Anda di halaman 1dari 163

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA YANG MENGALAMI

GOUT ARTHRITIS DENGAN MASALAH KEPERAWATAN

PEMELIHARAAN KESEHATAN TIDAK EFEKTIF

DI RT 014 RW 006 DESA TEGALAMPEL

KECAMATAN TEGALAMPEL

KABUPATEN BONDOWOSO

TAHUN 2022

KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS

Oleh :

REVITA TIARA SARI

NIM. 19-03714-0044

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BONDOWOSO

2022
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA YANG MENGALAMI

GOUT ARTHRITIS DENGAN MASALAH KEPERAWATAN

PEMELIHARAN KESEHATAN TIDAK EFEKTIF

DI RT 014 RW 006 DESA TEGALAMPEL

KECAMATAN TEGALAMPEL

KABUPATEN BONDOWOSO

TAHUN 2022

Karya Tulis Ilmiah : Studi Kasus disusun sebagai Syarat Untuk

Menyelesaikan Pendidikan Ahli Madya Keperawatan

Oleh :

REVITA TIARA SARI

NIM 19037140044

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BONDOWOSO

2022
SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya,


Nama Mahasiswa : Revita Tiara Sari
NIM : 19037140044
Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah saya berjudul :
“Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Yang Mengalami Gout Arthritis Dengan
Masalah Keperawatan Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif Di RT 014 RW 006
Desa Tegalampel Kecamatan Tegalampel Kabupaten Bondowoso Tahun 2022”
1. Disusun oleh saya sendiri
2. Tidak memuat karya tulis orang lain baik sebagian maupun secara
keseluruhan, kecuali yang secara tertulis diacu dalam karya tulis ilmiah ini dan
disebutkan dalam refrensi.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tanpa tekanan
dari siapapun. Jika dikemudian hari terbukti adanya pelanggaran atas pernyataan
tersebut diatas, maka saya bersedia mendapatkan sanksi akademik.

Bondowoso, 27 Juli 2022


Yang menyatakan

Revita Tiara Sari


NIM 19037140044
Mengetahui,
Pembimbing

Damon Wicaksi, SST, M.Kes


NIDN. 0718057505
LEMBAR PERSETUJUAN

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh : Revita Tiara Sari

Judul : Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Yang Mengalami Gout

Arthritis Dengan Masalah Keperawatan Pemeliharaan Kesehatan

Tidak Efektif Di RT 014 RW 006 Desa Tegalampel Kecamatan

Tegalampel Kabupaten Bondowoso Tahun 2022.

Telah disetujui pada tanggal : 28 Juli 2022

Oleh :

Pembimbing

Damon Wicaksi, SST, M.Kes


NIDN. 0718057505

Mengetahui,

Ketua Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso

Yuana Dwi Agustin, SKM, M.Kes


NIDN. 0707087501
LEMBAR PENGESAHAN

KARYA TULIS ILMIAH

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji Sidang KTI

Pada Tanggal 1 Agustus 2022

Mengesahkan

Tim Penguji

Tanda Tangan

Penguji I Ns. Elok Faiqotul H S.Kep, MKKK (……………………….)


NIDN.0714038202

Penguji II Yuana Dwi Agustin, SKM, M.Kes (……………………….)


NIDN. 0707087501

Penguji III Damon Wicaksi, SST, M.Kes (……………………….)


NIDN. 0718057505
Mengetahui,
Ketua Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso

Yuana Dwi Agustin, SKM, M.Kes


NIDN. 0707087501
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayahNya sehingga dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah ini sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi

di program DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.

Penulis Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari bantuan dan bimbungan

dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini

ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kami sampaikan kepada :

1. Samsul Arifin, S.Pd.I, M.HI, selaku Rektor Universitas Bondowoso.

2. Yuana Dwi Agustin, SKM, M.Kes, selaku Ketua Prodi DIII Keperawatan

Universitas Bondowoso.

3. Damon Wicaksi, SST, M.Kes, selaku pembimbing yang telah memberikan

bimbingan dan arahan dalam penyusunan proposal penelitian kami.

4. Dr. Ahmad Kudlodi selaku kepala Puskesmas Tegalampel yang telah

memberikan ijin untuk pengambilan data

5. Sugik , S.Kep Ns Selaku perawat puskesmas pembantu Tegalampel yang

membimbing selama penelitian.

Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah

banyak membantu hingga terselesainya Karya Tulis Ilmiah ini.

Namun demikian penulis menyadari bahwa penyusunan penelitian ini

masih jauh dari sempurna, untuk itu segenap saran dan perbaikan yang

membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Penyusun
ABSTRAK

Sari, RT. 2022. Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Yang Mengalami Gout
Arthritis Masalah Keperawatan Pemeliharaan Kesehatan Tidak
Efektif Di RT 014 RW 006 Desa Tegalampel Kecamata Tegalampel
Kabupaten Bondowoso. Karya Tulis Ilmiah Studi Kasus. Program
Studi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.

Gout arthritis merupakan penyakit tidak menular yang menyerang


persendian. Penyakit ini dapat menyebabkan gejala nyeri, pembengkakan, serta
adanya rasa panas di area persendian. Ketidakmampuan cara merawat, mencegah,
dan gaya hidup yang tidak sehat dapat mengalami gangguan kesehatan dalam
keluarga dan dapat meningkatkan resiko gout arthritis. Sehingga muncul masalah
keperawatan pemeliharaan kesehatan tidak efektif.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian studi kasus dengan salah 1
anggota keluarga yang mengalami gout arthritis dengan masalah keperawatan
pemeliharaan kesehatan tidak efektif di RT 014 RW 006 Desa Tegalampel
Kecamatan Tegalampel Kabupaten Bondowoso, terhitung dari tanggal 28 Juni
2022 sampai 8 Juli 2022, pengumpulan data berupa wawancara, observasi,
pemeriksaan fisik, studi dokumentasi dan angket.
Hasil penelitian ini menunjukkan pada pengkajian yang dilakukan oleh
penulis kepada keluarga Tn. S tidak sesuai dengan teori 5 tugas fungsi keluarga
maka dapat disimpulkan masalah keperawatan pemeliharaan kesehatan tidak
efektif pada keluarga Tn. S dapat teratasi sebagian, karena selama perawatan
keluarga Tn. S tampak gaya hidup lebih sehat, keluarga dan klien setuju untuk
belajar cara perawatan pada Tn. S tetapi benjolan pada pergelangan tangan masih
belum menghilang untuk itu peneliti mengahiri kunjungan dan memberi saran
agar tetap menjaga pola makan, rutin melakukan aktifitas fisik, dan kontrol
kesehatan secara rutin.
Diharapkan keluarga mempertahankan gaya hidup sehatnya, melakukan
pemeriksaan yang rutin, menghindari makanan yang memicu terjadinya
kekambuhan penyakit dan melakukan aktivitas fisik setiap hari.

Kata kunci : Pemeliharaan kesehtan tidak efektif, Gout Arthritis


ABSTRACT
Sari, RT. 2022. Nursing Care for Families With Gout Arthritis Nursing
Problems Ineffective Health Care In RT 014 RW 006 Tegalampel
Village, Tegalampel District, Bondowoso Regency. Case Study
Scientific Papers. Bondowoso University DIII Nursing Study Program.

Gout arthritis is a non-communicable disease that attacks the joints. This


disease can cause symptoms of pain, swelling, and a burning sensation in the joint
area. The inability to treat, prevent, and live an unhealthy lifestyle can cause
health problems in the family and can increase the risk of gout arthritis. So that
the problem of ineffective health care nursing arises.
This study uses a case study research design with one family member
experiencing gouty arthritis with ineffective health care nursing problems in RT
014 RW 006 Tegalampel Village, Tegalampel District, Bondowoso Regency,
starting from 28 June 2022 to 8 July 2022, collecting data in the form of
interviews. , observation, physical examination, study documentation and
questionnaires.
The results of this study indicate that the study conducted by the author
on the family of Mr. S is not in accordance with the theory of 5 family function
tasks, it can be concluded that the problem of health care nursing is not effective
in the family of Mr. S can be partially resolved, because during the treatment of
Mr. S looks healthier lifestyle, family and clients agree to learn how to care for
Mr. However, the lump on the wrist still hasn't disappeared, so the researcher
ended the visit and gave suggestions to maintain a healthy diet, do physical
activity regularly, and have regular health checks.
It is expected that the family maintains a healthy lifestyle, conducts
regular check-ups, avoids foods that trigger disease recurrence and does physical
activity every day.

Keywords: Ineffective health maintenance, Gout Arthritis


DAFTAR ISI

Halaman Sampul...............................................................................................i

Halaman Judul..................................................................................................ii

Halaman Pernyataan.........................................................................................iii

Halaman Persetujuan........................................................................................iv

Halaman Pengesahan........................................................................................v

Halaman Kata Pengantar..................................................................................vi

Halaman Daftar Isi............................................................................................vii

Halaman Daftar Tabel.......................................................................................x

Halaman Daftar Lampiran................................................................................xi

Halaman Daftar Singkatan................................................................................xii

BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................1

1.1 Latar Belakang............................................................................................1

1.2 Batasan Masalah.........................................................................................4

1.3 Rumusan Masalah.......................................................................................5

1.4 Tujuan Penelitian........................................................................................5

1.4.1 Tujuan Umum................................................................................5

1.4.2 Tujuan Khusus...............................................................................5

1.5 Manfaat Penelitian......................................................................................6

1.5.1 Manfaat Teoritis.............................................................................6

1.5.2 Manfaat Praktis..............................................................................6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................8

2.1 Landasan Teori...........................................................................................8

2.1.1 Definisi Gout Arthritis......................................................................8


2.1.2 Etiologi Gout Arthritis......................................................................8

2.1.3 Patofisiologi Gout Arthritis..............................................................9

2.1.4 Komplikasi Gout Arthritis................................................................11

2.1.5 Manifestasi Klinis Gout Arthritis.....................................................11

2.1.6 Pemeriksaan Penunjang Gout Arthritis............................................12

2.1.7 Penatalaksanaan Gout Arthritis........................................................13

2.2 Konsep Keluarga........................................................................................16

2.2.1 Pengertian Keluarga.........................................................................16

2.2.2 Ciri-ciri Keluarga..............................................................................16

2.2.3 Tipe Keluarga...................................................................................17

2.2.4 Struktur Keluarga.............................................................................19

2.2.5 Fungsi Keluarga................................................................................19

2.2.6 Tugas Keluarga.................................................................................23

2.2.7 Peran Keluarga.................................................................................23

2.2.8 Tahap Perkembangan Keluarga........................................................26

2.3 Asuhan Keperawatan..................................................................................27

2.3.1 Pengkajian........................................................................................27

2.3.2 Diagnosa Keperawatan.....................................................................37

2.3.3 Intervensi..........................................................................................41

2.3.4 Implementasi....................................................................................44

2.3.5 Evaluasi............................................................................................45

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN........................................................47

3.1 Desain Penelitian........................................................................................47

3.2 Batasan Istilah.............................................................................................47


3.3 Partisipan....................................................................................................47

3.4 Lokasi Dan Waktu......................................................................................47

3.5 Pengumpulan Data......................................................................................48

3.6 Uji Keabsahan Data....................................................................................48

3.7 Analisa Data................................................................................................49

3.8 Etika Penelitian...........................................................................................50

BAB 4...............................................................................................................

4.1 Hasil............................................................................................................

4.1.1 Gambaran Lokasi Pengambilan........................................................

4.1.2 Pengkajian........................................................................................

4.1.3 Analisa Data.....................................................................................

4.1.4 Diagnosa Keperawatan.....................................................................

4.1.5 Skoring Diagnosa Keperawatan.......................................................

4.1.6 Intervensi Keperawatan....................................................................

4.1.7 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan.........................................

4.2 Pembahasan................................................................................................

4.2.1 Pembahasan : Pengkajian.................................................................

4.2.2 Pembahasan : Diagnosa Keperawatan..............................................

4.2.3 Pembahasan : Intervensi Keperawatan.............................................

4.2.4 Pembahasan : Implementasi Keperawatan.......................................

4.2.5 Pembahasan : Evaluasi Keperawatan...............................................

BAB 5 PENUTUP...........................................................................................

5.1 Kesimpulan.................................................................................................

5.1.1 Pengkajian Keperawatan..................................................................


5.1.2 Diagnosa Keperawatan.....................................................................

5.1.3 Intervensi Keperawatan....................................................................

5.1.4 Implementasi Keperawatan..............................................................

5.1.5 Evaluasi Keperawatan......................................................................

5.2 Saran...........................................................................................................

5.2.1 Bagi Klien.........................................................................................

5.2.2 Bagi Keluarga...................................................................................

5.2.3 Bagi Puskesmas................................................................................

5.2.4 Bagi Perwat.......................................................................................

5.2.5 Peneliti Selanjutnya..........................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................51
DAFTAR TABEL

Lampiran Halaman

2.1 Contoh Skala Perioritas Masalah Keluarga.............................................39

2.2 Contoh Intervensi Keperawatan Dan Kriteria Hasil...............................42

2.3 Contoh Penilaian Peningkatan Kemandirian Keluarga...........................46

2.4 Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian.......................................................52

2.5 Format Asuhan Keperawatan Keluarga..................................................59

2.6 Pengkajian Asuhan Keperawatan Keluarga............................................59

2.7 Analisa Data............................................................................................68

2.8 Skoring / Prioritas Diagnosa Keperawatan Keluarga..............................69

2.9 Intervensi Keperawatan...........................................................................71

2.10 Implementasi dan Evaluasi......................................................................72

4.1 Identitas Peneliti......................................................................................

4.2 Data Keluarga.........................................................................................

4.3 Data Anggota Keluarga..............................................................................

4.4 Data Penunjang Keluarga...........................................................................

4.5 Kemampuan Keluarga Melakukan Tugas Pemeliharaan Kesehatan Anggota

Keluarga............................................................................................................

4.6 Kemandirian Keluarga................................................................................

4.7 Pengkajian Individu Yang Sakit.................................................................

4.8 Analisa Data................................................................................................

4.9 Diagnosa Keperawatan...............................................................................

4.10 Skoring Diagnosa Keperawatan...............................................................


4.11 Intervensi Keperawatan............................................................................

4.12 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Kunjungan Pertama................

4.13 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Kunjungan Kedua...................

4.14 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Kunjungan Ketiga...................

4.15 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Kunjungan Keempat...............

4.16 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Kunjungan Kelima.................

4.17 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Kunjungan Keenam................

4.18 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Kunjungan Ketujuh................


DAFTAR GAMBAR

Lampiran Halaman

4.1 Gambar Genogram......................................................................................

4.2 Gambar Denah Rumah...............................................................................


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian.........................................................52

2. Rencana Kegiatan Penelitian.....................................................................53

3. Penjelasan Penelitian Bagi Pasien.............................................................56

4. Informed Consent......................................................................................58

5. Asuhan Keperawatan Keluarga.................................................................59

6. Surat Pengambilan Data Gout Arthritis Di Kabupaten Bondowoso.........73

7. Surat Bakesbangpol...................................................................................74

8. Surat Dinas Kesehatan Bondowoso...........................................................75

9. Data Penderita Gout Arthritis....................................................................76

10. Surat Ijin Pengambilan Data Dari Kampus Untuk Bakesbangpol.............

11. Surat Pengantar Dari Kampus Ke Puskesmas...........................................

12. Surat Permohonan Ijin Pengambilan Data Puskesmas..............................

13. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah.....................................................


DAFTAR SINGKATAN

SLKI : Standar Luaran Keperawatan Indonesia

SIKI : Standar Intervensi Keperawatan Indonesia

RIKESDAS : Riset Kesehatan Dasar

WHO : World Health Organization

MSU : Monosodium Urat

mmHg : Milimeter Raksa

No. : Nomor

Tn : Tuan

Ny : Nyonya

Nn : Nona

TB : Tinggi Badan

BB : Berat Badan

BMI : Body Mass Index

TTV : Tanda-tanda Vital

TD : Tekanan Darah

N : Nadi

RR : Respirasi

S :Suhu
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gout arthritis merupakan penyakit tidak menular yang menyerang

persendian. Penyakit ini memerlukan pengendalian kadar asam urat jangka

panjang karena harus membatasi makanan tinggi purin, juga karena pemilihan

gaya hidup tidak sehat (mis. mengkonsumsi jeroan), keluarga kurang terpapar

informasi tentang perawatan, pengobatannya dan ketidakmampuan

mengidentifikasi, mengelola, dan menemukan bantuan untuk mempertahankan

kesehatannya sehingga muncul berbagai masalah keperawatan salah satunya

adalah Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif.

Berdasarkan data World Health Organization (WHO, 2017), prevalensi

gout arthritis di dunia sebanyak 34,2%. Gout arthritis sering terjadi di negara maju

seperti Amerika. Prevalensi gout arthritis di Negara Amerika sebesar 26,3% dari

total penduduk. Peningkatan kejadian gout arthritis tidak hanya terjadi di negara

maju saja.Namun, peningkatan juga terjadi di negara berkembang, salah satunya

di Negara Indonesia.

Berdasarkan hasil dari Riset Kesehatan Dasar di Indonesia tahun 2018

Prevalensi penyakit yang terjadi didaerah persendian berdasarkan diagnosis nakes

di Indonesia yang tertinggi yaitu berada di Aceh dengan 13,3%, dan terendah

yaitu di Sulbar 3,2%. Berdasarkan diagnosis dokter didapatkan hasil bahwa pada

kelompok umur 65 tahun yang menderita penyakit sendi berjumlah 56.394 orang.
Menurut data Dinas Kesehatan Bondowoso pada Tahun 2021 terhitung

dari bulan Januari sampai Desember total penderita penyakit Gout Arthritis

mencapai 2598 penderita, dengan jumlah 1117 laki-laki dan 1481 perempuan.

Urutan pertama penderita gout arthritis yaitu wilayah Tapen dengan jumlah

penderita 565 jiwa, urutan ke dua di wilayah Tegal Ampel dengan jumlah

penderita 513 jiwa, urutan ke tiga di wilayah Wringin dengan jumlah penderita

243 jiwa. Dari data tersebut rencana penelitian akan dilakukan di Kecamatan

Tegalampel Kabupaten Bondowoso dengan penderita gout arthritis terbanyak ke

dua.

Prevalensi menurut Kemenkes RI 2018, Prevalensi yang mengalami atau

penderita gout arthritis berdasarkan umur yaitu, umur 65-74 tahun berdasarkan

diagnosis yaitu 18,6% dan umur 75 tahun atau lebih yaitu mencapai 18,9%.

Penyakit gout arthritis lebih banyak diderita oleh perempuan yaitu berdasarkan

diagnosis 8,5% dibandingkan dengan laki-laki yaitu berdasarkan diagnosis 6,1%.

Peningkatan kadar asam urat dalam darah (hiperurisemia) merupakan

faktor utama terjadinya Gout arthritis. Masalah akan timbul jika terbentuk Kristal-

kristal Monosodium Urat (MSU) pada sendi-sendi dan jaringan sekitarnya.

Kristal-kristal berbentuk seperti jarum ini mengakibatkan reaksi peradangan yang

jika berlanjut akan menimbulkan nyeri hebat yang sering menyertai serangan gout

arthritis (Wahyu Widyanto, 2017). Penyakit ini dapat menyebabkan gejala nyeri,

pembengkakan, serta adanya rasa panas di area persendian.Semua sendi di tubuh

berisiko terkena gout arthritis, tetapi sendi yang paling sering terserang adalah jari

tangan, lutut, pergelangan kaki, dan jari kaki. Ketidakmampuan cara merawat,

mencegah dan gaya hidup yang tidak sehat dapat mengalami gangguan kesehatan
dalam keluarga dan dapat meningkatkan resiko gout arthritis. Sehingga muncul

masalah keperawatan pemeliharaan kesehatan tidak efektif.

Hasil penelitian yang relevan dengan studi kasus yang saya ambil dari

Sinta Tri Rahayu Prasetyowati dengan judul masalah keperawatan Manajemen

Kesehatan Keluarga Tidak Efektif dapat disimpulkan bahwa perubahan gaya

hidup tradisional ke gaya hidup modern merupakan pemicu utama gout arthritis,

penyakit ini memerlukan pengendalian kadar asam urat jangka panjang karena

harus membatasi makanan tinggi purin, juga karena pemilihan gaya hidup yang

tidak sehat (mis.mengkonsumsi jeroan). Serta hasil penelitian dengan masalah

keperawatan Kesiapan Peningkatan Koping Keluarga dari karya tulis iliah milik

Silvia Puspita Sari dapat disimpulkan bahwa Gout arthritis adalah penyakit yang

diakibatkan gangguan metabolisme purin yang ditandai dengan hiperurisemia dan

serangan sinovitis akut berulang ulang.Pada penyakit Gout arthritis perlu adanya

perawatan dan kontrol kesehatan secara rutin ke pelayanan kesehatan,

Berdasarkan uraian di atas maka muncul masalah keperawatan Pemeliharaan

Kesehatan Tidak Efektif.

Berdasarkan Teori SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) tahun

2019, kriteria hasil yang di capai dalam asuhan keperawatan pada klien dengan

Gout Arthritis dengan masalah keperawatan Pemeliharaan Kesehatan Tidak

Efektif yaitu : Pemeliharaan Kesehatan ; Menunjukkan perilaku adaptif 5

(Meningkat), Menunjukkan pemahaman perilaku sehat 5 (Meningkat),

Kemampuan menjalankan perilaku sehat 5 (Meningkat), Perilaku mencari

bantuan 5 (Meningkat), Menunjukkan minat meningkatkan perilaku sehat 5

(Meningkat), Memiliki sistem pendukung 5 (Meningkat).


Berdasarkan Teori SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) tahun

2018, upaya yang dilakukan dalam mengatasi Gout Arthritis dengan masalah

keperawatan Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif yaitu : Edukasi Kesehatan ; 1.

Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi ; 2. Identifikasi faktor-

faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi perilaku hidup bersih

dan sehat ; 3. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan ; 4. Jadwalkan

pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan ; 5. Berikan kesempatan untuk

bertanya ; 6. Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan ; 7.

Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat ; 8. Ajarkan strategi yang dapat

digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat.

Dari uraian diatas penulis tertarik untuk membuat studi kasus Karya Tulis

Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan pada keluarga yang mengalami Gout

Arthritis dengan masalah keperawatan Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif di

RT 014 RW 006 Desa Tegalampel Kecamatan Tegalampel Kabupaten

Bondowoso Tahun 2022 ”.

1.2 Batasan Masalah

Masalah pada studi kasus ini di batasi pada asuhan keperawatan keluarga

yang mengalami Gout Arthritis dengan masalah keperawatan Pemeliharaan

Kesehatan Tidak Efektif di RT 014 RW 006 Desa Tegalampel Kecamatan

Tegalampel Kabupaten Bondowoso Tahun 2022.


1.3 Rumusan Masalah

Bagaimanakah asuhan keperawatan pada keluarga yang mengalami Gout

Arthritis dengan masalah keperawatan Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif di

RT 014 RW 006 Desa Tegalampel Kecamatan Tegalampel Kabupaten

Bondowoso Tahun 2022 ?

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum :

Melaksanakan Asuhan Keperawatan pada keluarga yang mengalami Gout

Arthritis dengan masalah keperawatan Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif di

RT 014 RW 006 Desa Tegalampel Kecamatan Tegalampel Kabupaten

Bondowoso Tahun 2022.

1.4.2 Tujuan Khusus :

1. Melakukan pengkajian keperawatan pada keluarga yang mengalami Gout

Arthritis dengan masalah keperawatan Pemeliharaan Kesehatan Tidak

Efektif di RT 014 RW 006 Desa Tegalampel Kecamatan Tegalampel

Kabupaten Bondowoso Tahun 2022.

2. Merumuskan diagnosa keperawatan pada keluarga yang mengalami Gout

Arthritis dengan masalah keperawatan Pemeliharaan Kesehatan Tidak

Efektif di RT 014 RW 006 Desa Tegalampel Kecamatan Tegalampel

Kabupaten Bondowoso Tahun 2022.

3. Menyusun intervensi keperawatan pada keluarga yang mengalami Gout

Arthritis dengan masalah keperawatan Pemeliharaan Kesehatan Tidak


Efektif di RT 014 RW 006 Desa Tegalampel Kecamatan Tegalampel

Kabupaten Bondowoso Tahun 2022.

4. Melaksanakan tindakan keperawatan pada keluarga yang mengalami Gout

Arthritis dengan masalah keperawatan Pemeliharaan Kesehatan Tidak

Efektif di RT 014 RW 006 Desa Tegalampel Kecamatan Tegalampel

Kabupaten Bondowoso Tahun 2022.

5. Melakukan evaluasi keperawatan pada keluarga yang mengalami Gout

Arthritis dengan masalah keperawatan Pemeliharaan Kesehatan Tidak

Efektif di RT 014 RW 006 Desa Tegalampel Kecamatan Tegalampel

Kabupaten Bondowoso Tahun 2022.

1.5 Manfaat penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis :

Sebagai perkembangan dan aplikasi dari teori asuhan keperawatan

keluarga pada klien yang mengalami Gout Arthritis dengan masalah keperawatan

Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif di RT 014 RW 006 Desa Tegalampel

Kecamatan Tegalampel Kabupaten Bondowoso Tahun 2022.

1.5.2 Manfaat Praktis :

1. Manfaat bagi Klien dan Keluarga :

Meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga mengenai tindakan yang

harus dilakukan pada penyakit Gout Arthritis dengan masalah keperawatan

Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif di RT 014 RW 006 Desa Tegalampel

Kecamatan Tegalampel Kabupaten Bondowoso Tahun 2022.


2. Manfaat bagi Perawat :

Memberikan informasi mengenai tindakan yang akan diberikan pada klien

yang mengalami penyakit Gout Arthritis dengan masalah keperawatan

Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif di RT 014 RW 006 Desa Tegalampel

Kecamatan Tegalampel Kabupaten Bondowoso Tahun 2022.

3. Manfaat bagi Instansi Kesehatan :

Sebagai rujukan pelayanan kesehatan tentang Gout Arthritis dengan

masalah keperawatan Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif di RT 014 RW 006

Desa Tegalampel Kecamatan Tegalampel Kabupaten Bondowoso Tahun 2022.

4. Manfaat bagi Institusi pendidikan :

Meningkatkan kualitas pembelajaran pada mahasiswa tentang Gout

Arthritis dengan masalah keperawatan Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif di

RT 014 RW 006 Desa Tegalampel Kecamatan Tegalampel Kabupaten

Bondowoso Tahun 2022.


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Definisi Gout Arthritis

Gout arthritis adalah penyakit yang diakibatkan gangguan metabolisme

purin yang ditandai dengan hiperurikemi dan serangan sinovitis akut berulang

ulang. Penyakit ini paling sering menyerang pria usia pertengahan sampai usia

lanjut dan wanita pasca menopause (Nurarif AH,2016).

Gout arthritis adalah penyakit gangguan metabolisme purin dimana terjadi

produksi asam urat berlebih (Hiperurisemia) sehingga terjadi penumpukan asam

urat dalam tubuh secara berlebihan. Penumpukan asam urat akan menyebabkan

radang disertai pembengkakan sendi (biasanya lutut dan kaki). Adanya

peningkatan produksi asam urat sebagai sesuatu yang khas pada Gout arthritis

menyebabkan penyakit ini sering juga disebut sebagai Penyakit “Asam

urat”(Kusmayanti et al, 2019).

Penyakit gout atau asam urat adalah kondisi yang dapat menyebabkan

gejala nyeri yang tidak tertahankan, pembengkakan, dan rasa panas pada

persendian (Anies,2018)

2.1.2 Etiologi Gout Arthritis

Gangguan metabolik dengan meningkatnya konsentrasi asam urat ini

ditimbulkan dari penimbuhan kristal di sendi oleh monosodium urat (MSU, gout)

dan kalsium Pirofosfat dihidrat, dan tahap yang lebih lanjut terjadi degenerasi

tulang rawan sendi. Klasifikasi gout arthritis dibagi 2, yaitu:


`

a. Gout arthritis primer

Dipengaruhi oleh faktor genetik. Terdapat produksi atau sekresi

asam urat yang berlebihan dan tidak diketahui penyebabnya

b. Gout arthritis Sekunder

1. Pembentukan asam urat yang berlebihan

a) Kelainan Mieproliferatif (polisitemia, leukemia, mieloma retikularis)

b) Sindroma Lech-Nyhan yaitu suatu kelainan akibat defisiensi hipoxantin

guanine fosforibosil transferase yang terjadi pada anak-anak dan pada

sebagian orang dewasa

c) Gangguan penyimpanan glikogen

d) Pada pengobatan anemia pernisiosa oleh karena maturasi sel megaloblastik

menstimulasi pengeluaran asam urat

2. Sekresi asam urat yang berkurang misalnya pada :

a) Kegagalan ginjal kronik

b) Pemakaian obat salisilat, tiazid, beberapa macam diuretik dan sulfonamide

c) Keadaan-keadaan alkoholik, asidosis laktik, hiperparatiroidisme dan pada

miksedema

Faktor predisposisi terjadinya penyakit gout arthritis yaitu, umur,

jenis kelamin lebih sering terjadi pada pria, iklim, herediter dan keadaan –

keadaan yang menyebabkan timbulnya hiperurikemia (Nurarif AH,2016).

2.1.3 Patofisiologi Gout Arthritis

Menurut (Kusumayanti et al., 2019) Gout arthritis tergolong sebagai

penyakit yang terjadi akibat gangguan metabolisme purin. Gangguan tersebut

menyebabkan tingginya kadar asam urat darah yang selanjutnya mudah


`

mengkristal akibat metabolisme purin tak sempurna. Kurang lebih 20-30% gout

arthritis terjadi akibat kelainan sintesa purin dan sekitar 75% terjadi akibat

kelebihan produksi asam urat tetapi pengeluarannya tak sempurna. Pembentukan

kristal Monosodium Urat (MSU) memegang peranan penting pada proses awal

serangan gout arthritis. Kristalisasi asam urat sering terjadi pada persendian,

jaringan tulang rawan, tendon dan selaputnya serta ginjal. Pada tahap yang lebih

parah, timbunan kristal urat akan membentuk Tofus. Tofus merupakan benjolan

kecil berwarna pucat yang biasanya muncul pada daun telinga samping, mangkok

sendi lutut, bagian punggung lengan atau tendon belakang pergelangan kaki.

Timbunan kristal ini akan meradang bila dipicu beberapa faktor

antara lain stress,benturan, dan suhu dingin. Kristalisasi dijaringan terjadi

apabila kadar asam urat mencapai 9 – 10 mg/dl. Oleh karenanya menjaga

kadar asam urat tetap normal perlu diperhatikan untuk mencegah

komplikasi. Gout arthritis terjadi akibat peningkatan asam urat menahun.

Jika asam urat meningkat terus akan terjadi gout arthritis kronis yang

ditandai nyeri berkepanjangan. Timbunan asam urat di ginjal akan

menyebabkan batu asam urat ditandai nyeri hebat di daerah pinggang dan

bila berlanjut dapat mengganggu fungsi ginjal tersebut. Tubuh sebenarnya

memiliki mekanisme penyeimbang yaitu dengan memproduksi enzim

urikinase untuk mengoksidasi asam urat menjadi alotinin yang mudah

dibuang. Selain itu, tubuh akan bereaksi mengatur tingkat keasaman atau

pH darah agar tetap berada pada tingkat basa agar asam urat terlarut dalam

plasma sebagai natrium urat. Bila pH menurun,misalnya akibat dehidrasi,

maka asam urat akan susah larut dan mengendap sebagai kristal tajam.
`

Tubuh menggunakan kalsium, magnesium, kalium dan mineral lain dalam

persendian tubuh untuk mengembalikan keasaman darah ke tingkat basa.

2.1.4 Komplikasi Gout Arthritis

Menurut Rotschild (2013), komplikasi gout arthritis meliputi infeksi

sekunder, batu ginjal dan fraktur pada sendi. Sitokin, kemokin, protease, dan

oksidan yang berperan dalam proses inflamasi akut juga berperan pada proses

inflamasi kronis sehingga menyebabkan sinovitis kronis, dekstruksi kartilago, dan

erosi tulang. Kristal monosodium urat dapat mengaktifkan kondrosit untuk

mengeluarkan , merangsang sintesis nitric oxide dan matriks metalloproteinase

yang nantinya menyebabkan dekstruksi kartilago. Kristal monosodium urat

mengaktivasi osteoblas sehingga mengeluarkan sitokin dan menurunkan fungsi

anabolic yang nantinya berkontribusi terhadap kerusakan artikular tulang (Choi et

al,2015).

2.1.5 Manifestasi Klinis Gout Arthritis

Menurut (Nurarif AH,2016) terdapat 4 stadium perjalanan klinis Gout

arthritis yang tidak di obati:

1. Stadium pertama adalah hiperurisemia asimtomatik. Pada stadium ini asam

urat serum laki-laki meningkat dan tanpa gejala selain dari peningkatan

asam urat serum.

2. Stadium kedua goutarthritis akut terjadi awitan mendadak pembengkakan

dan nyeri yang luar biasa, biasanya pada sendi ibu jari kaki dan sendi

metatarsofalangeal.

3. Stadium ketiga setelah serangan gout arthritis akut adalah tahap interkritis.

Tidak terdapat gejala gejala pada tahap ini, yang dapat berlangsung dari
`

beberapa bulan sampai tahun. Kebanyakan orang mengalami serangan

gout arthritisberulang dalam waktu kurang dari 1 tahun jika tidak di obati.

4. Stadium keempat adalah tahap Gout arthritis kronik, dengan timbunan

asam urat yang terus meluas selama beberapa tahun jika pengobatan tidak

dimulai. Peradangan kronik akibat kristal-kristal asam urat mengakibatkan

nyeri, sakit, dan kaku juga pembesaran dan penonjolan sendi bengkak.

2.1.6 Pemeriksaan Penunjang Gout Arthritis

Pemeriksaan penunjang menurut (Nurarif AH,2016) :

1. Kadar asam urat serum meningkat

2. Laju sedimentasi eritrosit (LSE) meningkat

3. Kadar asam uarat urine dapat normal atau meningkat

4. Analisis cairan sinovial dari sendi terinflamasi atau tofi menunjukkan

kristal urat monosodium yang membuat diagnosis,

5. Sinar X sendi menunjukkan massa tofaseus dan dekstruksi tulang dan

perubahan sendi.

2.1.7 Penatalaksanaan Gout Arthritis

Penanganan gout arthritis biasanya dibagi menjadi penanganan serangan

akut dan penanganan hiperurisemia pada pasien goutarthritis kronik. Ada 3

tahapan dalam terapi penyakit ini (Nurarif AH,2016) :

1. Mengatasi serangan akut

2. Mengurangi kadar asam urat untuk mencegah penimbunan kristal urat

pada jaringan, terutama persendian

3. Terapi pencegahan menggunakan terapi hipourisemik


`

Terapi gout arthritis dibagi menjad 2 yaitu terapi non farmakologi

dan terapi farmakologi, antara lain :

1. Terapi Non Farmakologi

Terapi non-farmakologi merupakan strategi esensial dalam penanganan

gout arthritis.Intervensi seperti istirahat yang cukup, penggunaan kompres

dingin, modifikasi diet, mengurangi asupan alkohol dan menurunkan berat

badan pada pasien yang kelebihan berat badan terbukti efektif.

2. Terapi Farmakologi

a. Serangan akut

Istirahat dan terapi cepat dengan pemberian NSAID, misalnya

indometasin 200 mg/hari atau diklofenak 150 mg/hari, merupakan terapi

lini pertama dalam menangani serangan akut gout arthritis, asalkan tidak

ada kontraindikasi terhadap NSAID. Aspirin harus dihindari karena

ekskresi aspirin berkompetisi dengan asam urat dan dapat memperparah

serangan akut gout arthritis. Keputusan memilih NSAID atau kolkisin

tergantung pada keadaan pasien, misalnya adanya penyakit penyerta lain

atau komorbid, obat lain yang juga diberikan pada pasien pada saat yang

sama, dan fungsi ginjal. Kolkisin merupakan obat pilihan jika pasien juga

menderita penyakit kardiovaskuler, termasuk hipertensi, pasien yang

mendapat diuretik untuk gagal Jantung dan pasien yang mengalami

toksisitas gastrointestinal, kecenderungan perdarahan atau gangguan

fungsi ginjal.
`

Obat yang menurunkan kadar asam urat serum (allopurinol dan

obat urikosurik seperti probenesid dan sulfinpirazon) tidak boleh

digunakan Pada serangan akut.

Penggunaan NSAID, inhibitor cyclooxigenase-2 (COX-2), kolkisin

dan kortikosteroid untuk serangan akut dibicarakan berikut ini :

1. NSAID : NSAID merupakan terapi lini pertama yang efektif untuk pasien

yang mengalami serangan gout arthritisakut. Hal terpenting yang

menentukan keberhasilan terapi bukanlah pada NSAID yang dipilih

melainkan pada seberapa cepat terapi NSAID mulai diberikan. NSAID

harus diberikan dengan dosis sepenuhnya (full dose) pada 24-48 jam

pertama atau sampai rasa nyeri hilang. Indometasin banyak diresepkan

untuk serangan akut artritis goutarthritis, dengan dosis awal 75-100

mg/hari. Dosis ini kemudian diturunkan setelah 5 hari bersamaan dengan

meredanya gejala serangan akut. Efek samping indometasin antara lain

pusing dan gangguan saluran cerna, efek ini akan sembun pada saat dosis

obat diturunkan. NSAID lain yang umum digunakan untuk mengatasi

episode goutarthritis akut adalah :

a. Naproxen-awal 750 mg, kemudian 250 mg 3 kali/hari.

b. Piroxicam -awal 40 mg, kemudian 10-20 mg/hari

c. Diclofenac - awal 100 mg, kemudian 50 mg 3 kali/hari selama 48 jam,

kemudian 50 mg dua kali/hari selama 8 hari.

2. Colchicine; Colchicine merupakan terapi spesifik dan efektif untuk

serangan goutarthritis akut. Namun, dibanding NSAID kurang populer


`

karena mulai kerjanya (onset) lebih lambat dan efek samping lebih sering

dijumpai.

3. Steroid; Strategi alternatif selain NSAID dan kolkisin adalah pemberian

steroid intra-artikular. Cara ini dapat meredakan serangan dengan cepat

ketika hanya 1 atau 2 sendi yang terkena. Namun, harus dipertimbangkan

dengan cermat diferensial diagnosis antara arthritis sepsis dan gout

arthritisakut karena pemberian steroid intra-artikular akan memperburuk

infeksi.

Penatalaksanaan gout arthritis kronik : Kontrol Jangka panjang

hiperurisemia merupakan faktor penting untuk mencegah terjadinya

serangan akut gout arthritis, gout arthritistophaceous kronik, keterlibatan

ginjal dan pembentukan batu asam urat. Kapan mulai diberikan obat

penurun kadar asam urat masih kontroversi.

Penggunaan allopurinol, urikosurik dan febuxostat (sedang dalam

pengembangan) untuk terapi gout arthritiskronik dijelaskan berikut ini.

1. Allopurinol; Obat hiperurisemia pilihan untuk gout arthritiskronik adalah

allopurinol. Selain mengontrol gejala, obat ini juga melindungi fungsi

ginjal. Allopurinol menurunkan produksi asam urat dengan cara

menghambat enzim xantin oksidase. Dosis pada pasien dengan fungsi

ginjal normal dosis awal allopurinol tidak boleh melebihi 300 mg/24 jam.

Respon terhadap allopurinol dapat dilihat sebagai penurunan kadar urat

dalam serum pada 2 hari setelah terapi dimulai dan maksimum setelah 7-

11 hari. Kadar urat dalam serum harus di cek setelah 2-3 minggu

penggunaan allopurinol untuk meyakinkan turunnya kadar urat.


`

2.2 Konsep Keluarga

2.2.1 Pengertian Keluarga

Keluarga adalah ikatan atau persekutuan (perkawinan/kesepakatan)

dengan hubungan (darah/adopsi/kesepakatan) yang tinggal bersama dalam satu

rumah jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain dan anggota

keluarga berinteraksi satu sama lain (Padila, 2012).

Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat.Keluarga didefinsikan

dengan istilah kekerabatan dimana invidu bersatu dalam suatu ikatan perkawinan

dengan menjadi orang tua. Dalam arti luas anggota keluarga merupakan mereka

yang memiliki hubungan personal dan timbal balik dalam menjalankan kewajiban

dan memberi dukungan yang disebabkan oleh kelahiran, adopsi, maupun

perkawinan (Wahyuni tri, 2021)

Keluarga merupakan dua orang tau lebih yang hidup bersama dengan

ikatan dan kedekatan emosional baik yang tidak memiliki hubungan darah,

perkawinan, atau adopsi dan tidak memiliki batas keanggotaan dalam keluarga

(Niswa, Dkk , 2021)

2.2.2 Ciri-ciri Keluarga

a. Menurut Robert Mac Iverdan Charles Horton (Padila, 2012):

1. Keluarga merupakan hubungan perkawinan.


`

2. Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan

perkawinan yang sengaja dibentuk atau di pelihara.

3. Keluarga mempunyai suatu sistem tata nama (Nomen Clatur) termasuk

perhitungan garis keturunan.

4. Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota

anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan

dan membesarkan anak.

5. Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga

b. Ciri keluarga Indonesia :

1. Mempunyai ikatan yang sangat erat dengan dilandasi semangat gotong

royong.

2. Dijiwai oleh nilai kebudayaan ketimuran.

3. Umumnya dipimpin oleh suami meskipun proses pemutusan dilakukan

secara musyawarah.

4. Berbentuk monogram

5. Bertanggung jawab

6. Mempunyai semangat gotong royong.

2.2.3 Tipe Keluarga

Keluarga memiliki berbagai macam tipe yang dibedakan menjadi keluarga

tradisional dan non tradisional, yaitu :

a. Keluarga Tradisional

1. The Nuclear family (keluarga inti), yaitu keluarga yang terdiri atas suami,

istri, dan anak, baik anak kandung maupun anak angkat.


`

2. The dyad family (keluarga dyad), suatu rumah tangga yang terdiri atas

suami dan istri tanpa anak. Hal yang perlu Anda ketahui, keluarga ini

mungkin belum mempunyai anak atau tidak mempunyai anak.

3. Single parent, yaitu keluarga yang terdiri atas satu orang tua dengan anak

(kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau

kematian.

4. Single adult, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri atas satu orang dewasa.

Tipe ini dapat terjadi pada seorang dewasa yang tidak menikah atau tidak

mempunyai suami.

5. Extended family, keluarga yang terdiri atas keluarga inti ditambah keluarga

lain, seperti paman, bibi, kakek, nenek, dan sebagainya. Tipe keluarga ini

banyak dianut oleh keluarga Indonesia terutama di daerah pedesaan.

6. Middle-aged or elderly couple, orang tua yang tinggal sendiri di rumah

(baik suami/istri atau keduanya), karena anak-anaknya sudah membangun

karir sendiri atau sudah menikah.

7. Kin-network family, beberapa keluarga yang tinggal bersama atau saling

berdekatan dan menggunakan barang-barang pelayanan, seperti dapur dan

kamar mandi yang sama.

b. Keluarga Non Tradisional

1. Unmarried parent and child family, yaitu keluarga yang terdiri atas orang

tua dan anak dari hubungan tanpa nikah.

2. Cohabitating couple, orang dewasa yang hidup bersama di luar ikatan

perkawinan karena beberapa alasan tertentu.


`

3. Gay and lesbian family, seorang yang mempunyai persamaan jenis

kelamin tinggal dalam satu rumah sebagaimana pasangan suami istri.

4. The nonmarital heterosexual cohabiting family, keluarga yang hidup

bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.

5. Foster family, keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan

keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat orang tua anak

tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga

yang aslinya (Kholifah dan Wahyu, 2016).

2.2.4 Struktur Keluarga

Struktur keluarga terdiri atas bermacam-macam, diantaranya adalah:

a. Patrineal

Adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara sedarah dalam

beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah.

b. Matrineal

Adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara sedarah dalam

beberapa generasi, dimana hubungan itu disuusn melalui jalur garis ibu.

c. Matrilokal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.

d. Patrilokal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga saudara suami.

e. Keluarga kawin

Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan

beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya

hubungan dengan suami istri (Padila,2012).


`

2.2.5 Fungsi Keluarga

Berkaitan dengan peran keluarga yang bersifat ganda, yakni satu sisi

keluarga berperan sebagai matriks bagi anggotanya, disisi lain keluarga harus

memenuhi tuntutan dan harapna masyarakat, maka selanjutnya akan di bahas

tentang fungsi keluarga sebagai berikut:

Padila (2012) mengidentifikasikan lima fungsi dasar keluarga, yakni:

a. Fungsi afektif

Fungsi afektif berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang

merupakan basis kekuatan dari keluarga.Fungsi afektif berguna untuk

pemenuhan kebutuhan psikososial.Keberhasilan fungsi afektif tampak

melalui keluarga yang bahagia. Anggota keluarga mengembangkan konsep

diri yang positif , rasa di miliki dan memiliki, rasa berarti serta merupakan

sumber kasih sayang. Reinforcement dan support dipelajari dan

dikembangkan melalui interaksi dalam keluarga.

Komponen yang perlu di penuhi oleh keluarga untuk memenuhi

fungsi afektif adalah:

1. Saling mengasuh, cinta, kasih, kehangatan, saling menerima dan

mendukung. Setiap anggota keluarga yang mendapat kasih sayang dan

dukungan, maka kemampuannya untuk memberi akan meningkat sehingga

tercipta hubungan yang hangat dan mendukung. Hubungan yang baik

dalam keluarga tersebut akan menjadi dasar dalam membina hubungan

dengan orang lain di luar keluarga.


`

2. Saling menghargai, dengan mempertahankan ilkim yang positif dimana

setiap anggota keluarga baik orang tua maupun anak di akui dan di hargai

keberadaan dan haknya.

3. Ikatan dan identifikasi, ikatan ini mulai sejenak pasangan sepakat hidup

baru. Kemudian di kembangkan dan di sesuaikan dengan berbagai aspek

kehidupan dan keinginan yang tidak dapat dicapai sendiri, misalnya

mempunyai anak. Hubungan selanjutnya akan dikembangkan menjadi

hubungan orang tua anak dan antar anak melalui proses identifikasi. Proses

identifikasi merupakan inti ikatan kasih sayang, oleh karena itu perlu

diciptakan proees identifikasi yang positif dimana anak meniru perilaku

orang tua melalui hubungan interaksi mereka.

Fungsi afektif merupakan sumber energi yang menentukan

kebahagiaan keluarga.Sering penceraian, kenalan anak atau masalah

keluarga.Sering perceraian, kenakalan anak atau masalah keluarga lainnya

timbul akibat fungsi afektif keluarga yang tidak terpenuhi.

b. Fungsi sosialisasi

Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang di

alami individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan

dalam lingkungan sosial.

c. Fungsi Reproduksi

Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan

meningkatkan sumber daya manusia.Dengan adanya program keluarga

berencana, maka fungsi ini sedikit dapat terkontrol. Namun disisi lain
`

banyak kelahiran yang tidak diharapkan atau diluar ikatan perkawinan

sehingga lahirnya keluarga baru dengan satu orang tua (single parents).

d. Fungsi Ekonomi

Untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti makanan,

pakaian dan rumah, maka keluarga memerlukan sumber keuangan.Fungsi

ini sulit dipenuhi oleh keluarga di bawah garis kemiskinan (gakin atau pra

keluarga sejahtera).Perawat berkontribusi untuk mencari sumber-sumber

di masyarakat yang dapat digunakan keluarga meningkatkan status

kesehatan mereka.

e. Fungsi Perawatan Kesehatan

Fungsi lain kesehatan adalah fungsi perawatan kesehatan. Selain

keluarga menyediakan makanan,pakaian dan rumah, keluarga juga

berfungsi melakukan asuhan keperawatan terhadap anggtanya baik untuk

mencegah terjadinya gangguan maupun merawat anggota yang

sakit.Keluarga juga menentukan kapan anggota keluarga yang mengalami

gangguan kesehatan memerlukan bantuan atau pertolongan tenaga

profesional.Kemampuan ini sangat mempengaruhi status kesehatan

individu dan keluarga.

Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan

terhadap anggotanya dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang

dilaksanakan. Tugas kesehatan keluarga tersebut adalah :

1. Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan yang dihadapi oleh

anggota keluarga

2. Kemampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat


`

3. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

4. Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang sehat

5. Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitias pelayanan kesehatan

Kelima tugas kesehatan tersebut saling terkait dan perlu dilakukan

oleh keluarga.Perawat perlu melakukan pengakajian untuk mengetahui

sejauh mana keluarga dapat melaksanakan kelima tugas tersebut dengan

baik, selanjutnya memberikan bantuan atau pembinaan terhadap keluarga

untuk memenuhi tugas kesehatan keluarga tersebut (Padila, 2012).

2.2.6 Tugas Keluarga

Pada dasarnya tugas keluarga ada 8 tugas pokok sebagai berikut :

1. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.

2. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.

3. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya

masing-masing.

4. Sosialisasi antar anggota keluarga.

5. Pengaturan jumlah anggota keluarga.

6. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga

7. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya (Padila,2012)

2.2.7 Peran Keluarga

Menurut Padila (2012) peran menunjukkan pada beberapa set

perilaku yang bersifat homogen dalam situasi tertentu. Peran lahir dari

hasil interaksi sosial, peran biasanya menyangkut posisi dan posisi

mengidentifikasi status atau tempat seseorang dalam suatu sistem sosial

tertentu.
`

1. Peran-peran formal keluarga

Peran adalah sesuatu yang diharapkan secara normative dari

seorang dalam situasi sosial tertentu agar dapat memenuhi harapan-

harapan. Peran keluarga adalah tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh

seseorang dalam konteks keluarga. Jadi peranan keluarga menggambarkan

seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan

dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam

keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok,

dan masyarakat.

Peran formal berkaitan dengan posisi formal keluarga, bersifat

homogen. Peran formal yang standar dalam keluarga seperti pencari

nafkah, ibu rumah tangga, pengasuh anak, sopir, tukang perbaiki rumah,

tukang masak, dan lain-lain. Jika dalam keluarga hanya terdapat sedikit

orang untuk memenuhi peran tersebut, maka anggota keluarga

berkesempatan untuk memerankan beberapa peran pada waktu yang

berbeda.

a. Peran parenteral dan perkawinan

Terdapat enam peran dasar yang membentuk posisi sosial sebagai

suami (ayah) dan istri (ibu), yakni peran :

a. Sebagai provider (penyedia)

b. Sebagai pengatur rumah tangga

c. Perawatan anak

d. Rekreasi

e. Persaudaraan (kinship)
`

f. Terapetik (memenuhi kebutuhan efektif pasangan)

g. Seksual

b. Peran-peran dalam keluarga

Pada saat ini peran-peran dalam keluarga banyak mengalami

perubahan seiring dengan adanya emansipasi. Wanita saat ini tidak lagi

semata-mata sebagai ibu rumah tangga atau pengasuh anak, melainkan

mereka juga bekerja atau mencari nafkah, hal yang sama juga terjadi pada

pria.

c. Peran seksual perkawinan

Dimasa lalu pria memiliki hak untuk menentukan kegiatan seksual

dengan istrinya, tetapi tidak merasa punya kewajiban memberi kepuasan

pada istri. Tetapi sekarang wanita juga berhak mendapat kenikmatan

hubungan seksual sehingga sifat peran seksual bagi keduanya berubah.

d. Peran ikatan keluarga atau kinkeeping

Sampai saat ini wanita berperan sebagai penerus keturunan

(kinkeeping) dan peran sebagai pengikat hubungan keluarga dengan

memelihara komunikasi dan memantau perkembangan keluarga. Jika

orang tua mereka sudah tua, maka mereka akan kembali pada anak wanita.

Peran tersebut membuat wanita menjadi generasi terjepit dan jenis kelamin

terjepit, karena dia terperangkap antara memenuhi kebutuhan orang tua

dan anak-anaknya dalam jangka waktu yang lama.

e. Peran kakek/ nenek

Belum ada kesepakatan menyangkut apakah keterlibatan

kakek/nenek mempunyai efek langsung positif terhadap perilaku cucu.


`

Namun menurut Padila (2012) membagi fungsi-fungsi simbolis

kakek/nenek adalah:

1) Semata-mata hanya hadir dalam keluarga

2) Bertindak sebagai pengawal keluarga

3) Menjadi hakim/ negoisator antara anak dan orang tua

4) Menjadi partisipan dalam sejarah keluarga

2. Peran-peran informal keluarga

Peran-peran informal (peran tertutup) biasanya bersifat implisit,

tidak tampak ke permukaan dan dimainkan hanya untuk memenuhi

kebutuhan emosional atau untuk menjaga keseimbangan keluarga. Peran-

peran informal mempunyai tuntutan yang berbeda, tidak terlalu didasarkan

pada personalitas anggota keluarga. Peran-peran informal tidak mutlak

membuat stabil keluarga, ada yang bersifat adaptif bahkan ada yang dapat

merusak kesejahteraan keluarga. Peran tersebut diantaranya adalah:

pendorong, pengharmonis, inisiator-konstributor, pendamai, penghalang,

dominator, penyalah, pengikut, pencari pengakuan, matrik, keras hati,

sahabat, kambing hitam keluarga, penghibur, perawat keluarga, pionir

keluarga, distractor dan tidak relevan, koordinator keluarga, penghubung

keluarga dan saksi.

2.2.8 Tahap Perkembangan


`

Keluarga sebagaimana individu berubah dan berkembang setiap

saat.Masing-masing tahapperkembangan mempunyai tantangan,

kebutuhan, sumber daya tersendiri, dan meliputi tugas yang harus

dipenuhi sebelum keluarga mencapai tahap yang selanjutnya. Menurut

Duvall (1977), terdapat 8 tahapan perkembangan keluarga (Eight-

Stage Family Life Cycle):

a. Married couples (without children), pasangan nikah dan belum

memiliki anak.

b. Childbearing family foldest child birth-30 month, keluarga

dengan seorang anak pertama yang baru lahir.

c. Families with preschool children (oldest child 2,5-6 year),

keluarga dengan anak pertama yang berusia prasekolah.

d. Families with school children (oldest child 6-13 years),

keluarga dengan anak yang telah masuk sekolah dasar.

e. Families with teenagers (oldest child 13- 20 years), keluarga

dengan anak yang telah remaja.

f. Families launching young adults (first child gone to last child's

leaving home), keluarga dengan anak yang telah dewasa dan

telah menikah.

g. Middle aged parents fempty nest to retirement, keluarga dengan

orang tua yang telah pensiun.


`

h. Aging family members (retirement to death of both spouse),

keluarga dengan orang tua yang telah lanjut usia (Wahyuni tri,

2021)

2.3 Asuhan Keperawatan

2.3.1 Pengkajian

Pengkajian merupakan suatu tahapa dimana perawat mengambil data

secara terus menerus terhadap keluarga yang di binanya.

1. Pengumpulan data

Sumber informasi dari tahapan pengumpulan data dapat

menggunakan metode wawanara, observasi misalnya tentang

keadaan/fasilitas rumah, pemeriksaan fisik terhadap seluruh anggota

keluarga secara head to too dan telaahan data sekunder seperti hasil

laboratorium, hasil X-ray, papsmear dan lain-lain sebagainya.

Hal-hal yang perlu dikumpulkan datanya dalam pengkajian keluarga adalah :

b. Data Umum

Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :

1. Nama kepala keluarga (KK)

2. Alamat dan telepon

3. Pekerjaan kepala keluarga

4. Pendidikan kepala keluarga

5. Komposisi keluarga dan genogram

Komposisi keluarga
`

Menjelaskan anggota keluarga yang di identifikasikan sebagai

bagian dari keluarga mereka. Komposisi tidak hanya mencantumkan

penghuni rumah tangga, tetapi juga anggota keluarga lain yang menjadi

bagian dari keluarga tersebut. Bentuk komposisi keluarga dengan mencatat

terlebih dahulu anggota keluarga yang sudah dewasa, kemudian diikuti

dengan anggota keluarga yang lain sesuai dengan susunan kelahiran mulai

dari yang lebih tua, kemudian mencantumkan jenis kelamin, hubungan

setiap anggota keluarga tersebut, tempat tanggal lahir/umur, pekerjaan dan

pendidikan.

Genogram keluarga merupakan sebuah diagram yang

menggambarkan konstelsi keluarga (pohon keluarga). Genogram

merupakan alat pengkajian infromatif yang digunakan untuk mengetahui

keluarga, riwayat dan sumber-sumber keluarga. Diagram ini

menggambarkan hubungan vertical (lintas generasi) dan horizontal (dalam

generasi yang sama) untuk memahami kehidupan keluarga dihubungkan

dengan pola penyakit. Untuk hal tersebut, maka genogram keluarga harus

memuat informasi tiga generasi (keluarga inti dan keluarga masing-masing

orangtua)

6. Tipe keluarga

Menjelaskan mengenai jenis/tipe keluarga beserta kendala atau

masalah-masalah yang terjadi dengan jenis/tipe keluarga tersebut.

7. Suku bangsa

Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi

budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan.


`

8. Agama

Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayan yang

dapat mempengaruhi kesehatan.

9. Status sosial ekonomi keluarga

Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik

dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya.Selain itu status

sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang

dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh keluarga.

10. Aktivitas rekreasi keluarga

Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat dari kapan saja keluarga

pergi bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu, namun

dengan menonton televise dan mendengarkan radio jga merupakan

aktivtas rekreasi.

c. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga ditentukan oleh anak tertua dari

keluarga inti. Contoh: keluarga bapak A memiliki dua orang anak, anak

pertama berusia tuju tahun dan anak kedua berusia empat tahun, maka

keluarga bapak A berada pada tahap perkembangan keluarga dengan usia

anak sekolah.

2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi


`

Menjelaskan perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

menjelaskan mengenai tugas perkembangan keluarga yang belum

terpenuhi oleh keluarga serta kendala-kendala mengapa tugas

perkembangan tersebut belum terpenuhi.

3. Riwayat keluarga inti

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti,

meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing - masing

anggota keluarga, perhatian keluarga terhadap pencegahan penyakit

termasuk status imunisasi, sumber pelayanan kesehatan yang biasa

digunakan keluarga dan pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.

4. Riwayat keluarga sebelumnya

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak

suami dan istri.

d. Pengkajian lingkungan

1. Karakteristik rumah

Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe rumah,

jumlah ruangan, jumlah jendela, jarak septic tank dengan sumber air,

sumber air minum yang digunakan serta dilengkapi dengan denah rumah.

2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW

Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas setempat

meliputi kebiasaan, lingkungan fisik aturan atau kesepakatan penduduk

setempat serta budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.

3. Mobilitas geografis keluarga

Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan melihat kebiasaan


`

keluarga berpindah tempat.

4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul

serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana interaksi keluarga

dengan masyarakat.

e. Struktur keluarga

1. Sistem pendukung keluarga

Termasuk sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota keluarga

yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang

kesehatan mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan dari

anggoa keluarga dan fasilitas social atau dukungan dari masyarakat

setempat.

2. Pola komunikasi keluarga

a) Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga.

b) Apakah anggota keluarga mengutarakan kebutuhan-kebutuhan dan

perasaan mereka dengan jelas .

c) Apakah anggota keluarga memperoleh dan memberikan respons dengan

baik terhadap pesan.

d) Apakah anggota keluarga mendengar dan mengikuti pesan.

e) Bahasa apa yang digunakan dalam keluarga.

f) Pola yang digunakan dalam komunikasi untuk menyampaikan pesan

(langsung atau tidak langsung).

g) Jenis-jenis disfungsional komunikasi apa yang terlihat dalam pola

komunikasi keluarga
`

3. Struktur kekuatan keluarga

Kemampuan anggta keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang

lain untuk mengubah perilaku.

4. Struktur peran

Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara

formal maupun informal.

5. Nilai atau norma keluarga

Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga yang

berhubungan dengan kesehatan.

f. Fungsi keluarga

1. Fungsi efektif

Hal yang perlu dikaji yaitu gambaan diri anggota keluarga, perasaan

memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap

anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota

keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling

menghargai.

2. Fungsi sosialisasi

Dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh mana

anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya serta perilaku.

3. Fungsi perawatan kesehatan

Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian,

perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit.Sejauh mana

pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit. Kesanggupan keluarga di

dalam melaksankan perawatan kesehata dapat dilhat dari kemampuan


`

keluarga dalam melaksanakan lima tugas kesehatan keluarga, yaitu

keluarga mampu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan

untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan terhadap anggota yang

sakit, menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan dan

mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat dilingkungan

setempat.

Hal yang perlu dikaji sejauh mana keluarga melakukan pemenuhan tugas

perawatan kesehatan keluarga adalah :

a. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan,

maka perlu dikaji sejauhmana keluarga mengetahui fakta-fakta dari

masalah kesehatan, meliputi pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab

dan yang mempengaruhinya serta persepsi keluarga terhadap masalah.

b. Untuk mengetahui kemampuan kemampuan keluarga mengambil

keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat, perlu dikaji:

1. Sejauh mana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya

masalah?

2. Apakah masalah kesehatan yang dirasakan oleh keluarga?

3. Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah kesehatan yang

dialami?

4. Apakah keluarga merasa takut akan dari penyakit?

5. Apakah keluarga mempunyai sifat negative terhadap masalah kesehatan?

6. Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas yang ada?

7. Apakah keluarga kurang percaya terhadap kesehatan yang ada?


`

8. Apakah keluarga dapat informasi yang salah terhadap tindakan dalam

mengatasi masalah?

c. Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga merawat anggota

keluarga yang sakit termasuk kemampuan memelihara lingkungan dan

menggunakan sumber/fasilitas kesehatan yang ada dimasyakarat, maka

perlu dikaji :

1. Apakah keluarga mengetahui sifat dan perkembangan perawatan yang

dibutuhkan untuk mengulangi masalah kesehatan atau penyakit?

2. Apakah keluarga mempunyai sumber daya dan fasilitas yang diperlukan

untuk perawatan?

3. Apakah keterampilan keluarga mengenai macam perawatan yang

diperlukan memadai?

4. Apakah keluarga mempunyai pandangan negative perawatan yang

diperlukan?

5. Apakah keluarga kurang dapat melihat keuntungan dalam pemeliharaan

lingkungan dimasa mendatang?

6. Apakah keluarga mengetahui upaya peningkatan kesehatan dan pencegaha

penyakit?

7. Apakah keluarga merasa takut akan akibat tindakan (diagnostic,

pengobatan, dan rehabilitas)?

8. Bagaimana falsafah hidup keluarga berkaitan dengan upaya perawatan dan

pencegahan?

d. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga memelihara

lingkungan rumah yang sehat, maka perlu dikaji :


`

1. Sejauhmana keluarga mengetahui sumber-sumber keluarga yang dimiliki?

2. Sejauhmana keluarga melihat keuntungan atau manfaat pemeliharaan

lingkungan?

3. Sejauhmana keluarga mengetahui pentingnya hygiene dan sanitasi?

4. Sejauhmana keluarga mengetahui upaya pencegahan penyakit?

5. Bagaimana sikap atau pandangan keluarga terhadap hygiene dan sanitasi?

6. Sejauhmana kekompakan antar anggota keluarga?

e. Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga memanfaatkan

fasilitas pelayanan kesehatan dimasyarakat, maka perlu dikaji :

1) Sejauhmana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan?

2) Sejauhmana keluarga memahami keuntungan yang dapat diperoleh dari

fasilitas kesehatan?

3) Sejauhmana tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas dan fasilitas

kesehatan?

4) Apakah keluarga mempunyai pengalaman yang kurang baik terhadap

petugas kesehatan?

5) Apakah fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga?

4. Fungsi reproduksi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah :

a. Berapa jumlah anak?

b. Apakah rencana keluarga berkaitan dengan jumlah anggota keluarga?

c. Metode yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah

anggota keluarga?
`

5. Fungsi ekonomi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah :

a. Sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan?

b. Sejauhmana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat

dalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga?

f. Stress dan koping keluarga

1. Stressor jangka pendek dan panjang

a. Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang

memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari enam bulan

b. Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang

memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari enam bulan.

2. Kemampuan keluarga berespons terhadap stressor dikaji sejauh mana

keluarga berespons terhadap stressor

3. Strategi koping yang digunakan

Dikaji strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi

permasalahan stress

4. Strategi adaptasi disfungsional

Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang digunakan

keluarga bila menghadapi permasalahan stress.

g. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang

digunakan sama dengan pemeriksaan fisik klinik.


`

h. Harapan keluarga

Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap

petugas kesehatan yang ada (Padila,2012)

2.3.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan keluarga di rumuskan berdasarkan masalah

keperawatan yang didapat dari data-data pada pengkajian yang

berhubungan dengan etiologi yang berasal dari data-data pengkajian,

fungsi keperawatan keluarga.

Diagnosa keperawatan mengacu pada rumusan PES (problem,

etiologi, dan simpton) dimana untuk problem menggunakan rumusan

masalah dari NANDA, sedangkan untuk etiologi dapat menggunakan

pendekatan lima tugas keluarga atau dengan menggambarkan pohon

masalah. (Padila, 2012)

2.3.2.1 Diagnosa Keperawatan

Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif

a. Kode Diagnosis : D.0117

b. Kategori: Perilaku

c. Subkategori : Penyuluhan dan Pembelajaran

2.3.2.2 Definisi

Ketidakmampuan mengidentifikasi, mengelola, dan/atau menentukan bantuan

untuk mempertahankan kesehatan.

2.3.2.3 Penyebab

1. Hambatan kognitif

2. Ketidaktuntasan proses berduka


`

3. Ketidakadekuatan keterampilan berkomunikasi

4. Kurangnya keterampilan motorik halus/kasar

5. Ketidakmampuan membuat penilaian yang tepat

6. Ketidakmampuan mengatasi masalah (individu atau kelompok)

7. Ketidakcukupan sumberdaya (mis. Keuangan,fasilitas)

8. Gangguan persepsi

9. Tidak terpenuhinya tugas perkembangan

2.3.2.4 Gejala dan Tanda Mayor

a. Subjektif

(Tidak tersedia)

b. Objektif

1. Kurang menunjukkan perilaku adaptif terhadap perubahan lingkungan

2. Kurang menunjukkan pemahaman tentang perilaku sehat

3. Tidak mampu menjalankan perilaku sehat

2.3.2.5 Gejala dan Tanda Minor

a. Subjektif

(tidak tersedia)

b. Objektif

1. Memiliki riwayat perilaku mencari bantuan kesehatan yang kurang

2. Kurang menunjukkan minat untuk meningkatkan perilaku sehat

3. Tidak memiliki sistem pendukung (support system)

2.3.2.6 Kondisi Klinis Terkait

1. Kondisi kronis (mis. Sklerosis multiple, arthritis, nyeri kronis)

2. Cedera otak
`

3. Stroke

4. Paralisis

5. Cedera medulla spinalis

6. Laringektomi

7. Demensia

8. Penyakit Alzheimer

9. Keterlambatan perkembangan

Pada suatu keluarga mungkin saja perawatn menemukan lebih dari

satu diagnosa keperawatan keluarga, maka selanjutnya bersama keluarga

harus menentukan priotitas dengan menggunakan skala perhitungan

sebagai berikut :

Tabel 2.1.Skala prioritas masalah keluarga

NO KRITERIA BOBOT PEMBENARAN

1. Sifat Masalah 1 Bobot yang lebih besar diberikan pada


Skala : masalah aktual karena yang pertama
Aktual = 3 memerlukan tindakan segera dan biasanya
Resiko = 2 disadari oleh keluarga
Potensial = 1
2. Kemungkinan masalah dapat Faktor yang diperhatikan:
diubah  Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi
Skala : dan tindakan untuk menangani masalah
Mudah = 2 2  Sumber daya keluarga dapat berbentuk
Sebagian = 1 fisik, keuangan dan tenaga
Tidak dapat = 0  Sumber daya perawat dapat dalam bentuk
pengetahuan, keterampilan dan waktu
 Sumber daya masyarakat dapat dalam
bentuk fasilitas, organisasi dalam
masyarakat dan dukungan masyarakat
3. Potensial masalah untuk Faktor yang diperhatikan:
dicegah  Tingkat keparahan
Skala :  Kepelikan dari masalah
Tinggi = 3 1  Lamanya masalah, berhubungan dengan
Cukup = 2 jangka waktu masalah yang ada
Rendah = 1  Tindakan yang sedang dijalankan, yaitu
tindakan yang tepat dalam memperbaiki
masalah
 Adanya kelompok high risk atau kelompok
yang sangat peka menambah potensi untuk
mencegah masalah
`

4. Menonjolnya masalah Faktor yang perlu diperhatikan adalah


Skala : 1 perawat perlu menilai persepsi atau
Masalah berat, harus segera bagaimana keluarga melihat masalah
ditangani = 2 kesehatan tersebut.
Ada masalah tetapi tidak perlu
ditangani = 1
Masalah tidak dirasakan = 0
Sumber data : Padila, 2012

Cara melakukan skoringnya adalah :

1. Tentukan skor untuk setiap kriteria

2. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot

3. Jumlah skor untuk semua kriteria

4. Tentukan skor, nilai tertinggi menentukan urutan nomor diagnosa

keperawatan keluarga

Dalam menentukan prioritas, banyak faktor yang mempengaruhi

untuk kriteria yang pertama yaitu sifat masalah, skor yang lebih besar (3)

diberikan pada tidak atau kurang sehat karena kondisi ini biasanya disadari

dan dirasakan oleh keluarga, ancaman kesehatan skor dua dan keadaan

keluarga sejahtera skor satu.

Untuk kriteria kedua, yaitu kemungkinan masalah dapat diubah,

perawat perlu memperhatikan faktor-faktor berikut :

1. Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani

masalah

2. Sumber daya keluarga baik dalam bentuk fisik, keuangan maupun tenaga

3. Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan waktu

4. Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas dan dukungan masyarakat.

Untuk kriteria ketiga yaitu potensi masalah dapat dicegah, perawat perlu

memperhatikan faktor-faktor berikut :


`

1. Kepelikan masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah

2. Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu

ada

3. Tindakan yang sedang dijalan kan, yaitu tindakan-tindakan yang tepat

dalam memperbaiki masalah

4. Adanya kelompok high risk atau kelompok yang sangat peka menambah

masalah

Untuk kriteria keempat yaitu menonjolnya masalah, perawat perlu

menilai persepsi atau bagaimana keluarga melihat masalah kesehatan

tersebut.

2.3.3 Intervensi Keperawatan

Perenanaan keluarga terdiri dari penetapan tujuan, mencakup

tujuan umum dan khusus, rencana intervensi serta dilengkapi dengan

rencana evaluasi yang memuat kriteria dan standar. (Padila, 2012)

Menurut friedman mengklasifikasian (tipologi) intervensi keperawatan keluarga

menjadi :

a. Intervensi supplemental

Perawat sebagai pemberi perawatan langsung dengan mengintervensi

bidang-bidang yang keluarga tidak dapat melakukannya.

b. Intervensi fasilitatif

Perawat berusaha memfasilitasi pelayanan yang diperlukan keluarga seperti

pekayanan medis, kesejahteraan sosial, transportasi dan pelayanan

kesehatan dirumah.

c. Intervensi perkembangan
`

Perawat melakukan tindakan dengan tujuan memperbaiki dan meningkatkan

kapasitas keluarga dalam perawatan diri dan tanggung jawab pribadi.

Perawat membantu keluarga memanfaatkan sumber-sumber perawatan

untuk keluarganya termasuk dukungan internal dan eksternal (Padila,2012).

Tabel 2.2 Intervensi Keperawatan dan Kriteria Hasil

Diagnosa SLKI SIKI


Keperawatan

Pemeliharaan Pemeliharaan Kesehatan Edukasi Kesehatan (I.12383)


Kesehatan (L.12106) Observasi
Tidak Efektif 1. Menunjukkan 1. Identifikasi kesiapan dan
perilaku adaptif 5 kemampuan menerima informasi
(Meningkat) 2. Identifikasi faktor-faktor yang
2. Menunjukkan dapat meningkatkan dan
pemahaman perilaku menurunkan motivasi perilaku
sehat 5 (Meningkat) hidup bersih dan sehat
3. Kemampuan Terapeutik
menjalankan perilaku 3. Sediakan materi dan media
sehat 5 (Meningkat) pendidikan kesehatan
4. Perilaku mencari 4. Jadwalkan pendidikan kesehatan
bantuan 5 sesuai kesepakatan
(Meningkat) 5. Berikan kesempatan untuk
5. Menunjukkan minat bertanya
meningkatkan Edukasi
perilaku sehat 5 6. Jelaskan faktor risiko yang dapat
(Meningkat) mempengaruhi kesehatan
6. Memiliki sistem 7. Ajarkan perilaku hidup bersih dan
pendukung 5 sehat
(Meningkat) 8. Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan
Manajemen kesehatan perilaku hidup bersih dan sehat.
(L.12104)
1. Melakukan tindakan Promosi Perilaku Upaya Kesehatan
untuk mengurangi (I.12472)
faktor resiko 5 Observasi
(Meningkat) 1. Identifikasi perilaku upaya
2. Menerapkan program kesehatan yang dapat ditingkatkan
perawatan 5 Terapeutik
(Meningkat) 2. Berikan lingkungan yang
3. Aktivitas hidup mendukung kesehatan
sehari-hari efektif 3. Orientasi pelayanan kesehatan
memenuhi tujuan yang dapat di manfaatkan
kesehatan 5 Edukasi
(Meningkat) 4. Anjurkan makan sayur dan buah
setiap hari
Perilaku Kesehatan 5. Anjurkan melakukan aktivitas fisik
(L.12107) setiap hari.
1. Penerimaan terhadap
`

perubahan status Edukasi Perilaku Upaya Kesehatan


kesehatan 5 (I.12435)
(Meningkat) Observasi
2. Kemampuan 1. Identifikasi kesiapan dan
melakukan tindakan kemampuan menerimma informasi
penegahan masalah Terapeutik
kesehatan 5 2. Sediakan materi dan media
(Meningkat) pendidikan kesehatan
3. Kemampuan 3. Jadwalkan pendidikan kesehatan
peningkatan sesuai kesepakatan
kesehatan 5 4. Berikan kesempatan untuk
(Meningkat) bertanya
4. Pencapaian 5. Gunakan variasi metode
pengendalian pembelajaran
kesehatan 5 6. Gunakan pendekatan promosi
(Meningkat) kesehatan dengan memperhatikan
pengaruh dan hambatan dari
Keterangan : lingkungan, sosial serta budaya
1 : Menurun 7. Berikan pujian dan dukungan
2 : Cukup menurun terhadap usaha positif dan
3 : Sedang pencapaiannya
4 : Cukup meningkat Edukasi
5 : Meningkat 8. Jelaskan penanganan masalah
kesehatan
9. Informasikan sumber yang tepat
yang tersedia di masyarakat
10. Anjurkan menggunakan fasilitas
kesehatan
11. Ajarkan program kesehatan dalam
kehidupan sehari-hari
12. Ajarkan penarian dan penggunaan
sistem fasilitas pelayanan
kesehatan
13. Ajarkan cara pemeliharaan
kesehatan
`

2.3.1 Implementasi

Pelaksanaan atau implementasi adalah serangkaian Tindakan perawat pada

keluarga berdasarkan perencanaan sebelumnya. Tindakan keperawatan terhadap

keluarga mencakup dapat berupa :

b. Menstimulasi kessadaran atau penerimaan keluarga mengenal masalah dan

kebutuhan kesehatan, dengan cara :

1. Memberikan infromasi : penyuluhan atau konseling,

2. Mengidentifikasikan kebutuhan dan harapan tentang kesehatan,

3. Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah,

c. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat,

dengan cara :

1. Mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan,

2. Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga,

3. Mendiskusikan tentang konsekuensi setiap tindakan,

d. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit:

1. Mendemosntrasikan cara perawatan,

2. Menggunakan alat dan fasilitas yang ada dirumah,

3. Mengawasi keluarga melakukan tindakan/perawatan,

c. Membantu keluarga menemukan cara bagaimana membuat lingkungan,

menjadi :

1. Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga,

2. Melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin,


`

d. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada,

dengan cara :

1. Memperkenalkan fasilitas kesehatan yang ada dalam lingkungan

keluarga,

2. Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada. Metode

yang dapat dilakukan untuk menerapkan implementasi dapat bervariasi

seperti melalui partisipasi aktif keluarga, pendidikan kesehatan, kotrak,

manajemen kasus, kolaborasi dan konsultasi. (Padila, 2012)

2.3.2 Evaluasi

Penilaian dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan SOAP

(subyektif, obyektif, analisa, dan planning). (Padila, 2012)

S : Hal-hal yang dikemukakan keluarga, misalnya keluarga anak P nafsu

makannya lebih baik.

O : Hal-hal yang ditemukan perawat yang dapat diukur, misalnya anak naik BB

nya 0,5 kg.

A : Analisa hasil yang telah dicapai, mengacu pada tujuan dan diagnose.

P : Perencanaan yang akan datang setelah melihat respons keluarga.

Penilaian terhadap asuahan keperawatan juga dilakukan dengan

melakukan penilaian tingkat kemandirian keluarga.Kemandirian keluarga dibagi

dalam empat tingkatan, mulai tingkat paling rendah sampai tingkat tinggi.
`

Tabel 2.3 Peningkatan Kemandirian Keluarga

NO Kriteria Tingkat Kemandirian


1 2 3 4
1. Menerima tugas √ √ √ √
2. Menerima pelayanan sesuai rencana keperawatan √ √ √ √
3. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara √ √ √
benar
4. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan sesuai anjuran √ √ √
5. Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai anjuran √ √ √
6. Melakukan tindakan pencegahan secara asertif √ √
7. Melakukan tindakan peningkatan atau promotif secara aktif √
Sumber data : Padila, 2012
BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Studi kasus dalam karya tulis ini adalah untuk mengeksplorasi masalah

asuhan keperawatan pada keluarga yang mengalami Gout Arthritis dengan

Masalah Keperawatan Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif di RT 014 RW 006

Desa Tegalampel Kecamatan Tegalampel Kabupaten Bondowoso tahun 2022

3.2 Batasan Istilah

Batasan istilah dalam studi kasus ini adalah asuhan keperawatan pada

keluarga yang mengalami Gout Arthritis dengan Masalah Keperawatan

Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif di RT 014 RW 006 Desa Tegalampel

Kecamatan Tegalampel Kabupaten Bondowoso tahun 2022.

3.3 Partisipan

Partisipan dalam penyusunan studi kasus ini adalah klien dan keluarga

yang mengalami Gout Arthritis dengan Masalah Keperawatan Pemeliharaan

Kesehatan Tidak Efektif di RT 014 RW 006 Desa Tegalampel Kecamatan

Tegalampel Kabupaten Bondowoso tahun 2022.

3.4 Lokasi Dan Waktu

Pada studi kasus ini dilakukan asuhan keperawatan Gout Arthritis dengan

Masalah Keperawatan Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif di Kecamatan Tegal


ampel Kabupaten Bondowoso tahun 2022.Dengan minimal 7 kali kunjungan

selama 14 hari.

3.5 Pengumpulan Data

Pada sub bab ini dijelaskan terkait metode pengumpulan data yang

digunakan:

1. Wawancara (hasil anamnesa berita tentang identitas klien. Keluhan utama,

riwayat penyakit sekarang – dahulu – dan lain-lain). Sumber data dari

klien, keluarga danperawat lainnya.

2. Observasi dan pemeriksaan fisik (dengan pendekatan IPPA: inspeksi,

palpasi,perkusi, auskultasi) pada sistem tubuh.

3. Studi dukumentasi dan angket (hasil dari pemeriksaan diagnostik dan data

lainyang revelan).

3.6 Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data dimaksudkan untuk menguji kualitas data/nformasi

yang di peroleh sehingga menghasilkan data dengan validitas tinggi. Disamping

intergritas penulis (karena penulis menjadi instrument utama), uji keabsahan data

dilakukan yaitu dengan :

1. Memperpanjang waktu pengamatan / tindakan dan

2. Sumber informasi tambahan menggunakan triangulasi dari tiga sumber

data utama yaituklien, perawat dan keluarga klien yang berkaitan dengan

masalah yang akan diteliti.


3.7 Analisa Data

Analisa data dilakukan penulis dilapangan sewaktu pengumpulan data

sampai dengan semua data terkumpul.Selanjutnya membandingkan dengan teori

yang ada dan dituangkan di opini pembahasan. Teknik analisa yang digunakan

dengan cara menarasikan jawaban yang dibuat dari interpretasi wawancara

mendalam yang akan dilakukan untuk menjawab rumusan masalah. Teknik

analisa digunakan dengan cara observasi oleh penulis dan studi dokumentasi yang

menghasilkan data untuk selanjutnya di interpresentasikan dan di bandingkan

dengan teori yang ada sebagai bahan untuk merekomendasi dan intervensi

prosedur. Urutan dalam analisis adalah sebagai berikut :

a. Pengumpulan data

Data dikumpulkan dari hasil WOD (wawancara, observasi dan

dokumentasi).Hasil ditulis dalam bentuk catatan lapangan, kemudian di

salin dalam bentuk transkrip (catatan terstruktur).

b. Mereduksi data

Data dari hasil WOD (wawancara, observasi dan dokumentasi) terkumpul

dalam bentuk catatan lapangan dijadikan dalam satu bentuk transkrip dan

dikelompokkan menjadi data subjektif dan objektif, dianalisis berdasarkan

hasil pemeriksaan diagnostik kemudian dibandingkan nilai normal.

c. Penyajian data

Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk tabel, gambar, bagan, dan

teks naratif. Kerahasiaan klien dijaga dengan menyamarkan identitas dari

klien.
e. Kesimpulan

Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan

dengan hasil penulisan terdahulu dan secara teoritis dengan perilaku

kesehatan. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan cara induksi. Data

yang dikumpulkan terkait dengan data pengkajian, diagnosis,

perencanaan, tindakan dan evaluasi.

3.8 Etika Penelitian

Dicantumkan etika yang mendasar dalam penyusunan studi kasus, terdiri

dari:

1. Informed consent (persetujuan menjadi klien)

Lembar persetujuan yang akan diberikan kepada responden yang akan

diteliti dan memenuhi kriteria inkulasi dan disertai judul penelitian dan

manfaat penelitian.

2. Anonymity (tanpa nama)

Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang didapat untuk

disembunyikan yaitu bisa dengan tanpa nama atau inisial.

3. Confidentiality (kerahasian)
BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Dalam hal ini peneliti memaparkan hasil penelitian asuhan keperawatan

pada salah satu anggota keluarga Tn.S yang menderita penyakit Gout Arthritis

dengan masalah keperawatan pemeliharaan kesehatan tidak efektif di RT 014/

RW 006 Desa Tegalampel Kecamaan Tegalampel Kabupaten Bondowoso.Hasil

penelitian ini meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan,

implementasi keperawatan srta evaluasi keperawatan.

4.1.1 Gambaran Lokasi Pengambilan Data

Lokasi pengambilan data Studi Kasus Asuhan Keperawatan pada keluarga

Tn.S yang mengalami Gout Arthritis dengan pemeliharaan kesehatan tidak efektif

selama 1 minggu (7 hari) terhitung dari tanggal 27 Juni 2022 sampai dengan 8 Juli

2022 beralamatkan di RT 014/ RW 006 Desa Tegalampel Kecamaan Tegalampel

Kabupaten Bondowoso, yaitu keluarga Tn.S yang terdiri dari suami, istri, anak.

Penelitian tersebut dilakukan selama 7 kali kunjungan dalam 1 minggu, rumah

Tn.S yang di tempati 8 x 10 meter persegi dengan dua kamar tidur, ruang tamu,

dapur, satu kamar mandi. Tipe rumah permanen, keadaan lantai dari kramik,

ventilasi rumah cukup dan pencahayaan di ruang tamu cukup, kamar tidur yang

berjumlah 2 ruang memiliki ventilasi. Rumah Tn. S berada dilingkungan yang

bersih serta berada dilingkungan yang sempit dan berada tidak jauh dari jalan,

Klien memasak menggunakan kompor gas, limbah rumah mengalir ke pipa

pembuangan limbah yang langsung mengalir ke got, kamar mandi bersih dan air

yang digunakan yaitu melalui sumur.jarak pelayanan kesehatan seperti puskesmas


pembantu ± 300 M dekat dengan rumah keluarga Tn.S dan Ny. M tidak rutin

periksa ke puskesmas pembantu tersebut.

4.1.2 Pengkajian

1. Identitas Peneliti

Tabel 4.1 Identitas Peneliti

4.1 Tabel Identitas peneliti

Nama Puskesmas Puskesmas No. Register -


Tegalampel
Nama Perawat Revita Tiara Sari Tanggal Pengkajian 27 Juni 2022

2. Data Keluarga

4.2 Tabel Data keluarga

Nama Kepala Tn. S Bahasa sehari-hari Madura


Keluarga

Alamat Rumah &Telp Tegalampel & Yankes terdekat, Jarak Pustu


083890977xxx Tegalampel
± 300 M
Pekerjaan Wiraswasta Alat transportasi Sepeda motor

Agama & Suku Islam & Madura Status Kelas Sosial Menengah
Keatas
3. Data anggota keluarga
4.3 Tabel Data anggota keluarga
N Nama Hub Usi J Suku Pendi Pekerja Status Gizi TTV Stat
o dgn a K dikant anSaatI (TB, BB, (TD, N, S, P) us
KK erakhi ni BMI) Imu
r nisa
si
Das
ar
1 Tn.S KK 55 L Madu SD Wiras TB:165cm TD: 180/100 Lup
. Tah ra wasta BB: 60 kg mmhg a
un BMI: 22 N: 88x/menit
S: 36,5 C
P: 21x/menit
2 Ny.M Istri 46 P Madu SD IRT TB:145cm TD: 110/80 Lup
. Tah ra BB: 54 kg mmhg a
un BMI: 25,7 N: 82x/menit
S: 36,5 C
P:20 x/menit
3 Sdr.R Ana 22 L Madu SMA Belum TB:160 cm TD: 100/70 Len
. k Tah ra bekerja BB: 58kg N: 86x/menit gka
un BMI: S: 36,5 C p
P: 22x/menit
LANJUTAN

Status Kesehatan
No Nama Alat Bantu/ Protesa Riwayat Penyakit/ Alergi
Saat ini
1. Tn.S Tidak ada alat bantu KU : Baik Gout Arthritis danTidak
Ada Alergi
2. Ny. M Tidak ada alat bantu KU : Baik Tidak Ada Alergi

3. Sdr. R Tidak ada alat bantu KU : Baik Tidak Ada Alergi

4. TAHAP DAN RIWAYAT PERKEMBANGAN KELUARGA


Tahap Perkembangan Keluarga Saat ini
Tugas Keluarga :
Dapat Dijalankan Tidak Dapat Dijalankan
Bila Tidak Dijalankan, Sebutkan : Tahap perkembangan dengan anak usia
sekolah
5. STRUKTUR KELUARGA
Pola Komunikasi :
Baik Disfungsional
Peran Keluarga :
Tidak Ada Masalah Ada Masalah
Nilai/Norma Keluarga :
Tidak Ada Konflik Nilai Ada Konflik
Pengambilan Keputusan : Pengambilan keputusan di lakukan secara
bermusyawarah terlebih dahulu
6. FUNGSI KELUARGA
Fungsi Afektif :
Berfungsi Tidak Berfungsi
Fungsi Sosial :
Berfungsi Tidak Berfungsi
Fungsi Ekonomi :
Berfungsi Tidak Berfungsi
7. POLA KOPING KELUARGA
Mekanisme Koping
Efektif Tidak Efektif
Stressor yang dihadapi keluarga :
8. Genogram

55 Thn

Gambar 4.1 Genogram Tn.S

Keterangan :

: Laki-Laki Meninggal

: Perempuan Meninggal

: Laki-laki

: Perempuan

: Garis Pernikahan

: Garis Keturunan

: Serumah

: Klien dengan usia


9. Denah Rumah

Kamar Tidur 2 Kamar Mandi

Kamar Tidur 1

U
Dapur

Ruang Tamu
Gudang
S

Halaman

Gambar 4.2 Denah Rumah

10. DATA PENUNJANG KELUARGA


Tabel 4.4 Data penunjang keluarga Tn.S
DATA PENUNJANG KELUARGA
Rumah dan Sanitasi Lingkungan PHBS Di Rumah Tangga
 Kondisi Rumah  Jika ada ibunifas, Persalinan ditolong oleh
Type rumah: permanen tenaga kesehatan :
Type rumah permanen, lantai terbuat dari Ya/Tidak
kramik, rumah milik sendiri dan menggunakan Tidak ada ibu nifasdi keluarga Tn.S
tembok.  Jika ada bayi, Memberi ASI ekslusif :
 Ventilasi : Ya/Tidak
Cukup Tidak ada bayi di keluarga Tn.S
Ventilasi di rumah Tn.S cukup. Jika ada balita, Menimbang balita tiap bln :
Pencahayaan Rumah : Ya/Tidak
Ya/Tidak Tidak ada balita di keluarga Tn.S
Ventilasi kurang karena ruang tengah tidak ada  Menggunakan air bersih untuk makan &
cahaya yang masuk. minum:
 Saluran Buang Limbah : Ya/Tidak
kurang Keluarga Tn.S menggunakan air bersih untuk
Saluran air limbah di buang ketempat yang makan & minum sebelum di konsumsi air di
terbuka (Got) di samping rumah. masak terlebih dahulu.
Air Bersih :  Menggunakan air bersih untuk kebersihan diri:
Sehat Ya/Tidak
Sehat, keluarga Tn.S menggunakan air bersih Keluarga Tn.S menggunakan air bersih untuk
kualitas air bersih, tidak berwarna, tidak kebersihan diri dari air sumur seperti mandi dan
berbau, dan tidak berbusa, sumber air bersih lain-lain.
dari sumur.  Mencuci tangan dengan air bersih & sabun :
 Jamban Memenuhi Syarat : Ya/ Tidak
Ya / Tidak Keluarga Tn.S mengatakan mencuci tangan
Keluarga Tn.S menggunakan WC Jongkok di menggunakan air bersih, akan tetapi terkadang
kamar mandinya. menggunakan sabun kadang tidak menggunakan
 Tempat Sampah: sabun.
Ya / Tidak  Melakukan pembuangan sampah pada
Keluarga Tn.S mempunyai tempat sampah di tempatnya :
dapur. Ya / Tidak
 Rasio Luas Bangunan Rumah dengan Jumlah Keluarga Tn.S membuang sampah pada tempat
Anggota Keluarga (8m2/orang) sampah yang ada di dapur.
Ya / Tidak  Menjaga lingkungan rumah tampak bersih
Luas bangunan Tn.S sesuai dengan anggota Ya/Tidak
keluarga dengan jumlah anggota 3 orang Rumah Tn.S lantainya terlihat kotor dan terdapat
berasio 8 x 10 meter persegi. debu di jendela dan lantai.
 Mengkonsumsi lauk dan pauk tiap hari:
Ya / Tidak
Keluarga Tn.S Mengatakan sehari-hari
mengkonsumsi lauk pauk, dan sayuran.
 Menggunakan jamban sehat :
Ya/ Tidak
Menggunakan jamban sehat yaitu WC jongkok di
kamar mandi keluarga Tn.S.
 Memberantas jentik di rumah sekali seminggu :
Ya/Tidak
Terdapat jentik dipenampungan air, dibersihkan
jika terlihat kotor aja terkadang hanya 2 minggu
sekali.
 Makan buah dan sayur setia hari :
Ya /Tidak
Keluarga Tn.S mengatakan setiap hari
mengkonsumsi sayur, tetapi tidak setiap hari
mengkonsumsi buah.
 Melakukan aktivitas fisik setiap hari :
Ya / Tidak
Keluarga Tn.S mengatakan melakukan aktivitas
fisik setiap hari dengan cara membersihkan
rumah, Bekerja, dan menyapu halaman.
Tidak merokok di dalam rumah  :
Ya /Tidak
Di keluarga Tn.S tidak ada yang merokok
11. KEMAMPUAN KELUARGA MELAKUKAN TUGAS PEMELIHARAAN
KESEHATAN ANGGOTA KELUARGA
Tabel 4.5 Kemampuan keluarga melakukan tugas pemeliharaan kesehatan anggota
keluarga Tn. S
1) Adakah perhatian keluarga kepada anggotanya yang menderita sakit:
√ Ada , Tidak
Karena: Jika keluarga sedang sakit, keluarga memeriksakan klien ketenaga kesehatan tetapi
ketika dianggap parah saja.
2) Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya :
√ Ya Tidak
Karena: Keluarga Tn.S mengetahui maalah kesehatan yang di alami oleh Tn.S tetapi jika Gout
Arthritisnya kambuh , keluarga tidak langsung membawa periksa ke puskesmas , hanya terapi
menggunakan obat saja.
3) Apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan yang dialami anggota dalam
keluarganya:
 Ya √Tidak
Karena: Keluarga danklien mengatakan tidak tau penyebab dari timbulnya penyakit Gout
Arthritis, terkadang memakan makanan yang menyebabkan masalah kesehatannya.
4) Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan yang dialami anggota dalam
keluarganya :
√ Ya Tidak
Karena: Keluarga dan Klien mengetahuinya (Nyeri pada sendi pergelangan tangan,siku, kaki)
5) Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami anggota dalam
keluarganya bila tidak diobati/dirawat :
 Ya √Tidak
Karena: Keluaraga dan Klien mengatakan tidak tau dampak dari penyakit jika tidak diobati.
6) Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan yang dialami anggota
keluarganya:
 Keluarga  Tetangga, Kader √ Tenaga kesehatan
Yaitu: Keluarga menanyakan informasi terkait kesehatan ke tenaga kesehatan yang terdapat di
Puskesmas Pembantu desa Tegalampel.
7) Keyakinan keluarga tentang masalah kesehatan yang di alami anggota keluarganya :
√Tidak perlu ditangani karena akan sembuh sendiri biasanya
Perlu berobat ke fasilitas yankes
 Tidak terpikir
Keluarga Tn.S yakin jika asam urat tinggi tidak perlu ditangani karna akan sembuh sendiri.
8) Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesehatan yang di alami anggota keluarganya :
 Ya
 Tidak
Keluarga hanya membawa anggota keluarganya yang sakit saat penyakit yang di deritanya
parah saja.
9) Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan yang dialami yang
dialami anggota keluarganya :
 Ya √Tidak ,
Jelaskan: Jika sakit keluarga dan klien tidak ke puskesmas tetapi hanya di beri obat saja.
10) Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan masalah kesehatan
yang dialaminya:
√ Ya Tidak
Keluarga hanya menyuruh untuk istirahat dan mengkonsumsi obat.
11) Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang dialami anggota
keluarganya:
 Ya √ Tidak
Jelaskan: karena klien masih mengkonsumsi makanan yang tidak boleh dimakan oleh klien
sehingga asam urat klien masih tinggi.
12) Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang mendukung
kesehatan anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan :
 Ya √ Tidak
Jelaskan, Keluarga tidak mengetahui cara memelihara atau memodifikasi lingkungan yang
mendukung kesehatan anggota keluarga.
13) Apakahkeluargamampumenggali dan memanfaatkansumber di
masyarakatuntukmengatasimasalahkesehatan anggotakeluarganya:
√ Ya Tidak
Jelaskan, Keluaraga dan Klien memanfaatkan sumber tenaga kesehatan di Puskesmas
pembantu Tegalampel tetapi ketika keadaan Tn.S makin parah saja.

13. Kemampuan Fungsi Keluarga

Tabel 4.6 Fungsi Keluarga Tn. S

1.Apakah terdapat perubahan pengambilan keputusan dalam menghadapi konflik di dalam keluarga ?
Ya/Tidak*
Jelaskan : Keluarga mengatakan keputusan yang semula diambil oleh kepala keluarga saat ini
dialihkan kepada istrinya

2. Apakah terjadi perubahan partisipasi didalam pembuatan keputusan di dalam keluarga ?


Ya/Tidak*
Jelaskan : Keluarga mengatakan saat ini Ny. M ikut berpartisipasi dalam mengambil keputusan

3. Apakah terdapat perubahan tugas dalam keluarga yang telah ditetapkan ?


Ya/Tidak*
Jelaskan : keluarga mengatakan tidak terdapat perubahan tugas dalam keluarga

4. Apakah terdapat perubahan pola komunikasi di dalam keluarga yang mempengaruhi fungsi
keluarga ?
Ya/Tidak*
Jelaskan : tidak ada perubahan pola komunikasi pada keluarga

5. Adakah perilaku guna meredakan stress dalam keluarga ?


Ya/Tidak*
Jelaskan : keluarga mengatakan meredakan stress dengan istirahat dan tidur

6. Adakah ketidakfektifan dalam menyelesaikan tugas di dalam keluarga yang mempengaruhi proses
keluarga ?
Ya/Tidak*
Jelaskan : keluarga mengatakan mengkhawatirkan keadaan Tn. S jika nilaiasam uratnya terus
tinggi tetapi Tn. S enggan meminum obat

1. Keluarga Mandiri Tingkat Pertama (KM-I)

Kriteria :

a. Menerima petugas Perawatan Kesehatan Masyarakat.

b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana

keperawatan.

2. Keluarga Mandiri Tingkat Dua (KM – II)

Kriteria :

a. Menerima petugas Perawatan Kesehatan Masyarakat.

b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana

keperawatan.

c. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara benar.

d. Melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan.

3. Keluarga Mandiri Tingkat Tiga (KM – III)

Kriteria :

a. Menerima petugas Perawatan Kesehatan Masyarakat.

b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana

keperawatan.

c. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara benar.


d. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif.

e. Melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan.

f. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif.

4. Keluarga Mandiri Tingkat Empat (KM – IV)

Kriteria:

a. Menerima petugas Perawatan Kesehatan Masyarakat.

b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana

keperawatan.

c. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara benar.

d. Memanfaatkan fasilitas pelayanan sesuai anjuran.

e. Melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan.

f. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif.

g. Melaksanakan tindakan promotif secara aktif.


Tabel 4.6 Kemandirian Keluarga

KEMANDIRIAN KELUARGA
Kriteria :
1. Menerima petugas puskesmas Kemandirian I : Jika memenuhi kriteria 1&2
2. Menerima yankes sesuai rencana Kemandirian II : jika memenuhi kriteria 1 s.d 5
3. Menyatakan masalah kesehatan secara benar Kemandirian III : jika memenuhi kriteria 1 s.d 6
4. Memanfaatkan faskes sesuai anjuran Kemandirian IV : Jika memenuhi kriteria 1 s.d 7
5. Melaksanakan perawatan sederhana sesuai
anjuran
6. Melaksanakan tindakan pencegahan secara
aktif
7. Melaksanakan tindakan promotif secara
aktif
Kategori :
Kemandirian I Kemandirian II

Kemandirian III Kemandirian IV

Contoh : Centang (kemandirian I) apabila keluarga memenuhi kreteria 1&2.


14. Pengkajian individu yang sakit

Tabel 4.7 Pengkajian Individu Yang Sakit

Nama individu yang sakit : Tn. S Diagnosa Medis : Gout Arthritis


Sumber dana kesehatan : Rujukan Dokter/Rumah sakit :
Keadaan umum Sirkulasi/cairan Perkemihan Pernapasan Sianosis:-
:Baik Pola BAK Sekret -
Kesada Bunyi 5x/hr, Vol 1000 ml/hr Irama reguler: -
ran jantun g Wheezing – Ronki
:Composm S1,S2 Kemampuan BAK: :-
entis tunggal Mandiri/bant uansebagian/terga Alat bantu nafas :-
GCS : Asites : ntung Dispnea :-
4,5,6 - Akral Sesak :-
TTV hangat Alat bantu: Stidor :-
TD: 180/100 Tidak/ya Krepitas:-
mmHg
N: 88 x/menit
RR: 21 x/menit

Tanda anemia: Gunakan obat :


Konjungtiva Tidak/ya Kemampuan BAB:
tidak anemis Mandiri/bantuansebagian/tergant
Lidah bersih ung
bibir pucat akral
hangat Alat bantu:
Tidak/ya

Nafsu Ekstrmitas atas : Kulit


makan : Bebas/terbatas/kelemahan/kemumpuhan (kanan/kiri) Jaringan parut memar
Berkurang/t laserasi Ulserasipus
idak Bulae/lepuh/
perdarahan
Abdomen Ektremitas bawah:
Bising Bebas/terbatas/kelemahan/kelumpuhan (kanan/kiri)
usus :
4.1.3 Analisa Data
Tabel 4.8 Analisa Data
No DATA KEMUNGKINAN DIAGNOSA
PENYEBAB KEPERAWATAN
1. Ds:
1. Keluarga danklien mengatakan Ketidakmampuan Pemeliharaan Kesehatan
tidak tau penyebab dari timbulnya keluarga mengenal Tidak Efektif (D.0117)
penyakit Gout Arthritis, terkadang masalah kesehatan
memakan makanan yang
menyebabkan masalah
kesehatannya.
2. Keluaraga dan Klien mengatakan
tidak tau dampak dari penyakit jika
tidak diobati.
3. Keluarga mengatakan hanya
membawa anggota keluarganya
yang sakit saat penyakit yang di
deritanya parah saja.
4. Klien masih mengkonsumsi
makanan yang tidak boleh dimakan
oleh klien sehingga asam urat klien
masih tinggi.
Do :
1. Kurang menunjukkanperilaku
adaptif terhadap perubahan
lingkungan
2. Klien kurang menunjukkan
pemahaman tentang perilaku sehat
3. Klien Tidak mampu menjalankan
perilaku sehat.
4. Klien tampak kurang menunjukkan
minat untuk menngkatkan perilaku
sehat.
4.1.4 Diagnosa Keperawatan

Tabel 4.9 Diagnosa Keperawatan

Klien Diagnosa Keperawatan

Tn.S Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif


4.1.5 Skoring Diagnosa Keperawatan

Tabel 4.10 Skoring Diagnosa Keperawatan

KRITERIA SKOR BOBOT SCORING PEMBENARAN

Sifat Masalah Sifat masalah diagnosis keperawatan di atas merupakan sejahtera,


Skala: karena keluarga dan klien mengetaui kondisi yang dialami Tn. S
Promkes 3 dan sedikit memahami tentang kondisi Tn. S saat ini.
Aktual 3 1 3/3 x 1 = 1
Resiko 2
Krisis Mendatang 1
Modifikasi Kondisi/Masalah Dalam keluarga Tn. S ini cenderung lebih mudah dalam kriteria
Skala: mudah di ubah, karena anggota keluarga yang lainnya mampu
Mudah 2 2/2 x 2 = 2 dalam memahami arahan yang diberikan oleh perawat kepada
Sebagian 1 2 keluarga dan klien.
Tidak Dapat 0
Potensial masalah untuk di cegah Potensial masalah dapat dicegah dari masalah diatas yaitu tinggi,
Skala: karena keluarga memiliki pola komunikasi yang baik,
Tinggi 3 3 3/3 x 1 = 1 memudahkan untuk menyampaikan segala informasi yang baik
Cukup 2 antar anggotanya
Rendah 1
Ciri Khas Menonjolnya masalah keperawatan ini tidak dirasakan oleh
Skala: seluruh anggota keluarga, melainkan hanya dirasakan oleh
Segera 2 2 0/2 x 2 = 0 salah satu anggota yang mengalami masalah kesehatan.
Tidak perlu segera 1
Tidak dianggap 0
Jumlah Skor 4
4.1.6 Intervensi Keperawatan

Tabel 4.11 Intervensi Keperwatan

INTERVENSI KEPERAWATAN

Hari/Tanggal : 28 Juni 2022

Diagnosa Tujuan Evaluasi


Keperawatan TUM TUK Kriteria Standar Intervensi

Pemeliharaan Setelah Setelah dilakukan Psikomotor 1. Keluarga Tn.S 1. Edukasi Kesehatan (I.12383)
Kesehatan Tidak dilakukan tindakan keperawatan dapat 9. Identifikasi kesiapan dan kemampuan
Efektif (D.0117) tindakan selama 7 kali menjalankan menerima informasi
perilaku adaptif 10. Sediakan materi dan media pendidikan
keperawatan kunjungan diharapkan
dalam 14 hari : Psikomotor 2. Keluarga Tn.S kesehatan
dapat 11. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
dengan 7 kali 1. Keluarga mampu menunjukkan kesepakatan
kunjungan menjalankan perilaku pemahaman 12. Berikan kesempatan untuk bertanya
keluarga adaptif (5) perilaku sehat 13. Jelaskan faktor risiko yang dapat
Psikomotor 3. Keluarga Tn.S mempengaruhi kesehatan
2. Keluarga mampu
menunjukkan daapat 2. Promosi Perilaku Upaya Kesehatan (I.12472)
menjalankanper 6. Identifikasi perilaku upaya kesehatan yang
pemahaman perilaku
ilaku sehat dapat ditingkatkan
sehat (5)
Psikomotor 4. Keluarga Tn.S 7. Berikan lingkungan yang mendukung
3. Keluarga mampu dapat mencari kesehatan
menjalankan periaku bantuan 8. Orientasi pelayanan kesehatan yang dapat di
sehat (5) 5. Keluarga Tn.S manfaatkan
4. Keluarga mampu dapat 9. Anjurkan makan sayur dan buah setiap hari
Psikomotor
mencari bantuan (5) menunjukkan 10. Anjurkan melakukan aktivitas fisik setiap
minat hari.
5. Keluarga mampu
meningkatan
menunjukkan minat perilaku sehat. 3. Edukasi Perilaku Upaya Kesehatan (I.12435)
meningkatkan perilaku 14. Berikan pujian dan dukungan terhdap uaha
sehat (5) positif dan pencapaiannya
15. Jelaskan penanganan masalah kesehatan
16. Informasikan sumber yang tepat yang
Keterangan : tersedia di masyarakat
1 :Menurun 17. Anjurkan menggunakan fasilitas kesehatan
2 :Cukup menurun 18. Ajarkan program kesehatan dalam kehidupan
3 :Sedang sehari-hari
4 :Cukup meningkat 19. Ajarkan cara pemeliharaan kesehatan
5 :Meningkat
4. Intervensi tambahan

1. Jelaskan maksud dan tujuan perawat


melakukan asuhan keperawatan pada
keluarga selama 7 kali kunjungan
2. Periksa tanda-tanda vital
3. Melakukan pemeriksaan asam urat
4. Ajarkan kompres hangat untuk mengurangi
rasa nyeri pada persendian
5. Berikan menu diit untuk penderita asam urat
6. Berikan motivasi kepada klien
4.1.7 Impelemtasi dan Evaluasi Keperawatan

Tabel 4.12 Implementasi dan Evauasi Keperawatan Kunjunga Pertama

Diagnosa Selasa , 28 Juni 2022


No keperawatan Kunjungan pertama
1. Pemeliharaan Implementasi Evaluasi
Kesehatan Tidak
Efektif 16.00 1. Membina hubungan saling percaya terhadap 17.00 S:
WIB keluarga dan klien WIB a) Klien mengatakan mengatakan tidak tau penyebab dari timbulnya
Respon : Keluarga kooperatif penyakit Gout Arthritis
16.10 2. Menjelaskan maksud dan tujuan perawat b) Klien mengatakan tidak tau dampak dari penyakit jika tidak diobati.
WIB melakukan asuhan keperawatan pada c) Keluarga mengatakan hanya membawa anggota keluarganya yang
keluarga selama 7 kali kunjungan sakit saat penyakit yang di deritanya parah saja.
Respon : Keluarga mengerti d) Klien mengatakan masih mengkonsumsi makanan tinggi purin
3. Menginformasikanklien makna
16.20 O:
penandatanganan formulir persetujuan
WIB a) Klien tampak kebingungan saat di tanyakan mengenai gout arthritis
(inform Consent)
Respon : Keluarga Menyimak dengan baik atau asam urat
4. Mengidenifikasi kesiapan dan kemampuan b) Klien menerima perawat dengan baik
16.30
menerima informasi c) Klien tampak menandatangani lembar persetujuan (Inform Consent)
WIB
Respon : Keluarga koperatif d) TD : 180/100 mmHg
5. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital N : 88 x/menit
16.35
Respon : S : 36,5 C
WIB
TTV e) Nilai asam urat klien 10,6 mg/dL
TD : 180/100 mmHg A:
N : 88 x/menit a) Keluarga mampu menjalankan perilaku adaptif (1)
S : 36,5
b) Keluarga mampu menunjukkan pemahaman perilaku
P : 21 x/menit
6. Melakukan pemeriksaan asam urat sehat (1)
Respon : Klien bersedia nilai asam urat 10,6 c) Keluarga mampu menjalankan periaku sehat (1)
16.40 mg/dL d) Keluarga mampu mencari bantuan (1)
WIB 7. Mengontrak waktu untuk intervensi e) Keluarga mampu menunjukkan minat meningkatkan
selanjutnya
Respon : Keluarga dan klien menyetujui
perilaku sehat (1)
16.55
kontrak waktu yang dibuat oleh peneliti P : Lanjutkan Intervensi
WIB

Tabel 4.13 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Kunjungan Kedua

Diagnosa Kamis , 30Juni 2022


No keperawatan Kunjungan Kedua
1. Pemeliharaan Implementasi Evaluasi
Kesehatan Tidak
Efektif 16.00 1. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital 17.10 S:
WIB Respon : WIB a) Keluarga mengatakan Tn.S masih mengkonsumsi kacang-kacangan
TTV b) Klien mengatakan jika penyakitnya kambuh hanya beristirahat saja
TD : 170/100 mmHg c) Klien mengatakan tidak meminum obat
N : 86 x/menit O:
S : 36,6 a) Klien tampak menahan nyeri sendi
P : 20 x/menit b) Klien tampak kebingungan mengenai penyakit yang di deritanya
16.10 2. Melakukan pemeriksaan asam urat c) Klien tidak membawanya periksa pada fasilitas kesehatan terdekat
WIB Respon : Klien bersedia nilai asam urat 10,6
d) Klien tampak lebih mengerti saat di jelaskan tentang pelayanan
16.20 mg/dL
kesehatan
WIB 3. Menjadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
e) Klien bersedia untuk berobat ke pelayanan kesehatan
kesepakatan
f) TD : 170/100 mmHg
Respon : Klien menyetujui dan menyepakati
N : 86 x/menit
16.30 jadwal pendidikan kesehatan tentan asam urat
4. Memberikan lingkungan yang mendukung S : 36,6 C
WIB g) Nilai asam urat klien 10,6 mg/dL
Respon :Klien kooperatif mendegarkan yang
di jelaskan oleh peneliti. A:
16.40 5. Mengorientasi pelayanan kesehatan yang a) Keluarga mampu menjalankan perilaku adaptif (1)
WIB dapat di manfaatkan seperti pustu, puskesmas b) Keluarga mampu menunjukkan pemahaman perilaku
Respon : Klien mendengarkan penjelasan
yang di jelaskan oleh peneliti sehat (1)
6. Mengontrak waktu untuk intervensi c) Keluarga mampu menjalankan periaku sehat (1)
17.00
selanjutnya d) Keluarga mampu mencari bantuan (1)
WIB
Respon : Keluarga dan klien menyetujui e) Keluarga mampu menunjukkan minat meningkatkan
kontrak waktu yang dibuat oleh peneliti
perilaku sehat (1)
P : Lanjutkan Intervensi

Tabel 4.14 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Kunjungan Ketiga

Diagnosa Senin, 4 Juli 2022


No keperawatan Kunjungan Ketiga
1. Pemeliharaan Implementasi Evaluasi
Kesehatan Tidak
Efektif 16.00 1. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital 18.00 S:
WIB Respon : WIB a) Klien mengatakan mengurangi mengkonsumsi kacang- kacangan
TTV b) Klien menanyakan penyebab dari gout arthritis, tanda dan gejala
TD : 180/100 mmHg gout arthritis
N : 85 x/menit O:
S : 36,6 a) Nilai asam urat klien menurun
P : 21 x/menit b) Klien menerima dan memegang materi yang di berikan oleh peneliti
16.10 2. Melakukan pemeriksaan asam urat c) Klien membaca materi dan mendengarkan penjelasan yang di
WIB Respon : Klien bersedia nilai asam urat 10,4
jelaskan oleh peneliti
mg/dL
d) Klien merespon dengan baik saat peneliti memberikan penyuluhan
3. Menyediakan materi dan media pendidikan
16.20 kesehatan materi tentang penyakit gout e) TD : 180/100 mmHg
WIB arthritis atau asam urat mengunakan media N : 85 x/menit
leaflet S : 36,6 C
Respon : klien kooperatif mendengarkan f) Nilai asam urat klien 10,4 mg/dL
penjelasan yang di jelaskan oleh peneliti A:
4. Mengidentifikasi perilaku upaya kesehatan a) Keluarga mampu menjalankan perilaku adaptif (2)
16.30 yang dapat di tingkatkan
WIB b) Keluarga mampu menunjukkan pemahaman perilaku
Respon : Klien tampak mempunyai rasa
keingintahuan untuk meningkatkan perilaku sehat (3)
hidup sehat c) Keluarga mampu menjalankan periaku sehat (3)
5. Menganjurkan makan sayur dan buah setiap d) Keluarga mampu mencari bantuan (2)
16.40 hari
e) Keluarga mampu menunjukkan minat meningkatkan
WIB Respon : Klen mengikuti anjuran yang di
berikan oleh peneliti perilaku sehat (3)
6. Menganjurkan melakukan aktivitas fisik P : Lanjutkan Intervensi
setiap hari
17.00
Respon : Klien mengikuti anjuran yang telah
WIB
di berikan oleh peneliti sepert melakukan
senam asam urat
7. Memberikan pujian dan dukungan terhadap
usaha positif dan pencapaiannya
17.10 Respon : Klien tampak bersemangat untuk
WIB lebih meningkatkan usaha positif yang di
tingkatkan untuk kesembuhannya
8. Mengontrak waktu untuk intervensi
selanjutnya
17.20 Respon : Keluarga dan klien menyetujui
WIB kontrak waktu yang dibuat oleh peneliti
Tabel 4.15 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Kunjungan Keempat

Diagnosa Selasa , 5 Juli 2022


No keperawatan Kunjungan Keempat
1. Pemeliharaan Implementasi Evaluasi
Kesehatan Tidak
Efektif 16.00 1. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital 18.00 S:
WIB Respon : WIB a) Klien mengatakan membatasi dan mengurangi makanan yang tidak
TTV boleh di konsumsi yang akan meningkatkan asam uratnya
TD : 170/100 mmHg b) Klien mengatakan meminum obat alupurinol dan amlodipine 5 mg.
N : 87 x/menit O:
S : 36,5 a) Klien mengkonsumsi obat alupurinol dan amlodipine 5 mg.
P : 21 x/menit b) Nilai asam urat klien tampak menurun
16.10 2. Melakukan pemeriksaan asam urat c) Klien merespon dan dengan baik saat di jelaskan faktor resiko yang
WIB Respon : Klien bersedia nilai asam urat 10,1
dapat mempengaruhi kesehatannya
mg/dL
d) Klien telah di berikan cara kompres hangat untuk mengurangi rasa
16.20 3. Mengajarkan cara pemeliharaan kesehatan
nyeri jika penyakitnya kambuh
WIB Respon : klien kooperatif dan mendengarkan
e) TD : 170/100 mmHg
penjelasan dari peneliti
N : 87 x/menit
16.30 4. Menjelaskan faktor risiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan S : 36,5 C
WIB f) Nilai asam urat klien 10,1mg/dL
Respon : klien kooperatif mendengarkan
penjelasan yang telah di jelaskan oleh A:
peneliti tentang faktor resiko yang dapat a) Keluarga mampu menjalankan perilaku adaptif (3)
mempengaruhi kesehatannya b) Keluarga mampu menunjukkan pemahaman perilaku
5. Mengidentifikasi perilaku upaya kesehatan sehat (3)
16.40 yang dapat di tingkatan
Respon : Klien melakukan upaya c) Keluarga mampu menjalankan periaku sehat (3)
WIB
kesehatannya dengan cara mengurangi d) Keluarga mampu mencari bantuan (2)
mengkonsumsi kacang-kacangan yang dapat e) Keluarga mampu menunjukkan minat meningkatkan
meningkatkan nilai asam urat perilaku sehat (4)
6. Mengajarkan kompres hangat untuk
mengurangi rasa nyeri pada persendian
P : Lanjutkan Intervensi
17.00 Respon : Klien kooperatif
WIB 7. Mengontrak waktu untuk intervensi
selanjutnya
Respon : Keluarga dan klien menyetujui
17.20
kontrak waktu yang dibuat oleh peneliti
WIB

Tabel 4.16 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Kunjungan Kelima

Diagnosa Rabu, 6 Juli 2022


No keperawatan Kunjungan Kelima
1. Pemeliharaan Implementasi Evaluasi
Kesehatan Tidak
Efektif 14.30 1. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital 16.30 S:
WIB Respon : WIB a) Klien mengatakan mengkonsumsi jeroan
TTV b) Keluarga dan klien mengatakan jika sakit akan memeriksakan
TD : 170/100 mmHg penyakitnya ke fasilitas kesehatan terdekat
N : 87 x/menit c) Klien dan keluarga mengatakan lebih memahami jika diberikan
S : 36,5 edukasi tentang penyakitnya dan pelayanan kesehatan.
P : 21 x/menit O:
15.00 2. Melakukan pemeriksaan asam urat a) Nilai asam urat klien tampak meningkat karena mengkonsumsi
WIB Respon : Klien bersedia nilai asam urat 11,8
jeroan
mg/dL
b) Klien tampak lebih memahami tentang penyakitnya
15.10 3. Mengedukasi tentang penyakit asam urat, dan
c) Klien akan memeriksakan penyakitnya ke fasilitas kesehatan
WIB penyakit hipertensi
terdekat
Respon : Klien kooperatif dan mendengarkan
d) TD : 170/100 mmHg
apa yang telah di jelaskan oleh peneliti
15.30 4. Menjelaskan penanganan masalah kesehatan N : 87 x/menit
WIB Respon : Klien kooperatif dan mendengarkan S : 36,5 C
penjelasan penanganan masalah e) Nilai asam urat klien 11,8 mg/dL
kesehatannya jika kambuh penyakitnya A:
segeralah bawa ke pustu atau puskesmas a) Keluarga mampu menjalankan perilaku adaptif (3)
terdekat.
b) Keluarga mampu menunjukkan pemahaman perilaku
5. Menganjurkan menggunakan fasilitas
kesehatan sehat (3)
15.40 Respon : Klien mendengarkan anjuran jika c) Keluarga mampu menjalankan periaku sehat (3)
WIB sakit atau penyakitnya kambuh klien dan d) Keluarga mampu mencari bantuan (2)
keluarga akan segera membawanya ke
e) Keluarga mampu menunjukkan minat meningkatkan
fasilitas kesehatan
6. Menganjurkan program kesehatan dalam perilaku sehat (4)
kehidupan sehari-hari P : Lanjutkan Intervensi
Respon : Klien dan keluarga akan rutin
15.50
melakukan program kesehatan misalnya
WIB
seperti cek asam urat dan menghindari
makanan yang akan meningkatkan nilai asam
urat
7. Menganjurkan klien untuk berpuasa dari jam
21.00-07.00 WIB
16.00 Respon : Klien kooperatif , dan dilakukan
WIB pengecekan nilai asam urat puasa
8. Mengontrak waktu untuk intervensi
selanjutnya
16.20 Respon : Keluarga dan klien menyetujui
WIB kontrak waktu yang dibuat oleh peneliti
Tabel 4.17 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Kunjungan Keenam

Diagnosa Kamis, 7 Juli 2022


No keperawatan Kunjungan Keenam

1. Pemeliharaan Implementasi Evaluasi


Kesehatan Tidak
07.00 1. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital 08.00 S:
Efektif
WIB Respon : WIB a) Klien mengatakan berpuasa
TTV b) Klien mengatakan akan terus berusaha mengurangi makanan tinggi
TD : 160/90 mmHg purin
N : 88 x/menit c) Keluarga mengatakan termotivasi untuk selalu menjalankan
S : 36,5 perilaku hidup lebih sehat
P : 20 x/menit O:
07.10 2. Melakukan pemeriksaan asam urat puasa a) Nilai asam urat puasa klien 9,1 mg/dL
WIB Respon : Klien bersedia , dan dilakukan
b) Klien tampak lebih senang melihat asam uratnya menurun
pemeriksaan nilai asam urat puasa pada
c) Klien tampak bersemangat saat di berikan pujian dan dukungan
pukul 07.00 WIB nilai asam urat : 9,1 mg/dL
untuk lebih meningkatkan perilaku hidup sehat
07.30 3. Mengiformasikan sumber yang tepat yang
d) TD : 160/90 mmHg
WIB tersedia di masyarakat
N : 88 x/menit
Respon : Klien mendengarkan informasi
yang tepat S : 36,5 C
4. Memberikan pujian dan dukungan terhadap A:
07.40 a) Keluarga mampu menjalankan perilaku adaptif (4)
usaha positif pencapaiannya
WIB
Respon : Klien lebih bersemangat b) Keluarga mampu menunjukkan pemahaman perilaku
meningkatkan kesehatannya setelah di sehat (4)
berikan pujian dan dukungan oleh peneliti
5. Mengontrak waktu untuk intervensi c) Keluarga mampu menjalankan periaku sehat (4)
07.50 selanjutnya d) Keluarga mampu mencari bantuan (3)
WIB Respon : Keluarga dan klien menyetujui e) Keluarga mampu menunjukkan minat meningkatkan
kontrak waktu yang dibuat oleh peneliti
perilaku sehat (4)
P : Lanjutkan Intervensi

Tabel 4.18 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Kunjungan Ketujuh

Diagnosa Jum’at, 8 Juli 2022


No keperawatan Kunjungan Ketujuh
1. Pemeliharaan Implementasi Evaluasi
Kesehatan Tidak
Efektif 16.00 1. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital 17.00 S:
WIB Respon : WIB a) Keluarga dan klien mengatakan tidak memasak makanan tinggi
TTV purin
TD : 160/90 mmHg b) Klien mengatakan banyak mengkonsumsi air mineral
N : 88 x/menit c) Klien mengatakan mengkonsumsi minuman herbal seperti serai di
S : 36,0 rebus dan di minum airnya
P : 21 x/menit O:
16.10 2. Melakukan pemeriksaan asam urat a) Klien tampak menerima dan membaca menu diit asam urat dan
WIB Respon : Klien bersedia nilai asam urat 9,0
menempelnya di dapur
mg/dL
b) Benjolan pada pergelangan tangan masih belum menghilang
16.30 3. Memberikan menu diit untuk penderita asam
c) Nilai asam urat klien menurun 9,0 mg/dL
WIB urat
d) Klien tampak akan meningkatkan lagi perilaku hidup sehat
Respon : Klien dan keluarga menerima menu
e) TD : 160/90 mmHg
diet yang di berikan oleh peneliti kemudian
di baca oleh klien dan keluarga N : 88x/menit
4. Memberikan motivasi kepada klien S : 36,0 C
16.40 Respon : Klien dan keluarga lebih A:
WIB bersemangat lagi dalam meningkatkan upaya a) Keluarga mampu menjalankan perilaku adaptif (5)
kesehatandan melawan penyakitnya b) Keluarga mampu menunjukkan pemahaman perilaku
5. Memeriksa tanda-tanda vital keluarga sehat (5)
16.50 Respon : Keluarga bersedia di periksa.
c) Keluarga mampu menjalankan periaku sehat (5)
WIB
d) Keluarga mampu mencari bantuan (5)
e) Keluarga mampu menunjukkan minat meningkatkan
perilaku sehat (5)
P : Hentikan Intervensi
4.2 Pembahasan

Dalam hal ini penulis akan membahas mengenai keluarga binaan dan

merujuk pada teori dengan susunan Fakta, Teori, Opini. Asuhan keperawatan

keluarga ini akan membahas salah satu anggota keluarga yang menderita Gout

Arthritis dengan Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif di wilayah kerja

Puskesmas Tegalampel Kabupaten Bondowoso Tahun 2022. Pembahasan asuhan

keperawatan keluarga Tn.S yang meliputi Pengkajian, Diagnosa Keperawatan,

Intervensi, Implementasi, Dan Evaluasi.

4.2.1 Pembahasan : Pengkajian

Dari hasil pengkajian di dapatkan data subjektif antara lain :Keluarga

mengatakan keputusan yang semula diambil oleh kepala keluarga saat ini di

alihkan kepada istrinya, Keluarga mengatakan saat ini Ny. M ikut berpartisipasi

dalam mengambil keputusan, Keluarga mengatakan meredakan stress dengan tidir

dan istirahat, Keluarga mengatakan tidak tau penyebab timbulnya penyakit Gout

Arthritis, terkadang Tn. S mengkonsumsi makanan yang menyebabkan masalah

kesehatannya, Keluarga mengatakan tidak tau dampak dari penyakitnyaTn. S jika

tidak obati, Keluarga mengatakan hanya membawa Tn. S yang sakit saat penyakit

yang dideritanya parah saja, Keluarga mengatakan jika sakit keluarga dan Tn. S

tidak ke puskesmas tetapi hanya di beri obat saja, Keluarga mengatakan Tn.S

masih mengkonsumsi makanan yang tidak boleh dimakan oleh klien sehingga

asam urat masih tinggi, Keluarga mengatakan keluarga tidak mengetahui cara

memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan anggota keluarganya,

Keluarga mengatakan mengetahui tanda dan gejala gout arthritis seperti nyeri

pada sendi pergelangan tangan,siku,lutut, dan kaki.


Dari hasil pengkajian di dapatkan data objektif antara lain : Klien tampak

masih mengkonsumsi kacang-kacangan jeroan dan makanan yang mengandung

purin tinggi, Klien Kurang menunjukkan perilaku adaptif terhadap perubahan

lingkungan, Klien kurang menunjukkan pemahaman tentang perilaku sehat, Klien

Tidak mampu menjalankan perilaku sehat, Klien tampak kurang menunjukkan

minat untuk meningkatkan perilaku sehat. Hasil pemeriksaan TTV Tn. S TD :

180/100 mmhg, N:88 x/menit, S: 36,5 C, P: 21x/menit.

Pada teori penelitian yang dilakukan (Padila,2012) membagi 5 tugas

keluarga dalam bidang kesehatan yang harus di lakukan yaitu: mengenal masalah

kesehatan, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi

keluarga, memberikan perawatan anggotanya yang sakit, mempertahankan

suasana di rumah yang menguntungkan, pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada.

Opini menurut penulis membenarkan bahwa Tn. S yang mengalami Gout

Arthritis membutuhkan pengobatan yang lama, periksa rutin dan setidaknya 3 kali

dalam seminggu dan perlu adanya dukungan dari keluarga dan penerapan perilaku

hidup bersih dan sehat seperti mengurangi mengkonsumsi makanan tinggi purin

agar kondisi kesehatannya membaik. Dilihat pada saat pengkajian nilai asam urat

masih tinggi karena pola hidup yang tidak sehat seperti mengkonsumsi makanan

tinggi purin dan kurang memahami tentang masalah kesehatannya.

4.2.2 Pembahasan : Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang di angkat peneliti adalah pemeliharaan

kesehatan tidak efektif yang telah sesuai dengan teori.Pemeliharaan kesehatan

tidak efektif menurut SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah

Ketidakmampuan mengidentifikasi, mengelola, dan/atau menemukan bantuan


untuk mempertahankan kesehatan. Penyebab pemeliharaan kesehatan tidak efektif

pada SDKI (Srandar Diagnosa Keperawatan Indonesia) yaitu hambatan kognitif,

ketidaktuntasan proses berduka, ketidakadekuatan keterampilan berkomunikasi,

kurangnya keterampilan motorik halus/kasar, ketidakmampuan membuat

penilaian yang teapt, ketidakmampuan mengatasi masalah (individu atau

keluarga), ketidakcukupan sumber daya (mis. Keuangan, fasilitas), gangguan

persepsi, tidak terpenuhinya tugas perkembangan. Gejala dan tanda mayor

pemeliharaan kesehatan tidak efektif pada SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan

Indonesia) yaitu kurang menunjukkan perilaku adaptif terhadap perubahan

lingkungan, kurang menunjukkan pemahaman tentang perilaku sehat, dan tidak

mampu menjalankan perilaku sehat, sedangkan gejala dan tanda minor objektif

memiliki riwayat perilaku mencari bantuan kesehatan yang kurang, kurang

menunjukkan minat untuk meningkatkan perilaku sehat, dan tidak memiliki

sistem pendukung (Support system). Kondisi klinis terkait pemeliharaan

kesehatan tidak efektif antara lain kondisi kronis (mis. Sklerosis multipel,

arthritis, nyeri kronis), cedera otak, stroke, paralisis, cedera medulla spinalis,

laringektomi, demensia, penyakit Alzheimer, keterlambatan

perkembangan.Berdasarkan data subjektif dan objektif pada pengkajian serta

penyebab pemeliharaan kesehatan tidak efektif berdasarkan teori Standar

Diagnosis Keperawatan Indonesia 2017, sehingga peneliti memperioritaskan

masalah utama yaitu Pemeliharaan kesehatan tidak efektif.

Menurut opini peneliti, diagnosa keperawatan yang di ambil peneliti

adalah pemeliharaan kesehatn tidak efektif yang telah sesuai dengan teori. Fakta

ketidakmampuan mengidentifikasi, mengelola, dan atau menemukan bantuan


untuk mempertahankan kesehatannya, dengan alasan mengacu pada data

pengkajian yaitu data subjektif antara lain keluarga dan klien mengatakan tidak

tau penyebab dari timbulnya penyakit Gout Arthritis, terkadang memakan

makanan tinggi purin yang menyebabkan masalah kesehatannya sehingga peneliti

memperioritaskan diagnosa keperawatan yaitu pemeliharaan kesehtan tidak

efektif.

4.2.3 Pembahasan : Intervensi Keperawatan

Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan,

mencakup tujuan umum dan tujuan khusus, rencana intervensi serta dilengkapi

dengan rencana evaluasi yang menurut kriteria dan standar. (Padila, 2012)

Dalam penelitian ini menggunakan 22 intervensi utama yang didalamnya

terdapat aktivitas antara lain : 1) Edukasi Kesehatan : a) Identifikasi kesiapan dan

kemampuan menerima informasi, b) Sediakan materi dan media pendidikan

kesehatan, c) Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan, d) Berikan

kesempatan untuk bertanya, e) Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi

kesehatan. 2) Promosi Perilaku Upaya Kesehatan : a) Identifikasi perilaku upaya

kesehatan yang dapat ditingkatkan, b) Berikan lingkungan yang mendukung

kesehatan, c) Orientasi pelayanan kesehatan yang dapat di manfaatkan, d)

Anjurkan makan sayur dan buah setiap hari, e) Anjurkan melakukan aktivitas fisik

setiap hari. 3) Edukasi Perilaku Upaya Kesehatan : a) Berikan pujian dan

dukungan terhdap uaha positif dan pencapaiannya, b) Jelaskan penanganan

masalah kesehatan, c) Informasikan sumber yang tepat yang tersedia di

masyarakat, d) Anjurkan menggunakan fasilitas kesehatan e) Ajarkan program

kesehatan dalam kehidupan sehari-hari, f) Ajarkan cara pemeliharaan kesehatan.


4) Intervensi tambahan : a) Jelaskan maksud dan tujuan perawat melakukan

asuhan keperawatan pada keluarga selama 7 kali kunjungan, b) Periksa tanda-

tanda vital, c) Melakukan pemeriksaan asam urat, d) Ajarkan kompres hangat

untuk mengurangi rasa nyeri pada persendian, e) Berikan menu diit untuk

penderita asam urat, f) Berikan motivasi kepada klien.

Menurut opini peneliti, intervensi yang di buat oleh peneliti ada 22

intervensi. 16 intervensi dan 6 intervensi tambahan jadi total menggunakan 22

intervensi. Intervensi yang di ambil yang mengacu pada teori SIKI (Standar

Intervensi Keperawatan Indonesia), kemudian peneliti mencoba menambahkan 6

intervensi yaitu :1) Jelaskan maksud dan tujuan perawat melakukan asuhan

keperawatan pada keluarga selama 7 kali kunjungan, 2) Periksa tanda-tanda vital,

3) Melakukan pemeriksaan asam urat, 4) Ajarkan kompres hangat untuk

mengurangi rasa nyeri pada persendian, 5) Berikan menu diit untuk penderita

asam urat, 6) Berikan motivasi kepada klien.

Penambahan intervensi tersebut karena menyesuaikan dengan kondisi

keluarga untuk menambah pengetahuan keluarga tentang penyakit lainnya yaitu

salah satunya adalah hipertensi. Sehingga intervensi yang baru ditambahkan

melengkapi intervensi yang terdapat pada teori SIKI (Standar Intervensi

Keperawatan Indonesia)

4.2.4 Pembahasan : Implementasi

Implementasi yang di terapkan pada keluarga Tn. S sudah sesuai dengan

teori yang ada. Implementasi yang dilakukan mengacu pada SIKI (Standar

Intervensi Keperawatan Indonesia) dan di tambah dengan 6 intervensi yang telah

di sesuaikan dengan keadaan klien dan lebih memudahkan dalam melakukan


proses asuhan keperawatan dan lebih mendekatkan hubungan saling percaya

antara klien dan perawat.

Dalam pelaksanaan implementasi kunjungan pertama dilakukan pada tanggal

28 juni 2022 dengan dilaksanakan 7 implementasi dan 7 intervensi yaitu dimulai

pukul 16.00 WIB pada Tn. S yaitu membina hubungan saling percaya terhadap

keluarga dan klien, dengan respon : Keluarga kooperatif. Implementasi kedua

pada pukul 16.10 WIB adalah menjelaskan maksud dan tujuan perawat melakukan

asuhan keperawatan pada keluarga selama 7 kali kunjungan, dengan respon :

Keluarga mengerti. Implementasi ketiga pada pukul 16.20 WIB adalah

menginformasikan klien makna penandatanganan formulir persetujuan (inform

Consent) dengan respon : Keluarga Menyimak dengan baik. Implementasi

keempat pada pukul 16.30 WIB adalah mengidenifikasi kesiapan dan kemampuan

menerima informasi, dengan respon : Keluarga koperatif. Implementasi kelima

pada pukul 16.40 WIB adalah melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital, dengan

respon : TTV : TD : 180/100 mmHg, N : 88 x/menit, S : 36,5, P : 21 x/menit.

Implementasi keenam pada pukul 16.55 WIB adalah melakukan pemeriksaan

asam urat, dengan respon : Klien bersedia nilai asam urat 10,6 mg/dL.

Implementasi ketujuh pada pukul 17.05 WIB adalah mengontrak waktu untuk

intervensi selanjutnya, dengan respon : Keluarga dan klien menyetujui kontrak

waktu yang dibuat oleh peneliti.

Dalam pelaksanaan implementasi hari kunjungan kedua dilakukan tanggal

30 juni 2022 dengan dilaksanakan 6 implementasi dan 6 intervensi yang di mulai

pukul 16.00 WIB pada keluarga Tn. S yaitu melakukan pemeriksaan tanda-tanda

vital, dengan respon : TTV : TD : 170/100 mmHg, N : 86 x/menit, S : 36,6 C, P :


20 x/menit. Implementasi kedua pada pukul 16.10 WIB adalah melakukan

pemeriksaan asam urat, dengan respon : Klien bersedia nilai asam urat 10,6

mg/dL. Implementasi ketiga pada pukul 16.20 WIB adalah menjadwalkan

pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan, dengan respon : Klien menyetujui dan

menyepakati jadwal pendidikan kesehatan tentan asam urat. Implementasi

keempat pada pukul 16.30 WIB adalah memberikan lingkungan yang mendukung,

dengan respon : Klien kooperatif mendegarkan yang di jelaskan oleh peneliti.

Implementasi kelima pada pukul 16.40 WIB adalah mengorientasi pelayanan

kesehatan yang dapat di manfaatkan sperti pustu, puskesmas, dengan respon :

Klien mendengarkan penjelasan yang di jelaskan oleh peneliti. Implementasi

keenam pada pukul 17.00 WIB adalah mengontrak waktu untuk intervensi

selanjutnya dengan respon : Keluarga dan klien menyetujui kontrak waktu yang

dibuat oleh peneliti.

Pada implementasi kunjungan ketiga yang dilaksanakan pada tanggal 4

juli 2022 dengan 8 implementasi dari 8 intervensi yang dimulai pada pukul 16.00

WIB yaitu melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital, dengan respon : TTV : TD :

180/100 mmHg, N : 85 x/menit, S : 36,6 C, P : 21 x/menit. Implementasi kedua

pada pukul 16.10 WIB adalah melakukan pemeriksaan asam urat, dengan respon :

Klien bersedia nilai asam urat 10,4 mg/dL. Implementasi ketiga pada pukul 16.20

WIB adalah menyediakan materi dan media pendidikan kesehatan materi tentang

penyakit gout arthritis atau asam urat mengunakan media leaflet, dengan respon :

klien kooperatif mendengarkan penjelasan yang di jelaskan oleh peneliti.

Implementasi keempat pada pukul 16.30 WIB adalah mengidentifikasi perilaku

upaya kesehatan yang dapat di tingkatkan, dengan respon : Klien tampak


mempunyai rasa keingintahuan untuk meningkatkan perilaku hidup sehat.

Implementasi kelima pada pukul 16.40 WIB adalah menganjurkan makan sayur

dan buah setiap hari, dengan respon : Klen mengikuti anjuran yang di berikan oleh

peneliti. Implementasi keenam pada pukul 17.00 WIB adalah menganjurkan

melakukan aktivitas fisik setiap hari seperti berolahraga setiap pagi atau sore hari

seperti senam asam urat yang bertujuan untuk meredakan nyeri pada persendian,

dengan respon : Klien mengikuti anjuran yang telah di berikan oleh peneliti sepert

melakukan senam asam urat. Implementasi hari ketujuh pada pukul 17.10 WIB

adalah memberikan pujian dan dukungan terhadap usaha positif dan

pencapaiannya, dengan respon : Klien tampak bersemangat untuk lebih

meningkatkan usaha positif yang di tingkatkan untuk kesembuhannya.

Implementasi kedelapan pada pukul 17.20 WIB adalah mengontrak waktu untuk

intervensi selanjutnya, dengan respon : Keluarga dan klien menyetujui kontrak

waktu yang dibuat oleh peneliti.

Pada implementasi kunjungan keempat yang dilaksanakan pada tanggal 5

juli 2022 dengan 7 implementasi dari 7 intervensi yang dimulai pada pukul 16.00

WIB adalah melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital, dengan respon : TTV :

TD : 170/100 mmHg, N : 87 x/menit, S : 36,5 C, P : 21 x/menit. Implementasi

kedua pada pukul 16.10 WIB adalah melakukan pemeriksaan asam urat, dengan

respon : Klien bersedia nilai asam urat 10,1 mg/dL. Implementasi ketiga pada

pukul 16.20 WIB adalah mengajarkan cara pemeliharaan kesehatan dengan respon

: klien kooperatif dan mendengarkan penjelasan dari peneliti. Implementasi

keempat pada pukul 16.30 WIB adalah menjelaskan faktor risiko yang dapat

mempengaruhi kesehatan, dengan respon : klien kooperatif mendengarkan


penjelasan yang telah di jelaskan oleh peneliti tentang faktor resiko yang dapat

mempengaruhi kesehatannya. Implementasi kelima pada pukul 16.40 WIB adalah

mengidentifikasi perilaku upaya kesehatan yang dapat di tingkatan, dengan respon

: Klien melakukan upaya kesehatannya dengan cara mengurangi mengkonsumsi

kacang-kacangan yang dapat meningkatkan nilai asam urat. Implementasi keenam

pada pukul 17.00 WIB adalah mengajarkan kompres hangat untuk mengurangi

rasa nyeri pada persendian, dengan respon : Klien kooperatif. Implementasi

ketujuh pada pukul 17.20 WIB adalah mengontrak waktu untuk intervensi

selanjutnya, dengan respon : Keluarga dan klien menyetujui kontrak waktu yang

dibuat oleh peneliti.

Pada implementasi kunjungan kelima yang dilaksanakan pada tanggal 6

juli 2022 dengan 8 implementasi dan 8 intervensi yang dimulai pada pukul 14.30

WIB adalah Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital, dengan respon : TTV : TD

: 170/100 mmHg, N : 87 x/menit, S : 36,5 C, P : 21 x/menit. Implementasi kedua

pada pukul 15.00 WIB adalah melakukan pemeriksaan asam urat, dengan respon :

Klien bersedia nilai asam urat 11,8 mg/dL. Implementasi ketiga pada pukul 15.10

WIB adalah mengedukasi tentang penyakit asam urat, dan penyakit hipertensi,

dengan respon : Klien kooperatif dan mendengarkan apa yang telah di jelaskan

oleh peneliti. Implementasi keempat pada pukul 15.30 WIB adalah menjelaskan

penanganan masalah kesehatan, dengan respon : Klien kooperatif dan

mendengarkan penjelasan penanganan masalah kesehatannya jika kambuh

penyakitnya segeralah bawa ke pustu atau puskesmas terdekat. Implementasi

kelima pada pukul 15.40 WIB adalah menganjurkan menggunakan fasilitas

kesehatan, dengan respon : Klien mendengarkan anjuran jika sakit atau


penyakitnya kambuh klien dan keluarga akan segera membawanya ke fasilitas

kesehatan. Implementasi keenam pada pukul 15.50 WIB adalah menganjurkan

program kesehatan dalam kehidupan sehari-hari, dengan respon : Klien dan

keluarga akan rutin melakukan program kesehatan misalnya seperti cek asam urat

dan menghindari makanan yang akan meningkatkan nilai asam urat. Implementasi

ketujuh pada pukul 16.00 WIB adalah menganjurkan klien untuk berpuasa dari

jam 21.00-07.00 WIB, dengan respon : Klien kooperatif , dan dilakukan

pengecekan nilai asam urat puasa. Implementasi kedelapan pada pukul 16.20 WIB

adalah mengontrak waktu untuk intervensi selanjutnya, dengan respon : Keluarga

dan klien menyetujui kontrak waktu yang dibuat oleh peneliti.

Implementasi kunjungan keenam yang dilaksanakan pada tanggal 7 juli

2022 dengan 5 implementasi dari 5 intervensi yang dimulai pada pukul 07.00

WIB adalah melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital, dengan respon : TTV :

TD : 160/90 mmHg, N : 88 x/menit, S : 36,5 C, P : 20 x/menit. Implementasi

kedua pada pukul 07.10 WIB adalah melakukan pemeriksaan asam urat puasa,

dengan respon : Klien bersedia , dan dilakukan pemeriksaan nilai asam urat puasa

pada pukul 07.00 WIB oleh peneliti dan di dapatkan nilai asam urat : 9,1 mg/dL.

Implementasi ketiga pada pukul 07.30 WIB adalahmengiformasikan sumber yang

tepat yang tersedia di masyarakat, dengan espon : Klien mendengarkan informasi

yang tepat. Implementasi keempat pada pukul 07.40 WIB adalah memberikan

pujian dan dukungan terhadap usaha positif pencapaiannya, dengan respon : Klien

lebih bersemangat meningkatkan kesehatannya setelah di berikan pujian dan

dukungan oleh peneliti. Implementasi kelima pada pukul 07.50 WIB adalah
mengontrak waktu untuk intervensi selanjutnya, dengan respon : Keluarga dan

klien menyetujui kontrak waktu yang dibuat oleh peneliti.

Pada implementasi kunjungan ketujuh yang dilaksanakan pada tanggal 8

juli 2022 dengan 6 implementasi dari 6 intervensi yang dimulai pada pukul 16.00

WIB adalah melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital, dengsn respon : TTV :

TD : 160/90 mmHg, N : 88 x/menit, S : 36,0 C, P : 21 x/menit. Implementasi

kedua pada pukul 16.10 WIB adalah melakukan pemeriksaan asam urat, dengan

respon : Klien bersedia nilai asam urat 9,0 mg/dL. Implementasi ketiga pada

pukul 16.30 WIB adalah memberikan menu diit untuk penderita asam urat,

dengan respon : Klien dan keluarga menerima menu diet yang di berikan oleh

peneliti kemudian di baca oleh klien dan keluarga. Implementasi keempat pada

pukul 16.40 WIB adalah memberikan motivasi kepada klien, dengan respon :

Klien dan keluarga lebih bersemangat lagi dalam meningkatkan upaya

kesehatandan melawan penyakitnya. Implementasi kelima pada pukul 16.50 WIB

adalah memeriksa tanda-tanda vital keluarga, dengan respon : Keluarga bersedia

di periksa.

Pelaksanaan atau implementasi menurut (Padila, 2012) adalah serangkaian

tindakan perawat pada keluarga berdasarkan perencanaan sebelumnya.tindakan

perawatan terhadap keluarga mencakup dapat berupa menstimulasi kesadaran atau

penerimaan keluarga mengenal masalah dan kebutuhan kesehatan, Menstimulasi

keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, memberikan kepercayaan

diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit, memotivasi keluarga untuk

memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada.


Menurut opini peneliti, pada implementasi kunjungan pertama sampai

terkhir berjalan sesuai intervensi, karena terdapat perubahan perilaku pada

keluarga Tn. S, dimana keluarga mampu menjalankan perilaku adaptif, keluarga

mampu menunjukkan pemahaman perilaku sehat, keluarga mampu menjalankan

periaku sehat, keluarga mampu mencari bantuan, keluarga mampu menunjukkan

minat meningkatkan perilaku sehat, sehingga terdapat perubahan yang dapat

mendukung kesejahteraan anggota keluarga.

4.2.5 Pembahasan : Evaluasi Keperawatan

Pada evaluasi kunjungan pertama pada tanggal 28 juni 2022 masalah

teratasi sebagian, dari 7 implementasi peneliti mengambil 7 implementasi dan

telah dilakukan pada keluarga Tn. S Pada hari pertama hasil evaluasi sebagai

berikut Subjektif : Klien mengatakan mengatakan tidak tau penyebab dari

timbulnya penyakit Gout Arthritis, Klien mengatakan tidak tau dampak dari

penyakit jika tidak diobati, Keluarga mengatakan hanya membawa anggota

keluarganya yang sakit saat penyakit yang di deritanya parah saja, Klien

mengatakan masih mengkonsumsi makanan tinggi purin. Objektif : Klien tampak

kebingungan saat di tanyakan mengenai gout arthritis atau asam urat, Klien

menerima perawat dengan baik, Klien tampak menandatangani lembar

persetujuan (Inform Consent), TD : 180/100 mmHg, N : 88 x/menit, S : 36,5 C,

Nilai asam urat klien 10,6 mg/dL. Dari 5 tujuan khusus asuhan keperawatan

keluarga dirasa semua belum tercapai, maka peneliti perlu melanjutkan intervensi.

Pada evaluasi hari kedua pada tanggal 30 juni 2022 masalah teratasi

sebagian dari 6 implementasi yang kami lakukan dirasa belum dapat teratasi

secara sempurna pada keluarga Tn. S. Pada hari kedua hasil evaluasi sebagai
berikut Subjektif : Keluarga mengatakan Tn.S masih mengkonsumsi kacang-

kacangan, Klien mengatakan jika penyakitnya kambuh hanya beristirahat saja,

Klien mengatakan tidak meminum obat, Objektif : Klien tampak menahan nyeri

sendi, Klien tampak kebingungan mengenai penyakit yang di deritanya, Klien

tidak membawanya periksa pada fasilitas kesehatan terdekat, Klien tampak lebih

mengerti saat di jelaskan tentang pelayanan kesehatan, Klien bersedia untuk

berobat ke pelayanan kesehatan, TD : 170/100 mmHg, N : 86 x/menit, S : 36,6 C,

Nilai asam urat klien 10,6 mg/dL. Dari 5 tujuan khusus dan kriteria hasil asuhan

keperawatan keluarga dirasa belum tercapai sepenuhnya, maka peneliti perlu

melanjutkan intervensi.

Pada evaluasi hari ketiga pada tanggal 4 juli 2022 masalah teratasi

sebagian dari 8 implementasi yang kami lakukan dirasa belum teratasi secara

sempurna pada keluarga Tn. S. Pada hari ketiga hasil evaluasi sebagai berikut ;

Subjektif :Klien mengatakan mengurangi mengkonsumsi kacang- kacangan, Klien

menanyakan penyebab dari gout arthritis, tanda dan gejala gout arthritis,

Objektif : Nilai asam urat klien menurun , Klien menerima dan memegang materi

yang di berikan oleh peneliti, Klien membaca materi dan mendengarkan

penjelasan yang di jelaskan oleh peneliti, Klien merespon dengan baik saat

peneliti memberikan penyuluhan, TD : 180/100 mmHg, N : 85 x/menit, S : 36,6

C, Nilai asam urat klien 10,4 mg/dL. Dari 5 tujuan khusus dan kriteria hasil

asuhan keperawatan keluarga ada 3 tujuan yang tercapai yaitu keluarga mampu

menunjukkan pemahaman perilaku sehat, keluarga mampu menjalankan perilaku

sehat, dan keluarga mampu menunjukkan minat meningkatkan perilaku

sehat.Sehingga peneliti perlu melanjutkan intervensi.


Pada evaluasi hari keempat pada tanggal 5 juli 2022 masalah teratasi

sebagian dari 7 implementasi yang kami lakukan dirasa belum dapat teratasi

secara sempurna pada keluarga Tn. S. Pada hari keempat hasil evaluasi sebagai

berikut ; Subjektif : Klien mengatakan membatasi dan mengurangi makanan yang

tidak boleh di konsumsi yang akan meningkatkan asam uratnya, Klien

mengatakan meminum obat alupurinol dan amlodipine 5 mg, Objektif : Klien

mengkonsumsi obat alupurinol dan amlodipine 5 mg, Nilai asam urat klien

tampak menurun, Klien merespon dan dengan baik saat di jelaskan faktor resiko

yang dapat mempengaruhi kesehatannya, Klien telah di berikan cara kompres

hangat untuk mengurangi rasa nyeri jika penyakitnya kambuh, TD : 170/100

mmHg, N : 87 x/menit, S : 36,5 C, Nilai asam urat klien 10,1 mg/dL. Dari 5

tujuan khusus dan kriteria hasil yang tercapai yaitu keluarga keluarga mampu

menunjukkan minat meningkatkan perilaku sehat.

Pada evaluasi hari kelima pada tanggal 6 juli 2022 masalah dapat teratasi

sebagian dari 8 implementasi yang kami lakukan dirasa dapat teratasi sebagian

pada keluarga Tn. S. Pada hari kelima hasil evaluasi sebagai berikut ;

Subjektif :Klien mengatakan mengkonsumsi jeroan, Keluarga dan klien

mengatakan jika sakit akan memeriksakan penyakitnya ke fasilitas kesehatan

terdekat, Klien dan keluarga mengatakan lebih memahami jika diberikan edukasi

tentang penyakitnya dan pelayanan kesehatan, Objektif :Nilai asam urat klien

tampak meningkat karena mengkonsumsi jeroan, Klien tampak lebih memahami

tentang penyakitnya, Klien akan memeriksakan penyakitnya ke fasilitas kesehatan

terdekat, TD : 170/100 mmHg, N : 87 x/menit, S : 36,5 C, Nilai asam urat klien

11,8 mg/dL. Masalah pada keluarga Tn. S belum dapat teratasi dilihat dari 5
tujuan khusus dan kriteria hasil keluarga belum mampu mencari bantuan sehingga

peneliti memutuskan untuk melanjutkan intervensi.

Pada evaluasi hari keenam pada tanggal 7 juli 2022 masalah dapat teratasi

sebagian dari 5 implementasi yang kami lakukan dirasa dapat teratasi sebagian

pada keluarga Tn. S. Pada hari kelima hasil evaluasi sebagai berikut ; Subjektif :

Klien mengatakan berpuasa, Klien mengatakan akan terus berusaha mengurangi

makanan tinggi purin, Keluarga mengatakan termotivasi untuk selalu menjalankan

perilaku hidup lebih sehat, Objektif : Nilai asam urat puasa klien 9,1 mg/dL, Klien

tampak lebih senang melihat asam uratnya menurun, Klien tampak bersemangat

saat di berikan pujian dan dukungan untuk lebih meningkatkan perilaku hidup

sehat, TD : 160/90 mmHg, N : 88 x/menit, S : 36,5 C. masalah pada keluarga Tn.

S belum dapat teratasi dilihat dari 5 tujuan khusus dan kriteria hasil keluarga

belum mampu mencapai sepenuhnya sehingga peneliti memutuskan untuk

melanjutkan intervensi.

Pada evaluasi hari ketujuh pada tanggal 8 juli 2022 masalah dapat teratasi

sebagian dari 6 implementasi yang kami lakukan dirasa dapat teratasi secara

sempurna pada keluarga Tn. S. Pada hari ketujuh hasil evaluasi sebagai berikut ;

Subjektif : Keluarga dan klien mengatakan tidak memasak makanan tinggi purin,

Klien mengatakan banyak mengkonsumsi air mineral , Klien mengatakan

mengkonsumsi minuman herbal seperti serai di rebus dan di minum airnya,

Objektif : Klien tampak menerima dan membaca menu diit asam urat dan

menempelnya di dapur, Benjolan pada pergelangan tangan masih belum

menghilang, Nilai asam urat klien menurun 9,0, Klien tampak akan meningkatkan

lagi perilaku hidup sehat, TD : 160/90 mmHg, N : 88x/menit, S : 36,0. Dilihat dari
5 tujuan khusus dan kriteria hasil keluarga telah mampu mencapai sepenuhnya

seperti keluarga mampu bekerja sama dengan layanan kesehatan dalam

menentukan perawatannya, sehingga peneliti memutuskan untuk menghentikan

intervensi.

Menurut teori Padila, 2012 Untuk mengevaluasi keberhasilan tindakan

maka selanjutnya dilakukan penilaian. Tindakan-tindakan keperawatan keluarga

mungkin saja tidak dapat dilakukan dalam satu kali kunjungan, untuk itu

dilakukan secara bertahap. Penilaian dilaksanakan dengan menggunakan

pendekatan SOAP (Subjektif, Objektif, Analisa, dan Planning)

Untuk menentukan berhasil atau tidaknya perawatan diberikan, mengacu

pada lima tujuan khusus dan lima kriteria hasil yang ada pada perencanaan sudah

tercapai sebagian setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 7 kali

kunjungan dalam 14 hari, maka dapat disimpulkan masalah keperawatan

pemeliharaan kesehatan tidak efektif pada keluarga Tn. S dapat teratasi sebagian,

karena selama perawatan keluarga Tn. S tampak gaya hidup lebih sehat, keluarga

dan klien setuju untuk belajar cara perawatan pada Tn. S tetapi benjolan pada

pergelangan tangan masih belum menghilang untuk itu peneliti mengahiri

kunjungan dan memberi saran agar tetap menjaga pola makan, rutin melakukan

aktifitas fisik, dan kontrol kesehatan secara rutin.


BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

5.1.1 Pengkajian Keperawatan

Dari hasil pengkajian peneliti, tidak semua data yang didapatkan dari klien

dan keluarga dapat ditemukan sesuai teori, karena hal tersebut disesuaikan dari

kondisi dan keadaan klien.

5.1.2 Diagnosa Keperawatan

Dalam perumusan diagnosa sasuai pada teori dan hasil pengkajian

sehingga diagnosa keperawatan yang sesuai dengan permasalahan Tn.S adalah

Gout Arthritis dengan Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif.

5.1.3 Intervensi Keperawatan

Dalam merencanakan tindakan keperawatan pada prinsipnya sesuai

dengan teori, namun ada penambahan 6 intervensi untuk menambah pengetahuan

keluarga tentang penyakit lainnya yang salah satunya adalah penyakit hipertensi,

sehingga intervensi yang baru ditambahkan melengkapi intervensi yang ada.

5.1.4 Implementasi Keperawatan

Dalam mengimplementasikan tindakan keperawatan pada Tn.S tidak

sesuai dengan teori karena ada 6 penambahan intervensi pada implementasi, hal

tersebut telah di sesuaikan dengan kondisi klien dan keluarga.

5.1.5 Evaluasi Keperawatan


Dalam mengevaluasi hasil Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif pada

masalah yang di alami klien dengan Gout Arthritis pada keluarga Tn.S pada kasus

nyata masalah dapat teratasi sebagian sesuai dengan tujuan khusus dan kriteria

hasil.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Klien

Klien diharapkan mempertahankan gaya hidup sehatnya, melakukan

pemeriksaan yang rutin, menghindari makanan yang memicu terjadinya

kekambuhan penyakit dan melakukan aktivitas fisik setiap hari.

5.2.2 Bagi Keluarga

Keluarga mampu mendapatkan tambahan wawasan pengetahuan mengenai

Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Tn. S Yang Mengalami Gout Arthritis

dengan Masalah Keperawatan Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif.

5.2.3 Bagi Puskesmas

Puskesmas diharapkan agar lebih meningkatkan manajemen kesehatan

dalam melakukan posyandu lansia, lebih banyak memberikan informasi kepada

setiap keluarga yang memiliki anggota keluarga yang terkena penyakit gout

arthritis.

5.2.4 Bagi Perawat

Perawat lebih aktif dalam melakukan kunjungan rumah untuk memberikan

edukasi dan informasi kepada klien Gout Arthritis dan keluarganya tentang

pentingnya mengontrol kesehatan secara rutin, pola dan jenis makanan yang
sehat.Sehingga dapat menyiapkan dan meningkatkan manajeman kesehatan lebih

baik.

5.2.5 Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti dengan masalah

keperawatan yang berbeda pada kasus Gout Arthritis dan melakukan asuhan

keperawatan keluarga dengan lebih optimal.


DAFTAR PUSTAKA

Anies.(2018). Penyakit Degeneratif. Yogyakarta: Ar-ruz Media.

Choi et al. (2015), Pathogenesis of Gout, American Collage of Physians, pp. 499-
516

Harnilawati.(2013). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga.Retrieved from


https://books.google.co.id/books?id=Ta3GAwAAQBAJ

Kholifah SN. (2016). Keperawatan Keluarga Dan Komunitas.Jakarta Selatan.

Kusumayanti Dewi. (2019). Diet Mencegah Dan Mengatasi Gangguan Asam


Urat. Jakarta: Perhimpunan Dokter Gizi Indonesia.

Niswa Salamung. (2021). Keperawatan Keluarga (Family Nursing). Retrieved


from https://books.google.co.id/books?id=1j9ZEAAAQBAJ

Nurarif Huda A. (2016). Asuhan Keperawatan Praktis Berdasarkan Penerapan


Diagnosa, Nanda, Nic, Noc dalam berbagai kasus.Mediaction. Jogjakarta

Padila. (2012). Buku Ajar : Keperawatan Keluarga dilengkapi aplikasi kasus


askep keluarga terapi herbal dan terapi mordalitas. Nuha Medika.
Jogjakarta

PPNI (2017) Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI). Jakarta DPPP


PPNI

PPNI (2018) Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI).Jakarta DPPP


PPNI

PPNI (2018) Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI). Jakarta DPPP PPNI

Wahyuni Tri. (2021). Buku Ajar Keperawatan Keluarga Dilengkapi Riset &
Praktik. Retrieved from https://books.google.co.id/books?id=fUY-
EAAAQBAJ
Lampiran 1 . Jadwal Kegiatan
REALISASI KEGIATAN PENELITIAN
TAHUN 2021/2022

URAIAN Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November
KEGIATAN 2022 2022 2022 2022 2022 2022 2022 2022 2022 2022 2022

Konsultasi judul/
ACC

Pengambilan
Informasi Data

Bimbingan
Proposal KTI

Ujian Proposal KTI

Penelitian

Pengumpulan Data
KTI

Bimbingan Dan
Konsultasi KTI

Sidang KTI

Revisi
Lampiran 2. Kegiatan Asuhan Keperawatan
REALISASI KEGIATAN KUNJUNGAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA YANG MENGALAMI GOUT
ARTHRITIS DENGAN MASALAH KEPERAWATAN PEMELIHARAAN KESEHATAN TIDAK EFEKTIF DI RT 014 RW 006
DESA TEGALAMPEL KECAMATAN TEGALAMPEL KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN 2022
NO RENCANA TINDANDAKAN KUNJUNAGAN
H1 H2 H3 H4 H5 H6 H7 H8 H9 H10 H11 H12 H13 H14
1. Edukasi kesehatan

1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

2. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan

3. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan

4. Berikan kesempatan untuk bertanya

5. Jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan

2. Promosi perilaku upaya kesehatan

1. Identifikasi perilaku upaya kesehatan yang dapat


ditingkatkan
2. Berikan lingkungan yang mendukung kesehatan

3. Orientasi pelayanan kesehatan yang dapat dimanfaatkan

4. Anjurkan makan sayur dan buah setiap hari

5. Anjurkan melakukan aktivitas fisik setiap hari


3. Edukasi Perilaku Upaya Kesehatan

1. Berikan pujian dan dukungan terhadap usaha positif dan


pencapaiannya
2. Jelaskan penanganan masalah kesehatan
3. Informasikan sumber yang tepat yang tersedia di masyarakat

4. Anjurkan menggunakan fasilitas kesehatan

5. Ajarkan program kesehatan dalam kehidupan sehari-hari

6. Ajarkan cara pemeliharaan kesehatan

4. intervensi tambahan

1. Jelaskan maksud dan tujuan perawat melakukan asuhan


keperawatan pada keluarga selama 7 kali kunjungan
2. Periksa tanda-tanda vital

3. Melakukan pemeriksaan asam urat

4. Ajarkan kompres hangat untuk mengurangi rasa nyeri pada


persendian
5. Berikan menu diit untuk penderita asam urat

6. Berikan motivasi kepada klien dan menagjurkan berpuasa


Lampiran 3. Informed Consent Keluarga

PENJELASAN PENELITIAN

BAGI KLIEN DAN KELUARGA

Judul Penelitian

Asuhan keperawatan pada Keluarga yang Mengalami Gout Arthritis

dengan Masalah Keperawatan Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif Di RT 014

RW 006 Desa Tegalampel Kecamatan Tegalampel Kabupaten Bondowoso Tahun

2022.

Tujuan Penelitian

Melaksanakan Asuhan keperawatan pada Keluarga yang Mengalami

Mengalami Gout Arthritis dengan Masalah Keperawatan Pemeliharaan Kesehatan

Tidak Efektif Di RT 014 RW 006 Desa Tegalampel Kecamatan Tegalampel

Kabupaten Bondowoso Tahun 2022.

Perlakuan yang diterapkan pada klien dan keluarga

Pada studi kasus ini dilakukan Asuhan keperawatan pada Keluarga yang

Mengalami Gout Arthritis dengan Masalah Keperawatan Pemeliharaan Kesehatan

Tidak Efektif Di RT 014 RW 006 Desa Tegalampel Kecamatan Tegalampel

Kabupaten Bondowoso Tahun 2022.

Hak Untuk Mengundurkan Diri

Keikutsertaan klien dan keluarga dalam penelitian ini bersifat

sukarela.Klien dan kelurga berhak mengundurkan diri kapanpun, tanpa

menimbulakan konsekuensi yang merugikan.


Adaya Insentif Untuk Klien Dan Keluarga

Oleh karena keikutsertaan klien dan keluarga bersifat sukarela, tidak ada

insentif berupa yang akan diberikan. Tetapi klien dan keluarga berhak

mendapatkan informasi atau konsultasi kesehatan terkait penyakit yang diderita.

Data pribadi dan pengisian kuesioner akan dijamin kerahasiaaannya. Jika

terdapat pertanyaan tentang penelitian ini dan bila masih memerlukan penjelasan,

anda dapat menghubungi peneliti (Revita Tiara Sari) dengan telepon (0896-1053-

3095).
Lampiran 4. Informed Consent
Lampiran 5. Format Asuhan Keperawatan Keluarga

U N I V E R S I T A S B O N D O W O S O
PROGRAM STUDI DIIIKEPERAWATAN
Jalan Dipenogoro No.247
Tlp/Fax(0332)433015Bondowoso

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA


Nama Puskesmas No. Register

Nama Perawat Tanggal Pengkajian


DATA KELUARGA
Nama Kepala Bahasa sehari-hari
Keluarga

Alamat Rumah Yankes terdekat, Jarak


&Telp

Pekerjaan Alat transportasi

Agama &Suku Status Kelas Sosial

DATA ANGGOTA KELUARGA

N Nama Hub U J S Pendidi Pekerj Status TTV Status


o dgn si K u kantera aanSa Gizi (TD, N, Imuni
KK a k khir atIni (TB, BB, S, P) sasi
u BMI) Dasar
TD: TD:
BB: N:
BMI S:
P:
TD: TD:
BB: N:
BMI S:
P:
TD: TD:
BB: N:
BMI S:
P:
TD: TD:
BB: N:
BMI S:
P:
TD: TD:
BB: N:
BMI S:
P:
LANJUTAN

Status Kesehatan RiwayatPenyakit/


No Nama Alat Bantu/ Protesa
Saatini Alergi

B. TAHAP DAN RIWAYAT PERKEMBANGAN KELUARGA

Tahap Perkembangan Keluarga Saat ini

Tugas Keluarga :

Dapat Dijalankan Tidak Dapat Dijalankan

Bila Tidak Dijalankan, Sebutkan : ..........................................................

C. STRUKTUR KELUARGA

Pola Komunikasi :

Baik Disfungsional

Peran Keluarga :

Tidak Ada Masalah Ada Masalah

Nilai/Norma Keluarga:

Tidak Ada Konflik Nilai Ada Konflik

Pengambilan Keputusan ...............................................................................

D. FUNGSI KELUARGA
Fungsi Afektif :

Berfungsi Tidak Berfungsi

Fungsi Sosial :

Berfungsi Tidak Berfungsi

Fungsi Ekonomi :

Berfungsi Tidak Berfungsi

E. POLA KOPING KELUARGA

Mekanisme Koping

Efektif Tidak Efektif

Stressor yang dihadapi keluarga ....................................................................

DATA PENUNJANG KELUARGA


Rumah dan Sanitasi Lingkungan PHBS Di Rumah Tangga
ÿ Kondisi Rumah ÿ Jika ada ibunifas, Persalinan ditolong oleh
Type rumah : permanen/Semi/Tidak tenaga kesehatan :
permanen* Ya/ Tidak*
………………………………………………… ………………………………………………
………………………………………………… ………………………………………………
ÿ Ventilasi : ÿ Jika ada bayi, Memberi ASI ekslusif :
Cukup/kurang* Ya/ Tidak*
………………………………………………… ………………………………………………
………………………………………………… ………………………………………………
ÿPencahayaanRumah : ÿJika ada balita, Menimbang balita tiap
Baik/ Tidak* bulan :
………………………………………………… Ya/ Tidak*
………………………………………………… ………………………………………………
ÿ Saluran Buang Limbah : ………………………………………………
Baik/cukup/kurang* ÿ Menggunakan air bersih untuk makan &
………………………………………………… minum:
………………………………………………… Ya/ Tidak*
ÿAir Bersih : ………………………………………………
Sehat/tidak * Sehat ………………………………………………
………………………………………………… ÿ Menggunakan air bersih untuk kebersihan
………………………………………………… diri:
ÿ Jamban Memenuhi Syarat : Ya/ Tidak*
Ya/tidak* ………………………………………………
………………………………………………… ………………………………………………
………………………………………………… ÿ Mencuci tangan dengan air bersih & sabun :
ÿ Tempat Sampah: Ya/ Tidak*
Ya/Tidak* ………………………………………………
………………………………………………… ………………………………………………
………………………………………………… ÿ Melakukan pembuangan sampah pada
ÿ Rasio Luas Bangunan Rumah dengan Jumlah tempatnya :
Anggota Keluarga (8m /orang)
2 Ya/ Tidak*
Ya/Tidak * ………………………………………………
………………………………………………… ………………………………………………
………………………………………………… ÿ Menjaga lingkungan rumah tampak bersih
Ya/tidak*
………………………………………………
………………………………………………
ÿ Mengkonsumsi lauk dan pauk tiap hari :
Ya/ Tidak*
………………………………………………
………………………………………………
ÿ Menggunakan jamban sehat :
Ya/ Tidak*
………………………………………………
………………………………………………
ÿ Memberantas jentik di rumah sekali
seminggu :
Ya/ Tidak*
………………………………………………
………………………………………………
ÿ Makan buah dan sayur setiap hari :
Ya/ Tidak*
………………………………………………
………………………………………………
ÿ Melakukan aktivitas fisik setiap hari :
Ya/ Tidak*
………………………………………………
………………………………………………
ÿTidak merokok di dalam rumah  :
Ya/ Tidak*
………………………………………………
………………………………………………
KEMAMPUAN KELUARGA MELAKUKAN TUGAS PEMELIHARAAN

KESEHATAN ANGGOTA KELUARGA

1. Adakah perhatian keluarga kepada anggotanya yang menderita sakit:


ÿ Ada , Tidak
Karena : ………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………..
2. Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yang dialami anggota dalam
keluarganya : ÿ Ya ÿ Tidak
Karena : ………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………..
3. Apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan yang dialami anggota dalam
keluarganya:
ÿ Ya ÿTidak
Karena : ………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………..
4. Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan yang dialami anggota
dalam keluarganya :
ÿ Ya ÿ Tidak
Karena : ………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………..
5. Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami anggota dalam
keluarganya bila tidak diobati/dirawat :
ÿ Ya ÿ Tidak
Karena : ………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………..
6. Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan yang dialami
anggota keluarganya:
a.Keluarga ÿ Tetangga, Kader ÿ Tenaga kesehatan
Yaitu :
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
7. Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami anggota dalam
keluarganya bila tidak diobati/dirawat :
ÿ Ya ÿ Tidak
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
8. Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan yang dialami
anggota keluarganya:
ÿ Keluarga ÿ Tetangga , Kader ÿ Tenaga kesehatan,
Yaitu :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
9. Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan yang dialami
yang dialami anggota keluarganya :
ÿ Ya ÿ Tidak
Jelaskan:
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
10. Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan masalah
kesehatan yang dialaminya:
ÿ Ya ÿ Tidak
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
11. Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang dialami
anggota keluarganya:
ÿ Ya ÿ Tidak
Jelaskan ………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………….
12. Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang mendukung
kesehatan anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan :
ÿ Ya ÿ Tidak
Jelaskan ………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………….
13. Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber di masyarakat untuk
mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya:
ÿ Ya ÿ Tidak
Jelaskan …………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………..
1. Keluarga Mandiri Tingkat Pertama (KM-I)
Kriteria :
a. Menerima petugas Perawatan Kesehatan Masyarakat.
b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan
rencana keperawatan.

2. Keluarga Mandiri Tingkat Dua (KM – II)


Kriteria :
a. Menerima petugas Perawatan Kesehatan Masyarakat.
b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan
rencana keperawatan.
c. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara benar.
d. Melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan.

3. Keluarga Mandiri Tingkat Tiga (KM – III)


Kriteria :
a. Menerima petugas Perawatan Kesehatan Masyarakat.
b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan
rencana keperawatan.
c. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara benar.
d. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif.
e. Melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan.
f. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif.

4. Keluarga Mandiri Tingkat Empat (KM – IV)


Kriteria:
a. Menerima petugas Perawatan Kesehatan Masyarakat.
b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan
rencana keperawatan.
c. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara benar.
d. Memanfaatkan fasilitas pelayanan sesuai anjuran.
e. Melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan.
f. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif.
g. Melaksanakan tindakan promotif secara aktif.

KEMANDIRIAN KELUARGA
Kriteria :
a. Menerima petugas puskesmas Kemandirian I : Jika memenuhi
b. Menerima yankes sesuai rencana kriteria 1&2
c. Menyatakan masalah kesehatan Kemandirian II : jika memenuhi
secara benar kriteria 1 s.d 5
d. Memanfaatkan faskes sesuai Kemandirian III : jika memenuhi
anjuran kriteria 1 s.d 6
e. Melaksanakan perawatan Kemandirian IV : Jika memenuhi
sederhana sesuai anjuran kriteria 1 s.d 7
f. Melaksanakan tindakan
pencegahan secara aktif
g. Melaksanakan tindakan promotif
secara aktif
Kategori :
Kemandirian I Kemandirian II

Kemandirian III Kemandirian IV

Contoh : Centang (kemandirian I) apabila keluarga memenuhi kreteria


1&2.
ANALISA DATA

NO DATA KEMUNGKINAN DIAGNOSA

PENYEBAB KEPERAWATAN
SCORING/PRIORITAS

DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA

Diagnosa Keperawatan : _____________________________ Tanggal/Hari : ____________________________________

KRITERIA SKOR BOBOT SCORING PEMBENARAN

Sifat Masalah
Skala :
Tidak / Kurang Sehat 3 1
Ancaman Kesehatan 2
Keadaan Sejahtera 1
Kemungkinan Masalah dapat di
ubah
Skala : 2 2
Mudah 1
Sebagian 0
Tidakdapat
Potensial Masalah untuk di
cegah
Skala : 3 1
Tinggi 2
Cukup 1
Rendah
Menonjolnya Masalah
Skala :
Masalah berat, harus segera di 2 1
tangani 1
Ada masalah tetapi tidak perlu 0
ditangani
Masalah tidak dirasakan
Jumlah Skor
INTERVENSI KEPERAWATAN

Hari/Tanggal : _________________________________

DiagnosaKeperawatan Tujuan Evaluasi


Intervensi
TUM TUK Kriteria Standar
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Hari/Tanggal : _________________________
No Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi
Lampiran 6. Surat Pengambilan Data
Lampiran 7. Surat Bakesbangpol
Lampiran 8. Surat Dinas Kesehatan
Lampiran 9. Data Penderita Gout Arthritis

Lampiran 10. Surat Ijin Pengambilan Data Dari Kampus Untuk Bakesbangpol
Lampiran 11. Surat Pengantar Dari Kampus Ke Puskesmas
Lampiran 12. Surat Permohonan Ijin Pengambilan Data Puskesmas
Lampiran 13. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
Lampiran 14. Satuan Acara Penyuluhan

SATUAN ACARA PENYULUHAN

GOUT ATHRITIS ( ASAM URAT )

TAHUN 2022/2023

Disusun Oleh :

REVITA TIARA SARI

NIM.19037140044

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BONDOWOSO

TAHUN 2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Gout Arthritis (Asam Urat)

Sasaran : Klien dan Keluarga

Pemberi Materi : Mahasiswa Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso

Tempat : RT 014 RW 006 Desa Tegalampel Kecamatan Tegalampel

Kabupaten Bondowoso

Hari/tanggal : 30 Juni 2022

Waktu : 15.00 - Selesai

I. Analisa Situasi

I.1 Peserta diskusi : Klien dan Keluarga

I.2 Ruang diskusi : Rumah Klien dan Keluarga

I.3 Pemberi materi : Mahasiswa DIII Keperawatan Univ. Bondowoso

II. Tujuan

II.1 Tujuan umum

Setelah melakukan penyuluhan, sasaran mampu mengetahui tentang Gout

Arthritis (Asam Urat).

II.2 Tujuan khusus

Setelah diberikan penyuluhan, klien dan keluarga mampu :

1. Menyebutkan pengertian Gout Arthritis (Asam Urat).

2. Menyebutkan etiologi Gout Arthritis (Asam Urat).

3. Menyebutkan tanda dan gejala Gout Arthritis (Asam Urat).


4. Menyebutkan faktor yang mempengaruhi terjadinya peningkatan Gout

Arthritis (Asam Urat).

5. Menyebutkan pencegahan Gout Arthritis (Asam Urat).

6. Menyebutkan Pengobatan Penyakit Gout Arthritis (Asam Urat).

III. Materi

1. Pengertian Gout Arthritis (Asam Urat).

2. Etiologi Gout Arthritis (Asam Urat).

3. Patofisiologi Gout Arthritis (Asam Urat).

4. Komplikasi Gout Arthritis (Asam Urat).

5. Manifestasi klinis Gout Arthritis (Asam Urat).

6. Faktor yang mempengaruhi terjadinya peningkatan Gout Arthritis (Asam

Urat).

7. Pencegahan Gout Arthritis (Asam Urat).

8. Pengobatan Penyakit Gout Arthritis (Asam Urat).

IV. Metode dan media

IV.1 Metode : Diskusi

IV.2 Media : Leaflet


V. Kegiatan diskusi

NO TOPIK WAKTU KEGIATAN DISKUSI KEGIATAN


PESERTA
1. Pembu 5 menit  Mengucapkan salam.  Menjawab salam.
kaan  Memperkenalkan diri.  Memperhatikan
 Menjelaskan tujuan dan
dari kegiatan mendengarkan.
penyuluhan.
 Menyebutkan materi
yang akan
disampaikan.
2. Pelaksa 15 menit Menjelaskan dan Memperhatikan,
naan menyampaikan materi. mendengarkan dan
menyimak materi
yang di berikan oleh
penyuluh.
3. Evalua 5 menit Menanyakan kepada klien Menjawab
si tentang materi yang telah pertanyaan.
disampaikan
4. Penutu 5 menit  Mengucapkan  Mendengarkan
p terimakasih atas waktu dan membalas
yang diluangkan, ucapan
perhatian serta peran terimakasih.
aktif klien selama  Menjawab salam.
mengikuti kegiatan
penyuluhan.
 Salam penutup.

VI. Kriteria evaluasi

a. Evaluasi struktur:

Klien dan Keluarga ikut dalam kegiatan penyuluhan. Penyelenggaraan

penyuluhan dilakukan di rumah klien dan keluarga.

b. Evaluasi proses :

Kliendan Keluarga antusias terhadap materi penyuluhan.

Klien dan Keluarga terlibat langsung dalam kegiatan penyuluhan (diskusi).


c. Evaluasi hasil :

Klien mengerti tentang hipertensi dan mampu menjelaskan ulang tentang :

1. Pengertian Gout Arthritis (Asam Urat).

2. Etiologi Gout Arthritis (Asam Urat).

3. Patofisiologi Gout Arthritis (Asam Urat).

4. Komplikasi Gout Arthritis (Asam Urat).

5. Manifestasi klinis Gout Arthritis (Asam Urat).

6. Faktor yang mempengaruhi terjadinya peningkatan Gout Arthritis

(Asam Urat).

7. Pencegahan Gout Arthritis (Asam Urat).

8. Pengobatan Penyakit Gout Arthritis (Asam Urat).

VII. Daftar pustaka

Anies.(2018). Penyakit Degeneratif. Yogyakarta: Ar-ruz Media.

Choi et al. (2015), Pathogenesis of Gout, American Collage of Physians, pp. 499-
516
Nurarif Huda A. (2016). Asuhan Keperawatan Praktis Berdasarkan Penerapan
Diagnosa, Nanda, Nic, Noc dalam berbagai kasus.Mediaction. Jogjakarta
MATERI PENYULUHAN

GOUT ARTHRITIS (ASAM URAT)

1. Pengertian Gout Arthritis (Asam Urat)

Gout arthritis adalah penyakit yang diakibatkan gangguan metabolisme purin

yang ditandai dengan hiperurikemi dan serangan sinovitis akut berulang ulang.

Penyakit ini paling sering menyerang pria usia pertengahan sampai usia lanjut dan

wanita pasca menopause (Nurarif AH,2016).

Gout arthritis adalah penyakit gangguan metabolisme purin dimana terjadi

produksi asam urat berlebih (Hiperurisemia) sehingga terjadi penumpukan asam

urat dalam tubuh secara berlebihan. Penumpukan asam urat akan menyebabkan

radang disertai pembengkakan sendi (biasanya lutut dan kaki). Adanya

peningkatan produksi asam urat sebagai sesuatu yang khas pada Gout arthritis

menyebabkan penyakit ini sering juga disebut sebagai Penyakit “Asam

urat”(Kusmayanti et al, 2019).

2. Etiologi Gout Arthritis (Asam Urat)

Gangguan metabolik dengan meningkatnya konsentrasi asam urat ini

ditimbulkan dari penimbuhan kristal di sendi oleh monosodium urat (MSU, gout)

dan kalsium Pirofosfat dihidrat, dan tahap yang lebih lanjut terjadi degenerasi

tulang rawan sendi. Klasifikasi gout arthritis dibagi 2, yaitu:

1. Gout arthritis primer

2. Gout arthritis Sekunder

Kadar asam urat normal pada pria berkisar 3,5 - 7 mg/dL, sedangkan pada

wanita 2,6 - 6 mg/dL. Serangan asam urat biasanya timbul secara mendadak/akut,

kebanyakan menyerang pada malam hari. Jika asam urat menyerang, sendi-sendi
yang terserang tampak merah, mengkilat, bengkak, kulit diatasnya terasa panas

disertai rasa nyeri yang sangat hebat, dan persendian sulit digerakan. Serangan

pertama asam urat pada umumnya berupa serangan akut yang terjadi pada pangkal

ibu jari kaki, dan seringkali hanya satu sendi yang diserang. Namun, gejala-gejala

tersebut dapat juga terjadi pada sendi lain seperti pada tumit, lutut, siku dan lain-

lain.

3. Patofisiologi Gout Arthritis

Menurut (Kusumayanti et al., 2019) Gout arthritis tergolong sebagai

penyakit yang terjadi akibat gangguan metabolisme purin. Gangguan tersebut

menyebabkan tingginya kadar asam urat darah yang selanjutnya mudah

mengkristal akibat metabolisme purin tak sempurna. Kurang lebih 20-30% gout

arthritis terjadi akibat kelainan sintesa purin dan sekitar 75% terjadi akibat

kelebihan produksi asam urat tetapi pengeluarannya tak sempurna. Pembentukan

kristal Monosodium Urat (MSU) memegang peranan penting pada proses awal

serangan gout arthritis. Kristalisasi asam urat sering terjadi pada persendian,

jaringan tulang rawan, tendon dan selaputnya serta ginjal. Pada tahap yang lebih

parah, timbunan kristal urat akan membentuk Tofus. Tofus merupakan benjolan

kecil berwarna pucat yang biasanya muncul pada daun telinga samping, mangkok

sendi lutut, bagian punggung lengan atau tendon belakang pergelangan kaki.

4. Komplikasi Gout Arthritis

Menurut Rotschild (2013), komplikasi gout arthritis meliputi infeksi

sekunder, batu ginjal dan fraktur pada sendi. Sitokin, kemokin, protease, dan

oksidan yang berperan dalam proses inflamasi akut juga berperan pada proses

inflamasi kronis sehingga menyebabkan sinovitis kronis, dekstruksi kartilago, dan


erosi tulang. Kristal monosodium urat dapat mengaktifkan kondrosit untuk

mengeluarkan , merangsang sintesis nitric oxide dan matriks metalloproteinase

yang nantinya menyebabkan dekstruksi kartilago. Kristal monosodium urat

mengaktivasi osteoblas sehingga mengeluarkan sitokin dan menurunkan fungsi

anabolic yang nantinya berkontribusi terhadap kerusakan artikular tulang (Choi et

al,2015).

5. Manifestasi Klinis Gout Arthritis

Menurut (Nurarif AH,2016) terdapat 4 stadium perjalanan klinis Gout

arthritis yang tidak di obati:

1. Stadium pertama adalah hiperurisemia asimtomatik. Pada stadium ini asam

urat serum laki-laki meningkat dan tanpa gejala selain dari peningkatan

asam urat serum.

2. Stadium kedua goutarthritis akut terjadi awitan mendadak pembengkakan

dan nyeri yang luar biasa, biasanya pada sendi ibu jari kaki dan sendi

metatarsofalangeal.

3. Stadium ketiga setelah serangan gout arthritis akut adalah tahap interkritis.

Tidak terdapat gejala gejala pada tahap ini, yang dapat berlangsung dari

beberapa bulan sampai tahun. Kebanyakan orang mengalami serangan

gout arthritisberulang dalam waktu kurang dari 1 tahun jika tidak di obati.

4. Stadium keempat adalah tahap Gout arthritis kronik, dengan timbunan

asam urat yang terus meluas selama beberapa tahun jika pengobatan tidak

dimulai. Peradangan kronik akibat kristal-kristal asam urat mengakibatkan

nyeri, sakit, dan kaku juga pembesaran dan penonjolan sendi bengkak.
6. Faktor yang mempengaruhi terjadinya Gout Arthritis (Asam Urat)

Menurut Khosam A. S. Harlinawati (2008) terjadinya gangguan asam urat

dipicu oleh beberapa hal. Berikut ini faktor risiko yang membuat seseorang

terserang asam urat.

1. Senyawa purin berlebih.

Purin merupakan senyawa yang akan diubah menjadi asam urat dalam

tubuh. Kadar asam urat meningkat karena asupan makanan tinggi purin. Jenis

makanan yang tinggi purin, misalnya jeroan, seafood, makanan kaleng, dan

kaldu daging.

2. Genetik

Adanya riwayat asam urat dalam keluarga membuat risiko terjadinya asam

urat menjadi semakin tinggi.

3. Konsumsi alkohol berlebih

Alkohol merupakan penghambat pengeluaran asam urat dari dalam tubuh.

4. Berat badan berlebih

Kondisi berat badan yang berlebih (gemuk) dapat menyebabkan asam urat.

Hal ini disebabkan lemak yang banyak terdapat pada tubuh orang gemuk

menghambat pengeluaran asam urat melalui urin.

5. Obat tertentu

Jenis obat tertentu yang dikonsumsi dalam jangka panjang ternyata dapat

meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh, seperti diuretik (peluruh air kencing)

dan aspirin (pencegah serangan jantung).


6. Gangguan fungsi ginjal

Asam urat dikeluarkan bersama urin melalui ginjal. Jika terjadi gangguan

pada ginjal, pengeluaran asam urat juga terganggu.

7. Usia

Penyakit asam urat lebih sering menyerang pria di atas 30 tahun. Hal ini

disebabkan pria mempunyai kandungan asam urat dalam darah lebih tinggi

dibanding wanita. Kandungan asam urat pada wanita baru meningkat selelah

menopause.

8. Penyakit degeneratif (hipertensi, jantung, diabetes mellitus)

Beberapa ahli menyatakan bahwa pada dasarnya asam urat bukan penyakit

pokok. Ia menjadi penyerta dari penyakit degeneratif. Jika kadar asam urat

tinggi, perlu dicurigai adanya penyakit degeneratif.

7. Pencegahan Gout Arthritis (Asam Urat)

1) Pembatasan purin : Hindari makanan yang mengandung purin yaitu :

Jeroan (jantung, hati, lidah ginjal, usus), Sarden, Kerang, Ikan herring,

Kacang-kacangan, Bayam, Udang, Daun melinjo.

2) Tinggi karbohidrat : Karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti dan

ubi sangat baik dikonsumsi oleh penderita gangguan asam urat karena

akan meningkatkan pengeluaran asam urat melalui urine.

3) Rendah protein : Protein terutama yang berasal dari hewan dapat

meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Sumber makanan yang

mengandung protein hewani dalam jumlah yang tinggi, misalnya hati,

ginjal, otak, paru dan limpa.


4) Rendah lemak : Lemak dapat menghambat ekskresi asam urat melalui

urin. Makanan yang digoreng, bersantan, serta margarine dan mentega

sebaiknya dihindari.

5) Tinggi cairan : Selain dari minuman, cairan bisa diperoleh melalui buah-

buahan segar yang mengandung banyak air. Buah-buahan yang disarankan

adalah semangka, melon, blewah, nanas, belimbing manis, dan jambu air.

Selain buah-buahan tersebut, buah-buahan yang lain juga boleh

dikonsumsi karena buah-buahan sangat sedikit mengandung purin. Buah-

buahan yang sebaiknya dihindari adalah alpukat dan durian, karena

keduanya mempunyai kandungan lemak yang tinggi.

6) Tanpa alkohol : Berdasarkan penelitian diketahui bahwa kadar asam urat

mereka yang mengonsumsi alkohol lebih tinggi dibandingkan mereka

yang tidak mengonsumsi alkohol. Hal ini adalah karena alkohol akan

meningkatkan asam laktat plasma. Asam laktat ini akan menghambat

pengeluaran asam urat dari tubuh.

7) Olahraga ringan : Olahraga yang teratur memperbaiki kondisi kekuatan

dan kelenturan sendi serta memperkecil risiko terjadinya kerusakan sendi

akibat radang sendi. Selain itu, olahraga memberi efek menghangatkan

tubuh sehingga mengurangi rasa sakit dan mencegah pengendapan asam

urat pada ujung-ujung tubuh yang dingin karena kurang pasokan darah.

Jalan kaki, bersepeda, dan joging bisa dijadikan alternatif olahraga untuk

mengatasi rematik dan asam urat. Selain itu, olahraga yang cukup dan

teratur memperkuat sirkulasi darah dalam tubuh.


8. Pengobatan Gout Arthirits (Asam Urat)

Terapi Non Farmakologi

Terapi non-farmakologi merupakan strategi esensial dalam penanganan gout

arthritis. Intervensi seperti istirahat yang cukup, penggunaan kompres dingin dan

hangat, modifikasi diet, mengurangi asupan alkohol dan menurunkan berat badan

pada pasien yang kelebihan berat badan terbukti efektif.

Terapi Farmakologi Obat yang menurunkan kadar asam urat serum

(allopurinol dan obat urikosurik seperti probenesid dan sulfinpirazon) tidak boleh

digunakan Pada serangan akut.


lampiran 15. Leaflet
Lampiran 16. Dokumentasi Kunjungan

DOKUMENTASI KUNJUNGAN

Kunjungan pertama pada tanggal 28 Juni 2022

Kunjungan Kedua pada tanggal 30 Juni 2022


Kunjungan Ketiga Pada Tangal 4 Juli 2022

Kunjungan Keempat Pada Tanggal 5 Juli 2022


Kunjungan Kelima Pada Tanggal 6 Juli 2022

Kunjungan Keenam Pada Tanggal 7 Juli 2022


Kunjungan Ketujuh Pada Tanggal 8 Juli 2022

Kunjungan Terakhir Foto Bersama

Anda mungkin juga menyukai