Anda di halaman 1dari 146

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA NY.

A YANG MEMILIKI

ANGGOTA KELUARGA MENDERITA HIV DENGAN MASALAH

KEPERAWATAN KETIDAKBERDAYAAN DI KELURAHAN

KOTAKULON KECAMATAN BONDOWOSO KABUPATEN

BONDOWOSO TAHUN 2022.

KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS

Disusun Oleh :

LUTFIATURRAHMMAH

Nim : 19037140029

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BONDOWOSO

2022
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA NY.A YANG MEMILIKI

ANGGOTA KELUARGA MENDERITA HIV DENGAN MASALAH

KEPERAWATAN KETIDAKBERDAYAAN DI KELURAHAN

KOTAKULON KECAMATAN BONDOWOSO KABUPATEN

BONDOWOSO TAHUN 2022.

Karya Tulis Ilmiah : Studi Kasus disusun sebagai Syarat

Untuk Menyelesaikan Pendidikan Ahli Madya Keperawatan

Disusun Oleh :

LUTFIATURRAHMMAH

Nim : 19037140029

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BONDOWOSO

ii
2022

iii
SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya,


Nama mahasiswa : Lutfiaturrahmah
NIM : 19037140029
Menyatakan bahwa karya tulis ilmiah saya berjudul :
Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Ny.A Yang Memiliki Anggota Keluarga

Menderita Hiv Dengan Masalah Keperawatan Ketidakberdayaan Di Kelurahan

Kotakulon Kecamatan Bondowoso Kabupaten Bondowoso Tahun 2022

1. Disusun oleh saya sendiri


2. Tidak memuat karya tulis orang lain baik sebagaian maupun keseluruhan,
kecuali yang secara tertulis diacu dalam karya tulis ilmiah ini dan
disebutkan dalam referensi
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tanpa tekanan dari
siapapun. Jika di kemudian hari terbukti adanya pelanggaran atas pernyataan
tersebut diatas, maka saya bersedia mendapatkan sanksi akademis.
Bondowoso, 31 Juli 2022
Yang menyatakan

Lutfiaturrahmah
Mengetahui,
Pembimbing

Ns. Rany Agustin W, S.Kep, M.Kep


NIDN : 0731088504
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH

Oleh : Lutfiaturrahmah
Judul : Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Ny.A Yang Memiliki

Anggota Keluarga Menderita Hiv Dengan Masalah

Keperawatan Ketidakberdayaan Di Kelurahan Kotakulon

Kecamatan Bondowoso Kabupaten Bondowoso Tahun 2022.

Telah disetujui pada tanggal : 01 Agustus 2022


Oleh :

Pembimbing

Ns. Rany Agustin W, S.Kep, M.Kep

NIDN : 0731088504

Mengetahui

Ketua Prodi DIII Keperawatan

Universitas Bondowoso

Yuana Dwi Agustin, SKM, M.Kes

NIDN. 07-0708-7501

iv
LEMBAR PENGESAHAN

KARYA TULIS ILMIAH

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji Sidang KTI

Pada Tanggal 04 Agustus 2022

Mengesahkan

Tim Penguji

Tanda Tangan

Penguji I Ns. Siti Riskika, M.Kep

NIDN . 0707109103 (……………………….)

Penguji II Ns.Susilowati, M.Kep

NIDN. 07-1808-5096 (……………………….)

Ns. Rany Agustin W, S.Kep, M.Kep


Penguji III NIDN . 0731088504 (……………………….)

Mengetahui,
Ketua Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso

Yuana Dwi Agustin, SKM, M.Kes


NIDN. 0707087501
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayahNya sehingga dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah : Studi Kasus ini sebagai salah satu persyaratan dalam
menyelesaikan studi di Program Studib DIII Keperawatan Universitas
Bondowoso.
Penulisan Karya Tulis Ilmiah: Studi Kasus ini tidak lepas dari bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung.
Pada kesempatan ini ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kami
sampaikan kepada :
1. Samsul Arifin, S.Pd.I, M.HI, selaku Rektor Universitas Bondowoso.
2. Yuana Dwi Agustin, SKM, M.Kes, selaku Ketua Prodi DIII Keperawatan
Universitas Bondowoso yang telah memberikan ijin penelitian.
3. Ns.Rany Agustin W.M.Kep, selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan proposal
penelitian kami.
4. dr. Ahmad Mansur selaku kepala puskesmas kotakulon yang telah
memberikan ijin untuk pengambila data.
5. Dini Ratifah, Amd.Keb selaku bidan dan programmer data HIV
kotakulon yang membimbing setiap penelitia
4. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah
banyak membantu hingga terselesainya Karya Tulis Ilmiahini.
Besar harapan kami semoga Karya Tulis Ilmiahini berguna bagi penulis
selanjutnya dan juga diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi kemajuan
ilmu keperawatan. Namun demikian penulis menyadari bahwa penyusunan
penelitian ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu segenap saran dan
perbaikan yang membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan di masayang
akan datang.

Penyusun

vi
ABSTRAK

Lutfiaturrahmah.2022. Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Ny.A Yang


Memiliki Anggota Keluarga Menderita HIV Dengan Masalah
Keperawatan Ketidakberdayaan Di Kelurahan Kotakulon Kabupaten
Bondowoso. Karya Tulis Ilmiah. Program Study DIII Keperawatan
Universitas Bondowoso.
Penyakit HIV keadaan penurunan kekebalan tubuh yang disebabkan virus
dari cairan tubuh manusia yang dapat menularkan atau tertularkan melalui seks
bebas, penggunaan jarum suntik dan persalinan. Permasalahan atau beban yang
ada akibat dari HIV bukan hanya dihadapi oleh penderita melainkan akan
dihadapi oleh keluarga, salah satu beban yang dihadapi keluarga beban psikologis,
beban sosial dan beban finansial yang dapat mengakibatkan keluarga mengalami
ketidakberdayaan dengan keadaan yang dihadapi. Tujuan penulisan adalah
melaksanakan Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Yang Memiliki Anggota
Keluarga Menderita HIV Dengan Masalah Keperawatan Ketidakberdayaan Di
Kelurahan Kotakulon Kabupaten Bondowoso.
Penelitian ini menggunakan desain study kasus dengan menggunakan satu
keluarga sebagai partisipan yang memiliki anggota keluarga menderita HIV
dengan masalah keperawatan ketidakberdayaan di kelurahan kotakulon kabupaten
bondowoso, terhitung dari tanggal 13 juli 2022 sampai 24 juli 2022 ,
pengumpulan data dengan wawancara, Observasi, instrument pengukuran dan
dokumentasi.
Hasil penelitian ini didapatkan dari pengkajian yakni Ketidakb sesuai
dengan teori Ketidakberdayaan sesuai dengan tinjauan teori. Pada intervensi
keperawatan ditambahkan dengan dua intervensi baru sesuai dengan keadaan yang
dialami klien, sedangkan implementasi mengacu pada intervensi yang telah
ditetapkan dan evaluasi mengacu pada kriteria hasil yang telah ditetapkan sesuai
dengan teori.
Diharapkan keluarga lainnya mampu menjadi support sistem kepada
keluaraga untuk tidak menarik diri, merasa tertekan, mengalami tekanan-tekanan
lainnya serta tidak menjadikan keluarga ketidakberdayaan yang akan jatuh pada
harga diri rendah dan masalah-masalah lainnya.

Kata kunci : Ketidakberdayaan, Keluarga yang memiliki anggota keluarga


menerita HIV

vii
ABSTRAK

Lutfiaturrahmah. 2022. Nursing care for families whose family Ny.A


members suffer from HIV with helplessness nursing problems in
Kotakulon Village, Bondowoso Regency. Scientific papers. Diploma
III Nursing Study Program at Bondowoso University
HIV disease is a condition of decreased immunity caused by a virus from
human body fluids that can be transmitted or transmitted through free sex, use of
needles and childbirth. Problems or burdens that exist due to HIV are not only
faced by sufferers but will be faced by families, one of the burdens faced by
families is psychological burdens, social burdens and financial burdens that can
result in families experiencing helplessness with the conditions experienced. The
purpose of this paper is to carry out nursing care for families who have family
members with HIV sufferers with nursing problems of helplessness in the
Kotakulon District, Bondowoso Regency.
This study uses a case study design using one family as a participant who
has family members who suffer from HIV with helplessness nursing problems in
Kotakulon District, Bondowoso Regency, from July 13, 2022 to July 24, 2022,
data collection was carried out by interviews, observations, measurement
instruments and documentation. .
The results of this study were obtained from the study of helplessness in
accordance with the theory of helplessness in accordance with the theory review.
Nursing interventions are added with two new interventions according to the
circumstances experienced by the client, while implementation refers to
predetermined interventions and evaluation refers to outcome criteria that have
been determined according to theory.
It is hoped that other families can become a support system for families
not to withdraw, feel pressured, experience other pressures and not make the
family helpless which will fall into low self-esteem and other problems.

Keywords: Helplessness, Families with family members living with HIV

viii
DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN.......................................................................................iii

LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................iv

LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................v

KATA PENGANTAR...........................................................................................vi

ABSTRAK ............................................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1. Latar Belakang........................................................................................................1

1.2 . Batasan masalah.....................................................................................................4

1.3. Rumusan masalah....................................................................................................4

1.4 . Tujuan penelitian....................................................................................................4

1.4.1. Tujuan umum...................................................................................................4

1.4.1. Tujuan khusus..................................................................................................5

1.5. Manfaat penelitian...................................................................................................6

1.5.1. Manfaat teoritis................................................................................................6

1.5.2. Manfaat praktis.................................................................................................6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA................................................................................8

21. Konsep Keluarga......................................................................................................8

2.1.1. Definisi keluarga..............................................................................................8

2.1.2. Ciri-Ciri keluarga.............................................................................................8

2.1.3. Tipe – tipe keluarga..........................................................................................9

2.1.4. Struktur keluarga............................................................................................12

2.1.5. Fungsi keluarga..............................................................................................13

2.1.6. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan.........................................................15

2.1.7. Peran keluarga................................................................................................17

2.1.8. Tahap perkembangan......................................................................................18

ix
2.1.9. Sasaran Pelayanan Keperawatan Keluarga.....................................................22

2.2. Landasan Teori.................................................................................................23

2.2. 1. Pengertian......................................................................................................23

2.2. 2. Faktor Resiko HIV........................................................................................24

2.2. 3. Etiologi HIV..................................................................................................24

2.2. 4. Patogenesis HIV............................................................................................25

2.2. 5. Manifestasi Klinis..........................................................................................27

2.2. 6. Pemeriksaan Penunjang.................................................................................29

2.2. 7. Penatalaksanaan.............................................................................................33

2.3. Asuhan Keperawatan............................................................................................35

2.3. 1. Pengkajian.....................................................................................................35

2.3. 2. Diagnosa Keperawatan..................................................................................44

2.3. 3. Intervensi.......................................................................................................47

2.3. 4. Implementasi.................................................................................................50

2.3. 5. Evaluasi.........................................................................................................50

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN.............................................................55

3.1 Desain Penelitian....................................................................................................55

3.2 Batasan Istilah........................................................................................................55

3.3 Lokasi dan Waktu...................................................................................................57

3.4 Partisipan................................................................................................................57

3.5 Pengumpulan Data.................................................................................................58

3.6 Uji Keabsahan Data................................................................................................59

3.7 Analisis Data....................................................................................................60

3.8 Etika Penelitian................................................................................................61

BAB 4 HASIL.......................................................................................................62

4.1.1 Pengkajian.............................................................................................................62

x
4.1.2 Analisa Data................................................................................................73

4.1.3 Diagnosa Keperawatan..............................................................................74

4.1.4 Scoring/ Prioritas Diagnosa Keperawatan..............................................74

4.1.5 Intervensi keperawatan..............................................................................75

4.1.6 Implementasi Keperawatan......................................................................77

4.1.7 Evaluasi Keperawatan...............................................................................83

BAB 5 PEMBAHASAN.......................................................................................89

5.1. Pengkajian.....................................................................................................89

5.2. Diagnosa Keperawatan................................................................................92

5.3. Intervensi Keperawatan...............................................................................92

5.4.Implementasi Keperawatan..........................................................................97

5.5.Evaluasi Keperawatan...................................................................................99

BAB 6 PENUTUP...............................................................................................103

6.1 Kesimpulan..............................................................................................103

6.2 Saran.......................................................................................................104

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................105

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Contoh Penyajian Data Umum Pengkajian Keluarga...................39

Tabel 2.1. Skoring diagnosa keperawatan.........................................................50

Tabel 2.2. Rencana Tindakan dan Kriteria Hasil Berdasarkan SLKI dan

SIKI.......................................................................................................................51

Tabel 4.1 Identitas Keluarga...............................................................................62

Tabel 4.2 Data Anggota Keluarga......................................................................62

Tabel 4.3 Data Penunjang Keluarga..................................................................65

Tabel 4.4 Kemampuan Keluarga Melakukan Pemeliharaan Kesehatan


Anggota Keluarga................................................................................................68

Tabel 4.5 Kemandirian Keluarga......................................................................70

Tabel 4.6 Pengkajian Individu Yang Sakit.......................................................71

Tabel 4.7 Analisa Data........................................................................................73

Tabel 4.8 Diagnosa Keperawatan.......................................................................74

Tabel 4.9 Prioritas Diagnosa Keperawatan : Ketidakberdayaan...................74

Tabel 4.10 Intervensi Keperawatan...................................................................75

Tabel 4.11 Implementasi Keperawatan Hari Ke 1...........................................77

Tabel 4.12 Implementasi Keperawatan Hari Ke 2............................................79

Tabel 4.13 Implementasi Keperawatan Hari Ke 3............................................81

Tabel 4.14 Implementasi Keperawatan Hari Ke 4............................................82

Tabel 4.15 Evaluasi Keperawatan Hari Ke 1...................................................83

Tabel 4.16 Evaluasi Keperawatan Hari Ke 2...................................................85

Tabel 4.17 Evaluasi Keperawatan Hari Ke 3...................................................87

Tabel 4.18 Evaluasi Keperawatan Hari Ke 4...................................................88

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 . Rencana Jadwal Kegiatan............................................................64

Lampiran 2. Kegiatan Asuhan Keperawatan....................................................65

Lampiran 3. Inoformed Consent Keluarga.......................................................68

Lampiran 5. Format Asuhan Keperawatan Keluarga.....................................71

Lampiran 6. Surat Pengambilan Data...............................................................85

Lampiran 7. Surat Bakesbangpol.......................................................................86

Lampiran 8. Surat Dinas Kesehatan..................................................................87

Lampiran 8. Data Penderita HIV .......................................................................129

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Epidemi HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired

Immunodeficiency Syndromme) semakin berkembang cepat dan dapat menimpa

anak-anak / remaja dan orang dewasa, Permasalahan tidak hanya dihadapi oleh

penderita HIV, terdapat pula permasalahan yang akan dihadapi oleh keluarga

yang memiliki anggota keluarga remaja dengan HIV. Menurut (Barus,dkk 2020

dan kusuma dalam widayati dkk,2018) Menjelaskan keluarga dihadapi dengan

bebagai Pemasalahan dan beban antara lain: Keluarga menanggung beban

psikologis berupa rasa ketakutan, cemas, perasaan bersalah, stress dan depresi.

Keluarga juga menanggung beban sosial berupa stigma masyarakat, penolakan,

konflik peran. Keluarga mengalami banyak permasalahan termasuk

permasalahan dalam finansial yang mengakibatkan keluarga harus menghadapi

semua hal.

Menurut WHO 2020 ( Word Health Organization ) Secara global

memperkirakan bahwa sekitar 15 juta orang, diantarannya 14 juta remaja dan

dewasa terinfeksi HIV, Berdasakan data Kemenkes RI 2019 dimana Situasi

epidemi HIV AIDS di Indonesia sampai dengan bulan Agustus tahun 2019

masih terkonsentrasi pada populasi kunci dengan penyebaran kasus HIV/AIDS

pada Remaja umur 15-24 tahun dengan persentase 17,3% ( 3.909 jiwa dengan

total penderita HIV sekitar kurang lebih 22.600 jiwa pada 514 kabupaten/kota di

seluruh provinsi di Indonesia. Provinsi Jawa Timur pada bulan April - Juni 2019,
1
2

ditetapkan sebagai wilayah dengan prevalensi HIV Terbanyak pertama dengan

jumlah 1.930 yang terkonsentrasi bersama 5 (lima) provinsi lainnya, yaitu DKI

Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Papua . Data dari Dinas Kesehatan

Bondowoso pada tahun 2021 jumlah remaja penerita HIV sebanyak 3 orang

didaerah yang berbeda, 1 pasien terdapat di Puskesmas Botolinggo telah

mninggal dan tidak diketahui faktor resiko atau penyebab tertular, 1 pasien

lainnya di Puskesmas Pakem yang tidak diketahui faktor resiko atau penyebab

tertular dan 1 pasien terdapat di Puskesmas Kotakulon Bondowoso yang

memiliki Faktor resiko tertular penyakit karena latar belakang keluarga yaitu

kedua orang tua yang telah menderita HIV dan meninggal dunia karena Penyakit

HIV.

Menurut widayati dkk,2018, Keluarga yang memiliki anggota keluarga

dengan penyakit HIV akan menghadapi berbagai beban, penilaian serta perilaku

sosial oleh masyarakat. Keluarga mengalami Beban yang pertama kali berupa

psikologis yaitu dengan perasaan takut akan tertular, takut dikucilkan oleh

masyarakat, cemas akan masa depan dari anggota keluarganya, cemas berlebihan

dapat menimbulakn frustasi dan putus asa, perasaan bersalah yang dialami

keluarga dengan beranggapan gagal mendidik anaknya, membuat perasaan

bersalah yang berlebihan mengakibatkan depresi, Beban kedua yaitu beban

sosial dimana stigma masyarakat terhadap anggota keluarga yang memiliki

remaja HIV sehingga pembedakan dan pengasingkan dari masyarakat,

permasalahan ketiga yang dialami keluarga yaitu permasalahan dalam keluarga

yang menolak anggota keluarga dengan HIV dimana keluarga mengahadapi

rasa malu yang harus ditanggung dengan kehadiran anggota keluaga yang
3

terinfeksi HIV karena menganggap hal itu suatu aib bagi keluarganya yang

dapat membuat harga diri keluarga dan status keluarga di masyarakat menjadi

buruk, permasalahan yang terakhir berupa konflik peran keluarga yang dituntut

dapat melakukan peran ganda dalam artian anggota keluarga harus memberikan

waktu kepada anggota keluarga yang terinfeksi dalam melakukan perawatan

medis yang dapat menguji emosional keluarga karena bertentangan dengan

bidang keahliannya serta pengeluaran finansial dalam perawatan. Keluarga

mengalami berbagai permasalahan yang dapat membuat mereka merasakan

ketiakberdayaan atas apa yang telah dihadapi.

Permasalahan pada Keluarga yang memiliki anggota keluarga dengan

penyakit HIV di paragraph sebelumnya , memberikan dampak kepada keluarga

cenderung akan mengalami Ketidakberdayaan (Wahyudi, dkk.2020), Jika tidak

ditangani dapat berakibat pada psikososialspiritual. Barus, dkk (2020)

Menjelaskan akibat bagi keluarga yang memiliki anggota keluarga HIV dengan

ketidakberdayaan yaitu : frustasi, putus asa, depresi, stress, isolasi sosial seiring

berjalannya waktu dapat menyebabkan resiko bunuh diri. Menurut

Armiyati,dkk (2015) Mengemukakan Permasalahan yang komplek juga

berdampak pada penderita/ODHA jika tidak ditangani dengan adekuat dapat

menyebabkan masalah psikologis berupa menarik diri, gangguan sosialisasi,

gangguan peran, kehilangan semangat, dan Gorman dan Sultan (2009) dalam

Armiyati,dkk (2015) Menambahkan anggota keluarga penderita HIV juga dapat

berakhir dengan percobaan bunuh diri atau Resiko bunuh diri, Oleh karena itu

penting memberikan solusi untuk Mengatasi ketidakberdayaan.


4

Keluarga yang memiliki anggota keluarga menderita HIV dengan

masalah keperawatan ketidakberdayaan yang dapat ditangani dengan berbagai

upaya intervensi keperawatan yang sesuai antara lain; dengan meningkatkan

harapan keluarga dan meningkatkan koping pada keluarga ( Tim Pokja SIKI,

2018 ).

Melihat fenomena yang terjadi pada paragraf sebelumnya maka penulis

tertarik mengadakan penelitian yang berjudul “ Asuhan Keperawatan pada

Keluarga yang memiliki anggota keluarga menderita HIV Dengan Masalah

Keperawatan Ketiakberdayaan Di Kelurahan Kotakulon Kecamatan Bondowoso

Kabupaten Bondowoso Tahun 2022 “.

