal yang perlu diperhatikan dari keadaan tanah dan iklim diwilayah kerja

puskesmas adalah kondisi wilayah yang tergolongrawa-rawa sehingga


10

dapatmemudahkanpenyebaranpenyakitseperti DBD dan keadaantanah dan iklim

di wilayah kerjapuskesmas initidakcocokuntukditanami TOGA.

2.3.4 Jangkauan Transportasi

Wilayah kerja Puskesmas Pemurus Baru dapat dijangkau dengan

menggunakan kendaraan roda 4 maupun roda 2. Terdapat banyak akses jalan dan

beberapa jembatan yang menghubungkan antar wilayah yang dilalui sungai dan

sekarang jalanan sudah diaspal. Waktu tempuh ke Puskesmas Pemurus Baru

maksimal 30 menit dengan jarak terjauh 4 km. Jalan menuju Puskesmas tergolong

cukup nyaman karena sebagian besar sudah di aspal dan

terletakdipinggirjalanraya. Namun tidak semua wilayah dapat dijangkau oleh

kendaraan roda 4 karena masih banyak terdapat gang dan jalan kecil di kedua

kelurahan.

2.4 DATA DEMOGRAFI DAN SASARAN PROGRAM

Data penduduk pada tahun 2020, di wilayah

kerjaPuskesmasPemurusBarumenurutlaporan Badan Pusat Statistik Banjarmasin,

adalahsebagaiberikut:

Tabel 2.3 Data Penduduk Wilayah KerjaPuskesmasPemurusBaru


Kelurahan Jumlah
PemurusBaru 16.106jiwa
Murung Raya 13.854jiwa
Total 29.960jiwa
(Sumber Data: Badan Pusat Statistik Kota Banjarmasin 2020)

Kepadatanpendudukdapatdihitungdenganjumlahpenduduk yang

dibagiatasluas wilayah sehingga di dapatjumlahpenduduktiap 1 km2.


11

MenurutUndang-undang No.5 Tahun 1960, tingkatkepadatanpenduduk di

suatudaerahdapatdikelompokkanmenjadiempatkategori, yaitu :

a. Tidakpadat : kepadatanpendudukmencapai 50 orang/km2

b. Kurang padat : kepadatanpendudukmencapai 51 - 250 orang/km2

c. Padat : kepadatanpendudukmencapai 250 - 400 orang/km2

d. Sangatpadat : kepadatanpendudukmelebihi 401 orang/km2

Konverterdarisatuan Ha kedalamsatuankm2adalah 1Ha samadengan 0,01km2.

Tabel 2.4 KepadatanPenduduk di Wilayah KerjaPuskesmasPemurusBaru


Tahun2020
No Kelurahan Luas BanyaknyaPenduduk Kepadatan
(km2) (/km2)
1 PemurusBaru 1,42 16.106jiwa 11.342
2 Murung Raya 0,66 13.854jiwa 20.991
Total 2,08 29.960 14.404
(Sumber Data: Badan Pusat Statistik Kota Banjarmasin 2020)

Berdasarkanundang-undang di atas, kepadatanpenduduk di wilayah

kerjaPuskesmasPemurusBaru pada tahun 2020kepadatannyamencapai14.404

penduduk/km2.Dari data tersebutdapatdisimpulkanbahwakepadatanpenduduk di

wilayah kerja Puskesmas PemurusBarutermasukkedalamkategorisangatpadat.

Area kerjapuskesmaspemurusbaru yang meliputi 2 kelurahan yang

tergolong sangatpadatpendudukdapatmenjadisarananpenyebaraninformasi yang

cepat, selain itu hal ini jugasangatberhubungandengantingkatsanitasi,

tingkatkesehatan dan penyebaranpenyakit di wilayah PuskesmasPemurusBaru.

Wilayah kerja Puskesmas Pemurus Baru terdiri dari 2 kelurahan dengan

jumlah RT 62. Jumlah penduduk pada tahun 2020 sebesar 29.960 jiwa, terdiri dari

15.132 jiwa laki-laki dan 14.828 jiwa perempuan. Data jumlah penduduk menurut
12

jenis kelamin dan kelompok umum di wilayah kerja puskesmas pemurus baru

dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.5 Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur di
Wilayah Kerja Puskesmas Pemurus Baru Tahun 2020
JumlahPenduduk
Kelompok Jumlah
No RasioJenisKelamin
Umur Laki-Laki Perempuan (jiwa)
1 0–4 1.148 1.078 2.226 106,49
2 5–9 1.503 1.348 2.851 111,50
3 10 – 14 1.397 1.270 2.667 110,00
4 15 – 19 1.278 1.252 2.530 102,08
5 20 – 24 1.232 1.230 2.462 99,69
6 25 – 29 1.253 1.262 2.515 100,16
7 30 – 34 1.222 1.155 2.377 105,80
8 35 – 39 1.227 1.230 2.457 99,76
9 40 – 44 1.094 1.142 2.236 95,80
10 45 – 49 966 1.027 1.933 94,06
11 50 – 54 799 865 1.664 92.37
12 55 – 59 686 708 1,394 96,89
13 60 – 64 550 532 1.112 103,38
14 65 – 69 354 271 625 130,63
15 70 – 74 254 226 480 112,39
16 75+ 169 202 371 83,66
Jumlah 15.132 14.828 29.960jiwa 102.05
(Sumber: Angka Proyeksi Wilayah Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin tahun 2020)

Tingkat pendidikanmasyarakat di wilayah

kerjaPuskesmasPemurusBarucukupbervariatif.

Jumlahpendudukberdasarkantingkatpendidikantersaji pada tabeldibawahini:

Tabel2.6 Jumlah Penduduk Menurut Status Pendidikan di Wilayah Kerja


Puskesmas Pemurus Baru Tahun 2020
No Pendidikan Jumlah Persentase
1 Tidak Tamat SD/MI 2.154 9,7
2 Tamat SD/MI 6.439 29,0
3 Tamat SMP/MTsN 4.283 19,3
13

4 Tamat SMA/MA 6.317 28,4


5 Tamat SMK 0 0,0
6 Diploma I/Diploma II 68 0,3
7 Akademi/Diploma III 369 1,7
8 Universitas/Diploma IV 1.324 6,0
8 S2/S3 (Master/Doktor) 166 0,7

Dari tabel diatas, dapatdisimpulkansebagianbesarpenduduk di wilayah

kerjaPuskesmasPemurusBaruadalah Tamat SD/MI. Jumlahpenduduk yang

lebihbanyak pada tamat SD menjadihambatandalampenyuluhan, akan tetapi jika

dilihat dari jumlah angkajumlah orang yang sempatmengenyam Pendidikan,

masih lebihtinggidibanding yang belumpernahsamasekali

Mengetahuitingkatpendidikansuatudaerahbergunasebagaipertimbangankader

-kaderuntukmembantupengembangankesehatan di wilayah tersebut. Selainitu,

haltersebut juga berfungsiuntukmemperkirakankesadaran dan

pengetahuanmasyarakatterhadapperlunyalayanankesehatan yang tersedia.

Usiaproduktifdalamsuatuproduktif yang dapatdihitungdenganrumusberikut:

P15−64
Usia Produktif = x 100 %
Jumlah Penduduk

Keterangan:
P15-64 = Pendudukusiaproduktif (15-64 tahun)

Berdasarkanperhitungantersebutdapatdiketahuidependency

ratioataurasiobebantanggunganataudisebut juga

rasiotanggungankeluargamenggunakanrumusberikut:

P65 +¿
Dependency ratio=P0−14 + x 100 % ¿
P15−64
Keterangan:
P0-14 = Pendudukusiamuda (0-14 tahun)
P65+ = Pendudukusialanjut (65 tahunkeatas)
P15-64 = Pendudukusiaproduktif (15-64 tahun)
14

Dependency

ratioadalahperbandinganantarajumlahpendudukusiatidakproduktif

(pendudukusiamuda dan pendudukusialanjut)

denganjumlahpendudukusiaproduktif.

Berdasarkan data yang tersedia, dapatdilakukanperhitungansex ratio,

yaituangka yang menunjukkanperbandinganantarapenduduklaki-

lakidenganpendudukperempuandalamsuatu wilayah/negara. 

Jumlah Penduduk laki−laki


Sex Ratio= x 100 %
Jumlah Penduduk Perempuan

Tabel 2.7 DistribusiPendudukBerdasarkanKelompokUmur di Wilayah


KerjaPuskesmasPemurusBaruTahun 2020
JumlahPenduduk
No Kelompok Umur
Laki-Laki Perempuan
1 0–4 1.148 1.078
2 5–9 1.503 1.348
3 10 – 14 1.397 1.270
4 15 – 19 1.278 1.252
5 20 – 24 1.232 1.230
6 25 – 29 1.253 1.262
7 30 – 34 1.222 1.155
8 35 – 39 1.227 1.230
9 40 – 44 1.094 1.142
10 45 – 49 966 1.027
11 50 – 54 799 865
12 55 – 59 686 708
13 60 – 64 550 532
4 65 – 69 354 271
15 70 – 74 254 226
16 75+ 169 202
Jumlah 15.132 14.828
UsiaProduktif 69,2%
Dependency Ratio 44,46 %
Sex Ratio 102%
(Sumber: Angka Proyeksi Wilayah Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin Tahun2020)
15

Dari perhitungantersebutdidapatkanusiaproduktifsebesar 69,2% yang

artinyalebihdarisetengahjumlahmasyarakatnyadalamusiaproduktif. Hasil

dependency ratiosebesar44,46% yang dapatdisimpulkanbahwadarisetiap 100

orang yang berusiakerja (dianggapproduktif) mempunyaitanggungansebanyak44-

45 orang yang belumproduktif dan dianggaptidakproduktiflagi. Sedangkansex

ratio sebesar 102%menunjukkansetiap 100 wanitaterdapat 102 orang laki-lakidi

wilayah kerja puskesmas pemurus baru.

Wilayah kerjaPuskesmasPemurusBaruterdiridari 2 kelurahandenganjumlah

RT 62. Jumlahpenduduk pada tahun 2020sebesar 29.960jiwa, terdiridari

15.132jiwalaki-laki dan 14.828jiwaperempuan.

Grafik 2.1 DistribusiPendudukBerdasarkanUmur di


KelurahanPemurusBaruTahun 2020
75+ Tahun
70 – 74 Tahun
65 – 69 Tahun
60 – 64 Tahun
55 – 59 Tahun
50 – 54 Tahun
45 – 49 Tahun
40 – 44 Tahun
35 – 39 Tahun
30 – 34 Tahun
25 – 29 Tahun
20 – 24 Tahun
15 – 19 Tahun
10 – 14 Tahun
5 – 9 Tahun
0 – 4 Tahun
-2000 -1500 -1000 -500 0 500 1000 1500 2000

LAKI-LAKI PEREMPUAN

Dari grafik diatas terlihat perbandinganpenduduklaki-laki dan

perempuantidakjauhberbeda, sehingga program Puskesmasdapatdikembangkan di

berbagaibidang, tidakterfokus pada program tertentusajaseperti KIA. Jika dilihat

dari jumlahpenduduk yang didominasi oleh balita dan

anakanakdapatmenjadiancamantidaktercapainyapemenuhangizi.
16

2.5 GAMBARAN SOSIAL BUDAYA, PENDIDIKAN DAN EKONOMI

2.5.1 SosialBudaya

Kehidupansosialbudayapenduduk di wilayah KerjaPuskesmasPemurus baru

masih sangatdipengaruhi oleh budayasuku Banjar yang merupakanpendudukasli,

diikutiJawa, Dayak, Madura, Bugis, dan lainnya.

