Anda di halaman 1dari 28

PERKEMBANGAN MOTORIK USIA LANJUT

DOSEN PENGAMPU

Dra. Rosmaini Hasibuan, M.Pd.

DISUSUN OLEH :

IKOR A 2022

JENDRI ARNOLDI BARUS (6221210021)

PRODI ILMU KEOLAHRAGAAN

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022-2023

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb. Puji serta rasa syukur kita kepada Tuhan Yang Maha
Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah pada mata kuliah perkembangan motorik dengan baik dan tepat
waktu. tujuan dari kami membuat makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah
perkembangan motorik di program studi Ilmu Keolahragaan.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan kesempurnaan
makalah ini Semoga makalah ini memberikan wawasan dan pengetahuan kepada para
pembaca. Saya ucapkan terima kasih kepada Ibu , Dra. Rosmaini Hasibuan, M.Pd.
Selaku dosen mata kuliah perkembangan motorik yang telah memberikan materi
dengan baik.

Medan, Maret 2023

Kelompok 6

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................2

DAFTAR ISI...............................................................................................................3

BAB I : PENDAHULUAN.........................................................................................4

A. Latar Belakang...........................................................................................4

B. Batasan Masalah.........................................................................................5

C. Rumusan Masalah......................................................................................5

D. Tujuan.........................................................................................................5

E. Manfaat.......................................................................................................5

BAB II : PEMBAHASAN..........................................................................................5

A. Definisi Dan Pengertian Usia Lanjut.........................................................6

B. Proses Menua Dan Teori Teori Menua......................................................12

C. Karakteristik Lansia...................................................................................15

D. Perubahan Yang Terjadi Pada Lanjut Usia...............................................17

E. Fase-Fase Perkembangan Pada Usia Lansia..............................................19

F. Beberapa penyakit yang rentan dialami Lansia.........................................21

BAB III : PENUTUP..................................................................................................26

A. Kesimpulan.................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................28

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Lansia atau lanjut usia adalah tahap akhir dari proses penuaan. Pada tahap ini
biasanya individu tersebut sudah mengalami kemunduran fungsi fisiologis organ
tubuhnya (Wahyunita dan Fitrah 2010). Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang
berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa, dan tua.
Tiga tahap ini berbeda, baik secara biologis maupun psikologis.

Memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran, misalnya kemunduran


fisik yang ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong,
pendengaran kurang jelas, penglihatan semakin memburuk, gerakan lambat, dan figur
tubuh yang tidak proporsional (Nugroho, 2008). Saat ini jumlah lanjut usia di dunia
diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa. Diperkirakan tahun 2025 jumlah lanjut usia akan
mencapai 1,2 milyar.

B. BATASAN MASALAH

Agar pembahasan tidak terlalu luas, penulis membatasi penulisan pembahasan


dalam makalah ini. oleh karena itu, penulisan makalah hanya membatasi pembahasan
masalah mengenai ruang lingkup dalam masa tua.

C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah, maka makalah ini akan
menitik beratkan pembahasan masalah pada rumusan sebagai berikut:

1. Pengertian Perkembangan Pada Usia Tua/Lansia?

2. Proses menua dan teori Teori menua


4
3. karakteristik lansia

4. Perubahan yang terjadi pada lanjut usia .?

5. fase fase perkembangan pada lansia

6. beberapa penyakit yang rentan dialami lansia.

D. TUJUAN

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan dan wawasan
dari kami sebagai penulis dan juga untuk para pembaca. Terutama mengenai usia
tua/lansia.

E. MANFAAT

Manfaat penulisan makalah ini adalah dapat menjadi referensi bagi pembaca, dan
juga dapat bermanfaat sebagai pedoman untuk para pembaca agar dapat mengetahui
tentang usia tua/lansia.dan kita biasa lebih perduli lagi terhadap orang tua di luar sana.

5
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI DAN PENGERTIAN USIA LANJUT

Menurut Peraturan Presiden Nomor 88 Tahun 2021 tentang Strategi Nasional


Kelanjutusiaan, yang dimaksud dengan Lanjut Usia (lansia) adalah seseorang yang
telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Proses penuaan akan berdampak pada berbagai
aspek kehidupan, baik aspek sosial, ekonomi maupun aspek kesehatan. Menurut
Elizabeth B. Hurlock dalam buku “psikologi perkembangan” usia tua adalah periode
penutup dalam rentang hidup seseorang yaitu, suatu periode dimana seseorang
telahberanjak jauh dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan, beranjak dari
waktu yangpenuh dengan bermanfaat.

Lansia merupakan sebuah siklus hidup manusia yang hampir pasti dialami setiap
orang. Kenyataan saat ini setiap kali menyebut kata “Lansia” yang terbersit di benak
kita adalah seseorang yang tidak berdaya dan memiliki banyak keluhan kesehatan.
Padahal lansia sebenarnya dapat berdaya sebagai subyek dalam pembangunan
kesehatan. Pengalaman hidup, menempatkan lansia bukan hanya sebagai orang yang
dituakan dan dihormati di lingkungannya, tetapi juga dapat berperan sebagai agen
perubahan (agent of change) di lingkungan keluarga dan masyarakat sekitarnya dalam
mewujudkan keluarga sehat, dengan memanfaatkan pengalaman yang sudah dimiliki
dan diperkaya dengan pemberian pengetahuan kesehatan yang sesuai.

Menurut WHO lanjut usia meliputi:

 usia pertengahan (Middle Age), yaitu kelompok dengan rentang usia 45-59
tahun,

 usia lanjut (Elderly), yaitu kelompok dengan rentang usia antara 60-70 tahun,

 lanjut usia tua (Old), yaitu kelompok dengan rentang usia antara 75-90 tahun,

6
 usia sangat tua (Very Old) kelompok dengan rentang usia 90 tahun ke atas.

WHO juga mendefenisikan lansia sebagai elderly (usia lanjut) melalui 3 kategori
yaitu :

1. Kronologis : Berkaitan dengan usia yang didefenisikan berusia 65 tahun ke atas.

2. Perubahan peran sosial : Berhubungan dengan perubahan status yaitu pensiunan atau
polisi dalam bagan keluarga.

3. Perubahan kemampuan : Melihat perubahan dari karakter fisik ( WHO,2014)Menurut


Mubarak (2009), terdapat beberapa tren isu pada lansia , diantaranya :

A. Perubahan perilaku :

Pada lansia sering dijumpai terjadinya perubahan perilaku, di antaranya : daya


ingat menurun , pelupa, sering menarik diri, ada kecenderungan penurunan merawat
diri, timbulnya kecemasan karena dirinya sudah tidak menarik lagi.Lansia sering
menyebabkan peningkatan sensitivitas emosinal seseorang yang akhirnya menjadi
sumber banyak masalah.

B. Pembatasan aktivitas fisik :

Semakin lanjut usia seseorang, mereka akan mengalami kemunduran terutama


di bidang kemampuan fisik yang dapat mengakibaatkan penurunan pada peranan
sosialnya. hal ini yang mengakibatkan timbulnya gangguan dalam hal mencukupi
kebutuhan hidupnuya, sehingga dapat meningkatkan ketergantungan yang memerlukan
bantuan orang lain .

C. Kesehatan mental :

Selain mengalami kemunduran fisik, lansia juga mengalami kemunduran


mental . Semakin lanjut seseorang , kesibukan sosialnya akan semakin berkurang dan
dapat mengakibatkan berkurangnya integrasi dengan lingkungannya.manusia lanjut usia
adalah seseorang yang usiaa nya mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan, dan
sosial serta perubahan ini akan memberikan pengaruh pada aspek kehidupan, termasuk
7
kesehatannya. oleh karena itu, kesehatan manusia lanjut usia perlu mendapatkan
perhatian khusus dengan tetap dipelihara dan ditingkatkan agar selama mungkin dapat
hidup secara produktif sesuai dengan kemampuannya ( Fatimah , 2010).

TIPE LANSIA

Batasan usia seseorang masuk kelompok Lanjut Usia (Lansia) telah beberapa
kali mengalami penyesuaian. Peraturan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
membuat batasan lansia mulai usia 60 tahun. Sementara WHO (2013) mengatakan
lansia adalah seseorang yang memiliki usia sejak 55 tahun dan lebih. Di sisi lain ada
literatur yang menyampaikan bahwa otak manusia mulai mengalami pengecilan sejak
seseorang berusia 50 tahun karena mengalami proses kemunduran (degenerasi)

Secara umum terjadi proses degenerasi sel-sel otak pada setiap lansia dan proses
degenerasi ini tentunya mempengaruhi kapasitas fisiologis dan psikologis seorang
lansia. Penanda sudah terjadinya degenerasi bukan pada tampilan organ atau organisma
saat istirahat akan tetapi bagaimana organ atau organisme tersebut dapat beradaptasi
terhadap perubahan (stres) yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya.
Kemampuan adaptasi pada masing-masing lansia berbeda-beda. Perbedaan-perbedaan
ini disebabkan salah satunya adalah bagaimana gaya hidup lansia dimasa lalunya.

kemampuan adaptasi lansia juga dipengaruhi bagaimana karakter (pribadi). Tipe


karakter sangat dipengaruhi nature dan nuture karena ke-dua faktor tersebut saling
berinteraksi selama kehidupan. Hasil interaksi faktor bawaan dan pengalaman
membentuk karakter (pribadi) seseorang. Faktor bawaan dan pengalaman setiap orang
berbeda sehingga karakter masing-masing orang juga berbeda walaupun ada kemiripan.
Jadi karakter tidak terbentuk dalam waktu singkat tapi prosesnya sepanjang kehidupan.
Misal ada yang tinggal di lingkungan atau situasi yang sama, namun ada yang
terpengaruh oleh lingkungannya ada yang tidak.

Beberapa tipe usia lanjut bergantung pada karakter, pengalaman hidup,


lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial dan ekonomi tipe tersebut anatara lain:

8
a) Tipe Arif Bijaksana Kaya dengan hikmah, pengalaman, menyesuaikan diri
dengan perubahan zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah
hati, sederhana, dermawan, memenuhi undangan dan menjadi panutan.

b) Tipe Mandiri Mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif
dalam mencari pekerjaan, teman bergaul dan memenuhi undangan.

c) Tipe Tidak Puas Konflik lahir batin menentang proses penuaan sehingga
menjadi pemarah, tidak sabar, mudah tesinggung, sulit dilayani, pengkritik dan
banyak menuntut.

d) Tipe Pasrah Menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan agama,
ringan kaki, pekerjaan apa saja dilakukan.

e) Tipe Bingung Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder,


menyesal, pasif dan acuh tak acuh.

