Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

PADA KELOMPOK AGREGAT REMAJA


YANG MENGKONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL
Tugas ini di ajukan untuk memenuhi mata kuliah Keperawatan Komunitas

Dosen Pengampu :
Ns. Diyah Yulistika Handayani, S. Kep

Oleh Kelompok 7 :

Ardianto NIM: 2211020122

Aris Susiyono NIM: 2211020150

Lutfia Abdunisa NIM: 2211020293

Wiwit Suryani NIM: 2211020248

Alif Nouvan Yudhiarto NIM: 2211020156

PROGAM STUDI ALIH JENJANG KEPERAWATAN S1

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
hidayah serta inayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah islam dan ilmu
pengetahuan, dengan judul “ASI dari kesehatan.”

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para mahasiswa untuk mengetahui
tentang bagaimana peluang usaha dalam berwirausaha. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata kami sampaikan terimakasih pada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita.

Purwokerto, 9 Oktober 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................................................ 2
D. Manfaat ...................................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Asuhan Keperawatan Komunitas pada Kelompok Agregat Remaja yang Mengkonsumsi


Minuman Beralkohol ................................................................................................. 3
B. Rancangan Edukasi ................................................................................................... 11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................................ 17
B. Saran .......................................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pemilihan Judul


Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan dari
satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola
perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah (Hurlock dalam Yan, Yauri, &
Ismanto, 2017). Oleh karenanya, remaja sangat rentan sekali mengalami masalah
psikososial, yakni masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai akibat terjadinya
perubahan sosial (TP-KJM dalam (Yan, Yauri, & Ismanto, 2017).
Kategori usia remaja yaitu masa remaja awal/dini (early adolescences) usia 11-13
tahun, masa remaja pertengahan (middle adolescence) dengan rentan usia 14-16 tahun
dan masa remaja lanjut (late adolescence) dengan rentan usia 17-20 tahun
(Soetjiningsih dalam Yan, Yauri, & Ismanto, 2017). Batasan remaja menurut World
Health Organisation (WHO dalam Yan, Yauri, & Ismanto, 2017) memberikan definisi
tentang remaja yang bersifat konseptual, dalam definisi tersebut dikemukakan tiga
kriteria, yaitu: pertama kriteria biologis, remaja adalah suatu masa dimana individu
berkembang dari saat pertama kali ia menunjukan tanda-tanda seksual sekundernya
sampai saat ia mencapai kematangan seksual. kedua psikologis, dimana remaja
mengalami perkembangan kriteria psikologi dan pola identifikasi dari anak-anak
menjadi dewasa. ketiga sosial ekonomi, dimana terjadi peralihan dari ketergantungan
sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri (Sarwono dalam
Yan, Yauri, & Ismanto, 2017).
Penyalahgunaan alkohol pada minuman keras di masyarakat bukan lagi kejadian
yang pertama terjadi tetapi sudah menjadi masalah yang berkembang khususnya di
kalangan remaja dan dari tahun ke tahun cenderung menunjukkan peningkatan.
Mengkonsumsi minuman keras atau beralkohol dapat menimbulkan Gangguan Mental
Organik (GMO) yaitu gangguan fungsi berpikir, perasaan dan perilaku (Mubarak dalam
Yan, Yauri, & Ismanto, 2017). Mengkonsumsi minuman keras atau alkohol, juga
memiliki dampak negatif bagi kesehatan dan sosial seperti gangguan perkembangan
otak, bunuh diri dan depresi, kehilangan memori, resiko tinggi terhadap perilaku
seksual, kecanduan, pengambilan keputusan terganggu, prestasi akademis yang buruk,
kekerasan, dan kecelakaan kendaraan bermotor (cedera dan kematian) (Lee, et al dalam
Yan, Yauri, & Ismanto, 2017). Selain itu, penyalahgunaan minuman keras ini juga
mengakibatkan beberapa bentuk masalah sosial seperti perkelahian, kenakalan remaja,

1
tindakan asusila bahkan remaja yang kemudian semakin tidak memiliki norma dan
cenderung sulit mengontrol emosinya. Dengan demikian, mengkonsumsi minuman
keras atau alkohol pada usia remaja dapat menyebabkan gangguan mental organik (Yan,
Yauri, & Ismanto, 2017).

