Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KONSEP LANSIA

OLEH :

KELOMPOK 1

1. ANDO PARATAMI (20.001)


2. ANGGITA NADILA PUTRI (20.002)
3. ANISA FITRI (20.003)
4. ANNISA WULANDARI (20.004)
5. ARTIN MONICA SITINJAK (20.005)
6. BAHARUDDIN SIREGAR (20.006)

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA


AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM I//BB MEDAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lansia merupakan seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun
keatas. Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah
memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang
dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging
Process atau proses penuaan. Usia lanjut sebagai tahap akhir siklus
kehidupan merupakan tahap perkembangan normal yang akan dialami
oleh setiap individu yang mencapai usia lanjut. Hal tersebut
merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat dihindari oleh setiap
manusia (Notoatmodjo, 2014 ). Proporsi penduduk di atas 60 tahun di
dunia diperkirakan akan terus meningkat. Perkiraan peningkatan dari
tahun 2000 sampai 2050 akan berlipat ganda dari sekitar 11%
menjadi 22%, atau secara absolut meningkat dari 605 juta menjadi 2
milyar lansia( WHO,2014). Dari tahun 2010-2014 pertumbuhan
penduduk Indonesia setiap tahun terus meningkat, dari 3,54 juta per
tahun menjadi 3,70 juta per tahun. Saat ini Jumlah penduduk usia
lanjut Berkisar antara 27 juta (angka nasional), dan diprediksi pada
tahun 2020 akan menjadi sekitar 38 juta atau 11,8% dari seluruh
jumlah penduduk usia lanjut yang ada pada saat ini di kota Surakarta
sebesar 11,3% (DKK Surakarta, 2016).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Lansia
A. Definisi Lansia
Lansia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan
biologis, fisik, kejiwaan dan sosial,perubahan ini akan memberikan
pengaruh pada seluruh aspek kehidupan, termasuk kesehatanya,
olehkarena itu kesehatan lansia perlu mendapat perhatian khusus dengan
tetap dipelihara dan ditingkatkan agar selama mungkin dapat hidup
secara produktif sesuai dengan kemampuanya sehingga dapat ikut
sertaberperan aktif dalam pembangunan (Mubarak, 2006).
proses menua merupakan suatu proses biologis yang tidak dapat
dihindarkan, yangakan dialami oleh setiap orang. Menua adalah suatu
proses menghilangnya secara perlahan- lahan (graduil) kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan
struktur dan fungsi secara normal, ketahanan terhadap injuri termasuk
adanya infeksi (Paris Contantinides, 1994).
Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai
dewasa, misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot,
susunan saraf dan jaringan lain sehingga tubuh “mati” sedikit demi
sedikit. Sebenarnya tidak ada batas yang tegas, pada usia berapa
penampilan seorang mulai menurun. kemudian menurun sedikit
demi sedikit sesuai bertambahnya umur. Berikut ini beberapa pengertian
lansia menurut para ahli :
 Pengertian Lansia Menurut Smith (1999) : Lansia terbagi menjadi
tiga, yaitu: young old (65-74tahun); middle old (75-84 tahun); dan
old old (lebih dari 85 tahun).
 Pengertian Lansia Menurut Setyonegoro: Lansia adalah orang yang
berusia lebih dari 65 tahun.Selanjutnya terbagi ke dalam 70-75
tahun (young old); 75-80 tahun (old); dan lebih dari 80 tahun(very
old).
 Pengertian Lansia Menurut UU No. 13 Tahun 1998: Lansia adalah
seseorang yang mencapai usia60 tahun ke atas.
 Pengertian Lansia Menurut WHO: Lansia adalah pria dan wanita
yang telah mencapai usia 60-74tahun.
 Pengertian Lansia Menurut Sumiati AM: Seseorang dikatakan
masuk usia lansia jika usianya telahmencapai 65 tahun ke atas.

