Anda di halaman 1dari 12

BAB IV.

Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah

2. URUSAN KESEHATAN

Pembangunan Kesehatan dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan


dan status gizi masyarakat dilakukan melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
maka pembangunan kesehatan melibatkan seluruh potensi baik masyarakat, swasta
maupun pemerintah dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif, humanisme,
tanpa diskriminatif dalam pelayanan, berlandaskan keunggulan sumber daya yang
berkualitas serta profesional dalam memberikan pelayanan publik.
Penyelenggara pelayanan kesehatan di Jawa Tengah terdiri dari 877 puskesmas
(537 puskesmas rawat jalan dan 340 puskesmas rawat inap), 13 balai kesehatan,
36 laboratorium kesehatan daerah, dan 228 rumah sakit, didukung oleh tenaga
kesehatan sebanyak 72.311 orang. Jumlah tenaga strategis (dokter umum, dokter
gigi, perawat, bidan, tenaga kefarmasian, sanitarian, gizi, analis kesehatan,
kesehatan masyarakat dan Ahli Teknik Lab. Medik) di puskesmas sebanyak 33.83%.
Sedangkan ketersediaan tenaga spesialis dasar di rumah sakit sebanyak 2.025 orang
tersebar di 228 rumah sakit pemerintah dan swasta.
Upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan melalui akreditasi untuk puskesmas
sebanyak 48,57% (426 puskesmas) dan rumah sakit terakreditasi Nasional Versi 2012
sebanyak 50,74% (116 rumah sakit).
Prestasi yang diraih oleh Provinsi Jawa Tengah di Bidang Kesehatan Tahun
2017 adalah:
1) Penghargaan bagi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah sebagai Institusi Yang
Berjasa Dalam Pembangunan Bidang Kesehatan atas Capaian Target Cakupan
Imunisasi Measles Rubella ≥ 95% Fase I Tahun 2017 dari Kementerian Kesehatan RI.
2) Penghargaan atas Capaian Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) Tingkat Provinsi
Tertinggi Tahun 2016 yang diberikan oleh Kemenkes pada tanggal 13 Maret 2017.
3) Penghargaan Tenaga Kesehatan Teladan di Puskesmas Tingkat Nasional Tahun 2017
untuk katagori dokter gigi, nutrisionis, tenaga kesehatan masyarakat, apoteker,
sanitarian, ahli teknik laboratorium medik.
4) Penghargaan Nasional dalam Pemberdayaan Masyarakat melalui PHBS berupa
Pakarti Utama II terhadap Kelurahan Tegalrejo Kota Salatiga dan Pakarti Madya
III terhadap Desa Karanglo Kabupaten Banyumas.
5) Penghargaan kepada RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah
a) Peringkat I Pemenang Penghargaan Green Hospital Kategori Rumah Sakit
Non UPT Vertikal dari Kementerian Kesehatan RI.
b) Pemenang Terbaik PERSI Awards - IHMA 2017 Kategori Innovation In Health
Care IT Project.

LKPJ Gubernur Jateng Akhir TA.2017

IV-8
BAB IV. Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah

c) Runner Up PERSI Awards-IHMA 2017 kategori Corporate Social Responsibility


Project.
6) RSJD Surakarta Provinsi Jawa Tengah sebagai Juara Umum Pekan Olah Raga
Kesehatan Rehabilitasi Mental dan Jambore Nasional Jiwa VI Tahun 2017 di Riau.
7) RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah sebagai TOP 40 INOVASI PELAYANAN PUBLIK
TAHUN 2017 dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan reformasi
Birokrasi atas Inovasi “PELUK MY DARLING (Perawatan Luka Kusta Menyeluruh
dengan Garden Healing).
8) Prestasi sebagai Unit Kerja Pelayanan berpredikat WILAYAH BEBAS DARI
KORUPSI (WBK) Tahun 2017 dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi RI untuk RSUD Dr.Moewardi, RSUD Prof.Dr. Margono
Soekarjo, RSUD Kelet, RSJD Dr. Amino Gondohutomo.
9) TOP 99 INOVASI PELAYANAN PUBLIK TAHUN 2017 dari Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi atas Inovasi Penyederhanaan Prosedur
Pendaftaran Melalui “SI BINA CANTIK” (Sistem Bridging SIM RSMS, BPJS dan INA
CBG’s Menuju Akuntabilitas Transparansi dan Efisiensi Pelayanan Kesehatan JKN
secara Paripurna) kepada RSUD Prof.Dr. Margono Soekardjo Provinsi Jawa Tengah.

a. Realisasi Indikator Kinerja Program.


