Sebagaimana diketahui, wanita memiliki masa iddah, yakni masa
setelah ditinggal wafat atau diceraikan suaminya. Pada masa ini mencerainya bisa kembali atau rujuk kepadanya, tanpa memerlu selama talak yang dijatuhkan berupa talak raj‘i (bisa dirujuk). Kaitan dengan masalah iddah ini, Syekh Abu Bakar ibn Muhamm dalam kitab Kifâyatul Akhyâr (Terbitan: Darul Khair, Damaskus, T Cetakan Pertama, jilid 1, halaman 423 dst.), telah menguraikann Berikut adalah uraian ringkasannya. َد ة َت َت َر َّبص ِف يَه ا اْلَم ْر َأ ة ليعرف َبَر اَء ة َر حمَه ا َو َذ ِلَك يحصل ِب اْلوالَد ِة َت اَر ة وباألشهر
Artinya: “Iddah adalah nama masa tunggu tertentu bagi seorang
mengetahui kekosongan rahimnya. Kekosongan tersebut bisa d kelahiran, hitungan bulan, atau dengan hitungan quru’ (masa su Selanjutnya, secara global wanita yang menjalani masa iddah te dua: (1) wanita yang menjalani masa iddah karena ditinggal wafa wanita yang menjalani masa iddah bukan karena ditinggal wafat baik yang sudah bergaul suami-istri ataupun belum. Masing-masing dari keduanya terbagi lagi menjadi dua keadaan keadaan hamil dan kedua tidak dalam keadaan hamil. Kemudian hamil terbagi lagi menjadi dua: haid dan tidak haid. Dengan memperhatikan sebab dan kondisinya, maka wanita yan iddah secara umum terbagi menjadi enam kondisi: (1) wanita ya suami dan dalam keadaan hamil, (2) wanita yang ditinggal wafat dalam keadaan hamil, (3) wanita yang dicerai suami dalam kead wanita yang dicerai suami, tidak dalam keadaan hamil, sudah pe suami-istri, dan sudah/masih haid, (5) wanita yang dicerai tidak hamil, sudah pernah bergaul suami-istri, dan belum haid atau su (menopouse), (6) wanita yang dicerai namun belum pernah berg Hanya saja oleh para ulama, bagian terakhir ini seringkali tidak d dalam pembagian utama wanita yang beriddah. Pertama, wanita yang ditinggal wafat suami dan dalam keadaan iddahnya adalah hingga melahirkan. Tidak ada bedanya, apakah kurang atau lebih dari masa iddah pada umumnya. Misalnya, sem ditinggal wafat suaminya, sang wanita melahirkan. Maka habisla wanita tersebut. Hal ini berdasarkan keumuman makna ayat yan َّن َأ ْن َي َض ْع َن َح ْم َلُه َّن
Dan perempuan-perempuan yang hamil, waktu iddah mereka ia
mereka melahirkan kandungannya, (Q.S. al-Thalaq [65]: 4). Kedua, wanita yang ditinggal wafat suaminya dan tidak dalam k atau dalam keadaan hamil namun bukan dari suaminya yang me masa idahnya adalah 4 bulan 10 hari. Tidak ada perbedaan anta belum haid, masih mengalami haid, atau sudah berhenti haid (m tidak ada bedanya apakah sudah pernah bergaul suami-istri ata berdasarkan ayat yang menyatakan: َو َي َذ ُر وَن َأ ْز َو اجًا َي َت َر َّبْص َن ِب َأ ْنُف ِس َّن َأ ْر َبَع َة َأ ْش ُه َو َع ْش رًا ٍر ِه
Orang-orang yang meninggal dunia di antaramu dengan mening
(hendaklah para istri itu) menangguhkan dirinya (ber'iddah) emp hari, (Q.S. al-Baqarah [2]: 234). Ketiga, wanita yang dicerai suami dalam keadaan hamil, maka id melahirkan, sebagaimana dalam keadaan hamil yang ditinggal w Keempat, wanita yang dicerai suami, tidak dalam keadaan hami bergaul suami-istri, dan sudah/masih haid, maka iddahnya adala
Wanita-wanita yang ditalak handaklah menahan diri (menunggu
Tidak boleh mereka menyembunyikan apa yang diciptakan Allah (Q.S. al-Baqarah [2]: 228). Para ulama berbeda pendapat tentang makna quru. Para ulama memaknai quru dengan masa suci. Dan masa iddah dihitung dar diceraikan. Sedangkan jika diceraikan sedang haid, maka masa sejak masa suci setelah haid itu. Contoh sederhana: Tgl/bln 1/1 10/1 sd 17/1 sd 10/2 17/1 10/2 17/2 Keadaan Suci (jatuh Haid Suci Haid talak) Jika mengacu kepada quru sebagai masa suci, maka jika seoran menjatuhkan talak pada tanggal 1 Muharram, maka masa iddah pada tanggal 10 Rabi‘ul Awal atau saat dimulainya masa haid ket Kelima, wanita yang dicerai tidak dalam keadaan hamil, sudah p suami-istri, dan belum haid atau sudah menopouse, maka iddah selama tiga bulan, sebagaimana dalam Al-Qur’an: ِم ْن ِن َس اِئ ُكْم ِإ ِن اْر َت ْب ُت ْم َف ِع َّد ُت ُه َّن َث الَثُة َأ ْش ُه ٍر َو الاَّل ِئ ي َلْم َي ِح ْض َن ِحيِض
Dan perempuan-perempuan yang tidak haid lagi (menopause) d
perempuan-perempuanmu jika kamu ragu-ragu (tentang masa i masa iddah mereka adalah tiga bulan; dan begitu (pula) peremp yang tidak haid, (Q.S. al-Thalaq [65]: 4). Adapun bulan yang menjadi patokan penghitungan adalah bulan Keenam, wanita yang dicerai namun belum pernah bergaul deng maka tidak ada masa iddah baginya, sebagaimana firman Allah: َنَكْح ُت ُم اْلُم ْؤ ِم َناِت ُث َّم َط َّلْق ُت ُم وُه َّن ِم ْن َق ْب ِل َأ ْن َت َم ُّس وُه َّن َف َم ا َلُكْم َع َلْي ِه َّن ِم ْن ِع َّد ٍة َس ِّر ُح وُه َّن َس َر اًح ا َج ِم ياًل
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu menikahi perempu
yang beriman, kemudian kamu ceraikan mereka sebelum kamu maka sekali-sekali tidak wajib atas mereka 'iddah bagimu yang menyempurnakannya. Maka berilah mereka mut‘ah (pemberian) mereka itu dengan cara yang sebaik- baiknya, (Q.S. al-Ahzab [3 Demikian uraian singkat tentang masa iddah. Semoga bermanfa
Ustadz M. Tatam Wijaya, Alumni Pondok Pesantren Raudhatul H
Sukaraja-Sukabumi, Pengasuh Majelis Taklim “Syubbanul Mutta Cianjur, Jawa Barat.