Tingkat mengkonsumsi alkohol atau minuman keras di kalangan remaja terus


mengalami peningkatan. Di Indonesia jumlah remaja pengkonsumsi alkohol mencapai
4,9%. Prevalensi peminum alkohol 12 bulan dan 1 bulan terakhir mulai tinggi pada
umur antara 15-24 tahun yaitu sebesar 5,5% dan 3,5% yang selanjutnya meningkat
menjadi 6,7% dan 4,3% pada umur 25-34 tahun namun kemudian turun dengan
bertambahnya umur (Depkes RI dalam Yan, Yauri, & Ismanto, 2017). Data menurut
Badan Narkotika Nasional (BNN) bahwa pada tahun 2010 angka prevalensi
penyalagunaan minuman beralkohol dalam setahun terakhir mengalami peningkatan
dari 22% menjadi 51% dari total populasi yang ada (Frihastuti 2012 dalam Udampo,
2017). Dengan demikian, mengkonsumsi alkohol atau minuman keras di kalangan
remaja terus mengalami peningkatan (Yan, Yauri, & Ismanto, 2017).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana asuhan keperawatan komunitas pada kelompok agregat remaja yang
mengkonsumsi minuman beralkohol?
2. Bagaimana rancangan edukasi yang diberikan pada kelompok agregat remaja yang
mengkonsumsi minuman beralkohol?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui asuhan keperawatan komunitas pada kelompok agregat remaja
yang mengkonsumsi minuman beralkohol?
2. Untuk mengetahui rancangan edukasi yang diberikan pada kelompok agregat remaja
yang mengkonsumsi minuman beralkohol?
D. Manfaat

Dapat digunakan sebagai pustaka dan menambah ilmu pengetahuan mengenai


asuhan keperawatan komunitas pada kelompok agregat remaja yang mengkonsumsi
minuman beralkohol beserta rancangan edukasinya

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Asuhan Keperawatan Komunitas pada Kelompok Agregat Remaja yang


Mengkonsumsi Minuman Beralkohol
1. Pengkajian
a. Gambaran lokasi pengambilan data
1). Sejarah
Sebagian besar remaja di Kelurahan Pulorejo sudah lama
tinggal di lingkungan Balongkrai, sehingga komunitas remaja
sebagian besar dilahirkan disini dan bersekolah di Mojokerto.
Mereka mengetahui bahwa kota Mojokerto dahulunya adalah
kerajaan yang di pimpin oleh Kerajaan Majapahit. Saat pengkajian
para remaja masih tinggal bersama dengan orang tuanya dan
biasanya penghasilan orang tuanya tersebut dari kota Mojokerto
sendiri.
2). Demografi
Lingkungan Balongkrai dengan 5 RT dan 2 RW mempunyai
jumlah penduduk 1.024 jiwa (220 KK). Dimana RW tersebut
terdiri dari RW 01 dan RW 02, terdiri 5 RT yaitu : RT 01, RT 02,
RT 03, RT 04, RT 05. Batasa wilayah yang dijadikan target
pengakajian sebelah utara dibatasi oleh RT 02, sebelah selatan
dibatasi oleh RT 04, dan di sebelah barat dibatasi oleh RT 01.
Lingkungan Balongkrai memiliki berbagai fasilitas umum yang
terdiri dari sebuah masjid, hutan kota, balai pertemuan RW dan
lokasi pemakaman umum. Fasilitas pelayanan kesehatan yang
dimiliki ada puskesmas.
Data populasi remaja
Usia Laki-laki Perempuan
12-16 tahun 43 50
17-25 tahun 88 46
Berdasarkan tabel diatas, usia 12-16 tergolong remaja awal
dengan jumlah laki-laki 43 jiwa dan perempuan sebanyak 50 jiwa.
Sedangkan usia 17-25 tahun tergolong remaja akhir dengan jumlah
remaja laki-laki 88 jiwa dan perempuan sebanyak 46 jiwa. Jadi

3
jumlah remaja yang ada di Lingkungan Balongkrai sebanyak 227
orang.
3). Data lingkungan fisik
Data di lingkungan Balongkrai terdapat perumahan dengan tipe
permanen dengan presentase 82%, semi permanen 13%, dan
permanen 5%. Sebagian besar status kepemilikan di lingkungan ini
milik sendiri. Belum terdapatnya lokasi untuk wadah perkumpulan
remaja seperti karang taruna. Biasanya remaja berkumpul di
persimpangan dekat RW 02 untuk dijadikan lokasi pertemuan.
4). Pelayanan kesehatan sosial
Sarana kesehatan yang paling dekat adalah puskesmas,sebagian
besar orang tua biasanya membawa remaja ke puskesmas jika
remaja sakit, jika ada keadaan darurat barulah dibawa ke rumah
sakit. Tempat kesehatan lainnya adalah bidan delima dan praktik
mandiri dokter umum.
5). Ekonomi
Di lingkungan Balongkrai kebanyakan orangtua dengan
ekonomi menengah keatas, sehingga tidak ada kendala untuk
memenuhi keinginan remaja seperti membelikan kendaraan
bermotor. Sedangkan kebanyakan remaja masih bergantung dengan
orang tuanya dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
6). Keamanan dan transportasi
Kendaraan di lingkungan Balongkri sangat mudah dan banyak,
sehingga para remaja tidak kesulitan mencari dan dapat
memanfaatkan kendaraan tersebut. Hampir seluruh remaja dengan
persentase 89% memiliki kendaraan pribadi.
7). Politik dan pemerintahan
Di lingkungan Balongkrai remaja tidak mengikuti dan tidak
berperan aktif dalam kelompok organisasi di komunitas mereka. Di
lingkungan Balongkrai tidak terdapat wadah perkumpulan seperti
karang taruna
8). Sistem komunikasi
Sebagan besar komunitas setiap ada masalah menceritakan pada
teman terdekatnya, ada juga yang hanya diam saja, dan
mengalihkan masalahnya dengan kegiatan yang tidak bermanfaat.

4
9). Pendidikan
Para remaja mendapatkan ilmu pengetahuan yang pasti tetapi
harus mendapatkan ilmu yang berhubungan dengan kesehatan,
karena remaja rentan terhadap resiko kematian akibat kendaraan
bermotor dengan kecepatan yang tingggi, remaja juga memiliki rasa
ingin tahu yang besar sehingga ingin mencoba hal-hal baru,
pengetahuan tentang dampak buruk dari minuman beralkohol harus
diberitahukan kepada kelompok remaja ini.
10). Rekreasi
Di lingkungan Balongkrai biasanya remaja lebih memilih
rekreasi dengan duduk di warung sambi meminum alkohol
11). Identitas klien

Identitas Klien Klien 1 Klien 2

Nama Sdr R Sdr T


Usia 16 tahun 18 tahun
Jenis Kelamin Laki-laki Laki-laki

Pendidikan SMP SMA


Agama Islam Islam
Alamat Lingkungan Balongkrai Lingkungan Balongkrai

12). Genogram
Klien 1

5
Klien 2

Keterangan:
: laki-laki

: perempuan

: klien

: keturunan
: tinggal serumah
13). Riwayat kesehatan
Riwayat Penyakit Riwayat Penyakit Riwayat Penyakit

Sekarang Dahulu Keluarga


Klien mengatakan Klien mengatakan tidak Klien pernahmengatakan
kurang memahami mempunyai riwayat penyakit ibunya memiliki riwayat
bahaya minuman sebelumnya penyakit diabetes sejak 5
beralkohol tahun yang lalu.
Klien mengatakan Klien mengatakan tidak Klien mengatakan
dapat mengkonsumsi memiliki riwayat tidak memiliki
minuman beralkohol 2 penyakit tertentu
botol perhari hanya sering riwayat penyakit
merasa pusing . keluarga

6
2. Analisa data

No Data Etiologi Masalah

1. Data Subyektif : Kurangnya Defisit


1. Responden mengatakan informasi pengetahuan
mengkonsumsi minuman
beralkohol sekitar usia 14 Lingkungan yang
tahun tidak baik
2. Responden mengatakan awal
mula mengkonsumsi Kebiasaan perilaku
minuman beralkohol karena yang tidak tepat
coba-coba dan mengikuti
temannya Timbul masalah
3. Responden mengatakan
senang jika mengkonsumsi
Tidak tahu apa yang
minuman beralkohol karena
harus dilakukan
dapat merasakan kepuasan
tersendiri
Defisit
4. Responden mengatakan tidak
pengetahuan
begitu memahami bahaya
minuman beralkohol dalam
jangka waktu yang lama
Data Obyektif :
1. Responden terlihat senang
saat mengkonsumsi minuman
beralkohol
2. Responden tampak
kebingungan saat ditanya
tentang bahaya mengkonsumsi
minuman beralkohol
3. Responden terlihatmencari-
cari jawaban saat ditanya
dampak minuman beralkohol
terhadap kesehatan

7
2. Data Subyektif : Perilaku atau Perilaku
1. Klien mengatakansehari penyimpangan kesehatan
menghabiskan minuman kesehatan cenderung
beralkohol 2 botol beresiko

2. Klien mengatakan Tidak ada kemauan


mengkonsumsi alkohol undividu untuk
dapat membuat pikiran berubah
menjadi tenang dan
nyaman Perilaku
Data Obyektif : kesehatan
1. Klien tampak cenderung
sering pusing beresiko
2. Saat di wawancarai
klien tidak
mempunyai keinginan
untuk mengurangi
minuman beralkohol
3. Diagnosa Keperawatan
a. Defisit pengetahuan berhubungan dengan ketiadaan atau kurangnya informasi
kognitif tentang bahaya mengkonsumsi minuman beralkohol (D.0111)
b. Perilaku kesehatan cenderung beresiko berhubungan dengan pemilihan gaya
hiduptidak sehat/mengkonsumsi minuman beralkohol (D.0099)

8
4. Intervensi
No Diagnosa Keperawatan Intervensi

1. Defisit pengetahuan Edukasi Kesehatan (1.12383)


1. Observasi
a. Identifikasi kesiapan dan
kemampuan menerimainformasi
b. Identifikasi faktor-faktor yang dapat
meningkatkan dan menurukan
motivasi perilaku pencegahan
konsumsi minuman beralkhol
2. Terapeutik
a. Sediakan materi dan media
pendidikan kesehatan
b. Jadwalkan pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan
c. Berikan kesempatan untuk bertanya
3. Edukasi
a. Jelaskan faktor resiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan

b. Ajarkan perilaku pencegahan


konsumsi minuman beralkohol
c. Ajarkan strategi yang dapat digunakan
untuk meningkatkan perilaku
pencegahan konsumsi minuman
beralkohol

9
2. Perilaku kesehatan Promosi Perilaku Upaya Kesehatan
cenderung beresiko (1.12472)
1. Observasi

a. Identifikasi perilakuupaya
kesehatan yang dapat ditingkatkan
2. Terapeutik

a. Berikan lingkungan yang


mendukung kesehatan

b. Orientasi pelayanan kesehatan yang


dapat dimanfaatkan
3. Edukasi

a. Anjurkan melakukan aktivitas fiisik


setiap hari

b. Anjurkan tidak meminum alkohol


dimanapun tempatnya.

c. Anjurkan untuk mengalihkan


perhatian dari mengkonsumsi
alkohol
5. Evaluasi
Berdasarkan evaluasi asuhan keperawatan yang dilakukan sesuai
kriteria hasil menurut (PPNI T. P., 2019) diharapkan tingkat pengetahuan dan
perilaku kesehatan membaik yaitu :
a. Tingkat Pengetahuan
1) Perilaku sesuai anjuran meningkat
2) Kemampuan menjelaskan pengetahuan suatu topik meningkat
b. Perilaku Kesehatan
1) Penerimaan terhadap perubahan status kesehatan meningkat
2) Kemampuan melakukan tindakan pencegahan masalah
kesehatan meningkat
3) Kemampuan peningkatan kesehatan meningkat
4) Pencapaikan pengendalian kesehatan meningkat
Pada hari pertama klien mengatakan klien tidak begitu memahami akan
bahaya konsumsi minuman beralkohol, hari kedua klien mengatakan sedikit

10
memahami dan hari ketiga klien memahami bahaya konsumsi minuman
beralkohol dan klien sudah dapat menjawab pertanyaan yang diberikan saat
dilakukan penyuluhan selain itu klien juga aktif bertanya. Pada diagnosa
kedua pada hari pertama klien mengatakan tidak mempunyai kemauan untuk
merubah perilaku yang dapat berisiko terhadap kesehatannya, hari kedua klien
mulai mencoba menerapkan perubahan perilaku yang menyimpang yaitu tidak
meminum alkohol dimanapun tempatnya, dan untuk hari ketiga klien sudah
mampu tidak meminum alkohol dimanapun tempatnya. Jadi kesimpulannya
adalah dari dua diagnosa yang di tegakkan dalam asuhan keperawatan
komunitas ini masalah dapat teratasi.

B. Rancangan Edukasi
1. Materi
a. Pengertian minuman beralkohol

Minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung etanol.


Etanol adalah bahan psikoaktif dan konsumsinya menyebabkan
penurunan kesadaran. Di berbagai negara, penjualan minuman beralkohol
dibatasi ke sejumlah kalangan saja, umumnya orang-orang yang telah
melewati batas usia tertentu. (Zulvikar dalam Liana dan Adolf, 2019).
Dalam ilmu kimia, alkohol adalah istilah yang umum bagi senyawa
organik apapun yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada
atom karbon, yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan atau atom
karbon lain. Dilihat dari gugus fungsinya, alkohol memiliki banyak
golongan. Golongan yang paling sederhana adalah metanol dan etanol.
Sementara John Wiley dan Soon dalam bukunya Introduction to Organic
Chemistry menjelaskan bahwa: “Alkohol adalah senyawa organic yang
memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon, yang ia
sendiri terikat pada atom hidrogen dan atau atom karbon lain. Dengan
mensubstitusikan – OH ke H dari CH4, maka didapat CH3OH yang
dikenal methanol. Rumus fungsional dari alkohol adalah OH dengan
formula umum untuk alkohol ROH, dimana R adalah alkil atau substitusi
kelompok alkil” (John and Soon dalam Liana dan Adolf, 2019).
b. Penggunaan alkohol

Alkohol yang sering digunakan sebagai pelarut adalah jenis

11
metanol, etanol dan isopropanol. Metanol digunakan sebagai pelarut
dalam cat, bahan anti beku dan senyawa kimia lainnya. Sedangkan etanol
banyak digunakan sebagai pelarut, antiseptic, campuran obat batuk,
anggur obat, bahan minuman keras dan minuman lain yang mengandung
alkohol. (Koes dalam Liana dan Adolf, 2019).
c. Pengaturan dan kandungan minuman keras