Pencapaian tujuan pembangunan kesehatan di Provinsi Jawa Tengah
dilaksanakan melalui 8 program, yaitu Program Pencegahan dan Penanggulangan
Penyakit, Program Farmasi dan Perbekalan Kesehatan, Program Pelayanan Kesehatan,
Program Kesehatan Lingkungan, Program Sumber Daya Manusia Kesehatan,
Program Promosi dan Pemberdayaan, Program Manajemen, Informasi dan Regulasi
Kesehatan serta Program Peningkatan Manajemen Pelayanan Kesehatan BLUD,
terdiri dari 50 indikator kinerja program, seluruhnya mencapai target.
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit, memiliki
13 indikator kinerja program, seluruhnya mencapai target, antara lain: Angka Kesakitan
DBD dengan realisasi 21,6 per 100.000 penduduk, memenuhi target <48 per
100.000 penduduk, lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 43,4 per
100.000 penduduk, tingginya tingkat capaian sebesar 222,22% disebabkan karena
Peran masyarakat meningkat dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan
Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik dengan dukungan Pemerntah yaitu adanya Perda
DB di Kota Semarang dan adanya Pokjanal DB dan SK PSN Gerakan 1 Rumah
1 Jumantik di Kota Semarang, Kabupaten Semarang dan Jepara; Angka Penemuan
Kasus Baru HIV/AIDS dengan realisasi 14,8% memenuhi target 14% dan lebih
baik dari tahun sebelumnya yaitu 34,4%; Angka Kesakitan Malaria dengan
realisasi 0,03% lebih baik dari target 0,07% dan sama dengan tahun
sebelumnya, tingginya tingkat capaian sebesar 233,33% disebabkan adanya
intensifikasi penemuan penderita secara aktif oleh Juru Malaria Desa, Mass Blood
Survey (MBS), dan surveilans migrasi serta Pengendalian vektor dengan
LKPJ Gubernur Jateng Akhir TA.2017

IV-9
BAB IV. Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah

penggunaan kelambu berinsektisida di daerah fokus; Proporsi Kasus Hipertensi


difasilitasi pelayanan kesehatan dengan realisasi 18,84% memenuhi target <20%,
namun meningkat dari tahun sebelumnya yaitu 17,7%; Cakupan Universal Child
Imunization (UCI) dengan realisasi 99,94% melebihi dari target 99% dan lebih tinggi
dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 99,71%.
Sebaran capaian indikator kinerja di kabupaten/kota antara lain: Angka
Kesakitan DBD, terendah Kabupaten Rembang 2,07 per 100.000 penduduk dan
tertinggi di Kota Magelang 54,33 per 100.000 penduduk; Angka Penemuan Kasus
Baru HIV/AIDS, terendah di Kota Magelang 0,02% dan tertinggi di Kabupaten
Kebumen 1,9%; Angka Kesakitan Malaria terendah di Kota Surakarta, Kota Magelang
dan Kabupaten Karanganyar tidak ditemukan kasus malaria, tertinggi di Kabupaten
Purworejo 0,522%; Proporsi Kasus Hipertensi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
terendah di Kabupaten Sragen 0,56% dan tertinggi di Kabupaten Banjarnegara
51,07%; Cakupan Universal Child Imunization (UCI) sebanyak 32 kabupaten/kota
telah mencapai 100% sedangkan 3 kabupaten masih di bawah 100% yaitu
Kabupaten Sukoharjo 99%, Kabupaten Karanganyar 98,31% dan Kabupaten
Temanggung 99,65%.
Dampak positif diselenggarakannya Program Pencegahan dan Penanggulangan
Penyakit adalah menurunnya angka kesakitan dan kematian penyakit menular dan
tidak menular, sehingga memberikan peluang lebih besar kepada masyarakat
untuk hidup lebih sehat.
Program Farmasi dan Perbekalan Kesehatan, memiliki 3 indikator
kinerja program, seluruhnya mencapai target, yaitu: Proporsi Sarana Produksi dan
Distribusi di Bidang Farmasi dan Perbekes sesuai standar dengan realisasi 75,8%
melebihi target 75% namun menurun dari tahun sebelumnya sebesar 80%;
Proporsi sarana pelayanan kefarmasian sesuai standar dengan realisasi 70,5%
melebihi target 70% dan meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 65%; dan
Proporsi Kabupaten/Kota melakukan bimbingan dan pengawasan makanan minuman
sesuai standar realisasi sebesar 85,71% sesuai target namun menurun dari tahun
sebelumnya sebesar 95%.
Sebaran capaian indikator kinerja di kabupaten/kota antara lain: Proporsi
Kabupaten/Kota Melakukan Pembinaan dan Pengawasan Makanan dan Minuman
sesuai standar di 29 kabupaten/kota sudah 100% melakukan pembinaan Pangan
Industri Rumah Tangga (P-IRT) Makanan Minuman.
Dampak positif diselenggarakannya program ini adalah terpenuhinya
kebutuhan obat dan perbekalan kesehatan yang bermutu, aman dan sesuai
dengan standar bagi masyarakat.
Program Pelayanan Kesehatan, memiliki 20 indikator kinerja program,
seluruhnya mencapai target, antara lain Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 88,58
per 100.000 kelahiran hidup (KH), lebih baik dari target 117 per 100.000 KH, dan

