PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dalam masyarakat.
warahmah. Akan tetapi, pada kenyataannya tidak semua rumah tangga yang
Islam sebagai agama yang sempurna telah mengatur segala hal tentang
Talak dapat dilaksanakan dalam keadaan yang sangat dibutuhkan, dan tidak ada
jalan lain untuk mengadakan perbaikan. Hal ini antara lain dibolehkan apabila
suami istri sudah tidak dapat melakukan kewajiban masing-masing sesuai dengan
ketentuan agama, seingga tujuan rumah tangga yang pokok yaitu mencapai
kehidupan rumah tangga yang tenang dan bahagia sudah tidak tercapai lagi.
perpecahan antara suami istri tersebut, maka dalam keadaan demikian perceraian
1
dapat dilaksanakan, yaitu sebagai jalan keluar bagi segala penderitaan baik yang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
ISI
A. Talak
1. Pengertian Talak
yaitu melepas tali perkawinan dan mengakhiri hubungan suami istri. Al-Jaziry
Zakaria Al-Anshari, talak ialah: melepas tali akad nikah dengan kata talak dan
dengan talaq dalam istilah fiqih yang berarti bubarnya pernikahan. Sebagaimana
hukum perkawinan, hukum perceraian dalam islam juga kerap menimbulkan salah
paham, seakan-akan ajaran islam memberikan hak yang lebih besar kepada laki-
laki daripada perempuan. Padahal, betapa hati-hatinya hukum islam mangatur soal
perceraian, dan tidak salah jika dikatakan bahwa tidak ada satu agama atau
2. Macam-Macam Talak
Ditinjau dari segi waktu dijatuhkannya talak itu, maka talak dibagi
1
H. Abd. Rahman Ghazaly., Fiqh Munakahat, Cet.I, Kencana, Bogor, 2003, hlm 192
3
a. Talak sunni, yaitu talak yang dijatuhkan sesuai dengan tuntunan sunnah.
1) Istri yang ditalak sudah pernah digauli, bila istri yang ditalak belum pernah
2) Istri dapat segera melakukan iddah suci setelah ditalak, yaitu dalam
keadaan suci dari haid. Menurut ulama Syafi’iyah, perhitungan iddah bagi
wanita berhaid adalah tiga kali suci, bukan tiga kali haid.2 Talak terhadap
istri yang telah lepas haid atau menopause atau belum pernah haid, atau
sedang hamil, atau talak karena suami meminta tebusan (khulu’), atau
3) Talak itu dijatuhkan ketika istri dalam keadaan suci, baik dipermulaan,
haid.
4) Suami tidak pernah menggauli istri selama masa suci dimana talak itu
dijatuhkan. Talak ang dijatuhkan oleh suami ketika istri dalam keadaan
suci dari haid tetapi pernah digauli, tidak termasuk talak sunni.
b. Talak bid’i, yaitu talak yag dijatuhkan tidak sesuaai atau bertentangan dengan
talak bad’I dari segi jumlah talak ialah sekaligus, mereka juga sepakat bahwa
talak bid’i itu haram dan melakukannya dosa. Termasuk talak bid’i ialah:
2
Ibid.,
4
1) Talak yang dijatuhkan terhadap istri pada waktu haid, baik pada permulaan
2) Talak yang dijatuhkan terhadap istri dalam keadaan suci, tetapi pernah
c. Talak la sunni wala bid’I, yaitu talak yang tidak termasuk kategori talak sunni
2) Talak yang dijatuhkan terhadap istri yang belum pernah haid, atau istri
ucapan talak, maka talak dibagi menjadi dua macam, sebagai berikut:
a. Talak shaarih, yaitu talak yang dipahami dari makna perkataan ketika
Talak shaarih mempergunakan kata-kata yang jelas dan tegas. Imam syafi’I
mengatakan bahwa kata-kata yang dipergunakan untuk talak shaari ada tiga,
yaitu talak, firaq, dan sarah, ketiga kata tersebut disebut dalam Al-Qur’an dan
hadits. Beberapa contoh talak shaari ialah seperti suami berkata kepada
istrinya:
- Engkau saya talak sekarang juga. Engkau saya ceraikan sekarang juga.
- Engkau saya firaq sekarang juga. Engkau saya pisahkan sekarang juga.