1.2 . Batasan masalah

Masalah pada kasus ini dibatasi pada Asuhan Keperawatan pada

Keluarga yang memiliki anggota keluarga menderita HIV Dengan Masalah

Keperawatan Ketiakberdayaan Di Kelurahan Kotakulon Kecamatan Bondowoso

Kabupaten Bondowoso

1.3. Rumusan masalah

Bagaimana Asuhan Keperawatan pada Keluarga yang memiliki anggota

keluarga menderita HIV Dengan Masalah Keperawatan Ketiakberdayaan Di

Kelurahan Kotakulon Kecamatan Bondowoso Kabupaten Bondowoso

1.4 . Tujuan penelitian

1.4.1. Tujuan umum

Melaksanakan Asuhan Keperawatan pada Keluarga yang memiliki


5

anggota keluarga menderita HIV Dengan Masalah Keperawatan

Ketiakberdayaan Di Kelurahan Kotakulon Kecamatan Bondowoso Kabupaten

Bondowoso

1.4.1. Tujuan khusus

a) Melakukan pengkajian keperawatan pada keluarga yang memiliki

anggota keluarga menderita HIV Dengan Masalah Keperawatan

Ketidakberdayaan Di Kelurahan Kotakulon Kecamatan Bondowoso

Kabupaten Bondowoso

b) Melakukan diagnosa keperawatan pada keluarga yang memiliki anggota

keluarga menderita HIV Dengan Masalah Keperawatan

Ketidakberdayaan Di Kelurahan Kotakulon Kecamatan Bondowoso

Kabupaten Bondowoso

c) Melakukan intervensi keperawatan pada keluarga yang memiliki anggota

keluarga menderita HIV Dengan Masalah Keperawatan

Ketidakberdayaan Di Kelurahan Kotakulon Kecamatan Bondowoso

Kabupaten Bondowoso

d) Melakukan implementasi keperawatan pada keluarga yang memiliki

anggota keluarga menderita HIV Dengan Masalah Keperawatan

Ketidakberdayaan Di Kelurahan Kotakulon Kecamatan Bondowoso

Kabupaten Bondowoso

e) Melakukan evaluasi keperawatan pada keluarga yang memiliki anggota

keluarga menderita HIV Dengan Masalah Keperawatan

Ketidakberdayaan Di Kelurahan Kotakulon Kecamatan Bondowoso


6

Kabupaten Bondowoso

1.5. Manfaat penelitian

1.5.1. Manfaat teoritis

Sebagai perkembangan pengetahuan dan teori dari Asuhan Keperawatan

pada Keluarga yang memiliki anggota keluarga menderita HIV Dengan Masalah

Keperawatan Ketiakberdayaan Di Kelurahan Kotakulon Kecamatan Bondowoso

Kabupaten Bondowoso

1.5.2. Manfaat praktis

1. Manfaat Bagi klien

Penelitian ini dapat Meningkatkan pengetahuan klien, mengenai tindakan

klien yang Mengalami Penyakit HIV Dengan Masalah Keperawatan

Ketidakberdayaan untuk meningkatkan kesehatan.

2. Manfaat Bagi Keluarga

Hasil Peneitian ini dapat menjadi masukan dan pembelajaran kepada anggota

keluarga yang mengalami penyakit HIV dengan masalah keperawatan

ketidakberdayaan untuk meningkatkan Kesehatan pada masa yang akan datang.

3. Manfaat Bagi Peneliti

Hasil penelitian selanjutnya dapat dijadikan bahan referensi dalam

melakukan penelitian selanjutnya yang bersifat menyeluruh lebih baik dalam

memberikan Asuhan Keperawatan pada individu dan masyarakat.

4. Manfaat Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini dapat menjadi sebagai tambahan referensi untuk meningkatkan


7

mutu kualitas pendidikan dan meningkatkan pengetahuan dalam ilmu asuhan

keperawatan dalam membentuk perawat vokasi.


8

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

21. Konsep Keluarga

2.1.1. Definisi keluarga


Menurut Burgess & Locke (1953) mendefinisikan keluarga sebagai

sekelompok orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah, atau adopsi,

yang berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam peran sosial masing-

masing sebagai suami dan istri, ibu, ayah, dan anak, kakak dan adik, yang

menciptakan dan memelihara budaya Bersama. U.S. Census Bureau (2011) juga

mendefinisikan keluarga sebagai dua orang atau lebih yang hidup bersama sejak

lahir, menikah, atau melalui proses adopsi. Definisi keluarga juga mengacu pada

dua atau lebih individu yang bergantung satu sama lain untuk mendapatkan

dukungan emosional, fisik, dan ekonomi. (Kaakinen et al., 2015). Keluarga juga

terdiri dari dua atau lebih individu yang berbagi tempat tinggal atau tinggal

berdekatarf satu sama lain; memiliki ikatan emosional yang sama; terlibat dalam

posisi, peran, dan tugas sosial yang saling terkait, dan berbagi ikatan budaya dan

rasa kasih sayang dan kepemilikan (Siregar Deborah , dkk · 2020).

2.1.2. Ciri-Ciri keluarga


Ciri – ciri keluarga menurut ( Harnilawati, S.Kep., Ns ) 2013 :

A. Menurut Robert Maclver dan Charles Horton

a) Keluarga merupakan hubungan perkawinan.

b) Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan

hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara.


9

c) Keluarga mempunyai suatu stem tata nama (nomenclature) termasuk

perhitungan garis keturunan.

d) Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-

anggota berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan

dan membesarkan anak.

e) Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah

tangga.

B. Ciri Keluarga Indonesia

a) Mempunyai ikatan yang sangat er dengan dilandasi semangat gotong

royong

b) Dijiwai oleh nilai kebudayaan ketimuran

c) Umumnya dipimpin oleh suami meskipun proses pemusatan

dilakukan secara musyawarah.

2.1.3. Tipe – tipe keluarga.


Pembagian tipe ini bergantung kepada konteks keilmuan dan orang yang

mengelompokkan

A. Secara Tradisional

Secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi 2, yaitu:

a) Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang hanya terdiri dari

ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunan atau adopsi atau

keduanya.

b) Keluarga Besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambah

anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek-

nenek, paman bibi)


10

B. Secara Modern (berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa

individualisme maka pengelompokan tipe keluarga selain di atas adalah:

a) Tradisional Nuclear

Keluarga inti (ayah, ibu dan anak) tinggal dalam satu rumah ditetapkan

oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau

keduanya dapat bekeria di luar rumah.

b) Reconstituted Nuclear

Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali

suami/istri, tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak-

anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari

perkawinan baru, satu/keduanya dapat bekerja di luar rumah.

c) Middle Age/Aging Couple

Suami sebagai pencari uang, istri di rumah kedua duanya bekerja di

rumah, anak-anak meninggalkan rumah karena

sekolah/perkawinan/meniti karier.

d) Dyadic Nuclear

Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak yang

keduanya atau salah satu bekerja di rumah.

e) Single Parent

Satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian pasangannya

dan anak-anaknya dapat tinggal di rumah atau di luar rumah.

f) Dual carrier

Yaitu suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak

g) Commuter Married
11

Suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak

tertentu. Keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.

h) Single Adult

Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya

keinginan untuk kawin.

i) Three Generation

Yaitu tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.

j) Institusional

Yaitu anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suatu panti-

panti.

k) Communal

Yaitu satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang monogami

dengan anak-anaknya dan bersama sama dalam penyediaan fasilitas

l) Group Marriage

Yaitu satu perumahan terdiri dari orang tua dan keturunannya di dalam

satu kesatuan keluarga dan tiap individu adalah kawin dengan yang lain

dan semua adalah orang tua dari anak-anak.

m) Unmarried Parent and Child

Yaitu ibu dan anak di mana perkawinan tidak dikehendaki, anaknya

diadopsi

n) Cohibing Couple

Yaitu dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin

o) Gav and Lesbian Family


12

Yaitu keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin

sama.

Gambaran tentang bentuk keluarga di atas ini melukiskan banyaknya

bentuk struktur yang menonjol dalam keluarga saat ini, yang penting adalah

keluarga harus dipahami dalam konteknya, label dan jenisnya, hanya berfungsi

hanya sebagai referensi bagi penataan kehidupan keluarga dan sebuah kerangka

kerja. Dan setiap upaya perlu memperhatikan keunikan dari setiap keluarga.

Untuk itu kalangan profesionalis dalam bidang kesehatan yang melayani

keluarga harus bersifat toleren dan sensitive terhadap perbedaan gaya hidup

keluarga (Harnilawati, S.Kep., Ns,2013)

2.1.4. Struktur keluarga


Struktur keluarga menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan

fungsi, keluarga di masyarakat. Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam

di antaranya adalah:

a. Patrilineal

Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam

beberapa generasi, di mana hubungan itu disusun melalui jalur garis

ayah.

b. Matrilineal

Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam

beberapa generasi di mana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.

c. Matrilokal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
13

d. Patrilokal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah

suami

a. Keluarga Kawin

Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan

beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya

hubungan dengan suami atau istri (Harnilawati, S.Kep., Ns,2013).

2.1.5. Fungsi keluarga.


Fungsi keluarga menurut Friedman dan Undang-Undang No. 10 tahun

1992. Friedman membagi fungsi keluarga menjadi 5, yaitu:

1. Fungsi afektif

Berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang merupakan dasar

kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan

psikososial. Anggota keluarga mengembangkan gambaran diri yang

positif, peran dijalankan dengan baik, dan penuh rasa kasih sayang.

2. Fungsi sosialisasi

Proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu menghasilkan

interaksi sosial, dan individu tersebut melaksanakan perannya dalam

lingkungan sosial. Keluarga merupakan tempat individu melaksanakan

sosialisasi dengan anggota keluarga dan belajar disiplin, norma budaya,

dan perilaku melalui interaksi dalam keluarga, sehingga individu mampu

berperan di dalam masyarakat.

3. Fungsi reproduksi
14

Fungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber

daya manusia.

4. Fungsi ekonomi

Fungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti makanan, pakaian,

perumahan, dan lain-lain.

5. Fungsi perawatan keluarga

Keluarga menyediakan makanan,pakaian, perlindungan, dan asuhan

kesehatan/keperawatan ( H. Zaidin ali SKM, MBA ,MM ).

Namun dengan berubahnya pola hidup agraris menjadi industrialisasi,

fungsi keluarga dikembangkan menjadi:

1) Fungsi biologis

 Untuk meneruskan keturunan

 Memelihara dan membesarkan anak

 Memenuhi kebutuhan gizi keluarga

 Memelihara dan merawat anggota keluarga

2) Fungsi Psikologis

 Memberikan kasih sayang dan rasa aman

 Memberikan perhatian di antara anggota keluarga

 Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.

 Memberikan identitas keluarga

3) Fungsi Sosialisasi

 Membina sosialisasi pada anak

 Membentuk norma-norma tingkah laku


15

 sesuai dengan tingkat perkembangan anak Meneruskan nilai-nilai budaya

keluarga

4) Fungsi Ekonomi

 Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan

keluarga.

 Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi

kebutuhan keluarga

 Menabung untuk memenuhi kebutuhan - kebutuhan keluarga di masa

yang akan datang misalnya pendidikan pada anak-anak, jaminan hari tua

dan sebagainya.

5) Fungsi Pendidikan

 Menyekolahkan anak untuk memberikan

 pengetahuan, keterampilan untuk membentuk perilaku anak sesuai

dengan bakat dan minat yang dimilikinya

 Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam

memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.

Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya

(Harnilawati, S.Kep., Ns,2013).

2.1.6. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan.


Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas di

bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan Freeman (1981) membagi

5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang harus dilakukan, yaitu:

a. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya


16

Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara

tidak langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka

apabila menyadari adanya perubahan perlu segera dicatat kapan

terjadinya,perubahan apa yang terjadi dan seberapa besar perubahannya.

b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi

keluarga

Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari

pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan

pertimbangan siapa di antara keluarga yang mempunyai kemampuan

memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga maka segera

melakukan tindakan yang tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi

atau bahkan teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan seyogyanya

meminta bantuan orang lain di sekitar keluarga.

c. Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau yang tidak dapat

membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda.

Perawatan ini dapat dilakukan di rumah apabila keluarga

memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama

atau ke pelayanan kesehatan untuk memperoleh tindakan lanjutan agar

masalah yang lebih parah tidak terjadi.

d. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan

perkembangan kepribadian anggota keluarga.

e. Mempertahankan hubungan timbale balik antara keluarga dan lembaga

kesehatan (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada)


17

2.1.7. Peran keluarga


Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat dan

kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.

Peranan individu didasari dalam keluarga dan kelompok masyarakat. Berbagai

peran yang terdapat dalam keluarga adalah sebagai berikut:

1) Peran ayah ayah sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anaknya,

berperan dari pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman

sebagai kepala keluarga, anggota dari kelompok sosial serta dari anggota

masyarakat dari lingkungannya,

2) Perah ibu ibu sebagai istri dan ibu dari anak anaknya Ibu mempunyai

peran mengurus rumah Tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak

anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan

sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping

itu ibu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam

keluarga.

3) Peran kakak/adik, ketika anak telah beranjak dewasa peran sebagai kakak

adik (sibling rule) mendapat arti yang penting sebagai sesuatu sosializing

agent (perilaku yang bersosialisasi). Peran kakek nenek, atau bahkan

moyang, moyang laki-laki atau perempuan menjadi objek yang diminati.

Riset empiris menggambarkan bahwa menjadi kakek/nenek sebagai

pengalaman heterogen dengan berbagai variasi, menyangkut bagaimana

peran kakek/nenek dijalankan.


18

4) Peran anak anak-anak melaksanakan peran psikososial sesuai engan

tingkat perkembangan fisik, mental, soaial dan spiritual ( Ns. Amira

Esti,M.Kep, dkk 2020 ).

2.1.8. Tahap perkembangan


Duvall (1985)

Membagi keluarga dalam 8 tahap perkembangan, yaitu:

a. Keluarga baru (bargaining family)

Pasangan baru nikah yang belum mempunyai anak. Tugas perkemba"gan

keluarga tahap ini antara lain adalah:

 Membina hubungan intim yang memuaskan

 Menetapkan tujuan bersama Membina hubungan dengan keluarga lain,

teman dan kelompok sosial.

 Mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB

 Persiapan menjadi orang tua Memahami prenatal rore (pengertian

kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua)

b. Keluarga dengan anak pertama < 30 bulan (Child bearing)

Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang akan menimbulkan

krisis keluarga. Studi Klasik Le Master (1957) dari 46 orang tua dinyatakan 17

% tidak bermasalah selebihnya bermasalah dalam hal:

 Suami merasa diabaikan

 Peningkatan perselisihan dan argument Interupsi dalam jadwal kontinyu

 Kehidupan seksual dan sosial terganggu dan menurun


19

Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah:

 Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi, seksual dan

kegiatan)

 Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan

 Membagi peran dan tanggung jawab (bagaimana peran orang tua

terhadap bayi dengan memberi sentuhan dan kehangatan.

 Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak

 Konseling KB post partum 6 minggu

 Menata ruang untuk anak Biaya/dana Child Bearing.

 Memfasilitasi role learning anggota keluarga. Mengadakan kebiasaan

keagamaan secara rutin.

c. Keluarga dan anak pra sekolah.

Tugas perkembangan adalah menyesuaikan pada kebutuhan pada anak pra

sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan kontak sosial) dan

merencanakan kelahiran berikutnya:

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah:

 Pemenuhan anggota keluarga

 Membantu anak bersosialisasi

 Beradaptasi dengan anak baru lahir, anak yang lain juga terpenuhi.

 Mempertahankan hubungan di dalam maupun di luar keluarga

 Pembagian waktu individu, pasangan dan anak


20

 Pembagian tanggung jawab Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi

tumbuh dan kembang anak.

d. Keluarga dengan anak usia sekolah (6-13 tahun)

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah:

 Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan di luar rumah, sekolah

dan lingkungan lebih luas.

 Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual

 Menyediakan aktivitas untuk anak

 Menyesuaikan pada aktivitas komuniti dengan mengikutsertakan anak.

 Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan

kesehatan anggota keluarga.

e. Keluarga dengan anak remaja (13-20 tahun)

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah:

 Pengembangan terhadap remaja (memberikan kebebasan yang seimbang

dan bertanggung Jawab mengingat remaja adalah seorang yang dewasa

muda dan mulai memilik otonomi)

 Memelihara komunikasi terbuka (cegah gep komunikasi).

 Memelihara hubungan intim dalam keluarga.

 Mempersiapkan perubahan system peran dan peraturan anggota keluarga

untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.

f. Keluarga dengan anak dewasa (anak I meninggalkan rumah)


21

Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup mandiri

dan menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan sumber yang ada

dalam keluarga, berperan sebagai suami istri, kakek dan nenek.

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah:

 Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar Mempertahankan

keintiman.

 Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat.

 Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian

anaknya.

 Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga.

 Berperan suami-istri kakek dan nenek

 Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak-

anaknya.

g. Keluarga usia pertengahan (Middle age family)

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah:

 Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat

sosial dan waktu santai

 Memulihkan hubungan antara generasi muda tua. Keakraban dengan

pasangan

 Memelihara hubungan/kontak dengan anak dan keluarga.

 Persiapan masa tua/pensiun.

h. Keluarga lanjut usia


22

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah:

 Penyesuaian tahap merubah cara hidup.

Menerima kematian pasangan, kawan

2.1.9. Sasaran Pelayanan Keperawatan Keluarga


Sasaran pelayanan keperawatan keluarga adalah (Departemen Kesehatan

RI.2010 pada buku Siregar Deborah,dkk.2020)

1. Keluarga sehat

Keluarga sehat adalah apabila anggota keluarga dalam keadaan sehat

namun memerlukan antisipasi terkait dengan siklus perkembangan manusia dan

tahapan tumbuh kembang keluarga, di mana fokus intervensi keperawatan

terutama pada promosi kesehatan dan pencegahan penyakit.

2. Keluarga risiko tinggi dan rawan kesehatan

Keluarga risiko tinggi dan rawan kesehatan adalah apabila satu atau lebih

anggota keluarga memerlukan perhatian khusus. Keluarga resiko tinggi termasuk

keluarga yang memiliki kebutuhan untuk beradaptasi dengan siklus

perkembangan anggota keluarga dan keluarga dengan faktor risiko penurunan

status kesehatan misalnya bayi BBLR, balita gizi buruk/ gizi kurang, bayi/ balita

yang belum di imunisasi, bumil anemi, bumil multipara atau usia lebih dari 36

tahun, lansia lebih dari 70 tahun atau dengan masalah kesehatan, dan remaja

dengan penyalahgunaan narkoba.

3. Keluarga yang memerlukan tindak lanjut


23

Keluarga yang memerlukan tindak lanjut adalah apabila keluarga

mempunyai masalah kesehatan dan memerlukan tindak lanjut pelayanan

keperawatan misalnya klien pasca hospitalisasi penyakit kronik, penyakit

degeneratif, tindakan pembedahan, dan penyakit terminal.

2.2. Landasan Teori

2.2. 1. Pengertian
Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immunodeficiency Syndrome

(HIV/AIDS) merupakan penyakit defisiensi imun sekunder yang paling umum di

dunia dan merupakan masalah epidemik dunia yang serius. Secara global, kasus

HIV merupakan masalah kesehatan yang sangat serius dan harus ditangani

(Herbawani & Erwandi, 2020).

Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah suatu spektrum

penyakit yang menyerang sel-sel kekebalan tubuh yang meliputi infeksi primer,

dengan atau tanpa sindrom akut, stadium asimtomatik, hingga stadium lanjut.

Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) dapat diartikan sebagai

kumpulan gejala atau penyakit yang disebabkan oleh menurunnya kekebalan

tubuh akibat infeksi oleh virus HIV, dan merupakan tahap akhir dari infeksi HIV

(Afif Nurul H,dkk.2019).

Menurut kemenkes RI,2020 Mendefinisikan Human Immunodeficiency

Virus (HIV) adalah sejenis virus yang menginfeksi sel darah putih yang

menyebabkan turunnya kekebalan tubuh manusia. Acquired Immune Deficiency

Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala yang timbul karena turunnya

kekebalan tubuh yang disebabkan infeksi oleh HIV. Penderita HIV memerlukan

pengobatan dengan Antiretroviral (ARV) untuk menurunkan jumlah virus HIV


24

di dalam tubuh agar tidak masuk ke dalam stadium AIDS, sedangkan penderita

AIDS membutuhkan pengobatan ARV untuk mencegah terjadinya infeksi

oportunistik dengan berbagai komplikasinya.

2.2. 2. Faktor Resiko HIV


a. Hubungan seksual (anal, oral, vaginal) yang tidak terlindungi (tanpa

kondom) dengan orang yang telah terinfeksi HIV.

b. Jarum suntik/tindik/tato yang tidak steril dan dipakai bergantian.

c. Mendapatkan transfusi darah yang mengandung virus HIV

d. Ibu penderita HIV positif kepada bayinya ketika dalam kandungan , saat

melahirkan atau melalui air susu ibu (ASI).

