Anda di halaman 1dari 20

ANALISA SWOT PROGRAM KESEHATAN IBU dan ANAK (KIA)

DI UPTD PUSKESMAS MAOS

Disusun Oleh:
1. Anggy Amartha Ardi
2. Nur Laila Parinduri
3. Wuri Lusiana Sari

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SERULINGMAS CILACAP
2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan ibu dan anak merupakan indikator kesehatan umum dan
kesejahteraan masyarakat. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu
indikator penting derajat kesehatan masyarakat. Secara global, jumlah kematian
ibu menurun 45% dari 523.000 pada tahun 1990 menjadi 289.000 pada tahun
2013. Maternal Mortality Ratio (MMR) global juga menurun 45% dari 380
kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup (tahun 1990) menjadi 210 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2013. Pada tahun 1990-2013, Indonesia mengalami
kemajuan dalam menurunkan angka kematian Ibu, dari 430 per 100.000 kelahiran
hidup menjadi 190 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2014).
AKI di Indonesia tahun 2012 mencapai angka 359 per 100.000 kelahiran
hidup. Jumlah tersebut melonjak sangat signifikan dari tahun 2007 yang telah
mencapai angka 228 per 100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut belum dapat
mencapai target MDG’s sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup. Untuk AKB di
Indonesia sebanyak 32 kematian per 1.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2012).
Kematian ibu disebabkan oleh perdarahan sebesar 30,3%, sedangkan partus
lama merupakan penyumbang kematian ibu terendah yaitu sebesar 1,8%.
Penyebab lainnya yaitu hipertensi sebesar 27,1% dan infeksi sebesar 7,3%.
Sementara itu penyebab lain juga berperan cukup besar dalam menyebabkan
kematian ibu secara tidak langsung, seperti kondisi penyakit kanker, ginjal,
tuberkulosis, atau penyakit lain yang diderita ibu (Kementrian Kesehatan RI,
2015).
Kematian maternal paling banyak disebabkan oleh perdarahan, dan salah satu
penyebab perdarahan adalah anemia, terutama anemia dalam kehamilan
(Manuaba et al, 2010). Frekuensi ibu hamil dengan anemia di Indonesia relatif
tinggi yaitu 63,5%, sedangkan di Amerika hanya 6% (Saifuddin, 2009). Menurut
penelitian yang dilakukan oleh Wuryanti (2010) mengenai hubungan anemia
dengan perdarahan postpartum menunjukan hasil bahwa 45,5% ibu hamil dengan
anemia mengalami perdarahan postpartum.
Program-program pemerintah tersebut diharapkan dapat mengarah pada
pelayanan yang berkesinambungan atau berkesinambungan. Asuhan
berkesinambungan merupakan pemberian perawatan dengan mengenal dan
memahami ibu untuk menumbuhkan rasa saling percaya agar lebih mudah dalam
memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan ibu dengan memberikan
kenyamanan dan dukungan, tidak hanya kehamilan dan setelah persalinan, tetapi
juga selama persalinan dan kelahiran (Fraser dan Cooper, 2009).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan memahami pelayanan KIA di Puskesmas Maos.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui analisa SWOT di pelayanan KIA Puskesmas Maos.
b. Untuk mengetahui hasil dari analisa SWOT.

C. Manfaat Penulisan
1. Untuk Institusi Pendidikan
Sebagai pengajuan laporan kasus praktik keperawatan klinis dan untuk
menambah referensi perpustakaan institusi.
2. Untuk Puskesmas
Sebagai bukti hasil pratek keperawatan klinis di Puskesmas dan
membantu kinerja petugas kesehatan dalam menjalankan program di
pelayanan KIA khususya di Puskesmas Maos.
3. Untuk Petugas Kesehatan
Sebagai referensi penambahan pengetahuan dalam pengelolaan program-
program di Puskesmas khususnya Program di pelayanan KI
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Puskesmas
1. Definisi
Pusat pelayanan kesehatan masyarakat disingkat dengan puskesmas
adalah organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang
bersifat menyeluruh, terpadu dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat
dengan peran serta aktivitas masyarakat dan menggunakanhasil
perkembangan tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh masyarakat
dan pemerintah. upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan menitik
beratkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajad
kesehatan yang optimal tanpa menggabaikan mutu pelayanan kepada
perorangan (Kemenkes, 2014).
Puskesmas adalah unit pelaksanaan teknis dinas kesehatan kabupaten
atau kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan disatu atau sebagai wilayah kecamatan. Puskesmas sebagai upaya
pelayanan kesehatan strata pertama meliputi pelayanan kesehatan
perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat dan kegiatan yang
dilakukan puskesmas selain dari dalam itu sendiri tetapi juga perlu peran
serta masyarakat dalam mengembangkan kesehatan terutama dilingkungan
masyarakat yang sangat mendalam sehingga pelayanan kesehatan dapat
lebih bekembang (Kemenkes, 2014).
2. Peran Puskesmas
Peran Puskesmas adalah sebagai ujung tombak dalam mewujudkan
kesehatan nasional secara komprehensif tidak sebatas aspek kuratif dan
rehabilitatife saja seperti di Rumah Sakit.
3. Struktur Organisasi Puskesmas
a. Kepala Puskesmas
b. Unit tata usaha
c. Data dan informasi
d. Perencanaan dan penilaian
e. Keuangan, umum dan kepegawaian
f. Unit laksana teknis fungsional puskesmas
g. UKM
h. UKP
i. Jaringan pelayanan Puskesmas
j. Unit Puskesmas pembantu
k. Unit Puskesmas Keliling
l. Unit Bidan didesa atau komunitas
4. Program Pokok Puskesmas dan pengembangan
Kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan sesuai kemampuan tenaga
maupun fasilitasnya karena kegiatan pokok disetiap Puskesmas dapat
berbeda-beda. Namun demikian kegiatan pokok Puskesmas yang lazim dan
yang seharusnya dilaksanakan sebagai berikut:
a. KIA/ KB
b. Usaha kesehatan gizi
c. Kesehatan lingkungan
d. Pemberantasan penyakit menular
e. Upaya pengobatan termasuk pelayanan darurat kecelakaan
f. Usaha Kesehatan Sekolah / UKS
g. Promkes
h. Perawatan Kesehatan masyarakat
i. Usaha Kesehatan jiwa
j. Usaha kesehatan mata
k. Laboratorium
l. Kesehatan usia lanjut
B. Analisa SWOT
1. Definisi
Analisa SWOT adalah metode perencana strategis yang digunakan
untuk mengevaluasi kekuatan (Strength) dan ancaman (Threaths) dalam
suatu proyek atau spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk
akronium SWOT (Strength, Weekness, Opportunity dan Threaths). Proses
ini yang melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau
proyek dan mengidentifikasi daktor internal dan ekstrenal yang mendukung
dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Analisa SWOT dapat
diterangkan dengan cara menganalisa berebagai hal yang mempengaruhi
keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matriks SWOT
dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan atau strength mampu
mengambil keuntungan (advantage) dari peluang (opportunity) yang ada,
bagaimana cara mengatasi kelemahan (Wekness) yang menceah keuntungan
