DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
Syamsul Majdi
Yusfi Afandi
Sri Nurwahida
Sumiati AR
Rismawati
1
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI S.1 KEPERAWATAN
GRIYA HUSADA SUMBAWA
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT, berkat rahmat dan
karunianya sehingga kita dapat menyelesaikan Tugas Makalah Keperawatan
Gerontik dengan judul ”Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan demensia”
Kami mengucapkan terima kasih kepada keluarga dan teman-teman yang
membantu memberikan semangat dan dorongan demi terwujudnya tugas makalah
ini, yaitu makalah Keperawatan Gerontik ini.
Kami menyadari bahwa teknik penyusunan dan materi yang kami sajikan masih
kurang sempurna. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang mendukung
dengan tujuan untuk menyempurnakan makalah ini. Dan kami berharap, semoga
makalah ini dapat di manfaatkan sebaik mungkin, baik itu bagi diri sendiri maupun yang
membaca makalah ini.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.........................................................................................1
KATA PENGANTAR.......................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG..................................................................................4
B. TUJUAN.......................................................................................................6
1. Tujuan Umum
2. Tujuan khusus
BAB II
KONSEP TEORI
2.1 Pengertian................................................................................................7
2.2 Tipe Demensia........................................................................................8
2.3 Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Demensia..............................9
2.4 Konsep Asuhan Keperawatan Demensia................................................10
BAB III
KASUS ASUHAN KEPERAWATAN............................................................17
PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................25
B. Saran........................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................26
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
dari segi fisik, mental, dan sosial berkaitan dengan kesehatan dan
kesejahteraan mereka (Notoadmodjo,2011).
Pertambahan usia dan peningkatan prevalensi penyakit yang di
alami lansia itu kebanyakan para usia lanjut (lansia) mengalami penurunan
fungsi kognitif dan intelektual itu merupakan faktor utamanya, yang kelak
akan meningkatkan penyakit Alzheimer dan Demensia. Penurunan fungsi
kognitif berdampak pada menurunnya aktivitas sosial sehari-hari pada
lanjut usia yang menjadi problem dalam kesehatan masyarakat, dan
berdampak pada bertambahnya pembiayaan keluarga, masyarakat, dan
pemerintah. Di dunia jumlah lansia yang mengalami demesia sebanyak 4,6
juta kasus yang dilaporkan dan diprediksi pada tahun 2050 jumlah lansia
penderita demensia di dunia mencapai 100 juta (Alzheimer Disease
International, 2009). Pada tahun 2015, penderita demensia di dunia
sebanyak 47 juta (atau sekitar 5% dari populasi lansia di dunia),
diperkirakan meningkat menjadi 75 juta pada tahun 2030 dan 132 juta
pada tahun 2050. Di Indonesia, jumlah Orang Dengan Demensia (ODD)
diperkirakan akan makin meningkat dari 960.000 di tahun 2013, menjadi
1.890.000 ditahun 2030 dan 3.980.000 ODD di tahun 2050 (World
Alzheimer Report, 2012; KEMENKES,2015).
Pada lanjut usia, daya ingat merupakan salah satu fungsi kognitif
yang sering kali paling awal mengalami penurunan. Kerusakan kognitif
pada lansia yang berupa penurunan daya ingat biasa disebut dengan
demensia. Demensia merupakan suatu sindrom yang biasanya bersifat
kronis atau progresif dimana ada kerusakan fungsi kognitif yaitu
kemampuan untuk memproses pikiran di luar apa yang mungkin
diharapkan dari penuaan normal. Hal ini mempengaruhi ingatan,
pemikiran, orientasi, pemahaman, perhitungan, kapasitas belajar, bahasa,
dan penilaian. Namun tidak mempengaruhi status kesadaran. Gangguan
dalam fungsi kognitif biasanya disertai, dan kadang-kadang didahului oleh
penurunan kontrol emosi, perilaku sosial, atau motivasi (WHO, 2016).
