Anda di halaman 1dari 3

NAMA : AJENG GRANDIS PUSPITA

NIM : 101711535036
TUGAS RESUME DAN PENGUKURAN KEBISINGAN
IMPLEMENTASI K3 TM 2

PENGUKURAN BISING

Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
Per.13/MEN/X/2011, Bab 1, Pasal 1 nomor 19 Kebisingan adalah semua suara yang tidak
dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan/atau alat-alat kerja yang pada
tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran. Menurut para ahli, kebisingan
merupakan suara yang tidak dikehendaki, suara yang tidak mempunyai kualitas music, dan suara
yang mengganggu.
Jenis kebisingan ada 3, antara lain :
1. Steady State Noise : kebisingan dimana fluktuasi intensitas ≤ 6 dB. Contoh : suara
kompresor, kipas angin, dapur pijar, mesin gergaji sirkuler, katup gas
2. Impact / Impuls Noise : kebisingan dimana waktu yang diperlukan untuk mencapai
(peak intensity) ≤ 35 milidetik & waktu yang di perlukan untuk penurunan intensitas
sampai 20 dB di bawah puncak ≤ 500 milidetik.
Bila impuls terjadi berulang dengan interval waktu ≤ 0,5 detik atau bila jumlah
impuls per detik > 10  Continuous Noise / Kebisingan Kontinyu
3. Intermitten / Interrupted Noise adalah : Kebisingan dimana suara mengeras kemudian
melemah secara perlahan – lahan.
Contoh : bising lalu lintas, pesawat udara tinggal landas
Alat ukur untuk mengukur intensitas suara / bising yaitu Sound Level Meter (SLM).
Bagian SLM terdiri dari mikrofon, meter dengan jarum skala (dB), selector kisaran intensitas
bunyi (dB), selector operasional SLM (on, off, bat, cal, skala, A.B.C), selector untuk memilih
respon : fast, slow, implus dan adjuster. Peralatan lainnya yaitu wind screen, octave band filter
dan graphic recorder.
Weighting Net Works berfungsi untuk mengubah signal yang terukur sesuai cara serupa
seperti mekanisme pendengaran manusia. Weighting Net Works terbagi menjadi 3, yaitu :
1. Weighting Net Work A adalah respon manusia untuk tingkat suara yang rendah
(Human response for low levels), pengukuran terhadap operatornya
2. Weighting Net Work B adalah respon manusia untuk tingkat suara yang sedang
(Human response for moderate sound level )
3. Weighting Net Work C adalah respon manusia untuk tingkat suara yang tinggi
( Human response for high sound levels ), pengukuran bising disumbernya.
Cara pengukuran kebisingan menggunakan alat sound level meter, sebagai berikut :
1. Memeriksa batere
2. Menentukan weighting network yang sesuai
3. Sebelum dilakukan pengukuran SLM dikalibrasi dengan kalibrator
4. Bila mungkin SLM diletakkan pada tripod dimana operator ≥ 0,5 m
5. Pengukuran diluar gedung harus dilakukan pada ketinggian 1,2 – 1,5 meter diatas
tanah dan bila mungkin ≥ 3,5 meter dari semua permukaan yang memantulkan. Tetapi
bila kecepatan angin > 20 km/jam sebaiknya tidak dilakukan pengukuran bising.
6. Precision sound level meter dapat dilengkapi dengan impulse network untuk
mengukur suara yang tingkat tekanannya meningkat secara tajam (rise sharply) dalam
interval waktu yang sangat pendek (< 35 mili detik)
7. Pada saat melakukan pengukuran sound level meter dipegang pada jarak sepanjang
ukuran lengan (arms length) atau menggunakan remote microphone
8. Bila pengukuran dilakukan disuatu daerah bebas (free field), mikrofon (free field
microphone) diarahkan langsung ke sumber bunyi.
9. Kesalahan pengukuran terjadi bila operator mengukur terlalu dekat atau terlalu jauh
dengan sumber bising
10. Memilih meter respon yang tepat yaitu “fast” atau “slow”
Efek bising bagi manusia yaitu :
1. Indera Pendengaran (Auditory Effect)
a. Trauma akustik
b. Tuli sementara (temporary threshold shift/TTS)
c. Tuli permanen (permanent threshold shift/PTS)
2. Bukan Indera Pendengaran (Non Auditory Effect)
a. Gangguan komunikasi
b. Gangguan tidur (sleep interference)
c. Gangguan pelaksanaan tugas (task interference)
d. Perasaan tidak senang / mudah marah (annoyance)
e. Gangguan faal tubuh
Upaya pengendalian terhadap efek negative bising :
1. Secara Teknik
a. Sumber bunyi
b. Barier (penyekat)
c. Peredam suara
2. Secara Administratif (administrative control)
a. Rotasi pekerjaan (job rotation)
b. Pengadaan ruang kontrol (control room)
c. Penyelenggaraan pelatihan dan pendidikan
d. Pemantauan lingkungan kerja
e. Pemeriksaan kesehatan
3. Alat Pelindung Telinga (ear protector)
PENGUKURAN KEBISINGAN DI AREA RUMAH

Analisis Intermitten Noise


Tanggal pengukuran : 18 September 2020
Lokasi : Kelurahan Gombengsari – Banyuwangi
Letak rumah diseberang jalan utama yang sering dilalui oleh kendaraan.
Pengukuran dilakukan selama 25 menit dengan interval waktu 15 detik.
MEASURED
10Li/10 fi.10Li/10
Li FREQUENCY fi
(x 108) (x 108)
(dBA)
86 X 0,01 3,98 0,040
85 X 0,01 3,16 0,032
84 XX 0,02 2,51 0,050
83 XXX 0,03 2,00 0,060
82 XXXX 0,04 1,58 0,063
81 XXXXXX 0,06 1,26 0,076
80 XXXXXX 0,06 1,00 0,060
79 XXXXXXXXXX 0,10 0,79 0,079
78 XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX 0,21 0,63 0,132
77 XXXXXXXXXXXX 0,12 0,50 0,060
76 XXXXXXXX 0,08 0,40 0,032
75 XXXXXX 0,06 0,32 0,019
74 XXXX 0,04 0,25 0,010
73 XXX 0,03 0,20 0,006
72 XX 0,02 0,16 0,003
71 XX 0,02 0,13 0,003
70 XXX 0,03 0,1 0,003
69 XXX 0,03 0,079 0,002
68 XX 0,02 0,063 0,001
67 X 0,01 0,050 0,005
n
∑ fi 10 Li/10 ) = 0,736 x 108
i=1

Leq = 10 log 0,736 x 108


= 10 log 0,736 + 80
= -1,331 + 80
= 78,7 dBA

Menurut Peratuan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :


718/MEN.KES./PER/XI/1987 Tentang Kebisingan Yang Berhubungan Dengan Kesehatan, Zona
yang diperuntukkan bagi perumahan yaitu zona B dengan tingkat intensitas kebisingan 45 – 55
dB. Hasil perhitungan pengukuran kebisingan di area rumah sebesar 78,7 dB. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa tingkat kebisingan di area rumah melebihi standar kebisingan yang
diatur dalam peraturan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai