Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil „aalaamiin, kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

yang telah memberikan rahmad, taufik dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan

Laporan Tahunan Penyakit tidak menular Tahun 2022 Puskesmas Jogorogo

Tidak lupa kami menyampaikan terima kasih serta rasa hormat atas segala jerih

payah seluruh rekan karyawan Puskesmas Jogorogo, serta atas bimbingan dan arahan Kepala

Puskesmas Jogorogo

Kami menyadari bahwa walaupun sudah kami usahakan semaksimal mungkin

memenuhi petunjuk namun Laporan Tahunan ini masih banyak kekurangan serta

kelemahan, untuk itu kami berharap adanya saran dan masukan yang bersifat membangun

dari semua pihak. Semoga Laporan Tahunan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
BAB II VISI,MISI STRATEGI UNTUK MENCAPAI VISI DAN MISI,
TATA NILAI, BUDAYA KERJA,KEBIJAKAN PUSKESMAS
JOGOROGO…………………………………………………………
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PUSKESMAS
A. Situasi Umum
B. Situasi Khusus
BAB IV SITUASI DERAJAT KESEHATAN PENYAKIT TIDAK MENULAR
PUSKESMAS JOGOROGO

A. Gambaran Penyakit Tidak Menular

B. Capaian Hasil Pelaksanaan Kegiatan PTM Puskesmas JogorogoTahun 2022


C. Masalah Dan Hambatan Penyakit Menular di Puskesmas Jogorogo
D. Tantangan Dalam Pencegahan Penyakit Tidak Menular di Puskesmas
Jogorogo
E. Strategi Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Tidak Mmenular
Puskesmas Jogorogo

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

PTM (Penyakit Tidak Menular) merupakan penyakit kronik atau kondisi

medis yang tidak dapat ditularkan dari satu individu ke individu lainnya. PTM saat ini

merupakan masalah serius dan masih mendapat perhatian khusus dibidang kesehatan

karena menjadi penyumbang terbesar penyebab kematian secara global maupun

nasional. Prevalensi PTM terus meningkat dan telah mengancam sejak usia muda.

Menurut laporan World Health Organization (2017), penyakit tidak menular

menyebabkan 40 juta atau sekitar 70% dari 56 juta kematian di dunia di tahun 2015

dan sekitar 52% kematian usia <70 tahun.

Indonesia saat ini sedang mengalami double burden penyakit, yaitu penyakit

tidak menular dan penyakit menular sekaligus. Penyakit tidak menular utama meliputi

hipertensi, diabetes mellitus, kanker, dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)

(Rensta RI Tahun 2015-2019).

Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi Penyakit Tidak Menular mengalami

kenaikan jika dibandingkan dengan Riskesdas 2013. Prevalensi kanker naik dari 1,4%

(Riskesdas 2013) menjadi 1,8%; prevalensi stroke naik dari 7% menjadi 10,9%; dan

penyakit ginjal kronik naik dari 2% menjadi 3,8%. Berdasarkan pemeriksaan gula
darah, diabetes mellitus naik dari 6,9% menjadi 8,5%; dan hasil pengukuran tekanan

darah, hipertensi naik dari 25,8% menjadi 34,1% (Riskesdas, 2018).

Diabetes mellitus dan hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang menjadi

ancaman serius kesehatan global maupun nasional. Kedua penyakit tersebut dapat

menyebabkan komplikasi penyakit kronik lainnya dan menyebabkan kematian apabila

tidak kendalikan. World Health Organization (WHO) memprediksikan kenaikan jumlah

pasien diabetes mellitus di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi 21,3 juta pada

tahun 2030 (PERKENI,2015).

Berdasarkan data Dinkes Kab Ngawi tahun 2022 didapat jumlah kasus diabetes

mellitus adalah sebanyak 27.420 kasus dan untuk hipertensi sebanyak 20.3094 kasus.

Jumlah kasus diabetes mellitus dan hipertensi terbanyak dari 24 Puskesmas di wilayah

kerja Dinas Kesehatan Kab Ngawi berada di Puskesmas Karangjati yaitu sebanyak 16.960

kasus pada tahun 2022 (Dinkes Kab Ngawi, 2022).

