Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANJUT USIA DENGAN GANGGUAN

DEMENSIA DI DESA ….

Disusun oleh :

Kelompok 6 :

1. Bela Safitri (19.03.0062)


2. Diah Luthfi Apriliani (19.03.0023)
3. Firizki Revo Jalu K (19.03.0062)
4. Laura Figiani (19.03.0062)

PRODI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN SERULINGMAS CILACAP

TAHUN AKADEMIK 2021/2022

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
kasus dengan judul “Asuhan Keperawatan Lanjut Usia dengan Demensia”.
Penyusunan asuhan keperawatan keluaga ini tidak terwujud tanpa adanya
dorongan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih
kepada yang terhormat :
1. Iva Puspaneli, Ns,. M.Kep selaku dosen pembimbing mata kuliah keperawatan
keluarga.
2. Keluarga Tn.S yang sudah mengizinkan kami membuat asuhan keperawatan
keluaga sehingga tugas keperawatan keluaga dapat diselesaikan.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi penulisan,
penyusunan maupun isinya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun dari pembaca dan dosen pembimbing, sehingga
penyusunan selanjutnya dapat lebih baik. Penulis berharap agar asuhan keperawatan
ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan.

Cilacap, 19 September 2021

Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Lansia
1. Definisi lansia
2. Tahap Perkembangan Keluaga
3. Fungsi Keluaga
4. Tugas Perkembangan Keluaga Pada Tahap Pertengahan
5. Peran Tanggung Jawab Keluaga
6. Masalah Kesehatan Yang Terjadi Pada Tahap Pertengahan
B. Konsep keperawatan
1. Pengkajian
2. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul
3. Intervensi Yang Mungkin Dilakukan
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
B. Analisa data
C. Intrvensi
D. Implementasi
E. Evaluasi

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Jumlah populasi berusia 60 tahun atau lebih adalah yang paling cepat
berkembang di dunia, disebabkan karena penurunan kesuburan dan
meningkatnya usia harapan hidup. Fenomena ini dikenal sebagai penuaan
penduduk yang terjadi di seluruh dunia. Pada tahun 2015, orang berusia
60 tahun atau lebih sebanyak 901 juta orang atau 12% dari populasi di
dunia. Penduduk berusia 60 tahun atau lebih meningkat menjadi 3,26%
per tahun.
Seiring dengan meningkatnya usia harapan hidup, maka diperkirakan
jumlah penduduk lanjut usia juga akan semakin bertambah. Menurut PBB,
proyeksi jumlah lansia di dunia pada tahun 2025 mencapai 77,37% dari
penduduk dunia.
Saat ini, Eropa memiliki presentase terbesar penduduknya berusia 60
atau lebih (24%), tetapi penuaan yang cepat juga akan terjadi dibagian
dunia lainnya. Sehingga pada tahun 2050, negara-negara lainnya di dunia
akan memiliki hampir seperempat atau lebih dari populasi mereka berusia
60 tahun atau lebih kecuali Afrika. Jumlah lansia di dunia diproyeksikan
menjadi 1,4 miliar pada tahun 2030 dan 2,1 miliar pada tahun 2050 dan
bisa naik menjadi 3,2 miliar pada 2100.
Di kawasan Asia Tenggara populasi Lansia sebesar 8% atau sekitar
142 juta jiwa. Pada tahun 2050 diperkirakan populasi Lansia meningkat 3
kali lipat dari tahun ini. Pada tahun 2000 jumlah Lansia sekitar 5,300,000
(7,4%) dari total populasi, sedangkan pada tahun 2010 jumlah Lansia
24,000,000 (9,77%) dari total populasi, dan tahun 2020 diperkirakan
jumlah Lansia mencapai 28,800,000 (11,34%) dari total populasi.
Sedangkan di Indonesia sendiri pada tahun 2020 diperkirakan jumlah
Lansia sekitar 80.000.000 (WHO, 2013)
Salah satu hal yang menjadi perhatian seseorang ketika memasuki usia
menua adalah gejala pikun maupun kesulitan mengingat memori baru. Hal
ini dikenal dengan Demensia. Saat ini, Demensia juga menyerang usia
muda, tidak lagi terjadi hanya terjadi pada lansia namun keparahannya
mungkin lebih pada usia tua. Seseorang yang menderita demensia, akan
mengalami penurunan fungsi intelektual yang akan menyebabkan
deteriorasi atau kemunduran kognitif dan fungsional. Hal ini akan
mengganggu kegiatan lainnya seperti sosial, pekerjaan dan aktivitas
seharihari. Orang dengan demensia juga akan mengalami penurunan
kemampuan untuk menyelesaikan masalah dan menjaga emosi
Prevalensi demensia juga menunjukkan angka yang cukup tinggi. Pada
tahun 2010 terdapat 35,6 juta orang dengan demensia dan diperkirakan
terjadi peningkatan dua kali lipat setiap 20 tahun, menjadi 65,7 juta di
tahun 2030 dan 115,4 juta di tahun 2050. Sementara di Asia Tenggara,
jumlah penderita demensia diperkirakan mengalami peningkatan dari 2,48
juta pada tahun 2010 menjadi 5,3 juta pada tahun 2030. Demensia
memiliki beberapa sub tipe diantaranya demensia alzheimer, demensia
vaskular, demensia lewy body dan demensia penyakit parkinson,
demensia frontotemporal, dan tipe campuran. Demensia tipe Alzheimer
prevalensinya paling besar (50-60%), disusul demensia vaskular (20-
30%).
B. Rumusan masalah
C. Tujuan penulisan
D. Manfaat penulisan

