Anda di halaman 1dari 57

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANJUT USIA DENGAN GANGGUAN

DEMENSIA DI DESA MARTASINGA CILACAP

Disusun oleh :

Kelompok 6 :

1. Bela Safitri (19.03.0062)


2. Diah Luthfi Apriliani (19.03.0023)
3. Firizki Revo Jalu K (19.03.0062)
4. Laura Figiani (19.03.0062)

PRODI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN SERULINGMAS CILACAP

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
kasus dengan judul “Asuhan Keperawatan Lanjut Usia dengan Demensia”.
Penyusunan asuhan keperawatan keluaga ini tidak terwujud tanpa adanya
dorongan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih
kepada yang terhormat :
1. Iva Puspaneli, Ns,. M.Kep selaku dosen pembimbing mata kuliah keperawatan
keluarga.
2. Keluarga Tn.S yang sudah mengizinkan kami membuat asuhan keperawatan
keluaga sehingga tugas keperawatan keluaga dapat diselesaikan.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi penulisan,
penyusunan maupun isinya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun dari pembaca dan dosen pembimbing, sehingga
penyusunan selanjutnya dapat lebih baik. Penulis berharap agar asuhan keperawatan
ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan.

Cilacap, 19 September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Lansia
1. Definisi lansia
2. Tahap Perkembangan Keluaga
3. Fungsi Keluaga
4. Tugas Perkembangan Keluaga Pada Tahap Pertengahan
5. Peran Tanggung Jawab Keluaga
6. Masalah Kesehatan Yang Terjadi Pada Tahap Pertengahan
B. Konsep keperawatan
1. Pengkajian
2. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul
3. Intervensi Yang Mungkin Dilakukan
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
B. Analisa data
C. Intrvensi
D. Implementasi
E. Evaluasi
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Jumlah populasi berusia 60 tahun atau lebih adalah yang paling cepat
berkembang di dunia, disebabkan karena penurunan kesuburan dan
meningkatnya usia harapan hidup. Fenomena ini dikenal sebagai penuaan
penduduk yang terjadi di seluruh dunia. Pada tahun 2015, orang berusia
60 tahun atau lebih sebanyak 901 juta orang atau 12% dari populasi di
dunia. Penduduk berusia 60 tahun atau lebih meningkat menjadi 3,26%
per tahun.
Seiring dengan meningkatnya usia harapan hidup, maka diperkirakan
jumlah penduduk lanjut usia juga akan semakin bertambah. Menurut PBB,
proyeksi jumlah lansia di dunia pada tahun 2025 mencapai 77,37% dari
penduduk dunia.
Saat ini, Eropa memiliki presentase terbesar penduduknya berusia 60
atau lebih (24%), tetapi penuaan yang cepat juga akan terjadi dibagian
dunia lainnya. Sehingga pada tahun 2050, negara-negara lainnya di dunia
akan memiliki hampir seperempat atau lebih dari populasi mereka berusia
60 tahun atau lebih kecuali Afrika. Jumlah lansia di dunia diproyeksikan
menjadi 1,4 miliar pada tahun 2030 dan 2,1 miliar pada tahun 2050 dan
bisa naik menjadi 3,2 miliar pada 2100.
Di kawasan Asia Tenggara populasi Lansia sebesar 8% atau sekitar
142 juta jiwa. Pada tahun 2050 diperkirakan populasi Lansia meningkat 3
kali lipat dari tahun ini. Pada tahun 2000 jumlah Lansia sekitar 5,300,000
(7,4%) dari total populasi, sedangkan pada tahun 2010 jumlah Lansia
24,000,000 (9,77%) dari total populasi, dan tahun 2020 diperkirakan
jumlah Lansia mencapai 28,800,000 (11,34%) dari total populasi.
Sedangkan di Indonesia sendiri pada tahun 2020 diperkirakan jumlah
Lansia sekitar 80.000.000 (WHO, 2013)
Salah satu hal yang menjadi perhatian seseorang ketika memasuki usia
menua adalah gejala pikun maupun kesulitan mengingat memori baru. Hal
ini dikenal dengan Demensia. Saat ini, Demensia juga menyerang usia
muda, tidak lagi terjadi hanya terjadi pada lansia namun keparahannya
mungkin lebih pada usia tua. Seseorang yang menderita demensia, akan
mengalami penurunan fungsi intelektual yang akan menyebabkan
deteriorasi atau kemunduran kognitif dan fungsional. Hal ini akan
mengganggu kegiatan lainnya seperti sosial, pekerjaan dan aktivitas
seharihari. Orang dengan demensia juga akan mengalami penurunan
kemampuan untuk menyelesaikan masalah dan menjaga emosi
Prevalensi demensia juga menunjukkan angka yang cukup tinggi. Pada
tahun 2010 terdapat 35,6 juta orang dengan demensia dan diperkirakan
terjadi peningkatan dua kali lipat setiap 20 tahun, menjadi 65,7 juta di
tahun 2030 dan 115,4 juta di tahun 2050. Sementara di Asia Tenggara,
jumlah penderita demensia diperkirakan mengalami peningkatan dari 2,48
juta pada tahun 2010 menjadi 5,3 juta pada tahun 2030. Demensia
memiliki beberapa sub tipe diantaranya demensia alzheimer, demensia
vaskular, demensia lewy body dan demensia penyakit parkinson,
demensia frontotemporal, dan tipe campuran. Demensia tipe Alzheimer
prevalensinya paling besar (50-60%), disusul demensia vaskular (20-
30%).
B. Rumusan masalah
Bagaimana Pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada Lansia di Desa
Martasinga Cilacap dengan gangguan Demensia
C. Tujuan penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum untuk mengetahui proses pengkajian, Analisa data,
penegakan diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, mendokumentasi dan
evaluasi terhadap fungsi kognitif pada lansia dengan gangguan
demensia di Desa Martasinga Cilacap
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui proses pengkajian fungsi kognitif pada lansia dengan
demensia sebelum diberikan terapi di Desa Martasinga Cilacap
b. Mengetahui proses Analisa data pada lansia dengan demensia di
Desa Martasinga Cilacap
c. Manpu menegakkan Diagnosa secara benar berdasarkan data yang
di kajian pada lansia degan demensia di Desa Martasinga Cilacap
d. Mampu merencanakan tindakan perawatan secara tepat pada lansia
dengan demensia di Desa Martasinga Cilacap
e. Mampu melaksanakan Asuhan Keperawatan sesuai dengan masalah
yang ditemukan pada lansia dengan demensia di Desa Masrtasinga
f. Melakukan Evaluasi terhadap tindakan keperawatan pada lansia
dengan demensia di Desa Martasinga Cilacap
D. Manfaat penulisan
1. Bagi Peneliti

Untuk menambah pengetahuan penulis tentang Asuhan


Keperawatan pada Lanisa Dengan Gangguan Demensia di Desa
Martasinga Cilacap

2. Bagi Perawat
Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai evaluasi kinerja
perawat dalam membangun masyarakat sehat terkait penyakit tidak
menular khususnya demensia yang bersifat preventif, promotif,
kuratif, maupun rehabilitative.
3. Bagi profesi keperawatan
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan atau
mengembangkan strategi dalam Asuhan Keperawatan pada Lansia
yang mengalami Demensia di Desa Martasinga Cilacap
4. Bagi instituti pendidikan
Menambah wawasan tentang pemberian Asuhan Keperawatan
pada Lansia yang mengalami Demensia di Desa Martasinga Cilacap
5. Bagi pasien
Dengan pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada lansia yang
mengalami demensia diharapkan Klien dapat meningkatkan kualitas
dan kemandirian dalam kehidupan sehari-hari dan juga meningkatkan
kesehatan
BAB II