B. Batasan – Batasan Lansia


Departemen Kesehatan RI membagi lansia sebagiai berikut :
1. Kelompok menjelang usia lanjut (45-54 th) sebagai masa vibrilitas
2. Kelompok usia lanjut (55-64 th) sebagai presenium
3. Kelompok usia lanjut (65 th >) sebagai senium
Menurut organisasi kesehatan Dunia lanjut usia dikelompokkan menjadi
1. Usia pertengahan (middle age), ialah kelompok usia 45 sampai
59 tahun.
2. Lanjut usia (elderly) : antara 60 sampai 74 tahun.
3. Lanjut usia tua (old) : antara 75 sampai 90 tahun.4) Usia sangat tua
(very old) : diatas 90 tahun.
C. Ciri-Ciri Lansia
adapun ciri dari lansia diantaranya :
a) Lansia merupakan periode kemunduran Kemunduran pada
lansia sebagian datang dari faktor fisik dan faktor psikologis
sehingga motivasi memiliki peran yang penting dalam
kemunduran pada lansia. Misalnya lansiayang memiliki
motivasi yang rendah dalam melakukan kegiatan, maka
akanmempercepat proses kemunduran fisik, akan tetapi ada
juga lansia yang memilikimotivasi yang tinggi, maka
kemunduran fisik pada lansia akan lebih lama terjadi.
b) Penyesuaian yang buruk pada lansia prilaku yang buruk
terhadap lansia membuat mereka cenderung
mengembangkan konsep diri yang buruk sehingga dapat
memperlihatkan bentuk perilaku yang buruk.Akibat dari
perlakuan yang buruk itu membuat penyesuaian diri lansia
menjadi buruk pula. Contoh: lansia yang tinggal bersama
keluarga sering tidak dilibatkan untuk pengambilan
keputusan karena dianggap pola pikirnya kuno, kondisi
inilah yang menyebabkan lansia menarik diri dari
lingkungan

D. Tugas Perkembangan Lansia


a. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan.Pengaturan
hidup bagi lansia merupakan suatu faktor yang sangat penting
dalam mendukung kesejahteraan lansia misalnya Perpindahan
tempat tinggal lansia.
b. Penyesuaian terhadap pendapatan menurun Ketika lansia
memasuki pensiun, pendapatan menurun secara tajam dan semakin
tidak memadai, karena biaya hidup terus meningkat, sementara
tabungan/pendapatan berkurang.
c. Mempertahankan hubungan perkawinan Hal ini menjadi penting
dalam mewujudkan kebahagiaan keluarga. Perkawinan
mempunyai kontribusi yang besar bagi moral dan aktivitas yang
berlangsung dari pasangan. Contoh: mitostentang aseksualitas
d. Penyesuaian terhadap kehilangan pasanganTugas perkembangan
ini secara umum : tugas yang pali traumatis. Lansia menyadari
bahwa kematian adalah bagian dari kehidupan normal, tetapi
kesadaran akan kematian tidak ada. Hal iniakan berdampak pada
reorganisasi fungsi keluarga secara total.
e. Pemeliharaan ikatan keluarga antar generasi Ada kecenderungan
f. lansia untuk menjauhkan diri dari hub.sosial, namun keluarga
menjadi fokusinteraksi lansia dan sumber utama dukungan sosial.

E. Masalah kesehatan yang muncul pada tahap lansia


Perubahan system tubuh lansia menurut Nugroho (2000) adalah :
1. Sel
a) Pada lansia jumlah sel akan lebih sedikit dan ukuranya lebih besar.
b) Cairan tubuh dan cairan intraselular akan berkurang.
c) Proporsi protein di otak, otot, ginjal, dan hati juga ikut berkurang.
d) Jumlah sel otak akan menurun.
e) Mekanisme perbaikan sel akan terganggu dan otak menjadi atropi.
2. System persyarafan
a) Rata– rata berkurangnya saraf neocortical sebesar 1 detik
b) ( pakkenberg dkk.2003).
c) Hubungan persyarafan cepat menurun.
d) Lambat dalam merespon, baik dari gerakan maupun jarak
waktu, khususnya stress.
e) Mengecilnya saraf pancaindra, serta menjadi kurang sensitive
terhadap sentuhan.

3. System pendengaran.
a) Gangguan pada pendengaran ( presbiakusis)
b) Membrane timpani antropi.
c) Terjadi pengumpalan dan pengerasan serumen Karena peningkatan
keratin.
d) Pendengaran menurun pada usia lanjut yang mengalami
ketegangan jiwa atau stress.

4. System penglihatan
 Timbul sklerisis pada sfinter pupil dan hilangnya respon terhadap
sinar.
 Kornea lebih berbentuk seperti bola ( sferis)
 Lensa lebih suram ( keruh) dapat menyebabkan katarak.
 Pengamatan sinar dan daya adaptasi terhadap kegelapan menjadi
lebih lambat dan sulituntuk melihat dalam keadaan gelap.
 Hilangnya daya akomodasi.
 Menurunya lapang pandang dan menurunya daya untuk
membedakan antara warna biru dengan warna hijau pada skala
pemeriksaan.

5. System kardiovaskuler
 Elastisitas dinding aorta menurun.
 Katup jantung menebal dan menjadi kaku.
 Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap jantung
sesudah berumur 20tahun. Hal ini memyebabkan menurunya
kontraksi dan volumenya.
 Kehilangan elastisitas pembuluh darah, kurangnya efektivitas
pembuluh darah periferuntuk oksigenasi, sering terjadi postural
hipotensi.
 Tekanan darah meningkat diakibatkan oleh meningkatnya
resistensi dari pembuluh darahperifer.

6. System pengaturan suhu tubuh


a) Suhu tubuh menurun ( hipotermia) secara fisiologis. Hal ini
diakibatkan oleh metabolismeyang menurun.
b) Keterbatasan reflek mengigil, dan tidak dapat memproduksi panas
yang banyak sehinggaterjadi rendahnya aktivitas otot.

7. Sistem pernapasan
a) Otot– otot pernapasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku.
b) Menurunya aktivitas dari silia.
c) Paru– paru kehilangan elastisitas sehingga kapasitas
residu meningkat.
d) Menarik napas lebih berat, kapasitas maksimum menurun, dan
kedalaman bernapasmenurun.
e) Ukuran alveoli melebar dari normal dan jumlahnya berkurang,
oksigen pada arterimenurun menjadi 75mmhg. Kemampuan untuk
batuk berkurang dan penurunankekuatan otot pernapasan.

8. System gastrointestinal
a) Kehilangan gigi, indera pengecapan mengalami penurunan.
b) Esophagus melebar.
c) Sensitivitas akan rasa lapar menurun.
d) Produksi asam lambung dan waktu pengosongan lambung
menurun.
e) Peristaltic lemah dan biasanya timbul konstipasi.
f) Fungsi absorsi menurun.
g) Hati semakin mengecil dan menurunya tempat menyimpan.
h) Berkurangnya suplai aliran darah.

i) 9. System genetalia
j) Ginjal mengecil dan nefron menjadi atropi, aliran darah keginjal
menurun hingga 50%,fungsi tubulus berkurang ( berakibat pada
penurunan kemmapuan ginjal untukmengonsentrasi urine, berat
jenis urine menurun, protein urine menurun, BUNmeningkat, nilai
ambang ginjalterhadap glukosa meningkat.
k) Otot- otot kandung kemih (vesika urinaria) melemah kapasitasnya
menurun hinggahingga 200ml dan menyebabkan frekuansi BAK
meningkat, kandung kemih dikosongkansehingga meningkatkan
retensi urine.
l) Pria dengan usia 65 th keatas sebagian besar mengalami
pembesaran prostat hingga 75%dari besar normalnya.

