Anda di halaman 1dari 13

Tugas Kesehatan Kerja

“Analisis Program Kesehatan Kerja di Industri Tekstil”

Disusun Oleh:

Rista Novianti (101711535025)


Ajeng Grandis Puspita (101711535036)

Fakultas Kesehatan Masyarakat

PSDKU Universitas Airlannga di Banyuwangi

2020
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga mampu menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Analisis Program Kesehatan
Kerja di Industri Tekstil” guna memenuhi tugas mata kuliah Kesehatan Kerja.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah masih belum sempurna, baik
dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi
masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningktan ilmu pengetahuan
bagi kita semua. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Analisis
Program Kesehatan Kerja di Industri Tekstiln”, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan
dari berbagai sumber informasi.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya mahasiswa dan mahasiswi Universitas
Airlangga. Penyusun sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna. Untuk itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi baiknya
penulisan di masa yang akan datang.

Banyuwangi, 18 April 2020

penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan kerja merupakan suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmani maupun rohani. Dengan kesehatan yang baik maka para pihak
diharapkan dapat melakukan pekerjaan dengan aman dan nyaman. Pekerjaan dikatakan aman
jika apapun yang dilakukan oleh pekerja tersebut, resiko yang mungkin muncul dapat
dihindari. Pekerjaan dikatakan nyaman jika para pekerja yang bersangkutan dapat melakukan
pekerjaan dengan merasa nyaman dan betah, sehingga tidak mudah capek.
Dengan menerapkan teknologi pengendalian kesehatan kerja, diharapkan tenaga kerja
akan mencapai ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi. Disamping itu
kesehatan kerja dapat diharapkan untuk menciptakan kenyamanan kerja yang tinggi. Jadi,
unsur yang ada dalam kesehatan kerja tidak terpaku pada faktor fisik, tetapi juga mental,
emosional dan psikologi.
Berkembangnya pembangunan dewasa ini, ditandai oleh kemajuan disektor industri

dan jasa yang telah mampu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional secara menyeluruh

dan memberikan dampak yang besar dalam perluasan kesempatan kerja. Peranan dunia usaha

atau sekotor swasta ini tidak terlepas dari permanfaatan sumber daya manusia atau tenaga

kerja karena tenaga kerja merupakan salah satu faktor penting untuk kegiatan usaha tersebut,

maka dari itu perusahaan dituntut untuk memberikan dan menyediakan fasilitas kesehatan

bagi tenaga kerja dengan tujuan supaya tenaga kerja merasa adanya jaminan keselamata dan

kesehatan dalam bekerja.

Kesehatan kerja merujuk kepada kebebasan karyawan dari penyakit secara fisik dan

mental. Permasalahan kesehatan kerja adalah aktifitas yang dilakukan karyawan di

perusahaan yang menimbulkan kecelakaan kerja. Kecelakaan adalah tindakan yang tidak

terduga dan tidak diharapkan karena di belakang peristiwa itu tidak terdapat unsur
kesengajaan terlebih-lebih dalam bentuk perencanaan. Kecelakaan kerja tidak hanya terbatas

pada Insiden-insiden yang menyangkut terjadinya luka-luka saja, tetapi juga meliputi

kerugian fisik dan materiil sebab-sebab terjadinya kecelakaan tersebut. Kecelakaan akan

selalu disertai kerugian materiil maupun penderitaan dari yang paing ringan sampai yang

paling berat dan bahkan ada yang tewas, oleh karena itu sebelum terjadi kecelakaan, perlu

dilakukan tindakan-tindakan pencegahan atau keselamatan.

Mengingat banyaknya kecelakaan yang terjadi,dapat menimbulkan kerugian yang

dialami oleh perusahaan yaitu mengeluarkan berupa biayaa pengobatan, hilangnya tenaga

kerja yang terampil, kurangnya produktivitas dan terbuangnya sebahagian waktu yang

produktif disamping kerugian yang di alami oleh karyawan yang bersangkutan, berupa

kerugian fisik yang diderita dan kekurangan sumber penghasilan untuk kebutuhan hidupnya.

Untuk pekerjaan yang dilaksanakan karyawan, apakah pekerjaan yang dilakukan sesuai

dengan yang telah ditentukan, atau karena terjadinya kesalahan dalam mempergunakan

peralatan-peralatan yang ada.

Disamping usaha untuk mencegah terjadinya kecelakaan, perusahaan perlu juga

memelihara kesehatan karyawannya baik fisik maupun mental apakah itu disebabkan oleh

penyakit, ketegangan/stress, maupun karena kecelakaan. Dalam hal ini pengetahuan

lingkungan kerja adalah faktor utama yang perlu diperhatikan, utnuk itulah pemeriksaan yang

berkesinambungan terhadap kondisi kerja dan kesehatan karyawan perlu diperhatikan.

Meningkatkan kesadaran akan kemungkinan-kemungkinan bahaya kesehatan yang

berhubungan dengan lingkungan kerja yang telah menyebabkan berkembang luasnya usaha-
usaha/program kesehatan kerja dalam perusahaan. Kadang-kadang program kesehatan ini

disalurkan dalam program keselamatan kerja.

Kepentingan perusahaan menyediakan fasilitas keselamatan dan kesehatan kerja bagi

tenaga kerja adalah dimaksudkan sebagai usaha untuk menghindari atau mencegah

kecelakaan, cacat, dan kematian akibat kerja. Dimana keselamatan dan kesehatan kerja yang

baik dapat memberikan perlindungan dan keamanan bagi tenaga kerja itu sendiri.

Tersedianya fasilitas keselamatan dan kesehatan kerja bagi tenaga kerja pada hakekatnya

memberikan keuntungan bagi tenaga kerja itu sendiri dan perusahaan karena dengan tidak

terdapatnya kecelakaan kerja dari karyawan makan target produksi dapat dicapai dan juga

biaya dalam mengatasi kecelakaan yang terjadi dapat dihindari.


1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana analisa jurnal mengenai program upaya kesehatan kerja di industri semen?
2. Bagaimana analisa dan kritika pada beberapa jurnal mengenai program kesehatan?
3. Bagaimana rekomendasi yang diberikan pada program kesehatan di industri semen?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui analisa jurnal tentang program upaya kesehatan kerja di industri
semen.
2. Untuk mengetahui analisa dan kritik pada beberapa jurnal mengenai program
kesehatan.
3. Untuk mengetahui rekomendasi yang diberikan pada program upaya kesehatan kerja
di industri semen.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian sehat senantiasa digambarkan sebagai suatu kondisi fisik, mental dan
sosial seseorang yang tidak saja bebas dari penyakit atau gangguan kesehatan melainkan juga
menunjukkan kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungan dan pekerjaannya.
Paradigma baru dalam aspek kesehatan mengupayakan agar yang sehat tetap sehat dan bukan
sekadar mengobati, merawat, atau menyembuhkan gangguan kesehatan atau penyakit. Oleh
karenanya, perhatian utama di bidang kesehatan lebih ditujukan ke arah pencegahan terhadap
kemungkinan timbulnya penyakit serta pemeliharaan kesehatan seoptimal mungkin.
Status kesehatan seseorang menurut Blum (1981) ditentukan oleh empat faktor
sebagai berikut :
a. Lingkungan, berupa lingkungan fisik (alami, buatan), kimia (organik/anorganik, logam
berat, debu), biologik (virus, bakteri, mikroorganisme), dan sosial budaya (ekonomi,
pendidikan, pekerjaan).
b. Perilaku yang meliputi sikap, kebiasaan, tingkah laku.
c. Pelayanan kesehatan: promotif, perawatan, pengobatan, pencegahan kecacatan, rehabilitasi.
d. Genetik, yang merupakan faktor bawaan setiap manusia.

Definisi kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan/kedokteran beserta


