BAGI WANITA
AL-ISLAMIYYAH II
KELOMPOK 7 :
S1 KEPERAWATAN 3B
01 PENGERTIAN MASA ‘IDDAH
• Masa ‘iddah adalah istilah yang diambil dari bahasa Arab dari
kata ( َّدة8ل ِع88 ) اyang bermakna perhitungan (صاء
َ ِْإلح88)ا
Dinamakan demikian karena seorang menghitung masa suci atau
bulan secara umum dalam menentukan selesainya masa iddah.
• Ada yang menyatakan, masa ‘iddah adalah istilah untuk masa
tunggu seorang wanita untuk memastikan bahwa dia tidak hamil
atau karena ta’abbud atau untuk menghilangkan rasa sedih atas
sang suami
https://almanhaj.or.id/3668-masa-iddah-dalam-islam.html
02 HIKMAH ‘IDDAH
• Para ulama memberikan keterangan tentang hikmah pensyariatan
masa ‘iddah, diantaranya:
1. Untuk memastikan apakah wanita tersebut sedang hamil atau tidak.
2. Syariat Islam telah mensyariatkan masa ‘iddah untuk menghindari
ketidakjelasan garis keturunan yang muncul jika seorang wanita
ditekan untuk segera menikah.
3. Masa ‘iddah disyari’atkan untuk menunjukkan betapa agung dan
mulianya sebuah akad pernikahan.
https://almanhaj.or.id/3668-masa-iddah-dalam-islam.html
02 HIKMAH ‘IDDAH
Lanjutan
4. Masa ‘iddah disyari’atkan agar kaum pria dan wanita berpikir ulang
jika hendak memutuskan tali kekeluargaan, terutama dalam kasus
perceraian.
5. Masa ‘iddah disyari’atkan untuk menjaga hak janin berupa nafkah
dan lainnya apabila wanita yang dicerai sedang hamil.
https://almanhaj.or.id/3668-masa-iddah-dalam-islam.html
03 DALIL
Masa iddah sebenarnya sudah dikenal dimasa jahiliyah. Ketika Islam
datang, masalah ini tetap diakui dan dipertahankan. Oleh karena itu
para Ulama sepakat bahwa ‘iddah itu wajib, berdasarkan al-Qur`ân dan
Sunnah
Dalil dari al-Qur`ân yaitu firman Allâh Azza wa Jalla :
ات يَتَ َربَّصْ َن بَِأ ْنفُ ِس ِه َّن ثَاَل ثَةَ قُرُو ٍء
ُ ََو ْال ُمطَلَّق
https://almanhaj.or.id/3668-masa-iddah-dalam-islam.html
04 ATURAN DALAM ‘IDDAH
Berdasarkan penyebab perpisahannya, masalah ‘iddah ini dapat dirinci sebagai berikut :
3. Wanita Yang
2. Wanita yang Melakukan Gugat
diceraikan Cerai (Khulu’)
1. Wanita yang
ditinggal mati oleh a. Talak raj’I
suaminya b. Talak ba’in
• Sedang hamil
• Tidak sedang Wanita Wanita Wanita yang
hamil yang yang Wanita terkena
Talak Raj’i masih tidak hamil darah
haidh haidh istihadhah
https://almanhaj.or.id/3668-masa-iddah-dalam-islam.html
04 ATURAN DALAM ‘IDDAH
Berdasarkan penyebab perpisahannya, masalah ‘iddah ini dapat dirinci sebagai
berikut :
1. Wanita Yang Ditinggal Mati Oleh Suaminya
Wanita yang ditinggal mati oleh suaminya memiliki dua keadaan :
a. Wanita yang ditinggal mati suaminya ketika sedang hamil.
Wanita ini maka masa menunggunya (‘iddah) berakhir setelah ia
melahirkan bayinya, berdasarkan firman Allâh Azza wa Jalla,
ُ َوُأواَل
َ َت اَأْلحْ َما ِل َأ َجلُه َُّن َأ ْن ي
ضع َْن َح ْملَه َُّن
https://almanhaj.or.id/3668-masa-iddah-dalam-islam.html
04 ATURAN DALAM ‘IDDAH
Lanjutan
b. Wanita tersebut tidak hamil.
Jika tidak hamil, maka masa ‘iddahnya adalah empat bulan sepuluh hari.
Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman :تَ َربَّصْ َن88جًا َي8ُونَأ ْز َوا َّ َو
َ َويَ َذر8تَ َوفَّ ْو َن ِم ْن ُك ْم88ل ِذ َين ُي88ا
ُوف ْ 888يَأ ْنفُ ِس ِه َّن ِب888 َع ْل َن ِف888ي َما َف888 ِف8اح َعلَ ْي ُك ْم
ِ ر8ل َم ْع88ا َ َاَل ُجن888لَ ْغ َنَأ َجلَه َُّن َف888ِإ َذا َب888 ٍُر َو َع ْشرًا ۖ َف8 َة َأ ْشه8َأ ْنفُ ِس ِه َّنَأرْ بَ َع888ِب
ون َخبِي ٌر َ ُ ْع َمل888 َما َت888ۗ َوهَّللا ُ ِب
Artinya : “Orang-orang yang meninggal dunia di antaramu dengan
meninggalkan isteri-isteri (hendaklah Para isteri itu) menangguhkan dirinya
(ber’iddah) empat bulan sepuluh hari. kemudian apabila telah habis ‘iddahnya,
maka tiada dosa bagimu (para wali) membiarkan mereka berbuat terhadap diri
mereka menurut yang patut. Allâh mengetahui apa yang kamu perbuat” [al-
Baqarah/2: 234]
https://almanhaj.or.id/3668-masa-iddah-dalam-islam.html
04 ATURAN DALAM ‘IDDAH
Lanjutan
2. Wanita Yang Diceraikan
a. Wanita yang dicerai dengan talak raj’i terbagi menjadi beberapa :
1) Wanita yang masih haidh
Masa ‘iddah wanita jenis ini adalah tiga kali haidh,
berdasarkan firman Allâh Azza wa Jalla :
ات يَتَ َربَّصْ َن بَِأ ْنفُ ِس ِه َّن ثَاَل ثَةَ قُرُو ٍء
ُ ََو ْال ُمطَلَّق
Aritnya : “Wanita-wanita yang ditalak handaklah menahan
diri (menunggu) tiga kali quru’”
[al-Baqarah/2: 228]
https://almanhaj.or.id/3668-masa-iddah-dalam-islam.html
04 ATURAN DALAM ‘IDDAH
Lanjutan
2) Wanita yang tidak haidh, baik karena belum pernah haidh atau sudah
manopause .
Bagi wanita yang seperti ini masa ‘iddahnya adalah tiga bulan, seperti
dijelaskan Allâh Azza wa Jalla dalam firman-Nya:
ِحضْ َن88 َي8 ْم8 َلاَّل ِئيل88 ٍُر َوا8اَل ثَ ُة َأ ْشه888 َّدتُه َُّن َث8 ِع888 َف8 ِإ ِنارْ تَ ْبتُ ْم8 َساِئ ُك ْم8 ِيض ِمْنن ْ ِئس َْن ِم َن88لاَّل ِئي َي88َوا
ِ ل َم ِح88ا
Artinya : “Dan perempuan-perempuan yang tidak haid lagi
(monopause) di antara perempuan-perempuanmu jika kamu ragu-ragu
(tentang masa iddahnya), maka masa iddah mereka adalah tiga bulan;
dan begitu (pula) perempuan-perempuan yang tidak haid” [at-
Thalaq/65:4]
https://almanhaj.or.id/3668-masa-iddah-dalam-islam.html
04 ATURAN DALAM ‘IDDAH
Lanjutan
3) Wanita Hamil
Wanita yang hamil bila dicerai memiliki masa iddah yang berakhir
dengan melahirkan, berdasarkan firman Allâh Azza wa Jalla :
https://almanhaj.or.id/3668-masa-iddah-dalam-islam.html
04 ATURAN DALAM ‘IDDAH
Lanjutan
https://almanhaj.or.id/3668-masa-iddah-dalam-islam.html
04 ATURAN DALAM ‘IDDAH
Lanjutan
b. Wanita yang ditalak tiga (talak baa’in).
o Wanita yang telah di talak tiga hanya menunggu sekali haidh
saja untuk memastikan dia tidak sedang hamil.
o Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menyatakan,
“Wanita yang dicerai dengan tiga kali talak, masa iddahnya
sekali haid”
o Dengan haidh sekali berarti sudah terbukti bahwa rahim
kosong dari janin dan setelah itu ia boleh menikah lagi
dengan lelaki lain
https://almanhaj.or.id/3668-masa-iddah-dalam-islam.html
04 ATURAN DALAM ‘IDDAH
Lanjutan
3. Wanita Yang Melakukan Gugat Cerai (Khulu’).
Wanita yang berpisah dengan sebab gugat cerai, masa
‘iddahnya sekali haidh, sebagaimana ditunjukkan oleh
beberapa hadits dibawah ini:
ُ صلَّى هَّللا
َ ت ِم ْن َز ْو ِجهَا َعلَى َع ْه ِد النَّبِ ِّي ْ اختَلَ َع
ْ س ٍ ت ب ِْن قَ ْي ِ ِس َأ َّن ا ْم َرَأةَ ثَاب
ٍ َع ْن اب ِْن َعبَّا
َ صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َأ ْن تَ ْعتَ َّد بِ َح ْي
ض ٍة َ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم فََأ َم َرهَا النَّبِ ُّي
https://almanhaj.or.id/3668-masa-iddah-dalam-islam.html
04 ATURAN DALAM ‘IDDAH
Lanjutan
Artinya : “Dari Ibnu Abbâs Radhiyallahu anhu bahwa istri Tsabit bin Qais
menggugat cerai dari suaminya pada zaman Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa sallam lalu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkannya
untuk menunggu sekali haidh”
[HR Abu Dâud dan at-Tirmidzi dan dishahihkan oleh syaikh al-Albâni
dalam Shahîh Sunan Abu Dâud no.1 950]
https://almanhaj.or.id/3668-masa-iddah-dalam-islam.html
PERUBAHAN STANDAR MASA ‘IDDAH
05 DARI HAIDH KE HITUNGAN BULAN
Misalnya, apabila seorang suami mentalak istrinya yang masih
aktif haidh, kemudian sebelum masa ‘iddahnya selesai, sang
suami meninggal dunia. Wanita seperti ini memiliki dua
keadaan :
https://almanhaj.or.id/3668-masa-iddah-dalam-islam.html
PERUBAHAN STANDAR MASA ‘IDDAH
05 DARI HAIDH KE HITUNGAN BULAN
Talak raj’i (talak satu dan dua)
o Masa ‘iddah yang wajib diselesaikan oleh wanita ini bukan lagi
dengan hitungan tiga kali haidh tapi sudah berpindah ke ‘iddah
wanita yang ditinggal mati oleh suaminya yaitu empat bulan
sepuluh hari.
o Statusnya masih tetap sebagai istri. Talak raj’i tidak
menghilangkan status istri pada seorang wanita.
o Masih saling mewarisi dengan suaminya, jika salah satunya
meninggal sementara sang istri masih dalam masa ‘iddah
https://almanhaj.or.id/3668-masa-iddah-dalam-islam.html
PERUBAHAN STANDAR MASA ‘IDDAH
05 DARI HAIDH KE HITUNGAN BULAN
Talak tiga (talak bâ`in)
https://almanhaj.or.id/3668-masa-iddah-dalam-islam.html
PERUBAHAN STANDAR MASA ‘IDDAH
06 DARI HITUNGAN BULAN KE HITUNGAN
HAIDH
Jika disaat menjalani masa ‘iddah ini mengeluarkan
haidh, maka wajib baginya untuk pindah dari hitungan bulan
ke hitungan haidh. Karena hitungan bulan adalah pengganti
dari haidh. Oleh karena itu, menghitung dengan bulan tidak
boleh dipakai selama masih ada haidh yang merupakan
standar pokok.
https://almanhaj.or.id/3668-masa-iddah-dalam-islam.html
PERUBAHAN STANDAR MASA ‘IDDAH
06 DARI HITUNGAN BULAN KE HITUNGAN
HAIDH
Apabila masa ‘iddah dengan hitungan bulan tersebut
telah tuntas, kemudian baru mengalami haidh , maka tidak
wajib memulai masa iddah dari awal lagi dengan hitungan
haidh. Karena haidh ada setelah selesai masa iddahnya
berlalu. Apabila seorang wanita memulai hitungan masa
‘iddahnya dengan haidh atau bulan kemudian ternyata dia
hamil dari suaminya tersebut, maka ‘iddahnya berubah
menjadi ‘iddah wanita hamil yaitu sampai melahirkan.
https://almanhaj.or.id/3668-masa-iddah-dalam-islam.html
SYUKRON
WASSALAMUALAIKUM
WR WB