Lansia dapat pula dikelompok an dalam beberapa tipe yang bergantung pada
karakter, pengalaman hidup, lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial dan
ekonominya.Tipe ini antara lain:

1. Tipe otakus lansia santai dan periang, penyesuaian cukup baik, memandang
lansia dalam bentuk bebas dari tanggung jawab jawab dan sebagaikesempatan untuk
memenuhi kebutuhan pasifnya.

2. Tipe ketergantungan lansia ini masih dapat Diterima ditengah masyarakat,


tetapiselalu pasif, tidak berambisi, masih sadardiri, tidak mempunyai inisiatif, dan tidak
praktis dalam bertindak.

3. Tipe defensif sebelumnya mempunyai riwayat pekerjaan/jbatan yang tidak


stabil, selalu menolak bantuan, emosisering tidak memegang, memegang teguh
kebaisaan, bersifat kompulsif aktif, takut menjadi tua dan menyenangi massa pansiun.

9
CIRI-CIRI USIA LANJUT

Usia lanjut tidak jauh berbeda dengan periode-periode sebelumnya, usia lanjut
ditandai dengan perubahan fisik dan psikologis tertentu.

1. Usia lanjut merupakan periode kemunduran. Orang tidak akan pernah


bersifatstatis, oleh karena itu, orang sering berubah secara konstan.ketika kemunduran
fisik dan mental terjadi secara perlahan dan bertahap pada waktu kompensasi terhadap
penurunan ini dapat dilakukan, dikenal sebagai “senescence”, yaitu masa proses
menjadi tua. Pemunduran itu sebagian dari faktor fisik yang merupakan suatu
perubahan pada sel-sel tubuh bukan karena penyakit khusus tapi karena proses menua
dan sebagian lagi dari factor psikologis factor tidak senang terhadap diri sendiri, orang
lain,pekerjaan, dan kehidupan pada umumnya.

2. Perbedaan individual pada efek menua. Hal ini telah dikenal sejak berabad-
abad yang lalu. Orag menjadi tua secara berbeda berbeda karena mereka mempunyai
sifat bawaan yang berbeda, sosio ekonomi dan latar pendidikan yang berbeda dan pola
hidup yang berbeda. Bila perbedaan-perbedaan tersebut bertambah sesuai dengan usia,
maka akan mebuat orang akan bereaksi secara berbeda terhadap situasi yang sama.

3. Usia tua dinilai dengan kriteria yang berbeda. Karena arti tua itu sendiri
tidakjelas dan tidak dapat dibatasi pada anak muda, maka orang cenderunga menilai tua
itu dalam hal penampilan dan kegiatan fisik. Pada waktu anak-anak mencapai remaja
mereka menilai usia lanjut dalam cara yang sama dengan cara penilaian orang
dewasa,yaitu dalam hal penampilan diri dari apa yang dapat dan tidak dapat
dilakukannya.

4. Pelbagai stereotipe orang lanjut usia. Dalam kebudayaan orang Amerika


terdapat banyak stereo tipe orang lanjut usia dan banyak kepercayaan tradisional
tentang kemampuan fisik dan mental.

 Pertama, cerita rakyat dan dongeng cenderung melukiskan usia lanjut


sebagai usia yang tidak menyenangkan yang diturunkan dari satu generasi ke
generasi yang lain.
10
 Kedua, orang yang usia lanjut sering diberi tanda dan diartikan orang yang
tidak menyenangkan oleh pelbagai media massa.

 Ketiga, berbagai humor dan canda yang berbeda juga menyangkut aspek
negative orang usia lanjut dengan acara yang tidak menyenangkan.

 Keempat, pendapat klise lama yang telah diperkuat oleh hasil studi
ilmiyah.sama pentingnya bahwa konsep diri usia lanjut yang dipunyai orang,
yang dibentukpada awal tahun kehidupannya dan lebih banyak dilandasi
oleh budaya klise dari pada klise pengalaman pribadi seseorang pada usia
lanjut.

5. Sikap social terhadap usia lanjut.Arti penting tentang sikap sosial terhadap
usia lanjut yang tidak menyenangkan mempengaruhi cara mereka memperlakukan
orang usia lanjut . sebagai ganti penghormatan dan penghargaan terhadap orang usia
lanjut dan sebagai ciri-ciri banyak kebudayaan.

6. Orang usia lanjut memiliki kelompok-minoritas.

Kelompok usia lanjut biasa disebut “warga Negara kelas dua” yang hidup
dengan status bertahan dan mempunyi efek penting terhadap pribadi dan penyesuaian
pribadi mereka.

7. Menua membutuhkan perubahan peran. Sama seperti orang berusia madya


harus belajar memainkan peranan baru. Orang usia lanjut diharapkan mengurangi peran
aktifnya dalam urusan masyarakat dan sosial.

8. Penyesuaian yang buruk merupakan ciri-ciri usia lanjut. Sikap sosial yang
tidak menyenangkan bagi mereka yang Nampak dalam cara orang lain memperlakukan
mereka, maka tidak heran lagi kalau banyak orang lanjut usia yang mengembangkan
konsep diri yang tidak menyenangkan.