KONSEP TEORI

A. Konsep Lansia
1. Definisi Lansia
Menurut Undang-Undang Republi Indonesia Nomor 13 tahun
1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia , yang dimaksud dengan
Lanjut Usia (lansia) adalah seseorang yang telah mencapai usia 60
tahun ke atas (Infodation Kemenkes RI,2014).
Menurut Setianto (2004) eseorang dikatakan lanjut usia apabila
usianya 65 tahun ke atas. Lansia menurut Pudjiastuti (2003) , lansia
bukan penyait , namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses
ehidupan yag ditandai dengan penurunan emampuan tubuh utu
beradaptasi dengan stress lingkungan
2. Klasifikasi Lansia
Berikut adalah klasifikasi lansia menurut usia menurut Maryam,
Ekasari, & dkk (2008) :
a. Pralansia (prasenilis), seseorang yang berusia antara 45-59 tahun
b. Lansia, seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih
c. Lansia resiko tinggi, seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih
atau seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah
kesehatan

Berikut adalah klasifikasi lansia menurut tingkat produktifitas


menurut Maryam, Ekasari, & dkk (2008):

a. Lansia potensial, lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan


dan atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang atau jasa.
b. Lansia tidak potensial, lansia yang tidak berdaya mencari nafkah,
sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain.
3. Perubahan yang Terjadi pada Lansia
Perubahan yang terjadi pada lansia meliputi perubahan fisik, sosial,
dan psikologis :
a. Perubahan Fisik
1) Sel: jumlah berkurang, ukuran membesar, cairan tubuh
menurun, dan intraseluler menurun
2) Kardiovaskular: katup jantung menebal dan kaku, kemampuan
memompa darah menurun (menurunnya kontraksi dan
volume), elastisitas pembuluh darah menurun, serta tekanan
darah meningkat.
3) Respirasi: otot-otot pernapasan kekuatannya menurun dan
kaku, elastisitas paru menurun, kapasitas residu meningkat
sehingga menarik napas lebih berat.
4) Persarafan: lambatnya dalam merespons dan waktu bereaksi
khususnya yang berhubungan dengan stres. Berkurangnya
respons motorik dan refleks
5) Muskuloskeletal: cairan tulang menurun sehingga mudah
rapuh, persendian menjadi kaku, kram, Pecahnya komponen
kapsul sendi dankolagen. Implikasi dari hal ini adalah
nyeri,inflamasi, penurunan mobilitas sendi dandeformitas.
6) Gastrointestinal: esofagus melebar, asam lambung menurun,
lapar menurun, dan peristaltik juga menurun.
7) Vesika urinaria: otot-otot melemah, kapasitasnya menurun, dan
retensi urin
8) Vagina: selaput lendir mengering dan sekresi menurun.
9) Pendengaran: membran timpani atrofi sehingga terjadi
gangguan pendengaran.
10) Penglihatan: respons terhadap sinar menurun, adaptasi terhadap
gelap menurun, dan katarak.
11) Endokrin: produksi hormon menurun
12) Kulit: keriput serta kulit kepala dan rambut menipis. Rambut
dalam hidung dan telinga menebal, kuku keras dan rapuh.
13) Belajar dan memori: kemampuan belajar masih ada tetapi
relatif menurun. Memori menurun.
14) Intelegensi: secara umum tidak berubah
15) Personality dan adjustment (pengaturan): tidak banyak
perubahan pencapaian: sains, filosofi, seni, dan musik sangat
memengaruhi (Meldawati, 2017)
b. Perubahan Sosial
1) Peran: post power syndrome, single woman, dan single parent
2) Keluarga: kesendirian, kehampaan
3) Teman: ketika lansia meninggal, maka muncul perasaan kapan
akan meninggal.
4) Abuse: kekerasan bentuk verbal dan non verbal
5) Masalah hukum : berkaitan dengan perlindungan aset dan
kekayaan pribadi yang dikumpulkan sejak masih muda
6) Ekonomi: kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang
cocok bagi lansia
7) Rekreasi: untuk ketenangan batin
8) Keamanan: jatuh dan terpeleset
9) Politik: kesempatan yang sama untuk terlibat dan memberikan
masukan dalam sistem politik yang berlaku
10) Pendidikan: berkaitan dengan pengentasan buta aksara dan
kesempatan untuk tetap belajar
11) Agama: melakukan ibadah
12) Panti jompo: merasa dibuang atau diasingkan (Meldawati,
2017).
c. Perubahan Psikologis
Perubahan psikologis pada lansia meliputi short term memory,
frustasi, kesepian, takut kehilangan kebebasan, takut menghadapi
kematian, perubahan keinginan, depresi, dan kecemasan (Maryam,
Ekasari, & dkk, 2008)
B. Konsep Penyakit Demensia
1. Definisi Demensi
Demensia (pikun) adalah kemunduran kognitif yang
sedemikian beratnya sehingga mengganggu aktivitas hidup sehari-hari
dan aktivitas sosial. Demensia merupakan sindrom klinis yang
meliputi hilangnya fungsi intelektual dan memori yang sedemikian
berat sehingga menyebabkan disfungsi hidup sehari-hari. (Wahjudi,
2008). Demensia adalah keadaan dimana seseorang mengalami
penurunan kemampuan daya ingat dan daya pikir, dan penurunan
kemampuan tersebut menimbulkan gangguan terhadap fungsi
kehidupan sehari-hari. Kumpulan gejala yang ditandai dengan
penurunan kognitif, perubahan mood dan tingkah laku sehingga
mempengaruhi aktivitas kehidupan sehari-hari penderita (Aspiani,
2014). Demensia adalah penyakit degerative neurologic yang
progresif dan permanen (ireversibel) yang dimulai secara bertahap dan
dicirikan oleh kehilangan fungsi kognitif secara bertahap serta
gangguan perilaku dan afek (Suddarth, 2011).
2. Etiologi dan Faktor Risiko
Menurut Wahjudi (2008), sampai sekarang penyebab demensia masih
belum diketahui secara pasti, namun diduga berkaitan dengan :
a. Faktor genetik
b. Radikal bebas
c. Akibat infeksi virus
d. Pengaruh lingkungan lain
e. Hipertensi sistolik
f. Kurang pendidikan
g. Depresi
h. Gangguan imunitas
3. Manifestasi Klinis
Gejala klinis demensia berlangsung lama dan bertahap sehingga
klien dengan keluarga tidak menyadari secara pasti kapan timbulnya
penyakit. Menurut Nugroho (2009), gejala klinik demensia jika dilihat
secara umum adalah sebagai berikut:
a. Menurunnya daya ingat yang terus terjadi. Pada penderita
demensia, lupa menjadi bagian keseharian yang tidak bisa lepas.
b. Gangguan orientasi waktu dan tempat, misalnya : lupa hari,
minggu, bulan, tahun, tempat penderita demensia berada.
c. Penurunan dan ketidakmampuan menyusun kata menjadi kalimat
yang benar, menggunakan kata yang tidak tepat untuk sebuah
kondiri, mengulang kata atau cerita yang sama berkali-kali.
d. Ekspresi yang berlebihan, misalnya menangis berlebihan saat
melihat sebuah drama televise, marah besar pada kesalahan kecil
yang dilakukan orang lain, rasa takut dan gugup yang tak
beralasan. Penderita demensia kadang tidak mengerti mengapa
perasaan-perasaan tersebut muncul.
e. Adanya perubahan perilaku, seperti : acuh tak acuh, menarik diri
dan gelisah
4. Stadium Demensia
a. Stadium Awal
Gejala stadium awal sering diabaikan dan disalah artikan sebagai
usia lanjut atau sebagai bagian normal dari proses otak menua.
Menurut Wahjudi (2008), klien menunjukkan gejala sebagai
berikut :
1) Kesulitan dalam berbahasa
2) Mengalami kemunduran daya ingat secara bermakna
3) Disorientasi waktu dan tempat
4) Sering tersesat di tempat yang biasa dikenal
5) Kesulitan membuat keputusan
6) Kehilangan inisiatif dan motivasi
7) Menunjukkan gejala depresi dan agitasi
8) Kehilangan minat dalam hobi dan aktivitas
b. Stadium menengah
Proses penyakit berlanjut dan masalah menjadi semakin nyata.
Pada stadium ini, klien mengalami kesulitan melakukan aktivitas
kehidupan sehari-hari. Menurut Wahjudi (2008), gejalanya adalah
sebagai berikut :
1) Sangat mudah lupa, terutama untuk peristiwa yang baru dan
nama orang
2) Sangat bergantung pada orang lain.
3) Semakin sulit berbicara.
4) Membutuhkan bantuan untuk kebersihan diri (ke toilet, mandi,
dan berpakaian).
5) Sering tersesat, walaupun jalan tersebut telah dikenal (tersesat
dirumah sendiri)
6) Dapat juga menunjukkan adanya halusinasi
c. Stadium Lanjut
Menurut Wahyudi (2008) , di tahap ini aan terjadi gejala berikut :
1) Ketidakmampuan dan inaktif yang total.
2) Tidak mengenali lagi anggota keluarga (disorientasi personal)
3) Sukar memahami dan menilai peristiwa
4) Kesulitan berjalan
5) Mengalami inkontinensia (berkemih atau defekasi)
6) Akhirnya bergantung pada kursi roda atau tempat tidur