BAB II

KONSEP TEORI
A. Konsep Lansia
1. Definisi Lansia
Menurut Undang-Undang Republi Indonesia Nomor 13 tahun
1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia , yang dimaksud dengan
Lanjut Usia (lansia) adalah seseorang yang telah mencapai usia 60
tahun ke atas (Infodation Kemenkes RI,2014).
Menurut Setianto (2004) eseorang dikatakan lanjut usia apabila
usianya 65 tahun ke atas. Lansia menurut Pudjiastuti (2003) , lansia
bukan penyait , namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses
ehidupan yag ditandai dengan penurunan emampuan tubuh utu
beradaptasi dengan stress lingkungan
2. Klasifikasi Lansia
Berikut adalah klasifikasi lansia menurut usia menurut Maryam,
Ekasari, & dkk (2008) :
a. Pralansia (prasenilis), seseorang yang berusia antara 45-59 tahun
b. Lansia, seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih
c. Lansia resiko tinggi, seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih
atau seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah
kesehatan

Berikut adalah klasifikasi lansia menurut tingkat produktifitas


menurut Maryam, Ekasari, & dkk (2008):

a. Lansia potensial, lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan


dan atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang atau jasa.
b. Lansia tidak potensial, lansia yang tidak berdaya mencari nafkah,
sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain.

