Oleh :
1. Arya Dio Primandika (19037140007)
2. Anggita Faradina (19037140005)
3. Rozak Yuniar sukisman (19037140047)
4. Sagita Rheza Tigas Sergio (19037140048)
5. Sherli Amelia Okta Firdaus (19037140050)
1
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas limpahan
Rahmat serta karunia-Nya semata, sehingga tugas Praktek Klinik Keperawatan
Gerontik ini dapat terselesaikan dengan baik.Tugas ini disusun untuk memenuhi
tugas Asuhan Keperawatan Praktek Klinik Keperawatan Gerontik.
Penulis yakin tanpa adanya bantuan dari semua pihak, maka tugas ini tidak
akan dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis ingin megucapkan
terimakasih kepada:
1. Ibu Yuana Dwi Agustin, SKM, M.Kes sebagai Ketua Program Studi DIII
Keperawatan Universitas Bondowoso;
2. Ns. Destia Widyarani, S.Kep sebagai Penanggung Jawab Praktek
Keperawatan Komunitas, Keluarga dan Gerontik
3. Damon Wicaksi SST,Mkes sebagai Dosen Pembimbing Praktek Keperawatan
Komunitas, Keluarga dan Gerontik
4. Semua pihak yang telah membantu pengerjaan makalah ini.
Semoga sumbangsih yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan
imbalan dari Allah SWT, dan penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak untuk bahan perbaikan penulisan makalah ini.
Penulis
2
LAPORAN PENDAHULUAN
GERONTIK DENGAN GOUT ARTRITIS
A. Konsep Lansia
1. Definisi
Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas.Menua
atau menjadi tua adalah suatu keadaaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia.
Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu
waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan
proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupan, yaitu
anak, dewasa dan tua (Nugroho, 2006).
2. Batasan Lansia
a. WHO (1999) menjelaskan batasan lansia adalah sebagai berikut:
1) Usia lanjut (elderly) antara usia 60-74 tahun,
2) Usia tua (old):75-90 tahun, dan
3) Usia sangat tua (very old) adalah usia > 90 tahun.
3. Proses Menua
Tahap usia lanjut adalah tahap di mana terjadi penurunan fungsi tubuh.
Penuaan. merupakan perubahan kumulatif pada makhluk hidup, termasuk tubuh,
jaringan dan sel, yang mengalami penurunan kapasitas fungsional. Pada manusia,
penuaan dihubungkan dengan perubahan degeneratif pada kulit, tulang jantung,
pembuluh darah, paru-paru, saraf dan jaringan tubuh lainya.
3
sistem pendengaran; Prebiakusis (gangguan pada pendengaran) oleh
karena
4
jantung berkurang, kondisi ini terjadi karena perubahan jaringan ikat.
Perubahan ini disebabkan oleh penumpukan lipofusin, klasifikasi SA Node
dan jaringan konduksi berubah menjadi jaringan ikat.
5) Sistem respirasi
Pada proses penuaan terjadi perubahan jaringan ikat paru, kapasitas total
paru tetap tetapi volume cadangan paru bertambah untuk mengkompensasi
kenaikan ruang paru, udara yang mengalir ke paru berkurang. Perubahan
pada otot, kartilago dan sendi torak mengakibatkan gerakan pernapasan
terganggu dan kemampuan peregangan toraks berkurang.
6) Pencernaan dan Metabolisme
Perubahan yang terjadi pada sistem pencernaan, seperti penurunan
produksi sebagai kemunduran fungsi yang nyata karena kehilangan gigi,
indra pengecap menurun, rasa lapar menurun (kepekaan rasa lapar
menurun), liver (hati) makinmengecil dan menurunnya tempat
penyimpanan, dan berkurangnya aliran darah.
7) Sistem perkemihan
Pada sistem perkemihan terjadi perubahan yang signifikan.Banyak fungsi
yang mengalami kemunduran, contohnya laju filtrasi, ekskresi, dan
reabsorpsi olehginjal.
8) Sistem saraf
Sistem susunan saraf mengalami perubahan anatomi dan atropi yang
progresif pada serabut saraf lansia.Lansia mengalami penurunan
koordinasikemampuan dalam melakukan aktifitas sehari-hari.
9) Sistem reproduksi
Perubahan sistem reproduksi lansia ditandai dengan ovaryuterus.Terjadi
atropi payudara.Pada laki-laki testis masih dapat
memproduksispermatozoa, meskipun adanya penurunan secara berangsur-
angsur.
b. Perubahan mental
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental:
1) Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa.
5
2) Kesehatan umum
3) Tingkat pendidikan
4) Keturunan (hereditas)
5) Lingkungan
6) Gangguan syaraf panca indera, timbul kebutaan dan ketulian.
7) Gangguan konsep diri akibat kehilangan kehilangan jabatan.
8) Rangkaian dari kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan teman
dan famili.
9) Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap gambaran
diri, perubahan konsep diri.
c. Perubahan Psikososial
1) Kesepian
Terjadi pada saat pasangan hidup atau teman dekat meninggal terutama
jika lansia mengalami penurunan kesehatan, seperti menderita penyakit
fisik berat, gangguan mobilitas atau gangguan sensorik terutama
pendengaran.
2) Duka cita (Bereavement)
Meninggalnya pasangan hidup, teman dekat, atau bahkan hewan
kesayangan dapat meruntuhkan pertahanan jiwa yang telah rapuh pada
lansia. Hal tersebut dapat memicu terjadinya gangguan fisik dan
kesehatan.
3) Depresi
Duka cita yang berlanjut akan menimbulkan perasaan kosong, lalu
diikuti dengankeinginan untuk menangis yang berlanjut menjadi suatu
episode depresi. Depresijuga dapat disebabkan karena stres lingkungan
dan menurunnya kemampuanadaptasi.
4) Gangguan cemas
Dibagi dalam beberapa golongan: fobia, panik, gangguan cemas
umum, gangguan stress setelah trauma dan gangguan obsesif
kompulsif, gangguan gangguan tersebut merupakan kelanjutan dari
dewasa muda dan berhubungan dengan sekunder akibat penyakit
6
medis, depresi, efek samping obat, atau gejalapenghentian mendadak
dari suatu obat.
5) Parafrenia
Suatu bentuk skizofrenia pada lansia, ditandai dengan waham (curiga),
lansia sering merasa tetangganya mencuri barang-barangnya atau
berniat membunuhnya. Biasanya terjadi pada lansia yang
terisolasi/diisolasi atau menarik diri dari kegiatan sosial.
6) Sindroma Diogenes
Suatu kelainan dimana lansia menunjukkan penampilan perilaku
sangat mengganggu. Rumah atau kamar kotor dan bau karena lansia
bermain-main dengan feses dan urin nya, sering menumpuk barang
dengan tidak teratur. Walaupun telah dibersihkan, keadaan tersebut
dapat terulang kembali.
7
B. Konsep Medis
1. Definisi
Gout Arthritis adalah penyakit yang diakibatkan gangguan metabolisme
purin yang ditandai dengan hiperurikemi dan serangan sinovitis akut berulang-
ulang. Penyakit ini paling sering menyerang pria usia pertengahan sampai usia
Gout atau pirai adalah penyakit metabolik yang sering ditemukan pada laki-laki
monosodium urat (MSU) pada jaringan akibat dari hiperurisemia. (Idrus Alwi,
dkk, 2015)
Gout Arthritis atau Arthritis Gout bisa diartikan sebagai sebuah penyakit
dimana terjadi penumpukan asam urat dalam tubuh secara berlebihan, baik akibat
asupan makanan kaya purin. Gout Arthritis ditandai dengan serangan berulang
kristal natrium urat besar, deformitas (kerusakan) sendi secara kronis dan cedera
2. Etiologi/ Prediposisi
Menurut Nurarif, Huda, (2016), gangguan metabolik dengan
sendi oleh monosodium urat (MSU, gout) dan kalsium pirofosfat dihidrat (CPPD
8
pseudogout), dan pada tahap yang lebih lanjut terjadi degenerasi tulang rawan
1. Gout Primer
2. Gout Sekunder
guanine fosforibosil transferase yang terjadi pada anak-anak dan pada sebagian
orang dewasa
miksedema
9
1. Stadium pertama adalah hiperurisemia asimtomatik. Pada stadium ini
asam urat serum laki-laki meningkat dan tanpa gejala selain dari peningkatan
dan nyeri yang luar biasa, biasanya pada sendi ibu jari kaki dan sendi
metatarsofalangeal.
3. Stadium ketiga setelah serangan gout akut adalah tahap interkritis. Tidak
terdapat gejala-gejala pada tahap ini, yang dapat berlangsung dari beberapa bulan
sampai tahun. Kebanyakan orang mengalami serangan gout berulang dalam waktu
yang terus meluas selama beberapa tahun jika pengobatan tidak dimulai.
Peradangan kronik akibat kristal-kristal asam urat mengakibatkan nyeri, sakit, dan
4. Patofisiologi
Menurut Samuel Sembiring, (2019)Prevalensi gout arthritis meningkat
seiring umur dan memuncak hingga lebih 12% pada mereka yang berusia lebih 80
tahun. meningkatkan Karena eksresi urin hormone asam seks wanita urat. wanita
premenopause jarang menderita ini. Orang kulit hitammemiliki risiko yang lebih
beberapa makanan laut (beberapa ikan air tawar), jus buah dan sayur mayor yang
tinggi fruktosa meningkatkan risiko gout. Makanan kaya purine seperti kacang,
10
Dalam keadaan normal, kadar asam urat di dalam darah pada pria dewasa
kurang dari 7 mg/dL dan pada wanitakurang dari 6 mg/dL. Dan apabila
konsentrasi asam urat dalam serum lebih besar dari 7,0 mg/dl dapat menyebabkan
dengan peningkatan atau penurunan secara mendadak kadar asam urat dalam
serum. Jika kristal asam urat mengendap dalam sendi, akanterjadi respon
dinamakan tophi akan mengendap dibagian perifer tubuhseperti ibu jari kaki,
Lokasi umum yang lain termasuk di antaranya sendi midtarsal, ankle, lutut, jari,
lengan dan siku. Selain itu penumpukan kristal ini juga dapat memicu
beberapa sitokin inflamasi dan neutrophil. Seiring waktu, rongga sendi dapat
rusak secara ireversibel, yang akhirnya mencetus nyeri kronik dan disabilitas pada
sendi.
11
12
5. Penatalaksanaan
Menurut Nurarif, Huda, (2016), penanganan gout biasanya dibagi menjadi
penanganan serangan akut dan penangan hiperurisemia pada pasien artritis kronik.
modifikasi diet, mengurangi asupan alkohol dan menurunkan berat badan pada
2. Terapi Farmakologi
a. NSAID; NSAID merupakan terapi lini pertama yang efektif untuk pasien
keberhasilam terapi bukanlah pada NSAID yang dipilih melainkan pada seberapa
cepat terapi NSAID mulai diberikan. NSAID harus diberikan dengan dosis
sepenuhnya (full dose) pada 24-48 jam pertama atau sampai rasa nyeri hilang.
Indometasin banyak diresepkan untuk serangan akut arthritis gout, dengan dosis
awal 75-100 mg/hari. Dosis ini kemudian diturunkan setelah 5 hari bersamaan
13
dengan meredanya gejala serangan akut. Efek samping indometasin antara lain
pusing dan gangguan saluran cerna, efek ini akan sembuh pada saat dosis obat
diturunkan. NSAID lain yang umum digunakan untuk mengatasi episode gout
akut adalah :
serangan gout akut. Namun, dibanding NSAID kurang populer karena mula
kerjanya (onset) lebih lambat dan efek samping lebih sering dijumpai.
steroid intra artikular. Cara ini dapat meredakan serangan dengan cepat ketika
hanya 1 atau 2 sendi yang terkena. Namun, harus dipertimbangkan dengan cermat
diferensial diagnosis antara arthritis sepsis dan gout akut karena pemberian steroid
allopurinol. Selain mengontrol gejala, obat ini juga melindungi fungsi ginjal.
xantin oksidase. Dosis pada pasien dengan fungsi ginjal normal dosis awal
allopurinol tidak boleh melebihi 300 mg/24 jam. Respon terhadap allopurinol
dapat dilihat sebagai penurunan kadar urat dalam serum pada 2 hari setelah terapi
dimulai dan maksimum setelah 7-10 hari. Kadar urat dalam serum harus dicetak
14
setelah 2-3 minggu penggunaan allopurinol untuk meyakinkan turunnya kadar
urat.
kali/hari) merupakan alternatif allopurinol, terutama untuk pasien yang tidak tahan
terhadap allopurinol. Urikosurik harus dihindari pada pasien dengan nefropati urat
dan yang memproduksi asam urat berlebihan. Obat ini tidak efektif pada pasien
dengan fungsi ginjal yang buruk (klirens kreatinin <20-30 ml/menit). Sekitar 5%
pasien yang menggunakan probenesid jangka lama mengalami mual, nyeri uluh
15
Kegiatan yang mampu dilakukan lanjut usi
Kebiasaan lanjut usia merawat diri sendiri
Kekuatan fisik lanjut usia : otot, sendi, penglihatan, dan pendengaran
Kebiasaan makan, minum, istirahat/tidur, buang air besar/kecil
Kebiasaan gerak badan/olahraga/senam lanjut usia
Perubahan fungsi tubuh yang sangat bermakna dirasakan
Kebiasan lanjut usia dalam memelihara kesehatan dan kebiasaan dalam
minum obat
Masalah seksual yang dirasakan
b. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi, dan
auskultasi untuk mengetahui perubahan fungsi sistem tubuh
Pendekatan yang digunakan dalam pemeriksaan fisik adalah head to toe
(dari ujung kepala sampai ke ujung kaki) dan sistem tubuh
2. Psikologis
a. Apakah mengenal masalah utamanya
b. Bagaimana sikapnya terhadap proses penuaan
c. Apakah dirinya merasa dibutuhkan atau tidak
d. Apakah memandang kehidupan dengan optimis
e. Bagaimana mengatasi stress yang dialami
f. Apakah mudah dalam menyesuaikan diri
g. Apakah lanjut usia sering mengalami kegagalan
h. Apakah harapan pada saat ini dan akan datang
i. Perlu dikaji juga mengenai fungsi kognitif, daya ingat, proses pikir,
alam perasaan, orientasi, dan kemampuan dalam penyelesaian masalah
3. Sosial ekonomi
a. Sumber keuangan lanjut usia
b. Apa saja kesibukan lanjut usia dalam mengisi waktu luang
c. Dengan siapa ia tinggal
d. Kegiatan organisasi apa yang diikuti lanjut usia
e. Bagaimana pandangan lanjut usia terhadap lingkungannya
f. Berapa sering lanjut usia berhubungan dengan orang lain di luar rumah
16
g. Siapa saja yang biasa mengunjungi
h. Seberapa besar ketergantungannya
i. Apakah dapat menyalurkan hobi atau keinginannya dengan fasilitas
yang ada
4. Spiritual
a. Apakah secara teratur melakukan ibadah sesuai dengan keyakinan
agamanya
b. Apakah secara teratur mengikuti atau terlibat aktif dalam kegiatan
keagamaan
c. Bagaimana cara lanjut usia menyelesaikan masalah apakah dengan
berdoa
d. Apakah lanjut usia terlihat sabar dan tawakal
2. Pengkajian Dasar
Perawat harus ingat, akibat adanya perubahan fungsi yang sangat
mendasar pada proses menua yang meliputi seluruh organ tubuh, dalam
melakukan pengkajian, perawat memerlukan pertimbangan khusus. Pengkajian
harus dilakukan terhadap fungsi semua sistem, status gizi, dan aspek
psikososialnya (Nugroho, 2008).
1. Temperature/suhu tubuh
a. Mungkin (hipotermia) +35oC
b. Lebih teliti diperksa di sublingual
2. Denyut nadi
a. Kecepatan, irama, volume
b. Apical, radial, pedal
3. Respirasi (pernafasan)
a. Kecepatan, irama, dan kedalaman
b. Pernapasan tidak teratur
4. Tekanan darah
a. Saat baring, duduk, berdiri
b. Hipotensi akibat posisi tubuh
5. Berat badan perlahan hilang pada beberapa tahun terakhir
6. Tingkat orientasi
17
7. Memori (ingatan)
8. Pola tidur
9. Penyesuaian psikososial
A. Sistem Persarafan
1. Kesimetrisan raut wajah
2. Tingkat kesadaran, adanya perubahan dari otak
a. Tidak semua orang menjadi senil
b. Kebanyakan mempunyai daya ingatan menurun atau melemah
3. Mata : pergerakan, kejelasan melihat, adanya katarak
4. Pupil : kesamaan, dilatasi
5. Ketajaman penglihatan menurun karena menua :
a. Jangan diuji di depan jendela
b. Gunakan tangan atau gambar
c. Cek kondisi kacamata
6. Gangguan sensori
7. Ketajaman pendengaran
a. Apakah menggunakan alat bantu dengar
b. Tinnitus
c. Serumen telinga bagian luar, jangan dibersihkan
8. Adanya rasa sakit atau nyeri
B. Sistem Kardiovaskular
1. Sirkulasi perifer, warna, dan kehangatan
2. Auskultasi denyut nadi apical
3. Periksa adanya pembengkakan vena jugularis
4. Pusing
5. Sakit/nyeri
6. Edema
C. Sistem Gastrointestinal
1. Status gizi
2. Asupan diet
3. Anoreksia, tidak dapat mencerna, mual, muntah
4. Mengunyah, menelan
18
5. Keadaan gigi, rahang, dan rongga mulut
6. Auskultasi bising usus
7. Palpasi, apakah perut kembung, ada pelebaran kolon
8. Apakah ada konstipasi (sembelit), diare, inkontinensia alvi
D. Sistem Genitourinaria
1. Urine (warna dan bau)
2. Distensi kandung kemih, inkontinensia (tidak dapat menahan untuk buang
air kecil)
3. Frekuensi, tekanan, atau desakan
4. Pemasukan dan pengeluaran cairan
5. Dysuria
6. Seksualitas
a. Kurang minat melakukan hubungan seks
b. Adanya disfungsi seksual
c. Gangguan ereksi
d. Dorongan/daya seks menurun
e. Hilangnya kekuatan dan gairah seksualitas
f. Adanya kecacatan sosial yang mengarah ke aktivitas seksual
E. Sistem Kulit
1. Kulit
a. Temperature, tingkat kelembapan
b. Keutuhan kulit : luka, luka terbuka, robekan
c. Turgor (kekenyalan kulit)
d. Perubahan pigmen
2. Adanya jaringan parut
3. Keadaan kuku
4. Keadaan rambut
5. Adanya gangguan umum
F. Sistem Muskuloskeletal
1. Kontraktur
a. Atrofi otot
b. Tendon mengecil
19
c. Ketidakadekuatan gerakan sendi
2. Tingkat mobilisasi
a. Ambulasi dengan atau tanpa bantuan peralatan
b. Keterbatasan gerak
c. Kekuatan otot
d. Kemampuan melangkah atau berjalan
3. Gerakan sendi
4. Paralisis
5. Kifosis
G. Psikososial
1. Menunjukkan tanda meningkatnya ketergantungan
2. Fokus pada diri bertambah
3. Memperlihatkan semakin sempitnya perhatian
4. Membutuhkan bukti nyata rasa kasih sayang yang berlebihan
Diagnosa Keperawatan
Nyeri Akut D.0077
Kategori: Pakologi
Definisi
Penyebab
20
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif
1. Mengeluh nyeri
Objektif
1. Tampak meringis
2. Bersikap protektif (mis, waspada. posisi menghindari nyeri)
3. Gelisah
4. Frekuensi nadi meningkat
5. Sulit tidur
Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif
1. Kondisi pembedahan
2. Cedera traumatis
3. Infeksi
4. Sindrom koroner akut
5. Glaukoma
21
Manajemen nyeri
Observasi
Terapeutik
Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis TENS,
hypnosis,akuprusur,terapi musik, biofesdback,terapi
pijat,aromaterapi,teknik imajinasi termbimbing,kompres hangat dan
dingin, terapi bermain)
Edukasi
Kolaborasi
Kategori: psikologis
Subkategori: aktivitas/istirahat
Definisi
Penyebab
22
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif
Subjektif
Objektif
(tidak tersedia)
1. Nyeri kronik
2. Hipertiroidisme
3. Kecemasan
4. Penyakit paru obstruktif kronis
5. Kehamilan
6. Periode pasca partum
7. Kondisi pasca operasi
Intervensi
Observasi
Terapeutik
23
Edukasi
Defisit pengetahuan
Kategori: periaku
Definisi
Ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu
Penyebab
1. Keteratasan kognitif
2. Gangguan fungsi kognitif
3. Kekeliruan mengikuti anjuran
4. Kurang terpapar informasi
5. Kurang minat dalam belajar
6. Kurang mampu memngingat
Subjektif
Objektif
Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif
24
Kondisi klinis terkait
Intervensi
Observasi
Terapeutik
Edukasi
25
DAFTAR PUSTAKA
Amin huda, H.k, (2016). Asuhan keperawatan praktis jilid 1 yogyakarta: media
action
Naga. S. sholeh. (2012). Buku panduan lengkap ilmu penyakit dalam. Jogyakarta,
diva press
26