Pendudukkotakehidupannyabersifat agamis

dengansebagianbesarpendudukmemeluk agama Islam.

Tabel2.8 DistribusiPendudukBerdasarkan Agama di Wilayah


KerjaPuskesmasPemurusBaruTahun 2018
No Kelurahan Agama
Islam Kristen Kristen Hindu Budha
Protestan Katholik
1 PemurusBaru 14.410 483 477 240 400
2 Murung Raya 13.705 123 73 67 18
Jumlah 28.115 606 505 307 418
Tabeldiatasmenyimpulkanbahwasebagianbesarpenduduk di wilayah

puskesmasPemurusBaruberagama Islam. Dan diikuti oleh agama Kristen

Protestan, Kristen Katolik, Budha, dan Hindu, dengan adanya 5 kepercayaan,

dapatdijadikanpendekatankaderdalamaspekkeagaman

2.5.2 Pendidikan

Keberhasilan pembangunan juga dapat dilihat dari segi pendidikan. Data

jumlahpendudukberumur 15 tahunkeatas yang melekhuruf dan

tingkatpendidikantertinggi yang ditamatkan di Kota Banjarmasin dapatdilihat

pada tabel di bawahini.

Tabel 2.9JumlahPendudukBerumur 15 TahunkeAtas yang MelekHuruf dan


Tingkat PendidikaanTertinggi yang Ditamatkan di Kota
Banjarmasin Tahun 2020
17

Jumlah Persentase
No Variabel
Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah
Pendudukberumu
1 11.084 11.132 22.216
r 15 tahunkeatas
Pendudukberumu
2 r 15 tahunkeatas 8.244 37,1
yang melekhuruf
3 Persentasependidikantertinggi yang ditamatkan:
a. Tidakmemiliki
2.154 9,7
ijazah SD
b. SD/MI 6.439 29,0
c. SMP/MTs 4.283 19,3
d. SMA/MA 6.317 28,4
e. SMK 0 0,0
f. Diploma I/
68 0,3
Diploma II
g. Akademi/
369 1,7
Diploma III
h. Universitas/
1.324 6,0
Diploma IV
i. S2/S3
166 0,7
(Master/Doktor)
(Sumber Data : Kelurahan Pemurus Baru; Kelurahan Murung Raya)

2.5.3 Ekonomi

Mata pencahariandaripenduduk di wilayah

kerjaPuskesmasPemurusBarusebagianbesaradalahPegawai swasta dan pekerja

lepas,serta masih banyak yang belum/tidak bekerjasehingga hal ini

dapatmenjadiancamantidakterpenuhinyapelayanankesehatankarenarendahnyatingk

atekonomi.

Tabel 2.10 DistribusiPendudukBerdasarkanPekerjaan di Wilayah


KerjaPuskesmasPemurusBaruTahun 2018
Kelurahan
No Pekerjaan Pemurus Baru Murung Raya Jumlah
1 Petani 11 22 33
2 Nelayan 2 7 9
3 Pedagang 617 373 990
4 PNS/TNI/Polri 946 485 1.431
5 Pegawai swasta 2.012 1.182 3.194
6 Wiraswasta 184 47 231
18

7 Pensiunan 594 1.085 1.679


8 Pekerja Lepas 1.714 428 2.142
9 Jumlah Bekerja 6.080 3.629 9.709
10 Tidak/Belum bekerja 5.575 5.455 11.030
Total 11.655 9.084 20.739
(Sumber: ProfilKelurahanPemurusBaru dan Murung Raya tahun 2018)

2.6 GAMBARAN PUSKESMAS PEMURUS BARU

2.6.1 Visi, Misi dan Motto PuskesmasPemurusBaru

VISI :Terwujudnya pelayanan kesehatan yang bermutu dan bermatabat di

Banjarmasin serta terkemuka di Kalimantan Selatan tahun 2021

MISI :

1. Memenuhi kebutuhan dan pengembangan sumber daya manusia kesehatan

yang ikhlas, berdedikasi, dan profesional dalam melayani.

2. Melaksanakan diklat kesehatan sesuai dengan kebutuhan organisasi

3. Menjadikan UPT Puskesmas Pemurus Baru sebagai Puskesmas BLUD

4. Membangun karakter dan menanamkan nilai-nilai organisasi pada seluruh

staff Puskesmas Pemurus Baru dan jajarannya.

MOTTO :“MINTA RELA : MEMBERIKAN YANG TERBAIK, RAMAH

DAN EMPATI DALAM PELAYANAN”

2.6.2 Sarana Kesehatan PuskesmasPemurusBaru

Sarana pelayanankesehatan yang ada di wilayah

kerjaPuskesmasPemurusBarumenurutkepemilikannyaterdiridarimilikpemerintahd

an swasta. Data saranakesehatanmenurutkepemilikandapatdilihat pada tabel di

bawahini.
19

Tabel 2.11 Jumlah Sarana Kesehatan menurut Kepemilikan di Wilayah


Kerja Puskesmas Pemurus Baru Tahun 2020
No Jumla Nama Kepemilika
Fasilitas Alamat
. h n
1 RumahSakit 0 - - -
Pemurus Jl. Prona I No. 29 RT
2 Puskesmas 1 Pemerintah
Baru 14 Kel. PemurusBaru
Puskesmas
Pembantu Jl. Kelayan A RT 12
3 PuskesmasPembantu 1 Pemerintah
Murung Kel. Murung Raya
Raya
Laboratoriu
Laboratorium
m Kesehatan Jl. Bumi Mas Raya,
4 Kesehatan 1 Pemerintah
ProvinsiKals Kel. PemurusBaru
ProvinsiKalsel
el
Jl. Bumi Mas No.131
Klinik An-
5 Klinik Pratama 1 RT.006 RW.01, Kel. Swasta
nida
Pemurus Baru
dr. Widi
Jl. Prona 11 RT 12 Swasta
Utami
Jl. Bumi Mas Raya,
dr. Yulanti Kel. Pemurus Baru Swasta
(Ghina Beauty)
Jl. A. Yani Km. 5
dr. Sutarinda No.2, RT.2, Kel.
Swasta
PraktikDokterMandi Z, spOG (K) Pemurus Baru
6 5
ri (Apotek Borneo)
Jl. A. Yani Km. 5
dr. Nurul
No.2, RT.2, Kel.
Hidayah, Swasta
Pemurus Baru
Sp.A(K)
(Apotek Borneo)
dr. Samuel
Jl. A. Yani Km. 4,5
Tobing, Swasta
Kel. Pemurus Baru
Sp.OG(K)
7 PraktikMandiri 5 Jl. Bumi Mas Raya,
drg. Arisa
Dokter Gigi Kel. Pemurus Baru Swasta
Izzaty
(Ghina Beauty)
drg. Fitri Jl. Bumi Mas Raya, Swasta
Shoufia Kel. Pemurus Baru
20

(Ghina Beauty)
Jl. Bumi Mas Raya
No.17B/100B, RT.
drg. Aulia
006. RW.01 Kel. Swasta
Rusmayati
Pemurus Baru (Art
Dental Office)
Jl. Bumi Mas Raya
No.17B/100B, RT.
drg. Redhoni
006. RW.01 Kel. Swasta
Alfiyandi
Pemurus Baru (Art
Dental Office)
Jl. Bumi Mas Raya
drg. Ferdy
Komplek Bumi Swasta
Rijaldi
Handayani V No.3
Praktik
Kerja Jl. Bumi Mas Raya
Mandiri Komplek Bumi Swasta
Pemeliharaa Handayani V No.3
n Kes. Gigi
8 BalaiPengobatan 3 Praktik
Perawat Gigi Jl. Bumi Mas Raya Swasta
Mandiri
Balai
Pengobatan Jl. Bumi Mas Raya Swasta
“BUDI”
Jl. Lingkar Dalam
Apotek
Selatan RT.19 No.77, Swasta
Bunda
Kel. Pemurus Baru
Apotek Jl. Prona I RT 14,
9 Apotek 3 Swasta
Arfah Kel. Pemurus Baru
Apotek
Jl. Bumi Mas Raya
Berkah Swasta
No 2A RT 09
Sehat
Indriani, Jl. Prona I RT 26,
Swasta
AM.Keb Kel. PemurusBaru
Nor Jl. BumiHandayani Swasta
Wahidah, RT 36 Kel.
AM.Keb PemurusBaru
Rafika Sari, Jl. Kelayan A RT 3 Swasta
10 PraktikBidan 5
AM.Keb Kel. Murung Raya
Rahmawati, Jl. Kelayan A RT Swasta
AM.Keb 7Kel. Murung Raya
Noor Jl. Kelayan A RT Swasta
Cahaya, 2Kel. Murung Raya
AM.Keb
11 TokoObatBerizin 4 Toko Obat
Jl. Bumi Mas Raya
Berizin Swasta
KM 4,5 RT 11 No 11
“Ikhtiar”
Toko Obat Jl. Kelayan A II RT 7, Swasta
Berizin “Al- Kel. Murung Raya
21

Fath”
Toko Obat Jl. Bumi Mas Raya
Berizin No. 46 RT.04 RW.01, Swasta
“Aisha MS” Kel. Pemurus Baru
Toko Obat
Berizin Jl. Prona 1 Swasta
“Citra”
TokoObatTidakBeri Toko Obat
12 1 Jl. Prona I RT 14 Swasta
zin “Umi”

1. Gedung IndukPelayananPuskesmas

a) Gedung PelayananPuskesmasLantai 1

- Ruang LoketUmum

- Ruang PemeriksaanUmumDewasa/ Lansia

- Ruang Pemeriksaan Anak

- Ruang Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan KeluargaBerencana (KB)

- Ruang Apotik

- Ruang Tindakan

- Ruang Gigi

- Ruang TB dan Kusta

- Ruang Administrasi

- Pos Screening Vaksinasi Covid-19

- Pos Vaksinasi Covid-19

- Toilet Umum dan Karyawan

b) Gedung PelayananPuskesmasLantai 2

- Ruang KepalaPuskesmas

- Ruang Komputer dan Tata Usaha

- Ruang Laboratorium
22

- Ruang Kesehatan Lingkungan

- Ruang Pertemuan

- Ruang Gizi

- Ruang Sanitasi dan Promosi Kesehatan

- Ruang Imunisasi

Tanaman
Obat

Pos Vaksinasi Pos Screening Vaksinasi


COVID-19 COVID-19

Rg. Pemeriksaan
umum

: meja pemeriksaan
: alur pelayanan

: bed pemeriksaan

23

Gambar 2.2 DenahRuangan Lantai IPuskesmasPemurusBaru

1 Kotak Kecil
sama dengan
1 Meter
24

Keterangan : Skala yang digunakan adalah setiap 1 kotak kecil sama dengan
berukuran 1 meter

Gambar 2.3DenahRuangan Lantai 2PuskesmasPemurusBaru

Tata letak di PuskesmasPemurusBarusudahcukupbaik, di mana

loketberadalantai 1 tepat di depan dan di dekatpintumasuk, ruangpoliberadatepat

di seberangloketbesertaapotek di sampingkanannya,

sehinggasetelahmendapatkanobatdaridoktermakaakansegerapulang, dan

disediakanbangkuuntukmenunggu. Hal

tersebutakanmemberikankenyamananalurpelayananpasien di

PuskesmasPemurusBaru.