(advantage) dari peluang (Opportunity) yang ada, selanjutnya bagaimana
kekuatan mampu menghadapi ancaman yang ada dan yang terakhir adalah
bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mampu membuat ancaman
menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru. Analisa ini terbagi
atas empat komponen dasar yaitu:
a. Streghts (S)
Adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari
organisasi atau program pada saat ini.
b. Weekness (W)
Adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari
organisasi atau program pada saat ini.
c. Opporttunity (O)
Adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang diluar
organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi dimasa
depan.
d. Threats (T)
Adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang
dating dari luar organisasi dan dapat mengancam ekstensi organisasi
dimasa depan.
2. Jenis-jenis Analisa SWOT
a. Model Kuantitatif
Model kuantitatif adalah sebuah asumsi dasar dari model ini,
kondisi yang berpasangan antara S dengan W dan O dengan T. Kondisi
berpasangan ini terjadi karena diasumsikan dalam sebuah kekuatan
bahwa selalu ada kelemahan yang tersembunyi dan dari setiap
kesempatan yang terbuka selalu ada ancaman yang harus diwaspadai.
Ini berarti setiap satu rumusan steghts harus selalu memeliki pasangan
Weekness dan Setiap satu rumusan Opporttunity harus memiliki
pasangan Threats. Kemudian setelah masing-masing komponen
dirumuskan dan dipasangkan, langkah selanjutnya adalah melakukan
proses penilaian. Penilaian dilakukan dengan cara memberikan score
pada masing-masing sub komponen dimana satu sub komponen yang
sama atau mengikuti laju vertikal. Sub komponen yang lebih
menentukan dalam jalannya organisasi diberikan score yang lebih besar.
Standar penilaian dibuat berdasarkan kesepakatan bersama untuk
mengurangi kadar subyektifitas penilaian model kualitatif.
b. Model Kualitatif
Urutan dalam membuat analisa SWOT kualitatif tidak beda-beda
dengan urutan kuantitatif. Perbedaan besar diantara keduanya adalah
pada saat pembuatan sub komponen dari masing-masing komponen.
Apabila pada model kuantitatif setiap sub komponen S memiliki
pasangan sub komponen W dan sub komponen O memiliki pasangan
sub komponen T, maka dalam model kualitatif hal ini tidak terjadi.
Selain itu sub komponen pada masing-masing komponen SWOT berdiri
bebas dan tidak memiliki hubungan satu sama lain. Ini berarti model
kualitatif tidak dapat dibuat diagram Cartesian, karena mungkin su
komponen S lebih banyak dari sub komponen W.
3. Matrik SWOT
Mantrik SWOT adalah alat untuk menyusun faktor-faktor stategis
organisasi yang dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan
ancaman eksternal yang dihadapi organisasi dapat disesuaikan dengan
kekuatan dan kelemahan yang dimilki. IFAS (Internal Stategic Faktors
Analysis Summary) adalah ringkasan atau rumusan faktor-faktor stategis
internal dalam kerangtka kekuatan (Strengths) dan kelemahan (Weekness).
EFAS (External Stategic Faktors Analysis Summary) adalah ringkasan atau
rumusan faktor-faktor strategis eksternal dalam kerangka kesempatan
(Opportunuty) dan ancaman (Threats). Dibawah ini beberapa strategi SWOT
yaitu:
a. Strategi S-O adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan jaln pikiran
organisasi yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut
dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
b. Strategi W-O adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan pemanfaatan
peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada
c. Strategi S-T adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan kekuatan yang
dimiliki organisasi untuk mengatasi ancaman
d. Strategi W-T adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan kegiatan yang
bersifat defensive dan berusaha menimalkan kelemahan yang ada serta
menghindari ancaman