Pengaturan minuman beralkohol yang pada umunnya disebut


sebagai minuman keras, terdapat dalam peraturan Menteri Kesehatan
tentang minuman keras Nomor 86/Men/Kes/Per/IV/77. Di dalam
peraturan tersebut, minuman keras digolongkan sebagai berikut:
Golongan A : Kadar Etanol 1- 5%, golongan B : Kadar etanol 5- 20%,
golongan C : Kadar etanol 20- 55% (Sasangka dalam Liana dan Adolf,
2019).
Di bawah ini contoh-contoh minuman keras dengan kadar
kandungannya. - Anggur : mengandung 10-15% - Bir : mengandung 2-
6% - Brandy (Bredewijn) : mengandung 45% - Rum : mengandung 50-60
% - Likeur : mengandung 35- 40 % - Sherry/Port : mengandung 15- 20%
- Wine (anggur) : mengandung 10-15% - Wisky (Jenewer) : mengandung
35-40% (Sasangka dalam Liana dan Adolf, 2019).
d. Bahaya alkohol

Selama ini, stigma yang berkembang di masyarakat adalah alkohol


dapat merusak tubuh. Pasalnya, pada dosis yang rendah (tidak
memabukkan), alkohol justru menguntungkan bagi tubuh. Beberapa hasil
studi melaporkan studi menyatakan bahwa konsumsi alkohol mampu
menurunkan serangan jantung, stroke, dan mencegah kemungkinan
munculnya serangan Alzheimer. (Muchlis and Dito dalam Liana dan
Adolf, 2019).
Kendati alkohol dalam dosis yang rendah bermanfaat bagi tubuh,
namun alkohol juga bersifat racun. Ada dua jenis alkohol yang bersifat
racun yaitu etil alkohol atau etanol dan metil alkohol atau metanol. Etil
alkohol terdapat dalam minuman alkohol dan obat yang diolah (larutan
alkohol), keracunan ini ditandai dengan mabuk, perubahan emosi yang
mendadak, mual, muntah, tidak sadarkan diri bahkan meninggal akibat
lumpuhnya alat pernapasan. Metil alkohol biasanya digunakan sebagai

12
campuran cat, bahan pengencer, penghancur, dan pemberi panas pada
makanan yang dikalengkan. Gejala yang ditimbulkan pada keracunan
alkohol metil hampir sama dengan keracunan etil alkohol. Hanya saja
penderita biasanya mengalami kebutaan akibat adanya pengrusakan saraf
mata. Seseorang pecandu minuman keras dimulai dengan
meminumminuman lebih banyak dari yang lain, yang akhirnya
menyebabkan hang over (perasaan sakit esok harinya setelah minum
terlalu banyak). Hal tersebut bisa disembuhkan dengan minum lagi
sehingga tidak bisa pisah dari minuman keras (Liana dan Adolf, 2019).
Pada umumnya, konsumsi alkohol merusak semua organ tubuh
secara berangsur-angsur akibat penggunaannya, dapat menyebabkan
peradangan hati (liver chirrhosis), menyebabkan pendarahan dalam perut
(mag), penyakit jantung (cardiomyopathy), hormon seks, dan sistem
kekebalan tubuh. Pengaruhnya terhadap otak dapat secara akut
(intoksisasi, delirium) atau kronis (ataxia, pelupa, koordinasi motorik).
(Aliah dalam Liana dan Adolf, 2019).
e. Faktor yang mempengaruhi penggunaan alkohol pada remaja

