A YANG MEMILIKI
Disusun Oleh :
LUTFIATURRAHMMAH
Nim : 19037140029
UNIVERSITAS BONDOWOSO
2022
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA NY.A YANG MEMILIKI
Disusun Oleh :
LUTFIATURRAHMMAH
Nim : 19037140029
UNIVERSITAS BONDOWOSO
ii
2022
iii
SURAT PERNYATAAN
Lutfiaturrahmah
Mengetahui,
Pembimbing
Oleh : Lutfiaturrahmah
Judul : Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Ny.A Yang Memiliki
Pembimbing
NIDN : 0731088504
Mengetahui
Universitas Bondowoso
NIDN. 07-0708-7501
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Mengesahkan
Tim Penguji
Tanda Tangan
Mengetahui,
Ketua Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso
Penyusun
vi
ABSTRAK
vii
ABSTRAK
viii
DAFTAR ISI
SURAT PERNYATAAN.......................................................................................iii
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................iv
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................v
KATA PENGANTAR...........................................................................................vi
ABSTRAK ............................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
ix
2.1.9. Sasaran Pelayanan Keperawatan Keluarga.....................................................22
2.2. 1. Pengertian......................................................................................................23
2.2. 7. Penatalaksanaan.............................................................................................33
2.3. 1. Pengkajian.....................................................................................................35
2.3. 3. Intervensi.......................................................................................................47
2.3. 4. Implementasi.................................................................................................50
2.3. 5. Evaluasi.........................................................................................................50
3.4 Partisipan................................................................................................................57
BAB 4 HASIL.......................................................................................................62
4.1.1 Pengkajian.............................................................................................................62
x
4.1.2 Analisa Data................................................................................................73
BAB 5 PEMBAHASAN.......................................................................................89
5.1. Pengkajian.....................................................................................................89
5.4.Implementasi Keperawatan..........................................................................97
5.5.Evaluasi Keperawatan...................................................................................99
BAB 6 PENUTUP...............................................................................................103
6.1 Kesimpulan..............................................................................................103
6.2 Saran.......................................................................................................104
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................105
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.2. Rencana Tindakan dan Kriteria Hasil Berdasarkan SLKI dan
SIKI.......................................................................................................................51
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
anak-anak / remaja dan orang dewasa, Permasalahan tidak hanya dihadapi oleh
penderita HIV, terdapat pula permasalahan yang akan dihadapi oleh keluarga
yang memiliki anggota keluarga remaja dengan HIV. Menurut (Barus,dkk 2020
psikologis berupa rasa ketakutan, cemas, perasaan bersalah, stress dan depresi.
semua hal.
epidemi HIV AIDS di Indonesia sampai dengan bulan Agustus tahun 2019
pada Remaja umur 15-24 tahun dengan persentase 17,3% ( 3.909 jiwa dengan
total penderita HIV sekitar kurang lebih 22.600 jiwa pada 514 kabupaten/kota di
seluruh provinsi di Indonesia. Provinsi Jawa Timur pada bulan April - Juni 2019,
1
2
jumlah 1.930 yang terkonsentrasi bersama 5 (lima) provinsi lainnya, yaitu DKI
Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Papua . Data dari Dinas Kesehatan
Bondowoso pada tahun 2021 jumlah remaja penerita HIV sebanyak 3 orang
mninggal dan tidak diketahui faktor resiko atau penyebab tertular, 1 pasien
lainnya di Puskesmas Pakem yang tidak diketahui faktor resiko atau penyebab
memiliki Faktor resiko tertular penyakit karena latar belakang keluarga yaitu
kedua orang tua yang telah menderita HIV dan meninggal dunia karena Penyakit
HIV.
dengan penyakit HIV akan menghadapi berbagai beban, penilaian serta perilaku
sosial oleh masyarakat. Keluarga mengalami Beban yang pertama kali berupa
psikologis yaitu dengan perasaan takut akan tertular, takut dikucilkan oleh
masyarakat, cemas akan masa depan dari anggota keluarganya, cemas berlebihan
dapat menimbulakn frustasi dan putus asa, perasaan bersalah yang dialami
rasa malu yang harus ditanggung dengan kehadiran anggota keluaga yang
3
terinfeksi HIV karena menganggap hal itu suatu aib bagi keluarganya yang
dapat membuat harga diri keluarga dan status keluarga di masyarakat menjadi
buruk, permasalahan yang terakhir berupa konflik peran keluarga yang dituntut
dapat melakukan peran ganda dalam artian anggota keluarga harus memberikan
Menjelaskan akibat bagi keluarga yang memiliki anggota keluarga HIV dengan
ketidakberdayaan yaitu : frustasi, putus asa, depresi, stress, isolasi sosial seiring
gangguan peran, kehilangan semangat, dan Gorman dan Sultan (2009) dalam
berakhir dengan percobaan bunuh diri atau Resiko bunuh diri, Oleh karena itu
harapan keluarga dan meningkatkan koping pada keluarga ( Tim Pokja SIKI,
2018 ).
Kabupaten Bondowoso
Bondowoso
Kabupaten Bondowoso
Kabupaten Bondowoso
Kabupaten Bondowoso
Kabupaten Bondowoso
Kabupaten Bondowoso
pada Keluarga yang memiliki anggota keluarga menderita HIV Dengan Masalah
Kabupaten Bondowoso
Hasil Peneitian ini dapat menjadi masukan dan pembelajaran kepada anggota
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
sekelompok orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah, atau adopsi,
yang berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam peran sosial masing-
masing sebagai suami dan istri, ibu, ayah, dan anak, kakak dan adik, yang
menciptakan dan memelihara budaya Bersama. U.S. Census Bureau (2011) juga
mendefinisikan keluarga sebagai dua orang atau lebih yang hidup bersama sejak
lahir, menikah, atau melalui proses adopsi. Definisi keluarga juga mengacu pada
dua atau lebih individu yang bergantung satu sama lain untuk mendapatkan
dukungan emosional, fisik, dan ekonomi. (Kaakinen et al., 2015). Keluarga juga
terdiri dari dua atau lebih individu yang berbagi tempat tinggal atau tinggal
berdekatarf satu sama lain; memiliki ikatan emosional yang sama; terlibat dalam
posisi, peran, dan tugas sosial yang saling terkait, dan berbagi ikatan budaya dan
tangga.
royong
mengelompokkan
A. Secara Tradisional
a) Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang hanya terdiri dari
ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunan atau adopsi atau
keduanya.
a) Tradisional Nuclear
Keluarga inti (ayah, ibu dan anak) tinggal dalam satu rumah ditetapkan
b) Reconstituted Nuclear
anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari
sekolah/perkawinan/meniti karier.