Puskesmas Jogorogo merupakan FKTP (Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama)

yang berada di wilayah Kecamatan Jogorogo Kabupaten Ngawi. Wilayah kerja

Puskesmas Jogorogo terdiri dari 12 Desa. Puskesmas Jogorogo berada di wilayah

Perdesaan dengan dukungan akses dan transportasi yang mudah didapat sehingga hal itu

tidak menjadi hambatan untuk masyarakat dalam menjangkau pelayanan kesehatan.

Jumlah kasus penderita diabetes mellitus dan hipertensi di Puskesmas Jogorogo

berdasarkan data kunjungan terus meningkat setiap tahunnya yaitu pada tahun 2020

Hipertensi sebanyak 1353 kasus diabetes mellitus 853 kasus. Tahun 2021 sebanyak 1309

kasus untuk penderita diabetes mellitus, Pada penderita hipertensi 1.970 kasus pada
tahun 2022 dan 7933 kasus untuk penderita hipertensi untuk penderita diabetes mellitus

853 kasus (SIPTM Jogorogo, 2022)

B. Tujuan

Untuk memberikan gambaran kasus tentang penyakit tidak menular di wilayah puskesmas

Jogorogo
BAB II
VISI,MISI STRATEGI UNTUK MENCAPAI VISI DAN MISI, TATA NILAI,
BUDAYA KERJA,KEBIJAKAN PUSKESMAS JOGOROGO

A. Visi,Misi Strategi Untuk Mencapai Visi Dan Misi Puskesmas Jogorogo


1. Visi Puskesmas Jogorogo
“SEMESTA BERENCANA” Terwujudnya masyarakat Kabupaten Ngawi yang
mandiri, berakhlaq,makmur dan berdaya saing berbasis agropolitan dengan semangat
gotong royong dalam bingkai NKRI.
2. Misi Puskesmas Jogorogo
Meningkatkan SDM yang berkualitas dan berdaya saing melalui kemudahan
terhadap akses pelayanan kepada masyarakat
3. Strategi Untuk Mencapai Visi Dan Misi
1) Menggerakan pembangunan berwawasan kesehatan.
2) Mendorong terwujudnya kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
3) Meningkatkan upaya pengendalian penyakit dan penanggulangan masalah
kesehatan.
4) Mewujudkan, memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang
bermutu, merata dan terjangkau.
5) Menyelenggarakan administrasi dan manajemen yang bersifat transparan
dan akuntabel.
6) Mengembangkan program inovasi, produk layanan, dan pemberdayaan
sumberdaya kesehatan.
B. Tata Nilai “WOW”
Tata Nilai yang dianut oleh UPT Puskesmas Jogorogo adalah “ WOW “
W : Work : Kerja. melaksanakan tugas sesuai tupoksi untuk
meningkatkannmutu dan kinerja Puskesmas. Alat
ukur SKP.EKIN
O : Optimal : Melaksanakan tugas penuh dengan tanggung
jawab untuk mencapai visi puskesmas Jogorogo
Alat ukur PKP
W : Wajib : Semua kariyawan harus mematuhui peraturan
internal Puskesmas Alat ukur : Kebijakan kepala
Puskesmas dan peraturan internal
C. Budaya Kerja
Kerja Keras, Kerja Cerdas, Kerja Iklas, Kerja Tuntas
D. Kebijakan
A. Kebijakan Mutu
Kami Puskesmas Jogorogo selaku pelaksana kesehatan dasar, berkomitmen untuk terus
melakukan peningkatan yang berkesinambungan dalam memberikan pelayanan
kesehatan guna mewujudkan Visi dan Misi Kami bertekad untuk
1. Memenuhi kepuasan pelanggan.
2. Loyal dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan.
3. Objektif dalam memberikan pelayanan dalam tindakan.
4. Responsiveness terhadap kebutuhan dan keluhan pelanggan.
B. Kebijakan Perbaikan Mutu Dan Keselamatan Pasien
1. Kepala Puskesmas dan seluruh penanggung jawab UKP dan penanggung jawab UKM
wajib
berpartisipasi dalam program mutu dan keselamatan pasien mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.
2. Para pimpinan wajib melakukan kolaborasi dalam pelaksanaan Program mutu dan
keselamatan pasien yang diselenggarakan di seluruh jajaran Puskesmas.
3. Perencanaan mutu disusun oleh seluruh jajaran Puskesmas dengan pendekatan
multidisiplin,
dan dikoordinasikan oleh Ketua tim mutu.
4. Perencanaan mutu berisi paling tidak:
