Abstrak
Tingginya persaingan di zaman globalisasi menuntut perbaikan dan pembenahan lebih dari semua
insan akademis di Indonesia, tak terkecuali mahasiswa. Hal ini membuat mahasiswa berlomba-lomba
dalam menjalani perkuliahan yang saat ini mereka jalani dan berpotensi menimbulkan beban studi
mental yang bisa berdampak ke banyak hal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat beban
mental di kalangan mahasiswa Departemen Teknik Industri Undip semester 3 dan 5 menggunakan
metode NASA-TLX, dengan responden sebanyak 50 mahasiswa. Selain itu, penelitian ini berusaha
mencari tahu skala NASA-TLX yang dominan dirasakan oleh mahasiswa dan berusaha membuktikan,
apakah faktor-faktor eksternal seperti IP Semester sebelumnya, jam belajar per hari, jalur masuk
kuliah dan kegiatan di waktu senggang berpengaruh terhadap skor beban mental atau tidak. Hasil
pengukuran beban studi mental menunjukkan bahwa skor rata-rata beban studi mental sebesar 80,04
(agak berat). Untuk skala yang dominan dirasakan, skala tersebut ialah skala Temporal Demand.
Analisis Variansi (ANOVA) untuk faktor-faktor eksternal menunjukkan bahwa faktor-faktor tersebut
tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap skor beban mental yang ada.
Abstract
Student Mental Workload Measurement with NASA-TLX Method (Case Study: Industrial
Engineering Department Student of Diponegoro University). High competition in the era of
globalization requires repair and improvement over all of the academic community in Indonesia, not
least the students. This makes the students compete in their studies and potentially cause mental
studyload which could have implications for many things. This study aims to determine the level of
mental studyload among the students of the Department of Industrial Engineering Undip semesters 3
and 5 using the NASA-TLX, with respondents as many as 50 students. In addition, this study tried to
find out the NASA-TLX’s dominant scale perceived by students and trying to prove, whether external
factors such as previous semester grade point, study hours per day, entrance selection exam and free-
time activities affect the score of mental load or not. The results of the mental studyload measurement
shows that the average score of mental study load of 80.04 (ponderable). For the dominant scale, the
scale is Temporal Demand. Analysis of Variance (ANOVA) for external factors indicate that these
factors do not have a significant influence on the existing score of the mental studyload..
1. Latar Belakang
Pada dasarnya, aktifitas manusia dapat aktifitas mental. Aktifitas fisik dan mental
digolongkan menjadi kerja fisik (otot) dan ini tentu saja akan menimbulkan
dan kerja mental (otak). Meskpun tidak konsekuensi, yaitu munculnya beban kerja.
dapat dipisahkan, namun masih dapat Beban kerja juga dapat dibedakan menjadi
dibedakan antara pekerjaan yang didominasi dua, yaitu beban kerja fisik dan beban kerja
fisik dengan pekerjaan yang didominasi mental.
Beban Kerja Mental didefinisikan oleh menjalani kegiatan perkuliahan saat ini.
Henry R. Jex (dalam Hart dan Staveland, Melalui studi pendahuluan yang sudah
1988) sebagai selisih antara tuntutan beban dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan
kerja dari suatu tugas dengan kapasitas bahwa jumlah beban akademik yang harus
maksimum beban mental seseorang dalam ditanggung berbanding lurus dengan beban
kondisi termotivasi. Pendapat serupa juga mental yang harus dihadapi.
dikemukakan menurut Tarwaka dan Berdasarkan fakta inilah maka perlu
Sudiajeng (2004), dimana performansi atau dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
kemampuan kerja seorang pekerja mengetahui tingkat beban mental di
tergantung pada perbandingan antara kalangan mahasiswa Departemen Teknik
besarnya tuntutan kerja dengan besarnya Industri Universitas Diponegoro. Selain
kemampuan pekerja tersebut, apabila mencari tahu tingkat beban mental di
tuntutan tugas lebih besar dari kemampuan kalangan mahasiswa Departemen Teknik
atau kapasitas pekerja, maka dapat Industri Undip, penelitian ini juga mencari
menyebabkan overstress, kelelahan, tahu dan menganalisis permasalahan yang
kecelakaan kerja, cidera, rasa sakit, dominan dirasakan. Juga dalam penelitian
penyakit, dan lain-lain. Dan apabila tuntutan ini, akan mencari tahu apakah faktor-faktor
tugas lebih rendah dari kemampuan pekerja, eksternal seperti IP semester sebelumnya,
maka dapat menyebabkan understress, jumlah jam belajar per hari, jalur masuk
kebosanan, kejenuhan, dan lain-lain. seseorang untuk bisa menjadi mahasiswa
Perbandingan inilah yang kemudian dikenal Departemen Teknik Industri Undip hingga
sebagai Beban Kerja Mental. Pengukuran kegiatan di waktu senggang mempengaruhi
beban mental sudah lama dikenal di dunia tingkat beban mental yang dialami oleh
ergonomi, terkhusus ergonomi kognitif. seseorang atau tidak. Dalam penelitian ini,
Sejak kemunculan metode NASA-TLX pada penulis memilih untuk menggunakan
tahun 1980an, beban kerja mental menjadi metode NASA-TLX.
