Anda di halaman 1dari 9

PENGUKURAN BEBAN MENTAL DI KALANGAN MAHASISWA

MENGGUNAKAN METODE NASA-TLX (STUDI KASUS: MAHASISWA


DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI UNDIP)
Try Nofri*), Heru Prastawa, Novie Susanto

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro,


Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia 50275
(E-mail: try.nofri@gmail.com)

Abstrak

Tingginya persaingan di zaman globalisasi menuntut perbaikan dan pembenahan lebih dari semua
insan akademis di Indonesia, tak terkecuali mahasiswa. Hal ini membuat mahasiswa berlomba-lomba
dalam menjalani perkuliahan yang saat ini mereka jalani dan berpotensi menimbulkan beban studi
mental yang bisa berdampak ke banyak hal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat beban
mental di kalangan mahasiswa Departemen Teknik Industri Undip semester 3 dan 5 menggunakan
metode NASA-TLX, dengan responden sebanyak 50 mahasiswa. Selain itu, penelitian ini berusaha
mencari tahu skala NASA-TLX yang dominan dirasakan oleh mahasiswa dan berusaha membuktikan,
apakah faktor-faktor eksternal seperti IP Semester sebelumnya, jam belajar per hari, jalur masuk
kuliah dan kegiatan di waktu senggang berpengaruh terhadap skor beban mental atau tidak. Hasil
pengukuran beban studi mental menunjukkan bahwa skor rata-rata beban studi mental sebesar 80,04
(agak berat). Untuk skala yang dominan dirasakan, skala tersebut ialah skala Temporal Demand.
Analisis Variansi (ANOVA) untuk faktor-faktor eksternal menunjukkan bahwa faktor-faktor tersebut
tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap skor beban mental yang ada.

Kata kunci: Metode NASA-TLX, ANOVA, Faktor Eksternal, Mahasiswa

Abstract

Student Mental Workload Measurement with NASA-TLX Method (Case Study: Industrial
Engineering Department Student of Diponegoro University). High competition in the era of
globalization requires repair and improvement over all of the academic community in Indonesia, not
least the students. This makes the students compete in their studies and potentially cause mental
studyload which could have implications for many things. This study aims to determine the level of
mental studyload among the students of the Department of Industrial Engineering Undip semesters 3
and 5 using the NASA-TLX, with respondents as many as 50 students. In addition, this study tried to
find out the NASA-TLX’s dominant scale perceived by students and trying to prove, whether external
factors such as previous semester grade point, study hours per day, entrance selection exam and free-
time activities affect the score of mental load or not. The results of the mental studyload measurement
shows that the average score of mental study load of 80.04 (ponderable). For the dominant scale, the
scale is Temporal Demand. Analysis of Variance (ANOVA) for external factors indicate that these
factors do not have a significant influence on the existing score of the mental studyload..