3
Sabri Samin dan Andi Nurmaya Aroeng., Fikih II, Alauddin Press, Makassar, 2010, hlm
149
5
- Engkau saya sarah sekarang juga. Engkau saya lepas sekarang juga.
maka menjadi jatuhlah talak itu dengan sendirinya, sepanjang ucapannya itu
kemungkinan lain.
talak, maka menjadi jatuhlah talak itu, dan jika suami dengan kata-kata tersebut
talak.
4
Abd. Rahman Ghazaly., Fiqh Munakahat……, hlm 196
6
Ditinjau dari segi ada atau tidak adanya kemungkinan bekas suami
merujuk kembali bekas istri, maka talak dibagi menjadi dua macam, sebagai
berikut:
a. Talak Raj’i, yaitu talak yang dijatuhkan suami terhadap istrinya yang telah
digauli bukan karena memperoleh ganti harta dari istri, talak yang pertama kali
Para ulama madzhab sepakat bahwa yang dinamakan raj’i ialah talak
dimana suami masih memiliki hak untuk kembali kepada istrinya (rujuk)
sepanjang istrinya tersebut masih dalam masa iddah baik istri tersebut bersedia
Setelah terjadi talak raj’i maka istri wajib beriddah, bila kemudian suami
hendak kembali kepada bekas istri sebelum berakhir masa iddah, maka hal itu
dapat dilakukan dengan menyatakan rujuk, tetapi jika dalam masa iddah
tersebut bekas suami tidak menyatakan rujuk terhadap bekas istrinya, maka
dengan berakhirnya masa iddah itu kedudukan talak menjadi talak ba’in.
Kemudian jika sudah berakhirnya masa iddah itu, suami ingin kembali
kepada bekas istrinya maka wajib dilakukan dengan akad nikah baru dan
dengan mahar yang baru pula. Talak raj’i hanya terjadi pada talak pertama dan
kedua saja, berdasarkan firman Allah dalam surat Al-Baqarah: 229 yang
artinya : “talak yang dapat dirujuk dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi
dengan cara yang makruf atau menceraikan dengan cara yang baik.”
5
Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Mahab, Penerbit Lentera, Jakarta, 2008, hal
451.
7
Ayat ini memberi makna bahwa talak yang disyariatkan oleh Allah ialah
talak yang dijatuhkan satu demi satu, tidak sekaligus, dan bahwa suami boleh
memelihara kembali beka istrinya setelah talak pertama dengan cara yang baik,
demikian pula setelah talak kedua. Arti memelihara kembali ialah dengan
mengumpuli dan mempergaulinya dengan cara yang baik. Hak merujuk hanya
b. Talak ba’in, yaitu talak yang suami tidak memiliki untuk rujuk kepada wanita
yang ditalaknya.6
Talak ba’in ada dua macam, yaitu Talak ba’in shugro dan talak ba’in
kubro.
1) Talak ba’in shugro ialah talak ba’in yang menghilangkan pemilikan bekaas
suami terhadap istri tetapi tidak menghilangkan kehalalan bekas suami untuk
kawin kembali dengan bekas istri. Artinya, bekas suami boleh mengadakan
akad nikah baru dengan bekas istri, baik dalam masa iddahnya maupun
- Talak karena aib atau cacat badan, karena salah seorang dipenjara, talak
2) Talak ba’in kubro yaitu talak yang menghilangkan pemilikan bekas suami
terhadap beks istri serta menghilangkan kehalalan bekas suami untuk kawin
6
Ibid., hlm 452
8
kembali dengan bekas istrinya, kecuali setelah bekas istri itu kawin dengan
laki-laki lain, telah berkumpul dengan suami kedua itu serta telah bercerai
secara wajar dan telah selesai menjalankan masa iddahnya. Talak ba’in kubro
terjadi pada talak yang ketiga. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam
perempuuaan itu tidak halal lagi baginya, sampai dia kawin dengan suami
yang lain.”
Rukun talak ialah unsur pokok yang harus ada dalam talak dan
a. Suami. Suami adalah yang memiliki hak talak dan yang berhak
- Berakal
- Baligh
sendiri. Tidak dipandang jatuh talak yang dijatuhkan istri orang lain. Untuk
9
- Kedudukan istri yang ditalak itu harus berdasarkan atas akadperkawinan
yang sah.
c. Sighat talak, ialah kata-kata yang diucapkan oleh suami terhadap istrinya yang
menunjukkan talak, baik itu shaarih (jelas), maupun kinayah (sindiran), baik
berupa ucapan lisan, tulisan, isyarat bagi suami tuna wicara ataupun dengan
dimaksudkan ole hang mengucapkannya untuk talak, bukan untuk maksud lain.
