DI KECAMATAN NANGKAAN
KABUPATEN BONDOWOSO
TAHUN 2022
PROPOSAL
Oleh :
ADILA AGUSTIN
NIM.19037140001
DI KECAMATAN NANGKAAN
KABUPATEN BONDOWOSO
TAHUN 2022
Proposal Karya Tulis Ilmiah : Studi Kasus disusun sebagai Syarat untuk
Menyelesaikan Pendidikan Ahli Madya Keperawatan
Oleh :
ADILA AGUSTIN
NIM.19037140001
ii
SURAT PERNYATAAN
NIM : 19-03714-0001
Tahun 2022”
2. Tidak memuat karya tulis orang lain baik sebagian maupun secara keseluruhan,
kecuali yang secara tertulis diacu dalam karya tulis ilmiah ini dan disebutkan dalam
referensi.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tanpa tekanan dari
siapapun. Jika dikemudian hari terbukti adanya pelanggaran atas pernyataan tersebut
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
Oleh :
Pembimbing
Mengetahui
iv
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL : KARYA TULIS ILMIAH
Mengesahkan
Tim Penguji
Tanda Tangan
Mengetahui,
Ketua Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, serta inayahNya sehingga dapat menyelesaikan Proposal Karya Tulis
Ilmiah : Studi Kasus ini sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi di
Penulisan proposal Karya Tulis Ilmiah : Studi Kasus ini tidak lepas dari bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung. Pada
2. Yuana Dwi Agustin, SKM, M.Kes, selaku Ketua Prodi DIII Keperawatan
3. Ns. Alwan Revai, S.Kep. M.Kep, selaku pembimbing yang telah memberikan
4. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak
Namun demikian penulis menyadari bahwa penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah
ini masih jauh dari sempurna, untuk itu segenap saran dan perbaikan yang membangun
Penyusun
vi
DAFTAR ISI
viii
DAFTAR TABEL
Lampiran
2.1 Klasifikasi Hipertensi..................................................................................................9
2.2 Contoh Skala Prioritas Masalah Keluarga................................................................35
2.3 Contoh Intervensi Keperawatan ...............................................................................37
2.4 Contoh Penilaian Peningkatan Kemandirian Keluarga.............................................39
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian ........................................................................44
2. Rencana Kegiatan Asuhan Keperawatan ...................................................................45
3. Penjelasan Penelitian Bagi Klien dan Keluarga .........................................................48
4. Informed Consent........................................................................................................50
5. Asuhan Keperawatan Keluarga ..................................................................................51
6. Surat Pengambilan Data Hipertensi di Kabupaten Bondowoso.................................66
7. Surat Bakesbangpol ...................................................................................................67
8. Surat Dinas Kesehatan Bondowoso ...........................................................................68
9. Data Penderita Hipertensi ..........................................................................................69
x
DAFTAR SINGKATAN
xi
BAB 1
PENDAHULUAN
manusia cenderung menganut gaya hidup modern. Gaya hidup seperti ini
berhubungan dengan angka kesembuhan kasus ini dan sangat berpengaruh pada
perbaikan fungsi kesehatan keluarga. Oleh karena itu dibutuhkan peran keluarga
untuk merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi. Apabila klien dan
secara teratur, mengontrol tekanan darah secara rutin, serta memperbaiki gaya
hidup sehat maka akan timbul berbagai masalah keperawatan salah satunya
meningkat setiap tahunnya, diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 Miliar
orang yang terkena hipertensi, dan diperkirakan setiap tahunnya 10,44 juta orang
1
2
hipertensi di Indonesia adalah 31,7% yang berarti hampir 1 dari 3 penduduk usia
dari 18 tahun keatas menderita hipertensi. Berbagai faktor terkait dengan genetik
dan pola hidup seperti aktivitas fisik yang kurang, asupan makanan asin dan kaya
lemak serta kebiasaan merokok dan minum alkohol berperan dalam melonjaknya
Bondowoso yakni 30.495 orang. Dari data tersebut, didapatkan jumlah penderita
Hipertensi atau penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan kronis yang
mengedarkan darah ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah. Hal ini dapat
sebagai tekanan darah persisten dengan tekanan sistolik di atas 140 mmHg dan
tekanan darah melebihi batas normal, di mana tekanan darah normal sebesar
pada komplikasi yang lebih serius, maka perlu dilakukan penatalaksanaan secara
non farmokologis yaitu dengan menjalani pola hidup sehat seperti menjaga berat
alkohol, tidak memikirkan hal-hal yang tidak penting agar tidak stress, dan tidak
merokok. Dukungan keluarga pun tidak kalah pentingnya bagi klien yang sudah
untuk patuh minum obat, mengontrol status hipertensi dengan rutin mengukur
tekanan darah, dan perbaiki gaya hidup. Perilaku yang tidak sesuai akan
2018, kriteria hasil yang ingin dicapai dalam asuhan keperawatan pada klien
dengan skor 5 (menurun), dan Gejala penyakit anggota keluarga dengan skor 5
(menurun).