Demensia adalah salah satu penyebab utama kecacatan dan
ketergantungan di antara orang dengan lanjut usia di seluruh dunia. Hal ini
5
luar biasa tidak hanya untuk orang-orang yang mengalami demensia, tetapi
juga untuk pengasuh dan keluarga mereka. Kurangnya kesadaran dan
pemahaman tentang demensia mengakibatkan stigmatisasi dan hambatan
untuk diagnosis dan perawatan. Dampak demensia pada pengasuh,
keluarga dan masyarakat dapat bersifat fisik, psikologis, sosial dan
ekonomi (WHO, 2016).
1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui Konsep Teori dan proses Asuhan
Keperawatan pada lansia dengan demensia.
6
BAB II
KONSEP TEORI
2.1 PENGERTIAN
- LANSIA
Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun
ke atas. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses
yang berangsur-angsur mengakibatkan perubahan kumulatif,
merupakan proses menurunnya daya tahan tubuh dalam
menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh.
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaaan yang terjadi
di dalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses
sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu,
tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan
proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap
kehidupan, yaitu anak, dewasa dan tua.
- DEMENSIA
Demensia adalah kemunduran kognitif yang sedemikian
beratnya sehingga mengganggu aktivitas hidup sehari-hari dan
aktivitas sosial. Kemunduran kognitif pada demensia biasanya
diawali dengan hilangnya fungsi intektual, kemunduran memori
(pelupa) serta daya pikir lain. Demensia berkaitan erat dengan usia
lanjut (Nugroho, 2012). Demensia bukanlah sekedar penyakit
biasa, melainkan kumpulan gejala yang disebabkan beberapa
penyakit atau kondisi tertentu. Kumpulan gejalanya ditandai
dengan penurunan kognitif, perubahan mood, serta perubahan
tingkah laku.
Demensia merupakan sindrom yang ditandai oleh berbagai
gangguan fungsi kognitif antara lain intelegensi, belajar, dan daya
ingat, bahasa, pemecahan masalah, orientasi, persepsi, perhatian
7
dan konsentrasi, penyesuaian dan kemampuan bersosialisasi. Pada
lansia yang mengalami demensia akan terjadi penurunan dalam
ingatan, kemampuan untuk mengingat waktu dan kemampuan
untuk mengenali orang, tempat dan benda. Sering terjadi
perubahan kepribadian (Irianto,2017). Keadaan tersebut
menjadikan penyebab terbesarnya individu menjadikan
ketergantungan terhadap orang lain akibat ketidakmampuan dalam
melakukan aktivitas sehari-hari sehingga membuat seorang lansia
tidak dapat menemukan makna hidupnya.
8
2.2 TIPE DEMENSIA
1. Menurut umur :
a. Demensia senilis yaitu demensia yang terjadi pada usia > 65 tahun.
b. Demensia prasenilis yaitu demensia yang terjadi pada usia < 65
tahun.
2. Menurut kerusakan struktur otak :
a. Demensia tipe Alzheimer
Alzheimer adalah penurunan konsentrasi asetilkolin dan
kolin asetil transferase didalam otak dan merupakan penyakit
degenerative akibat kematian sel-sel otak dan umumnya
menyebabkan kemunduran fungsi intelektual atau kognitif, yang
meliputi kemunduran daya mengingat dan proses berfikir.prilaku
yang dialami demensia ini adalah mudah lupa atau pikun.
Walaupun pennyebab demensia tipe Alzheimer belum diketahui
secara pasti, beberapa penelitian telah menyatakan bahwa sebanyak
40 % pasien mempunyai riwayat keluarga menderita demensia tipe
Alzheimer sehingga faktor genetik sangat dianggap berperan dalam
perkembangan gangguan didalam sekurangnya beberapa kasus.
b. Demensia vascular
Penyebab utama dari demensia vaskular adalah penyakit
vaskular cerebral yang multipel yang menyebabkan suatu pola
gejala demensia, yang biasanya juga disebut demensia multi infark.