3. Perubahan yang Terjadi pada Lansia


Perubahan yang terjadi pada lansia meliputi perubahan fisik, sosial,
dan psikologis :
a. Perubahan Fisik
1) Sel: jumlah berkurang, ukuran membesar, cairan tubuh
menurun, dan intraseluler menurun
2) Kardiovaskular: katup jantung menebal dan kaku, kemampuan
memompa darah menurun (menurunnya kontraksi dan
volume), elastisitas pembuluh darah menurun, serta tekanan
darah meningkat.
3) Respirasi: otot-otot pernapasan kekuatannya menurun dan
kaku, elastisitas paru menurun, kapasitas residu meningkat
sehingga menarik napas lebih berat.
4) Persarafan: lambatnya dalam merespons dan waktu bereaksi
khususnya yang berhubungan dengan stres. Berkurangnya
respons motorik dan refleks
5) Muskuloskeletal: cairan tulang menurun sehingga mudah
rapuh, persendian menjadi kaku, kram, Pecahnya komponen
kapsul sendi dankolagen. Implikasi dari hal ini adalah
nyeri,inflamasi, penurunan mobilitas sendi dandeformitas.
6) Gastrointestinal: esofagus melebar, asam lambung menurun,
lapar menurun, dan peristaltik juga menurun.
7) Vesika urinaria: otot-otot melemah, kapasitasnya menurun, dan
retensi urin
8) Vagina: selaput lendir mengering dan sekresi menurun.
9) Pendengaran: membran timpani atrofi sehingga terjadi
gangguan pendengaran.
10) Penglihatan: respons terhadap sinar menurun, adaptasi terhadap
gelap menurun, dan katarak.
11) Endokrin: produksi hormon menurun
12) Kulit: keriput serta kulit kepala dan rambut menipis. Rambut
dalam hidung dan telinga menebal, kuku keras dan rapuh.
13) Belajar dan memori: kemampuan belajar masih ada tetapi
relatif menurun. Memori menurun.
14) Intelegensi: secara umum tidak berubah
15) Personality dan adjustment (pengaturan): tidak banyak
perubahan pencapaian: sains, filosofi, seni, dan musik sangat
memengaruhi (Meldawati, 2017)
b. Perubahan Sosial
1) Peran: post power syndrome, single woman, dan single parent
2) Keluarga: kesendirian, kehampaan
3) Teman: ketika lansia meninggal, maka muncul perasaan kapan
akan meninggal.
4) Abuse: kekerasan bentuk verbal dan non verbal
5) Masalah hukum : berkaitan dengan perlindungan aset dan
kekayaan pribadi yang dikumpulkan sejak masih muda
6) Ekonomi: kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang
cocok bagi lansia
7) Rekreasi: untuk ketenangan batin
8) Keamanan: jatuh dan terpeleset
9) Politik: kesempatan yang sama untuk terlibat dan memberikan
masukan dalam sistem politik yang berlaku
10) Pendidikan: berkaitan dengan pengentasan buta aksara dan
kesempatan untuk tetap belajar
11) Agama: melakukan ibadah
12) Panti jompo: merasa dibuang atau diasingkan (Meldawati,
2017).
c. Perubahan Psikologis
Perubahan psikologis pada lansia meliputi short term memory,
frustasi, kesepian, takut kehilangan kebebasan, takut menghadapi
kematian, perubahan keinginan, depresi, dan kecemasan (Maryam,
Ekasari, & dkk, 2008)
B. Konsep Penyakit Demensia
1. Definisi Demensi
Demensia (pikun) adalah kemunduran kognitif yang
sedemikian beratnya sehingga mengganggu aktivitas hidup sehari-hari
dan aktivitas sosial. Demensia merupakan sindrom klinis yang
meliputi hilangnya fungsi intelektual dan memori yang sedemikian
berat sehingga menyebabkan disfungsi hidup sehari-hari. (Wahjudi,
2008). Demensia adalah keadaan dimana seseorang mengalami
penurunan kemampuan daya ingat dan daya pikir, dan penurunan
kemampuan tersebut menimbulkan gangguan terhadap fungsi
kehidupan sehari-hari. Kumpulan gejala yang ditandai dengan
penurunan kognitif, perubahan mood dan tingkah laku sehingga
mempengaruhi aktivitas kehidupan sehari-hari penderita (Aspiani,
2014). Demensia adalah penyakit degerative neurologic yang
progresif dan permanen (ireversibel) yang dimulai secara bertahap dan
dicirikan oleh kehilangan fungsi kognitif secara bertahap serta
gangguan perilaku dan afek (Suddarth, 2011).
2. Etiologi dan Faktor Risiko
Menurut Wahjudi (2008), sampai sekarang penyebab demensia masih
belum diketahui secara pasti, namun diduga berkaitan dengan :
a. Faktor genetik
b. Radikal bebas
c. Akibat infeksi virus
d. Pengaruh lingkungan lain
e. Hipertensi sistolik
f. Kurang pendidikan
g. Depresi
h. Gangguan imunitas
3. Manifestasi Klinis
Gejala klinis demensia berlangsung lama dan bertahap sehingga
klien dengan keluarga tidak menyadari secara pasti kapan timbulnya
penyakit. Menurut Nugroho (2009), gejala klinik demensia jika dilihat
secara umum adalah sebagai berikut:
a. Menurunnya daya ingat yang terus terjadi. Pada penderita
demensia, lupa menjadi bagian keseharian yang tidak bisa lepas.
b. Gangguan orientasi waktu dan tempat, misalnya : lupa hari,
minggu, bulan, tahun, tempat penderita demensia berada.
c. Penurunan dan ketidakmampuan menyusun kata menjadi kalimat
yang benar, menggunakan kata yang tidak tepat untuk sebuah
kondiri, mengulang kata atau cerita yang sama berkali-kali.
d. Ekspresi yang berlebihan, misalnya menangis berlebihan saat
melihat sebuah drama televise, marah besar pada kesalahan kecil
yang dilakukan orang lain, rasa takut dan gugup yang tak
beralasan. Penderita demensia kadang tidak mengerti mengapa
perasaan-perasaan tersebut muncul.
e. Adanya perubahan perilaku, seperti : acuh tak acuh, menarik diri
dan gelisah
4. Stadium Demensia
a. Stadium Awal
Gejala stadium awal sering diabaikan dan disalah artikan sebagai
usia lanjut atau sebagai bagian normal dari proses otak menua.
Menurut Wahjudi (2008), klien menunjukkan gejala sebagai
berikut :
1) Kesulitan dalam berbahasa
2) Mengalami kemunduran daya ingat secara bermakna
3) Disorientasi waktu dan tempat
4) Sering tersesat di tempat yang biasa dikenal
5) Kesulitan membuat keputusan
6) Kehilangan inisiatif dan motivasi
7) Menunjukkan gejala depresi dan agitasi
8) Kehilangan minat dalam hobi dan aktivitas
b. Stadium menengah
Proses penyakit berlanjut dan masalah menjadi semakin nyata.
Pada stadium ini, klien mengalami kesulitan melakukan aktivitas
kehidupan sehari-hari. Menurut Wahjudi (2008), gejalanya adalah
sebagai berikut :
1) Sangat mudah lupa, terutama untuk peristiwa yang baru dan
nama orang
2) Sangat bergantung pada orang lain.
3) Semakin sulit berbicara.
4) Membutuhkan bantuan untuk kebersihan diri (ke toilet, mandi,
dan berpakaian).
5) Sering tersesat, walaupun jalan tersebut telah dikenal (tersesat
dirumah sendiri)
6) Dapat juga menunjukkan adanya halusinasi
c. Stadium Lanjut
Menurut Wahyudi (2008) , di tahap ini aan terjadi gejala berikut :
1) Ketidakmampuan dan inaktif yang total.
2) Tidak mengenali lagi anggota keluarga (disorientasi personal)
3) Sukar memahami dan menilai peristiwa
4) Kesulitan berjalan
5) Mengalami inkontinensia (berkemih atau defekasi)
6) Akhirnya bergantung pada kursi roda atau tempat tidur
5. Tes Diagnostik
Menurut Wahyudi (2008), berikut adalah pemeriksaan diagnostic
untuk klien demensia :
a. CT Scan untuk melihat serebral ventrikel dan pembesaran ruang
subaraknoid, atropi otak.
b. MRI sama dengan CT Scan.
c. Biopsi otak untuk membuktikan adanya neurofibrillary tangles dan
neuritis plague
d. Pemeriksaan skrinning neuropsikologis atau kognitif MMSE (Mini
Mental State Examination), skrinning selama 7 menit.
Pemeriksaan SPMSQ (Short Portable Mental Status
Questionnaire) juga bisa dilakukan.
6. Komplikasi
Menurut Menurut Kushariyadi (2010), berikut adalah komplikasi
demensia :
a. Peningkatan resiko infeksi di seluruh bagian tubuh
b. Ulkus diabetikus
c. Infeksi saluran kencing
d. Pneumonia
e. Kejang
f. Kontraktur Sendi
g. Kehilangan kemampuan untuk merawat diri
h. Malnutrisi dan dehidrasi akibat nafsu makan dan kesulitan
menggunakan peralatan
7. Penatalasanaan
a. Penatalaksanaan Umum
1) Terapi elektrokonvulsif
2) Monitor tanda vital dan jantung
3) Support nutris dan cairan
4) Diet cair atau lunak
5) Fisioterapi, occupational terapi