tahun 2018, upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi Hipertensi dengan
g) Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat : h) Ajarkan strategi yang dapat
4
Dari uraian diatas penulis tertarik untuk membuat Karya Tulis Ilmiah
2022.
2022.
2022.
ilmu keperawatan atau teori dari mata kuliah keperawatan pada keluarga
2022.
TINJAUAN PUSTAKA
pembuluh darah dan ditimbulkan oleh desakan darah terhadap dinding arteri ketika
darah tersebut dipompa dari jantung ke jaringan. Besar tekanan bervariasi tergantung
pada pembuluh darah dan denyut jantung. Tekanan darah paling tinggi terjadi ketika
ventrikel berkontraksi (tekanan sistolik) dan paling rendah ketika ventrikel berelaksasi
secara abnormal dan terus menerus pada beberapa kali pemeriksaan tekanan darah yang
disebabkan satu atau beberapa faktor risiko yang tidak berjalan sebagaimana mestinya
dalam mempertahankan tekanan darah secara normal (Andra & Yessie, 2013).
jika pemeriksaan tekanan darah menunjukkan hasil di atas 140/90 mmHg atau lebih
dalam keadaan istirahat, dengan dua kali pemeriksaan, dan selang waktu lima menit.
Dalam hal ini, 140 atau nilai atas menunjukkan tekanan sistolik, sedangkan 90 atau nilai
7
8
Disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya. Faktor yang
2. Hipertensi Sekunder
1. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan /atau
2. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan-
perubahan pada :
dan volumenya.
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas
2.1.2 Klasifikasi
karena hipertensi ini memiliki penyebab yang belum diketahui. Penyebab yang belum
jelas atau belum diketahui tersebut sering dihubungkan dengan faktor gaya hidup yang
kurang sehat. Hipertensi primer merupakan hipertensi yang diastolik tanpa diikuti oleh
tekanan diastolik. Sementara itu, hipertensi campuran adalah peningkatan tekanan darah
Selain klasifikasi tersebut, jenis hipertensi lain yang perlu diketahui adalah
hipertensi pulmonal dan hipertensi pada kehamilan. Hipertensi pulmonal adalah suatu
keadaan medis yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah pada pembuluh darah
arteri paru saat beraktivitas. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya sesak napas, pusing,
bahkan pingsan.
sistolik arteri pulmonalis lebih dari 35 mmHg atau "mean" tekanan arteri pulmonalis
lebih dari 25 mm Hg saat keadaan istirahat, atau lebih dari 30 mmHg saat beraktivitas,
serta tidak ditemukan adanya kelainan katup pada jantung kiri, kelainan paru, penyakit
menyerang usia muda atau usia pertengahan, serta lebih sering ditemukan pada
perempuan. Hipertensi jenis ini dapat menjadi penyakit berat yang ditandai dengan
penurunan toleransi dalam melakukan aktivitas dan timbulnya gagal jantung kanan.
Sementara itu, hipertensi pada kehamilan adalah hipertensi yang terjadi pada ibu
yang sedang mengandung atau hamil. Penyebab hipertensi pada kehamilan belum
diketahui secara jelas. Hipertensi pada kehamilan bukan hanya membahayakan ibu,
namun juga janin dalam kandungan. Dalam hal ini, hipertensi pada ke hamilan tidak
boleh dibiarkan dan harus segera mendapatkan penanganan. Hipertensi pada kehamilan
dapat berdampak pada pertumbuhan janin dan terganggunya pelepasan plasenta karena
kehamilan atau keracunan kehamilan. Pada hipertensi jenis ini, terjadi peningkatan
tekanan darah yaitu ≥140 mmHg di sertai dengan kelainan pada air seni/urine. Hal
ini ditandai dengan adanya protein dalam urine (proteinuria) >300 mg/24 jam
setelah usia kehamilan 20 minggu. Hipertensi jenis ini juga memungkinkan untuk
berkembang menjadi eklampsia atau kejang. Hipertensi jenis ini lebih berisiko pada
wanita nullipara (belum pernah melahirkan hidup), pernah hamil kembar, memiliki
2. Hipertensi kronik adalah hipertensi yang sudah ada pada ibu sebelum kehamilan.
Pada hipertensi jenis ini terjadi peningkatan tekanan darah 2140/ 90 mmHg sebelum
kehamilan atau sebelum usia kandungan 20 minggu. Hipertensi jenis ini biasanya
kronik. Pada hipertensi jenis ini, terjadi peningkatan tekanan darah tiba-tiba disertai
trombositopenia.
pernah mengidap hipertensi, namun ketika hamil tekanan darahnya menjadi tinggi.
Pada kondisi ini, darah akan kembali normal setelah kehamilan. Kelainan ini
2.1.3 Patofisologi
Sejumlah kecil pasien (antara 2% dan 5%) memiliki penyakit dasar ginjal atau adrenal
yang menyebabkan peningkatan tekanan darah. Namun, masih belum ada penyebab
tunggal yang dapat diidentifikasi dan kondisi inilah yang disebut sebagai "hipertensi
normal, yang kemudian dapat turut berperan dalam terjadinya hipertensi esensial.
menyebabkan peningkatan tekanan darah pada pasien hipertensi, dan peran mereka
berbeda pada setiap individu. Di antara faktor-faktor yang telah dipelajari secara
intensif adalah asupan garam, obesitas dan resistensi insulin, sistem renin-angiotensin,
12
dan sistem saraf simpatis. Pada beberapa tahun belakangan, faktor lainnya telah
dievaluasi, termasuk genetik, disfungsi endotel (yang tampak pada perubahan endotelin
di pusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui saraf simaptis ke
ganglia simaptis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan
seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap
norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah
suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh
korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada lanjut usia.
penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya
aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi: (Nurarif & Kusuma, 2016)
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini
berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak
terukur.
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri
kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang
b. Lemas, kelelahan
c. Sesak nafas
d. Gelisah
14
e. Mual
f. Muntah
g. Epistaksis
h. Kesadaran menurun
2.1.5 Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis :
1. Diuretik (Hidroklorotiazid)
Bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot polos pembuluh
darah.
2. Penatalaksanaan Keperawatan :
mencegah tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
nonfarmakologis terdiri dari berbagai macam cara modifikasi gaya hidup untuk
BMI dapat diketahui dengan membagi berat badan anda dengan tinggi badan
namun kaya dengan serat dan protein dan jika berhasil menurunkan berat badan
2,5 – 5kg maka tekanan darah diastolic dapat diturunkan sebanyak 5 mmHg.
Mengurangi asupan natrium dapat dilakukan dengan cara diet rendah garam
yaitu idak lebih dari 100 mmol/hari (kira – kira 6 gr NaCl atau 2,4 gr gram/hari).
Jumlah yang lain dengan mengurangi asupan garam sampai kurang sari 2300 mg
(1sendok the) setiap hari. Pengurangan konsumsi garam menjadi 1/2 sendok
diastolic sekitar 2,5 mmHg. 3 – 5 kali dalam sehari, seseorang bisa mencapai
hipertensi empat kali lebih besar dari pada mereka yang tidak minum minuman
beralkohol.
d. Menghindari merokok
pembuluh darah dan meningkatkan frekuensi jantung serta tekanan darah. Maka
e. Penurunan stresss
Stress memang tidak menyebabkan hipertensi yang menetap namun jika episode
stress sering terjadi dapat menyebabkan kenaikan sementara yang sangat tinggi.
dapat mengontrol sistem saraf yang akhirnya dapat menurunkan tekanan darah.
Pijat yang dilakukan pada penderita hipertensi adalah untuk memperlancar aliran
diminimalisir, ketika semua jalur energi tidak lagi terhalang oleh ketegangan
2.1.6 Komplikasi
samapai organ yang mendapat suplai darah dari arteri tersebut. Komplikasi
1. Jantung
Tekanan darah tinggi menyebabkan terjadinya gagal jantung dan penyakit jantung
coroner. Pada penderita hipertensi, beban kerja jantung akan meningkat, otot
cairan tertahan daparu maupun jaringan tubuh lain yang dapat menyebabkan sesak
2. Otak
Komplikasi hipertensi pada otak, menimbulkan risiko stroke, apabila tidak diobati
3. Ginjal
Tekanan darah tinggi juga menyebabkan kerusakan ginjal, tekanan darah tinggi
lambat laun ginjal tidak mampu membuang zat – zat yang tidak dibutuhkan tubuh
yang masuk melalui aliran darah dan terjadi penumpukan di dalam tubuh.
4. Mata
1. Pemeriksaan Laboratorium
- Hb/Ht untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan (viskositas)
- Urinalisa darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan ada DM.
18
ginjal.
5. Photo dada : Menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup, pembesaran jantung
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga
Keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar perkawinan
antara orang dewasa yang berlainan jenis hidup bersama atau seseorang perempuan
yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi dan
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional serta sosial dari tiap anggota
3. Keluarga mempunyai suatu system tata nama (Nomen clatur) termasuk perhitungan
garis keturunan.
5. Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga (Padila,
2012).
1. Keluarga Tradisional
a) The nuclear family (keluarga inti), yaitu keluarga yang terdiri dari suami, istri,
dan anak.
b) The dyad family, yaitu keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang hidup
c) Keluarga usila, yaitu keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua
d) The childless family, yaitu keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan
e) The extended family (keluarga besar), yaitu keluarga yang terdiri dari tiga
generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti nuclear family disertai
paman, bibi, orang tua (kakek dan nenek), keponakan, dan lain sebagainya.
f) The single parent family (keluarga duda atau janda), yaitu keluarga yang terdiri
dari satu orang tua bisa ayah atau ibu. Penyebabnya dapat terjadi karena proses
g) Commuter family, yaitu keluarga dengan kedua orang tua bekerja di kota yang
berbeda, tetapi setiap akhir pekan semua anggota keluarga dapat berkumpul
i) Kin-network family, yaitu keluarga dengan beberapa keluarga inti tinggal dalam
telepon bersama.
j) Blended family, yaitu keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang
k) The single adult living alone/single adult family, yaitu keluarga yang terdiri dari
orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan (seperasi)
a) The unmarried teenage mother, yaitu keluarga yang terdiri dari orang tua
anaknya yang tidak memiliki hubungan saudara, hidup bersama dalam satu
rumah, sumber dan fasilitas sama, pengalaman sama, sosialisasi anak dengan
e) Gay and lesbian families, yaitu keluarga dengan seseorang yang mempunyai
(marital partners).
f) Cohabitating couple, yaitu keluarga dengan beberapa orang dewasa yang hidup
menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk seksual dan
membesarkan anaknya.
h) Group network family, yaitu keluarga inti yang dibatasi oleh aturan atau nilai-
nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang0barang
anaknya.
i) Foster family, yaitu keluarga yang menerima anak yang tidak ada hubungan
k) Gang, yaitu sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda
yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi
Faisaldo. 2014).
keluarga dimasyarakat. Ada beberapa struktur keluarga yang ada di Indonesia yang
1. Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara dalam beberapa
2. Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara dalam beberapa
3. Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu.
4. Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ayah.
5. Keluarga kawin
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa
sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan
fungsi sebagai apa yang dilakukan keluarga. Fungsi keluarga berfokus pada
proses yang digunakan oleh keluarga untuk mencapai segala tujuan. Berikut
a. Fungsi Afektif
keluarga berupa kasih sayang, perlindungan, dan dukungan psikososial bagi para
anggota keluarganya.
b. Fungsi Sosialisasi
Fungsi sosialisasi adalah fungsi yang berperan untuk proses perkembangan individu
c. Fungsi Reproduksi
d. Fungsi Ekonomi
meningkatkan penghasilan.
(Wahyuni, 2021).
berikut :
masing.
sumber daya tersendiri, dan meliputi tugas yang harus dipenuhi sebelum
24
a. Married couples (without children), pasangan nikah dan belum memiliki anak.
b. Childbearing family (oldest child birth-30 month), keluarga dengan seorang anak
c. Families with preschool children (oldest child 2,5-6 years), keluarga dengan anak
d. Families with school children (oldest child 6-13 years), keluarga dengan anak yang
e. Families with teenagers (oldest child 13- 20 years), keluarga dengan anak yang
telah remaja.
f. Famil's launching young adults (first child gone to last child's leaving home),
g. Middle aged parents (empty nest to retirement), keluarga dengan orang tua yang
telah pensiun.
h. Aging family members (retirement to death of both spouse), keluarga dengan orang
2.2.2 Pengkajian
a. Pengumpulan data
terhadap seluruh anggota keluarga secara head to too dan telaahan data
25
sekunder seperti hasil laboratorium, hasil X-ray, pap smear dan lain sebagainya.
adalah :
1) Data Umum
Komposisi keluarga
tetapi juga anggota keluarga lain yang menjadi bagian dari keluarga tersebut.
