Tenggelam
Oleh :
NIM. 1830912320114
Pembimbing :
BANJARMASIN
Juli, 2020
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN.................................................................. 1
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................27
ii
3
BAB I
PENDAHULUAN
penyebab utama ketiga cedera kematian yang tidak disengaja dan menyumbang
hampir 4000 kematian per tahun di Amerika Serikat, di mana peringkatnya adalah
baik itu anak-anak yang tergelincir ke dalam kolam renang tanpa disadari, orang
masyarakat yang dilanda banjir. Lebih dari 90% kematian akibat tenggelam
terjadi di negara dengan pendapatan rendah dan sedang. Kejadian ini terus
meningkat, sehingga kasus tenggelam menjadi salah satu dari 10 penyebab utama
tinggi mengalami tenggelam jika tidak mendapatkan pengawasan yang ketat oleh
lipat dibanding wanita, dimana rata-rata dari korban berusia dibawah 25 tahun.3
satu hal yang sulit di diagnosis dibidang ilmu kedokteran forensik, terutama bila
korban yang ditemukan sudah dalam keadaan membusuk. 5,6 Pada keadaan
4
membusuk pemeriksaan seringkali tidak menunjukkan tanda yang khas. Diagnosis
didunia atau lebih dari 500.000 kematian setiap tahun disebabkan karena
tenggelam.7 Pada tahun 2004 diseluruh dunia terdapat 388.000 orang meninggal
karena tenggelam, angka ini menempati urutan ke-3 kematian didunia akibat
cedera tidak disengaja dan menurut Global Burden of Disease (GBD) bahwa
tenggelam yang disebabkan oleh banjir, kecelakaan transportasi laut, dan bencana
lainnya.8
Secara umum 90% kasus tenggelam terjadi di air tawar (danau, sungai,
kolam) dan 10% terjadi di air laut. Tenggelam di dalam cairan lain jarang terjadi
dan biasanya merupakan kecelakaan kerja. 9 Anak laki-laki disebutkan 2-4 kali
perempuan.10 Hal ini disebabkan karena laki-laki lebih sering mengalami paparan
dengan air seperti berenang sendiri, mengkonsumsi alkohol sebelum berenang dan
berperahu.8
langsung maupun tenggelam yang terjadi oleh karena korban dalam keadaan
mabuk, berada di bawah pengaruh obat atau pada mereka yang terserang epilepsi.
atau anak-anak. Pada orang dewasa dapat terjadi tanpa sengaja, yaitu korban
Bunuh diri dengan cara menenggelamkan diri juga merupakan peristiwa yang
jarang terjadi. Korban sering memberati dirinya dengan batu atau besi, baru
yang ada, serta walaupun tidak mutlak spesifik, terdapat beberapa data konfirmatif
yang dapat dicari melalui pemeriksaan luar, pemeriksaan dalam, dan pemeriksaan
TKP yang dapat membantu menemukan cara kematian jenazah korban tenggelam.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
dapat terjadi dalam 24 jam setelah peristiwa akibat asfiksia. WHO (World Health
fisiologi tubuh akibat tenggelam, tetapi tidak terjadi kematian. 13 Mekanisme lain
fungsi jantung (refleks kardiak) dan bisa juga disebabkan karena laringospasme
Data AS melaporkan 4000 kematian karena tenggelam, 8000 dirawat di rumah sakit
dan 31.000 darurat kunjungan departemen (ED) per tahun untuk anak-anak ˂19
tahun.15
perkiraan 4/100 000 tenggelam fatal per tahun, yang mirip dengan perkiraan WHO
disegala usia dan penyebab utama kematian kedua pada anak-anak usia 1-14 tahun,
terjadi setiap harinya. Kasus tenggelam umumnya terjadi pada akhir minggu (40%)
saat musim panas antara bulan Mei hingga Agustus. Pada tahun 2005, 30% anak-
C. KLASIFIKASI TENGGELAM
atas tenggelam kering (dry drowning), tenggelam tipe basah (wet drowning)18
8
a) Tipe kering (dry drowning)
Tenggelam tipe kering paling banyak terjadi pada anak-anak dan dewasa
saat tenggelam. Selain itu, air tidak teraspirasi masuk ke traktus respiratorius
bawah atau ke lambung. Kematian terjadi secara cepat, merupakan akibat dari
refleks vagal yang dapat menyebabkan henti jantungatau akibat darispasme laring
karena masuknya air secara tiba-tiba ke dalam hidung dan traktus respiratorius
bagian atas.18
Pada tenggelam tipe basah (wet drowning) terjadi aspirasi cairan. Aspirasi
1-3 ml/kgBB air akan signifikan dengan berkurangnya pertukaran udara. Aspirasi
air sampai paru menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah paru. Air tawar
Pada wet drowning, yang mana terjadia inhalasi cairan, korban menahan
Dapat terjadi regurgitasi dan aspirasi isi lambung kemudian adanya laringospasme
9
yang diikuti dengan pemasukan air. Setelah itu, korban kehilangan kesadaran dan
jantung.18
Jika ditinjau berdasarkan jenis air tempat terjadinya tenggelam, maka dapat
a. Air Tawar
Air tawar akan dengan cepat diserap dalam jumlah besar, sehingga terjadi
hemodilusi yang hebat sampai 72% yang berakibat terjadinya hemolisis. Oleh
karena terjadi perubahan biokimiawi yang serius, dimana kalium dalam plasma
sirkulasi, menjadi berlebihan sehingga terjadi penurunan tekanan sistol dan dalam
waktu beberapa menit terjadi fiberilasi ventrikel. Jantung untuk beberapa saat
masih berdenyut dan lemah, terjadi anoksia serebri yang hebat yang dapat
b. Air asin
Pada tenggelam di air laut terjadi pertukaran eletrolit dari air asin ke darah
sehingga mengakibatkan peningkata natirum plasma, air akan ditarik dari sirkulasi
pulmo yang hebat dalam waktu yang singkat dna peningkatan hematokrit
menimbulkan payah jantung dan kematian terjadi kuurang lebih 8-9 menit setelah
tenggelam.20
D. PATOFISIOLOGI
Proses tenggelam diawali ketika jalan nafas berada di bawah permukaan air.
Awalnya, seseorang yang tenggelam akan berusaha untuk menahan nafas, sebagai
usaha proteksi dari aspirasi. Usaha volunter ini biasanya bertahan selama 30 detik
sampai 1 menit dan selanjutnya diikuti oleh inspirasi involunter.21 Hal ini
menyebabkan air masuk jalan nafas yang diikuti dengan laringospasme, kemudian
laring dan airpun masuk ke dalam paru-paru dalam jumlah banyak sehingga
Oleh karena itu, sel harus bekerja secara anaerob untuk menghasilkan ATP
disebut dengan asidosis laktat.24 Pada keadaan hipoksia, denyut nadi dan tekanan
darah meningkat karena jantung memompa lebih kuat untuk mendapatkan lebih
tenggelam pada air dingin, yang akan mempercepat proses hipotermia. Setiap
penurunan 10C dari suhu inti tubuh, akan menyebabkan penurunan aliran darah
ke otak hingga 6-7%.24 Keadaan hipoksia, asidosis laktat dan hipotermia akan
Pada korban tenggelam di air dingin, akan terjadi refleks menyelam, yang
darah, peningkatan tekanan darah dan penurunan aliran darah pada pembuluh
darah perifer. Refleks menyelam adalah pola respirasi, jantung dan respon
vaskuler yang dipicu oleh penahanan nafas saat tenggelam. Respon bradikardia
timbul akibat 5 kondisi apnea dan kontak langsung dari wajah dan seluruh tubuh
dengan air dingin. Respon bradikardia oleh karena kondisi apnea, bervariasi pada
sebagian individu, dimana penurunan nadi umumnya berkisar antara 15% sampai
pada pembuluh darah dihubungkan dengan proses redistribusi aliran darah, yang
dapat menyimpan oksigen untuk organ vital, seperti jantung dan otak. Bradikardia
perfusi koroner. Oleh karena itu, refleks menyelam dianggap sebagai mekanisme
pertahanan yang penting. Akan tetapi, refleks menyelam juga dapat menimbulkan
12
efek negatif. Pada individu dengan kondisi apnea obstruktif, respon bradikardia
terkadang diikuti dengan henti jantung. Terlebih lagi, peningkatan tekanan darah
E. MEKANISME TENGGELAM
spasme laring, asfiksia karena garggling dan choking, refleks vagal, fibrilasi
1. Refleks vagal
Kematian terjadi sangat cepat dan pada pemeriksaan post mortem tidak
ditemukan adanya tanda-tanda asfiksia ataupun air di dalam parunya sehingga sering
2. Spasme laring
Spasme laring disebabkan karena rangsangan air, terutama air dingin, yang
asfiksia, tetapi parunya tidak didapati adanya air atau benda air.18
Hipoksia dan asidosis serta efek multiorgan dari proses ini yang menyebabkan
morbiditas dan mortalitas pada tenggelam. Kerusakan sistem saraf pusat dapat terjadi
karena hipoksemia yang terjadi karena tenggelam (kerusakan primer) atau dari
13
27
aritmia, gangguan paru atau disfungsi multiorgan.
F. MANIFESTASI KLINIS
ditemukan peningkatan nadi, tekanan darah dan laju pernafasan sedangkan pada
kasus tenggelam dengan hipoksia berat, tanda-tanda vital dapat menurun, bahkan
tidak ada. Hipotermia kerap ditemui pada korban tenggelam, khususnya di air
dingin yang ditandai dengan kulit yang dingin, lembab, pucat dan sianosis. Hasil
bradikardia, fibrilasi ventrikel atau asistol. Fibrilasi atrium dapat terlihat pada
keadaan hipotermia. Pada pemeriksaan analisa gas darah dapat ditemui keadaan
kerusakan organ, seperti gagal ginjal akut, dapat dilihat beberapa jam atau hari
dan poliuria.1
kematian dapat ditentukan karena seringkali mayat ditemukan sudah membusuk. Hal
d. Sidik jari.
e. Pemeriksaan gigi.
Pada mayat yang masih segar untuk menentukan korban masih hidup atau
sudah meninggal pada saat tenggelam dapat diketahui dari hasil pemeriksaan
a. Metode yang digunakan apakah orang masih hidup saat tenggelam ialah
pemeriksaan diatom. Metode ini bukan tanda pasti karena pada paru seorang
penyelam bisa jadi juga didapatkan diatom dalam parunya. Untuk mendapatkan
diatom pada organ selain paru dibutuhkan proses tengggelam dalam keadaan
c. Benda asing dalam paru dan saluran pernafasan mempunyai nilai yang
menentukan pada mayat yang terbenam selama beberapa waktu dan mulai
d. Pada mayat yang segar, adanya air dalam lambung dan alveoli yang secara fisik
dan kimia sama dengan air tempat korban tenggelam mempunyai nilai yang
bermakna.
e. Pada beberapa kasus, ditemukan kadar alkohol tinggi dapat menjelaskan bahwa
korban sedang dalam keracunan alkohol pada saat masuk ke dalam air.
15
3. Penyebab kematian yang sebenarnya dan jenis drowning
drowning dan juga penyebab kematian lain seperti penyakit, keracunan atau
kekerasan lain.
pada tubuh bagian atas, misalnya memar pada muka, perlukaan pada vertebra
kekerasan, alkohol atau obat-obatan dapat ditemukan pada pemeriksaan luar atau
bedah jenazah.
pernafasan, maka pemeriksaan diatom dari air tempat korban ditemukan dapat
membantu menentukan apakah korban tenggelam di tempat itu atau di tempat lain.
a. Bila sudah ditentukan bahwa korban masih hidup pada masuk ke dalam air.
Maka perlu ditentukan apakah kematian disebabkan karena air masuk ke dalam
cepat, hal ini mungkin disebabkan oleh sudden cardiac arrest yang terjadi pada
waktu cairan melalui saluran napas atas. Beberapa korban yang terjun dengan
alkohol.
16
b. Bila tidak ditemukan air dalam paru- paru dan lambung, berarti kematian terjadi
seketika akibat spasme glotis yang menyebabkan cairan tidak dapat masuk.
Korban yang tenggelam akan menelan air dalam jumlah yang makin lama
makin banyak, kemudian menjadi tidak sadar dalam 2-12 menit (fatal period).
Dalam periode ini, apabila korban dikeluarkan dari air, masih ada kemungkinan
dapat hidup bila upaya resusitasi berhasil.Waktu yang diperlukan untuk terbenam
korban, reaksi perorangan yang bersangkutan, keadaan kesehatan, dan jumlah serta
H. PEMERIKSAAN LUAR
Pemeriksaan luar jenazah yang dapat dijadikan petunjuk pada mati tenggelam
a. Mayat dalam keadaan basah, mungkin berlumuran pasir, lumpur dan benda-
benda asing lain yang terdapat di dalam air, kalau seluruh tubuh terbenam
dalam air.
b. Schaumfilz froth merupakan busa halus pada hidung dan mulut. Teori
waktu air memasuki trakea, bronkus, dan saluran pernapasan lainnya, maka
terjadi pengeluaran sekret oleh saluran tersebut. Sekret ini akan terdorong
bendungan.
d. Kutis anserina atau goose flesh merupakan reaksi intravital, jika kedinginan,
maka muskulus erektor pili akan berkontraksi dan pori-pori tampak lebih
17
jelas. Kutis anserina biasanya ditemukan pada kulit anterior tubuh terutama
ekstremitas. Gambaran seperti kutis anserina dapat juga terjadi karena rigor
e. Washer woman’s hand. Telapak tangan dan kaki berwarna keputihan dan
karena mayat yang lama dibuang ke dalam air akan terjadi keriput juga.
f. Cadaveric spasm, merupakan tanda intravital yang terjadi pada waktu korban
berusaha menyelamatkan diri dengan cara memegang apa saja yang terdapat
dalam air.
g. Luka lecet akibat gesekan benda-benda dalam air. Luka lecet biasanya
dijumpai pada bagian menonjol, seperti kening, siku, lutut, punggung kaki
atau tangan. Puncak kepala mungkin terbentur pada dasar ketika terbenam,
tetapi dapat pula terjadi luka post-mortal akibat benda-benda atau binatang
dalam air.
Petekie dapat muncul pada kasus tenggelam, tetapi lebih sedikit daripada
gantung diri karena pada tenggelam tidak terjadi kematian secara mendadak
b. Lidah tampak keluar karena gas pembusukan yang mendorong pangkal lidah.
Hal ini juga dapat terjadi pada mayat yang mengalami pembusukan di darat.
18
c. Muka menjadi hitam dan sembab yang disebut tite de negre (kepala orang
negro).
d. Pugilistic attitude
Posisi lutut dan siku sedemikian rupa sehingga kaki dan tangan tampak
membengkok (frog stand). Ini disebabkan cairan dan gas yang terbentuk pada
persendian.
FeS. Ini dapat juga terjadi pada orang yang mati di darat.
adanya gas pembusukan. Pada wanita hamil dapat keluar anak yang
dikandung.
Bila lebih membusuk lagi, kulit ari akan mengelupas sehingga warna kulit tidak
I. PEMERIKSAAN DALAM
Pada pemeriksaan bedah jenazah dapat ditemukan busa halus dan benda
besar atau menggelembung tetapi ringan, dan pinggir depan biasanya overlap di
depan hati. Namun, dapat ditemukan paru-paru yang biasa karena cairan tidak
masuk ke dalam alveoli atau cairan sudah masuk ke aliran darah (melalui proses
imbibisi). Paru berwarna merah jambu pucat dan dapat mengalami emfisema.