b. Pengobatan
1) Antipsikotik seperti Haloperidol
2) Sedative-hypnotiv :Chloral hydrate

3) Agen Antiansietas : Lorazepam, diazepam (valium)

4) Antidepresan
5) Laksatif (Tarwoto, 2013)

c. Terapi Farmakologi
1) Anti-oksidan, vitamin E yang terdapat dalam sayuran, kuning
telur, margarine, kacang-kacangan, minyak sayur, bisa
menurunkan resiko demensia Alzheimer. Vitamin C dapat
mengurangi radikal bebas (misalnya sayuran, stroberi, melon,
tomat, dan brokoli).
2) Obat anti-inflamasi
3) Obat penghambat asetilkolin esterase (misalnya Exelon)
d. Terapi Non Farmakologi
1) Penyampaian informasi yang benar kepada keluarga
2) Program harian untuk klien

3) Istirahat yang cukup

4) Reality orientation training atau orientasi realitas

5) Rehabilitasi

6) Terapi musik

7) Terapi rekreasi (Wahjudi, 2008)

8) Brain Gym atau Senam Otak (Feny, 2016)

9) Terapi Puzzle (Dyah, 2015)

C. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas Identitas (Pasien,Penanggung jawab)
b. Keluhan Utama
Pasien mengatakan mudah lupa akan peristiwa yang baru saja
terjadi, dan tidak mampu mengenali orang, tempat dan waktu.
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Penyakit Sekarang
2) Riwayat Penyakir Dahulu
3) Riwayat Penyakit Keluarga
4) Riwayat Pekerjaan
5) Riwayat LingkunganHidup
6) RiwayatRekreasi
7) Sumber/ SistemPendukung yang digunakan
. Psiko Sosial Budaya dan Spiritual
d. Riwayat Psikososial
1) Sosial
2) Budaya
3) Spiritual
Keyakina klien terhadapa agama dan keyakinannya
masih kuat.a tetapi tidak atau kurang mampu dalam
melaksnakan ibadatnmya sesuai dengan agama dan
kepercayaannya.

e. Pengkajian Kebutuhan Dasar Klien


1) Aktivitas dan Latihan
2) Tidur dan Istirahat
3) Kenyamanan dan Nyeri
4) Nutrisi
5) Cairan,elekrolit dan asam basa
6) Oksigenasi
7) Eliminasi
8) Persepsisensori
f. Head to toe
1) Kepala : Kebersihan: untuk mengetahui adanya ketombe,
kerontokan rambut serta kebersihan secara umum..
2) Mata : adanya perubahan penglihatan
3) Hidung : untuk mengetahui hidung bersih, tidak ada luka atau
lessi, tidak ada masa, Nyeri pad sinus
4) Mulut dan tenggorokan :sakit tenggorokan, lesi dan luka pada
mulut, perubahan suara, karies.
5) Telinga : penurunan pendengaran, Telinga Perubahan
pendengaran, Rabas, Tinitus, Vertigo Sensitivitas pendengaran,
Alat-alat protesa, Riwayat infeki.
6) Dada (Torax): mengetahui Bentuk dada dari posisi anterior dan
posterior, ada tidaknya deviasi, ada tidaknya bendungan vena
pada dinding dada.
7) Abdomen: Bentuk distended/flat/lainnya, nyeri tekan, Bising
usus: kali/ menit Genetalia Kebersiha: setiap habis mandi
dibersihkan, tidak ada hemoroid
8) Ekstremitas: Kekuatan otot 5 : melawan grafitasi dengan
kekuatan penuh, tidak menggunakan alat bantu saat jalan, tidak
mengalami nyeri sendi. Integumen : dari hasil pengkajian
didapat : kulit tampak kering, seperti bersisik, kulit tampak
pucat, tampak kotor berwarna hitan karena bekas luka, sering
menggaruk badan.

