Anda di halaman 1dari 123

SKRIPSI

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN


KUNJUNGAN ANC DI WILAYAH PUSKESMAS
WONGSOREJO

Oleh :

Nama : Nurul Fitriyah

Nim : 202107T030

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI

BANYUWANGI

2022
PERNYATAAN TENTANG ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasi karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan kegiatan
plagiat dalam penulisan skripsi saya yang berjudul :

Hubungan Dukungan Suami dengan Kepatuhan Kunjungan ANC di Wilayah


Puskesmas Wongsorejo

Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya
akan menerima sanksi yang telah ditetapkan.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Banyuwangi, Desember 2022

Yang membuat pernyataan

Nurul Fitriyah
Nim: 202107T030

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul :

Hubungan Dukungan Suami dengan Kepatuhan Kunjungan ANC di


Wilayah Puskesmas Wongsorejo

Nurul fitriyah

Nim : 202107T030

Telah disetujui untuk diujikan

Pada Tanggal,………………

Oleh:

Pembimbing I

Renita Rizkya Danti, SST., M.Keb


NIDN : 0708119302

Pembimbing II

Ns. Yulifah Salistia Budi, M.Kep


NIDN: 0716078502

Mengetahui,

Ketua Program Studi Sarjana Kebidanan Profesi

Desi Trianita, SST.,M.Kes


NIDN : 0716128602

iii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

Skripsi dengan judul:

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN


KUNJUNGAN ANC DI WILAYAH PUSKESMAS WONGSOREJO

Diajukan oleh :

Nama : Nurul Fitriyah


NIM : 202107T030

Program Studi Sarjana Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Banyuwangi


Telah Diuji Dihadapan Tim Penguji
Pada Tanggal:……………………..

Penguji I : Desi Trianita, SST.,M.Kes (…………………….)


NIDN : 0716128602
Penguji II : Indah Kurniawati, S.ST,. M.Kes (…………………….)
NIDN : 0707048801

Penguji III : Ns. Yulifah Salistia Budi, M.Kep (…………………….)


NIDN: 0716078502

Mengetahui,
Ketua
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Banyuwangi

DR.H.Soekardjo

NUPN: 9907159603

iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK

KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini :

NAMA : NURUL FITRIYAH

NIM : 202107T030

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa hasil penelitian saya dengan judul:

Hubungan dukungan suami dengan kepatuhan kunjungan ANC terpadu di

Puskesmas Wongsorejo.

Bersedia dimuat dalam majalah atau jurnal ilmiah atas nama pembimbing dengan

tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti.

Banyuwangi, Desember 2022


Yang membuat pernyataan

Nurul Fitriyah
NIM. 202107T030

v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat

rahmat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Hubungan dukungan suami dengan kepatuhan kunjungan ANC di Wilayah Kerja

Puskesmas Wongsorejo”. Dalam skripsi ini dibahas mengenai dukungan suami

dalam kepatuhan kunjungn ANC. Adapun maksud dan tujuan dari penulisan

skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat untuk mengikuti sidang

skripsi, Program Studi Sarjana Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Banyuwangi.

Penyusun skripsi ini tidak pernah berdiri sendiri, untuk itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut serta membantu

proses hingga terwujudnya harapan dan tujuan penulis dengan baik, ucapan terima

kasih ini penulis sampaikan yang sebesar besarnya - kepada:

1. Bapak DR. H. Soekardjo. Selaku Ketua Sekolah Tinggi Kesehatan

Banyuwangi,

2. Ibu Desi Trianita, S.ST., M.Kes Selaku Ketua Program Studi Sarjana

Kebidanan Profesi,

3. Ibu Renita Rizkya Danti, SST., M.Keb Selaku Pembimbing I.

4. Ibu Ns. Yulifah Salistia Budi, S.Kep., M.Kep Selaku Pembimbing II.

5. Orang Tua dan Suami yang telah senantia memberikan dukungan dan

do’a.

6. Seluruh teman-teman yang telah banyak membantu penulis.

Penulis beranggapan bahwa skripsi ini merupakan karya terbaik yang

dapat penulis persembahkan. Tetapi penulis menyadari bahwa tidak tertutup

vi
kemungkinan didalamnya terdapat kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu kritik

dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga skripsi

ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada

umumnya.

Banyuwangi, Desember 2022


Penulis

Nurul Fitriyah
NIM. 202107T030

vii
ABSTRAK

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN


KUNJUNGAN ANC DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS WONGSOREJO

Oleh
Nurul Fitriyah
Program Studi Sarjana Kebidanan STIKes Banyuwangi
Email : arifrohman831@gmail.com

Angka kematian ibu di Indonesia mengalami peningkatan pada tahun 2020


hal ini disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya kurangnya kepatuhan ibu
hamil dalam pemeriksaan ANC di faskes/Puskesmas terdekat. Dari data
kementrian kesehatan Republik Indonesia Jumlah total kunjungan ANC di
Indonesia tidak memenuhi target sasaran yang ditetapkan yaitu kurang dari
capaian yaitu 93,3 % dari targer 100 %. Bisa disimpulkan bahwa masih banyak
ibu hamil diwilayah di Indonesia yang tidak patuh dalam melakukan kunjungan
ANC.
Metode penelitian ini dengan desain retrospektif. Jumlah sampel sebanyak
58 responden dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Variabel
bebas adalah Dukungan Suami. Variabel terikatnya adalah kepatuhan kunjungan
ANC. Instrumen yang digunakan adalah data kunjungan di dalam buku KIA ibu
hamil. Analisis data menggunakan uji statistic Wilcoxon.
Hasil penelitian didapatkan dari 58 responden yang memiliki dukungan
suami baik sebanyak 32 orang (55,2%). Kunjungan ANC patuh adalah sebanyak
27 ibu hamil (46,6%). Berdasarkan hasil uji statistic Wilcoxon diperoleh nilai
signifikansi 0,025, artinya ada hubungan yang signifikan Dukungan Suami
dengan kepatuhan kunjungan ANC di wilayah kerja Puskesmas Wongsorejo.
Disarankan bagi responden dapat memberikan informasi dan menambah
wawasan tentang pentingnya dukungan suami kepada ibu hamil dalam
pemeriksaan antenatal care (ANC). Dan memberikan pengetahuan untuk ibu
hamil lainnya agar melibatkan suami dalam melaksanankan kunjungan ANC.
Kata kunci : Dukungan Suami, Kunjungan ANC

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL DAN PRASYARAT GELAR...............................................i


PERNYATAAN TENTANG ORISINALITAS......................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI....................................................................iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS...............................................................................v
KATA PENGANTAR.............................................................................................vi
ABSTRAK............................................................................................................viii
DAFTAR ISI............................................................................................................ix
DAFTAR TABEL....................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................4
1.4 Manfaat Penelititan.....................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................7
2.1 Dukungan Suami.......................................................................................7
2.2 Kepatuhan dalam Kunjungan Antenatal Care ……….………………...14
2.3 Antenatal care (ANC) 18
2.4` Hubungan dukungan suami dengan kepatuhan ANC.............................35
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN...39
3.1 Kerangka Konseptual...........................................................................39
3.2 Hipotesis Penelitian..............................................................................39
BAB IV METODE PENELITIAN.....................................................................40
4.1 Jenis Penelitian......................................................................................40

ix
4.2 Desain Penelitian...................................................................................40
4.3 Populasi dan Sampel..............................................................................40
4.4 Lokasi dan Waktu Penelitian.................................................................42
4.5 Varibel penelitian..................................................................................43
4.6 Definisi Operasional..............................................................................44
4.7 Teknik dan Prosedur Pengumpulan data...............................................45
4.8 Teknik Pengolahan dan Analisis Data...................................................47
4.9 Kerangka Kerja......................................................................................50
4.10 Etika Penelitian......................................................................................50
BAB V HASIL PENELITIAN...............................................................................52
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian......................................................52
5.2 Hasil Penelitian......................................................................................55
BAB VI PEMBAHASAN......................................................................................61
6.1 Dukungan Suami di Wilayah Kerja Puskesmas Wongsorejo................61
6.2 Kepatuhan Kunjungan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas
Wongsorejo............................................................................................62
6.3 Hubungan Dukungan Suami dengan Kepatuhan Kunjungan ANC di
Wilayah Kerja Puskesmas Wongsorejo.................................................63
6.4 Keterbatasan Penelitian.........................................................................65
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan............................................................................................66
7.2 Saran......................................................................................................66
DAFTAR PUSTAKA

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel Palpasi Abdomen Dan Teknik Leopold I-IV.......................34


Tabel 4.1 Tabel Definisi Operasional...........................................................44
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Ibu Hamil......................................................................................55
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat
Pendidikan....................................................................................55
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Gravida.........................................................................................56
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Lama
Pernikahan....................................................................................57
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingal
Serumah dengan Suami/Tidak......................................................58
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Dukungan Suami..........................58
Table 5.7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kepatuhan Kunjungan ANC.........58
Table 5.8 Hubungan Dukungan Suami dengan Kepatuhan Kunjungan ANC....59

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Gambar Kerangka Konseptual.........................................................39


Gambar 4.1 Gambar Bagan skema kerangka kerja...............................................50

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Penelitian


Lampiran 2 Kuisioner
Lampiran 3 Lembar buku KIA observasi ANC
Lampiran 4 Format persetujuan menjadi responden
Lampiran 5 Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian
Lampiran 6 Dokumentasi Lembar Kosioner
Lampiran 7 Dokumentasi Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 8 Dokumentasi Lembar Kunjungan ANC Buku KIA
Lampiran 9 Hasil Tabulasi Data Responden

Lampiran 10 Hasil Uji Statistik Data Penelitian

Lampiran 11 Persetujuan Pengambilan Judul Skripsi

Lampiran 12 Permohonan Surat Pengantar Permohonan Data Awal di Puskesmas


Wongsorejo

Lampiran 13 Surat Jawaban dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi

Lampiran 14 Permohonan Data Awal

Lampiran 15 Persetujuan Pengambilan Data Penelitian


Lampiran 16 Surat Permohonan Surat Pengantar ke Puskesmas Wongsorejo
Lampiran 17 Surat Permohonan Ijin Penelitian di Puskesmas
Lampiran 18 Surat Jawaban Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Lampiran 19 Surat Jawaban Dari Puskesmas Wongsoejo
Lampiran 20 Kode Etik Penelitian
Lampiran 21 Lembar Konsul Penelitian

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Angka kematian ibu di Indonesia mengalami peningkatan pada

tahun 2020 hal ini disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya

kurangnya kepatuhan ibu hamil dalam pemeriksaan ANC di

faskes/Puskesmas terdekat. Ada beberapa hal yang membuat ibu hamil

tidak patuh dalam kunjungan ANC yaitu pengetahuan, pendidikan,

jarak tempat pelayanan, pendapatan keluarga, dukungan suami dan

dukungan keluarga1.

Dari data kementrian kesehatan Republik Indonesia Jumlah

total kunjungan ANC di Indonesia tidak memenuhi target sasaran yang

ditetapkan yaitu kurang dari capaian yaitu 93,3 % dari targer 100 %.

Bisa disimpulkan bahwa masih banyak ibu hamil diwilayah di

Indonesia yang tidak patuh dalam melakukan kunjungan ANC 2.

Jumlah kematian ibu secara global adalah 152 kematian per

100.000 kelahiran hidup, naik dari 151 kematian per 100.000 kelahiran

hidup pada tahun 20193. Jumlah cakupan Antenatal Care (ANC)

secara global pada tahun 2020 tidak mencapai target dimana jumlah

indikator ANC cakupan K1 adalah 93.9%. Jumlah AKI pada tahun

2020 menunjukkan 4.627 kematian di Indonesia 2. Sedangkan, jumlah

cakupan K4 sebesar 76.56%3.

1
Cakupan indikator ANC K1 di Indonesia pada tahun 2020 yaitu

93,3 %, cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil K4 cenderung

meningkat. Namun demikian penurunan terjadi pada tahun 2020

dibandingkan tahun 2019, yaitu dari 88,54% menjadi 84,6% 2.

Angka Kematian Ibu di Jawa Timur mengalami kenaikan

mencapai 89,81 per 100.000 kelahiran hidup4. Di Provinsi Jawa Timur

pada tahun 2020 adalah 97,70 %, dan cakupan kunjungan ibu hamil

(K4) di Jawa Timur sebesar 91.1% 4.

Kabupaten Banyuwangi tahun 2020 tercatat angka kematian ibu

(AKI) tercatat ada 13 kematian5. Cakupan indikator ANC Kabupaten

Banyuwangi pada tahun 2020 K1 adalah 93,72%, cakupan ibu hamil

K4 adalah 94.3 %5.

Angka kematian ibu (AKI) di wilayah kerja Puskesmas

Wongsorejo pada tahun 2021 tercatat ada 1 kematian 5. Data PWS KIA

(indikator kesehatan ibu) indikator antenatal care (ANC) di

Puskesmas Wongsorejo Cakupan K1 sejumlah 642 orang (100,63 %),

cakupan K4 ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Wongsorejo adalah

614 orang (96,24 %)

Dari data diatas diketahui terjadi penurunan angka kunjungan

dari Kunjungan K1 dan K4 yang mana seharusnya adalah jumlah

kunjungan K1 sama dengan jumlah kunjungan K4. Penurunan terjadi

tidak hanya pada tingkat lokal, tapi juga terjadi pada tingkat

internasional. Hal ini yang menyebabkan tidak tercapainya kunjungan

ANC. Dimana petugas kesehatan harus mampu untuk memotivasi ibu


hamil di wilayah kerjanya untuk bisa melakukan pemeriksaan ANC 2.

Salah satu bentuk untuk memotivasi Ibu hamil dalam

melakukan pemeriksaan ANC adalah dengan pendampingan/dukungan

suami. Suami adalah pasangan hidup istri (ayah dari anak-anak).

Suami mempunyai suatu tanggung jawab yang penuh dalam suatu

keluarga tersebut dan suami mempunyai peranan yang penting, yaitu

sangat dituntut bukan hanya sebagai pencari nafkah, tetapi juga

sebagai motivator dalam berbagai kebijakan yang akan di putuskan

termasuk merencanakan keluarga6. Suami berperan dalam mendukung

ibu melakukan kunjungan kehamilan. Hal lain yang dapat diamati

adalah bahwa tingkat kepatuhan ibu dalam memeriksakan

kehamilannya masih kurang24. Saat dilakukan wawancara ke beberapa

ibu hamil yang melakukan pemeriksaan ANC di puskesmas, mereka

beralasan tidak melakukan kunjungan ANC sebab tidak diantar oleh

suami yang mana rata-rata suami bekerja di siang hari.

Ibu yang tidak pernah melakukan pemeriksaan kehamilan

sangat berisiko diantaranya : riwayat penyakit yang diderita ibu tidak

terdeteksi secara dini, komplikasi kebidanan yang tidak diketahui,

riwayat kondisi janin yang tidak normal tidak dapat terdeteksi dini,

keterlambatan dalam pengambilan keputusan untuk melakukan

tindakan bila mungkin terjadi penyulit persalinan salah satunya seperti

perdarahan dan membutuhkan tranfusi darah maka harus dilakukan

pemeriksaan laborat terlebih dahulu untuk mengetahui golongan darah

ibu hamil, dibandingkan dengan ibu hamil yang sudah melakukan


pemeriksaan kehamilan dengan rutin maka persalinannya sudah di

rencanakan dengan kemungkinan penyulit yang akan terjadi25.

Dalam mengatasi masalah tersebut maka sebagai seorang suami

harus berperan aktif dalam memberikan dukungan serta motivasi agar

ibu hamil melakukan kunjungan kehamilan secara lengkap atau

Antenatal Care (ANC) di fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.

Adapun dukungan yang diberikan suami baik berupa pendampingan

ibu hamil saat melakukan kunjungan ANC atau dukungan secara

finansial, dan mengingatkan Ibu Hamil jika sudah waktunya

melakukan kunjungan ANC. Dukungan suami tersebut tentunya akan

membuat istri lebih semangat dan termotivasi untuk melakukan

kunjungan kehamilan atau Antenatal Care (ANC) 7.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis ingin melakukan

penelitian dengan judul “Hubungan Dukungan Suami dengan

Kepatuhan Kunjungan Antenatal care (ANC) di Wilayah Puskemas

Wongsorejo”.

1.2 Rumusan Masalah

Adakah Hubungan Dukungan Suami dengan kepatuhan

Kunjungan Antenatal care (ANC) di wilayah Puskemas Wongsorejo?

1.3Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan dukungan suami dengan

kepatuhan ibu hamil dalam melakukan antenatal care di

Wilayah Puskemas Wongsorejo.


1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi dukungan suami terhadap ANC di

wilayah Puskesmas Wongsorejo.

2. Mengidentifikasi kepatuhan ANC di wilayah Puskemas

Wongsorejo.

3. Menganalisis hubungan dukungan suami dengan

kepatuhan antenatal care (ANC) di wilayah Puskemas

Wongsorejo.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan muncul gagasan tentang

hubungan dukungan suami dengan kepatuhan kunjungan

antenatal care (ANC).

1.4.2 Praktis

1. Bagi Responden

Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat

memberikan informasi dan menambah wawasan tentang

pentingnya dukungan suami kepada ibu hamil dalam

pemeriksaan antenatal care (ANC).

2. Bagi Peneliti dan profesi Bidan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan,

pengetahuan, kebaharuan dan dapat menjadi sumber acuan

bagi peneliti dan bidan dalam meningkatkan dukungan


suami terhadap kepatuhan ANC.

3. Bagi Fasilitas Layanan Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan

dan wawasan bagi para Nakes di fasilitas layanan

kesehatan dalam meningkatkan dukungan suami terhadap

kepatuhan ANC.

4. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan menambah wawasan serta

pengetahuan masyarakat dalam pengaruh dukungan suami

terhadap kepatuhan ANC terpadu.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dukungan Suami

2.1.1 Definisi Dukungan Suami

Dukungan adalah suatu upaya yang diberikan kepada

seseorang baik itu moril maupun material untuk memotivasi orang

lain dalam melaksanakan suatu kegiatan 8. Kamus besar bahasa

Indonesia mengartikan bahwa suami adalah pria yg menjadi

pasangan hidup resmi seorang wanita (istri) yg telah menikah.

Suami adalah pasangan hidup istri (ayah dari anak-anak), suami

mempunyai suatu tanggung jawab yang penuh dalam suatu

keluarga tersebut dan suami mempunyai peranan yang penting,

dimana suami sangat dituntut bukan hanya sebagai pencari nafkah

akan tetapi suami sebagai motivator dalam berbagai kebijakan

yang akan di putuskan termasuk merencanakan keluarga9.

Dukungan suami adalah komunikasi verbal dan non-

verbal, saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan

oleh suami terhadap ibu hamil didalam lingkungan sosialnya10.

Dukungan suami merupakan suatu bentuk wujud dari sikap

perhatian dan kasih sayang. Dukungan dapat diberikan baik fisik

maupun psikis. Suami memiliki andil yang cukup besar dalam

menentukan status kesehatan ibu. Dukungan suami yang baik

dapat memberikan motivasi yang baik pada ibu untuk

7
memeriksakan kehamilannya26.

2.1.2 Fungsi Dukungan Suami

Friedman 2015 mengatakan bahwa suami memiliki beberapa

fungsi dukungan yaitu :

1. Dukungan Emosional

Dukungan emosional adalah tingkah laku yang berhubungan

dengan rasa tenang, senang, rasa memiliki, kasih sayang

pada anggota keluarga, baik pada anak maupun orang tua.

Dukungan emosional mencakup ungkapan empati,

kepedulian, dan perhatian terhadap orang yang

bersangkutan. Suami sebagai tempat yang aman dan damai

untuk istirahat dan pemulihan serta mambantu penguasaan

terhadap emosi. Aspek-aspek dari dukungan emosional

meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi,

adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan, dan

didengarkan.

2. Dukungan Informasional

Dukungan informasional adalah tingkah laku yang

berhubungan dengan pemberian informasi dan nasehat.

Dukungan informasional yaitu memberikan penjelasan

tentang situasi dan gejala sesuatu yang berhubungan dengan

masalah yang sedang dihadapi oleh individu. Dukungan ini

mencangkup; pemberian nasihat, saran, pengetahuan, dan

informasi serta petunjuk. Maka suami berfungsi sebagai


sebuah kolektor dan disiminator (penyebar) informasi

tentang dunia. Memberitahu saran dan sugesti, informasi

yang dapat digunakan mengungkapkan suatu masalah.

Manfaat dari dukungan ini ialah dapat menekan munculnya

suatu stressor karena informasi yang diberikan dapat

menyumbangkan aksi sugesti yang terkhusus pada individu.

Aspek-aspek dalam dukungan ini ialah nasehat, usulan,

kritik, saran, petunjuk dan pemberian informasi.

3. Dukungan Instrumental

Dukungan instrumental adalah dukungan yang bersifat nyata

dalam bentuk materi dan waktu yang bertujuan untuk

meringankan beban bagi individu yang membutuhkan orang

lain untuk memenuhinya. Suaminya harus mengetahui jika

istri dapat bergantung padanya jika istri memerlukan

bantuan. Bantuan mencangkup memberikan bantuan yang

nyata dan pelayanan yang diberikan secara langsung bisa

membantu seseorang yang membutuhkan. Bentuk dukungan

ini juga dapat berupa pemeriksaan kesehatan secara rutin

bagi ibu serta mengurangi atau menghindari perasaan cemas

dan stress.

4. Dukungan Penghargaan

Dukungan penghargaan yaitu dukungan yang terjadi lewat

ungkapan hormat atau penghargaan positif untuk orang lain,

dorongan maju atau persetujuan dengan gagasan atau


perasaan seseorang, dan perbandingan positif antara orang

tersebut dengan orang lain yang bertujuan meningkatkan

penghargaan diri orang tersebut. Suami bertindak sebagai

sebuah bimbingan umpan balik, membimbing, dan

menengahi pemecahan masalah, sebagai sumber dan

validator identitas anggota suami diantaranya memberikan

support, penghargaan, dan perhatian.

2.1.3 Sumber Dukungan Suami

Sumber-sumber dukungan banyak didapatkan seseorang

dari lingkungan dan sekitarnya, oleh karena itu perlu diketahui

seberapa banyak sumber dukungan suami ini efektif bagi individu

yang membutuhkanya27. Sumber dukungan suami merupakan

aspek yang penting untuk meningkatkan kesehatan reproduksi

maka perlu diketahui dan dipahami. Pengetahuan dan pemahaman,

individu akan tahu kepada siapa dan seberapa besar ia akan

mendapatkan dukungan suami dengan situasi dan keinginan yang

spesifik, sehingga dukungan tersebut dapat bermakna. Dukungan

suami ialah keberadaan, kesediaan, kepedulian dari orang-orang

yang dapat diandalkan, menghargai dan menyayangi kita10.

Dukungan suami mencangkup dua hal yaitu:

1. Jumlah sumber dukungan suami yang tersedia merupakan

persepsi individu terhadap sejumlah orang yang dapat

diandalkan saat individu membutuhkan bantuan (pendekatan

berdasarkan kuantitas);
2. Tingkat kepuasan akan dukungan suami yang diterima

berkaitan dengan persepsi seseorang bahwa kebutuhannya

akan terpenuhi (pendekatan berdasarkan kualitas).

2.1.4 Faktor-faktor yang Memengaruhi Dukungan Suami

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dukungan suami dapat

dijelaskan di bawah ini28 :

1. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan akan mempengaruhi wawasan

dan pengetahuan suami sebagai kepala rumah tangga

semakin rendah pengetahuan suami maka akses terhadap

informasi kesehatan istrinya akan berkurang sehingga suami

akan kesulitan mengambil keputusan secara cepat dan

efektif. Akhirnya pandangan baru yang perlu diperkenalkan

dan disosialisasikan kembali untuk memberdayakan kaum

suami berdasarkan pada pengertian bahwa suami

memainkan peranan yang sangat penting, terutama dalam

pengambilan keputusan berkenan dengan kesehatan

pasanganya.

2. Pendapatan

Pada masyarakat kebanyakan 75%-100%

pengahasilannya digunakan untuk membiayai keperluan

hidupnya bahkan banyak keluarga rendah yang setiap bulan

bersaldo rendah sehingga pada akhirnya ibu hamil tidak

diperiksakan ke pelayanan kesehatan karena tidak


mempunyai kemampuan unuk membiayai. Atas dasar faktor

tersebut diatas maka diprioritaskan kegiatan Gerakan Sayang

Ibu (GSI) ditingkat keluarga dalam pemberdayaan suami

tidak hanya terbatas pada kegiatan yang bersifat anjuran saja

seperti yang selama ini akan tetapi akan bersifat holistik.

Secara kongkrit dapat dikemukakan bahwa pemberdayaan

suami perlu dikaitkan dengan pemberdayaan ekonomi

keluarga sehingga kepala keluarga tidak mempunyai

alasan untuk tidak memperhatikan kesehatan karena

masalah finansial.

3. Budaya

Terdapat berbagai wilayah Indonesia terutama di

dalam masyarakat yang masih tradisional menganggap istri

adalah konco wingking, yang artinya bahwa kaum wanita

tidak sederajat dengan kaum pria, dan wanita hanyalah

bertugas untuk melayani kebutuhan dan keinginan suami

saja. Anggapan seperti ini mempengaruhi perlakuan suami

terhadap kesehatan reproduksi istri, misalnya kualitas dan

kuantitas makanan suami yang lebih baik, baik dibanding

istri maupun anak karena menganggap suamilah yang

mencari nafkah dan sebagai kepala rumah tangga sehingga

asupan zat gizi mikro untuk istri berkurang, suami tidak

empati dan peduli dengan keadaan ibu.


4. Status Perkawinan

Pasangan dengan status perkawinan yang tidak sah

akan berkurang bentuk dukunganya terhadap pasangannya,

dibanding dengan pasangan yang status perkawinan yang

sah.

5. Status Sosial Ekonomi

Suami yang mempunyai status sosial ekonomi yang

baik akan lebih mampu berperan dalam memberikan

dukungan pada istrinya. Dukungan suami merupakan salah

satu faktor yang turut berperan penting dalam menentukan

suatu kesehatan ibu. Dalam hal ini partisipasi laki-laki atau

suami terhadap kesehatan reproduksi dalam dekade terakhir

ini sudah mulai dipromosikan sebagai strategi baru yang

menjanjikan dalam meningkatkan kesehatan ibu. Keluarga,

terkhususnya suami, seringkali bertindak sebagai ‘gate

keeper’ bagi upaya pencarian dan penggunaan pelayanan

kesehatan bagi istri dan keluarganya. Sedangkan pemberian

dukungan oleh suami dipengaruhi oleh faktor internal dan

eksternal yang keduannya saling berhubungan 10.

2.1.5 Alat Ukur Dukungan Suami

Menurut11 bentuk kuesioner dukungan suami terdiri dari 25

pertanyaan dan terdiri dari 4 sub pertanyaan yaitu dukungan

informasional, dukungan penilaian, dukungan instrument dan

dukungan emosional.
Bentuk jawaban dari kuesioner ini adalah sebagai berikut :

Selalu : dukungan yang diberikan oleh suami setiap hari

dan selalu dilakukan dengan skor 5.

Sering : dukungan yang diberikan oleh suami lebih banyak

muncul tetapi pernah tidak muncul dengan skor

4.

Jarang : dukungan yang diberikan oleh suami pernah

muncul tetapi juga pernah tidak muncul

dengan skor 3.

Sangat Jarang : dukungan yang diberikan oleh suami hanya 1

kali skor 2.

Tidak pernah : dukungan yang diberikan suami tidak pernah

muncul dengan skor 1.

Penialaian untuk skor kuesioner ini adalah baik jika nilai

kuesiner > 86, cukup 43 – 86, dan kurang < 420.

2.2 Kepatuhan dalam Kunjungan Antenatal Care

2.2.1 Definisi kepatuhan

Pengertian kepatuhan dalam melakukan kunjungan antenatal

adalah ketaatan ibu hamil melaksanakan anjuran petugas kesehtan

untuk melakukan kunjungan ANC sesuai standar yang ditentukan

oleh pemerintah29. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

menyatakan indikator yang digunakan untuk menggambarkan ANC

adalah cakupan K1 dan K4 dengan tenaga kesehatan sesuai standar

dan waktu kunjungan yang telah ditetapkan. Kepatuhan dalam


Kunjungan ANC juga dapat dilihat di dalam buku KIA12.

Teori kepatuhan telah banyak diteliti pada ilmu-ilmu sosial

khususnya dibidang psikologis dan sosiologi yang lebih

menekankan pada pentingnya proses sosialisasi dalam

mempengaruhi perilaku. Kepatuhan seorang individu. Terdapat dua

perspektif dalam literatur sosiologi mengenai kepatuhan kepada

hukum, yang disebut instrumental dan normatif. Perspektif

instrumental mengasumsikan individu secara utuh didorong oleh

kepentingan pribadi dan tanggapan terhadap perubahan-perubahan

yang berhubungan dengan perilaku. Perspektif normative

berhubungan dengan apa yang orang anggap sebagai moral dan

berlawanan dengan kepentingan pribadi13.

2.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan

Faktor yang mempengaruhi kepatuhan adalah sebagai berikut14:

1. Motivasi klien untuk sembuh.

2. Tingkat perubahan gaya hidup yang dibutuhkan.

3. Persepsi keparahan masalah Kesehatan.

4. Nilai upaya mengurangi ancaman penyakit.

5. Kesulitan memahami dan melakukan perilaku khusus.

6. Tingkat gangguan penyakit atau rangkaian terapi.

7. Keyakinan bahwa terapi yang diprogramkan akan

membantu atau tidak membantu.

8. Kerumitan, efek samping yang diajukan.

9. Warisan budaya tertentu yang membuat kepatuhan


menjadi sulit dilakukan.

10. Tingkat kepuasan dan kualitas serta jenis hubungan

dengan penyediaan layanan Kesehatan.

Selain faktor diatas beberapa faktor lain yang mempengaruhi

kepatuhan diantaranya, yaitu15 :

1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan terjadi setelah

melakukan penginderaan suatu objek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar

yaitu didapat melalui mata dan telinga.

Pengetahuan diperoleh dari proses belajar yang dapat

membentuk keyakinan tertentu sehingga seseorang

berperilakuberdasarkan keyakinannya dan pengetahuan

berhubungan dengan kepatuhan karena pengetahuan

merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

perilaku.

2. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu kegiatan, usaha manusia

meningkatkan kepribadian atau proses perubahan perilaku

menuju kedewasaan dan penyempurnaan kehidupan manusia

dengan jalan membina dan mengembangkan potensi

kepribadianya, yang berupa rohani (cipta, rasa, karsa) dan

jasmani. Domain pendidikan dapat diukur dari:


a. Pengetahuan terhadap pendidikan yang diberikan

(knowledge).

b. Sikap atau tanggapan terhadap materi pendidikan yang

diberikan (atitude).

c. Praktek atau tindakan sehubungan dengan materi

pendidikan yang diberikan.

3. Akomodasi

Suatu usaha harus dilakukan untuk memahami ciri

kepribadian pasien yang dapat mempengaruhi kepatuhan.

Pasien yang mandiri harus dilibatkan secara aktif dalam

prodram pengobaan.

4. Modifikasi faktor lingkungan dan sosial

Membangun dukungan sosial dari keluarga dan

teman-teman sangat penting, kelompok pendukung dapat

dibentuk untuk membantu memahami kepatuhan terhadap

program pengobatan.

5. Perubahan model terapi

Program pengobatan dapat dibuat sesederhana

mungkin dan pasien terlibat aktif dalam pembuatan program

tersebut.

6. Meningkatkan interaksi profesional kesehatan dengan pasien

7. Suatu hal yang penting untuk memberikan umpan balik pada

pasien setelah memperoleh informasi diagnosis.

8. Usia
Usia adalah umur yang terhitung mulai saat dilahirkan

sampai saat akan berulang tahun. Semakin cukup umur,

tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih

matang dalam berpikir dan bekerja.

2.3 Antenatal care (ANC)

2.3.1 Definisi

Antenatal care adalah suatu pelayanan yang diberikan oleh

tenaga kesehatan profesional dan memiliki kompetensi yang terdiri

dari beberapa program untuk meningkatkan kesehatan umum ibu,

mendeteksi dini penyakit yang dialami ibu selama masa kehamilan,

mendeteksi dini komplikasi yang menyertai selama masa kehamilan,

mendeteksi risiko kehamilan30. Salah satu program antenatal care

adalah mempersiapkan proses persalinan menuju “well born baby

and well health mother”, mempersiapkan perawatan serta proses

laktasi bayi, dan membantu ibu pulih secara optimal hingga

berakhakhir masa nifas16.

2.3.2 Tujuan

Pelayanan antenatal care merupakan salah satu program dari

KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) yang dipercaya mampu menurukan

angka kesakitan dan kematian pada ibu dan anak. Selain itu, tujuan

lain dari ANC adalah mencegah, mendeteksi, dan mengatasi masalah

kesehatan selama masa kehamilan yang mampu memberikan dampak

buruk bagi ibu dan janin sehingga proses persalinan dapat berjalan
lancer16.

2.3.1 Tujuan umum:

Semua ibu hamil dapat memperoleh pelayanan

antenatal care yang komprehensif dan berkualitas sehingga

ibu hamil dapat menjalani kehamilan dan persalinan dengan

pengalaman yang bersifat positif serta melahirkan bayi yang

sehat dan berkualitas17.

Pengalaman yang bersifat positif ialah pengalaman yang

menyenangkan serta memberikan nilai tambah yang bermanfaat

bagi ibu hamil dalam menjalankan perannya sebagai perempuan,

istri dan ibu17.

2.3.2 Tujuan khusus:

a. Terlaksananya pelayanan antenatal, termasuk konseling, dan

gizi ibu hamil, konseling KB dan pemberian ASI.

b. Terlaksananya dukungan emosi dan psikososial sesuai dengan

keadaan ibu hamil pada setiap kontak dengan tenaga

kesehatan yang memiliki kompetensi klinis/kebidanan dan

interpersonal yang baik.

c. Setiap ibu hamil untuk mendapatkan pelayanan antenatal

minimal 4 kali selama masa kehamilan pada saat trimester

kesatu 1 kali, trimester kedua 1 kali, trimester ketiga 2 kali

dengan tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi

klinis/kebidanan.

d. Terlaksananya pemantauan tumbuh kembang janin.


e. Deteksi secara dini kelainan/penyakit/gangguan yang diderita

ibu hamil.

Tatalaksana terhadap kelainan, penyakit atau

gangguan pada ibu hamil sedini mungkin atau rujukan kasus

ke fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan sistem rujukan

yang ada17.

2.3.3 Sasaran

Pelayanan antenatal merupakan cara untuk monitoring dan

mendukung kesehatan ibu hamil normal dan medeteksi komplikasi.

Pelayanan antenatal penting untuk menjamin bahwa proses alamiah

dari kehamilan berjalan normal dan tetap demikian seterusnya.

Kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap

saat16.

2.3.4 Indikator

1. Kunjungan pertama (K1)

K1 adalah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan

yang memiliki kompetensi klinis/kebidanan dan interpersonal

yang baik, untuk mendapatkan pelayanan terpadu dan

komprehensif sesuai standar. Kontak pertama harus dilakukan

sedini mungkin pada trimester pertama, sebaiknya sebelum

minggu ke 8. Kontak pertama dapat dibagi menjadi K1 murni

dan K1 akses17.

K1 murni adalah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga


kesehatan pada kurun waktu trimester 1 kehamilan. Sedangkan

K1 akses adalah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga

kesehatan pada usia kehamilan berapapun. Ibu hamil seharusnya

melakukan K1 murni, sehingga apabila terdapat komplikasi atau

faktor risiko dapat ditemukan dan ditangani sedini mungkin17.

2. Kunjungan ke-4 (K4)

K4 adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang

memiliki kompetensi klinis/kebidanan untuk mendapatkan

pelayanan antenatal terpadu dan komprehensif sesuai standar

selama kehamilannya minimal 4 kali dengan pembagian waktu: 1

kali pada trimester pertama (0-12 minggu), 1 kali pada trimester

kedua (>12minggu -24 minggu), dan 2 kali pada trimester ketiga

(>24 minggu sampai dengan kelahiran). Kunjungan antenatal

bisa lebih dari 4 kali sesuai kebutuhan (jika ada keluhan,

penyakit atau gangguan kehamilan)17.

2.3.5 Konsep Pelayanan Antenatal

Dalam melakukan pelayanan antenatal, tenaga kesehatan

harus mampu melakukan deteksi dini masalah gizi, faktor risiko,

komplikasi kebidanan, gangguan jiwa, penyakit menular dan tidak

menular yang dialami oleh ibu hamil serta melakukan tata laksana

secara adekuat sehingga semua ibu hamil yang dilakukan Antenatal siap

untuk menjalani persalinannya dengan bersih dan aman terkendali17.

2.3.6 Faktor Resiko


1. Masalah yang mungkin dialami ibu hamil antara lain:
a. Masalah gizi: anemia, KEK, obesitas, kenaikan berat badan

tidak sesuai standar, faktor risiko: usia ibu ≤16 tahun, usia ibu

≥35 tahun, anak terkecil ≤2 tahun.

b. Hamil pertama ≥4 tahun, interval kehamilan >10 tahun,

persalinan ≥4 kali, gemeli/kehamilan ganda, kelainan letak dan

posisi janin, kelainan besar janin, riwayat obstetrik jelek

(keguguran/gagal kehamilan), komplikasi pada persalinan

yang lalu (riwayat vakum/forsep, perdarahan pasca persalinan

dan atau transfusi), riwayat bedah sesar, hipertensi, kehamilan

lebih dari 40 minggu.

c. Komplikasi kebidanan: ketuban pecah dini, perdarahan

pervaginam, hipertensi dalam kehamilan/pre

eklampsia/eklampsia, ancaman persalinan prematur, distosia,

plasenta previa, dll.

d. Penyakit tidak menular: hipertensi, diabetes mellitus, kelainan

jantung, ginjal, asma, kanker, epilepsi, dll.

e. Penyakit menular: HIV, sifilis, hepatitis B, tetanus

maternal, malaria, TB, demam berdarah, tifus abdominalis,

dll.

f. Masalah kesehatan jiwa: depresi, gangguan kecemasan,

psikosis, skizofrenia31.

2. Pelayanan antenatal adalah diberikan kepada semua ibu hamil

dengan cara:
a. Menyediakan kesempatan pengalaman positif bagi setiap ibu

hamil untuk mendapatkan pelayanan antenatal terpadu.

b. Melakukan pemeriksaan antenatal pada setiap kontak.

c. Memberikan konseling kesehatan dan gizi ibu hamil, termasuk

konseling KB dan pemberian ASI.

d. Memberikan dukungan emosi dan psikososial sesuai dengan

kebutuhan/keadaan ibu hamil serta membantu ibu hamil agar

tetap dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman

selama masa kehamilan dan menyusui.

e. Melakukan pemantauan tumbuh kembang janin.

f. Mendeteksi secara dini kelainan/penyakit/gangguan yang

diderita ibu hamil.

g. Melakukan tatalaksana terhadap kelainan/penyakit/gangguan

pada ibu hamil sedini mungkin atau melakukan rujukan kasus

ke fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan sistem rujukan.

h. Mempersiapkan persalinan yang bersih dan aman.

i. Melakukan rencana antisipasi dan persiapan dini untuk

melakukan rujukan jika terjadi penyulit/komplikasi pada

proses persalinan.

j. Melakukan tatalaksana kasus serta rujukan tepat waktu pada

kasus kegawatdaruratan maternal neonatal.

k. Melibatkan ibu hamil, suami dan keluarga dalam menjaga

kesehatan dan gizi ibu hamil, mempersiapkan persalinan dan


kesiagaan apabila terjadi komplikasi32.

3. Standar pelayanan antenatal ada enam, yaitu:

a. Identifikasi ibu hamil

b. Pemantauan dan pelayanan antenatal

c. Palpasi abdominal

d. Pengelolaan anemia pada kehamilan

e. Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan

f. Persiapan persalinan33.

2.3.7 Langkah Teknis Pelayanan Antenatal

1. Menyediakan kesempatan pengalaman positif bagi setiap

ibu hamil untuk mendapatkan pelayanan antenatal pada saat

dibutuhkan.

Pelayanan antenatal diberikan pada saat petugas kesehatan

kontak dengan ibu hamil. Kontak dalam hal ini didefinisikan

sebagai saat petugas kesehatan ibu hamil di fasilitas pelayanan

kesehatan maupun saat di dalam sebuah komunitas/lingkungan.

Kontak sebaiknya dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan

sehingga ibu hamil mendapatkan pelayanan yang berkualitas dan

komprehensif17.

2. Layanan ANC oleh dokter umum

Ibu hamil minimal 2x diperiksa oleh dokter, 1x pada trimester1

dan 1x pada trimester 3 17.

a. Kunjungan pada trimester 1


Pemeriksaan dokter pada kontak pertama ibu hamil di

trimester 1 bertujuan untuk skrining adanya faktor risiko atau

komplikasi. Apabila kondisi ibu hamil normal, kunjungan

antenatal dapat dilanjutkan oleh bidan. Namun bilamana ada

faktor risiko atau komplikasi maka pemeriksaan kehamilan

selanjutnya harus ke dokter atau dokter spesialis sesuai

dengan kompetensi dan wewenangnya34.

Pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter tetap

mengikuti pola anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan

penunjang, dan tindak lanjut:

1) Anamnesis dan Evaluasi Kesehatan.

a) Anamnesis: kondisi umum, data dasar, HPHT, siklus

haid, faktor risiko infeksi saluran reproduksi, dll.

b) Riwayat kesehatan ibu sekarang: hipertensi, jantung,

asma, TB, tiroid, HIV, IMS, hepatitis B, alergi, asma,

autoimun, diabetes, dll.

c) Skrining status imunisasi tetanus.

d) Riwayat perilaku berisiko 1 bulan sebelum hamil:

merokok, minum alcohol, minum obat-obatan, pola

makan berisiko, aktifitas fisik, pemakaian kosmetik,

dll.

e) Riwayat kehamilan dan persalinan sebelumnya

(termasuk keguguran, hamil kembar dan lahir mati).


f) Riwayat penyakit keluarga: hipertensi, diabetes, sesak

nafas, asma, jantung, TB, alergi, gangguan kejiwaan,

kelainan darah, Hepatitis B, HIV, dll.

2) Pemeriksaan Fisik Umum

a) Keadaan umum, kesadaran, konjungtiva, sklera, kulit,

leher, gigi mulut,

b) THT, jantung, paru, perut, ekstrimitas. Berat badan dan

tinggi badan.

c) Tanda vital : tekanan darah, nadi, suhu tubuh, frekuensi

nafas

3) Pemeriksaan Terkait Kehamilan

a) Lingkar lengan atas (LILA).

b) Pemeriksaan dan penentuan Indek Masa Tubuh (IMT)

sebelum hamil.

4) Pemeriksaan Penunjang Pada Kehamilan

a) Pemeriksaan laboratorium : tes kehamilan, kadar

hemoglobin darah, golongan darah, malaria di daerah

endemis,tes triple eliminasi (HIV, Sifilis dan

Hepatitis B), dan tes lainnya sesuai indikasi.

b) Pemeriksaan USG.

c) Pemeriksaan EKG atas indikasi.

Pada pemeriksaan pertama oleh dokter, maka dokter harus

menyimpulkan status kehamilannya (GPA), kehamilan

normal atau kehamilan berkomplikasi (sebutkan jenis


komplikasinya)35. Selain itu dokter harus memberikan

rekomendasi antara lain:

1) ANC dapat dilakukan di FKTP, atau.

2) Konsul ke dokter spesialis, atau

3) Rujuk ke FKRTL

Pada keadaan khusus misalnya wabah penyakit tertentu maka

dilakukan skrining awal sebelum melakukan pemeriksaan

lebih lanjut.

b. Kunjungan pada trimester 3

Pada kehamilan trimester 3, ibu hamil harus diperiksa

dokter minimal sekali (usia kehamilan 32-36 minggu).

Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi adanya

faktor risiko pada persalinan dan perencanaan persalinan.

Pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter tetap mengikuti pola

anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, dan

tindak lanjut:

1) Anamnesis dan evaluasi kesehatan ibu hamil


a)
Kondisi umum, keluhan
b)
Riwayat kesehatan ibu sekarang, status imunisasi tetanus
c)
Perencanaan persalinan (tempat persalinan, transportasi,

calon pendonor darah, pembiayaan, pendamping

persalinan, dll),
d)
Pilihan rencana kontrasepsi, dll.

2) Pemeriksaan fisik umum


a)
Keadaan umum, kesadaran, konjungtiva, sklera, kulit,

leher, gigi mulut, THT, jantung, paru, perut, ekstrimitas.


b)
Berat badan dan tinggi badan.
c)
Tanda vital : tekanan darah, nadi, suhu tubuh, frekuensi

nafas

3) Pemeriksaan terkait kehamilan: leopold

4) Pemeriksaan penunjang pada kehamilan:

a)
Pemeriksaan laboratorium: kadar hemoglobin darah,

dan pemeriksaan penunjang lain sesuai indikasi.

b)
Pemeriksaan USG.

5) Rencana konsultasi lanjut (ke bagian gizi, kebidanan,

anak, penyakit dalam, THT, neurologi, psikiatri, dll).

6) Konseling

3. Layanan ANC oleh tenaga kesehatan yang mempunyai

kompetensi klinis/kebidanan selain dokter

Apabila saat kunjungan antenatal dengan dokter tidak

ditemukan faktor risiko maupun komplikasi, kunjungan antenatal

selanjutnya dapat dilakukan ke tenaga kesehatan yang mempunyai

kompetensi klinis/kebidanan selain dokter. Kunjungan antenatal

yang dilakukan oleh tenaga kesehatan selain dokter adalah

kunjungan ke-2 di trimester 1, kunjungan ke-3 di trimester 2 dan

kunjungan ke-4 dan 6 di trimester 3. Tenaga kesehatan melakukan

pemeriksaan antenatal, konseling dan memberikan dukungan

sosial pada saat kontak dengan ibu hamil (Kemenkes RI, 2020).
Pemeriksaan antenatal dan konseling yang dilakukan adalah:

a. Anamnesis: kondisi umum, keluhan saat ini.

1) Kondisi umum, keluhan saat ini.

2) Tanda-tanda penting yang terkait masalah kehamilan:

mual/muntah, demam, sakit kepala, perdarahan, sesak

nafas, keputihan, dll

3) Gerakan janin.

4) Riwayat kekerasan terhadap perempuan (KtP) selama

kehamilan.

5) Riwayat kekerasan terhadap perempuan (KtP) selama

kehamilan.

6) Perencanaan persalinan (tempat persalinan, transportasi,

calon pendonor darah, pembiayaan, pendamping

persalinan, dll).

7) Pemantauan konsumsi tablet tambah darah.

8) Pola makan ibu hamil.

9) Pilihan rencana kontrasepsi, dll

b. Pemeriksaan fisik umum

1) Pemantauan berat badan, kenaikan normal selama 9 bulan

kehamilan antara 12-15 kg jika saat mulai kehamilan, ibu

berbobot antara 45-65 kg. sementara bagi kelompok ibu

yang berat badannya saat mulai hamil dibawah 45 kg atau

sangat kurus maka pertambahan berat badan yang


dianjurkan antara 12,5- 18 kg.

2) Pemantauan tanda vital : normal tekanan darah pada ibu

hamil adalah siastol 100-120 mmHg dan diastole 70-80

mmHg, nadi normal pada ibu hamil adalah 80-90 kali

permenit, suhu tubuh normal ibu hamil adalah 36.5-37.50c,

frekuensi nafas normal pada ibu hamil adalak 12-20 kali

permenit.

3) Pemantauan LiLA pada ibu hamil KEK, ukuran normal

LiLA pada > 23,5 cm apabila < 23,5 cm maka ibu hamil

dikatakan KEK.

c. Pemeriksaan terkait kehamilan

1) Pemeriksaan tinggi fundus uteri (TFU), tinggi fundus uteri

bertujuan untuk mengetahui usia kehamilan ibu dan berat

badan janin dengan cara mengukur dari atas pubis sampai

simpisis.

2) Pemeriksaan leopold.

3) Pemeriksaan denyut jantung janin.

d. Pemeriksaan penunjang: pemeriksaan hemoglobin darah pada

ibu hamil, hemoglobin normal pada ibu hamil adalah trimester 1:

11.6–13.9 gr/dl, trimester 2: 9.7–14.8 gr/dl, trimester 3: 9.5–

15.0 gr/dl, pemeriksaan glukoproeinuri.

e. Pemberian imunisasi Titanus Difteri sesuai hasil skrining.

f. Suplementasi tablet Fe 90 tablet selama masa kehamilan.

g. Komunikasi, informasi, edukasi dan konseling:


1) Perilaku hidup bersih dan sehat.

2) Tanda bahaya pada kehamilan adalah komplikasi yagn

terjadi selama kehamilan seperti preeklamsia, air ketuban

pecah dini, dll. Tanda bahaya selama persalinan adalah

perdarahan berlebih, persalinan lama, plasenta robek, dll. Tanda

bahay selama nifas adalah perdarahan berlebih saat nifas, demam,

dll.

3) Perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi

(P4K).

4) Peran suami dan keluarga dalam kehamilan dan

perencanaan persalinan.

5) Asupan gizi seimbang.

6) KB paska persalinan.

7) IMD dan pemberian ASI ekslusif.

8) Peningkatan kesehatan intelegensia pada kehamilan

(Brain Booster) bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan

janin dimulai sejak janin masih berusia 20 minggu salah

satuy caranya adalah dengan mendengarkan music klasik.

Demi meningkatkan intelegensia bayi yang akan

dilahirkan, ibu hamil dianjurkan memberikan stimulasi auditori

dan pemenuhan nutrisi pengungkitt otak (brain booster) secara

bersamaam pada periode kehamilan (Kemenkes RI, 2020).

Tenaga kesehatan harus melakukan pemantauan dan

evaluasi terhadap kondisi ibu hamil (menggunakan grafik


evaluasi kehamilan dan grafik peningkatan berat badan,

terlampir). Apabila hasil pemantauan dan evaluasi melewati garis

batas grafik, ibu hamil harus dikonsultasikan ke dokter

(Kemenkes RI, 2020).

Indikasi merujuk ke dokter dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

2.1 Riwayat kehamilan dahulu

1) Riwayat perdarahan pada kehamilan/persalinan/nifas.

2) Riwayat hipertensi pada kehamilan/nifas.

3) Riwayat IUFD/stillbirth.

4) Riwayat kehamilan kembar.

5) Riwayat keguguran > 3x berturut-turut.

6) Riwayat kehamilan sungsang/letak lintang/letak oblik.

7) Riwayat kematian janin/perinatal.

8) Riwayat persalinan dengan SC, dll.

2.2 Riwayat medis

1) Riwayat penyakit tidak menular (jantung, hipertensi,

diabetes mellitus, ginjal, alergi makanan/obat, autoimun,

talasemia/gangguan hematologi lain, epilepsi, dll).

2) Riwayat penyakit menular (HIV, Sifilis/IMS lainya,

Hepatitis B, TB, malaria, tifoid, dll).

3) Riwayat masalah kejiwaan, dll.

2.3 Riwayat kehamilan sekarang

1) Muntah berlebihan sampai tidak bisa makan dan

minum.
2) Perdarahan.

3) Nyeri perut hebat.

4) Pusing/sakit kepala berat.

5) Demam lebih dari 2 hari.

6) Keluar cairan berlebihan dan berbau dari vagina.

7) Batuk lama lebih dari 2 minggu atau kontak

erat/serumah dengan penderita tuberkolosis.

8) Gerakan janin berkurang atau tidak terasa (mulai

kehamilan 20 minggu).

9) Perubahan perilaku: gelisah, menarik diri, bicara

sendiri, tidak mau mandi.

10) Kekerasan fisik.

11)Gigi dan mulut: gigi berlubang, gusi mudah

berdarah, gusi bengkak,dll (Kemenkes RI, 2020).

Tabel 2.1 Palpasi Abdomen Dan Teknik Leopold I-IV

Teknik Waktu pengukuran Tujuan


Palpasi Abdomen Awal trimester 1 1. Meraba ada/tidak massa
intra abdomen.
2. Menentukan tinggi fundus
uteri
Leopold I Akhir Trimester 1 Menentukan tinggi fundus
uteri dan bagian janin yang
terletak di fundus uteri

Leopold II Trimester 2 dan 3 Menentukan bagian janin pada


sisi kiri dan kanan ibu
Leopold III Trimester 2 dan 3 Menentukan bagian janin
yang terletak di bagian bawah
uterus

Leopold IV Trimester 3 (Usia Menentukan berapa jauh


gestasi >36 minggu) masuknya janin ke pintu atas
panggul

2.4 Hubungan Dukungan Suami dengan Kepatuhan ANC

Dukungan suami adalah komunikasi verbal dan non-verbal, saran,

bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh suami terhadap

ibu hamil didalam lingkungan sosialnya10. Dukungan dapat diberikan baik

fisik maupun psikis. Suami memiliki andil yang cukup besar dalam

menentukan status kesehatan ibu. Dukungan suami yang baik dapat

memberikan motivasi yang baik ibu untuk memeriksakan kehamilannya.

Kepatuhan berasal dari kata “Patuh”. Menurut KBBI (Kamus Besar

Bahasa Indonesia), Patuh berarti suka menurut perintah, taat kepada

perintah atau aturan dan berdisiplin. Kepatuhan berarti bersifat patuh,


ketaatan, tunduk pada ajaran dan aturan. Kepatuhan adalah perilaku positif

penderita dalam mencapai tujuan terapi. Kepatuhan merupakan suatu bentuk

perilaku manusia yang taat pada aturan, perintah yang telah ditetapkan,

prosedur dan disiplin yang harus dijalankan. Kepatuhan dapat terjadi jika

individu melakukan sesuatu secara terus-menerus dan disiplin dilakukan

pada waktu yang telah ditentukan18.

kepatuhan dalam melakukan kunjungan antenatal adalah ketaatan ibu

hamil melaksanakan anjuran petugas kesehtan untuk melakukan kunjungan

ANC sesuai standar yang ditentukan oleh pemerintah. Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia menyatakan indikator yang digunakan untuk

menggambarkan ANC adalah cakupan K1 danK4 dengan tenaga kesehatan

sesuai standar dan waktu kunjungan yang telah ditetapkan17.

Pelayanan ANC terpadu merupakan suatu program yang

menjembatani pertemuan antara ibu hamil dengan petugas kesehatan,

sehingga pelayanan ini seharusnya dapat dilaksanakan secara berkualitas

dan sesuai dengan standar.

Dampak postif dan negatif dilakukan ANC dengan rutin :

1. Dampak positif jika ibu patuh melakukan kunjungan ANC

a. Ibu hamil dapat mengetahui cara perawatan selama hamil.

b. Deteksi dini bahaya kehamilan

c. Ibu hamil dapat mengetahui perkembangan janin.

d. Dapat menurunkan resiko bahaya pada saat persalinan dan nifas.

e. Ibu juga bisa mengetahui kelainan pada janin.

2. Dampak negatif jika ibu tidak patuh dalam kunjungan ANC


a. Ibu hamil kurang atau tidak mengetahui tentang cara perawatan

selama hamil yang benar.

b. Bahaya kehamilan secara dini tidak terdeteksi.

c. Anemia pada saat kehamilan yang dapat menyebabkan perdarahan

tidak terdeteksi.

d. Kelainan bentuk panggul, kelainan pada tulang belakang atau

kehamilan ganda yang dapat menyebabkan sulitnya persalinan

secara normal tidak terdeteksi.

e. Komplikasi atau penyakit penyerta selama masa kehamilan seperti

penyakit kronis yaitu penyakit jantung, paru-paru dan penyakit

genetik seperti diabetes, hipertensi, atau cacat kongenital,

preeklamsia tidak dapat terdeteksi17.

Dukungan suami baik berupa komunikasi verbal dan non verbal,

saran, bantuan yang nyata atau tingka laku, baik dengan dorongan fisik

atau psikis sangat berpengaruh dalam kepatuhan kunjungan Antenatal

Care. Kunjungan K1 daN K4 dapat dilaksanakan dengan rutin dan sesuai

jadwal. Dukungan suami akan memberikan motivasi pada ibu untuk rutin

melakukan kunjungan ANC.

Adapun pengaruh dukungan suami antara lain :

1. Dukungan emosional adalah membuat perasaan ibu merasa senang,

tenang dan penuh rasa kasih saying dari suami dengan cara suami

memberikan rasa empati, kepedulian dan perhatian kepada ibu hamil.

Suami sebagai tempat yang aman dan nyaman untuk pemulihan dan

istirahat ibu hamil serta untuk membantu dalam penguasaan emosi.


2. Dukungan informasional yaitu suami dapat memberikan nasehat, saran,

pengetahuan dan informasi serta petunjuk atau sebagai penyebar

informasi untuk ibu hamil. Diharapkan dengan suami sebagai informan

maka ibu hamil dapat mengetahui tentang jadwal kunjungan, dan

konsultasi ke dokter.

3. Dukungan instrumental ialah dengan cara suami meluangkan waktu dan

materi yang bertujuan untuk meringankan beban ibu hamil. Suami harus

mengetahui bahwa ibu hamil bergantung padanya, sehingga jika suami

bisa meluangkan waktu untuk menemani istri dalam melakukan

kunjungan ANC terpadu.

4. Dukungan penghargaan adalah suami memberikan dukungan dengan

cara memberikan penghargaan positif, dorongan untuk maju, dan

persetujuan dengan gagasan atau perasaan yang bertujuan untuk

meningkatkan penghargaan diri ibu hamil. Suami harus memberikan

damping, bimbingan, dan pemecahan masalah serta memberikan

support, penghargaan, dan perhatian kepada ibu hamil agar ibu hamil

bisa patuh dalam melaksanakan kunjungan ANC terpadu36.


BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Faktor tingkat kepatuhan ibu Faktor yang mempengaruhi


hamil dukungan suami
- Pengetahuan
- Pendidikan - Pendidikan
- Akomodasi - Pendapatan
- Budaya
- Modifikasi lingkungan dan - Status perkawinan
social (dukungan suami) - Status Sosial Ekonomi

Macam dukungan suami


- Dukungan emosional
- Dukungan informasional
- Dukungan instrumental
- Dukungan penghargaan

Tingkat kepatuhan Dukungan

- Patuh - Baik
- Cukup patuh - Cukup
- Tidak patuh - Kurang

3.2 Hipoesis Penelitian

Dalam proposal penelitian ini hipotesisnya adalah ada hubungan dukungan

suami dengan kepatuhan kunjungan Antenatal care (ANC) di wilayah

Puskesmas Wongsorejo.

38
BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Berdasarkan permasalahan dan tujuan yang hendak dicapai, maka

jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan

penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena

kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan analisis dinamika korelasi

antara fenomena atau antara faktor risiko dengan faktor efek. Faktor efek

adalah sutu fenomena yang mengakibatkan terjadinya efek (hubungan)19.

Peneliti ingin mencari Hubungan dukungan suami dengan kepatuhan

kunjungan Antenatal Care (ANC) di wilayah Puskesmas Wongsorejo.

4.2 Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain retrospektif

yaitu merupakan suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan

utama membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara

objektif dengan melihat ke belakang20. Penelitian ini dilakukan dengan

cara melakukan observasi kunjungan ANC terpadu di wilayah Puskesmas

Wongsorejo dan kemudian dilakukan dokumentasi.

4.3 Populasi dan Sampel

4.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas obyek

atau subyek yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti dan kemudian ditarik

kesimpulannya 21
. Populasi penelitian ini adalah semua ibu hamil

39
trimester 3 di wilayah kerja Puskesmas Wongsorejo di bulan juni,

sampai agustus tahun 2022 sebanyak 139 orang.

4.3.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil trimester

3 di wilayah kerja Puskesmas Wongsorejo Pengambilan sampel

menggunakan rumus Nursalam adalah sebagai berikut:

N
n=
1+N (d)2

139
1+139(0.1)2

139
1+1.39

n =58 = 58 orang

Keterangan :

n = besar sampel

N = besar populasi

d = tingkat signifikansi

Maka besar sampel setelah dihitung dengan menggunakan rumus

didapati hasil yaitu 58 semua ibu hamil trimester 3 di wilayah kerja

Puskesmas Wongsorejo

4.3.3 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah

purposive sampling. Purposive sampling yaitu sampel yang akan di

ambil sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang tekah

ditentukan oleh peneliti sendiri19.


Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kriteria inklusi

dan eksklusi dalam penggunaan sampel. Kriteria inklusi adalah

kriteria yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat

diambil sebagai sampel. Sedangkan kriteria eksklusi adalah ciri-ciri

anggota populasi yang tidak dapat diambil sampel21.

Kriteria inklusi :

1. Semua ibu hamil trimester 3 yang terdaftar dan mempunyai

buku KIA di wilayah kerja Puskesmas Wongsorejo.

2. Semua ibu hamil trimester 3 yang bersedia untuk dijadikan

sebagai sampel dalam penelitian ini dengan surat pernyataan

kesediaan menjadi sampel.

3. Semua ibu hamil trimester 3 yang tinggal serumah dengan

suami

Kriteria Eksklusi:

1. Semua ibu hamil trimester 3 di luar wilayah Puskesmas

Wongsorejo.

2. Semua ibu hamil trimester 3 yang tidak bersedia untuk

dijadikan sampel penelitian.

3. Semua ibu hamil trimester 3 yang tidak tinggal serumah

dengan suami

4.4 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.4.1 Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian ini di lakukan di wilayah kerja Puskesmas

Wongsorejo.
4.4.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai November

tahun 2022.

4.5 Variabel Penelitian

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau

ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang

suatu konsep pengertian tertentu 21.


4.6 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah karakteristik yang diamati dari suatu yang didefinisikan tersebut 19.

Variabel Definisi Operasional Indikator Alat Ukur Skala Skor


Variable Dukungan suami adalah - Dukungan Informasional Kuesioner Ordinal - Baik> 86
Independent komunikasi verbal dan - Dukungan Penilaian - Cukup 43 - 86
: Dukungan non-verbal, saran, bantuan - Dukungan Instrumen - Kurang < 42
suami yang nyata atau tingkah - Dukungan Emosional
laku yang diberikan
oleh suami terhadap ibu
hamil didalam lingkungan
sosialnya

Variabel Pengertian kepatuhan - Patuh apabila data Observasi data Ordinal - Patuh: Kunjungan sampai
Dependent: dalam melakukan kunjungan di buku KIA kunjungan di 4 kali
kepatuhan kunjungan antenatal adalah lengkap sebanyak 4 kali buku KIA - Cukup Patuh: Kunjungan
kunjungan ketaatan ibu hamil kunjungan. kali 2-3
ANC melaksanakan anjuran - Cukup patuh apabila data - Tidak Patuh: Kunjungan
petugas kesehtan untuk kunjungan di buku KIA 0-1 kali
melakukan kunjungan sebanyak 2-3 kali.
ANC sesuai standar yang - Tidak Patuh apabila data
ditentukan oleh kunjungan di buku KIA 0-
pemerintah. 1 kali.
Tabel 4.1 Definisi Operasional
4.7 Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data

Dalam teknik pengumpulan data pada penelitian ini dipergunakan

berbagai teknik, yaitu kuisioner, observasi. teknik tersebut dipergunakan

untuk memperoleh data dan informasi yang saling menunjang dan

melengkapi tentangdukungan suami dalam kepatuhan kunjungan ANC

terpadu di wilayah Puskesmas Wongsorejo.

1. Kuesioner

Kuesioner atau angket yang digunakan dalam penelitian ini

adalah jenis kuesioner atau angket tertutup, Instrumen pengumpulan

data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yaitu daftar

pernyataan yang disusun secara tertulis yang bertujuan untuk

memperoleh data berupa jawaban-jawaban para responden22.

Kuesioner dalam penelitian ini berisi 25 pertanyaan tentang

dukungan suami dalam hal dukungan informasi, dukungan penilaian,

dukungan instrument dan dukungan emosional.

2. Observasi

Observasi adalah pengamatan atas kegiatan keseharian

manusia dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu

utamanya selain pancaindra lainnya seperti telinga, penciuman,

mulut, dan kulit. Dalam kata lain observasi adalah kemampuan

seseorang untuk menggunakan pancaindranya untuk melakukan

pengamatan. Lewat Observasi, peneliti akan melihat sendiri

pemahaman yang tidak terucapkan, bagaimana teori digunakan, dan

sudut pandang responden yang mungkin tidak didapat lewat


wawancara 22.

Observasi dilakukan penulis dengan pengamatan langsung

hasil kunjungan di buku KIA di Puskesmas Wongsorejo untuk

memperkuat hasil Kuesioner sebelumnya apakah sesuai dengan

kenyataan yang sebenarnya. Adapun langkah-langkah dalam

observasi adalah :

a. Pengamatan digunakan dalam penelitian dan telah direncanakan

secara serius.

b. Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang

ditetapkan.

c. Pengamatan dicatat secara sistematik dan dihubungkan dengan

proporsi umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu yang hanya

menarik perhatian.

d. Pengamatan dapat dicek dan dikontrol mengenai keabsahannya.

4.8 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

4.8.1 Teknik Pengolahan Data

Data primer diolah dengan cara komputerisasi berdasarkan

penetapan kategori setiap instrumen yang digunakan dan

selanjutnya dianalisa. Data yang dikumpulkan diolah dengan

langkah-langkah pengolahan data sebagai berikut:

1. Editing yaitu pemeriksaan akan kelengkapan, ketetapan dan

kebenaran pengisian data yang telah dikumpul karena


kemungkinan data yang masuk atau terkumpul tidak logis

dan meragukan.

2. Coding adalah mengklasifikasikan jawaban dari responden

menurut kriteria tertentu. Klasifikasi pada umumnya ditandai

dengan kode tertentu yang biasanya berupa angka . Dalam

metode ini pengkodean sebagai berikut:

a. No. Responden

Responden 1 : R1

Responden 2 : R2

Responden 3 : R3, dst.

b. Kode Pengisian dukungan suami

Baik :3

Cukup :2

Kurang :1

1) Nilai Kuesioner dukungan suami:

Tidak pernah :1

Sangat Jarang :2

Jarang :3

Sering :4

Selalu :5

c. Kode pengisian kepatuhan kunjungan ANC terpadu

Patuh :3

Cukup patuh :2

Tidak Patuh :1
3. Scoring yaitu memberikan skor pada data sekunder dan

primer yang telah diberikan kode, dan selanjutnya

memberikan nilai dan bobot pada data tersebut. Pemberian

skor ini diberikan pada data yang berkaitan dengan variable-

variabel pengukuran.

a. Skor dukungan suami

Baik : > 86

Cukup : 43 - 86

Kurang : < 42

b. Skor kepatuhan kunjungan ANC terpadu

Patuh : 4 kali

Cukup patuh : 2 – 3 kali

Tidak Patuh : 0 – 1 kali

4. Entry merupakan data jawaban responden dalam bentuk kode

kedalam bentuk software computer.

5. Tabulating yaitu memasukkan data dalam bentuk tabel induk

selanjutnya ke tabel distribusi baik tunggal maupun silang.

Selanjutnya, dilakukan analisa data dengan metode deskriptif

yaitu dengan melihat proporsi dari tiap variabel yang akan

diteliti atau diukur baik tabel distribusi tunggal maupun

silang.

4.8.2 Analisa Data

1. Analisis Univariate
Analisa Univariate dilakukan dengan menggunakan analisa

distribusi, frekuensi, dan statistik deskriptif untuk melihat

kelengkapan kunjungan buku KIA di wilayah Puskesmas

Wongsorejo.

2. Analisis Bivariate

Analisis bevariate dilakukan dengan Uji wilcoxon ini

dilakukan untuk memperhitungkan dua kelompok data yang

berbeda secara kaidah statistik. Tujuannya adalah untuk

mengetahui di bagian mana saja perbedaan antara kedua

kelompok data tersebut. Bila nilai signifikan < 0,1, maka H0

ditolak, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara satu

variabel independen terhadap variabel dependen. Apabila nilai

signifikan > 0,1, maka H0 diterima, artinya tidak ada pengaruh

yang signifikan antara satu variabel independent terhadap

variabel dependent (menggunakan SPSS versi 25).

4.9 Kerangka Kerja

Kerangka kerja dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 4.1 Bagan skema kerangka kerja


Populasi adalah semua ibu hamil trimester 3 di wilayah kerja
Puskesmas Wongsorejo sebanyak 139 orang.

Purposive sampling

Sampelnya adalah 58 semua ibu hamil trimester 3 di wilayah


Puskesmas Wongsorejo

- Kuesioner dukungan suami


- Observasi data kunjungan di buku KIA
Pengolahan Data dan Analisis Data

Penyajian Data

Kesimpulan

4.10Etika Penelitian

Sebelum peneliti melakukan penelitian terhadap responden, peneliti

harus mengajukan perizinan terlebih dahulu terhadap responden. Setelah

melakukan perijinan maka peneliti berhak melakukan intervensi terhadap

klien, dengan memerhatikan beberapa masalah etika yang meliputi:

1. Tanpa Nama (Anonimity)

Tanpa nama atau anonimity merupakan salah satu etika lain penelitian,

dalam penelitian ini peneliti memberikan jaminan yaitu dengan cara

tidak mencamtumkan nama responden atau hanya menggunakan inisial

pada lembar pengumpulan data responden dan hanya menuliskan kode

pada lembar kuesioner atau lembar pengumpulan 23.

2. Kerahasiaan (Confidentiality)

Merupakan masalah etika pada setiap penelitian, dalam penelitiana ini

peneliti memberikan jaminan kerahasiaan dari hasil penelitian, baik

kerahasiaan dalam bentuk informasi maupun hal-hal lainnya dengan

cara tidak memberitahukan kepada pihak lain. Peneliti wajib menjaga

kerahasiaan informasi yang telah didapat selama proses pengambilan


data dan hanya pihak tertentu atau hanya kelompok data tertentu yang

akan dilaporkan pada hasil risetnya 23.

3. Keuntungan (Benefit)

Keuntungan yang dapat diperoleh dalam sebuah penelian adalah,

mendapatkan ilmu yang tidak ternilai, melatih daya tahan diri di

lingkungan yang baru, mendapatkan pengalaman yang baru baik dari

segi akademis maupun non akademis, mendapatkan relasi baru serta

mengembangkan materi yang di dapat selama proses pembelajaran 23.


BAB V

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dimaksudkan untuk menilai hubungan dukungan suami

dengan kepatuhan kunjungan ANC di wilayah kerja Puskesmas Wongsorejo. Uji

statistik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi analisa univariat dan

bivariate, analisa univariat dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui distribusi

frekuensi masing-masing variabel yang meliputi umur, Pendidikan terakhir, jumlah

kehamilan, lama pernikahan dan tinggal serumah dengan suami/tidak. Analisa

bivariate dilakukan untuk menguji hipotesa penelitian yaitu untuk mengetahui

signifikansi hubungan dukungan Suami dengan kepatuhan kunjungan ANC di

wilayah kerja Puskesmas Wongsorejo.

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

5.1.1 Gambaran Umum

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas

Wongsorejo yang terletak di Jalan Raya Situbondo No 04 Desa

Wongsorejo Kecamatan Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi. Wilayah

kerja puskesmas Wongsorejo terdiri dari 5 desa yaitu Desa Alasrejo,

Desa Wongsorejo, Desa Alasbuluh, Desa Bengkak dan Desa Bangsring.

Batas-batas wilayah Puskesmas Wongsorejo:

1. Sebelah Utara : Desa Sumberanyar.

2. Sebelah Timur : Laut

3. Sebelah Selatan : Kecamatan Kalipuro

52
52

4. Sebelah Barat : Hutan.

Jumlah sasaran penduduk tahun 2022 : 30.298 orang

1. Jumlah penduduk laki-laki : 15.071 orang

2. Jumlah penduduk perempuan : 15.227 orang

(Data Sasaran Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi, 2022)

Jumlah sasaran ibu hamil tahun trimester 3 : 139 orang

1. Desa Alasrejo : 29 orang

2. Desa Wongsorejo : 48 orang

3. Desa Alasbuluh : 21 orang

4. Desa Bengkak : 21 orang

5. Desa Bangsring : 20 orang

(Data Sasaran Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi, 2022)

5.1.2 Visi dan Misi

1. Visi Puskesmas Wongsorejo

Terwujudnya masyarakat Wongsorejo yang lebih mandiri

untuk hidup sehat tahun 2025.

2. Misi Puskesmas Wongsorejo

a. Meningkatkan Pelayanan kesehatan yang bermutu, merata,

terjangkau dan berkesinambungan.

b. Meningkatkan keberdayaan masyarakat yang mandiri untuk

hidup sehat.

c. Tertib administrasi, penggunaan teknologiuntuk mempercepat

proses pelayanan maupun program serta pengembangan sumber

daya.
53

3. Pelayanan KIA di Puskesmas Wongsorejo

a. Pemetaan dan pendataan sasaran ibu hamil

b. Pemetaan dan pendataan sasaran ibu bersalin dan nifas

c. Pemetaan dan pendataan sasaran bayi baru lahir

d. Pelayanan ANC terpadu

e. Pemantauan ibu hamil resiko tinggi termasuk ibu hamil dengan

KEK dan anemia

f. Pelayanan rutin antenatal care dan postnatal care di posyandu,

puskesmas pembantu dan poli KIA.

g. Pemantauan tumbuh kembang bayi dan balita

h. Screening kesehatan calon pengantin

i. Konseling dan pelayanan kesehatan reproduksi

j. Rujukan ibu hamil dan nifas resiko tinggi

k. Pelayanan kegawatdaruratan ibu hamil dan nifas

l. Pelaksanaan kelas ibu hamil

m. Pelaksanaan kelas ibu balita


54

5.2. Hasil Penelitian

5.2.1. Analisis Univariat Data Umum

1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Wongsorejo

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan


Usia Ibu Hamil
Persentase
No Usia Frekuensi Pesentase % Kumulatif
%
1 <20 Tahun 13 22.4 22.4
2 20-30 Tahun 34 58.6 81.0
3 >30 Tahun 11 19.0 100.0
  Total 58 100.0  
Sumber : Data Kuesioner

Sebagian besar responden berusia 20-30 tahun yaitu sebanyak

34 orang (58,6%).

2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Tingkat Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Wongsorejo

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan


Tingkat Pendidikan

Tingkat Persentase
No Frekuensi Pesentase %
Pendidikan Kumulatif %

1 Tamat SD 3 5.2 5.2


2 Tamat SMP 12 20.7 25.9
Tamat
3 36 62.1 87.9
SMA/SMK
4 Tamat Sarjana 7 12.1 100.0
  Total 58 100.0
55

Sebagian besar responden memiliki tingkat Pendidikan Tamat

SMA/SMK dengan jumlah 36 orang (62,1%).

3. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Gravida di Wilayah Kerja Puskesmas Wongsorejo

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan


Gravida

Jumlah Persentase
No Frekuensi Pesentase %
Kehamilan Kumulatif %

1 Kehamilan ke-1 32 55.2 55.2

2 Kehamilan ke-2 24 41.4 96.6

3 Kehamilan ke-3 2 3.4 100.0

  Total 58 100.0  
Sumber : Data Kuesioner
Sebagian besar responden sedang menjalani kehamilan ke-1

adalah sejumlah 32 orang (55,2%).

4. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Lama

Pernikahan di Wilayah Kerja Puskesmas Wongsorejo

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan


Lama Pernikahan
Lama Persentase
No Frekuensi Pesentase %
Pernikahan Kumulatif %

1 <5 Tahun 31 53.4 53.4


2 5-10 Tahun 23 39.7 93.1
3 >10 Tahun 4 6.9 100.0
  Total 58 100.0  
Sumber : Data Kuesioner
Sebagian besar reponden memiliki usia lama pernikahan <5

tahun adalah sebanyak 31 orang (53,4%).

5.2.2. Analisis Univariat Data Khusus


56

1. Dukungan Suami di wilayah kerja Puskesmas Wongsorejo

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Dukungan Suami

Dukungan Persentase
No Frekuensi Pesentase %
Suami Kumulatif %

1 Kurang 6 10.3 10.3


2 Cukup 20 34.5 44.8
3 Baik 32 55.2 100.0
  Total 58 100.0  

Sebagian besar responden mendapat dukungan suami baik yaitu

ada 32 orang (55,2%).

2. Kepatuhan Kunjungan ANC di wilayah kerja Puskesmas

Wongsorejo

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kepatuhan Kunjungan


ANC
Kepatuhan
Sumber : Pesentase Persentase
No Kunjungan Frekuensi
% Kumulatif %
Data ANC
Buku 1 Tidak patuh 6 10.3 10.3
KIA,
2 Cukup patuh 25 43.1 53.4
2022
3 Patuh 27 46.6 100.0
  Total 58 100.0  

Hampir Sebagian responden patuh dalam melakukan

kunjungan ANC yaitu adalah 27 orang (46,6%).

5.2.3 Analisis Bivariat Hubunngan Dukungan Suami dengan Kepatuhan

Kunjungan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Wongsorejo Tahun


57

2022

Tabel 5.8 Tabel Tabulasi Silan antara Hubungan Dukungan suami dengan
Kepatuhan Kunjungan ANC di wilayah kerja Puskesmas
Wongsorejo
Ranks
Mean Sum of
N Rank Ranks
Kepatuhan Kunjungan Negative 5 a
3.00 15.00
ANC - Dukungan Ranks
Suami Positive 0b .00 .00
Ranks
Ties 53c
Total 58
a. Kepatuhan Kunjungan ANC < Dukungan Suami
b. Kepatuhan Kunjungan ANC > Dukungan Suami
c. Kepatuhan Kunjungan ANC = Dukungan Suami

Tabel 5.9 Tabel uji statistic Wilcoxon Hubungan Dukungan suami


dengan Kepatuhan Kunjungan ANC di wilayah kerja
Puskesmas Wongsorejo

Test Statisticsa

Kepatuhan Kunjungan ANC -


Dukungan Suami
Z -2.236b
Asymp. Sig. (2-tailed) .025
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on positive ranks.

Berdasarkan uji statistik Wilcoxon didapatkan nilai signifikansi


58

sebesar 0.025. Karena nilai signifikansi 0.025 < α (0.05) maka dapat

dikatakan ada hubungan yang signifikan antara Dukungan suami dengan

kepatuhan kunjungan ANC di wilayah kerja Puskesmas Wongsorejo. Hal

ini dapat diartikan pula ada korelasi antara dukungan suami dengan

kepatuhan kunjungan ANC.


BAB VI
PEMBAHASAN

6.1 Dukungan Suami di Wilayah Kerja Puskesmas Wongsorejo

Dalam penelitin ini Dukungan suami di wilayah kerja Puskesmas

Wongsorejo adalah Sebagian besar baik yaitu sebayak 32 orang. Hasil

penelitian yang menunjukkan bahwa dukungan suami yang ada diwilayah

kerja Puskesmas Wongsorejo adalah baik yaitu 55,2. Hasil peneltian dengan

karakteristik lama pernikahan adalah sebangian besar <5 tahun yaitu 53.4%

pada table 5.4. Hasil penelitian dari karakteristik responden menurut gravida

sebagian besar ibu hamil adalah kehamilan pertamanya yaitu sebesar 55.2%

pada table 5.4.

Dukungan adalah suatu upaya yang diberikan kepada seseorang baik

itu moril maupun material untuk memotivasi orang lain dalam melaksanakan

suatu kegiatan8. Suami adalah pria yg menjadi pasangan hidup resmi seorang

wanita (istri) yg telah menikah. Suami adalah pasangan hidup istri (ayah dari

anak-anak), suami mempunyai suatu tanggung jawab yang penuh dalam suatu

keluarga tersebut dan suami mempunyai peranan yang penting, dimana suami

sangat dituntut bukan hanya sebagai pencari nafkah akan tetapi suami sebagai

motivator dalam berbagai kebijakan yang akan di putuskan termasuk

merencanakan keluarga9.
60

Dukungan suami adalah komunikasi verbal dan non-verbal, saran,

bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh suami terhadap ibu

hamil didalam lingkungan sosialnya10. Dukungan suami merupakan suatu

bentuk wujud dari sikap perhatian dan kasih sayang. Dukungan dapat

diberikan baik fisik maupun psikis. Suami memiliki andil yang cukup besar

dalam menentukan status kesehatan ibu. Dukungan suami yang baik dapat

memberikan motivasi yang baik pada ibu untuk memeriksakan

kehamilannya37.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dukungan suami antara lain

adalah Tingkat pendidikan akan mempengaruhi wawasan dan pengetahuan

suami sebagai kepala rumah tangga semakin rendah pengetahuan suami maka

akses terhadap informasi kesehatan istrinya akan berkurang sehingga suami

akan kesulitan mengambil keputusan secara cepat dan efektif. Pendapatan

Pada masyarakat kebanyakan 75%-100% pengahasilannya digunakan untuk

membiayai keperluan hidupnya bahkan banyak keluarga rendah yang setiap

bulan bersaldo rendah sehingga pada akhirnya ibu hamil tidak diperiksakan ke

pelayanan kesehatan karena tidak mempunyai kemampuan unuk membiayai,

budaya diberbagai wilayah Indonesia terutama di dalam masyarakat yang

masih tradisional menganggap istri adalah konco wingking, yang artinya

bahwa kaum wanita tidak sederajat dengan kaum pria, dan wanita hanyalah

bertugas untuk melayani kebutuhan dan keinginan suami saja, status

perkawinan Pasangan dengan status perkawinan yang tidak sah akan

berkurang bentuk dukunganya terhadap pasangannya, dibanding dengan

pasangan yang status perkawinan yang sah, status sosial ekonomi Suami yang
61

mempunyai status sosial ekonomi yang baik akan lebih mampu berperan

dalam memberikan dukungan pada istrinya38.

Menurut asumsi peneliti, responden yang diberikan kuesioner

dukungan suami lebih dari Sebagian mendukung dengan baik. Ibu hamil di

wilayah kerja Puskesmas Wongsorejo mendapat dukungan dari suami untuk

melakukan kunjungan ANC ke petugas kesehatan yang ada di wilayah kerja

Puskesmas Wongsorejo, ada beberapa ibu hamil denganhasil kuesioner cukup

patuh ini di karenakan banyak suami yang sibuk bekerja di siang hari sehingga

tidak bisa mengantar langsung ibu hamil ke fasilitas pelayanan kesehatan

terdekat. Dukungan suami bisa dipengaruhi oleh beberapa hal salah satunya

adalah karena banyak kehamilan yang pertama atau gravida 1 sehingga suami

dan ibu hamil masih bersemangat untuk memeriksakan kehamilannya.

Dimana kehamilan pertama adalah kehamilan yang serng ditunggu-tunggu

oleh kebanyakan pasangan sehingga saat ibu hamil untuk pertama kalinya

biasanya pasangan akan bersemangat untuk melakukan kunjungan ke petugas

kesehatan agar menjaga kehamilannya tetap sehat dan tidak terjadi hal yang

tidak diinginkan saat hamil. Lama pernikahan di Wilayah kerja Puskesmas

Wongsorejo adalah sebagian besar <5 tahun. Usia pernikahan dibawah 5 tahun

adalah dimana usia pernikahan yang masih mesra-mesranya diantara suami

istri. Usia pernikahan segitu akan menantikan kehamilan seorang istri, jika

istri mengalami kehamilan maka suami akan merasa senang dengan

kehamilannya sehigga suami akan mendukung istri dalam melakukan

kunjungan ANC di petugas kesehatan terdekat. Suami dan ibu hamil juga
62

tinggal dalam 1 rumah sehingga suami bisa mendukung istri langsung dari

rumah.

6.2 Kepatuhan Kunjungan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Wongsorejo

Dari Hasil penelitian yang dilakukan teridentifikasi hampir Sebagian

ibu hamil patuh melakukan kunjungan ANC di wilayah kerja Puskesmas

Wongsorejo yaitu 46,6%. Hasil penelitian responden dengan karakteristik

usia ibu hamil adalah sebagian besar ibu hamil trimester 3 di wilayah kerja

wongsorejo berusia 20-30 tahun yaitu 58.6%. Hasil penelitian responden

dengan karakteristik tingkat Pendidikan adalah sebagian besar ibu hamil

trimester 3 yang ada di wilayah kerja Puskemas Wongsorejo tamat

SMA/SMK yaitu sebayak 62.1%.

Kepatuhan dalam melakukan kunjungan antenatal adalah ketaatan ibu

hamil melaksanakan anjuran petugas kesehtan untuk melakukan kunjungan

ANC sesuai standar yang ditentukan oleh pemerintah. Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia menyatakan indikator yang digunakan untuk

menggambarkan ANC adalah cakupan K1 dan K4 dengan tenaga kesehatan

sesuai standar dan waktu kunjungan yang telah ditetapkan. Kepatuhan dalam

Kunjungan ANC juga dapat dilihat di dalam buku KIA12.

Teori kepatuhan telah banyak diteliti pada ilmu-ilmu sosial khususnya

dibidang psikologis dan sosiologi yang lebih menekankan pada pentingnya

proses sosialisasi dalam mempengaruhi perilaku39. Kepatuhan seorang

individu. Terdapat dua perspektif dalam literatur sosiologi mengenai

kepatuhan kepada hukum, yang disebut instrumental dan normatif. Perspektif


63

instrumental mengasumsikan individu secara utuh didorong oleh kepentingan

pribadi dan tanggapan terhadap perubahan-perubahan yang berhubungan

dengan perilaku. Perspektif normative berhubungan dengan apa yang orang

anggap sebagai moral dan berlawanan dengan kepentingan pribadi13.

Menurut asumsi peneliti, kepatuhan kunjungan ANC diwilayah kerja

Puskemas Wongsorejo adalah sebagian besar patuh yaitu sebanyak 27 ibu

hamil dimana rata-rata kunjungannya adalah lebih dari 4 kali kunjungan,

karena ibu hamil menyadari betapa pentingnya melakukan kunjungan ANC

untuk mengetahui kondisi janin yang dikandung oleh ibu hamil dan juga

kondisi keshatan ibu hamil itu sendiri. Usia ibu hamil dalam peneltian ini

sebagian besar berusia berkisar dian tara 20-30 tahun dimana usia ini adalah

usia yang matang sehingga ibu hamil tahu mana yang baik dan mana yang

tidak baik untuk dirinya dan kehamilannya ini ditunjukkan dengan jumlah

kunjungan di simpus bahwa paling banyak ibu hamil yang berkunjung

berada di antara usia 20-30 tahun. Ibu hamil dengan usia ini akan lebih bisa

menjaga dirinya dan kehamilannya sehingga ibu hamil akan lebih berhati-

hati dalam kehamilannya dan lebih protektif dalam menjaga kehamilannya.

Ibu hamil akan sering berkonsultasi atau melakukan kunjungan ANC ke

petugas kesehatan baik yang ada di wilayah maupun langsung ke tempat

faskes dan ke dokter spesialis. Tingkat Pendidikan ibu hamil sebagian besar

adalah tamatan SMA/SMK dimana kebanyakan ibu hamil sudah memiliki

pengetahuan. Ibu hamil akan lebih perhatian terhadap kehamilannya dan

ingin mengetahui kondisi kehamilannya ke petugas kesehatan. Ibu hamil

bisa mendapatkan informasi tentang kehamilannya secara langsung dari


64

petugas kesehatan dan bisa memahaminya. Saat ditanya ibu hamil yang

tamatan SMA/SMK lebih memahami tentang kehamilan dan bahayanya jika

tidak melakukan kunjungan ANC dengan rutin.

6.3 Hubungan Dukungan Suami dengan Kepatuhan Kunjungan ANC di

Wilayah Kerja Puskesmas Wongsorejo

Berdasarkan hasil uji statistic Wilcoxon diperoleh nilai signifikansi

0,025. Artinya ada hubungan antara dukungan suami dengan kepatuhan

kunjungan ANC di wilayah kerja Puskesmas Wongsorejo. Ada Korelasi

antara Dukungan suami dengan kepatuhan kunjungan ANC diWilayah kerja

Puskesmas Wongsorejo.

Dukungan suami dapat diartikan sebagai sikap – sikap penuh

pengertian yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang positif,

memberikan dukungan emosional terhadap pekerjaan istrinya40. Dukungan

suami merupakan bentuk nyata dari kepedulian dan tanggung jawab para

pria. Suami yang merupakan kepala keluarga harus bijak dalam mengambil

keputusan, baik keluarganya termasuk istrinya. Dukungan suami Dukungan

suami merupakan salah satu faktor penguat (reinforcing factor) yang dapat

mempengaruhi seseorang dalam berperilaku. Aspek-aspek dukungan dari

keluarga (suami) ada empat aspek yaitu dukungan emosional, informasi,

instrumental dan penghargaan41.

kepatuhan dalam melakukan kunjungan antenatal adalah ketaatan ibu

hamil melaksanakan anjuran petugas untuk melakukan kunjungan ANC

sesuai standar yang ditentukan oleh pemerintah. Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia menyatakan indikator yang digunakan untuk


65

menggambarkan ANC adalah cakupan K1 dan K4 dengan tenaga kesehatan

sesuai standar dan waktu kunjungan yang telah ditetapkan17.

Menurut asumsi peneliti, rata-rata ada sekitar 20 ibu hamil trimester

3 di setiap desa. Biasanya ibu hamil akan melakukan kunjungan antenatal

care (ANC) untuk mengetahui kondisi kehamilan dan kesehatan ibu hamil.

Usia ibu yang diteliti rata-rata adalah usia yang matang dalam pernikahn

dimana ibu akan sadar memeriksakan kehamilannya karena ibu dengan usia

tersebut akan lrbih waspada terhadap kehamilannya. Tingkat Pendidikan ibu

berpengaruh dalam pengetahuan informasi yang didapat dimana dalam

penelitian ini tingkat Pendidikan ibu kebanyakan adalah tamatan

SMA/SMK sehingga ibu akan lebih bisa menerima informasi dari petugas

kesehatan. Kebanyakan kehamilan dalam penelitian ini adalah kehamilan

pertama sehingga ibu hamil akan lebih memperhatikan kehamilannya karena

kehamilan pertama adalah hal yang paling dinantikan oleh seorang ibu

begitupun suami. Suami adalah orang yang paling berperan untuk

mendukung ibu hamil dalam melakukan kunjungan ibu hamil, dimana

suami yang acuh tak acuh kepada istri atau ibu hamil akan mempengaruhi

ketidakpatuhan ibu hamil dalam melakukan kunjungan ANC sebaliknya

suami yang peduli mendukung istri untuk melakukan kunjungan ANC akan

mempengaruhi kepatuhan ibu hamil dalam kunjungan ANC. Usia

pernikahan biasanya akan berpengaruh pada keharmonisan rumah tangga

dalam penelitian ini kebanyakan usia kehmilan ibu adalah < 5 tahun, dalam

usia pernikahan ini suami akan lebih perhatian kepada istri apalagi saat istri

tersebut hamil maka suami akan lebih bersemangat dalam mengantar atau
66

mendukung istri dalam memeriksakan kehamilan dengan teratur. Suami

perlu untuk terus mendukung istri dalam setiap kunjungan ANC baik dalam

bentuk fisik, finansial maupun mental. Suami yang baik adalah suami yang

bisa memperhatikan kebutuhan istrinya dalam hal ini adalah kebutuhan istri

dalam memperoleh pelayanan kesehatan yaitu kunjungan ANC.

6.4 Keterbatasan Penelitian

Selama proses penelitian terdapat keterbatasan yaitu peneliti belum

bisa mendapatkan faktor lain penyebab ketidak patuhan ibu hamil dalam

melakukan kunjungan ANC hal ini disebabkan karena waktu yang dimiliki

peneliti terbatas. Responden dalam penelitian ada beberapa yang tidak mau

untuk diteliti sehingga peneliti harus mencari ganti responden lain yang

bersedia.
BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab

sebelumnya dapat diambil beberapa simpulan yaitu:

7.1.1 Dukungan suami di wilayah kerja Puskesmas Wongsorejo adalah

mendukung dengan baik sebanyak 32 orang (55.2 %).

7.1.2 Kepatuhan kunjungan ANC di wilayah kerja Puskesmas Wongsorejo

adalah patuh sebanyak 27 orang (46,6 %).

7.1.3 Berdasarkan hasil analisa didapatkan ada hubungan yang signifikan

antara dukungan suami dengan kepatuhan kunjungan ANC di wilayah

kerja Puskesmas Wongsorejo.

7.2 Saran

7.2.1 Teoritis

Disarankan untuk intansi Pendidikan dapat menjadikan skripsi ini

sebagai acuan tentang hubungan dukungan suami dengan kepatuhan

kunjungan antenatal care (ANC).

7.2.2 Praktis

1. Bagi Responden

Disarankan dapat memberikan informasi dan menambah wawasan

tentang pentingnya dukungan suami kepada ibu hamil dalam

pemeriksaan antenatal care (ANC). Dan memberikan

pengetahuan untuk ibu hamil lainnya agar melibatkan suami


68

dalam melaksanankan kunjungan ANC.

2. Bagi Peneliti dan profesi Bidan

Bagi peneliti disarankan bisa menambah wawasan, pengetahuan,

kebaharuan dan dapat menjadi sumber acuan bagi peneliti dan

bidan dalam meningkatkan dukungan suami terhadap kepatuhan

ANC. Sehingga bisa mengerti dan memahami pentingnya

dukungan suami terhadap kepatuhan ANC.

3. Bagi Fasilitas Layanan Kesehatan

Bagi faskes layanan disarankan dapat menjadikan penelitian ini

sebagai pengetahuan dan wawasan bagi para Nakes di fasilitas

layanan kesehatan agar bisa memotivasi para suami di wilayah

kerja untuk bisa lebih mendukung istrinya dalam melakukan

kunjungan ANC.

4. Bagi Masyarakat

Disarankan dapat menambah wawasan serta pengetahuan

masyarakat dalam pengaruh dukungan suami terhadap kepatuhan

ANC terpadu. Sehingga masyarakat bisa mengetahui pentingnya

dukungan suami kepada ibu hamil dengan kepatuhan ANC.


69

DAFTAR PUSTAKA

1. Rachmawati AI, Puspitasari RD, Cania E. Faktor-faktor yang


Memengaruhi Kunjungan Antenatal Care ( ANC ) Ibu Hamil. Majority.
2017;7(1):72-76.

2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Laporan Kinerja Kementrian


Kesehatan Tahun 2020. Kementeri Kesehat Republik Indones Tahun 2021.
Published online 2021.

3. World Health Organization. Maternal mortality Evidence brief. 2020;(1):1-


4.

4. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Profil Kesehatan Provinsi Jawa


Timur 2019. Dinas Kesehat Provinsi Jawa Timur,. Published online
2020:tabel 53. www.dinkesjatengprov.go.id

5. Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi. Profil Kesehatan Kabupaten


Banyuwangi 2020. Dinas Kesehat Kabupaten Banyuwangi 2021. Published
online 2021.

6. Agus supinganto. Praktik Manajmen Keperawatan Teori Dan Aplikasi.


Published online 2020.

7. Handayani, Rinah. Hubungan dukungan suami terhadap kepatuhan ibu


melakukan kunjungan antenatal care. J Online Keperawatan Indones.
2019;2(1):157-164.

8. Notoadmodjo. Pengantar Ilmu Perilaku Kesehatan.; 2019.

9. Kurniati A, Chen CM, Efendi F, Elizabeth Ku LJ, Berliana SM. Suami


SIAGA: Male engagement in maternal health in Indonesia. Health Policy
Plan. 2017;32(8). doi:10.1093/heapol/czx073

10. Friedman. Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset , Teori Dan Praktik.
Vol 37.; 2015.

11. Wulandari MD. Hubungan Dukungan suami dengan kepatuhan


pemeriksaan. Skripsi. 2017;2:51-56.

12. Audina M. Pelaksanaan pelayanan antenatal terpadu. Jim. 2018;III(3):38-


47.
70

13. Safitri Y, Lubis DH. DUKUNGAN SUAMI, PENGETAHUAN, DAN


SIKAP IBU HAMIL TERHADAP KUNJUNGAN ANTENATAL CARE.
J Kebidanan Malahayati. 2020;6(4). doi:10.33024/jkm.v6i4.3042

14. Kozier, Dkk. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Vol 1.; 2016.

15. Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan.; 2012.


doi:10.1017/CBO9781107415324.004

16. Engel. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Ibu Terhadap


Ketepatan Kunjungan Antenatal Care Di Puskesmas Bulurokeng Tahun
2020 Skripsi. Pap Knowl Towar a Media Hist Doc. Published online
2021:1-79.

17. Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu Eedisi


Ketiga.; 2020.

18. Fay DL. Teori Kepatuhan. Angew Chemie Int Ed 6(11), 951–952.
Published online 1967.

19. Nursalam N. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan - Ners Unair


Repository. 2020. 2020;123(1).

20. M. Sopiyudin Dahlan. Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan


Deskriptif, Bivariat Dan Multivariat.; 2020.

21. Notoatmodjo Soekidjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.


Published online 2018.

22. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Published


online 2017.

23. Atmajaya. pedoman etika penelitian. kesehatan. Published online 2017.

24. Haryati, T., Ida N., Suwarno. Hubungan Dukungan Keluarga dengan
Kepatuhan Pemeriksaan Antenatal Care Pada Ibu Hamil DiPuskesmas
Kasihan II Bantul. Skripsi. Yogyakarta : Stikes Jenderal Achmad Yani
Yogyakarta 2016.

25. Komariyah, O. Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan


Ibu Hamil Dalam Pemeriksaan Antenatal Care di Puskesmas Banyu Biru
Kabupaten Semarang. Jurnal keperawatan 2017.

27. Yulistiana, A. Hubungan Pengetahuan Ibu dan Dukungan Suami Pada Ibu
Hamil Terhadap Keteraturan Kunjungan Antenatal Care (ANC) Di
Puskesmas Wates Lampung Tengah Tahun 2014. Jurnal Kebidanan.
Volume 1, No. 2 Juli 2015 halaman 81-90. Published online 2017.
71

28. Pakki, I. B. Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Dukungan Suami terhadap


Kepatuhan Pemeriksaan Antenatal Care pada Ibu Hamil di Kecamatan Loa
Kulu Kabupaten Kutai Karta Negara. CHMK Health J. 2, 2018.

29. Armaya, R. Kepatuhan Ibu Hamil dalam Melakukan Kunjungan Antenatal


Care dan Faktor yang Mempengaruhi. J. Ilmu Kesehat. Masy. 7, 43–50
2018.

30. Bobak. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. EGC, 2018.

31. Walyani, E. S. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan, Pustaka baru press,


Yogyakarta 2015.

32. Mufdillah. Panduan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Nuha Medika, 2019.

33. Prawirohardjo, S. Ilmu Kebidanan. PT Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo, 2016.

34. Pattipeilohy, M. Y. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Ibu


terhadap Ketepatan Kunjungan Antenatal Care di Puskesmas Rekas
Kabupaten Manggarai Barat NTT Tahun 2017. Poltekkes Kemenkes
Yogyakarta, 2018.

35. Hikmah, K., Harahap, F. S. D. & Saragih, R. Analisis Perilaku Yang


Memengaruhi Pemeriksaan ANC Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja
Puskesmas Kebayakan Kabupaten Aceh Tengah Provinsi Aceh Tahun
2019. J. Healthc. Technol. Med. 6, 648 2020.

36. Khasanah, Y. U. & Sari, D. E. Gambaran Dukungan Suami dalam


Kunjungan Antenatal Care Ibu Hamil Trimester III. J. Ilmu Kebidanan 8
2015.

37. Sajalia, H., Fibrianti, Suhaemi & Nurlaili. Dukungan Suami terhadap
Tercapainya Kunjungan Pertama (K1) di Wilayah Kerja Puskesmas
Korleko. J. Med. Hutama 2, 11 2021.

38. Fitrayeni, F., Suryati, S. & Faranti, R. M. Penyebab Rendahnya


Kelengkapan Kunjungan Antenatal Care Ibu Hamil di Wilayah Kerja
Puskesmas Pegambiran. J. Kesehat. Masy. Andalas 10, 101–107 2017.

39. Nurhasanah, N. Dukungan Suami Berhubungan dengan Kunjungan


Antenatal Care. JKM J. Kebidanan Malahayati 6, 289–292 2020.

40. Hana N. Hubungan Dukungan Suami dengan pemilihan Alat Kontrasepsi


IUD (Intra Uterine Device) Pada PUS (PASANGAN USIA SUBUR) di
72

Desa Karang jati Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang.Publishe online


2019.

41. Friedman. Buku Ajar Keperawatan Keluarga. (EGC, 2018)


Lampiran 1
Lampiran 2 Kuisoner Penelitian

No. Responden :

DATA UMUM RESPONDEN

1. Nama :

2. Umur :

3. Alamat :

4. Status perkawinan :

5. Lama pernikahan :

5. Pendidikan : [lingkari yang dipilih]

a. Tidak sekolah b. Tamat SD

c. Tamat SMP d. Tamat SMA/SMK

e. Tamat Sarjana (S1/S2/S3)

6. Pekerjaan :

7. Kehamilan ke berapa / anak ke :

8. Usia kehamilan / usia anak :

9. Tinggal serumah dengan suami/tidak :

10. Asuransi yang dimiliki :


Penjelasan dan Petunjuk Pengisian Kuesioner

1. Kuesioner atau pertanyaan ini diajukan dalam rangka penyusunan skripsi.

2. Jawaban anda adalah rahasia dan orang lain tidak mengetahuinya.

3. Dibawah ini disertakan beberapa pertanyaan terkait masalah penelitian yang

sedang diteliti.

4. Berilah tanda centang (√) pada salah satu jawaban yang anda pilih pada

kuesioner.

No Pertanyaan Selalu Sering Jarang Sangat Tidak


jarang
pernah
Dukungan Informasional
1 Apakah suami ibu
menasehati ibu untuk
rajin memeriksakan
kehamilan ?
2 Apakah suami ibu
menjelaskan tentang
pentingnya
pemeriksaan
kehamilan ?
3 Apakah suami ibu
menjelaskan kepada
ibu tentang mamfaat
penjagaan kesehatan
ibu hamil dan janin?
4 Apakah suami ibu
Menjelaskan
pengenalan tanda-
tanda bahaya dan
faktor resiki yang
dihadapi ibu hamil
serta pencarian
pertolongan yang
memadai secara tepat
waktu ?
5 Apakah suami ibu
menyarankan kepada
ibu untuk melakukan
kunjungan
pemeriksaan
kehamilan secara
rutin ?

6 Apakah suamiibu
menasehati ibu untuk
mengonsumsi
makananyang
bergizi ?

7 Apakah suami ibu


menasehati ibuuntuk rajin
berolahraga ?

8 Apakah suami ibu


menyarankan kepada
ibu untuk mengikuti
kegiatan kesehatan di
puskesmas ?

Dukungan Penilaian
9 Apakah suami ibu
memberikan
kebebasan untuk
menentukan tempat
pemeriksaan
kehamilan ?

10 Apakah suami ibu


melibatkan ibu dalam
pengambilan
keputusan keluarga ?

11 Apakah suami ibu


mendengarkan saran
atau pendapat yang
diberikan oleh ibu?

12 Apakah suami ibu


menyuruh ibu untuk
melakukan semua
pekerjaan di rumah ?

13 Apakah suami ibu


menerima ibu apa
adanya dengan segala
keterbatasan ibu ?
Dukungan Instrumen
14 Apakah suami ibu
selalu mengantar ibu
untuk memeriksakan
kehamilan ibu ?

15 Apakah suami ibu


menjaga dan merawat
ibu jika kondisi
kesehatan ibu
menurun?
16 Apakah suami ibu
membawa ibu untuk
memeriksakan
kehamilan jika
kondisi ibu sangat
menurun saja ?
17 Apakah suami ibu
mempersiapkan dana
khusus untuk biaya
pemeriksaan
kesehatan selama
kehamilan bagi ibu?

18 Apakah suami ibu


menyiapkan makanan
yang bergizi bagi ibu
?

Dukungan emosion
19 Apakah suami ibu
menunjukkan wajah
yang menyenangkan
saat membantu atau
melayani ibu ?
20 Apakah suami ibu
menjaga dan merawat
ibu dengan kasih
sayang?
21 Apakah suami ibu siap
membantu ibu
dengan tulus ikhlas ?
22 Apakah suami ibu
menanyakan
kesehatan ibu jika
kondisi ibu sudah
sangat menurun saja
?
23 Apakah suami ibu
mengetahui jadwal
pemeriksaan hamil
ibu ?

24 Apakah suami ibu


memperhatikan jika
ibu tidak ada
keinginan untuk
makan ?

25 Apakah suami ibu


siap membantu
memperhatikan jika
terjadi perubahan
mood pada ibu?

Lampiran 3 Lembar Kunjungan ANC Buku KIA


Lampiran 4 Format Persetujuan Menjadi Responden

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi

responden dalam penelitian yang akan dilakukan oleh mahasiswa Program Studi

S1 Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Banyuwangi yang bernama Nurul

Fitriyah dengan judul “Hubungan dukungan suami dengan kepatuhan kunjungan

antenatal care (ANC) di wilayah Puskesmas Wongsorejo”. Saya memahami dan

mengerti bahwa penelitian ini tidak berdampak buruk terhadap saya, maka dari itu

saya bersedia menjadi responden peneliti.

Banyuwangi,

………………..

Peneliti, Responden,

(Nurul Fitriyah) ( )
Lampiran 5 Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian
Lampiran 6 Dokumentasi Lembar Kosioner
Lampiran 7 Dokumentasi Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 8 Dokumentasi Lembar Kunjungan ANC Buku KIA
Lampiran 9 Hasil Tabulasi Data Responden

No. Usia Kod Tingkat Kode Gravid Kode Lama Kode dukunga Kode Kepatuhan Kod
Resp e Pendidikan a Pernikahan n suami kunjungan e
ANC
20-30
Tahu Tamat Cukup
1 n 2 Sarjana 4 ke 1 1 < 5 Tahun 1 Baik 3 Patuh 2
> 30
Tahu
2 n 3 Tamat SMP 2 ke 1 1 < 5 Tahun 1 Baik 3 Patuh 3
20-30
Tahu Cukup
3 n 2 Tamat SMP 2 ke 2 2 5-10 Tahun 2 Cukup 2 Patuh 2
< 20
Tahu Tamat
4 n 1 SMA/SMK 3 ke 1 1 < 5 Tahun 1 Baik 3 Patuh 3
> 30
Tahu Cukup
5 n 3 Tamat SMP 2 ke 2 2 5-10 Tahun 2 Cukup 2 Patuh 2
20-30
Tahu Tamat
6 n 2 Sarjana 4 ke 1 1 < 5 Tahun 1 Baik 3 Patuh 3
20-30
Tahu Tamat Cukup
7 n 2 SMA/SMK 3 ke 2 2 5-10 Tahun 2 Cukup 2 Patuh 2
8 < 20 1 Tamat SMP 2 ke 1 1 < 5 Tahun 1 Baik 3 Patuh 3
Tahu
n
< 20
Tahu Tamat
9 n 1 SMA/SMK 3 ke 1 1 < 5 Tahun 1 Baik 3 Patuh 3
20-30
Tahu Tamat Cukup
10 n 2 Sarjana 4 ke 1 1 < 5 Tahun 1 Baik 3 Patuh 2
< 20
3
Tahu
11 1 Tamat SMP 2 ke 1 1 < 5 Tahun 1 Baik 3 Patuh
n

< 20
Tahu Tamat
12 n 1 SMA/SMK 3 ke 1 1 < 5 Tahun 1 Baik 3 Patuh 3
20-30
Tahu Tamat Cukup
13 n 2 Sarjana 4 ke 1 1 < 5 Tahun 1 Baik 3 Patuh 2
20-30
Tahu Tamat
14 n 2 SMA/SMK 3 ke 1 1 < 5 Tahun 1 Baik 3 Patuh 3
20-30
Tahu Tamat
15 n 2 SMA/SMK 3 ke 1 1 < 5 Tahun 1 Baik 3 Patuh 3
> 30
Tahu Cukup
16 n 3 Tamat SMP 2 ke 2 2 5-10 Tahun 2 Cukup 2 Patuh 2
17 20-30 2 Tamat 3 ke 1 1 < 5 Tahun 1 Baik 3 Patuh 3
Tahu
n SMA/SMK
20-30
Tahu Tamat Cukup
18 n 2 SMA/SMK 3 ke 1 1 < 5 Tahun 1 Baik 3 Patuh 2
20-30
Tahu Cukup
19 n 2 Tamat SMP 2 ke 2 2 5-10 Tahun 2 Cukup 2 Patuh 2
20-30
Tahu Tamat Cukup
20 n 2 SMA/SMK 3 ke 2 2 5-10 Tahun 2 Cukup 2 Patuh 2
> 30
Tahu Tidak
21 n 3 Tamat SMP 2 ke 2 2 > 10 Tahun 3 Kurang 1 Patuh 1
< 20
Tahu Tamat
22 n 1 SMA/SMK 3 ke 1 1 < 5 Tahun 1 Baik 3 Patuh 3
20-30
Tahu Tamat
23 n 2 Sarjana 4 ke 1 1 < 5 Tahun 1 Baik 3 Patuh 3
< 20
Tahu Tamat
24 n 1 SMA/SMK 3 ke 1 1 < 5 Tahun 1 Baik 3 Patuh 3
20-30
Tahu Tamat Cukup
25 n 2 SMA/SMK 3 ke 2 2 5-10 Tahun 2 Cukup 2 Patuh 2
26 20-30 2 Tamat 3 ke 2 2 5-10 Tahun 2 Cukup 2 Cukup 2
Tahu SMA/SMK Patuh
n
< 20
Tahu Tamat
27 n 1 SMA/SMK 3 ke 1 1 < 5 Tahun 1 Baik 3 Patuh 3
> 30
Tahu Tidak
28 n 3 Tamat SD 1 Ke 3 3 > 10 Tahun 3 Kurang 1 Patuh 1
20-30
Tahu Tamat Cukup
29 n 2 SMA/SMK 3 ke 2 2 5-10 Tahun 2 Cukup 2 Patuh 2
> 30
Tahu
30 n 3 Tamat SMP 2 ke 1 1 < 5 Tahun 1 Baik 3 Patuh 3
20-30
Tahu Tamat Cukup
31 n 2 SMA/SMK 3 ke 2 2 5-10 Tahun 2 Cukup 2 Patuh 2
20-30
Tahu Tamat
32 n 2 SMA/SMK 3 ke 1 1 < 5 Tahun 1 Baik 3 Patuh 3
20-30
Tahu Tamat Cukup
33 n 2 SMA/SMK 3 ke 2 2 5-10 Tahun 2 Cukup 2 Patuh 2
> 30
Tahu Cukup
34 n 3 Tamat SMP 2 ke 1 1 5-10 Tahun 2 Cukup 2 Patuh 2
20-30
Tahu Tamat
35 n 2 SMA/SMK 3 ke 1 1 < 5 Tahun 1 Baik 3 Patuh 3
20-30
Tahu Tamat Cukup
36 n 2 SMA/SMK 3 ke 2 2 5-10 Tahun 2 Cukup 2 Patuh 2
20-30
Tahu Tamat
37 n 2 SMA/SMK 3 ke 1 1 < 5 Tahun 1 Baik 3 Patuh 3
> 30
Tahu
38 n 3 Tamat SMP 2 ke 2 2 5-10 Tahun 2 Baik 3 Patuh 3
20-30
Tahu Tamat Cukup
39 n 2 SMA/SMK 3 ke 2 2 5-10 Tahun 2 Cukup 2 Patuh 2
20-30
Tahu Tamat
40 n 2 SMA/SMK 3 ke 1 1 < 5 Tahun 1 Baik 3 Patuh 3
20-30
Tahu Tamat
41 n 2 Sarjana 4 ke 1 1 < 5 Tahun 1 Baik 3 Patuh 3
20-30
Tahu Tamat Cukup
42 n 2 SMA/SMK 3 ke 2 2 5-10 Tahun 2 Cukup 2 Patuh 2
< 20
Tahu Tamat
43 n 1 SMA/SMK 3 ke 1 1 < 5 Tahun 1 Baik 3 Patuh 3
20-30
Tahu Tamat
44 n 2 SMA/SMK 3 ke 1 1 < 5 Tahun 1 Baik 3 Patuh 3
45 20-30 2 Tamat 3 ke 2 2 5-10 Tahun 2 Cukup 2 Cukup 2
Tahu
n SMA/SMK Patuh
20-30
Tahu Tamat Tidak
46 n 2 SMA/SMK 3 ke 2 2 5-10 Tahun 2 Kurang 1 Patuh 1
< 20
Tahu Tamat
47 n 1 SMA/SMK 3 ke 1 1 < 5 Tahun 1 Baik 3 Patuh 3
20-30
Tahu Tamat
48 n 2 SMA/SMK 3 ke 1 1 < 5 Tahun 1 Baik 3 Patuh 3
< 20
Tahu Tamat Cukup
49 n 1 SMA/SMK 3 ke 2 2 5-10 Tahun 2 Cukup 2 Patuh 2
20-30
Tahu Tamat Cukup
50 n 2 SMA/SMK 3 ke 2 2 5-10 Tahun 2 Cukup 2 Patuh 2
20-30
Tahu Tamat
51 n 2 Sarjana 4 ke 1 1 < 5 Tahun 1 Baik 3 Patuh 3
20-30
Tahu Tamat Cukup
52 n 2 SMA/SMK 3 ke 2 2 5-10 Tahun 2 Cukup 2 Patuh 2
> 30
Tahu Tidak
53 n 3 Tamat SD 1 ke 2 2 > 10 Tahun 3 Kurang 1 Patuh 1
54 20-30 2 Tamat 3 ke 1 1 < 5 Tahun 1 Baik 3 Patuh 3
Tahu SMA/SMK
n
> 30
Tahu Cukup
55 n 3 Tamat SMP 2 ke 2 2 5-10 Tahun 2 Cukup 2 Patuh 2
< 20
Tahu Tamat Cukup
56 n 1 SMA/SMK 3 ke 1 1 < 5 Tahun 1 Baik 3 Patuh 2
> 30
Tahu Tidak
57 n 3 Tamat SD 1 Ke 3 3 > 10 Tahun 3 Kurang 1 Patuh 1
< 20
Tahu Tamat Tidak
58 n 1 SMA/SMK 3 ke 2 2 5-10 Tahun 2 Kurang 1 Patuh 1
Lampiran 10 Hasil Uji Statistik Data Penelitian

Usia
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid <20 Tahun 13 22.4 22.4 22.4
20-30 Tahun 34 58.6 58.6 81.0
>30 Tahun 11 19.0 19.0 100.0
Total 58 100.0 100.0

Tingkat Pendidikan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tamat SD 3 5.2 5.2 5.2
Tamat SMP 12 20.7 20.7 25.9
Tamat 36 62.1 62.1 87.9
SMA/SMK
Tamat Sarjana 7 12.1 12.1 100.0
Total 58 100.0 100.0

Gravida
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Kehamilan ke- 32 55.2 55.2 55.2
1
Kehamilan ke- 24 41.4 41.4 96.6
2
Kehamilan ke- 2 3.4 3.4 100.0
3
Total 58 100.0 100.0
Lama Pernikahan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid <5 Tahun 31 53.4 53.4 53.4
5-10 Tahun 23 39.7 39.7 93.1
>10 Tahun 4 6.9 6.9 100.0
Total 58 100.0 100.0

Dukungan Suami
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang 6 10.3 10.3 10.3
Cukup 20 34.5 34.5 44.8
Baik 32 55.2 55.2 100.0
Total 58 100.0 100.0

Kepatuhan Kunjungan ANC


Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak patuh 25 43.1 43.1 43.1
Cukup patuh 27 46.6 46.6 89.7
Patuh 6 10.3 10.3 100.0
Total 58 100.0 100.0
Ranks
Sum of
N Mean Rank Ranks
Kepatuhan Kunjungan Negative 5a
3.00 15.00
ANC - Dukungan Ranks
Suami Positive Ranks 0b .00 .00
Ties 53c
Total 58
a. Kepatuhan Kunjungan ANC < Dukungan Suami
b. Kepatuhan Kunjungan ANC > Dukungan Suami
c. Kepatuhan Kunjungan ANC = Dukungan Suami

Test Statisticsa

Kepatuhan Kunjungan ANC -


Dukungan Suami
Z -2.236b
Asymp. Sig. (2-tailed) .025
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on positive ranks.
Lampiran 11 Persetujuan Pengambilan Judul Skripsi
Lampiran 12 Permohonan Surat Pengantar Permohonan Data Awal di Puskesmas
Wongsorejo
Lampiran 13 Surat Jawaban dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Lampiran 14 Permohonan Data Awal
Lampiran 15 Persetujuan Pengambilan Data Penelitian
Lampiran 16 Surat Permohonan Surat Pengantar ke Puskesmas Wongsorejo
Lampiran 17 Surat Permohonan Ijin Penelitian di Puskesmas
Lampiran 18 Surat Jawaban Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Lampiran 19 Surat Jawaban Dari Puskesmas Wongsoejo
Lampiran 20 Kode Etik Penelitian
Lampiran 21 Lembar Konsul Penelitian

Anda mungkin juga menyukai