Letak ruangpoliumum, polianak, KIA/KB dan apotek, berada di lantai 1

sehinggamemudahkanpelayanankesehatanterhadapsegalausia,

letakpoliuntukpenyakit TB &Kusta (pengendalianpenyakitmenular) berada pada

sampingkananpuskesmas, sehinggatidakbergabungdenganpasien-

pasienumumlainnya, alur penerimaanpasien, pelayanan, dan

jadwalterpampangjelas dan lahan kosong dimanfaatkan untuk

menanamtanamanobat.

Selain itu hal perlu diperhatikan adalah tanggauntukmenujukelantai 2

terbuatdarikayu dan kecil., ruanganpemeriksaan dan ruangtunggu yang sempit.,

laboratorium dan ruangimunisasiberada di lantai 2 sehinggakesulitanbagipasien-

pasienlansia dan ibu yang menggendonganaknyauntuk naik turuntangga.,

tidakmemilikipolikhususuntukpasienlansiasehinggapasienlansiaikuttergabungdeng

anruanganpoliumum, tidakterdapatnya bed pemeriksaan pada


25

ruanganpemeriksaananak, tidakterdapatkantinsehat dan

tidakadanyaruangankhususuntuktindakankegawatdaruratan.

2. Sarana Kesehatan dan Sarana PendukungPelayanan Kesehatan

Puskesmasdalammenjalankanfungsinya, PuskesmasPemurusBarudidukung

oleh:

- JumlahPustu :JumlahPustu diwilayah kerjaPuskesmas Pemurus Baru

sebanyak 1 buah di KelurahanMurung Raya

- JumlahPosyanduBalita: JumlahPosyanduBalitadiwilayahkerjaPuskesmas

secara umum berjumlah 14 yang terbagi menjadi 7 di wilayah Pemurus

Baru dan 7 di wilayah Murung Raya.

- JumlahPosyandu Lansia:

JumlahPosyanduUsiladiwilayahkerjaPuskesmasPemurusBarusebanyak 3

PosyanduLansia.

- Laboratorium Kesehatan Provinsi Kalimanatan Selatan

2.6.3 Sarana dan PrasaranaPendukung

Data Sarana dan Prasarana di

PuskesmasPemurusBarutahun2020diinputmelaluiaplikasi BMD yang

terkoneksidenganBidangAsetPemerintah KotaBanjarmasin. Daftar Sarana dan

Prasaranatermasukdalamdalamkartuinventarisbarang.Sarana dan

prasaranaPuskesmasPemurusBarutergolongcukuplengkap, keadaannyaa pun

cenderungterawat. Mobil ambulans juga berfungsidenganmaksimalsetiapharinya.

Tabel 2.12 Distribusi Sarana/Fasilitas Kesehatan di dalam Gedung


PuskesmasPemurusBaru Kota Banjarmasin Tahun 2020
26

No. Jenis Jumlah


1 Loket 1
2 Ruang rekam medic 1
3 Halaman puskesmas 1 area
4 Area parker 1 area
5 Mobil ambulans 1
6 Ruang PemeriksaanUmum 1
7 Ruang Pemeriksaan Anak 1
8 Ruang Tindakan 1
9 Apotek 1
10 Ruang pemeriksaan KIA 1
11 Ruang pemeriksaan Gigi dan Mulut 1
12 WC pasien 1
13 WC karyawan 1
14 Ruang kepalapuskesmas 1
15 Ruang Tata usaha 1
16 Ruang gizi 1
17 Ruang imunisasi 1
18 Ruang TB dan Kusta 1
19 Ruang KlinikSanitasi 1
20 Ruang Laboratorium 1
21 Tandon 1
22 Gudang 1

2.6.4 Tenaga Kesehatan


Tabel 2.13Data Tenaga Kesehatan di PuskesmasPemurusBaru
KotaBanjarmasin Tahun2020
Sumber : Data Kepegawaian Puskesmas Pemurus Baru 2020
Status Lokasi
Pendidikan
Kepegawaian Kerja
Jenis Tenaga
mas
Puskes

Pustu
Kontr
SMK

PTT
PNS

S2 S1 D3 D1
ak
27

a. Kepala 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0
Puskesmas
b. Dokter 0 3 0 0 0 3 0 0 3 0
c. Dokter Gigi 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0
d. Bidan 0 0 7 0 0 7 0 0 7 0
e. Perawat 0 1 5 0 0 4 2 0 6 0
f. Perawat Gigi 0 0 1 0 1 2 0 0 2 0
g. Apoteker 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0
h. Sanitarian 0 0 2 0 0 1 1 0 2 0
i. Tenaga Gizi 0 0 2 0 0 1 1 0 2 0
j. Analisis 0 0 2 0 0 1 1 0 2 0
Kesehatan
k. Tenaga Farmasi 0 1 2 0 0 1 2 0 3 0
l. SKM 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0
m. Non Nakes 0 0 1 0 5 3 1 2 6 0
TOTAL 1 8 22 0 7 26 9 2 37 0

Tabel 2.14 Data Tenaga KerjaBerdasarkanPenempatan di


PuskesmasPemurusBaru Kota Banjarmasin Tahun 2020
Jenis Tenaga Struktural Fungsional Pendidikan
KepalaPuskesmas 1 - S. KM, M. Kes
Dokter 1 2 S1 Kedokteranumum
Dokter Gigi - 1 S1 Kedokterangigi
Bidan 4 3 Amd. Keb
Perawat 5 1 AMK.
Perawat Gigi - 1 AMK.
Apoteker 1 - S. Farm, S. Si,S. ST
Sanitarian 1 1 S.E, SMK
Tenaga Gizi - 2 AMG.
Analis Kesehatan 1 1 Amk. AK
Tenaga Farmasi - 3 S. Farm, Amd. Farm
SKM - 1 SKM
Non Nakes - 6 S. E, SMK

Ketersediaantenagakerja yang tergolonglengkapuntukkriteriapuskesmas non


rawatinaptipeperkotaan berdasarkan permenkes no 43 tahun 2020.
Penempatanposisijabatan juga sudahsesuaidengankeilmuansetiapanggotaseperti
yang dapatdilihat di baganstrukturorganisasiPuskesmasPemurusBaru. Akan tetapi
ada beberapa kelemahan seperti tidakadanyadokter jaga di pustusetiaphari dan
28

Saatada UKM terkadangkekuranganpetugaskarenakegiatan yang


satutabrakandengankegiatan lain
sehinggapetugasmendapattanggungjawablebihdarisatukegiatan.
t
y
d
a
r
o
N
b
e
,K
m
ilA
j.L
H
Gambar 2.4StrukturOrganisasiPuskesmasPemurusBaru
24
K
,A
lin
s
a
M
ambar 2.5StrukturOrganisasiPenanggung Jawab UKM PuskesmasPemurusBaru
25

G
26

Gambar 2.6StrukturOrganisasiPenanggung Jawab UKP PuskesmasPemurusBaru


27

2.6.5 Sumber Dana

Pembangunan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas PemurusBaru pada

Tahun 2020.

Tabel 2.15SumberPembiayaan Kesehatan di


PuskesmasPemurusBaruTahun2020
Jumlah
No. SumberDaya Jumlah (Rp)
Sub-Total
1. APBD KAB/KOTA Rp. 1.352.242.759,-
TOTAL Rp. 1.352.242.759,-

Total anggaran kesehatan tahun 2020 sebesar Rp. 1.352.242.759,-.

Anggaran kesehatan ini bersumber dari APBD KAB/KOTA. Dana APBD dipilah

menjadi dua yaitu Belanja Langsung dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Dana

belanja langsung di Puskesmas Pemurus Baru sebesar Rp.845.630.259,-

sedangkan Dana Alokasi Khusus sebesar Rp.506.612.500,-.

2.6.6 Program KerjaPuskesmas

Puskesmasmenyelenggarakanupayakesehatanmasyarakattingkatpertama dan

upayakesehatanperorangantingkatpertama.

Upayakesehatanmasyarakattingkatpertamameliputiupayakesehatanmasyarakatese

nsial dan upayakesehatanmasyarakatpengembangan.

Permenkes No. 43tahun2020tentangpuskesmas,

upayakesehatanmasyarakatesensialmerupakankegiatan yang harusdiselenggarakan

oleh setiappuskesmasuntukmendukungpencapaian SPM

kabupaten/kotabidangkesehatan. UKM

esensialmeliputi :pelayananpromosikesehatan, kesehatanlingkungan, KIA-KB,

gizi dan pencegahan dan pengendalianpenyakitmenular.


28

Berikutupayakesehatanesensial yang dijalankan oleh

PuskesmasPemurusBaru, meliputi :

1. PelayananPromosi Kesehatan

Promosikesehatan yang

dilakukanPuskesmasPemurusBaruberupapenyuluhantentang program PIS-PK

denganmetodekelompokataupunkeliling,

penyelenggaraankegiatanupayakesehatanberbasismasyarakat

(posyandubalita/bumil, posyandulansia, dan TOGA di dasawisma),

pembinaanupayakesehataninstitusi (sekolah dan pondokpesantren), dan

pembinaankelurahansiagaaktif.

2. Pelayanan Kesehatan Lingkungan

Kegiatankesehatanlingkungan di

PuskesmasPemurusBarumeliputipengawasanpenyehatan air, hygiene dan

sanitasimakanan&minuman, penyehatantempatpembuangansampah dan limbah,

penyehatanlingkunganpemukiman dan jaga, pengawasansanitasi TTU,

pengamanantempatpengelolaanpestisida, kliniksanitasi, sanitasi pasar, dan STMB.

3. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak/ KeluargaBerencana

Program KIA-KB yang diselenggarakan di

PuskesmasPemurusBarumeliputiupayapelayananibu dan anak, kesehatanbayi,

upayakesehatanbalita dan anakprasekolah, upayakesehatananakusiasekolah dan

remaja, dan pelayanankeluargaberencana (KB).


29

4. PelayananPencegahan dan PemberantasanPenyakitMenular

Pelayanan P2M di PuskesmasPemurusBarumeliputi program P2 TB paru,

P2 Malaria, P2 Kusta, pelayananimunisasi, P2 Diare, P2 Pneumonia, P2 DBD, P2

PMS dan HIV/AIDS, P2 Rabies, P2 Filariasis dan schistozomiasis, dan

surveilans.

5. PelayananUpayaPengobatan

Pelayananupayapengobatan di

PuskesmasPemurusBarumeliputipengobatanberuparawatjalanpasienumummaupun

rawatjalanpasiengigi dan pemeriksaanlaboratorium.