Oleh karena itu salah ucap yang dimaksud untuk talak, dipandang tidak jatuh
talak.
Hukum Islam menetapkan hak talak bagi suami dan suamilah yang
kelangsungan hidup bersama. Suami diberi beban membayar mahar dan memikul
nafkah istri dan anak-anaknya. Hal tersebut menjadi pengikat bagi suami ntuk
goncang pendapatnya menghadapi uji coba dan kesulitan hidup, kurang teguh
dalam menghadapi hal-hal yang tidak disenangi. Biasanya wanita lebih mudah
gembira dan mudah menjadi susah. Menjadikan hak talak ditangan suami akan
lebh melestarikan hidup suami istri ketimbang hak talak itu ditangan istri.
Demikian pula istri, maka persoalannya menjadi lebih buruk dan lebih
fatal, karena jika terjadi perselisihan sedikit saja maka istri akan cepat-cepat
10
menjatuhkan talak. Oleh karena itu, dijadikannya talak ditangan suami
mengandung hikmah yang besar. Kendati talak ditangan suami saja masih banyak
istri ang mengajukan gugatan cerai lewat pengadilan agama, apalagi jika istri
diberi hak menjatuhkan talak, maka bencana perceraaian akan melanda dimana-
mana.
5. Persaksian Talak
talak tidak perlu saksi, karena talak itu sebagian dari hak suami maka tidak perlu
bukti atau saksi untuk melaksanakan haknya.7 Karena talak itu menjadi hak suami
menghadirkan dua orang saksi, dan sahnya talak itu tidak bergantung pada
kehadiran saksi.
Ibdul Qayyim berkata bahwa talak itu menjadi hak bagi orang yang
menikahi, karena itulah suami yang berhak menahan istri, yakni merujuknya.8
riwayat dari Rasulullah Saw. dan para sahabatnya sesuatu yang menjadi dalil dan
sebagai pertalian yang suci dan kokoh, sebagaimana Al-Qur’an memberi istilah
7
Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahab., Fikih Munakahat, AMZAH,
11
pertalian itu mitsaq ghaliz (janji kukuh). Firman Allah dalam QS. An-Nisa:21
yang artinya: “ Dan mereka (istri-istrimu)telah mengambil dari kamu janjia yang
kuat.”. Oleh karena itu, suami istri wajib memelihara hubungan tali pengikat
perkawinan itu, dan tidak sepantasnya mereka berusaha merusak dan memutuskan
termasuk perbuatan tercela, terkutuk dan dibenci oleh Allah. Rasulullah SAW
bersabda “perkara halal yang paling dibenci Allah ialah menjatuhkan talak.”
Hadis ini menjadi dalil bahwa diantara jalan halal itu ada yang dimurkai Allah
jika tidak dipergunakan sebagimana mestinya. Hadits ini juga menjadi dalil bahwa
suami wajib selalu menjauhkan diri dari menjatuhkan talak selagi masih ada jalan
tidak ada jalaan lain untuk menghindarinya, dan talak itulah salah satunya jalan
terciptanya kemaslahatan.
Istri yang meminta talak kepada suaminya tanpa sebab dan alas an yang
berbunyi “manakala istri menuntut cerai dari suaminya tanpa alasan, maka
Para fuqaha berbeda pendapat tentang hukum asal menjatuhkan talak oleh
suami. Yang paling tepat diantara pendapat itu ialah pendapat yang mengatakan
12
Diantara darurat yang membolehan suami menjatuhkan talak ialah
keraguan suami terhadap perilaku istri, tertanamnya rasa tidak senang dihati
Adapun sebab dan alasan untuk menjatuhkan talak itu ada kalanya
Talak menjadi wajib bagi suami atas prmintaan istri dalam hal suami tidak
seperti suami tidak mampu mendatangi istri. Talak itu diharamkan jika dengan
talak itu kemudian suami berlaku serong, baik dengan bekas istrinya ataupun
dengan wanita lain, suami diharamkan menjatuhkan talak jika hal itu
Talak menjadi mubah hukumnya ketika ada keperluan untuk itu yakni
karena jeleknya perilaku istri, bukannya sikap istri terhadap suami, atau suami
menderita mudharat lantaran tingkah laku istri, atau suami tidak mencapai tujuan
perkawinan dari istri. Adapun talak disunnahkan jika suami tidak sanggup lagi
9
Ibid., hlm 214.
