Anda di halaman 1dari 13

MASA MENUNGGU (IDDAH)

A. Defenisi iddah

Defenisis iddah menurut Bahasa berasal dari kata “al-‘udd” dan “al-ihsha’” yang berarti bilangan
atau hitungan. Dalam kamus besar disebutkan, iddah wanita berarti hari-hari kesucian wanita dan
pengkabunganya terhadap suami.1

Sedangkan menurut pengertian terminologis (istilah) iddah adalah masa tunggu yang di
tentukan oleh syariat bagi wanita setelah berpisah dari suami yang mengharuskannya untuk menunggu
tanpa melakukan perkawinan hingga masa tersebut berakhir.2

Dalam istilah fuqaha’ iddah adalah masa menunggu wanita sehingga halal bagi suami lain, iddah
sudah di kenal sejak masa jahiliah,pada saat itu,mereka hampir tidak pernah meninggalkanya lalu ketika
islam datang, islam mengakui dan menetapkan iddah ini, melihat banyaknya maslahat yang tersimpan
dalam pensyariatan iddah.

Para ulama sepakat mengenai kewajiban iddah,hal itu berdasarkan firman ALLAH swt :

”Dan para istri yg di ceraikan (wajib) menahan diri mereka (menunggu) 3 kali quru’…”
(Al-baqarah[2]:228).3

B. Hukum iddah

Hukum Taklifi
1.hukum iddah wajib,dasarnya yaitu firman ALLAH (q.s. al-baqarah juz 2 ayat 22)

َ‫ت ِر أزًقًا لَ ُك أم فَ َاَل َت َ أجعَُلُوا ِ َِّهَّلِلِ أ َ أن َدادًا َوأ َ أنَت ُ أم َت َ أعُلَ ُمون‬
ِ ‫س َماءِ َما ًء فَأ َ أخ َر َج بِ ِه مِ نَ الث َّ َم َرا‬
َّ ‫س َما َء بِنَا ًء َوأ َ أنزَ َل مِ نَ ال‬ َ ‫الَّذِي َجعَ َل لَ ُك ُم أاْل َ أر‬
ً ‫ض ف َِرا‬
َّ ‫شا َوال‬

Az-zamakhsyari berkata :” ayat ini berbentuk kalimat berita dalam makna perintah.” Asal perkataan :”
hendaklah wanita-wanita itu menunggu”, mengeluarkan perintah dalam bentuk kalimat berita
bermakna penguat perintah dan memberi isyarat termasuk sesuatu yang wajib di terima dengan segera
agar di patuhi. Seakan-akan mereka telah patuh terhadap perintah menunggu kemudian ALLAH
memberitakanya apa adanya. Perumpamaanya perkataan mereka” semoga ALLAH merahmatimu”
kalimat ini di keluarkan dalam bentuk berita karena percaya terkabulnya, seolah telah ada rahmat
kemudian di beritakan.

2. Sunnah, sebagaimana dalam shahih muslim dari fathimah binti qais baha rasulullah bersabda
kepadanya :
“ hendaklah engkau beriddah di rumah putramu ibnu ummi maktum”

3. ijma’, umat islam sepakat wajibnya iddah sejak masa Rasulullah sampai sekarang 4

1
Fiqh munakahat khitbah,nikah, dan talak Abdul aziz Muhammad azzam dan abdul wahab sayyed hawwas hal :318
2
shaih fiqh Sunnah lengkap jilid 3 abu malik kamal bin as-sayyid salim hal:499
3
fiqh Sunnah 4 sayyyib sabiq hal :1
4
Fiqh munakahat khitbah,nikah, dan talak Abdul aziz Muhammad azzam dan abdul wahab sayyed hawwas hal :319

1
Hukum Iddah Bagi Suami Istri yang Tidak Sah

Seorang laki- laki yang menggauli perempuan dengan syubhat, maka perempuan itu harus
menjalani iddah menggauli perempuan dengan subhat sama dengan menggauli nya pada pernikahan
yang sah dalam penetapan nasab

Menurut ulama hanafiyah, syafi’iyah, tsawri, seorang laki- laki yg berzina dengan seorang
perempuan maka perempuan itu tidak wajib beriddah hal itu karena iddah disyariatkan untuk menjaga
keturunan, sedangkan nasab tidak dapat di tetapkan dari laki- laki yang berzina sedangkan menurut
imam malik dan ahmad perempuan itu wajib beriddah.5

