Anda di halaman 1dari 46

MAKALAH ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN

KEBIJAKAN KESEHATAN

Disusun oleh:

Kelompok 3

Aghisni Isfiya (101611535002)


Anandya Ayunda Gaviota (101611535008)
Yarshynta Aprilia (101611535029)
Agatha Yustari (101611535030)
Ary’s Kusumaayu P. (101611535033)
Rifki Rifaldi (101611535035)
Jihan Nabilah (101611535038)

Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Airlangga

Banyuwangi

2017

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini sesuai dengan yang diharapkan. Makalah dengan judul “Kebijakan Kesehatan” ini
dibuat dengan tujuan memberikan pemahaman mengenai manajemen dan sebagai
salah satu tugas mata kuliah Administrasi dan Kebijakan Kesehatan (AKK). Proses
pembuatan makalah ini tidak akan mampu terselesaikan denga baik tanpa bantuan
beberapa orang yang turut berperan. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Drg. Setya Haksama selaku dosen pembimbing mata kuliah
AKK
2. Bapak Diansanto Prayoga, S. KM., M. Kes. selaku dosen pembimbing
mata kuliah AKK PSDKU Unair di Banyuwangi.
3. Ibu Syifa’ul Lailiyah, S. KM., M. Kes. selaku dosen pembimbing mata
kuliah AKK PSDKU Unair di Banyuwangi.
4. Teman-teman FKM PDD Banyuwangi yang selalu memberikan dukungan
dan semangat

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih belum


sempurna, baik dari segi penulisan, bahasan, ataupun penyusunannya. Oleh karena itu
penulis mengharapkan adanya masukan berupa kritik dan saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat
untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Banyuwangi, 2 Juni 2017

Penyusun

2
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................................. 1

KATA PENGANTAR........................................................................................................... 2

DAFTAR ISI ......................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 4

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................... 5

1.3 Tujuan ............................................................................................................................. 5

1.4 Manfaat ........................................................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................... 7

BAB III PEMBAHASAN ..................................................................................................... 9

3.1 Pengertian, Konsep dan Pendekatan Kebijakan .............................................................. 9


3.2 Siklus Kebijakan dalam Bidang Kesehatan .................................................................... 16
3.3 Tahapan Analisis dan Permasalahan Isu Publik dalam Bidang Kesehatan .................... 18
3.4 Tujuan, Peran Kebijakn Kesehatan, Contoh Kebijakan Bidang Kesehatan
Masyarakat, dan Implementasi Kebijakan Kesehatan .................................................... 22

BAB IV PENUTUP .............................................................................................................. 27

4.1 Conclusion ...................................................................................................................... 27

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 28

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Permasalahan yang terjadi di setiap Negara selalu berbeda, baik antara Negara
maju dan Negara berkembang juga selalu berbeda dan juga letak astronomis dan
geografis Negara dapat mempengaruhi permasalahan tersebut. Dalam Negara
berkembang permasalahan tersebut dapat terjadi karena kurangnya pengetahuan
masyarakat dan rendahnya kepedulian masyarakat dalam hal kesehatan. Hal
tersebut dapat terjadi karena masih banyaknya masyarakat yang memiliki tingkat
perekonomian yang rendah sehingga kebutuhan hidupnya tidak selalu tercukupi
dengan baik.
Permasalahan yang ada di negara-negara berkembang tidak hanya berada pada
sektor perekonomian. Sektor pendidikan, kesehatan, ketahanan pangan dapat
menjadi faktor yang menghambat suatu perkembangan dari negara tersebut. Saat
ini banyak permasalahan yang timbul dari adanya perbedaan agama. Sebagaimana
diketahui bahwa Indonesia terdiri dari beberapa suku, Bahasa dan agama, dengan
perbedaan tersebut seharusnya dijadikan suatu landasan kekuatan untuk
membangun suatu bangsa yang kuat. Permasalahan di Indonesia sudah sangat
mengkhawatirkan, hal ini dapat di lihat dari banyaknya berita-berita hoax yang
beredar di media sosial. Berita hoax dibuat dengan tujuan untuk menjatuhkan
tokoh bahkan agama masing-masing individu. Maka dari itu dibutuhkan sebuah
kebijakan yang mengatur tentang penyebaran berita-berita bohong yang beredar
di masyarakat. Kebijakan tersebut dapat berupa pembentukan tim yang dapat
menyelidiki penyebar dari isu-isu yang dapat memecah belah persatuan dan
kesatuan Republik Indonesia
Kebudayaan yang ada di Indonesia sendiri seringkali bertentangan dengan
kebijakan kesehatan. Sebagian masyarakat percaya mengenai kebudayaan yang
telah diturunkan oleh nenek moyang. Hal tersebut jika dibiarkan terus menerus
akan berdampak pada tingkat derajat kesehatan masyarakat yang akan semakin

4
menurun. Dengan demikian untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
dibutuhkannya kebijakan kesehatan yang dibuat oleh pembuat kebijakan yang
seharusnya dapat dipatuhi dan dilaksanakan dengan baik oleh seluruh lapisan
masyarakat sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan yang optimal dalam
masyarakat luas.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana pengertian, konsep dan pendekatan kebijakan kesehatan?
1.2.2 Bagaimana pengertian, konsep dan pendekatan siklus kebijakan dalam
bidang kesehatan?
1.2.3 Bagaimana pengertian, konsep dan pendekatan isu publik dalam bidang
kesehatan?
1.2.4 Bagaimana siklus kebijakan dalam bidang kesehatan?
1.2.5 Bagaimana tahapan analisis isu publik dalam bidang kesehatan?
1.2.6 Bagaimana permasalahan isu publik dalam bidang kesehatan?
1.2.7 Bagaimana tujuan, peran dan fungsi kebijakan kesehatan?
1.2.8 Bagaimana contoh kebijakan dalam bidang kesehatan dan implementasi
kebijakan dalam bidang kesehatan?
1.2.9 Bagaimana perjalanan peraturan yang mengatur tentang kebijakan di
Indonesia?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui tentang pengertian, konsep dan pendekatan kebijakan
kesehatan.
1.3.2 Mengetahui tentang pengertian, konsep dan pendekatan siklus kebijakan
dalam bidang kesehatan.
1.3.3 Mengetahui tentang pengertian, konsep dan pendekatan isu publik dalam
bidang kesehatan.
1.3.4 Mengetahui tentang bagaimana siklus kebijakan dalam bidang kesehatan.
1.3.5 Mengetahui tentang tahapan analisis isu publik dalam bidang kesehatan.
1.3.6 Mengetahui tentang permasalahan isu publik dalam bidang kesehatan.
1.3.7 Mengetahui tentang tujuan, peran dan fungsi kebijakan kesehatan.

5
1.3.8 Mengetahui tentang contoh kebijakan dalam kesehatan masyarakat dan
implementasi kebijakan dalam bidang kesehatan.
1.3.9 Mengetahui peraturan tentang kebijakan di Indonesia
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Penulis
Meningkatkan pengertian dan pemahaman penulis mengenai apa yang
dimaksud dengan kebijakan kesehatan serta dapat menginterpretasikan
dalam kehidupan untuk memberikan pelayanan sebaik mungkin
khususnya untuk pelayanan kesehatan demi mewujudkan derajat
kesehatan masyarakat. Selain itu dapat membantu penulis untuk lebih
mudah melakukan kegiatan analisis pada program-program kesehatan
yang telah direncanakan.
1.4.2 Bagi Pembaca
Meningkatkan pengetahuan serta pemahaman pembaca mengenai
pengertian kebijakan kesehatan, tujuan, peran dan fungsi, siklus kebijakan,
isu publik dalam bidang kesehatan serta contoh dan implementasi
kebijakan dalam bidang kesehatan masyarakat.
1.4.3 Bagi Pemerintah
Memberikan manfaat bagi pemerintah untuk dapat meningkatkan
pelayanan kesehatan dan program-program kesehatan yang telah dibuat
oleh pemerintah atau pelayanan publik, dengan begitu tujuan yang telah
ditetapkan untuk pembangunan berwawasan kesehatan dapat
meningkatkan derajat kesehatan orang banyak, hal ini sesuai dengan
tujuan dari bangsa Indonesia yang tertuang dalam pembukaan UUD NRI
tahun 1945.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian kebijakan
Ada beberapa pengertian kebijakan menurut para ahli, yakni:

Evans & Manning (2003), Kebijakan adalah suatu konsensus atau


kesepakatan terhadap suatu persoalan, di mana sasaran dan tujuannya diarahkan pada
suatu prioritas yang bertujuan, dan memiliki petunjuk utama untuk mencapainya.

Anderson dalam Tahir (2014:12),kebijakan adalah suatu tindakan yang


mempunyai tujuan yang dilakukan sesorang pelaku atau sejumlah pelaku untuk
memecahkan suatu masalah.

Jones dalam pandangan Prof Heinz Eulau dan Kenneth Prewitt (1996:47),
kebijakan adalah: ”a standing decision characterized by behavior consistency and
repetiveness on the part of both thoose who make it and those who abide by it”
Definisi tersebut berarti kebijakan adalah keputusan tetap yang dicirikan oleh
konsistensi dan pengulangan (repetiveness) tingkah laku dari mereka yang membuat
dan dari mereka yang mematuhi keputusan tersebut.