LKPJ Gubernur Jateng Akhir TA.2017

IV-10
BAB IV. Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah

lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 109,65 per 100.000 KH,
Prevalensi Gizi Buruk dengan realisasi 0,03%, lebih baik dari target 0,04% dan
sama dengan tahun sebelumnya, tingginya tingkat capaian sebesar 133,33%
disebabkan Pemerintah Jawa Tengah melalui Dinas Kesehatan telah melakukan
perawatan balita gizi buruk secara total coverage, seluruh kasus harus dirawat
sesuai standar perawatan gizi buruk,seluruh petugas asuhan gizi puskesmas sudah
diberikan pelatihan tatalaksana Gizi Buruk dan partisipasi dari lintas sektor terkait
dan lembaga masyarakat; Proporsi Puskesmas terakreditasi dengan realisasi
sebesar 48,57% melebihi dari target 13% dan lebih baik dibandingkan tahun
sebelumnya 14,4%, tingginya tingkat capaian sebesar 373,62% disebabkan
Komitmen daerah untuk mengajukan akreditasi secara mandiri dalam rangka
peningkatan mutu pelayanan; Proporsi Rumah Sakit Terakreditasi dengan realisasi
50,74% memenuhi target 29,93% dan meningkat dari tahun sebelumnya sebesar
32,35%, tingginya tingkat capaian sebesar 169,53% disebabkan Komitmen RS dan
daerah untuk mengajukan akreditasi secara mandiri (anggaran daerah maupun
RS) dalam rangka peningkatan mutu pelayanan; Cakupan Pelayanan Rawat Jalan
RSJD sebesar 256.486 jiwa melebihi dari target 132.700 jiwa dan meningkat dari
tahun sebelumnya sebesar 227.891 jiwa; dan Net Death Rate (NDR) di RSUD
Provinsi Jawa Tengah yaitu angka kematian lebih dari 48 jam setelah dirawat
untuk tiap 1000 penderita keluar, dengan realisasi 17,90 lebih baik dari target 38
dan lebih baik dari tahun sebelumnya 32,6, tingginya tingkat capaian sebesar
212,29%, disebabkan adanya akreditasi rumah sakit sehingga meningkatkan mutu
layanan RSUD di kabupaten/kota dan peningkatan upaya promotif dan preventif.
Sebaran capaian indikator kinerja di kabupaten/kota antara lain: Angka
Kematian Ibu, terendah di Kota Tegal 2 kasus, dan tertinggi di Kabupaten Brebes
31 kasus; Prevalensi Gizi Buruk terendah yaitu Kota Surakarta tidak ditemukan
kasus, dan terbanyak Kota Magelang 0,26%; Angka Kematian Bayi terendah di
Kota Surakarta 2,74 per 1000 KH, dan tertinggi di Kabupaten Wonogiri 21,33 per
1000 KH.
Dampak positif dari penyelenggaraan Program Pelayanan Kesehatan yaitu
meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan masyarakat baik pelayanan
primer maupun rujukan, meningkatnya kesehatan ibu dan anak serta status gizi
masyarakat.
Program Kesehatan Lingkungan memiliki 3 indikator kinerja program,
seluruhnya mencapai target, yaitu: Desa melakukan Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM) sebanyak 6.074 desa melebihi dari target 2.547 desa dan
meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 5.364, tingginya tingkat capaian
sebesar 238,485 disebabkan adanya dukungan dari Kepala Daerah di Jawa
Tengah; Proporsi Tempat Tempat Umum (TTU) yang memenuhi syarat sebesar
83,48% melebihi dari target 81% dan lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya
sebesar 82,31%; Proporsi Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang memenuhi
LKPJ Gubernur Jateng Akhir TA.2017

IV-11
BAB IV. Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah

syarat sebesar 62,43%, melebihi dari target 62% dan lebih baik dibandingkan
tahun sebelumnya sebesar 59,67%.
Sebaran capaian indikator kinerja di kabupaten/kota antara lain: Desa
melakukan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), tertinggi Kabupaten
Banjarnegara, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Grobogan
dan Kota Pekalongan masing-masing mencapai 100%, dan terendah Kabupaten
Purworejo 30,77%; Proporsi Tempat Tempat Umum (TTU) yang memenuhi syarat,
tertinggi Kota Pekalongan sebesar 100% dan terendah Kabupaten Pekalongan
66,20%; Proporsi Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang memenuhi syarat,
tertinggi Kabupaten Kendal 100 dan terendah Kabupaten Banyumas 11,76%.
Dampak positif diselenggarakannya Program Kesehatan Lingkungan adalah
terpenuhinya kualitas lingkungan pemukiman, tempat-tempat umum dan tempat
pengelolaan makanan yang sehat sehingga diharapkan dapat mengendalikan
potensi penyebaran penyakit berbasis lingkungan.
Program Sumber Daya Manusia Kesehatan, memiliki 3 indikator
kinerja program, seluruhnya mencapai target, yaitu: Proporsi Tenaga Kesehatan
yang Tersertifikasi sebesar 100%, melebihi dari target 82,5% dan lebih baik
dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 85%, tingginya tingkat capaian sebesar
121,21% disebabkan terdapatnya fasilitasi pengurusan STR online dan one day
service kerjasama MTKP dan Organisasi Profesi sehingga usulan penerbitan STR ke
MTKP dapat dilanjutkan ke MTKI dengan singkat; Proporsi Pelatihan Kesehatan
yang Terakreditasi 100% melebihi target 12,5%, tingginya tingkat capaian sebesar
800% disebabkan adanya fasilitasi bagi yang mengajukan akreditasi pelatihan
sehingga pelatihan yang dilaksanakan sudah terakreditasi; Proporsi Institusi
Pendidikan Kesehatan Terakreditasi sebesar 84,36% melebihi dari target 52,50%,
dan lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 52%, tingginya tingkat
capaian sebesar 160,69% disebabkan adanya kebijakan akreditasi LAM PT Kes
bagi institusi pendidikan kesehatan sehingga memicu setiap institusi pendidikan
untuk melaksanakan akreditasi.
Dampak positif dari penyelenggaraan Program Sumber Daya Manusia
Kesehatan adalah terpenuhinya kebutuhan SDM Kesehatan yang kompeten dalam
peningkatan mutu pelayanan kesehatan.
Program Promosi dan Pemberdayaan, memiliki 6 indikator kinerja
program, seluruhnya mencapai target, yaitu: Proporsi Rumah Tangga Sehat
dengan realisasi 77,98%, melebihi dari target 75,4% dan lebih baik dibandingkan
tahun sebelumnya sebesar 77,38%; Proporsi Kabupaten/Kota yang Menerbitkan
Regulasi Bidang Kesehatan (ASI, PSN, KTR) sebesar 100% melebihi dari target
17,14%, dan meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 17,43%,
tingginya tingkat capaian sebesar 583,43% disebabkan seluruh kabupaten/kota
sudah menerbitkan regulasi bidang kesehatan terkait ASI, PSN, KTR, karena
didorong dengan alokasi anggaran advokasi PHBS; Proporsi pasar yang menyediakan
LKPJ Gubernur Jateng Akhir TA.2017

IV-12
BAB IV. Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah

garam beryodium sebesar 70% sesuai target dan sama dengan tahun sebelumnya;
Proporsi Desa/Kelurahan Siaga Aktif Mandiri sebesar 9,44%, melebihi dari target
9%, dan meningkat dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 8,94%; Proporsi
Penduduk Miskin Non Kuota yang memperoleh Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
(JPK) sebesar 72,29%, melebihi dari target 50% dan lebih baik dibandingkan
dengan tahun sebelumnya sebesar 37,06%, tingginya tingkat capaian sebesar
144,58% disebabkan dalam rangka pencapaian Universal Health Care kabupaten/
kota sudah mengupayakan berbagai hal salah satunya dengan menambah jumlah
kuota untuk masyarakat miskin; dan Persentase kabupaten/kota mengalokasikan
10% APBD untuk kesehatan sebesar 77,14%, melebihi target 22,85% namun
menurun dari tahun sebelumnya sebesar 80%, tingginya tingkat capaian sebesar
337,59% disebabkan amanah UU No.23 Tahun 2014 bahwa kewenangan wajib
Pemda untuk memenuhi pelayanan dasar kesehatan dengan mengalokasikan 10%
APBD untuk kesehatan.
Sebaran capaian indikator kinerja di kabupaten/kota antara lain untuk
Proporsi Rumah Tangga Sehat tertinggi di Kota Magelang 97,25% dan terendah
Kabupaten Kendal 64,18%.
Dampak positif dari penyelenggaraan Program Promosi dan Pemberdayaan
yaitu meningkatnya pemahaman dan peran serta masyarakat maupun stakeholder
dalam pembangunan kesehatan, adanya upaya menggerakkan seluruh komponen
menuju Jawa Tengah Sehat.
Program Manajemen, Informasi dan Regulasi Kesehatan, dengan
indikator yaitu: Jumlah Dokumen Perencanaan, Penganggaran, Evaluasi dan Informasi
Kesehatan dengan realisasi sebanyak 22 dokumen melebihi target 21 dokumen
dan lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya 21 dokumen.
Dampak positif dari penyelenggaraan program Manajemen, Informasi dan
Regulasi Kesehatan yaitu adanya peningkatan dukungan administrasi, informasi
dan regulasi dalam penyelenggaraan program-program kesehatan yang transparan
dan akuntabel.
Program Peningkatan Manajemen Pelayanan Kesehatan (BLUD),
dengan indikator, yaitu: Persentase Cakupan Kesehatan (BLUD) Pelayanan BLUD
dengan realisasi 100%, sesuai target dan sama dengan tahun sebelumnya.
Dampak positif dari penyelenggaraan Program Peningkatan Manajemen
Pelayanan Kesehatan (BLUD) adalah meningkatnya indeks kepuasan pelanggan di
7 RSUD/RSJD Provinsi Jawa Tengah sebesar 88,931 dalam kategori sangat baik.
Adapun realisasi indikator kinerja program secara rinci sebagaimana Lampiran
L-I.A.1.2.1-7, sedangkan sebaran indikator kinerja di 35 kabupaten/kota sebagaimana
lampiran L-I.D.7-11.

b. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan


LKPJ Gubernur Jateng Akhir TA.2017

IV-13
BAB IV. Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah

Urusan Kesehatan dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan, 7 Rumah Sakit


