Anda di halaman 1dari 159

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Ny.

M YANG
MENGALAMI HIPERTENSI DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN
PEMELIHARAAN KESEHATAN DIDESA
PENAMBANGAN KECAMATAN
CURAHDAMI KABUPATEN
BONDOWOSO
TAHUN 2020

KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS

Oleh :

RISCA KUSMINTARTI

NIM : 17037141015

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BONDOWOSO
TAHUN 2020

ii
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Ny.M YANG
MENGALAMI HIPERTENSI DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN
PEMELIHARAAN KESEHATAN DIDESA
PENAMBANGAN KECAMATAN
CURAHDAMI KABUPATEN
BONDOWOSO
TAHUN 2020

KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS

Oleh :

RISCA KUSMINTARTI

NIM : 17037141015

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BONDOWOSO

ii
TAHUN 2020

SURAT PERYATAAN

Dengan ini saya,

Nama Mahasiswa : Risca Kusmintarti

NIM : 17-03714-1015

Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah saya berjudul :

“Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Ny.M Yang Mengalami Hipertensi Dengan

Masalah Keperawatan Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan di Desa

Penambangan Kecamatan Curahdami Kabupaten Bondowoso Tahun 2020”

1. Disusun oleh saya sendiri

2. Tidak memuat karya tulis orang lain baik sebagian maupun secara

keseluruhan, kecuali yang secara tertulis diacu dalam karya tulis ilmiah ini dan

disebutkan dalam referensi.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tanpa tekanan

dari siapapun. Jika dikemudian hari terbukti adanya pelanggaran atas pernyataan

tersebut diatas, maka saya bersedia mendapatkan sanksi akademik.

Bondowoso, 03 Agustus 2020


Yang menyatakan

Risca Kusmintarti
NIM. 17-03714-1015
Mengetahui,
Pembimbing

Damon Wicaksi, S.ST M.Kes


NIDN. 07-18057505
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH

Oleh : Risca Kusmintarti

Judul : Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Ny.M Yang Mengalami

Hipertensi Dengan Masalah Keperawatan Ketidakefektifan

Pemeliharaan Kesehatan di Desa Penambangan Kecamatan

Curahdami Kabupaten Bondowoso Tahun 2020

Telah disetujui pada tanggal : 9 Oktober 2020

Oleh :
Pembimbing

Damon Wicaksi, S.ST M.Kes


NIDN. 07-18057505

Mengetahui
Ketua Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso

Yuana Dwi Agustin, SKM, M.Kes


NIDN. 07-0708-7501

iv
LEMBAR PENGESAHAN
KARYA TULIS ILMIAH

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji Sidang KTI


Pada Tanggal 22 Oktober 2020

Mengesahkan

Tim Penguji

Tanda Tangan

Penguji I Ns. Leni Agustin, M.Kep (…………………….)


NIDN. 07-2608 - 8601

Penguji II Yuana Dwi Agustin, SKM, M.Kes (…………………….)


NIDN. 07-0708-7501

Penguji III Damon Wicaksi SST, M.Kes (…………………….)


NIDN. 07-1805-7505

Mengetahui,
Ketua Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso

Yuana Dwi Agustin, SKM, M.Kes


NIDN. 07-0708-7501

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayahNya sehingga dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah : Studi Kasus ini sebagai salah satu persyaratan dalam

menyelesaikan studi di program DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.

Penulisan Karya Tulis Ilmiah : Studi Kasus ini tidak lepas dari bantuan

dan bimbingan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung. Pada

kesempatan ini ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kami sampaikan

kepada :

1. Drs. Agus Samoeri, S.Pd, M.Si, selaku Rektor Universitas Bondowoso.

2. Yuana Dwi Agustin, SKM, M.Kes, selaku Ketua Prodi DIII Keperawatan

Universitas Bondowoso yang telah memberikan ijin penelitian.

3. Damon Wicaksi, SST.M.Kes, selaku pembimbing yang telah memberikan

bimbingan dan arahan dalam penyusunan penelitian kami.

4. Ratna Mirtaeni, Amd. Kep, selaku programer Hipertensi di pukesmas

Curahdami yang membiming selama penelitian.

5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah

banyak membantu hingga terselesainya Karya Tulis Ilmiah ini.

Namun demikian penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis

Ilmiah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu segenap saran dan perbaikan yang

membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Penyusun

vi
ABSTRAK

Kusmintarti. R. 2020. Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Ny.M Yang


Mengalami Hipertensi Dengan Masalah Ketidakefektifan
Pemeliharaan Kesehatan Di Desa Penambangan Kabupaten
Bondowoso. Karya Tulis Ilmiah. Program Studi DIII Keperawatan
Universitas Bondowoso.
Perubahan gaya hidup masyarakat khususnya Indonesia saat ini cukup
memprihatinkan, sehingga dapat menimbulkan berbagai macam penyakit, salah
satunya yaitu Hipertensi. Dari kasus hipertensi banyak penderita yang tidak
mampu mempertahankan kesehatannya, tidak mengetahui pencegahannya dan
tidak mau berobat, sehingga semakin memperparah penyakit yang diderita.
Tujuan Penulisan adalah melaksanakan asuhan keperawatan pada keluarga yang
mengalami Hipertensi dengan masalah keperawatan Ketidakefektifan
Pemeliharaan Kesehatan di Desa Penambangan Kecamatan Curahdami Kabupaten
Bondowoso.
Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan 1 keluarga
yang mengalami Hipertensi dengan masalah keperawatan Kesiapan Meningkatkan
Pengetahuan di Desa Penambangan Kecamatan Curahdami Kabupaten
Bondowoso selama 14 hari dengan total 7 kali kunjungan, dimulai dengan
pengumpulan data yang berupa wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, studi
dokumentasi, dan angket.
Hasil penelitian ini menunjukkan pada pengkajian ditemukan bahwa
keluarga tidak mampu memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
dilihat dari keadaan keluarga yang belum tahu melakukan tindakan pemeliharaan
kesehatan. Pada implemetasi berjalan sesuai dengan intevensi dan masalah dapat
teratasi dibuktikan dengan perubahan perilaku aktifitas pada keluarga Ny.M,
keluarga dapat mengenal permasalahan penyakit Ny.M, serta melakukan
pencegahan dengan baik.
Diharapkan keluarga Ny.M mempertahankan kesehatan dengan baik.
Dengan menerapkan gaya hidup sehat, menjaga pola tidur, melakukan olahraga
teratur, mengurangi sodium, mengurangi makanan berlemak, berminyak dan
bersantan untuk mencegah terjadinya hipertensi secara berulang.

Kata Kunci : Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan, Hipertensi.

vii
ABSTRACT

Kusmintarti. R. 2020. Nursing Care In Mrs.M Family Who Experienced


Hypertension With Ineffective Health Care Problems In Bondowoso
Regency Mining Village. Scientific Papers. Bondowoso University
Nursing Study Program.
Changes in people's lifestyles, especially Indonesia, are currently quite
concerning, so it can cause a variety of diseases, one of which is Hypertension.
From the case of hypertension many sufferers who are unable to maintain their
health, do not know the prevention and do not want to treat, thus further
aggravating the disease suffered. The purpose of writing is to carry out nursing
care in families experiencing Hypertension with nursing problems Ineffective
Health Maintenance in Mining Village of Curahdami Sub-District Bondowoso
Regency.
The research method used is a case study with one family experiencing
Hypertension with nursing problems Readiness To Increase Knowledge in The
Mining Village of Bondowoso District For fourteen days with a total of seven
visits, starting with the collection of data in the form of interviews, observations,
physical examinations, documentation studies, and questionnaires.
The results of this study showed that families were unable to provide care
to sick family members judging by the state of the family who did not know what
to do with health care. In the implications of walking in accordance with the
invention and problems can be resolved as evidenced by changes in activity
behavior in nyonya.M family, the family can get to know the problem of
Nyonya.M disease, as well as do prevention well.
It is hoped that Mrs.M's family will maintain good health. By
implementing a healthy lifestyle, maintaining sleep patterns, doing regular
exercise, reducing sodium, reducing fatty, oily and fatty foods to prevent repeated
hypertension.

Keywords : Ineffectiveness of Health Maintenance, Hypertension.

viii
DAFTAR ISI

Halaman Sampul ................................................................................................ i

Halaman Judul ....................................................................................................ii

Halaman Pernyataan ..........................................................................................iii

Halaman Persetujuan .........................................................................................iv

Halaman Pengesahan ..........................................................................................v

Halaman Kata Pengantar ...................................................................................vi

Absrtak..............................................................................................................vii

Halaman Daftar Isi ............................................................................................ix

Halaman Daftar Tabel .....................................................................................xiii

Halaman Daftar Gambar .................................................................................xiv

Halaman Daftar Lampiran ................................................................................xv

Halaman Daftar Singkatan ..............................................................................xvi

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................1

1.1. Latar Belakang ................................................................................1

1.2. Batasan Masalah ..............................................................................4

1.3. Rumusan Masalah ...........................................................................4

1.4. Tujuan Penulisan .............................................................................4

1.4.1. Tujuan Umum ......................................................................4

1.4.2. Tujuan Khusus .....................................................................4

1.5. Manfaat Penelitian ...........................................................................5

ix
1.5.1. Manfaat Teoritis ..................................................................5

1.5.2. Manfaat Praktis ....................................................................6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................8

2.1. Landasan Teori ................................................................................8

2.1.1. Definisi.................................................................................8

2.1.2. Etiologi ................................................................................9

2.1.3. Patofisiologi .......................................................................10

2.1.4. Gambaran Klinis ................................................................11

2.1.5. Komplikasi .........................................................................12

2.1.6. Penatalaksanaan..................................................................13

2.1.7. Pemeriksaan Penunjang......................................................16

2.2. Konsep Keluarga ...........................................................................17

2.2.1. Definisi Keluarga ...............................................................17

2.2.2. Ciri-Ciri Keluarga ..............................................................18

2.2.3. Tipe Keluarga ....................................................................18

2.2.4. Struktur Keluarga ..............................................................20

2.2.5. Fungsi Pokok Keluarga .....................................................21

2.2.6. Tugas Keluarga...................................................................24

2.2.7. Peranan Keluarga................................................................25

2.2.8. Perkembangan Keluarga ....................................................25

2.3. Asuhan Keperawatan Keluarga .....................................................30

x
2.3.1. Pengkajian .........................................................................30

2.3.2. Diagnosa Keperawatan ......................................................41

2.3.3. Intervensi ...........................................................................42

2.3.4. Implementasi .....................................................................43

2.3.5. Evaluasi .............................................................................44

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN .......................................................48

3.1. Desain Penelitian ...........................................................................48

3.2. Batasan Istilah ...............................................................................48

3.3. Partisipan........................................................................................49

3.4. Lokasi dan Waktu...........................................................................49

3.5. Pengumpulan Data ........................................................................50

3.6. Uji Keabsahan ...............................................................................50

3.7. Analisa data ...................................................................................50

3.8. Etika Penelitian...............................................................................51

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................53

4.1 Hasil................................................................................................53

4.1.1 Gambaran Lokasi Pengambilan Data....................................53

4.1.2 Pengkajian.............................................................................54

4.1.3 Analisa Data..........................................................................66

4.1.4 Diagnosa Keperawatan..........................................................67

4.1.5 Skoring Diagnosa Keperawatan............................................68

4.1.6 Intervensi Keperawatan.........................................................70

xi
4.1.7 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan..............................72

4.2 Pembahasan.....................................................................................86

4.2.1 Pembahasan untuk TUK 1 : Pengkajian................................86

4.2.2 Pembahasan untuk TUK 2 : Diagnosa Keperawatan.............89

4.2.3 Pembahasan untuk TUK 3 : Intervensi Keperawatan............90

4.2.4 Pembahasan untuk TUK 4 : Implementasi Keperawatan......91

4.2.5 Pembahasan untuk TUK 5 : Evaluasi Keperawatan..............98

BAB 5 PENUTUP..........................................................................................102

5.1 Kesimpulan....................................................................................102

5.2 Saran..............................................................................................103

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................105

LAMPIRAN...................................................................................................106

xii
DAFTAR TABEL

Lampiran

2.1 Format Skala prioritas masalah keluarga....................................................39

2.2 Format Intervensi Keperawatan (NIC)........................................................42

2.3 Format Pelaksanaan Tindakan Keperawatan...............................................43

2.4 Format Evaluasi...........................................................................................46

4.1 Identitas Pribadi...........................................................................................54

4.2 Data Keluarga..............................................................................................54

4.3 Data Anggota Keluarga...............................................................................54

4.4 Data Anggota Keluarga Lanjutan................................................................55

4.5 Data Penunjang Keluarga............................................................................57

4.6 Kemampuan Keluarga Melakukan Tugas Pemeliharaan Kesehatan...........59

4.7 Tingkat Kemandirian Keluarga...................................................................60

4.8 Pengkajian Individu Yang Sakit..................................................................63

4.9 Analisa Data................................................................................................66

4.10 Diagnosa Keperawatan..............................................................................67

xiii
4.11 Skoring Diagnosa Keperawatan................................................................68

4.12 Intervensi Keperawatan.............................................................................70

4.13 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan..................................................72

DAFTAR GAMBAR

1. Genogram................................................................................56

2. Denah Rumah..........................................................................57

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Rencana Jadwal Kegiatan .........................................................................106

2. Rencana Kegiatan Asuhan Keperawatan Pada Keluarga..........................107

3. Informed Consent Keluarga......................................................................109

4. Informed Consent .....................................................................................111

5. Format Askep Keluarga ............................................................................112

6. Surat Pengambilan Data............................................................................122

7. Surat Bakesbangpol...................................................................................123

8. Surat Dinas Kesehatan Bondowoso...........................................................124

9. Data Penderita Hipertensi..........................................................................125

10. Surat Pengantar Pengambilan Data Ke Puskesmas Curahdami ...............126

11. Lembar Konsultasi.....................................................................................127

12. Dokumentasi pengkajian...........................................................................129

13. Satuan Acara Penyuluhan..........................................................................131

14. Leaflet........................................................................................................140

xv
DAFTAR SINGKATAN

WHO : World Health Organiztion

mmHg : Milimeter Air Raksa

Na : Kation Natrium

BUN : Blood Urea Nitrogen

Nacl : Natrium Klorida

BMI : Body Mass Index

EKG : Elektrokardiogram

IVP : Intraveonus Pyelogram

Ny : Nyonya

RT : Rukun Tetangga

RW : Rukun Warga

NIC : Nursing Interventions Classification

NOC : Nursing Outcomes Classification

RR : Respiratory Rate

TD : Tekanan Darah

xvi
N : Nadi

Pukesmas : Pusat Kesehatan Masyarakat

xvii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perubahan gaya hidup masyarakat khususnya Indonesia saat ini cukup

memprihatin, sehingga dapat menimbulkan berbagai macam penyakit, salah

satunya yaitu Hipertensi. Penyebab hipertensi antara lain : makan makanan yang

banyak mengandung natrium (makanan olahan, makanan kalengan, fast food),

obesitas, usia, kurang aktivitas fisik, minuman dan makanan yang mengandung

pemanis buatan, merokok dan penyalahgunaan zat alkohol. Dari kasus hipertensi

banyak penderita yang tidak mampu mempertahankan kesehatannya, tidak

mengetahui pencegahannya dan tidak mau berobat, sehingga semakin

memperparah penyakit yang diderita dan muncul berbagai masalah keperawatan

salah satunya adalah Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan.

Berdasarkan data WHO (World Health Organization) tahun 2015,

Diperkirakan 1,13 miliar orang didunia menderita hipertensi dan tertinggi di

Negara berpenghasilan menengah ke bawah 1 dari 4 pria dan 1 dari 5 wanita

menderita hipertensi. Jumlah penyandang hipertensi terus meningkat setiap

tahunnya dan diperkirakan setiap tahunnya 9,4 juta orang meninggal akibat

hipertensi dan komplikasinya.

Berdasarkan hasil Riskesdas (Riset kesehatan dasar) tahun 2018, Jawa

timur menduduki urutan ke – 21 kasus hipertensi. Menurut Dinas Kesehatan

Bondowoso tahun 2019 penyakit Hipertensi memasuki urutan 1 dari 25 penyakit

terbanyak di wilayah Bondowoso terhitung dari bulan Januari sampai Desember

1
2

2019 dengan total 73.492 jiwa dengan jumlah laki-laki 25.725 jiwa dan

perempuan 47.767 jiwa jumlah kunjungan penyakit hipertensi urutan kedua

tertingggi di Kabupaten Bondowoso adalah di Pukesmas Curahdami dengan total

4749 jiwa dengan jumlah laki-laki 1767 jiwa dan perempuan 2982 jiwa. Rencana

pengambilan data di Desa Penambangan Kecamatan Curahdami Kabupaten

Bondowoso.

Hipertensi adalah suatu penekanan darah sistolik dan diastolik yang tidak

normal batas yang tepat dari kelainan ini tidak pasti. Nilai yang dapat diterima

berbeda sesuai dengan usia dan jenis kelamin, namun pada umumnya sistolik

yang berkisar antara 140 – 190 mmhg dan diastolik antara 90 – 95 mmhg

dianggap merupakan garis batas dari hipertensi. Penyebab seseorang menderita

hipertensi : terlalu banyak makanan asin atau mengkonsumsi makanan yang

mengandung kalium dan natrium (makanan olahan, makanan kalengan, fast food),

obesitas, paparan asap rokok, usia dan keturunan. Upaya pencegahan : Kurangi

garam, menjaga berat badan ideal, berolahraga secara rutin, kurangi konsumsi

alkohol, berhenti merokok. Hal ini menjadi salah satu faktor pemicu terjadinya

penyakit seperti hipertensi dan kurangnya tingkat pengetahuan terhadap pola

hidup sehat, maka akan muncul masalah keperawatan Kesiapan Meningkatkan

Pengetahuan.

Berdasarkan teori NOC (Nursing Outcomes Classification) tahun 2013,

kriteria hasil yang ingin dicapai dalam asuhan keperawatan pada klien Hipertensi

dengan Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan yaitu : Pengetahuan :

Manajemen Hipertensi : Kisaran normal untuk tekanan darah sistolik dan

diastolik 5 (pengetahuan sangat banyak) ; Pentingnya mematuhi pengobatan 5

(pengetahuan sangat banyak) ; Manfaat modifikasi gaya hidup 5 (pengetahuan

sangat banyak) ; Diet yang dianjurkan 5 (pengetahuan sangat banyak) ; Strategi


3

membatasi intake sodium 5 (pengetahuan sangat banyak) ; 2. Pengetahuan :

Proses Penyakit : Tanda dan gejala penyakit 5 (pengetahuan sangat banyak) ;

Faktor risiko 5 (pengetahuan sangat banyak) ; Faktor – faktor penyebab 5

(pengetahuan sangat banyak) ; 3. Pengetahuan : Gaya Hidup Sehat : Pentingnya

skrining pencegahan 5 (pengetahuan sangat banyak) ; Manfaat olahraga teratur 5

(pengetahuan sangat banyak) ; Strategi mencegah penyakit 5 (pengetahuan sangat

banyak) ; Strategi mengurangi stress 5 (pengetahuan sangat banyak).

Berdasarkan teori NIC (Nursing Interventions Classification) tahun 2013,

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengenai Hipertensi dengan Ketidakefektifan

Pemeliharaan Kesehatan yaitu : 1. Peningkatan Kesiapan Pembelajaran : a). Bina

Hubungan Saling Percaya ; b). Bantu pasien menyadari bahwa ada pilihan -

pilihan pengobatan (yang ditawarkan) ; c). Bantu pasien menyadari kemampuan

untuk mencegah penyakit dengan cara yang tepat. 2 Pendidikan Kesehatan : a).

Kaji riwayat individu dan keluarga ; b). Tekankan pentingnya gaya hidup sehat ,

pola tidur, berolahraga bagi individu dan keluarga ; c). Manfaatkan sistem

dukungan sosial dan keluarga untuk meningkatkan efektivitas gaya hidup atau

modifikasi perilaku sehat ; d). Tentukan pengetahuan kesehatan dan gaya hidup

perilaku saat ini pada individu dan keluarga. 3. Pengajaran: Proses Penyakit : a).

Monitor tanda – tanda vital (Tekanan darah, respiratory, nadi, suhu) ; b). Kaji

tingkat pengetahuan pasien terkait dengan proses penyakit ; c). Beri informasi

kepada keluarga/orang yang penting bagi pasien mengenai perkembangan pasien,

sesuai kebutuhan ; d). Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin

diperlukan untuk mencegah proses penyakit. 4.Manajemen Nutrisi: a). Kaji pola

makan pasien saat ini dan sebelumnya, termasuk makanan yang disukai ; b).
4

Intruksikan pasien untuk menghindari makanan yang dipantang dan

mengkonsumsi makanan yang diperbolehkan.

Berdasarkan fenomena di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

pengelolaan kasus Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Ny.M Yang mengalami

Hipertensi Dengan Masalah Keperawatan Ketidakefektifan Pemeliharaan

Kesehatan Di Desa Penambangan Kecamatan Curahdami Kabupaten Bondowoso

Tahun 2020.

1.2 Batasan Masalah

Masalah pada studi kasus ini dibatasi pada asuhan keperawatan pada

keluarga Ny.M yang mengalami Hpertensi dengan masalah keperawatan

Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan Di Desa Penambangan Kecamatan

Curahdami Kabupaten Bondowoso Tahun 2020.

1.3 Rumusan Masalah

Bagaimanakah asuhan keperawatan pada keluarga Ny.M yang mengalami

Hipertensi dengan masalah keperawatan Ketidakefektifan Pemeliharaan

Kesehatan Di Desa Penambangan Kecamatan Curahdami Kabupaten

Bondowoso?

1.4 Tujuan Penelitian


5

1.4.1 Tujuan Umum :

Melaksanakan asuhan keperawatan pada keluarga Ny.M yang mengalami

Hipertensi dengan masalah keperawatan Ketidakefektifan Pemeliharaan

Kesehatan Di Desa Penambangan Kecamatan Curahdami Kabupaten Bondowoso.

1.4.2 Tujuan Khusus :

1. Melakukan pengkajian keperawatan pada keluarga Ny.M yang mengalami

Hipertensi dengan masalah keperawatan Ketidakefektifan Pemeliharaan

Kesehatan Di Desa Penambangan Kecamatan Curahdami Kabupaten

Bondowoso Tahun 2020.

2. Merumuskan diagnosa keperawatan pada keluarga Ny.M yang mengalami

Hipertensi dengan masalah keperawatan Ketidakefektifan Pemeliharaan

Kesehatan Di Desa Penambangan Kecamatan Curahdami Kabupaten

Bondowoso Tahun 2020.

3. Menyusun Intervensi keperawatan pada keluarga Ny.M yang mengalami

Hipertensi dengan masalah keperawatan Ketidakefektifan Pemeliharaan

Kesehatan Di Desa Penambangan Kecamatan Curahdami Kabupaten

Bondowoso Tahun 2020.

4. Melaksanakan tindakan keperawatan pada keluarga Ny.M yang

mengalami Hipertensi dengan masalah keperawatan Ketidakefektifan

Pemeliharaan Kesehatan Di Desa Penambangan Kecamatan Curahdami

Kabupaten Bondowoso Tahun 2020.

5. Melakukan evaluasi keperawatan pada keluarga Ny.M yang mengalami

Hipertensi dengan masalah keperawatan Ketidakefektifan Pemeliharaan


6

Kesehatan Di Desa Penambangan Kecamatan Curahdami Kabupaten

Bondowoso Tahun 2020.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

Hasil studi kasus diharapkan dapat digunkan sebagai masukan dalam

pengembangan ilmu keperawatan, penerapan Asuhan Keperawatan dan

peningkatan mutu pendidikan di masa yang akan datang khususnya pada asuhan

keperawatan pada keluarga Ny.M yang mengalami Hipertensi dengan masalah

keperawatan Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan Di Desa Penambangan

Kecamatan Curahdami Kabupaten Bondowoso Tahun 2020.

1.5.2 Manfaat Praktis.

1. Manfaat bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan bacaan mahasiswa keperawatan untuk menambah wawasan

dan sebagai acuan atau referensi asuhan keperawatan keluarga khususnya pada

keluarga yang mengalami Hipertensi dengan masalah keperawatan

Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan Di Desa Penambangan Kecamatan

Curahdami Kabupaten Bondowoso Tahun 2020.

2. Manfaat bagi Peneliti

Hasil penelitian yang telah dilakukan dapat digunakan untuk

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam pemberian asuhan

keperawatan pada keluarga Ny.M yang mengalami Hipertensi dengan masalah

keperawatan Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan Di Desa Penambangan

Kecamatan Curahdami Kabupaten Bondowoso Tahun 2020.


7

3. Manfaat bagi Keluarga

Menambah pengetahuan klien dan keluarga Ny.M tentang Hipertensi

dengan masalah keperawatan Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan Di Desa

Penambangan Kecamatan Curahdami Kabupaten Bondowoso Tahun 2020.

4. Manfaat bagi Puskesmas

Sebagai data tambahan kepada pelayanan Puskesmas tentang penanganan

pada keluarga Ny.M yang mengalami Hipertensi dengan masalah keperawatan

Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan Di Desa Penambangan Kecamatan

Curahdami Kabupaten Bondowoso Tahun 2020.


BAB 2

TINJUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Definisi

Hipertensi adalah suatu penekanan darah sistolik dan diastolik yang tidak

normal, batas yang tepat dari kelainan ini tidak pasti. Nilai yang dapat diterima

berbeda sesuai dengan usia dan jenis kelamin, namun pada umumnya sistolik

yang berkisar antara 140 – 190 mmHg dan diastolic antara 90 – 95 mmHg

dianggap merupakan garis batas dari hipertensi ( Riyadi Sujono, 2011).

Hipertensi adalah keadaan di mana tekanan darah (TD) sama atau melebihi

140 mmHg sistolik dan/atau sama atau lebih dari 90 mmHg diastolik seseorang

yang tidak sedang minum obat anthihipertensi (Alwi Idrus, Dkk, 2015).

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah

secara abnormal dan terus menerus pada beberapa kali pemeriksaan tekanan darah

yang disebabkan satu atau beberapa faktor risiko yang tidak berjalan sebagaimana

mestinya dalam mempertahankan tekanan darah secara normal (Andra & Yessie,

2013).

Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya

140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya

berisiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain

seperti penyakit saraf, ginjal, pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah,

makin besar resikonya (Kusuma Hardhi & Amin, 2016).


9

2.1.2 Etiologi/ Prediposisi

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan :

1. Hipertensi Primer (esensial) Disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak

diketahui penyebabnya. Faktor yang mempengaruhinya yaitu : genetik,

lingkungan, hiperaktifitas saraf simpatis sistem renin. Angiotensin dan

peningkatan Na + Ca intraseluler. Faktor-faktor yang meningkatkan

resiko : obesitas, merokok, alkohol dan polisitemia.

2. Hipertensi Sekunder Penyebab yaitu : penggunaan estrogen, penyakit

ginjal, sindrom cushing dan hipertensi yang berhubungan dengan

kehamilan.

Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas :

1. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg

dan /atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg

2. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160

mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.

Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya

perubahan perubahan pada :

1. Elastisitas dinding aorta menurun

2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku

3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah

berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun

menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya


10

4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnya

efektif|tas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi.Meningkatnya

resistensi pembuluh darah perifer (Kusuma Hardhi & Amin, 2016).

2.1.3 Patofisiologi

Beberapa faktor yang saling berhubungan mungkin juga turut serta

menyebabkan peningkatan tekanan darah pada pasien hipertesif, dan peran

mereka berbeda pada setiap individu.Di antara faktor – faktor yang telah dipelajari

secara intensif adalah asupan garam, obesitas, dan resisensi insulin, system renin

angiotensin, dan system saraf simpatis.Pada beberapa tahun belakangan faktor

lainnya telah dievaluasi, termasuk genetic, disfungsi endotel (yang tampak pada

perubahan endotelin dan nitrat oksida).

Mekanisme yang mengontrol konstiksi dan relaksasi pembuluh darah

terletak di pusat vasomotor, pada medulla di otak.Dari pusat ini bermula jaras

saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah korda spinalis dan keluar dari kolumna

medulla spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen.Rangsangan pusat

vasomotor dihantarkan dalam bentuk impils yang bergerak ke bawah melalui saraf

simpatis ke ganglia simpastis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan

asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf paska ganglion ke pembuluh

darah, dimana dengan dilepaskan neropinefrin mengakibatkan konstriksi

pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat

empengaruhi respon pembuuh darah terhadap rangsang vasokontriktor.Individu

dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak

diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.


11

Pada saat bersamaan dimana sistem saraf merangsang pembuluh darah

sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang mengakibatkan

tambahan aktivitas vasokontriksi.Medulla adrenal mengsekresi epinefrin yang

menyebabkan vasokonstriksi.Korteks adrenal mengsekresi kortisl dan steroid

lainnya, yang dapat memperkuat respon vasokonstriktor pembuluh

darah.Vasokonstriksi yang mengakibatka penurunan aliran darah ke ginjal,

menyebabkan pelepasan renin.Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang

kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada

gilirannya merangsang sekresi aldosterone oleh korteks adrenal.Hormon ini

menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan

peningkatan volume intravascular.Semua faktpr tersebut cenderung pencetus

keadaan hipertensi (Andra & Yessie, 2013).

2.1.4 Gambaran Klinis/ Manifestasi Klinis

Pada pemeriksaan fisik, tidak dijumpai kelainan apapun selain tekanan

darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina, seperti

perdarahan, eksudat (kumpulan cairan), penyempitan pembuluh darah, dan kasus

berat, edema pupil (edema pada diskus optikus).

Individu yang menderita hipertensi kadang tidak menampakan gejala

sampai bertahun – tahun.Gejala bila ada menunjukkan adanya kerusakan vaskuler,

dengan manifestasi yang khas sesuai sistem organ yang vaskulariasi oleh

pembuluh darah bersangkutan.Perubahan patologis pada ginjal dapat

bermanifestasi sebagai nokturia (peningkatan urinasi pada malam hari) dan

azatoma (peningkatan nitrogen urea darah), (BUN) dan kreatinin).Keterlibatan

pembuluh darah otak dapat menimbulkan stroke atau serangan iskemik transien
12

yang bermanifestasi sebagai paralysis sementara pada satu sebagai. (hemiplegia

atau gangguan tajam penglihatan).

Bahwa sebagian besar gejala klinis timbul :

1. Nyeri kepala saat terjaga, kadang – kadang disertai mual dan muntah,

akibat peningkatan tekanan darah intrakranial.

2. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi.

3. Ayunan langkah mantap karena kerusakan susunan saraf pusat.

4. Edema dependen dan pembengkakan akibat penigkatan tekanan kapiler.

5. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus

(Andra & Yessie, 2013).

2.1.5 Komplikasi

Tekanan darah tinggi apabila tidak diobati dan ditanggulangi, maka dalam

jangka panjang akan menyebabkan kerusakan arteri didalam tubuh samapai organ

yang mendapat suplai darah dari arteri tersebut. Komplikasi hipertensi dapat

terjadi pada organ – organ sebagai berikut :

1. Jantung

Tekanan darah tinggii menyebabkan terjadinya gagal jantung dan penyakit

jantung coroner. Pada penderita hipertensi, beban kerja jantung akan

meningkat, otot jantung akan mengendor dan berkurang elastisitasnya,

yang disebut dekompensasi. Akibatnya, jantung tidak mampu lagi

memompa sehingga banyak cairan tertahan daparu maupun jaringan tubuh

lain yang dapat menyebabkan sesak napas atau oedema.

2. Otak
13

Komplikasi hipertensi pada otak, menimbulkan risiko stroke, apabila tidak

diobti risiko terkena stroke 7 kali lebih besar.

3. Ginjal

Tekanan darah tinggi juga menyebabkan kerusakan ginjal, tekanan darah

tinggi dapat menyebabkan kerusakan system penyaringan didalam ginjal

akibatnya lambat laun ginjal tidak mampu membuang zat – zat yang tidak

dibutuhkan tubuh yang masuk melalui aliran darah dan terjadi

penumpukan di dalam tubuh.

4. Mata

Pada mata hipertensi dapat mengakibatkan terjadinya retinopati hipertensi

dan dapat menimbulkan kebutaan (Andra & Yessie, 2013).

2.1.6 Penatalaksanaan

1. PenatalaksanaanNonfarmakologi

Penatalaksanaan non farmakologi dengan modifikasi gaya hidup

sangat penting dalam mencegah tekanan darah tinggi dan merupakan

bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam mengobati tekanan darah tinggi.

Penatalaksanaan hipertensi dengan nonfarmakologis terdiri dari berbagai

maam cara modifikasi gaya hidup untuk menurunkan tekanan darah yaitu :

a). Mempertahankan berat badan ideal

BMI dapat diketahui dengan membagi berat badan anda dengan tinggi

badan anda yang telah dikuadratkan dalam satuan meter. Mengatasi

obesitas (kegemukan) juga dapat dilakukan dengan melakukan diet

rendah kolesterol namun kaya dengan serat dan protein dan jika berhasil
14

menurunkan berat badan 2,5 – 5kg maka tekanan darah diastolik dapat

diturunkan sebanyak 5 mmHg.

b). Kurangi asupan natrium (sodium)

Mengurangi asupan natrium dapat dilakukan dengan cara diet rendah

garam yaitu idak lebih dari 100 mmol/hari (kira – kira 6 gr NaCl atau

2,4 gr gram/hari). Jumlah yang lain dengan mengurangi asupan garam

sampai kurang sari 2300 mg (1sendok teh) setiap hari. Pengurangan

konsumsi garam menjadi 1/2 sendok teh/hari, dapat menurunkan

tekanan sistolik sebanyak 5 mmHg dan tekanan diastolik sekitar 2,5

mmHg.

c). Batasi konsumsi alcohol

Bahwa konsumsi alkohol harus dibatasi karena konsumsi alkohol

berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah.Para peminum berat

mempunyai risiko mengalami hipertensi empat kali lebih besar dari

pada mereka yang tidak minum minuman beralkohol.

d). Makan K dan Ca yang cukup dari diet

Pertahankan asupan diet potassium (>90 mmol (3500 mg)/hari) dengan

cara konsumsi diet tinggi buah dan sayur dan diet rendah lemak dengan

cara mengurangi asupan lemak jenuh total. Kalium dapat menurunkan

tekanan darah dengan meningkatkan jumlah natrium yang terbuang

bersama air kencing.Dengan setidaknya mengonsumsi buah – buahan

sebanyak 3 – 5 kali dalam sehari, seseorang bisa mencapai asupan

potassium yang cukup.


15

e). Menghindari merokok

Merokok memang tidak berhubungan secara langsung dengan

timbulnya hipertensi, tetapi merokok dapat meningkatkan risiko

komplikasi pada pasien hipertensi seperti penyakit jantung dan stroke,

maka perlu dihindari mengkonsumsi tembakau (rokok) karena dapat

memperberat hipertensi.

Nikotin dalam tembakau membuat jantung bekerja lebih keras karena

menyempitkan pembuluh darah dan meningkatkan frekuensi jantung

serta tekanan darah.Maka pada penderita hipertensi dianjurkan untuk

menghentikan kebiasaan merokok.

f). Penurunan stresss

Stress memang tidak menyebabkan hipertensi yang menetap namun jika

episode stress sering terjadi dapat menyebabkan kenaikan sementara

yang sangat tinggi. Menghindari stress dengan menciptakan suasana

yang menyenangkan dan memperkenalkan berbagai metode relaksasi

seperti yoga atau meditasi yang dapat mengontrol sistem saraf yang

akhirnya dapat menurunkan tekanan darah.

g). Terapi masase (pijat)

Pijat yang dilakukan pada penderita hipertensi adalah untuk

memperlancar aliran energi dalam tubuh sehingga ganggguan hipertensi

dan komplikasinya dapat diminimalisir, ketika semua jalur energi tidak

lagi terhalang oleh ketegangan otot dan hambatan lain maka risiko

hipertensi dapat ditekan.


16

2. Pengobatan Farmakologi

1. Diuretik (Hidroklorotiazid)

Mengeluarkan cairan tubuh sehingga volume cairan tubuh berkurang yang

mengakibatkan daya pompa jantung menjadi ringan.

2. Penghambat Simpatetik (Metildopa, Klonidin dan Reserpin).

Menghambat aktivitas saraf simpatis.

3. Betabloker (Metoprolol, Propanolol dan Atenolol)

a. Menurunkan daya pompa jantung

b. Tidak dianjukan pada penderita yang telah diketahui menghidap

gangguan pernapasan seperti asma bronkial.

4. Vasodilator (Prasosin, Hidralasin).

Bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot polos

pembuluh darah.

5. Penghambat reseptor Angiotensin II (Valsartan)

Menghalangi penempelan zat Angiotensin II pada reseptor sehingga

memperingandaya pompa jantung.

6. Antagonis kalsium (Diltiasem dan Verapamil)

Menghambat kontraksi jantung (kontraktilitas) (Andra & Yessie, 2013).

2.1.7 Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaanlaboratorium H6b/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel

terhadap volume . cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan factor

resiko seperti : hipokoagulabilitas, anemia. BUN/kreatinin: memberikan

informasi tentang perfusi/fungsiginjal Giucosa: Hiperglikemi (DM adalah

pencetur hipertensi) dapat diakibatkan oleh pengeluaran


17

kadarketokolamin. _ Urinaiisa .darah, protein, glukosa, mengisaratkan

disfungsi ginjal dan ada DM.

2. CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.

3. EKG : Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian

gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakitjantung hipertensi.

4. IUP: mengidentifikasian penyebab hipertensi seperti: Batu ginjal,

perbaikan ginjal.

5. Photo dada: Menanjukan destruksi kalsifikasi pacia area katup,

pembesaran jantung (Kusuma Hardhi & Amin, 2016).

2.2 Konsep Keluarga

2.2.1 Pengertian keluarga

Keluarga adalah ikatan atau persekutuan (perkawinan/kesepakatan)

dengan hubungan (darah/adopsi/kesepakatan) yang tinggal bersama dalam satu

rumah jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain dan anggota

keluarga berinteraksi satu sama lain (Padila, 2012).

Secara umum keluarga di definisikan sebagai unit sosial ekonomi terkecil

dalam masyarakat yang merupakan landasan dasar dari semua institusi.Keluarga

merupakan kelompok primer yang terdiri dari dua atau lebih orang mempunyai

jaringan interaksi interpersonal, hubungan darah hubungan perkawinan, dan

adopsi (Bakri, 2014).

Keluarga adalah sebuah sistem social kecil yang terbuka yang terdiri atas

suatu rangkaain bagian yang sangat saling bergantung dan dipengaruhi baik oleh

strukter internal maupun lingkungan eksternalnya (Friedman, dkk. 2014).


18

2.2.2 Ciri-Ciri Keluarga

1. Keluarga merupakan hubungan perkawinan.

2. Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan

perkawinan yang sengaja dibentuk atau di pelihara.

3. Keluarga mempunyai suatu sistem tata nama (Nomen Clatur) termasuk

perhitungan garis keturunan.

4. Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota

anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan

dan membesarkan anak.

5. Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga

Ciri keluarga Indonesia :

1. Mempunyai ikatan yang sangat erat dengan dilandasi semangat gotong

royong.

2. Dijiwai oleh nilai kebudayaan ketimuran.

3. Umumnya dipimpin oleh suami meskipun proses pemutusan dilakukan

secara musyawarah.

