KEBIJAKAN KESEHATAN
Disusun oleh:
Kelompok 3
Universitas Airlangga
Banyuwangi
2017
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini sesuai dengan yang diharapkan. Makalah dengan judul “Kebijakan Kesehatan” ini
dibuat dengan tujuan memberikan pemahaman mengenai manajemen dan sebagai
salah satu tugas mata kuliah Administrasi dan Kebijakan Kesehatan (AKK). Proses
pembuatan makalah ini tidak akan mampu terselesaikan denga baik tanpa bantuan
beberapa orang yang turut berperan. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Drg. Setya Haksama selaku dosen pembimbing mata kuliah
AKK
2. Bapak Diansanto Prayoga, S. KM., M. Kes. selaku dosen pembimbing
mata kuliah AKK PSDKU Unair di Banyuwangi.
3. Ibu Syifa’ul Lailiyah, S. KM., M. Kes. selaku dosen pembimbing mata
kuliah AKK PSDKU Unair di Banyuwangi.
4. Teman-teman FKM PDD Banyuwangi yang selalu memberikan dukungan
dan semangat
Penyusun
2
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR........................................................................................................... 2
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
menurun. Dengan demikian untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
dibutuhkannya kebijakan kesehatan yang dibuat oleh pembuat kebijakan yang
seharusnya dapat dipatuhi dan dilaksanakan dengan baik oleh seluruh lapisan
masyarakat sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan yang optimal dalam
masyarakat luas.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana pengertian, konsep dan pendekatan kebijakan kesehatan?
1.2.2 Bagaimana pengertian, konsep dan pendekatan siklus kebijakan dalam
bidang kesehatan?
1.2.3 Bagaimana pengertian, konsep dan pendekatan isu publik dalam bidang
kesehatan?
1.2.4 Bagaimana siklus kebijakan dalam bidang kesehatan?
1.2.5 Bagaimana tahapan analisis isu publik dalam bidang kesehatan?
1.2.6 Bagaimana permasalahan isu publik dalam bidang kesehatan?
1.2.7 Bagaimana tujuan, peran dan fungsi kebijakan kesehatan?
1.2.8 Bagaimana contoh kebijakan dalam bidang kesehatan dan implementasi
kebijakan dalam bidang kesehatan?
1.2.9 Bagaimana perjalanan peraturan yang mengatur tentang kebijakan di
Indonesia?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui tentang pengertian, konsep dan pendekatan kebijakan
kesehatan.
1.3.2 Mengetahui tentang pengertian, konsep dan pendekatan siklus kebijakan
dalam bidang kesehatan.
1.3.3 Mengetahui tentang pengertian, konsep dan pendekatan isu publik dalam
bidang kesehatan.
1.3.4 Mengetahui tentang bagaimana siklus kebijakan dalam bidang kesehatan.
1.3.5 Mengetahui tentang tahapan analisis isu publik dalam bidang kesehatan.
1.3.6 Mengetahui tentang permasalahan isu publik dalam bidang kesehatan.
1.3.7 Mengetahui tentang tujuan, peran dan fungsi kebijakan kesehatan.
5
1.3.8 Mengetahui tentang contoh kebijakan dalam kesehatan masyarakat dan
implementasi kebijakan dalam bidang kesehatan.
1.3.9 Mengetahui peraturan tentang kebijakan di Indonesia
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Penulis
Meningkatkan pengertian dan pemahaman penulis mengenai apa yang
dimaksud dengan kebijakan kesehatan serta dapat menginterpretasikan
dalam kehidupan untuk memberikan pelayanan sebaik mungkin
khususnya untuk pelayanan kesehatan demi mewujudkan derajat
kesehatan masyarakat. Selain itu dapat membantu penulis untuk lebih
mudah melakukan kegiatan analisis pada program-program kesehatan
yang telah direncanakan.
1.4.2 Bagi Pembaca
Meningkatkan pengetahuan serta pemahaman pembaca mengenai
pengertian kebijakan kesehatan, tujuan, peran dan fungsi, siklus kebijakan,
isu publik dalam bidang kesehatan serta contoh dan implementasi
kebijakan dalam bidang kesehatan masyarakat.
1.4.3 Bagi Pemerintah
Memberikan manfaat bagi pemerintah untuk dapat meningkatkan
pelayanan kesehatan dan program-program kesehatan yang telah dibuat
oleh pemerintah atau pelayanan publik, dengan begitu tujuan yang telah
ditetapkan untuk pembangunan berwawasan kesehatan dapat
meningkatkan derajat kesehatan orang banyak, hal ini sesuai dengan
tujuan dari bangsa Indonesia yang tertuang dalam pembukaan UUD NRI
tahun 1945.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian kebijakan
Ada beberapa pengertian kebijakan menurut para ahli, yakni:
Jones dalam pandangan Prof Heinz Eulau dan Kenneth Prewitt (1996:47),
kebijakan adalah: ”a standing decision characterized by behavior consistency and
repetiveness on the part of both thoose who make it and those who abide by it”
Definisi tersebut berarti kebijakan adalah keputusan tetap yang dicirikan oleh
konsistensi dan pengulangan (repetiveness) tingkah laku dari mereka yang membuat
dan dari mereka yang mematuhi keputusan tersebut.
7
1. Pengambilan keputusan lebih lanjut, yang harus dilakukan baik kelompok
sasaran ataupun (unit) organisasi pelaksanaan kebijakan.
2. Penerapan atau pelaksanaan dari suatu kebijakan yang telah ditetapkan baik
dalam hubungan dengan (unit) organisasi pelaksana maupun dengan
kelompok sasaran yang dimaksudkan.
Hens Eulau dan Kenneth Previt (1973), kebijakan adalah sebagai suatu
keputusan yang tetap, dan yang ditandai oleh kelakuan yang berhubungan dan
berulang-ulang pada mereka yang membuat sebuah kebijakan dan yang
melaksanakannya.