Nugroho (2003: 7),kebijakan adalah suatu aturan yang mengatur kehidupan


bersama yang harus ditaati dan berlaku mengikat seluruh warganya.

Syafiie (2006:104),kebijakan adalah semacam jawaban terhadap suatu


masalah karena akan merupakan upaya memecahkan, mengurangi, dan mencegah
suatu keburukan serta jadi penganjur, inovasi dan pemuka terjadinya kebaikan dengan
cara terbaik dan tindakan terarah.

Nurcholis (2007:263), kebijakan adalah keputusan suatu organisasi yang


dimaksudkan untuk mencapai tujuan tertentu, berisikan ketentuan-ketentuan yang
dapat dijadikan pedoman perilaku dalam hal:

7
1.  Pengambilan keputusan lebih lanjut, yang harus dilakukan baik kelompok
sasaran ataupun (unit) organisasi pelaksanaan kebijakan.

2.  Penerapan atau pelaksanaan dari suatu kebijakan yang telah ditetapkan baik
dalam hubungan dengan (unit) organisasi pelaksana maupun dengan
kelompok sasaran yang dimaksudkan.

Hens Eulau dan Kenneth Previt (1973), kebijakan adalah sebagai suatu
keputusan yang tetap, dan yang ditandai oleh kelakuan yang berhubungan dan
berulang-ulang pada mereka yang membuat sebuah kebijakan dan yang
melaksanakannya.

2.2. Pengertian kebijakan kesehatan


Ada beberapa pengertian kebijakan kesehatan menurut para ahli, yakni:
1. Menurut Walt (1994)
“Health policy is everything to advance the determinants in the health
sector in oreder to improve the quality of public health ; and for doctor
whos is something related to health care”. Artinya, Segala sesuatu untuk
mempengaruhi faktor – faktor penentu di sektor kesehatan agar dapat
meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat; dan bagi seorang dokter
kebijakan merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan layanan
kesehatan
2. Menurut Green & Thorogood (1998)
“Health policy is a matter of concern for users of health services including
managers and health workers. Health policy can be seen as a network of
interconnected decisions, which in practice care for public health
services” artinya adalah Kebijakan kesehatan adalah suatu hal yang peduli
terhadap pengguna pelayanan kesehatan termasuk manajer dan pekerja
kesehatan. Kebijakan kesehatan dapat dilihat sebagai suatu jaringan
keputusan yang saling berhubungan, yang pada prakteknya peduli kepada
pelayanan kesehatan masyarakat

8
2.3. Siklus Kebijakan dalam Bidang Kesehatan

Di dalam kebijakan kesehatan terdapat siklus yang dapat membantu dalam


pembuatan kebijakn publik karena dipelukan pemahaman isu-isu sehingga dapat
memudahkan pembuatan kebijakan. Siklus kebijakan dalam bidang kesehatan
tersebut yakni:

1. Penetapan agenda kebijakan.


2. Formulasi kebijakan.
3. Adopsi kebijakan.
4. Implementasi kebijakan.
5. Evaluasi hasil pemantaun.
2.4. Tahapan Analisis dalam Bidang Kesehatan

Tahapan analisis dalam bidang kesehatan terdiri dari tiga gaya analisis yakni:

a. Analisis Deskriptif
Yang terbagi lagi menjadi dua yaitu analisi isi (Content Analysis) serta
analisis sejarah (Historical Analysis).
b. Analisis Proses
Yang berfokus pada isi kebijakan, namun lebih memfokuskan diri pada
proses politik dan interaksi faktor dan faktor lingkungan luar yang
kompleks dalam membentuk sebuah kebijakan.
c. Analisis Evaluasi
Analisis ini bertujuan untuk menggambarkan tingkat penilaian serat masih
dibagi menjadi tiga yakni evaluasi lodika, evaluasi empiris, dan evaluasi
etis.

9
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian, Konsep dan Pendekatan Kebijakan Kesehatan, Siklus Kebijakan


dan Isu Publik dalam Bidang Kesehatan
3.1.1 Pengertian, Konsep dan Pendekatan Kebijakan Kesehatan

Beberapa pengertian dan konsep kebijakan menurut para ahli, diantaranya


yaitu:

1. Menurut Carter V. Good (1959)


“Policy is a consideration that is based on a value and some assessment of
situational factors, to operate a general planning and provide guidance in
decision-making for the achievement of goals” artinya kebijakan adalah
sebuah pertimbangan yang didasarkan atas suatu nilai dan beberapa penilaian
terhadap faktor-faktor yang bersifat situasional, untuk mengoperasikan
perencanaan yang bersifat umum dan memberikan bimbingan dalam
pengambilan keputusan demi tercapainya tujuan

2. Menurut Friedrik (1963)


“Policy is a series of actions proposed by a person, group, and government in
a certain environment by including the constraints faced and the opportunity
that leverage the implementation of the proposal in an effort to achieve the
goal” artinya kebijakan adalah serangkaian tindakan yang diajukan
seseorang, group, dan pemerintah dalam lingkungan tertentu dengan
mencantumkan kendala-kendala yang dihadapi serta kesempatan yang
memungkingkan pelaksanaan usulan tersebut dalam upaya mencapai tujuan

3. Menurut Ealau (1977)


“Policy is a fixed decision, characterized by a continuous and repeated action
on those who make and implement the policy.” Artinya kebijakan adalah

10
keputusan tetap, dicirikan oleh tindakan yang bersambungan dan berulang-
ulang pada mereka yang membuat dan melaksanakan kebijakan.
4. Menurut Anderson (1979)
“Policy is a set of actions that have a specific purpose that must be followed
and done by the perpetrators to solve a problem” artinya kebijakan adalah
serangkaian tindakan yang mempunyai tujuan tertentu yang mesti diikuti dan
dilakukan oleh para pelakunya untuk memecahkan suatu masalah

3.1.2 Pendekatan kebijakan

Upaya untuk menghasilkan informasi dan argumen, dapat menggunakan


beberapa pendekatan, yaitu: pendekatan empiris, evaluatif, normatif (Dunn, 1988);
dalam Roy G.A Massie (2009) dalam warti (2012) yang dapat diuraikan sebagai
berikut:

1. Pendekatan empiris, memusatkan perhatian pada tujuan menjelaskan


sebab dan akibat dari kebijakan kesehatan. Contoh analisis dapat
menjelaskan sebab akibat dari pelaksanaan belanja negara untuk sektor
kesehatan dalam suatu periode tertentu, dan meramalkan pembelanjaan di
masa depan serta akibat yang ditimbulkannya
2. Pendekatan evaluatif, memusatkan perhatian pada tujuan menemukan
“nilai” dari berbagai kebijakan publik yang dilaksanakan. Contoh: setelah
menerima informasi tentang pelaksanaan program KIA-KB, analis dapat
mengevaluasi pelaksanaan program tersebut; dan analis dapat
merumuskan atau memilih cara yang terbaik untuk mendistribusikan
biaya, alat, atau obatobatan dalam program KB, sesuai etika dan
konsekuensinya
3. Pendekatan anjuran memusatkan perhatian pada tujuan “mengusulkan”
tindakan apa yang semestinya dilakukan. peningkatan pembayaran pasien
puskesmas,dari Rp. 300 menjadi Rp. 1000, merupakan jawaban untuk
mengatasi rendahnya kualitas pelayanan di puskesmas

11
Pendekatan diatas dapat digunakan para pembuat keputusan untuk
memutuskan suatu kebijakan. Akan tetapi diperlukan suatu tindak lanjut dari rumusan
suatu kebijakan. Langkah selanjutnya adalah meyakinkan mengajak masyarakat
maupun stakeholders terkait untuk mematuhi menjalankan kebijakan tersebut.
kegiatan menerima dan mengeluarkan kebijakan disebut advokasi. Ada beberapa hal
yang memperkuat argumentasi pada saat melakukan advokasi, yaitu

1. Meyakinkan

Kebijakan yang ditawarkan harus meyakinkan. Keyakinan dari pejabat


maupun masyarakat dapat ditimbulkan melalu data yang dapat
dipercaya. Dengan kata lain kebijakan yang dibuat harus didasarai
permasalahan yang menjadi prioritas penyelesaian di lapangan dan
kalau tidak diatasi akan menyebabkan dampak yang besar bagi
masyarakat

2. Layak
Program yang diajukan harus tersebut secara teknis, politik, dan
ekonomi harus memungkinkan atau layak. Layak secara teknis artinya
program tersebut dapat dilaksanakan dengan sarana dan prasarana yang
tersedia. Layak secara politik artinya program yang diajukan tidak akan
membawa dampak politik pada masyarakat. Layak secara ekonomi
artinya program tersebut didukung oleh dana yang cukup, dan apabila
program tersebut merupakan program layanan, maka masyarakat
mampu membayarnya
3. Relevan
Kebijakan harus memenuhi kebutuhan masyarakat dan benar-benar
memecahkan masalah. Oleh sebab itu semua program harus ditujukan
untuk menyejahterakan masyarakat. apabila program tersebut tidak

12
sesuai dengan kebutuhan masyarakat muncul kemungkinan kebijakan
yang dibuat telah gagal.

