Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

DENGAN ANAK USIA REMAJA

Ditujukan untuk

Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas

Dosen Pembimbing : Tressia Febrianti, S.Kep, Ners

Tingkat III A

Disusun Oleh : Kelompok 2

1. Eriko Awang (1440118020)

2. Fanisa Wardan (1440118023)

3. Feby Ayunda (1440118025)

4. Firda Yuningsih (1440118026)

5. Fitri Kurnia (1440118027)

6. Funny Aryani (1440118029)

7. Intan Rosmita (1440118033)

8. Khoirul Umam (1440118034)

9. Syipa Masruriani (1440118075)

STIKes RAFLESIA DEPOK

Jl. Mahkota Raya 32-B, Komplek Pondok Duta, Tugu, Cimanggis, Kota Depok, Jawa Barat

16451, Indonesia
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah membimbing penulis

menyelesaikan Makalah ini tepat pada waktunya. Tanpa pertolongan dan petunjuk-Nya,

penulis tidak akan menyelesaikan makalah ini dengan penuh kelancaran. Makalah ini penulis

susun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas dengan judul Asuhan

Keperawatan Komunitas dengan Anak Usia Remaja. Penulis juga mengucapkan banyak

terima kasih kepada dosen Tressia Febrianti, S.Kep, Ners yang telah membimbing penulis

dan semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya Makalah ini. Semoga

Makalah ini dapat memberi wawasan dan pemahaman yang luas kepada pembaca. Penulis

menyadari Makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, sehingga penulis mengharapkan

kritik dan saran dari pembaca.

Bogor, 24 Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR..................................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................................... ii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah................................................................................................. 1

C. Tujuan Penulisan.................................................................................................. 2

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Usia Remaja

1. Batasan Usia .................................................................................................. 3

B. Kenakalan Remaja

1. Pengertian Kenakalan Remaja ....................................................................... 4

2. Aspek-Aspek Kenakalan Remaja .................................................................. 4

3. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kenakalan Remaja ................................ 5

4. Penyalahgunaan Narkoba pada Remaja ......................................................... 6

5. Dampak Negatif Penyalahgunaan Narkoba bagi Generasi Muda ................. 8

BAB III

KASUS

A. Kasus 2.............................................................................................................. 10

B. Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian .................................................................................................. 11

ii
2. Analisa Data Komunitas .............................................................................. 12

3. Analisa Data ................................................................................................ 14

4. Diagnosa Keperawatan ................................................................................ 15

5. Perencanaan ................................................................................................. 16

6. Plan of Action ............................................................................................. 18

7. Implementasi Keperawatan ......................................................................... 18

8. Analisis SWOT .................................................................................................

C. LAMPIRAN PENUGASAN

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Remaja adalah mereka yang mengalami masa transisi (peralihan) dari masa

kanak-kanak menuju masa dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12-

24 tahun. Perubahan yang terjadi pada remaja hampir pada semua aspek

perkembangannya, yaitu meliputi perkembangan fisik, kognitif, kepribadian, dan

sosial.

Masa pertumbuhan atau masa remaja diwarnai dengan munculnya

karakteristik remaja yang disebut “krisis identitas” yaitu masa dimana individu

harus memutuskan siapa dia, apa yang dia lakukan dan apa yang dilakukan dalam

hidupnya. Akibatnya remaja sangat peka terhadap stress, frustasi, dan konflik,

karena remaja sedang mengalami pergolakan dalam jiwanya untuk mencari jati diri

(Star, 2010). Oleh karena itu remaja sangat rentan sekali mengalami masalah

psikososial. Salah satu masalah yang merupakan bentuk kenakalan remaja adalah

penyalahgunaan napza (Kartono, 2013).

Pola asuh orang tua merupakan interaksi antara anak dan orang tua selama

mengadakan kegiatan pengasuhan. Pola asuh orangtua yang kurang baik akan

menimbulkan perilaku menyimpang seperti penyalahgunaan napza, merokok,

minum-minuman keras, seks bebas, dan lain-lain. Berdasarkan latar belakang di

atas penulis akan melakukan asuhan keperawatan komunitas pada remaja.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana asuhan keperawatan komunitas pada tahap perkembangan remaja?

