Anda di halaman 1dari 3

Simpulan

Berdasarkan pembahasan tentang gmabaran umum, laporan P2M,


Surveilans, dan Kejadian Luar Biasa (KLB) maka dapat ditarik simpulan sebagai
berikut:

a. Puskesmas II Denpasar Selatan terletak di Jl. Danau Buyan III


Kelurahan Sanur tepatnya pada 08o.40.976 LS dan 115o.15.430´ BT.
Adapun wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Selatan merupakan
dataran rendah tepi pantai dengan ketinggian 3-6 meter dari permukaan
air laut serta memiliki luas ± 13,11 Km 2. Wilayah kerja Puskesmas II
Denpasar Selatan terdiri dari dua kelurahan dan dua desa yaitu
Kelurahan Sanur, Kelurahan Renon, Desa Sanur Kauh dan Desa Sanur
Kaja yang terbentuk dari 34 banjar. Puskesmas II Denpasar Selatan
memiliki 3 ( tiga ) Puskesmas Pembantu yaitu : Puskesmas Pembantu
Renon, Puskesmas Pembantu Sanur Kauh dan Puskesmas Pembantu
Sanur Kaja. Luas wilayah Kelurahan Sanur sebesar 2,87 km 2,
Kelurahan Renon sebesar 3,86 km2, Desa Sanur Kauh sebesar 2,69 km2,
dan Desa Sanur Kaja sebesar 4,69 km2.
b. Program P2M yang dilaporkan ialah P2 DBD, P2 TB, P2 Diare, P2
ISPA, P2 Kusta, P2 Cacingan, P2 Malaria, P2 PMS, P2 Suspek Rabies,
dan P2 Imunisasi. Pada laporan ini dibahas mengenai kegiatan,
sasaran,target, jadwal, pelaksana, serta data kesakitan setiap program
P2M di Puskesmas II Denpasar Selatan. Dalam pelaksanaan masing-
masing kegiatan P2 pada umumnya keterbatasan dana, tenaga, dan
waktu masih menjadi masalah utama. Namun untuk program P2 TB
kegiatan dapat berjalan karena adanya petugas PPTI dan dana khusus
untuk penanganan TB di Indonesia.

60
c. Program Surveilans yang dilaporkan dalam laporan ini ialah surveilans
terpadu puskesmas secara umum dan surveilans khusus program Diare,
Pneumonia, DBD, dan Tuberkulosis. Kegiatn keempat surveilans ini
meliputi pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, dan
penyebaran informasi. Selain itu juga dilakukan pemantauan faktor
risisko terhadap penderita Diare, Pneumonia, DBD, dan TB yang
disesuaikan dengan kriteria masing-masing penyakit. Pemantauan risiko
penyakit Diare dan Pneumonia mendapat hambatan karena petugas
tidak dapat dilakukan di lapangan. Hal inilah yang menyebabkan hasil
pemantauan khususnya yang berhubungan dengan faktor lingkungan
tidak bisa digambarkan secara nyata. Pelaporan kasus bersumber dari
masyarakat, puskesmas pembantu, dan puskesmas induk. Pelaporan
data surveilans dilanjutkan ke Dinas Kesehatan Kota Denpasar yang
dilaporkan dengan STP (Surveilans Terpadu Puskesmas) tiap bulan dan
sistem EWARS setiap minggu untuk penyakit tertentu.
d. KLB penyakit yang ditemukan di wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar
Selatan pada tahu 2011 adalah KLB Chikungunya yang terjadi pada
bulan Januari. Kasus yang ditemukan sebanyak 10 kasus diamana 8
kasus berhubungan secara kluster berdasarkan tempat tinggal. Faktor
yang berinteraksi adalah penjamu yang meliputi respon imun terhadap
agent, faktor agent penyakit adalah virus vhikungunya dengan vektor
Aedes aegypti, dan faktor lingkungan yang meliputi kondisi lingkungan
fisik dan adanya tempat perindukan vektor. Pada form kronologis hasil
pelacakan hanya satu kasus yang mencantumkan keterangan
kemungkinan kasus terjadi akibat kontak di luar rumah yaitu pada kasus
10 yang menyatakan bahwa satu minggu sebelumnya dua orang guru di
sekolah penderita mengalami sakit dengan gejala yang sama yaitu
chikungunya sehingga kemungkinan penderita tertular penyakit
chikungunya di sekolah.

61

Anda mungkin juga menyukai