10. System endokrin


Menurunya produksi ACTH, TSH, FSH, dan LH, aktivitas tiroid,
basal metabolic rate (BMR), dayapertukaran gas, produksi aldosterone,
serta sekresi hormone kelamin seperti progesterone,estrogen dan
tetstoteron.
11. Sitem integument
 Kulit menjadi keriput akibat kehilangan jaringan lemak.
 Permukaan kulit kasar dan bersisik.
 Menurunya respon terhadap trauma, mekanisme proteksi kulit
menurun.
 Kulit kepala dan rambut menipis serta berwarna kelabu.
 Rambut dalam hidung dan telinga menebal.
 Berkurangnya elastisitas akibat menurunya cairan dan
vaskularisasi.
 Pertumbuhan kuku lebih lambat, kuku jari menjadi mengeras dan
rapuh, kuku jari tumbuhsecara berlebihan dan seperti tanduk.
 Kelenjar keringat berkurang jumlah dan fungsinya.
 Kuku menjadi pudar dan kurang bercahaya.
12. System musculoskeletal
 Tulang kehilangan kepadatan ( density) dan semkain rapuh.
 Kifosis.
 Persendian membesar dan menjadi kaku.
 Tendon mengkerut dan mengalami sclerosis.
 Atropi serabut otot sehingga gerak seseorang menjadi lambat,
otot-otot kram dan mejaditremor.
Beberapa masalah psokologis yang sering terjadi pada lansia :
a. Demensia
Demensia adalah gangguan daya ingat yang umumnya terjadi pada
usia > 65 tahun. Faktor resiko yang sering menyebabkan lanjut usia
terkena demensia adalah : usia, riwayat keluarga, jenis kelamin
perempuan. Demensiamerupakan suatu penyakit degeneratif primer pada
susunan sistem saraf pusat danmerupakan penyakit vaskuler.
b. Depresi
Gangguan depresi merupakan hal yang terpenting dalam problem
lansia. Usia bukanmerupakan faktor untuk menjadi depresi tetapi suatu
keadaan penyakit medis kronis danmasalah-masalah yang dihadapi lansia
yang membuat mereka depresi. Gejala depresi pada lansia, yaitu :
1). Gejala utama :
 Afek depresi
 -Kehilangan minat
 -Berkurangnya energi (mudah lelah)
Gejala lain :
 -Konsentrasi dan perhatian berkurang
 -Kurang percaya diri
 -Sering merasa bersalah
 -Pesimis
 -Ide bunuh diri
 -Gangguan pada tidur
 -Gangguan nafsu makan

c. Skizofrenia
Biasanya dimulai pada masa remaja akhir / dewasa muda dan menetap
seumurhidup. Wanita lebih sering menderita skizofrenia lambat
dibanding pria. Perbedaan onset lambat dengan awal adalah adanya
skizofrenia paranoid pada tipe onset lambat.Sekurang-kurangnya satu
gejala berikut :
-Thought echo, insertion, broadcasting.
-Delution of control, influence, passivity, perseption
-Halusinasi auditorik
-Waham yang menetapPaling sedikit 2 gejala berikut :
-Halusinasi panca indera yang menetap
-Arus pikir yang terputus
-Perilaku katatonik
-Gejala negatif Adanya gejala-gejala khas tersebut di atas berlangsung
selama kurun waktu satu bulan ataulebih. Terapi dapat diberikan obat
anti psikotik seperti haloperidol, chlorpromazine, denganpemberian dosis
yang lebih kecil.
d.Gangguan kecemasan
Gangguan kecemasan adalah berupa gangguan panik, fobia, gangguan
obsesif konfulsif,gangguan kecemasan umum, gangguan stres akut,
gangguan stres pasca traumatik. Onsetawal gangguan panik pada lansia
adalah jarang, tetapi dapat terjadi.
Kecemasan yang tersering pada lansia adalah tentang kematiannya.
Orang mungkinmenghadapi pikiran kematian dengan rasa putus asa dan
kecemasan, bukan dengan ketenangan hati dan rasa integritas (“Erik
Erikson”).
Gangguan stres lebih sering pada lansia terutama jenis stres pasca
traumatik karena padalansia akan mudah terbentuk suatu cacat fisik.
Terapi dapat disesuaikan secara individutergantung beratnya dan dapat
diberikan obat anti anxietas seperti : hydroxyzine, Buspirone.

F. Peran Perawat Bagi Lansia


Adapun asuhan keperawatan dasar yang di berikan, disesuaikan pada
kelompok lanjut usia, apakah lanjut usia aktif atau pasif, antara lain :
1. Untuk lanjut usia yang masih aktif, asuhan keperawatan dapat berupa
dukungan tentangpersonal hygine, kebersihan lingkungan serta
makanan yang sesuai dan kesegaran jasmani.
2. Untuk lanjut usia yang telah mengalami pasif, yang tergantung pada
orang lain. Hal yangperlu diperhatikan dalam memberikan asuhan
keperawatan pada lanjut usia pasif pada dasarnya sama sama seperti
pada lanjut usia aktif, dengan bantuan penuh oleh anggota keluarga
atau petugas. Khususnya bagi yang lumpuh, perlu dicegah agar tidak
terjadidekubitus.Lanjut usia mempunyai potensi besar untuk terjadi
dekubitus karena perubahan kulitberkaitan dengan bertambahnya
usia, antara lain :
 Berkurangnya jaringan lemak subkutan.
 Berkurangnya jaringan kolagen dan elastisitas.
 Menurunnya efisiensi kolateral kapital pada kulit sehingga kulit
menjadi lebih tipis danrapuh.
 Ada kecendrungan lansia imobisasi sehingga potensi terjadinya
dekubitus. Disamping itu, faktor intrinsik (tubuh sendiri) juga
berperan untuk terjadinya dekubitus,yakni :
1. Status gizi
2. Anemia
3. Adanya hipoalbunemia
4. Adanya penyakit-penyakit neurologic
5. Adanya penyakit-penyakit pembuluh darah6.

G. Pendekatan Keperawatan Lanjut Usia


 Pendekatan fisik
Perawatan yang memperhatikan kesehatan obyektif, kebutuhan,
kejadian-kejadian yangdialami klien lanjut usia semasa hidupnya.
Klien lanjut usia yang masih aktif, yang keadaan fisiknya masih
mampu bergerak tanpa bantuan orang lain sehingga untuk
kebutuhan sehari-hari masih mampu melakukansendiri.
Klien lanjut usia yang pasif atau tidak dapat bangun, yang keadaan
fisiknya mengalami kelumpuhan atau sakit. perawat harus
mengetahui dasar perawatan klien lanjut usia initerutama tentang
hal-hal yang berhubungan dengan keberhasilan perorangan
untukmempertahankan kesehatannya. kebersihan perorangan
(personal hygiene) sangapenting dalam usaha mencegah timbulnya
peradangan, mengingat sumber infeksi dapat timbul bila keberihan
kurang mendapat perhatian.
 Pendekatan psikis
Di sini perawat mempunyai peranan penting untuk mengadakan
pendekatan adukatif padaklien lanjut usia, perawat dapat berperan
sebagai supporter, interpreter terhaadap segalasesuatu yang asing,
sebagai penamung rahasia yang pribadi dan sebagai sahabat yang
akrab.Perawat hendaknnya memiliki kesabaran dan ketelitian
dalam memberikan kesempatan danwaktu yang cukup banyak
untuk menerima berbagai bentuk keluhan agar para lanjut usia
merasa puas. Perawat harus selalu memegang prinsip “Triple S”,
yaitu sabar, simpatik, dan service.
 Pendekatan social
Mengadakan diskusi, tukar pikiran, dan bercarita merupakan salah
satu upaya perawat dalam pendekatan social. Memberi kesempatan
untuk berkumpul bersama dengan sesame klienlanjut usia berarti
menciptakan sosialisasi mereka. Perawat memberikan kesempatan
yang seluas-luasnya kepada para lajut usia untuk mengadakan
komunikasi dan melakukan rekreasi, misalnya jalan pagi,
menonton film, atau hiburan-hiburan lain. Para lanjut usia perlu
dirangsang untuk mengetahui dunia luar, seperti menonton
tv,mendengar radio, atau membaca majalah dan surat kabar. Dapat
disadari bahwa pendekatan komunikasi dalam perawatan tidak
kalah pentingnya dengan upaya pengobatan medis dalam proses
penyembuhan atau ketenangan para klien lanjut usia.
 Pendekatan spiritual
Perawat harus bisa memberikan ketenangan dan kepuasan batin
dalam hubungannya denganTuhan atau agama yang di anutnya,
terutamabila klien lanjut usia dalam keadaan sakit ataumendekati
kematian.Sehubungan dengan pendekatan spiritual bagi klien
lanjut usia yang menghadapi kematian, DR. Tony Setyabudhi
mengemukakan bahwa maut seringkali menggugah rasa takut.
Rasa takut semacam ini didasari oleh berbagai macam factor,
seperti tidakpastian akanpengalaman selanjutnya, adanya rasa sakit
/ penderitaan yang sering menyertainya, kegelisahan untuk tidak
kumpul lagi dengan keluarga / lingkungan sekitarnya.H.
 

