Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

ASPEK SOSIAL BUDAYA YANG MEMPENGARUHI


KESEHATAN DALAM MASYARAKAT

Ditujukan kepada :
1. ANDY AMIR, SKM., M.Kes
2. M.Ridwan,SKM.,M.PH.
3. ADELINA FITRI, S.K.M., M.Epid
4. Dr. Drs. ILHAM, M.Kes

DISUSUN OLEH :

Nama : Fajar Riski Maydani

NIM: (N1A117072)

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS JAMBI

2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini
dapat diselesaikan.
Makalah ini Kami susun sebagai tugas dari mata kuliah Promosi
Kesehatan dengan judul “ASPEK SOSIAL BUDAYA YANG
MEMPENGARUHI KESEHATAN DALAM MASYARAKAT”.
Terima kasih Saya sampaikan kepada Bapak M.Ridwan,SKM.,M.PH.
selaku dosen mata kuliah Promosi Kesehatan yang telah membimbing dan
memberikan kuliah demi lancarnya terselesaikan tugas makalah ini.

Demikianlah tugas ini Kami susun semoga bermanfaat dan dapat


memenuhi tugas mata kuliah Promosi Kesehatan dan Kami berharap semoga
makalah ini bermanfaat bagi diri Kami dan khususnya untuk pembaca. Tak
ada gading yang tak retak, begitulah adanya makalah ini. Dengan segala
kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang konstruktif dan membangun
sangat Kami harapkan dari para pembaca guna peningkatan pembuatan
makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.

Jambi, April 2018

Penyusun

2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................ 1

Daftar Isi .................................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................. 5


B. Rumusan Masalah ............................................................................. 5
C. Tujuan ............................................................................................... 6
D. Manfaat.............................................................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Promosi Kesehatan ........................................................................... 7


B. Faktor Prilaku Kesehatan .................................................................. 7

C.Sasaran dan Ruang Lingkup Promkes ................................................. 8

BAB III PEMBAHASAN

A. Masyarakat................................................................................. 11
B. Kebudayaan ............................................................................... 12
C. Perubahan Sosial Budaya .......................................................... 13
D. Aspek Sosial Budaya yang Mempengaruhi Kesehatan .............. 15
E. Aspek Sosial Budaya yang Mempengaruhi Perilaku Kesehatan dan
Status Kesehatan ....................................................................... 16
F. Sosial Budaya ............................................................................ 19

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................... 20
B. Saran .............................................................................................. 20

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 15

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Masalah kesehatan merupakan salah satu faktor yang berperan
penting dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Melalui pembangunan di bidang kesehatan diharapkan akan semakin
meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan
dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat secara memadai (Dinas
Kesehatan, 2007). Berhasilnya pembangunan kesehatan ditandai dengan
lingkungan yang kondusif, perilaku masyarakat yang proaktif untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah terjadinya
penyakit, pelayanan kesehatan yang berhasil dan berdaya guna tersebar
merata di seluruh wilayah Indonesia.Akan tetapi pada kenyataanya,
pembangunan kesehatan masih jauh dari yang diharapkan.
Permasalahan-permasalahan kesehatan masih banyak terjadi. Beberapa
diantaranya adalah: penyakit-penyakit seperti DBD, flu burung, dan
sebagainya yang semakin menyebar luas, kasus-kasus gizi buruk yang
semakin marak, prioritas kesehatan rendah, serta tingkat pencemaran
lingkungan yang semakin tinggi. sebenarnya individu yang menjadi faktor
penentu dalam menentukan status kesehatan. Dengan kata lain,
merubah pola hidup ataupun kebudayaan tentang kesehatan yang biasa
kita lakukan dan mengikuti perubahan zaman.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan Masyarakat ?

2. Apakah yang dimaksud dengan Budaya ?


3. Apakah yang dimaksud dengan perubahan social budaya ?
4. Apakah yang dimaksud dengan Budaya yang Mempengaruhi Kesehatan ?

4
5. Apakah yang dimaksud dengan Aspek Sosial Budaya yang Mempengaruhi
Perilaku Kesehatan dan Status Kesehatan ?
6. Apakah yang dimaksud dengan Aspek Budaya yang Mmempengaruhi
Perilaku Kesehatan dan Status Kesehatan ?
7. Apakah yang dimaksud dengan Perubahan Sosial Budaya ?