d) Dyadic Nuclear
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak yang
e) Single Parent
f) Dual carrier
Yaitu suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak
g) Commuter Married
11
Suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak
h) Single Adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya
i) Three Generation
j) Institusional
panti.
k) Communal
Yaitu satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang monogami
l) Group Marriage
Yaitu satu perumahan terdiri dari orang tua dan keturunannya di dalam
satu kesatuan keluarga dan tiap individu adalah kawin dengan yang lain
diadopsi
n) Cohibing Couple
Yaitu dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin
sama.
bentuk struktur yang menonjol dalam keluarga saat ini, yang penting adalah
keluarga harus dipahami dalam konteknya, label dan jenisnya, hanya berfungsi
hanya sebagai referensi bagi penataan kehidupan keluarga dan sebuah kerangka
kerja. Dan setiap upaya perlu memperhatikan keunikan dari setiap keluarga.
keluarga harus bersifat toleren dan sensitive terhadap perbedaan gaya hidup
di antaranya adalah:
a. Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
ayah.
b. Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi di mana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
13
d. Patrilokal
suami
a. Keluarga Kawin
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan
1. Fungsi afektif
positif, peran dijalankan dengan baik, dan penuh rasa kasih sayang.
2. Fungsi sosialisasi
3. Fungsi reproduksi
14
daya manusia.
4. Fungsi ekonomi
1) Fungsi biologis
2) Fungsi Psikologis
3) Fungsi Sosialisasi
keluarga
4) Fungsi Ekonomi
keluarga.
kebutuhan keluarga
yang akan datang misalnya pendidikan pada anak-anak, jaminan hari tua
dan sebagainya.
5) Fungsi Pendidikan
bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan Freeman (1981) membagi
keluarga
membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda.
kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.
1) Peran ayah ayah sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anaknya,
berperan dari pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman
sebagai kepala keluarga, anggota dari kelompok sosial serta dari anggota
2) Perah ibu ibu sebagai istri dan ibu dari anak anaknya Ibu mempunyai
itu ibu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam
keluarga.
3) Peran kakak/adik, ketika anak telah beranjak dewasa peran sebagai kakak
adik (sibling rule) mendapat arti yang penting sebagai sesuatu sosializing
Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang akan menimbulkan
krisis keluarga. Studi Klasik Le Master (1957) dari 46 orang tua dinyatakan 17
kegiatan)
sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan kontak sosial) dan
Beradaptasi dengan anak baru lahir, anak yang lain juga terpenuhi.
dan menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan sumber yang ada
keintiman.
anaknya.
anaknya.
pasangan
1. Keluarga sehat
Keluarga risiko tinggi dan rawan kesehatan adalah apabila satu atau lebih
status kesehatan misalnya bayi BBLR, balita gizi buruk/ gizi kurang, bayi/ balita
yang belum di imunisasi, bumil anemi, bumil multipara atau usia lebih dari 36
tahun, lansia lebih dari 70 tahun atau dengan masalah kesehatan, dan remaja
2.2. 1. Pengertian
Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immunodeficiency Syndrome
dunia dan merupakan masalah epidemik dunia yang serius. Secara global, kasus
HIV merupakan masalah kesehatan yang sangat serius dan harus ditangani
penyakit yang menyerang sel-sel kekebalan tubuh yang meliputi infeksi primer,
dengan atau tanpa sindrom akut, stadium asimtomatik, hingga stadium lanjut.
tubuh akibat infeksi oleh virus HIV, dan merupakan tahap akhir dari infeksi HIV
Virus (HIV) adalah sejenis virus yang menginfeksi sel darah putih yang
kekebalan tubuh yang disebabkan infeksi oleh HIV. Penderita HIV memerlukan
di dalam tubuh agar tidak masuk ke dalam stadium AIDS, sedangkan penderita
d. Ibu penderita HIV positif kepada bayinya ketika dalam kandungan , saat
Virus HIV berada terutama dalam cairan tubuh manusia. Cairan yang
berpotensial mengandung virus HIV adalah darah, cairan sperma, cairan vagina
dan air susu ibu. Sedangkan cairan yang tidak berpotensi untuk menularkan
virus HIV adalah cairan keringat, air liur, air mata dan lain-lain.
kekebalan tubuh yang meliputi infeksi primer, dengan atau tanpa sindrom akut,
stadium asimtomatik, hingga stadium lanjut, dan AIDS merupakan tahap akhir
dari infeksi HIV. HIV sendiri adalah virus sitapatik, termasuk dalam famili
Retoviridae, dan sel targetnya adalah sel yang mampu mengekspresikan reseptor
spesifik CD4 yang kebanyakan terlibat dalam sistem imun manusia, sehingga
virus berselubung yang mempunyai enzim yang mampu mensintesis kopi DNA
reseverse transcriptase HIV terbagi dalam dua tipe, yaitu HIV-1 dan HIV 2.
HIV-1 merupakan virus yang pertama kali diidentifikasi oleh tuc Montainer di
penderita AIDS di Afrika Barat tahun 1986 HIV dan AIV z mempunyai
berperan dalam sistem kekebalan tubuh sehingga sel darah tersebut tidak dapat
berfungsi lagi. Akibatnya, daya tahan tubuh penderita semakin lama akan
Orang yang terinfeksi HIV dan AIDS sering disebut dengan istilah
ODHA, sedangkan orang yang hidup dengan ODHA sering disebut dengan
istilah OHIDHA OHIDHA adalah orang yang hidup bersama atau terdampak
dengan adanya ODHA keluarga, orang yang merawat keseharian ODHA teman
HIV berbeda dalam struktur dari retrovirus lainnya. Virion HIV berdiameter -
dari inti berbentuk kerucut yang mencakup dua salinan genom ssRNA, enzim
reverse transcriptase, integrase dan protease, beberapa protein minor, dan protein
inti utama, seperti terlihat pada gambar 1.1. Genom HIV mengodekan 16 protein
HIV memiliki banyak tonjolan eksternal yang dibentuk oleh dua protein
utama envelope virus, gp120 di sebelah luar dan gp41 yang terletak di
bertanggung jawab pada awal interaksi dengan sel target, sedangkan gp41
dari RNA menjadi DNA, yang membentuk provirus Hasil transkrip DNA
intermediet atau provirus yang terbentuk ini kemudian memasuki inti sel target
melalui enzim integrase dan berintegrasi di dalam kromosom dalam inti sel
sudah ada di dalam sel target untuk membuat kopi diri sehingga terbentuk virus
baru dan matur yang memiliki karakter HIV. Kemampuan virus HIV untuk
bergabung dengan DNA sel target pasien, membuat seseorang yang terinfeksi
HIV masuk ke dalam tubuh manusia melalui berbagai cara, yaitu secara
vertikal, horizontal, dan seksual. HIV dapat mencapai sirkulasi sistemik secara
pembuluh darah atau secara tidak langsung melalui kulit dan mukosa yang tidak
intak seperti yang terjadi pada kontak seksual. Setelah sampai dalam sirkulasi
sistemik, 4-11 hari sejak paparan pertama HIV dapat dideteksi di dalam darah.