Keywords: NASA-TLX method, ANOVA, External Factors, Students

1. Latar Belakang
Pada dasarnya, aktifitas manusia dapat aktifitas mental. Aktifitas fisik dan mental
digolongkan menjadi kerja fisik (otot) dan ini tentu saja akan menimbulkan
dan kerja mental (otak). Meskpun tidak konsekuensi, yaitu munculnya beban kerja.
dapat dipisahkan, namun masih dapat Beban kerja juga dapat dibedakan menjadi
dibedakan antara pekerjaan yang didominasi dua, yaitu beban kerja fisik dan beban kerja
fisik dengan pekerjaan yang didominasi mental.
Beban Kerja Mental didefinisikan oleh menjalani kegiatan perkuliahan saat ini.
Henry R. Jex (dalam Hart dan Staveland, Melalui studi pendahuluan yang sudah
1988) sebagai selisih antara tuntutan beban dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan
kerja dari suatu tugas dengan kapasitas bahwa jumlah beban akademik yang harus
maksimum beban mental seseorang dalam ditanggung berbanding lurus dengan beban
kondisi termotivasi. Pendapat serupa juga mental yang harus dihadapi.
dikemukakan menurut Tarwaka dan Berdasarkan fakta inilah maka perlu
Sudiajeng (2004), dimana performansi atau dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
kemampuan kerja seorang pekerja mengetahui tingkat beban mental di
tergantung pada perbandingan antara kalangan mahasiswa Departemen Teknik
besarnya tuntutan kerja dengan besarnya Industri Universitas Diponegoro. Selain
kemampuan pekerja tersebut, apabila mencari tahu tingkat beban mental di
tuntutan tugas lebih besar dari kemampuan kalangan mahasiswa Departemen Teknik
atau kapasitas pekerja, maka dapat Industri Undip, penelitian ini juga mencari
menyebabkan overstress, kelelahan, tahu dan menganalisis permasalahan yang
kecelakaan kerja, cidera, rasa sakit, dominan dirasakan. Juga dalam penelitian
penyakit, dan lain-lain. Dan apabila tuntutan ini, akan mencari tahu apakah faktor-faktor
tugas lebih rendah dari kemampuan pekerja, eksternal seperti IP semester sebelumnya,
maka dapat menyebabkan understress, jumlah jam belajar per hari, jalur masuk
kebosanan, kejenuhan, dan lain-lain. seseorang untuk bisa menjadi mahasiswa
Perbandingan inilah yang kemudian dikenal Departemen Teknik Industri Undip hingga
sebagai Beban Kerja Mental. Pengukuran kegiatan di waktu senggang mempengaruhi
beban mental sudah lama dikenal di dunia tingkat beban mental yang dialami oleh
ergonomi, terkhusus ergonomi kognitif. seseorang atau tidak. Dalam penelitian ini,
Sejak kemunculan metode NASA-TLX pada penulis memilih untuk menggunakan
tahun 1980an, beban kerja mental menjadi metode NASA-TLX.
salah satu faktor yang diperhitungkan dalam
berbagai aspek yang berhubungan dengan 2. Tinjauan Pustaka
produktifitas dan pekerja itu sendiri.  Metode NASA-TLX
Departemen Teknik Industri sebagai Metode NASA-TLX dikembangkan
salah satu departemen pada Fakultas Teknik oleh Sandra G. Hart dari NASA Ames
Universitas Diponegoro juga terus berusaha Research Center dan Lowell E. Staveland
melakukan pembenahan yang tidak hanya dari Universitas Negeri San Jose pada
bertujuan untuk meningkatkan kualitas tahun 1981 (Hancock dan Meshkati,
lulusannya, tetapi juga bertujuan untuk 1988). Metode ini berupa kuesioner
