Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA


AGREGAT REMAJA
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas
II, dosen Yuni Sapto E R, M.Kep

Disusun oleh :
KELOMPOK 2

1. Yustia Waisrin (108119045)


2. Nindra Annisa Rahmadani (108119054)
3. Danny Kusuma (108119055)
4. Dian Wahyuningtyas (108119065)
5. M. Rafi Hanan (108119066)
6. Monika Permata Sari (108119067)
7. Sartika Dewi (108119070)
8. Wilda Febriana (108119077)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN TINGKAT 3B


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS AL IRSYAD CILACAP
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ASUHAN
KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA AGREGAT REMAJA” ini tepat
pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas II.
Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada dosen Yuni Sapto E R,
M.Kep selaku dosen pembimbing yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangunakan kami demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga hasil makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan dan
mendapat ridho Allah SWT. Aamiin.

Cilacap, 17 Mei 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. LATAR BELAKANG......................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..................................................................................1
C. TUJUAN...........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI..................................................................................3
A. PENGERTIAN REMAJA................................................................................3
B. BATASAN USIA REMAJA............................................................................3
C. KARAKTERISTIK USIA REMAJA...............................................................3
D. PERMASALAHAN YANG TERJADI PADA REMAJA...............................5
E. TUGAS PERKEMBANGAN ANAK USIA REMAJA...................................8
F. PERUBAHAN-PERUBAHAN YANG TERJADI PADA REMAJA.............9
G. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN BERDASARKAN TEORI..........11
BAB III PENUTUP..............................................................................................20
A. KESIMPULAN...............................................................................................20
B. SARAN...........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................21

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa.
Remaja menurut WHO (2014), remaja adalah seseorang yang berusia 10
sampai 19 tahun. Sedangkan menurut Menteri Kesehatan RI (2010), batas usia
remaja adalah antara 10 sampai 19 tahun dan belum kawin. Seorang remaja
akan diberikan tanggung jawab yang lebih besar dari kedua orang tuanya agar
semakin mempelajari dunia dewasa dan perlahan meninggalkan meninggalkan
jiwa kekanak-kanakannya. Remaja yang baik akan mulai mengaktualkan
dirinya di dunia sosial. Namun, tidak sedikit remaja melakukan hal-hal
ekstrem untuk menarik perhatian lingkungannya. Setiap tahapan pertumbuhan
dan perkembangan akan mengalami perkembangan moral, spiritual, dan
psikososial, begitu juga pada remaja.
Masa remaja merupakan masa transisi antara masa anak-anak menuju
masa dewasa. Pada masa transisi, remaja mengalami proses pencarian
identitas diri, melepas ketergantungan dari orang tua, dan bersaha mencapai
kemandirian sehingga dapat diterima dan diakui sebagai orang dewasa
(Friedman, Bowden, & Jones, 2010)
Untuk mendukung remaja berperilaku reproduksi seacara sehat dan
bertanggung jawab maka mereka perlu dierikan pengetahuan dan informasi
tentang kesehatan reproduksi. Informasi tersebut dimaksud untuk
mengimbangi informasi global yang dapat mengancam terwujudnya generasi
muda yang sehat, mandiri dan berkualitas.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pergertian dari remaja?
2. Jelaskan batasan usia remaja?
3. Jelaskan karakterisktik usia remaja?
4. Jelaskan permasalahan yang terjadi pada remaja?
5. Jelaskan tugas perkembangan anak usia remaja?

1
6. Apa saja perubahan yang terjadi pada remaja?
7. Bagaimana asuhan keperawatan komunitas pada agregat remaja?