4. Berbentuk monogram

5. Bertanggung jawab

6. Mempunyai semangat gotong royong (Padila, 2012).

2.2.3 Tipe Keluarga

Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai

macam pola kehidupan.Sesuai dengan perkembangan social maka tipe keluarga

berkembang mengikutinya agar mengupayakan peran serta keluarga dalam


19

meningkatkan derajat kesehatan maka perawat perlu mengetahui berbagai tipe

keluarga.

Dalam sosiologi keluarga berbagai bentuk keluarga digolongkan sebagai

tipe keluarga tradisional dan non tradisional atau bentuk normative atau non

normative.menjelaskan tipe-tipe keluarga sebagai berikut:

a. Keluarga tradisional

1) Keluarga inti, yaitu terdiri dari suami, istri dan anak. Biasanya keluarga

yang melakukan perkawinan pertama atau keluarga dengan orang tua

campuran atau orang tua tiri.

2) Pasangan istri, terdiri dari suami dan istri saja tanpa anak, atau tidak ada

anak yang tinggal bersama mereka. Biasanya keluarga dengan karier

tunggal atau karier keduanya.

3) Keluarga dengan orang tua tunggal, biasanya sebagai konsekuensi dari

perceraian.

4) Bujangan dewasa sendirian.

5) Keluarga besar, terdiri keluarga inti dan orang-orang yang

berhubungan.

6) Pasangan usia lanjut, keluarga inti dimana suami istri sudah tua anak-

anaknya sudah berpisah.

b. Keluarga non tradisional

1) Keluarga dengan orang tua beranak tanpa menikah, biasanya ibu dan

anak.

2) Pasangan yang memiliki anak tapi tidak menikah, didasarkan pada

hukumtertentu.
20

3) Pasangan kumpul kebo, kumpul bersama tanpa menikah.

4) Keluarga gaya atau lesbian, orang-orang berjenis kelamin yang sama

hidup bersama sebagai pasangan yang menikah.

5) Keluarga komuni, keluarga yang terdiri lebih dari pasangan monogami

dengan anak-anak secara bersama menggunakan fasilitas, sumber yang

sama.

Gambaran tentang bentuk atau tipe keluarga tersebut menggambarkan

banyaknya bentuk struktur yang meonjol dalam keluarga. Implikasi bagi

keperawatan bahwa tidak ada bentuk keluarga yang benar atau salah, layak atau

tidak layak, melainkan keluarga harus dipahami dalam konteksnya, tipe tersebut

hanya sebuah referensi bagi penataan kehidupan keluarga dan berbagai kerangka

kelompok kerja primer dengan memperhatikan setiap upaya keperawatan

dilandasi pemahaman dan keunikan dari setiap keluarga (Padila, 2012).

2.2.4 Struktur keluarga

Struktur keluarga menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan

fungsi keluarga di masyarakat. Ada beberapa strktur keluarga yang ada di

indonesia yang terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah:

a. Patrilineal

Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam

beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah.

b. Matrilineal

Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam

beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ibu.


21

c. Matrilokal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu.

d. Patrilokal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ayah.

e. Keluarga kawin

Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan kluarga, dan

beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya

hubungan dengan suami atau istri (Padila, 2012).

2.2.5 Fungsi keluarga

Berkaitan dengan peran keluarga yang bersifat ganda, yakni satu sisi

keluarga berperan sebagai matriks bagi anggotanya, disisi lain keluarga harus

memenuhi tuntutan dan harapna masyarakat, maka selanjutnya akan di bahas

tentang fungsi keluarga sebagai berikut:

Mengidentifikasikan lima fungsi disarm keluarga, yakni:

a. Fungsi afektif

Fungsi afektif berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang

merupakan basis kekuatan dari keluarga.Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan

kebutuhan psikososial.Keberhasilan fungsi afektif tampak melalui keluarga yang

bahagia. Anggota keluarga mengembangkan konsep diri yang positif , rasa di

miliki dan memiliki, rasa berarti serta merupakan sumber kasih sayang.

Reinforcement dan support dipelajari dan dikembangkan melalui interaksi dalam

keluarga.

Komponen yang perlu di penuhi oleh keluarga untuk memenuhi fungsi

afektif adalah:
22

1) Saling mengasuh, cinta, kasih, kehangatan, saling menerima dan

mendukung. Setiap anggota keluarga yang mendapat kasih sayang dan

dukungan, maka kemampuannya untuk memberi akan meningkat

sehingga tercipta hubungan yang hangat dan mendukung. Hubungan

yang baik dalam keluarga tersebut akan menjadi dasar dalam membina

hubungan dengan orang lain di luar keluarga.

2) Saling menghargai, dengan mempertahankan ilkim yang positif dimana

setiap anggota keluarga baik orang tua maupun anak di akui dan di

hargai keberadaan dan haknya.

3) Ikaatan dan identifikasi, ikatan ini mulai sejenak pasangan sepakat

hidup baru. Kemudian di kembangkan dan di sesuaikan dengan

berbagai aspek kehidupan dan keinginan yang tidak dapat dicapai

sendiri, misalnya mempunyai anak. Hubungan selanjutnya akan

dikembangkan menjadi hubungan orang tua anak dan antar anak

melalui proses identifikasi. Proses identifikasi merupakan inti ikatan

kasih sayang, oleh karena itu perlu diciptakan proees identifikasi yang

positif dimana anak meniru perilaku orang tua melalui hubungan

interaksi mereka.

b. Fungsi afektif

Merupakan sumber energi yang menentukan kebahagiaan keluarga.Sering

penceraian, kenalan anak atau masalah keluarga lainnya timbul akibat fungsi

afektif keluarga yang tidak terpenuhi.


23

c. Fungsi sosialisasi

Adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk

berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan

orang lain di luar rumah.

d. Fungsi Reproduksi

Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan

meningkatkan sumber daya manusia.Dengan adanya program keluarga berencana,

maka fungsi ini sedikit dapat terkontrol. Namun disisi lain banyak kelahiran yang

tidak diharapkan atau diluar ikatan perkawinan sehingga lahirnya keluarga baru

dengan satu orang tua (single parents).

e. Fungsi Ekonomi

Untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti makanan, pakaian

dan rumah, maka keluarga memerlukan sumber keuangan.Fungsi ini sulit

dipenuhi oleh keluarga di bawah garis kemiskinan (gakin atau pra keluarga

sejahtera).Perawat berkontribusi untuk mencari sumber-sumber di masyarakat

yang dapat digunakan keluarga meningkatkan status kesehatan mereka.

f. Fungsi Perawatan Kesehatan

Fungsi lain kesehatan adalah fungsi perawatan kesehatan. Selain keluarga

menyediakan makanan,pakaian dan rumah, keluarga juga berfungsi melakukan

asuhan keperawatan terhadap anggtanya baik untuk mencegah terjadinya

gangguan maupun merawat anggota yang sakit.Keluarga juga menentukan kapan

anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan memerlukan bantuan atau

pertolongan tenaga profesional.Kemampuan ini sangat mempengaruhi status

kesehatan individu dan keluarga.


24

Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan terhadap

anggotanya dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Tugas

kesehatan keluarga tersebut adalah :

1. Mengenal masalah kesehatan

2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat

3. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit

4. Mempertahankan suasana rumah yang sehat

5. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat

Kelima tugas kesehatan tersebut saling terkait dan perlu dilakukan oleh

keluarga.Perawat perlu melakukan pengakajian untuk mengetahui sejauh mana

keluarga dapat melaksanakan kelima tugas tersebut dengan baik, selanjutnya

memberikan bantuan atau pembinaan terhadap keluarga untuk memenuhi tugas

kesehatan keluarga tersebut (Padila, 2012).

2.2.6 Tugas keluarga

Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut:

a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya

b. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga

c. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya

masing-masing

d. Sosialisasi antar anggota keluarga

e. Pengaturan jumlah anggota keluarga

f. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga

g. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya (Padila, 2012).


25

2.2.7 Peranan Keluarga

Peran adalah sesuatu yang diharapkan secara normatif dari seseorang

dalam situasi sosial tertentu agar dapat memenuhi harapan – harapan.Peran

keluarga adalah tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh seseorang dalam

konteks keluarga.Jadi peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku

interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan

situasi tertentu.Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola

perilaku dari keluarga, kelompok, dan masyarakat. Setiap anggota keluarga

mempunyai peran masing – masing, antara lain adalah:

1. Ayah

Ayah sebagai pemimpin keluarga mempunyai peran sebagai pencari

nafkah, pendidik, pelindung / pengayom, pemberi rasa aman bagi setiap

anggota keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial

tertentu.

2. Ibu

Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak –

anak,pelindung keluarga dan juga sebagai pencari nafkah tambahan

keluarga dan jugasebagai anggota masyarakat kelompok sosial tertentu.

3. Anak

Anak berperan sebagai pelaku psikososial sesuai dengan perkembangan

fisik, mental, sosial dan spiritual (Bakri, 2014).

2.2.8 Perkembangan Keluarga

Menurut Padila tahun 2012, terdapat 5 tahap perkembangan keluarga,

diantaranya sebagai berikut :


26

1. Keluarga antara (masa bebas/pacaran) dengan usia dewasa muda

2. Terbentuknya keluarga baru melalui suatu perkawinan

3. Keluarga dengan memilki anak usia muda (anak usia bayi sampai anak usia

sekolah)

4. Keluarga yang memiliki anak dewasa

5. Keluarga yang mulai melepas anaknya untuk keluar rumah

6. Keluarga lansia.

Berikut diuraikan kedalapan tahap siklus kehidupan keluarga berikut tugas

perkembangannya menurut Padila tahun 2012 :

1. Tahap keluarga pemula (beginning family)

Keluarga baru/pasangan yang belum memiliki anak.

Tugas perkembangan keluarga :

a. Membangun perkawinan yang saling memuaskan

b. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis

c. Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai orang tua)

d. Menetapkan tujuan bersama

e. Persiapan menjadi orang tua

2. Tahap keluarga sedang mengasuh anak (Child bearing)

Keluarga dengan anak pertama berusia kurang dari 30 bulan

Tugas perkembangan pada tahap ini adalah :

a. Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap (integrase bayi

dalam keluarga)

b. Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan

anggota keluarga
27

c. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan

d. Memperluas persahabatan keluarga besar dengan menambah peran orang tua,

kakek dan nenek

e. Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak

f. Konseling KB post partum 6 minggu

g. Menata ruang untuk anak

h. Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin

3. Tahap keluarga dengan anak usia prasekolah

Keluarga dengan anak pertama berusia 30 bulan – 6 tahun

Tugas perkembangan keluarga :

a. Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang bermain,

privasi dan keamanan

b. Mensosialisasikan anak

c. Mempertahankan hubungan yang sehat (hubungan perkawinan dan hubungan

orang tua – anak) serta hubungan diluar keluarga (keluarga besar dan

komunitas)

d. Pembagian tanggung jawab

e. Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan kembang anak

4. Tahap keluarga dengan anak usia sekolah

Keluarga dengan anak pertama berusia 6-13 tahun

Tugas perkembangan keluarga :

a. Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah dalam

mengembangkan hubungan dengna teman sebaya yang sehat

b. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan


28

c. Memnuhi kebuthan kesehatan fisik anggota keluarga

d. Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual

e. Menyediakan aktivitas untuk anak

5. Tahap keluarga dengan anak remaja

Keluarga dengan anak pertama berusia 13-20 tahun

Tugas perkembangan keluarga :

a. Memberikan keseimbangan antara kebebasan dan tanggung jawab ketika

remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri

b. Memfokuskan kembali hubungan intim perkawinan

c. Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anak

6. Tahap keluarga dengan anak dewasa

Keluarga dengan anak pertama meninggalkan rumah

Tugas perkembangan keluarga :

a. Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru dari

perkawinan anak-anaknya

b. Melanjutkan dan menyesuaikan kembali hubungan perkawinan

c. Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru dimasyarakat

7. Tahap keluarga usia pertengahan (midle age family)

Tugas perkembangan keluarga :

a. Menyediakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan

b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan para

orang tua (lansia) dan anak-anak

c. Memperkokoh hubungan perkawinan

d. Persiapan masa tua/pension


29

8. Tahap keluarga usia lanjut

Tugas perkembangan keluarga :

a. Penyesuaian tahap masa pensiun dengan cara merubah cara hidup

b. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan

c. Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun

d. Mempertahankan hubungan perkawinan

e. Melakukan life review masa lalu. (Padila. 2012)

2.3 Asuhan Keperawatan

2.3.1. Pengkajian

Pengkajian merupakan suatu tahapan dimana perawat mengambil data

secara terus-menerus terhadap keluarga yang dibinanya.

1. Pengumpulan data

Sumber informasi dari tahapan pengumpulan data dapat menggunakan

metode wawancara, observasi misalnya tentang keadaan/fasilitas rumah,

pemeriksaan fisik terhadap seluruh anggota kelluarga secara head to too dan

telaahan data sekunder seperti hasil laboratorium, hasil X-ray, pap smear dan lain

sebagainya.

Hal-hal yang perlu dikumpulkan datanya dalam pengkajian keluarga

adalah :

a. Data umum

Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :

1. Nama kepala keluarga (KK)

2. Alamat dan telepon


30

3. Pekerjaan kepala keluarga

4. Pendidikan kepala keluarga

5. Komposisi keluarga dan genogram

a). Komposisi keluarga

Menjelaskan anggota keluarga yang di identifikasikan sebagai bagian

dari keluarga mereka. Komposisi tidak hanya mencantumkan penghuni

rumah tangga, tetapi juga anggota keluarga lain yang menjadi bagian

dari keluarga tersebut. Bentuk komposisi keluarga dengan mencatat

terlebih dahulu anggota keluarga yang sudah dewasa, kemudian diikuti

dengan anggota keluarga yang lain sesuai dengan susunan kelahiran

mulai dari yang lebih tua, kemudian mencantumkan jenis kelamin,

hubungan setiap anggota keluarga tersebut, tempat tanggal lahir/umur,

pekerjaan dan pendidikan.

b). Genogram

Genogram keluarga merupakan sebuah diagram yang menggambarkan

konstelsi keluarga (pohon keluarga). Genogram merupakan alat

pengkajian infromatif yang digunakan untuk mengetahui keluarga,

riwayat dan sumber-sumber keluarga. Diagram ini menggambarkan

hubungan vertical (lintas generasi) dan horizontal (dalam generasi yang

sama) untuk memahami kehidupan keluarga dihubungkan dengan pola

penyakit. Untuk hal tersebut, maka genogram keluarga harus memuat

informasi tiga generasi (keluarga inti dan keluarga masing-masing

orangtua)
31

6. Tipe keluarga

Menjelaskan mengenai jenis/tipe keluarga beserta kendala atau masalah-

masalah yang terjadi dengan jenis/tipe keluarga tersebut.

7. Suku bangsa

Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi

budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan.

8. Agama

Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayan yang dapat

mempengaruhi kesehatan.

9. Status sosial ekonomi keluarga

Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari

kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya.Selain itu status sosial ekonomi

keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh

keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh keluarga.

10. Aktivitas rekreasi keluarga

Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat dari kapan saja keluarga pergi

bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu, namun dengan

menonton televise dan mendengarkan radio jga merupakan aktivtas rekreasi.

a. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

1). Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga ditentukan oleh anak tertua dari keluarga

inti. Contoh: keluarga bapak A memiliki dua orang anak, anak pertama

berusia tuju tahun dan anak kedua berusia empat tahun, maka keluarga
32

bapak A berada pada tahap perkembangan keluarga dengan usia anak

sekolah.

2). Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Menjelaskan perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

menjelaskan mengenai tugas perkembangan keluarga yang belum

terpenuhi oleh keluarga serta kendala-kendala mengapa tugas

perkembangan tersebut belum terpenuhi.

b. Riwayat keluarga inti

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, meliputi

riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing - masing anggota keluarga,

perhatian keluarga terhadap pencegahan penyakit termasuk status imunisasi,

sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga dan pengalaman

terhadap pelayanan kesehatan.

1). Riwayat keluarga sebelumnya

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak

suami dan istri.

c. Pengkajian lingkungan

1). Karakteristik rumah

Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe

rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, jarak septic tank dengan

sumber air, sumber air minum yang digunakan serta dilengkapi dengan

denah rumah.
33

2). Karakteristik tetangga dan komunitas RW

Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas

setempat meliputi kebiasaan, lingkungan fisik aturan atau kesepakatan

penduduk setempat serta budaya setempat yang mempengaruhi

kesehatan.

3). Mobilitas geografis keluarga

Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan melihat kebiasaan

keluarga berpindah tempat.

4). Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk

berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana

interaksi keluarga dengan masyarakat.

d. Struktur keluarga

1). Sistem pendukung keluarga

Termasuk sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota keluarga

yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang

kesehatan mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan

dari anggoa keluarga dan fasilitas social atau dukungan dari masyarakat

setempat.

e. Pola komunikasi keluarga

Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga.

1) Apakah anggota keluarga mengutarakan kebutuhan-kebutuhan dan

perasaan mereka dengan jelas


34

2) Apakah anggota keluarga memperoleh dan memberikan respons dengan

baik terhadap pesan

3) Apakah anggota keluarga mendengar dan mengikuti pesan

4) Bahasa apa yang digunakan dalam keluarga

5) Pola yang digunakan dalam komunikasi untuk menyampaikan pesan

(langsung atau tidak langsung)

6) Jenis-jenis disfungsional komunikasi apa yang terlihat dalam pola

komunikasi keluarga.

f. Struktur kekuatan keluarga

Kemampuan anggta keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang

lain untuk mengubah perilaku.

g. Struktur peran

Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara

formal maupun informal.

h. Nilai atau norma keluarga

Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga yang

berhubungan dengan kesehatan.

i. Fungsi keluarga

1). Fungsi efektif

Hal yang perlu dikaji yaitu gambaan diri anggota keluarga, perasaan

memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap

anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota

keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling

menghargai.
35

2). Fungsi sosialisasi

Dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh mana

anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya serta perilaku.

3). Fungsi perawatan kesehatan

Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian,

perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit.Sejauh mana

pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit. Kesanggupan keluarga di

dalam melaksankan perawatan kesehata dapat dilhat dari kemampuan

keluarga dalam melaksanakan lima tugas kesehatan keluarga, yaitu

keluarga mampu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan

untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan terhadap anggota

yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan

kesehatan dan mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat

dilingkungan setempat.

Hal yang perlu dikaji sejauh mana keluarga melakukan pemenuhan

tugas perawatan kesehatan keluarga adalah :

a. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah

kesehatan, maka perlu dikaji sejauhmana keluarga mengetahui fakta-

fakta dari masalah kesehatan, meliputi pengertian, tanda dan gejala,

faktor penyebab dan yang mempengaruhinya serta persepsi keluarga

terhadap masalah

Untuk mengetahui kemampuan kemampuan keluarga mengambil

keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat, perlu dikaji:


36

1) Sejauh mana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat dan

luasnya masalah?

2) Apakah masalah kesehatan yang dirasakan oleh keluarga?

3) Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah kesehatan

yang dialami?

4) Apakah keluarga merasa takut akan dari penyakit ?

5) Apakah keluarga mempunyai sifat negative terhadap masalah

kesehatan ?

6) Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas yang ada ?

7) Apakah keluarga kurang percaya terhadap kesehatan yang ada?

8) Apakah keluarga dapat informasi yang salah terhadap tindakan

dalam mengatasi masalah ?

b. Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga merawat

anggota keluarga yang sakit termasuk kemampuan memelihara

lingkungan dan menggunakan sumber/fasilitas kesehatan yang ada

dimasyakarat, maka perlu dikaji :

1) Apakah keluarga mengetahui sifat dan perkembangan perawatan

yang dibutuhkan untuk mengulangi masalah kesehatan atau

penyakit ?

2) Apakah keluarga mempunyai sumber daya dan fasilitas yang

diperlukan untuk perawatan ?

3) Apakah ketrampilan keluarga mengenai macam perawatan yang

diperlukan memadai ?
37

4) Apakah keluarga mempunyai pandangan negative perawatan yang

diperlukan ?

5) Apakah keluarga kurang dapat melihat keuntungan dalam

pemeliharaan lingkungan dimasa mendatang?

6) Apakah keluarga mengetahui upaya peningkatan kesehatan dan

pencegaha penyakit ?

7) Apakah keluarga merasa takut akan akibat tindakan (diagnostic,

pengobatan, dan rehabilitas) ?

8) Bagaimana falsafah hidup keluarga berkaitan dengan upaya

perawatan dan pencegahan ?

c. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga memelihara

lingkungan rumah yang sehat, maka perlu dikaji :

1) Sejauhmana keluarga mengetahui sumber-sumber keluarga yang

dimiliki ?

2) Sejauhmana keluarga melihat keuntungan atau manfaat

pemeliharaan lingkungan ?

3) Sejauhmana keluarga mengetahui pentingnya hygiene dan

sanitasi ?

4) Sejauhmana keluarga mengetahui upaya pencegahan penyakit ?

5) Bagaimana sikap atau pandangan keluarga terhadap hygiene dan

sanitasi ?

6) Sejauhmana kekompakan antar anggota keluarga ?

d. Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga memanfaatkan

fasilitas pelayanan kesehatan dimasyarakat, maka perlu dikaji :


38

1) Sejauhmana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan ?

2) Sejauhmana keluarga memahami keuntungan yang dapat

diperoleh dari fasilitas kesehatan ?

3) Sejauhmana tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas dan

fasilitas kesehatan ?

4) Apakah keluarga mempunyai pengalaman yang kurang baik

terhadap petugas kesehatan ?

5) Apakah fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga ?

j. Fungsi reproduksi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah :

1) Berapa jumlah anak ?

2) Apakah rencana keluarga berkaitan dengan jumlah anggota keluarga?

3) Metode yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah

anggota keluarga?

k. Fungsi ekonomi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah :

1) Sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan

papan ?

2) Sejauhmana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat

dalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga?

i. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang

digunakan samadengan pemeriksaan fisik klinik (Padila, 2012).


39

2. Prioritas Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan masalah

keperawatan yang didapat dari data-data pada pengkajian yang berhubungan

dengan etiologi yang berasal dari data-data pengkajian fungsi perawat keluarga.

Diagnosa keperawtan mengacu pada rumusan PES (Problrm, Etiologi, dan

Simptom) dimana untuk problem menggunakan rumusan masalah NANDA,

sedangkan untuk etiologi dapat menggunakan pendekatan lima tugas keluarga

atau dengan menggambarkan pohon masalah.

Tipologi dari diagnosa keperawatan keluarga terdiri dari diagnosa

keperawatan keluarga actual (terjadi defisit/ gangguan kesehatan), resiko

(ancaman kesehatan) dan keadaan sejahtera (wellness).

Tabel 2.1 Skala prioritas masalah keluarga

No. Kriteria Skor Bobot


1 Sifat masalah
a. Aktual (tidak/ kurang sehat) 3
b. Ancaman kesehatan
c. Keadaan sejahtera 2 1
d. 1
2. Kemungkinan masalah dapat di ubah
a. Mudah
b. Sebagian 2 2
c. Tidak dapat 1
0
3. Potensi masalah untuk dicegah
a. Tinggi 3
b. Cukup 2 1
c. Rendah 1

Cara melakukan skoring adalah:

1. Tentukan skor untuk setiap crteria

2. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikali dengan bobot

3. Jumlah skor untuk semua criteria


40

4. Tentukan skor,nilai tertinggi menentukan urutan nomor diagnosa

keperawatan keluarga

Dalam menentukan prioritas, banyak faktor yang mempengaruhi untuk

criteria yang pertama yaitu sifat masalah, skor yang lebih besar (3) diberikan pada

tidak/ kurang sehat karna kondisi ini biasanya disadari dan dirasakan oleh

keluarga, ancaman kesehatan skor dua dna keadaan sejahtera skor satu.

Untuk criteria kedua yaitu kemungkinan maslah dapat diubah perawat

perlu memperhatikan faktor-faktor:

a. pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani

masalah

b. sumber daya keluarga baik dalam bentuk fisik,keuangan maupun tenaga

c. sumber daya peraswta dalam bentuk pengetahuan, ketrampilan dan waktu

d. sumber daya masyarakat dalambentuk fasilitas, organisasi masyarakat dan

dukungan masyarakat.

Untuk kriteria ketiga yaitu potensi masalah dapat dicegah, perawat perlu

memperhatikan faktor-faktor berikut:

a. Kepelikan masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah

b. Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu

ada

c. Tindakan yang sedang dijalankan, yaitu tindakan-tindakan yang tepat

dalam memperbaiki masalah

d. adanya kelompok high risk atau kelompok yang sangat peka menambah

masalah.
41

Untuk kriteria keempat yaitu menonjolnya masslah, perawat perlu menilai

persepsi atau bagaimnana keluarga melihat masalah kesehatan tersebut (Padila,

2012).

2.3.2 Diagnosa Keperawatan

Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan

Domain 1 : Manajemen Kesehatan, Kelas 2: Kognisi, Kode 00099

Definisi : Ketidakmampuan mengindentifikasi, mengelola, dan/atau

mencari bantuan untuk mempertahankan kesejahteraan.

Batasan karakteristik:

1. Kurang pengetahuan tentang praktik kesehatan dasar

2. Kurang dukungan sosial

3. Ketidakmampuan bertanggungjawab untuk memenuhi praktik

kesehatan dasar

4. Pola perilaku kurang mencari bantuan kesehatanTidak menunjukkan

minat pada perbaikan perilaku sehat

Faktor Yang Berhubungan

1. Keterampilan komunikasi tidak efekif 3. Sumber daya tidak cukup

2. Hambatan pengambilan keputusan 4. Berduka tidak tuntas

Populasi Berisiko

1. Perkembangan terlambat

Kondisi Terkait

1. Gangguan fungsi kognitif 3. Gangguan persepsi

2. Penurunan keterampilan motoric halus dan kasar.


42

2.3.3 Intervensi

Perencanaan adalah pengembangan strategi desain untuk mencegah,

mengurangi atau mengatasi masalah – masalah yang telah diidentiffikasi dalam

diagnosis keperawatan. Desain perencanaan menggambarkan sejauh mana

perawat mampu menetapkan cara menyelesaikan masalah dengan efektif dan

efisien (Rohmah & Walid, 2017).

Tabel 2.2 Intervensi Keperawatan (NIC) Peningkatan Kesiapan Pembelajaran ;

Pendidikan Kesehatan ; Pengajaran: Proses Penyakit ; Pengajaran: Peresepan Diet.

Diagnosa NOC NIC


Keperawatan
Ketidakefektifan Tujuan adalah : 1. Peningkatan Kesiapan Pembelajaran
Pemeliharaan Perubahan perilaku a. Bina Hubungan Saling Percaya
Kesehatan keluarga yang di b. Bantu pasien menyadari bahwa ada
harapkan oleh perawat pilihan - pilihan pengobatan (yang
setelah tindakan berhasil ditawarkan).
di lakukan. c. Bantu pasien menyadari kemampuan
Kriteria Hasil : untuk mencegah penyakit dengan cara
NOC : yang tepat.
1. Pengetahuan :
Manajemen Hipertensi 2. Pendidikan Kesehatan
a. Kisaran normal a. Kaji riwayat individu dan keluarga
untuk tekanan darah b. Tekankan pentingnya gaya hidup sehat ,
sistolik dan diastolic pola tidur, berolahraga bagi individu dan
(5). keluarga
b. Pentingnya c. Manfaatkan sistem dukungan sosial dan
mematuhi keluarga untuk meningkatkan efektivitas
pengobatan (5). gaya hidup atau modifikasi perilaku sehat.
c. Manfaat modifikasi d. Tentukan pengetahuan kesehatan dan gaya
gaya hidup (5). hidup perilaku saat ini pada individu dan
d. Diet yang dianjurkan keluarga.
(5)
e. Strategi membatasi 3. Pengajaran: Proses Penyakit
intake sodium (5). a. Monitor tanda – tanda vital (Tekanan
darah, respiratory, nadi, suhu)
2. Pengetahuan : b. Kaji tingkat pengetahuan pasien terkait
Proses Penyakit dengan proses penyakit
a. Tanda dan gejala c. Beri informasi kepada keluarga/orang
penyakit (5). yang penting bagi pasien mengenai
b. Faktor risiko (5), perkembangan pasien, sesuai kebutuhan.
c. Faktor – faktor d. Diskusikan perubahan gaya hidup yang
penyebab (5). mungkin diperlukan untuk mencegah
proses penyakit.
3. Pengetahuan : Gaya
Hidup Sehat 4. Manajemen Nutrisi
a. Pentingnya skrining a. Kaji pola makan pasien saat ini dan
pencegahan (5). sebelumnya, termasuk makanan yang
43

b. Manfaat olahraga disukai.


teratur (5) b. Intruksikan pasien untuk menghindari
c. Strategi mencegah makanan yang dipantang dan
penyakit (5) mengkonsumsi makanan yang
d. Strategi mengurangi diperbolehkan.
stress (5)

2.3.4 Implementasi

Implementasi adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan.Kegiatan dalam pelaksanaan juga meliputi pengumpulan

data berkelanjutan, mengobservasi respon klien selama dan sesudah pelaksaan

tindakan, menilai data yang baru (Rohmah & Walid, 2017).

A. CONTOH FORMAT PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Tabel 2.3 Format Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

No. Diagnosa/ Tanggal/Pukul Tindakan Paraf


masalah Kolaboratif

1. Nomor Diagnosa Keperawatan / Masalah Kolaborasi

Tuliskan nomor diagnosa keperawatan/masalah kolaboratif sesuai dengan

masalah yang sudah teridentifikasi dalam format diagnosis keperawatan.

2. Tanggal/jam

Tuliskan tanggal, bulan, tahun, dan jam pelaksanaan tindakan

keperawatan.

3. Tindakan

a. Tuliskan nomor urut tindakan

b. Tindakan dituliskan yang dilakukan beserta hasil/respon pasien dengan

jelas
44

c. Jangan lupa menuliskan nama/jenis obat, dosis, cara memberikan, dan

instruksi medis yang lain dengan jelas.

d. Jangan menuliskan istilah sering, kecil, besar, atau istilah lain yang

dapat menimbulkan persepsi yang berbeda atau masih menimbulkan

pertanyaan. Contoh: “memberikan makan lebih sering dari biasanya”.

Lebih baik tuliskan pada jam berapa saja memberikan makan dan dalam

berapa porsi makanan diberikan.

e. Untuk tindakan pendidikan kesehatan, tuliskan “melakukan penkes

tentang….., laporan penkess terlampir

f. Bila penkes dilakukan secara singkat, tuliskan tindakan dan respon

pasien setelah penkes dengan jelas.

4. Paraf

Tuliskan paraf dan nama terang (Rohmah & Walid, 2018).

b.3.5 Evaluasi

Evaluasi adalah penilaian yang dilakukan dengan cara membandingkan

perubahan keadaan pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria yang

dibuat pada tahap perencanaan (Rohmah & Walid, 2017).

a. Komponen SOAP/SOAPIER

Untuk memudahkan perawat mengevaluasi atau memantau perkembangan

klien, digunakan komponen SOAP/SOAPIE/SOAPIER.Penggunaanya tergantung

dari kebijakan setempat. Pengertian SOAPIER adalah sebagai berikut ;

S: Data Subjektif

Perawat menuliskan keluhan pasien yang masih dirasakan setelah

dilakukan tindakan keperawatan.


45

O: Data Objektif

Yaitu data berdasarkan hasil pengukuran atau observasi perawat secara

langsung kepada klien, dan yang dirasakan klien setelah dilakukan

tindakan keperawatan.

A: Analisis

Interprestasi dari data subjektif dan data objektif.Analisis merupakan suatu

masalah atau diagnosis keperawatan yang masih terjadi atau juga dapat

dituliskan masalah/diagnosis baru yang terjadi akibat perubahan status

kesehatan klien yang telah teridentifikasi datanya dalam data subjektif dan

objektif.

P: Planning

Perencanaan keperawatan yang akan dilanjutkan, dihentikan, dimodifikasi,

atau ditambahkan dari rencana tindakan keperawatan yang telah ditentukan

sebelumnya. Tindakan yang telah menunjukkan hasil yang memuaskan

dan tidak memerlukan tindakan ulang pada umunya dihentikan.Tindakan

yang perlu dilanjutkan adalah tindakan yang masih kompeten untuk

menyelesaikan masalah klien dan membutuhkan waktu untuk mencapai

keberhasilanya. Tindakan yang perlu dimodifikasi adalah tindakan yang

dirasa dapat membantu menyelesaikan masalah klien, tetapi perlu

ditingkatkan kualitasnya atau mempunyai alternatif pilihan yang lain yang

diduga dapat membantu mempercepat proses penyembuhan. Sedangkan,

rencana tindakan yang baru/sebelumnya tidak dapat ditentukan bila timbul

masalah baru atau rencana tindakan yang ada sudah tidak kompeten lagi

untuk menyelesaikan masalah yang ada.


46

I: Implementasi

Implementasi adalah tindakan keperawatan yang dilakukan sesuai dengan

intruksi yang telah teridentifikasi dalam komponen P (perencanaan).

Jangan lupa menuliskan tanggal dan jam pelaksanaan.

E: Evaluasi

Evaluasi adalah respons klien setelah dilakukan tindakan keperawatan.

R: Reassesment

Adalah pengkajian ulang yang dilakukan terhadap perencanaan setelah

diketahui hasil evaluasi, apakah dari rencana tindakan perlu dilanjutkan,

dimodifikasi, atau dihentikan (Rohmah & Walid, 2017).

b. CONTOH FORMAT EVALUASI

Tabel 2.4 Format Evaluasi

MasalahKep/Kolaboratif Tanggal/Jam CatatanPerkembangan Paraf

A. PEDOMAN PENGISIAN FORMAT EVALUASI/CATATAN

PERKEMBANGAN.

1. Masalah Keperawatan/Masalah Kolaboratif

Tulislah masalah keperawatan/masalah kolaboratif (hanya problem saja).

2. Tanggal/Jam

Tulislah tanggal, bulan, tahun, dan jam waktu evaluasi dilakukan.

3. Catatan Perkembangan (Menggunakan SOAP)

a. Tulislah data perkembangan yang diperoleh dari catatan tindakan

keperawatan.

b. Tulislah data dalam kelompok data subjektif dan objektif (S-O).


47

c. Tulislah data perkembangan hanya data yang bersesuaian dengan

kriteria hasil, jadi jangan menuliskan data yang tidak perlu atau

meniadakan data yang diperlukan.

d. Tulislah masalah keperawatan/kondisi masalah keperawatan dalam

analisis (A) untuk evaluasi proses. Contoh : nyeriakut/nyeri akut

berlanjut/nyeri akut masih terjadi.

e. Tulislah dalam analisis (A) tujuan teratasi, teratasi sebagian, tidak

teratasi untuk evaluasi hasil.

f. Bila ditemukan masalah yang baru, tuliskan masalah dalam bentuk

diagnosis keperawatan dengan formulasi yang tepat.

g. Tulislah dalam perencanaan (P) nomor dari rencana tindakan

keperawatan untuk rencana tindakan yang dikehendaki untuk

dilanjutkan/dipertahankan atau dihentikan.

h. Tulislah rencana tindakan baru bila dikehendaki sebagaimana teknik

penulisan rencana tindakan.

i. Bila menggunakan SOAPIE/SOAPIER, tulislah pelaksanaan tindakan

dalam item I/implementasi dan respons klien dituliskan dalam item

E/evaluasi, kemudian tentukan rencana berikutnya pada item

R/reassessment.

4. Paraf

Tulislah paraf dan nama terang (Rohmah & Walid, 2017).


BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Desain yang digunakan adalah studi kasus, yaitu studi yang

mengeksplorasi suatu masalah atau fenomena dengan batasan terperinci, memiliki

pengambilan data yang mendalam dan menyertakan berbagai informasi. Studi

kasus dibatasi waktu dan tempat, serta kasus yang dipelajari berupa peristiwa

aktivitas di dalam keluarga. Studi kasus dalam karya tulis ini, adalah studi untuk

mengeksplorasi masalah “Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Ny.M Yang

Mengalami Hipertensi Dengan Masalah Ketidakefektifan Pemeliharaan

Kesehatan Di Desa Penambangan Kecamatan Curahdami Kabupaten Bondowoso

Tahun 2020”.

3.2. Batasan Istilah

Batasan istilah adalah persyaratan yang menjelaskan istilah-istilah kunci

yang menjadi fokus dalam penulisan studi kasus. Batasan istilah disusun secara

naratif dan apabila diperlukan ditambahkan informasi sebagai tanda atau ciri khas

dari batasan yang dibuat penulis. Batasan istilah dalam studi kasus ini adalah

Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Ny.M Yang Mengalami Hipertensi Dengan

Masalah Keperawatan Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan Di Desa

Penambangan Kecamatan Curahdami Kabupaten Bondowoso Tahun 2020.


49

3.3. Partisipan

Pada sub bab ini dideskripsikan tentang karakteristik partisipan/unit

analisis/kasus yang akan diteliti. Partisipan dalam studi kasus keperawatan

umumnya adalah keluarga. Subyek yang akan digunakan adalah satu keluarga

(satu kasus) dengan masalah keperawatan dan diagnosa medis yang sesuai

dengan judul. Dalam penyusunan studi kasus ini partisipan adalah satu kasus atau

satu keluarga yang bertempat tinggal Di Desa Penambangan Kecamatan

Curahdami Kabupaten Bondowoso Tahun 2020. Partisipan dan penyusunan studi

kasus ini adalah satu keluarga dengan diagnosa medis Hipertensi dengan Masalah

Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan Di Desa Penambangan Kecamatan

Maesan Kabupaten Bondowoso Tahun 2020.

3.4. Lokasi dan Waktu

Menjelaskan tentang deskriptif lokasi penelitian, jika fokus sasaran adalah

keluarga maka perlu menuliskan alamat yang digunakan setingkat desa serta

waktu yang digunakan dalam penyusunan KTI Studi Kasus.

Waktu penyelenggaraan Asuhan Keperawatan pada Keluarga Ny.M yang

Mengalami Hipertensi dengan Masalah Keperawatan Ketidakefektifan

Pemeliharaan Kesehatan Di Desa Penambangan Kecamatan Curahdami

Kabupaten Bondowoso Tahun 2020 adalah selama 14 hari dengan minimal 7 kali

kunjungan.

Pada studi kasus ini dilakukan Asuhan Keperawatan pada Keluarga Ny.M

yang Mengalami Hipertensi dengan Masalah Ketidakefektifan Pemeliharaan

Kesehatan Di Desa Penambangan Kecamatan Curahdami Kabupaten Bondowoso


50

Tahun 2020.

3.5. Pengumpulan Data

Pada sub bab ini dijelaskan terkait metode pengumpulan data yang

digunakan, antara lain

1. Wawancara (Hasil anamnesa berisi tentang identitas klien, keluhan utama,

riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit

keluarga, dan lain-lain) sumber data diperoleh dari klien, keluarga serta

perawatan.

2. Observasi dan pemeriksaan fisik (dengan pendekatan Inspeksi Palpasi

Perkusi dan Auskultasi) pada sistem tubuh klien.

3. Study dokumentasi dan angket (hasil dari pemeriksaan dari data klien

yang relevan).

3.6. Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data dimaksudkan untuk menguji kualitas data atau

informasi yang dipilih sehingga menghasilkan data dengan validasi tinggi.

Disamping integritas peneliti keabsahan data dilakukan dengan cara yaitu:

1. Memperpanjang waktu pengamatan atau tindakan

2. Sumber informasi tambahan menggunakan tri angulasi dari 3 sumber data

utama, yaitu : klien, perawat, keluarga yang berkaitan dengan masalah

yang akan diteliti.

3.7. Analisa data

Analisa data dilakukan penulis dilapangan sewaktu pengumpulan data


51

sampai dengan semua data terkumpul. Analisa data dilakukan dengan cara

mengemukakan data. Selanjutnya membandingkan dengan teori yang ada dan

dituangkan di opini pembahasan. Teknik analisa yang digunakan dengan cara

menarasikan jawaban yang dibuat dari interpretasi wawancara mendalam yang

akan dilakukan untuk menjawab rumusan masalah. Teknik analisi digunakan

dengan cara observasi oleh penulis dan studi dokumentasi yang menghasilkan

data untuk selanjutnya di interpresentasikan dan di bandingkan dengan teori yang

ada sebagai bahan untuk merekomendasi dan intervensi prosedur. Urutan dalam

analisis adalah sebagai berikut:

a. Pengumpulan data

b. Mereduksi data

c. Penyajian data

d. Kesimpulan

3.8. Etika Penelitian

Dicantumkan etka yang mendasar dalam penyusunan studi kasus, terdiri

dari :

1. Informed consent (persetujuan menjadi klien)

Lembar persetujuan yang akan diberikan kepada responden yang akan

diteliti dan memenuhi kriteria inkulasi dan disertai judul penelitian dan

manfaat penelitian.

2. Anonymity (tanpa nama)

Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang didapat untuk

disembunyikan yaitu bisa dengan tanpa nama atau inisial.


52

3. Confidentiality ( kerahasian)

Subjek berhak untuk meminta bahwa data yang diberikan untuk

dirahasiakan.
BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Dalam hal ini penulis akan membahas mengenai 1 keluarga binaan dan

merujuk pada teori dengan susunan Fakta, Teori, dan Opini. Pembahasan asuhan

keperawatan keluarga dengan salah satu anggota keluarga yang menderita

Hipertensi dengan masalah keperawatan Ketidakefektifan Pemeliharaan

Kesehatan tentang penyakit di wilayah kerja pukesmas Curahdami Bondowoso

Tahun 2020. Pembahasan asuhan keperawatan keluarga pada Ny.M yang meliputi

Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Intervensi, Implementasi dan Evaluasi.

4.1.1 Gambaran lokasi dan pengambilan data

Puskesmas Curahdami adalah salah satu pukesmas yag terdapat di wilayah

Bondowoso yang tepatnya berada di kecamatan Curahdami yang memiliki kerja

di desa Penambangan, desa Curahdami, desa Selolembu, desa Locare, desa

Poncogati, desa Sumber Suko, desa Curahpoh, desa Kupang, desa Petung, desa

Pakuwesi, desa sumer Salak, desa Jetis. Keluarga Ny.M berada di desa

Penambangan yang masuk dalam wilayah kerja pukesmas Curahdami. Lokasi

pengambilan data Studi Kasus Asuhan Keperawatan pada keluarga yang

mengalami Hipertensi dengan Kesiapan Meningkatkan Pengetahuan selama 14

hari dengan 7 kali kunjungan terhitung dari tanggal 03 Agustus 2020 sampai 09

Agustus 2020 beralamatkan di desa Penambangan Kecamatan Curahdami

Kabupaten Bondowoso. Yaitu keluarga Ny.M yang terdiri dari 2 orang anak.

Rumah Ny.M yang ditempati 18 meter persegi dengan 2 kamar tidur, ruang
54

keluarga, ruang tamu dan 1 dapur. Tipe rumah semi permanen, keadaan lantai

keramik, ventilasi kurang, akan tetapi sirkulasi udara dapat masuk melalui pintu di

ruangan tamu dan pintu dapur. Rumah Ny.M berada di lingkungan yang kurang

bersih dekat dari jalan raya. Jarak pelayanan kesehatan seperti Ponkesdes

Penambangan dekat dengan rumah keluarga Ny.M. Keluarga Ny.M jika sakit

memeriksa kesehatannya secara rutin

4.1.2 Pengkajian

A. IDENTITAS PENELITI

Tabel 4.1 Identitas Peneliti

NamaPuskesmas Pukesmas No. Register -


Curahdami

Nama Perawat Risca Kusmintarti Tanggal Pengkajian 03-09


Agustus
2020

B. DATA KELUARGA

Tabel 4.2 Data Keluarga

Nama Kepala Tn.A Bahasa sehari-hari Madura


Keluarga

Alamat Rumah & Dusun Krajan Yankes terdekat, Jarak ± 15 m


Telp

Pekerjaan Buruh Alat transportasi Sepeda


Tani/Perkebunan Motor
Agama & Suku Islam/Madura Status Kelas Sosial Menengah
Kebawah

C. DATA ANGGOTA KELUARGA

Tabel 4.3 Data Anggota Keluarga

N Na Hub Usi J Suku Pendidi Pekerja Status TTV Status


ma dgn a K kan an Saat Gizi (TD, N, S, Imunis
o KK terakhir Ini (TB, P) asi
BB, Dasar
BMI)
1 Tn. Kepala 41t L Madu Tamat Buruh TB: TTV:110/8 -
A h ra sd tani/ 155cm 0 mmhg
N :86x/mnt
55

Keluar Perkeb BB:65k RR :


ga unan g 20x/mnt
S:36,2° C
2 Ny. Istri 40t P Madu Tamat IRT TB: TD:170/90 -
M h ra sd 150cm mmhg
BB: N:
52kg 90x/mnt
RR :
20x/mnt
S:36° C
3 An. Anak 19t P Madu SLTA Mahasi - - -
A h ra swi
4 An. Anak 3th P Madu Belum Belum TB: TTV: - -
N ra sekolah bekerja 17cm N:-
BB: RR : -
15kg

D. LANJUTAN

Tabel 4.4. Data Anggota Keluarga Lanjutan

N Status Kesehatan
Nama Alat Bantu/ Protesa Riwayat Penyakit/ Alergi
o Saat ini
1 Tn.M Tidak ada alat bantu Sehat Tidak ada riwayat alergi
2 Ny.M Tidak ada alat bantu Sehat Tidak ada riwayat alergi

3 An.A Tidak ada alat bantu Sehat Tidak ada riwayat alergi

4 An.N Tidak ada alat bantu Sehat Tidak ada riwayat alergi
56

Gambar 4.1 genogram

E. Genogram

40

Keterangan :

: Laki - laki

: Perempuan

: Garis Menikah

: Serumah

: Garis keturunan

: Usia dengan umur ?


57

Gambar 4.2 Denah Rumah

F. DENAH RUMAH

Utara
Halaman Belakang

Dapur Barat Timur


Halaman Samping

Kamar Ruang
Selatan
Tidur Keluarga

Ruang Tamu

Teras

G. DATA PENUNJANG KELUARGA

Tabel 4.5 DATA PENUNJANG KELUARGA

Rumah dan Sanitasi Lingkungan PHBS Di Rumah Tangga


 Kondisi Rumah  Jika ada ibu nifas, Persalinan ditolong oleh
Type rumah : permanen/Semi/Tidak tenaga kesehatan :
permanen* Ya/ tidak*
Kondisi rumah tampak tembok dan gedek Tidak terdapat ibu nifas di anggota keluarga.
bambu, keramik, bagian teras plesteran.  Jika ada bayi, Memberi ASI ekslusif :
 Ventilasi : Ya / Tidak *
Cukup/kurang* Tidak terdapat bayi di anggota keluarga.
Ventilasi rumah cukup, terdapat jendela pada  Jika ada balita, Menimbang balita tiap bulan
setiap ruang tamu, kamar, dan jendela setiap :
hari dibuka. Ya / Tidak *
 Pencahayaan Rumah : Tidak terdapat balita di nggota keluarga.
Baik/ Tidak*  Menggunakan air bersih untuk makan &
Pencahayaan rumah baik, sinar matahari minum:
nampak sampai kerumah klien. Ya/ Tidak*
 Saluran Buang Limbah : Keluarga dan Ny.M menggunakan tandon air
Baik/cukup/kurang* untuk makan dan minum.
Saluran pembuangan limbah cukup, terdapat  Menggunakan air bersih untuk kebersihan
tempat tersendiri pada saluran limbah. diri:
 Air Bersih : Ya/ Tidak*
Sehat/tidak * Sehat Keluarga dan Ny.M menggunakan tandon air
Menggunakan air bersih dengan menggunakan untuk mandi, mencuci piring, baju dll.
58

tandon air.  Mencuci tangan dengan air bersih & sabun :


 Jamban Memenuhi Syarat : Ya/ Tidak*
Ya/tidak* Keluarga dan Ny.M encuci tangan dengan air
Memliki jamban sehat dengan memenuhi bersih yang mengalir dengan memakai sabun.
syarat, septi tank ≥ 10meter.
 Tempat Sampah:  Melakukan pembuangan sampah pada
Ya/Tidak* tempatnya :
Menyediakan tempat sampah di samping Ya/ Tidak*
rumah. Membuang bungkus makanan, daun kering
 Rasio Luas Bangunan Rumah dengan pada jurang sampah.
Jumlah  Menjaga lingkungan rumah tampak bersih
Anggota Keluarga (8m2/orang) Ya/ Tidak *
Ya/Tidak * Keadaan rumah keluarga cukup bersih, tetapi
Luas rumah 6,11 meter persegi. masih ada daun yang berserakan.
 Mengkonsumsi lauk dan pauk tiap hari :
Ya/ Tidak*
Keluarga dan Ny.M mengkonsumsi lauk pauk
tidak menentu, tetapi hampir setiap hari klien
mengkonsumsi ikan asin.
 Menggunakan jamban sehat :
Ya/ Tidak *
Terdapat jamban sehat dirumah keluarga
dengan jarak ≥ 10 meter dari septi tank.
 Memberantas jentik di rumah sekali
seminggu :
Ya/ Tidak *
Membersihkan jentik dirumah minimal 1
minggu sekali.
 Makan buah dan sayur setiap hari :
Ya/ Tidak*
Keluarga dan Ny.M mengkonsumsi buah
dalam 3 minggu jarang bahkan tidak pernah,
jika darah tinggi kambuh klien baru
mengkonsumsi semangka, sedangkan sayuran
klien mengkonsumsi setiap hari.
 Melakukan aktivitas fisik setiap hari :
Ya/ Tidak*
Keluarga dan Ny.M tidak sempat melakukan
aktivitas fisik karena melakukan pekerjaan
rumah tangga.
Tidak merokok di dalam rumah  :
Ya/ Tidak*
Pada anggota keluarga tidak ada yang
merokok.
59

H. KEMAMPUAN KELUARGA MELAKUKAN TUGAS

PEMELIHARAAN KESEHATAN ANGGOTA KELUARGA

Tabel 4.6 Kemampuan keluarga melakukan tugas pemeliharaan kesehatan


anggota keluarga

1) Adakah perhatian keluarga kepada anggotanya yang menderita sakit:


 Ada , Tidak
Karena :
Keluarga mengatakan jika darah tinggi kambuh, suami yang mengurus klien saat sakit.
2) Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya
:  Ya  Tidak
Karena :
Keluarga mengetahui jika salah satu keluarganya sakit darah tinggi.
3) Apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan yang dialami anggota dalam
keluarganya:
 Ya Tidak
Karena :
Keluarga mengatakan penyebab darah tinggi makanan asin, kecapekan, klien juga
mengatakan kadang – kadang merasa pusing padahal tidak mengkonsusmsi makanan asin
dan tidak kecapekan.
4) Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan yang dialami anggota
dalam keluarganya :
 Ya  Tidak
Karena :
Keluarga mengatakan mengetahui tanda dan gejela darah tinggi seperti pusing bagian
belakang, lemas.terkadang pandangan kabur.
5) Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami anggota dalam
keluarganya bila tidak diobati/dirawat :
 Ya  Tidak
Karena :
Keluarga mengatakan tidak mengetahui akibat jika tidak di obati.
6) Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan yang dialami
anggota keluarganya:
 Keluarga  Tetangga, Kader  Tenaga kesehatan
Yaitu :
Keluarga mengatakan mendapatkan informasi tentang kesehatan kepada perawat dekat
rumah.
7) Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami anggota dalam
keluarganya bila tidak diobati/dirawat :
 Ya  Tidak
Keluarga mengatakan jika periksa ke perawat dekat rumah, tetapi jarang mengkonsumsi
obat - obatan.
8). Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan yang dialami
anggota keluarganya:
 Keluarga  Tetangga , Kader  Tenaga kesehatan,
Yaitu :
Keluarga mengatakan mendapatkan informasi tentang kesehatan kepada perawat dekat
rumah.
9). Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan yang dialami yang
dialami anggota keluarganya :
 Ya  Tidak
60

Jelaskan:
Keluarga mengatakan jika periksa ke perawat dekat rumah, tetapi jarang mengkonsumsi
obat - obatan.
10). Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan masalah
kesehatan yang dialaminya:
 Ya  Tidak
Keluarga mengatakan merawat klien jika darah tinggi kambuh. Misalnya menasehati
untuk makan teratur, istirahat yang cukup.
11). Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang dialami anggota
keluarganya:
 Ya  Tidak
Jelaskan :
Keluarga mengatakan tidak mampu dalam melakukan pencegahan, waktu istirahat Ny.M
kurang, kecapekan dalam mengurus pekerjaan ibu rumah tangga, keluarga tidak tahu
makanan apa saja yang harus dihindari.
12). Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang mendukung
kesehatan anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan :
 Ya  Tidak
Jelaskan:
Keluarga mengatakan pada sekitar rumah mendukung kesehatan anggota keluarga karena
terdapat pelayanan kesehatan ± 15meter dari rumah.
13). Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber di masyarakat untuk
mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya:
 Ya  Tidak
Jelaskan:
Keluarga mengatakan jika sakitnya kambuh perika ke pelayanan kesehatan dekat rumah .

I. TINGKAT KEMANDIRIAN

Tabel 4.7 Tingkat Kemandirian Keluarga

Kriteria :
1. Menerima petugas puskesmas Kemandirian I : Jika memenuhi kriteria 1&2
2. Menerima yankes sesuai rencana Kemandirian II : jika memenuhi kriteria 1 s.d
3. Menyatakan masalah kesehatan secara 5
benar Kemandirian III : jika memenuhi kriteria 1 s.d
4. Memanfaatkan faskes sesuai anjuran 6
5. Melaksanakan perawatan sederhana Kemandirian IV : Jika memenuhi kriteria 1 s.d
sesuai anjuran 7
6. Melaksanakan tindakan pencegahan
secara aktif
7. Melaksanakan tindakan promotif secara
aktif
Kategori :
Kemandirian I √ Kemandirian II √
Kemandirian III Kemandirian IV

Contoh : Centang (kemandirian I) apabila keluarga memenuhi kreteria 1&2.


61

1. Keluarga Mandiri Tingkat Pertama (KM-I)

Kriteria :

a. Menerima petugas Perawatan Kesehatan Masyarakat.

b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan

rencana keperawatan.

2. Keluarga Mandiri Tingkat Dua (KM – II)

Kriteria :

a. Menerima petugas Perawatan Kesehatan Masyarakat.

b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan

rencana keperawatan.

c. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara

benar.

d. Melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan.

3. Keluarga Mandiri Tingkat Tiga (KM – III)

Kriteria :

a. Menerima petugas Perawatan Kesehatan Masyarakat.

b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan

rencana keperawatan.

c. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara

benar.

d. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif.


62

e. Melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan.

f. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif.

4. Keluarga Mandiri Tingkat Empat (KM – IV)

Kriteria:

a. Menerima petugas Perawatan Kesehatan Masyarakat.

b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan

rencana keperawatan.

c. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara

benar.

d. Memanfaatkan fasilitas pelayanan sesuai anjuran.

e. Melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan.

f. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif.

g. Melaksanakan tindakan promotif secara aktif


63

J. PENGKAJIAN INDIVIDU YANG SAKIT

Tabel 4.8 Pengkajian Individu yang sakit

Nama Individu yang Sakit : Ny M Diagnosa Medis : Hipertensi


Sumber dana Kesehatan : Rujukan Dokter/ Rumah Sakit :-
Keadaan Umum : Sirkulasi / Cairan Perkemihan : normal Pernapasan :
Baik Klien tidak tampak
Kesadaran : Edema : Tidak ada Pola BAK : sesak
Composmentis GCS Bunyi Jantung : 6-7x/hari, Vol ±1500 Sianosis : tidak ada
456 S1 S2 tunggal ml/hari Sekret : tidak
Hematuria : tidak ada terdapat sekret pada
TTV : Asites : tidak ada Poliu ria :tidak ada paru-paru sebelah
TD:170/90mmhg Akral :hangat Oliguria : tidak ada kiri ataupun kanan
N : 90x/mnt Disuria : tidak ada Irama : reguler
RR : 20x/mnt Tanda Perdarahan : Inkontinensia : tidak Wheezing : tidak ada
Purpura / Hematoma/ ada Ronki : tidak ada
Takikardia petekie/ Retensi : tidak ada Otot Bantu
Bradikardia tubuh hematemesis / Nyeri saat BAK : Nafas :tidak ada
teraba hangat melena/ epitaksis/ : tidak ada Alat Bantu
Menggigil : tidak ada Nafas :tidak ada
Tidak ada Kemampuan BAK : Dispnea : tidak
Tanda Anemia : Mandiri/ bantuan Sesak : tidak
Tidak ada sebagian/ tergantung Stidor : tidak ada
Konjungtiva : Krepitasi : tidak ada
Tidak anemis Alat Bantu :
Lidah : bersih Tidak/ya
Bibir : pucat
Akral : hangat

Tanda Dehidrasi :
Tidak ada
Mata Cekung
atau/Turgor kulit
berkurang/ bibir
kering

Pusing : ada
Kesemutan: tidak ada
Berkeringat : tidak
ada
Rasa Haus : ada
Pengisian Kapiler > 2
detik : < 2 detik
64

Pencernaan : normal Muskuloskeletal : Neurosensori :


Mual : tidak ada normal Fungsi Penglihatan : Normal
Muntah : tidak ada Tonus Otot : normal
Kembung : tidak ada Kontraktur : tidak ada Fungsi Perabaan : Normal
Fraktur : tidak ada Buram : Tidak ada
Nafsu Makan : Nyeri Otot/ Tulang : Kesemutan : Tidak ada
baik tidak ada Alat Bantu : Tidak ada
Sulit Menelan : tidak Drop Foot Lokasi : Disorientasi : Tidak ada
ada tidak ada Parese : Tidak ada
Disphagia : tidak ada Tremor Jenis :tidak Visus Normal
Bau Nafas : tidak ada ada Halusinasi : Tidak ada
Kerusakan gigi/ gusi/ Malaise/ Fatique : Disatria : Tidak ada
lidah/ geraham/ tidak ada
rahang/ palatum Atropi : tidak ada
Kekuatan Otot : 5 Fungsi Pendengaran : baik
Distensi Abdomen : Postur Tidak Normal : Amnesia : tidak ada
tidak ada tidak ada Paralisis : Tidak ada
Bising Usus : Kurang jelas : Iya
7x/mnt Ekstremitas Atas : Reflek patologis : Normal
Konstipasi : ya Bebas/ terbatas/ Tuli : Tidak ada
Teraba Massa kelemahan/ Kejang : Tidak ada
Abdomen : tidak ada kelumpuhan (kanan Alat bantu : Tidak ada
Riwayat Obat : tidak kiri) Tinitus : Normal
ada
Diet khusus : tidak Ekstremitas Bawah : Fungsi Penciuman : normal
ada Bebas/ terbatas/ Fungsi Perasa : normal
Kebiasaan makan kelemahan/
minum : Mandiri/ kelumpuhan (kanan
bergantung sebagian/ kiri)
bergantung
Berjalan :
Alergi Mandiri/ bantu
makanan/minuman : sebagian/ tergantung
tidak/ ya
Alat bantu : Alat Bantu :
Tidak/ya Tidak/ya

Nyeri
Tidak/ ya

Kulit Tidur istirahat : Tidak teratur tidur siang, larut


Jaringan parut memar laserasi malam jika tidur malam.
Ulserasi pus : tidak ada Susah tidur : Tidak
Bulae/lepuh/perdarahan bawah kulit Waktu tidru : Siang 1jam, malam 6-5 jam/hari
Krustae : tidak ada Bantuan Obat : Tidak ada
Luka bakar kulit ..... derajat : Tidak ada
Perubahan warna : Tidak ada
Dekubitus : grade ... lokasi : tidak ada
65

Mental : Komunikas dan Kebersihan diri : cukup


Cemas Budaya : Gigi-mulut bersih
Denial Interaksi dengan Mata baik
Marah keluarga : Kulit bersih
Takut Baik/terhambat Perineal/genetalia -
Putus asa Berkomunikasi : Hidung tidak ada kotor
Depresi Lancar/terhambat Kuku bersih
Rendah diri Kegiatan sosial sehari Telingan cukup bersih
Menarik diri hari Rambut-kepala terdapat ketombe
Agresif
Perilaku
kekerasan
Respon pasca
trauma.....
Tidak mampu
melihat bagian
tubuh yang
rusak
Perawatan diri sehari-hari :
Mandi: mandiri/bantu
sebagian/ tergantung
Berpakaian: bantu mandiri
sebagian/ tergantung
Menyisir rambut:
mandiri/bantu sebagian/
tergantung
66

ANALISA DATA

4.1.3 Tabel 4.9 Analisa Data

Tabel 4.9 Analisa Data


KEMUNGKINAN DIAGNOSA
TGL DATA
PENYEBAB KEPERAWATAN
03/08 DS :
/2020 1. Keluarga dan Ny.M Ketidakmampuan Ketidakefektifan
mengkonsumsi buah dalam 3 memberi perawatan Pemeliharaan
minggu jarang, bahkan tidak pada anggota Kesehatan (Domain 1.
pernah. Jika darah tinggi kambuh keluarga yang sakit Kelas 2 Kode
klien baru mengkonsumsi Diagnosis 00099)
semangka, sedangkan sayuran
klien mengkonsumsi setiap hari.
2. Keluarga dan Ny.M tidak sempat
melakukan aktivitas fisik karena
melakukan pekerjaan rumah
tangga.
3. Keluarga mengatakan penyebab
darah tinggi makanan asin,
kecapekan, klien juga
mengatakan kadang – kadang
merasa pusing padahal tidak
mengkonsusmsi makanan asin
dan tidak kecapekan.
4. Keluarga mengkonsumsi lauk
pauk tidak menentu, tetapi
hampir setiap hari Ny.M
mengkonsumsi ikan asin.
5. Keluarga mengatakan jika periksa
ke perawat dekat rumah, tetapi
jarang mengkonsumsi obat -
obatan.
6. Keluarga tidak mampu dalam
melakukan pencegahan, klien
waktu istirahat kurang,
kecapekan dalam mengurus
pekerjaan ibu rumah tangga.