(RSUD Dr. Moewardi, RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, RSUD Tugurejo, RSUD
Kelet, RSJD Dr. Amino Gondohutomo, RSJD Dr. RM Soedjarwadi, RSJD Surakarta)
dan Biro Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Jawa Tengah yang meliputi 8 Program,
alokasi anggaran sejumlah Rp1.680.510.832.000,00 dengan realisasi fisik sebesar
98,62% dan keuangan 89,51%.
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit, alokasi anggaran
sejumlah Rp12.273.297.000,00 dengan realisasi fisik sebesar 98,90% dan
keuangan 94,18%.
Kegiatan yang mendukung program tersebut antara lain: Kegiatan Pencegahan
dan Penanggulangan Penyakit Menular dengan hasil meningkatnya angka penemuan
kasus baru penyakit meliputi Kusta, Tuberculosis (TB), Human Immunodeficiency
Virus/Acquired Immuno Deficiency Syndrome (HIV/AIDs), diare balita, Infeksi
Saluran Pernafasan Akut (ISPA), dan menurunnya Angka Kesakitan penyakit DBD,
penyakit malaria serta Angka Kematian DBD, melalui: Pengadaan Kelambu (Bansos)
untuk 37.500 unit dalam rangka pencegahan penyakit malaria, penanggulangan
fogging focus DBD di 60 lokasi, Pemantapan tatalaksana standar TB di 125
Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes), Penemuan kasus baru HIV-AIDS pada
masyarakat di 10 lokasi, peningkatan peran kader dalam penemuan dini ISPA di 8
kabupaten/kota; Kegiatan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular
dengan hasil menurunnya angka kesakitan hipertensi dan Diabetes Mellitus serta
menurunnya kasus Ca Cerviks dan CA Mammae, terkendalinya kasus Penyakit
Tidak Menular (PTM) melalui: Pemeriksaan faktor risiko hipertensi dan Diabetes
Melitus (DM) di 7 kabupaten/kota, pemeriksaan Ca Cerviks dan Ca Mamae di 10
kabupaten/kota, peningkatan kualitas pengelolaan Faktor Resiko PTM bagi kader
kesehatan di 10 kabupaten/kota, terlaksananya sosialisasi dan advokasi Gerakan
mengukur tekanan darah dan Diabetes mellitus di 2 lokasi; Kegiatan Surveilance
Epidemiologi, Penanganan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan Bencana, Penyiapan
Pelayanan Kesehatan Haji dan Imunisasi dengan hasil tercapainya cakupan Universal
Child Imunization (UCI) Desa, Acute Flaccid Paralysis (AFP) Rate anak usia di
bawah 15 tahun yg menderita AFP, proporsi KLB ditangani < 24 jam, proporsi
penemuan kasus meningitis paska haji, melalui: pencapaian dan pemantapan UCI
desa di 25 kabupaten/kota, pelaksanaan BIAS/kampanye measless rubella di 35
kabupaten/kota, pelatihan petugas aparatur dalam penanggulangan krisis bencana
di 5 lokasi, Surveilans AFP sebanyak 70 orang, Pelacakan dan penanggulangan kasus
KIPI sebanyak 90 orang, terlaksananya intensifikasi penyelidikan dan penanggulangan
PD3I.

Program Farmasi dan Perbekalan Kesehatan, alokasi anggaran


sejumlah Rp4.900.000.000,00 dengan realisasi fisik sebesar 100% dan keuangan
89,31%.
LKPJ Gubernur Jateng Akhir TA.2017