Hukum Perempuan Yang Memiliki Kebiasaan Haid Ketika Tidak Haid

Apabila seorang perempuan yang tidak memiliki kebiasaan kapan haid dan sebab nya lalu ia di
jatuhi talak, maka masa iddah nya adalah selama satu tahun. Dia beriddah Sembilan bulan untuk
mengetahui bersih nya Rahim nya karena inilah masa kehamilan pada umumnya. Kemudian, jika
terbukti dia tidak hamil dalam rentan waktu Sembilan bulan, berarti telah jelas bahwa Rahim nya bersih
maka setelah Sembilan bulan itulah dia ber iddah sebagaimana iddah nya perempuan menopause yang
selama tiga bulan demikian putusan umar bin khattab.6

C. Hikmah di syariatkan iddah

Iddah di syariatkan untuk mengetahui bersih nya Rahim agar tidak pencampuran keturunan,
memberikan kesempatan kepada suami istri yang berpisah untuk kem2bali pada kehidupan rumah
tangga jika memang merka menilai baik nya seperti itu serta untuk mengingatkan akan sacral nya
pernikahan.7

Mayoritas fuqaha’ berpendapat bahwa semua iddah tidak lepas dari sebagian maslahat yang di
capai, yaitu :

a. mengetahui kebebasan Rahim dari percampuran nasab


b. memberikan kesempatan suami agar dapat intropeksi diri dan kembali kepada istri yang di cerai
c. berkabungnya wanita yang di tinggal meninggal suami untuk memenuhi dan menghormati
perasaan keluarganya.
d. Mengagungkan urusan nikah, karena ia tidak sempurna kecuali dengan terkumpulnya kaum laki-
laki dan tidak melepas keduali dengan penantian yang lama.

Ibnu Al-qayyim berpendapat, bahwa iddah adalah diantara perkara yang bersifat
ibadah(ta’abbudi) yang tidak menemukan hikmahnya selain allah karena kita behajat mengetahui
kebebasan Rahim wanita yang mandul ketika di cerai dan tidak ada kesempatan rujuk dalam talak
ba’in.

5
fiqh Sunnah 4 sayyid sabiq hal : 10
6
Ringkasan fiqih Sunnah sayyid sabiq : 457
7
Ringkasan fiqih Sunnah sayyid sabiq : 456

2
Pendapat yang shahih seperti apa yang di kemukakan mayoritas fuqaha’ di atas dari beberapa
hikmah iddah, sesungguhnya iddah hukumnya wajib, sehingga wanita mandul pun dalam keadaan
talak ba’in dan fasakh akad sebab apa pun agar dapat melintasi seluruh bab dalam satu bentuk.8

D. Jenis – Jenis Iddah

Iddah ada beberapa macam secara global yaitu :

a) iddah wanita yang masi haid, yaitu hingga tiga kali haid
b) iddah wanita yang sudah tidak haid (menopause)yaitu (tiga bulan)
c) iddah wanita yang ditinggal meninggal suaminya yaitu 4 bulan 10 hari jika ia tidak hamil
d) iddah wanita yang sedang hamil yaitu hingga melahirkan kandungan nya

Adapun rinciannya sebagaimana berikut :

1. iddah istri yang belum di setubuhi

Seorang istri yang belum di gauli suami lalu di talak maka tidak ada iddah baginya hal
itu berdasarkan firman allah swt.,

“wahai orang- orang yang beriman! Apabila kamu menikahi perempuan perempuan
mukmin kemudian kamu ceraikan mereka sebelum kamu mencampurinya, maka tidak ada
masa iddah atas mereka yang perlu kamu perhitungkan…”(al-ahzab[333]:49)

Akan tetapi,walaupun istri itu belum di gauli, namun suami nya meninggal maka ia
harus menjalani iddah nya seperti hal nya jika ia sudah di gauli. Hal itu berdasarkan firman
allah swt.,

“Dan orang- orang yang mati diantara kamu serta meninggalkan istri-istri, hendak lah
mereka (istri-istri) menunggu empat bulan sepuluh hari”

2. iddah istri yang sudah di setujui

Istri yang sudah digauli ada yang masih haid dan ada juga yang tidak haid .

3. iddah wanita yang haid

Apabila istri yang di cerai masih haid iddah nya tiga quru’ hal itu berdaarkan firman
allah swt.,9

8
Fiqh munakahat khitbah,nikah, dan talak Abdul aziz Muhammad azzam dan abdul wahab sayyed hawwas hal :320
9 sayyid sabiq hal : 3-10

3
“Dan para istri yang diceraikan (wajib) menahan diri mereka (menunggu) tiga quru’(al-
baqarah[2]:228)

Waktu minimal beridah dengan quru’ :

Mazhab syafi’I berpendapat bahwa iddah seorang perempuan yang merdeka sekurang-
kurangnya selama 32 hari 1 jam. Sebelumnya, sang suami menalak istrinya dalam keadaan
suci.4 Setelah talak terjadi, masa suci itu masih tersisa 1 jam(minimal) waktu itulah
dikatakan quru’ pertama

Kemudian bila ia mengalami haid sehari,lalu suci minimal 15 hari,ini di hitung quru’
kedua.

Setelah itu ia haid selama 1 hari, lalu suci minimal 15 hari kembali, inilah quru’ yang
ketiga, dan bila ia memulai masa haid yang ketiga kali, pada saat itu masa iddahnya
berakhir.

Abu hanifah berpendapat bahwa iddah perempuan tadi paling sedikit adalah 60
hari(menurut pendapat ulama ygang lain adalah 39 hari) masa iddah menurut abu hanifah
di mulai dengan haid 10 hari ini adalah masa maksimal hari haid kemudian disambung
dengan masa suci selama 15 hari kemudian dia mengalami masa haid lagi selama 10 hari
lalu masa suci 15 hari kemudian pada haid yang ketiga selama 10 hari juga jadi jumlah
keseluruhanya 60 hari

Bila perempuan tadi melewati masa itu dan ia mengaku bahwa ia telah menyelesaikan
masa iddah nya pengakuanya dapat di percaya bila disertai dengan sumpah kemudian dia
boleh dinikahi oleh laki- laki lain

Adapun menurut pendapat ulama yang lain mereka menghitung waktu haid minimal 3
hari dan menghitung 2 masa suci diantara 3 haid tadi masing –masing 15 hari jadi jumlah
keseluhanya adalah 39 hari

4.Iddah wanita yang tidak haid

Perempuan yang tidak haid masa iddah nya adalah 3 bulan begitu juga dengan
seorang istri yang belum baligh dan istri yang sudah tua yang tidak haid lagi dengan begitu,
maksud perempuan yang tidak haid di sini adalah perempuan yang belum mencapai usia
haid atau yang haid nya sudah terputus hal ini berdasarkan firman allah swt., 10

10
sayyid sabiq hal : 3-10

4
‫الاَلئِي لَ أم َي ِحضأنَ َوأ ُ أو ََلتُ أاْلَحأ َما ِل أ َ َجُلُ ُه َّن أَن‬ َّ ‫ارَت َ أبَت ُ أم فَ ِع َّدَت ُ ُه َّن ث َ َاَلثَةُ أ َ أش ُه ٍر َو‬
‫سائِ ُك أم ِإ ِن أ‬ ِ ‫الاَلئِي َيئِسأنَ ِمنَ أال َم ِح‬
َ ِ‫يض ِمن ن‬ َّ ‫َو‬
َ َّ
‫َّللا يَجأ َعل له ُ ِم أن أ أم ِر ِه يُس ًأرا‬ ِ َّ‫ض أعنَ َح أمُلَ ُه َّن َو َمن يََت‬
َ َّ ‫ق‬ َ َ‫ي‬
﴾٤ ﴿

“Perempuan-perempuan yang tidak haid lagi diantara istri- istri mu dan kamu ragu- ragu
(tentang masa iddah nya) maka iddah nya adalah 3 bulan dan begitu pula perempuan –
perempuan yang tidak haid sedangkan perempuan- perempuan yang hamil waktu iddah
mereka itu sampai mereka melahirkan kandungan nya …..(Qs.At- thalaq [65]:4)

Ibn abi hasym di dalam tafsir nya meriwayat kan dari amru bin salim dari ubay bin
ka’ab “saya berkata, wahai rasullullah orang- orang di madina menentukan masa iddah
perempuan yang tidak di jelas kan oleh allah. Di dalam al quran itu perempuan yang belum
mencapai usia haid dan perempuan tua yang tidak haid lagi.