Bentuk komposisi keluarga dengan mencatat terlebih dahulu anggota keluarga yang
sudah dewasa, kemudian diikuti dengan anggota keluarga yang lain sesuai dengan
susunan kelahiran mulai dari yang lebih tua, kemudian mencantumkan jenis
Genogram
dengan pola penyakit. Untuk hal tersebut, maka genogram keluarga harus memuat
6. Tipe keluarga
7. Suku bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi budaya suku
8. Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayan yang dapat
mempengaruhi kesehatan.
Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat dari kapan saja keluarga pergi bersama-
sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu, namun dengan menonton televisi
Tahap perkembangan keluarga ditentukan oleh anak tertua dari keluarga inti.
Contoh: keluarga bapak A memiliki dua orang anak, anak pertama berusia tuju
tahun dan anak kedua berusia empat tahun, maka keluarga bapak A berada pada
27
mengenai tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi oleh keluarga serta
pelayanan kesehatan.
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan
istri.
3) Pengkajian lingkungan
1. Karakteristik rumah
jumlah ruangan, jumlah jendela, jarak septic tank dengan sumber air, sumber air
berpindah tempat.
perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana interaksi keluarga dengan
masyarakat.
4) Struktur keluarga
mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan dari anggoa keluarga dan
komunikasi keluarga
4. Struktur peran
maupun informal.
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga yang
5) Fungsi Keluarga
1. Fungsi efektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaan diri anggota keluarga, perasaan memiliki
dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya,
2. Fungsi sosialisasi
Dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh mana anggota
perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauh mana pengetahuan
lima tugas kesehatan keluarga, yaitu keluarga mampu mengenal masalah kesehatan,
Hal yang perlu dikaji sejauh mana keluarga melakukan pemenuhan tugas perawatan
30
kesehatan, meliputi pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan yang
masalah ?
dialami?
mengatasi masalah.
untuk perawatan?
31
memadai?
diperlukan?
penyakit?
pencegahan?
lingkungan?
fasilitas kesehatan?
kesehatan?
petugas kesehatan?
4. Fungsi reproduksi
anggota keluarga?
5. Fungsi ekonomi
3) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang digunakan
4) Harapan Keluarga
Definisi
Subjektif
Objektif
Subjektif
Objektif
1. Tidak ditemukan adanya gejala masalah kesehatan atau penyakit yang tidak
terduga
1. Diabetes melitus
4. Asma
5. Sklerosis multipel
6. Lupus sistemik
7. HIV positif
8. AIDS
9. Prematuritas
34
Dalam satu keluarga, perawat dapat menemukan lebih dari satu diagnosis
komponen pembenaran rasional sesuai dengan kondisi terkini yang ada dalam
keluarga.