a. Area prioritas berdasarkan data dan informasi, baik dari hasil monitoring dan
evaluasi indikator, maupun keluhan pasien/keluarga/staf dengan
mempertimbangan kekritisan, risiko tinggi dan kecenderungan terjadinya
masalah.
b. Salah satu area prioritas adalah sasaran keselamatan pasien.
c. Kegiatan-kegiatan pengukuran dan pengendalian mutu dan keselamatan
pasien yang terkoordinasi dari semua unit kerja dan unit pelayanan.
d. Pengukuran mutu dan keselamatan pasien dilakukan dengan pemilihan
indikator, pengumpulan data, untuk kemudian dianalisis dan ditindaklanjuti
dalam upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
e. Indikator meliputi indikator manajerial, indikator kinerja UKM, dan indikator
klinis, yang meliputi indikator struktur, proses, dan outcome.
f. Upaya-upaya perbaikan mutu dan keselamatan pasien melalui standarisasi,
perancangan sistem, rancang ulang sistem untuk peningkatan mutu dan
keselamatan pasien.
g. Penerapan manajemen risiko pada semua lini pelayanan baik pelayanan klinis
maupun penyelenggaraan UKM.
h. Manajemen risiko klinis untuk mencegah terjadinya kejadian sentinel,
kejadian tidak diharapkan, kejadian nyaris cedera, dan keadaan potensial
cedera.
i. Program dan Kegiatan-kegiatan peningkatan mutu pelayanan klinis dan
keselamatan pasien, termasuk di dalamnya program peningkatan mutu
laboratorium dan program peningkatan mutu pelayanan obat.
j. Program pelatihan yang terkait dengan peningkatan mutu dan keselamatan
pasien.
k. Rencana pertemuan sosialisasi dan koordinasi untuk menyampaikan
permasalahan, tindak lanjut, dan kemajuan tindak lanjut yang dilakukan.
l. Rencana monitoring dan evaluasi program mutu dan keselamatan pasien.
5. Perancangan sistem/proses pelayanan memperhatikan butir-butir di bawah ini:
a. Konsisten dengan visi, misi, tujuan dan tata nilai Puskesmas, dan perencanaan
Puskesmas,
b. Memenuhi kebutuhan pasien, keluarga, dan staf,
c. Menggunakan pedoman penyelenggaraan UKM, pedoman praktik klinis standar
pelayanan klinis, kepustakaan ilmiah dan berbagai panduan dari profesi maupun
panduan dari Kementerian Kesehatan,
d. Sesuai dengan praktik bisnis yang sehat,
e. Mempertimbangkan informasi dari manajemen risiko,
f. Dibangun sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang ada di Puskesmas,
g. Dibangun berbasis praktik klinis yang baik,
h. Menggunakan informasi dari kegiatan peningkatan yang terkait,
i. Mengintegrasikan sertamenggabungkan berbagai proses dan sistem pelayanan.
6. Seluruh kegiatan mutu dan keselamatan pasien harus didokumentasikan.
7. Ketua tim mutu wajib melaporkan kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pasien
kepada Kepala Puskesmas tiap tribulan.
8. Berdasarkan pertimbangan hasil keluhan pasien/keluarga dan staf, serta
mempertimbangkan kekritisan, risiko tinggi, dan potensial bermasalah, maka area
prioritas yang perlu mendapat perhatian dalam peningkatan mutu dan keselamatan
pasien adalah:
a. Pencapaian 6 sasaran keselamatan pasien.
b. Pelayanan rawat jalan
c. Pelayanan Farmasi
d. Pelayanan Laboratorium
e. Pelayanan pendaftaran dan rekam medis
BAB III
GAMBARAN UMUM WILAYAH PUSKESMAS

A. Situasi Umum
1. Data Umum
Keadaan Geografis
Puskesmas Jogorogo terletak di Jalan Raya Jogorogo Km. 01 Desa Jogorogo
Kecamatan Jogorogo Kode pos 63262, nomor telepon 0351 730224, email :
puskesmasjogorogo@gmail.com. Jarak Puskesmas Jogorogo dengan Kabupaten
Ngawi dan RSUD dr. Soeroto Ngawi kurang lebih 30 km, jarak Puskesmas Jogorogo
dengan RS. dr. Soedhono Madiun kurang lebih 35 Km, jarak Puskesmas Jogorogo
dengan RSUD dr. Sayidiman Magetan kurang lebih 20 Km. Puskesmas Jogorogo
menempati area seluas 2583 m2.