DO :
1. Klien tampak gelisah
2. Kurang pengetahuan tentang
penyakit kesehatan
3. Pola perilaku kurang mencari
bantuan kesehatan
4. Ketidakmampuan bertanggung
jawab untuk memenuhi praktik
kesehatan dasar.
5. TTV :
TD:170/90mmhg
N : 88x/mnt
RR : 22x/mnt
S:36,2° C
67

4.1.4 Diagnosa Keperawatan

Tabel 10 Diagnosa Keperawatan

Klien Diagnosa Keperawatan

Ny.M Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan


68

4.1.5 Skoring Diagnosa Keperwatan

Tabel 4.11 Skoring Diagnosa Keperawatan

KRITERIA SKOR BOBOT SCORING PEMBENARAN


Sifat Masalah DS :
Skala : 1. Keluarga dan Ny.M dalam melakukan pencegahan
Tidak/Kurang Sehat 3 1 3 x1=1 masih belum bisa, klien waktu istirahat kurang,
Ancaman Kesehatan 2 3 kecapekan dalam mengurus pekerjaan ibu rumah tangga,
Keadaan Sejahtera 1 mengkonsumsi makanan asin, bersantan dan gorengan.
2. Keluarga dan Ny.M mengkonsumsi buah dalam 1
minggu jarang, bahkan tidak pernah. Jika darah tinggi
kambuh klien baru mengkonsumsi semangka, sedangkan
sayuran klien mengkonsumsi setiap hari.
3. Keluarga dan Ny.M n tidak sempat melakukan aktivitas
fisik karena melakukan pekerjaan rumah tangga.
4. Keluarga dan Ny.M mengatakan penyebab darah tinggi
hanya makanan asin dan kecapekan, klien juga
mengatakan kadang – kadang merasa pusing padahal
tidak mengkonsusmsi makanan asin dan tidak
kecapekan.
Kemungkinan masalah dapat diubah Keluarga dan Ny.M selalu bertanya kepada petugas
Skala : kesehatan dalam melakukan penyuluhan, dilakukan kepada
Mudah 2 2 1 x2=1 keluarga dan adanya kemauan keluarga untuk berubah
Sebagian 1 2 pola hidup sehat, lebih meningkatkan pengetahuan dan
Tidak dapat 0 mempertahankan kesehatannya.
Potensial Masalah untuk Dicegah DS : Keluarga dan Ny.M dalam melakukan pencegahan
Skala : masih belum bisa, klien waktu istirahat kurang, kecapekan
Tinggi 3 1 3 x1=1 dalam mengurus pekerjaan ibu rumah tangga,
Cukup 2 3 mengkonsumsi makanan asin, bersantan dan gorengan.
Rendah 1 Kurangnya pengetahuuan tentang pola hidup sehat harus
segera dicegah, karena akan berdampak negatif pada
tindakan dan perilaku keluarga untuk mempertahankan
kesehatan.
Menonjolnya Masalah Keluarga merasakan perlu mengatasi masalah tersebut.
69

Skala :
Masalah berat, harus segera ditangani 2 1 2 x1=1
Ada masalah tetapi tidak perlu ditangani 1 2
Masalah tidak dirasakan 0
4
Jumlah Skor

4.1.6 Intervensi Keperawatan


70

Tabel 4.12 Intervensi Keperawatan

Diagnosa Tujuan Evaluasi


Intervensi
keperawatan TUM TUK Kriteria Standar
Ketidakefektifa Setelah diberikan 1. Pengetahuan : Respon 1. Mampu 1. Peningkatan Kesiapan Pembelajaran
n Pemeliharaan asuhan keperawatan Manajemen Verbal menjelaskan tanda b. Bina Hubungan Saling Percaya
Kesehatan selama 2minggu (7- Hipertensi dan gejala c. Bantu pasien menyadari bahwa ada pilihan -
14 hari) keluarga a. Pentingnya mematuhi Hipertensi. pilihan pengobatan (yang ditawarkan).
dank lien dapat pengobatan (5). 2. Mampu d. Bantu pasien menyadari kemampuan untuk
mengerti tentang b. Manfaat modifikasi menjelaskan mencegah penyakit dengan cara yang tepat.
Hipertensi gaya hidup (5). penyebab
c. Diet yang dianjurkan Hipertensi 2. Pendidikan Kesehatan
(5) 3. Mampu e. Kaji riwayat individu dan keluarga
menjelaskan f. Tekankan pentingnya gaya hidup sehat ,
2. Pengetahuan : pencegahan pola tidur, berolahraga bagi individu dan
Proses Penyakit 4. Mampu melakukan keluarga
d. Tanda dan gejala modifikasi gaya g. Manfaatkan sistem dukungan sosial dan
penyakit (5) hidup keluarga untuk meningkatkan efektivitas
e. Faktor risiko (5) 5. Mampu melakukan gaya hidup atau modifikasi perilaku sehat.
f. Faktor - faktor pengobatan h. Tentukan pengetahuan kesehatan dan gaya
penyebab (5) 1. hidup perilaku saat ini pada individu dan
keluarga.
3. Pengetahuan : Gaya
Hidup Sehat 3. Pengajaran: Proses Penyakit
e. Pentingnya skrining e. Monitor tanda – tanda vital (Tekanan darah,
pencegahan (5) respiratory, nadi, suhu)
f. Manfaat olahraga f. Kaji tingkat pengetahuan pasien terkait
teratur (5) dengan proses penyakit
g. Beri informasi kepada keluarga/orang yang
penting bagi pasien mengenai
perkembangan pasien, sesuai kebutuhan.
h. Diskusikan perubahan gaya hidup yang
mungkin diperlukan untuk mencegah proses
penyakit.
4. Manajemen Nutrisi
c. Kaji pola makan pasien saat ini dan
71

sebelumnya, termasuk makanan yang


disukai.
d. Intruksikan pasien untuk menghindari
makanan yang dipantang dan
mengkonsumsi makanan yang
diperbolehkan.

4.1.7 Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan

Tabel 4.13 Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan Kunjungan Pertama

Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi


72

Keperawatan
09.30 wib Ketidakefektifan 09.30 1. Membina Hubungan saling percaya 10.30 S:
03/08/2020 Pemeliharaan Respon : Keluarga mengerti dan mentandatangi surat Knowledge :
Kesehatan informed consent. Keluarga dan Ny.M
09.35 2. Membantu pasien menyadari bahwa ada pilihan - pilihan mengatakan tidak memahami
pengobatan (yang ditawarkan). penyebab dari darah tinggi apa
Respon : Ny.M mengatakan jarang mengkonsumsi obat saja.
jika darah tinggi tidak terlalu parah.
3. Membantu pasien menyadari kemampuan untuk Afektif :
09.37
mencegah penyakit dengan cara yang tepat. 1. Keluarga dan Ny.M tidak
Respon : Keluarga mengatakan dalam melakukan ingin jika hanya
pencegahan masih belum bisa, waktu istirahat Ny.M mengkonsumsi makanan
kurang, kecapekan dalam mengurus pekerjaan ibu dikukus, mengurangi ikan
rumah tangga, keluarga tidak tahu makanan apa saja asin, mengurangi makanan
yang harus dihindari. yang bersantan, mengurangi
4. Mengkaji riwayat penyakit dahulu pada individu dan garam dapur karena rasanya
09.40 keluarga tidak enak.
Respon : Keluarga mengatakan ibu kandung Ny.M 2. Keluarga dan Ny.M ingin
menderita darah tinggi. mengetahui apa saja
5. Menekankan pentingnya gaya hidup sehat , pola tidur, penyebab darah tinggi selain
90.42 berolahraga bagi individu dan keluarga. makanan asin dan
Respon : Keluarga mengatakan masih belum bisa. kecapekan.
6. Memanfaatkan sistem dukungan sosial dan keluarga
untuk meningkatkan efektivitas gaya hidup atau O : Psikomotor :
09.45
modifikasi perilaku sehat. 1. Keluarga dan Ny.M
Respon : Ny.M mengatakan jika sakit keluarga merawat mengkonsumsi ikan asin,
Ny.M. sayuran, tempe goreng.
7. Menentukan pengetahuan kesehatan dan gaya hidup 2. Keluarga dan Ny.M
perilaku saat ini pada individu dan keluarga. menyebutkan penyebab
09.50 Respon : Keluarga dan Ny.M mengatakan masih belum darah tinggi mengkonsumsi
mengetahui bagaimana cara menerapkan pola hidup makanan asin dan
sehat. kecapekan.
8. Memonitor tanda – tanda vital (Tekanan darah, 3. TD:170/90mmhg, N :
respiratory, nadi, suhu) 90x/mnt, RR : 20x/mnt,
09.55 Respon : TD:170/90mmhg, N : 90x/mnt, RR : 20x/mnt, S:36° C .
S:36° C .
73

9. Mengkaji tingkat pengetahuan pasien terkait dengan A : Masalah teratasi sebagian


proses penyakit 1. Pentingnya mematuhi
10.00 Respon : Ny.M hanya bisa menyebutkan gejala, pengobatan (2).
pengertian darah tingi tetapi tidak bisa menjelaskan 2. Manfaat modifikasi gaya
penyebab dan pencegahan darah tinggi. hidup (2).
10. Memberi informasi kepada keluarga/orang yang penting 3. Diet yang dianjurkan (2)
bagi pasien mengenai perkembangan pasien, sesuai 4. Tanda dan gejala penyakit
kebutuhan. (2)
10.10 Respon : Keluarga kooperatif. 5. Faktor - faktor penyebab
11. Mendiskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin (2)
diperlukan untuk mencegah proses penyakit. 6. Pentingnya skrining
Respon : Ny.M mengatakan mengurangi makanan asin, pencegahan (2)
10.15 tidak boleh kecapekan, istirahat teratur, berolahraga. 7. Manfaat olahraga teratur
12. Mengkaji pola makan pasien saat ini dan sebelumnya, (3)
termasuk makanan yang disukai. P : Rencana tindakan
Respon : Mengkonsumsi ikan asin, sayuran, tempe 2,3,5,7,8,11, dan 12
10.20 goreng. dilanjutkan.
13. Mengintruksikan pasien untuk menghindari makanan
yang dipantang dan mengkonsumsi makanan yang
diperbolehkan.
Respon : Ny.M mengatakan setiap hari mengkonsumsi
makanan asin, gorengan, terkadang bersantan karena
sudah terbiasa.

Tabel 4.14 Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan Kunjungan Kedua

Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi


Keperawatan
74

10.40 wib Ketidakefektifan 10.40 1. Membantu pasien menyadari bahwa ada pilihan - pilihan 11.50 S : Knowledge :
04/08/2020 Pemeliharaan pengobatan (yang ditawarkan). Keluarga dan Ny.M belum
Kesehatan Respon : Ny.M mengatakan jarang mengkonsumsi obat memahami terkait dengan
jika darah tinggi kambuh hanya beristirahat saja. pencegahan darah tinggi.
10.50 2. Menekankan pentingnya gaya hidup sehat seperti
menjaga pola tidur, berolahraga, pola makan. Afektif :
Respon : Ny.M jarang tidur siang, tidur malam jam Keluarga dan Ny.M
23.00 – 04.00 wib, menyempatkan untuk berolahraga. mendukung jika dilakukan
3. Menentukan pengetahuan kesehatan dan gaya hidup pencegahan agar darah tinggi
10.55 perilaku saat ini pada individu dan keluarga. Ny.M tidak sering kambuh.
Respon : Keluarga dan Ny.M mengatakan mengetahui
bagaimana cara menerapkan pola hidup sehat. O : Psikomotor:
4. Memonitor tanda – tanda vital (Tekanan darah, 1. Ny.M jarang tidur siang,
11.10 respiratory, nadi, suhu) tidur malam jam 22.00 –
Respon : TD:150/90mmhg, N : 85x/mnt, RR : 20x/mnt, 03.00 wib, tidak sempat
S:36, 2° C . berolahraga karena
5. Mengkaji tingkat pengetahuan pasien terkait dengan melakukan pekerjaan IRT
11.20 proses penyakit dan berkerja.
Respon : Ny.M bisa menyebutkan gejala, pengertian 2. Ny.M mengatakan jarang
darah tingi, penyebab darah tinggi tetapi dalam mengkonsumsi obat jika
melakukan pencegahan tidak mengetahui. darah tinggi kambuh hanya
6. Mendiskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin beristirahat saja.
11.30 diperlukan untuk mencegah proses penyakit. 3. TD : 150/90 mmHg, RR :
Respon : Ny.M mengatakan mengurangi makanan asin, 20x/mnt, N : 85 x/mnt, S:36
tidak boleh kecapekan, istirahat teratur, berolahraga. , 2° C .
7. Mengkaji pola makan pasien saat ini dan sebelumnya,
termasuk makanan yang disukai. A : Masalah teratasi sebagian
11.35 Respon : Ikan asin, sayur ketela papaya direbus, ikan 1. Pentingnya mematuhi
pindang digoreng. pengobatan (2).
2. Manfaat modifikasi gaya
hidup (3).
3. Diet yang dianjurkan (2)
4. Tanda dan gejala penyakit
(2)
5. Faktor - faktor penyebab
(2)
75

6. Pentingnya skrining
pencegahan (2)
7. Manfaat olahraga teratur
(3)

P: Rencana tindakan
1,2,3,4,5,6 dan 7 dilanjutkan.

Tabel 4.15 Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan Kunjungan Ketiga

Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi


Keperawatan
76

12.00 wib Ketidakefektifan 12.00 1. Membantu pasien menyadari bahwa ada pilihan - pilihan 13.00 S : Knowledge :
05/08/2020 Pemeliharaan pengobatan (yang ditawarkan). Keluarga dan Ny.M belum
Kesehatan Respon : Tidak mengkonsumsi obat, hanya istirahat memahami pola makan yang
dengan cukup dan makan teratur. sehat.
12.15 2. Menekankan pentingnya gaya hidup sehat seperti
menjaga pola tidur, berolahraga, pola makan. Afektif :
Respon : Ny.M tidak tidur siang, tidur malam jam 23.00 Keluarga dan Ny.M
– 04.00 wib, Ny.M jalan jalan disekitar rumah. mendukung jika mengurangi
3. Menentukan pengetahuan kesehatan dan gaya hidup makanan asin, berlemak dan
12.20 perilaku saat ini pada individu dan keluarga. gorengan, makanan siap saji,
Respon : Mulai melakukan olahraga dengan jalan jalan mengkonsumsi buah minimal
disekitar rumah. 1 minggu satu kali.
4. Memonitor tanda – tanda vital (Tekanan darah,
12.35 respiratory, nadi, suhu) O : Psikomotor :
Respon : TD:180/100mmhg, N : 90x/mnt, RR : 22x/mnt, 1. Ny.M mengkonsumsi ikan
S:36, 5 ° C . kambing, sayur direbus,
5. Mengkaji tingkat pengetahuan pasien terkait dengan tempe tahu digoreng,
12.40 proses penyakit megkonsumsi cincau.
Respon : Keluarga dan Ny.M masih belum bisa 2. TD:180/100mmHg, N :
melakukan pencegahan. 90x/mnt, RR : 22x/mnt.
6. Mendiskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin
12.45 diperlukan untuk mencegah proses penyakit. A : Masalah teratasi sebagian
Respon : Ny.M mengatakan mengurangi makanan asin, 1. Pentingnya mematuhi
tidak boleh kecapekan, istirahat teratur, berolahraga. pengobatan (2).
7. Mengkaji pola makan pasien saat ini dan sebelumnya, 2. Manfaat modifikasi gaya
termasuk makanan yang disukai. hidup (3).
12.50 Respon : Daging kambing, sayur direbus, tahu tempe 3. Diet yang dianjurkan (2)
goreng, mengkonsumsi cincau. 4. Tanda dan gejala penyakit
(3)
5. Faktor - faktor penyebab
(3)

6. Pentingnya skrining
pencegahan (2)
7. Manfaat olahraga teratur
(3)
77

P : Rencana tindakan
1,2,3,4,5 dan 7 dilanjutkan.