30

Gambar 2.7Upaya Kesehatan WajibPuskesmasPemurusBaru


31

Gambar 2.8Upaya Kesehatan WajibPuskesmasPemurusBaru


32

Upayapengembanganpelayanankesehatanpuskesmasadalahberberapaupayak

esehatanpengembangan yang ditetapkanpuskemas dan Dinas Kesehatan Kota

Banjarmasin sesuaidenganpermasalahankebutuhan dan

kemampuanpuskesmasdalamstrukturorganisasipuskesmas. Adapun

beberapakegiatan dan

kemampuanpuskesmasdalamstrukturorganisasipuskesmasialahsebagaiberikut:

1. Pelayanan Kesehatan UsiaLanjut

Upayakesehatanusialanjutadalahupayakesehatankhususdimanakegiatannyaa

dalahuntukmendeteksisedinimungkinpenyakitdegeneratifkardiovaskuler, DM,

hipertensi, osteoporosis pada kelompokusialanjut. Pembinaankelompoklansia

yang adadiwilayahkerjapuskesmasPemurusBarutahun2020berjumlah 3

buahPosyanduLansia

2. Pelayanan Kesehatan Mata/PencegahanTerhadapKebutaan


Upayakesehatanmatamerupakan program pelayanankesehatanmata,
terutamapemeliharaankesehatanmata dan pencegahankebutaan oleh
tenagakesehatan dan didukung oleh peranmasyarakat,
sepertiupayapenanggulangangangguanrefraksi pada anaksekolah.
3. Pelayanan Kesehatan Jiwa

Program
pelayanankesehatanjiwaberupapengenalanataudeteksidinigangguanjiwa,
pertolonganpertamagangguanjiwa, dan konselingjiwa.
4. Pencegahan dan PenanggulanPenyakit Gigi

Program kesehatangigi dan mulutadalah program pelayanan yang

dilakukanpuskesmaskepadamasyarakatbaikdalamataupunluar Gedung,
33

untukmengatasikelainanronggamulut dan gigi, yang merupakan salah

satupenyakit yang banyakdijumpai di puskesmas.

5. Perawatan Kesehatan Masyarakat

Perawatankesehatanmasyarakatmerupakan program

pelayananpenanganankasustertentudarikunjunganpuskesmasakanditindaklanjutiat

audikunjungiketempattinggalnyauntukdilakukanasuhankeperawatanindividu dan

keluarga, misalnyakasusgizi, ISPA, dan penyakitlainnya.

6. Pembinaan Kesehatan Tradisional

7. Upaya Kesehatan Olahraga

Kegiatanupayakesehatanolahragaadalahsemuabentukkegiatan yang

menerapkanilmupengetahuanfisikuntukmeningkatkankesegaranjasmanimasyaraka

t yang meliputikegiatanpembinaan dan pemeriksaankesegaranjasmanidiluar

Gedung.

Upayakesehatanperorangantingkatpertamadilaksanakandalambentukpelayan

anrawatjalan, pelayanangawatdarurat.

Upayakegiatanperbaikangizimasyarakat di

PuskesmasPemurusBarudilaksanakan di dalamgedung dan di luargedung,

kegiatannyameliputi:

1. Konsultasiataupenyuluhangizibayi, balita, dan ibuhamil.

2. Konsultasiataupenyuluhangiziuntukpenyakitkronik.

3. Konsultasiataupenyuluhan ASI eklusif.

4. Pemberian vitamin A pada balita 2 kali/tahun.


34

5. Pemberian tablet besi (90 tablet) pada ibuhamil.

6. Penimbanganberat badan dan pengukuranpanjang badan pada bayi, balita dan

anakpra-sekolah.

7. Pemberian MP ASI Bayi SGM dan GAKIN.

8. Perawatan pada balitagiziburuk dan gizikurang.

9. Perawatan pada balita BGM.

10. Intervensirumahtanggamengonsumsi garam beryodium.

2.6.7 Data Khusus

Tabel2.16 SepuluhObatTerbanyak yang Digunakan di


PuskesmasPemurusBaru Tahun 2020
NO NAMA PENYAKIT JUMLAH (tablet)
1 Paracetamol talet 500 mg 30.727
2 Vitamin C tablet 50 mg 23.070
3 Vitamin B Kompleks Tabler 21.456
4 Tablet tambah darah kombinasi 15.084
5 Piridoksin HCL tablet 10 mg 10.533
6 Amoksisilin 500 mg kaplet 8.827
7 Natrum diklofenak tablet 25 mg 8.101
8 Antasida Doen Tablet kombinasi 7.833
9 Kalsium Laktat (Kalk) tablet 500 mg 6.866
10 Klorfeniramin maleat (CTM) tablet 4 mg 6.809
(Sumber: ProfilPuskesmasPemurusBaru, LaporanKefarmasiantahun2020)

Grafik 2.6SepuluhObatTerbanyak yang Digunakan di PuskesmasPemurus


Baru Tahun 2020
35

Grafik Pemakaian Obat Terbanyak tahun


2020
Parasetamol tablet 500 mg Vitamin C tablet 50 mg
Vitamin B Kompleks Tabler Tablet tambah darah kombinasi
Piridoksin HCL tablet 10 mg Amoksisilin 500 mg kaplet
Natrum diklofenak tablet 25 mg Antasida Doen Tablet kombinasi
Kalsium Laktat (Kalk) tablet 500 Klorfeniramin maleat (CTM)
mg tablet 4 mg

Tabel 2.17 SepuluhJenisPenyakitTerbanyak di PuskesmasPemurusBaru


Tahuni2020
NO NAMA PENYAKIT JUMLAH

1 Hipertensi 2.621
2 ISPA Atas 1.535
3 Dyspepsia 1.059
4 Gg Lain Kulit dan jaringanSubkutan 851
5 Diabetes Melitus 759
6 Arthritis 427
7 Penyakit gusi jaringan peridontal 406
8 Sakit kepala 396
8 Batuk 383
10 Myalgia 342
(Sumber: ProfilPuskemasPemurusBaru, LaporanPenyakittahun2020)

Grafik 2.7SepuluhJenisPenyakitTerbanyak di
PuskesmasPemurusBaruTahun2020
36

10 Penyakit Terbanyak 2020


2,621

1,535

1,059
851
759

427 406 396 383 342

Hipertensi ISPA Atas Dyspepsia Gg Lain Diabetes Arthritis Penyakit Sakit Batuk Myalgia
Kulit dan Melitus gusi kepala
jaringan jaringan
Subkutan peridontal

Berdasarkan tabel diatas didapatkan datapenyakittertinggi yaitu

hipertensiyang dimana hal ini dapatmenjadiancamanpeningkatankasusCVD, dan

berbagai komplikasi lainnya jika tatalaksana serta follow up dari pasien Hipertensi

tidak dilakukan dengan baik.

Grafik 2.8 JumlahKunjunganPasien di PuskesmasPemurusBaruTahun


2016-2020
37

Berdasarkan grafik diatas, kunjungan rawat jalan di Puskesmas Pemurus

Baru mengalami fluktuasi dan mengalami penurunan pada tahun ini. Kunjungan

rawat jalan di Puskesmas Pemurus Baru mengalami penurunan 60% dibandingkan

dengan tahun 2019. Hal ini disebabkan adanya pandemik COVID-19. Masyarakat

takut akan di SWAB-PCR apaila ke Puskesmas dan takut tertular COVID-19.

BAB III

UPAYA POKOK

PUSKESMAS PEMURUS BARU TAHUN 2019

3.1UpayaPromosi Kesehatan
38

Promosikesehatan di

PuskesmasadalahupayaPuskesmasmelaksanakanpemberdayaankepadamasyarakat

untukmencegahpenyakit, dan meningkatkankesehatansetiapindividu,

keluargasertalingkungannyasecaramandiri dan

mengembangkanupayakesehatanbersumbermasyarakat. PengertiandariPromosi

Kesehatan adalahupayauntukmeningkatkankemampuanmasyarakatmelalui proses

pembelajarandirisendiri, oleh, untuk dan bersamamasyarakat, agar

merekadapatmenolongdirinyasendiri, sertamengembangkankegiatan yang

bersumberdayamasyakat, sesuaisosialbudayasetempat dan di dukung oleh

kebijakanpublik yang berwawasanmasyarakat.

3.2.1 Kegiatan

a. Penyuluhan
Kegiatanpenyuluhan di wilayah kerjaPuskesmasPemurusBarudilakukan di

dalamgedung dan di luargedung oleh setiappetugaskesehatan, dilakukan

pada insitusipendidikan, institusisaranakesehatan, institusirumahtangga,

institusitempatumummaupuntempatkerja, pantiasuhan dan

pondokpesantren. Pencapaianpelaksanaanpenyuluhan di wilayah

kerjaPuskesmasPemurusBarucukupbaik. Materi yang diberikan pada

saatpenyuluhanadalahtentangpromosi PHBS, dan beberapamaterilainnya.

Penyuluhan di lakukandenganbeberapametode, antaralain :

1. Penyuluhankelompok dan

2. Penyuluhankeliling

b. Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat

Kegiatan UKBM di puskesmasPemurusBaruantara lain adalah :


39

a) Posyandubalita/bumil

b) Posyandulansia

c. Upaya Kesehatan Institusi

Pembinaanupayakesehataninstitusi di wilayah

kerjaPuskesmasPemurusBaru di laksanakan di sekolah dan

pondokpesantren. Pembinaankesehataninstitusidilaksanakan di

semuasekolah dan pondokpesantren di wilayah

kerjaPuskesmasPemurusBaru.

d. PembinaanKelurahanSiagaAktif

Wilayah kerjaPuskesmasPemurusBaruterdiridari 2 kelurahan,

yaituKelurahanPemurusBaru dan KelurahanMurungraya dan

keduakelurahaninidikembangkan dan dibinamenjadikelurahansiagaaktif.

3.2.2 Target dan Pencapaian

Target dan pencapaianpromosikesehatan di

PuskesmasPemurusBaruberdasarkantabel 3.1

Tabel 3.1 Hasil capaiancakupanpromosikesehatan di


PuskesmasPemurusBaruTahun 2020
Cakupan
Target
No Variabel Target satuan Capaian Sub
sasaran Variabel
variabel
40

A PenyuluhanPHBS pada   26.6%


2 kali setahun/
1.Institusi pendidikan 80 8 10%
Sekolah
2 kali setahun/
2. Institusisaranakesehatan 4 17 100%
Sarkes
30%
3. InstitusiRumahTangga 2132 25 1%
rumahtangga
4. InstitusiTempat- 2 kali setahun/
174 39 22%
TempatUmum TTU
5. InstitusiTempat- 2 kali setahun/
0 0 0%
TempatKerja tempatkerja
4 kali/
6. PantiAsuhan 0 0 0%
pantiasuhan
4 kali/
7. Pesantren 8 0 0%
Pesantren
B Penyuluhan   100%
12 kali/
1. Keliling 12 33 100%
  Setahun
24 kali/
2. Kelompok 24 91 100%
  Setahun
100%
C KelurahanSiagaAktif 2 2 100% 100%
jmlKeluruhan
Tingkat
D 50%
KemandirianPosyandu  
25%
1. PosyanduPurnama dan
  dariimlposyand 4 0 0%
Mandiri
u
100
2. Keaktifan Kader
  drjmlkaderposy 70 70 100%
Posyandu
andu
E Pembinaan UKS   84.6%
1. JumlahSekolah yang
  100% sekolah 20 20 100%
melaksanakan UKS
  2. Jumlahdokter Kecil 10%/ sekolah 345 450 100%
3. Jumlahkader
  10%/ sekolah 53 60 100%
kesehatanremaja
4. Jumlah guru pembina
  1 org /sekolah 20 20 100%
UKS
5. Kunjungan Tenaga
  7 kali /sekolah 140 32 23%
Kesehatan kesekolah
F Kebijakan Publik 0%
1. Jumlah inovasi kebijakan
1 kebijakan/
tingkat kelurahan yang 2 0 0%
kelurahan
mendukung kesehatan
G Kemitraan 20%
1.Jumlah itra yang
berperan aktif dalam 5 mitra 5 1 20%
upaya promosi kesehatan
41

CakupanUpaya Promosi Kesehatan 54.5%

3.2 Kesehatan Lingkungan

Kesehatan lingkunganadalahsuatukondisilingkungan yang

mampumenopangkeseimbanganekologi yang dinamisantaramanusia dan

lingkungannyauntukmendukungtercapainyakualitashidupmanusiasehat dan

bahagia. Lima upayadasarkesehatan lingkunganyaitumeliputi

A. Penyehatansarana air minum

B. Peningkatan sanitasi layak (jamban sehat)

C. Pelaksanaan kegiaatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

D. Penyehatantempat-tempatumum (TTU)

E. Penyehatantempatpengelolamakanan (TPM)

3.2.1 Kegiatan

Kegiatankesehatanlingkungan di wilayah kerjaPuskesmas Pemurus

Barumeliputipenyehatan sarana air minum,peningkatan sanitasi layak (jamban

sehat), pelaksanaan kegiantan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM),

penyehatan tempat-tempat umum (TTU), dan penyehatana tempat pengelola

makanan (TPM).