C. Pendekatan Analisa SWOT


1. Pendekatan Kualitatif Matriks SWOT
Pendekatan Kualitatif Matriks SWOT sebagaimana dikembangkan oleh
Kearns menampilkan delapam kotak yaitu dua paling atas adalah kotak
faktor eksternal (Peluang dan ancaman) sedangkan dua kotak sebelah kiri
adalah faktor internal (Kekuatan dan kelemahan). Empat kotak lainnya
merupakan kotak isu-isu strategis yang timbul sebagai hasil titik pertemuan
antara dfaktor-faktor intenal dan eksternal.
INTERNAL/EKSTERNA Opportunity Threats
L
Srengths Comparative Mobilization
Advantage
Weekness Divestment/Investment Damage Control
Gambar Matriks SWOT Kearns
Keterangan:
a. Sel A: Comparative Advantages
Sel ini merupakan pertemuan dua elemen kekuatan dan peluang
sehingga memberikan kemungkinan bagi suatu organisasi untuk bisa
berkembang lebih cepat.
b. Sel B: Mobilization
Sel ini merupakan interkasi antara ancaman dan kekuatan. Disini harus
dilakukan upaya mobilisasi sumber daya yang merupakan kekuatan
organisasi untuk memperlunak ancaman dari luar tersebut, bakhan
kemudian merubah ancaman itu menjadi sebuah peluang.
c. Sel C: Divestment/ Investment
Sel ini merupakan interaksi antara kelemahan organisasi dan peluang
dari lain. Situasi seperti ini memberikan suatu pilihan pada situasi yang
kabur. Peluang yang tersedia sangat meyakinkan namun tidak
dimanfaatkan karena kekuatan yang ada tidak cukup untuk
menggarapnya. Pilihan keputusan yang diambil adalah melepas peluang
yang ada untuk dimanfaatkan organisasi lain atau memaksakan peluang
itu.
d. Sel D: Damage Control
Sel ini merupakan kondisi yang paling lemah dari semua sel karena
merupakan pertemuan antara kelemhaan organisasi dengan ancaman
dari luar dank arena keputusan yang salah akan membawa bencana yang
besar bagi organisasi. Strategi yang harus diambil adalah Damage
Control (mengendalikan kerugian) sehingga tidak menjadi lebih parah
dari yang diperkirakan.
2. Pendekatan Kuantitatif Matriks SWOT
Data SWOT kualitatif diatas dapat dikembangkan secara kuantitatidf
melalui perhitungan analisis SWOT yang dikembangkan oleh Pearce dan
Robinson (1998) agar diketahui secara pasti posisi organisasi yang
sesungguhnya. Perhitungan yang dilakukan melalui tiga tahap yaitu:
a. Melakukan penghitungan skor (a) ddan bobot (b) point faktor serta
jumlah total perkalian skor dan bobot (c=a x b) pada setiap faktor
SWOT, menghitung skor (a) masing-masing pont faktor dilakukan
secara saling bebas (penilaian terhadap sebuah point faktor tidak boleh
dipengaruhi atau mempengaruhi penilaian terhadap point faktor
lainnya). Pilihan rentang besarnya skor sangat menentukan akurasi
penilaian namun yang lazim digunakan adalah dari 1 sampai 10 dengan
asdumsi 1 berarti skor paling rendah dan 10 paling tinggi.
b. Melakukan pengurangan antara jumlah total S dengan W (d) dan faktor
O dengan T adalah €, perolehan angka (d=x) selanjutnya menjadi nilai
atau titik pada sumbu X sementara perolehan angka (e=y) selanjutnya
menjadi nilai atau titik pada sumbu Y.
c. Mencari posisi organisasi yang ditunjukan oleh titik (x, y) pada kuadran
SWOT.
Opportunity

(-, +) (+, +)
Ubah Strategi Progresif

Kuadran III Kuadran I


Weekness Srength
Kuadran IV Kuadran II

(-, -) (+, -)
Strategi bertahan Diversifikasi Strategi

Threath
Keterangan:
a. Kuadran I (Positif, positif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang.
Rekomendasi strategi yang diberikan adalah progresif artinya organisasi
dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk
terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih
kemajuan secara maksimal.
b. Kuadran II (Positif, Negatif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun
menghadapi tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan
adalah Diversifikasi strategi, artinya organisasi dalam kondisi mantap
namun mengahadpi sejumlah tantangan berat sehingga diperkirakan roda
organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya
bertumpu pada strategi sebelunya. Oleh karenanya, organisasi disarankan
untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya.
c. Kuadran III (Negatif, Negatif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat
berpeluang. Rekomendasi strategi yang dilakukan adalah ubah strategi
artinya organisasi disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya.
Sebab strategi lama dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peluang
yang ada sekaligus memperbaiki kinerja organisasi.
d. Kuadran IV ( Negatif, negatif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan
mengahadapi tantangan besar. Rekomendasi strategi yang diberikan
adalah strategi bertahan, artinya kondisi intenal organisasi berada pada
pilihan dilematis. Oleh karenanya organisasi disdarankan untuk
menggunakan strategi bertahan, mengendalikan kinerja internal agar tidak
semakin terperosok. Strategi ini dipertahankan sambil terus berupaya
membenahi diri.
BAB III
ANALISA SWOT
PRORGAM KESEHATAN IBU dan ANAK (KIA)

