DITJEN KESMAS
JAKARTA
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT karena atas limpahan
rahmat, ridha, dan karuniaNya, Penyusunan Rencana Aksi Kegiatan 20220 - 2024
pada Direktorat Tata Kelola Kesehatan Masyarakat , Ditjen Kesmas telah selesai
di susun.
Tujuan penyusunan rencana aksi kegiatan tahun 2022 -2024 adalah untuk
memberikan informasi mengenai dasar hukum pelaksanaan kegiatan, strategi ,
sasaran kegiatan, target kinerja, anggaran serta kegiatan yang di sesuaikan
dengan tugas pokok dan fungsi Direktorat Tata Kelola Kesehatan Masyarakat.
Terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dan
berkontribusi dalam penyusunan rencana aksi kegiatan 2022 - 2024. Harapan
kami semoga rencana aksi kegiatan ini dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan
kegiatan untuk mencapai target kinerja yang telah di tetapkan.
Kami mohon maaf apabila dalam penyusunan rencana aksi kegiatan ini ada
ketidak sesuaian kalimat dan kesalahan dalam penulisan.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Kondisi Umum
C. Potensi dan Permasalahan
BAB V PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional mengamanatkan bahwa tiap-tiap
Kementerian/Lembaga perlu menyusun Rencana Strategis dalam hal ini
termasuk Kementerian Kesehatan.
Setelah di publishnya Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 13 Tahun 2022
tentang Rencana Strategis (RENSTRA) Kementerian Kesehatan Tahun 2020-
2024. maka unit eselon 1 menyusun Rencana Aksi Program (RAP), setelah
selesai penyusunan RAP di lanjutkan dengan penyusunan Rencana Aksi
Kegiatan (RAK) oleh unit eselon 2.
Rencana Aksi Kegiatan Direktorat Tata Kelola Kesehatan Masyarakat
diharapkan dapat menggambarkan kapasitas dan bentuk respons Kementerian
Kesehatan dalam menjawab pilar transformasi kesehatan yang juga merupakan
bentuk penerjemahan reformasi sistem kesehatan nasional, yaitu: Transformasi
Layanan Primer, yang mencakup upaya promotif dan preventif yang
komprehensif, perluasan jenis antigen, imunisasi, penguatan kapasitas dan
perluasan skrining di layanan primer dan peningkatan akses, SDM, obat dan
kualitas layanan serta penguatan layanan laboratorium untuk deteksi penyakit
atau faktor risiko yang berdampak pada masyarakat.
Keluhan masyarakat terkait pelayanan Puskesmas meliputi Keterbatasan akses
dan jarak, kurangnya sarana prasarana, obat, Sistem rujukan yang sulit, Dokter
jaga tidak ada, Jam layanan tidak tepat waktu, dan Waktu tunggu yang lama.
Keluhan Petugas meliputi Keterbatasan SDM (luar pulau jawa dan kota besar),
Kurangnya kemampuan/pemahaman manajemen, Keuangan tidak fleksibel,
Sarpras dan obat sering kurang, Pengurangan/Distribusi Beban UKP untuk
Puskesmas perkotaan ke FKTP lain namun untuk Puskes didesa sulit Faskes
swasta sedikit, dan Digitalisasi penting tapi kemampuan SDM dan Biaya untuk
semua kegiatan perlu diperhitungkan.
Sedangkan untuk Keluhan Pemegang Program (wawancara pemegang
program unit utama) meliputi Adanya ego program sehingga pelaksanaan
kurang optimal di lapangan, Rendahnya kemampuan manajerial, analisis data,
dan koordinasi lintas program pada SDM kesehatan, dan Anggaran yang kaku.
B. Kondisi Umum
Hasil survei cepat Kemenkes-UNICEF pada tahun 2020, menunjukkan
penurunan layanan esensial kesehatan di awal pandemi COVID-19. Lebih dari
75% posyandu tidak melakukan pelayanan dan lebih dari 41% kunjungan rumah
terhenti. Sedangkan kebanyakan puskesmas melaporkan kurang dari 10%
pelayanan yang terganggu kelangsungannya.
Situasi saat ini dimana +270 juta penduduk Indonesia mendapatkan Pelayanan
Kesehatan Primer berkualitas, membutuhkan +300 ribu unit penyedia Layanan
Kesehatan Primer dengan fasilitas dan SDM terstandardisasi dan 100% wilayah
dan kondisi kesehatan penduduk termonitor secara berkala. Sedangkan kondisi
saat ini:
A. Visi Misi
B. Tujuan
Program dan kegiatan Direktorat Tata kelola kesehatan masyarakat bertujuan
untuk Meningkatnya tata kelola kesehatan yang baik melalui meningkatnya
jumlah puskesmas yang menerapkan BLUD, jumlah puskesmas yang melakukan
lokakarya mini dan puskesmas yang melakukan pemantauan di wilayan
setempat
C. Sasaran Kegiatan
Meningkatkan tata kelola kesehatan masyarakat (renstra dan aplikasi renja
2022)
BAB III
ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI
DAN KELEMBAGAAN
A. Arah Kebijakan
1. Penguatan tata kelola kesehatan masyarakat yang difokuskan pada
Pengembangan kebijakan untuk penguatan kapasitas pemerintah provinsi
dan kabupaten/kota pada kegiatan tata kelola kesehatan masyarakat;
2. Pendampingan perbaikan tata kelola pada daerah yang memiliki masalah
kesehatan untuk pencapaian target nasional dan mendorong pemenuhan
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan, khususnya
pendekatan integrasi layanan primer dan fungsi laboratorium kesehatan
masyarakat di Puskesmas. ;
3. Penguatan evaluasi data rutin untuk monitoring tata kelola kesehatan
masyarakat
4. Inovasi dan pemanfaatan teknologi digital untuk edukasi dan peningkatan
kapasitas terkait manajemen puskesmas, puskesmas BLUD dan edukasi
integrasi layanan primer serta laboratorium puskesmas;
5. Peningkatan kapasitas dan kemandirian pembiayaan
fasilitas kesehatan milik pemerintah;
C. Strategi
Dalam rangka menjalankan kebijakan di atas, maka strategi Kementerian
Kesehatan hingga 2024 dirumuskan sebagai berikut : Peningkatan kualitas
pelayanan kesehatan primer yang komprehensif melalui penguatan tata kelola
manajemen pelayanan dan kolaborasi publik-swasta, yang mencakup:
1. Penguatan tata kelola manajemen puskesmas;
2. Penguatan pelayanan esensial sesuai standar, termasuk untuk daerah
terpencil dan sangat terpencil;