1
C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran asuhan keperawatan komunitas pada remaja.

2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui pengkajian keperawatan pada komunitas remaja.

2. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan pada komunitas remaja.

3. Untuk mengetahui rencana tindakan keperawatan pada komunitas remaja.

4. Untuk mengetahui implementasi keperawatan pada komunitas remaja.

5. Untuk mengetahui evaluasi keperawatan pada komunitas remaja

2
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Usia remaja

1. Batasan Usia

Berdasarkan tahapan perkembangan individeu dari masa bayi hingga

masa tua akhir. Menurut Erickson, maasa remaja dibagi menjadi tiga tahapan

yakni masa remaja awal, masa remaja pertengahan, dan masa remaja akhir.

Adapun kriteris usia masa remaja awal perempuan yaitu 13-15 tahun dan

pada laki-laki yaitu 15-17 tahun. Kriteria usia masa remaja pertengahan pada

perempuan yaitu 15-18 tahun dan pada laki-laki yaitu 17-19 tahun.

Sedangkan kriteria masa remaja akhir pada perempuan yaitu 18-21 tahun dan

pada laki-laki 19-21 tahun (Thalib, 2010).

Menurut Papalia & Olds (dalam Jahja, 2012), masa remaja adalah masa

transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan dewasa yang pada

umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir

belasan tahun atau awal dua puluhan tahun.

Jahja (2012) menambahkan, karena laki-laki lebih lambat matang

daripada anak perempuan, maka laki-laki mengalami periode awal masa

remaja yang lebih singkat, meskipun pada usia 18 tahun ia telah dianggap

dewasa, seperti halnya anak perempuan. Akibatnya, seringkali laki-laki

tampak kurang untuk usianya dibandingkan dengan perempuan. Namun

adanya status yang lebih matang, sangat berbeda dengan perilaku remaja

yang lebih muda.

3
B. Kenakalan remaja

1. Pengertian Kenakalan Remaja

Menurut Kartono (2014), kenakalan remaja adalah perilaku jahat, atau

kejahatan/kenakalan anak-anak muda; merupakan kejala sakit (patologis)

secara sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh satu bentuk

pengabaian sosial, sehingga mereka itu mengembangkan bentuk tingkah laku

yang menyimpang.

Menurut Sarwono (2015), kenakalan remaja adalah segala tingkah laku

yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana. Menurut Gold dan

Petronio (dalam Sarwono, 2015), mengatakan bahwa kenakalan remaja

adalah tindakan oleh seseorang yang belum dewasa yang sengaja melanggar

hukum dan yang diketahui oleh anak itu sendiri jika perbuatannya itu

sempat diketahui oleh petugas hukum ia bisa dikenai hukuman. Sedangkan

menurut Musbikin (2013), kenakalan remaja adalah tindak perbuatan yang

dilakukan anak remaja dan perbuatan melawan hukum yang mana terdapat

di dalamnya anti sosial, anti susila serta melanggar norma agama, maka

kalau dilanggar orang yang sudah menginjak dewasa akan menjadi tindak

kejahatan.

2. Aspek-aspek Kenakalan Remaja

kenakalan remaja menurut Kartono (1991) adalah sebagai berikut :

a. Kenakalan terang-terangan.

Kebanyakan adalah anak yang ditolak, misalnya dikeluarkan dari

sekolah. Sebaliknya ia juga menolak lingkungannya. Kenakalannya

4
antara lain berupa perampokan, pencurian, perkosaan, pengrusakan,

penganiayaan, pengeroyokan.

b. Kenakalan non-konformis ekstrim.

Anak yang berada diantara menerima nilai-nilai moral dan juga

menolaknya. Artinya kadang-kadang taat pada peraturan, tapi kadang-

kadang melawan. Emosi dan sikap sosialnya tidak stabil, sukar

mengontrol diri, tidak disukai baik di rumah maupun di sekolah, tetapi

tidak ditolak sama sekali. Kenakalan yang dilakukan berupa pencurian

kecil-kecilan, pelacuran bahkan penggunaan obat-obatan terlarang.

c. Kenakalan non-konformis ringan.