Setelah masuk dalam sirkulasi sistemik manusia, sel target utama dari
HIV adalah sel yang mampu mengekspresikan reseptor spesifik CD4, seperti
kebanyakan terlibat dalam sistem imun manusia. Bila HIV mendekati dan
berhasil menggaet sel target melalui interaksi gp120 dengan CD4, ikatan
semakin diperkokoh ko-reseptor CXCR4 dan CCR5, dan kemudian atas peran
protein transmembran gp41 akan terjadi fusi membran virus dan membran sel
Secara perlahan seiring waktu, limfosit T yang menjadi salah satu sel
target HIV akan tertekan dan semakin menurun melalui berbagai mekanisme,
oleh karena infeksi virus, apoptosis, maupun oleh karena respons imun humoral
dan seluler yang berusaha melenyapkan virus HIV dan sel yang telah terinfeksi.
AIDS.
28
Fase Klinik 1
Fase Klinik 2
Fase Klinik 3
>1 bulan, Demam menetap (intermiten atau tetap >1 bulan), Plak putih
Fase Klinik 4
Menurut Kemenkes RI 2012 pada buku Afif Nurl H, dkk 2019 Gejala dan
a. Keadaan umum, yakni kehilangan berat badan> 10% dari berat badan
dasar; demam (terus menerus atau intermiten, temperatur oral > 37,5)
yang lebih dari satu bulan; diare (terus menerus atau intermiten) yang
b. Kulit, yaitu didapatkan pruritic papular eruption dan kulit kering yang
e. Gangguan pernapasan dapat berupa batuk lebih dari satu bulan; sesak
f. Gejala neurologis dapat berupa nyeri kepala yang semakin parah (terus
fungsi kognitif.
30
dari 3 strategi pemeriksaan antibodi terhadap HIV di bawah ini, tergantung pada
1 kali pemeriksaan. Bila hasil pemeriksaan reaktif, maka dianggap sebagai kasus
terinfeksi HIV dan bila hasil pemeriksaan non-reaktif dianggap tidak terinfeksi
HIV. Reagensia yang dipakai untuk pemeriksaan pada strategi ini harus
kedua dipakai reagensia yang lebih spesifik serta berbeda jenis antigen atau
tekniknya dari yang dipakai pada pemeriksaan pertama. Bila hasil pemeriksaan
kedua juga reaktif, maka disimpulkan sebagai terinfeksi HIV. Namun jika hasil
dengan ke-2 metode. Bila hasil tetap tidak sama, maka dilaporkan sebagai
indeterminate.
pertama, kedua, dan ketiga reaktif, maka dapat disimpulkan bahwa pasien
tersebut memang terinfeksi HIV. a hasil pemeriksaan tidak sama, misalnya hasil
31
tes pertama reaktif, kedua reaktif dan ketiga non reaktif atau pertama reaktif,
kedua dan ketiga non reaktif, maka keadaan ini disebut sebagai equivocal atau
HIV atau berisiko tinggi tertular HIV Sedangkan bila hasil seperti yang disebut
sebelumnya terjadi pada orang tanpa riwayat pemaparan terhadap HIV atau tidak
Perlu diperhatikan juga bahwa pada pemeriksaan ketiga dipakai reagensia yang
berbeda asal antigen atau tekniknya, serta memiliki spesifisitas yang lebih tinggi.
infeksi oleh HIV, yang paling sering dipakai saat ini adalah tehnik WB/ Western
f. Pemeriksaan neurologist.
klinis yang mengarah ke HIV/AIDS, dan dilakukan juga untuk menyaring HIV
pada semua remaja dan orang dewasa dengan peningkatan risiko infeksi HIV,
1) Tes cepat
Tes cepat hanya dilakukan untuk keperluan skrining, dengan reagen yang
32
cepat dapat dijalankan pada jumlah sampel yang lebih sedikit dan waktu
Tes ini merupakan tes antibodi untuk konfirmasi pada kasus yang
sulit.
bayi.
Tes ini untuk memeriksa jumlah virus di dalam darah, dan dapat
HIV DNA kualitatif dari darah lengkap atau Dried Blood Spot
33
minggu.
5) Tes antigen p24 HIV Tes antigen p24 dapat mendeteksi protein p24 rata-
oleh WHO dan CDC yang bertujuan untuk mengurangi waktu yang
2.2. 7. Penatalaksanaan
HIV/AIDS sampai saat ini memang belum dapat disembuhkan secara
total. Namun, data selama 8 tahun terakhir menunjukkan bukti yang amat
meyakinkan bahwa pengobatan dengan kombinasi beberapa obat anti HIV (obat
mortalitas. dini akibat infeksi HIV. Orang dengan HIV/AIDS menjadi lebih
sehat, dapat bekerja normal dan produktif. Manfaat ARV dicapai melalui
pulihnya sistem kekebalan akibat HIV dan pulihnya kerentanan odha terhadap
infeksi oportunistik.
prevention).
dan dukungan agama serta juga tidur yang cukup dan perlu menjaga
dapat ditekan, harapan hidup lebih baik dan kejadian infeksi oportunistik
2.3. 1. Pengkajian.
1. Data umum
a. Komposisi Keluarga
tangga, tetapi juga anggota keluarga lain yang menjadi bagian dari
keluarga tersebut.
Hubungan
No Nama Jk Umur Pendidikan Pekerjaan Kondisi
Keluarga
Keterangan :
: Laki- Laki
: Perempuan
: meninggal
: cerai
: satu rumah
: Klien
6) Tipe keluarga
37
keluarga inti (suami, istri. dan anak-anak tinggal dalam satu rumah),
keluarga pasangan inti (suami, istri tanpa adanya anak), keluarga orang
tua tunggal, extended family (adanya. orang tua dari salah satu pasangan
yang tinggal di rumah), pasangan usia lansia, dan dewasa lajang yang
7) Suku bangsa
8) Agama
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat dari kapan saja keluarga pergi
aktivitas rekreasi.
remaja.
pelayanan kesehatan.
dan istri.
3. Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik rumah
tank dengan sumber air, sumber air minum yang digunakan serta
kesehatan.
berpindah tempat.
serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana interaksi keluarga
dengan masyarakat.
4. Struktur Keluarga
3) Struktur peran dengan data yang harus diidentifikasi berupa struktur peran
keluarga ( Septriani,dkk.2021 ).
1. Fungsi Keluarga
1) Fungsi efektif
40
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan
menghargai.
2) Fungsi sosialisasi
terhadap masalah.
luasnya masalah?
yang dialami?
kesehatan?
penyakit?
diperlukan memadai?
diperlukan?
pencegahan penyakit?
42
dimiliki?
pemeliharaan lingkungan?
sanitasi?
sanitasi?
4) Fungsi reproduksi
anggota keluarga?
5) Fungsi ekonomi
papan ?
stressor tersebut.
D. Pemeriksaan fisik
E. Harapan keluarga
D.0092
Definisi :
secara signifikan; presepsi yang kurang kontrol pada situasi saat ini yang
akan datang.
Penyebab
Subjektif
sebelumnya
Objektif
Subjektif
1. Merasa diasingkan
45
Objektif
2. Pengasingan
2. Peristiwa traumatis
5. Rawat inap
keluarga dengan memperhatikan sumber daya dan sumber dana yang dimiliki
b. Selanjutnya skor dibagi dengan skor tertinggi dan dikalikan dengan bobot.
c. Jumlah skor untuk semua kriteria (skor maksimum sama dengan jumlah
bobot, yaitu 5
46
1. Sifat masalah :
1. Tidak / kurang sehat / Aktual 3
3
2. Ancaman kesehatan / Resiko 2
3.Krisis atau keadaan sejahtera/potensial 1
2. Kemungkinan masalah dapat dirubah:
1. Dengan mudah 2
2
2. Hanya sebagian 1
3.Tidak dapat 0
3. Potensial masalah untuk dicegah :
1. Tinggi 3
1
2. Cukup 2
3. Rendah 1
4. Menonjolnya masalah :
1. Masalah berat harus segera ditangani. 2
2
2. Ada masalah, tetapi tidak perlu segera
ditangani. 1
3. Masalah tidak dirasakan
0
Jumlah 8
Skor Tertinggi
2.3. 3. Intervensi
Intervensi / nursing care plan adalah acuan tertulis yang terdiri dari
pengobatan.
khusus yang didasarkan pada masalah yang dilengkapi dengan kriteria dan standar
Tabel 2.2. Rencana Tindakan dan Kriteria Hasil Berdasarkan SLKI dan
SIKI
Anjurkan mengungkapkan
perasaan terhadap kondisi dengan
realistis
Anjurkan mempertahankan
hubungan (mis, menyebutkan
nama orang yang dicintai)
Anjurkan mempertahankan
hubungan terapeutik dengan orang
lain
Latih menyusun tujuan yang sesual
dengan harapan
Latih cara mengenang dan
menikmati masa lalu (mis. prestasi,
pengalaman)
Promosi Koping I.09312
Observasi
Terapeutik
Diskusian untuk mengklarifikasi
kesalahpahaman dan mengevaluasi
perilaku sendiri
Diskusikan konsekuensi tidak
menggunakan rasa bersalah dan
rasa malu
Diskusikan risiko yang
menimbulkan bahaya pada diri
sendiri
Edukasi
2.3. 4. Implementasi.
Implementasi adalah upaya perawat untuk membantu kepentingan klien,
perawat perlu memantau respon verbal dan nonverbal pihak keluarga (nur
kholifah,dkk 2016).
2.3. 5. Evaluasi.
Evaluasi adalah tindakan untuk melengkapi proses keperawatan yang
akhir proses keperawatan. Evaluasi merupakan bagian integral pada setiap tahap
Tujuan evaluasi
3. melanjutkan rencana
51
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
kasus dibatasi waktu dan tempat, serta kasus yang dipelajari berupa peristiwa
untuk mencari suaru kasus untuk dianalisa terkait dengan mitos tersebut atau yang
Studi kasus dalam karya tulis ilmiah ini adalah studi untuk
menjadi fokus dalam penuisan studi kasus. Batasan istilah disusun secara naratif
dan apa bila diperlukan ditambahkan informasi kualitatif sebagai tanda dari
55
56
1) Proses Keperawatan
sel darah putih di dalam tubuh (limfosit) yang mengakibatkan turunnya kekebalan
tubuh manusia. HIV Menularkan virusnya kepada orang lain bila melakukan
4) Ketidakberdayaan
merasa kekurangan kontrol atas pribadi atau situasi yang memberi dampak pada
pandangan, tujuan dan gaya hidup (Carpenito, 2010 dalam ramadia dkk 2019).
dari penerimaan diri dan perubahan gaya hidup klien dengan penyakit kronis.
57
Pada studi kasus ini dilakukan asuhan keperawatan pada keluarga yang
2. Waktu
afektif dan psikomotor (Niman S, dkk. 2014). Akan tetapi kunjungan yang dapat
3.4 Partisipan
Para peneliti dapat memilih beberapa opsi, bergantung pada apakah person
tersebut adalah orang yang marginal, hebat atau biasa. Sampling kriteria berfungsi
ketika semua individu yang dipelajari mewakili masyarakat yang telah mengalami
fenomena tersebut. Partisipan dalam penyusunan studi kasus ini adalah Satu
Kabupaten Bondowoso
1.Persiapan (Administrasi)
surat pengambilan data dari institusi kepada Bakesbangpol. Kegiatan ini, peneliti
harus mengajukan judul yang telah disetujui oleh dosen pembimbing, kemudian
2. Pelaksanaan
a) Wawancara
dikarenakan malu identitas keluarganya diketahui oleh orang lain terlebih oleh
masyarakat sekitar.
intergritas penulis (karena penulis menjadi instrument utama), uji keabsahan data
utama yaitu klien, perawat dan keluarga klien yang berkaitan dengan masalah
sampai dengan semua data terkumpul. Analisa data dilakukan dengan cara
masalah.Teknis analisis digunakan dengan cara observasi oleh penulis dan studi
dibandingkan teori yang ada sebagai bahan untuk memberikan rekomendasi dalam
1. Pengumpulan data
2. Mereduksi data
3. Penyajian data
Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk tabel, gambar, bagan dan teks
4. Kesimpulan
61
menghormati haknya.
Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang didapat untuk
3. Confidentiality ( kerahasian )
dirahasiakan.
BAB 4
HASIL
4.1.1 Pengkajian
Agama & Suku Islam & Madura Status kelas sosial kebawah
62
63
LANJUTAN
N Status Kesehatan
Nama Alat Bantu/ Protesa Riwayat Penyakit/ Alergi
o Saat ini
1 Tn.R Tidak ada Sehat Tidak punya riwayat
penyakit dahulu dan alergi
2 Ny.F Tidak ada Sehat Tidak punya riwayat
penyakit dahulu dan alergi
3 An.L Tidak ada Sehat Tidak punya riwayat
penyakit dahulu dan alergi
4 Ny.A Tidak ada Sakit HIV dan TBC Tidak punya riwayat
penyakit dahulu dan alergi
Fungsi afektif dalam keluarga tidak berfungsi karena terganggu dengan hadirnya
Ny.A dimana keluarga terpaksa untuk merawatnya, Fungsi sosial dalam keluarga
juga tidak berfungsi dimana keluarga menutupi keadaan Ny.A karena takut, malu
tetangga sekitar mengetahui keadaan Ny.A yang sakit , Fungsi ekonomi kurang baik
dimana Ny.F berhenti bekerja karena harus menjaga Ny.A dan Tn.R yang tidak
memiliki pekerjaan tetap serta tempat tinggal yang ditempati / dikontrakkan
diperoleh dari bantuan pemerintah.
D. POLA KOPING KELUARGA
3. Genogram
Keterangan:
WC
DAPUR
RUANG
KOSONG
RUANG
KAMAR
KELUARGA
TIDUR
KAMAR
RUANG
TIDUR
TAMU
66
Rasio Luas Bangunan Rumah dengan Karena jika klien buang sampah di jadikan satu
Jumlah lalu di buang pada pingiran sungai
Ya/Tidak* Ya / Tidak *
Luas rumah = 15x7 meter Rumah klien tampak lembab namun ventilasi
pada rumah masih kurang karena tertutup dan
kamar tidur = 4x3 meter tidak dibuka dan cenderung gelap
dapur = 5x5 meter (observasi dan validasi)
ruang tamu = 5x3 meter Mengkonsumsi lauk dan pauk tiap hari :
Ya/ Tidak*
Ya/ Tidak* .
hari : Ya / Tidak *
Keluarga
9. Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan yang dialami anggota
69
keluarganya Ya Tidak, Keluarga mengatakan untuk klien sembuh maka harus melakukan
pengobatan dengan minum obat
10. Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan masalah
kesehatan yang dialaminya : Ya Tidak. Keluarga dapat merawat anggota keuarganya yang
memiliki masalah kesehatan Ny.A
11. Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang dialami anggota
keluarganya : Ya Tidak, jelaskan, Keluarga selalu menyarankan kepada klien agar tidak
kembali dengan perilaku hidup seperti dulu
12. Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang mendukung
kesehatan anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan Ya Tidak, jelaskan.
Karena keluarga jarang membuka ventilasi yang membuat rumah lembab dan lantai jarang di
pel.
13. Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber dimasyarakat untuk
mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya : Ya Tidak, jelaskan, Karena keluarga
mendapatkan bimbingan dari perawat pendamping puskesmas
70
7. Kemandirian Keluarga
KEMANDIRIAN KELUARGA
Kriteria :
1. Menerima petugas puskesmas Kemandirian I: Jika memenuhi
2. Menerima yang sesuai rencana kriteria 1&2
3. Menyatakan masalah kesehatan secara benar Kemandirian II : jika memenuhi
4. Memanfaatkan faskes sesuai anjuran kriteria 1 s.d 5
5. Melaksanakan perawatan sederhana sesuai Kemandirian III : jika meme nuhi
anjuran kriteria 1 s.d 6
6. Melaksanakan tindakan pencegahan secara Kemandirian IV : Jika memenuhi
aktif kriteria 1 s.d 7
7. Melaksanakan tindakan promotif secara aktif
Kategori :
Kemandirian I Kemandirian II
Berjalan :
Mandiri/bantu
sebagian/ tergantung
Alat bantu :
Tidak/ya
Ketidakberdayaan
Mengetahui :
Lutfiaturrahmah
Sifat Masalah
Skala : Keluarga mengatakan tidak
Promkes 3 1 2/3x1=2/3 mengetahui hal apa yang harus
Aktual 3 dilakukan.
Resiko 2
Krisis mendatang 1
Modifikasi Kondisi atau
Masalah Keluarga klien mengatakan
Skala : 2 2 1/2x2=1 tidak dapat langsung menerima
Mudah 1 keadaan Ny.A yang membuat
Sebagian 0 keluarga merasa terasingkan dan
Tidakdapat menutup keadaan klien dari
masyarakat
Potensial Masalah untuk
di cegah Keluarga mengatakan ingin
Skala : 3 1 2/3x1=2/3 melakukan penanganan
Tinggi 2 terhadap perasaan takut tertular,
Cukup 1 malu dengan keadaan Ny.A saat
Rendah ini dan hal-hal lainnya yang
menggagu pikiran keluarga.
Ciri Khas
Skala : Keluarga mengatakan tidak
Segera 2 1 2/2x1=1 mengetahui hal apa yang harus
Tidak perlu segera 1 dilakukan.,tetapi bagaimana hal
Tidak dianggap 0 ini harus dijalani dan
ditanggung oleh keluarga.
Jumlah Skor
75
Ketidakberdayaan Setelah di lakukan Setelah diberikan a. Respon verbal 1. Keluarga mampu Promosi Harapan
tindakan keperawatan asuhan keperawatan b. Respon psikomotor menangani dan
selama 7x kunjungan selama 7 kali c. Respon afektif mengurangi 1. Identifikasi harapan pasien dan
keadaan frustasi keluarga dalam pencapaian hidup
dalam 2 minggu di diharapkan keluarga
yang dialami
harapkan keluarga dapat dan klien mampu 2. Keluarga mampu 1. Pandu mengingat kembali kenangan
Merubah perilakunya mengidentifikasi, diterima oleh yang menyenangkan
dengan kriteria hasil: mengelola, dan masyarakat meski 2. Kembangkan rencana perawatan
mencari bantuan membutuhkan yang melibatkan tingkat pencapaian
1. Pernyataan Frustasi (5 untuk menghindari waktu cukup lama. tujuan sederhana sampai dengan
menurun) perasaan frustasi, 3. Keluarga mampu kompleks
2. Perasaan Diasingkan mengurangi 3. Anjurkan mengungkapkan perasaan
pengasingan, malu,
(5 menurun) perasaan malu yang terhadap kondisi dengan realistis
dan tertekan. yang dialami.