3. Penguatan tata laksana rujukan.
D. Kerangka Regulasi
Regulasi yang di gunakan dan melaksanakan kegiatan pada direktorat tata
kelola yaitu :
1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen
Puskesmas
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan
Mutu Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat;
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan
Umum Daerah;
Selain itu regulasi di atas, terdapat pula Peraturan terkait kesehatan yang
masuk dalam prioritas legislasi pada Direktorat Tata Kelola Kesehatan
Masyarakat yaitu
E. Kerangka Kelembagaan
Pada peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 5 tahun 2022
tentang organisasi dan tata kerja kementerian kesehatan terdapat
Susunan organisasi Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat terdiri atas:
1. Sekretariat Direktorat Jenderal;
2. Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat;
Direktorat
Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak;
3. Direktorat Kesehatan Usia Produktif dan Lanjut Usia;
4. Direktorat Kesehatan Jiwa; dan
5. Direktorat Tata Kelola Kesehatan Masyarakat
A. Target kinerja
Contoh Kasus
Dari 1029 Puskesmas yang ada di Prov A, Jumlah Puskesmas yang melakukan
lokakarya mini dan memiliki dokumen perencanaan tingkat puskesmas Provinsi A
sebanyak 985 Puskesmas.
Maka persentasi Puskesmas yang melakukan perencanaan Puskesmas melalui
Lokakarya mini di Provinsi A adalah:
Persentasi Puskesmas yang melakukan = 985 x 100%
perencanaan Puskesmas melalui Lokakarya mini 1029
= 95,7%
Pelaksana Kegiatan : Tenaga Kesehatan di Puskesmas
Tempat Pelaksanaan : Dilaksanakan di Puskesmas
Waktu Pelaksanaan : Pelayanan dilaksanakan dalam waktu satu tahun
Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan dan pelaporan dalam lokakarya mini berupa dokumen perencanaan tingkat
puskesmas yaitu draf Rencana Lima Tahunan (menyesuaikan siklus 5 tahunan), draft
RUK tahun selanjutnya, RKA/RBA, RPK tahunan, serta RPK bulanan. Lokakarya mini
terdiri atas lokakarya mini bulanan yang melibatkan pengelola program puskesmas dan
lokakarya mini tribulanan yang melibatkan lintas program dan lintas sektor. Hasil
lokakarya mini disampaikan kepada Dinas Kesehatan kabupaten/kota.
Waktu Pelaporan : Dilaporkan setiap bulan
Sumber Data : Laporan rutin
Pedoman yang dipakai
- Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
- Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen
Puskesmas
Contoh Kasus
Di Kabupaten A terdapat 30 puskesmas, 20 puskesmas melakukan pelaporan indikator
puskesmas secara lengkap dan teratur yang mendukung Renstra.
Persentase Puskesmas yang melaksanakan = 20 X 100%
pemantauan wilayah kerja Kab A 30
= 66,6%
B. Kegiatan
TOTAL 8.637.989.000
TOTAL 3.156.869.000
NO KEGIATAN 2022 ANGGARAN
TOTAL 12.444.944.000
NO KEGIATAN ANGGARAN
TOTAL 6.831.220.000
NO KEGIATAN 2023 ANGGARAN
total 28.919.876.000
C. Pendanaan
DAFAT 19.276.164.000
TIKER
6.831.220.000 4.322.106.000
LABKESMAS
TIKER JEJARING
SWASTA DAN 3.156.869.000 3.619.254.000
KESTRAD
BAB V
PENUTUP
Demikian RAK Direktorat Tata Kelola Kesehatan Masyarakat Tahun 2022-2024, yang
disusun berpedoman pada RPJMN Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2020- 2024.
Sebagai dokumen yang memberikan arah peta jalan dalam perencanaan, pelaksanaan dan
penilaian penyelenggaraan program dan kegiatan Direktorat Tata Kelola Kesehatan
Masyarakat Tahun 2020-2024. Dimana Direktorat Tata Kelola Kesehatan Masyarakat
sebagai salah satu unit organisasi eselon II dibawah Sesditjen Kesmas, bertanggung jawab
melaksanakan dan pencapaian kinerja kegiatan dari program Sesditjen Kesmas .