2 Data wilayah

Batas wilayah di Kecamatan Jogorogo adalah sebagai berikut:


a.SebelahUtara : KecamatanParon
b.SebelahTimur : Kecamatan Kendal
c.Sebelah Selatan : Gunung Lawu
d.Sebelah Barat : Kecamatan Ngrambe dan Kedunggalar
Gambar 2.1 Peta wilayah kerja Puskesmas Jogorogo
struktur wilayah administrasi Kecamatan Jogorogo yang memiliki luas
wilayah 66,74 km terbagi dalam 12 desa dimana 7 desa ada di daerah
pegunungan dan 5 desa ada di dataran rendah dengan 39 dusun dan 274 RT.
Mata pencaharian penduduk sebagian besar adalah petani, buruh tani, dan
pedagang.

3.Data Kependudukan
Tabel 2.1Jumlah Penduduk

JENIS KELAMIN
NO DESA LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
1 UMBULREJO 255 305 560
2 KLETEKAN 1457 1509 2965
3 JATEN 1506 1567 3073
4 GIRIMULYO 1327 1306 2633
5 NGRAYUDAN 2178 2228 4406
6 TALANG 423 468 891
7 MACANAN 3236 3242 6478
8 BRUBUH 748 808 1556
9 JOGOROGO 3770 3895 7665
10 DAWUNG 1750 1796 3546
11 TANJUNGSARI 1923 2010 3933
12 SOCO 1332 1333 2666
JUMLAH 19904 20468 40373
Sumber : Data Proyeksi Kecamatan Jogorogo 2022

Gambaran pada Tabel 2.1 adalah Proyeksi jumlah penduduk yang ada diwilayah kerja
Puskesmas Jogorogo

B. Situasi Khusus
Tabel 2.2 Data Ketenagaan
NO URAIAN PNS BOK BLUD LATKER JUMLAH
1 DOKTER SPESIALIS 0 0 0 0 0
2 DOKTER UMUM 3 0 0 0 3
3 DOKTER GIGI 1 0 0 0 1
4 PERAWAT 13 0 12 0 25
5 PERAWAT GIGI 1 0 0 0 1
6 BIDAN 11 0 12 0 23
7 APOTEKER 1 0 0 0 1
8 ASISTEN APOTEKER 2 0 0 0 2
9 GIZI 2 0 1 0 3
10 SANITARIAN 2 1 0 0 3
11 ANALIS KESEHATAN 1 0 1 0 2
12 ADMITRATIF 7 1 8 0 16
13 KESEHATAN 2 1 0 0 3
MASYARAKAT
14 FISIOTERAPI 0 0 1 0 1
JUMLAH 85
Sumber: Data Sekunder 2022

Gambaran pada Tabel 2. Ketenagaan analisa ketenangan Puskesmas Jogorogo


dapat digambarkan kebutuhan tenaga tenaga fungsional tidak adanya kesenjangan karena
terpenuhi oleh tenaga dari pengawai BLUD

Tabel 2.3 Data Pendidikan Ketenagaan


Pegawai
NO TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH
1 S3 0
2 S2 2
3 S1/PROFESI 19
4 D IV 4
5 D III 45
6 D II 0
7 DI 1
8 SLTA 14
9 SLTP 0
10 SD 0
JUMLAH 85
Sumber: Data Sekunder 2022

Gambaran pada Tabel 2.3 Gambaran pendidikan ketenagaan secara umum pada
Puskesmas Jogorogo sudah memadahi dalam rang untuk memberikan pelayanan untuk
meningkatkan derajat kesehatan di wilayah Jogorogo
BAB IV

SITUASI DERAJAT KESEHATAN


PENYAKIT TIDAK MENULAR PUSKESMAS JOGOROGO

A. Gambaran Penyakit Tidak Menular


Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah penyakit yang tidak menular dan bukan disebabkan oleh
penularan vektor, virus atau bakteri, namun lebih banyak disebabkan oleh perilaku dan gaya
hidup.