5. Iddah wanita yang masih haid tapi tidak melihat darah haid

Jika perempuan yang di talaq termasuk golongan perempuan yang masih haid namun
ia tidakmelihat ada darah haid yang keluar seperti biasanya dan tidak mengetahui sebab
nya, maka masa iddah nya adalah setahun. Hal itu karna 9 bulan untuk mengetahui kosong
nya Rahim dari janin karena pada umum nya waktu 9 bulan adalah waktu kehamilan karena
itu apabila di dalam masa itu perempuan tersebut tidak hamil berarti secara lahir sudah di
ketahui bahwa di dalam rahimnya tidak ada janin

. imam syafi’I berkata ‘hal ini di putuskan umar R.A. kepada muhajirin dan anshar.tidak
ada satupun dari mereka yang membantah keputusan umar ini.

6. Iddah wanita yang hamil

Iddah wanita yang hamil adalah hingga melahirkan, terlepas apakah perempuan itu
di talaq atau ditinggal mati suaminya di dalam kitab zadul ma’ad di jelaskan bahwa firman allah
swt., “waktu iddah mereka itu sampai mereka melahirkan kandungan nya “.

7. Iddah wanita yang ditinggal mati suaminya

Masa iddah bagi perempuan yang suaminya meninggal adalah 4 bulan 10 hari,
dengan syarat perempuan itu tidak hamil .

8. Iddah wanita yang istihadah

Perempuan yang istihadah beriddah dengan haid kemudian jika ia memiliki


kebiasaaan tertentu maka ia harus memperhatikan kebiasaan itu ketika haid dan suci apabila ia
sudah haid 3 kali maka iddah berakhir, namun, apabila tergolong perempuan yang menopause
maka iddah nya akan berakhir setelah melewati masa 3 bulan.

5
Rujuk

a.pengertian rujuk

Rujuk berasal dari Bahasa arab, raja’a -yarji’u -ruju’ bentuk masdar artinya kembali,
istilah ini di bakukan dalam hukum perkawinan di Indonesia. Secara terminologis, rujuk adalah
kembalinya suami kepada hubungan nikah dengan istri yang telah di cerai raj’I dan dilaksanakan
selama istri masih dalam masa iddah.

Dalam definisi perkawinan telah di jelaskan, bahwa perkawinan itu sendiri bentuk
perjanjian kedua belah pihak yang dengan perjanjian itu hubungan laki-laki dan perempuan
yang selama ini haram menjadi terbuka dan boleh atau halal. Dengan telah terjadinya
perceraian setelah itu, maka perjanjian untuk akad yang di buat sebelumnya dinyatakan tidak
berlaku lagi. Untuk selanjutnya hubungan laki-laki dan perempuan yang sudah menjadi boleh
itu telah berakhir namun belum putus dalam arti sebenarnya selama keduanya masih dalam
masa iddah . lembaga rujuk mengembalikan kehidupan laki-laki dan perempuan yang sudah
terpisah karena perceraian kepada bentuk se5mula setelah adanya akad perkawinan. Namun
untuk maksud kembali ini tidak di perlukanya akad perkawinan baru,tetapi melanjutkan
perkawinan yang sudah terhenti.

Ditinjau dari satu sisi, rujuk itu menghalalkan hubungan kelamin antara perempuan dan
laki-laki sebagaimana juga pada perkawinan, namun antara keduanya terdapat perbedaan yang
prinsip dalam rukun yang dituntut sahnya kedua bentuk lembaga tersebut.

B. Hukum dan Dasar hukum

Dalam satu sisi rujuk adalah membangun kembali kehidupan perkawinan yang terhenti
atau memasuki kembali kehidupan perkawinan. Kalua membangun kehidupan perkawinan
pertama kali di sebut perkawinan,maka melanjutkanya di sebut rujuk. Hukum rujuk dengan
demikian sama dengan hukum perkawinan,11 jumhur ulama mengatakan bahwa rujuk itu
adalah sunnat, dalil yang digunakan jumhur ulama adalah firman Allah dalam surat al-baqarah
(2) ayat 229 :

َ ‫ان َو ََل يَ ِحل لَ ُك أم أ َ أن َت َأ أ ُخذُوا ِم َّما آَتَ أيَت ُ ُموه َُّن‬


‫ش أيئًا ِإ ََّل أَ أن يَخَافَا أَ ََّل يُ ِقي َما ُحدُو َد‬ ٍ ‫س‬َ ‫ساكٌ بِ َم أع ُروفٍ أ َ أو َتَس ِأري ٌح بِإِحأ‬ َ ‫َان َفإ ِ أم‬ َّ
ِ ‫الط َاَل ُق َم َّرَت‬
‫َّللا فَأُو َٰلَئِكَ ُه ُم‬ ِ َّ ‫ت بِ ِه َتِ أُلكَ ُحدُو ُد‬
ِ َّ ‫َّللا فَ َاَل َت َ أعَتَدُوهَا ۚ َو َم أن يََت َعَ َّد ُحدُو َد‬ ِ َّ ‫َّللا فَإ ِ أن ِخ أفَت ُ أم أ َ ََّل يُ ِقي َما ُحدُو َد‬
‫َّللا فَ َاَل ُجنَا َح َعُلَ أي ِه َما فِي َما ا أفَت َ َد أ‬ ِ َّ
َّ ‫ال‬
َ‫ظا ِل ُمون‬

“Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang ma'ruf atau
menceraikan dengan cara yang baik. Tidak halal bagi kamu mengambil kembali sesuatu dari

11
amir syarifuddin,Hukum Perkawinan Islam di Indonesia

6
yang telah kamu berikan kepada mereka, kecuali kalau keduanya khawatir tidak akan dapat
menjalankan hukum-hukum Allah. Jika kamu khawatir bahwa keduanya (suami isteri) tidak
dapat menjalankan hukum-hukum Allah, maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran
yang diberikan oleh isteri untuk menebus dirinya. Itulah hukum-hukum Allah, maka janganlah
kamu melanggarnya. Barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka itulah orang-
orang yang zalim” (Q.S.AL-baqarah ayat 229 )

Dalil dalam hadis nabi diantaranya adalah apa yang di sampaikan oleh ibnu Umar
muttafaq alaihi yang artinya

“ibnu umar berkata “ saya menceraikan istri saya sedang dalam haid, maka umar
bertanya kepada nabi SAW, tentang itu”, nabi bersabda “suruhlah dia merujuk istrinya”.

Tidak ada perintah yang tegas dalam kedua ayat tersebut untuk rujuk. Adanya perintah
nabi supaya ibn umar rujuk adalah karena sebelum nya ia menalak nya dalam keadaan haid.
Oleh karena iitu hukum rujuk adalah sunat

C. Tujuan dan Hikmah Hukum

Diatur nya rujuk dalam hukum syara karena padanya terdapat beberapa hikmah yang akan
mendatangkan kemaslahatan kepada manusia atau menghilangkan kesulitan dari manusia
banyak orang yang menceraikan istri nya tidak dengan pertimbangan yang matang sehingga
segera setelah putus perkawinan timbullah penyesalan. Dalam keadaan menyesal itu timbulah
keinginan untuk kembali dalam hidup perkawinan namun akan memulai perkawinan baru
menghadapi beberapa kendala dan kesulitan.

Seorang istri yang berada dalam masa iddah talak raj’I di satu sisi diharuskan tinggal
dirumah yang di sediakan oleh suaminya ,sedangkan suami pun dalam keadaan tertentu diam
dirumah itu juga, di sisi lain dia tidak boleh bergaul dengan suaminya itu untuk keluar dari
kecanggungan ini allah swt memberi pilihan yang mudah di ikuti yaitu kembali kepada
kehidupan perkawinan sebagaimana semula kalau tidak mungkin tinggal kan istri sampai masa
iddah nya habis sehingga perkawinan betul- betul menjadi putus

D.Rukun dan Syarat Rujuk

Rukun dan syarat yang disepakati oleh ulama adalah : ucapan rujuk,mantan suami yang
merujuk ,dan matan istri yang di rujuk.

1 .laki- laki yang merujuk

Adapun syarat bagi laki- laki yang merujuk itu adalah sebagai berikut:

7
 laki- laki yang merujuk itu adalah suami bagi perempuan yang di rujuk yang dia menikahi
istri nya itu dengan sah
 laki- laki yang merujuk itu mestilah seorang yang mampu melaksanakan pernikahan
dengan sendirinya ,yaitu telah dewasa sehat akalnya dan bertindak dengan kesadaranya
sendiri. Seseorang yang masi belum dewasa atau dalam keadaan gila tidak sah rujuk
dilakukan. Begitu pula bila rujuk itu dilakukan atas paksaan dari orang lain tidak sah
rujuk nya

2.perempuan yang di rujuk

Adapun syarat sah nya rujuk bagi perempuan yang di rujuk adalah :

 perempuan itu adalah istri yang sah dari laki- laki yang merujuk tidak sah merujuk
perempuan yang bukan istri nya
 istri itu telah di ceraikanya dalam bentuk talak raj’I. tidak sah merujuk istri yang masi
terikat dalam tali perkawinan atau telah di talak namun dalam bentuk talak bain.
 istri itu masi dalam masa iddah talak raj’I laki- laki masi mempunyai hubungan hukum
dengan istri yang di talak nya secara talak raj’I, selama masih berada dalam iddah
sehabis iddah itu putus lah hubungan nya sama sekali dan dengan sendiri nya tidak
boleh lagi di rujuk
 istri itu telah digauli nya dalam masa perkawinan itu. Tidak sah rujuk kepada istri yang di
ceraikanya sebelum istri itu sempaat digauli nya ,karna rujuk hanya berlaku bila
peremouan itu dalam masa iddah sedangkan istri yang di cerai sebelum digauli tidak
mempunyai masa iddah.

3.Ada ucapan rujuk yang diucapkan oleh laki- laki yang merujuk

Rujuk dalam pandangan fiqh adalah tindakan sepihak dari suami ,tindakan sepihak itu di
dasarkan kepada pandangan ulama fiqh bahwa rujuk itu merupakan hak khusus seorang
suami.sebagian ulama diantaranya said bin al-musaiyyab,al hasan,ibn sirin,atha,thawus dan
ahlu ra’yi atau hanafiyah berpendapat bahwa rujuk dapat dilakukan dengan perbuatan secara
mutlak ulama malikiyah membolehkan rujuk dengan perbuatan ,bila yang demikian dimaksud
dan diniat kan untuk rujuk. Tanpa di iringi niat tidak sah rujuk dengan perbuatan

Jumhur ulama bahwa tidak boleh ucapan rujuk di kaitkan kepada masyarakat baik syarat
terjadinya sesuatu seperti ucapan nya :”bila murai berkicau kamu saya rujuk” atau kehendak
terjadinya sesuatu seperti ucapan suami “bila ayah mu menghendaki maka saya rujuk kamu”
sebagimana berlaku pada nikah. Untuk ucapan nikah tidak boleh menggunakan syarat demikian
pula pada rujuk

8
4.kesaksian dalam rujuk

Sebagian ulama termasuk salah satu pendapat dari imam syafi’I mensyaratkan adanya
kesaksian dua orang saksi sebagai mana yang berlaku dalam akad nikah (ibn qudamah:522)
keharusan adanya saksi ini bukan dilihat dalam segi rujuk untuk memulai nikah atau
melanjutkan nikah tetapi karena adanya perintah allah sebagai mana dalam surah at-talaq
ayat:2

ُ ‫ِهَّلِل ۚ َٰذَ ِل ُك أم يُو َع‬


‫ظ بِ ِه َم أن‬ َّ ‫ع أد ٍل ِم أن ُك أم َوأًَقِي ُموا ال‬
ِ َّ ِ َ ‫ش َها َدة‬ َ ‫ي‬ ‫ارًقُوه َُّن بِ َم أع ُروفٍ َوأ َ أش ِهدُوا ذَ َو أ‬
ِ َ‫فَإِذَا بَُلَ أغنَ أ َ َجُلَ ُه َّن فَأ َ أم ِس ُكوه َُّن بِ َم أع ُروفٍ أ َ أو ف‬
‫َّللا يَجأ عَ أل لَهُ َم أخ َر ًجا‬َ َّ ‫ق‬ ِ َّ‫ِهَّلِل َو أاليَ أو ِم أاْل ِخ ِر ۚ َو َم أن يََت‬
ِ َّ ‫َكانَ يُؤأ ِمنُ بِا‬

Apabila mereka telah mendekati akhir iddahnya, maka rujukilah mereka dengan baik atau
lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara
kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah. Demikianlah diberi pengajaran
dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat. Barangsiapa bertakwa kepada Allah
niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.

Menurut ulama adanya perintah ini untuk mempersaksikan rujuk adalah wajib. Berdasarkan
pendapat yang di syarat kan adanya saksi dalam rujuk itu maka ucapan rujuk tidak boleh
menggunakan lafaz kinayah karena pengguna lafaz kinayah memerlukan adanya niat sedangkan
saksi yang hadir tidak akan tahu niat dalam hati itu.

Kemudian dikalangan jumhur ulama diantaranya imam ahmad mengatakan bahwa rujuk itu
tidak perlu di persaksikan ,karena rujuk itu adalah melanjutkan perkawinan yang telah terputus
dan bukan memulai nikah baru perintah allah dalam ayat tersebut diatas bukan lah rujuk

KHI yang mengatur rujuk dan cara pelaksanaan nya secara lengkap yang secara materi
kesemuanya berasal dari kitab fiqh dengan rumusan sebagai berikut:

Pasal 163

(1) seorang suami dapat merujuk istrinya yang dalam masa iddah.

(2) rujuk dapat dilakukan dalam hal-hal:

a.putus nya perkawinan karena talak,lecuali yang telah jatuh 3 kali atau talak yang di jatuh
kan kobla addukhul

b.putusnya perkawinan berdasarkan outusan pengadilan dengan alasan zina atau khulu’

Pasal 164

9
Seorang wanita dalam masa iddah talak raj’I berhak mengajukan keberatan atas dasar
kehendak rujuk dari bekas suaminya di hadapan pegawai pencatat nikah di saksikan dua orang
saksi

Pasal 165

Rujuk yang di lakukan tanpa bekas istri dapat di nyatakan tidak sah dengan pengadilan agama

Pasal 166

Rujuk harus dapat di buktikan dengan buku pendaftaran rujuk dan bila bukti tersebut hilang
atau rusak sehingga tidak dapat di pergunakan lagi,dapat diminta duplikat nya kepada instansi
yang mengeluarkan nya

Diantara pasal-pasal yang mengatur rujuk itu pasal 164 dan 165 memang tidak sejalan dengan
aturan fiqh karena rujuk dalam pandangan fiqh tidak memrlukan persetujuan dari pihak istri
dengan alasan bahwa yang demikian adalah hak mutlak bagi seorang suami yang dapat
digunakan tanpa sepengetahuan orang lain termasuk istri yang akan di rujuki nya itu.

10
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama
nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami bis menyelesaikan makalah mata kuliah “FIQH
MUNAKAHAT”. Shalawat serta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad
SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur’an dan sunnah untuk keselamatan
umat di dunia.

Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman untuk
para pembaca. Dan kami juga berharap agar makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.

Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Banda aceh, 17 oktober 2019

Penyusun

DAFTAR ISI

11
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………………………..i

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………………………………ii

BAB 1 PENDAHULUAN …………………………………………………………………………………………………1

BAB 2 ISI ……………………………………………………………………………………………………………………….2

A. IDDAH……………………………………………………………………………………………………………2

B.RUJUK……………………………………………………………………………………………………………6

BAB III

PENUTUP…………………………………………………………………………………………………………………….10
KESIMPULAN………………………………………………………………………………………………………………..11

12
KESIMPULAN

Defenisis iddah menurut Bahasa berasal dari kata “al-‘udd” dan “al-ihsha’” yang berarti
bilangan atau hitungan. Dalam istilah fuqaha’ iddah adalah masa menunggu wanita sehingga
halal bagi suami lain, iddah sudah di kenal sejak masa jahiliah,pada saat itu,mereka hampir tidak
pernah meninggalkanya lalu ketika islam datang, islam mengakui dan menetapkan iddah ini,
melihat banyaknya maslahat yang tersimpan dalam pensyariatan iddah
Iddah di syariatkan untuk mengetahui bersih nya Rahim agar tidak pencampuran
keturunan, memberikan kesempatan kepada suami istri yang berpisah untuk kem6bali pada
kehidupan rumah tangga jika memang merka menilai baik nya seperti itu serta untuk
mengingatkan akan sacral nya pernikahan

Rujuk berasal dari Bahasa arab, raja’a -yarji’u -ruju’ bentuk masdar artinya kembali,
istilah ini di bakukan dalam hukum perkawinan di Indonesia. Diatur nya rujuk dalam hukum
syara karena padanya terdapat beberapa hikmah yang akan mendatangkan kemaslahatan kepada
manusia atau menghilangkan kesulitan dari manusia banyak orang yang menceraikan istri nya
tidak dengan pertimbangan yang matang sehingga segera setelah putus perkawinan timbullah
penyesalan

5
fiqh Sunnah 4 sayyid sabiq hal : 10
6
Ringkasan fiqih Sunnah sayyid sabiq : 457
7
Ringkasan fiqih Sunnah sayyid sabiq : 456

13

Anda mungkin juga menyukai