9. Keinginan menjadi muda kembali sangat kuat pada usia lanjut. Status
kelompok-minoritas yang dikenakan pada orang lanjut secara alami telah
membangkitkan keinginan untuk tetap selama tanda menua tampak.
11
2.2 PROSES MENUA DAN TEORI TEORI

MENUA PROSES MENUA

Proses menua atau menjadi tua adalah suatu proses menghilangnya secara
perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya sehinga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan
memperbaiki kerusakan yang diderita. Seiring dengan proses menua tersebut,tubuh
akan mengalami berbagai masalah kesehatan yang biasa disebut sebagai penyakit
degenerative. berdasarkan pernyataan ini, lanjut usia dianggap sebagai penyakit. hal ini
tidak benar, karena Gerontology berpendapat bahwa usia lanjut bukanlah suatu penyakit,
melainkan suatu masa atau tahapan hidup manusia, yaitu; bayi, kanak-kanak, dewasa,
tua, dan lanjut usia.pada hakekatnya menjadi tua merupakan proses alamiah yang
berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya yaitu anak, masa dewasa dan
masa tua.

Menua adalah proses menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan


untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas dan memperbaikikerusakan
yang diderita.

Ada 2 jenis teori penuaan yaitu, teori biologi, teori psikososial:

- Teori biologis meliputi teori genetik dan mutasi, teori imunologis, teori stres,
teoriradikal bebas, teori rantai silang, teori menua akibat metabolisme. Teori Biologis
Teori Genetik dan Mutasi.

-Teori genetik menyatakan bahwa menua itu telah ter program secara genetik
untuk spesies tertentu. Teori ini menunjukkan bahwa menua terjadi karena perubahan
molekul dalam sel tubuh sebagai hasil darimutasi spontan yang tidak dapat dan yang

12
terakumulasi seiring dengan usia.Sebagai contoh mutasi sel kelamin sehingga terjadi
penurunan kemampuan fungsional sel (Suhana,1994; Constantinides,1994).

-Teori imunologis menua

merupakan suatu alternatif yang diajukan oleh Walford 1965. Teori ini
menyatakan bahwa respon imun yang tidak terdiferensiasi meningkat seiring dengan
usia. Mutasi yang berulang dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan sistem imun
tubuh mengenali dirinya sendiri. Jika mutasi merusak membran sel akan menyebabkan
sistem imun tidakmengenal dirinya sendiri sehingga merusaknya. Hal inilah yang
mendasari peningkatan penyakit auto-imun pada lanjut usia (Goldstein,1989).Teori
Stres.

- Teori stres

menyatakan bahwa menua terjadi akibat hilangnya sel sel yang biasanya
digunakan oleh tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan
lingkungan internal, kelebihan usaha, dan stress yang menyebabkan sel-sel tubuh lemah.

-Teori Radikal Bebas.

Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas dan didalam tubuh karena adanya
proses metabolisme.

Radikal bebas merupakan suatu atom atau molekul yang tidak stabil karena
mempunyai elektron yang tidak berpasangan sehingga sangat reaktif mengikat atom
atau molekul lain yang menimbulkan berbagai kerusakan atau perubahan dalam
oksidasi bahan organik,misalnya karbohidrat dan protein. Radikal bebas menyebabkan
sel tidak dapatberegenerasi (Halliwel,1994). Radikal bebas dianggap sebagai penyebab
pentingterjadinya kerusakan fungsi sel.

-Teori Rantai Silang.

Teori ini menjelaskan bahwa menua disebabkanoleh lemak, protein, kerbohidrat,


dan asam nukleat (molekul kolagen) bereaksi dengan zat kimia dan radiasi, yang

13
mengubah fungsi jaringan yang menyebabkan perubahan pada membran plasma, yang
mengakibatkan terjadinya jaringan yang kaku, kurang elastis, dan hilangnya fungsi pada
proses menua.

-Teori Menua Akibat Metabolisme.

Telah dibuktikan dalam percobaanhewan, bahwa pengurangan asupan kalori


ternyata bisa menghambat pertumbuha ndan memperpanjang umur, sedangkan
perubahan asupan kalori yangmenyebabkan kegemukan dapat memperpendek
umur(Bahri dan Alem, 1989; Boedhi Darmojo,1999).

-Teori PsikososialTeori Penarikan Diri / Pelepasan.

Teori ini merupakan teori sosialtentang penuaan yang paling awal dan pertama
kali diperkenalkan oleh Gummingdan Henry (1961). Teori ini menyatakan bahwa
mayarakat dan individu selalu berusaha untuk mempertahankan diri mereka dalam
keseimbangan dan berusaha untuk menghindari gangguan. Oleh karena itu lansia
mempersiapkan pelepasan terakhir yaitu kematian dengan pelepasan mutual dan
pelepasan yang dapat diterima masyarakat. Pelepasan ini meliputi pelepasan peran
sosial dan aktivitassosial.Menurut teori ini seorang lansia dinyatakan mengalami proses
penuaan yang berhasil apabila ia menarik diri dari kegiatan terdahulu dan dapa
tmemusatkan diri pada persoalan pribadi serta mempersiapkan diri dalam menghadapi
kematian

-Teori Aktivitas.

