Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KEPERAWATAN GERONTIK

PERUBAHAN PSIKOSOSIAL PADA KLIEN LANJUT USIA

DOSEN PENGAJAR : ERNAWATI S.KEP.,NS.,M.KEP

ANGGOTA KELOMPOK :

MUHAMMAD RIZAL (114097012125)

MUHAMMAD ROBBY (114097012126)

SELIANTI PASKALELU (114097012127)

TRIYANI FAJARINA PUTRI (114097012128)

WILLIYANA IQADAH (114097012129)

SALSABILA AZZAHRA (114097012154)

SILPA DAMAYANTI (114097012155)

TEGAR ANUGRAH R (114097012156)

YUMA RAHMATIA I (114097012158)

YOAN DEA LOVA (114097012159)

DESSY OCTAVIANI (114097012160)

NABILA WAHYU A (114097012161)

POLITEKNIK KESDAM VI/BANJARMSIN


2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,

penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "PERUBAHAN

PSIKOSOSIAL PADA KLIEN LANJUT USIA" dengan tepat waktu. Makalah disusun

untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Gerontik. Selain itu, makalah ini

bertujuan menambah wawasan tentang materi perubahan psikososial pada klien

lansia bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Penulis mengucapkan terima kasih

kepada Ibu Ernawati S,Kep.,Ns.,M.Kep selaku dosen Mata Kuliah Keperawatan

Gerontik. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah

membantu diselesaikannya makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh

dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi

kesempurnaan makalah ini.

Banjarmasin 11 September 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. 2

DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 4

1.1 LATAR BELAKANG ................................................................................... 4


1.2 RUMUSAN MASALAH ............................................................................... 4
1.3 TUJUAN ..................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................... 6

2.1 KONSEP KEPERAWATAN GERONTIK..................................................... 6


2.2 PERMASALAHAN LANSIA DI INDONESIA ............................................... 6
2.3 KLASIFIKASI LANSIA ................................................................................ 6
2.4 TEORI PROSES MENUA .......................................................................... 7
2.5 PERUBAHAN PERUBAHAN TERJADI PADA LANSIA .............................. 7
2.6 BENTUK PELAYANAN KEPERAWATAN GERONTIK ............................... 9

BAB III PENUTUP ................................................................................................. 10

3.1 SARAN ...................................................................................................... 10


3.2 KESIMPULAN ............................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 12

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Proses penuaan adalah tahapan alami dalam kehidupan manusia yang
diiringi oleh berbagai perubahan, termasuk perubahan psikososial. Lansia,
atau orang yang berusia di atas 60 tahun, sering menghadapi tantangan
psikososial yang signifikan akibat perubahan fisik dan sosial yang terjadi
seiring bertambahnya usia.
Salah satu perubahan psikososial yang umum terjadi pada klien lansia
adalah perubahan dalam aspek kesejahteraan mental. Lansia dapat
mengalami peningkatan risiko gangguan psikologis seperti depresi dan
kecemasan. Perasaan kesepian, kehilangan teman dan anggota keluarga,
serta perasaan terisolasi dari masyarakat dapat menjadi pemicu masalah ini.
Selain itu, adaptasi terhadap perubahan peran sosial juga merupakan
bagian penting dalam perubahan psikososial pada lansia. Ketika seseorang
pensiun atau mengalami perubahan signifikan dalam keseimbangan
kehidupan sosialnya, hal ini dapat memengaruhi identitas dan harga diri
mereka.
Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah perubahan fisik yang terkait
dengan penuaan, seperti penurunan daya ingat, penurunan kemampuan fisik,
dan masalah kesehatan yang mungkin membatasi aktivitas sehari-hari.
Semua ini dapat berdampak pada kesejahteraan psikososial klien lansia.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud keperawatan gerontik?
2. Apa saja permasalahan lansia di Indonesia?
3. Apa saja klasifikasi lansia?
4. Apa saja perubahan psikososial yang terjadi pada lansia?
5. Apa saja bentuk pelayanan keperawatan gerontik?