10
Beni Ahmad Saebeni., Fiqh Munakahat (Buku II), Cet VI (Edisi Revisi), CV pustaka
13
7. Hikmah Talak
kecuali untuk kepentingan suami, istri atau keduanya, atau untuk kepentingan
a. Kemandulan.
mengingkari cinta diantara suami istri. Kalau cinta kasih sudah hilang,
B. Iddah
1. Pengertian Iddah
Iddah berasal dari kata adad yang artinya menghitung. Maksudnya adalah
istilah, iddah mengandung arti lamanya perempuan (istri) menunggu dan tidak
14
Jadi, iddah adalah satu masa dimana perempuan yang telah diceraikan,
baik cerai hidup atau mati, harus menunggu untuk meyakinkan apakah rahimnya
2. Macam-Macam Iddah
a. Iddah Talak
Iddah talak artinya iddah yang terjadi karena perceraian. Para ulama
madzhab sepakat bahwa yang ditalak sebelum dicampuri dan sebelum melakukan
dengannya, tetapi dia tidak sampai mencampurinya, lalu istrinya tersebut ditalak
maka istrinya tersebut harus menjalani iddah persis seperti istri yang telah
dicampuri.11
1) Perempuan yang masih haid. Iddahnya adalah tiga kali suci atau tiga kali
haid, sesuai dengan Firman Allah dalam Surat Al Baqarah ayat 228 :
dalam rahimnya, jika mereka beriman kepada Allah dan hari akhirat. dan
(para suami) menghendaki ishlah. dan Para wanita mempunyai hak yang
11
Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Mazhab,…..hlm. 464
15
Para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya dan
2) Perempuan yang belum haid atau tidak lagi haid (menopause). Iddahnya
adalah tiga bulan sesuai dengan Firman Allah dalam Surat At Talaq ayat 4:
Maka masa iddah mereka adalah tiga bulan; dan begitu (pula) perempuan-
Adapun untuk permpuan yang dikhulu’, iddahnya adalah satu kali haid.12
b. Iddah Hamil
Iddah Hamil adalah iddah yang terjadi apabila perempuan yang diceraikan
“Dan perempuan-perempuan yang hamil, waktu iddah mereka itu ialah sampai
c. Iddah Wafat
Para ulama madzhab sepakat bahwa iddah wanita yang ditinggal mati
suaminya, sedangkan dia tidak hamil, adalah 4 bulan sepuluh hari, baik wanita
12
Beni Ahmad Saebeni., Fiqh Munakahat (Buku II),……hlm.137
16
tersebut sudah dewasa maupun masih anak-anak, dalam usia menopause atau
Firman Allah swt dalam Surat Al Baqarah ayat 234: “Orang-orang yang
isteri itu) menangguhkan dirinya (ber'iddah) empat bulan sepuluh hari. kemudian
apabila telah habis 'iddahnya, Maka tiada dosa bagimu (para wali) membiarkan
mereka berbuat terhadap diri mereka menurut yang patut. Allah mengetahui apa
Madzhab empat mengatakan, Iddah bagi wanita hamil yang ditinggal mati
suaminya adalah sampai dia melahirkan bayinya, sekalipun baru beberapa saat
sesudah ditinggal mati suaminya itu, di mana dia sudah boleh menlakukan
3. Hikmah Iddah
a. Untuk mengetahui tentang istri yang diceraikan itu ( cerai hidup atau cerai
mati) hamil atau tidaknya. Dengan ini akan terhindar dari bercampur aduk
keturunan, apabila bekas istri tersebut menikah lagi dengan laki-laki lain.
b. Untuk memperpanjang masa rujuk. Jika cerai itu talak raj’i. dengan adanya
masa yang paanjang dan lama dapat memberi peluang kepada suami untuk
13
Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Mazhab,…..hlm.469
17
c. Menjungjung tinggi masalah perkawinan yaitu untuk menghimpunkan orang-
C. Rujuk
1. Pengertian Rujuk
Menurut bahasa arab, kata ruju’ berasal dari kata raja’a – yarji’u –rujk’an
mengembalikan istri yang masih dalam iddah talak, bukan talak ba’in, pada
pernikahan semula, sesuai dengan peraturan yang ditentukan. Dalam istilah para
ulama madzhab, rujuk adalah menarik kembali wanita yang ditalak dan
masa iddah talak (raj’i)”. Sedangkan menurut Asy Syafi’i: “Rujuk ialah
iddah setelah terjadinya talak (raj’i)”. Dapat dirumuskan bahwa ruju’ ialah
“mengembalikan status hukum perkawinan secara penuh setelah terjadi talak raj’i
yang dilakukan oleh bekas suami terhadap bekas istrinya dalam masa iddah,
“Dan suami-suaminya berhak merujukinya dalam masa menanti itu, jika mereka
14
Ibid., hlm. 481
18
Maksud dari ayat diatas, adalah apabila seorang telah menceraikan
pengertian bahwa mereka benar-benar sma-sama saling mengerti dan penuh rasa
tanggung jawab antara satu dengan yang lainnya. Tetapi jika suami
menahan istri agar jangan menikah dengan orang lain. Maka suami tersebut, tidak
mempergunakan haknya itu dan sah hukumnya. Suka atau tidak sukanya istri
c. Dengan pernyataan ijab qabul, Misal, “Aku rujuk engkau pada hari ini”
a. Adanya saksi
menjadi syarat sahnya atau tidak. Imam Maliki berpendapat bahwa saksi
adanya saksi.