8
2.3. Siklus Kebijakan dalam Bidang Kesehatan
Tahapan analisis dalam bidang kesehatan terdiri dari tiga gaya analisis yakni:
a. Analisis Deskriptif
Yang terbagi lagi menjadi dua yaitu analisi isi (Content Analysis) serta
analisis sejarah (Historical Analysis).
b. Analisis Proses
Yang berfokus pada isi kebijakan, namun lebih memfokuskan diri pada
proses politik dan interaksi faktor dan faktor lingkungan luar yang
kompleks dalam membentuk sebuah kebijakan.
c. Analisis Evaluasi
Analisis ini bertujuan untuk menggambarkan tingkat penilaian serat masih
dibagi menjadi tiga yakni evaluasi lodika, evaluasi empiris, dan evaluasi
etis.
9
BAB III
PEMBAHASAN
10
keputusan tetap, dicirikan oleh tindakan yang bersambungan dan berulang-
ulang pada mereka yang membuat dan melaksanakan kebijakan.
4. Menurut Anderson (1979)
“Policy is a set of actions that have a specific purpose that must be followed
and done by the perpetrators to solve a problem” artinya kebijakan adalah
serangkaian tindakan yang mempunyai tujuan tertentu yang mesti diikuti dan
dilakukan oleh para pelakunya untuk memecahkan suatu masalah
11
Pendekatan diatas dapat digunakan para pembuat keputusan untuk
memutuskan suatu kebijakan. Akan tetapi diperlukan suatu tindak lanjut dari rumusan
suatu kebijakan. Langkah selanjutnya adalah meyakinkan mengajak masyarakat
maupun stakeholders terkait untuk mematuhi menjalankan kebijakan tersebut.
kegiatan menerima dan mengeluarkan kebijakan disebut advokasi. Ada beberapa hal
yang memperkuat argumentasi pada saat melakukan advokasi, yaitu
1. Meyakinkan
2. Layak
Program yang diajukan harus tersebut secara teknis, politik, dan
ekonomi harus memungkinkan atau layak. Layak secara teknis artinya
program tersebut dapat dilaksanakan dengan sarana dan prasarana yang
tersedia. Layak secara politik artinya program yang diajukan tidak akan
membawa dampak politik pada masyarakat. Layak secara ekonomi
artinya program tersebut didukung oleh dana yang cukup, dan apabila
program tersebut merupakan program layanan, maka masyarakat
mampu membayarnya
3. Relevan
Kebijakan harus memenuhi kebutuhan masyarakat dan benar-benar
memecahkan masalah. Oleh sebab itu semua program harus ditujukan
untuk menyejahterakan masyarakat. apabila program tersebut tidak
12
sesuai dengan kebutuhan masyarakat muncul kemungkinan kebijakan
yang dibuat telah gagal.
4. Penting
Program yang diajukan tersebut harus mempunyai urgensi yang tinggi
dan harus segera dilaksanakan, kalau tidak akan menimbulkan masalah
yang lebih besar.
3.1.3 Peraturan tentang kebijakan
1. Permendagri no 55 tahun 2010 tentang tata naskah dinas di lingkungan
didefinisikan surat edaran sebagai naskah dinas yang berisi petunjuk
cara melaksanakan hal tertentu yang dianggap penting dan mendesak
2. Peraturan kebijakan (2008) Varia Peradilan 1, 16-17
3. Pasal 11 UU No. 30 Tahun 2014 tentang perolehan atribusi, delegasi,
mandat
.
3.1.4 Pengertian, Konsep dan Pendekatan Siklus Kebijakan dalam Bidang
Kesehatan
Kebijakan berasal dari Bahasa Yunani dan Sansekerta “Polis” yang berarti
berkenaan dengan pengendalian masalah masalah politi atau administrasi
pemerintahan. Istilah policy (kebijakan) penggunaanya sering kali digunakan sebagai
tujuan, program, keputusan, undang undang dan ketentuan.
a) Menurut WHO
Kegiatan yang tujuan utamanya untuk meningkatkan,mengembalikan
dan memelihara kesehatan yang memiliki cakupan meliputi formal
health services yaitu promosi kesehatan, pelayanan kesehatan oleh
tenaga medic professional, pengobatan tradisional dan alternative.
13
b) Menurut Lee,Buse & Fustukian (2002)
Kebijakan kesehatan adalah tujuan dan sasaran, sebagai instrument,
proses dan gaya dari suatu keputusan oleh pengambil keputusan,
termasuk implementasi serta penilaian.
c) Menurut Leppo (1997)
Kebijakan kesehatan adalah bagian dari institusi, kekuatan dari aspek
politik yang mempengaruhi masyarakat pada tingkat lokal,nasional
maupun dunia.
d) Menurut Green & horogood (1998)
Kebijakan kesehatan adalah suatu hal yang peduli terhadap pengguna
pelayanan kesehatan termasuk manajer dan pekerja kesehatan.
Kebijakan kesehatan dapat dilihat sebagai suatu jaringan keputusan
yang saling berhubungan, yang pada prakteknya peduli kepada
pelayanan kesehatan masyarakat.
e) Menurut Walt (1994)
Kebijakan kesehatan didefinisikan sebagai suatu cara atau tindakan
yang berpengaruh terhadap perangkat institusi, organisasi, pelayanan
kesehatan dan pengaturan keuangan dari sistem kesehatan
3.1.5 Pengertian, Konsep dan Pendekatan Isu Publik dalam Bidang Kesehatan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia isu adalah masalah yang
dikedepankan (untuk ditanggapi dan sebagainya), kabar yang tidak jelas asal usulnya
dan tidak terjamin kebenarannya, kabar angin, desas-desus.
Sedangkan menurut Regester & Larkin (2003:42) menjelaskan bahwa suatu
isu merepresentasikan suatu kesenjangan antara praktek perusahaan dengan harapan-
harapan para stakeholder (a gap between corporate practice and stakeholder
14
expectations). Menurut definisi ini, isu dapat diartikan sebagai sesuatu yang dapat
mempengaruhi tujuan perusahaan.