C. Tujuan
Tujuan dari pembuat makalah ini adalah selain untuk memenuhi
tugas kuliah juga agar kita mengetahui apa saja aspek aspek social
budaya yang mempengaruhi perilaku kesehatan masyarakat.
D. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa bisa mengetahui dan memahami bahwa Hubungan aspek
sosial budaya dalam Mempengaruhi Kesehatan Masyarakat.
2. Bagi Institusi
Menciptakan mahasiswa yang mampu melakukan promosi kesehatan
agar sesuai dengan tujuan dan sasaran yang dituju.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha
menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau
individu. Dengan harapan bahwa dengan adanya pesan tersebut, maka
masyarakat, kelompok atau individu dapat memperoleh pengetahuan tentang
kesehatan yang lebih baik. Pengetahuan tersebut pada akhirnya diharapkan
dapat berpengaruh terhadap perilaku. Dengan kata lain dengan adanya
promosi kesehatan tersebut diharapkan dapat membawa akibat terhadap
perubahan perilaku kesehatan dari sasaran.
Menurut Notoatmodjo (2005) yang mengutip pendapat Lawrence
Green (1984) merumuskan definisi sebagai berikut: “Promosi Kesehatan
adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang
terkait dengan ekonomi, politik dan organisasi, yang dirancang untuk
memudahkan perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi
kesehatan”.
Promosi kesehatan mempunyai pengertian sebagai upaya
pemberdayaan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi
kesehatan diri dan lingkungannya melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan
bersama masyarakat, agar dapat menolong dirinya sendiri, serta
mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial
budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan
kesehatan (Depkes, 2005).
B.Faktor Prilaku Kesehatan
Promosi kesehatan sebagai pendekatan terhadap faktor perilaku
kesehatan, maka kegiatannya tidak terlepas dari faktor-faktor yang
menentukan perilaku tersebut. Dengan perkataan lain, kegiatan promosi
kesehatan harus disesuaikan dengan determinan (faktor yang mempengaruhi

6
perilaku itu sendiri). Menurut Green (1980), perilaku ini ditentukan oleh 3
faktor utama, yakni :

a. Faktor predisposisi (predisposing factors)


Faktor predisposisi merupakan faktor yang dapat mempermudah atau
mempredisposisi timbulnya perilaku dalam diri seorang individu atau
masyarakat. Faktor-faktor yang dimasukkan ke dalam kelompok faktor
predisposisi diantaranya adalah pengetahuan individu, sikap, kepercayaan,
tradisi, norma sosial.
b. Faktor pendukung (enabling factors)
Faktor pendukung perilaku adalah faktor-faktor yang memungkinkan
atau yang memfasilitasi terjadinya perilaku atau tindakan individu atau
masyarakat. Faktor ini meliputi tersedianya sarana pelayanan kesehatan dan
kemudahan untuk mencapainya.
c. Faktor penguat (reinforcing factors)
Faktor-faktor yang memperkuat terjadinya suatu tindakan untuk
berperilaku sehat diperlukan adalah perilaku petugas kesehatan dan dari
tokoh masyarakat seperti lurah dan tokoh agama. Selain hal tersebut juga
diperlukan ada tersedianya peraturan dan perundang-undangan yang
memperkuat. Berdasarkan 3 faktor determinan perilaku tersebut, maka
kegiatan promosi kesehatan sebagai pendekatan perilaku hendaknya
diarahkan kepada 3 faktor tersebut.

7
BAB III
PEMBAHASAN
A. Mayarakat
Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu
dengan sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya. Dengan
menggunakan pikiran, naluri, perasaan, keinginan dsb manusia memberi
reaksi dan melakukan interaksi dengan lingkungannya. Pola interaksi sosial
dihasilkan oleh hubungan yang berkesinambungan dalam suatu masyarakat.
Adapun pengertian masyarakat menurut para ahli antara lain :
1. Menurut Selo Sumardjan masyarakat adalah orang-orang yang hidup
bersama dan menghasilkan kebudayaan.
2. Menurut Karl Marx masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu
ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan
antara kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.
3. Menurut Emile Durkheim masyarakat merupakan suau kenyataan objektif
pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya.
4. Menurut Paul B. Horton & C. Hunt masyarakat merupakan kumpulan
manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup
lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta
melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia
tersebut.
5. Menurut Koentjaraningrat (1996): masyarakat adalah kesatuan hidup
manusia yang berinteraksi sesuai dengan sistem adat istiadat tertentu yang
sifatnya berkesinambungan dan terikat oleh rasa identitas bersama
6. Menurut Gillin (1954): masyarakat adalah kelompok manusia yang besar
yang mempunyai kebiasaan, sikap, tradisi dan perasaan persatuan yang
sama
Faktor-Faktor / Unsur-Unsur Masyarakat . Menurut Soerjono Soekanto
alam masyarakat setidaknya memuat unsur sebagai berikut ini :
1. Berangotakan minimal dua orang.
2. Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan.
3. Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia
baru yang saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan antar
anggota masyarakat.

