2. URUSAN KESEHATAN
IV-8
BAB IV. Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah
IV-9
BAB IV. Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah
IV-10
BAB IV. Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah
lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 109,65 per 100.000 KH,
Prevalensi Gizi Buruk dengan realisasi 0,03%, lebih baik dari target 0,04% dan
sama dengan tahun sebelumnya, tingginya tingkat capaian sebesar 133,33%
disebabkan Pemerintah Jawa Tengah melalui Dinas Kesehatan telah melakukan
perawatan balita gizi buruk secara total coverage, seluruh kasus harus dirawat
sesuai standar perawatan gizi buruk,seluruh petugas asuhan gizi puskesmas sudah
diberikan pelatihan tatalaksana Gizi Buruk dan partisipasi dari lintas sektor terkait
dan lembaga masyarakat; Proporsi Puskesmas terakreditasi dengan realisasi
sebesar 48,57% melebihi dari target 13% dan lebih baik dibandingkan tahun
sebelumnya 14,4%, tingginya tingkat capaian sebesar 373,62% disebabkan
Komitmen daerah untuk mengajukan akreditasi secara mandiri dalam rangka
peningkatan mutu pelayanan; Proporsi Rumah Sakit Terakreditasi dengan realisasi
50,74% memenuhi target 29,93% dan meningkat dari tahun sebelumnya sebesar
32,35%, tingginya tingkat capaian sebesar 169,53% disebabkan Komitmen RS dan
daerah untuk mengajukan akreditasi secara mandiri (anggaran daerah maupun
RS) dalam rangka peningkatan mutu pelayanan; Cakupan Pelayanan Rawat Jalan
RSJD sebesar 256.486 jiwa melebihi dari target 132.700 jiwa dan meningkat dari
tahun sebelumnya sebesar 227.891 jiwa; dan Net Death Rate (NDR) di RSUD
Provinsi Jawa Tengah yaitu angka kematian lebih dari 48 jam setelah dirawat
untuk tiap 1000 penderita keluar, dengan realisasi 17,90 lebih baik dari target 38
dan lebih baik dari tahun sebelumnya 32,6, tingginya tingkat capaian sebesar
212,29%, disebabkan adanya akreditasi rumah sakit sehingga meningkatkan mutu
layanan RSUD di kabupaten/kota dan peningkatan upaya promotif dan preventif.
Sebaran capaian indikator kinerja di kabupaten/kota antara lain: Angka
Kematian Ibu, terendah di Kota Tegal 2 kasus, dan tertinggi di Kabupaten Brebes
31 kasus; Prevalensi Gizi Buruk terendah yaitu Kota Surakarta tidak ditemukan
kasus, dan terbanyak Kota Magelang 0,26%; Angka Kematian Bayi terendah di
Kota Surakarta 2,74 per 1000 KH, dan tertinggi di Kabupaten Wonogiri 21,33 per
1000 KH.
Dampak positif dari penyelenggaraan Program Pelayanan Kesehatan yaitu
meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan masyarakat baik pelayanan
primer maupun rujukan, meningkatnya kesehatan ibu dan anak serta status gizi
masyarakat.
Program Kesehatan Lingkungan memiliki 3 indikator kinerja program,
seluruhnya mencapai target, yaitu: Desa melakukan Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM) sebanyak 6.074 desa melebihi dari target 2.547 desa dan
meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 5.364, tingginya tingkat capaian
sebesar 238,485 disebabkan adanya dukungan dari Kepala Daerah di Jawa
Tengah; Proporsi Tempat Tempat Umum (TTU) yang memenuhi syarat sebesar
83,48% melebihi dari target 81% dan lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya
sebesar 82,31%; Proporsi Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang memenuhi
LKPJ Gubernur Jateng Akhir TA.2017
IV-11
BAB IV. Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah
syarat sebesar 62,43%, melebihi dari target 62% dan lebih baik dibandingkan
tahun sebelumnya sebesar 59,67%.
Sebaran capaian indikator kinerja di kabupaten/kota antara lain: Desa
melakukan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), tertinggi Kabupaten
Banjarnegara, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Grobogan
dan Kota Pekalongan masing-masing mencapai 100%, dan terendah Kabupaten
Purworejo 30,77%; Proporsi Tempat Tempat Umum (TTU) yang memenuhi syarat,
tertinggi Kota Pekalongan sebesar 100% dan terendah Kabupaten Pekalongan
66,20%; Proporsi Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang memenuhi syarat,
tertinggi Kabupaten Kendal 100 dan terendah Kabupaten Banyumas 11,76%.
Dampak positif diselenggarakannya Program Kesehatan Lingkungan adalah
terpenuhinya kualitas lingkungan pemukiman, tempat-tempat umum dan tempat
pengelolaan makanan yang sehat sehingga diharapkan dapat mengendalikan
potensi penyebaran penyakit berbasis lingkungan.
Program Sumber Daya Manusia Kesehatan, memiliki 3 indikator
kinerja program, seluruhnya mencapai target, yaitu: Proporsi Tenaga Kesehatan
yang Tersertifikasi sebesar 100%, melebihi dari target 82,5% dan lebih baik
dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 85%, tingginya tingkat capaian sebesar
121,21% disebabkan terdapatnya fasilitasi pengurusan STR online dan one day
service kerjasama MTKP dan Organisasi Profesi sehingga usulan penerbitan STR ke
MTKP dapat dilanjutkan ke MTKI dengan singkat; Proporsi Pelatihan Kesehatan
yang Terakreditasi 100% melebihi target 12,5%, tingginya tingkat capaian sebesar
800% disebabkan adanya fasilitasi bagi yang mengajukan akreditasi pelatihan
sehingga pelatihan yang dilaksanakan sudah terakreditasi; Proporsi Institusi
Pendidikan Kesehatan Terakreditasi sebesar 84,36% melebihi dari target 52,50%,
dan lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 52%, tingginya tingkat
capaian sebesar 160,69% disebabkan adanya kebijakan akreditasi LAM PT Kes
bagi institusi pendidikan kesehatan sehingga memicu setiap institusi pendidikan
untuk melaksanakan akreditasi.
Dampak positif dari penyelenggaraan Program Sumber Daya Manusia
Kesehatan adalah terpenuhinya kebutuhan SDM Kesehatan yang kompeten dalam
peningkatan mutu pelayanan kesehatan.
Program Promosi dan Pemberdayaan, memiliki 6 indikator kinerja
program, seluruhnya mencapai target, yaitu: Proporsi Rumah Tangga Sehat
dengan realisasi 77,98%, melebihi dari target 75,4% dan lebih baik dibandingkan
tahun sebelumnya sebesar 77,38%; Proporsi Kabupaten/Kota yang Menerbitkan
Regulasi Bidang Kesehatan (ASI, PSN, KTR) sebesar 100% melebihi dari target
17,14%, dan meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 17,43%,
tingginya tingkat capaian sebesar 583,43% disebabkan seluruh kabupaten/kota
sudah menerbitkan regulasi bidang kesehatan terkait ASI, PSN, KTR, karena
didorong dengan alokasi anggaran advokasi PHBS; Proporsi pasar yang menyediakan
LKPJ Gubernur Jateng Akhir TA.2017
IV-12
BAB IV. Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah
garam beryodium sebesar 70% sesuai target dan sama dengan tahun sebelumnya;
Proporsi Desa/Kelurahan Siaga Aktif Mandiri sebesar 9,44%, melebihi dari target
9%, dan meningkat dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 8,94%; Proporsi
Penduduk Miskin Non Kuota yang memperoleh Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
(JPK) sebesar 72,29%, melebihi dari target 50% dan lebih baik dibandingkan
dengan tahun sebelumnya sebesar 37,06%, tingginya tingkat capaian sebesar
144,58% disebabkan dalam rangka pencapaian Universal Health Care kabupaten/
kota sudah mengupayakan berbagai hal salah satunya dengan menambah jumlah
kuota untuk masyarakat miskin; dan Persentase kabupaten/kota mengalokasikan
10% APBD untuk kesehatan sebesar 77,14%, melebihi target 22,85% namun
menurun dari tahun sebelumnya sebesar 80%, tingginya tingkat capaian sebesar
337,59% disebabkan amanah UU No.23 Tahun 2014 bahwa kewenangan wajib
Pemda untuk memenuhi pelayanan dasar kesehatan dengan mengalokasikan 10%
APBD untuk kesehatan.
Sebaran capaian indikator kinerja di kabupaten/kota antara lain untuk
Proporsi Rumah Tangga Sehat tertinggi di Kota Magelang 97,25% dan terendah
Kabupaten Kendal 64,18%.
Dampak positif dari penyelenggaraan Program Promosi dan Pemberdayaan
yaitu meningkatnya pemahaman dan peran serta masyarakat maupun stakeholder
dalam pembangunan kesehatan, adanya upaya menggerakkan seluruh komponen
menuju Jawa Tengah Sehat.
Program Manajemen, Informasi dan Regulasi Kesehatan, dengan
indikator yaitu: Jumlah Dokumen Perencanaan, Penganggaran, Evaluasi dan Informasi
Kesehatan dengan realisasi sebanyak 22 dokumen melebihi target 21 dokumen
dan lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya 21 dokumen.
Dampak positif dari penyelenggaraan program Manajemen, Informasi dan
Regulasi Kesehatan yaitu adanya peningkatan dukungan administrasi, informasi
dan regulasi dalam penyelenggaraan program-program kesehatan yang transparan
dan akuntabel.
Program Peningkatan Manajemen Pelayanan Kesehatan (BLUD),
dengan indikator, yaitu: Persentase Cakupan Kesehatan (BLUD) Pelayanan BLUD
dengan realisasi 100%, sesuai target dan sama dengan tahun sebelumnya.
Dampak positif dari penyelenggaraan Program Peningkatan Manajemen
Pelayanan Kesehatan (BLUD) adalah meningkatnya indeks kepuasan pelanggan di
7 RSUD/RSJD Provinsi Jawa Tengah sebesar 88,931 dalam kategori sangat baik.
Adapun realisasi indikator kinerja program secara rinci sebagaimana Lampiran
L-I.A.1.2.1-7, sedangkan sebaran indikator kinerja di 35 kabupaten/kota sebagaimana
lampiran L-I.D.7-11.
IV-13
BAB IV. Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah
IV-14
BAB IV. Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah
IV-15
BAB IV. Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah
Kesehatan di RSJD Dr. Soedjarwadi Surakarta dengan hasil terpenuhinya sarana dan
prasarana penunjang pelayanan kesehatan RS sesuai standar melalui pengadaan
11 jenis alat kedokteran umum.
Program Kesehatan Lingkungan, alokasi anggaran se jumlah
Rp3.950.000.000,00 dengan realisasi fisik sebesar 100% dan keuangan 76,71%.
Kegiatan yang mendukung program tersebut antara lain: Kegiatan Pengawasan
Kualitas Air dan Sanitasi Dasar dengan hasil tercapainya desa yang melaksanakan
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), proporsi penduduk dengan akses
jamban sehat melalui bantuan stimulan jamban untuk 4000 KK miskin, fasilitasi
pertemuan pencanangan Open Defecation Free (ODF) kecamatan di 14 kabupaten/
kota, advokasi desa yang melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
di 20 kabupaten/kota, advokasi penyehatan air minum di 5 kabupaten/kota,
advokasi kepada sanitarian untuk program pengelolaan limbah cair rumah tangga
di 5 kabupaten/kota; Kegiatan Pengawasan Hygiene dan Sanitasi Tempat-Tempat
Umum (TTU) dan Tempat Pengolahan Makanan (TPM) dengan hasil tercapainya
proporsi TTU yang memenuhi syarat, proporsi TPM yang memenuhi syarat,
proporsi RS dan puskesmas yang ramah lingkungan melalui fasilitasi TPM yang
memenuhi syarat di 10 kabupaten/kota, fasilitasi TTU yang memenuhi syarat di 6
kabupaten/kota, fasilitasi RS ramah lingkungan di 5 RSUD, fasilitasi puskesmas
yang ramah lingkungan di 5 kabupaten/kota dan fasilitasi pengawasan hygiene
sanitasi dan penyehatan makanan di Embarkasi Haji Donohudan.
Program Sumber Daya Manusia Kesehatan, alokasi anggaran sejumlah
Rp4.220.608.000,00 dengan realisasi fisik sebesar 100% dan keuangan 89,18%.
Kegiatan yang mendukung program tersebut antara lain: Kegiatan
Peningkatan Mutu Sumber Daya Manusia dengan hasil antara lain: diketahuinya
Proporsi pelatihan kesehatan yang terakreditasi, Proporsi tenaga kesehatan yang
tersertifikasi, jumlah Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) yang dikembangkan
kompetensinya, jumlah dokumen perencanaan kebutuhan SDM Kesehatan Tingkat
Provinsi, jumlah dokumen pemetaan SDM Kesehatan tingkat Provinsi, Prosentase
pelatihan tenaga kesehatan yang terakreditasi yang diterbitkan melalui : Pemilihan
tenaga kesehatan teladan, rapat koordinasi akreditasi pelatihan, fasilitasi rekruetmen
tugas belajar, forum komunikasi organisasi profesi kesehatan, konsultasi, advokasi
dan fasilitasi pembinaan dan pengawasan mutu SDM Kesehatan; Kegiatan Peningkatan
Institusi Pendidikan Kesehatan dengan hasil Proporsi Institusi Pendidikan
Kesehatan yang terakreditasi melalui workshop pedoman pembelajaran institusi
pendidikan kesehatan, rapat koordinasi institusi pendidikan kesehatan, pelaksanaan
program One Studen One Client (OSOC) di 5 kabupaten/kota, penyiapan institusi
pendidikan kesehatan dalam mendukung program-program kesehatan; Kegiatan
Penyelenggaraan Pelatihan di Balai Pelatihan Teknis Profesi Kesehatan (BPTPK)
Gombong dengan hasil proporsi pelatihan kesehatan yang terakreditasi, melalui
kegiatan akreditasi institusi dan pembinaan daerah binaan, surveilans ISO 9001: 2008,
LKPJ Gubernur Jateng Akhir TA.2017
IV-16
BAB IV. Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah
IV-17
BAB IV. Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah
IV-18
BAB IV. Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah
IV-19