5. Tes Diagnostik
Menurut Wahyudi (2008), berikut adalah pemeriksaan diagnostic
untuk klien demensia :
a. CT Scan untuk melihat serebral ventrikel dan pembesaran ruang
subaraknoid, atropi otak.
b. MRI sama dengan CT Scan.
c. Biopsi otak untuk membuktikan adanya neurofibrillary tangles dan
neuritis plague
d. Pemeriksaan skrinning neuropsikologis atau kognitif MMSE (Mini
Mental State Examination), skrinning selama 7 menit.
Pemeriksaan SPMSQ (Short Portable Mental Status
Questionnaire) juga bisa dilakukan.
6. Komplikasi
Menurut Menurut Kushariyadi (2010), berikut adalah komplikasi
demensia :
a. Peningkatan resiko infeksi di seluruh bagian tubuh
b. Ulkus diabetikus
c. Infeksi saluran kencing
d. Pneumonia
e. Kejang
f. Kontraktur Sendi
g. Kehilangan kemampuan untuk merawat diri
h. Malnutrisi dan dehidrasi akibat nafsu makan dan kesulitan
menggunakan peralatan
7. Penatalasanaan
a. Penatalaksanaan Umum
1) Terapi elektrokonvulsif
2) Monitor tanda vital dan jantung
3) Support nutris dan cairan
4) Diet cair atau lunak
5) Fisioterapi, occupational terapi

b. Pengobatan
1) Antipsikotik seperti Haloperidol
2) Sedative-hypnotiv :Chloral hydrate

3) Agen Antiansietas : Lorazepam, diazepam (valium)

4) Antidepresan

5) Laksatif (Tarwoto, 2013)

c. Terapi Farmakologi
1) Anti-oksidan, vitamin E yang terdapat dalam sayuran, kuning
telur, margarine, kacang-kacangan, minyak sayur, bisa
menurunkan resiko demensia Alzheimer. Vitamin C dapat
mengurangi radikal bebas (misalnya sayuran, stroberi, melon,
tomat, dan brokoli).
2) Obat anti-inflamasi
3) Obat penghambat asetilkolin esterase (misalnya Exelon)
d. Terapi Non Farmakologi
1) Penyampaian informasi yang benar kepada keluarga
2) Program harian untuk klien

3) Istirahat yang cukup

4) Reality orientation training atau orientasi realitas

5) Rehabilitasi
6) Terapi musik

7) Terapi rekreasi (Wahjudi, 2008)

8) Brain Gym atau Senam Otak (Feny, 2016)

9) Terapi Puzzle (Dyah, 2015)

C. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas Identitas (Pasien,Penanggung jawab)
b. Keluhan Utama
Pasien mengatakan mudah lupa akan peristiwa yang baru saja
terjadi, dan tidak mampu mengenali orang, tempat dan waktu.
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Penyakit Sekarang
2) Riwayat Penyakir Dahulu
3) Riwayat Penyakit Keluarga
4) Riwayat Pekerjaan
5) Riwayat LingkunganHidup
6) RiwayatRekreasi
7) Sumber/ SistemPendukung yang digunakan
. Psiko Sosial Budaya dan Spiritual
d. Riwayat Psikososial
1) Sosial
2) Budaya
3) Spiritual
Keyakina klien terhadapa agama dan keyakinannya
masih kuat.a tetapi tidak atau kurang mampu dalam
melaksnakan ibadatnmya sesuai dengan agama dan
kepercayaannya.
e. Pengkajian Kebutuhan Dasar Klien
1) Aktivitas dan Latihan
2) Tidur dan Istirahat
3) Kenyamanan dan Nyeri
4) Nutrisi
5) Cairan,elekrolit dan asam basa
6) Oksigenasi
7) Eliminasi
8) Persepsisensori
f. Head to toe
1) Kepala : Kebersihan: untuk mengetahui adanya ketombe,
kerontokan rambut serta kebersihan secara umum..
2) Mata : adanya perubahan penglihatan
3) Hidung : untuk mengetahui hidung bersih, tidak ada luka atau
lessi, tidak ada masa, Nyeri pad sinus
4) Mulut dan tenggorokan :sakit tenggorokan, lesi dan luka pada
mulut, perubahan suara, karies.
5) Telinga : penurunan pendengaran, Telinga Perubahan
pendengaran, Rabas, Tinitus, Vertigo Sensitivitas pendengaran,
Alat-alat protesa, Riwayat infeki.
6) Dada (Torax): mengetahui Bentuk dada dari posisi anterior dan
posterior, ada tidaknya deviasi, ada tidaknya bendungan vena
pada dinding dada.
7) Abdomen: Bentuk distended/flat/lainnya, nyeri tekan, Bising
usus: kali/ menit Genetalia Kebersiha: setiap habis mandi
dibersihkan, tidak ada hemoroid
8) Ekstremitas: Kekuatan otot 5 : melawan grafitasi dengan
kekuatan penuh, tidak menggunakan alat bantu saat jalan, tidak
mengalami nyeri sendi. Integumen : dari hasil pengkajian
didapat : kulit tampak kering, seperti bersisik, kulit tampak
pucat, tampak kotor berwarna hitan karena bekas luka, sering
menggaruk badan.

i. Pengkajian Status Fungsional/Intelektual, Kognitif, Afektif dan


Psikologis
1) Pengkajian Indeks Barthel
N Kriteria Dengan Mandiri Skor
o bantuan
1. Makan 5 10 10
2. Berpindah dari kursi roda ke tempat 5-10 15 15
tidur, atau sebaliknya
3. Personal toilet (cuci muka, menyisir 5 10 5
rambut, gosok gigi)
4. Keluar masuk toilet ( mencuci pakaian, 0 5 0
menyika tubuh, menyiram)
5. Mandi 0 5 0
6. Berjalan dipermukaan datar (jika tidak 10 25 10
bisa menggunakan kursi roda)
7. Naik turun tangga 5 10 5
8. Mengenakan pakaian 5 10 10
9. Mengontrol bowel (BAB)/defekasi 5 10 10
1 Mengontrol bladder (BAK)/berkemih 5 10 10
0
Jumlah 75

