Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KEPERAWATAN GERONTIK
PERUBAHAN DAN MASALAH YANG DIHADAPI LANSIA

Disusun Oleh:
INDAH KUSTANTRI
NIM. 2124201030

2021
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAJAPAHIT
MOJOKERTO
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada ALLAH SWT. Atas segala taufik, hidayah serta

inayah-Nya yang senantiasa tercurah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata

kuliah gerontik dengan judul “Perubahan dan Masalah yang Dihadapi Lansia” ini sesuai

dengan waktu yang telah ditentukan. Sholawat serta salam tidak lupa juga saya panjatkan

kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Penulis berharap makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan menjadi

gambaran bagi pembaca mengenai ilmu pendidikan Keperawatan Gerontik khsusnya yang

berkaitan dengan perubahan dan masalah yang dihadapi lansia.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Mujiadi, S.Kep.Ns.,M.KKK selaku

dosen pembimbing Keperawatan Gerontik. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada

semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan

kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Sidoarjo, Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................i

Daftar Isi ..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1

A. Latar Belakang ...........................................................................................1

B. Tujuan Penulisan .......................................................................................3

C. Manfaat Penulisan .....................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................5

A. Teori Lansia ...............................................................................................5

1. Pengertian Lansia .................................................................................5

2. Klasifikasi Lansia ................................................................................5

3. Ciri-ciri Lansia .....................................................................................6

B. Perubahan Pada Lansia ..............................................................................7

1. Perubahan Fisiologis ............................................................................7

2. Perubahan Fungsional ..........................................................................8

3. Perubahan Kognitif ..............................................................................8

4. Perubahan Psikososial .........................................................................8

C. Permasalahan Lanjut Usia .........................................................................9

1. Masalah Ekonomi ................................................................................9

2. Masalah Sosial......................................................................................10

3. Masalah Kesehatan...............................................................................10

4. Masalah Psikososial .............................................................................10

ii
BAB III PENUTUP ........................................................................................14

A. Kesimpulan.................................................................................................14

B. Saran ..........................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lanjut usia adalah salah satu periode dalam rentang kehidupan manusia yang

dianggap sebagai fase kemunduran. Hal ini dikarenakan pada fase ini seorang individu

mengalami berbagai macam kemunduran dalam hidupnya seperti kemunduran fisik dan

fungsi kognisi yang mengakibatkan lansia sering dipandang sebagai makhluk yang

merepotkan. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh administration of aging

(dalam Papalia dkk, 2009) diperoleh bahwa populasi lansia usia enem puluh tahun ke atas

akan melambat di negara-negara maju namun akan tetap meningkat di negara

berkembang. Lebih lanjut dijelaskan bahwa pada tahun 2000 jumlah orang berusia 60

tahunke atas diperkirakan sekitar 605 juta jiwa. Selanjutnya, akan terjadi peningkatan

pada tahun 2050 yang untuk pertama kalinya diperkirakan jumlah lansia di dunia akan

melampaui jumlah populasi anak-anak berusia 14 tahun ke bawah. Hal ini menunjukkan

bahwa jumlah lansia diperkirakan akan terus meningkat. Sedangkan menurut WHO, di

masa yang akan datang terdapat peningkatan jumlah lansia terutama di negara-negara

berkembang termasuk Indonesia. Bahkan diperkirakan Indonesia akan menempati urutan

keempat dunia dengan jumlah lansia terbanyak setelah Cina, India, dan Amerika Serikat.

Klasifikasi para ilmuwan dewasa ini dalam memepelajari proses penuaan pada

manusia membagi tiga kelompok lansia yaitu: lansia muda (berusia 65-74 tahun), lansia

tua (berusia 75-84 tahun), dan lansia tertua (berusia 85 tahun ke atas) (Papalia dkk, 2009).