berusaha menyesuaikan perkembangan dikembangkan berdasarkan munculnya
zaman dan kebutuhan industri manufaktur kebutuhan pengukuran subyektif yang
yang terus berkembang pesat. Studi lebih mudah namun lebih sensitif pada
pendahuluan yang dilakukan oleh penulis pengukuran beban kerja. Hancock dan
menghasilkan beberapa fakta berikut ini: Meshkati (1988) menjelaskan langkah-
73% responden mengalami kesulitan langkah dalam pengukuran beban kerja
mengatur waktu antara kegiatan akademik mental dengan menggunakan metode
dengan kegiatan di luar akademik. Sebanyak NASA-TLX, yaitu:
69% responden pernah bolos kuliah demi 1. Penjelasan indikator beban mental
mengejar deadline laporan praktikum yang akan diukur
ataupun tugas besar. Sebanyak 63% 2. Pembobotan
responden mengalami gangguan kesehatan 3. Pemberian Rating
sehingga aktifitas mereka sehari-hari 4. Menghitung produk
terganggu. Dan bahkan sebanyak 83% Produk=rating x bobot faktor
responden mengalami stress dalam
5. Menghitung Weighted Workload  Studi Pendahuluan
(WWL) Studi Pendahuluan merupakan upaya
WWL = ∑ 𝑷𝒓𝒐𝒅𝒖𝒌 yang dilakukan oleh penulis untuk
6. Menghitung skor beban mental menemukan hal-hal yang berhubungan
∑(𝒃𝒐𝒃𝒐𝒕 𝒙 𝒓𝒂𝒕𝒊𝒏𝒈) dengan topik yang akan dibahas.
𝒔𝒌𝒐𝒓 =
𝟏𝟓 Dalam penelitian ini, studi
7. Interpretasi hasil nilai skor pendahuluan dilakukan dalam dua
tahap, yaitu studi lapangan dan
 ANOVA observasi internet.
Analisis varians (analysis of variance,  Menentukan rumusan masalah,
ANOVA) adalah suatu metode analisis tujuan penelitian, batasan masalah
statistika yang termasuk ke dalam cabang dan asumsi yang digunakan
statistika inferensi (Supranto, 2000).  Studi Literatur
Analisis varians pertama kali Studi literatur dilakukan untuk
diperkenalkan oleh Sir Ronald Fisher, mengetahui secara mendalam yang
bapak statistika modern. Dalam praktik, perlu dilakukan dalam suatu penelitian
analisis varians dapat merupakan uji yang akan dilakukan.
hipotesis (lebih sering dipakai) maupun  Hipotesis dan Model Konseptual
pendugaan (estimation, khususnya di Pada tahap ini, yang dilakukan ialah
bidang genetika terapan). Secara umum, membuat model konseptual yang
analisis varians menguji dua varians (atau nantinya akan dipakai untuk
ragam) berdasarkan hipotesis nol bahwa menganalisis hasil pengolahan data.
kedua varians itu sama. Varians pertama Setelah membuat model konseptual,
adalah varians antar contoh (among tahap berikutnya ialah membuat
samples) dan varians kedua adalah hipotesis yang nantinya akan dipakai
varians di dalam masing-masing contoh dalam pengolahan data.
(within samples). Dengan ide semacam  Pengumpulan Data
ini, analisis varians dengan dua contoh Pengumpulan data untuk penelitian ini
akan memberikan hasil yang sama dilakukan dengan dua tahapan yaitu
dengan uji-t untuk dua rerata (mean). pembuatan kuesioner dan
Supaya sahih (valid) dalam menafsirkan penyebarannya. Adapun kriteria untuk
hasilnya, analisis varians menguntungkan objek penelitian ini adalah
diri pada empat asumsi yang harus mahasiswa/i angkatan 2014 dan
dipenuhi dalam perancangan percobaan: angkatan 2015. Angkatan 2014 dan