4. Penting
Program yang diajukan tersebut harus mempunyai urgensi yang tinggi
dan harus segera dilaksanakan, kalau tidak akan menimbulkan masalah
yang lebih besar.
3.1.3 Peraturan tentang kebijakan
1. Permendagri no 55 tahun 2010 tentang tata naskah dinas di lingkungan
didefinisikan surat edaran sebagai naskah dinas yang berisi petunjuk
cara melaksanakan hal tertentu yang dianggap penting dan mendesak
2. Peraturan kebijakan (2008) Varia Peradilan 1, 16-17
3. Pasal 11 UU No. 30 Tahun 2014 tentang perolehan atribusi, delegasi,
mandat
.
3.1.4 Pengertian, Konsep dan Pendekatan Siklus Kebijakan dalam Bidang
Kesehatan

Kebijakan berasal dari Bahasa Yunani dan Sansekerta “Polis” yang berarti
berkenaan dengan pengendalian masalah masalah politi atau administrasi
pemerintahan. Istilah policy (kebijakan) penggunaanya sering kali digunakan sebagai
tujuan, program, keputusan, undang undang dan ketentuan.

Para ahli telah mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian dari


kebijakan kesehatan, berikut adalah beberapa ahli yang mengemukakan pendapatnya
mengenai pengertian kebijakan kesehatan:

a) Menurut WHO
Kegiatan yang tujuan utamanya untuk meningkatkan,mengembalikan
dan memelihara kesehatan yang memiliki cakupan meliputi formal
health services yaitu promosi kesehatan, pelayanan kesehatan oleh
tenaga medic professional, pengobatan tradisional dan alternative.

13
b) Menurut Lee,Buse & Fustukian (2002)
Kebijakan kesehatan adalah tujuan dan sasaran, sebagai instrument,
proses dan gaya dari suatu keputusan oleh pengambil keputusan,
termasuk implementasi serta penilaian.
c) Menurut Leppo (1997)
Kebijakan kesehatan adalah bagian dari institusi, kekuatan dari aspek
politik yang mempengaruhi masyarakat pada tingkat lokal,nasional
maupun dunia.
d) Menurut Green & horogood (1998)
Kebijakan kesehatan adalah suatu hal yang peduli terhadap pengguna
pelayanan kesehatan termasuk manajer dan pekerja kesehatan.
Kebijakan kesehatan dapat dilihat sebagai suatu jaringan keputusan
yang saling berhubungan, yang pada prakteknya peduli kepada
pelayanan kesehatan masyarakat.
e) Menurut Walt (1994)
Kebijakan kesehatan didefinisikan sebagai suatu cara atau tindakan
yang berpengaruh terhadap perangkat institusi, organisasi, pelayanan
kesehatan dan pengaturan keuangan dari sistem kesehatan

3.1.5 Pengertian, Konsep dan Pendekatan Isu Publik dalam Bidang Kesehatan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia isu adalah masalah yang
dikedepankan (untuk ditanggapi dan sebagainya), kabar yang tidak jelas asal usulnya
dan tidak terjamin kebenarannya, kabar angin, desas-desus.
Sedangkan menurut Regester & Larkin (2003:42) menjelaskan bahwa suatu
isu merepresentasikan suatu kesenjangan antara praktek perusahaan dengan harapan-
harapan para stakeholder (a gap between corporate practice and stakeholder

14
expectations). Menurut definisi ini, isu dapat diartikan sebagai sesuatu yang dapat
mempengaruhi tujuan perusahaan.
Definisi lain dikemukakan oleh Chase & Jones menggambarkan isu sebagai
‘sebuah masalah yang belum terpecahkan yang siap diambil keputusannya’ (‘an
unsettled matter which is ready for decision’). Regester & Larkin pun kembali
mengatakan bahwa dalam bentuk dasarnya, sebuah isu dapat didefinisikan sebagai
‘sebuah titik konflik antara sebuah organisasi dengan satu atau lebih publiknya’ (‘a
point of conflict between an organization and one or more of its audicences’).
(Regester & Larkin, 2003:42).
Dari beberapa definisi yang ada dapat dijelaskan kembali bahwa isu adalah
adanya masalah yang perlu penanganan agar tidak mempengaruhi tujuan yang telah
ditetapkan. Sehingga, isu publik adalah suatu isu yang memiliki dampak bagi
masyarakat atau orang banyak, baik yang terlibat langsung dalam pengambilan
keputusan maupun yang tidak.

Secara umum menurut Gaunt and Ollenburger (1995), isu dapat


diklasifikasikan menjadi dua jenis berdasarkan sumber isu, yaitu :

1) Isu-isu internal : yaitu isu-isu yang bersumber dari internal organisasi.


Biasanya hanya diketahui oleh pihak manajemen dan anggota
organisasi.

2) Isu-isu eksternal : yaitu mencakup peristiwa-peristiwa atau fakta-fakta


yang berkembang di luar organisasi yang berpengaruh langsung
maupun tidak langsung pada aktivitas organisasi.

Pengertian lainnya yaitu:


a. Menurut Dunn dalam Wahab mengatakan bahwa :
”Isu kebijakan merupakan produk atau fungsi dari adanya perdebatan
baik tentang rumusan, rincian, penjelasan, maupun penilaian atas suatu
masalah tertentu.”

15
b. Menurut pemahaman dari Alfrod dan Friedland dalam Wahab
mengatakan bahwa :
“Isu merupakan kebijakan alternative atau suatu proses yang
dimaksudkan untuk menciptakan kebijakan baru atau kesadaran suatu
kelompok mengenai kebijakan-kebijakan tertentu yang dianggap
bermanfaat bagi mereka.”
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa isu merupakan
masalah baru yang timbul dari adanya perbedaan permasalahan yang memiliki
potensi yang berbeda-beda dalam penanganannya di suatu masalah tersebut.
Makna isu public sama halnya dengan “masalah kesehatan”. Menurut Dunn
(1988) dalam pengembangan suatu kebijakan harus memperhatikan karakteristik
masalah pokok dari kebijakan yang terdiri dari :
a. Interdepensi, yaitu kebijakan yang seringkali dipengaruhi oleh
beberapa kebijakan lainnya.
b. Subjektif, yaitu suatu permasalaha yang diakibatkan oleh kondisi
eksternal dalam kebijakan harus diidentifikasi, diklasifikasi dan
dievaluasi secara selektif.
c. Artifisial, yaitu masalah kebijakan kesehatan yang dapat timbul pada
perubahan situasi yang bersifat problematis.
d. Dinamis, yaitu suatu masalah dalam kebijakan kesehatan dipecahkan
dengan memperhatikan bahwa masalah tersebut akan berubah setiap
saat (kontinyu).
e. Tidak terduga, yaitu permasalahan yang terjadi diluar dari jangkauan
kebijakan kesehatan.

Berdasarkan tingkat peringkatnya, isu public dapat dibedakan menjadi 4


tingkatan yaitu :

a. Isu Utama, merupakan isu yang sangat penting untuk diselesaikan dan
jika isu ini berlanjut akan menyebabkan dampak yang mengancam.

16
b. Isu Sekunder, merupakan isu yang penting namun tingkatannya masih
dibawah isu utama, namun juga harus segera diselesaikan juga
meskipun dampaknya tidak separah isu utama.
c. Isu Fungsional, merupakan isu yang cukup penting dan perlu
diselesaikan.
d. Isu Minor, merupakan isu yang tidak terlalu penting dan tidak begitu
mengancam, namun juga harus diselesaikan.

Berdasarkan tingkatan di atas dijelaskan bahwa semakin tinggi status


peringkat yang diberikan maka biasanya makin strategis pula posisinya. Namun,
perlu diketahui bahwa kategori di atas dalam prakteknya masih dapat tumpang tindih
atau suatu saat dapat berganti posisi.