Anak yang memandang dirinya tidak sebagai anak yang nakal atau

delinken. Ia tidak disukai namun dibiarkan. Kenakalan yang dilakukan

berupa pinjaman tanpa izin, pengrusakan, tingkah lakunya kasar.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kenakalan Remaja

Menurut Kartono (1991), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya

kenakalan remaja yaitu :

a. Lingkungan rumah/keluarga, yang meliputi :

1) Status ekonomi orang tua rendah, banyak penghuni/keluarga besar,

rumah kotor.

2) Memiliki kebiasaan yang krang baik.

3) Tidak melaksanakan tata tertib dan kedisiplinan, atau justru

menerapkan disiplin yang salah.

4) Tidak mampu mengembangkan ketenangan emosional.

5) Anak tidak mendapat kasih sayang orang tua.

5
6) Anak diasuh oleh bukan orang tuanya.

7) Tidak ada rasa persekutuan antar anggota keluarga.

8) Ada penolakan baik dari ibu maupun ayah.

9) Orang tua kurang memeberikan pengawasan pada anaknya dan

lainlain.

10) Broken home (karena kematian, perceraian, hukuman dan lainnya).

b. Lingkungan sekolah

1) Sekolah yang berusaha memandaikan anak-anak yang sebenarnnya

kurang mampu.

2) Guru bersikap menolak.

3) Sekolah atau guru yang mendisiplinkan anak-anak dengan cara

yang kaku, tanpa menghiraukan perasaan anak.

4) Suasana sekolah buruk.

c. Lingkungan masyarakat

1) Tidak menghiraukan kepentingan anak dan tidak melindunginya.

2) Tidak memberi kesempata bagi anak untuk melaksanakan

kehidupan sosial, dan tidak mampu menyalurkan emosi anak.

3) Contoh tingkah laku dan tempat-tempat tercela serta melawan

norma (misalnya pelacuran, perjudian, kriminalitas, hasut-

menghasit dan penyalahgunaan narkoba.)

4. Penyalahgunaan narkoba pada remaja

Penyebab penyalahagunaan narkoba pada generasi muda dapat

disebabkan oleh banyak faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Oleh

karena itu penulis akan memaparkan faktor faktor tersebut sebagai berikut :

6
a. Faktor Internal : faktor yang berasal dari diri seseorang.

1) Keluarga : Jika hubungan dengan keluarga kurang harmonis

(Broken Home) maka seseorang akan mudam merasa putus asa dan

Frustasi. Akibat lebih jauh, orang akhirnya mencari kompensasi

diluar rumah dengan menjadi konsumen narkoba.

2) Ekonomi : Kesulitan mencari pekerjaan menimbulkan keinginan

untuk bekerja menjadi pengedar narkoba. Seseorang yang ekonomi

cukup mampu, tetapi kurang perhatian yang cukup dari keluarga

atau masuk dalam lingkungan yang salah lebih mudah terjerumus

jadi pengguna narkoba.

3) Kepribadian :Apabila kepribadian seseorang labil, kurang baik, dan

mudah dipengaruhi orang lain maka lebih mudah terjerumus

kejurang narkoba.

b. Faktor Eksternal : Berasal dari luar seseorang. Faktor yang cukup kuat

mempengaruhi seseorang.

1) Pergaulan : Teman sebaya mempunyai pengaruh cukup kuat bagi

terjerumusnya seseorang kelembah narkoba, biasanya berawal dari

ikut-ikutan teman. Terlebih bagi seseorang yang memiliki mental

dan keperibadian cukup lemah, akan mudah terjerumus.

2) Sosial/Masyarakat : Lingkungan masyarakat yang baik terkontrol

dan memiliki organisasi yang baik akan mencegah terjadinya

penyalahgunaan narkoba. Kebanyakan zat dalam narkoba

sebenarnya digunakan untuk pengobatan dan penelitian. Tetapi

karena berbagai alasan – mulai dari keinginan untuk coba-coba, ikut

7
trend/gaya, lambang status sosial, ingin melupakan persoalan, dan

lain lain, maka narkoba kemudian disalahgunakan. Penggunaan

terus menerus dan berianjut akan menyebabkan ketergantungan atau

dependensi, disebut juga kecanduan.