Tujuan Asuhan Keperawatan Lanjut Usia


1. Agar lanjut usia dapat melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri
dengan :
 Peningkatan kesehatan (Health Promotion).
 Pencegahan penyakit
 Pemeliharaan kesehatan.Sehingga memiliki ketenengan hidup dan
produktif sapai akhir hidup.
2. Mempertahankan kesehatan serta kemampuan dari mereka
yang usianya telah lanjut dengan jalan perawatan dan pencegahan.
3. Membantu mempertahankan serta membesarkan daya hidup atau
semangat hidup klienlanjut usia (Life Support ).
4. Menolong dan merawat klien lanjut usia yang menderita penyakit /
mengalami gangguantertentu ( kronis maupun akut ).
5. Merangsang para petugas kesehatan ( dokter, perawat ) untuk dapat
mengenal danmenegakkan diagnosa yang tepat dan dini, bila mereka
menjumpai suatu kelainan tertent.
 
FOKUS ASUHAN KEPERAWATAN LANJUT USIA
1. Peningkatan kesehatan (health promotion)
2. Pencegahan penyakit (preventif)
3. Mengoptimalkan fungsi mental.
4. Mengatasi gangguan kesehatan yang umum.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah


memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang
dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging
Process atau proses penuaan. Usia lanjut sebagai tahap akhir siklus
kehidupan merupakan tahap perkembangan normal yang akan dialami
oleh setiap individu yang mencapai usia lanjut. Hal tersebut merupakan
suatu kenyataan yang tidak dapat dihindari oleh setiap manusia
(Notoatmodjo, 2014 ). Usia lanjut sebagai tahap akhir siklus kehidupan
merupakan tahap perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap
individu yang mencapai usia lanjut. Hal tersebut merupakan suatu
kenyataan yang tidak dapat dihindari oleh setiap manusia (Notoatmodjo,
2014 ). Proporsi penduduk di atas 60 tahun di dunia diperkirakan akan
terus meningkat.

Saran

Disarankan untuk perawat perlu meningkatkan pengetahuannya


tentang peranannyamelalui pembekalan keperawatan mengenai lansia
sehingga perawat menjadi terampil dan banyak pengetahuan
dalammemenuhi kebutuhan rasa aman pasien sehingga diharapkan
kejadian jatuh hingga cedera pada lansia dapat dicegah

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis.


Edisi ke-6. Jakarta : EGC

Leeckenotte, Annete Glesler. 1997. Pengkajian Gerontologi, Edisi ke-2.


Jakarta : EGC

Nugroho, Wahjudi. 2000. Keperawatan Gerontik, Edisi ke-2. Jakarta :


EGC

Muhith, Abdul , 2016. Pendidikan keperawatan gerontic, edisi 1,


yokyakarta : ANDI OFFFSET

Anda mungkin juga menyukai