Ketika paru tersebut dipindahkan dari dada, paru tetap mempertahankan bentuk
normalnya dan cenderung tidak kolaps. Ketika memotong paru yang mengalami
19
emfisema kering akan terdengar bunyi krepitasi yang mudah dinilai. Setelah
sebelum dipotong dan cenderung berdiri tegak. Ketika jaringan dipotong dan
ditekan antara ibu jari dan keempat jari lainnya terdapat sedikit buih dan tidak ada
cairan dan gas, kecuali jika terdapat edema. Dengan demikian, paru tetap kering
seperti balon, lebih berat, sampai menutupi jantung (Ilmu Kedokteran Forensik,
1997). Pada pengirisan terdapat banyak cairan, beratnya kadang melebihi 2.000
gram. Karena paru sangat edema maka tepi depan paru overlap di depan
mediastinum sehingga berbentuk seperti cetakan iga. Paru berwarna keunguan atau
agar-agar dan hilang dengan penekanan. Ketika paru dipindahkan dari tubuh dan
tapi cenderung datar. Ketika dipotong, tidak ada suara krepitasi yang terdengar dan
ditekan maka akan ditemukan paru dipenuhi cairan. Dengan demikian kasus
Petekie yang sangat sedikit dapat ditemukan karena kapiler terjepit di antara
bercak Paltauf akibat robeknya penyekat alveoli (Polsin). Petekie subpleura dan
bula emfisema jarang ditemukan dan bukan merupakan tanda khas tenggelam,
benda-benda air seperti pasir, kerikil, lumpur, tumbuhan air dan lain-lain maka
Organ lain seperti otak, ginjal, hati, dan limpa dapat mengalami
pembendungan. Lambung dan usus halus dapat sangat membesar, berisi air dan
lumpur.20
J. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1. Pemeriksaan Diatom
Diatom merupakan alga (ganggang) bersel satu dengan dinding sel yang
terbuat dari silikat yang tahan panas dan asam kuat. Diatom dapat ditemukan dalam
air tawar, air laut, air sungai, air sumur, dan udara. Diatom dan elemen plankton lain
menelan air. Kemudian diatom akan masuk ke dalam aliran darah melalui kerusakan
dinding kapiler pada waktu korban masih hidup dan tersebar ke seluruh jaringan. Di
sisi lain, jika sebuah mayat ditenggelamkan dalam air meskipun diatom dapat masuk
ke dalam paru-paru secara pasif, tidak ada aliran sirkulasi darah yang mungkin
terjadi, sehingga (secara teori) tidak mungkin ada diatom yang dapat ditemukan
Pemeriksaan diatom dilakukan pada jaringan paru mayat segar. Bila mayat
telah membusuk, pemeriksaan diatom dilakukan dari jaringan ginjal, otot skelet
atau sumsum tulang paha. Pemeriksaan diatom pada hati dan limpa kurang
21
bermakna sebab berasal dari penyerapan abnormal dari saluran pencernaan
dilakukan dengan mengambil dari jaringan perifer paru sebanyak 100 gram,
masukkan ke dalam labu Kjeldahl dan tambahkan asam sulfat pekat sampai
jaringan paru terendam, diamkan lebih kurang setengah hari agar jaringan hancur.
Kemudian dipanaskan dalam lemari asam sambil diteteskan asam nitrat pekat
sampai terbentuk cairan jernih, dinginkan dan cairan dipusing dalam centrifuge.20
dan akhirnya dilihat dengan mikroskop. Pemeriksaan diatom positif bila pada
jaringan paru ditemukan diatom cukup banyak, 4-5/LPB atau per 10-20 per satu
sediaan atau pada sumsum tulang cukup ditemukan hanya satu (Ilmu Kedokteran
Forensik, 1997).