1. Data berdistibusi normal, karena angkatan 2015 dipilih karena kedua
pengujiannya menggunaka uji F- angkatan ini adalah angkatan aktif
Snedecor. yang pernah dan sedang menjalani
2. Varians atau ragamnya homogen praktikum dan tugas besar. Jumlah
dikenal sebagai homoskedasitas, objek pada penelitian ini adalah 50
karena digunakan satu penduga. mahasiswa, dengan ketentuan
3. Masing-masing contoh saling bebas pengambilan sampel secara acak
yang harus di atur dengan perencaan (random sampling).
percobaan yang tepat.  Pengolahan Data
4. Komponen dalam modelnya bersifat Setelah data berhasil dikumpulkan,
aditif. tahap selanjutnya ialah pengolahan
data. Langkah-langkah dalam
3. Metodologi pengolahan data adalah:
Metodologi yang dilakukan pada  Uji Asumsi ANOVA
penelitian ini dapat dijelaskan sebagai  Pairwise Comparison
berikut  Event Scoring
 Penentuan skala NASA-TLX uji asumsi ANOVA dapat dilihat pada
paling dominan tabel 1.
 Analisis Variansi (ANOVA)
 Analisa Data Tabel 1. Hasil Uji Asumsi ANOVA
Analisis dibuat berdasarkan model No Uji Asumsi ANOVA Hasil
konseptual yang telah dibuat 1 Uji Normalitas Lulus Uji
sebelumnya. Analisis dilakukan dalam 2 Uji Linieritas Lulus Uji
tiga bagian, yaitu analisis rata-rata 3 Uji Homogenitas Lulus Uji
skor beban mental, analisis skala
NASA-TLX yang paling dominan  Penentuan Skor Rata-rata Beban
dirasakan oleh objek penelitian dan Mental
terakhir, analisis hasil uji hipotesis Berdasarkan hasil pengumpulan data,
untuk semua variabel independen pada maka skor rata-rata beban mental
penelitian ini. Analisis skor rata-rata dengan menggunakan metode NASA-
beban mental dilakukan dengan TLX dapat dilihat pada tabel 2.
menggolongkan skor beban mental
tersebut ke dalam klasifikasi skor Tabel 2. Skor Rata-rata Beban Mental
NASA-TLX yang sudah ditentukan Jumlah Jumlah Skor
dan menganalisis besaran skor rata- Responden Skor Rata-rata
rata. Analisis akan dimulai dengan 50 4002 80,04
membuat diagram ishikawa (fishbone
diagram), lalu menganalisis tiap Berdasarkan tabel 2 di atas, maka
faktor-faktor yang ada Untuk analisis dapat diketahui bahwa skor rata-rata
skala NASA-TLX yang paling beban mental di kalangan mahasiswa
dominan dirasakan oleh objek Departemen Teknik Industri Undip
penelitian, analisis dilakukan ialah sebesar 80,04. Menurut
bersamaan dengan analisis skor rata- klasifikasi Hart dan Staveland (1988),
rata beban mental. Terakhir, analisis skor tersebut tergolong tinggi dan
uji hipotesis dilakukan dengan pekerjaan yang dilakukan tergolong
menganalisis tiap faktor eksternal berat. Berdasarkan wawancara yang
(baik faktor eksternal dari skala dilakukan dengan objek penelitian saat
NASA-TLX paling dominan hingga pengumpulan data, didapat alasan-
faktor-faktor eksternal yang dpilih alasan yang paling umum dikeluhkan
secara acak) satu-persatu. atau diutarakan terkait tingginya skor
 Kesimpulan dan saran beban mental tersebut. Hasil
Tahapan paling akhir dalam penelitian wawancara tersebut dapat dilihat pada
ini ialah dengan membuat kesimpulan gambar 1.
hasil penelitian dan saran perbaikan
untuk penelitian selanjutnya. Poin-
poin kesimpulan dibuat untuk
menjawab tujuan yang sudah dibuat di
awal penelitian.

4. Hasil dan Pembahasan


 Uji Asumsi ANOVA
Sebelum dilakukan pengolahan data,
maka perlu dilakukan uji asumsi
ANOVA untuk mengetahui apakah
data hasil pengumpulan data dapat
dilakukan ANOVA atau tidak. Hasil
Gambar 1. Fishbone Diagram Faktor Penyebab Tingginya Skor Beban Mental
 Penentuan Skala NASA-TLX paling jumlah terbanyak ialah skala Temporal
dominan Demand dan skala dengan jumlah
Perhitungan jumlah tiap skala paling sedikit ialah skala Physical
dimaksudkan untuk mengetahui skala Demand.
NASA-TLX mana yang dominan
dirasakan oleh mahasiswa Teknik  ANOVA Faktor-faktor Eksternal
Industri Undip. Rincian jumlah dari Langkah selanjutnya ialah melakukan
masing-masing skala dapat dilihat analisis variansi (ANOVA) untuk
pada tabel 3. faktor-faktor eksternal seperti berikut
ini:
Tabel 3. Perhitungan Jumlah Tiap Skala 1. ANOVA IP Semester sebelumnya
No Jenis Skala Jumlah Peringkat Skala Hasil pengumpulan data untuk
1 Mental Demand 110 4 faktor IP Semester Sebelumnya
2 Physical Demand 93 6 dibagi menjadi 3 grup, yaitu grup
satu untuk IP antara 2,75 hingga
3 Temporal Demand 160 1
3,00; grup dua untuk IP antara 3,01
4 Effort 150 2 hingga 3,50; dan grup tiga untuk IP
5 Performance 141 3 lebih dari 3,50. Tabel 4. di bawah
6 Frustation Level 96 5 ini berisi hasil ANOVA untuk
faktor IP Semester sebelumnya:
Dari tabel 3 di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa skala dengan
Tabel 4. Hasil ANOVA IP Semester Sebelumnya
Faktor Grup Rentang Skor Rata-rata Skor Sig. Daerah Keputusan Kesimpulan
Eksternal Beban Mental Beban Mental hitung Kritis
2,75 – 3,00 66,00 – 89,33 83,65 Tidak ada
IP Semester Jangan
3,01 – 3,50 44,00 – 92,00 76,85 0,374 Sig. < 0,05 pengaruh
sebelumnya Tolak H0
> 3,50 55,33 – 90,67 76,30 signifikan

yang signifikan terhadap tingkat


Dari tabel 4 di atas dapat dilihat beban mental mahasiswa tersebut di
bahwa bahwa untuk faktor IP semester saat ini.
Semester sebelumnya, nilai
signifikansi hasil running dengan 2. ANOVA Jam belajar per hari
menggunakan software SPSS Hasil pengumpulan data untuk
sebesar 0,374. Dengan batas daerah faktor jam belajar per hari dibagi
kritis 0,05; maka dapat ditarik menjadi 3 grup, yaitu grup satu
kesimpulan faktor IP Semester untuk jam belajar di bawah satu
sebelumnya tidak memberi jam per hari, grup dua untuk jam
pengaruh signifikan terhadap skor belajar satu hingga dua jam per hari
beban mental. Hal ini dan dan grup tiga untuk jam belajar
membuktikan, bahwa besaran lebih dari dua jam per hari. Tabel 5.
Indeks Prestasi yang diraih oleh di bawah ini berisi hasil ANOVA
seorang mahasiswa di semester untuk faktor IP Semester
sebelumnya, baik rendah maupun sebelumnya:
tinggi, tidak memberi pengaruh
Tabel 5. Hasil ANOVA Jam Belajar per Hari
Faktor Grup Rentang Skor Rata-rata Skor Sig. Daerah Keputusan Kesimpulan
Eksternal Beban Mental Beban Mental hitung Kritis
Jam < 1 jam 67,00 – 91,33 82,60 Tidak ada
Jangan
belajar per 1 – 2 jam 44,00 – 94,67 77,85 0,970 Sig. < 0,05 pengaruh
Tolak H0
hari > 2 jam 61,33 – 90,67 76,65 signifikan