Kegiatanupayakesehatanlingkungan:
42

A. Penyehatansarana air minum

1). Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL) terhadap penyelenggara dan

sarana air minum

2). Penilaian kualitas air minum yang memenuhi syarat secara fisik, kimia,

dan mikrobiologi.

B. Peningkatan sanitasi layak (jamban sehat)

1). Pengelolaan fasilitas sanitasi yang layak (jamban sehat)

C. PengawasanSanitasi TTU

1). Inspeksisarana pendidikan

2). Inspeksi sarana kesehatan

3). Inspeksi tempat ibadah

4). Inspeksi pasar

D. Desa STBM

E. Pengelolaan Tempat Pengelolaan Makanan yang memenuhi syarat

kesehatan

1). InspeksiJasa Boga

2). Inspeksi rumah makan/restoran

3). Inspeksi Depot Air Minum (DAM)

4). Inspeksi makanan jajanan/kantin

3.2.2 Target dan Pecapaian

Target dan pencapaian Kesehatan Lingkungan di

PuskesmasPemurusBaruberdasarkantabel 3.2
43

Tabel3.2 Tabel Hasil PelaksanaanKegiatan Kesehatan Lingkungan di


PuskesmasPemurusBaruTahun 2020

Cakupan
Target
No Variabel Target satuan Capaian Sub
sasaran Variabel
variabel

Penyehatan Air
A 100%
Minum  
1. Inspeksisarana air
minum dengan resiko 100% Sarana 2.326 2.326 100% -
  rendah+sedang
2. Penilaian kualitas air
minum yang memenuhi
100% dari sampel 31 31 100%- -
syarat fisik,bateriologi,
  dan kimia
Peningkatan sanitasi
B 100%
layak (jamban sehat)  
1. Pengelolaan 100% Akses
fasilitas sanitasi yang terhadap jamban 100% -
  layak (jamban sehat) sehat
PengawasanSanitasi
C TTU yang memenuhi 98.20%-
syarat kesehatan  
1. InspeksiSarana
100% Sarana 20 19 95%
  Pendidikan
2. InspeksiSarana
100% Sarana 1 1 100%
  Kesehatan
3. Inspeksi Tempat
100% Sarana 34 34 100%
  Ibadah 
4. Inspeksi Pasar 100% Sarana 1 1 100%
D Desa STBM 0%
Jumlahkelurahan yang
100% Kelurahan 2 0 0%
  melaksanakan STBM
Pengelolaan Tempat
Pengelolaan
E Makanan yang 100%
memenuhi syarat
kesehatan  
  1. InspeksiJasa Boga 100% TPM 0 0 0%
2. Inspeksi rumah
100% TPM 25 25 100%
  makan/restoran
3. Inspeksi Depot Air
100% TPM 12 12 100%
Minum (DAM)
4. Inspeksi Makanan
100% TPM 54 54 100%
  jajanan/kantin
44

CakupanUpaya Kesehatan Lingkungan 79.6%

3.3. Upaya Kesehatan Keluarga

Pelayanankesehatankeluagayaituupaya di bidangkesehatan yang

menyangkutpelayanan dan pemeliharaanibu, kesehatanbayi, kesehatan BALITA

dan anak pra sekolah, kesehatan anak usia sekolah dan remaja, dan

pelayanankeluarga berencana.

3.3.1 Kegiatan

1) Kesehatan Ibu

Kegiatannyameliputi :

 Pelayanan Kesehatan Bagi Bumil sesuai Standar untuk Kunjungan

 Drop Out K4 - K1

 Pelayanan Persalinan oleh Nakes yang mempunyai Kompetensi

Kebidanan

 Pelayanan Nifas Lengkap (Ibu dan Neonatus) sesuai standar (KN

3)

 Pelayanan dan atau Rujukan Bumil Risti / Komplikasi

2) PelayananKesehatanBayi

a. Penanganan dan atau Rujukan Neonatus Risiko Tinggi

b. Cakupan BBLR ditangani / di MTBM

c. Kunjungan Neonatus Pertama (KN 1)

d. Kunjungan Bayi

3) Usaha Kesehatan Balita dan Anak Pra Sekolah


45

a. PelayananDeteksi dan Stimulasi Dini TumbuhKembangBalita

(KontakPertama)

b. PelayananDeteksi dan Stimulasi Dini TumbuhKembang Anak Pra

4) Upaya Kesehatan Anak UsiaSekolah&Remaja

a. Pelayanan Kesehatan Anak SD oleh Nakes atau Tenaga Terlatih / Gur

u UKS / Dokter Kecil

b. Penjaringan Anak Sekolah

5) Pelayanan KB

a. Akseptor KB Aktif di Puskesmas (CU)

b. Akseptor Aktif MKET di Puskesmas

c. Akseptor MKET dengan komplikasi

d. Akseptor MKET mengalami kegagalan

3.3.2 Sasaran dan Pencapaian

Tabel 3.3 RealisasiUpaya Kesehatan


KeluargaPuskesmasPemurusBarutahun 2020

No Kesehatan Keluarga Target Target Capaian Sub Variabel


Satuan Sasaran Variabel
KESEHATAN IBU DAN BAYI BARU LAHIR
KESEHATAN IBU 70.6%
1 Pelayanan Kesehatan 100% 628 520 83%
BagiBumilsesuaiStandaruntu Bumil
kKunjunganLengkap

2 Drop Out K4 - K1 10% Bumil 63 0 0%

3 Pelayanan Persalinan oleh 100% Bulin 599 507 85%


Nakes yang mempunyai
Kompetensi Kebidanan
4 Pelayanan Nifas Lengkap 100% Bulin 599 507 85%
(Ibu dan Neonatus) sesuai
46

standar (KN 3) 20% Bumil


5 Pelayanan dan atau Rujukan 126 159 100%
Bumil Risti / Komplikasi
KESEHATAN BAYI 97%
1 Penanganan dan 15% 86 96 100%
atauRujukanNeonatusRisiko SasaranBayi
Tinggi
2 Cakupan BBLR ditangani/di 100% Bayi 15 22 100%
MTBM BBLR
3 CakupanKunjunganNeonatus 100% 573 503 88%
Pertama (KN 1) Neonatus
4 CakupanKunjunganBayi 100%/Bayi 508 608 100%
(Minimal 4
kunj)
KESEHATAN BALITA
DAN ANAK PRA 79.5%
SEKOLAH
1 PelayananDeteksi dan 100% Balita 2195 1431 65%
Stimulasi Dini
TumbuhKembangBalita
(KontakPertama) 100% Anak
2. PelayananDeteksi dan Pra Sekolah 1111 1044 94%
Stimulasi Dini
TumbuhKembang Anak
PraSekolah
USAHA KESEHATAN
ANAK USIASEKOLAH 100%
DAN REMAJA
1 Pelayanan Kesehatan Anak Siswa (NT) 1247 1247 100%
SD oleh Nikes atau Tenaga 1/setingkat
Terlatih/Guru UKS/Dokter
Kecil
2 PenjaringanAnak Sekolah:

a. Jml Murid Kls 1 SD UKS 100% 314 314 100%


diperiksa jmlkls 1 SD

b. Jml Murid KLS 1 100%


SMP/SMA UKS diperiksa jmlkls 1 206 206 100%
SMP/SMA
UKS

KELUARGA 100%
BERENCANA
1 Akseptor KB Aktif di 70%/PUS 4615 4682 100%
Puskesmas (CU)
2 AkseptorAktif MKET di Orang (NT) NT 42 100%
Puskesmas
3 Akseptor Orang (NT) NT 0 0%
MKETdenganKomplikasi
47

4 Akseptor Orang (NT) NT 0 %0


MKETmengalamiKegagalan
CakupanUpaya Kesehatan keluarga 95%

3.4 UpayaPencegahan dan PemberantasanPenyakitMenular

Pencegahan dan PemberantasanPenyakitmempunyaitugasmerencanakan,

melaksanakanpembinaan dan koordinasisertapengawasan dan

pengendaliankegiatanpencegahan dan pemberantasanpenyakit.

3.4.1 Kegiatan

KegiatanUpayaPencegahan dan PemberantasanPenyakitMenular yang

dilaksanakan di PuskesmasPemurusBarutahun 2020 terdiridari :

A. Imunisasi

Imunisasi, indikatorkinerjanyameliputi:

- BCG

- DPT-HB1

- DPT-HB2

- DPT-HB3

- POLIO1

- POLIO2

- POLIO3

- POLIO4

- CAMPAK

B. Pencegahan dan PemberantasanPenyakitDemamBerdarah Dengue

Kegiatannyameliputi:

1. Angka bebasjentik
48

2. CakupanPenyelidikanEpidemiologi (PE)

3. Penderita DBD yang ditangani

C. Pencegahan dan PemberantasanPenyakit Malaria

Kegiatannyameliputi:

1. PemeriksaanSediaan Darah (SD) pada Penderita Malaria Klinis.

2. Penderita Malaria + (Positif) Malaria yang DiobatiSesuaiStandar.

D. Pencegahan dan penanggulanganpenyakitInfeksiSaluranPernapasan

(Pneumonia)

Kegiatannyameliputi:

1. Penemuan dan penangananpenderita Pneumonia oleh Puskesmas dan Kader.

2. JumlahKasus Pneumonia BeratDitanganiSesuaiStandar.

E. Pencegahan dan penanggulanganpenyakitDiare

Kegiatannyameliputi:

1. PenemuanKasusDiare di Puskesmas dan Kader.

2. KasusDiareDitangani oleh Puskesmas& Kader dengan Oral Rehidrasi.

F. Pencegahan dan pemberantasanpenyakitTuberkulosis

Kegiatannyameliputi:

1. CDR

2. Kesembuhan

3. Konversi

Penjaringansuspek di semuapoli

a) Penegakkan diagnosis denganpemeriksaan sputum BTA (SPS)

b) Pengobatanbagipenderita TB. Paru BTA (+).