Definisi lain dikemukakan oleh Chase & Jones menggambarkan isu sebagai
‘sebuah masalah yang belum terpecahkan yang siap diambil keputusannya’ (‘an
unsettled matter which is ready for decision’). Regester & Larkin pun kembali
mengatakan bahwa dalam bentuk dasarnya, sebuah isu dapat didefinisikan sebagai
‘sebuah titik konflik antara sebuah organisasi dengan satu atau lebih publiknya’ (‘a
point of conflict between an organization and one or more of its audicences’).
(Regester & Larkin, 2003:42).
Dari beberapa definisi yang ada dapat dijelaskan kembali bahwa isu adalah
adanya masalah yang perlu penanganan agar tidak mempengaruhi tujuan yang telah
ditetapkan. Sehingga, isu publik adalah suatu isu yang memiliki dampak bagi
masyarakat atau orang banyak, baik yang terlibat langsung dalam pengambilan
keputusan maupun yang tidak.
15
b. Menurut pemahaman dari Alfrod dan Friedland dalam Wahab
mengatakan bahwa :
“Isu merupakan kebijakan alternative atau suatu proses yang
dimaksudkan untuk menciptakan kebijakan baru atau kesadaran suatu
kelompok mengenai kebijakan-kebijakan tertentu yang dianggap
bermanfaat bagi mereka.”
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa isu merupakan
masalah baru yang timbul dari adanya perbedaan permasalahan yang memiliki
potensi yang berbeda-beda dalam penanganannya di suatu masalah tersebut.
Makna isu public sama halnya dengan “masalah kesehatan”. Menurut Dunn
(1988) dalam pengembangan suatu kebijakan harus memperhatikan karakteristik
masalah pokok dari kebijakan yang terdiri dari :
a. Interdepensi, yaitu kebijakan yang seringkali dipengaruhi oleh
beberapa kebijakan lainnya.
b. Subjektif, yaitu suatu permasalaha yang diakibatkan oleh kondisi
eksternal dalam kebijakan harus diidentifikasi, diklasifikasi dan
dievaluasi secara selektif.
c. Artifisial, yaitu masalah kebijakan kesehatan yang dapat timbul pada
perubahan situasi yang bersifat problematis.
d. Dinamis, yaitu suatu masalah dalam kebijakan kesehatan dipecahkan
dengan memperhatikan bahwa masalah tersebut akan berubah setiap
saat (kontinyu).
e. Tidak terduga, yaitu permasalahan yang terjadi diluar dari jangkauan
kebijakan kesehatan.
a. Isu Utama, merupakan isu yang sangat penting untuk diselesaikan dan
jika isu ini berlanjut akan menyebabkan dampak yang mengancam.
16
b. Isu Sekunder, merupakan isu yang penting namun tingkatannya masih
dibawah isu utama, namun juga harus segera diselesaikan juga
meskipun dampaknya tidak separah isu utama.
c. Isu Fungsional, merupakan isu yang cukup penting dan perlu
diselesaikan.
d. Isu Minor, merupakan isu yang tidak terlalu penting dan tidak begitu
mengancam, namun juga harus diselesaikan.
Secara teoritis, kriteria isu yang mendapatkan respon dari pembuat kebijakan,
antara lain:
a. Isu tersebut telah mencapai suatu titik krisis tertentu, sehingga praktis
tidak dapat diabaikan begitu saja.
b. Isu tersebut telah mencapai tingkat partikularitas tertentu yang dapat
menimbulkan dampak yang bersifat dramatis.
c. Isu tersebut telah mencapai emosi tertentu yang menyangkut
kepentingan orang banyak.
d. Isu tersebut telah mencapai dampak yang meluas.
e. Isu tersebut mempermasalahkan kekuasaan dan legitimasi dalam
masyrakat.
f. Isu tersebut menyangkut persoalan yang fashionable, dimana posisinya
sulit untuk dijelaskan tapi mudah dirasakan kehadirannya.
3.2 Siklus Kebijakan dalam Bidang Kesehatan
17
dihasilkan dapat membawa pengaruh kepada hasil yang dicapai. Kebijakan publik
merupakan suatu proses yang dibuat untuk menyelesaikan suatu masalah publik yang
muncul dan masalah tersebut diselesaikan dengan tahapan tahapan penyelesaian
masalah yang menjadi titik sentral dalam kebijakan publik.
Menurut Dunn (2004) dalam Roy G.A Massie (2009) proses kebijakan publik
terdapat 5 tahapan, yaitu:
a. Penetapan agenda kebijakan (agenda setting), dengan menentukan
masalah publik apa yang akan diselesaikan
b. formulasi kebijakan (usulan tentang solusi), dengan menentukan
kemungkinan kebijakan yang akan digunakan dalam memecahkan
masalah melalui proses forecasting (konsekuensi dari masing-masing
kemungkinan kebijakan ditentukan)
c. adopsi kebijakan (pilihan solusi), menentukan pilihan kebijakan
melalui dukungan para eksekutif dan legislatif, yang sebelumnya
dilakukan proses usulan atau rekomendasi kebijakan
d. implementasi kebijakan (membuat solusi menjadi berlaku), tahapan
dimana kebijakan yang telah diadopsi tersebut dilaksanakan oleh
organisasi atau unit administratif tertentu dengan memobilisasi dana
dan sumberdaya untuk mendukung kelancaran implementasi. Pada
tahap ini, proses pemantauan (monitoring) kebijakan dilakukan
e. evaluasi kebijakan hasil pemantauan, dalah tahap melakukan penilaian
kebijakan atau kebijakan yang telah diimplementasikan.
Agenda Setting
Evaluasi Formulasi
Kebijakan kebijakan
Implementasi Adopsi
kebijkan Kebijakan
18
3.3 Tahapan Analisis dan Permasalahan Isu Publik dalam Bidang Kesehatan
3.3.1 Tahapan Analisis Isu Publik dalam Bidang Kesehatan
Tipe dan gaya analisis kebijakan publik yang terdapat tiga elemen dalam
kebijakan yang menjadi target analisis, antara lain:
Terdapa pula gaya analisis kebijakan yang secara garis besar, gaya analisis
kebijakan ini dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Analisis Deskriptif
Analisis ini terbagi menjadi dua, yakni:
19
a. Analisis isi (Content Analysis) yang merupakan definisi empiris
mengenai isi kebijakan terutama pada maksud, definisi
masalah, tujuan dan orientasi sebuah kebijakan.
b. Analisis sejarah (Historical Analysis) yang lebih menekankan
aspek evaluasi isi kebijakan dari awal pembentukan hingga
implementasinya bahkan bersifat ekspansif dengan
membandingkan beberapa kebijakan secara kronologis dan
sinkronis.
2. Analisis Proses
Tidak begitu berfokus pada isi kebijakan, namun lebih memfokuskan
diri pada proses politik dan interaksi faktor dan faktor lingkungan
luar yang kompleks dalam membentuk sebuah kebijakan. Proses
politik inipun masih didekati dengan dua arah yakni proses interaksi
para pemangku kepentingan dan struktur politis negara tempat
sebuah kebijkan digodok.
3. Analisis Evaluasi
Analisis ini bertujuan untuk menggambarkan tingkat penilaian.
Penilaian yang diberikan bisa didasarkan pada konsistensi logis,
efisiensi dan karateristik etis. Oleh karena itu analisis evaluasi ini
masih dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu:
a. Evaluasi logika
Analisis logika melakukan evaluasi atas beberapa dimensi
yakni konsistensi internal tujuan kebijakan, konsistensi tujuan
dan instrument kebijakan, dan perbedaan antar konsekuensi
yang diharapkan dan yang tidak diharapkan.
b. Evaluasi empiris
analisis empiris bertujuan untuk mengukur apakah kebijakan
publik dapat memcahkan masalah dan menekankan teknik dan
teknik untuk melihat efisiensi dan efektifitas sebuah kebijakan.
c. Evaluasi etis
20
analisisnya mengacu pada etika, norma dan nilai yang dimana
dalam evaluasi yang lain sangat bersifat bebas nilai.
Pada tahapan analisis isu publik dalam bidang kesehatan terdapat beberapa
model analisis kebijakan dalam mengkritik kebijakan, ada dua pendekatan, yaitu:
Hasil analisis kebijakan adalah informasi yang relevan bagi pihak & pihak
yang akan melakukan kebijakan. Analisis ini bisa dilakukan pada semua tahap proses
kebijakan. Ada tahap agenda setting, analisis dilakukan untuk mengidentifikasi
masalah publik dan memobilisasi dukungan agar masalh publik tersebut menjadi
kebijakan publik.
Hasil analisis tahap ini adalah daftar masalah publik yang menjadi agenda
pemerintah. Analisis pada tahap selanjutnya dilakukan untuk menentukan alternatif
kebijakan publik dengan menentukan tujuan, sasaran, program dan kegiatan. Hasil
analisis tahap ini adalah pernyataan kebiajakan (Policy Statement) yang biasanya
berupa peraturan perudangan. Analisis pada tahap selanjutnya mencakup interpretasi
dan sosialisasi kebijakan, meencanakan serta menyusun kegiatan implementasi
kebijakan. Hal analisis pada tahaop ini aksi kebijakan (Policy Action).
21
Analisis berikutnya adalah evalausi implementasi kebijakan dengan
memperhatikan tingkatan kinerja dan dampak sebuah implementasi kebijakan. Hasil
analisisnya berupa informasi kinerja yang akan menjadi dasar tindakan kebijakan
tesbut akan diteruskan atau sebaliknya. Kegagalan sebuah kebijakan disebabkan oleh
beberapa kesalahan antara lain kesalahan dalam perumusan masalah publik menjadi
masalah kebijakan, kesalahan dalam formulasi alternative kebijakan, kesalahan dalam
implementasi atau kesalahan dalam evaluasi kebijakan. Oleh karena itu, analisis
kebijakan dalam tiap tahap merupakan satu hal yang krusial untuk mencegah
kegagalan sebuah kebijakan.
Permasalahan dalam suatu negara merupakan salah satu hal yang penting
dalam membentuk suatu kebijakan publik. Untuk membuat kebijakan publik tentunya
harus mengetahui permasalahan yang terjadi. salah satu isu permasalahan kebijakan
adalah DBD (demam Berdarah Dengue). DBD sendiri masih banyak terjadi di
Indonesia. DBD merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus golongan Arbovirus
yang disebar melalui vektor nyamuk, ditandai dengan demam tinggi tanpa sebab yang
jelas, berlangsung terus menerus selama 2‐7 hari, manifestasi perdarahan (petekie,
purpura, perdarahan konjungtiva, epistaksis, perdarahan mukosa, perdarahan gusi,
hematemesis, melena, hematuri) termasuk uji tourniquet (Rumple Leede) positif,
trombositopeni (jumlah trombosit ≤ 100.000/l ), hemokonsentrasi (peningkatan
hemotokrit ≥ 20%) disertai atau tanpa pembesaran hati (hepatomegali) (Depkes RI,
2005).
22
saat musim penghujan, sanitasi yang buruk, DBD dapat
menyebabkan kematian dan daerah yang sukit dijangkau oleh tenaga
kesehatan.
2. Formulasi kebijakan (usulan tentang solusi), upaya pemberantasan
sarang nyamuk melalui 3M dengan melibatkan masyarakat, dengan
mewujudkan kegiatan pemeriksaan jentik berkala, dibuatnya SOP
bahwa setiap penegak diagnosis atau tenaga medis harus mengetahui
standar diagnosis dan penatalaksanaan klinis dan menggunakan form
KD-RS (kewaspadaan dini rumah sakit), dan lainnya
3. Adopsi Kebijakan, dipilihnya salah satu kebijakan yang sudah
diusulkan, misalnya pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M maka
pemerintah (lembaga, legislatif dan keputusan peradilan) dengan
alokasi dana, peraturan yang berlaku dan sebagainya.
4. Tahap implementasi kebijakan, dalam tahap ini merupakan wujud
nyata dari adopsi kebijakan, dimana kebijakan tersebut harus
dilaksanakan oleh badan-badan administrasi, lembaga kesehatan, dan
agen-agen pemerintah
5. Evaluasi kebijakan, pada tahap ini hasil dari pemantauan ditahap
implementasi diwujudkan guna mengetahui apakah kebijakan yang
dijalankan sesuai dengan standar dan apasudah mengurangi kasus
DBD dan tahap ini juga digunakan untuk melihat dampak yang
diapat serta penyelasaian masalahnya (outcome) apakah harus ada
modifikasi dalam kebijakan yang sudah dilaksanakan
3.4 Tujuan, Peran dan Fungsi Kebijakan Kesehatan, Contoh Kebijakan Bidang
Kesehatan Masyarakat, dan Implementasi Kebijakan Kesehatan
3.4.1 Tujuan kebijakan kesehatan
23
kesehatan. Komponen sistem kesehatan meliputi sumber daya, struktur organisasi,
manajemen, penunjang lain dan pelayanan kesehatan. Kebijakan kesehatan bertujuan
untuk mendisain program-program di tingkat pusat dan lokal, shingga dapat
melakukan perubahan terhadap determinan-determinan kesehatan, dan termasuk
kebijakan kesehatan internasional.
Kebijakan dalam bidang kesehatan memiliki peran dan fungsi yang dapat
dipergunakan sebagai pedoman dalam menjalankan program-program kesehatan.
Pada bidang kesehatan tidak dapat lepas dari aspek politik serta pemerinah, dengan
begitu setiap pengajuan program kerja bidang kesehatan dan bidang apapun tidak
boleh meleceng dari kebijakan-kebijakan yang sudah ada. Begitu pula kebijakan yang
dibuat oleh pihak pemerintahtidak boleh merugikan salah satu pihak. Dalam hal
strategi kesehatan sendiri menurut Ottawa Charter salah satumnya “Build Healthy
Poblic Policy” yang memniliki arti pemerintah seharusnya membuat kebijakan yang
berorientasi pada aspek kesehatan. Contohnya adalah kebijakan pemerintah tentang
kelengkapan berkendara sepeda motor bahwa setiap pengendara sepeda motor wajib
menggunakan helm, karena hal ini menunjukkan bahwa peraturan dan kebijakan yang
tidak berhubungan langsung dengan bidang kesehatan tetapi berorientasi pada
kesehatan khususnya keselamatan pada para pengendara.
24
nasional dan bersifat fundamental dan strategis dalam pencapaian tujuan negara
sebagaimana yang tertera dalam UUD 1945. Contohnya yakni UUD, Tap. MPR, UU,
PERPU. Sedangkan kebijakan yang di tingkat daerah dibagi menjadi daerah tingkat 1
(Provinsi) dan daerah tingkat 2 (kabupaten/kota madya). Pada kebijakan ini
merupakan perwujudan dari suatu negara yang menganut sistem otonomi daerah.
Contohnya adalah Perda Provinsi serta Perda Kabupaten.
25
Jaminan Kesehatan Nasional merupakan kebijakan yang
menjadi bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional.
Penyelenggaraan JKN menggunakan mekanisme
asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib untuk
memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang
layak diberikan kepada peserta membayar iuran atau
peserta yang iurannya dibayar oleh pemerintah. Peserta
dari jaminan kesehatan ini adalah seluruh penduduk
Indonesia termasuk orang asing yang sudah bekerja di
Indonesia minimal 6 bulan dan telah membayar iuran.
Landasan JKN ini adalah UU Nomor 40 tahun 2004
tentang SJSN. Penyelenggara JKN ini adalah BPJS
Kesehatan. Kartu Indonesia Sehat merupakan tanda
identitas kepesertaan dalam kebijakan JKN ini. Kartu
Indonesia Sehat mulai diluncurkan tahun 2014.
Sebelumnya banyak sekali tanda identitas kepesertaan
JKN, seperti kartu Askes, kartu Jamkesmas, dan kartu
BPJS Kesehatan. KIS menggantikan kartu identitas
kepesertaan JKN lain dan penggatiannya akan dilakukan
bertahap.
26
dengan pendekatan team based. Dalam program ini,
penyebaran tenaga kesehatan akan ditingkatkan supaya
layanan kesehatan bisa dijalankan di seluruh Indonesia.
Nusantara Sehat tidak hanya berfokus pada upaya
kuratif, namun juga promotif dan preventif untuk
mengamankan kesehatan masyarakat di seluruh daerah.
27
Pelaksanaan implementasi kebijakan tergantung pada
badan pelaksana kebijakan (implementator) dan
kelompok target (target groups). Implementator harus
mempunyai kapabilitas, kompetensi, konsistensi dan
komitmen untuk melaksanakan kebijakan tersebut sesuai
arahan dari pembuat kebijakan (policy makers).
Kelompok target yang terdidik dan relatif homogen
lebih mudah menerima sebuah kebijakan daripada
kelompok yang tertutup, tradisional dan heterogen.
3. Lingkungan
Keadaan politik, sosial-ekonomi, dan budaya populasi
tempat sebuah kebijakan diterapkan sangat
mempengaruhi keberhasilan kebijakan publik. Keadaan
politik yang stabil dan demokratis, keadaan sosial-
ekonomi masyarakat yang maju, dukungan baik dari
penguasa dan budaya masyarakat yang mendukung akan
mempermudah implementasi sebuah kebijakan.