No Kriteria B Pembenaran
o
b
o
t
1. Sifat Masalah 1 Bobot yang lebih besar diberikan
pada masalah actual karena yang
Skala pertama memerlukan tindakan segera
dan biasanya disadari oleh keluarga
Promkes = 3
Aktual = 3
Risiko = 2
Krisis Mendatang = 1
2. Kemungkinan 2 Faktor yang diperhatikan :
masalah dapat diubah
Skala 1. Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi
dan tindakan untuk menangani masalah
Mudah = 2
Sebagian = 1 2. Sumber daya keluarga dapat berbentuk
fisik, keuangan dan tenaga
Tidak dapat = 0
3. Sumber daya perawat dapat dalam bentuk
pengetahuan, keterampilan dan waktu
Tidak dianggap = 0
a. Menentukan skor setiap kriteria misalnya pada kriteria sifat masalah dengan
b. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kali kanlah dengan bobot rumus :
Skor X bobot
Angka tertinggi
Misalnya untuk kriteria potensial dicegah memiliki skala tinggi yang berarti
3X 1
=1
3
sama dengan
2.3.4 Intervensi
tujuan umum dan tujuan khusus,rencana intervensi serta dilengkapi dengan rencana
keluarga menjadi :
1. Intervensi supplemental
2. Intervensi fasilitatif
3. Intervensi perkembangan
kapasitas keluarga dalam perawatan diri dan tanggung jawab pribadi. Perawat
Promosi Kepatuhan
Pengobatan
Observasi
a) Identifikasi tingkat
pemahaman pada penyakit,
komplikasi dan pengobatan
yang dianjurkan
b) Identifikasi perubahan
kondisi kesehatan yang baru
dialami
Terapeutik
a) Sediakan informasi tertulis
tentang jadwal pengobatan
pasien
b) Libatkan keluarga sebagai
pengawas minum obat
c) Atur jadwal minum obat
dengan menyesuaikan
aktivitas sehari-hari pasien,
jika memungkinkan
Edukasi
a) Jelaskan pentingnya
mengikuti pengobatan
sesuai dengan program
b) Jelaskan akibat yang
mungkin terjadi jika tidak
mematuhi pengobatan
c) Jelaskan strategi
memperoleh obat secara
38
kontinu
d) Anjurkan menyediakan
instruksi penggunaan obat
e) Ajarkan strategi untuk
mempertahankan atau
memperbaiki kepatuhan
pengobatan
Promosi Kesiapan
Penerimaan Informasi
Observasi
a) Identifikasi informasi yang
akan disampaikan
b) Identifikasi pemahaman
tentang kondisi kesehatan
saat ini
c) Identifikasi kesiapan
menerima informasi
Terapeutik
a) Lakukan penguatan potensi
pasien dan keluarga untuk
menerima informasi
b) Libatkan pengambil
keputusan dalam keluarga
untuk menerima informasi
c) Fasilitasi mengenali kondisi
tubuh yang membutuhkan
layanan keperawatan
d) Dahulukan menyampaikan
informasi baik (positif)
sebelum menyampaikan
informasi kurang baik
(negatif) terkait kondisi
pasien
e) Berikan nomor kontak yang
dapat dihubungi jika pasien
membutuhkan bantuan
f) Catat identitas dan nomor
kontak pasien untuk
mengingatkan atau follow up
kondisi pasien
g) Fasilitasi akses pelayanan
pada saat dibutuhkan
Edukasi
a) Berikan informasi berupa
alur, leaflet atau gambar
untuk memudahkan pasien
mendapatkan informasi
kesehatan
b) Anjurkan keluarga
mendampingi pasien selama
fase akut, progresif atau
terminal, jika
memungkinkan
Sumber data (PPNI, 2018)
2.3.5 Implementasi
b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, dengan cara :
cara:
2.3.6 Evaluasi
40
dalam satu kali kunjungan, untuk itu dilakukan secara bertahap.Penilaian dilaksanakan
lebih baik.
O : Hal-hal yang ditemukan perawat yang dapat diukur, misalnya anak P naik BBnya
0,5 kg.
A : Analisa hasil yang telah dicapai, mengacu pada tujuan dan diagnose
Tingkat kemandirian
NO Kriteria
1 2 3 4
1 Menerima petugas √ √ √ √
2 Menerima pelayanan sesuai rencana keperawatan √ √ √ √
3 Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya √ √ √
secara benar
4 Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan sesuai anjuran √ √ √
METODOLOGI PENELITIAN
Studi kasus dalam karya ini adalah studi untuk mengeksplorasi masalah asuhan
Batasan istilah dalam studi kasus ini adalah asuhan keperawatan pada keluarga
Unit Analisis dalam penyusunan studi kasus ini adalah keluarga dengan 1 orang
a. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap
b. Kriteria eksklusi
42
43
2) Pasien hamil
Pada studi kasus ini dilakukan asuhan keperawatan pada keluarga yang mengalami
1. Persiapan
mendapatkan data – data jumlah Hipertensi disetiap kecamatan atau desa di kabupaten
Bondowoso tahun 2021, kemudian di pilih 3 daerah tertinggi dengan kasus Hipertensi di
2. Pelaksanaan Pengkajian
1. Wawancara (hasil anamnesa berisi tentang identitas klien, keluhan utama dan
riwayat penyakit. Sumber data dari klien, keluarga, dan perawat lainnya.
perkusi, auskultasi).