Interpretasi ;
0-20 : Ketergantungan total
21-61 : Ketergantungan berat
62-90 : Ketergantungan sedang
91-99 : Ketergantungan ringan
100 : Mandiri
2) Pengkajian Nutrisi

Skrining Skor
A Mengalami penurunan asupan makanan lebih dari tiga bulan selama
adanya penurunan nafsu makan, gangguan pencernaan, menelan dan
kesulitan menelan makanan
0 = Adanya penurunan asupan makanan yang  
besar

1 = Adanya penurunan asupan makanan yang


sedang

2 = Tidak ada penurunan asupan makanan


Mengalami penurunan berat badan selama tiga bulan terakhir
0 = Penurunan BB >3 kg  

1 = Tidak diketahui
B
2 = Penurunan BB 1-3 kg

3 = Tidak mengalami penurunan BB


Mobilitas
0 = Tidak dapat turun dari tempat tidur / kursi roda  

C 1 = Dapat turun dari tempat tidur / kursi roda


namun tidak dapat berjalan jauh

2 = Dapat berjalan jauh


Mengalami stres psikologis atau memiliki penyakit akut tiga bulan
terakhir
D 0 =Ya  

2 = Tidak
Mengalami gangguan neuropsikologis
0 = Mengalami demensia atau depresi berat  
E
1 = Mengalami demensia ringan

2 = Tidak mengalami gangguan neuropsikologis


F Indeks massa tubuh (IMT)
1 0 =  IMT < 19  

1 = IMT 19-21
2 = IMT 21-23

3 = >23
Jika IMT tidak dapat diukur ganti pertanyaan F1 dengan F2

Jangan menjawab pertanyaan F2 jika pertanyaan F1 sudah terpenuhi


Lingkar betis (cm)
F 0 = jika < 31  
2
3 =  jika > 31
Skor maksimal 14

Evaluasi

Interpretasi

12-14         : Status gizi normal

8-11            : Resiko mengalami malnutrisi

1.7              : Mengalami malnutrisi

3) Pengkajian psikososial
a. Cemas :( ) ya ( ) tidak
b. Insomnia :( ) ya ( ) tidak
c. Gugup :( ) ya ( ) tidak
d. Takut :( ) ya ( ) tidak
e. Atress :( ) ya ( ) tidak

4) Pengkajian Indeks KATZ

No Aktivitas Lansia Skor


1. Mandi 0 : bergantung
1 : mandiri
2. Berpakaian 0 : bergantung
1 : mandiri
3. Berpindah 0 : bergantung
1 : mandiri
4. Aktivitas 0 : bergantung
1 : mandiri
5. Toileting 0 : bergantung
1 : mandiri
6. Inkontinensia 0 : bergantung
1 : mandiri
Kesimpulan : gangguan fungsi Total skor
berat atau lansia memiliki
ketergantungan

5) Pengkajian status mental gerontik

a) Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan


menggunakan MMSE (Mini Mental Status Exam)

Tes Penilaian Skor Skor


Maksimal Lansia
Orientasi Tanyakan 5
kepada lasia
tentang waktu :
- Tahun
- Hari
- Tanggal
- Bulan
- tahun
1.
Tanyakan 5
tentang tempat
( dimana kita
sekarang )
- Nama
tempat
- Kelurahan
- Kecamatan
- Kabupaten
- Provinsi
Registrasi Pemeriksaan 3
membutuhkan
3 nama benda
Meja, Kursi,
Lemari
( tiap benda
disebutkan
dalam satu
detik kemudian
meminta
pasien
mengingat dan
mengulang
kembali tiga
objek yang
disebutkan
pemeriksaan )
Perhatian dan Menghitung 5
perhitungan mundur mulai
dari angka 100
dikurangi 7,
berhenti
setelah
jawaban
kelima
100-7 : 93
93-7 : 86
86-7 : 79
79-7 : 42
42-7 : 65
Mengingat Pasien diminta 3
kembali kembali
mengulang 3
nama yang tadi
disebutkan
dinomor
sebelumnya
( Meja, Kursi,
Lemari )
Bahasa Responden 2
menyebutkan
tiga benda
yang ditunjuk
pemeriksa
Pengulangan Responden 1
mengulang
kata-kata yang
diucapkan
pemeriksa :
NAMUN JIKA
AKAN
TETAPI
Pengertian Pemeriksa 3
verbal meminta
pasien
melakukan tiga
perintah
- Ambil kertas
dengan
tangan kanan
- Lipat kertas
menjadi 2
bagian
- Letakan
kertas
dilantai
Perintah tertulis Pemeriksa 1
menulis suatu
kata “ TUTUP
MATA “ minta
responden
melakukan
perintah yang
di tulis
pemeriksa
Menulis kalimat Pemeriksa 1
meminta
pasien menulis
satu kalimat
yang bermakna
( subyek-
predikat-
obyek-
keterangan)
Menggambarkan Paien diminta 1
konstruksi menirukan
gambar
dibawah ini

Total
Kesimpulan :

b) Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan Short


Portable mental Status Questioner (SPMSQ)

No Pertanyaan Jawaban Nilai


( +/- )
1. Tanggal berapa hari
ini ?
2. Hari apa sekarang ?
3. Apa nama tempat
ini ?
4. Berapa nomor
telepon anda ?
dimana alamat anda ?
(jika tidak memiliki
nomor telepon)
5. Kapan anda lahir ?
6. Berapa umur anda
7. Siapa presiden
Indonesia sekarang ?
Penilaian SPMSQ
- Kesalahan 0-2 fungsi intelektual utuh
- Kesalahan 3-4 fungsi intelektual
- Kesalahan 5-7 ringan fungsi intelektual sedang
- Kesalahan 8-10 fungsi intelektual berat

- Bisa dimaklumi bila lebih dari satu kesalahan bila


subjek hanya berpendidikan sekolah dasar.
- Bisa dimaklumi bila kurang dari satu kesalahan bila
subjek mempunyai pendidikan di atas sekolah
menengah atas
- Bisa dimaklumi bila lebih dari satu kesalahan untuk
subjek kulit hitam dengan menggunakan kriteria
pendidikan yang sama
c) Pengkajian Depresi Lansia (The Geriatric Depresion Scale
(Yesavage & brink, 1983 )

PERTANYAAN JAWABAN
1 Apakah pada dasarnya anda puas Ya/Tidak
dengan kehidupan anda ?
2 Sudahkah anda meninggalkan aktivitas
dan minat anda ?
3 Apakah anda merasa bahwa hidup anda
kosong ?
4 Apakah anda sering bosan ?
5 Apakah anda mempunyai semangat
setiap waktu ?
6 Apakah anda takut sesuatu akan terjadi
pada anda ?
7 Apakah anda merasa bahagia disetiap
waktu ?
8 Apakah anda merasa jenuh ?
9 Apakah anda lebih suka tinggal dirumah
pada malam hari, dari pada pergi
melakukan sesuatu yang baru ?
10 Apakah anda merasa bahwa anda lebih
banyak mengalami masalah dengan
ingatan anda daripada yang lainnya ?
11 Apakah anda berfikir sangat
menyenangkan hidup sekarang ini ?
12 Apakah anda merasa tidak berguna saat
ini ?
13 Apakah anda merasa penuh berenergi
saat ini ?
14 Apakah anda saat ini sudah tidak ada
harapan lagi ?
15 Apakah anda berfikir banyak orang
yang lebih baik dari anda ?