pengaruh yang signifikan terhadap


Dari tabel 5 di atas dapat dilihat tingkat beban mental mahasiswa
bahwa untuk faktor jam belajar per tersebut di semester saat ini.
hari, nilai signifikansi hasil running
dengan menggunakan software 3. ANOVA Jalur masuk kuliah
SPSS sebesar 0,970. Dengan batas Hasil pengumpulan data untuk
daerah kritis 0,05; maka dapat faktor jalur masuk kuliah dibagi
ditarik kesimpulan faktor jam menjadi 3 grup, yaitu grup satu
belajar per hari tidak memberi untuk jalur masuk melalui
pengaruh signifikan terhadap skor SNMPTN, grup dua untuk jalur
beban mental. Hal ini masuk melalui SBMPTN dan grup
membuktikan, bahwa jam belajar tiga untuk jalur masuk melalui UM.
yang dimiliki oleh seorang Tabel 6. di bawah ini berisi hasil
mahasiswa per hari nya, baik jam ANOVA untuk faktor IP Semester
belajar kurang dari satu jam per sebelumnya:
hari hingga jam belajar lebih dari
dua jam per hari tidak memberi
Tabel 6. Hasil ANOVA Jalur Masuk Kuliah
Faktor Grup Rentang Skor Rata-rata Skor Sig. Daerah Keputusan Kesimpulan
Eksternal Beban Mental Beban Mental hitung Kritis
Jalur SNMPTN 48,67 – 94,00 78,40 Tidak ada
Jangan
masuk SBMPTN 44,00 – 91,33 76,50 0,486 Sig. < 0,05 pengaruh
Tolak H0
kuliah UM 66,00 – 94,67 84,95 signifikan

mahasiswa tersebut di semester saat


Dari tabel 6 di atas dapat dilihat ini.
bahwa untuk faktor jalur masuk
kuliah, nilai signifikansi hasil 4. ANOVA Kegiatan di waktu
running dengan menggunakan senggang
software SPSS sebesar 0,486. Hasil pengumpulan data untuk
Dengan batas daerah kritis 0,05; faktor kegiatan di waktu senggang
maka dapat ditarik kesimpulan dibagi menjadi 2 grup, yaitu grup
faktor jalur masuk kuliah tidak satu untuk kegiatan yang berkaitan
memberi pengaruh signifikan dengan akademis dan grup dua
terhadap skor beban mental. Hal ini untuk kegiatan yang berkaitan
membuktikan, bahwa jalur masuk dengan non akademis. Tabel 7. di
yang digunakan oleh seseorang bawah ini berisi hasil ANOVA
untuk menjadi mahasiswa untuk faktor IP Semester
Departemen Teknik Industri Undip, sebelumnya:
baik SNMPTN hingga UM, tidak
memberi pengaruh yang signifikan
terhadap tingkat beban mental
Tabel 7. Hasil ANOVA Kegiatan di Waktu Senggang
Faktor Rentang Skor Rata-rata Skor Sig. Daerah Keputusan Kesimpulan
Grup
Eksternal Beban Mental Beban Mental hitung Kritis
Kegiatan
58,67 – 94,00 85,15
Kegiatan akademis Tidak ada
Jangan
di waktu Kegiatan 0,389 Sig. < 0,05 pengaruh
Tolak H0
senggang non 44,00 – 94,67 81,50 signifikan
akademis

Dari tabel 7 di atas dapat dilihat beban mental mahasiswa tersebut di


bahwa untuk faktor kegiatan di semester saat ini.
waktu senggang, nilai signifikansi
hasil running dengan menggunakan 5. ANOVA Faktor Eksternal dari
software SPSS sebesar 0,389. Skala Beban Mental yang Dominan
Dengan batas daerah kritis 0,05; Hasil pengumpulan data untuk faktor
maka dapat ditarik kesimpulan eksternal penyebab tingginya skor
faktor kegiatan di waktu senggang beban mental dari skala Temporal
tidak memberi pengaruh signifikan Demand dibagi menjadi 3 grup, yaitu
terhadap skor beban mental. Hal ini grup satu untuk faktor kebiasaan
membuktikan, bahwa apapun menunda pekerjaan, grup dua untuk
kegiatan yang dilakukan oleh faktor waktu pengerjaan yang singkat
seorang mahasiswa di waktu dan grup tiga untuk faktor praktikum
senggang, baik kegiatan yang yang waktunya bersamaan. Tabel 8. di
berhubungan hal-hal akademis bawah ini berisi hasil pengumpulan
maupun kegiatan yang tidak data untuk faktor eksternal penyebab
berhubungan dengan hal-hal tingginya skor beban mental dari skala
akademis, tidak memberi pengaruh Temporal Demand yang sudah dibagi
yang signifikan terhadap tingkat ke dalam tiga grup dan skor beban
mental tiap responden:
Tabel 8. Hasil ANOVA Faktor dari Skala Dominan
Hasil Running SPSS Daerah Kritis Keputusan Kesimpulan
Sig. berada di Ada pengaruh
Sig. = 0,007 Sig. < 0,05
dalam daerah kritis signifikan