3. Pernyataan Rasa 4. Anjurkan mempertahankan
4. Keluarga mampu hubungan (mis. menyebutkan nama
Malu (5 menurun) menerima keadaan orang yang dicintai)
4. Perasaan Tertekan / yang dihadapi saat 5. Latih cara mengembangkan
depresi (5 menurun) ini. spiritual diri
5. Pengasingan (5 5. Keluarga dapat 6. Latih cara mengenang dan
menurun) diterima oleh menikmati masa lalu (mis. prestasi,
masyarakat dan pengalaman)
keluarga lainyya. 7. Anjurkan mempertahankan
hubungan terapeutik dengan orang
lain
Promosi Koping
D.0092 14 Juli 2022 1. Menjelaskan tujuan dan rencana lanjutan yang akan dilakukan pada hari ini
Respon: Keluarga dan klien kooperatif dan mau mengikuti rencana kegiatan
17.36
hari ini
D.0092 21 Juli 2022 1. Menjelaskan tujuan dan rencana lanjutan yang akan dilakukan pada hari ini
Respon: Keluarga dan klien kooperatif dan mau mengikuti rencana kegiatan hari
08.00
ini.
2. Mengantarkan klien dan keluarga untuk pengecekan VL dan dahak
Respon : klien tidak menolak dan besedia untuk melakukan VL
3. Melatih cara mengembangkan spiritual diri (beribadah, berdoa dan percaya
dengan tuhannya.
Repon : keluarga menjalankan ibadah sholat
Keluarga mengatakan terkadang sholatnya terlewat tapi langsung sholat diwaktu
lainnya, untuk Ny.A hanya sholat diwaktu awal sakit saja untuk saat ini tidak
sholat lagi.
82
D.0092 21 Juli 2022 1. Menjelaskan tujuan dan rencana lanjutan yang akan dilakukan pada hari ini
Respon: Keluarga dan klien kooperatif dan mau mengikuti rencana kegiatan hari
08.00
ini.
2. Menganjurkan mempertahankan hubungan (menyebutkan nama orang yang
dicintai)
Repon : keluarga mengatakan tetap berhubungan dengan keluarga Tn.R dan bapak
serta ke-6 saudara Ny.F , berbada dengan Ny.A yang tidak menghubungu anak-
anaknya karena ke-6 anaknya tidak mau berhubungan lagi.
83
D.0092 13-07-2022 S:
P : Lanjutkan TUK
D.0092 14-07-2022 S:
1. keluarga seperti menerima dengan terpaksa dengan keadaan Ny.A dan keadaan
keluarga saat ini .
86
P : Lanjutkan TUK
D.0092 21-07-2022 S:
1. Keluarga dan klien kooperatif dan mau mengikuti rencana kegiatan hari ini.
2. Keluarga mengatakan terkadang sholatnya terlewat tapi langsung sholat diwaktu lainnya,
untuk Ny.A hanya sholat diwaktu awal sakit saja untuk saat ini tidak sholat lagi.
O:
1. klien tidak menolak dan besedia untuk melakukan VL
2. keluarga menjalankan ibadah sholat.
3. Hasil instrument pengukuran ketidakberdayaan dari Ny.A=20, Ny.F= 32
4. Perkembangan dari kriteria hasil
a. Perasaan frustasi : Ny.A= 1, Ny.F=1
b. Perasaan diasingkan : Ny.A=1, Ny.F=2
c. Pernyataan malu : Ny.A= 1, Ny.F=1
d. Perasaan tertekan : Ny.A= 1, Ny.F=1
e. Pengasingan : Ny.A= 1, Ny.F=2
A : Masalah keperawatan ketidakberdayaan belum teratasi
P : Lanjutkan TUK
Perencanaan Tambahan : Lakukan kontrak waktu untuk kunjungan selanjutnya
88
D.0092 21-07-2022 S:
1. Keluarga dan klien kooperatif dan mau mengikuti rencana kegiatan hari ini
2. keluarga mengatakan tetap berhubungan dengan keluarga Tn.R dan bapak serta
ke-6 saudara Ny.F , berbada dengan Ny.A yang tidak menghubungu anak-
anaknya karena ke-6 anaknya tidak mau berhubungan lagi.
O:
P : Lanjutkan TUK
PEMBAHASAN
5.1. Pengkajian
dari observasi langsung dari Keluarga Klien . Data subyektif berupa keluhan
terhadap fungsi afektif, sosial dan ekonomi dalam keluarga terganggu berupa
Fungsi afektif dalam keluarga tidak berfungsi karena tertekan dengan hadirnya
Ny.A dimana keluarga terpaksa untuk merawatnya, Fungsi sosial dalam keluarga
juga tidak berfungsi dimana keluarga menutupi keadaan Ny.A karena takut, malu
tetangga sekitar mengetahui keadaan Ny.A yang sakit , Fungsi ekonomi kurang
baik dimana Ny.F berhenti bekerja karena harus menjaga Ny.A dan Tn.R yang
tidak memiliki pekerjaan tetap serta tempat tinggal yang ditempati / dikontrakkan
diperoleh dari bantuan pemerintah, pola koping dalam keluarga yang tidak efektif
yang merasa tertekan dengan kehadiran Ny.A, takut tertular, keluarga merasa
malu serta takut terkucilkan jika tetangga mengetahui keadaan Ny.A , peran dalam
89
90
dan kebutuhan sehari yang tidak dapat selalu terpenuhi setiap harinya.
klien terdapat 3 tingkatan dimana keluarga Ny.A masuk dalam tingkatan yang ke-
2 sedang dimana Klien mengalami ketergantungan pada orang lain yang dapat
melakukan praktik perawatan diri ketika ditantang. Klien tidak ikut memantau
ketergantungan (Pardede,2020).
Kondisi internal dimana pasien kurang dapat menerima perubahan fisik dan
91
perubahan fisik dan perannya. Sedangkan durasi stressor terjadi kurang lebih 6
bulan terakhir, dan waktu terjadinya dapat bersamaan, silih berganti atau hampir
bersamaan, dengan jumlah stressor lebih dari satu dan mempunyai kualitas yang
biologis seperti Menderita suatu penyakit dan harus dilakukan terapi tertentu,
sulit dan kompeks), Psikologis seperti 1) Perubahan gaya hidup akibat menderita
aktivitas sosial yang berdampak pada keputusasaan. 3) Perasaan malu dan rendah
keadaan Ny.A yang sakit, tidak mampu melakukan aktivitas sebelumnya, merasa
tertekan dengan hadirnya Ny.A dimana keluarga terpaksa untuk merawatny, Ny.A
yang merasa cemas dan merasa sedih dengan keadaannya saat ini dan peran dalam
data subyektif dan obyektif keluarga bergantung terhadap orang lain, Keluarga
merasa malu, tidak mampu melakukan aktivitas sebelumnya, merasa tertekan dan
menyebutkan nama orang yang dicintai), d) Latih menyusun tujuan yang sesual
Salah satu masalah kesehatan yang sangat penting adalah tentang penyakit.
penyembuhan sakit meliputi, penyakit serius dan kronis dari seorang anggota
menengah, dan atas. Setiap lapisan sosial berbeda antara satu sama lain dan salah
2020).
dikendalikan oleh norma-norma sosial (aspek sosiologis), yang adalah juga hati
perilaku manusia kecuali insting adalah hasil dari belajar (Notoatmodjo, 2010
anggota keluarga yang sedang sakit. Orang tua khususnya ibu memiliki ikatan
emosional yang sangat tinggi dibandingkan anggota keluarga yang lain, karena ia
merasa telah mengandung menyusui, dan merawat dari bayi sampai besar. Pada
penelitian ini hanya membedakan status hubungan sebagi orang tua dan bukan
orang tua, dan tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara status hubungan
Menurut Olson dan Walsh dalam Rina dkk 2013, fleksibitas peran adalah
satu dari dimensi utama adaptasi keluarga. Keluarga harus mampu beradaptasi
penyakit, baik fisik, psikologis maupun sosial. Dukungan keluarga terdiri dari
lebih mudah sembuh dari sakit, fungsi kognitif, fisik dan kesehatan emosi
keluarga yang ada dan mengembangkan perilaku serta sumber baru yang akan
memperkuat unit keluarga dan mengurangi dampak peristiwa hidup penuh stres.
keluarga sangat penting, dengan strategi koping keluarga menurut Pearlin dan
Schooler (Andarmoyo, 2012) sebaiknya anggota keluarga memiliki tiga hal yaitu
respon koping normatif diantaranya yang pertama, mengubah situasi yang penuh
dengan stres, yaitu dengan cara langsung mengatasi ketegangan dalam hidup
makna dari masalah, hal ini didapat dari pengenalan dan makna dari pengalaman
dalam menjaga pola makan dan hal lain yang dapat menunjang kesehatan pasien
stroke. Hal yang ke tiga yaitu mekanisme secara esensial untuk mengakomondasi
dan mengatur stres yang ada, dalam hal ini bukan untuk menghadapi masalah
diri kepada Tuhan adalah salah satu indikasi adanya kualitas spiritual yang tinggi
2021)
intervensi. Intervensi yang diambil telah mengacu pada teori SIKI ( Standar
97
terhadap keluarga dank lien, i) kontrak waktu pertemuan selanjutnya. Tujuan dari
diderita salah satu anggota keluarga yaitu HIV yang sejalan dengan teori menurut
keluarga sebagai peningkatan kualitas hidup dalam keluarga sesuai, tujuan dari
dialami oleh keluarga saat ini untuk mempertahankan hubungan dengan keluarg
lainnya, latihan spiritu terhadap keluarga dapat mengurangi berbagai beban yang
Implementasi yang dapat kami terapkan pada keluarga Ny.A tidak semua
dalam kurun waktu 4 kali kunjungan. Menurut Padila, (2012). Pelaksanaan atau
dampak situasi yang dialami terhadap peran dan hubungan (masyarakat serta
pada psikologis, beban sosial dan beban ekonomi yang tidak ditangani dapat
menciptakan permasalahn baru berupa perasaan frustasi, putus asa, menarik diri,
perasaan terasingkan, depresi, stress, isolasi sosial seiring berjalannya waktu dapat
kondisi depresi, apatis dan kehilangan kontrol yang di ekspresikan oleh individu
baik verbal maupun non verbal. Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatas
aktif mencapai tujuan realistis (Standar Asuhan Keperawatan, 2011). Jika terus
sampai kunjungan keempat tidak berjalan dengan lancar, sesuai dengan analisis
dan teori yang ada bahwa pada hari pertama pengkajian bersama dengan
kedua banyak sekali hal yang ditakuti oleh keluarga disaat akan didatangi atau
bertemu dengan hal ini dilakukan konsultasi melaluli via telefon, pada kontrak
waktu yang ditentukan keluarga dengan berbagai keluhan dan sikap ditunjukkan
untuk menolak kehadiran peneliti dengan kurun waktu cukup lama, pada
keempat dapat dilakukan dengan izin keluarga disaat mengantarkan obat resepan
dari puskesmas dengan keluhan untuk tidak selalu berkunjung beralasan takut
dialami keluarga pada kunjungan pertama bernilai sangat rendah yaitu 1, pada
kunjungan kedua, ketiga dan keempat perasaan frustasi bernilai tetap yaitu nilai 1
pertama bernilai 1 pada Ny.A dan nilai 2 pada Tn.R dan Ny.F, pada kunjungan
100
kedua, ketiga dan keempat perasaan frustasi bernilai tetap yaitu bernilai 1 pada
Ny.A dan nilai 2 pada Tn.R dan Ny. F tidak terdapat peningkatan.
pertama bernilai 1, pada kunjungan kedua, ketiga dan keempat perasaan frustasi
bernilai 1 pada Ny.A dan nilai 2 pada Tn.R dan Ny.F, pada kunjungan kedua,
ketiga dan keempat perasaan frustasi bernilai tetap yaitu bernilai 1 pada Ny.A dan
usaha memperoleh informasi yang akurat dan terpercaya. Bahkan validitas hasil
datanya. Oleh karena itu, peneliti sebaiknya memahami tentang konsep instrumen
yaitu:
kepercayaan diri yang baik, menghargai diri sendiri dan mampu mengerjakan
psikologis yang baik akan terbuka dan bersedia menerima kritik dan saran
realistis biasanya dapat mengoreksi dan menilai dirinya sendiri. Kritik pada
merupakan suatu bentuk penerimaan diri. Individu ini akan lebih mampu
4) Jujur pada diri sendiri dan orang lain Individu yang memiliki kejujuran
pada diri sendri dan orang lain akan melihat kekurangan yang terjadi pada
5) Merasa nyaman dengan diri sendiri Individu yang merasa nyaman dengan
diri sendiri akan lebih mudah untuk menerima keadaan dirinya, karena
Menurut Rohmah & Walid (2018) tahap penilaian atau evaluasi adalah
melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Tujuan evaluasi adalah untuk
mengacu pada tujuan umum dan tujuan khusus yang ada pada perencanaan, dan
pada kasus keluarga Ny.A hanya dilakukan selama 4 kali kunjungan tidak dapat
teratasi dikarenakan beberapa faktor salah satunya terapi yang diberikan hanya
keluarga dengan waktu yang cukup singkat berbeda dengan penelitian yang
dilakukan oleh (Niman S, dkk. 2014) kepada 1 pasien saja dengan terapi generalis
dan spesialis dapat teratasi dengan 2 kali kunjungan saja. Keluarga tetap
BAB 6
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.1.1 Pengkajian
sesuai dengan teori karena hal tersebut di sesuaikan dengan kondisi klien
6.1.3 Intervensi
untuk lebih memudahkan hubungan saling percaya antara klien dan perawat serta
6.1.4 Implementasi
ketidakberayaan.