Tabel 4.16 Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan Kunjungan Keempat

Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi


Keperawatan
78

11.20 wib Ketidakefektifan 11.20 1. Membantu pasien menyadari bahwa ada pilihan - pilihan 12.10 S : Knowledge :
06/08/2020 Pemeliharaan pengobatan (yang ditawarkan). Keluarga dan Ny.M
Kesehatan Respon : Mengkonsumsi obat captopril sesuai dengan memahami terkait dengan pola
resep makan yang harus di hindari
11.30 2. Menekankan pentingnya gaya hidup sehat seperti untuk penderita darah tinggi.
menjaga pola tidur, berolahraga, pola makan.
Respon : Ny.M tidak tidur siang, tidur malam jam 22.00 Afektif :
– 04.00 wib, Ny.M jalan jalan disekitar rumah. Keluarga dan Ny.M
3. Menentukan pengetahuan kesehatan dan gaya hidup mendukung jika mengurangi
11.35 perilaku saat ini pada individu dan keluarga. makanan asin, berlemak dan
Respon : Ny.M jalan jalan disekitar rumah, mengetahui gorengan, makanan siap saji,
makanan yang harus dihindari mengkonsumsi buah minimal
4. Memonitor tanda – tanda vital (Tekanan darah, 1 minggu satu kali.
11.50 respiratory, nadi, suhu)
Respon : TD:150/100mmhg, N : 78x/mnt, RR : 20x/mnt, O : Psikomotor :
S:36, 4 °C . - Tumis kangkung, tahu
5. Mengkaji tingkat pengetahuan pasien terkait dengan tempe dikukus, sayur
11.53 proses penyakit terong direbus, ikan
Respon : Keluarga dan Ny.M mulai kooperatif dalam cakalan dikukus.
melakukan pencegahan. - TD:140/100mmHg, N : 78
6. Mengkaji pola makan pasien saat ini dan sebelumnya, x/mnt, RR: 20x/mnt.
12.00 termasuk makanan yang disukai.
Respon : Tumis kangkung, tahu tempe dikukus, sayur A : Masalah teratasi sebagian
terong direbus, ikan cakalan dikukus. 1. Pentingnya mematuhi
pengobatan (3).
2. Manfaat modifikasi gaya
hidup (3).
3. Diet yang dianjurkan (3)
4. Tanda dan gejala penyakit
(3)
5. Faktor - faktor penyebab
(3)
6. Pentingnya skrining
pencegahan (2)
7. Manfaat olahraga teratur
(3)
79

P : Rencana tindakan 1,2,3,4


dan 6 dilanjutkan.

Tabel 4.17 Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan Kunjungan Kelima

Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi


Keperawatan
80

15.35 wib Ketidakefektifan 15.35 1. Membantu pasien menyadari bahwa ada pilihan - 16.15 S : Knowledge :
07/08/2020 Pemeliharaan pilihan pengobatan (yang ditawarkan). 1. Keluarga dan Ny.M memahami
Kesehatan Respon : Mengkonsumsi obat captopril sesuai aktivitas pengurangan risiko
dengan resep penyakit darah tinggi.
15.45 2. Menekankan pentingnya gaya hidup sehat seperti 2. Keluarga dan Ny.M tidak
menjaga pola tidur, berolahraga, pola makan. memahami pola tidur siang dan
Respon : Ny.M tidak tidur siang, tidur malam jam tidur malam
22.00 – 04.00 wib, Ny.M jalan jalan disekitar
rumah. Afektif :
3. Menentukan pengetahuan kesehatan dan gaya 1. Keluarga dan Ny.M mendukung
15.50 hidup perilaku saat ini pada individu dan keluarga. aktivitas untuk berolahraga setiap
Respon : Ny.M Jalan jalan disekitar rumah, pagi sebelum melakukan
mengetahui makanan yang harus dihindari, tidak aktivitas.
menjaga pola tidur. 2. Keluarga dan Ny.M tidak ingin
4. Memonitor tanda – tanda vital (Tekanan darah, tidur siang karena bekerja untuk
16.00 respiratory, nadi, suhu) kehidupan sehari – hari.
Respon : TD:140/100mmhg, N : 82x/mnt, RR :
20x/mnt, S:36, 1° C . O : Psikomotor :
5. Mengkaji pola makan pasien saat ini dan 1. Keluarga dan Ny.M mengatakan
sebelumnya, termasuk makanan yang disukai. sehabis sholat subuh jalan jalan
16.05 Respon : Sayur bening, ikan cakalan, tahu dikukus. disekitar rumah dan melakukan
pemanasan.
2. TD:140/100mmHg, N : 78x/mnt,
RR : 20x/mnt.
3. Ny.M mengatakan tidak tidur
siang, tidur malam 22.00 –
04.00wib.

A : Masalah teratasi sebagian


1. Pentingnya mematuhi
pengobatan (3).
2. Manfaat modifikasi gaya hidup
(3).
3. Diet yang dianjurkan (3)
4. Tanda dan gejala penyakit (3)
5. Faktor - faktor penyebab (3)
81

6. Pentingnya skrining
pencegahan (3)
7. Manfaat olahraga teratur (3)

P : Rencana tindakan 2,3,4 dan 5


dilanjutkan.

Tabel 4.18 Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan Kunjungan Keenam

Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi


82

Keperawatan
15.40 wib Ketidakefektifan 15.40 1. Menekankan pentingnya gaya hidup sehat seperti 16.15 S : Knowledge :
08/08/2020 Pemeliharaan menjaga pola tidur, berolahraga, pola makan. Keluarga dan Ny.M
Kesehatan Respon : Ny.M tidur siang 13.00 – 13.30 wib, tidur mengatakan memahami pola
malam jam 22.00 – 04.00 wib, Ny.M jalan jalan tidur siang dan malam.
disekitar rumah.
15.50 2. Menentukan pengetahuan kesehatan dan gaya hidup Afektif :
perilaku saat ini pada individu dan keluarga. Keluarga dan Ny.M ingin
Respon : Ny.M Jalan jalan disekitar rumah, mengetahui membiasakan untuk tidur
makanan yang harus dihindari, menjaga pola tidur. siang walaupun hanya
3. Memonitor tanda – tanda vital (Tekanan darah, sebentar dan tidur malam tidak
16.00 respiratory, nadi, suhu) terlarut malam.
Respon : TD:140/90mmhg, N : 89x/mnt, RR : 20x/mnt,
S:36, 7 ° C . O : Psikomotor ;
4. Mengkaji pola makan pasien saat ini dan sebelumnya, 1. Ny.M mengatakan tidur
16.05 termasuk makanan yang disukai. siang 12.00 – 13.30, tidur
Respon : Telur dikukus, sayur kacang panjang, tempe malam 22.00 – 04.00wib.
dikukus. 2. TD:140/90mmHg, N :
89x/mnt, RR : 20x/mnt,
S:36, 7 °C .

A : Masalah teratasi
1. Pentingnya mematuhi
pengobatan (4).
2. Manfaat modifikasi gaya
hidup (3).
3. Diet yang dianjurkan (4)
4. Tanda dan gejala penyakit
(4)
5. Faktor - faktor penyebab
(4)
6. Pentingnya skrining
pencegahan (4)
7. Manfaat olahraga teratur
(4)
83

P : Rencana tindakan 1,2,3,4,9


dan 12 dilanjutkan.

Tabel 4.19 Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan Kunjungan Ketujuh

Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi


84

Keperawatan
10.00 wib Ketidakefektifan 10.00 1. Membantu pasien menyadari bahwa ada pilihan - 10.45 S : Knowledge :
09/08/2020 Pemeliharaan pilihan pengobatan (yang ditawarkan). Keluarga dan Ny.M memahami pola
Kesehatan Respon : Mengkonsumsi obat captopril sesuai hidup sehat terkait dengan penyakit
10.10 dengan resep darah tinggi.
2. Menekankan pentingnya gaya hidup sehat seperti
menjaga pola tidur, berolahraga, pola makan. Afektif :
Respon : Ny.M tidur siang, tidur malam jam 22.00 1. Keluarga dan Ny.M mendukung jika
– 04.00 wib, Ny.M jalan jalan disekitar rumah. menjaga pola makan yang sehat, agar
10.15
3. Menentukan pengetahuan kesehatan dan gaya lebih menjaga kesehatan.
hidup perilaku saat ini pada individu dan keluarga. 2. Keluarga dan Ny.M ingin
Respon : Berolahraga jalan jalan disekitar rumah, membiasakan untuk tidur siang dan
menjaga pola makan dan pola tidur. malam dengan cukup
10.30 4. Memonitor tanda – tanda vital (Tekanan darah, 3. Keluarga dan Ny.M mendukung jika
respiratory, nadi, suhu) setiap hari harus melakukan olahraga
Respon : TD:140/90mmhg, N : 89x/mnt, RR : secara rutin.
20x/mnt, S:36, 2° C . 4. Keluarga dan Ny.M mendukung jika
10.35 5. Mengkaji tingkat pengetahuan pasien terkait mengkonsumsi obat sesuai dengan
dengan proses penyakit resep.
Respon : Keluarga dan mengetahui tanda gejala
darah tinggi, penyebab dan pencegahan darah O : Psikomotor :
tinggi dan pengobatan. 1. Sayur sop, tahu dikukus, mie kuning
10.40 6. Mengkaji pola makan pasien saat ini dan olahan sendiri, mengkonsumsi buah
sebelumnya, termasuk makanan yang disukai. pisang.
Respon : Sayur sop, tahu dikukus, mie kuning 2. Klien mengatakan tidur siang 13.00 –
olahan sendiri, mengkonsumsi buah pisang. 14.30, tidur malam 21.00 –
04.00wib.
3. Ny.M mengatakan jalan jalan di
sekitar rumah habis subuhan.
4. TD:140/90mmHg, N : 89x/mnt, RR :
20x/mnt.

A : Masalah teratasi
1. Pentingnya mematuhi pengobatan
85

(4).
2. Manfaat modifikasi gaya hidup (4).
3. Diet yang dianjurkan (4)
4. Tanda dan gejala penyakit (4)
5. Faktor - faktor penyebab (4)
6. Pentingnya skrining pencegahan
(4)
7. Manfaat olahraga teratur (4)

P : Rencana tindakan dihentikan.


86

4.2 Pembahasan

Dalam hal ini penulis akan membahas mengenai keluarga binaan merujuk

pada teori dengan susunan Fakta, Teori dan Opini. Pembahasan asuhan

keperawatan keluarga dengan salah satu anggota keluarga yang menderita

Hipertensi dengan Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan di Desa

Penambangan Kecamatan Curahdami Kabupaten Bondowoso Tahun 2020.

Pembahasan asuhan keperawatan keluarga pada Ny.M yang meliputi : Pengkajian,

Diagnosa Keperawatan, Intvervensi, Implementasi, dan Evaluasi. Data yang

diperoleh peneliti di dapat melalui proses triangulasi data, yaitu : klien, keluarga

dan perawat.

4.2.1 Pembahasn TUK 1 : Pengkajian

Berdasarkan pada kasus Ny.M berusia 40 tahun yang menderita penyakit

Hipertensi, dipengaruhi oleh berbagai faktor penyebab antara lain : disebabkan

karena stress, tidak menjaga pola makan yang sehat (mengkonsumsi sodium

berlebihan, berlemak, bersantan), tidak teratur berolahraga, faktor genetik dari ibu

kandung, hal tersebut yang dapat menyebabkan Hipertensi.

Menurut (Kusuma Hardhi & Amin, 2016), berdasarkan penyebabnya

hipertensi dibagi menjadi 2 yaitu : Hipertensi primer, Faktor yang

mempengaruhinya yaitu : genetik, lingkungan, hiperaktifitas saraf simpatis sistem

renin. Angiotensin dan peningkatan Na + Ca intraseluler. Faktor-faktor yang

meningkatkan resiko : obesitas, merokok, alkohol dan polisitemia. Berdasarkan

penatalaksanaan nonfarmakologi yaitu : kurangi asupan natrium (sodium) dapat

dilakukan dengan cara diet rendah garam yaitu idak lebih dari 100 mmol/hari (kira

– kira 6 gr NaCl atau 2,4 gr gram/hari), stress memang tidak menyebabkan


87

hipertensi yang menetap namun jika episode stress sering terjadi dapat

menyebabkan kenaikan sementara yang sangat tinggi

Opini dari peneliti terkait hasil pengkajian di atas di dapatkan bahwa hal

tersebut sesuai dengan teori yang dibuktikan dengan adanya kesamaan penyebab

yang di keluhkan Ny.M.

Pada saat pengkajian keluarga Ny.M belum mampu merawat anggota

keluarga yang sakit dilihat dari keluarga tidak mengetahui akibat masalah

kesehatan jika tidak di obati/dirawat dan keluarga mengatakan dalam melakukan

pencegahan masih belum bisa.

Menurut Padila, (2012) membagi 7 tugas keluarga yaitu : pemeliharaan

fisik keluarga dan para anggotanya, pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada

dalam keluarga, pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan

kedudukannya masing-masing, sosialisasi antar anggota keluarga, pengaturan

jumlah anggota keluarga, pemeliharaan ketertiban anggota keluarga,

membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya.

Opini penulis terkait dengan masalah yang terjadi pada Ny.M ini tidak

sesuai dengan teori menurut padila (2012) di lihat dari kasus, keluarga tidak dapat

menjalankan tugas keluarga yaitu ketidakmampuan keluarga dalam memberi

perawatan pada anggota keluarga yang sakit.

Tahap perkembangan keluarga pada saat ini yaitu keluarga dengan 2 anak,

yaitu An.A berusia 19 tahun dan An.N berusia 3tahun. Karena hal ini keluarga

mampu mendidik anaknya dengan baik.

Menurut Bakri (2014), tahap perkembangan keluarga yaitu : Keluarga baru

dimulai ketika dua individu membentuk keluarga melalui perkawinan, keluarga


88

dengan memiliki anak usia muda (< 30 bulan sampao sekolah), keluarga yang

memiliki anak dewasa, keluarga yang mulai melepas perginya anak terakhir dari

rumah, keluarga lanjut usia.

.Berdasarkan opini dari peneliti dapat disimpulkan bahwa tahap

perkembangan pada keluarga Ny.M sesuai dengan yang dijelaskan pada teori,

karena pada keluarga Ny.M terdiri dari tahap terbentuknya keluarga baru melalui

suatu perkawinan dan keluarga yang memiliki anak dewasa.

Pada saat pengkajian keluarga mengatakan dalam melakukan pencegahan

masih belum bisa, waktu istirahat Ny.M kurang, kecapekan dalam mengurus

pekerjaan ibu rumah tangga, keluarga tidak tahu makanan apa saja yang harus

dihindari.

Menurut Padila (2012), 5 fungsi keluarga yaitu : Fungsi afektif adalah

berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial, fungsi sosialisasi adalah fungsi

mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum

meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah, fungsi

reproduksi adalah keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan

dan meningkatkan sumber daya manusia, fungsi ekonomi adalah Untuk

memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti makanan, pakaian dan rumah,

maka keluarga memerlukan sumber keuangan, fungsi perawatan kesehatan adalah

keluarga juga berfungsi melakukan asuhan keperawatan terhadap anggotanya baik

untuk mencegah terjadinya gangguan maupun merawat anggota yang sakit.

Opini penulis terakit 5 fungsi keluarga tidak sesuai dengan teori karena

keluarga belum mengetahui cara melakukan pencegahan kepada anggota yang

sakit.
89

4.2.2 Pembahasan TUK 2 : Diagnosa Keperawatan

Diagnosa yang di angkat oleh penulis adalah Ketidakefektifan

Pemeliharaan Kesehatan yang telah sesuai dengan teori. Penulis mengambil

Kurang pengetahuan tentang penyakit kesehatan dan mempertahankan kesehatan.

Mengungkapkan dengan alasan mengacu pada data pengkajian yaitu data subjektif

antara lain : klien mengkonsumsi lauk pauk tidak menentu tetapi hampir setiap

hari klien mengkonsumsi ikan asin, klien mengkonsumsi buah dalam 3 minggu

jarang, bahkan tidak pernah. Jika darah tinggi kambuh kadang klien

mengkonsumsi semangka, keluarga mengatakan penyebab darah tinggi hanya

makanan asin dan kecapekan, klien juga mengatakan kadang – kadang merasa

pusing padahal tidak mengkonsusmsi makanan asin dan kecapekan. Hal ini

dikarenakan keluarga tidak mengetahui melakukan perawatan kesehatan dengan

baik.

Batasan karakteristik Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan menurut

Herdman (2018) yaitu Kurang pengetahuan tentang kesehatan tentang praktik

kesehatan dasar, pola perilaku kurang mencari bantuan kesehatan,

ketidakmampuan bertanggung jawab untuk memenuhi praktik kesehatan dasar.

Berdasarkan data subjektif dan objektif pada pengkajian serta batasan

karakteristik Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan menurut Herdman (2018),

penulis memprioritaskan masalah utama yaitu Ketidakefektifan Pemeliharaan

Kesehatan.

Opini peneliti pada diagnosa yang diangkat sesuai dengan kondisi klien,

dengan kurangnya dalam mempertahankan kesehatan dan kurangnya pengetahuan

terhadap penyakitnya. Maka menurut peneliti membnarkan bahwasannya fakta


90

dilapangan sesuai dengan teori serta memprioritaskan masalah utama yaitu

Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan.

4.2.3 Pembahasan TUK 3 : Intervensi Keperawatan

Perencanaan bagian adalah dari fase pengorganisasian dalam proses

keperawatan keluarga yang meliputi persetujuan umum dan tujuan khusus,

penetapan standard kriteria dimana tujuan tersebut telah sesuai dengan teori untuk

mengatasi masalah keluarga. Intervensi yang dibuat oleh peneliti Ketidakefektifan

Pemeliharaan Kesehatan dengan kriteria hasil menurut Morheat et al (2013)

Pentingnya mematuhi pengobatan 5 (pengetahuan sangat banyak), Manfaat

modifikasi gaya hidup 5 (pengetahuan sangat banyak), Diet yang dianjurkan 5

(pengetahuan sangat banyak), Tanda dan gejala penyakit 5 (pengetahuan sangat

banyak), Faktor risiko 5 (pengetahuan sangat banyak), Faktor - faktor penyebab 5

(pengetahuan sangat banyak), Pentingnya skrining pencegahan 5 (pengetahuan

sangat banyak), Manfaat olahraga teratur 5 (pengetahuan sangat banyak).

Intervensi yang di buat penulis menurut Bulechek et al (2013)

Berdasarkan teori NIC ( Nursing Interventions Classification) meliputi Bina

Hubungan Saling Percaya, bantu pasien menyadari bahwa ada pilihan - pilihan

pengobatan (yang ditawarkan), bantu pasien menyadari kemampuan untuk

mencegah penyakit dengan cara yang tepat, kaji riwayat individu dan keluarga,

tekankan pentingnya gaya hidup sehat , pola tidur, berolahraga bagi individu dan

keluarga, manfaatkan sistem dukungan sosial dan keluarga untuk meningkatkan

efektivitas gaya hidup atau modifikasi perilaku sehat, tentukan pengetahuan

kesehatan dan gaya hidup perilaku saat ini pada individu dan keluarga, monitor

tanda – tanda vital (Tekanan darah, respiratory, nadi, suhu), kaji tingkat
91

pengetahuan pasien terkait dengan proses penyakit, beri informasi kepada

keluarga/orang yang penting bagi pasien mengenai perkembangan pasien, sesuai

kebutuhan, diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk

mencegah proses penyakit, aji pola makan pasien saat ini dan sebelumnya,

termasuk makanan yang disukai, intruksikan pasien untuk menghindari makanan

yang dipantang dan mengkonsumsi makanan yang diperbolehkan.

Intervensi yang dibuat oleh peneliti ada 12 intervensi yang di ambil telah

mengacu pada teori NIC (Nursing Intervention Classification) dan penambahan 1

intervensi yaitu ada 13 intervensi. Sehingga intervensi yang peneliti angkat sesuai

dengan intervensi yang ada di teori.

4.2.4 Pembahasan TUK: 4 Implementasi Keperawatan

Implementasi yang diterapkan pada keluarga Ny.M sudah sesuai dengan

teori yang ada. Implementasi yang ada dilakukan sebagian besar mengacu pada

NIC (Nursing Intervention Classification) dan ditambah dengan 1 intervensi yang

telah disesuaikan dengan keadaan klien dan lebih memudahkan dalam melakukan

proses asuhan keperawatan dan lebih mendekatkan hubungan saling percaya

antara perawat dan klien.