5. Kesimpulan dan Saran (1988), tingkat beban kerja mental di


Kesimpulan yang dapat diambil dari kalangan mahasiswa Departemen Teknik
penelitian yang telah dilakukan ialah Industri Undip tergolong tinggi. Selain
Tingkat beban kerja mental yang terjadi itu, skala yang dominan dialami oleh
di kalangan mahasiswa Departemen mahasiswa Departemen Teknik Industri
Teknik Industri Undip semester 3 dan 5 ialah skala Temporal Demand. Skala
sebesar 80,04. Skor tingkat beban kerja Temporal Demand merupakan skala yang
mental ini diperoleh melalui jumlah skor berkaitan tekanan yang dirasakan selama
beban mental tiap responden kemudian waktu pengerjaaan suatu tugas atau
dibagi jumlah objek penelitian sebanyak pekerjaan. Tingginya skala temporal
50. Dalam klasifikasi tingkat beban demand ini disebabkan oleh tiga hal,
mental menurut Hart dan Staveland yaitu waktu pengerjaan laporan dan tugas
yang singkat, adanya praktikum dengan kriteria lain, seperti mahasiswa peserta
waktu pelaksanaan yang bersamaan dan kuliah tugas akhir.
kebiasaan menunda pekerjaan yang 2. Kegiatan untuk pengukuran tingkat beban
dimiliki oleh responden. Untuk faktor- mental dapat dilakukan dalam hal-hal
faktor eksternal seperti IP Semester yang lebih spesifik, seperti tingkat beban
Sebelumnya, Jam Belajar per Hari, Jalur mental di tiap modul praktikum untuk
Masuk Kuliah dan Kegiatan di Waktu praktikan Teori Probabilitas.
Senggang terbukti tidak memiliki 3. Dengan metode yang sama, faktor-faktor
pengaruh yang signifikan terhadap skor eksternal lainnya yang belum diuji dapat
beban mental hasil pengukuran yang ada. dimasukkan sebagai bahan pertimbangan
Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan untuk faktor-faktor yang mempengaruhi
bahwa skor beban mental yang ada skor beban mental.
tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor-
faktor eksternal lainnya, yang belum Daftar Pustaka
dilakukan pengujian secara statistik. Dan Hancock, P.A. and Meshkati, N. (1988).
terakhir, faktor-faktor eksternal dari skala Human Mental Workload. North
beban mental yang dominan dialami oleh Holland: Elsevier Science Publisher
responden penelitian ini, seperti Hart, S.G. and Staveland, L.E. (1988).
kebiasaan menunda pekerjaan, waktu Development of NASA-TLX (Task
pengerjaan laporan praktikum dan tugas Load Index) result of empirical and
perkuliahan yang singkat serta praktikum theoretical research. Amsterdam:
yang waktunya bersamaan memiliki Elsevier Science Publisher
pengaruh yang signifikan terhadap skor Supranto, J. (2000). Statistik : Teori dan
beban mental hasil pengukuran yang ada. Aplikasi Jilid I. Jakarta: Penerbit
Sedangkan saran yang dapat diberikan Erlangga
untuk penelitian selanjutnya terkait Tarwaka and Sudiajeng, L. (2004).
pengukuran beban kerja mental di kalangan Ergonomi untuk Keselamatan dan
mahasiswa ialah: Kesehatan Kerja. Surakarta: Uniba
1. Penelitian untuk tingkat beban mental Press
dapat dilakukan untuk objek dengan

Anda mungkin juga menyukai