Peningkatan penduduk lansia akan menjadi sebuah peta masalah sosial, ekonomi dan

kesehatan. Permasalahan yang sering di hadapi lanjut usia seiiring berjalannya waktu,

dimana akan terjadi bermacam penurunan organ tubuh. Penurunan fungsi dapat

1
2

disebabkan karena berkurangnya jumlah sel secara otomatis serta berkurangnya aktivitas,

asupan nutrisi yang kurang, polusi dan radikal bebas, yang mengakibatkan semua organ

pada proses menua akan mengalami perubahan struktural dan fisiologis (Monginsidi,

2012).

Menurut Miller (2012), perubahan lain yang terjadi pada seorang individu lanjut

usia yaitu penurunan fungsi kognitif. Fungsi kognitif merupakan aktifitas mental secara

sadar meliputi proses belajar, pemahaman, persepsi dan perhatian serta pengertian hingga

dapat menyebabkan perilaku dan reaksi lanjut usia yang makin melambat. Secara umum

penurunan fungsi kognitif pada lansia di sebabkan oleh perubahan morfologi jaringan

cerebral,penurunan kapasitas sirkulasi dan neurotransmitter. Selain penurunan fungsi

motivasi, harapan kepribadian, kebutuhan tugas, pola belajar, kemampuan intelektual,

tingkat pendidikan, latar belakang dan pola proses informasi merupakan penyebab

terjadinya penurunan fungsi kognitif. Efek paling umum dari penurunan fungsi kognitif

adalah kecemasan yang berkurang atau euphoria ringan, emosi, disinhibition serta

menurunnya sensitifitas sosial. Kecemasan yang berlebihan, depresi dan hipersesitifitas

dapat terjadi pada lansi ( Hartono. 2014).

Kondisi psikososial yang nampak dari kondisi emosional dan kemampuan hidup

secara mandiri dapat berpengaruh pada fungsi fisik dan kognitif. Dampak yang terjadi

pada lansia yang mengalami penurunan fungsi kognitif dan mental akan menunjukkan

demensia dan depresi yang berdampak pada kualitas hidup. Seorang lansia akan

mengalami demensia yang akan berimplikasi pada pemenuhan kebutuhan sehari-hari

dimana lansia akan sering lupa untuk makan dan minum, kurangnya memperhatikan

kualitas makanan, kebutuhan eliminasi, kecemasan, komunikasi dan akan mengalami hal

yang serupa. Faktor resiko yang dapat mempengaruhi penurunan fungsi konitif lansia

yaitu jenis kelamin, merokok, konsumsi alkohol, depresi,kurang aktifitas fisik dan kurang
3

dukungan dari keluarga, teman dan kerabat, dan terjadi penyakit kronik seperti parkinson,

jantung, stroke dan diabetes, hipertensi (Haris,steven,handajani,2014).

Di Indonesia, peran keluarga merupakan hal penting. Saat seorang lansia sudah

tidak bekerja, mereka cenderung akan bergantung pada anak atau anggota keluarga

lainnya. Sistem kekerabatan yang kental di Indonesia juga dapat menyebabkan

ketergantungan lansia kepada anggota keluarga atau kerabat terdekat (Schroder-Butterfill

& Fithry, 2014). Keluarga merupakan perantara yang efektif dan efisien untuk berbagai

usaha kesehatan masyarakat. Perawat dapat menjangkau mesyarakat hanya melalui

keluarga. Penetepan keluarga dalam hal ini tidak dipandang dari jumlah anggotanya tetapi

kesatuannya yang unik dalam menghadapi masalah. Keunikkannya terlihat dari cara

berkomunikasi, mengambil keputusan, sikap, nilai(Ali, 2010).

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk menulis makalah tentang

“Perubahan dan Masalah Yang Dihadapi Lansia”.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Diketahui perubahan dan masalah yang dihadapi lansia.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui perubahan yang terjadi pada lansia

b. Diketahui masalah yang dihadapi lansia


4

C. Manfaat Penulisan

1. Bagi keluarga

Sebagai informasi atau masukan untuk meningkatkan fungsi kognitif pada lansia

dengan memberikan dukungan keluarga yang baik.

2. Bagi profesi keperawatan

Sebagai informasi atau bahan referensi untuk meningkatkan fungsi kegnitif pada

lansia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Lansia

1. Pengertian Lansia

Lansia merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai

dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beadaptasi dengan stres lingkungan.

Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk

mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis (Effendi, 2009).

Lansia adalah seseorang yang telah berusia ≥ 60 tahun dan tidak berdaya

mencari nafkah sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari

(Ratnawati, 2017).

Kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa lansia adalah

seseorang yang telah berusia ≥ 60 tahun, mengalami penurunan kemampuan

beradaptasi, dan tidak berdaya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seorang

diri.

2. Klasifikasi Lansia

a. Klasifikasi lansia menurut Burnside dalam Nugroho (2012) :

1) Young old (usia 60-69 tahun)

2) Middle age old (usia 70-79 tahun)

3) Old (usia 80-89 tahun)

4) Verry old (usia 90 tahun ke atas)

b. Menurut WHO (1999) menjelaskan batasan lansia adalah sebagai berikut :

1) Usia lanjut (elderly) antara usia 60-74 tahun

2) Usia tua (old) 75-90 tahun

5
6

3) Usia sangat tua (very old) adalah usia > 90 tahun

c. Menurut Depkes RI (2005) menjelaskan bahwa batasan lansia dibagi menjadi

tiga katagori, yaitu :

1) Usia lanjut presenilis yaitu usia 45-59 tahun

2) Usia lanjut yaitu usia 60 tahun keatas

3) Usia lanjut beresiko yaitu usia 70 tahun keatas atau usia 60 tahun keatas

dengan masalah kesehatan.

3. Ciri – Ciri Lansia

Ciri – ciri lansia adalah sebagai berikut :

a. Lansia merupakan periode kemunduran.

Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik dan

faktorpsikologis. Motivasi memiliki peran yang penting dalam kemunduran

pada lansia. Misalnya lansia yang memiliki motivasi yang rendah dalam

melakukan kegiatan, maka akan mempercepat proses kemunduran fisik, akan

tetapi ada juga lansia yang memiliki motivasi yang tinggi, maka keunduran

fisik pada lansia akan lebih lama terjadi.

b. Lansia memiliki status kelompok minoritas.

Kondisi ini sebagai akibat darisikap sosial yang tidak menyenangkan terhadap

lansia dan diperkuat oleh pendapat yang kurang baik, misalnya lansia yang

lebih senang mempertahankan pendapatnya maka sikap sosial di masyarakat

menjadi negatif, tetapi ada juga lansia yang mempunyai tenggang rasa kepada

orang lain sehingga sikap sosial masyarakat menjadi positif.

c. Menua membutuhkan peran perubahan peran.

Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai mengalami

kemunduran dalam segala hal. Perubahan peran pada lansia sebaikknya


7

dilakukan atas dasar tekanan dari lingkungan. Misalnya lansia menduduki

jabatan sosial di masyarakat sebagai ketua RW, sebaiknya masyarakat tidak

memberhentikan lansia sebagai ketua RW karena usianya.

d. Penyesuaian yang buruk pada lansia.

Perlakukan yang buruk terhadap lansia membuat mereka cenderung

mengembangka konsep diri yang buruk sehingga dapat memperlihatkan

bentuk perilaku yang buruk. Akibat dari perlakan yang buruk itu membuat

penyesuaian diri lansia menjadi buruk pula. Contoh : lansia yang tinggal

bersama keluarga sering tidak dilibatkan untuk pengambilan keputusan kerena

dianggap pola pikirnya kuno, kondisi inilah yang menyebabkan lansia menarik

diri dari lingkungan, cepat tersinggung dan bahkan memiliki harga diri rendah.

B. Perubahan Pada Lanjut Usia

Menurut Potter & Perry (2009) proses menua mengakibatkan terjadinya banyak

perubahan pada lansia yang meliputi :

1. Perubahan Fisiologis

Pemahaman kesehatan pada lansia umumnya bergantung pada persepsi pribadi

atas kemampuan fungsi tubuhnya. Lansia yang memiliki kegiatan harian atau

biasanya menganggap dirinya sehat, sedangkan lansia yang memiliki gangguan

fisik, emosi, atau sosial yang menghambat kegiatan akan menganggap dirinya

sakit.