8
4. Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta
keterkaitan satu sama lain sebagai anggota masyarakat.
Ciri / Kriteria Masyarakat Yang Baik. Menurut Marion Levy diperlukan
empat kriteria yang harus dipenuhi agar sekumpolan manusia bisa dikatakan
/ disebut sebagai masyarakat.
1. Ada sistem tindakan utama.
2. Saling setia pada sistem tindakan utama.
3. Mampu bertahan lebih dari masa hidup seorang anggota.
4. Sebagian atan seluruh anggota baru didapat dari kelahiran / reproduksi
manusia.
B. Kebudayaan
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa
Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi
atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal
manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal
dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga
sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang
diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
· Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J.
Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu
yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki
oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-
Determinism.
· Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun
dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut
sebagai superorganic.
· Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan
pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan
struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala
pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
· Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang
kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain
yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.

9
· Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah
sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai
kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan
dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia,
sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan
oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-
benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan
hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan
untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen
atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
1. Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4
unsur pokok, yaitu:
 alat-alat teknologi
 sistem ekonomi
 keluarga
 kekuasaan politik
2. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang
meliputi:
 sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara
para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam
sekelilingnya
 organisasi ekonomi
 alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk
pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
 organisasi kekuatan (politik)
C. Perubahan Sosial Budaya
Dalam teori HL blum tentang status ksehatan,maka dijelaskan tentang
beberapa faktor yang mempengaruhi status kesehatan, antara lain:
1. lingkungan yang terdiri dari lingkungan fisik,social
budaya,ekonomi,prilaku,keturunan,dan pelayanan kesehatan.

10
2. Blum juga menjelaskan,bahwa lingkungan sosial budaya tersebut tidak
saja mempengaruhi status kesehatan,tetapi juga mempengaruhi perilaku
kesehatan.
Sebagaimana kita ketahui bahwa masyarakat Indonesia terdiri dari
banyak suku bangsa yang mempunyai latar budaya yang beraneka
ragam.lingkungan budaya tersebut sangat mepegaruhi tingkah laku manusia
yang memiliki budaya tersebut,sehingga dengan beranekaragam
budaya,menimbulkan variasi dalam perilaku manusia dalam segala hal,
termasuk dalam perilaku kesehatan.
Dengan masalah tersebut,maka petugas kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat dangan latar budaya yang
beraneka ragam, perlu sekali mengetahui budaya dan masyarakat yang
dilayaninya,agar pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat
akan memberikan hasil yang optimal,yaitu meningkatkan kesehatan
masyarakat.
Manusai adalah mahluk sosial yang dalam kehidupannya tidak bisa hidup
sendiri sehingga membentuk kesatuan hidup yang dinamakan
masyarakat.dengan definisi tersebut,Ternyata pengertian masyarakat masih
dirasakan luas dan abstrak sehingga untuk lebih konkretnya maka ada
beberapa unsur masyarakat,unsur masyarakat dikelompokan menjadi 2
bagian yaitu:
1. kesatuan sosial dan
2. pranata sosial.
Kesatuan sosial merupakan bentuk dan susunan dari kesatuan-kesatuan
individu yang berinteraksi dengan kehidupan masyarakat.sedangkan yang
dimaksud , pranata sosial adalah himpunan norma-norma dari segala
tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan
masyarakat. norma-norma tersebut memberikan petunjuk bagi tingkah laku
seseorang yang hidup dalam masyarakat. Kebudayaan. dalam pengertian
yang terbatas,banyak orang yang memberikan definisi kebudayaan sebagai
bangunan yang indah,candi,tari-tarian,seni suara dan seni rupa.
Taylor memberikan definisi kebudayaan sebagai keseluruhan yang
komleks yang didalamnya terkandung ilmu pengetahuan,kepercayaan dan
kemampuan kesenian.moral hukam adat istiadat dan kemampuan lain serta