A. Motto
M : Melayani
A : Aman
O : Optimal
S : Sepenuh Hati

B. Visi dan Misi


1. Visi : Mewujudkan masyarakat maos hidup sehat mandiri tahun
2022
2. Misi :
a. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai standar,
berkualitas dan terjangkau
b. Mendorong kemandirian untuk hidup sehat melalui kegiatan promotif
dan preventif
c. Memilihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya
d. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Kesehatan.
C. Model Kualitatif
1. Internal Faktor (IFAS)
a. Strengt (Kekuatan)
1) MAN
Jumlah tenaga kesehatan diruang KIA terdapat 3 orang dengan
lulusan D3 kebidanan
2) MONEY
Setiap klien dianjurkan untuk memakai BPJS jika memiliki
3) METHOD
a) Semua tindakan berpacu pada SOP
b) Dimasa pandemi petugas yang bertugas di ruang KIA sudah
memakai gown dan handscoon
4) MATERIAL dan MECHINE
a) Puskesmas Maos melayani seluruh masyarakat Maos dan luar
wilayah Maos
b) Tersedianya sarana dan prasarana dokumentasi tenaga
kesehatan (Sarana dan administrasi penunjang)
c) Ada jadwal pemeriksaan pelayanan KIA dan tindakan KIA
secara tepat waktu terdapat papan alur, pelayanan KIA yang
diberikan ramah
d) Puskesmas Maos mempunyai sarana dan prasarana yang
memadai
b. Weakness (Kelemahan)
1) MAN
Kurangnya kesadaran klien untuk kontrol kehamilan
2) MONEY
Bagi klien yang idak memiliki BPJS dikenakan tarif
3) METHODE
Tidak ada sistem pendaftaran online
4) MATERIAL dan MACHINE
Ketidaksediaan USG sehingga klien harus ketempat lain untuk USG
2. Eksternal Faktor (EFAS)
a. Opportunity (Peluang)
1) MARKET
Adanya Program kelas ibu hamil di setiap desa setiap hari rabu
2) KEBIJAKAN
a) Kunjungan pertama wajib konsul dokter
b) Untuk kehamilan patologis akan dikonsulkan ke dokter
c) Puskesmas Maos sudah bekerja sama dengan rumah sakit
rujukan seperti RSUD Cilacap, RSUD Banyumas, Rumah Sakit
Margono, Rumah Sakit Aghisna Kroya, Rumah Sakit Siaga
Medika, RSU Fatimah dan RSPC Pertamina Cilacap.
b. Tereated (Ancaman)
1) MARKET
Masih banyak ibu hamil yang lebih memilih memeriksakan
kandungan ke bidan dari pada ke puskesmas
2) KEBIJAKAN TERKAIT PROGRAM
Banyak ibu hamil yang masih menggunakan kepercayaan untuk
tidak memeriksakan ke tenaga medis
3) KOMPETITOR
Persaingan antara puskesmas dan klinik swasta
D. Pendekatan Kuantitatif
Internal Faktor (IFAS)
Strengt (Kekuatan)
Keterangan Bobot Skore Jumlah
(bobot x skor )
MAN 0,1 4 0,1x4= 0,4
Jumlah tenaga kesehatan diruang KIA
terdapat 3 orang dengan lulusan D3
kebidanan

MONEY 0,2 4 0,2x4= 0,8


Setiap klien dianjurkan untuk memakai
BPJS jika memiliki

METHOD
a. Semua tindakan berpacu pada SOP 0,1 4 0,1x4= 0,4
b. Dimasa pandemi petugas yang 0,1 4 0,1x4= 0,4
bertugas di ruang KIA sudah
memakai gown dan handscoon
MATERIAL dan MECHINE
a. Puskesmas Maos melayani 0,2 4 0,2x4= 0,8
seluruh masyarakat Maos dan luar
wilayah Maos
b. Tersedianya sarana dan prasarana 0,1 4 0,1x4= 0,4
dokumentasi tenaga kesehatan
(Sarana dan administrasi
penunjang)
c. Ada jadwal pemeriksaan 0,2 3 0,2x3= 0,6
pelayanan KIA dan tindakan KIA
secara tepat waktu terdapat papan
alur, pelayanan KIA yang
diberikan ramah
d. Puskesmas Maos mempunyai 0,1 3 0,1x3= 0,3
sarana dan prasarana yang
memadai

Jumlah 1,1 30 4,1

Weakness (Kelemahan)
Keterangan Bobot Skor Jumlah
(bobot x skor )
MAN
Kurangnya kesadaran klien untuk kontrol 0,1 4 0,1x4= 0,4
kehamilan
MONEY
Bagi klien yang idak memiliki BPJS 0,2 3 0,2x3= 0,6
dikenakan tarif
METHODE
Tidak ada sistem pendaftaran online 0,2 3 0,2x3= 0,6
MATERIAL dan MACHINE 0,2 4 0,2x4= 0,8
Ketidaksediaan USG sehingga klien
harus ketempat lain untuk USG

Jumlah 0,7 11 2,4

Eksternal Faktor (EFAS)


Opportunity (Peluang)
Keterangan Bobot Skor Jumlah
(bobot x skor )
MARKET
Adanya Program kelas ibu hamil di setiap 0,1 4 0,1x4= 0,4
desa setiap hari rabu

KEBIJAKAN
a. Kunjungan pertama wajib konsul dokter 0,1 4 0,1x4= 0,4
b. Untuk kehamilan patologis akan 0,1 4 0,1x4= 0,4
dikonsulkan ke dokter
c. Puskesmas Maos sudah bekerja sama 0,1 4 0,1x4= 0,4
dengan rumah sakit rujukan seperti
RSUD Cilacap, RSUD Banyumas,
Rumah Sakit Margono, Rumah Sakit
Aghisna Kroya, Rumah Sakit Siaga
Medika, RSU Fatimah dan RSPC
Pertamina Cilacap.

Jumlah 0,4 16 1,6

Tereated (Ancaman)
Keterangan Bobot Skor Jumlah
(bobot x skor )
MARKET
Masih banyak ibu hamil yang lebih memilih 0,1 4 0,1x4= 0,4
memeriksakan kandungan ke bidan dari pada
ke puskesmas
KEBIJAKAN TERKAIT PROGRAM
Banyak ibu hamil yang masih menggunakan 0,1 4 0,1x4= 0,4
kepercayaan untuk tidak memeriksakan ke
tenaga medis
KOMPETITOR
Persaingan antara puskesmas dan klinik 0,2 3 0,2x3= 0,6
swasta

Jumlah 0,4 11 1,4

S – W = 4,1 – 2,4= 1,7


O – T = 1,6 - 1,4 = 0,2

E. Diagram

3
2
T 1 O

-3 -2 -1 -1 1 2 3
-2
-3

F. Hasil Analisa SWOT


Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang.
Rekomendasi strategi yang diberikan adalah :
1. Dapat mempertahankan program yang sudah berjalan dengan lancar
2. Meningkatan sarana dan prasarana didalam puskesmas
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan permasalahan yang dalam pelayanan KIA Puskesmas Maos
dalam menentukan strategi mempertahankan pelayanan maka dengan
penerapan analisis SWOT dapat diketahui bahwa:

B. Saran
Saran yang dapat dikemukakan sebagai masukan yang perlu
dipertimbangkan dalam sistem pelayanan KIA Puskesmas Maos adalah: Perlu
dilakukan evaluasi pelayanan yang sudah dilakukan untuk melihat hal-hal
yang perlu untuk ditingkatkan dan dipertahankan lagi untuk mempertahankan
mutu dan kepuasan pelanggan

Anda mungkin juga menyukai