Anda di halaman 1dari 35

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK DENGAN MASALAH REMATIK PADA

NY. M DI DESA MARAMPA KEC.RONGKONG

Oleh :

NAMA : FITRAH GIVARI

NIM : 01.2016.005

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESESHATAN

KURNIA JAYA PERSADA

PALOPO

2020

1
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Meningkatnya usia harapan hidup (UHH) memberikan dampak yang
kompleks terhadap kesejahteraan lansia. Di satu sisi peningkatan UHH
mengindikasikan peningkatan taraf kesehatan warga negara. Namun di sisi lain
menimbulkan masalah masalah karena dengan meningkatnya jumlah penduduk usia
lanjut akan berakibat semakin besarnya beban yang ditanggung oleh keluarga,
masyarakat dan pemerintah, terutama dalam menyediakan pelayanan dan fasislitas
lainnya bagi kesejahteraan lansia. Hal ini karena pada usia lanjut individu akan
mengalami perubahan fisik, mental, sosial ekonomi dan spiritual yang mempengaruhi
kemampuan fungsional dalam aktivitas kehidupan sehari-hari sehingga menjadikan
lansia menjadi lebih rentan menderita gangguan kesehatan baik fisik maupun mental.
Walaupun tidak semua perubahan struktur dan fisiologis, namun diperkirakan
setengah dari populasi penduduk lansia mengalami keterbatasan dalam aktivitas
kehidupan sehari-hari, dan 18% diantaranya sama sekali tidak mampu beraktivitas.
Berkaitan dengan kategori fisik, diperkirakan 85% dari kelompok umur 65 tahun atau
lebih mempunyai paling tidak satu masalah kesehatan(HealthyPeople). Dari berbagai
masalah kesehatan itu ternyata gangguan muskuloskeletal menempati urutan kedua
14,5% setelah penyakit kardiovaskuler dalam pola penyakit masyarakat usia >55
tahun (Household Survey on Health, Dept. Of Health). Dan berdasarkan survey WHO
di Jawa ditemukan bahwa artritis/reumatisme menempati urutan pertama (49%) dari
pola penyakit lansia (Boedhi Darmojo). Seiring dengan meningkatnya usia harapan
hidup, jumlah populasi usia lanjut (lansia) juga meningkat. Tahun 1999, jumlah
penduduk lansia di Indonesia lebih kurang 16 juta jiwa. Badan Kesehatan Dunia,
WHO, memperkirakan tahun 2025 jumlah lansia di Indonesia 60 juta jiwa, mungkin
salah satu terbesar di dunia. Dibandingkan dengan jantung dan kanker, rematik boleh
jadi tidak terlampau menakutkan. Namun, jumlah penduduk lansia yang tinggi
kemungkinan membuat rematik jadi keluhan favorit. Penyakit otot dan persendian ini
sering menyerang lansia, melebihi hipertensi dan jantung, gangguan pendengaran dan
penglihatan, serta diabetes (Health-News,2007).

2
2. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam makalah Asuhan Keperawatan Gerontik Pada
Ny. H dengan reumatik adalah sebagai berikut:
A. Apa yang dimaksud dengan rheumatoid artritis pada lansia?
B. Apa Etiologi, Patofisiologi serta Manifestasi Klinis rheumatoid artritis yang
terjadi pada lansia?
C. Bagaimana Asuhan Keperawatan Gerontik pada lansia dengan rheumatoid
artritis?

3. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran umum tentang rheumatoid arthritis yang terjadi pada lansia.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengertian, etiologi, patofisiologi, serta tanda dan gejala yang
terjadi pada lansia penderita rheumatoid artritis.
b. Mengetahui penatalaksanaan asuhan keperawatan gerontik yang sesuai
diberikan pada lansia dengan rheumatoid arthritis.

3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

1. Konsep Lansia
A. Pengertian
Dalam Undang-undang No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia
menyatakan bahwa lansia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke
atas. Dalam mendefinisikan batasan penduduk lanjut usia, ada tiga aspek yang
perlu dipertimbangkan yaitu aspek biologi, aspek ekonomi dan aspek sosial
(BKKBN). Menurut prof koesmoto setyonegoro lanjut usia adalah orang yg
berumur 65 tahun keatas. Sebenarnya lanjut usia adalah suatu proses alami
yang tidakapat ditentukan oleh tuhan yang maha esa (Wahyudi, 2000)
B. Batasan lansia
Batasan seseorang dikatakan Lanjut usia masih diperdebatkan oleh
para ahli karena banyak faktor fisik, psikis dan lingkungan yang saling
mempengaruhi sebagai indikator dalam pengelompokan usia lanjut. Proses
peneuan berdasarkan teori psikologis ditekankan pada perkembangan). World
Health Organization (WHO) mengelompokkan usia lanjut sebagai berikut :
1. Middle Aggge (45-59 tahun)
2. Erderly (60-74 tahun)
3. Old (75-90 tahun)
4. Very old (> 91 tahun)
C. Proses Menua Menua
adalah proses yang mengubah seorang dewasa sehat menjadi seorang
yang frail dengan berkurangnya sebagian besar cadangan sistem fisiologis dan
meningkatnya kerentanan terhadapa berbagai penyakit dan kematian (Setiati
dkk, 2006). Terdapat dua jenis penuaan, antara lain penuaan primer,
merupakan proses kemunduran tubuh gradual tak terhindarkan yang dimulai
pada masa awal kehidupan dan terus berlangsung selama bertahun-tahun,
terlepas dari apa yang orang-orang lakukan untuk menundanya. Sedangkan
penuaan sekunder merupakan hasil penyakit, kesalahan dan penyalahgunaan
faktor-faktor yang sebenarnya dapat dihindari dan berada dalam kontrol

4
seseorang (Busse,1987; J.C Horn & Meer,1987 dalam Papalia, Olds &
Feldman, 2005).
D. Perubahan- perubahan yang terjadi pada lansia
1. Perubahan Fisik Meliputi perubahan dari tingkat sel sampai kesemua
sistem organ tubuh, diantaranya sistem pernafasan, pendengaran,
penglihatan, kardiovaskuler, sistem pengaturan tubuh,
muskuloskeletal, gastrointestinal, genito urinaria, endokrin dan
integumen.
a. Sistem pernafasan pada lansia.
1) Otot pernafasan kaku dan kehilangan kekuatan, sehingga
volume udara inspirasi berkurang, sehingga pernafasan cepat
dan dangkal.
2) Penurunan aktivitas silia menyebabkan penurunan reaksi
batuk sehingga potensial terjadi penumpukan sekret.
3) Penurunan aktivitas paru ( mengembang & mengempisnya )
sehingga jumlah udara pernafasan yang masuk keparu
mengalami penurunan, kalau pada pernafasan yang tenang kira
kira 500 ml.
4) Alveoli semakin melebar dan jumlahnya berkurang ( luas
permukaan normal 50m²), menyebabkan terganggunya prose
difusi.
5) Penurunan oksigen (O2) Arteri menjadi 75 mmHg
menggangu prose oksigenasi dari hemoglobin, sehingga O2
tidak terangkut semua kejaringan.
6) CO2 pada arteri tidak berganti sehingga komposisi O2 dalam
arteri juga menurun yang lama kelamaan menjadi racun pada
tubuh sendiri.
7) kemampuan batuk berkurang, sehingga pengeluaran sekret &
corpus alium dari saluran nafas berkurang sehingga potensial
terjadinya obstruksi.
b. Sistem persyarafan.
1) Cepatnya menurunkan hubungan persyarafan.
2) Lambat dalam merespon dan waktu untuk berfikir.
3) Mengecilnya syaraf panca indera.

5
4) Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran,
mengecilnya syaraf pencium & perasa lebih sensitif terhadap
perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin.
c. Perubahan panca indera yang terjadi pada lansia.
1) Penglihatan
a) Kornea lebih berbentuk skeris.
b) Sfingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon
terhadap sinar.
c) Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa).
d) Meningkatnya ambang pengamatan sinar : daya
adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat, susah
melihat dalam cahaya gelap.
e) Hilangnya daya akomodasi.
f) Menurunnya lapang pandang & berkurangnya luas
pandang.
g) Menurunnya daya membedakan warna biru atau warna
hijau pada skala.
2) Pendengaran.
a) Presbiakusis (gangguan pada pendengaran) :
Hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telinga
dalam, terutama terhadap bunyi suara, antara lain nada
nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti
kata kata, 50 % terjadi pada usia diatas umur 65 tahun.
b) Membran timpani menjadi atropi menyebabkan
otosklerosis.
c) Terjadinya pengumpulan serumen, dapat mengeras
karena meningkatnya kreatin.
3) Pengecap dan penghidu.
a) Menurunnya kemampuan pengecap.
b) Menurunnya kemampuan penghidu sehingga
mengakibatkan selera makan berkurang.
4) Peraba.
a) Kemunduran dalam merasakan sakit.

6
b) Kemunduran dalam merasakan tekanan, panas dan
dingin.

d. Perubahan cardiovaskuler pada usia lanjut.


1). Katub jantung menebal dan menjadi kaku.
2) Kemampuan jantung memompa darah menurun 1 %
pertahun sesudah berumur 20 tahun. Hal ini menyebabkan
menurunnya kontraksi dan volumenya.
3) Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Kurangnya
efektifitasnya pembuluh darah perifer untuk oksigenasi,
perubahan posisi dari tidur keduduk ( duduk ke berdiri ) bisa
menyebabkan
tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg ( mengakibatkan
pusing mendadak ).
4) Tekanan darah meningkat akibat meningkatnya resistensi
pembuluh darah perifer (normal ± 170/95 mmHg ).

e. Sistem genito urinaria.


1) Ginjal, Mengecil dan nephron menjadi atropi, aliran darah ke
ginjal menurun sampai 50 %, penyaringan diglomerulo
menurun sampai 50 %, fungsi tubulus berkurang akibatnya
kurangnya kemampuan mengkonsentrasi urin, berat jenis urin
menurun proteinuria ( biasanya + 1 ) ; BUN meningkat sampai
21 mg % ; nilai ambang ginjal terhadap glukosa meningkat.
2) Vesika urinaria / kandung kemih, Otot otot menjadi lemah,
kapasitasnya menurun sampai 200 ml atau menyebabkan
frekwensi BAK meningkat, vesika urinaria susah dikosongkan
pada pria lanjut usia sehingga meningkatnya retensi urin.
3) Pembesaran prostat ± 75 % dimulai oleh pria usia diatas 65
tahun.
4) Atropi vulva.
5) Vagina, Selaput menjadi kering, elastisotas jaringan
menurun juga permukaan menjadi halus, sekresi menjadi

7
berkurang, reaksi sifatnya lebih alkali terhadap perubahan
warna.
6) Daya sexual, Frekwensi sexsual intercouse cendrung
menurun tapi kapasitas untuk melakukan dan menikmati
berjalan terus.

f. Sistem endokrin / metabolik pada lansia.


1) Produksi hampir semua hormon menurun.
2) Fungsi paratiroid dan sekesinya tak berubah.
3) Pituitary, Pertumbuhan hormon ada tetapi lebih rendah dan
hanya ada di pembuluh darah dan berkurangnya produksi dari
ACTH, TSH, FSH dan LH.
4) Menurunnya aktivitas tiriod Ù BMR turun dan menurunnya
daya pertukaran zat.
5) Menurunnya produksi aldosteron.
6) Menurunnya sekresi hormon bonads : progesteron, estrogen,
testosteron.
7) Defisiensi hormonall dapat menyebabkan hipotirodism,
depresi dari sumsum tulang serta kurang mampu dalam
mengatasi tekanan jiwa (stess).

g. Perubahan sistem pencernaan pada usia lanjut.


1) Kehilangan gigi, Penyebab utama adanya periodontal
disease yang biasa terjadi setelah umur 30 tahun, penyebab lain
meliputi kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk.
2) Indera pengecap menurun, Adanya iritasi yang kronis dari
selaput lendir, atropi indera pengecap (± 80 %), hilangnya
sensitivitas dari syaraf pengecap dilidah terutama rasa manis,
asin, asam & pahit.
3) Esofagus melebar.
4) Lambung, rasa lapar menurun (sensitivitas lapar menurun ),
asam lambung menurun, waktu mengosongkan menurun.
5) Peristaltik lemah & biasanya timbul konstipasi.
6) Fungsi absorbsi melemah ( daya absorbsi terganggu ).

8
7) Liver ( hati ), Makin mengecil & menurunnya tempat
penyimpanan, berkurangnya aliran darah.

h. Sistem muskuloskeletal.
1) Tulang kehilangan densikusnya Ù rapuh.
2) resiko terjadi fraktur.
3) kyphosis.
4) persendian besar & menjadi kaku.
5) pada wanita lansia > resiko fraktur.
6) Pinggang, lutut & jari pergelangan tangan terbatas.
7) Pada diskus intervertebralis menipis dan menjadi pendek
(tinggi badan berkurang ).

i. Perubahan sistem kulit & karingan ikat.


1) Kulit keriput akibat kehilangan jaringan lemak.
2) Kulit kering & kurang elastis karena menurunnya cairan dan
hilangnya jaringan adiposa
3) Kelenjar kelenjar keringat mulai tak bekerja dengan baik,
sehingga tidak begitu tahan terhadap panas dengan temperatur
yang tinggi.
4) Kulit pucat dan terdapat bintik bintik hitam akibat
menurunnya aliran darah dan menurunnya sel sel yang
meproduksi pigmen.
5) Menurunnya aliran darah dalam kulit juga menyebabkan
penyembuhan luka luka kurang baik.
6) Kuku pada jari tangan dan kaki menjadi tebal dan rapuh.
7) Pertumbuhan rambut berhenti, rambut menipis dan botak
serta warna rambut kelabu.
8) Pada wanita > 60 tahun rambut wajah meningkat kadang
kadang menurun.
9) Temperatur tubuh menurun akibat kecepatan metabolisme
yang menurun.
10) Keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat
memproduksi panas yang banyak rendahnya akitfitas otot.

9
11) Perubahan sistem reproduksi dan kegiatan sexual.
a) selaput lendir vagina menurun/kering.
b) menciutnya ovarium dan uterus.
c) atropi payudara.
d) testis masih dapat memproduksi meskipun adanya
penurunan secara berangsur berangsur.
e) dorongan sex menetap sampai usia diatas 70 tahun, asal
kondisi kesehatan baik.

2. Perubahan-perubahan mental/ psikologis


Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental adalah :
a. Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa.
b. kesehatan umum
c. Tingkat pendidikan
d. Keturunan (herediter)
e. Lingkungan
f. Gangguan saraf panca indra, timbul kebutaan dan ketulian
g. Gangguan konsep diri akibat kehilangan jabatan
h. Rangkaian dari kehilangan yaitu kehilangan hubungan dengan
teman dan family
i. Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap
gambaran diri dan perubahan konsep diri

Perubahan kepribadian yang drastis keadaan ini jarang terjadi lebih


sering berupa ungkapan yang tulus dari perasaan seseorang, kekakuan
mungkin oleh karena faktor lain seperti penyakit-penyakit Kenangan
(memory) ada dua; 1) kenangan jangka panjang, berjam-jam sampai berhari-
hari yang lalu, mencakup beberapa perubahan, 2) Kenangan jangka pendek
atau seketika (0-10 menit), kenangan buruk. Intelegentia Quation; 1)
tidakberubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal, 2)
berkurangnya penampilan,persepsi dan keterampilan psikomotorterjadi
perubahan pada daya membayangkan, karena tekanan-tekanan dari faktro
waktu. 3. Perubahan Spiritual Agama atau kepercayaan makin terintegarsi

10
dalam kehidupannya (Maslow,1970). Lansia makin matur dalam kehidupan
keagamaannya, hal ini terlihat dalam berpikir dan bertindak dalam sehari-hari.

E. Rematik
a. Definisi
Istilah rheumatism berasal dari bahasa Yunani, rheumatismos yang berarti
mucus, suatu cairan yang dianggap jahat mengalir dari otak ke sendi dan
struktur lain tubuh sehingga menimbulkan rasa nyeri atau dengan kata lain,
setiap kondisi yang disertai kondisi nyeri dan kaku pada sistem
muskuloskeletal disebut reumatik termasuk penyakit jaringan ikat. Rematik
adalah penyakit yang menyerang sendi dan struktur jaringan sekitarnya
(tendon ligament, sinovia, otot sendi, dan tulang). Penyakit ini tidak terbatas
menyerang sendi bisa juga mengenai organ lain. Reumatik dapat
dikelompokkan atas beberapa golongan, yaitu :
1. Osteoartritis.
Penyakit merupakan penyakit kerusakan tulang rawan sendi yang
berkembang lambat dan berhubungan dengan usia lanjut. Secara klinis
ditandai dengan nyeri, deformitas, pembesaran sendi, dan hambatan gerak
pada sendi – sendi tangan dan sendi besar yang menanggung beban ini.
2. Artritis Rematoid.
Artritis rematoid adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik
dengan manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ
tubuh. Terlibatnya sendi pada pasien artritis rematoid terjadi setelah penyakit
ini berkembang lebih lanjut sesuai dengan sifat progresifitasnya. Pasien dapat
juga menunjukkan gejala berupa kelemahan umum cepat lelah.
3. Polimialgia Reumatik.
Penyakit ini merupakan suatu sindrom yang terdiri dari rasa nyeri dan
kekakuan yang terutama mengenai otot ekstremitas proksimal, leher, bahu dan
panggul. Terutama mengenai usia pertengahan atau usia lanjut sekitar 50 tahun
ke atas.
4. Artritis Gout (Pirai).
Artritis gout adalah suatu sindrom klinik yang mempunyai gambaran
khusus, yaitu artritis akut. Artritis gout lebih banyak terdapat pada pria dari