11
kebiasaan-kebiasaan yang didapat manusia sebagai anggota
masyarakat.sedangkan menurut Koentjaraningrat mendefinisikan bahwa
kebudayaan adalah seluruh kelakuan dan hasil kelakuan manusia yang
teratur oleh tata kelakuan yang haus didapatkannya dengan belajar dan yang
semuanya tesusun dalam kehidupan masyarakat.
D. Aspek Sosial Budaya yang Mempengaruhi Perilaku Kesehatan dan
Status Kesehatan
Selanjutnya dijelaskan beberapa aspek sosial budaya yang
mempengaruhi perilaku kesehatan dan status kesehatan.yang pertama yaitu:
1).umur
2).jenis kelamin
3).pekerjaan.
4).sosial ekonomi
jika dilihat dari aspek umur,maka ada perbedaan golongan penyakit
berdasarkan golongan umur.misalnya dikalangan balita banyak yang
menderita penyakit infeksi, sedangkanpada golongan dewasa atau usia lanjut
lebih banyak menderita penyakit kronis.demikian juga dengan aspek
golongan menurut jenis kelamin,dikalangan wanita lebih banyak menderit
kanker payudara,sedangkan pada pria,lebih banyak menderita kanker
prosat.begitu juga dengan jenis pekerjaan,dikalangan petani lebih banyak
menderita penyakit cacingan,karena aktifiasnya banyak dilakukan
disawah,sedangkan pada buruh tekstil lebih banyak menderita penyakit
salura pernafasan kaena banyak terpapar debu. keadaan sosial ekonomi
juga mempengaruhi pada pola penyakit,bahkan juga berpengaruh pada
kematian, misalnyaangka kematian lebih tinggi pada golonga yang status
ekonominya rendah dibandingkan dengan status ekonominya tinggi.
demikian juga obesitas lenih ditemukan pada kalangan masyarakat dengan
status ekonoinya tinggi.
Menurut H Ray Elling (1970) ada beberapa faktor sosial yang
berpengaruh pada perilaku kesehatan.antara lain :

1.self concept
2.image kelompok.G.M foster menambahkan,bahwa identifikasi individu
kepada kelompoknya juga berpengaruh terhadap perilaku kesehatan.

12
A.pengaruh self concept
kita ditentukan oleh tingkat kepuasan atau tidak kepuasan yang kita
rasakan terhadap diri kita sendiri,terutama bagaimana kita ingin
memperlihatkan diri kita kepada orang lain,oleh karena itu,secara tidak
langsung self concept kita cenderung mementukan,apakah kita akan
menerima keadaan diri kita seperti adanya atau berusaha untuk
mengubahnya.
Self concept adalah faktor yang penting dalam kesehatan,karena
mempengaruhi perilaku masyarakat dan juga perilaku petugas kesehatan.

B.pengaruh image kelompok.


image seseorang individu sangat dipengaruhi oleh image
kelompok.sebagai contoh,seorang anak dokter akan terpapar oleh organisasi
kedokteran dan orang-orang dengan pendidikan tinggi,sedangkan anak
petani tidak terpapar dengan lingkungan medis,dan besar kemungkinan juga
tidak becita-cita untuk menjadi dokter.

C.pengaruh identifikasi kelompok sosialnya terhadap perilaku kesehata.


Identifikasi kelompok kecilnya sangat penting untuk memberikan
keamanan psikologis dan kepuasan dalam pekerjaan mereka.

E. Aspek budaya yang mempengaruhi status kesehatan dan perilaku


kesehatan

Menurut G.M foster(1973)Aspek budaya yang dapat mempengaruhi


kesehatan seseorang antaa lain adalah:
1.tradisi
2.sikap fatalism
3.nilai
4.ethnocentrisme
5.unsur budaya dipelajari pada tingkat awal dalam proses sosialisasi.

A.pengaruh tradisi terhadap perilau kesehatan dan status kesehatan.

13
Ada beberapa tradisi dalam masyarakat yang dapat berpengaruh
negatif terhadap kesehatan masyarakat, misalnya di New Guinea, pernah
terjadi wabah penyakit kuru.penyakit ini menyerang susunan saraf otak dan
penyebabnya adalah virus.penderita hamya terbatas pada anak-anak dan
wanita.setelah dilakukan penelitaian ternyata penyakit ini menyebar karena
adanya tadisi kanibalisme.

B.pengaruh sikap fatalism terhadap perilaku dan status kesehatan.


Hal ini adalah sikap fatalism yang juga mempengaruhi perilaku
kesehatan,beberapa anggota masyarakat di kalangan kelompok yang
beragama Islam percaya bahwa anak adalah ttipan Tuhan,dan sakit atau
mati itu adalah takdir,sehingga masyarakat kurang berusaha untuk mencari
pertolongan pengobatan bagi anaknya yang sakit,atau menyelamatkan
seseorang dari kematian.

C.pengaruh sikap Ethnosentris terhadap perilaku dan status kesehatan


Sikap ethnosentrime adalah sikap yang memandang bahwa
kebudayaan sendiri yang paling baik jika dibandingkan dengan kebudayaan
pihak lain.misalnya orang-orang barat merasa bangga terhadap kemajuan
ilmu dan teknologi yang dimilikinya,dan selalu beranggapan bahwa
kebudayaannya paling maju,sehingga merasa superior terhadap budaya dari
masyarakat yang sedang berkembang. tetapi dari sisi lain,semua anggota
dari budaya lainnya menganggap bahwa yang dilakukan secar alamiah
adalah yang terbaik. Oleh karena itu,sebagai petugas kesehatan kita harus
menghindari sikap yang menganggap bahwa petugas adalah orang yang
paling pandai,paling mengetahui tentang masalah kesehatan karena
pendidikan petugas lebih tinggi dari pendidikan masyarakat setempat
sehingga tidak perlu mengikut sertakan masyarakat tersebut dalam masalah
kesehatan masyarakat.dalam hal ini memang petugas lebih menguasai
tentang masalah kesehatan,tetapi masyarakat dimana mereka bekerja lebih
mengetahui keadaan di masyarakatnya sendiri.

D.pengaruh perasaan bangga pada statusya,terhadap perilaku kesehatan.

14
suatu perasaan bangga terhadap budayannya berlaku bagi setiap
orang.hal tersebut berkaitan dengan sikap ethnosentrisme.

E.pengaruh norma terhadap perilaku kesehatan.


Seperti halnya dengan rasa bangga terhadap statusnya,norma
dimasyarakat sangat mempengaruhi perilaku kesehatan dari anggota
masyarakatnya yang mendukung norma tersebut. sebagai contoh,untuk
menurunkan angka kematian ibu dan bayi banyak mengalami hambatan
karena adanya norma yang melarang hubungan antara dokter sebagai
pemberi layanan dengan ibu hamil sebagai pengguna layanan

F.pengaruh nilai terhadap perilaku kesehatan


Nilai yang berlaku dalam masyarakat berpengaruh terhadap perilaku
kesehatan.nilai-nilai tersebut ada yang menunjang dan ada yang merugikan
kesehata.beberapa nilai yang merugikan kesehatan misalnya adalah
penilaian yang tinggi terhadap beras putih meskipun masyarakat mengetahiu
bahwa beras merah lebih banyak mengandung vitamin B1 jika dibandingkan
dengan beras putih,masyarakat ini memberikan nilai bahwa beras putih lebih
enak dan lebih bersih.
Contoh lain adalah masih banyak petugas kesehatan yang merokok
meskipun mereka mengetahui bagaimana bahaya merokok terhadap
kesehatan.

G.pengaruh unsur budaya yang dipelajari pada tingkat awal dari proses
sosialisasi terhadap perilaku kesehatan
Pada tingkat awal proses sosialisasi,seorang anak diajakan antara lain
bagaimana cara makan,bahan makanan apa yang dimakan,cara buang air
kecil dan besar,dan lain-lain. kebiasaan tersebut terus dilakukan sampai anak
tersebut dewasa dan bahkan menjadi tua.kebiasaan tersebut sangat
mempngaruhi perilaku kesehatan yang sangat sulit untuk diubah.