28
BAB IV
PENUTUP
4.1 Conclusion
Policies come from the Greek language that has meaning related to the control
of political problems or government administration. The activity of receiving and
making a policy is also called advocacy. Policies is also necessary in the health
sector. This is done with influence the factors that related to community health
services. If a policy is made, a policy approach is needed. According Gunn (1988)
there are 3 approaches that can be done, namely empirical approach, evaluative
approach and recommended approach.
Decision-making is also related to public issues. Issues are problem that need
to be in order not to interfere with efforts to achieve goals. While public issues are an
issue that has an impact on society or the crowd. Discuss about policy, then also need
to discuss policy analysis. This is to make sure that the policies taken are appropriate.
The steps are identify the problems, determine alternative policies, determine goals,
objectives, program activities, then interpretation & delivery of information about the
policy and finally evaluating the implementation.
In the end, policy much needed in the health sector. Of course to overcome
the health problems that arise. The government should also make sure the decisions
taken are not Harming any side. When decisions are made appropriately, the health
status of the public will be maintained and improved.
4.2
29
DAFTAR PUSTAKA
Ardiansyah, Tomi. 2016. Siklus Kebijakan Publik. Retrieved 2 Juni 2017 from
http://foresteract.com/siklus-kebijakan-publik/
Boundless.(n.d.).Policy Implementation Boundless Political Science. Retrieved 3
Juni 2017 form
https://www.boundless.com/politicalscience/textbooks/boundless-
political-science-textbook/domestic-policy-15/thepolicy-making-
process-95/policy-implementation516-617
Dinkes Malang Kota, 22 Februari 2016. Pekan Imunisasi Nasional. Retrieved 2 Juni
2017 from http://dinkes.malangkota.go.id/2016/02/22/pekan-
imunisasi-nasional/
Fischer, Frank. dkk,. 2007. Handbook of Public Policy Analysis: Theory, Politics and
Methods. USA: Taylor & Francis Group. Retrieved 2 Juni 2017 from
http://www.untag-smd.ac.id/files/Perpustakaan_Digital_2/PUBLIC
%20POLICY%20(Public%20Administration%20and%20public
%20policy%20125)%20Handbook%20of%20Public%20Policy
%20Analysis%20Th.pdf
30
Gani, Ascobat. 2012. Kebijakan Kesehatan (Konsep, Formulasi dan Evaluasi).
Retrieved 1 Juni 2017 from
http://kebijakankesehatanindonesia.net/images/2012/srby/asco_
ANALISIS_KEBIJAKAN_KESEHATAN.pdf
Gilson, Lucy. 2012. Health Policy and System: A Methodology Reader. Retrieved 1
Juni 2017 from http://www.who.int/alliance-
hpsr/alliancehpsr_reader.pdf
Gyakuni Firsty Niko dan Djazuli Chalidyanto. 2014. Jurnal Administrasi Kesehatan
Indonesia Volume 2 Nomor 4 Oktober-Desember 2014.
Implementasi Kebijakan Kesehatan Nasional Pada Bidan Praktik di
Wilayah Puskesmas Bangkalan. Retrieved 3 Juni 2017 from
http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-jaki6e32baff4afull.pdf
Massie, Roy G.A.. 2009. Kebijakan Kesehatan: Proses, Implementasi, Analisis dan
Penelitian. Retrieved 27 May 2017 from
https://media.neliti.com/media/publications/21293-ID-kebijakan-
kesehatan-proses-implementasi-analisis-dan-penelitian.pdf
Retrieved 2 Juni 2017 from http://www.jkn.kemenkes.go.id/faq.php
31
Retrieved 2 Juni 2017 from http://kbbi.web.id/isu
Springater, Oliver. dkk,. A Methodology for Policy Process Analysis. South Asia:
Livelihood. Retrieved 2 Juni 2017 from
https://www.researchgate.net/profile/Oliver_ Springate-
Baginski/publication/250662882_A_Methodology_for_Policy_
Process_Analysis/links/02e7e53b56e562fbf8000000/A-
Methodology-for-Policy-Process-Analysis.pdf?
origin=publication_detail
Purwanto,A 2016, Pengertian kebijakan menurut para ahli. Retrieved 3 Juni 2017
from http://www.edugovindonesia.com
32
Pertanyaan dan Jawaban
33
harga layanan di puskesmas. Akan
tetapi kenaikan itu hanya berlaku
bagi masyarakat yang memiliki
penghasilan kurang dari 500rb
perbulan
4 Alfian maulana Kebijakan terdapat Menurut kelompok kami, masih
(101611535042 3 pendekatan terdapat hubungan antar 3
kebijakan. Apakah pendekatan tersebut tetapi hubungan
ada hubungan nya tidak terlalu signifikan.
terhadap 3 Contohnya dengan adanya suatu
kebijakan tersebut? penyakit atau masalah, kepala
Jelaskan dengan puskesmas bisa saja hanya mencari
contoh factor sebab akibat mengapa
masalah kesehatan terjadi (empiris).
Tetapi bisa saja setelah menemukan
masalah yang terjadi kepala
puskesmas menyarankan untuk
dilakukan penaikan kualitas layanan
masyarakat karena dianggap
kebijakan sebelumnya sudah tidak
bisa mengikuti arus perkembangan
zaman
5 Rizky Candra R. Bagaimana jika Dalam suatu perusahaan suadah ada
(101611535024) perusahaan tersebut tim yang memantau kinerja dari
melanggar setiap kegiatan yang dilaksanakan
kebijakan yang oleh perusahaan namun jika
dibuatnya, contoh perusahaan masih melanggar
perusahaan kebijakan yang sudah dibuat
mempunyai tentunya dari pemerintah sudah
kebijakan tidak memiliki tim khusus untuk
34
membuang limbah memantau hal tersebut seperti dinas
disuangai, tetapi kesehatan dan kebersihan,
perusahaan itu pembuangan limbah tersebut juga
melanggar sudah diatur di dalam UU no.32
kebijakan yang tahun 2009 tentang perlindungan dan
dibuatnta? pengelolaan lingkungan hidup pasal
69, UU no.36 tahun 2009 tentang
kesehatan pasal 163 tentang
kesehatan lingkungan, PERMEN
no.3 tahun 2010 tentang baku mutu
air limbah serta UU no.5 tahun 1984
tentang pembuangan limbah industri
yang nantinya jika perusahaan
melanggar peraturan tersebut akan
diberikan hukuman yang sesuai
dengan peraturan yang ada.