Keterangan : Nilai 1 poin untuk setiap respon yang cocok


dengan jawaban ya dan tidak setelah pertanyaan.

NILAI 5 ATAU LEBIH DAPAT MENANDAKAN


DEPRESIInventaris Depresi Beck untuk mengetahui tingkat
depresi lansia dari Beck dan Deck (1972)
e) Pengkajian Keseimbangan untuk Klien Lansia
j. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Wahyudi (2008), berikut adalah pemeriksaan diagnostic
untuk klien demensia :
1) CT Scan untuk melihat serebral ventrikel dan pembesaran
ruang subaraknoid, atropi otak.
2) MRI sama dengan CT Scan.
3) Biopsi otak untuk membuktikan adanya neurofibrillary tangles
dan neuritis plague
4) Pemeriksaan skrinning neuropsikologis atau kognitif MMSE
(Mini Mental State Examination), skrinning selama 7 menit.
Pemeriksaan SPMSQ (Short Portable Mental Status
Questionnaire) juga bisa dilakukan.
k. Daftar Pengobatan
1) Untuk mengobati demensia alzheimer digunakan obat-obatan
antikoliesterase seperti Donepezil, Rivastigmine, Glantamine,
Memantine
2) Demensia vaskuler membutuhkan obat-obatan anti platelet
seperti Aspirin, Ticlopidine, Clopidogrel untuk melancarkan
aliran darah ke otak sehingga memperbaiki gagguan kognitif
3) Demensia karena stroke yang berturut-urut tidak dapat diobati,
tetapi perkembangannya bisa diperlambat atau bahkan
dihentikan dengan mengobati tekanan darah tinggi atau
kencing manis yang berhubungan dengan stroke
4) Jika hilangnya ingatan disebabkan oleh depresi, diberikan obat
anti- depresi seperti Sertraline dan Citalopram
5) Untuk mengendaliakn agitasi dan perilaku yang meledak-
ledak, yang bisa menyertai demensia stadium lanjut, sering
digunakan antipsikotik (misalnya Haloperidol, Quetiaoine dan
Risperidone)
2. Diagnose Keperawatan yang mungkin muncul
a. Gangguan Memori
b. Resiko Jatuh
c. Defisit Perawatan Diri
d. Hambatan Komunikasi Verbal
3. Intervensi Keperawatan yang mungkin dilakukan
a. Gangguan Memori
Intervensi :
1) Identifikasi masalah memori yang dialami
2) Monitor perilaku dan perubahan memori selama terapi
3) Rencanakan metode mengajar sesuai kemampuan pasien
4) Fasilitasi kemampuan konsentrasi
5) Stimulasi menggunakan memori pada peristiwa yang baru
terjadi
6) Jelaskan tujuan dan prosedur latihan
7) Rujuk pada terapi okupasi, jika perlu
b. Resiko Jatuh
Intervemsi :
1) Identifikasi factor resiko jatuh
2) Identifikasi factor lingkungan yang meningkatkan resiko
jatuh
3) Orientasikan ruangan pada pasien dan keluarga
4) Gunakan alat bantu jalan, jika perlu
5) Anjurkan menggunakan alas kaki yang tidak licin
6) Anjurkan berkonsentrasi untuk menjaga keseimbangan
tubuh
c. Hambatan Komunikasi Verbal
Intervensi :
1) Gunakan penerjemah jika diperlukan.
2) Berikan satu kata simpel saat bertemu (selamat pagi)
3) Dorong pasien untuk bicara perlahan.
4) Dengarkan dengan penuh perhatian berdiri didepan pasien .
5) Gunakan kartu baca, gambar, dan lain-lain.
6) Anjurkan untuk berbicara dalam kelompok wisma.
7) Anjurkan untuk memberi stimulus komunikasi.
d) Diagnosa Defisit perawatan diri
Intervensi :
1) Mandikan pasien dengan tepat
2) Bantu pasien menyiapkan handuk, sabun dan sampho di
kamar mandi
3) Dorong pasien untuk mandi sendiri
4) Berikan bantuan sampai pasien benar- benar mampu
merawat dirinya secara mandiri.
5) Sediakan lingkungan yg teraupetik dengan memastikan
kehangatan, suasana rileks dan nyaman serta menjaga
privasi pasien.
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Identitas
Nama : Ny. K
Umur : 70 tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Status Perawinan : Menikah
Alamat : JL. Tirto Mulyo Mertasinga Cilacap Utara
Penanggung Jawab: Nn. D
2. Keluhan Utama
Pasien mengatakan mudah lupa dengan peristiwa yang sudah terjadi
dan suka lupa menaruh barang contohnya kacamata dan dompet.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan 1 tahun terakhir mulai sering lupa. Pasien
mengatakan sering tidak mengikuti posyandu lansia karena lupa jarang
diingatkan oleh keluarganya, pasien juga mengatakan sering lupa
metutup kran air, menutup pintu dan mematikan TV jika akan
berpergian.
b. Riwayat Penyakir Dahulu
Pasien mengatakan memiliki riwayat penyakit hipertensi dan
asam urat serta pernah dirawat dirumah sakit 7 bulan yang lalu karena
jatuh terpleset di depan rumah.
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan keluarga memiliki riwayat hipertensi yaitu
Alm. ibu.
d. Riwayat Pekerjaan
Pasien mengatakan pernah bekerja di pabrik tahu dan sebagai
buruh tani. Pasien mengatakan sekarang hanya berkerja sebagai petani.
Pendapatan ekonomi yang diterima dari suami dan anak-anaknya.
e. Riwayat Lingkungan Hidup
Pasien mengatakan tempat tinggal yang dihuni rumah sendiri
dengan jumlah kamar tidur 4, kamar mandi dalam 1, ada sumur timba,
samping kanan kiri rumah, penghuni 5 orang.
f. Riwayat Rekreasi
Pasien mengatakan setiap pagi ke sawah dan mencari keong.
Disiang dan sore hari memberi makan bebek. Dimalam hari dusuk
santai menonton TV.
g. Sumber/ SistemPendukung yang digunakan
Pasien mengatakan pelayanan kesehatan yang digunakan adalah
puskesmas yang berjarak 3,7 KM.
4. Psiko Sosial Budaya dan Spiritual
a. Riwayat Psikososial
Pasien mengatakan merasa cemas karena kondisi saat ini yang
mudah lupa dan untuk melakukan aktivitas mudah lelah.
b. Sosial
Pasien mengatakan berhubungan baik dengan tetangga sering
duduk bersama mengobrol dan sering mengikuti pengajian.
c. Budaya
Pasien mengatakan setiap bulan Suro melakukan puasa sunah
selama 3 hari dengan tujuan untuk meningkatkan kekuatan tubuh
sesuai dengan keyakinan masyarakat.
d. Spiritual
Pasien mengatakan mengakui adanya Tuhan, beragama Islam,
sholat 5 waktu, puasa senin kamis dan lebih sering mengaji.

5. Pengkajian Kebutuhan Dasar Klien


a. Aktivitas dan Latihan

Kemampuan Perawatan Diri 0 1 2 3 4


Makan/minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Mobilitas tempat tidur
Berpindah
Ambulasi/ROM
Keterangan :
0 : Mandiri
1 : Alat Bantu
2 : Dibantu orang lain
3 : Dibantu orang lain dan alat
4 : Tergantung total
b. Tidur dan Istirahat
Pasien mengatakan tidur dalam sehari kurang lebih 8 jam, setiap tidur
malam nyenyak, kadang terbangun karena ingin buang air kecil ke
toilet. Pasien mengatakan setiap bangun tidur badan terasa segar.
c. Kenyamanan dan Nyeri
Pasien mengatakan badan terasa mudah lelah dan sesekali terasa nyeri
di bagian pinggang belakang dan kaki.
P : Pasien mengatakan badan terasa pegal-pegal dan terasa nyeri jika
beraktivitas terlalu lama
Q : Pasien mengatakan nyeri seperti di pukul-pukul
R : Pasien mengatakan nyeri dibagian pinggang belakang dan kaki
S : Skala nyeri 4
T : Pasien mengatakan nyeri sesekali timbul

d. Nutrisi
Paien mengatakan makan dalam sehari 3x dengan nasi, sayur, lauk dan
pauk yang berbeda-beda setiap harinya. Pasien mengatakan selain
makan nasi dan lauk juga sesekali makan buah dan cemilan seperti
roti, kerupuk, dll. Pasien mengatakan setiap makan habis 1 porsi
makannya. Pasien mengatakan tidak ada alergi makanan.
e. Cairan,elekrolit dan asam basa
Pasien mengatakan minum sehari 8 gelas belimbing air putih, pada
pagi hari atau sore hari biasanya minum teh hangat/dingin dan sesekali
minum susu.
f. Oksigenasi
Pasien mengatakan pernafasannya normal tidak mengalami sesak
nafas. Pasien mengatakan jika aktivitas terlalu lama nafas sedikit sesak
dan tidak mengalami gangguan paru-paru
g. Eliminasi
Pasien mengatakan dalam sehari buang air kecil ( TAK ) dalam sehari
2-3 kali, warna jernih, bau khas dan keluar banyak. Pasien mengatakan
buang air besar ( BAB ) dalam sehari 1 kali di pagi atau sore hari,
konsistensi fases lunak, warna kuning kecoklatan, berbau khas fases
h. Persepsisensori
Pasien mengatakan penglihatannya sudah berkurang dan sudah
menggunakan kacamata jika membaca tulisan namun jika beraktivitas
sehari-hari tidak memakai kacamata meskipun sedikit buram dan jika
beraktivitas sering berpegangan tembok atau pohon jika sedang di
sawah. Pasien mengatakan pendengarannya masih normal masih dapat
mendengar suara dengan jelas. Pasien mengatakan mulut masih
merasakan rasa makanan dan minuman yang masuk kedalam mulutnya

6. Head to toe
a. Kepala : Bersih, rambut beruban, tidak terdapat ketombe, rambut
lurus dan panjang
b. Mata : adanya perubahan penglihatan yang semakin berkurang atau
buram dan tidak fokus
c. Hidung : hidung bersih, tidak ada luka atau lessi, tidak ada nyeri,
tidak ada polip
d. Mulut dan tenggorokan : normal tidak ada sakit tenggorokan, tidak
ada lesi dan luka pada mulut, terdapat 3 gigi ompong
e. Telinga : pendengaran normal tidak ada penumpukan serumen di
telinga
f. Dada (Torax): simetris, tidak ada luka memar kebiruan
g. Abdomen: normal, perut berbentuk datar, tidak ada memar kebiruan
dan tidak ada nyeri tekan
h. Ekstremitas: Ekstermitas atas : normal tidak ada luka, kuku bersih
sedikit rusak, turgor kulit kembali lambat, tidak ada pembengkakan,
pergerakan lemah. Ekstermitas bawah : terdapat bekas luka jatuh
dikaki, tampak bersih dan pergerakan lambat, sering kesemutan

B. Diagnose Keperawatan

No Analisa Data Etiologi Problem


1. DS : Proses penuaan Gangguan
- Pasien mengatakan mudah lupa Memori
dengan peristiwa yang sudah
terjadi
- Pasien mengatakan sering lupa
menaruh barang contohnya
kacamata dan dompet.
- Pasien mengatakan 1 tahun
terakhir mulai sering lupa
- Pasien mengatakan sering tidak
mengikuti posyandu lansia
karena lupa jarang diingatkan
oleh keluarganya
- Pasien juga mengatakan sering
lupa metutup kran air, menutup
pintu dan mematikan TV jika
akan berpergian
DO :
- Pasien tampak lupa
- Pasien tampak kebingungan
- Pasien tampak sering bertanya
pertanyaan yang di ulang-ulang
2. DS : Riwayat jatuh Resiko Jatuh
- Pasien mengatakan pernah
dirawat dirumah sakit 7 bulan
yang lalu karena jatuh terpleset
di depan rumah
- Pasien mengatakan jika
beraktivitas mudah lelah
- Pasien mengatakan jika
beraktivitas banyak
berpegangan misalnya tembok
atau pohon jika di sawah
DO :
- Pasien tampak mempunyai
kacamata yang biasa
digunakan untuk membaca
- Pasien tampak berpegangan
kursi dan tembok saat akan
berdiri
- Pasien tampak bergerak lemah

Diagnosa Keperawatan :
1. Gangguan Memori berhubungan dengan Proses Penuaan
2. Resiko Jatuh berhubungan dengan riwayat jatuh

Diagnosa Keperawatan Sesuai Prioritas :

1. Gangguan Memori berhubungan dengan Proses Penuaan


2. Resiko Jatuh berhubungan dengan riwayat jatuh

C. Intervensi Keperawatan

N Dx. Tujuan ( NOC ) Intervensi ( NIC )


o Keperawata
n
1. Gangguan Setelah dilakukan tindakan Latihan Memori
Memori keperawatan selama 2x24 jam 1. Observasi
berhubunga pasien diharapkan mampu  Identifikasi
n dengan mengingat beberapa informasi atau masalah
Proses perilaku dengan kriteria hasil : memori
Penuaan Tabel Memori yang
Indikator Awa Tujuan akhir dialami
l  Monitor
Verbalisasi 3 4
perilaku dan
kemampuan
perubahan
mempelajari
memori
hal baru
selama
Verbalisasi 3 4
terapi
kemampuan
2. Terapeutik
mengingat
peristiwa  Rencanakan
Verbalisasi 2 4 metode
mudah lupa mengajar
Keterangan :
sesuai
1 : menurun
kemampuan
2 : cukup menurun
pasien
3 : sedang
 Fasilitasi
4 : cukup meningkat
kemampuan
5 : meningkat
konsentrasi
 Stimulasi
menggunaka
n memori
pada
peristiwa
yang baru
terjadi
3. Edukasi
 Jelaskan
tujuan dan
prosedur
latihan
4. Kolaborasi
 Rujuk pada
terapi
okupasi, jika
perlu
2. Resiko Setelah dilakukan tindakan Pencegahan Jatuh
Jatuh keperawatan selama 2x24 jam 1. Observasi
berhubunga diharapkan pasien terhindar dari  Identifikasi
n dengan kerusakan fisik dan gangguan factor resiko
riwayat kesehatan akibat terjatuh dengan jatuh
jatuh kriteria hasil :  Identifikasi
Tabel Tingkat Jatuh factor
Indikato Awal Tujuan akhir lingkungan
r yang
Jatuh 4 2
meningkatk
saat
an resiko
berjalan
jatuh
Jatuh 4 2
2. Terapeutik
saat
berdiri  Orientasikan
Keterangan : ruangan
1 : menurun pada pasien
2 : cukup menurun dan keluarga
3 : sedang  Gunakan
4 : cukup meningkat alat bantu
5 : meningkat jalan, jika
perlu
3. Edukasi
 Anjurkan
menggunakan
alas kaki yang
tidak licin
 Anjurkan
berkonsentrasi
untuk
menjaga
keseimbangan
tubuh