Secara teoritis, kriteria isu yang mendapatkan respon dari pembuat kebijakan,
antara lain:

a. Isu tersebut telah mencapai suatu titik krisis tertentu, sehingga praktis
tidak dapat diabaikan begitu saja.
b. Isu tersebut telah mencapai tingkat partikularitas tertentu yang dapat
menimbulkan dampak yang bersifat dramatis.
c. Isu tersebut telah mencapai emosi tertentu yang menyangkut
kepentingan orang banyak.
d. Isu tersebut telah mencapai dampak yang meluas.
e. Isu tersebut mempermasalahkan kekuasaan dan legitimasi dalam
masyrakat.
f. Isu tersebut menyangkut persoalan yang fashionable, dimana posisinya
sulit untuk dijelaskan tapi mudah dirasakan kehadirannya.
3.2 Siklus Kebijakan dalam Bidang Kesehatan

Dalam membuat suatu kebijakan publik tentunya tidak mudah karena


diperlukan pemahaman tentang isu-isu suatu masalah yang ada. Untuk pembuatan
kebijakan sendiri harus sesuai dengan permasalahan yang ada, agar dampak yang

17
dihasilkan dapat membawa pengaruh kepada hasil yang dicapai. Kebijakan publik
merupakan suatu proses yang dibuat untuk menyelesaikan suatu masalah publik yang
muncul dan masalah tersebut diselesaikan dengan tahapan tahapan penyelesaian
masalah yang menjadi titik sentral dalam kebijakan publik.
Menurut Dunn (2004) dalam Roy G.A Massie (2009) proses kebijakan publik
terdapat 5 tahapan, yaitu:
a. Penetapan agenda kebijakan (agenda setting), dengan menentukan
masalah publik apa yang akan diselesaikan
b. formulasi kebijakan (usulan tentang solusi), dengan menentukan
kemungkinan kebijakan yang akan digunakan dalam memecahkan
masalah melalui proses forecasting (konsekuensi dari masing-masing
kemungkinan kebijakan ditentukan)
c. adopsi kebijakan (pilihan solusi), menentukan pilihan kebijakan
melalui dukungan para eksekutif dan legislatif, yang sebelumnya
dilakukan proses usulan atau rekomendasi kebijakan
d. implementasi kebijakan (membuat solusi menjadi berlaku), tahapan
dimana kebijakan yang telah diadopsi tersebut dilaksanakan oleh
organisasi atau unit administratif tertentu dengan memobilisasi dana
dan sumberdaya untuk mendukung kelancaran implementasi. Pada
tahap ini, proses pemantauan (monitoring) kebijakan dilakukan
e. evaluasi kebijakan hasil pemantauan, dalah tahap melakukan penilaian
kebijakan atau kebijakan yang telah diimplementasikan.

Agenda Setting

Evaluasi Formulasi
Kebijakan kebijakan

Implementasi Adopsi
kebijkan Kebijakan

18
3.3 Tahapan Analisis dan Permasalahan Isu Publik dalam Bidang Kesehatan
3.3.1 Tahapan Analisis Isu Publik dalam Bidang Kesehatan

Tipe dan gaya analisis kebijakan publik yang terdapat tiga elemen dalam
kebijakan yang menjadi target analisis, antara lain:

1. Faktor determinan utama


2. Isi kebijakan
3. Dampak kebijakan baik yang diharapkan maupun yang tidak
diharapkan.

Tipe analisis kebijakan dikategorikan menjadi dua tipe yaitu:

 Tipe analisis akademis.


Tipe ini brfokus pada hubungan anatar faktor determinan utama
dengan isi kebijakan dan berusaha untuk menjalankan hakikat,
karakteristik dan profil dan bersifat komparatif baik dari segi waktu
maupun dari segi subtansi.
 Tipe analisis terapan.
Tipe ini lebih memfokuskan pada hubungan isi kebijakan dengan
dampak kebijakan serta lebih berorientasi pada evaluasi kebijakan dan
tujuan untuk menemukan alternative yang lebi.h baik dan bisa
menggantikan kebijakan yang ada (yang sedang dianalisis)

Terdapa pula gaya analisis kebijakan yang secara garis besar, gaya analisis
kebijakan ini dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Analisis Deskriptif
Analisis ini terbagi menjadi dua, yakni:

19
a. Analisis isi (Content Analysis) yang merupakan definisi empiris
mengenai isi kebijakan terutama pada maksud, definisi
masalah, tujuan dan orientasi sebuah kebijakan.
b. Analisis sejarah (Historical Analysis) yang lebih menekankan
aspek evaluasi isi kebijakan dari awal pembentukan hingga
implementasinya bahkan bersifat ekspansif dengan
membandingkan beberapa kebijakan secara kronologis dan
sinkronis.
2. Analisis Proses
Tidak begitu berfokus pada isi kebijakan, namun lebih memfokuskan
diri pada proses politik dan interaksi faktor dan faktor lingkungan
luar yang kompleks dalam membentuk sebuah kebijakan. Proses
politik inipun masih didekati dengan dua arah yakni proses interaksi
para pemangku kepentingan dan struktur politis negara tempat
sebuah kebijkan digodok.
3. Analisis Evaluasi
Analisis ini bertujuan untuk menggambarkan tingkat penilaian.
Penilaian yang diberikan bisa didasarkan pada konsistensi logis,
efisiensi dan karateristik etis. Oleh karena itu analisis evaluasi ini
masih dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu:
a. Evaluasi logika
Analisis logika melakukan evaluasi atas beberapa dimensi
yakni konsistensi internal tujuan kebijakan, konsistensi tujuan
dan instrument kebijakan, dan perbedaan antar konsekuensi
yang diharapkan dan yang tidak diharapkan.
b. Evaluasi empiris
analisis empiris bertujuan untuk mengukur apakah kebijakan
publik dapat memcahkan masalah dan menekankan teknik dan
teknik untuk melihat efisiensi dan efektifitas sebuah kebijakan.
c. Evaluasi etis

20
analisisnya mengacu pada etika, norma dan nilai yang dimana
dalam evaluasi yang lain sangat bersifat bebas nilai.

Pada tahapan analisis isu publik dalam bidang kesehatan terdapat beberapa
model analisis kebijakan dalam mengkritik kebijakan, ada dua pendekatan, yaitu:

1. Analisis proses kebijakan (Analysis of Process)


Dalam pendekatan ini, analisis dilakukan atas poses perumusan,
penentuan agenda, pengambilan keputusan, adopsi, implementasi dan
evaluasi dalam proses kebijakan. Jika dilihat dari item analisisnya,
pendekatan ini lebih melihat kandungan (content) sebuah proses
kebijakan.
2. Analisis dalam dan untuk poses kebijakan (Analysisi of Policy
Process)
Dalam pendekatan ini, anaisis dilakukan atas teknik analisis, riset,
advokasi, dalam sebuah proses kebijakan. Pendekatan ini cenderung
melihat prosedur proses kebijakan.

Hasil analisis kebijakan adalah informasi yang relevan bagi pihak & pihak
yang akan melakukan kebijakan. Analisis ini bisa dilakukan pada semua tahap proses
kebijakan. Ada tahap agenda setting, analisis dilakukan untuk mengidentifikasi
masalah publik dan memobilisasi dukungan agar masalh publik tersebut menjadi
kebijakan publik.

Hasil analisis tahap ini adalah daftar masalah publik yang menjadi agenda
pemerintah. Analisis pada tahap selanjutnya dilakukan untuk menentukan alternatif
kebijakan publik dengan menentukan tujuan, sasaran, program dan kegiatan. Hasil
analisis tahap ini adalah pernyataan kebiajakan (Policy Statement) yang biasanya
berupa peraturan perudangan. Analisis pada tahap selanjutnya mencakup interpretasi
dan sosialisasi kebijakan, meencanakan serta menyusun kegiatan implementasi
kebijakan. Hal analisis pada tahaop ini aksi kebijakan (Policy Action).

21
Analisis berikutnya adalah evalausi implementasi kebijakan dengan
memperhatikan tingkatan kinerja dan dampak sebuah implementasi kebijakan. Hasil
analisisnya berupa informasi kinerja yang akan menjadi dasar tindakan kebijakan
tesbut akan diteruskan atau sebaliknya. Kegagalan sebuah kebijakan disebabkan oleh
beberapa kesalahan antara lain kesalahan dalam perumusan masalah publik menjadi
masalah kebijakan, kesalahan dalam formulasi alternative kebijakan, kesalahan dalam
implementasi atau kesalahan dalam evaluasi kebijakan. Oleh karena itu, analisis
kebijakan dalam tiap tahap merupakan satu hal yang krusial untuk mencegah
kegagalan sebuah kebijakan.

3.3.2 Permasalahan Isu Publik dalam Bidang Kesehatan

Permasalahan dalam suatu negara merupakan salah satu hal yang penting
dalam membentuk suatu kebijakan publik. Untuk membuat kebijakan publik tentunya
harus mengetahui permasalahan yang terjadi. salah satu isu permasalahan kebijakan
adalah DBD (demam Berdarah Dengue). DBD sendiri masih banyak terjadi di
Indonesia. DBD merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus golongan Arbovirus
yang disebar melalui vektor nyamuk, ditandai dengan demam tinggi tanpa sebab yang
jelas, berlangsung terus menerus selama 2‐7 hari, manifestasi perdarahan (petekie,
purpura, perdarahan konjungtiva, epistaksis, perdarahan mukosa, perdarahan gusi,
hematemesis, melena, hematuri) termasuk uji tourniquet (Rumple Leede) positif,
trombositopeni (jumlah trombosit ≤ 100.000/l ), hemokonsentrasi (peningkatan
hemotokrit ≥ 20%) disertai atau tanpa pembesaran hati (hepatomegali) (Depkes RI,
2005).