C. TUJUAN
1. Mampu menjelaskan pergertian dari remaja.
2. Mampu menjelaskan batasan usia remaja.
3. Mampu menjelaskan karakterisktik usia remaja.
4. Mampu menjelaskan permasalahan yang terjadi pada remaja.
5. Mampu menjelaskan tugas perkembangan usia remaja.
6. Mampu menjelaskan perubahan yang terjadi pada remaja.
7. Mampu menjelaskan asuhan keperawatan komunitas pada agregat remaja

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN REMAJA
Menurut Sri Rumini & Situ Sundari (2004) masa remaja adalah peralihan
dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua
aspek/fungsi untuk memasuki masa dewasa. Masa remaja berlangsung antara
umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai
dengan 22 tahun bagi pria.
Hal senada diungkapkan oleh Santrock (2003) bahwa remaja (adolescne)
diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa
dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-ekonomi.
Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12
hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga,
yaitu 12-15 tahun = masa remaja awal, 15-18 tahun = masa remaja
pertengahan, dan 18-21 tahun = masa remaja akhir. Tetapi Monks, Knoers,
dan Harditono membedakan masa remaja menjadi empat bagian, yaitu masa
pra-remaja 10-12 tahun, masa remaja awal 12-15 tahun, masa remaja
pertengahan 15-18 tahun, dan masa remaja akhir 18-21 tahun (Deswita, 2006)

B. BATASAN USIA REMAJA


Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun,
menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014,
remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia
remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah.

C. KARAKTERISTIK USIA REMAJA


Karakteristik pertumbuhan dan perkembangan remaja yang mencakup
perubahan transisi bilogis, transisi kognitif. Dan transisi sosial akan
dipaparkan di bawah ini :

3
1. Transisi Biologis
Menurut Muss (dalam Sunarto&Agung Hartono, 2002) menguraikan
bahwa perubahan fisik yang terjadi pada anak perempuan yaitu:
pertumbuhan tulang-tulang, badan menjadi tinggi, anggota-anggota badan
menjadi panjang, tumbuh payudara. Tumbuh bulu yang halus berwarna
gelap di kemaluan, mencapai pertumbuhan ketinggian badan yang
maksimum setiap tahunnya, bulu kemaluan menjadi kriting, menstruasi
atau haid, tumbuh bulu-bulu ketiak.
Sedangkan pada anak laki-laki perubahan yang terjadi antara lain:
pertumbuhan tulang-tulang, testis (buah petir) membesar, tumbuh bulu
kemaluan yang halus, lurus, dan berwarna gelap, awal perubahan suara,
ejakulasi (keluarnya air mani) bulu kemaluan menjadi kriting,
pertumbuhan tinggi badan mencapai tingkat maksimum setiap tahunnya,
tumbuh rambut-rambut halus diwajah (kumis, jenggot), tumbuh bulu
ketiak, akhir perubahan suara, rambut-rambut diwajah bertambah tebal dan
gelap, dan tumbuh bulu dada.
Pada dasarnya perubahan fisik remaja disebabkan oleh kelenjar
pituitary dan kelenjar hypothalamus. Kedua kelenjar itu masing-masing
menyebabkan terjadinya pertumbuhan ukuran tubuh dan merangsang
aktifitas serta pertumbuhan alat kelamin utama dan kedua pada remaja
(Sunmarto & Agung Hartono, 2002)
2. Transisi Kognitif
Dalam perkembangan kognitif, remaja tidak terlepas dari lingkungan
sosial. Hal ini menekankan pentingnya interaksi sosial dan budaya dalam
perkembangan kognitif remaja.
Menurut Piaget (dalam Santrock, 2003) secara lebih nyata pemikiran
operasional formal bersifat lebih abstrak, idealis dan logis. Remaja berfikir
lebih abstrak dibandingkan dengan anak-anak misalnya dapat
menyelesaikan persamaan aljabar abstrak. Remaja juga lebih idealis dalam
berfikir seperti memikirkan karakteristik ideal dari diri sendiri, orang lain
dan dunia. Remaja berfikir secara logis yang mulai berfikir seperti ilmuan,

4
menyusun berbagai rencana untuk memecahkan masalah dan secara
sistematis menguji cara pemecahan yang terpikirkan.
3. Transisi Sosial
Perkembangan sosial anak telah dimulai sejak bayi, kemudian pada
masa kanak-kanak dan selanjutnya pada masa remaja. Hubungan sosial
anak pertama-tama masing sangat terbatas dengan orang tuanya dalam
kehidupan keluarga, khususnya dengan ibu dan berkembang semakin
meluas dengan anggota keluarga lain, teman bermain dan teman sejenis
maupun lain jenis (dalam Rita Eka Izzaty dkk, 2008)

D. PERMASALAHAN YANG TERJADI PADA REMAJA


Masalah remaja sebagai usia bermasalah. Setiap periode hidup manusia
mempunyai masalah tersendiri, termasuk periode remaja. Remaja seringkali
sulit mengatasi masalah mereka. Ada dua alasan hal itu terjadi yang pertama
ketika masih anak anak dan seluruh masalah mereka selalu diatasi oleh orang-
orang dewasa. Hal inilah yang membuat remaja tidak mempunyai pengalaman
dalam menghadapi masalah yang kedua karena remaja telah menganggap
dirinya lebih mandiri, maka mereka mempunyai gengsi dan menolak bantuan
dan orang dewasa remaja pada umunya mengalami bahwa pencarian jati diri
atau keutuhan diri itu suatu masalah utama karena adanya perubahan
perubahan sosial, fisiologi, dan psikologis didalam diri dalam masyarakat kita
yang semakin kompleks dan berteknologi modern.
1. Kecelakaan
Kecelakaan tetap merupakan penyebab utama kematian pada adolesens
(sekitar 70%). Kecelakaan kendaraan bermotor, yang merupakan penyebab
umum terbanyak, mengakibatkan hampir setengah kematian pada usia 16
sampai 19 tahun (Edelmen da Mandel, 1994). Kecelakaan ini sering
dikaitkan dengan intoksikasi alcohol atau penyalahgunaan obat
2. Penyalahgunaan Zat
Penyalahgunaan zat merupakan kenyataan masalah utama bagi mereka
yang bekerja dengan adolesens. Adolesens dapat menyakini bahwa zat
yang merubah alam perasaan menciptakan perasaan sejahtera atau

5
membuktikan tingkat penampilan. Semua adolesens berada pada risiko
penggunaan zat untuk eksperimental atau kebiasaan atau berasal dari
keluarga yang tidak stabil lebih berisiko terhadap penggunaan kronik dan
ketergantungan fisik. Beberapa adolesens percaya bahwa penggunaan zat
membuat mereka lebih matur.
3. Bunuh diri
Bunuh diri merupakan penyebab utama kematian ketiga pada
adolesens usia antara 15 dan 24 tahun (Hawton, 1990); kecelakaan dan
pembunuhan merupakan penyebab utama. Depresi dan isolasi social
biasanya mendahului usaha diri, tetapi bunuh diri mungkin juga sebagai
akibat dari kombinasi beberapa factor.
4. Penyakit menular
Penyakit menular seksual dialami sekitar 10 juta orang per tahun di
bawah usia 25 tahun. Tingkat insiden tertinggi mengharuskan adolesens
yang aktif seksual dilakukan skrining terhadap PMS, meskipun mereka
tidak menunjukan gejala. Kehamilan remaja merupakan kejadian umum di
Amerika Serikat; 1 dari setiap 10 wanita dibawah usia 20 tahun
mengalami kehamilan, dan banyak yang memilih untuk memelihara
bayinya sendiri. Kehamilan tidak memiliki risiko fisik pada ibu yang
masih remaja kecuali mereka dibawah usia 16 tahun atau tidak menerima
perawatan prenatal B.
Adapun masalah lain yang dihadapi remaja masa kini antara lain:
a) Kebutuhan akan figure teladan
Remaja jauh lebih mudah terkesan akan nilai-nilai luhur yang
berlangsung dan keteladanan orang tua mereka daripada hanya sekedar
nasehat-nasehat bagus yang tinggal hanya kata-kata indah.
b) Sikap apatis
Merupakan kecenderungan untuk menolak sesuatu pada saat
bersamaan tidak mau melibatkan diri didalamnya. Sikap apatis ini
terwujud didalam ketidakacuhannya akan apa yang terjadi
dimasyarakatnya.