praktiknya yang bertujuan agar pekerja/masyarakat pekerja beserta memperoleh derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik atau mental, maupun sosial dengan usaha-usaha
preventif dan kuratif, terhadap penyakit-penyakit/gangguan-gangguan kesehatan yang
diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-penyakit
umum. Konsep kesehatan kerja dewasa ini semakin berubah, bukan sekadar “kesehatan pada
sektor industri” saja melainkan juga mengarah kepada upaya kesehatan untuk semua orang
dalam melakukan pekerjaannya.
Kesehatan kerja adalah bagian dari ilmu kesehatan yang bertujuan agar tenaga kerja
memperoleh keadaan kesehatan yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial (Lalu Husni,
2005). Selain itu, kesehatan kerja menunjuk pada kondisi fisik, mental dan stabilitas emosi
secara umum dengan tujuan memelihara kesejahteraan individu secara menyeluruh (Malthis
dan Jackson, 2002). Sedangkan menurut Prabu Mangkunegara (2001) pengertian kesehatan
kerja adalah kondisi bebas dari gangguan fisik, mental, emosi atau rasa sakit yang disebakan
lingkungan kerja. Kesehatan dalam ruang lingkup keselamatan dan kesehatan kerja tidak
hanya diartikan sebagai suatu keadaan bebas dari penyakit. Menurut Undang-undang Pokok
Kesehatan RI No. 9 Tahun 1960, Bab I Pasal 2, keadaan sehat diartikan sebagai
kesempurnaan yang meliputi keadaan jasmani, rohani dan kemasyarakatan, dan bukan hanya
keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan-kelemahan lainnya.
Kesehatan kerja merupakan suatu hal yang penting dan perlu diperhatikan oleh pihak
pengusaha. Karena dengan adanya kesehatan yang baikakan menguntungkan para karyawan
secara material, karena karyawan akan lebih jarang absen, bekerja dengan lingkungan yang
lebih menyenangkan, sehingga secara keseluruhan karyawan akan mampu bekerja lebih lama.
Menurut Mangkunegara (2004:161),kesehatan kerja menunjukkan pada kondisi yang
bebas dari gangguan fisik, mental, emosi atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan
kerja. Resiko kesehatan merupakan faktorfaktor dalam lingkungan kerja yang bekerja
melebihi periode waktu yang ditentukan, Lingkungan yang dapat membuat stress emosi atau
gangguan fisik.
Kesehatan kerja menurut Flippo, dalam (Sibarani Mutiara, 2012:113), kesehatan kerja
di bagi menjadi dua, yaitu:
1. Physical Health
a. Preplacement physical examinations (pemeriksaan jasmani prapenempatan)
b. Periodic physical examinations for all key personnel(pemeriksan jasmani secara berkala
untuk personalia)
c. Voluntary periodic physical examinations for all key personnel (pemeriksan jasmani secara
berkala secara sukarela untuk personalia)
d. A well-equipped and staffed medical dispensary (klinik medis yang mempunyai staf dan
perlengkapan yang baik)
e. Availability of trained industrial hygienists and madecal personnel (tersedianya personalia
medis dan ahli hygiene industry yang terlatih)
f. Systematic and preventive attention devoyed to industrial stresses and strains (perhatikan
yang sistematik dan prefentif yang dicurahkan pada tekanan dan ketegangan industrial)
g. Periodic and systematic inspections of provisions for propersanitation (pemeriksaan-
pemeriksaan berkala dan sistematis atas ketentuan untuk sanitasi yang tepat).
2. Mental Health
a. Availability of psychiatric specialist and instructions (tersedianya penyuluhan kejiwaan
dan psikiater)
b. Coorperation with outside psychiatric specialist and instructions (kerja sama dengan
spesialis dan lembaga-lembaga psikiater dari luar organisasi)
c. Education of company personnel concerning the nature and importance of the mental
health problem (pendidikan personalia perusahaan sehubungan dengan hakikat dan
pentingnya masalah kesehatan mental)
d. Development and maintenance of aproper human relations program (pengembangan dan
pemeliharaan program hubungan kemanusiaan yang tepat).
Soehatman Ramli (2010:46) mengatakan di dalam bukunya pengertian Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah konsep pengelolaan keselamatan dan
kesehatan kerja secara sistematis dan komprehensif dalam suatu sistem manajemen yang utuh
melalui proses perencanaan, penerapan, pengukuran dan pengawasan. Semua sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja memiliki kesamaaan yaitu berdasarkan proses
dan fungsi manajemen modern, yang berbeda adalah elemen implementasinya yang
disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja digunakan untuk menilai dan mengukur kinerja penerapan K3 dalam
organisasi, dan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja juga dapat digunakan
sebagai pedoman atau acuan dalam mengembangkan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja.
Menurut Suparyadi (2015:379) Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
merupakan tata kelola atas adanya jaminan keselamatan dan kesehatan kerja bagi karyawan
agar mereka merasa aman dan nyaman dalam melaksanakan pekerjaannya, sehingga dapat
berkonsentrasi secara penuh dan mampu bekerja secara produktif. Sedangkan menurut