Perubahan fisilogis pada lansia beberapa diantaranya, kulit kering, penipisan

rambut, penurunan pedengaran, penurunan refleks batuk, pengeluaran lendir,

penurunan curah jantung dan sebagainya. Perubahan tersebut tidak bersifat

patologis, tetapi dapat membuat lansia lebih rentan terhadap beberapa penyakit.
8

Perubahan tubuh terus menerus terjadi seiring bertambahnya usia dan dipengaruhi

kondisi kesehatan, gaya hidup, stressor, dan lingkungan.

2. Perubahan Fungsional

Fungsi pada lansia meliputi bidang fisik, psikososial, kognitif, dan sosial.

Penurunan fungsi yang terjadi pada lansia biasanya berhubungan dengan penyakit

dan tingkat keparahannya yang akan mempengaruhi kemampuan fungsional dan

kesejahteraan seorang lansia.

Status fungsional lansia merujuk pada kemampuan dan perilaku aman dalam

aktifitas harian (ADL). ADL sangat penting untuk menentukan kemandirian

lansia. Perubahan yang mendadak dalam ADL merupakan tanda penyakit atau

perburukan masalah kesehatan.

3. Perubahan kognitif

Perubahan struktur dan fisiologis otak yang dihubungkan dengan gangguan

kognitif (penurunan jumlah sel dan perubahan kadar neurotransmitter) terjadi pada

lansia yang mengalami gangguan kognitif maupun tidak mengalami gangguan

kognitif. Gejala gangguan kognitif seperti disorientasi, kehilangan ketrampilan

berbahasa dan berhitung, serta penilaian yang buruk bukan merupakan proses

penuaan yang normal.

4. Perubahan Psikososial

Perubahan psikososial selama proses penuaan akan melibatkan proses transisi

kehidupan dan kehilangan. Semakin panjang usia sesorang, maka akan semakin

banyak pula transisi dan kehilangan yang harus dihadapi. Transisi hidup, yang

mayoritas disusun oleh pengalaman kehilangan, meliputi masa pensiun dan

perubahan keadaan finansial, perubahan peran dan hubungan, perubahan

kesehatan, kemampuan fungsional dan perubahan jaringan sosial.


9

Menurut Ratnawati (2017) perubahan psikososial erat kaitannya dengan

keterbatasan produktivitas kerjanya. Oleh karena itu, lansia yang memasuki masa-

masa pensiun akan mengalami kehilangan-kehilangan sebagai berikut :

a. Kehilangan finansial (pendapatan berkurang)

b. Kehilangan status (jabatan/posisi, fasilitas)

c. Kehilangan teman/kenalan atau relasi

d. Kehilangan pekerjaan/kegiatan

Kehilangan ini erat kaitannya dengan beberapa hal sebagai berikut :

1) Merasakan atau sadar terhadap kematian, perubahan bahan cara hidup

(memasuki rumah perawatan, pergerakan lebih sempit).

2) Kemampuan ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan. Biaya hidup

meningkat padahal penghasilan yang sulit, biaya pengobatan bertambah.

3) Adanya penyakit kronis dan kemampuan fisik.

4) Timbul kesepian akibat pengasingan dari lingkungan sosial.

5) Adanya gangguan syaraf pancaindra, timbul kebutaan dan kesulitan.

6) Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan.

7) Rangkaian kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan teman dan

keluarga.

8) Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik (perubahan terhadap gambaran

diri, perubahan konsep diri).

C. Permasalahan Lanjut Usia

Menurut Suardiman (2011), Kuntjoro (2007), dan Kartinah (2008) usia lanjut

rentan terhadap berbagai masalah kehidupan. Masalah umum yangdihadapi oleh

lansia diantaranya :
10

1. Masalah ekonomi

Usia lanjut ditandai dengan penurunan produksivitas kerja, memasuki masa

pensiun atau berhentinya pekerjaan utama. Disisi lain, usia lanjut dihadapkan pada

berbagai kebutuhan yang semakin meningkat seperti kebutuhan akan makanan

yang bergizi seimbang, pemeriksaan kesehatan secara rutin,kebutuhan sosial dan

rekreasi. Lansia yang memiliki pensiun kondisi ekonominya lebih baik karena

memiliki penghasilan tetap setiap bulannya. Lansia yang tidak memiliki pensiun,

akan membawa kelompok lansia pada kondisi tergantung atau menjadi

tanggungan anggota keluarga (Suardiman, 2011).