D. Implementasi Keperawatan

No Dx. Hari/ Implementasi Evaluasi Respon Paraf


Keperawatan tanggal
/jam
1. Gangguan Sabtu, Melakukan DS:
Memori 25 pengkajian mengenai Pasien
berhubungan Septem masalah memori yang mengatakan saat
dengan ber dialami ini mudah lupa
Proses 2021 peristiwa yang
Penuaan 10.00 pernah terjadi dan
WIB sering lupa
menaruh barang
DO :
Pasien tampak
berbicara ragu
dan tampak
bingung
10.15 Melakukan DS : Pasien
WIB pemantauan perilaku mengatakan
dan perubahan mudah lupa
memori selama terapi mengenai apa
pada saat latihan yang baru
senam otak atau diajarkan
Tanya jawab DO :
Pasien tampak
sesekali lupa
10.20 Merencanakan DS : pasien
WIB metode mengajar mengatakan
sesuai kemampuan menyetujui
pasien dengan cara dengan rencana
senam otak posisi yang disampaikan
duduk dan sesekali DO :
berdiri Pasien tampak
setuju
10.25 Memfasilitasi DS :
WIB kemampuan Pasien
konsentrasi dengan mengatakan tidak
cara melatih gerakan focus
yang menggunakan 2 DO :
tangan bergerak Pasien tampak
bersamaan namun sesekali salah
beda gerakan dalam gerakan

10.35 Menstimulasikan DS :
WIB menggunakan Pasien
memori pada mengatakan
peristiwa yang baru sedikit mengingat
terjadi dengan cara gerakan
menanyakan ulang DO : pasien
gerakan yang telah tampak
diajarkan dan mempraktekan
anjurkan untuk ulang meskipun
mempraktekan ulang sedikit lupa

10.40 Menjelaskan tujuan DS :


WIB dan prosedur latihan Pasien
kepada pasien yaitu mengatakan
untuk menjaga fungsi memahami apa
memori atau ingatan yang di telah
tetap baik dan sampaikan
memperkecil resiko DO :
lansia mengalami Paien tampak
pikun ( demensia ). memahami saat di
tanyakan ulang
pentingnya tujuan
senam otak
10.43 Lakukan terapi DS :
WIB pengobatan di Pasien
layanan kesehatan mengatakan
jika lupa semakin mengikuti anjuran
sering dialami yang disampaikan
DO :
Pasien tampak
bersedia jika
ingatannya sering
dialami untuk
segera di lakukan
terapi
2. Resiko Jatuh Selasa, Melakukan DS :
berhubungan 28 pengkajian terkait Pasien
dengan Septem factor resiko jatuh mengatakan
riwayat jatuh ber yang dialami pernah terjatuh
2021 karena licin dan
10.00 pandangan yang
WIB sedikit buram
DO :
Pasien tampak
sedia kacamata,
pasien tampak
bergerak lemah
dan perlahan-
lahan
10.08 Melakukan DS : Pasien
WIB pengkajian mengenai mengatakan
factor lingkungan karena halaman
yang meningkatkan licin, pandangan
resiko jatuh yang buram
sehingga
terkadang tidak
focus saat
berjalan
DO :
Lingkungan
halaman rumah
pasien tampak
tanah yang jika
terkena hujan atau
air licin tidak ada
rumput atau alas
penahan becek
10.15 Menganjurkan DS :
WIB kepada pasien dan Pasien
keluarga mengenai mengatakan
ruangan rumah untuk memahami apa
menyingkirkan yang telah
benda-benda tajam disampaikan
atau berbahaya dari DO :
tempat yang sering di Pasien tampak
jangkau pasien, mendengarkan
berikan rumput atau
alas penahan becek
dihalaman rumah,
keringkan kamar
mandi jika sudah
digunakan untuk
mengurangi resiko
jatuh
10.40 Menganjurkan pasien DS : Pasien
WIB untuk menggunakan mengatakan jika
alat bantu jalan, jika berjalan sesekali
perlu pada saat memegangi
berjalan tembok
menggunakan DO :
tongkat atau Pasien tampak
berpegangan tembok bergerak dengan
jika merasa tidak hati - hati
focus beraktifitas
10.45 Menganjurkan pasien DS :
WIB menggunakan alas Pasien
kaki yang tidak licin mengatakan
menggunakan
sandal awallow
bahan karet
DO :
Tampak sandal
swallow pasien di
teras rumah
10.48 Menganjurkan pasien DS :
WIB untuk berkonsentrasi Pasien
saat beraktifitas guna mengatakan
menjaga sering tidak focus
keseimbangan tubuh saat beraktifitas
DO :
Pasien tampak
sesekali bingung
1. Gangguan Mingg Melakukan DS : Pasien
Memori u, 26 pemantauan perilaku mengatakan
berhubungan Septem dan perubahan mudah lupa
dengan ber memori selama terapi mengenai apa
Proses 2021 pada saat latihan yang baru
Penuaan 10.00 senam otak atau diajarkan
WIB Tanya jawab DO :
Pasien tampak
sesekali lupa
10.00 Memfasilitasi DS :
WIB kemampuan Pasien
konsentrasi dengan mengatakan lebih
cara melatih gerakan focus dari
yang menggunakan 2 kemarin
tangan bergerak DO :
bersamaan namun Pasien tampak
beda gerakan sedikit kesalahan
dalam gerakan
10.20 Menstimulasikan DS :
WIB menggunakan Pasien
memori pada mengatakan lebih
peristiwa yang baru hafal gerakannya
terjadi dengan cara DO :
menanyakan ulang Pasien tampak
gerakan yang telah lebih aktif
diajarkan dan
anjurkan untuk
mempraktekan ulang
2. Resiko Jatuh Mingg Menganjurkan DS :
berhubungan u, 26 kepada pasien dan Pasien
dengan Septem keluarga mengenai mengatakan lebih
riwayat jatuh ber ruangan rumah untuk berhati-hati dan
2021 menyingkirkan waspada terhadap
10.20 benda-benda tajam lingkungan yang
WIB atau berbahaya dari dapat
tempat yang sering di membahayakan
jangkau pasien, dirinya
berikan rumput atau DO :
alas penahan becek Pasien tampak
dihalaman rumah, beraktifitas
keringkan kamar dengan hati-hati
mandi jika sudah
digunakan untuk
mengurangi resiko
jatuh
10.25 Menganjurkan pasien DS :
WIB untuk menggunakan Pasien
alat bantu jalan, jika mengatakan jika
perlu pada saat aktifitas badan
berjalan terasa lemah
menggunakan maka duduk
tongkat atau sebentar atau
berpegangan tembok berpegangan
jika merasa tidak DO :
focus beraktifitas Pasien tampak
berpegangan
kursi saat berdiri
10.30 Menganjurkan pasien DS :
WIB menggunakan alas pasien
kaki yang tidak licin mengatakan
menggunakan
alas kaki jika di
kamar mandi dan
halaman rumah
DO :
Tampak sandal di
depan kamar
mandi pasien
10.35 Menganjurkan pasien DS :
WIB untuk berkonsentrasi Pasien
saat beraktifitas guna mengatakan
menjaga sedikit kurang
keseimbangan tubuh focus
DO :
Pasien tampak
bergerak perlahan
dan hati-hati
E. Evaluasi Keperawatan