6
c) Kecemasan dan kurangnya harga diri
Kata stress atau prustasi semakin umum dipakai kalangan remaja.
Banyak kaum muda yang mencoba mengatasi rasa cemasnya dalam
bentuk “pelarian”
d) Ketidakmampuan untuk melibatkan diri
Kecenderungan untuk mengintelektualkan segala sesuatu dan pola
pikir ekonomis, membuat para remaja sulit melibatkan diri secara
emosional maupun efektif dalam hubungan pribadi dan dalam
kehidupan masyarakat. Persahabatan dinilai untung dan rugi atau
malahan dengan uang.
e) Perasaan yang tidak berdaya
Perasaan tidak berdaya ini muncul pertama-tama karena teknologi
semakin menguasai gaya hidup dan berpola fikir masyarakat modern.
f) Pemujaan dan pengalaman
Sebagian besar tindakan-tindakan negative anak muda dengan
minuman keras. Obat-obatan dan seks pada mulanya berawal dan
mencoba-coba. Lingkungan pergaulan anak muda dewasa ini
memberikan pandangan yang keliru tentang pengalaman
Bentuk-bentuk dan perbuatan yang anti sosial antara lain:
a) Anak-anak muda yang berasal dari golongan orang kaya yang
biasanya memakai pakaian yang mewah. Hidup hura-hura dan pergi
kediskotik
b) Disekolah, misalnya dengan melanggar tata tertib sekolah seperti
bolos, terlambat masuk kelas, tidak mengerjakan tugas dan lain
sebagainya.
c) Ngebut, yaitu mengendairai mobil atau motor ditengah tengah
keramaian kota dengan kecepatan yang melampau batas maksimum
yang dilakukan oleh pemuda belasan tahun.
d) Membentuk kelompok remaja yang tingkah lakunya sangat
menyimpang dengan norma yang berlaku dimasyarakat, seperti
tawuran antar kelompok.

7
E. TUGAS PERKEMBANGAN ANAK USIA REMAJA
Salah satu periode dalam rentang kehidupan ialah (fase) remaja. Masa ini
merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan
individu, dan merupakan masa transisi yang dapat diarahkan kepada
perkembangan masa dewasa yang sehat. Untuk dapat melakukan sosialisasi
dengan baik, remaja harus menjalankan tugas-tugas perkembangan pada
usinya dengan baik.
Apabila tugas pekembangan sosial ini dapat dilakukan dengan baik,
remaja tidak akan mengalami kesulitan dalam kehidupan sosialnya serta akan
membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas
perkembangan untuk fase-fase berikutnya. Sebaliknya, manakala remaja gagal
menjalankan tugas-tugas perkembangannya akan membawa akibat negatif
dalam kehidupan sosial fase-fase berikutnya, menyebabkan ketidakbahagiaan
pada remaja yang bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat, dan
kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas perkembangan berikutnya.
William Kay, sebagaimana dikutip Yudrik Jahja14 mengemukakan tugas-
tugas perkembangan masa remaja sebagai berikut:
1. Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya.
2. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua atau figur-figur yang
mempunyai otoritas.
3. Mengembangkan ketrampilan komunikasi interpersonal dan bergaul
dengan teman sebaya, baik secara individual maupun kelompok.
4. Menemukan manusia model yang dijadikan identitas pribadinya.
5. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap
kemampuannya sendiri.
6. Memeperkuat self-control (kemampuan mengendalikan diri) atas dasar
skala nilai, prinsip-prinsip, atau falsafah hidup (weltanschauung).
7. Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri (sikap/perilaku)
kekanak-kanakan.

8
Tugas-tugas perkembangan masa remaja menurut Havighurst sebagaimana
dikutip Gunarsa18, sebagai berikut:
1. Menerima kenyataan terjadinya perubahan fisik yang dialaminya dan
dapat melakukan peran sesuai dengan jenisnya secara efektif dan merasa
puas terhadap keadaan tersebut.
2. Belajar memiliki peranan sosial dengan teman sebaya, baik teman sejenis
maupun lawan jenis sesuai dengan jenis kelamin masing-masing.
3. Mencapai kebebasan dari ketergantungan terhadap orangtua dan orang
dewasa lainnya.
4. Mengembangkan kecakapan intelektual dan konsep-konsep tentang
kehidupan bermasyarakat.
5. Mencari jaminan bahwa suatu saat harus mampu berdiri sendiri dalam
bidang ekonomi guna mencapai kebebasan ekonomi.
6. Mempersiapkan diri untuk menentukan suatu pekerjaan yang sesuai
dengan bakat dan kesanggupannya.
7. Memahami dan mampu bertingkah laku yang dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai yang
berlaku.
8. Memperoleh informasi tentang pernikahan dan mempersiapkan diri untuk
berkeluarga.
9. Mendapatkan penilaian bahwa dirinya mampu bersikap tepat sesuai
dengan pandangan ilmiah.