H.pengaruh konsekuensi dari inovasi terhadap perilaku kesehatan


Tidak ada perubahan yang terjadi dalam isolasi,atau dengan
perkataan lain,suatu perubahan akan menghasilkan perubahan yang kedua

15
dan perubahan yang ketiga.apabila seorang pendidik kesehatan ingin
melakukan perubahan perilaku kesehatan masyarakat,maka yang harus
dipikirkan adalah konsekuensi apa yang akan terjadi jika melakukan
perubahan,menganalisis faktor-faktor yang terlibat/berpengaruh terhadap
perubahan,dan berusaha untuk memprediksi tentang apa yang akan terjadi
dengan perubahan tersebutapabila ia tahu budaya masyarakat setempat dan
apabila ia tahu tentang proses perubahan kebudayaan,maka ia harus dapat
mengantisipasi reaksi yang muncul yang mempengaruhi outcome dari
perubahan yang telah direncanakan.

F. SOSIAL BUDAYA
 Karena perilaku dipengaruhi budaya, maka untuk merubah perilaku
juga harus dirubah budayanya
 Bentuk perubahan sosial budaya:
1. Perubahan yang terjadi secara lambat dan cepat
2. Perubahan yang pengaruhnya kecil dan yang pengaruhnya
besar
3. Perubahan yang direncanakan dan yang tidak direncanakan
 Perubahan kebudayaan yang terjadi dalam jangka waktu pendek
disebut inovasi
 Syarat inovasi:
1. Masyarakat merasa membutuhkan perubahan
2. Perubahan harus dipahami dan dikuasi masyarakat
3. Perubahan dapat diajarkan
4. Perubahan memberikan keuntungan di masa yang akan datang
5. Perubahan tidak merusak prestise pribadi dan kelompok
Penyebab perubahan tidak meluas:
 Pengguna perubahan baru mendapat suatu hukuman
 Penemuan baru sulit diintegrasikan ke dalam pola kebudayaan yang
ada

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Untuk mencapai status kesehatan yang baik, baik fisik, mental maupun
kesejahteraan sosial, setiap individu atau kelompok harus mampu
mengidentifikasi setiap aspirasi, untuk memenuhi kebutuhan, dan mengubah
atau mengantisipasi keadaan lingkungan agar menjadi lebih baik. Kesehatan,
sebagai sumber kehidupan sehari-hari, bukan sekedar tujuan hidup.
Kesehatan merupakan konsep yang positif yang menekankan pada sumber-
sumber social, budaya dan personal. Dengan teori Blum ini kita dapat
memperbaiki kondisi lingkungan yang buruk, dan juga hal-hal yang dapat
mempengaruhi status kesehatan. Seperti dengan cara memperbaiki 4 aspek
utama kesehatan, yaitu genetik, lingkungan, perilaku dan pelayanan
kesehatan.
B.SARAN
Melihat kondisi kesehatan dan kesadaran masyarakat terhadap
kesehatan, maka perlu peran aktif semua pihak dalam mengatasi masalah
kesehatan masyarakat,.Penyedia layanan kesehatan, masyarakat,
pemerintah dan perusahaan perlu menjabarkan peta jalan pengembangan
kesehatan masyarakat secara terpadu dan berkelanjutan.,Dibutuhkan
kerjasama dalam merumuskan dan mengembangkan program kesehatan
masyarakat sesuai karakteristik daerah setempat sehingga tahap perubahan
menuju masyarakat sehat dalam pengelolaan kesehatan masyarakat
menjadi bagian kesadaran dan pengetahuan masyarakat dan pada akhirnya
memiliki self belonging bahwa kesehatan merupakan milik dan tanggung
jawab bersama. Selain itu, pola penyegaran, pembinaan, pemberdayaan dan
penguatan jaringan organisasi Puskesmas, Poskesdes, Posyandu,

17
UKS/UKGS dan PMR sangatlah penting didalam mengembangkan sistem
kesehatan masyarakat dengan tujuan menuju masyarakat sehat dan sejalan
dengan melibatkan masyarakat semaksimal mungkin. Dengan partisipasi
semaksimal mungkin dari organisasi aktif yang berada di masyarakat seperti
Kader Posyandu, PKK, Taruna Karya, Pramuka, Sarjana Penggerak
Pedesaan dan organisasi lainnya serta didukung oleh MUSPIDA setempat.

18
DAFTAR PUSTAKA

Notoatmodjo,suekidjo prof Dr.2008.promosi kesehatan dan perilaku;Rineka


cipta:Jakarta.

Iqbal Mubarak wahit.2012.ilmu kesehatan masyarakat:konsep dan aplikasi


dalam kebidanan.salemba medika.jakarta.

19

Anda mungkin juga menyukai