Selain itu, dapat dilakukan pemeriksaan getah paru dengan cara permukaan
paru disiram dengan air bersih, lalu iris bagian perifer, ambil sedikit cairan perasan
dari jaringan perifer paru, taruh pada gelas obyek, tutup dengan kaca penutup dan
lihat dengan mikroskop. Selain diatom dapat pula terlihat ganggang atau tumbuhan
jenis lainnya.20
22
Menurut Simpson, bahwa tes diatom terkadang negatif, bahkan pada kasus-
kasus yang jelas-jelas tenggelam pada air yang banyak diatom dan telah banyak
hasil positif palsu yang dikatakan terjadi karena alasan teknis dari karena itu tes ini
jadi sangat tidak realibel sehingga teknik ini seharusnya dilakukan dan hasilnya
2. Pemeriksaan Elektrolit
klorida pada darah yang berasal dari ruang-ruang jantung adalah salah satu tes
yang baik yang dapat digunakan dalam mendiagnosis kasus tenggelam. Banyak
validitas studi klorida dalam mendiagnosis kasus tenggelam. Pada tahun 1944
diagnostik hanya jika analisa yang dilakukan adalah segera setelah terjadinya
kematian. Dia menetapkan bahwa perbedaan kadar klorida sekitar 17 mEq/L atau
lebih pada kasus tenggelam di air tawar dapat ditetapkan sebagai pendukung
Menurut Gettler, pada kasus tenggelam di air tawar, kadar serum klorida di
darah yang berasal dari jantung kiri lebih rendah dari jantung sebelah kanan.
Selain itu, tes lain, tes Durlacher juga dapat digunakan untuk menentukan
perbedaan dari berat jenis plasma dari jantung kanan dan kiri. Bila pada
pemeriksaan ditemukan berat jenis jantung kiri lebih tinggi dibandingkan dengan
Ketika air tawar memasuki paru-paru, natrium plasma turun dan kalium
plasma meningkat, sedangkan pada inhalasi air asin, natrium plasma meningkat
cukup tinggi dan kalium hanya meningkat ringan. Pada tenggelam pada air tawar,
konsentrasi natrium serum dalam darah dari ventrikel kiri lebih rendah
dibandingkan ventrikel kanan. Namun, angka ini dapat bervariasi, ini disebabkan
ketika post mortem dimulai maka difusi cairan dapat mengubah tingkat natrium
dan kalium yang sebenarnya. Oleh karena itu Simpson berpendapat bahwa analisis
dari kadar Na, Cl dan Mg telah dipergunakan, tetapi hasilnya terlalu beragam
usia 3 tahun, durasi tenggelam < 5 menit atau < 10 menit, tidak terdapat aspirasi,
mendapat bantuan hidup dasar yang efektif dengan durasi < 10 menit, curah
jantung yang kembali spontan, suhu inti tubuh 7,1, gula darah < 11,2 mmol/liter,
GCS (Glasgow Coma Scale) > 6 dan respon pupil (+).12 Sedangkan korban
dengan keadaan koma, memerlukan RJP dan dengan pupil terfiksasi dan dilatasi
bahwa 35-60% korban yang memerlukan RJP hingga datang ke UGD (Unit
Gawat Darurat) dinyatakan meninggal dan 60-100% dari korban yang berhasil
selamat mengalami gejala sisa neurologis jangka panjang. 30% dari korban
Intensive Care Unit) dilaporkan meninggal. Morbiditas dan mortalitas dari kasus
asidosis dan efeknya pada otak serta sistem organ lainnya. Tingkat mortalitas
pada korban dewasa sulit diukur oleh karena sistem pelaporan yang buruk. 35%
kasus tenggelam pada anak-anak bersifat fatal, 33% kasus mengalami gangguan
PENUTUP
spasme laring, asfiksia karena gagging dan choking, refleks vagal, fibrilasi
Pada peristiwa tenggelam di air asin, karena konsentrasi elektrolit air asin lebih
tinggi daripada plasma,air akan ditarik dari sirkulasi pulmonal ke dalam jaringan
hipovolemia.
atas tenggelam kering (dry drowning), tenggelam tipe basah (wet drowning). Jika
ditinjau berdasarkan jenis air tempat terjadinya tenggelam, maka dapat dibedakan
washer woman’s hand, cadaveric spasm, tanda-tanda asfiksia seperti sianosis dan
petekie. Kemudian dapat juga dijumpai luka lecet dan penurunan suhu mayat
Pada pemeriksaan dalam, paru tetap kering pada kasus tenggelam di air tawar. Pada
kasus tenggelam di air laut, paru-paru dapat ditemukan membesar. Petekie juga
DAFTAR PUSTAKA