Demensia vascular ini sering terjadi pada laki-laki khususnya pada
mereka dengan hipertensi yang telah ada sebelumnya atau factor
resiko kardiovaskuler lainnya.
c. Dimensia yang di akibatkan dari berbagai penyakit seperti AIDS,
Kecanduaan Alkohol (Alcohol Abuse) dan penyakit infeksi serius
lainnya yang berdampak terhadap susunan saraf pusat.
9
Dimensia menurut gejala yang timbul dibagi menjadi :
1. Dimensia ringan : Penurunan daya ingat jangka pendek, konsentrasi,
dan gerakan spontan, namun masih mampu melakukan aktifitas sehari-
hari dengan baik.
2. Dimensia sedang : ditandai dengan penurunan daya ingat jangka
pendek, konsentrasi yang lebih berat dan usia lanjut mulai mengalami
keterbatasan dalam gerakan spontan dan sebagian aktifitas sehari-hari.
3. Dimensia berat : ditandai dengan penurunan daya ingat jangka pendek
dan panjang, hilangnya konsentrasi dan gerakan spontan serta tidak
mampu melakukan aktifitas sehari-hari.
10
Gejala neurologic menunjukkan gangguan berat dari gerak
langkah, tonus otot, sindrom kluver-Bucy (Apatis, gangguan
pengenalan, gerak mulut tidak terkontrol, amnesia, bulimia).
2. Serangan Stroke : Penyebab kedua demensia adalah serangan stroke
yang terjadi secara ulang. Stroke ringan dapat mengakibatkan
kelemahan dan secara bertahap dapat menyebabkan kerusakan pada
jaringan otak akibat tersumbatkan aliran darah (Infark). Demensia
multiinfark berasal dari beberapa stroke ringan, sebagian besar
penderita stroke memiliki tekanan darah tinggi (Hipertensi) yang
menyebabkan kerusakan pembuluh darah pada otak.
3. Serangan lainnya : serangan lainnya dari demensia adalah demensia
yang terjadi akibat pencederaan pada otak (Cardiac Arrest), penyakit
parkison, AIDS, dan Hidrosefalus.
4. Sindroma amnestik dan pelupa benigna akibat penuaan :
a. Gejala utama adalah gangguan memori (Pada kedua keadaan di
atas)
b. Pada demensia terdapat gangguan fungsi kortikal
c. Pada sindroma amnestik terdapat gangguan pada daya ingat hal
yang baru terjadi
d. Pelupa benigna akibat penuaan biasanya terlihat sebagai gangguan
ringan daya ingat yang tidak progresif dan tidak mengganggu
aktivitas sehari-hari. Biasanya dikenali oleh keluarga, teman karena
sering mengulang pertanyaan yang sama/ lupa pada kejadian yang
baru terjadi.
Penatalaksanaan :
Latihan fisik untuk menjaga kebugaran tubuh lansia
Terapi menggambar ( art therapy )
Brain gym
Melakukan aktivitas yang mengasah fungsi otak
Terapi :
11
Diberikan obat Gol. Inhibitor, asetilkolinestrase, memantine
Keadaan Umum
1) Tingkat kesadaran: contoh, Composmentis dengan nilai GCS 15
yang dihitung dari linai E : 4 V:5 M: 6,tekanan darah sistolik/
diastolik 120/80 mmHg. BB: kg, TB : cm. postur tulang belakang
lansia: membungkuk, BB : 45 Kg, tinggi badan: 146 cm.
2) Identitas : Indentias klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku
bangsa/latar belakang kebudayaan, status sipil, pendidikan,
pekerjaan dan alamat.
3) Riwayat Psikososial Konsep diri :
• Gambaran diri, stressor yang menyebabkan berubahnya
gambaran diri karena proses patologik penyakit.
• Identitas, bervariasi sesuai dengan tingkat perkembangan
individu.
• Peran, transisi peran dapat dari sehat ke sakit,
ketidaksesuaian antara satu peran dengan peran yang lain
dan peran yang ragu dimana individu tidak tahu dengan
12
jelas perannya, serta peran berlebihan sementara tidak
mempunyai kemampuan dan sumber yang cukup.
• Ideal diri, keinginann yang tidak sesuai dengan kenyataan
dan kemampuan yang ada.
• Harga diri, tidakmampuan dalam mencapai tujuan sehingga
klien merasa harga dirinya rendah karena kegagalannya.
4) Hubungan sosial : Berbagai faktor di masyarakat yang
membuat seseorang disingkirkan atau kesepian. Keadaan ini
menimbulkan kesepian, isolasi sosial, hubungan dangkal dan
tergantungan.
13
Prinsip pengkajian head to toe :
a. Kepala : Kebersihan: untuk mengetahui adanya ketombe,
kerontokan rambut serta kebersihan secara umum..
b. Mata : adanya perubahan penglihatan
c. Hidung : untuk mengetahui hidung bersih, tidak ada luka
atau lessi, tidak ada masa, Nyeri pada sinus
d. Mulut dan tenggorokan : sakit tenggorokan, lesi dan luka
pada mulut, perubahan suara, karies.
e. Telinga : penurunan pendengaran, Telinga Perubahan
pendengaran, Rabas, Tinitus, Vertigo Sensitivitas
pendengaran, Alat-alat protesa, Riwayat infeki.
f. Dada (Torax): mengetahui Bentuk dada dari posisi
anterior dan posterior, ada tidaknya deviasi, ada
tidaknya bendungan vena pada dinding dada.
g. Abdomen: Bentuk distended/flat/lainnya, nyeri tekan,
Bising usus: kali/ menit Genetalia Kebersihan: setiap
habis mandi dibersihkan, tidak ada hemoroid
h. Ekstremitas: Kekuatan otot 5 : melawan grafitasi dengan
kekuatan penuh, tidak menggunakan alat bantu saat jalan,
tidak mengalami nyeri sendi. Integumen: dari hasil
pengkajian didapat : kulit tampak kering, seperti bersisik,
kulit tampak pucat, tampak kotor berwarna hitam karena
bekas luka, sering menggaruk badan.
14
Tidak mampu 0
3 Kebersihan diri: cuci muka, Mandiri 1
menyisir, dll Perlu pertolongan 0
4 Keluar/masuk kamar mandi Mandiri 2
Perlu pertolongan 1
Tergantung orang lain 0
5 Mandi Mandiri 1
Tergantung orang lain 0
6 Berjalan (jalan datar) Mandiri 3
Dibantu satu orang/walker 2
Dibantu kursi roda 1
Tidak mampu 0
7 Naik turun tangga Mandiri 2
Perlu pertolongan 1
Tidak mampu 0
8 Berpakaian/bersepatu Mandiri 2
Sebagian dibantu 1
Tergantung orang lain 0
9 Mengontrol BAB Kontinen teratur 2
Kadang-kadang inkontinen 1
Inkontinen 0
10 Mengontrol BAK Kontinen teratur 2
Kadang-kadang inkontinen 1
Inkontinen 0
Jumlah 20
Skor 20 = lansia mandiri, 12-19 = ketergantungan ringan,
9-11 = ketergantungan sedang, 5-8 = ketergantungan berat,
0-4 = ketergantungan total
Status Kognitif
Short Portable Mental Status Questsionnaire (SPMSQ)
15
4 Berapa nomor telepon anda. Dipanti -
Dimana alamat anda (jika
tidak memiliki nomor
telepon)
5 Kapan Anda lahir? Tahun 42 -
6 Berapa umur Anda? Tidak tau -
7 Siapa presiden Indonesia Tidak tau -
sekarang?
8 Siapa presiden Indonesia Tidak tau -
sebelumnya?
16
benda Meja Kursi Lemari
(Tiap benda disebutkan dalam 3 0
satudetik kemudian meminta pasien
mengingat
dan mengulang kembali tiga objek
yang disebutkan pemeriksaan).