Wilson Bangun (2012: 386) dalam bukunya menjelaskan bahwa sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja adalah pengoperasian fungsi-fungsi manajemen ke dalam
kegiatan-kegiatan organisasi yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja.
Brian Aprinto dan Fonny Arisandy Jacob (2013:711) bahwa pengertian sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja adalah bagian dari sistem manajemen secara
keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan,
prosedur, proses, dan sumberdaya yang dibutuhkan dalam rangka pengendalian risiko
keselamatan dan kesehatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan
produktif. Disisi lain Sajidi Hadipoetra (2014:164) definisi sistem manajemen keselamatan
dan kesehatan kerja adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi
struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber
daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan
pemeliharaan kebijakan K3.
Mandagi (2006) mendefinisikan sistem sebagai suatu proses dari gabungan berbagai
komponen/unsur/bagian/elemen yang saling berhubungan, saling berinteraksi dan saling
ketergantungan satu sama lain yang dipengaruhi oleh aspek lingkungan untuk mencapai
tujuan yang ingin dicapai. Manajemen merupakan suatu ilmu pengetahuan tentang seni
memimpin organisasi yang terdiri atas kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan
dan pengendalian terhadap sumber-sumber daya yang terbatas dalam usaha mencapai tujuan
dan sasaran yang efektif dan efisien (Husein, 2008).
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 09/PER/M/2008 mencatat Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari sistem manajemen
secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab,
pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan,
penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan K3 dalam rangka
pengendalian resiko yang berkaitan dengan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman,
efisien dan produktif.
Terdapat lima manfaat penerapan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) bagi
perusahaan, menurut Tarwaka (2008) antara lain: 1) pihak manajemen dapat mengetahui
kelemahan-kelemahan unsur sistem operasional sebelum timbul gangguan operasional,
kecelakaan, insiden dan kerugian-kerugian lainnya. 2) mengetahui gambaran secara jelas dan
lengkap tentang kinerja K3 di perusahaan. 3) meningkatkan pemenuhan terhadap peraturan
perundangan bidang K3, 4) meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesadaran tentang
K3, khususnya bagi karyawan yang terlibat dalam pelaksanaan audit, 5) meningkatkan
produktivitas kerja.
OHSAS (Occupational Health and Safety Assessment Series) 18001:2007 merupakan
bagian dari Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang digunakan untuk
mengembangkan dan menerapkan kebijakan K3 dan mengelola semua resiko K3 yang
merupakan standarisasi global atas perubahan pedoman K3 yang dipublikasikan pertama kali
oleh British Standard Institute (BSI) pada April 2007. OHSAS 18001:2007 yang
dikembangkan oleh kurang lebih 43 (Empat Puluh Tiga) konsorsium yang terdiri dari
organisasi buruh, industri, pendidikan, kesehatan, dan organisasi lainnya yang ada di seluruh
dunia ini dibuat lebih kompatibel dengan standarisasi internasional lainnya seperti ISO
14001:2004 (Sistem Manajemen Lingkungan) dan ISO 9001:2000 (Sistem Manajemen Mutu)
dengan tujuan untuk mempermudah integrasi sistem manajemen.
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Analisis Jurnal
3.2. Analisis Program Kesehatan dan Kritikan
3.3. Rekomendasi
BAB IV SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Rani Dwi, Purnama Syaepurrohman. 2016. Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di PT Centex. Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas
Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA. Jurnal Utilitas. Vol.2, No.2
Damai, Sekar Harum Buana, dkk. 2016. Tanggapan Buruh Wanita Terhadap Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Industri Garmen (Studi pada Industri Garmen
di Karangjati, Ungaran-Jawa Tengah). Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Kristen Satya Wacana Salatiga. ISBN: 978-979-3649-96-2.
Kusuma, Ibrahim Jati, Ismi Darmastuti. 2010. Pelaksanaan Program Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Karyawan PT.Bitratex Industries Semarang. Jurnal Stusi Manajemen
& Organisasi. Vol.7, No.1.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 09/PRT/M/2009 Tentang Pedoman Pelaksanaan
Anggaran Stimulus Fiskal Bidang Pekerjaan Umum Untuk Kegiatan Yang Menjadi
Kewenangan Pemerintah Daerah.
Redjeki, Sri. 2016. Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Pusdik SDM kesehatan Badan
Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan.
Sabrina, Dea Rahma. Analisis Implementasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Sebagai Penyiapan Sertifikasi OHSAS 18001 di PT. APAC INTI CORPORA
BAWEN. Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro.

Anda mungkin juga menyukai