Untuk mengatasi DBD tentunya diperlukan Kebijakan Publik dengan


mengikuti tahapan pada siklus kebijakan publik, yaitu:

1. Untuk mengatasi DBD tentunya diperlukan Kebijakan Publik dengan


mengikuti tahapan pada siklus kebijakan publik, yaitu: Agenda
setting, dalam kasus DBD apa yang menjadi prioritas dalam
informasi yang diberikan, seperti permasalahan DBD tinggi pada

22
saat musim penghujan, sanitasi yang buruk, DBD dapat
menyebabkan kematian dan daerah yang sukit dijangkau oleh tenaga
kesehatan.
2. Formulasi kebijakan (usulan tentang solusi), upaya pemberantasan
sarang nyamuk melalui 3M dengan melibatkan masyarakat, dengan
mewujudkan kegiatan pemeriksaan jentik berkala, dibuatnya SOP
bahwa setiap penegak diagnosis atau tenaga medis harus mengetahui
standar diagnosis dan penatalaksanaan klinis dan menggunakan form
KD-RS (kewaspadaan dini rumah sakit), dan lainnya
3. Adopsi Kebijakan, dipilihnya salah satu kebijakan yang sudah
diusulkan, misalnya pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M maka
pemerintah (lembaga, legislatif dan keputusan peradilan) dengan
alokasi dana, peraturan yang berlaku dan sebagainya.
4. Tahap implementasi kebijakan, dalam tahap ini merupakan wujud
nyata dari adopsi kebijakan, dimana kebijakan tersebut harus
dilaksanakan oleh badan-badan administrasi, lembaga kesehatan, dan
agen-agen pemerintah
5. Evaluasi kebijakan, pada tahap ini hasil dari pemantauan ditahap
implementasi diwujudkan guna mengetahui apakah kebijakan yang
dijalankan sesuai dengan standar dan apasudah mengurangi kasus
DBD dan tahap ini juga digunakan untuk melihat dampak yang
diapat serta penyelasaian masalahnya (outcome) apakah harus ada
modifikasi dalam kebijakan yang sudah dilaksanakan

3.4 Tujuan, Peran dan Fungsi Kebijakan Kesehatan, Contoh Kebijakan Bidang
Kesehatan Masyarakat, dan Implementasi Kebijakan Kesehatan
3.4.1 Tujuan kebijakan kesehatan

Kebijakan kesehatan didefinisikan sebagai suatu cara atau tindakan yang


berpengaruh terhadap perangkat institusi, organisasi, pelayanan kesehatan dan
pengeturan keuangan dari sistem kesehatan serta merupakan bagian dari sistem

23
kesehatan. Komponen sistem kesehatan meliputi sumber daya, struktur organisasi,
manajemen, penunjang lain dan pelayanan kesehatan. Kebijakan kesehatan bertujuan
untuk mendisain program-program di tingkat pusat dan lokal, shingga dapat
melakukan perubahan terhadap determinan-determinan kesehatan, dan termasuk
kebijakan kesehatan internasional.

Tujuan lain dari kebijakan kesehatan sendiri yakni:


1. Memlihara dan meningkatkan tingkat derajak kesehatan.
2. Responsive terhadap isu-isu yang non-medis, seperti kesetaraan
gender, tata nilai, dan modal sosil.
3. Fairness, adil dalam hal pembiayaan (penduduk miskin di tanggung
oleh negara, kontribusi sesui kemampuan personal untuk
membayar).

3.4.2 Peran dan Fungsi Kebijakan Kesehatan

Kebijakan dalam bidang kesehatan memiliki peran dan fungsi yang dapat
dipergunakan sebagai pedoman dalam menjalankan program-program kesehatan.
Pada bidang kesehatan tidak dapat lepas dari aspek politik serta pemerinah, dengan
begitu setiap pengajuan program kerja bidang kesehatan dan bidang apapun tidak
boleh meleceng dari kebijakan-kebijakan yang sudah ada. Begitu pula kebijakan yang
dibuat oleh pihak pemerintahtidak boleh merugikan salah satu pihak. Dalam hal
strategi kesehatan sendiri menurut Ottawa Charter salah satumnya “Build Healthy
Poblic Policy” yang memniliki arti pemerintah seharusnya membuat kebijakan yang
berorientasi pada aspek kesehatan. Contohnya adalah kebijakan pemerintah tentang
kelengkapan berkendara sepeda motor bahwa setiap pengendara sepeda motor wajib
menggunakan helm, karena hal ini menunjukkan bahwa peraturan dan kebijakan yang
tidak berhubungan langsung dengan bidang kesehatan tetapi berorientasi pada
kesehatan khususnya keselamatan pada para pengendara.

Terdapat lingkup-lingkup dari kebijakan itu sendiri dibagi menadi dua


tingkatan yakni tingkat nasional serta daerah. Kenijakan yang memiliki lingkup

24
nasional dan bersifat fundamental dan strategis dalam pencapaian tujuan negara
sebagaimana yang tertera dalam UUD 1945. Contohnya yakni UUD, Tap. MPR, UU,
PERPU. Sedangkan kebijakan yang di tingkat daerah dibagi menjadi daerah tingkat 1
(Provinsi) dan daerah tingkat 2 (kabupaten/kota madya). Pada kebijakan ini
merupakan perwujudan dari suatu negara yang menganut sistem otonomi daerah.
Contohnya adalah Perda Provinsi serta Perda Kabupaten.

3.4.3 Contoh Kebijakan dalam Bidang Kesehatan Masyarakat dan


Implementasi Kebijakan Kesehatan
3.4.3.1 Contoh Kebijakan dalam Bidang Kesehatan Masyarakat
1. Penyelenggaraan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio

PIN Polio merupakan pemberian imunisasi tambahan


polio kepada kelompok sasaran imunisasi. Pemberian
imunisasi tambahan ini tidak memandang status
imunisasi. Tujuan umum dilkasanakan PIN Polio ini
adalah tercapainya eradiksi polio di dunia pada tahun
2020. Kelompok sasaran kebijakan ini adalah anak usia
0 sampai 59 bulan. Kebikan ini diambil berdasarkan
hasil pertemuan desk review yang dilaksanakan
Kemenkes RI bersama WHO dan UNICEF, serta dengan
melibatkan pakar dan akademisi serta organisasi profesi.
Landasan hukum kebijakan PIN Polio ini di antaranya,
Permenkes RI Nomor 42 tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Imunisasi dan Surat Edaran Menkes
No. HK.03.03/Menkes/545/Menkes/2014 Tentang
Penguatan Sinergisitas Penyelenggaraan Imunisasi di
Pusat dan Daerah.

2. Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional dan


Pengadaan Kartu Indonesia Sehat

25
Jaminan Kesehatan Nasional merupakan kebijakan yang
menjadi bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional.
Penyelenggaraan JKN menggunakan mekanisme
asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib untuk
memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang
layak diberikan kepada peserta membayar iuran atau
peserta yang iurannya dibayar oleh pemerintah. Peserta
dari jaminan kesehatan ini adalah seluruh penduduk
Indonesia termasuk orang asing yang sudah bekerja di
Indonesia minimal 6 bulan dan telah membayar iuran.
Landasan JKN ini adalah UU Nomor 40 tahun 2004
tentang SJSN. Penyelenggara JKN ini adalah BPJS
Kesehatan. Kartu Indonesia Sehat merupakan tanda
identitas kepesertaan dalam kebijakan JKN ini. Kartu
Indonesia Sehat mulai diluncurkan tahun 2014.
Sebelumnya banyak sekali tanda identitas kepesertaan
JKN, seperti kartu Askes, kartu Jamkesmas, dan kartu
BPJS Kesehatan. KIS menggantikan kartu identitas
kepesertaan JKN lain dan penggatiannya akan dilakukan
bertahap.

3. Penyelenggaraan Program Nusantara Sehat

Nusantara Sehat merupakan salah satu perwujudan dari


program Indonesia Sehat. Nusantara Sehat dibentuk oleh
Kemenkes RI sebagai bagian dari penguatan pelayanan
kesehatan primer. Kebijakan dalam Nusantara Sehat
adalah melakukan peningkatan jumlah dan mutu tenaga
kesehatan dari berbagai latar belakang mulai dari
Dokter, perawat, bidan, SKM, dan lainnya. Para tenaga
kesehatan dalam Nusantara Sehat ini akan bekerja

26
dengan pendekatan team based. Dalam program ini,
penyebaran tenaga kesehatan akan ditingkatkan supaya
layanan kesehatan bisa dijalankan di seluruh Indonesia.
Nusantara Sehat tidak hanya berfokus pada upaya
kuratif, namun juga promotif dan preventif untuk
mengamankan kesehatan masyarakat di seluruh daerah.

3.4.3.2 Implementasi Kebijakan Kesehatan

Implementasi kebijakan merupakan proses kegiatan


adminsitratif yang dilakukan setelah kebijakan ditetapkan
dan disetujui. Kegiatan ini terletak di antara perumusan
kebijakan dan evaluasi kebijakan.Implementasi kebijakan
mengandung logika top down, maksudnya menurunkan atau
menafsirkan alternatif-alternatif yang masih abstrak atau
makro menjadi alternatif yang bersifat konkrit atau mikro.