49

c) Penemuansecaradinibiladitemukanpasiendengangejalasuspek.

d) Penemuanpenderita TB yang sembuh, kambuh, sertakonversi

G. EliminasiPenyakitKusta

Kegiatannyameliputi:

1. PenemuanTersangkaPenderitaKusta

2. PengobatanPenderitaKusta

3. PemeriksaanKontakPenderita

4. Pencegahan dan PemberantasanPenyakitKusta

H. Pencegahan dan penanggulanganpenyakit Covid-19

Kegiatannyameliputi:

1. PenemuanTersangkaPenderita Covid-19

2. PengobatanPenderita Covid-19

3. PemeriksaanKontakPenderita

4. Pencegahan dan PemberantasanPenyakit Covid-19

3 Target dan Pencapaian

a. Imunisasi

Grafik 3.1 Gambaran PencapaianPelayananImunisasi di


PuskesmasPemurusBaruTahun 2020
50

120
100
80
60
40
20
0
ri G 1 2 3 1 2 3 4 R p ta ta 1 D D lan
ha BC -Hib -Hib -Hib olio olio olio olio MM gka du du las 1 S 5 S i
0 n a a e s m
<1 - HB -HB -HB P P P P
a k/ Le b B k B k k ela dan ha
T T T p r i a a e
HB
O
DP DP DP m a sa B - H m p an k k s 2 bu k
Ca D -H Ca da ana ela i
T pa a kk da
DP R pad na + pa
M a
M DT da 2
a k/ pa TT
p D
m T
Ca

Target Capaian

b. Diare

Target dan Pencapaian:

a) Penemuanpenderitadiaredenganpencapaian 793 kasus.

b) Penanganankasusdiaredengan oral rehidrasi, pencapaian 231 kasus.

c. DemamBerdarah Dengue

Target dan Pencapaian:

JumlahPenderita DBD yang ditemukansebanyak 7 kasusdengan target

tidakditentukan.

Grafik 3.2 KasusMeninggalDemamBerdarah Dengue (DBD) dan CFR

kasus DBD di PuskesmasPemurusBaruTahun 2016-2020


51

16

14

12

10

0
2016 2017 2018 2019 2020

CFR Kasus Meninggal

d. Malaria

Target dan Pencapaian:

a) Jumlahpenderita malaria klinis yang diobatisebanyak 0

b) Jumlahpenderita malaria positif yang diobatisebanyak 0

e. Pneumonia pada Balita

Target dan Pencapaian:

Penemuanpenderita Pneumonia pada balita dan penenganan oleh

petugaskesehatansebanyak 32 kasus.

f. TB Paru

Target dan Pencapaian:

TBC Paru BTA ( + ) sebanyak 37 jiwa, denganjumlah yang diobati 37 jiwa.

Grafik 3.3 Gambaran Pencapaian Program P2 TB Paru di


PuskesmasPemurusBaruTahun 2020
52

120

100

80

60

40

20

0
Diobati Kesembuhan Pengobatan Lengkap Kematian

Capaian Target

g. Kusta

Target dan Pencapaian:

a) Jumlahpengobatankusta 0 pasien

h. KLB (Covid-19)

Persentase KLB ditangani<24 jam di PuskesmasPemurusBaru pada

tahuninisebesar 100%.

KasuspertamadiwilayahkerjaPuskesmasPemurusBaruditemukan pada

tanggal 24 Maret 2020. Sampai per tanggal 31 Desember 2020,

jumlahpenderita COVID-19 sebanyak 205 orang yang terdiridari 108 laki-

laki dan 97 perempuan. Diketahuikelompokumur 20-44 tahunsebanyak 71


53

orang yaitukelompokusia paling banyakmenderita COVID-19 yang

merupakanusiaproduktif.

Jumlahkematiandari KLB inisebanyak 12 orang, dimana 11 orang

laki-laki dan 1 orang perempuan. Jumlahpenduduk yang terancamakan

COVID-19 iniadalahseluruhpenduduk di wilayah

kerjapuskesmasPemurusBarusebanyak 29.960 orang Attack rate (%) sebesar

0,7% dan CFR (%) sebesar 5,9%.

Tabel 3.4. Tabel Hasil kegiatanusaha P2M PuskesmasPemurusBaru


tahun2020

UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERAN TASAN PENYAKIT MENULAR

Target
Target satuan pencapaian Cakupan
Variabel sasaran
TB Paru 34%
1. C D R > 70 % >70 37 53%
2. Kesembuhan > 85 % >85 28 33%
3. Konversi > 80 % >80 12 15%
Malaria -
1. PemeriksaanSediaan Darah (SD) 0 0 -
0,21 % x JmlPnddk
pada penderita malaria klinis *)
2. Penderita + (positif) malaria 0
100% 0 -
diobatisesuaistandar
Kusta -
1. Penemuantersangkapenderitakusta < 1 / 10.000 orang 0 0 -
2. Pengobatanpenderitakusta 100% 0 0 -
3. Pemeriksaankontakpenderita 100% 0 0 -
100% dari yang 0
4. Pencegahan dan Pemberantasan 0 -
diobati
PenyakitKusta
 
PelayananImunisasi *) 75%
1. Imunisasi HB 0 < 7 hari 95% bayi 483 518 100%
2. Imunisasi BCG 95% bayi 483 474 98%
4. Imunisasi DPT- HB- Hib 1 95% bayi 483 441 91%
5. Imunisasi DPT- HB- Hib 2 95% bayi 483 431 89%
6. Imunisasi DPT- HB- Hib 3 95% bayi 483 435 90%
54

7. Imunisasi Polio 1 95% bayi 483 463 96%


8. Imunisasi Polio 2 95% bayi 483 437 91%
9. Imunisasi Polio 3 95% bayi 483 439 91%
10. Imunisasi Polio 4 95% bayi 483 435 90%
11. ImunisasiCampak /MR  95% bayi 483 435 90%
12. Imunisasidasarlengkap 92.5% bayi 470 435 93%
13. Imunisasi DPT-HB-Hib Baduta 70% Baduta 780 252 32%
14. ImunisasiCampakBaduta 70% Baduta 780 242 31%
15.ImunisasiCampak/MR pada anakkelas 1 >95% 516 0 0%
15. Imunisasi DT pada anakkelas 1 SD >95% 516 243 47%
16. Imunisasi TD pada anakkelas 2 dan >95% 1032
421 41%
5 SD
17. Imunisasi TT2 + pada bumil 80 80 280 100%
18.Drop out DPT/HB/Hib (1) - <5%  
   
DPT/HB/Hib (3)
19. Drop out DPT/HB/Hib (1) - Campak <5%      
20. Drop out polio (1) - polio (4) <5%      
Diare 52%
1. PenemuanKasusDiare di Puskesmas <214 / 1000 6283,254 213 3%
dan Kader penduduk
 
100% 213 213 100%
2. Kasusdiareditangani oleh
Pusk&kaderdengan oral rehedrasi
ISPA 100%
> 95% drPerkiraan 50,8 65 100%
1. Penemuankasuspnemonia dan
(10% drJmlBayi)
pneomoniaberat oleh Pusk dan Kader
100% 50,8 65 100%
2. Jumlahkasuspnemonia dan
pnemoniaberattanganisesuaistandar
 
Demamberdarah Dengue (DBD) *) 100%
≤95%
> 95% 92% 100%
1. Angka bebasJentik (ABJ)
2. CakupanpenyelidikanEpidemologi
100% 7 7 100%
(PE)
3. Kasus DBD yang di tangani 100% 7 7 100%
Pencegahan dan Penanggulangan
PMS 100%
dan HIV /AIDS
1. InfeksiMenularSexsual (IMS) 100% ditemukan 0 0 100%
ygdiobati
2.Klien ygmendapatpenanganan 100% ditemukan 4 4 100%
HIV/AIDS
3.Penemuan Penderita HIV/AIDS < 0.1 / 1000 pddk 3 4 100%
Pencegahan dan Penanggulangan
-
Rabies *)
1. Cucilukaterhadapkasusgigitan HPR 100% - - -
55

Pencegahan dan Penanggulangan -


Filiariasis dan Schistozomiasis *)
1. Kasus Filariasis yang ditangani 100% - - -
Surveilans 100%
1. Laporan STP 100% 12 12 100%
2. Laporan PWS KLB ( W2 ) 100% 52 52 100%
1/100.000 pddk< 15 0,07744 0 100%
3. AFP Th
100% 1 1 100%
ditanganidlmwaktu
4. KLB 24 jam
CakupanUpayaPencegahan Dan PemberantasanPenyakitMenular 80%

3.5 UpayaPerbaikanGiziMasyarakat

UpayaPerbaikanGizimasyarakatbertujuanuntukmeningkatkanmutugiziserta

konsumsipangan, sehinggaberdampak pada perbaikankeadaanatau status gizi,

terutama status gizikurang dan status giziburuk, sertamempertahankankeadaan

status gizibaik.

n. PendataansasaranGizi (JumlahBayi, Anak Balita, Anak Sekolah, Bumil,

Bufas, WUS, dan Lansia).

o. Pendataan Sarana dan Prasarana

p. Pendataan Kader

q. PemantauanPertumbuhanBalita

r. Deteksi Dini KasusGiziBuruk dan TatalaksanaKasus

s. KonselingGisiSesuaiProtap

t. Menghitung Stok dan KebutuhanObatGizi

u. SuplememntasiGizi (Kapsul Vitamin A, Tablet Tambahdarah (TTD), MP-

ASI khususnyabagibalitaGakin)

v. SurveilansGizi (PWS Gizi, SKD-KLB,PSG-PKG, TB-ABS)


56

w. Promosigizi : misalnyakeluargaselalumengkonsumsi garam beryodium,

makananekaragam, kaya zatbesi.

3.5.1 Kegiatan

Kegiatanupayaperbaikangizimasyarakat di PuskesmasPemurusBarutahun

2020 meliputi:

- UpayaPerbakanGizi Masyarakat

1) Bumil KEK yang mendapattambahan

2) Bumilmendapat tablet tambahdarah

- Pembinaan Kesehatan Bayi,Anak dan Remaja

Kegiataniniyaitukunjungan neonatal pertama (KN1)

3.5.2 Target dan Pencapaian

Tabel 3.5 Tabel Hasil kegiatanupayaperbaikangizimasyarakat di


puskesmaspemurusbarutahun 2020

Targe Cakupan
t Pencapai Sub
N Variab
Variabel Tergetsatuan Sasar an Variab
o el
an (H) el
(V)
(T) ( SV )
UpayaPerbaikanGizi
98 %
A Masyarakat
57

Bumil KEK yang mendapat PMT 93%  


 1. 65% 107 99
   
Bumilmendapat Tablet Tambah
 2. 90% 638 649 100%  
Darah ( TTD)
Bayiusiakurangdr 6
 3. 44% 163 340 100%  
blnygmendapat ASI eksklusif
BayiBarulahirmendapatInisiasime
4. 44% 581 568 100%
nyusui Dini (IMD)
Remaja Putri ygmendapat Tablet
 5. 25% 524 524 100%  
Tambah Darah ( TTU)
Pembinaan Kesehatan Bayi,
100% 
  Anak, dan Remaja
Kunjungan Neonatal Pertama( KN
581 611 100%  
  1) 100%
Bina Gizi dan Kesehatan Ibu
96%
B dan Anak
1. Persalinan di fasilitaspelayanan 100% 660 608 92%
(PF)
2. Bumilkurangenergikronik Orang 105 105 100%
(KEK)
Cakupanupayakesehatanmasyarakat 98%

Grafik 3.5 Gambaran BalitaGizi Kurang (BB/Umur), Pendek (TB/Umur)


dan kurus (BB/TB) tahun 2019 – 2020
58

30.00%

25.00%

20.00%

15.00% 2019
2020

10.00%

5.00%

0.00%
BB/U TB/U BB/TB

Sumber :Laporan Program GiziTahun 2020

BAB II

PERMASALAHAN
59

A. Identifikasi Masalah

Berdasarkan data diatas timbul berbagai masalah yaitu mengapa Angka

kesembuhan pengobtan TB masih belum mencapai target yang sudah di tetapkan

Nasional ?