Virus HIV berada terutama dalam cairan tubuh manusia. Cairan yang

berpotensial mengandung virus HIV adalah darah, cairan sperma, cairan vagina

dan air susu ibu. Sedangkan cairan yang tidak berpotensi untuk menularkan

virus HIV adalah cairan keringat, air liur, air mata dan lain-lain.

2.2. 3. Etiologi HIV


Infeksi HIV adalah suatu spektrum penyakit yang menyerang sel-sel

kekebalan tubuh yang meliputi infeksi primer, dengan atau tanpa sindrom akut,

stadium asimtomatik, hingga stadium lanjut, dan AIDS merupakan tahap akhir

dari infeksi HIV. HIV sendiri adalah virus sitapatik, termasuk dalam famili

Retoviridae, dan sel targetnya adalah sel yang mampu mengekspresikan reseptor

spesifik CD4 yang kebanyakan terlibat dalam sistem imun manusia, sehingga

manifestasinya meskipun beragam pada akhirnya hadir sebagai infeksi


25

sekunder/oportunistik okibat tertekannya sistem imun oleh karena infeksi virus

pada tahap lanjut (Afif Nurul H,dkk.2019).

HIV termasuk dalam famili retrovirus dengan sub-class lentivirus yaitu

virus berselubung yang mempunyai enzim yang mampu mensintesis kopi DNA

(Asam Deoksiribonukleat) dari genom RNA (Asam Ribonukleat), yaitu enzim

reseverse transcriptase HIV terbagi dalam dua tipe, yaitu HIV-1 dan HIV 2.

HIV-1 merupakan virus yang pertama kali diidentifikasi oleh tuc Montainer di

Institute Pasteur Paris di tahun 1983. sedangkan HIV-2 diidentifikasi dari

penderita AIDS di Afrika Barat tahun 1986 HIV dan AIV z mempunyai

kesamaan kesamaan struktur cara penularan dan infeksi oportunistik yang

menyerang penderitanya Perbedaan dari kedua virus ini adalah daerah

penyebaraannya, dimana HIV banyak ditemukan di Asia sedangkan HIV'2

jarang dijumpai diluar Afrika.

HIV tidak membunuh penderitanya. HIV menginfeksi sel-sel darah yang

berperan dalam sistem kekebalan tubuh sehingga sel darah tersebut tidak dapat

berfungsi lagi. Akibatnya, daya tahan tubuh penderita semakin lama akan

semakin menurun sehingga penderita menjadi mudah tertular berbagai macam

infeksi. Infeksi inilah yang sering mengakibatkan kematian penderita. Infeksi-

infeksi yang terjadi ini lebih dikenal dengan Infeksi Oportunistik.

Orang yang terinfeksi HIV dan AIDS sering disebut dengan istilah

ODHA, sedangkan orang yang hidup dengan ODHA sering disebut dengan

istilah OHIDHA OHIDHA adalah orang yang hidup bersama atau terdampak

dengan adanya ODHA keluarga, orang yang merawat keseharian ODHA teman

dekat dan kerabat ( Agus Alamsyah, dkk.2020 ).


26

2.2. 4. Patogenesis HIV


Afif Nurul H,dkk.2019 Menjelaskan HIV adalah virus sitopatik,

termasuk dalam famili Retroviridae, subfamili Lentivirinae. Genus Lentivirus

HIV berbeda dalam struktur dari retrovirus lainnya. Virion HIV berdiameter -

100 nm, dengan berat molekul 97 kb (kilobase). Wilayah terdalamnya terdiri

dari inti berbentuk kerucut yang mencakup dua salinan genom ssRNA, enzim

reverse transcriptase, integrase dan protease, beberapa protein minor, dan protein

inti utama, seperti terlihat pada gambar 1.1. Genom HIV mengodekan 16 protein

virus yang memainkan peran penting selama siklus hidupnya.

HIV memiliki banyak tonjolan eksternal yang dibentuk oleh dua protein

utama envelope virus, gp120 di sebelah luar dan gp41 yang terletak di

transmembran. Gp120 memiliki afinitas tinggi terhadap reseptor D4 sehingga

bertanggung jawab pada awal interaksi dengan sel target, sedangkan gp41

bertanggung jawab dalam proses internalisasi Termasuk retrovirus karena

memiliki enzim reverse trancriptase, HIV mampu mengubah informasi genetik

dari RNA menjadi DNA, yang membentuk provirus Hasil transkrip DNA

intermediet atau provirus yang terbentuk ini kemudian memasuki inti sel target

melalui enzim integrase dan berintegrasi di dalam kromosom dalam inti sel

target. HIV juga memiliki kemampuan untuk memanfaatkan mekanisme yang

sudah ada di dalam sel target untuk membuat kopi diri sehingga terbentuk virus

baru dan matur yang memiliki karakter HIV. Kemampuan virus HIV untuk

bergabung dengan DNA sel target pasien, membuat seseorang yang terinfeksi

HIV akan terus terinfeksi seumur hidupnya.


27

HIV masuk ke dalam tubuh manusia melalui berbagai cara, yaitu secara

vertikal, horizontal, dan seksual. HIV dapat mencapai sirkulasi sistemik secara

langsung dengan diperantarai benda tajam yang mampu menembus dinding

pembuluh darah atau secara tidak langsung melalui kulit dan mukosa yang tidak

intak seperti yang terjadi pada kontak seksual. Setelah sampai dalam sirkulasi

sistemik, 4-11 hari sejak paparan pertama HIV dapat dideteksi di dalam darah.

Setelah masuk dalam sirkulasi sistemik manusia, sel target utama dari

HIV adalah sel yang mampu mengekspresikan reseptor spesifik CD4, seperti

monosit-makrofag, limfosit, sel dendritik, astrosit, mikroglia, Langerhan's yang

kebanyakan terlibat dalam sistem imun manusia. Bila HIV mendekati dan

berhasil menggaet sel target melalui interaksi gp120 dengan CD4, ikatan

semakin diperkokoh ko-reseptor CXCR4 dan CCR5, dan kemudian atas peran

protein transmembran gp41 akan terjadi fusi membran virus dan membran sel

target. Proses selanjutnya diteruskan melalui peran enzim reverse transcriptase

dan integrase serta protease untuk mendukung proses replikasi.

Secara perlahan seiring waktu, limfosit T yang menjadi salah satu sel

target HIV akan tertekan dan semakin menurun melalui berbagai mekanisme,

seperti kematian sel secara langsung akibat hilangnya integritasembran plasma

oleh karena infeksi virus, apoptosis, maupun oleh karena respons imun humoral

dan seluler yang berusaha melenyapkan virus HIV dan sel yang telah terinfeksi.

Penurunan limfosit T dan CD4 ini menyebabkan penurunan sistem imun

sehingga pertahanan individu terhadap mikroorganisme patogen menjadi lemah

dan meningkatkan risiko terjadinya infeksi sekunder sehingga masuk ke stadium

AIDS.
28

2.2. 5. Manifestasi Klinis


Tanpa gejala : Fase Klinik 1

Ringan : Fase Klinik 2

Lanjut : Fase Klinik 3

Parah : Fase Klinik 4

Fase Klinik HIV Menurut Huda Amin,dkk.2016

 Fase Klinik 1

Tanpa gejala, limfadenopati ( Gangguan kelenjar/pembuluh limfe )

menetap dan menyeluruh.

 Fase Klinik 2

Penurunan BB (<10%) tanpa sebab. Infeksi saluran pernapasan atas

(sinusitis, tonsilitis, otitis media, pharyngitis ) berulang . Infeksi sudut

bibir, ulkus mulut berualang, infeksi jamur pada kuku.

 Fase Klinik 3

Penurunan BB (<10%) tanpa sebab, Diare Krinok tanpa sebab sampai

>1 bulan, Demam menetap (intermiten atau tetap >1 bulan), Plak putih

pada mulut, infeksi bakteri berat misalnya pneumonia, infeksi sendi

atau tulang, meningitis, gangguan inflamasi berat pada pelvik,

gingivitis / periodontitis anemia yang penyebabnya tidak deketahui

(<8 g/dl), trombositopenia kronik (<50x10 g/l).

 Fase Klinik 4

Gejala menjadi kurus (HIV wasting syndrome), pneumocystis

pneumonia (pneumonia karena pneumocytis carinii), pneumonia

bakteri berulang, infeksi herpes simplex kronik (orolabial, genital atau


29

anorektal >1 bulan). Oesophageal candidiasis, TBC ekstrapulmonal,

Cytomegalivirus, Taksoplasma di SSP, HIV encephalopathy,

meningitis, infection progressive multivocal leukoencephalopathy,

lymphoma, invasive (Kurniawati, 2018).

Menurut Kemenkes RI 2012 pada buku Afif Nurl H, dkk 2019 Gejala dan

klinis yang patut diduga infeksi HIV adalah sebagai berikut :

a. Keadaan umum, yakni kehilangan berat badan> 10% dari berat badan

dasar; demam (terus menerus atau intermiten, temperatur oral > 37,5)

yang lebih dari satu bulan; diare (terus menerus atau intermiten) yang

lebih dari satu bulan; limfadenopati meluas.

b. Kulit, yaitu didapatkan pruritic papular eruption dan kulit kering yang

luas, merupakan dugaan kuat infeksi HIV. Beberapa kelainan kulit

seperti genital warts, folikulitis, dan psoriasis sering terjadi pada 1

ODHA tapi tidak selalu terkait dengan HIV.

c. Infeksi jamur dengan ditemukan Kimdidiasis oral, dermatitis seboroik,

atau kandidiasis vagina berulang.

d. Infeksi viral dengan ditemukan herpes zoster (berulang atau melibatkan

lebih dari satu dermatom); herpes genital berulang; moluskum

kontangiosum; atau kondiloma.

e. Gangguan pernapasan dapat berupa batuk lebih dari satu bulan; sesak

napas; tuberkulosis; pneumonia berulang; sinusitis kronis atau berulang.

f. Gejala neurologis dapat berupa nyeri kepala yang semakin parah (terus

menerus dan tidak jelas penyebabnya); kejang demam; atau menurunnya

fungsi kognitif.
30

2.2. 6. Pemeriksaan Penunjang


a. Mendeteksi antigen virus dengan PCR (Polimerase Chain Reaction).

b. Tes ELSA memberikan hasil positif 2-3 bulan sesudah infeksi.

World Health Organization (WHO) menganjurkan pemakaian salah satu

dari 3 strategi pemeriksaan antibodi terhadap HIV di bawah ini, tergantung pada

tujuan penyaringan keadaan populasi dan keadaan pasien.

Pada keadaan yang memenuhi dilakukannya Strategi 1, hanya dilakukan

1 kali pemeriksaan. Bila hasil pemeriksaan reaktif, maka dianggap sebagai kasus

terinfeksi HIV dan bila hasil pemeriksaan non-reaktif dianggap tidak terinfeksi

HIV. Reagensia yang dipakai untuk pemeriksaan pada strategi ini harus

memiliki sensitivitas yang tinggi (>99%).

Strategi Il menggunakan 2 kali pemeriksaan jika serum pada

pemeriksaan pertama memberikan hasil reaktif Jika pada pemeriksaan pertama

hasilnya non-reaktif, maka dilaporkan hasil tesnya negatif. Pemeriksaan pertama

menggunakan reagensia dengan sensitivitas tertinggi dan pada pemeriksaan

kedua dipakai reagensia yang lebih spesifik serta berbeda jenis antigen atau

tekniknya dari yang dipakai pada pemeriksaan pertama. Bila hasil pemeriksaan

kedua juga reaktif, maka disimpulkan sebagai terinfeksi HIV. Namun jika hasil

pemeriksaan yang kedua adalah non-reaktif, maka pemeriksaan harus diulang

dengan ke-2 metode. Bila hasil tetap tidak sama, maka dilaporkan sebagai

indeterminate.

Strategi III menggunakan 3 kali pemeriksaan. Bila hasil pemeriksaan

pertama, kedua, dan ketiga reaktif, maka dapat disimpulkan bahwa pasien

tersebut memang terinfeksi HIV. a hasil pemeriksaan tidak sama, misalnya hasil
31

tes pertama reaktif, kedua reaktif dan ketiga non reaktif atau pertama reaktif,

kedua dan ketiga non reaktif, maka keadaan ini disebut sebagai equivocal atau

indeterminate bila pasien yang diperiksa memiliki riwayat pemaparan terhadap

HIV atau berisiko tinggi tertular HIV Sedangkan bila hasil seperti yang disebut

sebelumnya terjadi pada orang tanpa riwayat pemaparan terhadap HIV atau tidak

berisiko tertular HIV, maka hasil pemeriksaan dilaporkan sebagai non-reaktif.

Perlu diperhatikan juga bahwa pada pemeriksaan ketiga dipakai reagensia yang

berbeda asal antigen atau tekniknya, serta memiliki spesifisitas yang lebih tinggi.

Jika pemeriksaan penyaring menyatakan hasil yang reaktif, pemeriksaan

dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan konfirmasi untuk memastikan adanya

infeksi oleh HIV, yang paling sering dipakai saat ini adalah tehnik WB/ Western

Blot (Zubairi Z dan Djauzi S, pada Setiati siti 2014)

c. Hasil positif dikonfirmasi dengan pemeriksaan western blot.

d. Serologis: skrining HIV dengan ELISA, Tes western blot, limfosit T.

e. Pemeriksaan darah rutin.

f. Pemeriksaan neurologist.

g. Tes fungsi paru, broskoscopi ( Huda Amin, 2016 ).

Pemeriksaan laboratorium HIV dilakukan pada semua orang dengan gejala

klinis yang mengarah ke HIV/AIDS, dan dilakukan juga untuk menyaring HIV

pada semua remaja dan orang dewasa dengan peningkatan risiko infeksi HIV,

dan semua wanita hamil ( Afif Nurul H, dkk.2019).

Berikut jenis pemeriksaan laboratorium HIV

1) Tes cepat

Tes cepat hanya dilakukan untuk keperluan skrining, dengan reagen yang
32

sudah dievaluasi oleh institusi yang ditunjuk Kementerian Kesehatan,

dapat mendeteksi baik antibodi terhadap HIV-1 maupun HIV-2. Tes

cepat dapat dijalankan pada jumlah sampel yang lebih sedikit dan waktu

tunggu untuk mengetahui hasil kurang dari 20 menit bergantung pada

jenis tesnya dan dilakukan oleh tenaga medis yang terlatih.

2) Tes Enzyme Immunoassay (EIA) antibodi HIV

Tes ini berguna sebagai skrining maupun diagnosis HIV dengan

mendeteksi antibodi untuk HIV-1 dan HIV-2.

3) Tes Western Blot

Tes ini merupakan tes antibodi untuk konfirmasi pada kasus yang

sulit.

4) Tes virologis terdiri atas:

a. HIV DNA kualitatif (EID)

Tes ini mendeteksi keberadaan virus dan tidak bergantung pada

keberadaan antibodi HIV. Tes ini digunakan untuk diagnosis pada

bayi.

b. HIV RNA kuantitatif

Tes ini untuk memeriksa jumlah virus di dalam darah, dan dapat

digunakan untuk pemantauan terapi ARV pada dewasa dan

diagnosis pada bayi jika HIV DNA tidak tersedia.

c. Tes virologis Polymerase Chain Reaction (PCR)

Tes virologis direkomendasikan untuk mendiagnosis anak

berumur kurang dari 18 bulan. Tes virologis yang dianjurkan:

HIV DNA kualitatif dari darah lengkap atau Dried Blood Spot
33

(DBS), dan HIV RNA kuantitatif dengan menggunakan plasma

darah. Bayi yang diketahui terpajan HIV sejak lahir dianjurkan

untuk diperiksa dengan tes virologis paling awal pada umur 6

minggu.

5) Tes antigen p24 HIV Tes antigen p24 dapat mendeteksi protein p24 rata-

rata 10 hingga 14 hari setelah terinfeksi HIV. Tes ini direkomendasikan

oleh WHO dan CDC yang bertujuan untuk mengurangi waktu yang

diperlukan untuk mendiagnosis infeksi HIV

2.2. 7. Penatalaksanaan
HIV/AIDS sampai saat ini memang belum dapat disembuhkan secara

total. Namun, data selama 8 tahun terakhir menunjukkan bukti yang amat

meyakinkan bahwa pengobatan dengan kombinasi beberapa obat anti HIV (obat

anti retroviral, disingkat obat ARV) bermanfaat menurunkan morbiditas dan

mortalitas. dini akibat infeksi HIV. Orang dengan HIV/AIDS menjadi lebih

sehat, dapat bekerja normal dan produktif. Manfaat ARV dicapai melalui

pulihnya sistem kekebalan akibat HIV dan pulihnya kerentanan odha terhadap

infeksi oportunistik.

Secara umum, penatalaksanaan odha terdiri atas beberapa jenis, yaitu:

1) Pengobatan untuk menekan replikasi virus HIV dengan obat

antiretroviral (ARV) Manfaat pemberian ARV, yaitu:

a. Menurunkan angka kematian. Sejak dilaksanakan terapi ARV

dengan subsidi penuh di Indonesia tahun 2004 terjadi penurunan

angka kematian di masyarakat secara nyata yaitu pada tahun 2006

sebesar 48% dan tahun 2008 sebesar 17%.


34

b. Menurunkan risiko perawatan di Rumah Sakit. Biaya untuk

perawatan di Rumah Sakit amat besar karena obat-obat untuk infeksi

oportunistik sebagian mahal dan penderita umumnya memerlukan

waktu perawatan yang lama.

c. Menekan viral load Dalam waktu sekitar 6 bulan, terdapat 80%

ODHA yang berobat di RSCM hasil pemeriksaan viral loadnya

menunjukkan tidak terdeteksi.

d. Memulihkan kekebalan Pemberian ARV akan meningkatkan CD4

sehingga tubuh ODHA pulih kekebalannya.

e. Menurunkan risiko penularan. Berbagai penelitian menunjukkan

bahwa pemberian ARV secara dini pada pasien di Scotlandia (pasien

yang salah satunya terinfeksi HIV) mampu menurunkan risiko

penularan sebesar 96% karena itulah timbul pemahaman bahwa

pengobatan ARV merupakan pencegahan juga (treatment as

prevention).

2) Pengobatan untuk mengatasi berbagai penyakit infeksi dan kanker yang

menyertai infeksi HIV/AIDS, seperti jamur, tuberkulosis, hepatitis,

toksoplasma, sarkoma kaposi, limfoma, kanker serviks,

3) Pengobatan suportif, yaitu makanan yang mempunyai nilai gizi yang

lebih baik dan pengobatan pendukung lain seperti dukungan psikososial

dan dukungan agama serta juga tidur yang cukup dan perlu menjaga

kebersihan. Dengan pengobatan yang lengkap tersebut, angka kematian

dapat ditekan, harapan hidup lebih baik dan kejadian infeksi oportunistik

amat berkurang (Zubairi Z dan Djauzi S, pada Setiati siti 2014) .


35

2.3. Asuhan Keperawatan

2.3. 1. Pengkajian.

1. Data umum

Pengkajian data umum keluarga meliputi :

1) Nama kepala keluarga (KK)

2) Alamat dan telepon

3) Pekerjaan kepala keluarga

4) Pendidikan kepala keluarga

5) Komposisi keluarga dam genogram

a. Komposisi Keluarga

Menjelaskan anggota keluarga yang diidentifikasikan sebagai bagian dari

keluarga mereka. Komposisi tidak hanya mencantumkan penghuni rumah

tangga, tetapi juga anggota keluarga lain yang menjadi bagian dari

keluarga tersebut.

Tabel 2.1 Contoh Penyajian Data Umum Pengkajian Keluarga

Hubungan
No Nama Jk Umur Pendidikan Pekerjaan Kondisi
Keluarga

1 Ny. P P Istri 34 th SLTA IRT Sehat


36

2 An. R L Anak 14 th SMA Pelajar Sehat

3 An. D P Anak 9 th SD Pelajar Sehat

b. Genogram Keluarga merupakan sebuah diagram yang

menggambarkankonstelasi keluarga (pohon keluarga). Genogram

merupakan alat peng-kajian informatif yang digunakan untuk

mengetahui keluarga, riwayat dan sumber-sumber keluarga.

Keterangan :

: Laki- Laki

: Perempuan

: meninggal

: cerai

: satu rumah

: Klien

6) Tipe keluarga
37

Pada tipe keluarga digolongkan menjadi keluarga tradisional dan

keluarga nontradisional. Mayoritas tipe keluarga di Indonesia berada

pada golongan keluarga tradisional. Keluarga tradisonal terbagi menjadi

keluarga inti (suami, istri. dan anak-anak tinggal dalam satu rumah),

keluarga pasangan inti (suami, istri tanpa adanya anak), keluarga orang

tua tunggal, extended family (adanya. orang tua dari salah satu pasangan

yang tinggal di rumah), pasangan usia lansia, dan dewasa lajang yang

tingal sendiri ( Septriani,dkk.2021 ).

7) Suku bangsa

Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi budaya

suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan.

8) Agama

Agama meliputi aktivitas keagamaan yang dilakukan oleh keluarga tersebut.

9) Status sosial ekonomi keluarga

Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatn baik dari

kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu ditentukan

pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan serta barang-barang

yang dimiliki oleh keluarga

10) Aktivitas rekreasi keluarga

Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat dari kapan saja keluarga pergi

bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu, namun

dengan menonton televisi dan mendengarkan radio juga merupakan

aktivitas rekreasi.

2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


38

1) Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga ditentukan oleh anak tertua dari keluarga

inti misalnya : Tn.N memiliki anak tertua berusia 14 tahun maka

keluarga tersebut masuk dalam tahapan perkembangan anak usia

remaja.

2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Menjelaskan mengenai tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

oleh keluarga serta kendala-kendala mengapa tugas perkembangan

tersebut belum terpenuhi.

3) Riwayat keluarga inti

Menjelaskan meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan

masing-masing anggota keluarga, perhatian keluarga terhadap

pencegahan penyakit termasuk status imunisasi, sumber pelayanan

kesehatan yang biasa di gunakanan keluarga dan pengalaman terhadap

pelayanan kesehatan.

4) Riwayat keluarga sebelumnya

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami

dan istri.

3. Pengkajian Lingkungan

1) Karakteristik rumah

Menjelaskan tentang tipe rumah,jumlah ruangan, jumlah jendela, jarak septic

tank dengan sumber air, sumber air minum yang digunakan serta

dilengkapi dengan denah rumah.

2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW


39

Menjelaskan mengenai kebiasaan, lingkungan fisik, aturan atau kesepakatan

penduduk setempat serta budaya setempat yang mempengaruhi

kesehatan.

3) Mobilitas geografis keluarga

Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan melihat kebiasaan keluarga

berpindah tempat.

4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul

serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana interaksi keluarga

dengan masyarakat.

4. Struktur Keluarga

1) Pola komunikasi dimana perawat mengidentifikasi pola komunikasi serta

faktor yang mempengaruhiproses komunikasi dalam keluarga

2) Struktur kekuasaan dengan komponen yang harus diidentifikasi oleh

perawat terkait proses pengambilan keputusan dan peran yang mengambil

keputusan di dalam keluarga.

3) Struktur peran dengan data yang harus diidentifikasi berupa struktur peran

formal dari masing-masing anggota keluarga, struktur peran informal dari

masing-masing anggota keluarga, serta factor yang mempengaruhi proses

dalam menjalankan peran. formal maupun informal.

4) Nilai keluarga dengan mengidentifkasi nilai yang menjadi dasar dalam

keluarga ( Septriani,dkk.2021 ).

1. Fungsi Keluarga

1) Fungsi efektif
40

Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan

memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap

anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota

keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling

menghargai.

2) Fungsi sosialisasi

Dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh mana

anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya serta perilaku.

3) Fungsi perawatan kesehatan

Hal yang perlu dikaji sejauhmana keluarga melakukan pemenuhan tugas

perawatan kesehatan keluarga adalah:

a) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah

kesehatan, maka perlu dikaji sejauhmana keluarga mengetahui fakta-

fakta dari masalah kesehatan, meliputi pengertian, tanda dan gejala,

faktor penyebab dan yang mempengaruhinya serta persepsi keluarga

terhadap masalah.

b) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan

mengenai tindakan kesehatan yang tepat, perlu dikaji :

a. Sejauh mana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat dan

luasnya masalah?

b. Apakah masalah kesehatan yang dirasakan oleh keluarga?

c. Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah kesehatan

yang dialami?

d. Apakah keluarga merasa takut akan dari penyakit?


41

e. Apakah keluarga mempunyai sifat negatif terhadap masalah

kesehatan?

f. Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas yang ada?

g. Apakah keluarga kurang percaya terhadap kesehatan yang ada?

h. Apakah keluarga dapat informasi yang salah terhadap tindakan

dalam mengatasi masalah?

c) Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga merawat anggota

keluarga yang sakit termasuk kemampuan memelihara lingkungan dan

menggunakan sumber atau fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat,

maka perlu dikaji :

a. Apakah keluarga mengetahui sifat dan perkembangan perawatan

yang dibutuhkan untuk mengurangi masalah kesehatan atau

penyakit?

b. Apakah keluarga mempunyai sumber daya dan fasilitas yang

diperlukan untuk perawatan?

c. Apakah keterampilan keluarga mengenai macam perawatan yang

diperlukan memadai?

d. Apakah keluarga mempunyai pandangan negative perawatan yang

diperlukan?

e. Apakah keluarga kurang dapat melihat keuntungan dalam

pemeliharaan lingkungan di masa mendatang?

f. Apakah keluarga mengetahui upaya peningkatan kesehatan dan

pencegahan penyakit?
42

g. Apakah keluarga merasa takut akan akibat tindakan (diagnostik,

pengobatan dan rehabilitasi)?

h. Bagaimana falsafah hidup keluarga berkaitan dengan upaya

perawatan dan pencegahan?

d) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga memelihara

lingkungan rumah yang sehat, maka perlu dikaji:

a. Sejauh mana keluarga mengetahui sumber-sumber keluarga yang

dimiliki?

b. Sejauhmana keluarga melihat keuntungan atau manfaat

pemeliharaan lingkungan?

c. Sejauh mana keluarga mengetahui pentingnya hygiene dan

sanitasi?

d. Sejauh mana keluarga mengetahui upaya pencegahan penyaki?

e. Bagaimana sikap atau pandangan keluarga terhadap hygiene dan

sanitasi?

f. Sejauh mana kekompakan antar anggota keluarga ?

4) Fungsi reproduksi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah:

a) Berapa jumlah anak?

b) Apakah rencana keluarga berkaitan dengan jumlah anggota keluarga?

c) Metode yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah

anggota keluarga?

5) Fungsi ekonomi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah:


43

a) Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan

papan ?

b) Sejauhmana keluargamu memanfaatkan sumber yang ada di

masyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga?

C. Stress, Koping dan Adaptasi Keluarga

a. Stresor, Kekuatan dan Persepsi Keluarga dimana pada komponen ini

perawat melakukan pengkajian terhadap stressor dalam keluarga baik.

bersifat jangka panjang ataupun jangka pendek, kekuatan yang dimiliki

keluarga dalam menghadapi stressor itu, serta presepsi keluarga terkait

stressor tersebut.

b. Strategi koping keluarga dimana mengidentifikasi strategi koping yang

digunakan keluarga dalam menghadapi stressor.

Strategi koping keluarga berdasarkan teori dibagi menjadi dua yaitu:

1) Strategi koping keluarga internal dalam bentuk strategi hubungan,

strategi kognitif, dan strategi, komunikasi

2) Strategi koping keluarga eksternal berupa strategi komunitas, strategi

dukungan sosial, dan strategispiritual.

Perawat juga harus mampu mengidentifikasi penggunaan strategi koping

disfungsional yang digunakan keluarga seperti penyangkalan masalah keluarga,

ketergantungan keluarga, dan kekerasan dalam keluarga.

c. Adaptasi keluarga dimana perawat mengidentifikasit adaptasi keluarga

terhadap stressor yang ada ( Septriani,dkk.2021 )

D. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. metode yang


44

digunakan sama dengan pemeriksaan fisik klinik.

E. Harapan keluarga

Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas

kesehatan yang ada (Padila, 2012 )

2.3. 2. Diagnosa Keperawatan


Ketidakberdayaan

D.0092

Definisi :

Presepsi bahwa tindakan seseorang tidak akan mempengaruhi hasil

secara signifikan; presepsi yang kurang kontrol pada situasi saat ini yang

akan datang.

Penyebab

1. Program perawatn/pengobatan yang kompleks atau jangka panjang

2. Lingkungan tidak mendukung perawatan/pengobatan

3. Interaksi interpersonal tidak memuaskan

Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif

1. Menyatakan frustasi atau tidak mampu melaksanakan aktivitas

sebelumnya

Objektif

1. Bergantung pada orang lain

Gejala dan Tanda Minor

Subjektif

1. Merasa diasingkan
45

2. Menyatakan keraguan tentang kinerja kerja peran

3. Menyatakan kurang kontrol

4. Menyatakan rasa malu

5. Merasa tertekan (depresi)

Objektif

1. Tidak berpartisipasi dalam perawatan

2. Pengasingan

Kondisi Klinis Terkait

1. Diagnosis yang tidak terduga atau baru

2. Peristiwa traumatis

3. Diagnosis penyakit kronis

4. Diagnosis penyakit terminal

5. Rawat inap

Setelah data dianalisa dan ditetapkan masalah keperawatan keluarga,

selanjutnya masalah kesehatan keluarga yang ada perlu diprioritaskan bersama

keluarga dengan memperhatikan sumber daya dan sumber dana yang dimiliki

keluarga. Prioritas masalah asuhan keperawatan keluarga dibuat dengan

menggunakan proses skoring.

Proses skoring menggunakan skala yang telah dirumuskan oleh (Bailon

dan Maglaya, 1978) dalam Suprajitno (2012) yaitu dengan cara :

a. Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang dibuat

b. Selanjutnya skor dibagi dengan skor tertinggi dan dikalikan dengan bobot.

c. Jumlah skor untuk semua kriteria (skor maksimum sama dengan jumlah

bobot, yaitu 5
46

Tabel 2.1. Skoring diagnosa keperawatan

NO KRITERIA SKOR BOBOT

1. Sifat masalah :
1. Tidak / kurang sehat / Aktual 3
3
2. Ancaman kesehatan / Resiko 2
3.Krisis atau keadaan sejahtera/potensial 1
2. Kemungkinan masalah dapat dirubah:
1. Dengan mudah 2
2
2. Hanya sebagian 1
3.Tidak dapat 0
3. Potensial masalah untuk dicegah :
1. Tinggi 3
1
2. Cukup 2
3. Rendah 1

4. Menonjolnya masalah :
1. Masalah berat harus segera ditangani. 2
2
2. Ada masalah, tetapi tidak perlu segera
ditangani. 1
3. Masalah tidak dirasakan
0
Jumlah 8

Skor yang diperoleh X Bobot


47

Skor Tertinggi

2.3. 3. Intervensi
Intervensi / nursing care plan adalah acuan tertulis yang terdiri dari

berbagai intervensi keperawatan yang direncanakan dapat mengatasi diagnosis

keperawatan sehingga klien dapat terpenuhi kebutuhan dasarnya. Sifat intervensi

keperawatan yang dapat dilakukan perawat, yaitu bersifat bantuan, bersifat

higienis, bersifat rehabilitasi, bersifat suportif, bersifat preventif, bersifat

observasi, dan memberikan informasi yang akurat dan memuaskan tentang

pengobatan.

Perencanaan keperawatan keluarga mencakup tujuan umum dan tujuan

khusus yang didasarkan pada masalah yang dilengkapi dengan kriteria dan standar

yang mengacu pada penyebab. Selanjutnya merumuskan tindakan keperawatan

yang berorientasi pada kriteria dan standar.

Tabel 2.2. Rencana Tindakan dan Kriteria Hasil Berdasarkan SLKI dan
SIKI

Standar Luaran Standar Intervensi


Keperawatan Indonesia Keperawatan Indonesia
Keberdayaan (L.09071) Promosi Harapan I.09307

1. Pernyataan Frustasi (5 menurun) Observasi

2. Perasaan Diasingkan (5 menurun)  Identifikasi harapan pasien dan


keluarga dalam pencapaian hidup
3. Pernyataan Rasa Malu (5 menurun)
Terapeutik
4.Perasaan Tertekan / depresi (5
 Sadarkan bahwa kondisi yang
menurun)
dialami memiliki nilai penting
48

5. Pengasingan (5 menurun)  Berikan kesempatan kepada pasien


dan keluarga terlibat dengan
dukungan kelompok
Edukasi

 Anjurkan mengungkapkan
perasaan terhadap kondisi dengan
realistis
 Anjurkan mempertahankan
hubungan (mis, menyebutkan
nama orang yang dicintai)
 Anjurkan mempertahankan
hubungan terapeutik dengan orang
lain
 Latih menyusun tujuan yang sesual
dengan harapan
 Latih cara mengenang dan
menikmati masa lalu (mis. prestasi,
pengalaman)
Promosi Koping I.09312

Observasi

 identifikasi pemahaman proses


penyakit
 Identifikasi dampak situasi
terhadap peran dan hubungan
 Identifikasi metode penyolesaian
masalah
 Identifikasi kebutuhan dan
keinginan terhadap dukungan
sosial
49

Terapeutik
 Diskusian untuk mengklarifikasi
kesalahpahaman dan mengevaluasi
perilaku sendiri
 Diskusikan konsekuensi tidak
menggunakan rasa bersalah dan
rasa malu
 Diskusikan risiko yang
menimbulkan bahaya pada diri
sendiri
Edukasi

 Anjurkan menjalin hubungan yang


memiliki kepentingan dan tujuan
sama
 Anjurkan penggunaan sumber
spiritual, jika perlu
 Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi
 Anjurkan keluarga terlibat
 Anjurkan membuat tujuan yang
lebih spesifik
 Ajarkan cara memecahkan
masalah secara konstruktif
 Latih penggunaan teknik relaksasi

-Latih keterampilan sosial, sesuai


kebutuhan -Latih mengembangkan
penilaian obyektif
50

2.3. 4. Implementasi.
Implementasi adalah upaya perawat untuk membantu kepentingan klien,

keluarga, dan komunitas dengan tujuan untuk meningkatkan kondisi fisik,

emosional, psikososial, serta budaya dan lingkungan, tempat mereka mencari

bantuan. Tindakan keperawatan adalah implementasi/pelaksanaan dari rencana

tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik.

Pelaksanaan tindakan keperawatan yang telah direncanakan adalah

dengan menerapkan teknik komunikasi terapeutik. Dalam melaksanakan

tindakan perlu melibatkan seluruh anggota keluarga dan selama tindakan,

perawat perlu memantau respon verbal dan nonverbal pihak keluarga (nur

kholifah,dkk 2016).

2.3. 5. Evaluasi.
Evaluasi adalah tindakan untuk melengkapi proses keperawatan yang

menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan

pelaksanaannya sudah berhasil dicapai, meskipun tahap evaluasi diletakkan pada

akhir proses keperawatan. Evaluasi merupakan bagian integral pada setiap tahap

proses keperawatan (nur kholifah,dkk 2016).

Tujuan evaluasi

1. mengakhiri rencana tindakan keperawatan;

2. memodifikasi rencana tindakan keperawatan;

3. melanjutkan rencana
51
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Desain yang digunakan adalah studi kasus, yaitu studi yang

mengeksplorasi suatu masalah atau fenomena dengan batasan terperinci, memiliki

pengambilan data yang mendalam dan menyertakan berbagai informasi. Studi

kasus dibatasi waktu dan tempat, serta kasus yang dipelajari berupa peristiwa

aktivitas di dalam keluarga.

Studi Kasus adalah fokusnya pada kasus tertentu, peneliti didorong

untuk mencari suaru kasus untuk dianalisa terkait dengan mitos tersebut atau yang

terjadi dilokasi penelitian (Cresswell, 2014).

Studi kasus dalam karya tulis ilmiah ini adalah studi untuk

mengeksplorasi masalah “Asuhan Keperawatan pada Keluarga yang memiliki

anggota keluarga menderita HIV Dengan Masalah Keperawatan

Ketidakberdayaan Di Kabupaten Bondowoso Tahun 2022”

3.2 Batasan Istilah


Batasan istilah adalah pernyataan yang menjelaskan istilah kunci yang

menjadi fokus dalam penuisan studi kasus. Batasan istilah disusun secara naratif

dan apa bila diperlukan ditambahkan informasi kualitatif sebagai tanda dari

batasan yang dibuat penulis.

Batasan istilah dalam studi kasus ini adalah “Asuhan Keperawatan

Pada Keluarga Yang Mengalami HIV Dengan Masalah Keperawatan

Ketidakberdayaan Di Kabupaten Bondowoso Tahun 2022.”

55
56

1) Proses Keperawatan

Menurut Mckenna Pajnkihar and Murphy,(2014) dalam Siregar,dkk

(2021). Proses keperawatan merupakan pendekatan pemecahan masalah yang

digunakan untuk memenuhi perawatan kesehatan dan kebutuhan keperawatan

pasien. Proses keperawatan melibatkan lima tahapan yaitu pengkajian

(pengumpulan data), diagnosis keperawatan, perencanaan, implementasi, dan

evaluasi. Proses keperawatan bersifat berkelanjutan, dinamis, dan siklik.

2) Asuhan keperawatan keluarga

Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan

menggunakan pendekatan yang sistematis untuk bekerja sama dengan keluarga

dan individu-individu sebagai anggota keluarga.

3) Human Immunodeficiency Virus atau HIV

Human Immunodeficiency Virus atau HIV adalah virus yang menyerang

sel darah putih di dalam tubuh (limfosit) yang mengakibatkan turunnya kekebalan

tubuh manusia. HIV Menularkan virusnya kepada orang lain bila melakukan

hubungan seks berisiko dan penggunaan jarum suntik (Nurhanifah,2017)

4) Ketidakberdayaan

Ketidakberdayaan sebagai kondisi dimana individu atau kelompok

merasa kekurangan kontrol atas pribadi atau situasi yang memberi dampak pada

pandangan, tujuan dan gaya hidup (Carpenito, 2010 dalam ramadia dkk 2019).

Ketidakberdayaan merupakan dampak terbesar dari penyakit kronis sebagai hasil

dari penerimaan diri dan perubahan gaya hidup klien dengan penyakit kronis.
57

3.3 Lokasi dan Waktu


1. Lokasi

Pada studi kasus ini dilakukan asuhan keperawatan pada keluarga yang

mengalami HIV dengan Masalah Keperawatan Ketidakberdayaan Dikelurhan

Kotakulon Kecamatan Bondowoso Kabupaten Bondowoso Tahun 2022

2. Waktu

Waktu penelitian selama 4 hari, dengan dilakukan terapi generalis yang

dilakukan untuk meningkatkan kemampuan keluarga terkait dengan kognitf,

afektif dan psikomotor (Niman S, dkk. 2014). Akan tetapi kunjungan yang dapat

dilakukan hanya 4 hari kunjungan disebabkan berbagai penolakan untuk

melakukan kunjungan setiap hari.

3.4 Partisipan
Para peneliti dapat memilih beberapa opsi, bergantung pada apakah person

tersebut adalah orang yang marginal, hebat atau biasa. Sampling kriteria berfungsi

ketika semua individu yang dipelajari mewakili masyarakat yang telah mengalami

fenomena tersebut. Partisipan dalam penyusunan studi kasus ini adalah Satu

Keluarga Yang Memiliki Remaja HIV Dengan Masalah Keperawatan

Ketidakberdayaan Di Kabupaten Bondowoso Tahun 2022.

Karakteristik subjek penelitan untuk klien yang dapat dimasukkan dalam

kriteria inklusi pada penelitian ini, adalah :

1) Keluarga Yang Memiliki Remaja HIV Dengan Masalah Keperawatan

Ketidakberdayaan Di Kelurahan kotakulon Kecamatan Bondowoso

Kabupaten Bondowoso

2) Klien yang terinfeksi HIV dalam rentang usia 12-21 tahun;


58

3) Keluarga yang bisa membaca dan menulis;

4) Keluarga dan klien bersedia menjadi responden dalam penelitian dan

dibuktikan dengan penandatangan informed consent;

Kriteria ekslusif pada penelitian ini, adalah :

1) Keluarga yang berada dalam keadaan stabil.

3.5 Pengumpulan Data


Pada sub bab ini dijelaskan terkait metode pengumpulan data yang

digunakan, antara lain

1.Persiapan (Administrasi)

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap persiapan adalah mengurus permintaan

surat pengambilan data dari institusi kepada Bakesbangpol. Kegiatan ini, peneliti

harus mengajukan judul yang telah disetujui oleh dosen pembimbing, kemudian

mengajukan permintaan surat kepada pihak Bakesbangpol untuk memberikan ijin

pengambilan data di Dinas Kesehatan. Setelah mendapatkan surat tebusan dari

Bakesbangpol, surat tersebut kemudian diserahkan ke Bidang Sumber Daya

Manusia di Dinas Kesehatan. Kemudian peneliti akan mendapatkan surat ijin

pengambilan data, kemudian diserahkan ke bagian P2P untuk mendapatkan data

klien yang dibutuhkan. Peneliti selanjutnya mengurus permintaan ijin

pengambilan data di PKM untuk dijadikan keluarga binaaan.

2. Pelaksanaan

a) Wawancara

Yang Pertama Wawancara Yang Meliputi Identitas, Keluhan, Riwayat

Penyakit Sekarang, Riwayat Penyakit Dahulu, Dll, Dengan Menggunakan Format

Pengkajian Asuhan Keperawatan Keluarga Yang Ditetapkan (Padila,2012). Pada


59

proses pengkajian keluarga tidak sepenuhnya mengatakan keluhan yang dialami

dikarenakan malu identitas keluarganya diketahui oleh orang lain terlebih oleh

masyarakat sekitar.

b. Observasi Dan Pemeriksaan Fisik Dengan Pendekatan Ippa

(Inpeksi,Palpasi, Perkusi, Auskultasi)

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang mengharuskan

peneliti turun ke lapangan mengamati hal-hal yang berkaitan dengan

tempat, ruang, pelaku, kegiatan, benda-benda, waktu, peristiwa, tujuan dan

perasaan (Ghony, 2012). Pada Observasi pada keluarga ditemukan

keadaan keluarga yang belum sepenuhnya menerima keadaan yang dialami

keluarga dengan anggota keluarga menderita HIV. Terdapat banyak

tekanan didalam keluarga salah satunya keberadaan Ny.A sebagai ODHA.

c. Dokumentasi (Hasil Dari Pemeriksaan Diagnostik).

Pendokumentasian dilakukan paada setiap kunjungan dilakukan selama 3

kali tatap muka dan 1 kali konsultasi via telfon.

3.6 Uji Keabsahan Data


Uji keabsahan data dimaksudkan untuk menguji kualitas data/informasi

yang di peroleh sehingga menghasilkan data dengan validitas tinggi. Disamping

intergritas penulis (karena penulis menjadi instrument utama), uji keabsahan data

dilakukan yaitu dengan :

1. Memperpanjang waktu pengamatan / tindakan dan

2. Sumber informasi tambahan menggunakan triangulasi dari tiga sumber data

utama yaitu klien, perawat dan keluarga klien yang berkaitan dengan masalah

yang akan diteliti.


60

3.7 Analisis Data


Analisis data dilakukan penulis di lapangan, sewaktu pengumpulan data

sampai dengan semua data terkumpul. Analisa data dilakukan dengan cara

mengemukakan fakta, selanjutkan membandingkan dengan teori yang ada dan

selanjutnya di tuangkan dalam opini pembahasan. Teknik analisis yang di

gunakan dengan cara menarasikan jawaban-jawaban yang di peroleh dari hasil

intrepetasi wawancara mendalam yang akan di lakukan untuk menjawab rumusan

masalah.Teknis analisis digunakan dengan cara observasi oleh penulis dan studi

dokumentasi yang menghasilkan data untuk selanjutnya diitrepretasikan dan

dibandingkan teori yang ada sebagai bahan untuk memberikan rekomendasi dalam

intervensi tersebut. Urutan dalam analisis adalah :

1. Pengumpulan data

Data dikumpulkan dari hasil WOD ( wawancara, observasi, dan dokumen ).

Hasil di tulis dalam bentuk catatan lapangan, kemudian di salin dalam

bentuk transkrip (catatan terstruktur )

2. Mereduksi data

Dari hasil wawancara yang terkumpul dalam bentuk catatan lapangan di

jadikan satu dalam bentuk transkrip dan dikelompokkan menjadi data

subyektif dan obyektif, dianalisis berdasarkan hasil pemeriksaan diagnostik

kemudian dibandingkan nilai normal.

3. Penyajian data

Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk tabel, gambar, bagan dan teks

naratif.Kerahasian klien dijaga dengan mengaburkan identitas dari klien.

4. Kesimpulan
61

Dari data yang disajiakan, kemudian data dibahas dan di bandingkan

dengan hasil-hasil penulisan terdahulu dan secara teontis dengan perilaku

kesehatan. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan cara indikasi. Data yang

dikumpulkan terkait dengan data pengkajian, diagnosis, perencanaan,

tindakan dan evaluasi.

3.8 Etika Penelitian

Dicantumkan etika yang mendasar penyusunan studi kasus, terdiri dari :

1. Informed consent ( persetujuan menjadi klien )

2. Informed consent diberikan kepada responden yang diteliti. Peneliti member

penjelasan mengenai maksud dan tujuan penelitian pada responden, jika

responden bersedia maka harus menandatangani lembar persetujuan dan

apabila responden menolak, peneliti tidak akan memaksa dan tetap

menghormati haknya.

2. Anonymity ( tanpa nama )

Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang didapat untuk

disembunyikan yaitu bisa dengan tanpa nama atau inisial.

3. Confidentiality ( kerahasian )

Subjek berhak untuk meminta bahwa data yang diberikan untuk

dirahasiakan.
BAB 4

HASIL

4.1.1 Pengkajian

1. Identitas Kepala Keluarga

Nama Puskesmas Kotakulon No. Register -

Nama Perawat Lutfiaturrahmah Tanggal Pengkajian 13 Juli 2022

Tabel 4.1 Identitas Keluarga

Nama Kepala keluarga Tn.R Bahasa sehari-hari Madura

Alamat Rumah & Yankes terdekat, jarak Puskesmas kotakulon 15


telepon km

Pekerjaan Serabutan Alat transportasi Sepeda Motor

Agama & Suku Islam & Madura Status kelas sosial kebawah

2. Data Anggota Keluarga

Tabel 4.2 Data Anggota Keluarga

N Nama Hub Usia JK Suk pendidik Pekerjaan Status TTV Status


o dgn u an Saat Ini Gizi (TB, (TD, N, S, Imunisasi
KK terakhir BB, P) Dasar
BMI)
1 Tn.R KK 29 L Mad Tamat Serabutan TB: 165 Tidak terkaji Tidak
ura SD BB: 56 terkaji
2 Ny.F Istri 25 P Mad Tamat Ibu rumah TB: 149 Tidak terkaji Tidak
ura SD tangga BB: 58 terkaji

3 An.L Anak P Mad Tidak TB: 89 Tidak terkaji Tidak


ura sekolah BB: 12 terkaji
4 Ny.A Ibu 47 p Mad SD TB: 150 Tidak terkaji
ura BB: 34,7

62
63

LANJUTAN

N Status Kesehatan
Nama Alat Bantu/ Protesa Riwayat Penyakit/ Alergi
o Saat ini
1 Tn.R Tidak ada Sehat Tidak punya riwayat
penyakit dahulu dan alergi
2 Ny.F Tidak ada Sehat Tidak punya riwayat
penyakit dahulu dan alergi
3 An.L Tidak ada Sehat Tidak punya riwayat
penyakit dahulu dan alergi
4 Ny.A Tidak ada Sakit HIV dan TBC Tidak punya riwayat
penyakit dahulu dan alergi

Analisis Masalah Kesehatan INDIVIDU :

Keluarga mengatakan Ny.A menderita penyakit HIV dan TBC

A. TAHAP DAN RIWAYAT PERKEMBANGAN KELUARGA


Tahap Perkembangan Klg Saat Ini :
Keluarga dengan anak pertama

Tugas Perkembangan Keluarga : Dapat dijalankan


Tdk Dpt Dijalankan
Bila Tdk dijalankan, sebutkan
: .............................................................................................................
B. STRUKTUR KELUARGA

Pola Komunikasi : Baik Disfungsional


Peran Dalam Keluarga : Tdk Ada Masalah Ada Masalah
Nilai/Norma KLg : Tdk ada konflik nilai Ada Konflik
Pengambilan keputusan dalam keluarga :
Semua keputusan diambil oleh kepala keluarga Tn.R
C. FUNGSI KELUARGA

Fungsi Afektif : Berfungsi Tdk Berfungsi


Fungsi Sosial : Berfungsi Tdk Berfungsi
Fungsi Ekonomi : Baik Kurang Baik
64

Fungsi afektif dalam keluarga tidak berfungsi karena terganggu dengan hadirnya
Ny.A dimana keluarga terpaksa untuk merawatnya, Fungsi sosial dalam keluarga
juga tidak berfungsi dimana keluarga menutupi keadaan Ny.A karena takut, malu
tetangga sekitar mengetahui keadaan Ny.A yang sakit , Fungsi ekonomi kurang baik
dimana Ny.F berhenti bekerja karena harus menjaga Ny.A dan Tn.R yang tidak
memiliki pekerjaan tetap serta tempat tinggal yang ditempati / dikontrakkan
diperoleh dari bantuan pemerintah.
D. POLA KOPING KELUARGA

Mekanisme koping : Efektif Tidak Efektif


Stressor yg dihadapi keluarga :
Keluarga mengalami banyak tekanan dengan kehadiran Ny.A yang menderita HIV
dan TBC, keluarga yang takut tertular, keluarga merasa malu setelah kejadian
Ny.A yang pernah menjadi perbincangan karena tetangga yang membeberkan
melalui media sosial mengenai keadaan Ny.A, takut terkucilkan jika tetangga
mengetahui keadaan Ny.A, peran dari Ny.F yang sebagai anaknya terganggu
karena harus berhenti bekerja dan membagi waktu untuk merawat Ny.A dan
masalah ekonomi untuk mendukung pengobatan serta kebutuhan sehari-hari yang
tidak dapat selalu terpenuhi yang mengakibatkan keluarga mengalami
ketidakberdayaan dengan keadaan saat ini yang didukung oleh instrumen
pengukuran perasaan ketidakberdayaan.

3. Genogram

Gambar 4.1 Genogram


X X X X
65

Keterangan:

= Laki-laki = Garis pernikahan

= Perempuan = Garis keturunan

X = Laki-laki meninggal = Garis serumah

X = Perempuan meninggal = Ny. H

4. Denah Rumah Ny.H

Gambar 4.2 Denah Rumah

WC
DAPUR

RUANG
KOSONG

RUANG
KAMAR
KELUARGA
TIDUR

KAMAR
RUANG
TIDUR
TAMU
66

5. Data Penunjang Keluarga

Tabel 4.3 Data Penunjang Keluarga

Rumah dan Sanitasi Lingkungan PHBS Di Rumah Tangga

Kondisi Rumah : Jika ada Bunifas, Persalinan ditolong oleh


tenaga kesehatan :
Permanen
Ya/
Ventilasi : Tidak* ................................................................
.......
Cukup /Kurang *
Jika ada bayi, Memberi ASI ekslusif :
Terdapat jendela kecil tetapi ditutup paten
Ya/ Tidak*
dan tidak bisa dibuka.
Keluarga memiliki Anak balita
Pencahayaan Rumah :
Jika ada balita, Menimbang balita tiap bulan:
Baik / Tidak *
Ya/ Tidak*
Terdapat jendela kaca diruang tamu, ruang
keluarga dan 1 jendela kecil yang dapat Keluarga jarang membawa balita menimbang
dibuka disetiap kamar. BB secara rutin karena fasilitas kesehatan yang
jauh.
Saluran Buang Limbah :
Menggunakan air bersih untuk makan
Baik/Cukup/Kurang*. &minum:

Keluarga mengatakan air limbahnya di Ya/ Tidak*


buang ke aliran sungai
Keluarga mengtakan air yang di minum dan
Sumber Air Bersih : untuk masak menggunakan air yang bersumber
dari Air Bor dan sumur cincin
Sehat/Tidak Sehat* Menggunakan air bersih untuk kebersihan diri:
Sumber air bersih yang di gunakan adalah Ya/ Tidak*
air yang bersumber dari Air Bor.
Menggunakan air yag bersumber dari sumur
Jamban Memenuhi Syarat : cincin untuk mandi dan mencuci
: ya/tidak* Mencuci tangan dengan air bersih & sabun :
Klien mempunyai kamar mandi dan WC Ya/ Tidak*
Tempat Sampah: Klien jika mencuci tangan menggunakan air
bersih dan sabun
Ya/Tidak*
Melakukan pembuangan sampah pada
Klien tidak mempunyai tempat sampah. Jika
tempatnya :
klien buang sampah di jadikan satu lalu di
67

buang pada pingiran sungai. Ya / Tidak *

 Rasio Luas Bangunan Rumah dengan Karena jika klien buang sampah di jadikan satu
Jumlah lalu di buang pada pingiran sungai

Anggota Keluarga (8m2/orang) Menjaga lingkungan rumah tampak bersih

Ya/Tidak* Ya / Tidak *

Luas rumah = 15x7 meter Rumah klien tampak lembab namun ventilasi
pada rumah masih kurang karena tertutup dan
kamar tidur = 4x3 meter tidak dibuka dan cenderung gelap
dapur = 5x5 meter (observasi dan validasi)
ruang tamu = 5x3 meter Mengkonsumsi lauk dan pauk tiap hari :

Ya/ Tidak*

Sayuran, tahu tempe dan ikan

Menggunakan jamban sehat :

Ya/ Tidak* .

Klien jika BAB dan BAK di WC


Memberantas jentik di rumah sekali seminggu :

Ya/ Tidak* (menguras, mengubur, menutup)

Makan buah dan sayur setiap hari : Ya/ Tidak*


Klien mengonsumsi sayuran tetapi klien tidak
mengonsumsi buah

 Melakukan aktivitas fisik setiap

hari : Ya / Tidak *

Tidak merokok di dalam rumah  : Ya / Tidak


* menantu klien merokok didalam ruamh

Penggunaan alkohol dan zat adiktif : Ya/tidak

Klien tidak mengonsumsi alkohol maupun zat


adiktif
68

6. Kemampuan Keluarga Melakukan Pemeliharaan Kesehatan Anggota

Keluarga

Tabel 4.4 Kemampuan Keluarga Melakukan Pemeliharaan

Kesehatan Anggota Keluarga

1. Adakah perhatian keluarga kepada anggotanya yang menderita sakit:Ada


 Tidak, Keluarga mengatakan melakukan pengambilan obat klien secara rutin

2. Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yang dialami anggota dalam


keluarganya: Ya Tidak, Keluarga mengetahui masalah kesehatan yang di alami oleh
Ny.A
3. Apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan yang dialami anggota dalam
keluarganya: Ya Tidak , keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan yang di
alami oleh Ny.A karena perilaku tidak baik klien sebelum kembali kepada keluarga.
4. Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan yang dialami anggota
dalam keluarganya : Ya Tidak, Keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah
kesehatan yang di alami oleh Ny.A setelah dirawat di RS
5. Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami anggota dalam
keluarganya bila tidak diobati/dirawat : Ya Tidak, Keluarga mengetahui akibat
masalah kesehatan yang di alami oleh Ny.A jika tidak di obati/dirawat
6. Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan yang dialami
anggota keluarganya: Keluarga  Tetangga, Kader Tenaga kesehatan,
Yaitu: Puskesmas, dari perawat pendamping puskesmas yang memberikan edukasi terhadap
keluarga

7. Keyakinan keluarga tentang masalah kesehatan yang daialami anggota keluarganya:


Tidak perlu ditangani karena akan sembuh sendiri, biasanya Perlu berobat ke fasilitas
yankes  Tidak terpikir

8. Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesehatan yang dialami anggota


keluarganya secara aktif : Ya Tidak. Keluarga menyediakan fasilitas makan, minum dan
mandi berbeda

9. Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan yang dialami anggota
69

keluarganya Ya Tidak, Keluarga mengatakan untuk klien sembuh maka harus melakukan
pengobatan dengan minum obat

10. Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan masalah
kesehatan yang dialaminya : Ya Tidak. Keluarga dapat merawat anggota keuarganya yang
memiliki masalah kesehatan Ny.A

11. Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang dialami anggota
keluarganya : Ya Tidak, jelaskan, Keluarga selalu menyarankan kepada klien agar tidak
kembali dengan perilaku hidup seperti dulu

12. Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang mendukung
kesehatan anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan Ya Tidak, jelaskan.
Karena keluarga jarang membuka ventilasi yang membuat rumah lembab dan lantai jarang di
pel.

13. Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber dimasyarakat untuk
mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya : Ya Tidak, jelaskan, Karena keluarga
mendapatkan bimbingan dari perawat pendamping puskesmas
70

7. Kemandirian Keluarga

Tabel 4.5 Kemandirian Keluarga

KEMANDIRIAN KELUARGA
Kriteria :
1. Menerima petugas puskesmas Kemandirian I: Jika memenuhi
2. Menerima yang sesuai rencana kriteria 1&2
3. Menyatakan masalah kesehatan secara benar Kemandirian II : jika memenuhi
4. Memanfaatkan faskes sesuai anjuran kriteria 1 s.d 5
5. Melaksanakan perawatan sederhana sesuai Kemandirian III : jika meme nuhi
anjuran kriteria 1 s.d 6
6. Melaksanakan tindakan pencegahan secara Kemandirian IV : Jika memenuhi
aktif kriteria 1 s.d 7
7. Melaksanakan tindakan promotif secara aktif
Kategori :
Kemandirian I Kemandirian II

Kemandirian III  Kemandirian IV


71

8. Pengkajian Individu Yang Sakit

Tabel 4.6 Pengkajian Individu Yang Sakit

Nama individu yang sakit : Ny.A Diagnosa Medis : HIV

Sumber dana kesehatan : Rujukan Dokter/Rumah sakit :

Keadaan umum : Sirkulasi/cairan Perkemihan Pernapasan


cukup Sianosis:-
Kesadaran : Bunyi jantung Sekret -
Composmentis S1,S2 tunggal Irama reguler: -
GCS : 4,5,6 Asites : - Wheezing -
RR:22x/mnt Akral hangat Ronki : -
Alat bantu nafas :-
Tanda anemia Dispnea :-
konjungtiva: Sesak :-
Stidor :-
Krepitas : -

Nafsu makan : Ekstremitas atas :


Berkurang/tidak Kanan:
Bebas/terbatas/
Abdomen kelemahan/
Bising usus : kemumpuhan
Kiri: Kulit
Kebiasaan makan- Bebas/terbatsa/ Terdapat ruam disemua bagian tubuh dan terasa
minum: kelemahan/ gatal.
Mandiri/bantuan kemumpuhan Jaringan parut memar laserasi
sebagian/ tergantung Ulserasi pus.......
Ektremitas bawah: Bulae/lepuh/perdarahan bawah kulit
Alergi makanan/ Bebas/terbatas/ Krustae
minuman : kelemahan/ Luka bakar kulit.......derajat......
Tidak/ya kelumpuhan Perubahan warna.....
(kanan/kiri) Dekubitus : grade.......lokasi.......
Alat bantu:
72

Tidak/ya Berdiri : Tidur istirahat


mandiri/bantu Disaat malam hari susah untuk tidur merasa
sebagian/ tergantung terganggu

Berjalan :
Mandiri/bantu
sebagian/ tergantung
Alat bantu :
Tidak/ya

Komunikasi dan Perawatan diri sehari-hari :


Budaya : Mandi: mandiri/bantu
Interaksi dengan sebagian/ tergantung
keluarga :
Baik/terhambat Berpakaian: mandiri/bantu
sebagian/ tergantung
Berkomunikasi :
Lancar/terhambat Menyisir rambut:
Kegiatan sosial mandiri/bantu sebagian/
sehari-hari tergantung

Keterangan tambahan terkait individu

1. Ny.A merasa cemas dengan keadaannya saat ini


2. Ny.A belum mematuhi perilaku hidup sehat karena beban fikiran yang dialami
3. Ny.A mengatakan terkadang merasa sedih karena sakit yang diderita
4. Ny.A tidak pernah keluar rumah

Ketidakberdayaan

Mengetahui :

Nama koordinator Tanggal/


Puskesmas
Tanda tangan

Lutfiaturrahmah

4.1.2 Analisa Data

Tabel 4.7 Analisa Data

No TGL Data Etiologi Diagnosa


Keperawatan

1. 13/07/ Data Subjektif: Program Ketidakberdayaan


73

22 a) Ny.H mengatakan, “saya perawatan/pengoba


sekarang tetap rutin meminum tan yang kompleks
obat untuk penyakit TBC dan atau jangka panjang
HIV”
b) Keluarga mengatakan banyak
mengalami tekanan.
c) Keluarga mengatakan takut
akan tertular penyakit dari
Ny.A takut terkucilkan jika
tetangga mengetahui keadaan
Ny.A
d) Ny.F mengatakan peran dari
Ny.F yang sebagai anaknya
terganggu karena harus
berhenti bekerja dan membagi
waktu untuk merawat Ny.A.
e) Keluarga mengatakan masalah
ekonomi untuk mendukung
pengobatan serta kebutuhan
sehari-hari yang tidak dapat
selalu terpenuhi
Data Objektif:

a) Kulit Ny.A yang terdapat


ruam gatal disemua badan.
b) RR: 22x/menit
c) BB : 34,7 Kg
d) Keadaan rumah yang gelap,
lembab dan jendela yang
tertutup.
e) Barang-barang Ny.A yang
tidak dibersihkan dengan air
hangat agar tidak menularkan
f) Keluarga hanya menyuruh
klien untuk beraktifitas
didalam rumah saja.
g) Pemberian nutrisi yang kurang
karena ekonomi yang tidak
baik
h) Keluarga juga kesulitan
karena transportasi menuju
faskes untuk melakukan
pengobatan.
4.1.3 Diagnosa Keperawatan

Tabel 4.8 Diagnosa Keperawatan

No Tanggal Diagnosa Paraf

1 13 Juli 2022 Ketidakberdayaan


74

4.1.4 Scoring/ Prioritas Diagnosa Keperawatan

Tabel 4.9 Prioritas Diagnosa Keperawatan : Ketidakberdayaan

KRITERIA SKOR BOBOT SCORING PEMBENARAN

Sifat Masalah
Skala : Keluarga mengatakan tidak
Promkes 3 1 2/3x1=2/3 mengetahui hal apa yang harus
Aktual 3 dilakukan.
Resiko 2
Krisis mendatang 1
Modifikasi Kondisi atau
Masalah Keluarga klien mengatakan
Skala : 2 2 1/2x2=1 tidak dapat langsung menerima
Mudah 1 keadaan Ny.A yang membuat
Sebagian 0 keluarga merasa terasingkan dan
Tidakdapat menutup keadaan klien dari
masyarakat
Potensial Masalah untuk
di cegah Keluarga mengatakan ingin
Skala : 3 1 2/3x1=2/3 melakukan penanganan
Tinggi 2 terhadap perasaan takut tertular,
Cukup 1 malu dengan keadaan Ny.A saat
Rendah ini dan hal-hal lainnya yang
menggagu pikiran keluarga.
Ciri Khas
Skala : Keluarga mengatakan tidak
Segera 2 1 2/2x1=1 mengetahui hal apa yang harus
Tidak perlu segera 1 dilakukan.,tetapi bagaimana hal
Tidak dianggap 0 ini harus dijalani dan
ditanggung oleh keluarga.
Jumlah Skor
75

4.1.5 Intervensi keperawatan

Tabel 4.10 Intervensi Keperawatan

Diagnosa Tujuan Evaluasi Intervensi


Keperawatan
TUM TUK Kriteria Standar

Ketidakberdayaan Setelah di lakukan Setelah diberikan a. Respon verbal 1. Keluarga mampu Promosi Harapan
tindakan keperawatan asuhan keperawatan b. Respon psikomotor menangani dan
selama 7x kunjungan selama 7 kali c. Respon afektif mengurangi 1. Identifikasi harapan pasien dan
keadaan frustasi keluarga dalam pencapaian hidup
dalam 2 minggu di diharapkan keluarga
yang dialami
harapkan keluarga dapat dan klien mampu 2. Keluarga mampu 1. Pandu mengingat kembali kenangan
Merubah perilakunya mengidentifikasi, diterima oleh yang menyenangkan
dengan kriteria hasil: mengelola, dan masyarakat meski 2. Kembangkan rencana perawatan
mencari bantuan membutuhkan yang melibatkan tingkat pencapaian
1. Pernyataan Frustasi (5 untuk menghindari waktu cukup lama. tujuan sederhana sampai dengan
menurun) perasaan frustasi, 3. Keluarga mampu kompleks
2. Perasaan Diasingkan mengurangi 3. Anjurkan mengungkapkan perasaan
pengasingan, malu,
(5 menurun) perasaan malu yang terhadap kondisi dengan realistis
dan tertekan. yang dialami.
3. Pernyataan Rasa 4. Anjurkan mempertahankan
4. Keluarga mampu hubungan (mis. menyebutkan nama
Malu (5 menurun) menerima keadaan orang yang dicintai)
4. Perasaan Tertekan / yang dihadapi saat 5. Latih cara mengembangkan
depresi (5 menurun) ini. spiritual diri
5. Pengasingan (5 5. Keluarga dapat 6. Latih cara mengenang dan
menurun) diterima oleh menikmati masa lalu (mis. prestasi,
masyarakat dan pengalaman)
keluarga lainyya. 7. Anjurkan mempertahankan
hubungan terapeutik dengan orang
lain
Promosi Koping

8. Identifikasi kegiatan jangka pendek


76

dan panjang sesuai tujuan


9. Identifikasi kemampuan yang
dimiliki
10. Identifikasi pemahaman proses
penyakit
11. Identifikasi kebutuhan dan
keinginan terhadap dukungan sosial
12. Identifikasi sumber daya yang
tersedia untuk memenuhi tujuan
13. Identifikasi dampak situasi terhadap
peran dan hubungan
14. Diskusikan konsekuensi tidak
menggunakan rasa bersalah dan
rasa malu
15. Motivasi terlibat dalam kegiatan
sosial
16. Mengidentifikasi sistem pendukung
yang tersedia
17. Anjurkan membuat tujuan yang
lebih spesifik
18. Latih mengembangkan penilaian
obyektif
77

4.1.6 Implementasi Keperawatan

Tabel 4.11 Implementasi Keperawatan Hari Ke 1

NO.DX KEP TGL/JAM IMPLMENTASI PARAF

D.0092 13 Juli 2022 1. Meningkatkan hubungan saling percaya dengan keluarga:


Respon: Keluarga mengerti dan menerima kehadiran perawat/peneliti dengan
12.25
menandatangani surat informed consend
2. Melakukan pengkajian kepada klien dan keluarga.
Respon : keluarga dank lien kooperatif
3. Mengidentifikasi kegiatan jangka pendek dan panjang sesuai tujuan ( bekerja,
membersihkan rumah, menyapu, mengepel, sekolah)
Respon : Keluarga mengatakan kegiatan Ny.F sebagai ibu rumah tangga yaitu
membesihkan rumah, mengurus keluarga dan ibunya , kegiatan Tn.R selaku
kepala keluarga yaitu bekerja tetapi tidak setiap hari karena tidak memiliki
pekerjaan tetap, kegiatan Ny.A setelah mandi dan makan yaitu berdiam diri
didalam kamar , tidur dan bemain hp saja.
4. Mengidentifikasi sumber daya yang tersedia untuk memenuhi tujuan (sumber
daya dalam finansial/biaya, sumber daya mental/penerimaan terhadap keadaan
yang dihadapi)
Respon : Keluarga mengatakan sampai hari ini kesulitan dalam biaya untuk
pengobatan Ny.A dan kebutuhan untuk keluarganya. Rumah keluarga Ny.A
78

mendapat kontrakan dari pihak pemerintah.


5. Mengidentifikasi harapan pasien dan keluarga dalam pencapaian hidup
(Penerimaan dari keluarga besar, keadaan anggota keluarga membaik dan sehat
seperti semula)
Respon : Keluarga berharap anggota keluarga lainnya menerima sakit dari Ny.A dan
membantu dalam hal pengobatan.
79

Tabel 4.12 Implementasi Keperawatan Hari Ke 2

NO.DX KEP TGL/JAM IMPLMENTASI PARAF

D.0092 14 Juli 2022 1. Menjelaskan tujuan dan rencana lanjutan yang akan dilakukan pada hari ini
Respon: Keluarga dan klien kooperatif dan mau mengikuti rencana kegiatan
17.36
hari ini

2. Mengidentifikasi pemahaman keluarga tentang yang dialami anggota keluarga


Respon : keluarga memahami keadaan penyakit yang dialami Ny.A
3. Mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan terhadap dukungan social
( keluarga, masyarakat terdekat )
Respon : Keluarga mengatakan ingin mendapatkan dukungan dari keluarga lainnya
agar lebih ringan karena anak-anak Ny.A yang lain tidak pernah memberikan
dukungan hanya anak ke 1 terkadang mendukung, keluarga ingin mendapat
dukungan dari masyarakat sekitar.
4. Mengidentifikasi dampak situasi yang dialami terhadap peran dan hubungan
(masyarakat serta keluarga)
Respon : Keluarga mengatakan peran yang harus dikerjakan betambah dan
hubungan dengn keluarga lainnya tidak berjalan dengan baik, hubungan dengan
masyarakat sekitar cukup baik meski harus menutupi keadaan Penyakit Ny.A
5. Mengidentifikasi sistem pendukung yang tersedia
Respon : keluarga mengatakan yang mendukung hanya keluarga ini saja dan anak
80

ke-1 dari Ny.A terkadang saja.


6. Memotivasi keterlibatan dalam kegiatan sosial (Pertemuan keluarga besar,
perkumpulan masyarakat sekitar dan kegiatan sosial lainnya).
Respon: keluarga mengatakan hanya berkumpul dengan tetangga, sedangkan
Ny.A tidak pernah keluar rumah serta keluarga lainnya tidak berkeinginan
untuk bertemu dengan Ny.A.
81

Tabel 4.13 Implementasi Keperawatan Hari Ke 3

NO.DX KEP TGL/JAM IMPLMENTASI PARAF

D.0092 21 Juli 2022 1. Menjelaskan tujuan dan rencana lanjutan yang akan dilakukan pada hari ini
Respon: Keluarga dan klien kooperatif dan mau mengikuti rencana kegiatan hari
08.00
ini.
2. Mengantarkan klien dan keluarga untuk pengecekan VL dan dahak
Respon : klien tidak menolak dan besedia untuk melakukan VL
3. Melatih cara mengembangkan spiritual diri (beribadah, berdoa dan percaya
dengan tuhannya.
Repon : keluarga menjalankan ibadah sholat
Keluarga mengatakan terkadang sholatnya terlewat tapi langsung sholat diwaktu
lainnya, untuk Ny.A hanya sholat diwaktu awal sakit saja untuk saat ini tidak
sholat lagi.
82

Tabel 4.14 Implementasi Keperawatan Hari Ke 4

NO.DX KEP TGL/JAM IMPLMENTASI PARAF

D.0092 21 Juli 2022 1. Menjelaskan tujuan dan rencana lanjutan yang akan dilakukan pada hari ini
Respon: Keluarga dan klien kooperatif dan mau mengikuti rencana kegiatan hari
08.00
ini.
2. Menganjurkan mempertahankan hubungan (menyebutkan nama orang yang
dicintai)
Repon : keluarga mengatakan tetap berhubungan dengan keluarga Tn.R dan bapak
serta ke-6 saudara Ny.F , berbada dengan Ny.A yang tidak menghubungu anak-
anaknya karena ke-6 anaknya tidak mau berhubungan lagi.
83

4.1.7 Evaluasi Keperawatan

Tabel 4.15 Evaluasi Keperawatan Hari Ke 1

NO.DX KEP TGL/JAM EVALUASI PARAF

D.0092 13-07-2022 S:

1. Keluarga mengerti dan menerima kehadiran perawat/peneliti dengan


menandatangani surat informed consend.
2. keluarga dank lien kooperatif
3. Keluarga mengatakan sampai hari ini kesulitan dalam biaya untuk pengobatan
Ny.A dan kebutuhan untuk keluarganya.
4. Keluarga mengatakan kegiatan Ny.F sebagai ibu rumah tangga yaitu
membesihkan rumah, mengurus keluarga dan ibunya , kegiatan Tn.R selaku
kepala keluarga yaitu bekerja tetapi tidak setiap hari karena tidak memiliki
pekerjaan tetap, kegiatan Ny.A setelah mandi dan makan yaitu berdiam diri
didalam kamar , tidur dan bemain hp saja.
O:

1. Rumah keluarga Ny.A mendapat kontrakan dari pihak pemerintah.


2. Hasil instrument pengukuran ketidakberdayaan dari Ny.A=20, Ny.F= 32, dan
Tn.R= 32
3. Perkembangan dari kriteria hasil
84

a. Perasaan frustasi : Ny.A= 1, Ny.F=1 dan Tn.R=1


b. Perasaan diasingkan : Ny.A=1, Ny.F=2 dan Tn.R=2
c. Pernyataan malu : Ny.A= 1, Ny.F=1 dan Tn.R=1
d. Perasaan tertekan : Ny.A= 1, Ny.F=1 dan Tn.R=1
e. Pengasingan : Ny.A= 1, Ny.F=2 dan Tn.R=2
A : Masalah keperawatan ketidakberdayaan belum teratasi

P : Lanjutkan TUK

Perencanaan Tambahan : Lakukan kontrak waktu untuk kunjungan selanjutnya


85

Tabel 4.16 Evaluasi Keperawatan Hari Ke 2

NO.DX KEP TGL/JAM EVALUASI PARAF

D.0092 14-07-2022 S:

1. keluarga memahami keadaan penyakit yang dialami Ny.A


2. Keluarga dan klien kooperatif dan mau mengikuti rencana kegiatan hari ini
3. Keluarga mengatakan ingin mendapatkan dukungan dari keluarga lainnya agar
lebih ringan karena anak-anak Ny.A yang lain tidak pernah memberikan
dukungan hanya anak ke 1 terkadang mendukung, keluarga ingin mendapat
dukungan dari masyarakat sekitar.
4. keluarga mengatakan yang mendukung hanya keluarga ini saja dan anak ke-1
dari Ny.A terkadang saja.
5. keluarga mengatakan hanya berkumpul dengan tetangga, sedangkan Ny.A tidak
pernah keluar rumah serta keluarga lainnya tidak berkeinginan untuk bertemu
dengan Ny.A.
6. Keluarga mengatakan peran yang harus dikerjakan betambah dan hubungan
dengn keluarga lainnya tidak berjalan dengan baik, hubungan dengan
masyarakat sekitar cukup baik meski harus menutupi keadaan Penyakit Ny.A
O:

1. keluarga seperti menerima dengan terpaksa dengan keadaan Ny.A dan keadaan
keluarga saat ini .
86

2. Tujuan keluarga berkeinginan untuk memiliki pekerjaan tetap agar tidak


kesusahaan untuk kehidupan sehari-hari
3. Hasil instrument pengukuran ketidakberdayaan dari Ny.A=20, Ny.F= 32, dan
Tn.R= 32
4. Perkembangan dari kriteria hasil
a. Perasaan frustasi : Ny.A= 1, Ny.F=1 dan Tn.R=1
b. Perasaan diasingkan : Ny.A=1, Ny.F=2 dan Tn.R=2
c. Pernyataan malu : Ny.A= 1, Ny.F=1 dan Tn.R=1
d. Perasaan tertekan : Ny.A= 1, Ny.F=1 dan Tn.R=1
e. Pengasingan : Ny.A= 1, Ny.F=2 dan Tn.R=2

A : Masalah keperawatan ketidakberdayaan belum teratasi

P : Lanjutkan TUK

Perencanaan Tambahan : Lakukan kontrak waktu untuk kunjungan selanjutnya


87

Tabel 4.17 Evaluasi Keperawatan Hari Ke 3

NO.DX KEP TGL/JAM EVALUASI PARAF

D.0092 21-07-2022 S:
1. Keluarga dan klien kooperatif dan mau mengikuti rencana kegiatan hari ini.
2. Keluarga mengatakan terkadang sholatnya terlewat tapi langsung sholat diwaktu lainnya,
untuk Ny.A hanya sholat diwaktu awal sakit saja untuk saat ini tidak sholat lagi.
O:
1. klien tidak menolak dan besedia untuk melakukan VL
2. keluarga menjalankan ibadah sholat.
3. Hasil instrument pengukuran ketidakberdayaan dari Ny.A=20, Ny.F= 32
4. Perkembangan dari kriteria hasil
a. Perasaan frustasi : Ny.A= 1, Ny.F=1
b. Perasaan diasingkan : Ny.A=1, Ny.F=2
c. Pernyataan malu : Ny.A= 1, Ny.F=1
d. Perasaan tertekan : Ny.A= 1, Ny.F=1
e. Pengasingan : Ny.A= 1, Ny.F=2
A : Masalah keperawatan ketidakberdayaan belum teratasi
P : Lanjutkan TUK
Perencanaan Tambahan : Lakukan kontrak waktu untuk kunjungan selanjutnya
88

Tabel 4.18 Evaluasi Keperawatan Hari Ke 4

NO.DX KEP TGL/JAM EVALUASI PARAF

D.0092 21-07-2022 S:

1. Keluarga dan klien kooperatif dan mau mengikuti rencana kegiatan hari ini
2. keluarga mengatakan tetap berhubungan dengan keluarga Tn.R dan bapak serta
ke-6 saudara Ny.F , berbada dengan Ny.A yang tidak menghubungu anak-
anaknya karena ke-6 anaknya tidak mau berhubungan lagi.
O:

1. Hasil instrument pengukuran ketidakberdayaan dari Ny.A=20, Ny.F= 32


2. Perkembangan dari kriteria hasil
a. Perasaan frustasi : Ny.A= 1, Ny.F=1
b. Perasaan diasingkan : Ny.A=1, Ny.F=2
c. Pernyataan malu : Ny.A= 1, Ny.F=1
d. Perasaan tertekan : Ny.A= 1, Ny.F=1
e. Pengasingan : Ny.A= 1, Ny.F=2
A : Masalah keperawatan ketidakberdayaan belum teratasi

P : Lanjutkan TUK

Perencanaan Tambahan : Lakukan kontrak waktu untuk kunjungan selanjutnya


BAB 5

PEMBAHASAN

Merujuk pada teori dengan susunan Fakta, Teori, Opini. Pembahasan

Asuhan keperawatan pada Keluarga memiliki anggota keluarga menderita HIV

dengan masalah keperawatan Ketidakberdayaan di wilayah kerja Puskesmas

Kotakulon Kabupaten Bondowoso Tahun 2022. Pembahasan asuhan keperawatan

keluarga Ny.A yang meliputi Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Intervensi,

Implementasi dan Evaluasi.

5.1. Pengkajian

Hasil Penelitian Pada keluarga yang memiliki anggota keluarga menderita

HIV dengan ketidakberdayaan pada tanggal 13 Juli 2022 didapatkan subyektif

dari observasi langsung dari Keluarga Klien . Data subyektif berupa keluhan

terhadap fungsi afektif, sosial dan ekonomi dalam keluarga terganggu berupa

Fungsi afektif dalam keluarga tidak berfungsi karena tertekan dengan hadirnya

Ny.A dimana keluarga terpaksa untuk merawatnya, Fungsi sosial dalam keluarga

juga tidak berfungsi dimana keluarga menutupi keadaan Ny.A karena takut, malu

tetangga sekitar mengetahui keadaan Ny.A yang sakit , Fungsi ekonomi kurang

baik dimana Ny.F berhenti bekerja karena harus menjaga Ny.A dan Tn.R yang

tidak memiliki pekerjaan tetap serta tempat tinggal yang ditempati / dikontrakkan

diperoleh dari bantuan pemerintah, pola koping dalam keluarga yang tidak efektif

dengan memberikan dampak stressor yang dihadapi keluarga berupa keluarga

yang merasa tertekan dengan kehadiran Ny.A, takut tertular, keluarga merasa

malu serta takut terkucilkan jika tetangga mengetahui keadaan Ny.A , peran dalam

89
90

keluarga terganggu serta permasalahan ekonomi untuk mendukung pengobatan

dan kebutuhan sehari yang tidak dapat selalu terpenuhi setiap harinya.

Hasil instrument pengukuran ketidakberdayaan kepada keluarga dank lien

ditemukan hasil yang menunjukkann pada ketidakberdayaan kategori sedang yang

dijelaskan (Wilkinson,2007 dalam Pardede,2020) ketidakberdayaan yang dialami

klien terdapat 3 tingkatan dimana keluarga Ny.A masuk dalam tingkatan yang ke-

2 sedang dimana Klien mengalami ketergantungan pada orang lain yang dapat

mengakibatkan ititabilitas, ketidaksukaan, marah dan rasa bersalah. Klien tidak

melakukan praktik perawatan diri ketika ditantang. Klien tidak ikut memantau

kemajuan pengobatan. Klien menunjukkan ekspresi ketidakpuasan terhadap

ketidakmampuan melakukan aktivitas atau tugas sebelumnya. Klien menujukkan

ekspresi keraguan tentang performa peran.

Ketidakberdayaan disebabkan oleh kurangnya pengetahuan, ketidak

adekuatan koping sebelumnya (seperti : depresi), serta kurangnya kesempatan

untuk membuat keputusan (Carpenito, 2009). Faktor terkait ketidakberdayaan

menurut Doenges, Townsend, M, (2008) yaitu: 1) Kesehatan lingkungan:

hilangnya privasi, milik pribadi dan kontrol terhadap terapi. 2) Hubungan

interpersonal: penyalahgunaan kekuasaan, hubungan yang kasar. 3) Penyakit

yang berhubungan dengan rejimen: penyakit kronis atau yang melemahkan

kondisi.4) Gaya hidup ketidakberdayaan: mengulangi kegagalan dan

ketergantungan (Pardede,2020).

Menurut Pardede (2020), Faktor presipitasi dapat menstimulasi klien jatuh

pada kondisi ketidakberdyaan dipengaruhi oleh kondisi internal dan eksternal.

Kondisi internal dimana pasien kurang dapat menerima perubahan fisik dan
91

psikologis yang terjadi. Kondisi eksternal biasanya keluarga dan masyarakat

kurang mendukung atau mengakui keberadaannya yang sekarang terkait dengan

perubahan fisik dan perannya. Sedangkan durasi stressor terjadi kurang lebih 6

bulan terakhir, dan waktu terjadinya dapat bersamaan, silih berganti atau hampir

bersamaan, dengan jumlah stressor lebih dari satu dan mempunyai kualitas yang

berat. Hal tersebut dapat menstimulasi ketidakberdayaan bahkan memperberat

kondisi ketidakberdayaan yang dialami oleh klien. Faktor presipitasi meliputi

biologis seperti Menderita suatu penyakit dan harus dilakukan terapi tertentu,

Program pengobatan yang terkait dengan penyakitnya (misalnya jangka panjang,

sulit dan kompeks), Psikologis seperti 1) Perubahan gaya hidup akibat menderita

penyakit kronis 2) Tidak dapat menjalankan pekerjaan, hobi, kesenangan dan

aktivitas sosial yang berdampak pada keputusasaan. 3) Perasaan malu dan rendah

diri karena ketidakmampuan melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari akibat

tremor, nyeri, kehilangan pekerjaan. 4) Konsep diri: gangguan pelaksanaan peran

karena ketidakmampuan melakukan tanggung jawab peran, sosial budaya seperti

Kehilangan pekerjaan dan penghasilan akibat kondisi kesehatan atau

kehidupannya yang sekarang.

Peneliti berpendapat bahwa keluarga yang mengalami ketidakberdayaan

dapat mengakibatkan faktor ekonomi keluarga yang bergantung terhadap orang

lain/pemerintah, keluarga yang merasakan malu tetangga sekitar mengetahui

keadaan Ny.A yang sakit, tidak mampu melakukan aktivitas sebelumnya, merasa

tertekan dengan hadirnya Ny.A dimana keluarga terpaksa untuk merawatny, Ny.A

yang merasa cemas dan merasa sedih dengan keadaannya saat ini dan peran dalam

keluarga yang terganggu. Kejadian ini dapat mengakibatkan keluarga yang


92

memiliki anggota keluarga menderita HIV dengan masalah ketidakberdayaan oleh

karena itu tindakan keperawatan terhadap keluarga dan klien.

5.2. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan hasil penelitian setelah dilakukan pengkajian yang ditemukan

data subyektif dan obyektif keluarga bergantung terhadap orang lain, Keluarga

merasa malu, tidak mampu melakukan aktivitas sebelumnya, merasa tertekan dan

hasil instrument pengukuran ketidakberdayaan.

Batasan karakteristik ketidakberdayaan SDKI (2017) yaitu :Menyatakan

frustasi atau tidak mampu melaksanakan aktivitas sebelumnya, Bergantung pada

orang lain, Merasa diasingkan, Menyatakan keraguan tentang kinerja peran,

Menyatakan kurang kontrol, Menyatakan rasa malu, Merasa tertekan (depresi),

Tidak berpartisipasi dalam perawatan dan Pengasingan.

Berdasarkan opini pada permasalahan yang dialami keluarga Ny.A sesuai

dengan diagnosa keperawatan serta batasan karakteristik ketidakberdayaan teori

SDKI (2017), sehingga penulis memprioritaskan masalah utama yaitu

ketidakberdayaan . Sehingga untuk kasus keluarga Ny.A merumuskan anggota

keluarga yang menderita HIV dengan masalah ketidakberdayaan.

5.3. Intervensi Keperawatan

Dalam penelitian ini menggunakan 2 intervensi utama yang didalamnya

terdapat beberapa aktivitas antara lain: 1. Promosi harapan a) Identifikasi kegiatan

jangka pendek dan panjang sesuai tujuan, b) Identifikasi kemampuan yang

dimiliki, c) Identifikasi pemahaman proses penyakit, d) Identifikasi sumber daya

yang tersedia untuk memenuhi tujuan, e) Identifikasi dampak situasi terhadap


93

peran dan hubungan,f) Diskusikan konsekuensi tidak menggunakan rasa bersalah

dan rasa malu, g) Motivasi terlibat dalam kegiatan sosial, h) Motivasi

mengidentifikasi sistem pendukung yang tersedia, i) Motivasi terlibat dalam

kegiatan sosial, j) Motivasi mengidentifikasi sistem pendukung yang tersedia, k)

Anjurkan membuat tujuan yang lebih spesifik, l) Latih mengembangkan penilaian

obyektif. 2. Promosi Koping a) Identifikasi harapan pasien dan keluarga dalam

pencapaian hidup, b) Pandu mengingat kembali kenangan yang menyenangkan, c)

Kembangkan rencana perawatan yang melibatkan tingkat pencapaian tujuan

sederhana sampai dengan kompleks, d) Anjurkan mengungkapkan perasaan

terhadap kondisi dengan realistis, e) Anjurkan mempertahankan hubungan (mis.

menyebutkan nama orang yang dicintai), d) Latih menyusun tujuan yang sesual

dengan harapan, f) Latih cara mengembangkan spiritual diri, g) Anjurkan

mempertahankan hubungan terapeutik dengan orang lain.

Salah satu masalah kesehatan yang sangat penting adalah tentang penyakit.

Dengan menggunakan metode Epidemiologi dapatlah diterangkan Riwayat

Alamiah Perkembangan Suatu Penyakit (Natural History of Disease).

Pengetahuan tentang perkembangan alamiah ini amat penting dalam

menggambarkan perjalanan suatu penyakit. Dengan pengetahuan tersebut dapat

dilakukan berbagai upaya untuk menghentikan perjalanan penyakit sedemikian

rupa sehingga penyakit tidak sampai berkelanjutan. Manfaat / peranan

Epidemiologi dalam menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit adalah

melalui pemanfaatan keterangan tentang frekwensi dan penyebaran penyakit

terutama penyebaran penyakit menurut waktu. Dengan diketahuinya waktu

muncul dan berakhirnya suatu penyakit, maka dapatlah diperkirakan


94

perkembangan penyakit tersebut. Dapat Menerangkan Keadaan Suatu Masalah

Kesehatan (Ismah, 2018).

Tahap sehat-sakit keluarga terutama pada tahap penyesuaian atau

penyembuhan sakit meliputi, penyakit serius dan kronis dari seorang anggota

keluarga, keseriusan ketidakmampuan, sentralisasi dalam unit keluarga, dan

keluarga mempunyai peran yang bersifat mendukung selama masa penyembuhan

dan pemulihan (Jhonson dan Lenny, 2010).

Keluarga sangat berperan penting dalam kehidupan pasien sehingga

mempengaruhi tinggi rendahnya kualitas hidup mereka. Keluarga di dalam

masyarakat memiliki kelas sosial dimana terdapat lapisan sosial bawah,

menengah, dan atas. Setiap lapisan sosial berbeda antara satu sama lain dan salah

satu yang membedakannya adalah status sosioekonomi. Seseorang dengan status

sosioekonomi tinggi lebih mampu untuk memiliki segalanya daripada seseorang

dengan status sosioekonomi rendah. Seseorang memiliki status sosioekonomi

tinggi apabila mereka memiliki pekerjaan,pendidikan, ilmu pengetahuan yang

luas, kekayaan, politis, keturunan, dan agama(Soekanto, 2012 dalam Safitrih,

2020).

Freud mengatakan dalam karyanya yang dikutip oleh Notoatmodjo (2010)

beliau menyatakan bahwa perilaku manusia ditentukan oleh kepribadiannya ,

perilaku manusia akan menyesuaikan dengan realitas (aspek psikologis), dan

dikendalikan oleh norma-norma sosial (aspek sosiologis), yang adalah juga hati

nurani manusia, sedangkan menurut konsepbehaviorisme meyakini bahwa seluruh

perilaku manusia kecuali insting adalah hasil dari belajar (Notoatmodjo, 2010

dalam Riwayati dkk, 2015) Hubungan keluarga dengan klienStatus hubungan


95

keluarga akan mempengaruhi bagaimana orang tersebut berinteraksi dengan

anggota keluarga yang sedang sakit. Orang tua khususnya ibu memiliki ikatan

emosional yang sangat tinggi dibandingkan anggota keluarga yang lain, karena ia

merasa telah mengandung menyusui, dan merawat dari bayi sampai besar. Pada

penelitian ini hanya membedakan status hubungan sebagi orang tua dan bukan

orang tua, dan tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara status hubungan

keluarga dengan kemampuan merawat ODHA.

Menurut Olson dan Walsh dalam Rina dkk 2013, fleksibitas peran adalah

satu dari dimensi utama adaptasi keluarga. Keluarga harus mampu beradaptasi

terhadap perubahan perkembangan dan lingkungan. Ketika keluarga berhasil

mengatasi, keluarga mampu memelihara suatu keseimbangan dinamik antara

perubahan dan stabilitas (Friedman, 2010).

Keluarga sebagai support system yang utama dibutuhkan untuk

mengembangkan koping yang efektif untk beradaptasi menghadapi stressor terkait

penyakit, baik fisik, psikologis maupun sosial. Dukungan keluarga terdiri dari

dukungan informatif, penghargaan, instrumental dan emosional. Kecenderungan

dukungan keluarga yang adekuat terbukti dapat menurunkan angka mortalitas,

lebih mudah sembuh dari sakit, fungsi kognitif, fisik dan kesehatan emosi

(Friedmen 1998 dalam setiadi,2008 dalam budiarti 2016).

Koping keluarga adalah proses aktif saat keluarga memamfaatkan sumber

keluarga yang ada dan mengembangkan perilaku serta sumber baru yang akan

memperkuat unit keluarga dan mengurangi dampak peristiwa hidup penuh stres.

McCubbin,1979 dalam Friedman,1998).


96

Agar dapat tetap menciptakan suasana kondusif dalam keluarga peran

keluarga sangat penting, dengan strategi koping keluarga menurut Pearlin dan

Schooler (Andarmoyo, 2012) sebaiknya anggota keluarga memiliki tiga hal yaitu

respon koping normatif diantaranya yang pertama, mengubah situasi yang penuh

dengan stres, yaitu dengan cara langsung mengatasi ketegangan dalam hidup

contohnya segera membawa pasien ke rumah sakit. Kedua taktik mengontrol

makna dari masalah, hal ini didapat dari pengenalan dan makna dari pengalaman

menentukan luasnya ancaman yang ditimbulkan oleh pengalaman tersebut,

contohnya bila pasien masih mendapat kesembuhan keluarga wajib berpartisipasi

dalam menjaga pola makan dan hal lain yang dapat menunjang kesehatan pasien

stroke. Hal yang ke tiga yaitu mekanisme secara esensial untuk mengakomondasi

dan mengatur stres yang ada, dalam hal ini bukan untuk menghadapi masalah

stresor itu sendiri, contohnya dengan penerimaan keluarga terhadap anggota

keluarga yang sakit.

Basavaraj, Navya, & Rashmi (2010) meneliti bahwa spiritualitas adalah

kontributor penting bagi kesejahteraan pasien HIV, yang dianggap sebagai

jembatan antara keputusasaan dan kebermaknaan dalam kehidupan.Mendekatkan

diri kepada Tuhan adalah salah satu indikasi adanya kualitas spiritual yang tinggi

pada pasien HIV/AIDS. Kesadaran akan adanya kekuatan tertinggi yang

bersumber dari Tuhan menyebabkan penderita HIV/AIDS lebih mendekatkan diri

kepadaNya (Sugiyanto, Tarigan, & Kusumaningsih, 2018 dalam Ramadani dkk

2021)

Menurut opini peneliti, intervensi yang dibuat oleh peneliti ada 21

intervensi. Intervensi yang diambil telah mengacu pada teori SIKI ( Standar
97

Intervensi Keperawatan Indonesi ) yaitu ada 19 intervensi, kemudian peneliti

mencoba menambahkan 2 intervensi yaitu : h) bina hubunga n saling percaya

terhadap keluarga dank lien, i) kontrak waktu pertemuan selanjutnya. Tujuan dari

ke 21 intervensi adalah mengetahui pemahaman keluarga mengenai penyakit yang

diderita salah satu anggota keluarga yaitu HIV yang sejalan dengan teori menurut

(Ismah, 2018) tentang proses penyakit / epidemologi, Dengan pengetahuan

tersebut dapat dilakukan berbagai upaya untuk menghentikan perjalanan penyakit

sedemikian rupa sehingga penyakit tidak sampai berkelanjutan.

Peneliti berpendapat bahwa tujuan pengidentifikasi sumber daya dalam

keluarga sebagai peningkatan kualitas hidup dalam keluarga sesuai, tujuan dari

adanya sistem pendukung yaitu dukungan keluarga mengenai kejadian yang

dialami oleh keluarga saat ini untuk mempertahankan hubungan dengan keluarg

lainnya, latihan spiritu terhadap keluarga dapat mengurangi berbagai beban yang

dihadapi oleh keluarga dank lien saat ini.

5.4. Implementasi Keperawatan

Implementasi yang dapat kami terapkan pada keluarga Ny.A tidak semua

dapat dilakukan, dari 19 intervensi keperawatan yang di rencanakan dan 2

penambahan intervensi oleh penulis yang dapat dilaksanakan hanya 9 intervensi

dalam kurun waktu 4 kali kunjungan. Menurut Padila, (2012). Pelaksanaan atau

implemetasi adalah serangkaian tindakan perawat pada keluarga

berdasarkan perencanaan sebelumnya.

Dalam pelaksanaan implementasi kunjungan pertama sampai kunjungan

keempat dilakukan : 1.mengidentifikasi kegiatan jangka pendek dan jangka

panjangan sesuai tujuan (bekerja, memebersihkan rumah, menyapu, mengepel dan


98

sekolah), 2. mengientifikasi sumber daya yang tersedia untuk memenuhi tujuan

(sumber daya dalam finansial/biaya, sumberdaya mental/peneriman terhadap

keadaaan yang dihadapi), 3. mengidentifikasi harapan pasien dan keluarga dalam

pencapaian hidup (penerimaan dari keluarga besar, keadaan anggota keluarga

membaik dan sehat seperti semula), 4. Mengidentifikasi pemahaman keluarga

tentang yang dialami anggota keluargaMengidentifikasi kebutuhan dan keinginan

terhadap dukungan social ( keluarga, masyarakat terdekat ), 5. Mengidentifikasi

dampak situasi yang dialami terhadap peran dan hubungan (masyarakat serta

keluarga), 6. Mengidentifikasi sistem pendukung yang tersedia, 7. Memotivasi

keterlibatan dalam kegiatan sosial (Pertemuan keluarga besar, perkumpulan

masyarakat sekitar dan kegiatan sosial lainnya), 8. Melatih cara mengembangkan

spiritual diri (beribadah, berdoa dan percaya dengan tuhannya, 9. Menganjurkan

mempertahankan hubungan (menyebutkan nama orang yang dicintai). .

Permasalahan ketidakberdayan yang diawali dengan penopangan beban

pada psikologis, beban sosial dan beban ekonomi yang tidak ditangani dapat

menciptakan permasalahn baru berupa perasaan frustasi, putus asa, menarik diri,

perasaan terasingkan, depresi, stress, isolasi sosial seiring berjalannya waktu dapat

menyebabkan resiko bunuh diri (Wahyudi, dkk.2020).

Menurut Townsend (2009), ketidakberdayaan dimana individu dengan

kondisi depresi, apatis dan kehilangan kontrol yang di ekspresikan oleh individu

baik verbal maupun non verbal. Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatas

ketidakberdayaan adalah mengenali dan mengekspresikan ekspresi, memodifikasi

pola kognitif yang negatif (latihan berfikir positif), berpartisipasi dalam

mengambil keputusan yang berkaitan dengan perawatan dan termotivasi untuk


99

aktif mencapai tujuan realistis (Standar Asuhan Keperawatan, 2011). Jika terus

dibiarkan ketidakberdayaan akan berujung pada keputusasaan

Hasil penelitian ditemukan bahwa implementasi dari kunjungan pertama

sampai kunjungan keempat tidak berjalan dengan lancar, sesuai dengan analisis

dan teori yang ada bahwa pada hari pertama pengkajian bersama dengan

kunjungan puskesmas keluarga menerima kehadiran peneliti, pada kunjungan

kedua banyak sekali hal yang ditakuti oleh keluarga disaat akan didatangi atau

bertemu dengan hal ini dilakukan konsultasi melaluli via telefon, pada kontrak

waktu yang ditentukan keluarga dengan berbagai keluhan dan sikap ditunjukkan

untuk menolak kehadiran peneliti dengan kurun waktu cukup lama, pada

kunjungan ketiga dilakukan pada saat pengadaan pengecekan VL di puskesmas

yang membuat keluarga menerima kehadiran peneliti dan pada kunjungan

keempat dapat dilakukan dengan izin keluarga disaat mengantarkan obat resepan

dari puskesmas dengan keluhan untuk tidak selalu berkunjung beralasan takut

orang sekitar mencurigai sakit yang diderita oleh anggota keluarga.

5.5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi dari 4 kali kunjungan ditemukan bahwa perasaan frustasi yang

dialami keluarga pada kunjungan pertama bernilai sangat rendah yaitu 1, pada

kunjungan kedua, ketiga dan keempat perasaan frustasi bernilai tetap yaitu nilai 1

tidak terdapat peningkatan.

Evaluasi pada perasaan diasingkan yang dialami keluarga pada kunjungan

pertama bernilai 1 pada Ny.A dan nilai 2 pada Tn.R dan Ny.F, pada kunjungan
100

kedua, ketiga dan keempat perasaan frustasi bernilai tetap yaitu bernilai 1 pada

Ny.A dan nilai 2 pada Tn.R dan Ny. F tidak terdapat peningkatan.

Evaluasi pada perasaan malu yang dialami keluarga pada kunjungan

pertama bernilai 1, pada kunjungan kedua, ketiga dan keempat perasaan frustasi

bernilai tetap yaitu nilai 1 tidak terdapat peningkatan.

Evaluasi pada perasaan pengasingan yang dialami keluarga pada

kunjungan pertama bernilai 1, pada kunjungan kedua, ketiga dan keempat

perasaan frustasi bernilai tetap yaitu nilai 1 tidak terdapat peningkatan.

Evaluasi pada pengasingan yang dialami keluarga pada kunjungan pertama

bernilai 1 pada Ny.A dan nilai 2 pada Tn.R dan Ny.F, pada kunjungan kedua,

ketiga dan keempat perasaan frustasi bernilai tetap yaitu bernilai 1 pada Ny.A dan

nilai 2 pada Tn.R dan Ny. F tidak terdapat peningkatan.

Terdapat evaluasi tambahan pada hasil instrument pengukuran ketidak

berdayaan kepada keluarga Ny.A, ditemukn hasil ketidakberdayaan keluarga yang

tidak terdapat peningkatan dari kunjungan pertama sampai kunjungan keempat

yang tetep menyatakan bahwa keluarga mengalami ketidakberdayaan .

Instrumen merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan

penelitian, yang dibutuhkan dalam mendukung ketepatan rancangan penelitian.

Instumen sebagai pengukur variabel penelitian memegang peranan penting dalam

usaha memperoleh informasi yang akurat dan terpercaya. Bahkan validitas hasil

penelitian sebagian besar sangat tergantung pada kualitas instrumen pengumpulan

datanya. Oleh karena itu, peneliti sebaiknya memahami tentang konsep instrumen

dan proses yang dibutuhkan dalam melaksanakan instrumen tersebut


101

Menurut Hurlock (1994) aspek-aspek yang mempengaruhi penerimaan diri

yaitu:

1) Sifat percaya diri serta menghargai dirinya sendiri. Individu mempunyai

kepercayaan diri yang baik, menghargai diri sendiri dan mampu mengerjakan

atau menyelesaiakan sesuatu.

2) Menerima kritikan dari orang lain.Individu yang memiliki keadaan

psikologis yang baik akan terbuka dan bersedia menerima kritik dan saran

dari orang lain.

3) Menilai dan mengoreksi kelemahan diri sendiri Individu dengan penilaian

realistis biasanya dapat mengoreksi dan menilai dirinya sendiri. Kritik pada

diri sendiri yang berdasarkan keinginan untuk memperbaiki tingkah laku

merupakan suatu bentuk penerimaan diri. Individu ini akan lebih mampu

untuk menerima keadaan diri yang menyangkut dengan kesehatan serta

kenyataan kenyataan realistis lainnya.

4) Jujur pada diri sendiri dan orang lain Individu yang memiliki kejujuran

pada diri sendri dan orang lain akan melihat kekurangan yang terjadi pada

dirinya dengan rasa humor.

5) Merasa nyaman dengan diri sendiri Individu yang merasa nyaman dengan

diri sendiri akan lebih mudah untuk menerima keadaan dirinya, karena

individu biasanya dapat mengontrol emosinya.

6) Dapat memanfaatkan kemampuan pribadi dengan efektif Individu yang

dapat memanfatkan kemampuan dirinya dengan sangat baik.

7) Mandiri serta serta memiliki prinsip

8) Bangga menjadi diri sendiri.


102

Menurut Rohmah & Walid (2018) tahap penilaian atau evaluasi adalah

perbandingan yang sistematis dan terencana tentang kesehatan keluarga dengan

tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara bersinambungan dengan

melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Tujuan evaluasi adalah untuk

melihat kemampuan keluarga dalam mencapai tujuan.

