KECAMATAN TEGALAMPEL
KABUPATEN BONDOWOSO
TAHUN 2022
Oleh :
NIM. 19-03714-0044
UNIVERSITAS BONDOWOSO
2022
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA YANG MENGALAMI
KECAMATAN TEGALAMPEL
KABUPATEN BONDOWOSO
TAHUN 2022
Oleh :
NIM 19037140044
UNIVERSITAS BONDOWOSO
2022
SURAT PERNYATAAN
Oleh :
Pembimbing
Mengetahui,
Mengesahkan
Tim Penguji
Tanda Tangan
Karya Tulis Ilmiah ini sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi
Penulis Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari bantuan dan bimbungan
dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini
2. Yuana Dwi Agustin, SKM, M.Kes, selaku Ketua Prodi DIII Keperawatan
Universitas Bondowoso.
Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah
masih jauh dari sempurna, untuk itu segenap saran dan perbaikan yang
membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Penyusun
ABSTRAK
Sari, RT. 2022. Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Yang Mengalami Gout
Arthritis Masalah Keperawatan Pemeliharaan Kesehatan Tidak
Efektif Di RT 014 RW 006 Desa Tegalampel Kecamata Tegalampel
Kabupaten Bondowoso. Karya Tulis Ilmiah Studi Kasus. Program
Studi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.
Halaman Sampul...............................................................................................i
Halaman Judul..................................................................................................ii
Halaman Pernyataan.........................................................................................iii
Halaman Persetujuan........................................................................................iv
Halaman Pengesahan........................................................................................v
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................1
2.3.1 Pengkajian........................................................................................27
2.3.3 Intervensi..........................................................................................41
2.3.4 Implementasi....................................................................................44
2.3.5 Evaluasi............................................................................................45
BAB 4...............................................................................................................
4.1 Hasil............................................................................................................
4.1.2 Pengkajian........................................................................................
4.2 Pembahasan................................................................................................
BAB 5 PENUTUP...........................................................................................
5.1 Kesimpulan.................................................................................................
5.2 Saran...........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................51
DAFTAR TABEL
Lampiran Halaman
Keluarga............................................................................................................
Lampiran Halaman
Lampiran Halaman
4. Informed Consent......................................................................................58
7. Surat Bakesbangpol...................................................................................74
No. : Nomor
Tn : Tuan
Ny : Nyonya
Nn : Nona
TB : Tinggi Badan
BB : Berat Badan
TD : Tekanan Darah
N : Nadi
RR : Respirasi
S :Suhu
BAB 1
PENDAHULUAN
panjang karena harus membatasi makanan tinggi purin, juga karena pemilihan
gaya hidup tidak sehat (mis. mengkonsumsi jeroan), keluarga kurang terpapar
gout arthritis di dunia sebanyak 34,2%. Gout arthritis sering terjadi di negara maju
seperti Amerika. Prevalensi gout arthritis di Negara Amerika sebesar 26,3% dari
total penduduk. Peningkatan kejadian gout arthritis tidak hanya terjadi di negara
di Negara Indonesia.
di Indonesia yang tertinggi yaitu berada di Aceh dengan 13,3%, dan terendah
yaitu di Sulbar 3,2%. Berdasarkan diagnosis dokter didapatkan hasil bahwa pada
kelompok umur 65 tahun yang menderita penyakit sendi berjumlah 56.394 orang.
Menurut data Dinas Kesehatan Bondowoso pada Tahun 2021 terhitung
dari bulan Januari sampai Desember total penderita penyakit Gout Arthritis
mencapai 2598 penderita, dengan jumlah 1117 laki-laki dan 1481 perempuan.
Urutan pertama penderita gout arthritis yaitu wilayah Tapen dengan jumlah
penderita 565 jiwa, urutan ke dua di wilayah Tegal Ampel dengan jumlah
penderita 513 jiwa, urutan ke tiga di wilayah Wringin dengan jumlah penderita
243 jiwa. Dari data tersebut rencana penelitian akan dilakukan di Kecamatan
dua.
penderita gout arthritis berdasarkan umur yaitu, umur 65-74 tahun berdasarkan
diagnosis yaitu 18,6% dan umur 75 tahun atau lebih yaitu mencapai 18,9%.
Penyakit gout arthritis lebih banyak diderita oleh perempuan yaitu berdasarkan
faktor utama terjadinya Gout arthritis. Masalah akan timbul jika terbentuk Kristal-
jika berlanjut akan menimbulkan nyeri hebat yang sering menyertai serangan gout
arthritis (Wahyu Widyanto, 2017). Penyakit ini dapat menyebabkan gejala nyeri,
berisiko terkena gout arthritis, tetapi sendi yang paling sering terserang adalah jari
tangan, lutut, pergelangan kaki, dan jari kaki. Ketidakmampuan cara merawat,
mencegah dan gaya hidup yang tidak sehat dapat mengalami gangguan kesehatan
dalam keluarga dan dapat meningkatkan resiko gout arthritis. Sehingga muncul
Hasil penelitian yang relevan dengan studi kasus yang saya ambil dari
hidup tradisional ke gaya hidup modern merupakan pemicu utama gout arthritis,
penyakit ini memerlukan pengendalian kadar asam urat jangka panjang karena
harus membatasi makanan tinggi purin, juga karena pemilihan gaya hidup yang
keperawatan Kesiapan Peningkatan Koping Keluarga dari karya tulis iliah milik
Silvia Puspita Sari dapat disimpulkan bahwa Gout arthritis adalah penyakit yang
serangan sinovitis akut berulang ulang.Pada penyakit Gout arthritis perlu adanya
2019, kriteria hasil yang di capai dalam asuhan keperawatan pada klien dengan
2018, upaya yang dilakukan dalam mengatasi Gout Arthritis dengan masalah
faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi perilaku hidup bersih
Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat ; 8. Ajarkan strategi yang dapat
Dari uraian diatas penulis tertarik untuk membuat studi kasus Karya Tulis
Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan pada keluarga yang mengalami Gout
Masalah pada studi kasus ini di batasi pada asuhan keperawatan keluarga
keluarga pada klien yang mengalami Gout Arthritis dengan masalah keperawatan
TINJAUAN PUSTAKA
purin yang ditandai dengan hiperurikemi dan serangan sinovitis akut berulang
ulang. Penyakit ini paling sering menyerang pria usia pertengahan sampai usia
urat dalam tubuh secara berlebihan. Penumpukan asam urat akan menyebabkan
peningkatan produksi asam urat sebagai sesuatu yang khas pada Gout arthritis
Penyakit gout atau asam urat adalah kondisi yang dapat menyebabkan
gejala nyeri yang tidak tertahankan, pembengkakan, dan rasa panas pada
persendian (Anies,2018)
ditimbulkan dari penimbuhan kristal di sendi oleh monosodium urat (MSU, gout)
dan kalsium Pirofosfat dihidrat, dan tahap yang lebih lanjut terjadi degenerasi
miksedema
jenis kelamin lebih sering terjadi pada pria, iklim, herediter dan keadaan –
mengkristal akibat metabolisme purin tak sempurna. Kurang lebih 20-30% gout
arthritis terjadi akibat kelainan sintesa purin dan sekitar 75% terjadi akibat
kristal Monosodium Urat (MSU) memegang peranan penting pada proses awal
serangan gout arthritis. Kristalisasi asam urat sering terjadi pada persendian,
jaringan tulang rawan, tendon dan selaputnya serta ginjal. Pada tahap yang lebih
parah, timbunan kristal urat akan membentuk Tofus. Tofus merupakan benjolan
kecil berwarna pucat yang biasanya muncul pada daun telinga samping, mangkok
sendi lutut, bagian punggung lengan atau tendon belakang pergelangan kaki.
Jika asam urat meningkat terus akan terjadi gout arthritis kronis yang
menyebabkan batu asam urat ditandai nyeri hebat di daerah pinggang dan
dibuang. Selain itu, tubuh akan bereaksi mengatur tingkat keasaman atau
pH darah agar tetap berada pada tingkat basa agar asam urat terlarut dalam
maka asam urat akan susah larut dan mengendap sebagai kristal tajam.
`
sekunder, batu ginjal dan fraktur pada sendi. Sitokin, kemokin, protease, dan
oksidan yang berperan dalam proses inflamasi akut juga berperan pada proses
al,2015).
urat serum laki-laki meningkat dan tanpa gejala selain dari peningkatan
dan nyeri yang luar biasa, biasanya pada sendi ibu jari kaki dan sendi
metatarsofalangeal.
3. Stadium ketiga setelah serangan gout arthritis akut adalah tahap interkritis.
Tidak terdapat gejala gejala pada tahap ini, yang dapat berlangsung dari
`
gout arthritisberulang dalam waktu kurang dari 1 tahun jika tidak di obati.
asam urat yang terus meluas selama beberapa tahun jika pengobatan tidak
nyeri, sakit, dan kaku juga pembesaran dan penonjolan sendi bengkak.
perubahan sendi.
2. Terapi Farmakologi
a. Serangan akut
lini pertama dalam menangani serangan akut gout arthritis, asalkan tidak
atau komorbid, obat lain yang juga diberikan pada pasien pada saat yang
sama, dan fungsi ginjal. Kolkisin merupakan obat pilihan jika pasien juga
fungsi ginjal.
`
1. NSAID : NSAID merupakan terapi lini pertama yang efektif untuk pasien
harus diberikan dengan dosis sepenuhnya (full dose) pada 24-48 jam
pusing dan gangguan saluran cerna, efek ini akan sembun pada saat dosis
karena mulai kerjanya (onset) lebih lambat dan efek samping lebih sering
dijumpai.
infeksi.
ginjal dan pembentukan batu asam urat. Kapan mulai diberikan obat
ginjal normal dosis awal allopurinol tidak boleh melebihi 300 mg/24 jam.
dalam serum pada 2 hari setelah terapi dimulai dan maksimum setelah 7-
11 hari. Kadar urat dalam serum harus di cek setelah 2-3 minggu
rumah jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain dan anggota
dengan istilah kekerabatan dimana invidu bersatu dalam suatu ikatan perkawinan
dengan menjadi orang tua. Dalam arti luas anggota keluarga merupakan mereka
yang memiliki hubungan personal dan timbal balik dalam menjalankan kewajiban
Keluarga merupakan dua orang tau lebih yang hidup bersama dengan
ikatan dan kedekatan emosional baik yang tidak memiliki hubungan darah,
perkawinan, atau adopsi dan tidak memiliki batas keanggotaan dalam keluarga
royong.
secara musyawarah.
4. Berbentuk monogram
5. Bertanggung jawab
a. Keluarga Tradisional
1. The Nuclear family (keluarga inti), yaitu keluarga yang terdiri atas suami,
2. The dyad family (keluarga dyad), suatu rumah tangga yang terdiri atas
suami dan istri tanpa anak. Hal yang perlu Anda ketahui, keluarga ini
3. Single parent, yaitu keluarga yang terdiri atas satu orang tua dengan anak
(kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau
kematian.
4. Single adult, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri atas satu orang dewasa.
Tipe ini dapat terjadi pada seorang dewasa yang tidak menikah atau tidak
mempunyai suami.
5. Extended family, keluarga yang terdiri atas keluarga inti ditambah keluarga
lain, seperti paman, bibi, kakek, nenek, dan sebagainya. Tipe keluarga ini
1. Unmarried parent and child family, yaitu keluarga yang terdiri atas orang
a. Patrineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara sedarah dalam
b. Matrineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disuusn melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
d. Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga saudara suami.
e. Keluarga kawin
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan
Berkaitan dengan peran keluarga yang bersifat ganda, yakni satu sisi
keluarga berperan sebagai matriks bagi anggotanya, disisi lain keluarga harus
a. Fungsi afektif
diri yang positif , rasa di miliki dan memiliki, rasa berarti serta merupakan
setiap anggota keluarga baik orang tua maupun anak di akui dan di hargai
3. Ikatan dan identifikasi, ikatan ini mulai sejenak pasangan sepakat hidup
hubungan orang tua anak dan antar anak melalui proses identifikasi. Proses
identifikasi merupakan inti ikatan kasih sayang, oleh karena itu perlu
b. Fungsi sosialisasi
c. Fungsi Reproduksi
berencana, maka fungsi ini sedikit dapat terkontrol. Namun disisi lain
`
sehingga lahirnya keluarga baru dengan satu orang tua (single parents).
d. Fungsi Ekonomi
ini sulit dipenuhi oleh keluarga di bawah garis kemiskinan (gakin atau pra
kesehatan mereka.
anggota keluarga
masing-masing.
perilaku yang bersifat homogen dalam situasi tertentu. Peran lahir dari
tertentu.
`
harapan. Peran keluarga adalah tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh
dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam
keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok,
dan masyarakat.
nafkah, ibu rumah tangga, pengasuh anak, sopir, tukang perbaiki rumah,
tukang masak, dan lain-lain. Jika dalam keluarga hanya terdapat sedikit
berbeda.
c. Perawatan anak
d. Rekreasi
e. Persaudaraan (kinship)
`
g. Seksual
perubahan seiring dengan adanya emansipasi. Wanita saat ini tidak lagi
mereka juga bekerja atau mencari nafkah, hal yang sama juga terjadi pada
pria.
orang tua mereka sudah tua, maka mereka akan kembali pada anak wanita.
Peran tersebut membuat wanita menjadi generasi terjepit dan jenis kelamin
kakek/nenek adalah:
membuat stabil keluarga, ada yang bersifat adaptif bahkan ada yang dapat
memiliki anak.
telah menikah.
keluarga dengan orang tua yang telah lanjut usia (Wahyuni tri,
2021)
2.3.1 Pengkajian
1. Pengumpulan data
keluarga secara head to too dan telaahan data sekunder seperti hasil
b. Data Umum
Komposisi keluarga
`
penghuni rumah tangga, tetapi juga anggota keluarga lain yang menjadi
dengan anggota keluarga yang lain sesuai dengan susunan kelahiran mulai
pendidikan.
dengan pola penyakit. Untuk hal tersebut, maka genogram keluarga harus
orangtua)
6. Tipe keluarga
7. Suku bangsa
8. Agama
aktivtas rekreasi.
keluarga inti. Contoh: keluarga bapak A memiliki dua orang anak, anak
pertama berusia tuju tahun dan anak kedua berusia empat tahun, maka
anak sekolah.
d. Pengkajian lingkungan
1. Karakteristik rumah
jumlah ruangan, jumlah jendela, jarak septic tank dengan sumber air,
sumber air minum yang digunakan serta dilengkapi dengan denah rumah.
serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana interaksi keluarga
dengan masyarakat.
e. Struktur keluarga
setempat.
komunikasi keluarga
`
4. Struktur peran
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga yang
f. Fungsi keluarga
1. Fungsi efektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaan diri anggota keluarga, perasaan
menghargai.
2. Fungsi sosialisasi
setempat.
Hal yang perlu dikaji sejauh mana keluarga melakukan pemenuhan tugas
masalah?
dialami?
mengatasi masalah?
perlu dikaji :
untuk perawatan?
diperlukan memadai?
diperlukan?
penyakit?
pencegahan?
lingkungan?
fasilitas kesehatan?
kesehatan?
petugas kesehatan?
4. Fungsi reproduksi
anggota keluarga?
`
5. Fungsi ekonomi
permasalahan stress
g. Pemeriksaan fisik
h. Harapan keluarga
b. Kategori: Perilaku
2.3.2.2 Definisi
2.3.2.3 Penyebab
1. Hambatan kognitif
8. Gangguan persepsi
a. Subjektif
(Tidak tersedia)
b. Objektif
a. Subjektif
(tidak tersedia)
b. Objektif
2. Cedera otak
`
3. Stroke
4. Paralisis
6. Laringektomi
7. Demensia
8. Penyakit Alzheimer
9. Keterlambatan perkembangan
sebagai berikut :
keperawatan keluarga
untuk kriteria yang pertama yaitu sifat masalah, skor yang lebih besar (3)
diberikan pada tidak atau kurang sehat karena kondisi ini biasanya disadari
dan dirasakan oleh keluarga, ancaman kesehatan skor dua dan keadaan
masalah
2. Sumber daya keluarga baik dalam bentuk fisik, keuangan maupun tenaga
Untuk kriteria ketiga yaitu potensi masalah dapat dicegah, perawat perlu
ada
4. Adanya kelompok high risk atau kelompok yang sangat peka menambah
masalah
tersebut.
menjadi :
a. Intervensi supplemental
b. Intervensi fasilitatif
kesehatan dirumah.
c. Intervensi perkembangan
`
2.3.1 Implementasi
dengan cara :
menjadi :
dengan cara :
keluarga,
2.3.2 Evaluasi
O : Hal-hal yang ditemukan perawat yang dapat diukur, misalnya anak naik BB
A : Analisa hasil yang telah dicapai, mengacu pada tujuan dan diagnose.
dalam empat tingkatan, mulai tingkat paling rendah sampai tingkat tinggi.
`
METODOLOGI PENELITIAN
Studi kasus dalam karya tulis ini adalah untuk mengeksplorasi masalah
Batasan istilah dalam studi kasus ini adalah asuhan keperawatan pada
3.3 Partisipan
Partisipan dalam penyusunan studi kasus ini adalah klien dan keluarga
Pada studi kasus ini dilakukan asuhan keperawatan Gout Arthritis dengan
selama 14 hari.
Pada sub bab ini dijelaskan terkait metode pengumpulan data yang
digunakan:
3. Studi dukumentasi dan angket (hasil dari pemeriksaan diagnostik dan data
lainyang revelan).
intergritas penulis (karena penulis menjadi instrument utama), uji keabsahan data
data utama yaituklien, perawat dan keluarga klien yang berkaitan dengan
yang ada dan dituangkan di opini pembahasan. Teknik analisa yang digunakan
analisa digunakan dengan cara observasi oleh penulis dan studi dokumentasi yang
dengan teori yang ada sebagai bahan untuk merekomendasi dan intervensi
a. Pengumpulan data
b. Mereduksi data
dalam bentuk catatan lapangan dijadikan dalam satu bentuk transkrip dan
c. Penyajian data
Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk tabel, gambar, bagan, dan
klien.
e. Kesimpulan
dari:
diteliti dan memenuhi kriteria inkulasi dan disertai judul penelitian dan
manfaat penelitian.
Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang didapat untuk
3. Confidentiality (kerahasian)
BAB 4
4.1 Hasil
pada salah satu anggota keluarga Tn.S yang menderita penyakit Gout Arthritis
Tn.S yang mengalami Gout Arthritis dengan pemeliharaan kesehatan tidak efektif
selama 1 minggu (7 hari) terhitung dari tanggal 27 Juni 2022 sampai dengan 8 Juli
Kabupaten Bondowoso, yaitu keluarga Tn.S yang terdiri dari suami, istri, anak.
Tn.S yang di tempati 8 x 10 meter persegi dengan dua kamar tidur, ruang tamu,
dapur, satu kamar mandi. Tipe rumah permanen, keadaan lantai dari kramik,
ventilasi rumah cukup dan pencahayaan di ruang tamu cukup, kamar tidur yang
bersih serta berada dilingkungan yang sempit dan berada tidak jauh dari jalan,
pembuangan limbah yang langsung mengalir ke got, kamar mandi bersih dan air
4.1.2 Pengkajian
1. Identitas Peneliti
2. Data Keluarga
Agama & Suku Islam & Madura Status Kelas Sosial Menengah
Keatas
3. Data anggota keluarga
4.3 Tabel Data anggota keluarga
N Nama Hub Usi J Suku Pendi Pekerja Status Gizi TTV Stat
o dgn a K dikant anSaatI (TB, BB, (TD, N, S, P) us
KK erakhi ni BMI) Imu
r nisa
si
Das
ar
1 Tn.S KK 55 L Madu SD Wiras TB:165cm TD: 180/100 Lup
. Tah ra wasta BB: 60 kg mmhg a
un BMI: 22 N: 88x/menit
S: 36,5 C
P: 21x/menit
2 Ny.M Istri 46 P Madu SD IRT TB:145cm TD: 110/80 Lup
. Tah ra BB: 54 kg mmhg a
un BMI: 25,7 N: 82x/menit
S: 36,5 C
P:20 x/menit
3 Sdr.R Ana 22 L Madu SMA Belum TB:160 cm TD: 100/70 Len
. k Tah ra bekerja BB: 58kg N: 86x/menit gka
un BMI: S: 36,5 C p
P: 22x/menit
LANJUTAN
Status Kesehatan
No Nama Alat Bantu/ Protesa Riwayat Penyakit/ Alergi
Saat ini
1. Tn.S Tidak ada alat bantu KU : Baik Gout Arthritis danTidak
Ada Alergi
2. Ny. M Tidak ada alat bantu KU : Baik Tidak Ada Alergi
55 Thn
Keterangan :
: Laki-Laki Meninggal
: Perempuan Meninggal
: Laki-laki
: Perempuan
: Garis Pernikahan
: Garis Keturunan
: Serumah
Kamar Tidur 1
U
Dapur
Ruang Tamu
Gudang
S
Halaman
1.Apakah terdapat perubahan pengambilan keputusan dalam menghadapi konflik di dalam keluarga ?
Ya/Tidak*
Jelaskan : Keluarga mengatakan keputusan yang semula diambil oleh kepala keluarga saat ini
dialihkan kepada istrinya
4. Apakah terdapat perubahan pola komunikasi di dalam keluarga yang mempengaruhi fungsi
keluarga ?
Ya/Tidak*
Jelaskan : tidak ada perubahan pola komunikasi pada keluarga
6. Adakah ketidakfektifan dalam menyelesaikan tugas di dalam keluarga yang mempengaruhi proses
keluarga ?
Ya/Tidak*
Jelaskan : keluarga mengatakan mengkhawatirkan keadaan Tn. S jika nilaiasam uratnya terus
tinggi tetapi Tn. S enggan meminum obat
Kriteria :
keperawatan.
Kriteria :
keperawatan.
Kriteria :
keperawatan.
Kriteria:
keperawatan.
KEMANDIRIAN KELUARGA
Kriteria :
1. Menerima petugas puskesmas Kemandirian I : Jika memenuhi kriteria 1&2
2. Menerima yankes sesuai rencana Kemandirian II : jika memenuhi kriteria 1 s.d 5
3. Menyatakan masalah kesehatan secara benar Kemandirian III : jika memenuhi kriteria 1 s.d 6
4. Memanfaatkan faskes sesuai anjuran Kemandirian IV : Jika memenuhi kriteria 1 s.d 7
5. Melaksanakan perawatan sederhana sesuai
anjuran
6. Melaksanakan tindakan pencegahan secara
aktif
7. Melaksanakan tindakan promotif secara
aktif
Kategori :
Kemandirian I Kemandirian II
√
Kemandirian III Kemandirian IV
INTERVENSI KEPERAWATAN
Pemeliharaan Setelah Setelah dilakukan Psikomotor 1. Keluarga Tn.S 1. Edukasi Kesehatan (I.12383)
Kesehatan Tidak dilakukan tindakan keperawatan dapat 9. Identifikasi kesiapan dan kemampuan
Efektif (D.0117) tindakan selama 7 kali menjalankan menerima informasi
perilaku adaptif 10. Sediakan materi dan media pendidikan
keperawatan kunjungan diharapkan
dalam 14 hari : Psikomotor 2. Keluarga Tn.S kesehatan
dapat 11. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
dengan 7 kali 1. Keluarga mampu menunjukkan kesepakatan
kunjungan menjalankan perilaku pemahaman 12. Berikan kesempatan untuk bertanya
keluarga adaptif (5) perilaku sehat 13. Jelaskan faktor risiko yang dapat
Psikomotor 3. Keluarga Tn.S mempengaruhi kesehatan
2. Keluarga mampu
menunjukkan daapat 2. Promosi Perilaku Upaya Kesehatan (I.12472)
menjalankanper 6. Identifikasi perilaku upaya kesehatan yang
pemahaman perilaku
ilaku sehat dapat ditingkatkan
sehat (5)
Psikomotor 4. Keluarga Tn.S 7. Berikan lingkungan yang mendukung
3. Keluarga mampu dapat mencari kesehatan
menjalankan periaku bantuan 8. Orientasi pelayanan kesehatan yang dapat di
sehat (5) 5. Keluarga Tn.S manfaatkan
4. Keluarga mampu dapat 9. Anjurkan makan sayur dan buah setiap hari
Psikomotor
mencari bantuan (5) menunjukkan 10. Anjurkan melakukan aktivitas fisik setiap
minat hari.
5. Keluarga mampu
meningkatan
menunjukkan minat perilaku sehat. 3. Edukasi Perilaku Upaya Kesehatan (I.12435)
meningkatkan perilaku 14. Berikan pujian dan dukungan terhdap uaha
sehat (5) positif dan pencapaiannya
15. Jelaskan penanganan masalah kesehatan
16. Informasikan sumber yang tepat yang
Keterangan : tersedia di masyarakat
1 :Menurun 17. Anjurkan menggunakan fasilitas kesehatan
2 :Cukup menurun 18. Ajarkan program kesehatan dalam kehidupan
3 :Sedang sehari-hari
4 :Cukup meningkat 19. Ajarkan cara pemeliharaan kesehatan
5 :Meningkat
4. Intervensi tambahan
Dalam hal ini penulis akan membahas mengenai keluarga binaan dan
merujuk pada teori dengan susunan Fakta, Teori, Opini. Asuhan keperawatan
keluarga ini akan membahas salah satu anggota keluarga yang menderita Gout
mengatakan keputusan yang semula diambil oleh kepala keluarga saat ini di
alihkan kepada istrinya, Keluarga mengatakan saat ini Ny. M ikut berpartisipasi
dan istirahat, Keluarga mengatakan tidak tau penyebab timbulnya penyakit Gout
tidak obati, Keluarga mengatakan hanya membawa Tn. S yang sakit saat penyakit
yang dideritanya parah saja, Keluarga mengatakan jika sakit keluarga dan Tn. S
tidak ke puskesmas tetapi hanya di beri obat saja, Keluarga mengatakan Tn.S
masih mengkonsumsi makanan yang tidak boleh dimakan oleh klien sehingga
asam urat masih tinggi, Keluarga mengatakan keluarga tidak mengetahui cara
Keluarga mengatakan mengetahui tanda dan gejala gout arthritis seperti nyeri
keluarga dalam bidang kesehatan yang harus di lakukan yaitu: mengenal masalah
Arthritis membutuhkan pengobatan yang lama, periksa rutin dan setidaknya 3 kali
dalam seminggu dan perlu adanya dukungan dari keluarga dan penerapan perilaku
hidup bersih dan sehat seperti mengurangi mengkonsumsi makanan tinggi purin
agar kondisi kesehatannya membaik. Dilihat pada saat pengkajian nilai asam urat
masih tinggi karena pola hidup yang tidak sehat seperti mengkonsumsi makanan
mampu menjalankan perilaku sehat, sedangkan gejala dan tanda minor objektif
kesehatan tidak efektif antara lain kondisi kronis (mis. Sklerosis multipel,
arthritis, nyeri kronis), cedera otak, stroke, paralisis, cedera medulla spinalis,
adalah pemeliharaan kesehatn tidak efektif yang telah sesuai dengan teori. Fakta
pengkajian yaitu data subjektif antara lain keluarga dan klien mengatakan tidak
efektif.
mencakup tujuan umum dan tujuan khusus, rencana intervensi serta dilengkapi
dengan rencana evaluasi yang menurut kriteria dan standar. (Padila, 2012)
Anjurkan makan sayur dan buah setiap hari, e) Anjurkan melakukan aktivitas fisik
untuk mengurangi rasa nyeri pada persendian, e) Berikan menu diit untuk
intervensi. Intervensi yang di ambil yang mengacu pada teori SIKI (Standar
intervensi yaitu :1) Jelaskan maksud dan tujuan perawat melakukan asuhan
mengurangi rasa nyeri pada persendian, 5) Berikan menu diit untuk penderita
Keperawatan Indonesia)
teori yang ada. Implementasi yang dilakukan mengacu pada SIKI (Standar
pukul 16.00 WIB pada Tn. S yaitu membina hubungan saling percaya terhadap
pada pukul 16.10 WIB adalah menjelaskan maksud dan tujuan perawat melakukan
keempat pada pukul 16.30 WIB adalah mengidenifikasi kesiapan dan kemampuan
pada pukul 16.40 WIB adalah melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital, dengan
asam urat, dengan respon : Klien bersedia nilai asam urat 10,6 mg/dL.
Implementasi ketujuh pada pukul 17.05 WIB adalah mengontrak waktu untuk
pukul 16.00 WIB pada keluarga Tn. S yaitu melakukan pemeriksaan tanda-tanda
pemeriksaan asam urat, dengan respon : Klien bersedia nilai asam urat 10,6
keempat pada pukul 16.30 WIB adalah memberikan lingkungan yang mendukung,
keenam pada pukul 17.00 WIB adalah mengontrak waktu untuk intervensi
selanjutnya dengan respon : Keluarga dan klien menyetujui kontrak waktu yang
juli 2022 dengan 8 implementasi dari 8 intervensi yang dimulai pada pukul 16.00
pada pukul 16.10 WIB adalah melakukan pemeriksaan asam urat, dengan respon :
Klien bersedia nilai asam urat 10,4 mg/dL. Implementasi ketiga pada pukul 16.20
WIB adalah menyediakan materi dan media pendidikan kesehatan materi tentang
penyakit gout arthritis atau asam urat mengunakan media leaflet, dengan respon :
Implementasi kelima pada pukul 16.40 WIB adalah menganjurkan makan sayur
dan buah setiap hari, dengan respon : Klen mengikuti anjuran yang di berikan oleh
melakukan aktivitas fisik setiap hari seperti berolahraga setiap pagi atau sore hari
seperti senam asam urat yang bertujuan untuk meredakan nyeri pada persendian,
dengan respon : Klien mengikuti anjuran yang telah di berikan oleh peneliti sepert
melakukan senam asam urat. Implementasi hari ketujuh pada pukul 17.10 WIB
Implementasi kedelapan pada pukul 17.20 WIB adalah mengontrak waktu untuk
juli 2022 dengan 7 implementasi dari 7 intervensi yang dimulai pada pukul 16.00
kedua pada pukul 16.10 WIB adalah melakukan pemeriksaan asam urat, dengan
respon : Klien bersedia nilai asam urat 10,1 mg/dL. Implementasi ketiga pada
pukul 16.20 WIB adalah mengajarkan cara pemeliharaan kesehatan dengan respon
keempat pada pukul 16.30 WIB adalah menjelaskan faktor risiko yang dapat
pada pukul 17.00 WIB adalah mengajarkan kompres hangat untuk mengurangi
ketujuh pada pukul 17.20 WIB adalah mengontrak waktu untuk intervensi
selanjutnya, dengan respon : Keluarga dan klien menyetujui kontrak waktu yang
juli 2022 dengan 8 implementasi dan 8 intervensi yang dimulai pada pukul 14.30
pada pukul 15.00 WIB adalah melakukan pemeriksaan asam urat, dengan respon :
Klien bersedia nilai asam urat 11,8 mg/dL. Implementasi ketiga pada pukul 15.10
WIB adalah mengedukasi tentang penyakit asam urat, dan penyakit hipertensi,
dengan respon : Klien kooperatif dan mendengarkan apa yang telah di jelaskan
oleh peneliti. Implementasi keempat pada pukul 15.30 WIB adalah menjelaskan
keluarga akan rutin melakukan program kesehatan misalnya seperti cek asam urat
dan menghindari makanan yang akan meningkatkan nilai asam urat. Implementasi
ketujuh pada pukul 16.00 WIB adalah menganjurkan klien untuk berpuasa dari
pengecekan nilai asam urat puasa. Implementasi kedelapan pada pukul 16.20 WIB
2022 dengan 5 implementasi dari 5 intervensi yang dimulai pada pukul 07.00
kedua pada pukul 07.10 WIB adalah melakukan pemeriksaan asam urat puasa,
dengan respon : Klien bersedia , dan dilakukan pemeriksaan nilai asam urat puasa
pada pukul 07.00 WIB oleh peneliti dan di dapatkan nilai asam urat : 9,1 mg/dL.
yang tepat. Implementasi keempat pada pukul 07.40 WIB adalah memberikan
pujian dan dukungan terhadap usaha positif pencapaiannya, dengan respon : Klien
dukungan oleh peneliti. Implementasi kelima pada pukul 07.50 WIB adalah
mengontrak waktu untuk intervensi selanjutnya, dengan respon : Keluarga dan
juli 2022 dengan 6 implementasi dari 6 intervensi yang dimulai pada pukul 16.00
kedua pada pukul 16.10 WIB adalah melakukan pemeriksaan asam urat, dengan
respon : Klien bersedia nilai asam urat 9,0 mg/dL. Implementasi ketiga pada
pukul 16.30 WIB adalah memberikan menu diit untuk penderita asam urat,
dengan respon : Klien dan keluarga menerima menu diet yang di berikan oleh
peneliti kemudian di baca oleh klien dan keluarga. Implementasi keempat pada
pukul 16.40 WIB adalah memberikan motivasi kepada klien, dengan respon :
di periksa.
diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit, memotivasi keluarga untuk
telah dilakukan pada keluarga Tn. S Pada hari pertama hasil evaluasi sebagai
timbulnya penyakit Gout Arthritis, Klien mengatakan tidak tau dampak dari
keluarganya yang sakit saat penyakit yang di deritanya parah saja, Klien
kebingungan saat di tanyakan mengenai gout arthritis atau asam urat, Klien
Nilai asam urat klien 10,6 mg/dL. Dari 5 tujuan khusus asuhan keperawatan
keluarga dirasa semua belum tercapai, maka peneliti perlu melanjutkan intervensi.
Pada evaluasi hari kedua pada tanggal 30 juni 2022 masalah teratasi
sebagian dari 6 implementasi yang kami lakukan dirasa belum dapat teratasi
secara sempurna pada keluarga Tn. S. Pada hari kedua hasil evaluasi sebagai
berikut Subjektif : Keluarga mengatakan Tn.S masih mengkonsumsi kacang-
Klien mengatakan tidak meminum obat, Objektif : Klien tampak menahan nyeri
tidak membawanya periksa pada fasilitas kesehatan terdekat, Klien tampak lebih
Nilai asam urat klien 10,6 mg/dL. Dari 5 tujuan khusus dan kriteria hasil asuhan
melanjutkan intervensi.
Pada evaluasi hari ketiga pada tanggal 4 juli 2022 masalah teratasi
sebagian dari 8 implementasi yang kami lakukan dirasa belum teratasi secara
sempurna pada keluarga Tn. S. Pada hari ketiga hasil evaluasi sebagai berikut ;
menanyakan penyebab dari gout arthritis, tanda dan gejala gout arthritis,
Objektif : Nilai asam urat klien menurun , Klien menerima dan memegang materi
penjelasan yang di jelaskan oleh peneliti, Klien merespon dengan baik saat
C, Nilai asam urat klien 10,4 mg/dL. Dari 5 tujuan khusus dan kriteria hasil
asuhan keperawatan keluarga ada 3 tujuan yang tercapai yaitu keluarga mampu
sebagian dari 7 implementasi yang kami lakukan dirasa belum dapat teratasi
secara sempurna pada keluarga Tn. S. Pada hari keempat hasil evaluasi sebagai
mengkonsumsi obat alupurinol dan amlodipine 5 mg, Nilai asam urat klien
tampak menurun, Klien merespon dan dengan baik saat di jelaskan faktor resiko
mmHg, N : 87 x/menit, S : 36,5 C, Nilai asam urat klien 10,1 mg/dL. Dari 5
tujuan khusus dan kriteria hasil yang tercapai yaitu keluarga keluarga mampu
Pada evaluasi hari kelima pada tanggal 6 juli 2022 masalah dapat teratasi
sebagian dari 8 implementasi yang kami lakukan dirasa dapat teratasi sebagian
pada keluarga Tn. S. Pada hari kelima hasil evaluasi sebagai berikut ;
terdekat, Klien dan keluarga mengatakan lebih memahami jika diberikan edukasi
tentang penyakitnya dan pelayanan kesehatan, Objektif :Nilai asam urat klien
11,8 mg/dL. Masalah pada keluarga Tn. S belum dapat teratasi dilihat dari 5
tujuan khusus dan kriteria hasil keluarga belum mampu mencari bantuan sehingga
Pada evaluasi hari keenam pada tanggal 7 juli 2022 masalah dapat teratasi
sebagian dari 5 implementasi yang kami lakukan dirasa dapat teratasi sebagian
pada keluarga Tn. S. Pada hari kelima hasil evaluasi sebagai berikut ; Subjektif :
perilaku hidup lebih sehat, Objektif : Nilai asam urat puasa klien 9,1 mg/dL, Klien
tampak lebih senang melihat asam uratnya menurun, Klien tampak bersemangat
saat di berikan pujian dan dukungan untuk lebih meningkatkan perilaku hidup
S belum dapat teratasi dilihat dari 5 tujuan khusus dan kriteria hasil keluarga
melanjutkan intervensi.
Pada evaluasi hari ketujuh pada tanggal 8 juli 2022 masalah dapat teratasi
sebagian dari 6 implementasi yang kami lakukan dirasa dapat teratasi secara
sempurna pada keluarga Tn. S. Pada hari ketujuh hasil evaluasi sebagai berikut ;
Subjektif : Keluarga dan klien mengatakan tidak memasak makanan tinggi purin,
Objektif : Klien tampak menerima dan membaca menu diit asam urat dan
menghilang, Nilai asam urat klien menurun 9,0, Klien tampak akan meningkatkan
lagi perilaku hidup sehat, TD : 160/90 mmHg, N : 88x/menit, S : 36,0. Dilihat dari
5 tujuan khusus dan kriteria hasil keluarga telah mampu mencapai sepenuhnya
intervensi.
mungkin saja tidak dapat dilakukan dalam satu kali kunjungan, untuk itu
pada lima tujuan khusus dan lima kriteria hasil yang ada pada perencanaan sudah
pemeliharaan kesehatan tidak efektif pada keluarga Tn. S dapat teratasi sebagian,
karena selama perawatan keluarga Tn. S tampak gaya hidup lebih sehat, keluarga
dan klien setuju untuk belajar cara perawatan pada Tn. S tetapi benjolan pada
kunjungan dan memberi saran agar tetap menjaga pola makan, rutin melakukan
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengkajian peneliti, tidak semua data yang didapatkan dari klien
dan keluarga dapat ditemukan sesuai teori, karena hal tersebut disesuaikan dari
keluarga tentang penyakit lainnya yang salah satunya adalah penyakit hipertensi,
sesuai dengan teori karena ada 6 penambahan intervensi pada implementasi, hal
masalah yang di alami klien dengan Gout Arthritis pada keluarga Tn.S pada kasus
nyata masalah dapat teratasi sebagian sesuai dengan tujuan khusus dan kriteria
hasil.
5.2 Saran
setiap keluarga yang memiliki anggota keluarga yang terkena penyakit gout
arthritis.
edukasi dan informasi kepada klien Gout Arthritis dan keluarganya tentang
pentingnya mengontrol kesehatan secara rutin, pola dan jenis makanan yang
sehat.Sehingga dapat menyiapkan dan meningkatkan manajeman kesehatan lebih
baik.
keperawatan yang berbeda pada kasus Gout Arthritis dan melakukan asuhan
Choi et al. (2015), Pathogenesis of Gout, American Collage of Physians, pp. 499-
516
PPNI (2018) Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI). Jakarta DPPP PPNI
Wahyuni Tri. (2021). Buku Ajar Keperawatan Keluarga Dilengkapi Riset &
Praktik. Retrieved from https://books.google.co.id/books?id=fUY-
EAAAQBAJ
Lampiran 1 . Jadwal Kegiatan
REALISASI KEGIATAN PENELITIAN
TAHUN 2021/2022
URAIAN Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November
KEGIATAN 2022 2022 2022 2022 2022 2022 2022 2022 2022 2022 2022
Konsultasi judul/
ACC
Pengambilan
Informasi Data
Bimbingan
Proposal KTI
Penelitian
Pengumpulan Data
KTI
Bimbingan Dan
Konsultasi KTI
Sidang KTI
Revisi
Lampiran 2. Kegiatan Asuhan Keperawatan
REALISASI KEGIATAN KUNJUNGAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA YANG MENGALAMI GOUT
ARTHRITIS DENGAN MASALAH KEPERAWATAN PEMELIHARAAN KESEHATAN TIDAK EFEKTIF DI RT 014 RW 006
DESA TEGALAMPEL KECAMATAN TEGALAMPEL KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN 2022
NO RENCANA TINDANDAKAN KUNJUNAGAN
H1 H2 H3 H4 H5 H6 H7 H8 H9 H10 H11 H12 H13 H14
1. Edukasi kesehatan
4. intervensi tambahan
PENJELASAN PENELITIAN
Judul Penelitian
2022.
Tujuan Penelitian
Pada studi kasus ini dilakukan Asuhan keperawatan pada Keluarga yang
Oleh karena keikutsertaan klien dan keluarga bersifat sukarela, tidak ada
insentif berupa yang akan diberikan. Tetapi klien dan keluarga berhak
terdapat pertanyaan tentang penelitian ini dan bila masih memerlukan penjelasan,
anda dapat menghubungi peneliti (Revita Tiara Sari) dengan telepon (0896-1053-
3095).
Lampiran 4. Informed Consent
Lampiran 5. Format Asuhan Keperawatan Keluarga
U N I V E R S I T A S B O N D O W O S O
PROGRAM STUDI DIIIKEPERAWATAN
Jalan Dipenogoro No.247
Tlp/Fax(0332)433015Bondowoso
Tugas Keluarga :
C. STRUKTUR KELUARGA
Pola Komunikasi :
Baik Disfungsional
Peran Keluarga :
Nilai/Norma Keluarga:
D. FUNGSI KELUARGA
Fungsi Afektif :
Fungsi Sosial :
Fungsi Ekonomi :
Mekanisme Koping
KEMANDIRIAN KELUARGA
Kriteria :
a. Menerima petugas puskesmas Kemandirian I : Jika memenuhi
b. Menerima yankes sesuai rencana kriteria 1&2
c. Menyatakan masalah kesehatan Kemandirian II : jika memenuhi
secara benar kriteria 1 s.d 5
d. Memanfaatkan faskes sesuai Kemandirian III : jika memenuhi
anjuran kriteria 1 s.d 6
e. Melaksanakan perawatan Kemandirian IV : Jika memenuhi
sederhana sesuai anjuran kriteria 1 s.d 7
f. Melaksanakan tindakan
pencegahan secara aktif
g. Melaksanakan tindakan promotif
secara aktif
Kategori :
Kemandirian I Kemandirian II
PENYEBAB KEPERAWATAN
SCORING/PRIORITAS
Sifat Masalah
Skala :
Tidak / Kurang Sehat 3 1
Ancaman Kesehatan 2
Keadaan Sejahtera 1
Kemungkinan Masalah dapat di
ubah
Skala : 2 2
Mudah 1
Sebagian 0
Tidakdapat
Potensial Masalah untuk di
cegah
Skala : 3 1
Tinggi 2
Cukup 1
Rendah
Menonjolnya Masalah
Skala :
Masalah berat, harus segera di 2 1
tangani 1
Ada masalah tetapi tidak perlu 0
ditangani
Masalah tidak dirasakan
Jumlah Skor
INTERVENSI KEPERAWATAN
Hari/Tanggal : _________________________________
Lampiran 10. Surat Ijin Pengambilan Data Dari Kampus Untuk Bakesbangpol
Lampiran 11. Surat Pengantar Dari Kampus Ke Puskesmas
Lampiran 12. Surat Permohonan Ijin Pengambilan Data Puskesmas
Lampiran 13. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
Lampiran 14. Satuan Acara Penyuluhan
TAHUN 2022/2023
Disusun Oleh :
NIM.19037140044
UNIVERSITAS BONDOWOSO
TAHUN 2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Kabupaten Bondowoso
I. Analisa Situasi
II. Tujuan
III. Materi
Urat).
a. Evaluasi struktur:
b. Evaluasi proses :
(Asam Urat).
Choi et al. (2015), Pathogenesis of Gout, American Collage of Physians, pp. 499-
516
Nurarif Huda A. (2016). Asuhan Keperawatan Praktis Berdasarkan Penerapan
Diagnosa, Nanda, Nic, Noc dalam berbagai kasus.Mediaction. Jogjakarta
MATERI PENYULUHAN
yang ditandai dengan hiperurikemi dan serangan sinovitis akut berulang ulang.
Penyakit ini paling sering menyerang pria usia pertengahan sampai usia lanjut dan
urat dalam tubuh secara berlebihan. Penumpukan asam urat akan menyebabkan
peningkatan produksi asam urat sebagai sesuatu yang khas pada Gout arthritis
ditimbulkan dari penimbuhan kristal di sendi oleh monosodium urat (MSU, gout)
dan kalsium Pirofosfat dihidrat, dan tahap yang lebih lanjut terjadi degenerasi
Kadar asam urat normal pada pria berkisar 3,5 - 7 mg/dL, sedangkan pada
wanita 2,6 - 6 mg/dL. Serangan asam urat biasanya timbul secara mendadak/akut,
kebanyakan menyerang pada malam hari. Jika asam urat menyerang, sendi-sendi
yang terserang tampak merah, mengkilat, bengkak, kulit diatasnya terasa panas
disertai rasa nyeri yang sangat hebat, dan persendian sulit digerakan. Serangan
pertama asam urat pada umumnya berupa serangan akut yang terjadi pada pangkal
ibu jari kaki, dan seringkali hanya satu sendi yang diserang. Namun, gejala-gejala
tersebut dapat juga terjadi pada sendi lain seperti pada tumit, lutut, siku dan lain-
lain.
mengkristal akibat metabolisme purin tak sempurna. Kurang lebih 20-30% gout
arthritis terjadi akibat kelainan sintesa purin dan sekitar 75% terjadi akibat
kristal Monosodium Urat (MSU) memegang peranan penting pada proses awal
serangan gout arthritis. Kristalisasi asam urat sering terjadi pada persendian,
jaringan tulang rawan, tendon dan selaputnya serta ginjal. Pada tahap yang lebih
parah, timbunan kristal urat akan membentuk Tofus. Tofus merupakan benjolan
kecil berwarna pucat yang biasanya muncul pada daun telinga samping, mangkok
sendi lutut, bagian punggung lengan atau tendon belakang pergelangan kaki.
sekunder, batu ginjal dan fraktur pada sendi. Sitokin, kemokin, protease, dan
oksidan yang berperan dalam proses inflamasi akut juga berperan pada proses
al,2015).
urat serum laki-laki meningkat dan tanpa gejala selain dari peningkatan
dan nyeri yang luar biasa, biasanya pada sendi ibu jari kaki dan sendi
metatarsofalangeal.
3. Stadium ketiga setelah serangan gout arthritis akut adalah tahap interkritis.
Tidak terdapat gejala gejala pada tahap ini, yang dapat berlangsung dari
gout arthritisberulang dalam waktu kurang dari 1 tahun jika tidak di obati.
asam urat yang terus meluas selama beberapa tahun jika pengobatan tidak
nyeri, sakit, dan kaku juga pembesaran dan penonjolan sendi bengkak.
6. Faktor yang mempengaruhi terjadinya Gout Arthritis (Asam Urat)
dipicu oleh beberapa hal. Berikut ini faktor risiko yang membuat seseorang
Purin merupakan senyawa yang akan diubah menjadi asam urat dalam
tubuh. Kadar asam urat meningkat karena asupan makanan tinggi purin. Jenis
makanan yang tinggi purin, misalnya jeroan, seafood, makanan kaleng, dan
kaldu daging.
2. Genetik
Adanya riwayat asam urat dalam keluarga membuat risiko terjadinya asam
Kondisi berat badan yang berlebih (gemuk) dapat menyebabkan asam urat.
Hal ini disebabkan lemak yang banyak terdapat pada tubuh orang gemuk
5. Obat tertentu
Jenis obat tertentu yang dikonsumsi dalam jangka panjang ternyata dapat
meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh, seperti diuretik (peluruh air kencing)
Asam urat dikeluarkan bersama urin melalui ginjal. Jika terjadi gangguan
7. Usia
Penyakit asam urat lebih sering menyerang pria di atas 30 tahun. Hal ini
disebabkan pria mempunyai kandungan asam urat dalam darah lebih tinggi
dibanding wanita. Kandungan asam urat pada wanita baru meningkat selelah
menopause.
Beberapa ahli menyatakan bahwa pada dasarnya asam urat bukan penyakit
pokok. Ia menjadi penyerta dari penyakit degeneratif. Jika kadar asam urat
Jeroan (jantung, hati, lidah ginjal, usus), Sarden, Kerang, Ikan herring,
ubi sangat baik dikonsumsi oleh penderita gangguan asam urat karena
sebaiknya dihindari.
5) Tinggi cairan : Selain dari minuman, cairan bisa diperoleh melalui buah-
adalah semangka, melon, blewah, nanas, belimbing manis, dan jambu air.
yang tidak mengonsumsi alkohol. Hal ini adalah karena alkohol akan
urat pada ujung-ujung tubuh yang dingin karena kurang pasokan darah.
Jalan kaki, bersepeda, dan joging bisa dijadikan alternatif olahraga untuk
mengatasi rematik dan asam urat. Selain itu, olahraga yang cukup dan
arthritis. Intervensi seperti istirahat yang cukup, penggunaan kompres dingin dan
hangat, modifikasi diet, mengurangi asupan alkohol dan menurunkan berat badan
(allopurinol dan obat urikosurik seperti probenesid dan sulfinpirazon) tidak boleh
DOKUMENTASI KUNJUNGAN