4
1.3 TUJUAN
Tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui dampak perubahan
psikososial pada klien lansia termasuk faktor-faktor internal dan eksternal
serta bentuk pelayanan keperawatan nya.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 KONSEP KEPERAWATAN GERONTIK


Keperawatan Gerontik adalah suatu pelayanan profesional yang
berdasarkan ilmu dan kiat/teknik keperawatan yang berbentuk bio-psiko-
sosial-spiritual dan kultural yang holistik yang di tujukan pada klien lanjut usia
baik sehat maupun sakit pada tingkat individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat.
2.2 PERMASALAHAN LANSIA DI INDONESIA
Berdasarkan data Riskesdas tahun 2022, penyakit yang terbanyak
pada lansia adalah untuk penyakit tidak menular antara lain ; hipertensi,
masalah gigi, penyakit sendi, masalah mulut, diabetes mellitus, penyakit
jantung dan stroke, dan penyakit menular antara lain seperti ISPA, diare, dan
pneumonia.
2.3 KLASIFIKASI LANSIA
Ada beberapa teori yang menunjukan batasan usia pada lansia yang
dikemukakan, antara lain sebagai berikut:
1. Menurut WHO dalam Yusuf et al. 2022, klasifikasi pada lansia adalah
sebagai berikut:
1) Usia pertengahan (Middle age) yaitu 45-59 tahun
2) Lanjut usia (Elderly) yaitu 60-74 tahun
3) Lanjut usia tua (Old) yaitu 75-90 tahun
4) Usia sangat tua (Very old) yaitu diatas 90 tahun
2. Menurut peraturan menteri kesehatan (PMK) 2022, batasan lansia adalah
sebagai berikut.
1) Pra lanjut usia yaitu usia 45-59 tahun
2) Lanjut usia yaitu usia 60-69 tahun
3) Kelompok lansia dan resiko tinggi: 70 tahun keatas atau ±60 tahun dengan
masalah Kesehatan

6
3. Depkes RI (2003) mengklasifikasikan lansia dalam kategori berikut:
1) Pralansia (prasenilis), seseorng yang berusia antara 45-59 tahun
2) Lansia, seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih
3) Lansia resiko tinggi, seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/
seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan
4) Lansia potensial, lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan/
5) atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang/ jasa
6) Lansia tidak potensial, lansia yang tidak berdaya mencari nafkah

2.4 TEORI PROSES MENUA


Proses penuaan Yaitu kerusakan progresif struktur dan fungsi makhluk
dewasa karena SUDAH TUA yang akhirnya menyebabkan kematian
organisme tersebut. Akibat kurangnya kemampuan dan fungsi ini
mengakibatkan makhluk tersebut kurang tahan terhadap penyakit menular
atau sering terjadi gangguan vital yang dapat mempercepat kematian jaringan
sekitarnya.

2.5 PERUBAHAN PERUBAHAN TERJADI PADA LANSIA


Adanya proses penuaan dapat menyebabkan kehilangan banyak sel tubuh
dan penurunan metabolisme pada sel. Sehingga proses ini menyebabkan
adanya penurunan fungsi tubuh dan komposisi tubuh. Selain itu akan terjadi
perubahan pada mental, dan psikologis.
1. Perubahan fisik
Perubahan fisik pada lansia biasanya terjadi pada beberapa sistem tubuh
seperti nutrisi, kulit, rambut, mata dan penglihatan, telinga dan
pendengaran.
Selain itu, perubahan pada sistem pernapasan, kardiovaskular,
gastrointestinal,
ginjal, reproduksi, saraf, imun, muskuloskeletal, dan sistem endokrin
(Stockslager & Schaeffer, 2022).

7
2. Perubahan mental
Perubahan mental pada lansia meliputi adanya sikap yang mudah curiga,
pelit, egois. Selain itu akan muncul keinginan untuk memiliki umur yang
pancang, ingin tetap berwibawa, dan dihormati oleh orang lain (Bandiyah,
2022).
3. Perubahan psikososial
Masalah psikososial yang sering muncul pada lansia yaitu, stress,
kecemasan dan ketakutan, mudah tersinggung, kesepian, kehilangan rasa
kepercayaan diri, dan egois (Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional 2022).
4. Perubahan spiritual
Lansia merupakan tahapan akhir dari kehidupan manusia dengan
konsekuensi akhir adalah kematian. Lansia biasanya akan meningkatkan
keimanan spiritual atau religius sebagai suatu tanda kesiapan untuk
menghadapi suatu kematian (sense of awareness of mortality) (L. M.
Azizah, 2022).
5. Perubahan kognitif
Perubahan kognitif pada lansia meliputi adanya penurunan memory atau
daya ingat, IQ (intellegent quocient), penurunan kemampuan belajar, sulit
untuk memahami, sulit dalam memecahkan masalah dan pengambilan
keputusan, dan biasanya lansia mengalami low motivasi (L. M. Azizah, 2011)

2.6 BENTUK PELAYAN KEPERAWATAN GERONTIK


Bentuk pelayanan kesehatan bagi lansia dibagi menjadi 3 macam yaitu :
1. Pelayanan kesehatan lanjut usia di masyarakat (Community based geriatric
service)
a) Mendayagunakan dan mengikutsertakan masyarakat ter- masuk para
lansianya.
b) Puskesmas, dokter praktek swasta merupakan tulang pung- gung
layanan tingkat ini.
c) Puskesmas berperan dalam membentuk klub / kelompok lanjut usia.

8
2. Pelayanan kesehatan lansia di masyarakat berbasis rumah sakit (Hospital
based community geriatric service)
a) Pada layanan tingkat ini, RS bertugas membina lansia baik langsung
atau tidak langsung melalui pembinaan pada puskesmas di wilayah
kerjanya "Transfer of Knowledge" berupa lokakarya, simposium,
ceramah. b. Rumah sakit harus selalu bersedia bertindak sebagai
rujukan dari layanan kesehatan yang ada di masyarakat.
b) Layanan kesehatan lansia berbasis Rumah Sakit (Hospital Based
Geriatric Service) RS menyediakan berbagai layanan bagi para lanjut
usia dari yang sederhana (poliklinik lansia) sampai pada yang maju
(bangsal akut, klinik siang terpadu "nursing hospital", bangsal kronis
dan atau panti werdha "nursing home.’’

9
BAB III

PENUTUP

3.1 SARAN

Diharapkan untuk para lansia agar terus mau menjaga kesehatan


mereka khususnya melalui senam taichi ini, karena tidak memerlukan
tenaga extra dan olahraga ini banyak manfaatnya terutama untuk para
lansia. Jika lebih baik lagi di tempat-tempat kerja target diadakan untuk
senam taichi seminggu sekali untuk menjaga kesehatan dalam tubuh agar
di masa tua tidak merasakan sakit-sakit di badan.

Dan bagi universitas yang akan menempuh proyek akhir atau skripsi
dianjurkan untuk memikirkan apa yang akan di kerjakan untuk proyek akhir
nanti dan malakukan penelitian jauh-jauh sebelum hari dimulai proyek
akhir, agar hasil desain yang di kerjakan bisa lebih maksimal karena waktu
proyek akhir sangatlah sedikit jika memikirkannya tidak lebih dini.

3.2 KESIMPULAN
Lansia (lanjut usia) adalah masa dimana seseorang mulai kehilangan
semangat dan rasa percaya diri, fisik mulai berubah sedikit demi sedikit
dan kesehatan juga akan menurun. Kesehatan adalah kunci yang paling
penting dari kehidupan dari kecil maupun sampai tua, namun seseorang
akan mulai mengabaikan kesehatan mereka ketika beranjak dewasa yang
mana mereka sudah memiliki tanggung jawab pekerjaan, ketika sudah
mendapat pekerjaan manusia akan mulai kehilangan cara untuk
mengontrol kesehatan dari yang jarang makan teratur, terlalu sibuk, tidur
malam hingga akhirnya terserang penyakit.
Salah satu cara untuk tetap sehat dan bugar yang pasti adalah
berolahraga agar kekuatan dan metabolisme tubuh tetap terjaga walupun
sampal tua nanti. Namun, beberapa lansia sangat malas untuk
melakukannya karena olahraga membutuhkan tenaga banyak dan mereka
tidak mempunyai waktu.

10
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI (2005). Pedoman pembinaan Kesehatan Lanjut Usia. Jakarta

Nugroho, Wahjudi. (2000). Keperawatan Gerontik. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran


EGC.

Syahrul, S. (2013). Pelaksanaan Posyandu Lansia, Pengisian KMS, Pencatatan &


Rekapitulasi Hasil Kegiatan Posyandu Lansia. Diunduh dari
http://http://repository.unhas.ac.id, tanggal 16 November 2016

11

Anda mungkin juga menyukai