Peneliti berpendapat bahwa untuk menentukan hasil tindakan keperawatan

kepada keluarga yang mengalami ketidakberdayaan yang telah diberikan,

mengacu pada tujuan umum dan tujuan khusus yang ada pada perencanaan, dan

pada kasus keluarga Ny.A hanya dilakukan selama 4 kali kunjungan tidak dapat

teratasi dikarenakan beberapa faktor salah satunya terapi yang diberikan hanya

terapi generalis, faktor berikutnya intervensi dilakukan kepada semua nggota

keluarga dengan waktu yang cukup singkat berbeda dengan penelitian yang

dilakukan oleh (Niman S, dkk. 2014) kepada 1 pasien saja dengan terapi generalis

dan spesialis dapat teratasi dengan 2 kali kunjungan saja. Keluarga tetap

mengalami frustasi dengan keadaan yang dihadapi, merasa diasingkan, keluarga

merasa malu, merasa tertekan dan mengalami pengasingan sehingga masalah

ketidakberdayaan belum teratasi.


103

BAB 6

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Asuhan keperawatan pada keluarga yang memiliki anggota keluarga

menderita HIV dengan masalah keperawatan ketidakberdayan.

6.1.1 Pengkajian

Pengkajian keperawatan tidak semua data dari klien dapat ditemukan

sesuai dengan teori karena hal tersebut di sesuaikan dengan kondisi klien

6.1.2 Diagnosa Keperawatan

Penyusunan diagnosa keperawatan yang kami terapkan dengan Ny.S

telah sesuai dengan teori.

6.1.3 Intervensi

Perencanaan tindakan keperawatan ada penambahan intervensi karena

untuk lebih memudahkan hubungan saling percaya antara klien dan perawat serta

bertujuan untuk melengkapi intervensi yang ada dalam teori.

6.1.4 Implementasi

Mengimplementasikan tindakan keperawatan pada keluarga dari

kunjungan pertama sampai kunjungan ketujuh berjalan sesuai dengan intervensi

yang di rencanakan. keluarga dan Ny.A menunjukkan perubahan perilaku

ketidakberayaan.

5.1.5 Evaluasi

Dalam mengevaluasi hasil Ketidakberdayaan pada masalah yang dialami

keluarga yang memiliki anggota keluarga menderita HIVbelum teratasi sebagian


104

dikarenakan melihat keadaan Ny.A yang kurang baik namun keluarga dan klien

kooperatif dan menerima perawat dengan baik.

6.2 Saran

6.2.1 Bagi Responden

Klien diharapkan melakukan pemeriksaan yang rutin, meminum obat yang

teratur, dan selalu menerapakan manajemen kesehatan yang baik, mengkonsumsi

makanan secara teratur agar imun tubuh tetap kuat.

6.2.2 Bagi Keluarga

Keluarga di harapkan mampu mengambil keputusan yang tepat dan selalu

memberikan motivasi kepada klien agar klien terus bersemngat untuk sembuh

dari penyakitnya, dan meningkatkan keberdayaan pada keluarga sendiri.

6.2.3 Bagi Peneliti

Hasil penelitian yang telah di lakukan diharapkan dapat di gunakan untuk

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam pemberian asuhan

keperawatan pada keluarga yang memiliki anggota keluarga menderita HIV

dengan masalah keperawatan ketidakberdayan..

6.2.4 Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan bisa menjadi bahan bacaan mahasiswa keperawatan untuk

menambah wawasan dan sebagai acuan atau referensi asuhan keperawatan

keluarga khususnya pada keluarga yang memiliki anggota keluarga menderita

HIV dengan masalah keperawatan ketidakberdayaan.


DAFTAR PUSTAKA

Afriniani dini. 2022. Pendidikan seks bagi remaja. Jawa tengah, Penerbit Nem

Alamsyah Agus dkk. 2020. Mengkaji HIV/AIDS dari Teoritik hingga Praktik.

Indramayu – Jawa barat, CV. Adam abimata

Arfan, I., Hadisaputro, S., & Anies. (2015). Risk Factors of Hiv and Aids Events

in Adolescents 14-24 Years. Jurnal Borneo Akcaya, 2(1), 1–6.

zhttps://doi.org/10.51266/borneoakcaya.v2i1.82

Armiyati, Y., Rahayu, D. A., & Aisah, S. (2015). Manajemen masalah

psikososiospiritual pasien hiv/aids di kota semarang. Nuha Medika.

Jogjakarta

Barus, D. J., Simamora, M., Pardede, J. A., & Simanjuntak, G. V. (2020). Beban

Keluarga sebagai Caregiver Orang dengan HIV/AIDS. Jurnal Kesehatan,

11(3), 442. https://doi.org/10.26630/jk.v11i3.2278

Harnilawati, S. K. N. (2013). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga.

Retrieved from https://books.google.co.id/books?id=Ta3GAwAAQBAJ

Herbawani, C. K., & Erwandi, D. (2020). Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Dengan Perilaku Pencegahan Penularan Human Immunodeficiency Virus

(Hiv) Oleh Ibu Rumah Tangga Di Nganjuk, Jawa Timur. Jurnal Kesehatan

Reproduksi, 10(2), 89–99. https://doi.org/10.22435/kespro.v10i2.2085

Hidayati Nurul dkk, 2019. Menejemen HIV/ AIDS. Surabaya, Airlangga

University press

Karlina lilis. (2020). Fenomena Terjadinya Kenaklan Remaja. Jurnal Edukasi

Nonformal Salatiga, 2715-2634.

105
106

Kurniawati. (2018). Studi Kasus Penderita HIV / AIDS yang dirawat dengan

Penyulit Tuberculosis Paru. Jurnal EDUNursing, 2(2), 15–27.

Nur Kholifah siti, dkk. (2016). Modul Keperawatan Keluarga dan Komunitas.

Jakarta Selatan, Pusdik SDM Kesehtan.

Padila. (2012). Buku Ajar : Keperawatan Keluarga dilengkapi aplikasi kasus

PPNI.(2017).Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI).Jakarta.DPP

PPNI

PPNI.(2018).Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI).Jakarta.DPP.PPNI

PPNI.(2018).Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI).Jakarta.DPP.PPNI

Pratiwi, N. L., & Basuki, H. (2011). Hubungan karakteristik remaja terkait risiko

penularan HIV-AIDS dan Perilaku Seks Tidak Aman di Indonesia. Buletin

Penelitian Sistem Kesehatan, 14(4), 346–357.

Siregar deborah, dkk. 2021. Dasar-Dasar Dokumentasi Keperawatan . Sumatera

Utara, Yayasan Kita Menulis

Siregar, D., Manurung, E. I., Sihombing, R. M., Pakpahan, M., Sitanggang, Y. F.,

Rumerung, C. L. others. (2020). Keperawatan Keluarga. Retrieved from

https://books.google.co.id/books?id=l0QQEAAAQBAJ

Wahyudi, U., & Burnamajaya, B. (2020). Konsep Diri dan Ketidakberdayaan

Berhubungan dengan Risiko Bunuh Diri pada Remaja yang Mengalami

Bullying. Jurnal Keperawatan Jiwa, 8(1), 1.

https://doi.org/10.26714/jkj.8.1.2020.1-8

Widayati, D., Hayati, F., & Chotijah, N. (2018). Family Acceptance Dan Tingkat

Stres Pasien HIV. Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, 5(2), 364–369.


107

Lampiran 1 . Rencana Jadwal Kegiatan


RENCANA KEGIATAN PENELITIAN
TAHUN 2021/2022
URAIAN KEGIATAN Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November
2022 2022 2022 2022 2022 2022 2022 2022 2022 2022
2022

Konsultasi Judul/ACC

Pengambilan Informasi Data

Bimbingan Proposal KTI

Ujian Proposal KTI

Penelitian

Pengumpulan Data KTI

Bimbingan dan Konsultasi


KTI

Sidang KTI

Revisi
108

Lampiran 2. Kegiatan Asuhan Keperawatan

KEGIATAN KUNJUNGAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA YANG MEMILIKI ANGGOTA KELUARGA MENDERITA HIV DENGAN

MASALAH KEPERAWATAN KETIDAKBERDAYAAN DI KELURAHAN KOTAKULON

KECAMATAN BONDOWOSO KABUPATEN

BONDOWOSO TAHUN 2022.

Nama : Lutfiaturrahmah
NIM : 19037140029

KUNJUNGAN
NO. RENCANA TINDAKAN
H1 H2 H3 H4 H5 H6 H7

Pengkajian

Promosi Koping

Identifikasi kegiatan jangka pendek dan panjang sesuai tujuan


1.
Identifikasi kemampuan yang dimiliki
2.
Identifikasi pemahaman proses penyakit
3.
Identifikasi kebutuhan dan keinginan terhadap dukungan sosial
4.
Identifikasi sumber daya yang tersedia untuk memenuhi tujuan
5.
109

Identifikasi dampak situasi terhadap peran dan hubungan


6.
Diskusikan konsekuensi tidak menggunakan rasa bersalah dan rasa
7. malu

Motivasi terlibat dalam kegiatan sosial Motivasi mengidentifikasi


8. sistem pendukung yang tersedia

Motivasi terlibat dalam kegiatan sosial Motivasi mengidentifikasi


9. sistem pendukung yang tersedia

Anjurkan membuat tujuan yang lebih spesifik


10.
Latih mengembangkan penilaian obyektif
11.
Promosi Harapan

1. Identifikasi harapan pasien dan keluarga dalam pencapaian hidup

Sadarkan bahwa kondisi yang dialami memiliki nilai penting


2. Pandu mengingat kembali kenangan yang menyenangkan

Kembangkan rencana perawatan yang melibatkan tingkat


3. pencapaian tujuan sederhana sampai dengan kompleks

Anjurkan mengungkapkan perasaan terhadap kondisi dengan


4. realistis

5. Anjurkan mempertahankan hubungan (mis. menyebutkan nama


110

orang yang dicintai)

Latih menyusun tujuan yang sesual dengan harapan


6.
Latih cara mengembangkan spiritual diri Latih cara mengenang
7. dan menikmati masa lalu (mis. prestasi, pengalaman)

Anjurkan mempertahankan hubungan terapeutik dengan orang lain


8.

Keterangan : Kotak Hitam : Kunjung


111

Lampiran 3. Informed Consent Keluarga

PENJELASAN PENELITIAN

BAGI KLIEN DAN KELUARGA

1. Judul Penelitian

Asuhan Keperawatan pada Keluarga yang memiliki anggota keluarga

menderita HIV Dengan Masalah Keperawatan Ketiakberdayaan Di Kelurahan

Kotakulon Kecamatan Bondowoso Kabupaten Bondowoso Tahun 2022

2. Tujuan Penelitian

Melaksanakan Asuhan Keperawatan pada Keluarga yang memiliki anggota

keluarga menderita HIV Dengan Masalah Keperawatan Ketiakberdayaan Di Kelurahan

Kotakulon Kecamatan Bondowoso Kabupaten Bondowoso Tahun 2022

3. Perlakuan yang diterapkan pada klien dan keluarga

Pada studi kasus ini dilakukan Asuhan Keperawatan pada Keluarga yang

memiliki anggota keluarga menderita HIV Dengan Masalah Keperawatan

Ketiakberdayaan Di Kelurahan Kotakulon Kecamatan Bondowoso Kabupaten

Bondowoso Tahun 2022

4. Hak untuk mengundurkan diri

Keikutsertaan klien dan keluarga dalam penelitian ini bersifat sukarela. Klien

dan keluarga berhak mengundurkan diri kapanpun, tanpa menimbulkan konsekuensi

yang merugikan.
112

5. Adanya insentif untuk klien dan keluarga

Oleh karena keikutsertaan klien dan keluarga bersifat sukarela, tidak ada

insentif berupa yang akan diberikan. Tetapi klien dan keluarga berhak mendapatkan

informasi atau konsultasi kesehatan terkait penyakit yang diderita.

Data pribadi dan pengisian kuesioner akan dijamin kerahasiaaannya. Jika

terdapat pertanyaan tentang penelitian ini dan bila masih memerlukan penjelasan, anda

dapat menghubungi peneliti (Lutfiaturrahmah) dengan telepon (0831-1154-6974)


113

Lampiran 4. Informed Consent


114

Lampiran 5. Format Asuhan Keperawatan Keluarga

U N I V E R S I T A S B O N D O W O S O
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
Jalan Dipenogoro No.247
Tlp/Fax(0332)433015Bondowoso

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

Nama Puskesmas No. Register

Nama Perawat Tanggal Pengkajian

DATA KELUARGA
Nama Kepala Bahasa sehari-hari
Keluarga
Alamat Rumah Yankes terdekat, Jarak
&Telp
Pekerjaan Alat transportasi

Agama &Suku Status Kelas Sosial

DATA ANGGOTA KELUARGA


N Nama Hub U J S Pendidi Pekerj Status TTV Status
o dgn si K u kan aan Gizi (TD, N, Imuni
KK a k terakhir Saat (TB, BB, S, P) sasi
u Ini BMI) Dasar
TD: TD:
BB: N:
BMI S:
P:
TD: TD:
BB: N:
BMI S:
P:
TD: TD:
BB: N:
BMI S:
P:
TD: TD:
115

BB: N:
BMI S:
P:
TD: TD:
BB: N:
BMI S:
P:
LANJUTAN
Status Kesehatan RiwayatPenyakit/
No Nama Alat Bantu/ Protesa
Saatini Alergi

B. TAHAP DAN RIWAYAT PERKEMBANGAN KELUARGA


Tahap Perkembangan Keluarga Saat ini
Tugas Keluarga :
Dapat Dijalankan Tidak Dapat Dijalankan
Bila Tidak Dijalankan, Sebutkan : ..........................................................
C. STRUKTUR KELUARGA
Pola Komunikasi :
Baik Disfungsional
Peran Keluarga :
Tidak Ada Masalah Ada Masalah
Nilai/Norma Keluarga :
Tidak Ada Konflik Nilai Ada Konflik
Pengambilan Keputusan ...............................................................................
D. FUNGSI KELUARGA
Fungsi Afektif :
Berfungsi Tidak Berfungsi
Fungsi Sosial :
Berfungsi Tidak Berfungsi
Fungsi Ekonomi :
116

Berfungsi Tidak Berfungsi


E. POLA KOPING KELUARGA
Mekanisme Koping
Efektif Tidak Efektif
Stressor yang dihadapi keluarga ....................................................................
Sumber Koping :
117

DATA PENUNJANG KELUARGA


Rumah dan Sanitasi Lingkungan PHBS Di Rumah Tangga
 Kondisi Rumah  Jika ada ibu nifas, Persalinan
Type rumah : permanen/Semi/Tidak ditolong oleh tenaga kesehatan :
permanen* Ya/ Tidak*
……………………………………… ………………………………………
……………………………………… ………………………………………
……………………………………… ………………………………………
 Ventilasi :  Jika ada bayi, Memberi ASI ekslusif
Cukup/kurang* :
……………………………………… Ya/ Tidak*
……………………………………… ………………………………………
……………………………………… ………………………………………
 Pencahayaan Rumah : ………………………………………
Baik/ Tidak*  Jika ada balita, Menimbang balita
……………………………………… tiap bulan :
……………………………………… Ya/ Tidak*
……………………………………… ………………………………………
 Saluran Buang Limbah : ………………………………………
Baik/cukup/kurang* ………………………………………
………………………………………  Menggunakan air bersih untuk
……………………………………… makan & minum:
……………………………………… Ya/ Tidak*
 Air Bersih : ………………………………………
Sehat/tidak * Sehat ………………………………………
……………………………………… ………………………………………
………………………………………  Menggunakan air bersih untuk
……………………………………… kebersihan diri:
 Jamban Memenuhi Syarat : Ya/ Tidak*
Ya/tidak* ………………………………………
……………………………………… ………………………………………
……………………………………… ………………………………………
118

 Tempat Sampah:  Mencuci tangan dengan air bersih &


Ya/Tidak* sabun :
……………………………………… Ya/ Tidak*
……………………………………… ………………………………………
……………………………………… ………………………………………
……………………………………… ………………………………………
 Rasio Luas Bangunan Rumah  Melakukan pembuangan sampah
dengan Jumlah pada tempatnya :
Anggot Keluarga (8m2/orang) Ya/ Tidak*
Ya/Tidak * ………………………………………
……………………………………… ………………………………………
……………………………………… ………………………………………
………………………………………  Menjaga lingkungan rumah tampak
bersih
Ya/tidak*
………………………………………
………………………………………
………………………………………
 Mengkonsumsi lauk dan pauk tiap
hari :
Ya/ Tidak*
………………………………………
………………………………………
………………………………………
 Menggunakan jamban sehat :
Ya/ Tidak*
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
119

 Memberantas jentik di rumah sekali


seminggu :
Ya/ Tidak*
………………………………………
………………………………………
………………………………………

 Makan buah dan sayur setiap hari :


Ya/ Tidak*
………………………………………
………………………………………
………………………………………
 Melakukan aktivitas fisik setiap hari
:
Ya/ Tidak*
………………………………………
………………………………………
………………………………………
Tidak merokok di dalam rumah  :
Ya/ Tidak*
………………………………………
………………………………………
………………………………………
120

KEMAMPUAN KELUARGA MELAKUKAN TUGAS PEMELIHARAAN KESEHATAN ANGGOTA


KELUARGA
1) Adakah perhatian keluarga kepada anggotanya yang menderita sakit:
 Ada , Tidak
Karena :
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
2) Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yang dialami anggota
dalam keluarganya : Ya  Tidak
Karena :
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
3) Apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan yang dialami
anggota dalam keluarganya:
 Ya  Tidak
Karena :
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
4) Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan yang
dialami anggota dalam keluarganya:
 Ya  Tidak
Karena :
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
121

………………………………………………………………………………
5) Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami
anggota dalam keluarganya bila tidak diobati/dirawat:
 Ya  Tidak
Karena :
……………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
6) Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan
yang dialami anggota keluarganya:
 Keluarga  Tetangga, Kader  Tenaga kesehatan
Yaitu :
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
7) Keyakinan keluarga tentang masalah kesehatan yang dialami anggota
keluarganya:
 Tidak perlu ditangani karena akan sembuh sendiri biasanya
 Perlu berobat ke fasilitas yankes
 Tidak terpikir
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
8) Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesehatan yang dialami
anggota keluarganya:
 Ya
 Tidak
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
9) Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan
yang dialami yang dialamianggotakeluarganya :
 Ya  Tidak
Jelaskan:
122

………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
10) Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan
masalah kesehatan yang dialaminya:
 Ya  Tidak
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
11) Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang
dialami anggota keluarganya:
 Ya  Tidak
Jelaskan
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
12) Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang
mendukung kesehatan anggota keluarga yang mengalami masalah
kesehatan :
 Ya  Tidak
Jelaskan
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
13) Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber di
masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya:
 Ya  Tidak
Jelaskan
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
123

KEMANDIRIAN KELUARGA
Kriteria :
8. Menerima petugas puskesmas Kemandirian I : Jika memenuhi
9. Menerima yang sesuai rencana kriteria 1 & 2
10. Menyatakan masalah kesehatan Kemandirian II : jika memenuhi
secara benar kriteria 1 s.d 5
11. Memanfaatkan faskes sesuai Kemandirian III : jika memenuhi
anjuran kriteria 1 s.d 6
12. Melaksanakan perawatan Kemandirian IV : Jika memenuhi
sederhana sesuai anjuran kriteria 1 s.d 7
13. Melaksanakan tindakan
pencegahan secara aktif
14. Melaksanakan tindakan promotif
secara aktif
Kategori :
Kemandirian I Kemandirian II

Kemandirian III Kemandirian IV


124

ANALISA DATA

KEMUNGKINAN DIAGNOSA
NO DATA
PENYEBAB KEPERAWATAN
125

SCORING/PRIORITAS
DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA

DiagnosaKeperawatan : _____________________________
Tanggal/Hari : ____________________________________
KRITERIA SKOR BOBOT SCORING PEMBENARAN

Sifat Masalah

Skala :

Promkes 3 1

Aktual 3

Resiko 2

Krisis mendatang 1

Modifikasi Kondisi atau


Masalah

Skala :
2 2
Mudah
1
Sebagian
0
Tidakdapat

Potensial Masalah untuk di


cegah

Skala :
3 1
Tinggi
2
Cukup
1
Rendah

Ciri Khas

Skala :

Segera 2 1

Tidak perlu segera 1

Tidak dianggap 0

Jumlah Skor

INTERVENSI KEPERAWATAN
126

Hari/Tanggal : _________________________________

DiagnosaKeperawatan Tujuan Evaluasi


Intervensi
TUM TUK Kriteria Standar

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


127

Hari/Tanggal : _________________________

Diagnosa
No Implementasi Evaluasi
keperawatan

Lampiran 6. Surat Pengambilan Data


128

Lampiran 7. Surat Bakesbangpol


129

Lampiran 8. Surat Dinas Kesehatan


130

Lampiran 9. Data Penderita HIV


131
132
133

Lampiran 10 Surat balasan PKM kotakulon


134

lampiran 11 dokumentasi kegiatan

Kunjungan 1

Tanggal 13 juli 2022

Kunjungan ke 2

Tanggal 14 juli 2022

Kunjungan 4

Tnggal 23 juli 2022

Kunjungan ke 3

Tanggal 21 juli 2022


135

Anda mungkin juga menyukai