2. Masalah Sosial

Memasuki masa lanjut usia ditandai dengan berkurangnya kontak sosial, baik

dengan anggota keluarga atau dengan masyarakat. Kurangnya kontak sosial dapat

menimbulkan perasaan kesepian, terkadang muncul perilaku regresi seperti mudah

menangis, mengurung diri, serta merengek-rengek jika bertemu dengan orang lain

sehingga perilakunya kembali seperti anak kecil (Kuntjoro, 2007).

3. Masalah Kesehatan

Peningkatan usia lanjut akan diikuti dengan meningkatnya masalah kesehatan.

Usia lanjt ditandai dengan penurunan fungsi fisik dan rentan terhadap penyakit

(Suardiman, 2011).

4. Masalah Psikososial

Masalah psikososial adalah hal-hal yang dapat menimbulkan gangguan

keseimbangan sehingga membawa lansia kearah kerusakan atau kemrosotan yang

progresif terutama aspek psikologis yang mendadak, misalnya : bingung, panik,

depesif, dan apatis. Hal itu biasanya bersumber dari munculnya stressor
11

psikososial yang paling berat seperti, kematian pasangan hidup, kemtian sanak

saudara dekat, atau trauma psikis (Kartinah,2008).

Faktor yang mempengaruhi masalah psikososial lansia menurut Kuntjoro (2002),

antara lain :

a) Penurunan Kondisi Fisik

Setelah orang memasuki masa lansia umumnya mulai dihinggapi adanya

penurunan kondisi fisik yang berganda (multiple pathology). Menurut

Ratnawati (2017) perubahan fisik terdiri dari :

1) Perubahan pada kulit : kulit menjadi lebih kering dan keriput

2) Perubahan otot : otot menjadi lembek dan mengendur

3) Perubahan pada persendian : masalah persendian membuat agak sulit

berjalan

4) Perubahan pada gigi : gigi menjadi lebih kering dan mudah patah

5) Perubahan pada mata : mata terlihat kurang besinar dan kebanyakan

menderita presbiopi

6) Perubahan pada telinga : fungsi pendengaran sudah mulai menurun

7) Perubahan pada sistem pernapasan : napas menjadi lebih pendek dan

sering tersenggal-senggal.

b) Penurunan Fungsi dan Potensi Seksual

Penurunan fungsi dan potensi seksual pada lanjut usia sering kali

berhubungan dangan gangguan fisik seperti :

1) Gangguan jantung

2) Gangguan metabolisme

3) Baru selesai operasi : misalnya prostatektomi


12

4) Kekurangan gizi, karena pencernaan kurang sempurna atau nafsu makan

sangat kurang

5) Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti antihipertensi atau golongan

steroid.

Faktor psikologis yang menyertai lansia antara lain :

1) Rasa tabu atau malu bila mempertahankan kehidupan seksual pada lansia

2) Sikap keluarga dan masyarakat yang kurang menunjang serta diperkuat

oleh tradisi dan budaya.

3) Kelelahan atau kebosanan karena kurang variasi dalam kehidupannya

4) Pasangan hidup telah meninggal.

5) Disfngsi seksual karena perubahan hormonal atau masalah kesehatan jiwa

lainnya misalnya, cemas, depresi, pikun dan sebagainya.

c) Perubahan yang Berkaitan dengan Pekerjaan

Pensiun merupakan suatu proses bukan merupakan suatu peristiwa.

Orang-orang lanjut usia yang menunjukkan penyesuaian yang paling baik

terhadap pensiun adalah mereka yang sehat, memilik keuangan yang

memadai,aktif, lebih terdidik, memiliki jaringan sosial yang luas yang meliputi

kawan-kawan dan keluarga, sert biasanya puas dengan kehidupannya sebelum

mereka pensiun (Santrock, 2012).

d) Perubahan dalam Peran sosial di Masyarakat

Peran dapat diartikan sebagai seperangkat tingkah laku yang diharapkan

oleh orang lain. Akibat berkurangnya fungsi indera pendengaran, penglihatan

kabur, gerak fisik dan sebagainya maka muncul gangguan fungsional atau

bahkan kecacatan pada lansia, dan sebagainya sehingga menimbulkan

keterasingan. Hal itu sebaiknya dicegah dengan selalu mengajak lansia


13

melakukan aktivitas, selama lansia semakin menolak untuk berkomunikasi

dengan orang lain dan dapat muncul perilaku regresi, seperti mudah menangis,

mengurung diri, mengumpulkan barang-barang tidak berguna, dan merngek-

rengek seperti anak kecil sehingga lansia tidak bisa menjalankan peran

sosialnya dengan baik (Kuntjoro, 2007).


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Lansia atau lanjut usia adalah periode dimana manusia telah mencapai kerusakan

dalam ukuran dan fungsi. Selain itu, lansia juga masa dimana seseorang akan

mengalami kemunduran dengan sejalannya waktu. Usia 65 tahun dalah usia yang

menunjukkan seseorang telah mengalami proses menua yang berlangsung secara

nyata dan seseorang itu telah disebut lansia. Ciri-ciri lansia adalah usia lanjut terjadi

periode kemunduran, lanjut usia memiliki status kelompok minoritas, menua

membutuhkan perubahan peran, penyesuaian yang buruk, memasuki masa lansia

pada umumnya mulai dihinggapi adanya kondisi fisik yang bersifat patologis

berganda (multiple pathology), misalnya, tenaga berkurang, energi menurun, kulit

mulai keriput, gigi mulai rontok, tulang makin rapuh, dan sebagainya. Usia lanjut

memiliki banyak masalah dengan kesehatan yang berkaitan dengan menurunnya

fungsi tubuh dan faktor-faktor sekitar seperti makanan dan lingkungan sekitar.

B. Saran

Setelah membaca makalah ini diharapkan penulis dan pembaca menjadi tahu tentang

perubahan yang terjadi pada lansia. Lansia adalah masa dimana seseorang akan

mengalami kemunduran, dimana fungsi tubuh kita sudah tidak optimal lagi. Oleh

karena itu sebaiknya sejak muda kita persiapkan dengan sebaik-baiknya masa tua kita.

Gunakan masa muda dengan kegiatan yang bermanfaat agar tidak menyesal di masa

tua.

14
DAFTAR PUSTAKA

Effendi, F. 2009. Keperawatan kesehatan komunitas : teori dan praktik dalam

keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Kartinah dan Agus, S. 2008. Masalah psikososial pada lanjut usia. Berita Ilmu

Keperawatan ISSN 1979-2697, Vol 1, No. 1. Diakses pada 20

November2018, http://publikasiilmiah.ums.ac.id

Kuntjoro, Z. 2007. Masalah kesehatan jiwa lansia. Diakses pada 11 November 2018,

www.e-psikologi.com

Nugroho, W. 2012. Keperawatan Gerontik dan geriatri. Jakarta : EGC

Potter, P.A. dan Perry A.G. 2009. Fundamental keperawatan. Edisi 7. Buku 1.

Jakarta : Salemba Medika

Papalia, D. E. 2009. Human Development (Psikologi Perkembangan). Alih Bahasa:

A. K. Anwar. Jakarta : Salemba Humatika.

Ratnawati, E. 2017. Asuhan keperawatan gerontik. Yogyakarta : Pustaka Baru Press.

Santrock, J. W. 2012. Life span development (Edisi 13, jilid II). Jakarta :

Erlangga.diakses pada 15 Januari 2019. www.academia.edu.

Suardiman, S. P. 2011. Psikologi usia lanjut. Yogyakarta : Gajah Mada University

Press.

15

Anda mungkin juga menyukai