salah satu faktor yang diperhitungkan dalam
berbagai aspek yang berhubungan dengan 2. Tinjauan Pustaka
produktifitas dan pekerja itu sendiri. Metode NASA-TLX
Departemen Teknik Industri sebagai Metode NASA-TLX dikembangkan
salah satu departemen pada Fakultas Teknik oleh Sandra G. Hart dari NASA Ames
Universitas Diponegoro juga terus berusaha Research Center dan Lowell E. Staveland
melakukan pembenahan yang tidak hanya dari Universitas Negeri San Jose pada
bertujuan untuk meningkatkan kualitas tahun 1981 (Hancock dan Meshkati,
lulusannya, tetapi juga bertujuan untuk 1988). Metode ini berupa kuesioner
berusaha menyesuaikan perkembangan dikembangkan berdasarkan munculnya
zaman dan kebutuhan industri manufaktur kebutuhan pengukuran subyektif yang
yang terus berkembang pesat. Studi lebih mudah namun lebih sensitif pada
pendahuluan yang dilakukan oleh penulis pengukuran beban kerja. Hancock dan
menghasilkan beberapa fakta berikut ini: Meshkati (1988) menjelaskan langkah-
73% responden mengalami kesulitan langkah dalam pengukuran beban kerja
mengatur waktu antara kegiatan akademik mental dengan menggunakan metode
dengan kegiatan di luar akademik. Sebanyak NASA-TLX, yaitu:
69% responden pernah bolos kuliah demi 1. Penjelasan indikator beban mental
mengejar deadline laporan praktikum yang akan diukur
ataupun tugas besar. Sebanyak 63% 2. Pembobotan
responden mengalami gangguan kesehatan 3. Pemberian Rating
sehingga aktifitas mereka sehari-hari 4. Menghitung produk
terganggu. Dan bahkan sebanyak 83% Produk=rating x bobot faktor
responden mengalami stress dalam
5. Menghitung Weighted Workload Studi Pendahuluan
(WWL) Studi Pendahuluan merupakan upaya
WWL = ∑ 𝑷𝒓𝒐𝒅𝒖𝒌 yang dilakukan oleh penulis untuk
6. Menghitung skor beban mental menemukan hal-hal yang berhubungan
∑(𝒃𝒐𝒃𝒐𝒕 𝒙 𝒓𝒂𝒕𝒊𝒏𝒈) dengan topik yang akan dibahas.
𝒔𝒌𝒐𝒓 =
𝟏𝟓 Dalam penelitian ini, studi
7. Interpretasi hasil nilai skor pendahuluan dilakukan dalam dua
tahap, yaitu studi lapangan dan
ANOVA observasi internet.
Analisis varians (analysis of variance, Menentukan rumusan masalah,
ANOVA) adalah suatu metode analisis tujuan penelitian, batasan masalah
statistika yang termasuk ke dalam cabang dan asumsi yang digunakan
statistika inferensi (Supranto, 2000). Studi Literatur
Analisis varians pertama kali Studi literatur dilakukan untuk
diperkenalkan oleh Sir Ronald Fisher, mengetahui secara mendalam yang
bapak statistika modern. Dalam praktik, perlu dilakukan dalam suatu penelitian
analisis varians dapat merupakan uji yang akan dilakukan.
hipotesis (lebih sering dipakai) maupun Hipotesis dan Model Konseptual
pendugaan (estimation, khususnya di Pada tahap ini, yang dilakukan ialah
bidang genetika terapan). Secara umum, membuat model konseptual yang
analisis varians menguji dua varians (atau nantinya akan dipakai untuk
ragam) berdasarkan hipotesis nol bahwa menganalisis hasil pengolahan data.
kedua varians itu sama. Varians pertama Setelah membuat model konseptual,
adalah varians antar contoh (among tahap berikutnya ialah membuat
samples) dan varians kedua adalah hipotesis yang nantinya akan dipakai
varians di dalam masing-masing contoh dalam pengolahan data.
(within samples). Dengan ide semacam Pengumpulan Data
ini, analisis varians dengan dua contoh Pengumpulan data untuk penelitian ini
akan memberikan hasil yang sama dilakukan dengan dua tahapan yaitu
dengan uji-t untuk dua rerata (mean). pembuatan kuesioner dan
Supaya sahih (valid) dalam menafsirkan penyebarannya. Adapun kriteria untuk
hasilnya, analisis varians menguntungkan objek penelitian ini adalah
diri pada empat asumsi yang harus mahasiswa/i angkatan 2014 dan
dipenuhi dalam perancangan percobaan: angkatan 2015. Angkatan 2014 dan
1. Data berdistibusi normal, karena angkatan 2015 dipilih karena kedua
pengujiannya menggunaka uji F- angkatan ini adalah angkatan aktif
Snedecor. yang pernah dan sedang menjalani
2. Varians atau ragamnya homogen praktikum dan tugas besar. Jumlah
dikenal sebagai homoskedasitas, objek pada penelitian ini adalah 50
karena digunakan satu penduga. mahasiswa, dengan ketentuan
3. Masing-masing contoh saling bebas pengambilan sampel secara acak
yang harus di atur dengan perencaan (random sampling).
percobaan yang tepat. Pengolahan Data
4. Komponen dalam modelnya bersifat Setelah data berhasil dikumpulkan,
aditif. tahap selanjutnya ialah pengolahan
data. Langkah-langkah dalam
3. Metodologi pengolahan data adalah:
Metodologi yang dilakukan pada Uji Asumsi ANOVA
penelitian ini dapat dijelaskan sebagai Pairwise Comparison
berikut Event Scoring
Penentuan skala NASA-TLX uji asumsi ANOVA dapat dilihat pada
paling dominan tabel 1.
Analisis Variansi (ANOVA)
Analisa Data Tabel 1. Hasil Uji Asumsi ANOVA
Analisis dibuat berdasarkan model No Uji Asumsi ANOVA Hasil
konseptual yang telah dibuat 1 Uji Normalitas Lulus Uji
sebelumnya. Analisis dilakukan dalam 2 Uji Linieritas Lulus Uji
tiga bagian, yaitu analisis rata-rata 3 Uji Homogenitas Lulus Uji
skor beban mental, analisis skala
NASA-TLX yang paling dominan Penentuan Skor Rata-rata Beban
dirasakan oleh objek penelitian dan Mental
terakhir, analisis hasil uji hipotesis Berdasarkan hasil pengumpulan data,
untuk semua variabel independen pada maka skor rata-rata beban mental
penelitian ini. Analisis skor rata-rata dengan menggunakan metode NASA-
beban mental dilakukan dengan TLX dapat dilihat pada tabel 2.
menggolongkan skor beban mental
tersebut ke dalam klasifikasi skor Tabel 2. Skor Rata-rata Beban Mental
NASA-TLX yang sudah ditentukan Jumlah Jumlah Skor
dan menganalisis besaran skor rata- Responden Skor Rata-rata
rata. Analisis akan dimulai dengan 50 4002 80,04
membuat diagram ishikawa (fishbone
diagram), lalu menganalisis tiap Berdasarkan tabel 2 di atas, maka
faktor-faktor yang ada Untuk analisis dapat diketahui bahwa skor rata-rata
skala NASA-TLX yang paling beban mental di kalangan mahasiswa
dominan dirasakan oleh objek Departemen Teknik Industri Undip
penelitian, analisis dilakukan ialah sebesar 80,04. Menurut
bersamaan dengan analisis skor rata- klasifikasi Hart dan Staveland (1988),
rata beban mental. Terakhir, analisis skor tersebut tergolong tinggi dan
uji hipotesis dilakukan dengan pekerjaan yang dilakukan tergolong
menganalisis tiap faktor eksternal berat. Berdasarkan wawancara yang
(baik faktor eksternal dari skala dilakukan dengan objek penelitian saat
NASA-TLX paling dominan hingga pengumpulan data, didapat alasan-
faktor-faktor eksternal yang dpilih alasan yang paling umum dikeluhkan
secara acak) satu-persatu. atau diutarakan terkait tingginya skor
Kesimpulan dan saran beban mental tersebut. Hasil
Tahapan paling akhir dalam penelitian wawancara tersebut dapat dilihat pada
ini ialah dengan membuat kesimpulan gambar 1.
hasil penelitian dan saran perbaikan
untuk penelitian selanjutnya. Poin-
poin kesimpulan dibuat untuk
menjawab tujuan yang sudah dibuat di
awal penelitian.