i. Pengkajian Sistem
j. Pengkajian Psikososial
k. Pengkajian Status Fungsional/Intelektual, Kognitif, Afektif dan
Psikologis
1) Pengkajian Indeks Barthel
N Kriteria Dengan Mandiri Skor
o bantuan
1. Makan 5 10 10
2. Berpindah dari kursi roda ke tempat 5-10 15 15
tidur, atau sebaliknya
3. Personal toilet (cuci muka, menyisir 5 10 5
rambut, gosok gigi)
4. Keluar masuk toilet ( mencuci pakaian, 0 5 0
menyika tubuh, menyiram)
5. Mandi 0 5 0
6. Berjalan dipermukaan datar (jika tidak 10 25 10
bisa menggunakan kursi roda)
7. Naik turun tangga 5 10 5
8. Mengenakan pakaian 5 10 10
9. Mengontrol bowel (BAB)/defekasi 5 10 10
1 Mengontrol bladder (BAK)/berkemih 5 10 10
0
Jumlah 75

Interpretasi ;
0-20 : Ketergantungan total
21-61 : Ketergantungan berat
62-90 : Ketergantungan sedang
91-99 : Ketergantungan ringan
100 : Mandiri
2) Pengkajian Nutrisi

Skrining Skor
Mengalami penurunan asupan makanan lebih dari tiga bulan selama
adanya penurunan nafsu makan, gangguan pencernaan, menelan dan
kesulitan menelan makanan
0 = Adanya penurunan asupan makanan yang besar  
A
1 = Adanya penurunan asupan makanan yang
sedang

2 = Tidak ada penurunan asupan makanan


Mengalami penurunan berat badan selama tiga bulan terakhir
0 = Penurunan BB >3 kg  

1 = Tidak diketahui
B
2 = Penurunan BB 1-3 kg

3 = Tidak mengalami penurunan BB


C Mobilitas
0 = Tidak dapat turun dari tempat tidur / kursi roda  

1 = Dapat turun dari tempat tidur / kursi roda


namun tidak dapat berjalan jauh

2 = Dapat berjalan jauh


Mengalami stres psikologis atau memiliki penyakit akut tiga bulan
terakhir
D 0 =Ya  

2 = Tidak
Mengalami gangguan neuropsikologis
0 = Mengalami demensia atau depresi berat  
E
1 = Mengalami demensia ringan

2 = Tidak mengalami gangguan neuropsikologis


Indeks massa tubuh (IMT)
0 =  IMT < 19  

F 1 = IMT 19-21
1
2 = IMT 21-23

3 = >23
Jika IMT tidak dapat diukur ganti pertanyaan F1 dengan F2

Jangan menjawab pertanyaan F2 jika pertanyaan F1 sudah terpenuhi


Lingkar betis (cm)
F 0 = jika < 31  
2
3 =  jika > 31
Skor maksimal 14

Evaluasi

Interpretasi

12-14         : Status gizi normal

8-11            : Resiko mengalami malnutrisi


1.7              : Mengalami malnutrisi

3) Pengkajian psikososial

4) Pengkajian Indeks KATZ

5) Pengkajian status mental gerontik

a) Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan


menggunakan MMSE (Mini Mental Status Exam)
b) Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan Short
Portable mental Status Questioner (SPMSQ)
c) Pengkajian Depresi Lansia (The Geriatric Depresion Scale
(Yesavage & brink, 1983 )

PERTANYAAN JAWABAN

1 Apakah pada dasarnya anda puas dengan Ya/Tidak


kehidupan anda ?
2 Sudahkah anda meninggalkan aktivitas dan
minat anda ?
3 Apakah anda merasa bahwa hidup anda
kosong ?
4 Apakah anda sering bosan ?
5 Apakah anda mempunyai semangat setiap
waktu ?
6 Apakah anda takut sesuatu akan terjadi pada
anda ?
7 Apakah anda merasa bahagia disetiap
waktu ?
8 Apakah anda merasa jenuh ?
9 Apakah anda lebih suka tinggal dirumah pada
malam hari, dari pada pergi melakukan
sesuatu yang baru ?
10 Apakah anda merasa bahwa anda lebih
banyak mengalami masalah dengan ingatan
anda daripada yang lainnya ?
11 Apakah anda berfikir sangat menyenangkan
hidup sekarang ini ?
12 Apakah anda merasa tidak berguna saat ini ?
13 Apakah anda merasa penuh berenergi saat ini
?
14 Apakah anda saat ini sudah tidak ada harapan
lagi ?
15 Apakah anda berfikir banyak orang yang lebih
baik dari anda ?