Tingkatan penyalahgunaan biasanya sebagai berikut:

1) Coba-coba

2) Senang-senang

3) Menggunakan pada saat atau keadaan tertentu

4) Penyalahgunaan

5) Ketergantungan

5. Dampak Negatif Penyalahgunaan Narkoba Bagi Generasi Muda

a. Dampak Fisik:

1) Gangguan pada system syaraf (neurologis) seperti: kejang-kejang,

halusinasi, gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi .

2) Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti:

infeksi akut otot jantung, gangguan peredaran darah

3) Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan (abses),

alergi, eksim

4) Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan fungsi

pernapasan, kesukaran bernafas, pengerasan jaringan paru-paru

5) Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu

tubuh meningkat, pengecilan hati dan sulit tidur

8
6) Dampak terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan

padaendokrin, seperti: penurunan fungsi hormon reproduksi

(estrogen, progesteron, testosteron), serta gangguan fungsi seksual

7) Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan

antara lain perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan

menstruasi, dan amenorhoe (tidak haid)

8) Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian

jarum suntik secara bergantian, risikonya adalah tertular penyakit

seperti hepatitis B, C, dan HIV yang hingga saat ini belum ada

obatnya

9) Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi Over

Dosis yaitu konsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk

menerimanya. Over dosis bisa menyebabkan kematian

b. Dampak Psikis dan Sosial bagi pemakai narkoba antara lain :

1) Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah.

2) Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga.

3) Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal.

4) Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan.

5) Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri.

6) Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh

lingkungan.

7) Merepotkan dan menjadi beban keluarga.

8) Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram.

9
BAB III

KASUS

A. Kasus 2

Kelurahan P merupakan daerah pinggiran kota. masyarakatnya banyak yang

berasal dari luar daerah atau pendatang. Kehidupan malam di kelurahan P tergolong

ramai. Diwilayah kelurahan P terdapat sebuah lokalisasi, meski sering di razia oleh

petugas, namun tempat hiburan itu selalu ada dan tidak pernah mati. Banyak

masyarakat yang mengeluhkan adanya tempat hiburan malam tersebut. Masyrakat

merasa terganggu dengan kegiatan malam didaerah tersebut, tetapi masyarakat tidak

bisa melakukan apapun karena banyak preman yang melindungi tempat tersebut.

Masyarakat merasa takut tempat itu akan merusak moral anak-anak mereka kelak.

Menurut data didapatkan Terdapat 41% remaja diam saat ada masalah, Terdapat 20%

remaja merokok saat ada masalah, Terdapat 43% remaja merokok, Terdapat 11%

remaja yang pernah minum alcohol, Terdapat 39% remaja mengatakan penyebab

remaja menggunakan NAPZA adalah pengaruh lingkungan, Terdapat 37% remaja

mengatakan penyebab remaja menggunakan NAPZA karena ingin mencoba-coba,

Terdapat 52% remaja yang memiliki komunikasi tertutup dengan orang tua dari hasil

wawancara dengan remaja, meraka mengatakan tidak pernah mendapat penyuluhan

mengenai NAPZA.

10
B. Asuhan Keperawatan Komunitas

1. Pengkajian

a. Dimensi Lokal

Kelurahan P merupakan daerah pinggiran kota. Masyarakatnya banyak

yang berasal dari luar daerah atau pendatang. Di wilayah kelurahan P terdapat

pembatasan wilayah atau lokalisasi yang sering di razia oleh petugas, namun

selalu ada dan tidak pernah mati. Dan banyak masyarakat yang mengeluhkan

adanya tempat hiburan malam atau lingkungan buatan tersebut. Masyarakat

merasa terganggu dengan kegiatan malam didaerah tersebut, tetapi masyarakat

tidak bisa melakukan apapun karena banyak preman yang melindungi tempat

tersebut.

b. Dimensi Populasi

Berdasarkan latar belakang lingkungan yang kurang baik karena adanya

tempat hiburan malam yang dilindungi oleh banyak pereman membuat

masyarakat tidak bisa berbuat apapun, sehingga membuat masyarakat merasa

terganggu, dan merasa takut akan merusak moral anak-anak mereka. Menurut

data terdapat komposisi remaja didapatkan hasil :

1) Terdapat 41% remaja diam saat ada masalah

2) Terdapat 20% remaja merokok saat ada masalah

3) Terdapat 43% remaja merokok

4) Terdapat 11% remaja yang pernah minum alcohol

5) Terdapat 39% remaja mengatakan penyebab remaja menggunakan

NAPZA adalah pengaruh lingkungan

11
6) Terdapat 37% remaja mengatakan penyebab remaja menggunakan

NAPZA karena ingin mencoba-coba

7) Terdapat 52% remaja yang memiliki komunikasi tertutup dengan orang

tua.

c. Dimensi Sistem Sosial

Kondisi lingkungan masyarakat terganggu dengan adanya kegiatan

hiburan malam yang di lindungi oleh banyak pereman, masyarakat merasa

takut tempat itu akan merusak moral anak-anak mereka, sehingga hal ini dapat

mempengaruhi sistem kesehatan dan keamanan. Meski sering di razia oleh

petugas tempat hiburan itu selalu ada. Serta masyarakat tidak bisa melakukan

apapun karena ada banyak pereman.

Dari hasil wawancara dengan remaja, meraka mengatakan tidak pernah

mendapat penyuluhan mengenai NAPZA. Beberapa diantaranya masih banyak

remaja yang merokok (43%), minum alkohol (11%), menggunakan NAPZA

akibat pengaruh lingkungan (39%), dan menggunakan NAPZA karena ingin

coba-coba (37%). Tidak hanya itu, masih ada remaja yang komunikasinya

tertutup dengan orang tua (52%).

2. Analisa Data Komunitas

No Masalah remaja Presentase

(%)

1. Remaja diam saat ada masalah 41%

2. Remaja merokok saat ada masalah 20%

3. Remaja merokok 43%

4. Remaja yang pernah minum alcohol 11%

12
5. Penyebab remaja menggunakan NAPZA adalah pengaruh 39%

lingkungan

6. Penyebab remaja menggunakan NAPZA karena ingin 37%

mencoba-coba

7. Remaja yang memiliki komunikasi tertutup dengan orang 52%

tua

100

80

60

40

20

Remaj Remaja Remaja Remaj Rremaja Remaja Remaja

a diam meroko meroko a yang menggunak menggunak yang

saat k saat k perna an NAPZA an NAPZA memiliki

ada ada h karena karena komunika

masala masala minu pengaruh ingin si tertutup

h h m lingkungan mencoba- dengan

alcoh coba orang tua

ol

13
Kesimpulan :

Dari hasil pengkajian didapatkan jumlah remaja terdapat 41% remaja diam

saat ada masalah, terdapat 20% remaja merokok saat ada masalah, terdapat

43% remaja merokok, terdapat 11% remaja yang pernah minum alcohol,

terdapat 39% remaja mengatakan penyebab remaja menggunakan NAPZA

karena pengaruh lingkungan, terdapat 37% remaja menggunakan NAPZA

karena ingin mencoba-coba, terdapat 52% remaja yang memiliki

komunikasi tertutup dengan orang tua.

3. Analisa Data :

No Data Masalah Keperawatan


1. - Diwilayah kelurahan P terdapat sebuah Koping komunitas tidak
lokalisasi efektif
- Tempat hiburan itu selalu ada dan tidak pernah
mati

Wawancara :
- Banyak masyarakat yang mengeluhkan adanya
tempat hiburan malam tersebut
- Masyrakat merasa terganggu dengan kegiatan
malam didaerah tersebut
- Masyarakat tidak bisa melakukan apapun karena
banyak preman yang melindungi tempat tersebut
- Masyarakat merasa takut tempat itu akan
merusak moral anak-anak mereka kelak.
2. Menurut data didapatkan : Defisit kesehatan
- Terdapat 20% remaja merokok saat ada masalah komunitas
- Terdapat 43% remaja merokok
- Terdapat 11% remaja yang pernah minum
alcohol

14
- Terdapat 39% remaja mengatakan penyebab
remaja menggunakan NAPZA adalah pengaruh
lingkungan
- Terdapat 37% remaja mengatakan penyebab
remaja menggunakan NAPZA karena ingin
mencoba-coba
- Terdapat 52% remaja yang memiliki komunikasi
tertutup dengan orang tua
3. Data : Defisit pengetahuan
- Terdapat 39% remaja mengatakan penyebab tentang napza
remaja menggunakan NAPZA adalah pengaruh
lingkungan
- Terdapat 37% remaja mengatakan penyebab
remaja menggunakan NAPZA karena ingin
mencoba-coba

wawancara :
mereka para remaja mengatakan tidak pernah
mendapat penyuluhan mengenai NAPZA.