WHO (World Health Organozation) menyebutnya "Non Communicable Disease (NCD) is a


disease that is not transmissible directly from one person to another"; adalah penyakit yang tidak
menular langsung dari satu orang ke orang lain. Dominasi masalah kesehatan di masyarakat saat
ini mulai bergeser dari penyakit menular menjadi ke arah penyakit tidak menular. Penyebab
kematian utama penduduk semua golongan umur pada saat ini disebabkan oleh PTM secara
berurutan yaitu stroke, hipertensi, diabetes mellitus, tumor ganas/kanker, penyakit jantung dan
pernafasan kronik
Penyakit Tidak Menular (PTM) itu adalah :

1. Penyakit yang tidak ditularkan dari orang ke orang, yang perkembangannya berjalan
perlahan dalam jangka waktu yang panjang (kronis).
2. Penyakit yang bukan disebabkan oleh infeksi kuman termasuk penyakit kronis
degeneratif antara lain penyakit Jantung, Stroke, Diabetes Mellitus, Kanker, Penyakit
Paru Obstruktif Kronik, Cedera dan Gangguan Indera dan Fungsional.
3. Penyakit yang disebabkan oleh perilaku dan lingkungan yang tidak sehat.

Faktor Risiko Bersama Penyakit Tidak Menular (PTM) yang dapat menjadi penyebab adalah
:

 Merokok; merokok dan menggunakan roko elektrik dapat menyebabkan keruskan pada
pembuluh darah.
 Kurang Aktifita Fisik; menyebabkan penumpukan lemak dan mengurangi kebugaran
tubuh.
 Kurang Konsumsi Buah dan Sayuran; menyebabkan kekurangan serat yang bermanfaat
untuk kesehatan.
 Konsumsi Alkohol; memilki dampak terhadap kesehatan hati, ginjal, otak, dll.

Jenis Penyakit Tidak Menular; berdasarkan Sistem dan Organ Tubuh :

 Penyakit keganasan (misalnya: Kanker).


 Penyakit endokrin, nutrisi, dan metabolik.
 Penyakit sistem saraf.
 Penyakit sistem pernapasan.
 Penyakit sistem sirkulasi.
 Penyakit mata dan adnexa.
 Penyakit telinga dan mastoid.
 Penyakit kulit dan jaringan subkutaneus.
 Penyakit sistem muskuloskeletal dan jaringan penyambung.
 Penyakit sistem genitourinaria.
 Penyakit gangguan mental dan perilaku.
 Penyakit kelainan darah dan gangguan pembentukan organ darah.

Jenis PTM (Penyakit Tidak Menular) berdasarkan Urgensinya (Indonesia) :

 Obesitas; kelebihan berat badan dari berat badan ideal.


 Diabetes; penyakit gangguan metabolik menahun akibat pankreas tidak memproduksi
cukup insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif.
 Stroke; kondisi ketika pasokan darah ke otak terputus akibat penyumbatan atau pecahnya
pembuluh darah di otak, sehingga terjadi kematian sel-sel pada sebagian area di otak.
 Penyakit Jantung; jantung koroner terjadinya penyumbatan aliran darah pada arteri
koroner.
 Hipertensi; peningkatan tekanan darah yang dapat menimbulkan kerusakan pada organ
lain; ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan otak (menyebabkan
stroke).
 Kanker Payudara; adanya tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara.
 Kanker Leher Rahim; tumbuhnya sel-sel tidak normal pada leher rahim.
 Asma; kelainan berupa peradangan kronik saluran napas yang menyebabkan
penyempitan saluran napas.
 PPOK; Penyakit Paru Obstruktif Kronik, adanya hambatan aliran udara di saluran napas
yang tidak sepenuhnya bisa kembali normal
 Kanker pada Anak.
 Gangguan Penglihatan dan Kebutaan.
 Gangguan Pendengaran dan Ketulian.
 Gangguan FungsionaL

Pencegahan :

a. Perilaku hidup sehat seperti : tidak merokok, konsumsi sayur dan buah lebih dari 5 porsi
per hari, konsumsi garam tidak lebih dari 1 sendok the per orang per hari, konsumsi gula
tidak lebih dari 4 sendok makan per orang per hari, konsumsi lemak (minyak) tidak lebih
dari 5 sendok makan perorang perhari, aktifitas fisik minimal 30 menit per hari sebanyak
3-5 kali per minggu, tidak mengonsumsi alkohol dan kendalikan stres.
b. Lingkungan yang sehat : bebas polusi udara, kendaraan yanglayak jalan, fasilitas umum
untuk aktifitas fisik seperti tempat bermain dan olahraga.
c. Menjaga kondisi tubuh seperti : berat badan ideal, gula darah normal, kolesterol dan
tekanan darah normal.