5.1.5 Evaluasi
dikarenakan melihat keadaan Ny.A yang kurang baik namun keluarga dan klien
6.2 Saran
memberikan motivasi kepada klien agar klien terus bersemngat untuk sembuh
Afriniani dini. 2022. Pendidikan seks bagi remaja. Jawa tengah, Penerbit Nem
Alamsyah Agus dkk. 2020. Mengkaji HIV/AIDS dari Teoritik hingga Praktik.
Arfan, I., Hadisaputro, S., & Anies. (2015). Risk Factors of Hiv and Aids Events
zhttps://doi.org/10.51266/borneoakcaya.v2i1.82
Jogjakarta
Barus, D. J., Simamora, M., Pardede, J. A., & Simanjuntak, G. V. (2020). Beban
(Hiv) Oleh Ibu Rumah Tangga Di Nganjuk, Jawa Timur. Jurnal Kesehatan
University press
105
106
Kurniawati. (2018). Studi Kasus Penderita HIV / AIDS yang dirawat dengan
Nur Kholifah siti, dkk. (2016). Modul Keperawatan Keluarga dan Komunitas.
PPNI
Pratiwi, N. L., & Basuki, H. (2011). Hubungan karakteristik remaja terkait risiko
Siregar, D., Manurung, E. I., Sihombing, R. M., Pakpahan, M., Sitanggang, Y. F.,
https://books.google.co.id/books?id=l0QQEAAAQBAJ
https://doi.org/10.26714/jkj.8.1.2020.1-8
Widayati, D., Hayati, F., & Chotijah, N. (2018). Family Acceptance Dan Tingkat
Konsultasi Judul/ACC
Penelitian
Sidang KTI
Revisi
108
KEGIATAN KUNJUNGAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA YANG MEMILIKI ANGGOTA KELUARGA MENDERITA HIV DENGAN
Nama : Lutfiaturrahmah
NIM : 19037140029
KUNJUNGAN
NO. RENCANA TINDAKAN
H1 H2 H3 H4 H5 H6 H7
Pengkajian
Promosi Koping
PENJELASAN PENELITIAN
1. Judul Penelitian
2. Tujuan Penelitian
Pada studi kasus ini dilakukan Asuhan Keperawatan pada Keluarga yang
Keikutsertaan klien dan keluarga dalam penelitian ini bersifat sukarela. Klien
yang merugikan.
112
Oleh karena keikutsertaan klien dan keluarga bersifat sukarela, tidak ada
insentif berupa yang akan diberikan. Tetapi klien dan keluarga berhak mendapatkan
terdapat pertanyaan tentang penelitian ini dan bila masih memerlukan penjelasan, anda
U N I V E R S I T A S B O N D O W O S O
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
Jalan Dipenogoro No.247
Tlp/Fax(0332)433015Bondowoso
DATA KELUARGA
Nama Kepala Bahasa sehari-hari
Keluarga
Alamat Rumah Yankes terdekat, Jarak
&Telp
Pekerjaan Alat transportasi
BB: N:
BMI S:
P:
TD: TD:
BB: N:
BMI S:
P:
LANJUTAN
Status Kesehatan RiwayatPenyakit/
No Nama Alat Bantu/ Protesa
Saatini Alergi
………………………………………………………………………………
5) Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami
anggota dalam keluarganya bila tidak diobati/dirawat:
Ya Tidak
Karena :
……………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
6) Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan
yang dialami anggota keluarganya:
Keluarga Tetangga, Kader Tenaga kesehatan
Yaitu :
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
7) Keyakinan keluarga tentang masalah kesehatan yang dialami anggota
keluarganya:
Tidak perlu ditangani karena akan sembuh sendiri biasanya
Perlu berobat ke fasilitas yankes
Tidak terpikir
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
8) Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesehatan yang dialami
anggota keluarganya:
Ya
Tidak
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
9) Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan
yang dialami yang dialamianggotakeluarganya :
Ya Tidak
Jelaskan:
122
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
10) Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan
masalah kesehatan yang dialaminya:
Ya Tidak
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
11) Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang
dialami anggota keluarganya:
Ya Tidak
Jelaskan
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
12) Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang
mendukung kesehatan anggota keluarga yang mengalami masalah
kesehatan :
Ya Tidak
Jelaskan
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
13) Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber di
masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya:
Ya Tidak
Jelaskan
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
123
KEMANDIRIAN KELUARGA
Kriteria :
8. Menerima petugas puskesmas Kemandirian I : Jika memenuhi
9. Menerima yang sesuai rencana kriteria 1 & 2
10. Menyatakan masalah kesehatan Kemandirian II : jika memenuhi
secara benar kriteria 1 s.d 5
11. Memanfaatkan faskes sesuai Kemandirian III : jika memenuhi
anjuran kriteria 1 s.d 6
12. Melaksanakan perawatan Kemandirian IV : Jika memenuhi
sederhana sesuai anjuran kriteria 1 s.d 7
13. Melaksanakan tindakan
pencegahan secara aktif
14. Melaksanakan tindakan promotif
secara aktif
Kategori :
Kemandirian I Kemandirian II
ANALISA DATA
KEMUNGKINAN DIAGNOSA
NO DATA
PENYEBAB KEPERAWATAN
125
SCORING/PRIORITAS
DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA
DiagnosaKeperawatan : _____________________________
Tanggal/Hari : ____________________________________
KRITERIA SKOR BOBOT SCORING PEMBENARAN
Sifat Masalah
Skala :
Promkes 3 1
Aktual 3
Resiko 2
Krisis mendatang 1
Skala :
2 2
Mudah
1
Sebagian
0
Tidakdapat
Skala :
3 1
Tinggi
2
Cukup
1
Rendah
Ciri Khas
Skala :
Segera 2 1
Tidak dianggap 0
Jumlah Skor
INTERVENSI KEPERAWATAN
126
Hari/Tanggal : _________________________________
Hari/Tanggal : _________________________
Diagnosa
No Implementasi Evaluasi
keperawatan
Kunjungan 1
Kunjungan ke 2
Kunjungan 4
Kunjungan ke 3