Puspitawati dalam Liana dan Adolf (2019) menyebutkan beberapa


remaja terjerumus dalam masalah minuman keras karena dipengaruhi
lingkungan pergaulan antara lain sebagai berikut :
1) Remaja yang selalu minum-minuman keras selalu mempunyai
“kelompok pemakai”. Awalnya remaja hanya mencoba-coba karena
keluarga atau temanteman yang yang menggunakannya, namun ada yang
kemudian menjadi kebiasaan.
2) Pada remaja yang “kecewa” dengan kondisi diri dan keluarganya, sering
menjadi lebih suka untuk mengorbankan apa saja demi hubungan baik
dengan teman-teman sebanyanya.
3) Adanya “ajakan” atau “tawaran” dari teman serta banyaknya film dan
sarana hiburan yang memberikan contoh “model pergaulan moderen”
biasanya mendorong remaja minum-minuman keras secara berkelompok.
Apabila remaja telah menjadi terbiasa minum minuman keras dan
karena mudah mendapatkannya, maka remaja akan memakainya sendiri
sehingga tanpa disadari lama-kelamaan akan ketagihan. Penggunaan
minuman keras di kalangan remaja umumnya karena minuman keras
tersebut menjanjikan sesuatu yang menjadi rasa kenikmatan, kenyamanan
13
dan kesenangan dan ketenangan walaupun hal itu dirasakan secara semu
(Liana dan Adolf, 2019).
f. Ciri-ciri perilaku remaja yang mengkonsumsi minuman keras

Menurut Puspitawati dalam Liana dan Adolf (2019) diantaranya


adalah:
1) Perubahan perangai atau perilaku seperti : yang biasanya periang tibatiba
menjadi pemurung, mudah tersinggung dan cepat marah tanpa alasan
yang jelas.
2) Sering menguap dan menhantuk, malas, melamun dan tidak
memperdulikan kebersihan dan penampilan diri.
3) Menjadi tidak disiplin, atau sering kabur, baik di rumah maupun di
sekolah.
4) Nilai rapor atau prestasinya menurun.
5) Bersembunyi di tempat gelap atau sepi agar tidak terlihat orang.
6) Lebih banyak bergaul dengan orang-orangtertentu saja yang mempunyai
ciri-ciri dan tanda-tanda diatas.
7) Mencuri apa saja milik orang tua atau saudara untuk membeli minuman
keras
8) Sering cemas, mudah stress atau gelisah, sukar tidur.
9) Pelupa, seperti orang bego atau pikun.
10) Mata merah seperti mengantuk terus atau memakai kacamata hitam
g. Dampak dari penggunaan minuman keras beralkohol
1) Gangguan Kesehatan Fisik
Djajosman dalam Liana dan Adolf (2019) menyatakan,
meminum minuman keras dalam jumlah yang banyak dan dalam
waktu yang lama menimbulkan kerusakan dalam hati, jantung
pankreas, lambung dan otot. Pada pemakaian kronis minuman keras
dapat terjadi pergeseran hati, peradangan pangkreas dan peradangan
lambung.
Lemak di Liver dimana tugas hati atau liver adalah
memetabolisme nutrisi dari makanan atau minuman yang
dikonsumsi. Terlalu banyak minum alkohol membebani hati.
"Kelebihan lemak disimpan dalam sel-sel hati. Mereka
terakumulasi untuk membentuk hati yang berlemak," kata Robert
Duhaney, MD, seorang internis di Amerika Serikat. Semua lemak
14
berlebih ini, meningkatkan risiko terkena hepatitis alkohol. Selain
itu, bisa menyebabkan sirosis dan membuat hati tidak bisa
melakukan fungsinya. Konsumsi alkohol berlebih tetap bisa
menyebabkan stroke (Liana dan Adolf, 2019).
Sebuah studi menemukan, pria yang mengonsumsi lebih dari 6
kali dalam sehari, atau wanita yang minum lebih dari 4 kali,
memiliki risiko stroke hampir 40 persen lebih tinggi, dibanding
mereka yang tidak pernah minum alkohol. Hal ini juga terkait
tekanan darah tinggi yang merupakan faktor risiko stroke (Liana
dan Adolf, 2019).
2) Gangguan Kesehatan Jiwa
Meminum minuman keras secara kronis dalam jumlah
berlebihan dapat menimbulkan kerusakan jaringan otak sehingga
menimbulkan gangguan daya ingatan, kemampuan penilaian,
kemapuan belajar, dan gangguan jiwa tertentu. Akibat minuman
keras, alam perasan seseorang menjadi berubah, orang menjadi
mudah tersinggung dan perhatian terhadap lingkungan terganggu
yang pada giliranya tersingkirkan dari lingkungan sosialnya dan
atau dikeluarkan dari pekerjaannya. Menenggak minuman
beralkohol hanya akan membuat perasaan lebih baik di awal saja.
Namun, tubuh akan memecah zat kimia yang ada dalam alkohol.
Hal ini membuat kestabilan neurontransmiter dalam otak terganggu
(Liana dan Adolf, 2019).
Menurut National Institute on Alcohol Abuse and Alcoholism
(NIAAA) dalam Liana dan Adolf (2019), dalam jangka pendek
alkohol memberikan penurunan suasana hati. Seiring waktu, hal itu
menyebabkan sel-sel otak menyusut dan memicu masalah seperti
depresi. Kacaunya otak juga bisa membuat Anda kehilangan
ingatan jangka pendek, serta masalah kognitif jangka panjang,
termasuk demensia.
Sebuah penelitian di Perancis menemukan, dari 1 juta lebih
orang dewasa yang mengalami kasus demensia, 57 ribunya terkait
dengan konsumsi alkohol yang berlebihan (Liana dan Adolf, 2019).
2. Media

