I YANG MENGALAMI
TUBERCULOSIS DENGAN MASALAH KEPERAWATAN KETIDAKPATUHAN
DI RT 025 RW 008 DESA WONOKUSUMO KECAMATAN TAPEN
KABUPATEN BONDOWOSO
TAHUN 2022
Oleh:
ANNISA KHAIRUR ROSIQIN
NIM : 19037140006
Oleh:
ANNISA KHAIRUR ROSIQIN
NIM : 19037140006
ii
SURAT PERNYATAAN
NIM : 19037140006
2. Tidak memuat karya tulis orang lain baik sebagian maupun keseluruhan,
kecuali yang secara tertulis diacu dalam karya tulis ilmiah ini dan disebutkan
dalam refrensi.
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tanpa tekanan dari
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
Kabupaten Bondowoso.
Oleh :
Pembimbing
Mengetahui,
Universitas Bondowoso
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Mengesahkan
Tim Penguji
Tanda Tangan
Mengetahui,
Ketua Program Studi DIII Keperawatan
Universitas Bondowoso
v
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena dengan
rahmat serta hidayah-Nya semata, sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat
terselesaikan dengan baik. Tugas ini disusun untuk sebagai salah satu persyaratan
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini
2. Ibu Yuana Dwi Agustin, SKM, M.Kes., selaku Ketua Program Studi DIII
penelitian.
3. Ibu Ns. Leni Agustin M.Kep selaku dosen pembimbing yang telah
4. Semua pihak yang telah membantu Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.
imbalan dari Allah SWT, dan penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
Penulis
vi
ABSTRAK
vii
ABSTRAK
Rosiqin, Annisa Khairur 2022. Nursing care for the family of brother. I with
Tuberculosis with nursing problems Non-compliance in RT 025 RW
008 Wonokusumo Village, Tapen District, Bondowoso Regency. Case
Study Scientific Papers. Bondowoso University DIII Nursing Study
Program.
viii
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Cover..........................................................................................i
Surat Pernyataan..........................................................................................iii
Lembar Persetujuan......................................................................................iv
Lembar Pengesahan.....................................................................................v
Kata Pengantar.............................................................................................vi
Abstrak.........................................................................................................vii
Halaman Lampiran.......................................................................................xvii
BAB 1 PENDAHULUAN..........................................................................1
ix
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.................................................................8
2.1.1 Definisi.........................................................................................8
2.1.3 Patofisiologi.................................................................................9
2.1.6 Penatalaksanaa.............................................................................10
x
2.3.5 Evaluasi .......................................................................................44
3.3 Partisipan................................................................................................47
4.1 Hasil.......................................................................................................52
4.2 Pengkajian..............................................................................................53
BAB 5 PEMBAHASAN.............................................................................85
5.1 Pengkajian..............................................................................................85
BAB 6 PENUTUP.......................................................................................93
xi
5.1 Kesimpulan............................................................................................93
5.2 Saran.......................................................................................................93
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................94
LAMPIRAN................................................................................................96
xii
DAFTAR TABEL
4.4 lanjutan...............................................................................................54
keluarga....................................................................................................57
Bondowoso...............................................................................................59
xiii
4.18 implementasi dan Evaluasi kunjungan ketujuh................................77
xiv
DAFTAR GAMBAR
Daftar Gambar Halaman
xv
DAFTAR SINGKATAN
TB/TBC : Tuberculosis
QA : Quality Assurance
KK : Kartu Keluarga
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
6. Surat Bakesbangpol..................................................................................103
xvii
BAB 1
PENDAHULUAN
kesehatan yang utama diberbagai negara di dunia, salah satu masalah dari
penderita yang tidakpatuh dalam minum obat karena pengobatan hingga 6 bulan
motivasi untuk melanjutkan minum obat karena malas berobat, merasa sudah
sembuh, dan tidak tahan terhadap efeksamping dari obat tersebut, bahkan
karena itu, obat harus diminum dan diawasi secara ketat oleh keluarganya. Selain
kematian yang diakibatkan oleh TB menjadi salah satu dari 10 penyebab utama
2
kematian di seluruh dunia. Secara global pada tahun 2018, diperkirakan jumlah
pasien dengan penyakit TB sebesar 10 juta pasien. Lebih dari 95 % kasus dan
penyakit TB terbesar nomor tiga dari dua per tiga total di dunia.
Menurut data profil kesehatan Indonesia (2018), pada tahun 2017 ditemukan
jumlah kasus TB Paru sebanyak 443.704 kasus, dimana angka tersebut mengalami
peningkatan dari tahun 2016 yaitu sebanyak 360.565 kasus. Salah satu wilayah di
Indonesia yang memiliki kasus TB Paru diatas angka prevalensi yaitu DKI Jakarta
(Kemenkes, 2018).
Tuberculosis yang terhitung dari Januari sampai Desember tahun 2021 dengan
total 934 orang dengan jumlah laki-laki 480 orang dan perempuan 454 orang.
orang dan perempuan 37 orang. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas
adalah batuk yang terus menerus disertai dahak selama kurang lebih 2 minggu.
diulang lagi dari awal sehingga proses penyembuhannya menjadi lebih lama, dan
keluarga yang lainnya. Jika masalah ini tidak teratasi maka penularan tuberculosis
pada penderita. Maka dari itu keluarga harus membantu anggota keluarganya
dalam pengobatan tuberculosis, supaya tidak terjadi penularan lebih meluas pada
dengan baik, yang ketiga diskusikan hal-hal yang dapat mendukung berjalannya
pengobatan yang dijalani, yang kelima informasikan manfaat yang akan diperoleh
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk membuat studi kasus
dengan judul “Asuhan Keperawatan Keluarga Tn.M Pada An.I yang Mengalami
Masalah pada studi kasus ini dibatasi pada Asuhan Keperawatan Keluarga
2022?
5
2022.
tahun 2022.
tahun 2022.
tahun 2022.
tahun 2022.
6
ketidakpatuhan.
Kabupaten Bondowoso.
Kabupaten Bondowoso.
TINJAUAN PUSTAKA
tulang, kelenjar getah bening (KGB) dan organ tubuh lainnya (Retno,2021).
tubuh lainnya. Bakteri ini dapat masuk melalui saluran pernapasan dan saluran
pencernaan, dan luka terbuka pada kulit. Tetapi paling banyak melalui inhalasi
droplet (bercak ludah) yang berasal dari orang yang terinfeksi bateri tersebut
2.1.2 Etiologi
berspora sehingga mudah dibasmi dengan pemanasan, sinar matahari, dan sinar
ultraviolet. Ada dua macam mikobakteria tuberculosis yaitu Tipe Human Dan
Tipe Bovin. Basil Tipe Bovin berada dalam susu sapi yang menderita mastitis
tuberculosis usus. Basil Tipe Human bisa berada di bercak ludah (droplet) dan di
udara yang berasal dari penderita TBC, dan orang yang terkena rentan terinfeksi
bila menghirupnya.
hidup dan menyebar kenodus limfatikus lokal. Penyebaran melalui aliran darah ini
9
dapat menyebabkan TB pada organ lain, dimana infeksi laten dapat bertahan
2.1.3 Patofisiologi
alveoli. Reaksi tubuh terhadap bakteri ini tergantung pada kekebalan tubuh,
jumlah bakteri yang masuk dan virulensi bakteri. Makrofag menangkap dan
menghasilkan nodul pucat kecil yang berisi bakteri yang disebut tuberkel primer.
mengalami nekrosis. Kondisi ini dikenal dengan proses pengkijuan, bagian tengah
tersebut dapat dikeluarkan melalui batuk dan meninggalkan rongga yang disebut
kaverne dalam parenkim paru (pada foto toraks). Jika kekebalan tubuh baik, maka
bakteri tetap dalam paru dengan keadaan terbungkus (dormant/tidur). Tetapi jika
tubuh mengalami penurunan kekebalan karena adanya stres fisik dan emosi maka
lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah,
batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan
menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang
lebih dari satu bulan. Gejala-gejala tersebut diatas dapet dijumpai pula pada
penyakit paru selain TB, seperti bronkitis kronis, asma, kanker paru dan lain-lain.
10
Mengingat prevalensi TB di Indonesia saat ini masih tinggi, maka setiap orang
2.1.5 Komplikasi
2.1.6 Penatalaksanaan
selanjutnya
4) Menurunkan penularan TB
B. Prinsip Pengobatan TB
pengobatan TB. Pengobatan TB merupakan salah satu upaya paling efisien untuk
mencegah penyebaran lebih lanjut dari kuman TB. Pengobatan yang adekuat
3) Ditelan secara teratur dan diawasi secara langsung oleh PMO (Pengawas
4) Pengobatan diberikan dalam jangka waktu yang cukup terbagi dalam tahap
Paduan OAT Kategori-1 dan Kategori-2 disediakan dalam bentuk paket obat
kombinasi dosis tetap (OAT-KDT). Tablet OAT KDT ini terdiri dari kombinasi 2
atau 4 jenis obat dalam satu tablet. Dosisnya disesuaikan dengan berat badan
pasien. Paduan ini dikemas dalam satu paket untuk satu pasien.
Paket Kombipak adalah paket obat lepas yang terdiri dari Isoniasid,
Paduan OAT ini disediakan program untuk digunakan dalam pengobatan pasien
yang terbukti mengalami efek samping pada pengobatan dengan OAT KDT
sebelumnya.
3) Jumlah tablet yang ditelan jauh lebih sedikit sehingga pemberian obat
A. Pemeriksaan Dahak
yang dikumpulkan dalam dua hari kunjungan yang berurutan berupa : Dahak
Sewaktu-Pagi-Sewaktu (SPS)
membawa sebuah pot dahak untuk menampung dahak pagi pada hari kedua.
b) P (Pagi): dahak ditampung di rumah pada pagi hari kedua, segera setelah
fasyankes.
2) Pemeriksaan Biakan
b) Pasien TB anak.
negatif.
Uji kepekaan obat bertujuan untuk menentukan ada tidaknya resistensi M.tb
terhadap OAT. Untuk menjamin kualitas hasil pemeriksaan, uji kepekaan obat
tersebut harus dilakukan oleh laboratorium yang telah tersertifikasi atau lulus uji
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunya hubungan
darah yang sama atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan yang terus-menerus,
yang tinggal dalam satu atap, yang mempunyai ikatan emosional, dan mempunyai
dengan istilah kekerabatan dimana invidu bersatu dalam suatu ikatan perkawinan
dengan menjadi orang tua. Dalam arti luas anggota keluarga merupakan mereka
yang memiliki hubungan personal dan timbal balik dalam menjalankan kewajiban
Keluarga merupakan dua orang tau lebih yang hidup bersama dengan ikatan
dan kedekatan emosional baik yang tidak memiliki hubungan darah, perkawinan,
atau adopsi dan tidak memiliki batas keanggotaan dalam keluarga (Niswa dkk,
2021).
14
anggota keluarga.
masing-masing.
a. Keluarga inti, yaitu keluarga kecil dalam satu rumah. Mereka adalah ayah,
b. Keluarga besar, yaitu gabungan dari beberapa keluarga inti yang bersumbu
dari satu keluarga inti. Satu keluarga memiliki beberapa anak, lalu anak-
anaknya menikah dan memiliki anak, dan kemudian menikah lagi dan
c. Keluarga inti, yaitu keluarga pasangan suami istri yang baru menikah tetapi
e. Keluarga bujang dewasa, yaitu kondisi orang dewasa yang jauh dari
keluarganya.
a. Ibu remaja yang belum menikah, yaitu kehidupan seorang ibu bersama
c. Keluarga orang tua tiri, yaitu kehidupan anak dengan orangtua tirinya.
d. Keluarga hidup bersama, yaitu tipe keluarga ini biasanya hidup di dalam
f. Gay and lesbian family, yaitu seseorang dengan jenis kelamin yang sama
g. Pasangan yang berpadu, yaitu seorang dewasa yang tinggal bersama tanpa
i. Keluarga jaringan grub, yaitu keluarga inti yang dibatasi oleh aturan atau
nilai-nilai, hidup bersama atau berdekatan satu sama lainnya, dan saling
k. Institusional, yaitu anak atau orang dewasa yang tinggal dalam suatu panti.
16
dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental (maria, 2020).
1) Patrilinear
Merupakan keluarga yang terdiri dari sanak saudara dan memiliki hubungan
2) Matrilinear
Merupakan keluarga yang terdiri dari sanak saudara dan memiliki hubungan
3) Matrilokal
Merupakan keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang tinggal bersama
4) Patrilokal
Merupakan keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang tinggal bersama
5) Keluarga kawin
beberapa sanak saudara yang menjadi bagaian dari keluarga karena ada hubungan
1) Fungsi afektif
17
2) Fungsi sosialisasi
3) Fungsi reproduksi
4) Fungsi ekonomi
5) Fungsi perawatan
sehingga secara tidak langsung akan menjadi perhatian dan tanggung jawab
keluarga, maka keluarga akan segera menyadari dan mencatat kapan dan seberapa
tepat
Tugas utama keluarga mampu mem uskan dalam menentukan tindakan yang
keterbatasan dalam mengatasi masalah maka keluarga meminta bantuan orang lain
disekitarnya.
sakit
memiliki kemampuan dalam merawat anggota keluarga yang sedang sakit atau
kesehatannya.
1) Peranan ayah
Ayah memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam keluarga.
dan arah hidup keluarga. Hal ini sangat wajar karena ayah memiliki peran sebagai
19
2) Peranan ibu
Peran ibu tidak kalah penting dengan ayah. Ibu cenderung menjadi teman
dan pendidik pertama bagi anak. Selain mengurus wilayah domestik keluarga, ibu
juga berperan sebagai salah satu anggota kelompok dari peranan sosialnya serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya. Bahkan ibu dapat pula berperan
3) Peranan anak
Dalam posisi ini, anak menjadi objek sekaligus subjek. Anak yang dibentuk
oleh keluarga pada saat bersamaan juga memiliki perannya tersendiri. Peran anak
yang bergerak bertahap dari waktu ke waktu. Setiap tahapan umumnya memiliki
keluarga, yaitu:
1) Keluarga Baru
perkawinan. Pada tahap ini, pasangan baru memiliki tugas perkembangan untuk
Tahap keluarga dengan anak pertama ialah masa transisi pasangan suami
istri yang dimulai sejak anak pertama lahir sampai berusia kurang dari 30 bulan.
Pada masa ini sering timbul konflik yang dipicu kecemburuan pasangan akan
perhatian yang lebih ditujukan kepada anggota keluarga baru. Adapun tugas
perkembangan pada tahap ini yaitu kesadaran akan perlunya beradaptasi dengan
istri, berbagi peran dan tanggung jawab, juga mempersiapkan biaya untuk anak.
Tahap ini berlangsung sejak anak pertama berusia 2,5 tahun hingga 5 tahun.
memasuki awal masa remaja. Dalam hal ini, sosialisasi anak semakin melebar.
yang lebih luas lagi. Tugas perkembangannya adalah anak harus sudah
berkembang dengan baik. dan memperhatikan anak akan risiko pengaruh teman
serta sekolahnya.
yang seimbang dan bertanggung jawab. Hal ini mengingat bahwa remaja adalah
seorang yang dewasa muda dan mulai memiliki otonomi. la ingin mengatur
komunikasi antara orangtua dan anak harus terus dijaga. Selain itu, beberapa
peraturan juga sudah mulai diterapkan untuk memberikan batasan tertentu tetapi
masih dalam tahap wajar. Misalnya dengan membatasi jam malam dan lain
sebagainya.
keluarga sedang menghadapi persiapan anak yang mulai mandiri. Dalam hal ini,
orangtua mesti merelakan anak untuk pergi jauh dari rumahnya demi tujuan
tertentu. Adapun tugas perkembangan pada tahap ini, antara lain membantu dan
keluarga besar (orangtua pasangan) memasuki masa tua, dan memberikan contoh
Tahapan ini ditandai dengan perginya anak terakhir dari rumah dan salah
Masa usia lanjut adalah masa-masa akhir kehidupan manusia. Maka tugas
pasangan, kawan, ataupun saudara. Selain itu melakukan "ulasan hidup" juga
Patokan dari stresor dari koping keluarga ini adalah 6 bulan. Stresor yang
dialami keluarga tetapi bisa ditangani dalam jangka waktu kurang dari 6 bulan,
dinamakan stresor jangka pendek. Akan tetapi jika sebaliknya, stresor tersebut
membutuhkan waktu yang lebih lama dari 6 bulan untuk penyelesaiannya, maka
menghadapi dan merespons stressor, dan strategi apa yang digunakan untuk
2.3.1 Pengkajian
terus-menerus dan bertahap. Sehingga proses ini tidak hanya sekali saja
informasi tersebut bisa digunakan untuk memprediksi tindakan di masa yang akan
A. Data Umum
Beberapa data umum yang perlu dikaji dalam tahap ini adalah:
23
1) Informasi dasar
Informasi ini merupakan hal-hal dasar yang harus diketahui. Data ini
biasanya merupakan data tertulis, yang mudah kita peroleh dari kartu keluarga
Dari KK ini, kita akan mendapatkan informasi dasar berupa alamat lengkap,
nama kepala keluarga, pekerjaan dan pendidikan terakhir kepala keluarga dan
2) Tipe bangsa
3) Agama
Mengetahui agama pasien dan keluarganya tidak hanya sebatas nama agamanya,
ajaran agama.
keluarga menjaga kesehatan anggota keluarganya. Meski hal ini tidak bisa
24
Status sosial tak selalu ditentukan oleh pendapatannya meski hal tersebut
beban dan pada akhirnya membuat sakit. Akan tetapi, bentuk rekreasi tidak hanya
dilihat dari ke mana pergi bersama keluarga, melainkan hal-hal yang sederhana
menghibur lainnya.
dijadikan sebagai bagian dari kajian. Beberapa hal yang perlu dikaji dalam tahap
ini adalah:
Bagaimana kondisi paling baru dari keluarga? Inilah yang menjadi fokus
utama. Tidak hanya dari sisi kesehatan, melainkan dari berbagai sisi. Kesehatan
tidak hanya berlaku sendiri, melainkan bisa terkait dengan banyak sisi. Misalnya
faktor ekonomi, karena keluarga tidak mampu mencukupi kebutuhan makan yang
25
sehat dan aman, maka anggota keluarga mudah terserang penyakit. Tahap
perkembangan keluarga ini ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti.
masing. Begitu pula dengan tugas perkembangan keluarga yang telah dijelaskan
pada bab sebelumnya. Dari setiap tugas itu, sebaiknya dibuat daftar, mana saja
tugas yang telah diselesaikan. Dengan begitu, akan tampak tugas apa saja yang
belum dilaksanakan.
Jika ada beberapa tugas yang belum diselesaikan, kemudian dikaji kendala
apa yang menyebabkannya. Lalu apakah tugas tersebut harus diselesaikan segera
Bagian riwayat keluarga inti ini, tidak hanya dikaji tentang riwayat
ada anggota keluarga yang memiliki riwayat penyakit yang berisiko menurun,
yang pernah dia diakses, riwayat penyakit yang pernah diderita, serta riwayat
dengan kesehatan.
Riwayat keluarga besar dari pihak suami dan istri juga dibutuhkan. Hal ini
dikarenakan ada penyakit yang bersifat genetik atau berpotensi menurun kepada
anak cucu. Jika hal ini dapat dideteksi lebih awal, dapat dilakukan berbagai
C. Data Lingkungan
bagi setiap anggota keluarga. Dalam hal ini, beberapa data lingkungan yang
1) Karakteristik rumah.
dengan melihat luas rumah, tipe rumah, jumlah ruangan dan fungsinya, sirkulasi
udara dan sinar matahari yang masuk, pendingan udara atau kipas angin,
beserta kapasitas dan jenisnya, jarak sumber air dengan septic tank, konsumsi
makanan olahan dan air minum keluarga, dan lain sebagainya. Selain karakteristik
yang dapat dilihat tersebut, lingkungan rumah juga termasuk di dalamnya adalah
dipakai sebagai pijakan utama untuk melihat lingkungan keluarga yang lebih luas,
Setelah dari dalam rumah, data yang harus dicari selanjutnya adalah
memengaruhi kesehatan.
Selain interaksi dengan tetangga dan lingkup RT RW, tentu setiap inividu
sekolah, maupun hanya teman main. Interaksi ini juga bisa digunakan untuk
melacak jejak dari mana penyakit yang didapatkan oleh pasien. Apakah la
mendapatkan penyakit dari pergaulannya di luar atau bukan. Hal ini sangat
mungkin terjadi.
berpindah dari rumah orangtua menuju rumah sendiri. Atau jika merantau, di
mana saja ia pernah kontrak rumah. Atau sebagai pegawai sering ditugaskan di
berbagai kota mana saja. Seorang perawat sangat membutuhkan data ini.
keluarga. Akan tetapi, dalam proses keperawatan kesehatan keluarga, tidak hanya
data itu saja yang dibutuhkan, melainkan juga berapa anggota keluarga yang sehat
fasilitas psikologis atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau
D. Struktur Keluarga
seluruh struktur itu, perawat harus memiliki datanya. Data yang dibutuhkan untuk
keluarga dalam berhubungan satu sama lain. Apakah komunikasi dalam keluarga
Komunikasi yang berjalan baik mudah diketahui dari anggota keluarga yang
menjadi pendengar yang baik, pola komunikasi yang tepat, penyampaian pesan
Kekuatan keluarga diukur dari peran dominan anggota keluarga. Oleh sebab
itu, seorang perawat membutuhkan data tentang siapa yang dominan dalam
pun anggota keluarga yang terlepas dari perannya, baik dari orangtua maupun
anak-anak. Peran ini berjalan dengan sendirinya, meski tanpa disepakati terlebih
dahulu. Akan tetapi jika peran ini tidak berjalan dengan baik, maka akan ada
anggota keluarga yang terganggu. Misalnya anak yang harus belajar atau bermain,
jika anak tak melakukannya, tentu orangtua akan gelisah. Begitu pula jika
29
orangtua atau utamanya ayah tidak bekerja, tentu anggota keluarga akan kesulitan
memenuhi kebutuhannya.
Perawat perlu mengetahui seluruh peran tersebut dan bagaimana peran itu
dijalankan. Jika ada masalah dengan peran tersebut, siapa yang biasanya akan
komukasi.
E. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga ini juga telah dibahas pada bab sebelumnya. Namun dari
setiap fungsi, beberapa hal perlu ditekankan dan harus diketahui oleh perawat.
1) Fungsi afektif
keluarga?
2) Fungsi sosial
30
dan menerima cinta sesuai dengan tingkatan usia? Siapa yang paling
bertanggung jawab?
3) Fungsi reproduksi
F. Pemeriksaan Kesehatan
1) Pemeriksaan fisik
Data selanjutnya yang harus dikumpulkan oleh perawat adalah data tentang
kesehatan fisik. Tidak hanya kondisi pasien, melainkan kondisi kesehatan seluruh
anggota keluarga. Beberapa bagian yang harus diperiksa adalah sebagai berikut:
a) Tanda-tanda vital
Tanda-tanda vital yang harus diperiksa adalah suhu badan, nadi, pernapasan,
b) Antropometri
Pemeriksaan ini meliputi tinggi badan, berat badan, lingkaran perut, lingkar
c) Pernapasan
Pernapasan yang harus diperiksa meliputi pola pernapasan, bentuk dada saat
bernapas, dan apakah ada bunyi yang di luar kebiasaan orang bernapas.
d) Cardiovasculer
e) Pencernaan
peristaltik usus, mukosa bibir dan mulut, anoreksia, dan buang air besar.
f) Perkemihan
g) Muskuloskeletal
Dari pemeriksaan ini perawat akan mengetahui apakah ada output yang
h) Pengindraan
Indra yang perlu diperiksa oleh perawat utamanya adalah mata, hidung, dan
telinga. Apakah masih normal atau sudah mengelami perubahan atau kelainan.
i) Reproduksi
sebaliknya, maka gejala apa saja yang menunjukkan akan hal itu.
j) Neurologis
G. Harapan Keluarga
Pada bagian ini perlu diuraikan bagaimana harapan keluarga pasien terhadap
penyakit yang diderita pasien. Selain itu, sebagai pendukung dan motivasi,
perawat juga perlu mengetahui bagaimana atau apa saja harapan keluarga
oleh perawat agar keluarga merasa puas dengan pelayanan kesehatan yang
diberikan.
A) Perumusan Masalah
mengacu pada tipologi masalah kesehatan dan keperawatan serta sejumlah alasan
bidang kesehatan.
a. Ancaman Kesehatan
gonore, hepatitis.
33
3) Jumlah anggota keluarga terlalu besar dan tidak sesuai dengan kemampuan
dan sumber daya keluarga. Seperti keluarga dengan pemasukan kecil, tapi
benda tajam di sembarang tempat atau kondisi tangga rumah yang terlalu
curam.
diperhitungkan;
f) kebisingan;
g) udara tercemar.
a) merokok;
b) minuman keras;
10) Memainkan peranan yang tidak sesuai, misalnya anak wanita memainkan
peranan ibu karena meninggal, anak laki laki memainkan peranan ayah.
b. Kurang/Tidak Sehat
c. Situasi Krisis
Situasi krisis adalah saat-saat yang banyak menuntut individu atau keluarga
dalam menyesuaikan diri termasuk juga dalam hal sumber daya keluarga. Lingkup
1) Perkawinan.
2) Kehamilan.
3) Persalinan.
4) Masa nifas.
5) Menjadi orang-tua.
7) Abortus.
9) Anak remaja.
antara lain:
antara lain.
perkembangan anak.
perawatan.
rumah.
ada kesepakatan, acuh tak acuh terhadap anggota keluarga yang mempunyai
masalah.
B) Penerapan Prioritas
pengambilan keputusan yang tepat. Skala prioritas ini diperoleh dari berbagai data
yang telah didapatkan di depan, untuk kemudian diolah dan pada akhirnya skala
prioritas ini akan membantu dalam pemetaan penanganan pada pasien, baik untuk
Resiko 2
Krisis mendatang 1
2. Modifikasi kondisi/masalah
Skala :
Mudah 2 2
Sebagian 1
Tidak dapat 0
3. Potensial masalah untuk dicegah
Skala :
Tinggi 3 1
Cukup 2
Rendah 1
4. Ciri khas
Skala :
Segera 2 1
Tidak perlu segera 1
Tidak dianggap 0
Skoring
Skor
X Bobot
Angka tertinggi
1) Tentukan angka dari skor tertinggi terlebih dahulu. Biasanya angka tertinggi
adalah 5.
2) Skor yang dimaksud diambil dari skala prioritas. Tentukan skor pada setiap
kriteria.
a) Sifat Masalah
Menentukan sifat masalah ini berangkat dari empat poin pokok, yaitu
terserang suatu penyakit. Hal ini mengacu pada kondisi sebelum terkena penyakit
semestinya.
keluarga terserang penyakit atau mencapai kondisi potensi yang ideal tentang
kesehatan. Ancaman ini bisa berlaku dari penyakit yang ringan hingga yang
paling berat. Sumber dari penyakit ini biasanya dari konsumsi, pola hidup, dan
Kondisi akan mengacu pada tersedianya fasilitas kesehatan, konsumsi, pola hidup
Kriteria ini mengacu pada tingkat penanganan kasus pada pasien. Tingkat
penanganan terdiri dari tiga bagian, yaitu mudah, sebagian, dan tidak ada
Potensi ini juga mengacu pada tingkatan, yaitu tinggi, cukup, dan rendah.
sebagainya..
d) Menonjolnya Masalah
Namun hal ini tetap memerlukan pemeriksaan terlebih dahulu agar tindakan yang
Kategori : Perilaku
a) Definisi :
Perilaku individu dan/atau pemberi asuhan tidak mengikuti rencana
b) Penyebab :
menentu)
Subjektif
Objektif
Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif
2.3.3 Intervensi
Tabel Rencana Tindakan dan Kriteria Hasil Berdasarkan SLKI (2019) dan SIKI
(2018)
membantu pasien mencapai tujuan yang diharapkan, oleh karena itu rencana
memfasilitasi koping.
mendorong kesadaran keluarga tentang kesehatan dan penjelasan pun akan mudah
a) Memberikan informasi.
bisa menjadi stimulus bagi keluarga untuk memutuskan perawatan yang tepat.
percaya diri untuk merawat anggota keluarga yang sakit. Terkadang, keluarga
sangat prihatin dengan anggota keluarga yang sakit tetapi tidak tahu atau takut
melakukan tindakan yang justru akan merugikan pasien. Padahal pasien sangat
44
membutuhkan bantuannya. Untuk bisa mencapai hal ini, perawat dapat melakukan
ditempuh adalah:
saat ini masih relatif rendah. Untuk itu, perawat perlu melakukan beberapa hal di
bawah ini.
2.3.5 Evaluasi
kurang dapat ditambahkan, dan apabila mendapati kasus baru dan mampu
diselesaikan dengan baik, maka hal itu disebut sebagai keberhasilan atau temuan
sebuah penelitian.
45
secara operasional:
dilakukan tindakan keperawatan. Misalnya yang tadinya dirasa sakit, kini tidak
sakit lagi.
A : adalah analisis dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu pada tujuan
METODOLOGI PENELITIAN
Desain yang digunakan adalah studi kasus, yaitu studi yang mengeksplorasi
Studi kasus dalam karya tulis ini adalah untuk mengeksplorasi masalah
Definisi operasional adalah suatu nilai dari kegiatan yang memiliki variasi
tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
yang menjadi fokus dalam penelitian studi kasus. Batasan istilah disusun secara
naratif dan apabila diperlukan ditambahkan informasi sebagai tanda atau ciri khas
Batasan istilah dalam studi kasus ini adalah ” Asuhan keperawatan keluarga
2. Tuberculosis
tulang, kelenjar getah bening (KGB) dan organ tubuh lainnya (Retno,2021).
Dalam batasan karakteristik penderita tuberculosis yang masuk pada rentang usia
3. Ketidakpatuhan
batasan karakteristik kriteria yang ingin dicapai yaitu klien dengan perilaku
3.3 Partisipan
Partisipan dalam penyusunan studi kasus ini adalah satu keluarga yang
dalam penelitian ini yaitu Klien dengan usia 22 tahun, Keluarga yang
48
1) Lokasi
Pada studi kasus ini dilakukan Asuhan keperawatan keluarga Tn.M pada
2) Waktu
mengkonsumsi obat.
49
1) Wawancara
keluarga terkait dengan masalah yang dihadapi klien biasanya juga disebut
anamnesa. Hasil anamnase berisi tentang identitas klien, keluhan utama, riwayat
penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga, dan lain-
tubuh klien.
Uji keabsahan data dimaksudkan untuk menguji kualitas data atau informasi
perawat, dan keluarga) yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti
teori yang ada dan dituangkan di opini pembahasan. Teknik analisa yang
50
a. Pengumpulan data
b. Mereduksi data
Mereduksi data dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari hasil WOD
(wawancara, observasi dan dokumentasi) yang telah di salin dalam satu bentuk
c. Penyajian data
Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk tabel, gambar, bagan, dan teks
d. Kesimpulan
Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan dengan
hasil penulisan terdahulu dan secara teoritis dengan perilaku kesehatan. Penarikan
dari:
memenuhi kriteria inkulasi dan disertai judul penelitian dan manfaat penelitian
b. Tanpa nama
Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang didapat untuk
c. Kerahasiaan
dirahasiakan.
BAB 4
HASIL
4.1 Hasil
Dalam hal ini penulis akan membahas mengenai 1 keluarga binaan dan
merujuk pada teori dengan susunan fakta, teori, dan opini. Pembahasan asuhan
dari kedua orangtua dan 2 orang adik. Rumah Tn.M yang ditempati 8 meter
persegi dengan 3 kamar tidur, ruang tamu, ruang keluarga, 1 dapur, dan 1 kamar
mandi. Tipe rumah permanen, keadaan lantai keramik, ventilasi cukup, rumah
keluarga Tn.M berada dilingkungan yang cukup bersih. Jarak pelayanan kesehatan
Denah rumah
TERAS U
KAMAR
TIDUR
RUANG TAMU B T
RUANG
KELUARGA S
KAMAR
TIDUR
KAMAR
TIDUR
KAMAR DAPUR
MANDI
4.2 Pengkajian
A. Identitas Peneliti
Tabel 4.1 Identitas Peneliti
Nama Puskesmas Tapen No. Register -
Nama Perawat Annisa Khairur Tanggal Pengkajian 30 Juni 2022
Rosiqin
B. Data Keluarga
Tabel 4.2 Data Keluarga
Nama Kepala Tn.M Bahasa sehari-hari Indonesia &
Keluarga Madura
Alamat Rumah Desa Wonokusumo Yankes terdekat, Jarak Poskesdes, 5
&Telp km
Pekerjaan Wiraswasta Alat transportasi Sepeda
Motor
Agama &Suku Islam / Madura Status Kelas Sosial Menengah
54
22
Keterangan :
: Perempuan
: Laki-laki
: Klien dengan umur
: Menikah
: Garis keturunan
: Serumah
Tugas Keluarga :
F. Struktur Keluarga
Pola Komunikasi :
Baik Disfungsional
56
Peran Keluarga :
Nilai/Norma Keluarga :
G. Fungsi Keluarga
Fungsi Afektif :
Fungsi Sosial :
Fungsi Ekonomi :
Mekanisme Koping
tidak diobati/dirawat :
Ya √Tidak
Karena : Keluarga Tn.M mengatakan tidak mengetahui akibat yang terjadi jika tidak di obati secara
tuntas
6. Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan yang dialami anggota
keluarganya:
a.Keluarga Tetangga, Kader √Tenaga kesehatan
Yaitu : perawat yang ada di poskesdes dekat dengan rumahnya
7. Keyakinan keluarga tentang masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya :
tidak perlu ditangani karena akan sembuh sendiri biasanya
√perlu berobat ke fasilitas yankes
tidak terpikir
Karena : Keluarga Tn.M mengatakan masalah kesehatan yang dialami anggota keluarga perlu untuk
segera di tangani
8. Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesehatan yang dialami anggota keluarganya :
Ya √Tidak
Karena : An.I mengatakan tidak mau meneruskan pengobatannya, tapi Tn.M mengatakan ingin
anaknya meneruskan pengobatannya lagi sampai tuntas
9. Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan yang dialami anggota
keluarganya :
√Ya Tidak
Jelaskan: Tn.M mengatakan mengetahui bahwa An.I seharusnya berobat selama 6 bulan. Ny.A
mengatakan tiap pengambilan obat saya yang mengambilnya
10. Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan masalah kesehatan yang
dialaminya:
√Ya Tidak
Jelaskan: Ny.A mengatakan mengetahui cara melakukan perawatan dengan masalah kesehatan yang
di alami An.I, Tn.M mengatakan maunya anak saya berobat sampai tuntas 6 bulan
11. Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang dialami anggota
keluarganya:
√Ya Tidak
Jelaskan : keluargaTn.M mengetahui pencegahan terhadap masalah kesehatan anaknya dengan cara
tiap hari jendela kamar An.I dibuka supaya ada cahaya yang masuk
12. Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan
anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan :
Ya √Tidak
Jelaskan : Tn.M dan An.I masih merokok didalam rumah
13. Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber di masyarakat untuk mengatasi
masalah kesehatan anggota keluarganya:
√Ya Tidak
Jelaskan : keluargaTn.M mengatakan mampu memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dengan
cara memeriksakan kepelayanan kesehatan terdekat jika ada anggota keluarga yang sakit
59
1. Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala penyakit tuberculosis yang di alami anggota
keluarganya:
Jelaskan : ya, Keluarga Tn.M mengatakan mengetahui tanda dan gejala dari tuberkulosis
yang dialami An.I seperti ada benjolan di leher kanan yang awalnya kecil menjadi besar dan
keluar nanah, setelah minum obat tahap awal selama 2 bulan benjolan mengecil
2. Apakah keluarga mengetahui cara minum obat tuberculosis yang dianjurkan oleh dokter :
Jelaskan : ya, Keluarga Tn.M mengatakan mengetahui cara minum obat tuberkulosis
3. Apakah keluarga pernah menghentikan pengobatan karena sudah merasa lebih membaik :
Jelaskan : ya, An.I mengatakan putus berobat karena tidak tahan efek samping dari obatnya
dan merasa sudah membaik
4. Apakah terkadang keluarga lupa minum obat tuberculosis :
Jelaskan : ya, An.i mengatakan pernah sehari lupa minum obat
5. Apakah keluarga rutin kontrol tiap bulan terhadap masalah kesehatan anggota keluarganya :
Jelaskan : tidak, Tn.M mengatakan kontrol hanya selama 2 bulan pengobatan, dan terputus
karena anak saya tidak mau minum obatnya lagi
6. Apakah keluarga selalu mendampingi anggota keluarganya yang menderita tuberculosis
setiap kontrol serta mengambil obat :
Jelaskan : ya, Tn.m mengatakan waktu pengobatan keluarga mendampingi An.i kontrol
dipuskesmas tapen
7. Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan tuberculosis yang dialami anggota
keluarganya bila tidak diobati/dirawat :
Jelaskan : tidak, keluarga Tn.M mengatakan tidak mengetahui akibat apa yang terjadi jika
pengobatannya tidak dilanjut
8. Apakah klien merasa terganggu / jenuh dengan adanya jadwal minum obat secara rutin :
Jelaskan : ya, An.I mengatakan karena obatnya besar-besar dan banyak, bahkan sekali
minum ada 4 obat
9. Apakah anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan tuberculosis pernah
meminum obat tidak sesuai anjuran dokter :
Jelaskan : tidak, An.I mengatakan selama pengobatan minum obat sesuai petunjuk dokter
Kriteria :
a. Menerima petugas Perawatan Kesehatan Masyarakat.
b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan
rencana keperawatan.
2. Keluarga Mandiri Tingkat Dua (KM – II)
Kriteria :
a. Menerima petugas Perawatan Kesehatan Masyarakat.
b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan
rencana keperawatan.
c. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara benar.
60
EVALUASI
P : lanjutkan intervensi
IMPLEMENTASI
Tabel 4.13 implementasi dan Evaluasi kunjungan kedua
Hari/Tanggal : jum’at, 1 juli 2022
No Diagnosa Keperawatan Implementasi
K.2 Ketidakpatuhan 16.3 1. Membina hubungan baik dan saling percaya terhadap keluarga dan klien
0 Respon : keluarga dan klien menerima perawat dengan baik
WIB 2. Mengidentifikasi kepatuhan klien dalam menjalankan program pengobatan tuberkulosis
16.3 Respon : keluarga dan klien mengatakan sudah tidak menjalankan pengobatan rutim tiap bulan
5 ditandai dengan klien An.I mengatakan “saya sudah berhenti tidak melakukan pengobatan
WIB soalnya setelah minum obat badan terasa gatal-gatal”
3. Menjelaskan kepada keluarga dan klien dampak jika tidak melakukan pengobatan
tuberkulosis sampai tuntas
16.3 Respon : Klien An.I tidak mau melanjutkan pengobatan kembali . ditandai dengan klien An.I
8 mengatakan “saya sudah sembuh mbak, dapapa ini benjolannya sudah kemps. Nanti kalo kumat
WIB lagi baru mau pengobatan lagi”
4. Memberikan kesempatan keluarga dank lien untuk bertanya tentang pengobatan tuberkulosis
Respon : keluarga dan klien mengatakan belum ada yang ingin ditanyakan tentang pengobatan
tuberkulosis
16.4 5. Mengontrak waktu untuk intervensi selanjutnya
2 Respon : Keluarga Tn.M dan An.I menyetujui kontrak waktu yang dibuat oleh peneliti untuk
WIB pertemuan selanjutnya
69
EVALUASI
EVALUASI
IMPLEMENTASI
Tabel 4.15 implementasi dan Evaluasi kunjungan keempat
Hari/Tanggal : minggu, 3 juli 2022
No Diagnosa Keperawatan Implementasi
K.4 Ketidakpatuhan 16.34 1. Menyediakan materi dan media leaflet untuk pendidikan kesehatan tbc seperti tentang
WIB penyakit tuberculosis dan cara minum obatnya
Respon : Keluarga Tn.M dan An.I kooperatif mendengarkan dan memperhatikan materi
tentang cara pengobatan tbc yang disampaikan oleh perawat
16.40 2. Mengidentifikasi kepatuhan klien menjalani program pengobatan tbc seperti cara
WIB mengkomsumsi obat tbc secara rutin
Respon : An.I mengatakan tetap tidak mau minum obat pro TB 4 karena obatnya besar dan
sekali minum ada 4 obat
16.45
3. Membuat komitmen menjalani program pengobatan dengan baik seperti rutin menjalani
WIB
kontrol pengobatan tbc tiap bulan
Respon : An.I mengatakan tetap tidak mau meneruskan pengobatannya
16.48 4. Melibatkan keluarga untuk mendukung program pengobatan yang dijalani seperti
WIB memberikan suport kepada klien terhadap pengobatan yang dijalani
Respon : Keluarga Tn.M mengatakan meminta solusi kepada perawat supaya An.I mau
melanjutkan pengobatannya sampai tuntas
16.50 5. Mengontrak waktu untuk intervensi selanjutnya
WIB Respon : Keluarga Tn.M dan An.I menyetujui kontrak waktu yang dibuat oleh peneliti untuk
pertemuan selanjutnya
72
EVALUASI
IMPLEMENTASI
Tabel 4.16 implementasi dan Evaluasi kunjungan kelima
Hari/Tanggal : senin, 4 juli 2022
No Diagnosa Keperawatan Implementasi
K.5 Ketidakpatuhan 17.10 1. Menyediakan materi dan media leaflet untuk pendidikan kesehatan tbc seperti tentang
WIB penyakit tuberculosis dan cara minum obatnya
Respon : Keluarga Tn.M dan An.I kooperatif mendengarkan dan memperhatikan materi
tentang akibat ketidakpatuhan minum obat yang disampaikan oleh perawat dan An.I
mengatakan ingin minum obat lagi
2. Memonitor tanda-tanda vital
17.15
Respon : TD : 120/80 mmHg
WIB
N : 90x/menit
RR : 21x/menit
3. Melibatkan keluarga untuk mendukung program pengobatan yang dijalani seperti
17.20
memberikan suport kepada klien terhadap pengobatan yang dijalani
WIB
Respon : Keluarga Tn.M memberikan suport An.I untuk melanjutkan minum obat sampai
tuntas
4. Mengontrak waktu untuk intervensi selanjutnya
17.25
Respon : Keluarga Tn.M dan An.I menyetujui kontrak waktu yang dibuat oleh peneliti untuk
WIB
pertemuan selanjutnya
74
EVALUASI
IMPLEMENTASI
Tabel 4.17 implementasi dan Evaluasi kunjungan keenam
Hari/Tanggal : kamis, 7 juli 2022
No Diagnosa Keperawatan Implementasi
K.6 Ketidakpatuhan 16.26 1. Mengidentifikasi kepatuhan klien menjalani program pengobatan tbc seperti cara
WIB mengkomsumsi obat tbc secara rutin
Respon : An.I mengatakan mulai minum obat pro TB 4 tablet warna merah
16.30
2. Membuat komitmen menjalani program pengobatan dengan baik seperti rutin menjalani
WIB
kontrol pengobatan tbc tiap bulan
Respon : Keluarga Tn.M mengatakan mulai kontrol pengobatan lagi dipuskesmas tapen
16.35
3. Mengontrak waktu untuk intervensi selanjutnya
WIB
Respon : Keluarga Tn.M dan An.I menyetujui kontrak waktu yang dibuat oleh peneliti untuk
pertemuan selanjutnya
76
EVALUASI
O:
a. Keadaan An.I : baik
b. Keluarga Tn.M dan An.I menerima kehadiran kunjungan perawat/peneliti dengan baik
c. An.I memperlihatkan obatnya yang dari puskesmas
d. Keluarga Tn.M terlihat senang dengan adanya An.i minum obat lagi
misalnya penyakit tbc ini bisa disembuhkan jika menjalani pengobatan yang tepat dan sesuai
aturan pengobatan yang dianjurkan dokter
IMPLEMENTASI
Tabel 4.18 implementasi dan Evaluasi kunjungan ketujuh
Hari/Tanggal : jum’at, 8 juli 2022
No Diagnosa Keperawatan Implementasi
K.7 Ketidakpatuhan 16.28 1. Melibatkan keluarga untuk mendukung program pengobatan yang dijalani seperti
WIB memberikan suport kepada klien terhadap pengobatan yang dijalani
Respon : Keluarga Tn.M memberikan suport An.I untuk pengobatan sampai tuntas
2. Menginformasikan manfaat yang akan didapatkan jika teratur mengikuti program
16.30
pengobatan tbc misalnya penyakit tbc ini bisa disembuhkan jika menjalani pengobatan yang
WIB
tepat dan sesuai aturan pengobatan yang dianjurkan dokter
Respon : Keluarga Tn.M mengerti dan paham yang disampaikan oleh perawat
3. Mengontrak waktu untuk intervensi selanjutnya
16.35
Respon : Keluarga Tn.M dan An.I menyetujui kontrak waktu yang dibuat oleh peneliti untuk
WIB
pertemuan selanjutnya
78
EVALUASI
IMPLEMENTASI
Tabel 4.19 implementasi dan Evaluasi kunjungan kedelapan
Hari/Tanggal : senin, 11 juli 2022
No Diagnosa Keperawatan Implementasi
K.8 Ketidakpatuhan 16.30 1. Mengidentifikasi kepatuhan klien menjalani program pengobatan tbc seperti cara
WIB mengkomsumsi obat tbc secara rutin
Respon : An.I mengatakan minum obat tiap malam sebelum tidur
2. Membuat komitmen menjalani program pengobatan dengan baik seperti rutin menjalani
16.32
kontrol pengobatan tbc tiap bulan
WIB
Respon : Keluarga Tn.M mengatakan akan rutin kontrol ke puskesmas terhadap pengobatan
An.I
16.35 3. Menciptakan hubungan yang baik pada pasien dan keluarga dalam melakukan perawatan
WIB seperti menggunakan masker didalam rumah dan mempertahankan suasana rumah yang sehat
Respon : Keluarga Tn.M dan An.I memiliki hubungan yang sangat baik dalam
mempertahankan suasana rumah yang sehat karena Ny.A tiap hari jendela kamar An.I dibuka
supaya ada cahaya yang masuk
16.40 4. Mengontrak waktu untuk intervensi selanjutnya
WIB Respon : Keluarga Tn.M dan An.I menyetujui kontrak waktu yang dibuat oleh peneliti untuk
pertemuan selanjutnya
80
EVALUASI
P : Lanjutkan intervensi
1) identifikasi kepatuhan klien menjalani program pengobatan tbc seperti cara mengkomsumsi
obat tbc secara rutin
2) informasikan tingkat ketergantungan pasien kepada keluarga seperti dalam mengingatkan
minum obat
81
IMPLEMENTASI
Tabel 4.20 implementasi dan Evaluasi kunjungan kesembilan
Hari/Tanggal : selasa, 12 juli 2022
No Diagnosa Keperawatan Implementasi
K.9 Ketidakpatuhan 08.10 1. Mengidentifikasi kepatuhan klien menjalani program pengobatan tbc seperti cara
WIB mengkomsumsi obat tbc secara rutin
Respon : An.I mengatakan minum obat tepat waktu sesuai jamnya
08.20 2. Menginformasikan tingkat ketergantungan pasien kepada keluarga seperti dalam
WIB mengingatkan minum obat
Respon : Keluarga Tn.M mengatakan mengingatkan An.I untuk minum obat tepat waktu
08.25 3. Mengontrak waktu untuk intervensi selanjutnya
WIB Respon : Keluarga Tn.M dan An.I menyetujui kontrak waktu yang dibuat oleh peneliti untuk
pertemuan selanjutnya
82
EVALUASI
O:
a. Keadaan An.I : baik
b. Keluarga Tn.M dan An.I menerima kehadiran kunjungan perawat/peneliti dengan baik
c. Keluarga Tn.M terlihat mendukung terhadap pengobatan An.i sampai tuntas
IMPLEMENTASI
Tabel 4.21 implementasi dan Evaluasi kunjungan kesepuluh
Hari/Tanggal : Rabu, 13 juli 2022
No Diagnosa Keperawatan Implementasi
84
K.10 Ketidakpatuhan 17.00 1. Mengidentifikasi kepatuhan klien menjalani program pengobatan tbc seperti cara
WIB mengkomsumsi obat tbc secara rutin
Respon : An.I mengatakan minum obat tepat waktu
2. Membuat komitmen menjalani program pengobatan dengan baik seperti rutin menjalani
17.05
kontrol pengobatan tbc tiap bulan
WIB
Respon : Keluarga Tn.M mengatakan akan kooperatif menjalani program pengobatan An.I
sampai tuntas
17.10 3. Memberikan penghargaan kepada klien
WIB Respon : Keluarga Tn.M dan An.I menerimanya penghargaan dari peneliti dan mengucapkan
terimakasih kepada perawat
EVALUASI
PEMBAHASAN
5.1 Pengkajian
Pada kasus tuberculosis dengan ketidakpatuhan yang terjadi pada An.I yang
tinggal dengan orangtuanya, An.I adalah anak pertama dari keluarga Tn.M. Pada
hasil pengkajian yang dilakukan tanggal 30 Juni 2022, Tn.M dan An.I
mengatakan mengetahui tanda dan gejala dari tuberkulosis yang dialami An.I
yaitu terdapat benjolan dileher sebelah kanan yang tidak bergerak tetap di satu
mengatakan tidak tahan dengan efek samping dan sudah merasa membaik jadi
tidak perlu ditangani. Tapi Tn.M dan Ny.A mengatakan ingin anaknya berobat
getah bening, yang paling sering ialah kelenjar getah bening pada leher atau
Menurut opini peneliti terkait hasil pengkajian diatas didapatkan bahwa hal
tersebut dengan teori yang menurut (David dkk, 2019) dibuktikan dengan adanya
kesamaan tanda dan gejala yang di keluhkan An.I yaitu terdapat benjolan dileher
sebelah kanan. Sedangkan teori menurut niswa dkk (2021) dilihat dari kasus yang
terjadi pada An.i ini tidak sesuai dengan teori karena keluarga tidak dapat
keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat. Diliat dari keluarga Tn.M
tapi An.I yang tidak mau meneruskan pengobatan karena merasa sudah membaik.
pengkajian yaitu data subjektif antara lain : An.I mengatakan masalah kesehatan
yang di alaminya tidak perlu ditangani karena sudah merasa membaik, An.I
mengatakan kontrol hanya selama 2 bulan pengobatan, dan terputus karena anak
saya tidak mau minum obatnya lagi, An.I mengatakan putus berobat karena tidak
tahan efek samping dari obatnya, An.I mengatakan merasa terganggu dengan
adanya jadwal minum obat secara rutin, karena obatnya besar-besar dan banyak
bahkan sekali minum ada 4 obat. Data objektif, antara lain : An.I yang putus
berobat, Keadaan An.I : baik, Terdapat bekas benjolan di sebelah kanan yang
tidak bergerak tetap di satu tempat. Hal ini dikarenakan keluarga tidak mampu
tidak efektif.
mengambil keputusan untuk melakukan tindakan kesehatan yang tepat seperti data
subjektif antara lain An.I mengatakan tidak mau meneruskan pengobatannya, tapi
dijalani, informasi manfaat yang akan diperoleh jika teratur menjalani program
pengobatan. Yang kedua Edukasi Kesehatan terdiri dari sediakan materi dan
media pendidikan kesehatan. Yang ketiga Pelibatan Keluarga yang terdiri dari
Menurut opini peneliti, rencana tindakan yang telah dilakukan sudah sesuai
dengan teori SIKI yaitu meliputi observasi, terapeutik dan edukasi. Selain itu
penerapan intervensi yang telah disusun pada keluarga Tn.M telah berhasil dan
Implementasi yang penulis terapkan pada An.I sudah sejalan dengan teori
yang ada. Implementasi yang dilakukan sebagian besar mengacu pada SIKI
dan lebih mendekatkan hubungan saling percaya antara klien, keluarga, dan
perawat.
cara mengkomsumsi obat tbc secara rutin, Membuat komitmen menjalani program
pengobatan dengan baik seperti rutin menjalani kontrol pengobatan tbc tiap bulan.
89
yaitu Menyediakan materi dan media leaflet untuk pendidikan kesehatan tbc
efek samping dari obat yang membuat klien jenuh dan tidakpatuh terhadap obat
tbc.
yaitu Menyediakan materi dan media leaflet untuk pendidikan kesehatan tbc
program pengobatan tbc seperti cara mengkomsumsi obat tbc secara rutin,
yaitu Menyediakan materi dan media leaflet untuk pendidikan kesehatan tbc
cara mengkomsumsi obat tbc secara rutin, Membuat komitmen menjalani program
pengobatan dengan baik seperti rutin menjalani kontrol pengobatan tbc tiap bulan.
90
pengobatan tbc misalnya penyakit tbc ini bisa disembuhkan jika menjalani
pengobatan yang tepat dan sesuai aturan pengobatan yang dianjurkan dokter.
seperti cara mengkomsumsi obat tbc secara rutin, Membuat komitmen menjalani
program pengobatan dengan baik seperti rutin menjalani kontrol pengobatan tbc
tiap bulan, Menciptakan hubungan yang baik pada pasien dan keluarga dalam
seperti cara mengkomsumsi obat tbc secara rutin, Membuat komitmen menjalani
program pengobatan dengan baik seperti rutin menjalani kontrol pengobatan tbc
tiap bulan.
disusun. Perawat membantu pasien mencapai tujuan yang diharapkan, oleh karena
91
itu rencana tindakan yang spesifik ini dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-
faktor yang memengaruhi masalah kesehatan pasien. tujuan yang telah ditetapkan,
teori yang ada. Menurut opini peneliti, pada implementasi kunjungan pertama
cara mengkomsumsi obat tbc secara rutin dan menjalani kontrol pengobatan tbc
tiap bulan.
sedang.
TB paru BTA positif yang menyelesaikan pengobatan (baik yang sembuh maupun
pengobatan lengkap) diantara pasien baru TB paru BTA positif yang tercatat.
yang diberikan mengacu pada tujuan dan kriteria hasil yang ada pada
pada klien dan keluarga, dimana keluarga mampu menunjukkan perilaku terhadap
kemauan klien yang pertamanya mengatakan tidak mau pengobatan lagi dan
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
memberikan dukungan kepada klien agar patuh terhadap pengobatan secara rutin.
pemantauan minum obat dan lebih banyak memberikan informasi kepada setiap
Ketidakpatuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Amin huda nurarif, & Hardhi kusuma. (2016). Asuhan Keperawatan Praktis
di provinsi banten.
Mahardika.
Bondowoso.
Hadi MI, Alamudi MY. (2019). Imunodiagnostik Pada Bakteri Dan Jamur.
Indonesia.
95
Publishing.
PPNI.
PPNI.
PPNI.
Indonesia.
Alfabeta, CV.
Tri Wayhuni, dkk. (2021). Buku Ajar Keperawatan Keluarga Dilengkapi Riset &
URAIAN Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November
KEGIATAN 2022 2022 2022 2022 2022 2022 2022 2022 2022 2022 2022
Konsultasi judul/
ACC
Pengambilan
Informasi Data
Bimbingan
Proposal KTI
Penelitian
Pengumpulan Data
KTI
Bimbingan Dan
Konsultasi KTI
Sidang KTI
Revisi
97
3. ciptakan hubungan yang baik pada pasien dan keluarga dalam melakukan perawatan seperti menggunakan masker didalam
rumah dan mempertahankan suasana rumah yang sehat
9 Selasa, 9 1. identifikasi kepatuhan klien menjalani program pengobatan tbc seperti cara mengkomsumsi obat tbc secara rutin
12 Juli 2022 2. informasikan tingkat ketergantungan pasien kepada keluarga seperti dalam mengingatkan minum obat
10 Rabu, 10 1. identifikasi kepatuhan klien menjalani program pengobatan tbc seperti cara mengkomsumsi obat tbc secara rutin
13 Juli 2022 2. buat komitmen menjalani program pengobatan dengan baik seperti rutin menjalani kontrol pengobatan tbc tiap bulan
99
PENJELASAN PENELITIAN
1. Judul Penelitian
2. Tujuan Penelitian
Tahun 2022.
Pada studi kasus ini dilakukan Asuhan Keperawatan Keluarga Tn.M Pada
Keikut sertaan klien dan keluarga dalam penelitian ini bersifat sukarela.
Oleh karena keikutsertaan klien dan keluarga bersifat sukarela, tidak ada
insentif berupa yang akan diberikan. Tetapi klien dan keluarga berhak
terdapat pertanyaan tentang penelitian ini dan bila masih memerlukan penjelasan,
(085784186228).
101
Oleh:
Annisa Khairur Rosiqin (19037140006)
Pukul : 17.20
Waktu : 10 menit
I Analisis Situasi
II Tujuan
mampu :
III Materi
V Kegiatan Diskusi
No Topik Waktu Kegiatan diskusi Kegiatan peserta
1. Pembukaan 2 menit Memberikan Laeflet Menerima dan
membaca leaflet
mengucapkan salam dan Menjawab salam
membuka kegiatan diskusi
b. Media : pamflet
c. Dari jumlah seluruh peserta ada yang mengajukan pertanyaan kembali dari
sampaikan
VII DaftarPustaka
https://tbindonesia.or.id/artikel/tahukah-kalian-penyebab-tbc-kelenjar
https://www.atmago.com/berita-warga/waspadai-gejala-penyakit-tbc-pada-
kelenjar
115
MATERI PENYULUHAN
TUBERKULOSIS KELENJAR
1. Pengertian Tuberkulosis
Penyebab penyakit tbc diakibatkan adanya infeksi dari kuman (bakteri) yang
b. Demam;
c. Batuk;
f. Mudah lelah;
Namun, infeksi juga bisa menyebar ke organ tubuh lainnya, seperti kelenjar,
tulang, perut hingga sistem saraf. Sama seperti tb paru, penyebab tbc kelenjar
4. Pengobatan Tuberculosis
selama 6 bulan atau bahkan lebih. Obat antituberkulosis (OAT) yang diberikan
116
dan ethambutol.
117
118
Oleh:
Annisa Khairur Rosiqin (19037140006)
Pukul : 16.36
Waktu : 10 menit
I Analisis Situasi
II Tujuan
keluarga mampu :
III Materi
V Kegiatan Diskusi
No Topik Waktu Kegiatan diskusi Kegiatan peserta
1. Pembukaan 2 menit Memberikan Laeflet Menerima dan
membaca leaflet
mengucapkan salam dan Menjawab salam
membuka kegiatan diskusi
2. Pelaksanaan 5 menit Menyampaikan materi yang Memperhatian dan
akan didiskusikan tentang mendengarkan
cara pengobatan
tuberkulosis
3. Evaluasi 3 menit a. Memberikan kesempatan Bertanya
pada peserta untuk
bertanya tentang
materi yang disampaikan Mendengarkan
Menjawab pertanyaan
3. Penutup 1 menit Kesimpulan dari Mendengarkan
penyuluhan Evaluasi
Menjawab salam
Mengucapkan salam
penutup, mengakhiri
pertemuan serta
mengucapkan terimakasih
VI Kriteria Evaluasi
f. Media : leaflet
121
g. Dari jumlah seluruh peserta ada yang mengajukan pertanyaan kembali dari
sampaikan
VII DaftarPustaka
Ditjen Yankes. 2018. Jangan Putus Makan Obat TB. Diakses pada 31 Oktober
obat-tb-3941.html
Kanisius
MATERI PENYULUHAN
1. Penularan Tuberkulosis
melalui droplet pada saat penderita tuberkulosis paru batuk atau bersin, dalam
a. Faktor lingkungan :
perempuan
c. Faktor Perilaku
1) Batuk dan cara membuang dahak pasien TB yang tidak tepat akan
3. Pengobatan Tuberculosis
Cara pengobatan TBC yaitu dengan Obat Anti TB (OAT) yang di dapatkan di
pelayanan kesehatan secara gratis yang harus di minum secara teratur tidak boleh
putus selama 6 bulan dan dosis yang diminum sesuai dengan petunjuk petugas
kesehatan.
(H), rifampisin (R), pirazinamid (Z), etambutol (E) dan streptomisin (S).
Pengobatan Tb dibagi dalam 2 tahap yaitu tahap intensif dan tahap lanjutan.
tetap), dosis tepat dan jumlah cukup sesuai kategori. b. Pengobatan Tb dilakukan
dalam 2 tahap yaitu: tahap intensif dan tahap lanjutan. Pada tahap intensif pasien
mendapat obat setiap hari, berlangsung 2 bulan (56 hari), sedang pada tahap
bulan)
a. Manfaat OAT :
hidup
4. Menurunkan penularan
2. Nyeri sendi
3. Kesemutan
Oleh:
Annisa Khairur Rosiqin (19037140006)
b. Media : leaflet
VII DaftarPustaka
Anonim ; 2018, Informatorium Obat Nasional Indonesia, Sagung Seto, Jakarta.
Herdman H T & Shigemi K. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi
2015-2017 Edisi 10. Jakarta: EGC.
Nay Irna, 2014. SAP Pengobatan Paru. Diakses pada tanggal 12 Desember 2018
dari http://www.aademia.edu/9403889/SAP Pengobatan Paru
131
MATERI PENYULUHAN
AKIBAT KETIDAKPATUHAN MINUM OBAT TUBERKULOSIS
tuntas dan masih ada sisa akan bermutasi, mengubah bentuk menjadi kuman yang
lebih kuat dan resisten terhadap obat-obatan yang sudah diberikan (dokter
pendidik klinis RSUP Persahabatan Dr Erlina Burhan MSc SpP(K) Menurut dia,
(MDR) yang jangka waktu pengobatannya lebih panjang dan bisa sampai dua
tahun. Kerugian lain bila pengobatan TB tidak tuntas, penderita akan mengidap
kepada lebih banyak orang, dan dapat menyebar ke kelenjar getah bening, ginjal,
tulang, sendi, usus, bahkan otak. Untuk pasien dinyatakan sembuh, perlu ada
dengan pemeriksaan tersebut, dokter bisa yakin menyatakan pasien sudah sembuh .
5. Ketidakpatuhan Pengobatan
Ketidakpatuhan tidak sesuai dengan rencana promosi kesehatan atau
terapeutik yang ditetapkan oleh individu (dan atau keluarga, komunitas) serta
professional pelayanan kesehatan. Perilaku pemberi asuhan atau individu yang
tidak mematuhi ketepatan, rencana promosi kesehatan atau terapeutik secara
keseluruhan atau sebagian dapat menyebabkan hasil akhir yang tidak efektif atau
sebagian tidak efektif secara klinis (Herdman Heathet, 2015).
Ketidakpatuhan minum obat adalah Penderita yang putus pengobatan atau
tidak menggunakan obat sama sekali.
Akibat yang ditimbulkan apabila tidak minum obat tuberkulosis:
1) Penyakit ini akan lebih sukar untuk diobati karena ada kemungkinan akan
kebal terhadap obat TBC
2) Kuman TBC dalam tubuh akan tumbuh dan berkembang biak lebih banyak
3) Menghabiskan biaya lebih besar, karena diperkirakan obat yang lebih
ampuh dan lebih banyak jenisnya
4) Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk sembuh (Nay Irna, 2014).
Efek samping yang terjadi dapat ringan atau berat, bila efek samping ringan
dan dapat diatasi dengan obat simptomatis maka pemberian OAT dapat
dilanjutkan.
1) Isoniazid (INH)
Efek samping ringan yang dapat terjadi dan hanya memerlukan pengobatan
simptomatis ialah:
a. Sindrom flu berupa demam, menggigil dan nyeri tulang
b. Sindrom perut berupa sakit perut, mual, tidak nafsu makan, muntah
kadang-kadang diare
c. Sindrom kulit seperti gatal-gatal kemerahan
Rifampisin dapat menyebabkan warna merah pada air seni, keringat, air mata
dan air liur. Warna merah tersebut terjadi karena proses metabolisme obat dan
tidak berbahaya.
3) Pirazinamid
134
d. Cobalah makanan rendah serat seperti nasi putih, roti, pisang matang dan
lain-lain
e. Hindari makanan berminyak dan digoreng
f. Minumlah banyak cairan
6) Cara mengatasi telinga berdenging
a. Segera lapor tim kesehatan (dokter) bila anda mengalami telinga
berdenging
b. Hindari stress
c. Kurangi asupan garam
d. Abaikan bunyi-bunyi yang timbul
e. Olahraga secara teratur
f. Istirahat yang cukup