F. PERUBAHAN-PERUBAHAN YANG TERJADI PADA REMAJA


Perubahan yang terjadi antara lain:
1. Perubahan Fisik
Perubahan fisik adalah perubahan pada diri seseorang mengenai
perubahan jasmani, seperti tinggi badan, berat badan, dan lain sebagainya.
Berikut ini beberapa perubahan fisik yang terjadi pada masa remaja:
a. Laki-laki
Perubahan yang dialami seperti: pertumbuhan tulang-tulang, testis
(buah pelir) membesar, tumbuh bulu kemaluan, awal perubahan suara,

9
ejakulasi (keluarnya air mani), pertumbuhan tinggi badan mencapai
tingkat maksimum setiap tahunnya, tumbuh rambut-rambut halus di
wajah (kumis, jenggot), tumbuh bulu ketiak, rambut-rambut di wajah
bertambah tebal dan gelap, tumbuh bulu di dada, dan lain sebagainya.
b. Perempuan
Perubahan yang dialami seperti: pertumbuhan tulang-tulang (badan
menjadi tinggi, anggota-anggota badan menjadi panjang),
pertumbuhan payudara, tumbuh bulu yang halus berwarna gelap di
kemaluan, mencapai pertumbuhan ketinggian badan yang maksimum
setiap tahunnya, mentruasi , tumbuh bulu-bulu ketiak, dan lain
sebagainya.
2. Perubahan Psikis
Perubahan psikis adalah perubahan mengenai rohani seseorang seperti
tingkah laku, sikap, mental, dan lain sebagainya.Berikut ini adalah
beberapa prubahan psikis pada masa remaja.
a. Keadaan emosi yang tidak stabil sehingga remaja mudah merasa
gembira sekaligus mudah sedih. Keadaan ini menjadikan remaja
memiliki emosi yang meledak-ledak.
b. Perasaan menjadi sangat peka atau sensitive. Situasi tertentu dapat
menjadikan remaja mudah tersentuh dan tersinggung.
c. Sikap mental agresif, ditunjukkan dalam bentuk suka menentang
kepada aturan atau perintah. Keadaan ini muncul karena dalam diri
anak mulai merasakan bahwa ia sudah tidak mau lagi disebut sebagai
anak kecil dan menganggap dirinya sudah dewasa dan berhak
menentukan pilihan dan kemauannya sendiri.
d. Mulai mencari identitas diri. Hal ini ditunjukkan dengan berbagai
perilaku, antara lain:
1) Senang berkelompoaan melakukan kegiatan bersama kelompoknya
2) Senang melakukan hal-halang menantang, yang cenderung
memuaskan perasaan ingin tahu yang begitu besar terhadap sesuatu
hal, maka sering anak remaja ini melakukan sesuatu yang di luar
perhitungan akan kemampuannya. Senang menarik perhatian orang

10
lain dengan melakukan sesuatu yang menyalahi aturan pada
umumnya.

G. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN BERDASARKAN TEORI


1. Pengkajian
a. Identitas dan Riwayat Keperawatan
1) Identitas anak dan/atau orang tua
Nama, alamat, tempat dan tanggal lahir, ras/kelompok entries, jenis
kelamin, agama, tanggal wawancara, informan.
2) Keluhan Utama
Untuk menjalani suatu imunisasi anak diharapkan dalam kondisi
sehat jasmani dan rohani karena akan dipenetrasikan antigen dalam
imunisasi yang akan memicu fungsi imunnya, namun seiring
dengan kondisi anak yang rentan terhadap kontak infeksi dari
lingkungan, tidak menutup kemungkinan jika saat memasuki
jadwal imunisasi ia berada dalam kondisi sakit . Maka dari itu,
perlu ditanyakan apakah anak memiliki keluhan kesehatan baik
secara langsung pada anak ataupun orang tua/pengasuhnya
beberapa saat sebelum diimunisasi. Keluhan ini dapat dijadikan
indikator apakah imunisasi harus dilanjutkan, ditunda sementara
waktu, atau tidak diberikan sama sekali.
3) Riwayat Penyakit Sekarang
Untuk mendapatkan semua rincian yang berhubungan dengan
keluhan utama. Jika saat ini kesehatan anak baik, riwayat penyakit
sekarang mungkin tidak terlalu menjadi acuan, akan tetapi jika
anak dalam kondisi tidak sehat, hal ini dapat dijadikan kajian lebih
lanjut untuk mengetahui status kesehatan anak saat ini, selain
untuk kepentingan imunisasi, hal ini juga dapat dijadikan panduan
apakah anak harus mendapat perawatan lebih lanjut mengenai
penyakitnya.
4) Riwayat Kesehatan Dahulu

11
Untuk memperoleh profil penyakit anak, cedera-cedera, atau
pembedahan sebelumnya yang pada kesempatan ini akan
digunakan sebagai petunjuk yang berarti dalam pemberian
imunisasi.
a) Riwayat kelahiran (riwayat kehamilan, persalinan, dan
perinatal).
b) Penyakit, cedera atau operasi sebelumnya.
c) Alergi.
d) Pengobatan terbaru.
e) Imunisasi yang pernah didapatkan anak serta
pengalaman/reaksi terhadap imunisasi yang pernah didapat
sebelumnya.
b. Analisa Data
Analisa data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan
menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki
sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang
dihadapi oleh masyarakat. Tujuan analisa data:
1) Menetapkan kebutuhan komunitas
2) Menetapkan kekuatan
3) Mengidentifikasi pola respon komunitas
4) Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan
kesehatan.
c. Prioritas Masalah
Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan
keperawatan yang perlu pertimbangan berbagai faktor sebagai kriteria
penapisan, diantaranya:
1) Sesuai dengan perawat komunitas
2) Jumlah yang berisiko
3) Besarnya resiko
4) Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan
5) Minat masyarakat
6) Kemungkinan untuk diatasi

12
7) Sesuai dengan program pemerintah
8) Sumber daya tempat
9) Sumber daya waktu
10) Sumber daya dana
11) Sumber daya peralatan
12) Sumber daya orang
Masalah yang ditemukan dinilai dengan menggunakan skala
pembobotan, yaitu : 1 = sangat rendah, 2 = rendah, 3 = cukup, 4 =
tinggi, 5 = sangat tinggi. Kemudian masalah kesehatan diprioritaskan
berdasarkan jumlah keseluruhan scoring tertinggi
2. Diagnosa Keperawatan
Untuk menentukan masalah kesehatan pada masyarakat dapatlah
dirumuskan diagnosa keperawatan komunitas yang terdiri dari:
a. Masalah (problem)
Yaitu kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang
terjadi
b. Penyebab (Etiologi)
Yang meliputi perilaku individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat, lingkungan fisik dan biologis, psikologis dan sosial serta
interaksi perilaku dengan lingkungan.
c. Tanda dan Gejala (Sign and Sympton)
Yaitu informasi yang perlu untuk merumuskan diagnosa serta
serangkaian petunjuk timbulnya masalah.

