Anda di halaman 1dari 3

Rujuk adalah kembalinya suami kepada istri yang telah dicerai ( bukan talak bain ) yang masih berada

dalam
masa iddah kepada nikah asal yang sebelum diceraikan dalam waktu tertentu.

Cara Melakukan Rujuk


Cara melakukannya ada dua cara, secara tertulis atau dengan ucapan (sighat).
1. Dengan surat yang ditulis suaminya sendiri tetapi tidak dibaca dianggap sebagai kategori kinayah, artinya
harus ada niat suami pada saat menulis surat tersebut.
2. Dengan ucapan ( sighat ), rujuk dengan cara ini ada dua macam :
1. Ucapan sharih, ialah ucapan yang tegas dan jelas maksudnya, misalnya : aku kembalikan kau pada
nikahku, aku rujuk engkau, aku terima kembali engkau.
2. Ucapan kinayah, ucapan yang tidak tegas maksudnya, misalnya : aku nikahi engkau, aku pegang
engkau. Pada yang bersifat kinayah ini disyaratkan memiliki niat dari suami. Disyaratkan ucapan
tersebut tidak bertaliq ( menggantung) seperti ucapan : kurujuk engkau jika engkau mau, hal
semacam ini tidak sah walaupun istrinya mau, begitupula merujuk berbatas waktu seperti ucapan :
kurujuk engkau sebulan.
Namun, agar rujuk berakhir dengan baik bagi semua pihak, ada hal-hal yang perlu dipertimbangkan matang-
matang:

1. Telaah semua sikap sikap dan perilaku yang berkontribusi dalam perceraian, sehingga setelah rujuk tidak
terjebak lagi dalam masalah yang sama. Ciptakan keterbukaan terhadap setiap perubahan yang positif, yang
mendukung keutuhan rumah tangga. Dalam kasus-kasus tertentu, ini jelas bukan perkara mudah. Teh Ninih,
misalnya, dulu bercerai karena tidak mau dipoligami. Padahal, setelah rujuk pun ia tetap dipoligami.

2. Niat rujuk harus datang dari kedua belah pihak (suami dan istri). Dalam perkawinan ada dua pihak yang sama-
sama berperan hingga terjadinya perceraian, sehingga untuk rujuk pun niat harus datang dari kedua pihak.
Keduanya juga harus mau melakukan usaha yang sama besar untuk memperbaiki hubungan yang pernah cedera,
ujar Ira. Bila keinginan hanya datang dari salah satu pihak, lebih baik pikir-pikir lagi niat Anda untuk rujuk.

3. Sembuhkan dulu luka-luka lama. Dalam hal ini, kemauan dan kemampuan untuk memberi maaf dan meminta
maaf menjadi kata kunci. Perlu suatu ketulusan dan keikhlasan, karena dalam maaf terkandung proses yang
melibatkan perubahan emosi dan sikap yang didorong oleh keputusan sukarela untuk meminta maaf ataupun
memaafkan, sehingga tak ada lagi dorongan untuk membalas dendam atau mempertahankan pembenaran atas
perilaku yang dulu menyebabkan perceraian.

4. Jangan menoleh lagi ke belakang. Fokuslah ke masa depan. Pelajari dan terapkan hal-hal yang berpotensi
menguatkan ikatan suami istri yang dahulu mungkin terabaikan, misalnya agama, komunikasi, kedekatan dengan
keluarga besar, dan sebagainya.

MACAM-MACAM RUJUK
Rujuk dapat dibagi menjadi 3, yaitu :

1. Rujuk untuk talak 1 dan 2 (talak rajiy)

Dalam suatu hadist disebutkan : dari Ibnu Umar r.a. waktu itu ia ditanya oleh seseorang, ia berkata, Adapun
engkau yang telah menceraikan ( istri) baru sekali atau dua kali, maka sesungguhnya Rasulullah SAW telah
menyuruhku merujuk istriku kembali (H.R. Muslim)
Karena besarnya hikmah yang terkandung dalam ikatan perkawinan, maka bila seorang suami telah menceraikan
istrinya, ia telah diperintahkan oleh Allah SWT agar merujukinya kembali.

Firman Allah SWT :


Apabila kamu mentalak isteri-isterimu, lalu mereka mendekati akhir iddahnya, Maka rujukilah mereka dengan cara
yang maruf, atau ceraikanlah mereka dengan cara yang maruf (pula). janganlah kamu rujuki mereka untuk
memberi kemudharatan, Karena dengan demikian kamu menganiaya mereka. barangsiapa berbuat demikian, Maka
sungguh ia Telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri. janganlah kamu jadikan hukum-hukum Allah permainan,
dan ingatlah nikmat Allah padamu, dan apa yang Telah diturunkan Allah kepadamu yaitu Al Kitab dan Al hikmah
(As Sunnah). Allah memberi pengajaran kepadamu dengan apa yang diturunkan-Nya itu. dan bertakwalah kepada
Allah serta Ketahuilah bahwasanya Allah Maha mengetahui segala sesuatu. (Q.S. Al-Baqarah : 231)
2. Rujuk untuk talak 3 (talak bain)

Hukum rujuk pada talak bain sama dengan pernikahan baru, yaitu tentang persyaratan adanya mahar, wali, dan
persetujuan. Hanya saja jumhur berpendapat bahwa utuk perkawinan ini tidak dipertimbangkan berakhirnya masa
iddah.

3. Talak tebus dinamakan juga bain sugra dalam talak ini suami tidak sah rujuk lagi, tetapi boleh menikah
kembali, baik dalam iddah maupun sesudah iddah-nya.