IV-14
BAB IV. Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah

Kegiatan yang mendukung program tersebut antara lain: Kegiatan Pembinaan


dan Pengawasan serta Distribusi Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan
(perbekes) dengan hasil tercapainya proporsi sarana produksi dan distribusi di
bidang farmasi dan perbekalan kesehatan (perbekkes) yang sesuai standar, Proporsi
sarana pelayanan kefarmasian sesuai standar, melalui: fasilitasi penyediaan buffer
stock kesehatan Provinsi dan alat kesehatan di 35 kabupaten/kota, pembinaan
industri farmasi se Jawa Tengah, pembinaan Industri CDAKB sarana penyalur
alkes se Jateng, pembinaan industri kosmetika se Jawa Tengah, evaluasi program
obat publik dan perbekkes se-Jawa Tengah; Kegiatan Pembinaan dan Pengawasan
Makanan dan Minuman di 35 kabupaten/kota dengan hasil tercapainya proporsi
kabupaten/kota melakukan pembinaan dan pengawasan makanan minuman dan
proporsi pembinaan mutu makanan minuman di 35 kabupaten/kota dilaksanakan
melalui kegiatan koordinasi dan pembinaan sertifikasi P-IRT Makanan dan Minuman.
Program Pelayanan Kesehatan, dengan alokasi anggaran sejumlah
Rp258.775.973.000,00, realisasi fisik sebesar 99,48% dan keuangan 95,06%.
Kegiatan yang mendukung program tersebut antara lain: Kegiatan Koordinasi
Pelayanan Kesehatan Rujukan tingkat provinsi dengan hasil tercapainya Proporsi
Rumah Sakit yang Memiliki Ijin Operasional, Proporsi Rumah Sakit Terakreditasi,
Proporsi Rumah Sakit Terklasifikasi dan Proporsi Rumah Sakit Pelayanan Obstetri
dan Neonatal Emergency Komprehensif (RS PONEK) terstandar, melalui: Peningkatan
kualitas pelayanan kesehatan rujukan di 35 kabupaten/kota, penguatan akreditasi
RS 5 kali, pelayanan kesehatan komunitasi di 88 lokasi, penguatan Sistem
Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) di 7 kabupaten/kota, Penguatan
PONEK bagi RS di 6 lokasi eks karesidenan; Kegiatan Koordinasi Pelayanan
Kesehatan Ibu dan Anak dengan hasil tercapainya menurunnya kasus kematian
ibu, bayi dan balita, meningkatnya cakupan kunjungan ibu hamil, cakupan neonatal
komplikasi yang ditangani, melalui kegiatan peningkatan kualitas kunjungan
neonatal dan kunjungan nifas di 10 kabupaten/kota, pelaksanaan kunjungan
neonatal dengan (Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) di 35 kabupaten/kota,
evaluasi balita sehat, terbentuknya kelas ibu hamil di 10 kabupaten/kota, pelaksanaan
penguatan 5 Ng (Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng) di 10 kabupaten/kota;
Kegiatan Penyelenggaraan Pelayanan kesehatan rujukan di Balabkes dengan hasil
tercapainya proporsi laboratorium kesehatan daerah dengan kemampuan pemeriksaan
terstandar sebesar 70% dilakukan melalui: bimbingan akreditasi laboratorium,
pertemuan PMR-R laboratorium kesehatan, surveilans ISO 17025, workshop akreditasi;
Kegiatan Pemenuhan Sarana dan Prasarana Pelayanan Kesehatan Rujukan Dana
Alokasi Khusus (DAK) di RSUD Dr. Moewardi Surakarta dengan hasil terlayani
seluruh pasien yang berkunjung sesuai standar melalui pemenuhan alat kesehatan
sebanyak 786 unit di Unit Radiologi, Rawat Jalan, Rawat Inap Kelas III, Ruang
Operasi, Intensive Care Unit (ICU), Central Sterile Supply Department (CSSD),
laboratorium, dan Ruang Gawat Darurat; Kegiatan Pemenuhan Sarana Pelayanan
LKPJ Gubernur Jateng Akhir TA.2017

IV-15
BAB IV. Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah

Kesehatan di RSJD Dr. Soedjarwadi Surakarta dengan hasil terpenuhinya sarana dan
prasarana penunjang pelayanan kesehatan RS sesuai standar melalui pengadaan
11 jenis alat kedokteran umum.
Program Kesehatan Lingkungan, alokasi anggaran se jumlah
Rp3.950.000.000,00 dengan realisasi fisik sebesar 100% dan keuangan 76,71%.
Kegiatan yang mendukung program tersebut antara lain: Kegiatan Pengawasan
Kualitas Air dan Sanitasi Dasar dengan hasil tercapainya desa yang melaksanakan
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), proporsi penduduk dengan akses
jamban sehat melalui bantuan stimulan jamban untuk 4000 KK miskin, fasilitasi
pertemuan pencanangan Open Defecation Free (ODF) kecamatan di 14 kabupaten/
kota, advokasi desa yang melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
di 20 kabupaten/kota, advokasi penyehatan air minum di 5 kabupaten/kota,
advokasi kepada sanitarian untuk program pengelolaan limbah cair rumah tangga
di 5 kabupaten/kota; Kegiatan Pengawasan Hygiene dan Sanitasi Tempat-Tempat
Umum (TTU) dan Tempat Pengolahan Makanan (TPM) dengan hasil tercapainya
proporsi TTU yang memenuhi syarat, proporsi TPM yang memenuhi syarat,
proporsi RS dan puskesmas yang ramah lingkungan melalui fasilitasi TPM yang
memenuhi syarat di 10 kabupaten/kota, fasilitasi TTU yang memenuhi syarat di 6
kabupaten/kota, fasilitasi RS ramah lingkungan di 5 RSUD, fasilitasi puskesmas
yang ramah lingkungan di 5 kabupaten/kota dan fasilitasi pengawasan hygiene
sanitasi dan penyehatan makanan di Embarkasi Haji Donohudan.
Program Sumber Daya Manusia Kesehatan, alokasi anggaran sejumlah
Rp4.220.608.000,00 dengan realisasi fisik sebesar 100% dan keuangan 89,18%.
Kegiatan yang mendukung program tersebut antara lain: Kegiatan
Peningkatan Mutu Sumber Daya Manusia dengan hasil antara lain: diketahuinya
Proporsi pelatihan kesehatan yang terakreditasi, Proporsi tenaga kesehatan yang
tersertifikasi, jumlah Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) yang dikembangkan
kompetensinya, jumlah dokumen perencanaan kebutuhan SDM Kesehatan Tingkat
Provinsi, jumlah dokumen pemetaan SDM Kesehatan tingkat Provinsi, Prosentase
pelatihan tenaga kesehatan yang terakreditasi yang diterbitkan melalui : Pemilihan
tenaga kesehatan teladan, rapat koordinasi akreditasi pelatihan, fasilitasi rekruetmen
tugas belajar, forum komunikasi organisasi profesi kesehatan, konsultasi, advokasi
dan fasilitasi pembinaan dan pengawasan mutu SDM Kesehatan; Kegiatan Peningkatan
Institusi Pendidikan Kesehatan dengan hasil Proporsi Institusi Pendidikan
Kesehatan yang terakreditasi melalui workshop pedoman pembelajaran institusi
pendidikan kesehatan, rapat koordinasi institusi pendidikan kesehatan, pelaksanaan
program One Studen One Client (OSOC) di 5 kabupaten/kota, penyiapan institusi
pendidikan kesehatan dalam mendukung program-program kesehatan; Kegiatan
Penyelenggaraan Pelatihan di Balai Pelatihan Teknis Profesi Kesehatan (BPTPK)
Gombong dengan hasil proporsi pelatihan kesehatan yang terakreditasi, melalui
kegiatan akreditasi institusi dan pembinaan daerah binaan, surveilans ISO 9001: 2008,
LKPJ Gubernur Jateng Akhir TA.2017

IV-16
BAB IV. Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah

pelatihan teknis dan manajemen serta jabatan fungsional, pengusulan akreditasi


pelatihan dan kajian pengembangan bahan ajar; Kegiatan Penyelenggaraan
Pendidikan Tenaga Kesehatan di RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang, RSJD
Surakarta dan RSUD Dr. Moewardi Surakarta dengan hasil meningkatnya jumlah
tenaga kesehatan yang mengikuti pelatihan.
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, alokasi
anggaran sejumlah Rp79.129.075.000,00 dengan realisasi fisik sebesar 97,64%
dan keuangan 85,52%.
Kegiatan yang mendukung program tersebut antara lain : Kegiatan
Penyelenggaraan Pemberdayaan masyarakat dan kemitraan Tingkat Provinsi
dengan hasil tercapainya persentase desa/kelurahan siaga aktif, jumlah dokumen
kerjasama antar provinsi/Mitra Praja Utama (MPU) dan daerah lintas batas, melalui
Pertemuan sosialisasi penggunaan dana desa di 8 kabupaten/kota, pelaksanaan
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) di 25 kabupaten/kota, pertemuan orientasi
anggota pokjanal desa siaga aktif tingkat kecamatan/puskesmas di 23 kabupaten/
kota, Evaluasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam rangka kemitraan
dengan TP PKK, kerjasama bidang kesehatan 2 kali; Kegiatan Pembiayaan
Kesehatan dengan hasil meningkatnya cakupan penduduk miskin non kuota yang
mempunyai Jaminan Pemeliharaan Kesehatan dan prosentase kabupaten/kota
yang mengalokasikan 10% APBD kabupaten/kota untuk kesehatan, melalui:
Penyediaan anggaran Premi BPJS untuk 35 kabupaten kota (327.000 jiwa),
Penyusunan Perjanjian Kerja Sama (PKS) Jamkesda, penyusunan juknis Jamkesda,
penyusunan, pengolahan dan desiminasi DHA di 9 kabupaten/kota; Kegiatan
Penyelenggaraan promosi dan pemberdayaan kesehatan 5 UPT dengan hasil
tercapainya penyuluhan melalui media luar ruang, cetak dan elektronik, melalui
penyuluhan luar ruang, penyuluhan melalui media cetak, pemberdayaan kader
kesehatan; Kegiatan Penyelenggaraan Pemberdayaan Masyarakat dan Kemitraan
Tingkat Provinsi di RSJD Dr.Amino Gondohutomo Semarang, RSJD Dr. Soedjarwadi
Klaten, RSJD Surakarta, RSUD Dr.Moewardi, RSUD Kelet Jepara, RSUD Tugurejo
Semarang dengan hasil meningkatnya pemberdayaan masyarakat dan kemitraan
dalam bidang kesehatan melalui kegiatan jambore rehabilitan, home visite, bakti
sosial, terapi rekreasi pasien dan seminar kesehatan.
Program Manajemen, Informasi dan Regulasi Kesehatan, alokasi
anggaran sejumlah Rp3.219.850.000,00 dengan realisasi fisik sebesar 100% dan
keuangan 85,92%.
Kegiatan yang mendukung program tersebut antara lain: Kegiatan
Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan Kesehatan dengan hasil tersusunnya
dokumen perencanaan dan evaluasi berupa dokumen RKPD, RENJA, RKT, PK,
RKA, DPA, RKO, DPPA, RKAKL, DIPA, DIPA Perubahan, Review Renstra, Review
SKP, Laporan Bulanan, Laporan Triwulanan, LPPD, LKjIP, LKPJ, Laporan Tahunan,
serta adanya penyelarasan perencanaan dan penganggaran antara pusat, provinsi
LKPJ Gubernur Jateng Akhir TA.2017

IV-17
BAB IV. Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah

dan kabupaten/kota melalui: Rapat Kerja Kesehatan Daerah, evaluasi pemanfaatan


anggaran, evaluasi tengah tahun, harmonisasi perencanaan dengan struktur
organisasi yang baru; Kegiatan Penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan
dengan hasil tersusunnya 8 dokumen informasi kesehatan, melalui penyusunan
buku (profil kesehatan, SPM, buku Saku, Data dasar), pengembangan bank data
kesehatan, pertemuan koordinasi integrasi Rumah Sakit se Jawa Tengah (SPGDT
dan sistem antrian), Evaluasi dan pengembangan SIK Jateng (Layanan Informasi
Kesehatan (Likes) Jateng, 5 Ng, Sistem Informasi Kematian Ibu dan Bayi (SIKIB)
dan DBD); Kegiatan Pengelolaan Pendapatan Dan Penyusunan Laporan Akuntansi
dengan hasil tersedianya dokumen pertanggungjawaban keuangan yang akuntabel
dan kredibel dan dokumen Rencana Tindak Lanjut Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (RTL SPIP); Kegiatan Pembinaan Kinerja Pengawai dan Pengelolaan
Tenaga Kesehatan Strategis dan Barang Milik Daerah dengan hasil terselesaikannya
100% dokumen PAK dan tersusunnya dokumen pengelolaan barang melalui:
Penilaian Angka Kredit Pejabat Fungsional Khusus, koordinasi kepegawaian tingkat
provinsi dan pertemuan penyusunan rekonsiliasi aset dan laporan semesteran;
Kegiatan Penyelenggaraan Sistem Informasi Layanan KIP dan Pelayanan Kehumasan
dengan hasil terlayaninya kehumasan bidang kesehatan melalui Rakor pengelolaan
informasi publik di lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, layanan
publik, liputan kehumasan, press conference; Kegiatan Pengkajian dan Diseminasi
pembangunan kesehatan dengan hasil tersusunnya dokumen kajian dan dokumen
jejaring penelitian kesehatan melalui Kajian Inpeksi Visual dengan Asam Asetat
(IVA) di 18 kabupaten/kota dan Jaringan penelitian masalah kesehatan prioritas
sebanyak 5 paket; Kegiatan Penyusunan Regulasi Kesehatan Daerah melalui
fasilitasi kelembagaan di lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dan
kabupaten/kota.
Program Peningkatan Mutu Kesehatan BLUD, alokasi anggaran sejumlah
Rp1.314.042.029,000,00 dengan realisasi fisik sebesar 98,49% dan keuangan 88,67%.
Kegiatan yang mendukung program tersebut yaitu: Kegiatan Pelayanan
dan pendukung pelayanan di 7 RSUD/RSJD Provinsi Jawa Tengah dengan hasil
antara lain: Terlaksananya mutu pelayanan BLUD melalui: terpenuhinya fasilitas,
sarana dan prasarana pendukung pelayanan kesehatan, terlaksananya pelatihan,
sosialisasi dan workshop serta learning organization; Terlaksananya kegiatan
operasional rumah sakit melalui : belanja pegawai, belanja barang dan jasa serta
belanja modal; Terpenuhinya kebutuhan peningkatan mutu pelayanan BLUD.
Adapun realisasi program dan kegiatan secara rinci sebagaimana Lampiran
L-II.A.1.2.1-23.

c. Permasalahan dan Solusi.


Permasalahan

LKPJ Gubernur Jateng Akhir TA.2017

IV-18
BAB IV. Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah

1) Kecenderungan meningkatnya kasus penyakit tidak menular di Jawa Tengah.


2) Baru 48,57% puskesmas di Provinsi Jawa Tengah terakreditasi nasional.
3) Masih banyaknya kabupaten/kota yang belum bebas dari perilaku penduduk
dengan BAB Sembarangan dikarenakan baru 84,81% akses jamban sehat.
4) Keterbatasan lahan Rumah Sakit sebagai Rumah Sakit Rujukan dalam
pengembangan sarana dan prasarana yang sesuai standar.
5) Pemenuhan tenaga medis di RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah, terutama
untuk dokter spesialis yang berdampak terhadap pemberian pelayanan kesehatan.
Solusi
1) Peningkatan kampanye gerakan masyarakat hidup sehat, dengan melakukan
strategi CERDIK di setiap komunitas dan menyiapkan serta memantapkan
fasilitas kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan baik upaya
promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif.
2) Mendorong dan memfasilitasi tersedianya asesor dan pendampingan kesiapan
puskesmas yang akan diakreditasi.
3) Melakukan upaya terobosan dengan menguatkan desa melalui strategi STBM,
melakukan advokasi dan pendampingan agar akses jamban sehat bagi
masyarakat terus meningkat dan memberikan stimulan jamban sehat bagi
masyarakat miskin.
4) Merencanakan relokasi Rumah Sakit pada RPJMD 2018-2023 untuk
mengembangkan sarana dan prasarana pelayanan sebagai Rumah Sakit Rujukan.
5) Mengajukan formasi dokter spesialis, rekruitment dokter spesialis dengan
pembiayaan dari RBA BLUD serta pengembangan kompetensi SDM Kesehatan
yang ada.

LKPJ Gubernur Jateng Akhir TA.2017

IV-19

Anda mungkin juga menyukai