B. Identifikasi Penyebab Masalah

Berdasarkan permasalahan tersebut maka dijabarkan penyebab masalahnya

sebagai berikut:

1. Kurangnya keaktifan dari tenaga kesehatan untuk pengrekrutan PMO serta

evaluasi PMO mengenai peranannya terhadap penderita TB yang sedang

menjalani pengobatan.

2. Media sosialisasi tentang pengobatan TB masih kurang beragam.

3. Kurangnya promosi kesehatan tentang pentingnya peran PMO dan hal yang

berkaitan dengan risiko ketidakteraturan meminum obat bagi penderita.

Kurangnya pengetahuan penderita dan keluarga mengenai pola pengobatan dan

risiko ketidakteraturan penderita meminum obat sehingga menyebabkan

kurangnya kesadaran pasien dan keluargaa dalam kepatuhan minum obat.


Akibat Rendahnya Angka Kesembuhan Pasien TB

masalah Faktor Internal Faktor Eksternal

sebab
Media sosialisasi tentang pengobatan TB masih kurang beragam.

Kurangnya keaktifan dari tenaga kesehatan untuk pengrekrutan


Kurangnya promosi PMO serta evaluasi PMO mengenai peranann
kesehatan tentang Kurangnya pengetahuan penderita dan k
pentingnya peran
PMO dan hal yang
berkaitan dengan
risiko
ketidakteraturan
meminum obat bagi
penderita.

Gambar 10. Problem tree Angka Kesembuhan Pasien TB yang masih rendah di
Puskemas Pemurus Baru

1. Prioritas Penyebab Masalah

Penentuan prioritas masalah merupakan hal yang sangat penting, setelah

masalah-masalah kesehatan teridentifikasi. Dalam hal ini maka cara penentuan

priorits masalah yang dipilih adalah Metode PAHO-CENDES (Pan American

59
61

Health Organization-Center for Development Studies). Cara ini digunakan di

Amerika Latin. Kriteria yang dipakai adalah:

 M = Magnitude of the problem yaitu besarnya masalah yang

dapat dilihat dari 1% atau jumlah/kelompok yang terkena

masalah, keterlibatan masyarakat serta kepentingan instansi

terkait.

 I= Importancy atau kegawatan masalah yaitu tingginya

angka morbiditas dan mortalitas serta kecenderungan dari

waktu ke waktu. Importancy terdiri dari:

- Severity (S): berat ringannya masalah tersebut

terhadap masalah kesehatan pada umumnya

(semakin berat, nilai semakin tinggi)

- Rate of increase (RI): berat ringannya

hambatan juka masalah tersebut tidak

ditangani (semakin berat hambatan, nilai

semakin tinggi)

- Public concern (Pco): banyak sedikitnya

masalah tersebut menjadi perhatian

masyarakat (semakin menjadi perhatian, nilai

semakin tinggi)

- Political climate (PC): banyak sedikitnya

perhatian politik terhadap masalah tersebut

(semakin menjadi perhatian politik, nilai


62

semakin tinggi)

- Social benefit (SB): banyak sedikitnya

masalah tersebut memberikan manfaat sosial

jika ditangani (semakin banyak memberi

manfaat sosial, nilai semakin tinggi)

• V = Vulnerability yaitu sensitif atau tidaknya pemecahan

masalah dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.

Sensitifitas dapat diketahui dari perkiraan hasil (output)

yang diperoleh dibandingkan dengan pengorbanan (input)

yang dipergunakan.

• C = Cost yaitu biaya atau dana yang dipergunakan untuk

melaksanakan pemecahan masalah. Semakin besar biaya

semakin kecil skornya.

Hubungan keempat kriteria dalam menetukan prioritas masalah

(P), yaitu:

P = M.I.V.C

Parameter diletakkan pada baris atas dan masalah-masalah

yang ingin dicari prioritasnya diletakkan pada kolom. Pengisian

dilakukan dari satu parameter ke parameter lain. Hasilnya didapat

dari perkalian parameter.

Interpretasi angka hasil penilaian adalah sebagai berikut:

a. Besarnya masalah (Magnitude), diberi skor 1 – 5 yaitu:


63

1. Hanya sebagian kecil masyarakat

2. Sebagian kecil masyarakat

3. Hanya sebagian besar masyarakat

4. Sebagian besar masyarakat

5. Hampir seluruh masyarakat

b. Seberapa jauh masalah dapat diselesaikan (Vulnerability),


diberi skor 1-2 yaitu:

1. Tidak ada cara yang efektif

2. Ada cara yang efektif

c. Derajat kepentingan diselesaikannya masala (Importancy), diberi skor 1 – 5


yaitu:
1. Tidak ada kepentingan

2. Kepentingannya sangat rendah

3. Kepentingannya cukup rendah

4. Kepentingannya cukup tinggi

5. Kepentingannya sangat tinggi

d. Biaya (Cost), diberi skor 1 – 5 yaitu :

1. Sangat tidak murah

2. Tidak murah

3. Cukup murah
64

4. Murah

5. Sangat murah

Berdasarkan faktor-faktor di atas dapat ditentukan prioritas masalah

sebagai berikut:

Tabel 22. Penentuan Prioritas Penyebab Masalah

NO Permasalahan I M V C Nilai Prior

Kurangnya pengetahuan penderita dan keluarga


mengenai pola pengobatan dan risiko ketidakteraturan
penderita meminum obat sehingga menyebabkan
2 4 4 2 3 96 II
kurangnya kesadaran pasien dan keluargaa dalam
kepatuhan minum obat.

Kurangnya keaktifan dari tenaga kesehatan untuk


pengrekrutan PMO serta evaluasi PMO mengenai
3. 5 3 2 4 120 I
peranannya terhadap penderita TB yang sedang
menjalani pengobatan.

Kurangnya promosi kesehatan tentang pentingnya


peran PMO dan hal yang berkaitan dengan risiko
4. 3 3 2 3 54 III
ketidakteraturan meminum obat bagi penderita.

Media sosialisasi tentang pengobatan TB masih


5 4 3 2 2 48 IV
kurang beragam.

Berdasarkan pembobotan masalah tersebut di atas, maka dapat diketahui

bahwa prioritas penyebab masalah adalah Kurangnya keaktifan dari tenaga

kesehatan untuk pengrekrutan PMO serta evaluasi PMO mengenai peranannya

terhadap penderita TB yang sedang menjalani pengobatan di wilayah kerja

Puskesmas Pemurus Baru.


65

BAB III

PEMBAHASAN

1. Definisi

Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi

bakteri Mycobacterium tuberculosis, sumber penularan penyakit ini adalah pasien

TB BTA (bakteri tahan asam) positif melalui percik renik dahak yang

dikeluarkannya. Tuberkulosis atau TB masih merupakan masalah kesehatan

masyarakat yang menjadi tantangan global dan nasional. Berdasarkan laporan

global TB report tahun 2015 diketahui bahwa India, Indonesia dan China

merupakan negara dengan penderita tuberkulosis terbanyak, berturut-turut 23%,

10% dan 10% dari seluruh penderita di dunia.1

Gejala klasik infeksi TB aktif yaitu batuk kronis lebih dari 2 minggu dengan

bercak darah sputum atau dahak, demam, keringat di malam hari dan berat badan

yang turun. Diagnosis TB aktif bergantung pada hasil radiologi serta pemeriksaan

mikroskopis dan pembuatan kultur mikrobiologis cairan tubuh. Pengobatan sulit

dilakukan dan memerlukan pemberian banyak macam antibiotik dalam jangka

waktu yang lama. Resistensi antibiotik merupakan masalah yang bertambah besar

pada infeksi tuberkulosis resisten multi-obat (TB MDR).6

2. Faktor Risiko

Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab orang lebih rentan terhadap infeksi

TB. Tuberkulosis terkait erat dengan kepadatan penduduk yang berlebihan serta
66

gizi buruk. Keterkaitan ini menjadikan TB sebagai salah satu penyakit kemiskinan

utama. Orang-orang yang memiliki risiko tinggi terinfeksi TB antara lain : orang

yang menyuntik obat terlarang, orang-orang tidak mampu yang tidak memiliki

akses perawatan kesehatan yang memadai, dan para pekerja yang melayani orang-

orang tersebut. Orang-orang yang merokok memiliki risiko dua kali lebih besar

terkena TB dibandingkan yang tidak merokok. Adanya penyakit tertentu juga

dapat meningkatkan risiko berkembangnya tuberkulosis, seperti diabetes

mellitus.7

Menurut WHO tahun 2013 90% penderita TB di dunia menyerang kelompok

dengan sosial ekonomi lemah dan hubungan keduanya memiliki timbal balik

dimana penyakit TB merupakan penyebab kemiskinan dan karena kemiskinan

maka manusia menderita TB. Keluarga yang memiliki pendapatan lebih tinggi

akan lebih mampu untuk menjaga kebersihan lingkungan rumah tangganya,

menyediakan air minum yang baik dan membeli makanan dengan jumlah dan

kualitas yang memadai bagi keluarga. Kondisi ruangan pula berhubungan dengan

kejadian TB paru dimana masyarakat dengan kondisi ruangan yang tidak

memenuhi syarat mempunyai peluang 1,18 kali untuk tertular TB paru

dibandingkan dengan rumah yang memiliki kondisi ruangan yang memenuhi

syarat. Kondisi ruangan yang memenuhi syarat jika tersedia ventilasi >10%

luas lantai, jendela dibuka setiap hari, pencahayaan yang baik di ruang tidur,

dapur, maupun ruang keluarga. Rumah dengan pencahayaan dan ventilasi yang

baik akan menyulitkan pertumbuhan kuman, karena sinar ultraviolet dapat

mematikan kuman, dan ventilasi yang baik menyebabkan pertukaran udara


67

sehingga mengurangi konsentrasi kuman.8

3. Penularan Tuberkulosis

Ketika seseorang yang mengidap TB paru aktif bersin,

bicara, menyanyi atau meludah. Orang-orang yang melakukan kontak

dalam waktu lama dalam frekuensi yang sering atau selalu berdekatan

dengan penderita TB berisiko tinggi ikut terinfeksi dengan perkiraan

angka infeksi sekitar 22%. Faktor-faktor tersebut antara lain jumlah titik

infeksius yang disemprotkan oleh pembawa, efektifitas ventilasi

lingkungan tempat tinggal,jangka waktu paparan, tingkat virulensi strain

M. Tuberkulosis dan tingkat kekebalan tubuh orang yang tidak terinfeksi.6

4. Pengobatan Tuberkulosis

Pengobatan tuberkulosis bertujuan untuk menyembuhkan

pasien, mencegah kematian, mencegah kekambuhan, memutuskan rantai

penularan dan mencegah terjadinya resistensi kuman terhadap obat anti

tuberkulosis. Mikrobakteri ini merupakan kuman tahan asam yang sifatnya

berbeda dengan kuman lain karena pertumbuhannya sangat lambat dan

cepat menimbulkan resistensi bila terpajan dengan satu obat. Kasus

tuberkulosis dapat digolongkan berdasarkan tempat infeksi, beratnya

penyakit, hasil pemeriksaan bakteriologis dan riwayat pengobatan

sebelumnya. Berdasarkan tempat infeksi penyakit tuberkulosis dibagi

menjadi dua yaitu TB paru dan TB ekstra paru.9 Pengobatan tuberkulosis


68

terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif ( 2-3 bulan) dan fase lanjutan (4-

7 bulan). Selama fase intensif ini terdapat 4 jenis obat yang diharapkan

terjadi pengurangan dari jumlah kuman disertai perbaikan klinis.