Baca Juga : Konsep Jodoh Menurut Pandangan Islam


SYARAT-SYARAT RUJUK
Syarat-syarat rujuk yang harus dipenuhi antara lain

1. Saksi untuk rujuk


Fuqaha berbeda pendapat tentang adanya saksi dalam rujuk, apakah menjadi syarat sahnya rujuk atau tidak. Imam
Malik berpendapat bahwa saksi dalam rujuk adalah disunahkan sedangkan Imam Syafii mewajibkan.

1. Rujuk dengan kata-kata atau pergaulan istri


Terdapat perbedaan pendapat pula dalam hal ini, sebagai berikut:

Menurut pendapat Imam Malik mengatakan bahwa rujuk dengan pergaulan, istri hanya dianggap sah apabila
diniatkan untuk merujuk. Karena bagi golongan ini, perbuatan disamakan dengan kata-kata dan niat.
Menurut pendapat Imam Abu Hanifah, yang mempersoalkan rujuk dengan pergaulan, jika ia bermaksud
merujuk dan ini tanpa niat.
Menurut pendapat Imam Syafii, bahwa rujuk itu disamakan dengan perkawinan dan Allah SWT
memerintahkan untuk diadakan persaksian, sedang persaksian hanya terdapat dalam kata-kata.
2. Kedua belah pihak yakin dapat hidup bersama kembali dengan baik
3. Istri telah dicampuri
Jika istri yang dicerai belumpernah dicampuri, maka tidak sah rujuk, tetapi harus dengan perkawinan baru lagi

4. Istri baru dicerai dua kali


Jika istri telah ditalak tiga maka tidak sah rujuk lagi, melainkan harus telah menikah dengan orang lain kemudian
bercerai, barulah boleh rujuk kembali dengan akad yang baru.

Kemudian jika si suami mentalaknya (sesudah Talak yang kedua), Maka perempuan itu tidak lagi halal baginya
hingga dia kawin dengan suami yang lain. Kemudian jika suami yang lain itu menceraikannya, Maka tidak ada dosa
bagi keduanya (bekas suami pertama dan isteri) untuk kawin kembali jika keduanya berpendapat akan dapat
menjalankan hukum-hukum Allah. Itulah hukum-hukum Allah, diterangkan-Nya kepada kaum yang (mau)
Mengetahui.(Q.S. Al-Baqarah : 230)
5. Istri yang dicerai dalam masa iddah rajiy Jika bercerainya dari istri karena fasakh atau khulu atau talak bain
atau istri yang dicerai belum pernah dicampuri, maka rujuknya tidak sah.
RUKUN RUJUK
Rukun rujuk di bagi 4 poin :
1. Istri , keadaan istri diisyaratkan :
a. Sudah di campuri, karena istri yang belum di campuri apabila di talak, si istri tdk mempunyai iddah

b. Istri yang tertentu. Klo suami mempunyai banyak istri, kemudian ia rujuk kpd seorang dari mereka dngn tdak
ditentukan siapa yang di rujuk maka rujuknya tidak sah
c. Talak nya adalah talak raji

d. Rujuk masih dalam kaktu iddah QS. Al-baqara : 228

Artinya : Wanita-wanita yang ditalak handaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru. Tidak boleh mereka
menyembunyikan apa yang diciptakan Allah dalam rahimnya, jika mereka beriman kepada Allah dan hari
akhirat. Dan suami-suaminya berhak merujukinya dalam masa menanti itu, jika mereka (para suami)
menghendaki ishlah. Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara
yang maruf. Akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya[143]. Dan Allah
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
2. Suami atas kehendak sendiri bukan di paksa
3. Saksi, artinya dalam rujuk terdapat saksi
4. Lafaz, ucapan yang dilakukan suami secara terang-terangan Misalnya, Aku rujuk engkau pada hari
ini atau Telah kurujuk istriku yang bernama pada hari ini dan lain sebagainya yang semakna.
Maupun dengan sindiran misalnya saya pegang engkau / saya kawin engkau dn sebagainya.
PROSEDUR RUJUK
Pasangan mantan suami istri yang akan melakukan rujuk harus datang menghadap PPN (Pegawai Pencatat Nikah)
atau Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) yang mewilayahi tempat tinggal istri dengan membawa surat keterangan
untuk rujuk dari Kepala Desa/Lurah serta Kutipan dari Buku Pendaftaran Talak/Cerai atau Akta Talak/Cerai.

Adapun prosedurnya adalah sebagai berikut :

1. Di hadapan PPn suami mengikrarkan rujuknya kepada istri disaksikan minimal dua orang saksi
2. PPN mencatatnya dalam Buku Pendaftaran Rujuk, kemudian membacanya dihadapan suami-istri tersebut
terhadap saksi-saksi, dan selanjutnya masing-masing membubuhkan tanda tangan.
3. PPN membuatkan kutipan Buku Pendaftaran Rujuk rangkap dua dengan nomor dan kode yang sama
4. Kutipan diberikan kepada suami-istri yang rujuk
5. PPN membuat surat keterangan tentang terjadinya rujuk dan mengirimnya ke Pengadilan Agama yang
mengeluarkan akta talak yang bersangkutan
6. Suami-istri dengan membawa Kutipan Buku Pendaftaran Rujuk datang ke Pengadilan Agama tempat terjadinya
talak untuk mendapatkan kembali Akta Nikahnya masing-masing
7. Pengadilan Agama memberikan Kutipan Akta Nikah yang bersangkutan dengan menahan Kutipan Buku
Pendaftaran Rujuk.

Anda mungkin juga menyukai