Diagnosa keperawatan SDKI untuk meningkatkan kesehatan yang bisa


ditegakkan pada remaja, yaitu:
a. Defisit kesehatan komunitas yang berhubungan dengan:
1) Hambatan akses ke pemberi pelayanan kesehatan
2) Program tidak atau kurang didukung komunitas
3) Komunitas kurang puas dengan program yang dijalankan
b. Perilaku kesehatan cendering beresiko yang berhubungan dengan:
1) Kurang terpapar informasi

13
2) Status sosio-ekonomi rendah
3) Pemilihan gaya hidup tidak sehat
c. Koping defensif yang berhubungan dengan:
1) Konflik antara persepsi diri dan sistem nilai
2) Takut mengalami kegagalan
3) Kurangnya kepercayaan diri
d. Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan:
1) Perasaan negative tentang tubuh
2) Perubahan maturasional yang berkaitan dengan laju pertumbuhan
adolesens
3. Intervensi
Perencanaan asuhan keperawatan komunitas disusun berdasarkan
diagnosa keperawatan komunitas yang telah ditentukan dengan tujuan
terpenuhinya kebutuhan pasien. Jadi perencanaan keperawatan meliputi:
perumusan tujuan, rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan
dan kriteria hasil untuk mencapai tujuan. Intervensi promosi Kesehatan.
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan Keperawatan
1. Defisit Kesehatan Setelah dilakukan kunjungan SIKI :
Komunitas selama 3 x diharapkan Pengembangan
(D.0136) kesehatan komunitas klien kesehatan masyrakat
kembali normal. (I.14548)
SLKI: Status kesehatan Observasi :
komunitas (L.12109) 1. Identifikasi
Ekspektasi : Meningkat masalah atau isu
Kriteria Hasil : kesehatan dan
1) Angka penyalahgunaan zat prioritasnya
(5) 2. Identifikasi
2) Angka penyakit menular pemimpin/tokoh
seksual (5) dalam masyarakat
3) Angka penyalahgunaan
alkohol (5) Terapeutik :

14
4) Angka kebiasaan 1. Libatkan anggota
merokok (5) masyarakat untuk
meningkatkan
Keterangan : kesadaran terhdap
1. Meningkat isu dan masalah
2. Cukup meningkat kesehatan yang
3. Sedang dihadapi
4. Cukup menurun 2. Pertahankan
5. Menurun komunikasi yang
terbuka dengan
anggota
masyarakat dan
pihal-pihak yang
terlibat
2. Perilaku Setelah dilakukan kunjungan SIKI:
kesehatan selama 3 x diharapkan perilaku Promosi perilaku
cenderung kesehatan klien terpelihara upaya kesehatan
beresiko (D.0099) dengan efektif. (I.12472)
SLKI: Perilaku kesehatan Observasi
(*L.12107) 1) Identifikasi perilaku
Ekspektasi : Membaik upaya kesehatan
Kriteria Hasil : yang dapat
1) Penerimaan terhadap ditingkatkan
perubahan status Teraupeutik
kesehatan (5) 1) Berikan lingkungan
2) Kemampuan melakukan yang mendukung
tindakan pencegahan kesehatan
masalah kesehatan (5) 2) Orientasi pelayanan
3) Kemampuan peningkatan kesehatan yang
kesehatan (5) dapat dimanfaatkan
Keterangan : Edukasi
1) Menurun 1) Anjurkan tidak

15
2) Cukup menurun merokok di dalam
3) Sedang rumah
4) Cukup meningkat 2) Anjurkan
5) Meningkat melakukan aktivitas
fisik setiap hari
3. Koping defensif Setelah dilakukan kunjungan SIKI:
(D.0094) selama 3 x diharapkan koping Promosi Koping
komunitas berjalan dengan (I.09312)
efektif. Observasi
SLKI: Status Koping 1) Identifikasi
(*L.09086) kemampuan yang
Ekspektasi : Membaik dimiliki
Kriteria Hasil : 2) Identifikasi metode
1) Perilaku koping adaptif (5) penyelesaian
2) Verbalisasi kemampuan masalah
mengatasi masalah(5) Teraupeutik
3) Perilaku penyalahgunaan 1) Motivasi terlibat
zat (5) dalam kegiatan
Keterangan : sosial
1) Menurun 2) Perkenalkan
2) Cukup menurun dengan orang atau
3) Sedang kelompok yang
4) Cukup meningkat berhasil
5) Meningkat mengalami
pengalaman sama
Edukasi
1) Anjurkan
penggunaan
sumber spiritual,
jika perlu
2) Ajarkan cara
memecahakan