3. Studi dokumen (hasil pemeriksaan diagnostik dan data lain yang relevan).
Uji keabsahan data dimaksud untuk menguji kualitas dan/informasi yang diperoleh
44
(karena penulis menjadi instrument utama), uji keabsahan data dilakukan yaitu dengan :
menggunakan triangulasi dari tiga sumber data utama yaitu klien, perawat dan keluarga
membandingkan dengan teori yang ada dan selanjutnya dituangkan dalam opini
jawaban yang diperoleh dari hasil intrepetasi wawancara mendalam yang akan
dilakukan untuk menjawab rumusan masalah. Teknik analisis digunakan dengan cara
observasi oleh penulis dan studi dokumentasi yang menghasilkan data untuk
selanjutnya diintrepretasikan dan dibandingkan teori yang ada sebagai bahan untuk
1) Pengumpulan data
Data dikumpulkan dari hasil WOD (wawancara, observasi dan dokumentasi). Hasil
ditulis dalam bentuk catatan lapangan, kemudian disalin dalam bentuk transkrip
(catatan terstruktur).
1. Wawancara
wawancara (interview) adalah suatu kejadian atau suatu proses interaksi antara
Setidaknya, terdapat dua jenis wawancara, yakni: 1). wawancara mendalam (in-
45
cara terlibat langsung dengan kehidupan informan dan bertanya jawab secara bebas
yakni suasana tidak hidup, karena peneliti terikat dengan pertanyaan yang telah
2. Observasi
menggunakan alat indera terutama mata terhadap kejadian yang berlangsung dan
data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan
yang dilakukan oleh sekelompok tim peneliti terhadap sebuah isu yang diangkat
3. Dokumentasi
Selain melalui wawancara dan observasi, informasi juga bisa diperoleh lewat
fakta yang tersimpan dalam bentuk surat, catatan harian, arsip foto, hasil rapat,
cenderamata, jurnal kegiatan dan sebagainya. Data berupa dokumen seperti ini bisa
dipakai untuk menggali infromasi yang terjadi di masa silam. Peneliti perlu
peninggalan arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil-
2) Mereduksi data
Dari hasil wawancara yang terkumpul dalam bentuk catatan lapangan dijadikan satu
dalam bentuk transkrip dan dikelompokan menjadi data subyektif dan obyektif.
normal.
3) Penyajian data
Penyajian data dapat dilkakukan dalam bentuk tabel, gambar, bagan dan teks
4) Kesimpulan
Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan dengan hasil-
hasil penulisan terdahulu dan secara teoritis dengan perilaku kesehatan. Penarikan
kesimpulan dilakukan dengan cara induksi. Data yang dikumpulkan terkait dengan data
penjelasan mengenai maksud dan tujuan penelitian pada responden, jika responden
Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang di dapat untuk
3) Confidentiality (Kerahasiaan)
Subjek berhak untuk meminta bahwa data yang di berikan untuk dirahasiakan.
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso. 2021. Daftar jumlah Penderita Baru per
Desa Selama 5 Tahun Terakhir. Bondowoso : Tidak dipublikasikan
Hidayat, Ridha dan Yoana Agnesia. 2021. Faktor Risiko Hipertensi Pada
Masyarakat Di Desa Pulau Jambu UPTD BLUD Kecamatan Kuok
Kabupaten Kampar. Jurnal Ners, Vol.5 No.1. Diakses pada hari Minggu, 17
April 2022
Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2016. Asuhan Keperawatan Praktis.
Jogjakarta : MediAction
PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
Sari, Yanita Nur Indah. 2017. Berdamai Dengan Hipertensi. Jakarta : Bumi Medika
Wahyuni, Tri dkk. 2021. Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Sukabumi : CV Jejak,
anggota IKAPI
Wijaya, Andra Saferi dan Yessie Mariza Putri. 2013. KMB 1 Keperawatan Medikal
Bedah. Yogyakarta : Nuha Medika
46
47
TAHUN 2021/2022
URAIAN KEGIATAN Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November
2022 2022 2022 2022 2022 2022 2022 2022 2022 2022 2022
Konsultasi Judul/ACC
Pengambilan Informasi
Data
Bimbingan Proposal
KTI
Ujian Proposal KTI
Penelitian
Bimbingan dan
Konsultasi KTI
Sidang KTI
Revisi
48
DI KABUPATEN BONDOWOSO
TAHUN 2022
NIM : 19037140001
Pengkajian
Edukasi Kesehatan
PENJELASAN PENELITIAN
Judul Penelitian
Tujuan Penelitian
Pada studi kasus ini dilakukan Asuhan keperawatan pada Keluarga yang
Oleh karena keikutsertaan klien dan keluarga bersifat sukarela, tidak ada
insentif berupa yang akan diberikan. Tetapi klien dan keluarga berhak
terdapat pertanyaan tentang penelitian ini dan bila masih memerlukan penjelasan,
3460)
53
(INFORMED CONSENT)
Nama :
Jenis kelamin :
Usia :
dengan catatan suatu waktu merasa dirugikan dalam bentuk apapun, berhak
(............................................) (............................................)