No Dx. Tanggal Catatan Perkembangan Paraf


Keperawatan
1. Gangguan Sabtu, 25 S : Pasien mengatakan mudah lupa
Memori September tentang peristiwa yang sudah terjadi
berhubungan 2021 dan kadang lupa menaruh barang serta
dengan 11.00 sedikit lebih susah mengingat hal-hal
Proses WIB yang baru diajarkan
Penuaan O : pasien tampak sesekali lupa
gerakan senam yang sudah di ajarkan,
pasien tampak sedikit kebingungan
A : Masalah gangguan memori belum
teratasi
Indikator Awa Tujuan akhir
l
Verbalisasi 3 4 4
kemampuan
mempelajari
hal baru
Verbalisasi 3 4 3
kemampuan
mengingat
peristiwa
Verbalisasi 2 4 2
mudah lupa
Keterangan :
1 : menurun
2 : cukup menurun
3 : sedang
4 : cukup meningkat
5 : meningkat
P:
- Anjurkan pasien untuk melakukan
latihan senam otak 1 x sehari dibantu
keluarga, besok lakukan kembali
- Anjurkan pasien menempatkan suatu
barang di tempat yang selalu sama
2. Resiko Jatuh Sabtu, 25 S : Pasien mengatakan untuk
berhubungan September beraktifitas mudah lelah dan mudah
dengan 2021 tidak focus
riwayat jatuh 11.00 O : Pasien tampak berhati-hati dalam
WIB melakukan aktifitas
A : Masalah Resiko Jatuh belum
teratasi
Indikato Awal Tujuan akhir
r
Jatuh 4 2 3
saat
berjalan
Jatuh 4 2 3
saat
berdiri
Keterangan :
1 : menurun
2 : cukup menurun
3 : sedang
4 : cukup meningkat
5 : meningkat
P:
- Anjurkan pasien untuk
memperhatikan lingkungan
sekitar
- Anjurkan keluarga
memperhatikan aktifitas pasien
- Anjurkankeluarga pasien untuk
memperhatikan benda-benda
disekitar pasien yang dapat
membahayakan pasien
1. Gangguan Minggu, S : Pasien mengatakan lebih banyak
Memori 26 mengingat hal-hal yang baru diajarkan
berhubungan September kemarin
dengan 2021 O : pasien tampak lebih sedikit dalam
Proses 11.00 melakukan gerakan senam yang sudah
Penuaan WIB di ajarkan
A : Masalah gangguan memori belum
teratasi
Indikator Awa Tujuan akhir
l
Verbalisasi 3 4 4
kemampuan
mempelajari
hal baru
Verbalisasi 3 4 4
kemampuan
mengingat
peristiwa
Verbalisasi 2 4 3
mudah lupa
Keterangan :
1 : menurun
2 : cukup menurun
3 : sedang
4 : cukup meningkat
5 : meningkat
P:
- Anjurkan pasien untuk melakukan
latihan senam otak 1 x sehari dibantu
keluarga
- Anjurkan pasien menempatkan suatu
barang di tempat yang selalu sama
2. Resiko Jatuh Minggu, S : Pasien mengatakan untuk
berhubungan 26 beraktifitas mudah lelah dan
dengan September beraktifitas dengan hati-hati
riwayat jatuh 2021 O : Pasien tampak berhati-hati dalam
11.00 melakukan aktifitas
WIB A : Masalah Resiko Jatuh belum
teratasi
Indikato Awal Tujuan akhir
r
Jatuh 4 2 3
saat
berjalan
Jatuh 4 2 3
saat
berdiri
Keterangan :
1 : menurun
2 : cukup menurun
3 : sedang
4 : cukup meningkat
5 : meningkat
P:
- Anjurkan pasien untuk
memperhatikan lingkungan
sekitar
- Anjurkan keluarga
memperhatikan aktifitas pasien
- Anjurkan keluarga pasien
untuk memperhatikan benda-
benda disekitar pasien yang
dapat membahayakan pasien
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Asuhan keperawatan pada Ny. K dengan gangguan demensia di desa
Mertasinga Cilacap telah dilaksanakan pada hari Sabtu, 26 September 2021
dan Minggu, 26 September 2021 diagnosa keperawatan yang ditegakan yaitu
Gangguan Memori berhubungan dengan Proses Penuaan dan Resiko Jatuh
berhubungan dengan riwayat jatuh. Implementasi yang dilakukan telah
berhasil dibuktikan dengan pasien lebih focus dalam beraktifitas dan lebih
berhati-hati dalam bergerak.
Pengkajian yang dilakukan menggunakan teknik wawancara sesuai
teori dan fakta pada pasien. Intervensi yang dilakukan sesuai dengan kondisi
pasien dan berhasil diimplementasikan sesuai intervensi yang telah disusun
dan terlaksana dengan baik. Evaluasi keperawatan masalah pasien belum
teratasi pada hari ke-2 atau terakhir karena pasien masihsering lupa dan dalam
beraktifitas tampak lemah.
B. Saran
1. Mahasiswa
Lebih termotivasi untuk mencari informasi atau menambah pengetahuan
dan wawasan dari buku ( literature ) dan tenaga kesehatan sehingga dapat
mencegah atau menangani berbagai masalah gangguan kesehatan salah
satunya dengan gangguan Demensia pada Lansia
2. Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan dalam melakukan hal pengkajian kepada pasien lebih
teliti sehingga dapat benar-benar sesuai dengan yang diharapkan dan
untuk menghindari kesalahan penentuan diagnose keperawatan dan
tindakan keperawatan
3. Rumah Sakit
Perlu adanya kerja sama antara layanan kesehatan sampai pada posyandu
lansia untuk mengatasi masalah yang ada pada pasien dengan cara lebih
akurat dan tepat
4. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan institusi dapat menampah materi asuhan keperawatan
mengenai pasien lanisa dengan gangguan demensia sehingga mahasiswa
lebih kompeten dalam melakukan penyuluhan kepada pasien dengan
masalah demensia.
DAFTAR PUSTAKA

Alzheimer"s Disease Internasional. 2014. Demensia in the Asia Pacific


Region.

London: Alzheimer"s Disease Internasional. Aspiani, R. Y. (2014). Buku Ajar

Asuhan Keperawatan Gerontik Jilid 2. Jakarta: CV. Trans Info Media.

Kushariyadi. (2011). Asuhan Keperawatan Pada Klien Usia Lanjut. Jakarta :


Salemba Medika

Ninik, M., Hartono, A., Suidah, H., & Pengertika, N. P. (2017). Fungsi
Kognitif

dengan Activities Of Daily Living (ADL) Pada Lansia. Prosiding Seminar

Nasional. Nugroho, W. (2008). Keperawatan Gerontik & Geriatrik, Ed. 3. (M.

Ester, & E. Tiar, Eds.) jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Padila, 2013. Keperawatan Gerontik. Yogyakarta Pratiwi, E. (2016).


Gambaran

Pelaksanaan Senam Otak (Brain Gym) Pada Lansia di Panti Wredha Budi Dharma

Yogyakarta. Jurnal Keperawatan. Rosdahl, C. B., & Kowalski, M. T. (2014).


Buku Ajar Keperawatan Dasar. Jakarta: EGC. Wilkinson, J. M. (2011).

diagnosa NANDA, intervensi NIC, kriteria hasil NOC. Jakarta: EGC. 59 Wilkinson,
J. M. (2016). Diagnosis Keperawatan: Diagnosis NANDA-1, INTERVENSI NIC,
HASIL NOC, Ed. 10. Jakarta: EGC.
Azizah. (2011). Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha ILmu

PDF. Kemenkes RI.(2013). Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia

Anda mungkin juga menyukai