Media yang digunakan adalah menggunakan leaflet


15
3. Metode

Metode pengumpulan data yang dilakukan :


a. Melakukan wawancara terkait kebiasaan dan status kesehatan yang dialami
saat ini
b. Menyusun SAP (Satuan Acara Penyuluhan) dan melakukan penyuluhan
tentang bahaya mengkonsumsi minuman beralkohol

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penyalahgunaan dalam hal konsumsi minuman keras berkalkohol tidak bisa
dipandang sebelah mata karena dampak yang diakibatkan tidak main-main. Apalagi
karena penyalahgunaan terkait miras oplosan yang sedang banyak terjadi di
masyarakat bisa membuat seseorang sampai tewas. Sebab bahan yang digunakan
dalam mengoplos minuman mudah didapatkan seperti alkohol sebagai bahan utama.
Terlebih angka presentase korban dari penyalahgunaan alkohol tertinggi menyerang
remaja. Sungguh tragis memang bila melihat dan mendengar para remaja yang
dianggap sebagai agen perubahan, harus mengenal dan menyalahgunakan minuman
keras. Padahal pada kenyataannya perilaku remaja pengguna minuman keras ini
merupakan sebagai bentuk kegiatan yang menyimpang dari moral, melanggar norma-
norma sosial dan norma-norma agama. Jika kita terus membiarkannya, maka bukan
tidak mungkin jika kita sama saja membunuh asset negara berupa generasi muda yang
tambah hari tambah bobrok, sebab penyalahgunaan alkohol bisa menyebababkan
depresi atau stress juga apalagi jika orang tersebut sudah kecanduan. Bimbingan dan
perhatian dari orang tua sungguh saat diperlukan sebagai salah satu usaha preventif
saat anak masuk fase remaja agar tidak salah masuk pergaulan.
B. Saran
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca jika ada kritikan yang
dapat membangun kami terima khususnya untuk mahasiswa alih jenjang S1
keperawatan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Liana, W. T. L., & Adolf, L. L. (2019). Penyalahgunaan Konsumsi Alkohol pada Minuman
Keras bagi Remaja Terhadap Kesehatan.

Yan, G. E., Yauri, I., & Ismanto, A. Y. (2017). Hubungan Pengetahuan Remaja Tentang Bahaya
Mengkonsumsi Minuman Keras Dengan Perilaku Minum Minuman Keras Di Desa
Tontalete Kabupaten Minahasa Utara (Doctoral dissertation, Universitas Katolik De La
Salle).

Anda mungkin juga menyukai