Keterangan : Nilai 1 poin untuk setiap respon yang cocok dengan


jawaban ya dan tidak setelah pertanyaan.

NILAI 5 ATAU LEBIH DAPAT MENANDAKAN DEPRESIInventaris


Depresi Beck untuk mengetahui tingkat depresi lansia dari
Beck dan Deck (1972)
e) Pengkajian Keseimbangan untuk Klien Lansia
l. Pemeriksaan Diagnostik
m. Daftar Pengobatan

2. Diagnose Keperawatan yang mungkin muncul


3. Intervensi Keperawatan yang mungkin dilakukan
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Identitas
Nama : Ny. K
Umur : 70 tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Status Perawinan : Menikah
Alamat : JL. Tirto Mulyo Mertasinga Cilacap Utara
Penanggung Jawab: Nn. D
2. Keluhan Utama
Pasien mengatakan mudah lupa dengan peristiwa yang sudah terjadi
dan suka lupa menaruh barang contohnya kacamata dan dompet.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan 1 tahun terakhir mulai sering lupa. Pasien
mengatakan sering tidak mengikuti posyandu lansia karena lupa jarang
diingatkan oleh keluarganya, pasien juga mengatakan sering lupa
metutup kran air, menutup pintu dan mematikan TV jika akan
berpergian.
b. Riwayat Penyakir Dahulu
Pasien mengatakan memiliki riwayat penyakit hipertensi dan
asam urat serta pernah dirawat dirumah sakit 7 bulan yang lalu karena
jatuh terpleset di depan rumah.
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan keluarga memiliki riwayat hipertensi yaitu
Alm. ibu.
d. Riwayat Pekerjaan
Pasien mengatakan pernah bekerja di pabrik tahu dan sebagai
buruh tani. Pasien mengatakan sekarang hanya berkerja sebagai petani.
Pendapatan ekonomi yang diterima dari suami dan anak-anaknya.
e. Riwayat Lingkungan Hidup
Pasien mengatakan tempat tinggal yang dihuni rumah sendiri
dengan jumlah kamar tidur 4, kamar mandi dalam 1, ada sumur timba,
samping kanan kiri rumah, penghuni 5 orang.
f. Riwayat Rekreasi
Pasien mengatakan setiap pagi ke sawah dan mencari keong.
Disiang dan sore hari memberi makan bebek. Dimalam hari dusuk
santai menonton TV.
g. Sumber/ SistemPendukung yang digunakan
Pasien mengatakan pelayanan kesehatan yang digunakan adalah
puskesmas yang berjarak 3,7 KM.
4. Psiko Sosial Budaya dan Spiritual
a. Riwayat Psikososial
Pasien mengatakan merasa cemas karena kondisi saat ini yang
mudah lupa dan untuk melakukan aktivitas mudah lelah.
b. Sosial
Pasien mengatakan berhubungan baik dengan tetangga sering
duduk bersama mengobrol dan sering mengikuti pengajian.
c. Budaya
Pasien mengatakan setiap bulan Suro melakukan puasa sunah
selama 3 hari dengan tujuan untuk meningkatkan kekuatan tubuh
sesuai dengan keyakinan masyarakat.
d. Spiritual
Pasien mengatakan mengakui adanya Tuhan, beragama Islam,
sholat 5 waktu puasa senen kemis dan lebih sering mengaji.
5. Pengkajian Kebutuhan Dasar Klien
a. Aktivitas dan Latihan

b. Tidur dan Istirahat


c. Kenyamanan dan Nyeri
d. Nutrisi
e. Cairan,elekrolit dan asam basa
f. Oksigenasi
g. Eliminasi
h. Persepsisensori
6.

B. Diagnose Keperawatan
C. Intervensi Keperawatan
D. Implementasi Keperawatan
E. Evaluasi Keperawatan

BAB IV
PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai