Disusun Oleh:
1. Anggy Amartha Ardi
2. Nur Laila Parinduri
3. Wuri Lusiana Sari
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan ibu dan anak merupakan indikator kesehatan umum dan
kesejahteraan masyarakat. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu
indikator penting derajat kesehatan masyarakat. Secara global, jumlah kematian
ibu menurun 45% dari 523.000 pada tahun 1990 menjadi 289.000 pada tahun
2013. Maternal Mortality Ratio (MMR) global juga menurun 45% dari 380
kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup (tahun 1990) menjadi 210 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2013. Pada tahun 1990-2013, Indonesia mengalami
kemajuan dalam menurunkan angka kematian Ibu, dari 430 per 100.000 kelahiran
hidup menjadi 190 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2014).
AKI di Indonesia tahun 2012 mencapai angka 359 per 100.000 kelahiran
hidup. Jumlah tersebut melonjak sangat signifikan dari tahun 2007 yang telah
mencapai angka 228 per 100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut belum dapat
mencapai target MDG’s sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup. Untuk AKB di
Indonesia sebanyak 32 kematian per 1.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2012).
Kematian ibu disebabkan oleh perdarahan sebesar 30,3%, sedangkan partus
lama merupakan penyumbang kematian ibu terendah yaitu sebesar 1,8%.
Penyebab lainnya yaitu hipertensi sebesar 27,1% dan infeksi sebesar 7,3%.
Sementara itu penyebab lain juga berperan cukup besar dalam menyebabkan
kematian ibu secara tidak langsung, seperti kondisi penyakit kanker, ginjal,
tuberkulosis, atau penyakit lain yang diderita ibu (Kementrian Kesehatan RI,
2015).
Kematian maternal paling banyak disebabkan oleh perdarahan, dan salah satu
penyebab perdarahan adalah anemia, terutama anemia dalam kehamilan
(Manuaba et al, 2010). Frekuensi ibu hamil dengan anemia di Indonesia relatif
tinggi yaitu 63,5%, sedangkan di Amerika hanya 6% (Saifuddin, 2009). Menurut
penelitian yang dilakukan oleh Wuryanti (2010) mengenai hubungan anemia
dengan perdarahan postpartum menunjukan hasil bahwa 45,5% ibu hamil dengan
anemia mengalami perdarahan postpartum.
Program-program pemerintah tersebut diharapkan dapat mengarah pada
pelayanan yang berkesinambungan atau berkesinambungan. Asuhan
berkesinambungan merupakan pemberian perawatan dengan mengenal dan
memahami ibu untuk menumbuhkan rasa saling percaya agar lebih mudah dalam
memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan ibu dengan memberikan
kenyamanan dan dukungan, tidak hanya kehamilan dan setelah persalinan, tetapi
juga selama persalinan dan kelahiran (Fraser dan Cooper, 2009).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan memahami pelayanan KIA di Puskesmas Maos.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui analisa SWOT di pelayanan KIA Puskesmas Maos.
b. Untuk mengetahui hasil dari analisa SWOT.
C. Manfaat Penulisan
1. Untuk Institusi Pendidikan
Sebagai pengajuan laporan kasus praktik keperawatan klinis dan untuk
menambah referensi perpustakaan institusi.
2. Untuk Puskesmas
Sebagai bukti hasil pratek keperawatan klinis di Puskesmas dan
membantu kinerja petugas kesehatan dalam menjalankan program di
pelayanan KIA khususya di Puskesmas Maos.
3. Untuk Petugas Kesehatan
Sebagai referensi penambahan pengetahuan dalam pengelolaan program-
program di Puskesmas khususnya Program di pelayanan KI
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Puskesmas
1. Definisi
Pusat pelayanan kesehatan masyarakat disingkat dengan puskesmas
adalah organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang
bersifat menyeluruh, terpadu dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat
dengan peran serta aktivitas masyarakat dan menggunakanhasil
perkembangan tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh masyarakat
dan pemerintah. upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan menitik
beratkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajad
kesehatan yang optimal tanpa menggabaikan mutu pelayanan kepada
perorangan (Kemenkes, 2014).
Puskesmas adalah unit pelaksanaan teknis dinas kesehatan kabupaten
atau kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan disatu atau sebagai wilayah kecamatan. Puskesmas sebagai upaya
pelayanan kesehatan strata pertama meliputi pelayanan kesehatan
perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat dan kegiatan yang
dilakukan puskesmas selain dari dalam itu sendiri tetapi juga perlu peran
serta masyarakat dalam mengembangkan kesehatan terutama dilingkungan
masyarakat yang sangat mendalam sehingga pelayanan kesehatan dapat
lebih bekembang (Kemenkes, 2014).
2. Peran Puskesmas
Peran Puskesmas adalah sebagai ujung tombak dalam mewujudkan
kesehatan nasional secara komprehensif tidak sebatas aspek kuratif dan
rehabilitatife saja seperti di Rumah Sakit.
3. Struktur Organisasi Puskesmas
a. Kepala Puskesmas
b. Unit tata usaha
c. Data dan informasi
d. Perencanaan dan penilaian
e. Keuangan, umum dan kepegawaian
f. Unit laksana teknis fungsional puskesmas
g. UKM
h. UKP
i. Jaringan pelayanan Puskesmas
j. Unit Puskesmas pembantu
k. Unit Puskesmas Keliling
l. Unit Bidan didesa atau komunitas
4. Program Pokok Puskesmas dan pengembangan
Kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan sesuai kemampuan tenaga
maupun fasilitasnya karena kegiatan pokok disetiap Puskesmas dapat
berbeda-beda. Namun demikian kegiatan pokok Puskesmas yang lazim dan
yang seharusnya dilaksanakan sebagai berikut:
a. KIA/ KB
b. Usaha kesehatan gizi
c. Kesehatan lingkungan
d. Pemberantasan penyakit menular
e. Upaya pengobatan termasuk pelayanan darurat kecelakaan
f. Usaha Kesehatan Sekolah / UKS
g. Promkes
h. Perawatan Kesehatan masyarakat
i. Usaha Kesehatan jiwa
j. Usaha kesehatan mata
k. Laboratorium
l. Kesehatan usia lanjut
B. Analisa SWOT
1. Definisi
Analisa SWOT adalah metode perencana strategis yang digunakan
untuk mengevaluasi kekuatan (Strength) dan ancaman (Threaths) dalam
suatu proyek atau spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk
akronium SWOT (Strength, Weekness, Opportunity dan Threaths). Proses
ini yang melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau
proyek dan mengidentifikasi daktor internal dan ekstrenal yang mendukung
dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Analisa SWOT dapat
diterangkan dengan cara menganalisa berebagai hal yang mempengaruhi
keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matriks SWOT
dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan atau strength mampu
mengambil keuntungan (advantage) dari peluang (opportunity) yang ada,
bagaimana cara mengatasi kelemahan (Wekness) yang menceah keuntungan
(advantage) dari peluang (Opportunity) yang ada, selanjutnya bagaimana
kekuatan mampu menghadapi ancaman yang ada dan yang terakhir adalah
bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mampu membuat ancaman
menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru. Analisa ini terbagi
atas empat komponen dasar yaitu:
a. Streghts (S)
Adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari
organisasi atau program pada saat ini.
b. Weekness (W)
Adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari
organisasi atau program pada saat ini.
c. Opporttunity (O)
Adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang diluar
organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi dimasa
depan.
d. Threats (T)
Adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang
dating dari luar organisasi dan dapat mengancam ekstensi organisasi
dimasa depan.
2. Jenis-jenis Analisa SWOT
a. Model Kuantitatif
Model kuantitatif adalah sebuah asumsi dasar dari model ini,
kondisi yang berpasangan antara S dengan W dan O dengan T. Kondisi
berpasangan ini terjadi karena diasumsikan dalam sebuah kekuatan
bahwa selalu ada kelemahan yang tersembunyi dan dari setiap
kesempatan yang terbuka selalu ada ancaman yang harus diwaspadai.
Ini berarti setiap satu rumusan steghts harus selalu memeliki pasangan
Weekness dan Setiap satu rumusan Opporttunity harus memiliki
pasangan Threats. Kemudian setelah masing-masing komponen
dirumuskan dan dipasangkan, langkah selanjutnya adalah melakukan
proses penilaian. Penilaian dilakukan dengan cara memberikan score
pada masing-masing sub komponen dimana satu sub komponen yang
sama atau mengikuti laju vertikal. Sub komponen yang lebih
menentukan dalam jalannya organisasi diberikan score yang lebih besar.
Standar penilaian dibuat berdasarkan kesepakatan bersama untuk
mengurangi kadar subyektifitas penilaian model kualitatif.
b. Model Kualitatif
Urutan dalam membuat analisa SWOT kualitatif tidak beda-beda
dengan urutan kuantitatif. Perbedaan besar diantara keduanya adalah
pada saat pembuatan sub komponen dari masing-masing komponen.
Apabila pada model kuantitatif setiap sub komponen S memiliki
pasangan sub komponen W dan sub komponen O memiliki pasangan
sub komponen T, maka dalam model kualitatif hal ini tidak terjadi.
Selain itu sub komponen pada masing-masing komponen SWOT berdiri
bebas dan tidak memiliki hubungan satu sama lain. Ini berarti model
kualitatif tidak dapat dibuat diagram Cartesian, karena mungkin su
komponen S lebih banyak dari sub komponen W.
3. Matrik SWOT
Mantrik SWOT adalah alat untuk menyusun faktor-faktor stategis
organisasi yang dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan
ancaman eksternal yang dihadapi organisasi dapat disesuaikan dengan
kekuatan dan kelemahan yang dimilki. IFAS (Internal Stategic Faktors
Analysis Summary) adalah ringkasan atau rumusan faktor-faktor stategis
internal dalam kerangtka kekuatan (Strengths) dan kelemahan (Weekness).
EFAS (External Stategic Faktors Analysis Summary) adalah ringkasan atau
rumusan faktor-faktor strategis eksternal dalam kerangka kesempatan
(Opportunuty) dan ancaman (Threats). Dibawah ini beberapa strategi SWOT
yaitu:
a. Strategi S-O adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan jaln pikiran
organisasi yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut
dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
b. Strategi W-O adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan pemanfaatan
peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada
c. Strategi S-T adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan kekuatan yang
dimiliki organisasi untuk mengatasi ancaman
d. Strategi W-T adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan kegiatan yang
bersifat defensive dan berusaha menimalkan kelemahan yang ada serta
menghindari ancaman
(-, +) (+, +)
Ubah Strategi Progresif
(-, -) (+, -)
Strategi bertahan Diversifikasi Strategi
Threath
Keterangan:
a. Kuadran I (Positif, positif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang.
Rekomendasi strategi yang diberikan adalah progresif artinya organisasi
dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk
terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih
kemajuan secara maksimal.
b. Kuadran II (Positif, Negatif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun
menghadapi tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan
adalah Diversifikasi strategi, artinya organisasi dalam kondisi mantap
namun mengahadpi sejumlah tantangan berat sehingga diperkirakan roda
organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya
bertumpu pada strategi sebelunya. Oleh karenanya, organisasi disarankan
untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya.
c. Kuadran III (Negatif, Negatif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat
berpeluang. Rekomendasi strategi yang dilakukan adalah ubah strategi
artinya organisasi disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya.
Sebab strategi lama dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peluang
yang ada sekaligus memperbaiki kinerja organisasi.
d. Kuadran IV ( Negatif, negatif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan
mengahadapi tantangan besar. Rekomendasi strategi yang diberikan
adalah strategi bertahan, artinya kondisi intenal organisasi berada pada
pilihan dilematis. Oleh karenanya organisasi disdarankan untuk
menggunakan strategi bertahan, mengendalikan kinerja internal agar tidak
semakin terperosok. Strategi ini dipertahankan sambil terus berupaya
membenahi diri.
BAB III
ANALISA SWOT
PRORGAM KESEHATAN IBU dan ANAK (KIA)
A. Motto
M : Melayani
A : Aman
O : Optimal
S : Sepenuh Hati
METHOD
a. Semua tindakan berpacu pada SOP 0,1 4 0,1x4= 0,4
b. Dimasa pandemi petugas yang 0,1 4 0,1x4= 0,4
bertugas di ruang KIA sudah
memakai gown dan handscoon
MATERIAL dan MECHINE
a. Puskesmas Maos melayani 0,2 4 0,2x4= 0,8
seluruh masyarakat Maos dan luar
wilayah Maos
b. Tersedianya sarana dan prasarana 0,1 4 0,1x4= 0,4
dokumentasi tenaga kesehatan
(Sarana dan administrasi
penunjang)
c. Ada jadwal pemeriksaan 0,2 3 0,2x3= 0,6
pelayanan KIA dan tindakan KIA
secara tepat waktu terdapat papan
alur, pelayanan KIA yang
diberikan ramah
d. Puskesmas Maos mempunyai 0,1 3 0,1x3= 0,3
sarana dan prasarana yang
memadai
Weakness (Kelemahan)
Keterangan Bobot Skor Jumlah
(bobot x skor )
MAN
Kurangnya kesadaran klien untuk kontrol 0,1 4 0,1x4= 0,4
kehamilan
MONEY
Bagi klien yang idak memiliki BPJS 0,2 3 0,2x3= 0,6
dikenakan tarif
METHODE
Tidak ada sistem pendaftaran online 0,2 3 0,2x3= 0,6
MATERIAL dan MACHINE 0,2 4 0,2x4= 0,8
Ketidaksediaan USG sehingga klien
harus ketempat lain untuk USG
KEBIJAKAN
a. Kunjungan pertama wajib konsul dokter 0,1 4 0,1x4= 0,4
b. Untuk kehamilan patologis akan 0,1 4 0,1x4= 0,4
dikonsulkan ke dokter
c. Puskesmas Maos sudah bekerja sama 0,1 4 0,1x4= 0,4
dengan rumah sakit rujukan seperti
RSUD Cilacap, RSUD Banyumas,
Rumah Sakit Margono, Rumah Sakit
Aghisna Kroya, Rumah Sakit Siaga
Medika, RSU Fatimah dan RSPC
Pertamina Cilacap.
Tereated (Ancaman)
Keterangan Bobot Skor Jumlah
(bobot x skor )
MARKET
Masih banyak ibu hamil yang lebih memilih 0,1 4 0,1x4= 0,4
memeriksakan kandungan ke bidan dari pada
ke puskesmas
KEBIJAKAN TERKAIT PROGRAM
Banyak ibu hamil yang masih menggunakan 0,1 4 0,1x4= 0,4
kepercayaan untuk tidak memeriksakan ke
tenaga medis
KOMPETITOR
Persaingan antara puskesmas dan klinik 0,2 3 0,2x3= 0,6
swasta
E. Diagram
3
2
T 1 O
-3 -2 -1 -1 1 2 3
-2
-3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan permasalahan yang dalam pelayanan KIA Puskesmas Maos
dalam menentukan strategi mempertahankan pelayanan maka dengan
penerapan analisis SWOT dapat diketahui bahwa:
B. Saran
Saran yang dapat dikemukakan sebagai masukan yang perlu
dipertimbangkan dalam sistem pelayanan KIA Puskesmas Maos adalah: Perlu
dilakukan evaluasi pelayanan yang sudah dilakukan untuk melihat hal-hal
yang perlu untuk ditingkatkan dan dipertahankan lagi untuk mempertahankan
mutu dan kepuasan pelanggan