Teori aktivitas dikembangkan oleh Palmore (1965) danLemon et al. (1972) yang
menyatakan bahwa penuaan yang sukses bergantungdari bagaimana seseorang lansia
merasakan kepuasan dalam melakukan aktivitasdan memepertahankan aktivitas tersebut.
Teori ini menyatakan bahwa lanjut usiayang sukses adalah mereka yang aktif dan
banyak ikut serta dalam kegiatan sosial.

-Teori Interaksi Sosial.

14
Teori ini menjelaskan mengapa lansia bertindak pada suatu situasi tertentu, yaitu
atas dasar hal-hal yang dihargai masyarakat.Simmons (1945), mengemukakan bahwa
kemampuan lansia untuk terus menjalin interaksi sosial merupakan kunci untuk
mempertahankan status sosialnya atas dasar kemampuannya bersosialisasi.. Mauss
(1954), Homans (1961), dan Blau(1964) mengemukakan bahwa interaksi sosial terjadi
berdasarkan atas hukum pertukaran barang dan jasa.

-Teori Kepribadian Berlanjut.

Teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada seorang lanjut usia
sangat dipengaruhi oleh tipe personalitasyang dimilikinya. Teori ini mengemukakan
adanya kesinambungan dalam siklus kehidupan lanjut usia. Pengalaman seseorang pada
suatu saat merupakan gambarannya kelak pada saat ia menjadi lansia. Hal ini dapat
dilihat dari gayahidup, perilaku, dan harapan seseorang ternyata tidak berubah
walaupun ia telahlanjut usia.Teori perkembangan. Teori perkembangan menjelaskan
bagaimana proses menjadi tua merupakan suatu tantangan dan bagaimana jawaban
lansia terhadap bagaimana jawaban lansia terhadap berbagai tantangan tersebut
yangdapat bernilai positif maupun negatif.

2.3 Karakteristik Lansia

Menurut Bustan (2007) ada beberapa karakterisktik lansia yang perlu diketahui
untuk mengetahui keberadaan masalah kesehatan lansia yaitu:

1. Jenis Kelamin Lansia lebih banyak wanita dari pada pria.

Lansia didominasi oleh jenis kelamin perempuan. Artinya, ini menunjukkan


bahwa harapan hidup yang paling tinggi adalah perempuan. Menurutnya situasi ini
terjadi karena perempuan memiliki tanggungjawab lebih untuk mengurus segala
keperluan suami dan anak-anaknya. Ini membuat mereka menjadi selalu 'mengalah'
dalam berbagai hal dan selalu mengutamakan kepentingan keluarga "Wanita Memang
Lebih Panjang Umur Dibandingkan Pria, Tapi Lebih Penyakitan"

2. Status Perkawinan

15
Status pasangan masih lengkap dengan tidak lengkap akan mempengaruhi keadaan
kesehatan lansia baik fisik maupun psikologi. Penduduk lansia ditilik dari status
perkawinannya sebagian besar berstatus kawin (60 %) dan cerai mati (37 %). adapun
perinciannya yaitu lansia perempuan yang berstatus cerai mati sekitar 56,04 % dari
keseluruhan yang cerai mati, dan lansia laki-laki yang berstatus kawin ada 82,84 %. hal
ini disebabkan usia harapan hidup perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan usia
harapan hidup laki-laki, sehingga presentase lansia perempuan yang berstatus cerai mati
lebih banyak dan lansia laki-laki yang bercerai umumnya kawin lagi

3. Living Arrangement

Keadaan pasangan, tinggal sendiri, bersama istri atau suami, tinggal bersama anak
atau keluarga lainnya.

4. Kondisi Kesehatan Pada kondisi sehat

lansia cenderung untuk melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri. Sedangkan


pada kondisi sakit menyebabkan lansiacenderung dibantu atau tergantung kepada orang
lain dalam melaksanakanaktivitas sehai-hari.

5. Keadaan ekonomi

Pada dasarnya lansia membutuhkan biaya yang tinggi untuk kelangsungan


hidupnya, namun karena lansia tidak produktif lagi pendapatan lansiamenurun sehingga
tidak semua kebutuhan lansia tadat terpenuhi.

6. Usia

Kesejahteraan lanjut usia, lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia diatas
60 tahun.

7.Perkejaan

Mengacu pada konsep active ageing WHO, lanjut usia sehat berkualitas adalah
proses penuaan yang tetap sehat secara fisik, sosial dan mental sehingga dapat tetap
sejahtera sepanjang hidup dan tetap berpartisipasi dalam rangka meningkatkan kualitas
16
hidup sebagai anggota masyarakat. berdasarkan data pusat Data dan Informasi
Kemenkes RI 2016 sumber dana lansia sebagian besar pekerjaan/usaha (46,7%),
pensiun (8,5%) dan (3,8%) adalah tabungan, saudara atau jaminan social

8.Pendidikan Terakhir

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Darmojo menunjukkan bahwa pekerjaan


lansia terbanyak sebagai tenaga terlatih dan sangat sedikit yang bekerja sebagai tenaga
professional. Dengan kemajuan pendidikan diharapkan akan menjadi lebih baik.

9.Kondisi Kesehatan

Angka kesakitan, menurut Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI (2016)


merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur derajat kesehatan
penduduk. Semakin rendah angka kesakitan menunjukkan derajat kesehatan penduduk
yang semakin baik. Angka kesehatan penduduk lansia tahun 2014 sebesar 25,05%,
artinya bahwa dari setiap 100 orang lansia terdapat 25 6orang di antaranya mengalami
sakit. penyakit terbanyak adalah penyakit tidak menular (PTM) antar lain hipertensi,
artritis, strok, diabetes mellitus.