Pasien yang berpotensi menularkan infeksi menjadi non

infeksi dalam waktu 2 minggu. Sebagian besar pasien dengan sputum

BTA positif akan menjadi negatif dalam waktu 2 bulan pengobatan. Pada

fase lanjutan, diperlukan lebih sedikit jenis obat tetapi dalam waktu yang

lebih panjang. Efek sterilisasi obat pada fase ini bertujuan untuk

membersihkan sisa-sisa kuman dan mencegah kekambuhan.9,10 Jenis obat

utama atau lini pertama yang dapat digunakan adalah INH, rifampisin,

streptomisin, dan etambutol. Pengobatan tuberkulosis pariu dibagi

menjadi beberapa kategori yaitu :

- Kategori 1 yaitu 2HRZE/3H3R3. Selama 2 bulan minum obat INH,

rifampisin, pirazinamid dan etambutol setiap hari pada tahap intensif, dan

4 bulan selanjutnya minum obat INH dan rifampisin tiga kali dalam

seminggu (tahap lanjutan). Kategori ini diberikan kepada :

oPenderita baru TBC paru BTA positif.

oPenderita TBC ekstra paru.

- Kategori 2 yaitu HRZE/5H3R3E3 yang diberikan kepada :

• Penderita kambuh.

• Penderita gagal terapi.

• Penderita dengan pengobatan setelah lalai minum obat.


69

- Kategori 3 yaitu2HRZ/4H3R3 yang diberikan kepada

penderita dengan BTA positif dan rontgen paru mendukung

dengan hasil aktif.

Selama masa pengobatan dapat dilakukan pemeriksaan sputum

yaitu pada akhir bulan ke 2,4,6 pengobatan.9,10

1. Efek Samping Pongobatan Tuberkulosis

Pengobatan tuberkulosis dapat menimbulkan efek

samping sehingga diperlukan pemantauan

yang dilakukan selama pengobatan. Efek

samping yang terjadi yaitu:

- Isoniazid (INH)

INH memiliki efek samping dalam hal neurologi

yaitu seperti parestesia, neuritis perifer,

gangguan penglihatan, neuritis optik,

atropi optik, tinitus, vertigo.

Hipersensitifitas dapat ditemukan berupa

demam, erupsi kulit dengan bentuk yang

terlihat seperti morbili, purpura hingga

urtikaria. Obat ini juga bersifat

hepatotoksik sehingga dapat

meningkatkan SGOT dan SGPT,


70

bilirubinemia, hingga menyebabkan

hepatitis.

- Rifampisin

Efek samping yang dapat ditemukan yaitu seperti

di saluran cerna : mual, muntah,

anoreksia hingga diare. Efek samping

pada sistem saraf pusat yaitu gangguan

penglihatan, ketulian. Pada hematologi

dapat ditemukan adanya trombositopeni,

leukopeni, anemia.

- Pirazinamid

Efek samping pirazinamid dapat menimbulkan

hepatotoksik seperti hepatomegali dan

ikterik.

- Etambutol

Efek samping yang dapat ditimbulkan seperti

gangguan penglihatan dengan

penurunan visual, buta warna, dan

penyempitan lapang pandang.11

A. Kesembuhan Penderita TB
71

Kesembuhan TB Kesembuhan penyakit TB

yaitu suatu kondisi dimana individu telah

menunjukan peningkatan kesehatan dan memiliki

salah satu indikator kesembuhan penyakit TB,

diantaranya: menyelesaikan pengobatan secara

lengkap dan pemeriksaan ulang dahak ( follow up

) menunjukkan hasil BTA negatif pada akhir

pengobatan. Target angka kesembuhan Nasional

adalah > 85%.

Menurut pedoman nasional

penanggulangan tuberculosis tahun 2010, faktor-

faktor yang mempengaruhi angka kesembuhan

antara lain adalah keberadaan Pengawas Minum

Obat (PMO), dan pelayanan kesehatan.

Sedangkan menurut teory green modifikasi Nizar

menyatakana beberapa faktor terkait angka

kesembuhan,yaitu:

1. Faktor yang mempermudah (presdisposing

factor) yaitu faktor pencetus yang

mempermudah terjadinya kesembuhan

terwujud dalam perilaku kesehatan.

2. Faktor yang memungkinkan (enabling factor)

yaitu faktor yang memungkinkan terjadinya


72

perubahan status kesehatan dikarenakan

antara lain adalah pemakaian OAT,

Pelayanan kesehatan dan peran PMO

Faktor penguat (reinforcing factor) terwujud dalam sikap dan

perilaku kelompok yaitu baik dukungan keluarga maupun

PMO.

1. Dari 3 faktor yaitu presdisposing factor,

enabling factor dan reinforcing factor

menimbulkan kepatuhan minum obat

2. Environment terwujud dalam lingkungan fisik rumah


penderita TB paru

Presdisposing factor erat kaitannya

dengan tingkat pengetahuan penderita TB

terhadap penyakitnya. Rendahnya tingkat

pengetahuan mengakibatkan kesadaran untuk

menjalani pengobatan TB paru secara teratur dan

lengkap juga relatif rendah, antara lain tercermin

dari cukup banyaknya penderita yang tidak

menuntaskan pengobatan karena tidak kembali

untuk kunjungan ulang (follow up) dan beberapa

penderita yang merasa bosan minum obat setiap

hari untuk jangka lama. Di samping itu,

rendahnya tingkat pendidikan menyebabkan


73

rendahnya pengetahuan dalam hal menjaga

kesehatan dan kebersihan lingkungan, tercermin

dari perilaku sebagian penderita yang masih

membuang dahak dan meludah di sembarang

tempat. Kebiasaan berperilaku kurang sehat

terhadap lingkungan dan diri sendiri, di samping

pengobatan yang tidak tuntas/tidak lengkap,

menyebabkan penderita tersebut menjadi sumber

penularan bagi keluarga maupun lingkungan

sekitarnya.6,7,10

Keteraturan adalah suatu perilaku dari seseorang yang

secara tetap dan periodik untuk melakukan

aktifitasnya. Keteraturan minum obat diukur

sesuai dengan petunjuk pelaksanaan yang telah

ditetapkan yaitu: dengan pengobatan lengkap

sampai selesai dalam jangka waktu pengobatan.

Menurut Depkes (2000), keteraturan pengobatan

apabila kurang dari 90% maka akan

mempengaruhi penyembuhan. Jadi OAT harus

diminum secara teratur sesuai jadwal, terutama

pada fase awal. Yang paling ideal adalah setiap

hari penderita datang dan minum obat di hadapan

petugas, akan tetapi dalam pelaksanaannya


74

metode ini sulit dilakukan terutama bagi

penderita yang tempat tinggalnya jauh dari

tempat pelayanan kesehatan. Oleh sebab itu

diambil kebijaksanaan frekwensi pengambilan

obat dapat dilakukan langsung kepada penderita

atau melalui pengawas pengobatan, sekali dalam

seminggu untuk fase intensif, dan sekali dalam

sebulan untuk fase lanjutan.6,7,10

Menurut Depkes RI PMO adalah

seseorang yang ditunjuk dan dipercaya untuk

mengawasi dan memantau penderita TB dalam

meminum obatnya secara teratur dan tuntas PMO

merupakan kegiatan yang dilakukan untuk

menjamin kepatuhan penderita untuk minum obat

sesuai dengan dosis dan jadwal yang seperti yang

ditetapkan. Persyaratan PMO yaitu seseorang

yang dikenal maupun dipercaya dan yang

disetujui baik oleh petugas kesehatan maupun

penderita, seseorang yang tinggal dekat dengan

penderita, bersedia membantu penderita dengan

sukarela, dan bersedia dilatih serta mengikuti

penyuluhan bersama-sama penderita. Kolaborasi

petugas kesehatan dengan keluarga yang ditunjuk


75

untuk mendampingi ketika penderita minum obat,

juga faktor yang perlu dievaluasi untuk

menentukan tingkat keberhasilan pengobatan.

Kepatuhan akan meningkat bila instruksi pengobatan jelas,

hubungan obat terhadap penyakit jelas dan

pengobatan teratur serta adanya keyakinan bahwa

kesehatan akan pulih, petugas kesehatan yang

menyenangkan dan berwibawa, dukungan sosial

keluarga pasien dan lain sebagainya. Seorang

penderita dikatakan patuh menjalani pengobatan

apabila minum obat sesuai aturan paket obat dan

ketepatan waktu mengambil obat sampai selesai

masa pengobatan. Sedangkan penderita dikatakan

lalai jika tidak datang lebih dari 3 hari sampai 2

bulan dari tanggal perjanjian dan dikatakan drop

out jika lebih dari 2 bulan berturut-turut tidak

datang berobat setelah dikunjungi petugas

kesehatan.7,9,10

Dalam program penanggulangan

tuberkulosis, penyuluhan langsung perorangan

(konseling) sangat penting artinya untuk

menentukan keberhasilan pengobatan penderita.

Penyuluhan ini untuk penderita suspek, dan


76

keluarganya supaya penderita menjalani

pengobatan secara teratur sampai sembuh.

Penyuluhan langsung dilaksanakan oleh tenaga

kesehatan. Cara konseling lebih besar

kemungkinan untuk berhasil dibanding dengan

cara penyuluhan melalui ceramah besar. 6,9

Kalender merupakan lembar pengingat

yang familiar di masyarakat. Kalendar minum

obat (KMO) merupakan salah satu solusi untuk

meningkatkan kepatuhan pasien TBC dalam

menelan obat, mengingat obat yang diminum

oleh pasien TBC lebih dari satu, dan

membutuhkan waktu yang lama. Dengan cara

penggunaannya yang simple serta mudah

dimengerti. KMO tidak hanya memberikan

kemudahan bagi pasien dalam mengingat jadwal

minum obat, namun juga membantu PMO dalam

mengontrol tingkat kepatuhan pasien.6,7,9

1. Tujuan pembentukan kelompok PMO TB adalah sebagai bahan

evaluasi dalam meningkatkan angka kesembuhan TB.

Sasaran dalam kelompok PMO TB yaitu kader,

masyarakat, keluarga, ataupun seseorang yang dipercaya

oleh penderita sebagai PMO untuk dirinya. Namun


77

kelompok ini diharapkan dalam setiap keluarga penderita

TB setidak-tidaknya terdapat seorang anggota keluarga

yang menjadi PMO sehingga angka kesembuhan

penderita TB dapat tercapai.

Anda mungkin juga menyukai