11
pada wanita. Pada pria sering mengenai usia pertengahan, sedangkan pada
wanita biasanya mendekati masa menopause.
b. Reumathoid Arthritis
1. Definisi Rematoid
Artritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik yang
manifestasi utamanya adalah poliartritis yang progresif, akan tetapi
penyakit ini juga melibatkan seluruh organ tubuh.(Hidayat, 2006) Artritis
Rematoid adalah suatu penyakit autoimun dimana persendian (biasanya
sendi tangan dan kaki) secara simetris mengalami peradangan, sehingga
terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan
kerusakan bagian dalam sendi.
2. Etiologi
Hingga kini penyebab Remotoid Artritis (RA) tidak diketahui,
tetapi beberapa hipotesa menunjukan bahwa RA dipengaruhi oleh faktor-
faktor :
a. Mekanisme IMUN ( Antigen-Antibody) seperti interaksi antara IGC
dan faktor Rematoid
b. Gangguan Metabolisme
c. Genetik
d. Faktor lain : nutrisi dan faktor lingkungan (pekerjaan dan psikososial)
3. Patofisiologi
Cidera mikro vascular dan jumlah sel yang membatasi dinding
sinovium merupakan lesi paling dini pada sinovisis remotoid. Sifat
trauma yang menimbulkan respon ini masih belum diketahui.
Kemudian, tampak peningkatan jumlah sel yang membatasi dinding
sinovium bersama sel mononukleus privaskular. Seiring dengan
perkembangan proses sinovium edematosa dan menonjol kedalam
rongga sendi sebagai tonjolan-tonjolon vilosa.
Pada penyakit Rematoid Artritis terdapat 3 stadium yaitu :
a. Stadium Sinovisis Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada
jaringan sinovial yang ditandai hiperemi, edema karena kongesti, nyeri
pada saat istirahat maupun saat bergerak, bengkak dan kekakuan.

12
b. Stadium Destruksi Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada
jaringan sinovial terjadi juga pada jaringan sekitarnya yang ditandai
adanya kontraksi tendon.
c. Stadium Deformitas Pada stadium ini terjadi perubahan secara
progresif dan berulang kali, deformitas dan gangguan fungsi secara
menetap.
4. Tanda dan Gejala
Pasien-pasien dengan RA akan menunjukan tanda dan gejala seperti
a) Nyeri persendian
b) Bengkak (Rheumatoid nodule)
c) Kekakuan pada sendi terutama setelah bangun tidur pada pagi hari
d) Terbatasnya pergerakan
e) Sendi-sendi terasa panas
f) Demam (pireksia)
g) Anemia
h) Berat badan menurun
i) Kekuatan berkurang
j) Tampak warna kemerahan di sekitar sendi
k) Perubahan ukuran pada sendi dari ukuran normal
l) Pasien tampak anemik
Pada tahap yang lanjut akan ditemukan tanda dan gejala seperti :
a. Gerakan menjadi terbatas
b. Adanya nyeri tekan
c. Deformitas bertambah pembengkakan
d. Kelemahan
e. Depresi
5. Pemeriksaan Diagnostik
Faktor Reumatoid : positif pada 80-95% kasus.
a. Fiksasi lateks: Positif pada 75 % dari kasus-kasus khas.
b. Reaksi-reaksi aglutinasi : Positif pada lebih dari 50% kasus-
kasus khas.
c. LED : Umumnya meningkat pesat ( 80-100 mm/h) mungkin
kembali normal sewaktu gejala-gejala meningkat
d. Protein C-reaktif: positif selama masa eksaserbasi.

13
e. SDP: Meningkat pada waktu timbul prosaes inflamasi.
f. JDL : umumnya menunjukkan anemia sedang.
g. Ig ( Ig M dan Ig G); peningkatan besar menunjukkan proses
autoimun sebagai penyebab AR.
h. Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan
pada jaringan lunak, erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang
yang berdekatan ( perubahan awal ) berkembang menjadi
formasi kista tulang, memperkecil jarak sendi dan subluksasio.
Perubahan osteoartristik yang terjadi secara bersamaan.
i. Scan radionuklida : identifikasi peradangan sinovium
j. Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang
menunjukkan irregularitas/ degenerasi tulang pada sendi
k. Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang
lebih besar dari normal: buram, berkabut, munculnya warna
kuning ( respon inflamasi, produk-produk pembuangan
degeneratif ); elevasi SDP dan lekosit, penurunan viskositas
dan komplemen ( C3 dan C4 ).
l. Biopsi membran sinovial : menunjukkan perubahan inflamasi
dan perkembangan panas. Kriteria diagnostik Artritis
Reumatoid adalah terdapat poli- arthritis yang simetris yang
mengenai sendi-sendi proksimal jari tangan dan kaki serta
menetap sekurang-kurangnya 6 minggu atau lebih bila
ditemukan nodul subkutan atau gambaran erosi peri-artikuler
pada foto rontgen. Kriteria Artritis rematoid menurut American
Reumatism Association ( ARA ) adalah:
a. Kekakuan sendi jari-jari tangan pada pagi hari ( Morning
Stiffness ).
b. Nyeri pada pergerakan sendi atau nyeri tekan sekurang-
kurangnya pada satu sendi.
6. Penatalaksanaan
a. Pendidikan : meliputi tentang pengertian, patofisiologi,
penyebab, dan prognosis penyakit ini
b. Istirahat : karena pada RA ini disertai rasa lelah yang hebat

14
c. Latihan : pada saat pasien tidak merasa lelah atau inflamasi
berkurang, ini bertujuan untuk mempertahankan fungsi sendi
pasien
d. Termoterapi
e. Gizi yaitu dengan memberikan gizi yang tepat
f. Pemberian Obat-obatan :
g.
7. Komplikasi
a. Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanya
proses granulasi di bawah kulit yang disebut subcutan nodule
b. Pada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasi jaringan otot
c. Pada pembuluh darah terjadi tromboemboli
d. Terjadi splenomegaly.

F. Konsep Keperawatan
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal dalam proses keperawatan yang
harus dilakukan secara sistematis agar dapat memberikan asuhan
keperawatan yang tepat untuk klien. Adapun beberapa hal yang perlu
dikaji adalah sebagai berikut:
1. Identitas Umum Yang perlu diketahui disini meliputi; nama,alamat,
umur, jenis kelamin, agama/suku, warga Negara, bahasa yang
digunakan, penanggung jawab/orang yang bisa dihubungi (nama,
alamat, hubungan dengan klien), cara masuk, alasan masuk, tanggal
masuk, diagnosa medic, dan lain sebagainya.
2. Pengkajian Fungsional Gordon
a. Persepsi dan Penanganan Kesehatan
1) Apakah pernah mengalami sakit pada sendi-sendi
2) Riwayat penyakit yang pernah diderita sebelumnya
3) Riwayat keluarga dengan RA
4) Riwayat keluarga dengan penyakit autoimun
5) Riwayat infeksi virus, bakteri, parasit dll
b. Nutrisi – Metabolic

15
1) Jenis, frekuensi, jumlah makanan yang dikonsumsi (makanan
yang banyak mengandung pospor(zat kapur), vitamin dan protein)
2) Riwayat gangguan metabolic
c. Eliminasi
1) Adakah gangguan pada saat BAB dan BAK?
d. Aktivitas dan Latihan
1) Kebiasaan aktivitas sehari-hari sebelum dan sesudah sakit
2) Jenis aktivitas yang dilakukan
3) Rasa sakit/nyeri pada saat melakukan aktivitas
4) Tidak mampu melakukan aktifitas berat
e. Tidur – Istirahat
1) Apakah ada gangguan tidur?
2) Kebiasaan tidur sehari
3) Terjadi kekakuan selama 1/2-1 jam setelah bangun tidur
4) Adakah rasa nyeri pada saat istirahat dan tidur?
f. Kognitif-persepsi
1) Adakah nyeri sendi saat digerakan atau istirahat?
g. Persepsi diri – Konsep diri
1) Adakah perubahan pada bentuk tubuh (deformitas/kaku sendi)?
2) Apakah pasien merasa malu dan minder dengan penyakitnya
h. Peran – Hubungan
1) Bagaimana hubungan dengan keluarga?
2) Apakah ada perubahan peran pada klien?
i. Seksualitas dan Reproduksi
1) Adakah gangguan seksualitas?
j. Koping - Toleransi Stress
1) Adakah perasaan takut, cemas akan penyakit yang diderita?
k. Nilai Kepercayaan
1) Agama yang dianut?
2) Adakah gangguan beribadah?
3) Apakah klien menyerahkan sepenuhnya penyakitnya kepada
Tuhan

16
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

I. PENGKAJIAN
A. Data Biografi
1. Nama : Ny.M
2. Jenis kelamin : perempuan
3. Golongan darah :-
4. Tempat & tanggal lahir :
5. Pendidikan terakhir : SMP
6. Agama : Islam
7. Status perkawinan : kawin
8. Penampilan :-
9. Alamat : desa limbong
10. Orang yang mudah dihubungi :
11. Alamat & telepon :
B. Riwayat Keluarga
Genogram :

Ny.S
Tn.A

17
Keterangan :

= Laki Laki

= Petempuan

= Meninggal

= Tinggal Serumah

= Kli

C. Riwayat Pekerjaan
1. Pekerjaan saat ini : tidak bekerja
2. Alamat pekerjaan :
3. Alat transportasi :
4. Pekerjaan sebelumnya :
5. Alat transportasi :
6. Sumber-sumber pendapatan dan kecukupan terhadap kebutuhan : tidak ada
sumber pendapatan kecuali dari anak dan suaminya kebutuahan sehari-hari
dipenuhi oleh anak dan suaminya
D. Riwayat Lingkungan Hidup
1. Type tempat tinggal : Permanen
2. Jumlah kamar : kamar 3
3. Kondisi tempat tinggal : bersih dan tidak pengap
4. Jumlah orang yang tinggal di rumah : jumlah yang tinggal di rumah 3 orang Ny.M
dan suami klien dan 1 orang anak laki laki
E. Riwayat Rekreasi
Klien menghabiskan waktu senggannya dengan menonton TV klien menagtakan
jarang berpegian atau rekreasi

18
F. Deskripsi Kekhususan
1. Kebiasaan ritual : Ny.M beragama islam dan mengatakan selalu menjalankan
sholat 5 waktu
2. Yang lainnya : -

G. Sumber System Yang Digunakan : Ny.M memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada
yaitu puskesmas dan untuk menjalkannya mengguanakan angkutan umum yaitu ojek.

H. Obat-obatan

No. Nama obat Dosis Ket

- -

I. Status imunisasi (catat tanggal terbaru) : Ny.M mengatakan tidak ingat dengan status
imunisasinya

J. Alergi (catatan agen dan reaksi spesifik) : tidak ada riwayat alergi obat ataupun
makanan
K. Penyakit yang diderita: reamatik (reomatroid)
L. Nutrisi
Frekuensi Makan 3x Sehari, Nafsu Makan Baik, Jenis Makanan Baik,Sayur Dan Ikan
Tidak Ada Pantangan Makanan.Klien Tidak Memiliki Riwayat Alergi Makanan
M. Tinjauan Sistem
Keadaan umum : Baik

Tingkat kesadaran : Compos mentis

Skala Koma Glasgow : Verbal = .......... Psikomotor = .......... Mata = .......... Total =

Tanda-tanda vital : TD: 120/80 mmhg

19
N: 78x/i

S:36,5ºC

RR: 20x/i

1. Kepala:
Rambut tampak beruban,tidak lesi dan benjolan kepala tam-pak bulat,rambut lurus
2. Mata, Telinga, Hidung:
- Mata tidak ikterik,konjungtiva tidak anemis pupil isokor,pergerekan mata
simetris
- Telinga sedikit kotor tapi pendengaran cukup baik
- Hidung tampak simetris tidak ada cairan
3. Leher :
Tidak ada distensi vena jugularis pada daerah leher dan tidak ada pembesaran
kelenjar getah bening
4. Dada & Punggung:
Dada simetris dan tidak menggunakan otot bantu pernafasan tidak ada nyeri tekan
suara sonor tidak ada suara nafas tambahan, irama teratur
5. Gastrointestinal :
Simetris,bising usus 8x/I,tidak ada nyeri tekan,timpani
6. Perkemihan:
Klien BAK 5-6 kali sehari,tidak sakit saat bak
7. Sistem Immune
-

8. Genetalia
Tidak dilakukan pemeriksaan
9. Muskululoskletal:
Kedua tanga dan kaki tampak sama besar dan panjang kemampuan mengubah
posisi baik, pergerakan kedua tangan dan kaki baik,kekuatan otot baik,tetapi kaki
kanan sering merasa limu dan kesemuran

10. Sistem Persyarafan


- Nerus I (olfaktorius)

20
Klien dapat membedakan bau minyak kayu putih dan minyak wangi

- Nerus II (opticus)
Klien sudah tidak dapat melihat jau tulisa dan benda-benda yang berukuran
kecil klien tidaak menggunkan bantuan kacamata
- Neurus III,IV,V (Oculomotoris,Trochlearir,abdusen)
klien dapat menggerakkan bola matanya ke kiri dan ke kanan
- Neurus V (trigeminus)
Sensasi sensorik kulit wajah klien baik,dapat meresakan goresan kapas pada
pipi kanan
- Neurus VII (facialis)
Klien dapat menggerakan alis dan mengerutkan dahi
- Neurus VIII (Vestibulococlear
Fungsi Keseimbngan Klien Baik
- Neurus IX,X (glasopharingeus,vangius)
Reflek menelan baik
- Neurus XI (acceseorius)
Klien dapat menggerakan kedua bahuna dan menggerakan kepalanya
- Neurus XII
Klien dapat berbicara dengan jelas

11. Sistem Pengecapan:


Klien masih merasakan rasa manis,pahit,asam dan asin.
12. Sistem penciuman:
Klien nasih membedakan bau kopi dengan bau minyak wangi

13. System endokrin:


Klien mengatakan tidak mempunyai penyakit gula dan gondok

N. Status Kognitif / Afektif / Sosial

21
1. Short Portable Mental Status Questionnaire (SPMSQ)
Skor Pertanyaan Jawaban
+ _
No
√ 1 Tanggal berapa hari ini 10 agustus 2020

√ 2 Hari apa sekarang ini Senin


√ 3 Apa nama tempat ini Desa marampa
√ 4 Berapa no telpon anda -
√ Di mana alamat anda Desa marampa
√ 5 Berapa umur anda 65 tahun
√ 6 Kapan anda lahir
√ 7 Siapa presiden Indonesia sekarang Jokowi
√ 8 Siapa presiden sebelumnya -
√ 9 Siapa nama kecil ibu anda
√ 10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap -
pengurangan 3 dari setiap angka
baru secara menurun
Jumlah kesalahn total

Penilaian SPMSQ
Kesalahan 1-4: fungsi intelektual baik
Kesalahan 5-7: fungsi intelektual sedang
Kesalahan 8-10 : fungsi intelektual kurang
Berdasarkan data maka Ny.M, memiliki fungsi intelektual yang baik,dengan
kesalahan sebanyak 3
2. Mini-Mental State Exam (MMSE)
Skore Kriteria
A Kemandirian dalam hal makanan,kontinen,berpindah,ke kamar kecil
berpakaian dan mandi
B Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari,kecuali satu dari fungsi
tersebut
C Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali mandi dan satu
fungsi tambahan
D Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari,kecuali mandi
berpakaian dan satu fugsi tambahan.
E Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari,kecuali
mandi,berpakaian,ke kamar kecil dan satu fungsi tambahan
F Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, keccuali
mandi,berpakaian berpindah, dan satu fungsi tambahan
G Ketergantungan pada enam fingsi tersebut

22
Lain –lain Ketergantungan pada sedikitnya 2 fungsi,tetapi,tidak dapat di klasifikasikan
sebagai C,D,E,F Dan G

Berdasrakan data, maka Ny.M, memiliki tingkat kemandirian dalam hal makan, kontineen
berpindah ke kamar kecil berpakain dan mandi tampa memerlukan bantuan ( SKORE A)

3. Inventaris Depresi Beck


1. Apakah pada dasarnya anda puas denga kehidupan anda? (ya)
2. Suadahakah anda mengelurakan aktifitas dan minat anda? (TIDAK)
3. Apakah anda merasa bahwa hidup anda kosong? (TIDAK)
4. Apakah anda sering bosan ? (TIDAK)
5. Apkah anda mempuntyai semangat yang baik setiap waktu? (YA)
6. Aopakah anda takut sesuatu akan terjadi pada anda? (YA)
7. Apakah anda merasa bahagia disetiap waktu? (YA)
8. Apakah anda lebih suka tinggal di rumah pada amalam hari,daripada
perhi dan melalukan sesuatu yang baru? (YA)
9. Apakah anda merasa bahwa anda mempunyai lebih banyak masalah
dengan ingatan anda dari pada yang lainnya? (TIDAK)
10. Apakah anda berfikir sangamenyenangkan hidup sekarang ini? (YA)
11. Apakah anda merasa saya sangat tidak berguna dengan keadaan anda
sekarang? (TIDAK)
12. Apakah anda merasa penuh berenergi? (YA)
13. Apakah anda berfikir bahwa situasi anda tak ada harapan? (TIDAK)
14. Apakah anda berfikir bahwa banyak orang yang lebih baik daripada anda?
(TIDAK)

Analisa hasil :
- Untuk respon yang bercetap tebal memiliki dampak baik terhadap individu
dan diberi skore (0)
- Untuk respon yang bercetak biasa (tidak di bold) memiliki dampak negaatif
terhadap individu dan diberi score (1)
Jika jawaban peranyaan sesuai indikasi di nilai poin 1.(niali poin satu untuk setiap orang
respon yang cocok dengan jawaban YA atau TIDAK setelah pertnyaan)
Nilai 5 atau lebih dapat menandakan depresi

23
Penilaian =
Ya =7
Tidak =7
Ny .M, tidask mengalami depresi

4. APGAR keluarga
No Fungsi Uraian Score
1 Adaptasi Saya puas bahwa saya dapat kembali pada 2
keluaraga (teman-teman) sya untuk membantu
pada waktu sesuatu menyusahkan saya
2 Hubungan Saya puas dengan cara keluaraga (tean-teman) 2
saya membicarakan sesuatu dengan saya dan
mengucapkan masalah dengan saya .
3 Pertumbuhan Saya puas bahwa keluarga (teman-teman) 2
saya menerima dan mendukung keinginan
saya untuk melakukan aktifitas atau arah baru
4 Afeksi Saya puas dengan cara keluarga (teman- 2
teman) saya mengepresikan afek dan berespon
terhadap emosi-emosi saya,seperti
marah,sedih atau mencintai,
5 Pemecahan Saya puas dengan cara teman-teman saya dan 2
saya menyediakan waktu bersama-sama

Analisa hasil:

Score : 8-10 : funsi sosial normal

Score : 5-7: fungsi sosial cukup

Score :0-4 : fungsi sosial kurang/suka menyendiri

Ny .M 8-10,funsi sosial normal

O. Ananalisa Data

24
DATA MASALAH ETIOLOGI
Ds. Nyeri Reaksi faktor R dengan
- Klien mengatakan antibody faktor
kadang nyeri pada lutut metabolic,infeksi dengan
dan alat gerak. kecenderungan virus.
- Klien mengatakan kaki
tidak bisa di gerakan saat Reaksi peradangan
nyeri kambuh
Do. Synovial menebal
- TTV: TD:120/80mmhg
N= 75x/i Pannus
S=36,5 ºC
RR=20x/i Invlitrasi 05 subcondric
- Klien tampak
memegangi kakinya Hambatan nutrisi pada
kartilago artikularis

kartilago nekrosis

eros kartilago

adnes pada permukaan


sendi

antiklosis fibrosi

nyeri
Ds. Kurang pengetahuan Reaksi faktor dengan anti
- Klien mengatakan tidak body faktor
mengerti tentang metabolik,infeksi dengan
penyakit rematik kecenderungan virus
makanan pantangan dan
cara pengobatan untuk Reaksi peradangan
rematik

25
Do. Sinovial menebal
Klien tampak bertanya
tentang rematik makanan Pannus
pantangan dan cara
pengobatan rematik Inflitrasi ke dalam o2
subcondris

Hambatan nutrisi pada


kartilago artikularis

Kartilago nekrosis

Erosi kartilago

Adnesi pada permukaan


sendi

Ankilosig fibrose

Kekakuan sendi

Informasi tentang proses


penyakit

Kurang pengetahuan

P. RENCANA INTERVENSI

N DX KEP TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


O
1 Nyeri Seteleh 1. Anjurkan 1. Panas
berhubungan dialakukan klien untuk meningkatkan
dengan proses tindakan mandi air reaksi otot dan

26
penyakit keperawatan hangat,komp mobilitas,menurun
selama 1x24 jam res sendi- kan rasa sakit.
nyeri berkurang sendi yang 2. Mencegah
dengan di tandai: sakit dengan terjadinya
1. Klien kompres kelelahan umum,
mengatak hangat mengurangi
an rasa 2. Ajarkan gerkan atau rasa
nyeri klien untuk sakit pada alat
pada lutut untuk seriing gerak
dan alat mengubah 3. Meningkatkan
gerak posisi tidur relaksi,
berkurang 3. Ajarkan memberikan rasa
2. Klien tehnik control dan
Nampak relaksasi mungkin
teang dan nafas dalam meningkatkan
nyaman 4. Berikan kemampuan
massase coping.
yang lembut 4. Meningkatakan
reaksi/mengurangi
tegangan otot

No Dx keperawatan Tujuan Intervensi Rasjonal


2 Kurang Setelah 1. Kai tingkat 1. Menambah
penegetahuan dilakukan penegtahua pengetahuan klien
tentang rematik intervensi n klien tentang penyakit
berhubungan keperawatan 2. Berrikan yang di derita
dengan pengetahuan healt 2. Menegtahui sejau
keterbatasan klien edication mana klien
kongnitif bertambah,deng tentanf cara memahami tentang
a ditandandai. mencegah penyakit ang di
1. Klien dan deritanya

27
mengata mengatasi
kan rematik.
paham
mengean
i
penakitn
ya

Q. IMPLEMETASI DAN EVALUASI

NO HARI/TGL/PUKUL DX IMPLEMENTASI EVALUASI


KEPERAWTAN
1 Senin 10 agustus Nyeri 1. Menganjurkan S : klien
08:00 Berhunbungan klien untuk mandi mengatakan
Dengan proses air hagat,kompres nyeri pada kaki
penyakit persendian yang Klien
sakit dengan mengatakan
kompres hangat belum
2. Mengajarkan mengetahui cara

28
untuk mengatasi nyeri
seringmengubah O: klien
posisi tidur dan Nampak
diberi bantal. meringis
3. Menjarkan tehnik A:masalah
relaksasi nafas belum teratasi
dalam P:intervensi
4. Berikan massase dilanjutkan
yang lembut
2 Kurang 1. Mengkaji tingkat S: klien
penegtahuan pengetahuan klien mengatakan
tentang rematik 2. Berikan HE belom
berhubungan tentang cara mengetahui
dengan mencegah dan tentang
keterbatasan mengatasi rematik penyakitnya
kongnitif O: klien
Nampak
bingung dengan
penyakitnya
pada saat
ditanya
A: masalah
belum teratasi
P: intervensi
dilanjutkan

No Hari tanggal pukul Dx keperawatan Implementasi Evaluasi


1 selasa 11 maret Nyeri 1.mnganjurkan klien S:-klien
2020 berhubungan untuk mandi air mengatakan
15:00 proses penyakit hangat,kompres nyeri pada kaki
persendian yang sakit mulai
dengan kompres hangat berkurang

29
2. mengajurkaan klien - Klien tau cara
untuk sering mengubah mengatasi
posisi tidur dan di beri nyeri yang di
bantal derita
3.mengajarkan tehnik Klien
relaksasi nafas dalam
4.berikan masase yang O: klien dapat
lembut mengendalikan
rasa nyeri pada
kakinya dengan
menggunakan
bantal
A: masalah
sebagian
teratasi
P:intervensi
dilanjutkan
2 Kurang 1. Menkaji tingkat S: klien
pengetahuan pengetahuan klien mengatakan tau
tentang rematik 2. Memberikan HE tentang
berhubungan tengan cara penyakitnya
dengan mencegah dan
keterbatasan menatasi rematik O: klien mulai
kongnitif tau tentang
penyakitnya
A: masalah
teratasi
sebagian
P: intervensi
dilanjutkan

No Hari tanggal Dx keperawatan Implemetasi Evaluasi


pukul
1 Rabu 12 Nyeri 1. Mengajurkan klien S: klien

30
agustus 2020 berhubungan untuk mandi air mengatakan
08:00 dengan proses hangat,kompres nyeri pada kaki
penyakit persendian yang sakit sudah
dengan kompres hangat berkurang
2. Mengajerkan klien Klien tau cara
untuk sering mengubah mengendalikan
posisi tidur dasn diberi nyeri yang di
bantal deritanya
3. Mengajarkan tehnik Klien
relaksasi nafas dalam mengatakan
4. Berikan masase yang akan member
lembut bantalan pada
kakainya
O: klien dapat
mengendalikan
rasa nyeri pada
kakinya
dengan
menggunakan
bantal
A:masalah
teratasi
P: intervensi
dihentikan
2 Kurang 1. Mengkaji tingkat S: klien
penegtahuan penegtahuan klien mengatakan
tentang rematik 2. Memberikan HE tau tentang
berhubungan tentang cara penyakitnya
dengan mencegah dan
kongnitif mengatasi rematik O: klien
tampak sudah
mengetahui
cara
pencegahan

31
dan cara
mengatasi
rematik
A: masalah
teratasi
P:intervensi
dihentikan

BAB V

PENUTUP

1. Kesimpulan
Setelah diberikan Asuhan Keperawatan pada klien dengan rematoid astritis maka
dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa kesenjangan antara teori dan kasus
pada pengakajian tidak ditemukan semua tanda dan gejala hanya beberapa yaitu
nyeri kronis berhubungan dengan krtunadayaan fisik (artritis) dan gangguan pola
tidur berhubungan dengan insomnia Pada penatalaksanaan yang terjadi dilapangan
klien Ny. F kooperatif dan mau diajak bekerja sama sehingga memudahkan proses
keperawatan

2. Saran

32
Berdasarkan hasil penerapan kasus yang telah dilakukan pada klien, maka penulis
memberikan beberapa saran yang kiranya berguna bagi kita semua untuk perbaikan
dimasa yang akan datang.

a. Untuk pelaksana praktek

1. Dalam melakukan pengkajian pada klien hendaknya dilakukan dengan secara teliti
sehingga diperoleh data yang akurat untuk dapat menegakkan diagnosa keperawatan.

2. Dalam menetapkan perencanaan hendaknya perawat memperhatikan seluruh aspek


perawatan yaitu bio, psiko, sosio dan spiritual, sehingga Asuhan Keperawatan dapat
diberikan secara komprehensif.

3. Dalam melaksanakan tindakan keperawatan diperlukan kerjasama dengan tim


kesehatan lainnya untuk penunjang pelaksanaan keperawatan yang menyeluruh
terhadap klien dan dilakukan berdasarkan prioritas masalah.

4. Dalam melakukan evaluasi hendaknya perawat dapat melakukan perbandingan


antara tujuan dan kriteri hasil yang telah ditetapkan dengan hasil yang ditemui pada
klien, apakah masalah dapat teratasi seluruhnya atau sebagaian saja atau mungkin tidak
teratasi sama sekali.

DAFTAR PUSTAKA

Gloria, M.B. (2004). Nursing Intervention Classification. America: Mosby Elsevier.

Herdman, T.H. (2009). NANDA International Nursing Diagnoses: Defenitions and

Classification edition 2009-2011. United Kingdom: Willey Blackwell.

http://ajunkdoank.wordpress.com/2008/12/25/definisi-dan-patologi-osteoarthritis-oa/,

diakses 17 Oktober 2011 http://www.slideshare.net/sibermedik/osteoartritis-2809824,

diakses 17 Oktober 2011 http://mukipartono.com/osteoartritis/ diakses 17 Oktober 2011

Lueckenotte, A.G. (1996). Gerontologic Nursing. America: Mosby. Masjoer, A, dkk.

(2001). Kapita Selekta Kedokteran (edisi ketiga). Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia: Media Aesculapius. Moorhead. (2004). Nursing Outcomes Classification

33
(fourth edition). America: Mosby Elsevier Purwoastuti, E. (2009). Waspadai Gangguan

Rematik. Yogyakarta: Kanisius. Wiyayakusuma, H. (2007). Atasi Rematik dan Asam

Urat Ala Hembing. Jakarta: Puspa Swara

34
35

Anda mungkin juga menyukai