54
U N I V E R S I T A S B O N D O W O S O
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
Jalan Diponogoro No.247
Tlp/Fax(0332)433015Bondowoso
DATA KELUARGA
Nama Kepala Bahasa sehari-hari
Keluarga
Alamat Rumah Yankes terdekat, Jarak
&Telp
Pekerjaan Alat transportasi
TD: TD:
BB: N:
BMI S:
P:
TD: TD:
BB: N:
BMI S:
P:
TD: TD:
BB: N:
BMI S:
P:
TD: TD:
BB: N:
BMI S:
P:
55
TD: TD:
BB: N:
BMI S:
P:
LANJUTAN
Status Kesehatan RiwayatPenyakit/
No Nama Alat Bantu/ Protesa
Saatini Alergi
………………………………………
………………………………………………………………………………
3) Apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan yang dialami
anggota dalam keluarganya:
Ya Tidak
Karena :
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
4) Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan yang
dialami anggota dalam keluarganya:
Ya Tidak
Karena :
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
5) Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami
anggota dalam keluarganya bila tidak diobati/dirawat:
Ya Tidak
Karena :
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
6) Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan
yang dialami anggota keluarganya:
Keluarga Tetangga, Kader Tenaga kesehatan
Yaitu :
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
7) Keyakinan keluarga tentang masalah kesehatan yang dialami anggota
60
keluarganya:
Tidak perlu ditangani karena akan sembuh sendiri biasanya
Perlu berobat ke fasilitas yankes
Tidak terpikir
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
8) Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesehatan yang dialami
anggota keluarganya:
Ya
Tidak
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
9) Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan
yang dialami yang dialamianggotakeluarganya :
Ya Tidak
Jelaskan:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
10) Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan
masalah kesehatan yang dialaminya:
Ya Tidak
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
11) Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang
dialami anggota keluarganya:
Ya Tidak
61
Jelaskan
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
12) Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang
mendukung kesehatan anggota keluarga yang mengalami masalah
kesehatan :
Ya Tidak
Jelaskan
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
13) Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber di
masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya:
Ya Tidak
Jelaskan
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
KEMANDIRIAN KELUARGA
Kriteria :
1. Menerima petugas puskesmas Kemandirian I : Jika memenuhi
2. Menerima yang sesuai rencana kriteria 1 & 2
3. Menyatakan masalah kesehatan Kemandirian II : jika memenuhi
secara benar kriteria 1 s.d 5
4. Memanfaatkan faskes sesuai Kemandirian III : jika memenuhi
anjuran kriteria 1 s.d 6
5. Melaksanakan perawatan Kemandirian IV : Jika memenuhi
sederhana sesuai anjuran kriteria 1 s.d 7
6. Melaksanakan tindakan
pencegahan secara aktif
7. Melaksanakan tindakan promotif
secara aktif
Kategori :
63
Kemandirian I Kemandirian II
ANALISA DATA
KEMUNGKINAN DIAGNOSA
NO DATA
PENYEBAB KEPERAWATAN
64
SCORING/PRIORITAS
DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA
Sifat Masalah
Skala :
Promkes 3 1
Aktual 3
Resiko 2
Krisis Mendatang 1
Kemungkinan Masalah dapat di ubah
Skala :
Mudah 2
Sebagian 2
Tidak dapat 1
0
Potensial Masalah untuk di cegah
Skala :
Tinggi 1
Cukup 3
Rendah 2
1
Menonjolnya Masalah
Skala :
Segera 2 1
Tidak Perlu Segera 1
Tidak Dianggap 0
Jumlah Skor
66
INTERVENSI KEPERAWATAN
Hari/Tanggal : _________________________________
Diagnosa Tujuan Evaluasi
Intervensi
Keperawatan TUM TUK Kriteria Standar
67