6 Githa Dwi Putri Kelompok target Sebagai policy market adalah
(101611535046) seperti apa yang Bupati, sekretaris daerah dan kepala
mempengaruhi dinas.
implementasi Sebagai Kelompok target yaitu sub –
kebijakan Dinas sub dari dinas kebersihan seperti tata
Kebersihan? usaha, sub dinas kebersihan, sub
dinas pertamanan dan pemakaman,
serta cabang dinas
7 Widatul Mila Contoh dari tiap- 1. Agenda setting = pemilihan isu
(101611535044) tiap Siklus DBD sebagai topik yang diangkat
kebijakan? karena permasalahan DBD sangat
komplek dan terdapat beberapa
alasan yang membuat DBD menjadi
topik yang diangkat
35
2. Formulasi Kebijakan = adanya
usulan solusi untuk mennagani kasus
DBD (upaya pemberantasan sarang
nyamuk melalui 3M dengan
melibatkan masyarakat, dengan
mewujudkan kegiatan pemeriksaan
jentik berkala, dibuatnya SOP bahwa
setiap penegak diagnosis atau tenaga
medis harus mengetahui standar
diagnosis dan penatalaksanaan klinis
dan menggunakan form KD-RS
(kewaspadaan dini rumah sakit))
36
modifikasi.
37
padahal mereka berhak untuk sehat
dan berhak untuk mendapatkan
jaminan ini karena pemerintah telah
memberikan program ini untuk
masyarakatnya.
Sedangakan kebijakan yang perlu
ditambah yanki adalah kebijakan
unuk ibu-ibu yang menyusui karena
mereka sangat memerlukan temoat
khusus untuk menyusui anak-
anaknya, serta memberikan waktu
istirahat atau waktu luang atau
waktu senggang untuk para ibu
menyusui saat mereka sedang
menyusui anaknya, hal ini
dikhususnya kepada ibu-ibu yang
bekerja dikantor. Karena ASI sangat
penting untuk tumbuh kembang anak
10 Eka Zuristia Putri Menurut anda apa Cuci tangan pakai sabun, stop BAB
(101611535010) cotoh dari sembarangan, kabupaten/kota sehat
kebijakan dan kawasan tanpa asap rokok
kesehatan yang ada
di Indonesia
11 Merry Andriani Dari faktor yang Faktor yang memeprngaruhi
(101611535043) mempengaruhi kebijakan yakni:
kebijakan, manakah Faktor situasional
yang merupakan Faktor structural
faktor utama Faktor budaya
(proritas)? Faktor internasional atau
eksogen
38
Dari faktor-faktor tersebut yang
menuru kami merupakan faktor
utama yang memepengaruhi
kebijakan adalah faktor structural
karena dalam faktor ini tedapat
sistem politik yang dalam kebijakan
sendiri sistem polotikk sangat
berpengaruh dan berperan penting
untuk mengarut semua kebijakan
yang ditemtukan.
39
13 Bintang Aji Bagaimana jika Jika salah satu tahapan pada siklus
Pangestu salah satu siklus kebijakan tidak terlaksana, maka
(101611535013) kebijakan publik akan terjadi ketidakseimbangan pada
tidak dilaksanakan? kebijakan yang dibuat, selain itu
Apa yang terjadi? juga menjadikan kebijakan yang
dibuat tidak benar-benar sesuai
dengan permasalahan yang ada.
Sehingga menyebabkan kebijakan
yang telah dibuat memiliki hasil
yang tidak maksimal dan dapat
membuat kesalahan yang fatal pada
penerapannya.
14 Novie Erva Pada pengertian Cara pengambilan keputusan pada
Fauziyah salah seorang kebijakan kesehatan yaitu dengan
(101611535014) tokoh, bahwa isu cara melihat terlebih dahulu dampak
merupakan yang ditimbulkan kebijakan tersebut
permasalahan yang pada masyarakat, apakah berdampak
belum terpecahkan baik atau buruk. Jika berdampak
dan siap diambil baik, maka diambil keputusan bahwa
keputusannya. kebijakan tersebut masih bisa
Bagaimana cara berlaku di masyarakat untuk jangka
pengambilan panjang. Jika berdampak buruk,
keputusannya? maka diambil keputusan bahwa
Siapa saja yang kebijakan tersebut bisa jadi
berperan dan dihilangkan dalam masyarakat
bagaimana peran maupun diberikan evaluasi sehingga
SKM di bidang kebijakan tersebut dapat diperbaiki
kesehatan? dan bisa berdampak baik pada
masyarakat. Selain itu, cara
pengambilan keputusan juga dapat
40
melalui 3 pendekatan, yaitu
pendekatan empiris, pendekatan
evaluatif, dan pendekatan anjuran.
Yang berperan dalam pengambilan
keputusan dalam kebijakan
kesehatan yaitu seorang atasan yang
ada dalam suatu organisasi yang
membuat kebijakan tersebut,
contoh : manajer, direktur, kepala
puskesmas, dll.
15 Ragil Fatimah Contoh pendekatan Contoh dalam pelayanan puskesmas,
Zahra anjuran dalam yaitu dengan peningkatan
(101611535006) bidang kesehatan pembayaran pasien sebagai upaya
masyarakat? untuk mengatasi rendahnya kualitas
pelayanan di puskesmas.
16 Meirina Hapsah Bagaimana Dalam bidang kesehatan masyarakat
(101611535001) penerapan penerapan pendekatan kebijakan
pendekatan sudah berjalan lumayan baik, yaitu
kebijakan dalam pendekatan empiris, pendekatan
bidang kesehatan evaluatif, dan pendekatan anjuran.
masyarakat? Apa Pendekatan tersebut dapat dijadikan
saja bentuk isu di sebagai acuan pembuat keputusan
dalam bidang untuk memutuskan suatu kebijakan.
kesehatan Akan tetapi diperlukan suatu tindak
masyarakat yang lanjut dari rumusan suatu kebijakan.
sangat penting Langkah selanjutnya adalah
untuk diselesaikan meyakinkan dan mengajak
(selain DBD) ? masyarakat maupun stakeholders
terkait untuk mematuhi dan
menjalankan kebijakan tersebut.
41
Contoh isu publik dalam bidang
kesehatan masyarakat yaitu adanya
kasus euthanasia. Euthanasia
merupakan tindakan mengurangi
rasa sakit atau penderitaan yang
dialami seseorang yang akan
meninggal. Tindakan euthanasia ini
memiliki tanggapan pro dan kontra.
Pada kelompok pro, mereka
menyetujui tindakan ini karena
dianggap merupakan suatu tindakan
yang dilakukan dengan persetujuan
dan dilakukan dengan tujuan
menghentikan penderitaan pasien.
Sedangkan kelompok kontra, merek
berpendapat bahwa tindakan ini
merupakan tindakan pembunuhan
terselubung, karena bertentangan
dengan kehendak Tuhan.
17 Berikan contoh Pendekatan empiris merupakan
pendekatan pendekatan yang berfokus pada
empiris ? tujuan menjelaskan sebab akibat dari
suatu kebijakan kesehatan. Contoh
dari kebijakan empiris adalah
analisis sebab akibat dari
pelaksanaan belanja negara untuk
sektor kesehatan dalam satu periode
tertentu, ini juga dapat meramalkan
pembelanjaan di masa depan serta
akibat yang ditimbulkan.
42
18 Bagaimana jika Kebijakan telah disusun sedemikian
terjadi pelanggaran rupa dengan aturan-aturan tambahan
terhadap kebijakan yang jelas serta ada petunjuk teknis
yang ada ? dan pelaksanaan. Kebijakan yang
dibuat juga memiliki landasan
konstitusional yang helas. Oleh
karena itu, jika terjadi pelanggaran
akan ada tindakan tertentu (sanksi)
sesuai dengan aturan yang mengikat.
19 Apa contoh dari Pendekatan anjuran merupakan
pendekatan pendekatan yang berfokus pada
anjuran ? siapa tujuan “mengusulkan” tindakan
yang berhak seperti apa yang seharusnya
memberi anjuran dilakukan. Contohnya adalah adanya
tersebut ? keluhan rendahnya kualitas
pelayanan di Puskesmas. Untuk
mengatasi hal tersebut, maka ada
anjuran untuk dilakukan peningkatan
pembayaran pasien yang awalnya Rp
300,- menjadi Rp 1000,-
Orang yang berhak memberi anjuran
adalah pihak yang memiliki
wewenang. Contohnya : Terjadi
permasalahan di puskesmas.
Dilakukan evaluasi dan analisis oleh
tim tertentu yang diberi wewenang
itu. Kemudian tim itu akan
mendiskusikan dengan kepala
puskesmas. Oleh kepala puskesmas
akan didiskusikan dengan pihak
43
dinas kesehatan dan bupati. Dari
diskusi tersebut akan diperoleh
anjuran untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut.
20 Griselda Malinda Siklus kebijakan disusun selalu
Apakah siklus
berurutan dikarenakan penyusunan
E.P kebijakan harus kebijakan merupakan proses yang
(101611535017) selalu berurutan? berkelanjutan, yang membentuk
Jika iya sebutkan struktur lingkaran dikarenakan
contoh kebijakan dalam proses pembuatan kebijakan
kesehatan dalam sejak desain,implementasi dan
evaluasi harus membentuk suatu
menangani
siklus dari serangkaian kebijakan.
banyaknya penyakit Kebijakan kesehatan dalam
kesehatan yang
harus ditanggung menangani penyakit akibat rokok
oleh BPJS karena yang ditanggung BPJS tidak sesuai
perokok sesuai dengan siklus kebijakan dikarenakan
dengan siklus
penyakit terkait rokok paling banyak
kebijakan?
menguras dana BPJS sehingga
pemerintah melakukan upaya
preventif dan promotif yaitu dengan
pengendalian tembakau
21 Ulviana Dewi K Berikan contoh Penyelenggaraan Pekan Imunisasi
(101611535012) kebijakan public Nasional (PIN) Polio
dalam dalam
PIN Polio merupakan pemberian
Bidang Kesehatan imunisasi tambahan polio kepada
Masyarakat kelompok sasaran imunisasi.
Pemberian imunisasi tambahan ini
tidak memandang status imunisasi.
Tujuan umum dilkasanakan PIN
Polio ini adalah tercapainya eradiksi
polio di dunia pada tahun 2020.
Kelompok sasaran kebijakan ini
adalah anak usia 0 sampai 59 bulan.
Kebikan ini diambil berdasarkan
hasil pertemuan desk review yang
dilaksanakan Kemenkes RI bersama
44
WHO dan UNICEF, serta dengan
melibatkan pakar dan akademisi
serta organisasi profesi. Landasan
hukum kebijakan PIN Polio ini di
antaranya, Permenkes RI Nomor 42
tahun 2013 tentang Penyelenggaraan
Imunisasi dan Surat Edaran Menkes
No.
HK.03.03/Menkes/545/Menkes/2014
Tentang Penguatan Sinergisitas
Penyelenggaraan Imunisasi di Pusat
dan Daerah
45
aman yaitu tidak bergonta ganti
pasangana, berhubungan seks
menggunakan kondom.
46