4. Diagnosa Keperawatan

Menentukan Prioritas Masalah

No Masalah Ketersediaan Sumber

Kesehatan A B C D E F G H I J K L

1. Koping komunitas tidak 3 5 5 4 4 2 2 5 3 3 3 2

efektif

(tempat hiburan malam)

2. Defisit kesehatan komunitas 4 5 5 4 4 3 3 4 4 4 4 3

(merokok, alkohol, napza)

15
3. Defisit pengetahuan tentang 5 5 5 4 4 3 3 3 3 3 3 3

napza

TOTAL :

1 = 41

2 = 47

3 = 44

Diagnosa Keperawatan Prioritas

a. Defisit kesehatan komunitas (merokok, alkohol, napza)

b. Defisit pengetahuan tentang napza

c. Koping komunitas tidak efektif (tempat hiburan malam)

5. Perencanaan

Strategi intervensi keperawatan komunitas dilakukan melalui health promotion

dengan meliputi pengembangkan Komponen Promosi Kesehatan sebagai berikut:

a. Menentukan Tujuan Promosi Kesehatan Pada dasarnya tujuan utama promosi

kesehatan adalah untuk mencapai 3 hal, yaitu :

1) Peningkatan pengetahuan atau sikap masyarakat

2) Peningkatan perilaku masyarakat

3) Peningkatan status kesehatan masyarakat

b. Menentukan Sasaran Promosi Kesehatan

Di dalam promosi kesehatan yang dimaksud dengan sasaran adalah kelompok

sasaran, yaitu individu, kelompok maupun keduanya

c. Menentukan Isi/Materi Promosi Kesehatan

16
Isi promosi kesehatan harus dibuat sesederhana mungkin sehingga mudah

dipahami oleh sasaran. Bila perlu buat menggunakan gambar dan bahasa

setempat sehingga sasaran mau melaksanakan isi pesan tersebut

d. Menentukan Metode

1) Pengetahuan : penyuluhan langsung, pemasangan poster, spanduk,

penyebaran leaflet, dll

2) Sikap : memberikan contoh konkrit yang dapat menggugah emosi,

perasaan dan sikap sasaran, misalnya dengan memperlihatkan foto, slide

atau melalui pemutaran film/video

3) Keterampilan : sasaran harus diberi kesempatan untuk mencoba

keterampilan tersebut

4) Pertimbangkan sumber dana & sumber daya

e. Menetapkan Media

1) Teori pendidikan : belajar yang paling mudah adalah dengan

menggunakan media.

2) Media yang dipilih harus bergantung pada jenis sasaran, tk pendidikan,

aspek yang ingin dicapai, metode yang digunakan dan sumber daya yang

ada

f. Menyusun Rencana Evaluasi

Harus dijabarkan tentang kapan evaluasi akan dilaksanakan, dimana akan

dilaksanakan, kelompok sasaran yang mana akan dievaluasi & siapa yang

akan melaksanakan evaluasi tersebut

g. Menyusun Jadwal

17
Pelaksanaan Merupakan penjabaran dari waktu, tempat & pelaksanaan yang

biasanya disajikan dalam bentuk gan chart

6. Plan of action

Masalah kesehatan Tujuan Kegiatan Sasaran


1. Defisit kesehatan  Menurunnya angka Penyuluhan tentang Anak remaja
komunitas gangguan kesehatan pentingnya kesehatan kelurahan P
(merokok, alkohol, mental pada remaja bagi komunitas
napza) pada anak kelurahan P
remaja kelurahan P  Menurunnya angka
kebiasaan
mengonsumsi alcohol,
rokok, dan
penyalahgunaan
napza
2. Defisit  Menurunnya angka Penyuluhan kesehatan Anak remaja
pengetahuan penyalahgunaan tentang bahayanya kelurahan P
tentang napza pada napza napza
anak remaja
kelurahan P
3. Koping komunitas  Meningkatkan status Penyuluhan kesehatan Anak remaja
tidak efektif koping komunitas untuk meningkatkan kelurahan P
(tempat hiburan  Meningkatkan koping komunitas
malam) pada anak ketahanan komunitas
remaja kelurahan P