Perhatian dan Menghitung mundur mulai dari
perhitungan angka 100 dikurangi 7, berhenti
setelah jawaban kelima
1. 100-7 = 93
5 0
2. 93-7 = 86
3. 86-7 = 79
4. 79-7 = 42
5. 42-7 = 65
Mengingat Pasien diminta kembali kembali
kembali mengulang 3 nama yang tadi 3 0
disebutkan dinomor sebelumnya
Meja Kursi Lemari
Bahasa Responden menyebutkan tiga benda
2 2
yang ditunjuk pemeriksa
Pengulangan Responden mengulang kata-kata
yang diucapkan pemeriksa 1 1
:NAMUN JIKA AKAN TETAPI
Pengertian Pemeriksa meminta pasien 3 3
verbal melakukan tiga perintah :
1. Ambil kertas dengan tangan
kanan
2. Lipat kertas menjadi 2 bagian
Letakkan kertas dilantai.
Perintah Pemeriksa menulis satu 1 0
tertulis kata “TUTUP MATA”
Minta responden melakukan
perintah yang ditulis pemeriksa
Menulis Pemeriksa meminta pasien menulis 1 0
kalimat satu kalimat yang bermakna
(Subyek+Predikat+Obyek+
Keterangan)
Menggambar Pasien diminta menirukan gambar
konstruksi dibawah ini
17
ringan, 0- 16 = gangguan kognitif berat.
B. DIAGNOSA
- Gangguan proses pikir
- Resiko terhadap cedera
- Resiko Nutrisi/cairan kurang dari kebutuhan tubuh
- Ketergantungan dalam Activity Daily Life (ADL)
- Gangguan proses keluarga
- Gangguan komunikasi verbal
- Gangguan Interaksi Sosial
C. INTERVENSI
Berinteraksi dengan sabar dan lemah lembut
Bersikap sabar dalam mendengarkan pembicaraan lansia
Bertutur kata dengan intonasi yang jelas dan beri penekanan
pada hal-hal yang dianggap penting
Tidak mengoreksi kesalahan lansia secara langsung karena
dapat menyebabkan stress meningkat dan daya ingat serta
konsentrasi akan menurun.
Terimalah lansia apa adanya di kehidupan masyarakat, agar
lansia dapa berinteraksi dilingkungan sosialnya
Melakukan kontak dengan lansia secara teratur apabila
digunakan sentuhan secara fisik dan psikologis
Ciptakanlah lingkungan yang damai, nyaman dan aman.
18
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS
KASUS
Seorang laki-laki berusia 60 tahun tinggal di desa dete kec.lape, menurut
petugas lansia puskesmas lape klien pernah mengalami stroke 3 minggu lalu, saat
ini mengeluh lupa nama hari, tanggal dan bulan, klien mengatakan sulit juga
mengingat nama-nama orang yang baru dikenal. klien mengalami kesulitan untuk
melakukan olahraga bersama kelompok lansia di kampungnya. klien kadang
mulai mengalami kesulitan mengingat dimana meletakan barang-barang seperti
kunci. Saat pemeriksaan fisik didapatkan data klien mengalami gangguan pada
gerakan spontan namun masih mampu melakukan aktifitas fisik.
I. PENGKAJIAN
A. Identitas Klien
Nama Wilayah : Desa Dete Kec. Lape
Nama Lansia : Tn.Y
Umur : 60 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
B. Keluhan Utama saat Pengkajian
Klien mengeluh lupa nama hari, tanggal dan bulan, klien mengatakan sulit
juga mengingat nama-nama orang yang baru dikenal.
C. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat kesehatan saat ini
Klien mengeluh lupa nama hari, tanggal dan bulan, klien mengatakan
sulit juga mengingat nama-nama orang yang baru dikenal. klien
mengalami kesulitan untuk melakukan olahraga bersama kelompok
19
lansia di puskesmas, klien kadang mulai mengalami kesulitan
mengingat dimana meletakan barang-barang seperti kunci.