16
masalah secara
konstruktif
3) Latih penggunaan
Teknik relaksasi
4. Gangguan citra Setelah dilakukan kunjungan SIKI:
tubuh (D.0083) selama 3 x diharapkan citra Promosi Citra
tubuh klien kembali efektif. Tubuh (I.09305)
SLKI: Citra tubuh Observasi
(*L.09067) 1. Identifikasi
Ekspektasi : Meningkat harapan citra tubuh
Kriteria Hasil : berdasarkan tahap
1) Verbalisasi perasaan perkembangan
negative tentang perubahan 2. Identifikasi
tubuh (5) perubahan citra
2) Verbalisasi perubahan gaya tubuh yang
hidup (5) mengakibatkan
3) Fokus pada bagian tubuh isolasi sosial
(5) Teraupeutik
4) Fokus pada penampilan 1. Diskusikan
masa lalu (5) penampilan fisik
terhadap harga diri
Keterangan : 2. Diskusikan
1. Meningkat persepsi pasien
2. Cukup meningkat dan keluarga
3. Sedang tentang perubahan
4. Cukup menurun citra tubuh
5. Menurun Edukasi
1. Jelaskan kepada
keluarga tentang
perawatan
perubahan citra
tubuh

17
2. Anjurkan
mengikuti
kelompok
pendukung
3. Latih
pengungkapan
kemampuan diri
kepada orang lain
maupun kelompok

4. Implementasi
Merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan komunitas
yang telah disusun. Prinsip dalam pelaksanaan implementasi keperawatan,
yaitu:
a. Berdasarkan respon masyarakat.
b. Disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia di masyarakat.
c. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara diri sendiri
serta lingkungannya.
d. Bekerja sama dengan profesi lain.
e. Menekankan pada aspek peningkatan kesehatan masyarakat dan
pencegahan penyakit.
f. Memperhatikan perubahan lingkungan masyarakat.

5. Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan
antara proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut.

18
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Masa kanak-kanak, remaja, dewasa, dan kemudian menjadi orang tua tidak
lebih hanyalah merupakan suatu proses yang wajar yang berkesinambungan
dari tahap-tahap pertumbuhan yang harus dilalui oleh seorang manusia. Setiap
masa pertembuhan memiliki ciri-ciri tersendir. Masing-masing mempunyai
kelebihan dan kekurangan. Demikian pula dengan masa remaja. Masa remaja
sering dianggap sebagai masa yang paling rawan dalam proses kehidupan ini.
Masa remaja sering menimbulkan kekhawatiran bagi para orang tua. Oleh
karena itu, parang orang tua hendaknya lebih memperhatikan kehidupan
remaja agar tidak terjerumus kedalam hak-hak yang tidak diingainkan.

B. SARAN
Sebagai seorang perawat komunitas, kita harus benar-benar kritis dalam
menghadapi kasus yang ada di masyarakat dan kita harus mampu
membedakan resiko yang akan terjadi, pencegahannya dan bagaimana cara
penanganannya.
Adapun saran penulisan kepada teman-teman seremaja antara lain :
1. Berbagi rasa dengan orang tua atau orang yang dituakan dirumah
2. Carilah seorang sahabat terbaik
3. Tingkatkan rasa percaya diri dan katakana tidak pada negative
4. Bergaulah dengan kelompok atau bentuklah kelompok dengan aktifitas
positif
5. Jagalah kesehatan fsikismu sendiri mungkin dan secara terus menerus

19
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/439135372/Asuhan-Keperawatan-Pada-
Agregat-Remaja-Dalam-Komunitas (diakses pada tanggal 17 Mei 2022)
https://pdfcoffee.com/qdownload/askep-agregat-anak-dan-remaja-pdf-free.html
(diakses pada tanggal 17 Mei 2022)
https://www.academia.edu/49324449/Askep_Agregat_Remaja_Klp_3 (diakses
pada tanggal 17 Mei 2022)
https://www.academia.edu/40533759/
ASKEP_AGREGAT_ANAK_and_REMAJA_PRINT_ (diakses pada tanggal 17
Mei 2022)

20

Anda mungkin juga menyukai