Pengendalian faktor risiko dengan menerapkan perilaku CERDIK :

C : Cek kondisi kesehatan secara berkala


E : Enyahkan asap rokok
R : Rajin aktifitas fisik
D : Diet sehat dengan kalori seimbang
I : Istirahat yang cukup
K : Kendalikan stress

Cek Kesehatan Secara Berkala

 Direkomendasikan untuk mau memeriksakan diri dengan melakukan deteksi dini,


khususnya bagi yang berisiko tinggi Penyakit Tidak Menular.
 Manfaatkan pelayanan kesehatan terdekat, dengan keluhan, keluhan kecil atau tanpa
keluhan.
Enyahkan Asap Rokok.

 Merekomendasikan semua bukan perokok, untuk tidak mulai merokok.


 Manganjurkan semua perokok, untuk berhenti merokok dan membantu upaya mereka
untuk berhenti merokok
 Masyarakat yang menggunakan bentuk lain dari tembakau harus disarankan untuk
berhenti.

Rajin Aktivitas Fisik

 Tingkatkan aktivitas fisik secara progresif untuk mencapai tingkat moderat (seperti jalan
cepat), sedikitnya 30 menit perhari (lima hari dalam seminggu).
 Kontrol berat badan dan hindari kelebihan berat badan dengan mengurangi makanan
berkalori tinggi dan melakukan aktivitas fisik yang cukup.

Diet Sehat

 Dengan Kalori Seimbang Konsumsi gula dengan cara tidak melebihi empat sendok teh
perhari Konsumsi garam (natrium klorida) dengan cara membatasi sampai < 5 gram (1
sendok teh) perhari, kurangi garam saat memasak dan membatasi makanan olahan dan
cepat saji.
 Total konsumsi lemak 5 sendok makan perhari. Batasi daging berlemak, lemak susu, dan
minyak goreng, ganti minyak sawit dan minyak kelapa dengan zaitun, kedelai, jagung,
minyak bunga matahari. Konsumsi buah dan sayuran yaitu 5 prosi (400-500 gram)
perhari (satu porsi setara dengan 1 buah jeruk, apel, mangga, pisang atau 1 mangkok
sayuran dimasak) Konsumsi ikan sedikitnya 3 kali perminggu, utamakan ikan berminyak
seperti tuna, makarel,salmon.
 Tidak konsumsi minuman beralkohol.

Kendalikan Stres

Berpikir positif, tidur yang cukup, tertawa, berolahraga, meditasi, dengarkan musik, libatkan
indera tubuh, lakukan pemijatan, milliki sikap mental pemenang, bangun hubungan positif,
seleksi yang kita baca, dengar dan lihat, mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa.
Skrining faktor risiko Penyakit Tidak Menular seperti pengukuran tekanan darah, Gula darah
sewaktu, Indeks Massa Tubuh dan lain-lain dapat dilakukan secara
mandiri oleh setiap orang.

Rekomendasi Kementerian Kesehatan untuk pencegahahn Penyakit Tidak Menular; sbb :

1. Tidak merokok.
2. Batasi Konsumsi Gula Garam Lemak Berlebihan
3. Rajin konsumsi buah dan sayur
4. Rajin Aktifitas Fisik
5. Cek Kesehatan secara teratur