2.4 PERUBAHAN YANG TERJADI PADA LANJUT USIA

Perubahan yang terjadi pada lansia meliputi perubahan fisik, mental dan
psikososial.

1. Perubahan Fisik

a. Kekuatan fisik secara menyeluruh berkurang, merasa cepat lelah danstamina


menurun.

17
b. Sikap badan yang semula tegap menjadi membungkuk, otot-ototmengecil,
hipotrofis, terutama dibagian dada dan lengan.

c. Kulit mengerut atau keriput akibat kehilangan jaringan lemak.Permukaan kulit


kasar dan bersisik karena kehilangan proses keratinasiserta perubahan ukuran dan
bentuk sel epidermis.

d. Rambut memutih dan pertumbuhan berkurang sedang rambut dalamhidung dan


telinga mulai menebal.

e. Perubahan pada indera. Misal pada penglihatan, hilangnya responterhadap sinar,


hilangnya daya akomodasi. Pada pendengaranpengumpulan cerumen dapat terjadi
karena meningkatnya keratin.

f. Pengapuran pada tulang rawan, seperti tulang dada sehingga ronggadada


menjadi kaku dan sulit bernafas.

2. Perubahan sosial.

a.Perubahan peran post power syndrome, single woman, dan singleparent.

b. Ketika lansia lainnya meninggal maka muncul perasaan kapan akan meninggal.

c. Terjadinya kepikunan yang dapat mengganggu dalam bersosialisasi.

d. Emosi mudah berubah, sering marah-marah dan mudah tersinggung.

3. Perubahan Psikologi

Perubahan psikologis pada lansia meliputi short term memory, frustasi,kesepian,


takut kehilangan kebebasan, takut menghadapi kematian,perubahan depresi dan
kecemasan.

18
2.5 FASE-FASE PERKEMBANGAN PADA USIA LANSIA

Proses menua mengakibatkan terjadinya banyak perubahan pada lansia yang


meliputi :

a) Perubahan Fisiologis

Pemahaman kesehatan pada lansia umumnya bergantung pada persepsi pribadi


atas kemampuan fungsi tubuhnya. lansia yang memiliki kegiatan harian atau rutin
biasanya menganggap dirinya sehat, sedangkan lansia yang memiliki gangguan fisik,
emosi, atau sosial yang menghambat kegiatan akan menganggap dirinya sakit.
perubahan fisiologis pada lansia bebrapa diantaranya, kulit kering, penipisan rambut,
penurunan pendengaran, penurunan refleks batuk, pengeluaran

lender, penurunan curah jantung dan sebagainya. perubahan tersebut tidak bersifat
patologis, tetapi dapat membuat lansia lebih rentan terhadap beberapa penyakit.
perubahan tubuh terus menerus terjadi seiring bertambahnya usia dan dipengaruhi
kondisi kesehatan, gaya hidup, stressor, dan lingkungan.

b) Perubahan Fungsional

Fungsi pada lansia meliputi bidang fisik, psikososial, kognitif, dan sosial.
penurunan fungsi yang terjadi pada lansia biasanya berhubungan dengan penyakit dan
tingkat keparahannya yang akan memengaruhi kemampuan fungsional dan
kesejahteraan seorang lansia. Status fungsional lansia merujuk pada kemampuan dan
perilaku aman dalam aktivitas harian (ADL). ADL sangat penting untuk menentukan
kemandirian lansia. Perubahan yang mendadak dalam ADL merupakan tanda penyakit
akut atau perburukan masalah kesehatan.

c) Perubahan Kognitif

Perubahan struktur dan fisiologis otak yang dihubungkan dengan gangguan


kognitif (penurunan jumlah sel dan perubahan kadar neurotransmiter) terjadi pada

19
lansia yang mengalami gangguan kognitif maupun tidak mengalami gangguan kognitif.
gejala gangguan kognitif seperti disorientasi, kehilangan keterampilan berbahasa dan
berhitung, serta penilaian yang buruk bukan merupakan proses penuaan yang normal.

d) Perubahan Psikososial

Perubahan psikososial selama proses penuaan akan melibatkan proses transisi


kehidupan dan kehilangan. semakin panjang usia seseorang, maka akan semakin banyak
pula transisi dan kehilangan yang harus dihadapi. transisi hidup,yang mayoritas disusun
oleh pengalaman kehilangan, meliputi masa pensiun dan perubahan keadaan finansial,
perubahan peran dan hubungan, perubahan kesehatan, kemampuan fungsional dan
perubahan jaringan sosial. Perubahan psikososial erat kaitannya dengan keterbatasan
produktivitas kerjanya.

Oleh karena itu, lansia yang memasuki masa-masa pensiun akan mengalami
kehilangan kehilangan sebagai berikut:

 Kehilangan finansial (pedapatan berkurang)

 Kehilangan status (jabatan/posisi, fasilitas)

 Kehilangan teman/kenalan atau relasi

 Kehilangan pekerjaan/kegiatan

Kehilangan ini erat kaitannya dengan beberapa hal sebagai berikut:

 Merasakan atau sadar terhadap kematian,

 perubahan bahan cara hidup (memasuki rumah perawatan, pergerakan lebih


sempit).

 Kemampuan ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan.

20
 Biaya hidup meningkat padahal penghasilan yang sulit, biaya pengobatan
bertambah.

 Adanya penyakit kronis dan ketidakmampuan fisik.

 Timbul kesepian akibat pengasingan dari lingkungan sosial.

 Adanya gangguan saraf pancaindra,

 timbul kebutaan dan kesulitan.

 Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan.

 Rangkaian kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan teman dan keluarga.

 Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik (perubahan terhadap gambaran diri,


perubahan konsep diri).

2.6 BEBERAPA PENYAKIT YANG RENTAN DI ALAMI LANSIA

Bertambahnya umur seringkali berdampak pada penurunan kesehatan pada


lansia. Berbagai masalah kesehatan, seperti osteoporosis, katarak, demensia, atau
diabetes, bisa menjadi ancaman bagi lansia.

Ada beberapa penyakit yang banyak diderita oleh lansia (lanjut usia). Umumnya
penyakit tersebut disebabkan oleh proses penuaan yang menurunkan fungsi organ-organ
tubuh, sehingga tidak bekerja dengan semestinya. Penyakit ini dapat membuat lansia
menjadi kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.

Penyakit orang tua atau degeneratif bahkan tidak jarang mengganggu aktivitas
sehari-hari. Salah satunya adalah penyakit sendi yang membuat kesulitan bergerak
dengan nyaman.

21
Mengapa Lansia Rentan Terserang Penyakit?

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, kini orang-orang di dunia memiliki


hidup lebih panjang dengan usia lebih dari 60 tahun. Pada 2030, WHO memprediksi, 1
dari 6 orang di dunia merupakan lansia (berusia lebih dari 60 tahun). Dengan demikian,
jumlah lansia di dunia akan naik dari 1 juta pada 2020, menjadi 1,4 juta pada 2030.

Fakta tersebut bisa menjadi kabar baik karena terbukti bahwa kualitas hidup dan
kesehatan penduduk dunia telah meningkat sehingga menjadi lebih panjang umur.
Namun, banyaknya jumlah lansia di dunia juga bisa menghadirkan persoalan lain, yakni
tantangan untuk menjaga kesehatan mereka.

Penyakit yang Sering Terjadi pada Lansia

1. Penyakit Kardiovaskular
Penyakit kardiovaskular adalah serangkaian gangguan pada jantung dan
pembuluh darah. Berbagai penyakit kardiovaskular yang bisa menyerang lansia, di
antaranya adalah penyakit jantung koroner, arteri koroner, hipertensi (tekanan darah
tinggi), atau gagal jantung.

Penyakit jantung tercatat sebagai penyebab utama kematian di banyak negara. Ada
berbagai faktor risiko yang bisa menyebabkan penyakit jantung, seperti hipertensi,
22
diabetes melitus, obesitas, merokok, dan usia. Adapun bertambahnya usia menjadi
faktor risiko penyakit jantung yang tidak dapat dihindari.

2. Kanker

Kanker adalah salah satu penyakit yang sering terjadi pada lansia. Penyakit ini
terjadi karena adanya replikasi sel yang cepat dan tidak normal dalam tubuh. Sel-sel itu
kemudian membentuk tumor yang menyebar cepat melalui aliran darah.Oleh karena itu,
lansia sebaiknya melakukan skrining kanker secara berkala

Penting juga untuk mengenali gejala umum kanker, seperti adanya benjolan atau
massa tidak terduga di bagian tertentu tubuh, penurunan berat badan, serta adanya darah
di tinja, urin, muntah, atau saat batuk.

3. Radang sendi

Radang sendi adalah salah satu jenis penyakit yang paling sering menyerang
lansia. Penyakit sendi pada lansia dapat menyebabkan nyeri sendi dan peradangan
sehingga membatasi gerak. Ada dua jenis radang sendi yang umum terjadi, yakni
osteoarthritis dan rheumatoid arthritis. Adapun pada lansia, radang sendi yang kerap
terjadi adalah osteoarthritis yang disebabkan oleh keausan. Semakin tua usia seseorang,
semakin sering pula sendi digunakan sehingga terjadilah keausan yang menyebabkan
radang sendi.

4.Diabetes melitus

Diabetes melitus biasanya terjadi pada orang di atas usia 45 tahun. Penyakit ini
terjadi karena adanya resistensi terhadap insulin sehingga tubuh kesulitan memproses
gula.Kadar gula yang terlalu tinggi di dalam tubuh dapat menyebabkan masalah serius,
seperti serangan jantung, stroke, kerusakan saraf, gagal ginjal, hingga kebutaan. Oleh
karena itu, penting bagi lansia untuk mencegah diabetes melitus dengan menerapkan
kebiasaan lebih sehat, seperti olahraga teratur dan makan makanan bergizi seimbang.

23
5.Osteoporosis
Osteoporosis adalah salah satu penyakit yang sering terjadi pada lansia.
Penyakit ini muncul karena terjadinya penurunan kepadatan tulang yang merupakan
sebuah proses penuaan. Osteoporosis sering kali tidak terdeteksi hingga lansia
mengalami patah tulang. Masalah ini dapat diobati dengan obat-obatan dan suplemen
seperti kalsium dan vitamin D. Latihan menahan beban dan latihan yang dirancang
untuk meningkatkan kekuatan otot juga dapat membantu lansia mencegah osteoporosis.