19
b. Rujuk dengan kata-kata / pergaulan
dianggap sah apabila diniatkan untuk merujuk. Karena bagi golongan ini,
sumpah tidak akan menggauli istrinya ), disamping karena hak milik atas
istri yang ditalak raj’i adalah haram . Oleh karena itu diperlukan niat.
Jika istri yang dicerai belum pernah dicampuri, maka tidak sah rujuk, tetapi
harus dengan perkawinan baru lagi. Sesuai dengan Firman Allah swt dalam
20
yang kamu minta menyempurnakannya. Maka berilah mereka mut'ah dan
“Dan tidak sah pula merujuk istri yang diceraikan dengan talak tiga ; tidak
e. Jika istri telah dicerai tiga kali, maka tidak sah rujuk lagi. Hal ini telah di
perempuan itu tidak lagi halal baginya hingga Dia kawin dengan suami yang
lain. kemudian jika suami yang lain itu menceraikannya, Maka tidak ada
dosa bagi keduanya (bekas suami pertama dan isteri) untuk kawin kembali
mengetahui”.
Ada lima syarat jika suami telah menjatuhkan talak tiga dan ingin kembali
ke istrinya yaitu :
b) Perempuan itu sudah pernah menikah dengan laki-laki selain suami yang
21
d) Suami ( bukan yang menalak ) sudah menalak bain kepadanya.
4. Tata Cara Rujuk Di Tinjau Dari Segi Agama Dan Hukum Negara.
Tentang tata cara pelaksanaan rujuk fiqih lebih banyak memuat hukum
secara materil dan hampir tidak membicarakan tata cara atau hukum acaranya,
dengan demikian aturan yang terdapat dalam KHI merupakan pelengkap dari
Orang yang akan melakukan rujuk di dalam agama, suami cukup dengan
mengucapkan shigat ruju’ kepada sang istri seperti “aku merujuk mu” itu sudah
sah. Akan tetapi ketika pengucapan rujuk itu seorang suami tidak boleh
mengucapkan “aku merujukmu, kalau kamu mau”, artinya suami yang akan
berbeda pendapat, jumhur ulama’ termasuk imam syafi’i dan imam ahmad
berpendapat, bahwa ruju’ harus dilakukan dengan perbuatan, ucapan dan tidak
dapat hanya dengan perbuatan, kecuali bila ia bisu, maka rujuk itu dilakukan
Hanafi, Maliki dan Hambali, rujuk itu boleh di lakukan dengan perbuatan, yaitu
dengan mencampuri bekas istri dan tidak perlu diikrarkan dengan lisan, mereka
berpendapat demikian dengan alasan karena bekas istri itu pada hakikatnya masih
menjadi istri bagi suaminya, dan waktu iddah itu adalah waktu memilih, rujuk
22
atau cerai terus, sedang memilih itu boleh dilakukan dengan perkataan atau
perbuatan.15
demikian pula halnya di dalam PP No.9 tahun 1975. Kendati demikian jauh
1946, sudah dibuat aturan-aturan mengenai, pencatatan nikah, talak dan rujuk.
Tata cara rujuk yang di jelaskan dalam KHI terdapat pada pasal 167 yang
tenmpat tinggal istri dengan membawa penetapan terjadinya talak dan surat
Nikah memeriksa dan menyelidiki apakah suami yang akan meruju’ itu
yang akan di lakukan itu masih ‘iddah talak raj’i, apakah perempuan yang
15
H. Mahmud Yunus, Hukum Perkawinan dalam Islam, menurut syafi’i, hanafi, maliki
23
d) Setelah itu suami mengucapkan rujuknya dan masing-masing yang
pasal 168 dan kemudian pasal 169, selebihnya pasal tentang rujuk mengarah pada
teknis pelaksanaan serta teknis administrasi, disamping itu tentu saja harus
benar tidanya dia sebagai istri, masih atau lewatnya ‘iddah si istri.
Ataupun KHI ada perbedaan mengenai persetujuan istri, didalam agama yang
tidak tahu bahwa dirinya dirujuk , rujuk itu tetap sah”, karena ruju’ itu merupakan
hak suami yang digunakan tanpa sepengetahuan orang lain, termasuk istrinya.
Sedangkan dalam KHI terlaksananya rujuk itu harus dengan persetujuan sang
istri, itu dibuktikan dalam KHI pasal 167 ayat (2)” Ruju’ dilakukan dengan
Pencatatan Nikah”. Dan juga dalan pasal 165 yang berbunyi “rujuk yang
dilakukan tanpa persetujuan bekas istri dapat dinyatakan tidak sah dengan
Jadi rujuk yang di lakukan didalam KHI harus melewati beberapa cara,
sedangkan di dalam agama asalkan suami sudah merujuk istrinya baik dengan
24
perbuatan ataupun ucapan itu sudah sah, tanpa harus pegawai pencatat nikah atau
25
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Talak
melepaskan atau meninggalkan”. Menurut istilah syara’, talak yaitu melepas tali
perkawinan dan mengakhiri hubungan suami istri. Talak terdiri atas beberapa
macam, diantaranya:
a) Ditinjau dari segi waktu dijatuhkannya talak, talak dibagi menjadi tiga
macam yaitu talak sunni, talak bid’i, dan talak la sunni wala bid’i.
ucapan talak, talak terbagi menjadi dua, yaitu talak shaarih dan talak
kinayah.
c) Ditinjau dari segi ada atau tidak adanya kemungkinan bekas suami
merujuk kembali bekas istri, talak dibagi menjadi talak raj’i dan talak
bai’n.
a) Suami. Suami adalah yang memiliki hak talak dan yang berhak
disyaratkan:
- Berakal
- Baligh
26
b) Istri. Untuk sahnya talak, bagi istri yang ditalak disyaratkan sebagai
berikut.
yang sah.
c) Sighat talak, ialah kata-kata yang diucapkan oleh suami terhadap istrinya
termasuk perbuatan tercela, terkutuk dan dibenci oleh Allah. Para fuqaha berbeda
pendapat tentang hukum asal menjatuhkan talak oleh suami. Yang paling tepat
diantara pendapat itu ialah pendapat yang mengatakan bahwa suami diharamkan
2. Iddah
Iddah berasal dari kata adad yang artinya menghitung. Maksudnya adalah
istilah, iddah mengandung arti lamanya perempuan (istri) menunggu dan tidak
Iddah terbagi atas beberapa macam diantaranya ialah iddah talak, iddah
hamil, dan iddah wafat. Adapun hikmah iddah adalah sebagai berikut.
27
- Untuk mengetahui tentang istri yang diceraikan itu ( cerai hidup atau cerai
3. Rujuk
Menurut syara’, rujuk adalah mengembalikan istri yang masih dalam iddah
talak, bukan talak ba’in, pada pernikahan semula, sesuai dengan peraturan yang
f. Dengan pernyataan ijab qabul, Misal, “Aku rujuk engkau pada hari ini”
f. Adanya saksi
j. Jika istri telah dicerai tiga kali, maka tidak sah rujuk lagi.
5. Tata Cara Rujuk Di Tinjau Dari Segi Agama Dan Hukum Negara.
Orang yang akan melakukan rujuk di dalam agama, suami cukup dengan
mengucapkan shigat ruju’ kepada sang istri seperti “aku merujuk mu” itu sudah
sah. Akan tetapi ketika pengucapan rujuk itu seorang suami tidak boleh
28
mengucapkan “aku merujukmu, kalau kamu mau”, artinya suami yang akan
demikian pula halnya di dalam PP No.9 tahun 1975. Kendati demikian jauh
1946, sudahdibuat aturan-aturan mengenai, pencatatan nikah, talak dan rujuk. Tata
29
DAFTAR PUSTAKA
Aroeng, Andi Nurmaya dan Sabri Samin. 2010. Fikih II. Makassar:
Alauddin Press.
Lentera.
Pustaka Setia.
30