B. Capaian Hasil Pelaksanaan Kegiatan PTM Puskesmas JogorogoTahun 2022


NO KEGIATAN TARGET SATUAN 2020 2021 2022
Sekolah yang ada di wilayah Puskesmas 39,0%
1 65% sekolah 41,70%
melaksanakan KTR 30%
Persentase merokok penduduk usia 10 - 18 0,0%
2 9,10% orang 0,00%
tahun 0
FKTP yang menyelenggarakan layanan 0,0%
3 50% FKTP 100,00%
Upaya Berhenti Merokok (UBM) 100
Pelayanan Kesehatan Usia Produktif (SPM 0,0%
4 100% orang 87,00%
ke 6) 87%
Deteksi Dini Faktor Risiko PTM usia ≥ 15 0,0%
5 80% orang 66,70%
tahun 60%
Deteksi dini kanker payudara dan kanker 0,0%
serviks pada perempuan usia 30-50 tahun
6 80% orang 43,90%
atau perempuan yang memiliki riwayat
seksual aktif 39%
Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi
7 100% orang 67% 61,40%
(SPM ke 8) 60%
Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes
8 100% orang 126% 120,30%
Mellitus (SPM ke 9) 100%
C. Masalah Dan Hambatan Penyakit Tidak Menular di Puskesmas Jogorogo
D. Tantangan Dalam Pencegahan Penyakit Tidak Menular di Puskesmas
Jogorogo
E. Strategi Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Tidak Mmenular
Puskesmas Jogorogo
Pencegahan dan pengendalian factor resiko PTM meliputi 4 cara, yaitu :
1. Advokasi, kerja sama, bimbingan dan menejemen PTM
2. Promosi, pencegahan dan pengurangan faktor resiko PTM melalui
pemberdayaan masyarakat
3. Penguatan kapasitas dan kompetensi layanan kesehatan, serta
kolaborasi sector swasta dan professional
4. Penguatan survailans, pengawasan dan riset PTM
Strategi ini dilaksanakan dengan cara :

a. Meningkatkan partisipasi masyarakat dan deteksi factor resiko PTM dari


perubahan prilaku. Inisiasi keterlibatan masyarakat dimulai pada tahun 2021
dengan pendekatan per area,melalui satu posbindu PTM disetiap desa.
b. Untuk memperluas jangkauan posbindu PTM sejak tahun 2021, pendekatan
berdasarkan 7 tatanan telah dimulai(tempat kerja, sekolah, haji, tempat umum,
fasilitas kesehatan, kantor lintas sektor, rumah ibadah)
c. Meningkatkan keterlibatan sektor swasta dalam usaha promosi dan pencegahan
d. Mengoptimalkan media sosial dan jejaring media untuk meningkatkan kesadaran
pada pencegahan PTM
e. Menguatkan strategi komunikasi untuk pencegahan PTM melalui situs interaktif,
aplikasi ponsel,kampanye multi media yang intensif
f. Melibatkan lembaga swadaya masyarakat/ organisasi berbasis agama yang
potensial.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Pelaksanaan Posbindu di Puskesmas belum sepenuhnya berjalan dengan baik
2. Manfaat program Posbindu adalah memudahkan usia lanjut untuk memeriksakan kesehatan,
Serta meringankan beban biaya pengobatan.
3.Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan Posbindu di Puskesmas, Kesibukan kader dan
kurangnya petugas sehingga belum banyak usia lanjut yang dapat menerima pelayanan Belum
adanya kerjasama lintas program dan lintas sektor Ketidakpahaman masyarakat terhadap
manfaat Posbindu.
4. Harapan pihak Puskesmas dan para usia lanjut adalah agar Posbindu tetap berjalan dan
menjangkau masyarakat lebih luas dengan adanya pelayanan yang lebih baik, serta mendapat
perhatian dari pemerintah
5.Upaya yang dilakukan Puskesmas untuk meningkatkan kualitas pelayanan di Posbindu adalah
dengan cara mengikutsertakan para kader untuk menjalani berbagai pelatihan, serta melakukan
pendekatan ke BP swasta, tokoh masyarakat, agar membantu kelancaran program Posbindu.

B. Saran
1. Bagi Puskesmas Melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya Posbindu
Menambah sarana dan pra sarana Menambah jumlah petugas agar lebih banyak usia lanjut
yang dapat dilayani dengan baik Meningkatkan kinerja para kader agar selalu dapat
memberikan pelayanan dengan baik Menjalin kerjasama lintas program dan lintas sektoral
demi kelancaran program Posbindu Evaluasi kegiatan secara teratur demi peningkatan kualitas
pelayanan.
2. Bagi para usia lanjut yang mengikuti Posbindu: Lebih memahami manfaat Posbindu Selalu
datang ke Posbindu untuk mendeteksi penyakit sedini mungkin agar kesehatannya terjaga
Berpartisipasi aktif dalam segala kegiatan Posbindu.

Anda mungkin juga menyukai