Dalam proses implementasi sebuah kebijakan, para ahli


mengidentifikasi berbagai faktor yang mempengaruhi
keberhasilan implementasi sebuah kebijakan. Dari
kumpulan faktor tersebut bisa kita tarik benang merah faktor
yang mempengaruhi keberhasilan implementasi kebijakan
publik. Faktor-faktor tersebut adalah:

1. Isi dari kebijakan


Kebijakan yang baik dari segi isi setidaknya memiliki
sifat jelas, tidak distorsif, didukung dengan dasar teori
yang teruji, mudah dikomunikasikan kepada kelompok
target, didukung oleh sumber daya manusia maupun
finansial yang baik.
2. Implementator dan kelompok target

27
Pelaksanaan implementasi kebijakan tergantung pada
badan pelaksana kebijakan (implementator) dan
kelompok target (target groups). Implementator harus
mempunyai kapabilitas, kompetensi, konsistensi dan
komitmen untuk melaksanakan kebijakan tersebut sesuai
arahan dari pembuat kebijakan (policy makers).
Kelompok target yang terdidik dan relatif homogen
lebih mudah menerima sebuah kebijakan daripada
kelompok yang tertutup, tradisional dan heterogen.
3. Lingkungan
Keadaan politik, sosial-ekonomi, dan budaya populasi
tempat sebuah kebijakan diterapkan sangat
mempengaruhi keberhasilan kebijakan publik. Keadaan
politik yang stabil dan demokratis, keadaan sosial-
ekonomi masyarakat yang maju, dukungan baik dari
penguasa dan budaya masyarakat yang mendukung akan
mempermudah implementasi sebuah kebijakan.

Kebijakan Jaminan Kesehatan Nasional di Indonesia secara umum telah


diimplementasikan dengan baik, namun di beberapa daerah masih ada kendala.
Sebagai contohnya adalah implementasi JKN pada bidan praktik di wilayah
bangkalan. Di wilayah bangkalan, implementasi kebijakan JKN masih belumberjalan
dengan baik. Hal ini dikarenakan kurangnya sosialisasi yang mereka daptkan dari
BPJS setempat dan sebagian besar bidan tidak mendapat surat edaran mengenai
penyelenggaraan kebijakan ini. Oleh karena itu sosialisasi mengenai JKN perlu
dimaksimalkan lagi.

28
BAB IV

PENUTUP

4.1 Conclusion

Policies come from the Greek language that has meaning related to the control
of political problems or government administration. The activity of receiving and
making a policy is also called advocacy. Policies is also necessary in the health
sector. This is done with influence the factors that related to community health
services. If a policy is made, a policy approach is needed. According Gunn (1988)
there are 3 approaches that can be done, namely empirical approach, evaluative
approach and recommended approach.

Decision-making is also related to public issues. Issues are problem that need
to be in order not to interfere with efforts to achieve goals. While public issues are an
issue that has an impact on society or the crowd. Discuss about policy, then also need
to discuss policy analysis. This is to make sure that the policies taken are appropriate.
The steps are identify the problems, determine alternative policies, determine goals,
objectives, program activities, then interpretation & delivery of information about the
policy and finally evaluating the implementation.

In the end, policy much needed in the health sector. Of course to overcome
the health problems that arise. The government should also make sure the decisions
taken are not Harming any side. When decisions are made appropriately, the health
status of the public will be maintained and improved.

4.2

29
DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah, Tomi. 2016. Siklus Kebijakan Publik. Retrieved 2 Juni 2017 from
http://foresteract.com/siklus-kebijakan-publik/
Boundless.(n.d.).Policy Implementation Boundless Political Science. Retrieved 3
Juni 2017 form
https://www.boundless.com/politicalscience/textbooks/boundless-
political-science-textbook/domestic-policy-15/thepolicy-making-
process-95/policy-implementation516-617

Buse K, Nicholas M, Walt G. Making health policy (understanding public health).


2th edition. Maidenhead: Open University Press; 2012

Massie, 2009.jurnal kesehatan kebijakan kesehatan: Proses, implementasi, analisis


dan penelitian.Buletin Penelitian Sistem Kesehatan ,Vol. 12 No. 4
Oktober 2009: 409- 417
Depkes RI, 03 Februari 2015. Program Indonesia Sehat Untuk Atasi Masalah
Kesehatan. Retrieved 2 Juni 2017 from
http://depkes.go.id/article/print/15020400002/ program-indonesia-
sehat-untuk-atasi-masalah-kesehatan.html

Dinkes Malang Kota, 22 Februari 2016. Pekan Imunisasi Nasional. Retrieved 2 Juni
2017 from http://dinkes.malangkota.go.id/2016/02/22/pekan-
imunisasi-nasional/

Fischer, Frank. dkk,. 2007. Handbook of Public Policy Analysis: Theory, Politics and
Methods. USA: Taylor & Francis Group. Retrieved 2 Juni 2017 from
http://www.untag-smd.ac.id/files/Perpustakaan_Digital_2/PUBLIC
%20POLICY%20(Public%20Administration%20and%20public
%20policy%20125)%20Handbook%20of%20Public%20Policy
%20Analysis%20Th.pdf

30
Gani, Ascobat. 2012. Kebijakan Kesehatan (Konsep, Formulasi dan Evaluasi).
Retrieved 1 Juni 2017 from
http://kebijakankesehatanindonesia.net/images/2012/srby/asco_
ANALISIS_KEBIJAKAN_KESEHATAN.pdf

Gilson, Lucy. 2012. Health Policy and System: A Methodology Reader. Retrieved 1
Juni 2017 from http://www.who.int/alliance-
hpsr/alliancehpsr_reader.pdf
Gyakuni Firsty Niko dan Djazuli Chalidyanto. 2014. Jurnal Administrasi Kesehatan
Indonesia Volume 2 Nomor 4 Oktober-Desember 2014.
Implementasi Kebijakan Kesehatan Nasional Pada Bidan Praktik di
Wilayah Puskesmas Bangkalan. Retrieved 3 Juni 2017 from
http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-jaki6e32baff4afull.pdf

Imron, Ali. 2002. Kebijaksanaan Pendidikan di Indonesia. Jakarta: PT Bumi Aksara.


Kustriani, Sri Hadiati Wara. 2015. Jakarta. Modul Pelatiha Pengangkatam Pertama
Calon Analisis Kebijakan. Retrieved 2 Juni 2017 from
http://www.ksiindonesia.org/ document/material/Modul-Pelatihan-
Analis-Kebijakan.pdf

Massie, Roy G.A.. 2009. Kebijakan Kesehatan: Proses, Implementasi, Analisis dan
Penelitian. Retrieved 27 May 2017 from
https://media.neliti.com/media/publications/21293-ID-kebijakan-
kesehatan-proses-implementasi-analisis-dan-penelitian.pdf
Retrieved 2 Juni 2017 from http://www.jkn.kemenkes.go.id/faq.php

Retrieved 2 Juni 2017 from


http://www.academia.edu/17280804/Tipe_Dan_Gaya_Analisis_
Kebijakan Publik
Retrieved 2 Juni 2017 from
http://globallavebookx.blogspot.co.id/2015/03/pengertian-dan-
sumber-isu-aktual.html
Retrieved 2 Juni 2017 from http://digilib.unila.ac.id/2220/10/BAB%20II.pdf

31
Retrieved 2 Juni 2017 from http://kbbi.web.id/isu
Springater, Oliver. dkk,. A Methodology for Policy Process Analysis. South Asia:
Livelihood. Retrieved 2 Juni 2017 from
https://www.researchgate.net/profile/Oliver_ Springate-
Baginski/publication/250662882_A_Methodology_for_Policy_
Process_Analysis/links/02e7e53b56e562fbf8000000/A-
Methodology-for-Policy-Process-Analysis.pdf?
origin=publication_detail

Purwanto,A 2016, Pengertian kebijakan menurut para ahli. Retrieved 3 Juni 2017
from http://www.edugovindonesia.com

Wardhana, Arya. 2012.Siklus Kebijakan – Sebuah Model Sederhanda Kebijakan.


Retrieved 28 May 2017 from
http://www.academia.edu/5173848/Siklus_Kebijakan_Sebuah_Model_
Sederhana_dari_Proses_Kebijakan

32
Pertanyaan dan Jawaban

No Nama Pertanyaan Jawaban


1 Iftitah amalia Berikan suatu Kelompok kami hanya menjelaskan
(101611535031 contoh dari tiap- contoh kebijakan kesehatan, contoh
tiap bagian siklus kebijakan public bukan bahasan dari
kebijakan public (1 presentasi dari kelompok kami
contoh masalah)
2 Sayu larasati Berikan contoh Kasus demam berdarah yang bisa
Nabila siklus kebijakan menjadi sebuah isu public membuat
(101611535034) public dalam satu pemerintah harus mengeluarkan
kasus di dalam suatu kebijakan yang dapat
kesmas diimplementasikan kepada semua
kalangan masyarakat. Dan kebijakan
itu harus melalui proses-proses
seperti agenda setting, perumusan
masalah, implementasi dan evaluasi
yang mana evaluasi ini digunakan
untuk membuat program di masa
yang akan datang
3 Agestin awalin Apa perbedaan Perbedaannya terletak pada waktu
Kartika sari mendasar dari berlakunya atau waktu pengeluaran.
(101611535037) kebijakan dan Kebijakan dibuat terlebih dahulu
kebijaksanaan? untuk membuat pekerja menjadi
Berikan contohnya disiplin, kebijaksanaan dibuat
dalam kesehatan setelah kebijakan berlaku dan
masyarakat kebijaksanaan dapat meringankan
sanksi yang akan diberikan bila
pegawai atau masyarakat melanggar
suatu kebijakan. Contohnya, karena
suatu hal, puskesmas menaikan