ANALISA DATA
Nama Pasien : Tn.Y
Umur : 60 Tahun
20
mengatakan klien pernah Fisik
mengalami stroke 3 minggu
lalu.
Do :
- Klien terlihat mengalami
kesulitan untuk melakukan
olahraga bersama kelompok
lansia di panti.
- klien terlihat mengalami
gangguan pada gerakan
spontan namun masih mampu
melakukan aktifitas fisik.
21
respons yang Pertahankan ditebak; alat
sesuai untuk jadwal sehari-hari bantu ingatan
stimuli visual dan yang teratur. akan membantu
auditori. Alat bantu pasien untuk
Menunjukkan mengingat sesuai mengingat.
orientasi optimal yang diperlukan.
terhadap waktu, Isyarat
tempat dan orang. 2. Tingkatkan isyarat lingkungan akan
lingkungan meningkatkan
Perkenalkan diri orientasi
perawat ketika terhadap waktu,
berinteraksi tempat dan orang
dengan pasien. dan individu
Panggil pasien akan mengisi
dengan kesenjangan
menyebutkan ingatan dan
namanya. berfungsi sebagai
Berikan isyarat pengingat.
lingkungan untuk
orientasi waktu,
tempat dan
orang.
22
Kebutuhan ADL untuk latihan ROM otot
terpenuhi mempercepat
proses
penyembuha
n dan
meningkatka
n partisipasi
klien dalam
melakukan
aktivitas.
meningkatka
n kekuatan
otot
23
dengan pasien.
Memanggil pasien dengan
menyebutkan namanya.
Memberikan isyarat
lingkungan untuk orientasi
waktu, tempat dan orang.
24
V. EVALUASI KEPERAWATAN
25
nama-nama orang yang
baru dikenal dan
menceritakannya
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
2. Hambatan S:
Mobilitas Fisik - Klien mengatakan saat
Berhubungan
melakukan aktifitas
Dengan gangguan
pada gerakan seperti olahraga dengan
spontan perlahan tidak bisa
cepat dan mudah lelah
- Klien mengatakan saat
melakukan rom badan
merasa lebih enak
O:
- TTV
TD : 160/100 mmHg,
Nadi : 89x/menit,
o
suhu : 36 C, RR :
21x/menit
- Klien masih terlihat
tidak bisa melakukan
aktifitas dengan gerakan
spontan
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
26
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Bahwa demensia itu adalah salah satu penyebab utama kecacatan
dan ketergantungan di antara orang dengan lanjut usia di seluruh
dunia. Sementara lansia itu adalah seseorang yang telah mencapai usia
60 tahun ke atas. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan
proses yang berangsur-angsur mengakibatkan perubahan kumulatif,
merupakan proses menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi
rangsangan dari dalam dan luar tubuh. Dari pengertian tersebut, telah
dipaparkan kasus dari Asuhan Keperawatan pada pasien Tn.Y berusia
60 tahun tinggal Di Desa Dete kec. Lape, mengeluh lupa nama hari,
tanggal dan bulan, klien mengatakan sulit juga mengingat nama-nama
orang yang baru dikenal. Tn.Y juga pernah mengalami stroke 3
minggu lalu, dan kesulitan melakukan olahraga bersama teman-teman
di kampungnya. Telah ditegakkan bahwa Tn.Y mengalami Perubahan
Proses Pikir Berhubungan Dengan Perubahan Fisiologis (degenerasi
neuron irrversibel), dan Hambatan Mobilitas Fisik Berhubungan
Dengan gangguan pada gerakan spontan.
4.2 SARAN
Lebih meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya dalam
memberikan Asuhan Keperawatan Lansia dengan kerusakan memori
Demensia, oleh karena itu lansia perlu diperhatikan secara khusus
supaya lebih dipedulikan dan kehidupan lansia menjadi lebih berharga
dan baik.
27
DAFTAR PUSTAKA
Miller, C.A. 2012. Nursing For Wellness in Older Adults; Theory and Practice.
28