7. Implementasi
Penanggun
Dx Implementas
Tujuan Tgl Tempat g Evaluasi
keperawatan i
Jawab
1. Defisit  Menurunnya 26 Kelurahan perawat A Penyuluhan Evaluasi
kesehatan angka Maret P tentang Struktur
komunitas gangguan 2021 pentingnya 1.Rencana
(merokok, kesehatan kesehatan Penyuluhan
alkohol, mental pada bagi dilakukan
napza) pada remaja komunitas 2 hari sebelum
anak remaja kelurahan P pelasanaan
kelurahan P  Menurunnya 2.Informasi
angka penyuluhan
kebiasaan diberikan satu
mengonsumsi hari sebelum
alcohol, pelaksanaan
rokok, dan Evaluasi
penyalahguna Proses:
an napza 1.Peserta Yang
Hadir

18
Kelurahan P :
26 Orang
Evaluasi
Hasil :
Warga
kelurahan P
mampu
memahami
pentingnya
Kesehatan
komunitas dan
mampu
menjawab
pertanyaan
yang diberikan
tentang
Kesehatan
komunitas.
2.Defisit  Menurunnya 27 Kelurahan Perawat B Penyuluhan Evaluasi
pengetahuan angka Maret P kesehatan Struktur
tentang napza penyalahgunaa 2021 tentang 1.Rencana
pada anak n napza bahayanya Penyuluhan
remaja napza dilakukan
kelurahan P 2 hari sebelum
pelasanaan
2.Informasi
penyuluhan
diberikan satu
hari sebelum
pelaksanaan
Evaluasi
Proses:
1.Peserta Yang
Hadir
Kelurahan P :
23 Orang
Evaluasi
Hasil :
Warga
kelurahan P
mampu
memahami dan
mengetahui
dampak yang
Berbahaya
yang
disebabkan
Nafza, Warga

19
Juga mampu
menjawab
pertanyaan
yang diberikan
penyuluh
3.Koping  Meningkatkan 28 Kelurahan Perawat C Penyuluhan Evaluasi
komunitas tidak status koping Maret P kesehatan Struktur
efektif (tempat komusitas 2021 untuk 1.Rencana
hiburan malam)  Meningkatkan meningkatka Penyuluhan
pada anak ketahanan n koping dilakukan
remaja komunitas komunitas 2 hari sebelum
kelurahan P pelasanaan
2.Informasi
penyuluhan
diberikan satu
hari sebelum
pelaksanaan
Evaluasi
Proses:
1.Peserta Yang
Hadir
Kelurahan P:
24 Orang
Evaluasi
Hasil :
Warga
kelurahan P
mampu
memahami
pentingnya
koping dalam
komunitas dan
mampu
memberikan
komunikasi
yang efektif
dalam
beradaptasi
serta mampu
menjawab
pertanyaan dari
penyuluh
dalam
meningkatkan
koping dalam
komunitas

20
8. Analisis SWOT

21
LAMPIRAN

1. Fitri Kurnia : nyatuin makalah + cover, kata pengantar

dan daftar isi.

2. Fanisa Wardan : Bab 1 latar belakang, rumusan masalah, tujuan,

manfaat, diagnosa prioritas masalah

3. Feby Ayunda Mutiara : Bab 2 tinjauan teoritis

4. Intan Rosmita Dewi : Kasus, pengkajian dan presentasi

5. Eriko Awang M : analisa data

6. Firda Yuningsih : intervensi, implementasi

7. Khoirul Umam : evaluasi

8. Funny Aryani : analisis swot

9. Syipa Masruriani Sapaah : PPT

22

Anda mungkin juga menyukai