33
harga layanan di puskesmas. Akan
tetapi kenaikan itu hanya berlaku
bagi masyarakat yang memiliki
penghasilan kurang dari 500rb
perbulan
4 Alfian maulana Kebijakan terdapat Menurut kelompok kami, masih
(101611535042 3 pendekatan terdapat hubungan antar 3
kebijakan. Apakah pendekatan tersebut tetapi hubungan
ada hubungan nya tidak terlalu signifikan.
terhadap 3 Contohnya dengan adanya suatu
kebijakan tersebut? penyakit atau masalah, kepala
Jelaskan dengan puskesmas bisa saja hanya mencari
contoh factor sebab akibat mengapa
masalah kesehatan terjadi (empiris).
Tetapi bisa saja setelah menemukan
masalah yang terjadi kepala
puskesmas menyarankan untuk
dilakukan penaikan kualitas layanan
masyarakat karena dianggap
kebijakan sebelumnya sudah tidak
bisa mengikuti arus perkembangan
zaman
5 Rizky Candra R. Bagaimana jika Dalam suatu perusahaan suadah ada
(101611535024) perusahaan tersebut tim yang memantau kinerja dari
melanggar setiap kegiatan yang dilaksanakan
kebijakan yang oleh perusahaan namun jika
dibuatnya, contoh perusahaan masih melanggar
perusahaan kebijakan yang sudah dibuat
mempunyai tentunya dari pemerintah sudah
kebijakan tidak memiliki tim khusus untuk

34
membuang limbah memantau hal tersebut seperti dinas
disuangai, tetapi kesehatan dan kebersihan,
perusahaan itu pembuangan limbah tersebut juga
melanggar sudah diatur di dalam UU no.32
kebijakan yang tahun 2009 tentang perlindungan dan
dibuatnta? pengelolaan lingkungan hidup pasal
69, UU no.36 tahun 2009 tentang
kesehatan pasal 163 tentang
kesehatan lingkungan, PERMEN
no.3 tahun 2010 tentang baku mutu
air limbah serta UU no.5 tahun 1984
tentang pembuangan limbah industri
yang nantinya jika perusahaan
melanggar peraturan tersebut akan
diberikan hukuman yang sesuai
dengan peraturan yang ada.
6 Githa Dwi Putri Kelompok target Sebagai policy market adalah
(101611535046) seperti apa yang Bupati, sekretaris daerah dan kepala
mempengaruhi dinas.
implementasi Sebagai Kelompok target yaitu sub –
kebijakan Dinas sub dari dinas kebersihan seperti tata
Kebersihan? usaha, sub dinas kebersihan, sub
dinas pertamanan dan pemakaman,
serta cabang dinas
7 Widatul Mila Contoh dari tiap- 1. Agenda setting = pemilihan isu
(101611535044) tiap Siklus DBD sebagai topik yang diangkat
kebijakan? karena permasalahan DBD sangat
komplek dan terdapat beberapa
alasan yang membuat DBD menjadi
topik yang diangkat

35
2. Formulasi Kebijakan = adanya
usulan solusi untuk mennagani kasus
DBD (upaya pemberantasan sarang
nyamuk melalui 3M dengan
melibatkan masyarakat, dengan
mewujudkan kegiatan pemeriksaan
jentik berkala, dibuatnya SOP bahwa
setiap penegak diagnosis atau tenaga
medis harus mengetahui standar
diagnosis dan penatalaksanaan klinis
dan menggunakan form KD-RS
(kewaspadaan dini rumah sakit))

3. Adopsi Kebijakan = pemilihan


usulan solusi yang setelah dikaji
dapat memberikan efek positif yang
besar bagi tercapainya derajat
kesehatan.

4. Implementasi= dengan pemerintah


melaksanakan penyuluhan,
pemeriksaan berkala tentang DBD
dengan bantuan staff dan tenaga
kesehatan serta diadakan
pemantauan apakah kegiatan
berjalan dengan baik atau tidak

5. Evaluasi Kebijakan= tahaoan


penilaian yang bertujuan apakah
kebijakan yang ada berjalan dengan
sesuai rencana atau ada perlu

36
modifikasi.

8 Bening Sekar Jelaskan proses Proses pembuatan kebijakan


Tanjung pembuatan kesehatan sama seperti tahapan
(101611535039) kebijakan dalam kebijakan publik, yaitu
kesehatan! Jika Agenda Setting untuk menentukan
kebijakan yang isu permasalahan kesehatan apa
dibuat tidak efektif yang akan diangkat menjadi
apa yang harus kebijakan kesehatan, Formulasi
dilakukan? Kebijakan tahapan untuk
mengusulan usulan usulan tentang
solusi terkait permasalahan
kesehatan, Adopsi Kebijakan
pemilihan usulan yang akan
digunkan sebagai kebijakan yang
berlaku, Implementasi Kebijakan
tahapan dimana kebijakan yang
sudah dibuat dilaksanakan dan
Evaluasi kebijakan tahapan penilaian
kebijakan apakah kebijakan akan
dihapus atau dimodifikasi.
9 Azmi Nur Menurut anda, di Menurut kami, kebijakan kesehatan
Fadillah Indonesia kebijakn yang perlu dikoreksi adalah
(101611535036) kesehatan apa yang penyelenggaraan Janinan Kesehtan
perlu dikoreksi (apa Nasional. Mengapa demikian? Karen
masalahnya) serta masih penyelenggaraan Janiana
kebijakan apa yang Kesehatan Nasional masih belum
perlu ditambahkan mereta dan masih ada warga negara
utamanya dalam Indonesia yang belum mendapatkan
bidakng kesmas? Jaminan Kesehatan Nasional ini

37
padahal mereka berhak untuk sehat
dan berhak untuk mendapatkan
jaminan ini karena pemerintah telah
memberikan program ini untuk
masyarakatnya.
Sedangakan kebijakan yang perlu
ditambah yanki adalah kebijakan
unuk ibu-ibu yang menyusui karena
mereka sangat memerlukan temoat
khusus untuk menyusui anak-
anaknya, serta memberikan waktu
istirahat atau waktu luang atau
waktu senggang untuk para ibu
menyusui saat mereka sedang
menyusui anaknya, hal ini
dikhususnya kepada ibu-ibu yang
bekerja dikantor. Karena ASI sangat
penting untuk tumbuh kembang anak
10 Eka Zuristia Putri Menurut anda apa Cuci tangan pakai sabun, stop BAB
(101611535010) cotoh dari sembarangan, kabupaten/kota sehat
kebijakan dan kawasan tanpa asap rokok
kesehatan yang ada
di Indonesia
11 Merry Andriani Dari faktor yang Faktor yang memeprngaruhi
(101611535043) mempengaruhi kebijakan yakni:
kebijakan, manakah  Faktor situasional
yang merupakan  Faktor structural
faktor utama  Faktor budaya
(proritas)?  Faktor internasional atau
eksogen

38
Dari faktor-faktor tersebut yang
menuru kami merupakan faktor
utama yang memepengaruhi
kebijakan adalah faktor structural
karena dalam faktor ini tedapat
sistem politik yang dalam kebijakan
sendiri sistem polotikk sangat
berpengaruh dan berperan penting
untuk mengarut semua kebijakan
yang ditemtukan.

12 Rahmafika C. A. Jika kita sebagai Dalam kasus ini strategi/intervensi


(101611535025) mahasiswwa, ingin yang dilakukan agar kebijakan
memberi masukan KTR/KTM dapat diwujudkan yakni
kepada Pemerintah yang pasti kita akan tetap
Banyuwangi untuk memberikan masukan terus-menerus
membuat kebijakan kepada pihak pemerintah sampai
adanay KTR/KTM mereka benar benar mendengarkan
tapi pemerintah dan menerima masukan kita, dan
tidak merespon, kita juga dapat melakukan berbagai
bagaimana cara seperti mengajak masyarakat
strategi/intervensi untuk ikut serta dalam hal
yang akan kita mewujutkan KTR/KTM dan
lakukan agar melakukannya secara bersambung
kebijakan dan terus menerus. Jika kita terus-
KTR/KTM dapat menrus melakukan hal tersebut ada
diwujudkan? kemungkinan di suatu daerah akan
terwujudlah KTR/KTM yang dengan
sedikit demi sedikit akan
terwujudkan.

39
13 Bintang Aji Bagaimana jika Jika salah satu tahapan pada siklus
Pangestu salah satu siklus kebijakan tidak terlaksana, maka
(101611535013) kebijakan publik akan terjadi ketidakseimbangan pada
tidak dilaksanakan? kebijakan yang dibuat, selain itu
Apa yang terjadi? juga menjadikan kebijakan yang
dibuat tidak benar-benar sesuai
dengan permasalahan yang ada.
Sehingga menyebabkan kebijakan
yang telah dibuat memiliki hasil
yang tidak maksimal dan dapat
membuat kesalahan yang fatal pada
penerapannya.
14 Novie Erva Pada pengertian Cara pengambilan keputusan pada
Fauziyah salah seorang kebijakan kesehatan yaitu dengan
(101611535014) tokoh, bahwa isu cara melihat terlebih dahulu dampak
merupakan yang ditimbulkan kebijakan tersebut
permasalahan yang pada masyarakat, apakah berdampak
belum terpecahkan baik atau buruk. Jika berdampak
dan siap diambil baik, maka diambil keputusan bahwa
keputusannya. kebijakan tersebut masih bisa
Bagaimana cara berlaku di masyarakat untuk jangka
pengambilan panjang. Jika berdampak buruk,
keputusannya? maka diambil keputusan bahwa
Siapa saja yang kebijakan tersebut bisa jadi
berperan dan dihilangkan dalam masyarakat
bagaimana peran maupun diberikan evaluasi sehingga
SKM di bidang kebijakan tersebut dapat diperbaiki
kesehatan? dan bisa berdampak baik pada
masyarakat. Selain itu, cara
pengambilan keputusan juga dapat

40
melalui 3 pendekatan, yaitu
pendekatan empiris, pendekatan
evaluatif, dan pendekatan anjuran.
Yang berperan dalam pengambilan
keputusan dalam kebijakan
kesehatan yaitu seorang atasan yang
ada dalam suatu organisasi yang
membuat kebijakan tersebut,
contoh : manajer, direktur, kepala
puskesmas, dll.
15 Ragil Fatimah Contoh pendekatan Contoh dalam pelayanan puskesmas,
Zahra anjuran dalam yaitu dengan peningkatan
(101611535006) bidang kesehatan pembayaran pasien sebagai upaya
masyarakat? untuk mengatasi rendahnya kualitas
pelayanan di puskesmas.
16 Meirina Hapsah Bagaimana Dalam bidang kesehatan masyarakat
(101611535001) penerapan penerapan pendekatan kebijakan
pendekatan sudah berjalan lumayan baik, yaitu
kebijakan dalam pendekatan empiris, pendekatan
bidang kesehatan evaluatif, dan pendekatan anjuran.
masyarakat? Apa Pendekatan tersebut dapat dijadikan
saja bentuk isu di sebagai acuan pembuat keputusan
dalam bidang untuk memutuskan suatu kebijakan.
kesehatan Akan tetapi diperlukan suatu tindak
masyarakat yang lanjut dari rumusan suatu kebijakan.
sangat penting Langkah selanjutnya adalah
untuk diselesaikan meyakinkan dan mengajak
(selain DBD) ? masyarakat maupun stakeholders
terkait untuk mematuhi dan
menjalankan kebijakan tersebut.

41
Contoh isu publik dalam bidang
kesehatan masyarakat yaitu adanya
kasus euthanasia. Euthanasia
merupakan tindakan mengurangi
rasa sakit atau penderitaan yang
dialami seseorang yang akan
meninggal. Tindakan euthanasia ini
memiliki tanggapan pro dan kontra.
Pada kelompok pro, mereka
menyetujui tindakan ini karena
dianggap merupakan suatu tindakan
yang dilakukan dengan persetujuan
dan dilakukan dengan tujuan
menghentikan penderitaan pasien.
Sedangkan kelompok kontra, merek
berpendapat bahwa tindakan ini
merupakan tindakan pembunuhan
terselubung, karena bertentangan
dengan kehendak Tuhan.
17 Berikan contoh Pendekatan empiris merupakan
pendekatan pendekatan yang berfokus pada
empiris ? tujuan menjelaskan sebab akibat dari
suatu kebijakan kesehatan. Contoh
dari kebijakan empiris adalah
analisis sebab akibat dari
pelaksanaan belanja negara untuk
sektor kesehatan dalam satu periode
tertentu, ini juga dapat meramalkan
pembelanjaan di masa depan serta
akibat yang ditimbulkan.

42
18 Bagaimana jika Kebijakan telah disusun sedemikian
terjadi pelanggaran rupa dengan aturan-aturan tambahan
terhadap kebijakan yang jelas serta ada petunjuk teknis
yang ada ? dan pelaksanaan. Kebijakan yang
dibuat juga memiliki landasan
konstitusional yang helas. Oleh
karena itu, jika terjadi pelanggaran
akan ada tindakan tertentu (sanksi)
sesuai dengan aturan yang mengikat.
19 Apa contoh dari Pendekatan anjuran merupakan
pendekatan pendekatan yang berfokus pada
anjuran ? siapa tujuan “mengusulkan” tindakan
yang berhak seperti apa yang seharusnya
memberi anjuran dilakukan. Contohnya adalah adanya
tersebut ? keluhan rendahnya kualitas
pelayanan di Puskesmas. Untuk
mengatasi hal tersebut, maka ada
anjuran untuk dilakukan peningkatan
pembayaran pasien yang awalnya Rp
300,- menjadi Rp 1000,-
Orang yang berhak memberi anjuran
adalah pihak yang memiliki
wewenang. Contohnya : Terjadi
permasalahan di puskesmas.
Dilakukan evaluasi dan analisis oleh
tim tertentu yang diberi wewenang
itu. Kemudian tim itu akan
mendiskusikan dengan kepala
puskesmas. Oleh kepala puskesmas
akan didiskusikan dengan pihak

43
dinas kesehatan dan bupati. Dari
diskusi tersebut akan diperoleh
anjuran untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut.
20 Griselda Malinda Siklus kebijakan disusun selalu
Apakah siklus
berurutan dikarenakan penyusunan
E.P kebijakan harus kebijakan merupakan proses yang
(101611535017) selalu berurutan? berkelanjutan, yang membentuk
Jika iya sebutkan struktur lingkaran dikarenakan
contoh kebijakan dalam proses pembuatan kebijakan
kesehatan dalam sejak desain,implementasi dan
evaluasi harus membentuk suatu
menangani
siklus dari serangkaian kebijakan.
banyaknya penyakit Kebijakan kesehatan dalam
kesehatan yang
harus ditanggung menangani penyakit akibat rokok
oleh BPJS karena yang ditanggung BPJS tidak sesuai
perokok sesuai dengan siklus kebijakan dikarenakan
dengan siklus
penyakit terkait rokok paling banyak
kebijakan?
menguras dana BPJS sehingga
pemerintah melakukan upaya
preventif dan promotif yaitu dengan
pengendalian tembakau
21 Ulviana Dewi K Berikan contoh Penyelenggaraan Pekan Imunisasi
(101611535012) kebijakan public Nasional (PIN) Polio
dalam dalam
PIN Polio merupakan pemberian
Bidang Kesehatan imunisasi tambahan polio kepada
Masyarakat kelompok sasaran imunisasi.
Pemberian imunisasi tambahan ini
tidak memandang status imunisasi.
Tujuan umum dilkasanakan PIN
Polio ini adalah tercapainya eradiksi
polio di dunia pada tahun 2020.
Kelompok sasaran kebijakan ini
adalah anak usia 0 sampai 59 bulan.
Kebikan ini diambil berdasarkan
hasil pertemuan desk review yang
dilaksanakan Kemenkes RI bersama

44
WHO dan UNICEF, serta dengan
melibatkan pakar dan akademisi
serta organisasi profesi. Landasan
hukum kebijakan PIN Polio ini di
antaranya, Permenkes RI Nomor 42
tahun 2013 tentang Penyelenggaraan
Imunisasi dan Surat Edaran Menkes
No.
HK.03.03/Menkes/545/Menkes/2014
Tentang Penguatan Sinergisitas
Penyelenggaraan Imunisasi di Pusat
dan Daerah

22 Reza Faujia Berikan contoh Agenda setting yaitu dengan


(101611535041) tentang bagaimana menentukan masalah public apa
cara seseorang yang akan diselesaikan. Pemilihan
kesehatan isu tentang penyakit HIV sebagai
masyarakat topic yang diangkat karena
mengaplikasikan permasalahan HIV merupakan
siklus kebijakan? penyakit yang memiliki tingkat
tinggi terhadap penyebaran nya.
formulasi kebijakan yaitu dengan
menentukan kemungkinan kebijakan
yang akan digunakan dalam
memecahkan masalah melalui proses
forecasting (konsekuensi dari
masing-masing kemungkinan
kebijakan ditentukan) .
Membuat usulan solusi tentang
menangani kasus HIV dengan
melakukan penyuluhan terhadap
masyarakat tentang penyebab,cara
melakukan hubungan seks secara
aman yang dimaksud kan secara

45
aman yaitu tidak bergonta ganti
pasangana, berhubungan seks
menggunakan kondom.

Adopsi kebijakan yaitu dengan


penentuan solusi yang telah dikaji
dapat memberikan efek yang positif
atau tidak untuk tercapainya derajat
kesehatan.

Implementasi kebijakan yaitu


tahapan dimana kebijakan yang telah
diadopsi tersebut dilaksanakan oleh
organisasi atau unit administratif
tertentu dengan memobilisasi dana
dan sumberdaya untuk mendukung
kelancaran implementasi yaitu
dengan melaksanakan penyuluhan
tentang HIV dan tenaga kesehatan
mengadakan pemantauan apakah
berjalan dengan baik.

Proses pemantauan (monitoring)


kebijakan yaitu dilakukan evaluasi
kebijakan yaitu tahapan penilaian
penilaian kebijakan atau kebijakan
yang telah diimplementasikan yang
bertujuan apakah kebijakan yang ada
berjalan dengan sesuai rencana atau
perlu modifikasi.

46

Anda mungkin juga menyukai