SOLUSI PERMASALAHAN MASA LANJUT USIA

Secara alamiah, tubuh akan mengalami penuaan yang ditandai dengan terjadinya
perubahan bentuk fisik dan fungsi tubuh yang mulai menurun. Seiring dengan
bertambahnya usia, timbul juga beberapa masalah yang harus Anda perhatikan.

Berkaitan dengan masalah yang sering dialami oleh orang yang berusia lanjut
dapat di tempuh melalui hal-hal sebagai berikut:

1. Berhubungan dengan Kesahatan Lansia (fisik):

 Orang yang telah lanjut usia identik dengan menurunnya daya tahan tubuh
dan mengalami berbagai macam penyakit. Lansia akan memerlukan obat
yang jumlah atau macamnya tergantung dari penyakit yang diderita.

 Pemberian nutrisi yang baik dan cukup sangat diperlukan lansia,misalnya


pemberian asupan gizi yang cukup serta mengandung serat dalam jumlah
yang besar yang bersumber pada buah, sayur dan beraneka pati, yang
dikonsumsi dengan jumlah bertahap.

24
 Minum air putih 1.5-2 liter, secara teratur.

 Olah raga teratur dan sesuai dengan kapasitas kemampuanya.

 Istirahat, tidur yang cukup.

 Minum suplemen gizi yang diperlukan

 Memeriksa kesehatan secara teratur.

2. Berhubungan dengan masalah intelektual. Sulit untuk mengingat atau pikun dapat
diatasi pada saat muda dengan hidup sehat, yaitu dengan cara :

 Jadikan Olahraga sebagai kebutuhan dan rutinitas harian Anda.

 membiasakan diri dengan tidur yang cukup.

 Berhati-hatilah dengan Suplemen penambah daya ingat.

 Kendalikan rasa stress yang menyelimuti pikiran Anda.

 Segera obati depresi Anda.

 selalu mengawasi obat-obatan yang dikonsumsi.

 berusaha meningkatkan konsentrasi dan memfokuskan pikiran


25
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Lansia (lanjut usia) adalah masa dimana seseorang mulai kehilangan semangat
dan rasa percaya diri, fisik mulai berubah sedikit demi sedikit dan kesehatan juga akan
menurun. Kesehatan adalah kunci yang paling penting dari kehidupan dari kecil
maupun sampai tua, namun seseorang akan mulai mengabaikan kesehatan mereka
ketika beranjak dewasa yang mana mereka sudah memiliki tanggung jawab pekerjaan,
ketika sudah mendapat pekerjaan manusia akan mulai kehilangan cara untuk
mengontrol kesehatan dari yang jarang makan teratur, terlalu sibuk, tidur malam hingga
akhirnya terserang penyakit. Salah satu cara untuk tetap sehat dan bugar yang pasti
adalah berolahraga agar kekuatan dan metabolisme tubuh tetap terjaga walupun sampai
tua nanti.

Namun, beberapa lansia sangat malas untuk melakukannya karena olahraga


membutuhkan tenaga banyak dan mereka tidak mempunyai waktu. Oleh karena itu
adanya promosi senam taichi ini diharapkan dapat menyadarkan para lansia agar
mereka sadar dan mau untuk memperhatikan dan meningkatkan kesehatan mereka
dengan alternatif olahraga taichi, agar dimasa tua nanti mereka akan tetap sehat tanpa
ada penyakit yang sangat menganggu. Jika ada beberapa orang hanya menjaga
makanannya saja menurut mereka sudah baik, pastikan lagi juga untuk berolahraga
karena jika tidak banyak berolahraga semakin bertambah usia badan akan menjadi
semakin kaku.

B. SARAN

Kami sebagai penulis menyadari bahwa di dalam makalah ini terdapat banyak
sekali kesalahan, kekurangan, dan sangat jauh dari kesempurnaan baik dari segi isi
maupun bahasa tentunya, saya akan memperbaiki malakah dengan sumber yang
26
dapat dipertanggung jawabkan nantinya.karena pembahasan ini belum dapat
dikatakan telah mencapai taraf sempurna, alasannya sangat mungkin penulis tidak
masuk dalam kategori“pembaca yang baik”.harapan kami setidaknya makalah ini
menjadi langkah awal bagi pengembangan kearah pembelajaran yang lebih baik lagi.
baik dari aspek penugasan metode pembahasan oleh karena itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah ini sebagai bahan
evaluasi dan untuk perbaikan kedepannya.masukan yang di berikan akan sangat
membantu kami untuk perbaikan penulisan-penulisan berikutnya. dan atas
masukan,kritik dan saran ynag di berikan sebelumnya kami ucapkan terimakasih.

27
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/306065718/Tipe-Lansia

https://ensure.co.id/artikel/merawat-orang-tua/penyakit-yang-sering-terjadi-pada- lansia?
page=2#read

https://www.academia.edu/17116016/Makalah_Masa_Lanjut_Usia

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://eprints.umm.ac.id
/42132/3/jiptummpp-gdl-tubagushaf-51714-3-babii.pdf&ved=2ahUKEwjl-
P2S69P9AhUP1zgGHcOeBygQFnoECDcQAQ&usg=AOvVaw0BJfBjbvDrCcQ9eF
eXgzbB

28

Anda mungkin juga menyukai