Dalam pelaksanaan implementasi kunjungan pertama dilakukan pada

tanggal 03 Agustus 2020 dengan dilaksanakan 12 implementasi dari 13 intervensi

yang dimulai pukul 09.30 WIB pada keluarga Ny,M yaitu membina Hubungan

saling percaya dengan respon : keluarga mengerti dan mentandatangi surat

informed consent. Implementasi kedua pada pukul 09.35 WIB membantu pasien

menyadari bahwa ada pilihan - pilihan pengobatan (yang ditawarkan) dengan

respon : Ny.M mengatakan jarang mengkonsumsi obat jika darah tinggi tidak
92

terlalu parah. Implementasi ketiga pada pukul 09.37 WIB membantu pasien

menyadari kemampuan untuk mencegah penyakit dengan cara yang tepat dengan

respon : keluarga mengatakan dalam melakukan pencegahan masih belum bisa,

waktu istirahat Ny.M kurang, kecapekan dalam mengurus pekerjaan ibu rumah

tangga, keluarga tidak tahu makanan apa saja yang harus dihindari. Implementasi

keempat pada pukul 09.40 WIB mengkaji riwayat penyakit dahulu pada individu

dan keluarga dengan respon : keluarga mengatakan ibu kandung Ny.M menderita

darah tinggi. Implementasi kelima pada pukul 09.42 WIB menekankan

pentingnya gaya hidup sehat , pola tidur, berolahraga bagi individu dan keluarga

dengan respon : keluarga mengatakan masih belum bisa. Implementasi keenam

pada pukul 09.45 WIB memanfaatkan sistem dukungan sosial dan keluarga untuk

meningkatkan efektivitas gaya hidup atau modifikasi perilaku sehat dengan respon

: Ny.M mengatakan jika sakit keluarga merawat Ny.M. Implementasi ketujuh

pada pukul 09.50 WIB menentukan pengetahuan kesehatan dan gaya hidup

perilaku saat ini pada individu dan keluarga dengan respon : keluarga dan Ny.M

mengatakan masih belum mengetahui bagaimana cara menerapkan pola hidup

sehat. Implementasi kedelapan pada pukul 09.55 WIB memonitor tanda – tanda

vital (Tekanan darah, respiratory, nadi, suhu) dengan respon : TD:170/90mmhg, N

: 90x/mnt, RR : 20x/mnt, S:36° C . Implementasi kesembilan pada pukul 10.00

WIB mengkaji tingkat pengetahuan pasien terkait dengan proses penyakit dengan

respon : Ny.M hanya bisa menyebutkan gejala, pengertian darah tingi tetapi tidak

bisa menjelaskan penyebab dan pencegahan darah tinggi. . Implementasi

kesepuluh pada pukul 10.10 WIB memberi informasi kepada keluarga/orang yang

penting bagi pasien mengenai perkembangan pasien, sesuai kebutuhan dengan


93

respon : keluarga kooperatif. Implementasi kesebelas pada pukul 10.15 WIB

mengkaji pola makan pasien saat ini dan sebelumnya, termasuk makanan yang

disukai dengan respon : mengkonsumsi ikan asin, sayuran, tempe goreng.

Implementasi duabelas pada pukul 10.20 WIB mengintruksikan pasien untuk

menghindari makanan yang dipantang dan mengkonsumsi makanan yang

diperbolehkan dengan respon : Ny.M mengatakan setiap hari mengkonsumsi

makanan asin, gorengan, terkadang bersantan karena sudah terbiasa.

Pada implementasi hari kedua pada tanggal 04 Agustus 2020 telah

dilakukan 7 implemntasi dari 13 intervensi yang dimulai pada pukul 10.40 WIB

yaitu Membantu pasien menyadari bahwa ada pilihan - pilihan pengobatan (yang

ditawarkan) dengan respon : Ny.M mengatakan jarang mengkonsumsi obat jika

darah tinggi kambuh hanya beristirahat saja. Implementasi kedua pada pukul

10.50 WIB menekankan pentingnya gaya hidup sehat seperti menjaga pola tidur,

berolahraga, pola makan dengan respon : Ny.M jarang tidur siang, tidur malam

jam 23.00 – 04.00 wib, menyempatkan untuk berolahraga. Implementasi ketiga

pada pukul 10.55 WIB menentukan pengetahuan kesehatan dan gaya hidup

perilaku saat ini pada individu dan keluarga. dengan respon : keluarga dan Ny.M

mengatakan mengetahui bagaimana cara menerapkan pola hidup sehat. .

Implementasi keempat pada pukul 11.10 WIB memonitor tanda – tanda vital

(Tekanan darah, respiratory, nadi, suhu) dengan respon : TD:150/90mmhg, N :

85x/mnt, RR : 20x/mnt, S:36, 2° C . Implementasi kelima pada pukul 11.20 WIB

mengkaji tingkat pengetahuan pasien terkait dengan proses penyakit dengan

respon : Ny.M bisa menyebutkan gejala, pengertian darah tingi, penyebab darah

tinggi tetapi dalam melakukan pencegahan tidak mengetahui. Implementasi


94

keenam pada pukul 11.30 WIB mendiskusikan perubahan gaya hidup yang

mungkin diperlukan untuk mencegah proses penyakit dengan respon : Ny.M

mengatakan mengurangi makanan asin, tidak boleh kecapekan, istirahat teratur,

berolahraga. Implementasi ketujuh pada pukul 11.35 WIB mengkaji pola makan

pasien saat ini dan sebelumnya, termasuk makanan yang disukai dengan respon :

Ikan asin, sayur ketela papaya direbus, ikan pindang digoreng.

Pada implementasi hari ketiga pada tanggal 05 Agustus 2020 telah

dilakukan 7 implemntasi dari 13 intervensi yang dimulai pada pukul 12.00 wib

yaitu membantu pasien menyadari bahwa ada pilihan - pilihan pengobatan (yang

ditawarkan) dengan respon : tidak mengkonsumsi obat, hanya istirahat dengan

cukup dan makan teratur. Implementasi kedua pada pukul 12.15 WIB

menekankan pentingnya gaya hidup sehat seperti menjaga pola tidur, berolahraga,

pola makan dengan respon : ny.m tidak tidur siang, tidur malam jam 23.00 –

04.00 wib, Ny.M jalan jalan disekitar rumah. Implementasi ketiga pada pukul

12.20 WIB menentukan pengetahuan kesehatan dan gaya hidup perilaku saat ini

pada individu dan keluarga dengan respon : mulai melakukan olahraga dengan

jalan jalan disekitar rumah. Implementasi keempat pada pukul 12.35 WIB

memonitor tanda – tanda vital (tekanan darah, respiratory, nadi, suhu) dengan

respon : td:180/100mmhg, n : 90x/mnt, rr : 22x/mnt, s:36, 5 ° C . Implementasi

kelima pada pukul 12.40 WIB mengkaji tingkat pengetahuan pasien terkait

dengan proses penyakit dengan respon : keluarga dan ny.m masih belum bisa

melakukan pencegahan. Implementasi keenam pada pukul 12.45 WIB

mendiskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah

proses penyakit dengan respon : Ny.M mengatakan mengurangi makanan asin,


95

tidak boleh kecapekan, istirahat teratur, berolahraga. Implementasi ketujuh pada

pukul 12.50 WIB mengkaji pola makan pasien saat ini dan sebelumnya, termasuk

makanan yang disukai dengan respon : daging kambing, sayur direbus, tahu tempe

goreng, mengkonsumsi cincau.

Pada implementasi hari keempat pada tanggal 06 Agustus 2020 telah

dilakukan 6 implemntasi dari 13 intervensi yang dimulai pada pukul 11.20 WIB

yaitu Membantu pasien menyadari bahwa ada pilihan - pilihan pengobatan (yang

ditawarkan) dengan respon : Mengkonsumsi obat sesuai dengan resep.

Implementasi kedua pada pukul 11.30 WIB Menekankan pentingnya gaya hidup

sehat seperti menjaga pola tidur, berolahraga, pola makan dengan respon : Ny.M

tidak tidur siang, tidur malam jam 22.00 – 04.00 wib, Ny.M jalan jalan disekitar

rumah. Implementasi ketiga pada pukul 11.35 WIB Menentukan pengetahuan

kesehatan dan gaya hidup perilaku saat ini pada individu dan keluarga dengan

respon : Ny.M jalan jalan disekitar rumah, mengetahui makanan yang harus

dihindari. Implementasi keempat pada pukul 11.50 WIB memonitor tanda – tanda

vital (Tekanan darah, respiratory, nadi, suhu) dengan respon : TD:150/100mmhg,

N : 78x/mnt, RR : 20x/mnt, S:36, 4 °C . Implementasi kelima pada pukul 11.53

WIB mengkaji tingkat pengetahuan pasien terkait dengan proses penyakit dengan

respon : Keluarga dan Ny.M mulai kooperatif dalam melakukan pencegahan.

Implementasi keenam pada pukul 12.00 WIB engkaji pola makan pasien saat ini

dan sebelumnya, termasuk makanan yang disukai dengan respon : Tumis

kangkung, tahu tempe dikukus, sayur terong direbus, ikan cakalan dikukus.

Pada implementasi hari kelima pada tanggal 07 Agustus 2020 telah

dilakukan 5 implemntasi dari 13 intervensi yang dimulai pada pukul 15.35 WIB
96

yaitu membantu pasien menyadari bahwa ada pilihan - pilihan pengobatan (yang

ditawarkan) dengan respon : Mengkonsumsi obat sesuai dengan resep.

Implementasi kedua pada pukul 15.45 WIB menekankan pentingnya gaya hidup

sehat seperti menjaga pola tidur, berolahraga, pola makan dengan respon : Ny.M

tidak tidur siang, tidur malam jam 22.00 – 04.00 wib, Ny.M jalan jalan disekitar

rumah. Implementasi ketiga pada pukul 15.45 WIB menentukan pengetahuan

kesehatan dan gaya hidup perilaku saat ini pada individu dan keluarga dengan

respon : Ny.M Jalan jalan disekitar rumah, mengetahui makanan yang harus

dihindari, tidak menjaga pola tidur. Implementasi keempat pada pukul 15.50 WIB

memonitor tanda – tanda vital (Tekanan darah, respiratory, nadi, suhu) dengan

respon : TD:140/100mmhg, N : 82x/mnt, RR : 20x/mnt, S:36 , 1° C . Implementasi

kelima pada pukul 16.00 WIB mengkaji pola makan pasien saat ini dan

sebelumnya, termasuk makanan yang disukai dengan respon : Sayur bening, ikan

cakalan, tahu dikukus.

Pada implementasi hari keenam pada tanggal 08 Agustus 2020 telah

dilakukan 4 implemntasi dari 13 intervensi yang dimulai pada pukul 15.40 WIB

yaitu menekankan pentingnya gaya hidup sehat seperti menjaga pola tidur,

berolahraga, pola makan dengan respon : ny.m tidur siang 13.00 – 13.30 wib,

tidur malam jam 22.00 – 04.00 wib, ny.m jalan jalan disekitar rumah.

Implementasi kedua pada pukul 15.50 WIB menentukan pengetahuan kesehatan

dan gaya hidup perilaku saat ini pada individu dan keluarga dengan respon : ny.m

jalan jalan disekitar rumah, mengetahui makanan yang harus dihindari, menjaga

pola tidur. Implementasi ketiga pada pukul 16.00 WIB memonitor tanda – tanda

vital (tekanan darah, respiratory, nadi, suhu) dengan respon : td:140/90mmhg, n :


97

89x/mnt, rr : 20x/mnt, s:36, 7 ° C . Implementasi keempat pada pukul 16.50 WIB

mengkaji pola makan pasien saat ini dan sebelumnya, termasuk makanan yang

disukai dengan respon : telur dikukus, sayur kacang panjang, tempe dikukus.

Pada implementasi hari ketujuh pada tanggal 09 Agustus 2020 telah

dilakukan 6 implemntasi dari 13 intervensi yang dimulai pada pukul 10.00 WIB

yaitu Membantu pasien menyadari bahwa ada pilihan - pilihan pengobatan (yang

ditawarkan) dengan respon : Mengkonsumsi obat sesuai dengan resep.

Implementasi kedua pada pukul 10.10 WIB enekankan pentingnya gaya hidup

sehat seperti menjaga pola tidur, berolahraga, pola makan dengan respon : Ny.M

tidur siang, tidur malam jam 22.00 – 04.00 wib, Ny.M jalan jalan disekitar rumah.

Implementasi ketiga pada pukul 10.15 WIB menentukan pengetahuan kesehatan

dan gaya hidup perilaku saat ini pada individu dan keluarga dengan respon : jalan

jalan disekitar rumah, menjaga pola makan dan pola tidur. Implementasi keempat

pada pukul 10.30 WIB memonitor tanda – tanda vital (Tekanan darah, respiratory,

nadi, suhu) dengan respon:TD:140/90mmhg, N:89x/mnt, RR:20x/mnt, S:36, 2° C .

Implementasi kelima pada pukul 10.35 WIB Mengkaji tingkat pengetahuaan

pasien terkait dengan proses penyakit dengan respon : keluarga dan mengetahui

tanda gejala darah tinggi, penyebab dan pencegahan darah tinggi dan pengobatan.

Implementasi kedua pada pukul 10.40 WIB mengkaji pola makan pasien saat ini

dan sebelumnya, termasuk makanan yang disukai dengan respon : Sayur sop, tahu

dikukus, mie kuning olahan sendiri, mengkonsumsi buah pisang.

Menurut opini peneliti, pada implementasi dari kunjungan pertama sampai

kunjungan ketujuh berjalan sesuai intervensi, karena terdapat perubahan perilaku

pada keluarga Ny.M, dimana keluarga Ny.M dapat mengenal penyebab


98

permasalahan penyakit Ny.M, menyatakan konsep penyakit (misalnya penyebab,

tanda dan gejala, pencegahan). Keluarga Ny.M mampu mengetahui pola hidup

sehat.

4.2.5 Pembahasan TUK 5: Evaluasi Keperawatan

Pada evaluasi kunjungan ke satu tanggal 03 Agustus 2020 masalah belum

teratasi dari semua 13 intervensi peneliti mengambil 12 implementasi dan telah

dilakukan pada keluarga Ny.M. Pada hari pertama hasil evaluasi sebagai berikut;

knowledge: keluarga mengatakan tidak memahami penyebab dari darah tinggi apa

saja., Afektif : keluarga tidak ingin jika hanya mengkonsumsi makanan dikukus,

mengurangi ikan asin, mengurangi makanan yang bersantan, mengurangi garam

dapur karena rasanya tidak enak, keluarga ingin mengetahui apa saja penyebab

darah tinggi selain makanan asin dan kecapekan, Psikomotor : keluarga

mengkonsumsi ikan asin, sayuran, tempe goreng, keluarga menyebutkan

penyebab darah tinggi mengkonsumsi makanan asin dan kecapekan,

TD:170/90mmhg, N : 90x/mnt, RR : 20x/mnt, S:36° C .

Pada evaluasi kunjungan ke dua tanggal 04 Agustus 2020 masalah belum

teratasi dari semua 13 intervensi peneliti mengambil 7 implementasi dan telah

dilakukan pada keluarga Ny.M. Pada hari kedua hasil evaluasi sebagai berikut :

knowledge :keluarga belum memahami terkait dengan pencegahan darah tinggi,

afektif : keluarga mendukung jika dilakukan pencegahan agar darah tinggi Ny.M

tidak sering kambuh, sikomotor :Ny.M jarang tidur siang, tidur malam jam 22.00

– 03.00 wib, tidak sempat berolahraga karena melakukan pekerjaan IRT dan

berkerja, Ny.M mengatakan jarang mengkonsumsi obat jika darah tinggi kambuh
99

hanya beristirahat saja, TD : 150/90 mmHg, RR : 20x/mnt, N : 85 x/mnt, S:36

, 2° C .

Pada evaluasi kunjungan ke tiga tanggal 05 Agustus 2020 masalah belum

teratasi dari semua 13 intervensi peneliti mengambil 7 implementasi dan telah

dilakukan pada keluarga Ny.M. Pada hari ketiga hasil evaluasi sebagai berikut :

knowledge : Keluarga belum memahami pola makan yang sehat. afektif :

Keluarga mendukung jika mengurangi makanan asin, berlemak dan gorengan,

makanan siap saji, mengkonsumsi buah minimal 1 minggu satu kali, psikomotor :

Ny.M mengkonsumsi ikan kambing, sayur direbus, tempe tahu digoreng,

megkonsumsi cincau, TD:180/100mmHg, N : 90x/mnt, RR : 22x/mnt.

Pada evaluasi kunjungan ke empat tanggal 06 Agustus 2020 masalah

belum teratasi dari semua 13 intervensi peneliti mengambil 6 implementasi dan

telah dilakukan pada keluarga Ny.M. Pada hari keempat hasil evaluasi sebagai

berikut : knowledge : keluarga memahami terkait dengan pola makan yang harus

di hindari untuk penderita darah tinggi, afektif : keluarga mendukung jika

mengurangi makanan asin, berlemak dan gorengan, makanan siap saji,

mengkonsumsi buah minimal 1 minggu satu kali, psikomotor : Tumis kangkung,

tahu tempe dikukus, sayur terong direbus, ikan cakalan dikukus,

TD:140/100mmHg, N : 78 x/mnt, RR: 20x/mnt.

Pada evaluasi kunjungan ke lima tanggal 07 Agustus 2020 masalah belum

teratasi dari semua 13 intervensi peneliti mengambil 5 implementasi dan telah

dilakukan pada keluarga Ny.M. Pada hari kelima hasil evaluasi sebagai berikut :

Knowledge : Keluarga memahami aktivitas pengurangan risiko penyakit darah

tinggi, Keluarga tidak memahami pola tidur siang dan tidur malam, afektif :
100

Keluarga mendukung aktivitas untuk berolahraga setiap pagi sebelum melakukan

aktivitas, Keluarga tidak ingin tidur siang karena bekerja untuk kehidupan sehari

– hari, Psikomotor : Keluarga mengatakan sehabis sholat subuh jalan jalan

disekitar rumah dan melakukan pemanasan, TD:140/100mmHg, N : 78x/mnt,

RR : 20x/mnt, Ny.M mengatakan tidak tidur siang, tidur malam 22.00 – 04.00wib.

Pada evaluasi kunjungan ke 6 tanggal 08 Agustus 2020 masalah teratasi

sebagian dari semua 13 intervensi peneliti mengambil 4 implementasi dan telah

dilakukan pada keluarga Ny.M. Pada hari keenam hasil evaluasi sebagai berikut :

Knowledge :keluarga mengatakan memahami pola tidur siang dan malam, afektif :

keluarga ingin membiasakan untuk tidur siang walaupun hanya sebentar dan tidur

malam tidak terlarut malam, psikomotor :Ny.M mengatakan tidur siang 12.00 –

13.30, tidur malam 22.00 – 04.00wib, TD:140/90mmHg, N : 89x/mnt, RR :

20x/mnt, S:36, 7 ° C .

Pada evaluasi kunjungan ke tujuh tanggal 09 Agustus 2020 masalah

teratasi dari semua 13 intervensi peneliti mengambil 6 implementasi dan telah

dilakukan pada keluarga Ny.M. Pada hari ketujuh hasil evaluasi sebagai berikut :

Knowledge : keluarga memahami pola hidup sehat terkait dengan penyakit darah

tinggi, afektif : Keluarga mendukung jika menjaga pola makan yang sehat, agar

lebih menjaga kesehatan, keluarga ingin membiasakan untuk tidur siang dan

malam dengan cukup, keluarga mendukung jika setiap hari harus melakukan

olahraga secara rutin, keluarga mendukung jika mengkonsumsi obat sesuai

dengan resep, psikomotor : sayur sop, tahu dikukus, mie kuning olahan sendiri,

mengkonsumsi buah pisang, klien mengatakan tidur siang 13.00 – 14.30, tidur
101

malam 21.00 – 04.00wib, Ny.M mengatakan jalan jalan di sekitar rumah habis

subuhan, TD:140/90mmHg, N : 89x/mnt, RR : 20x/mnt.

Menurut opini peneliti, untuk menentukan berhasil atau tidaknya

perawatan yang diberikan, mengacu pada tujuan khusus dan standar yang ada

pada perencanaan dan pada kasus Ny.M setelah dilakukan tindakan keperawatan

selama 7 kali kunjungan selama 14 hari dapat teratasi yaitu keluarga Ny.M,

keluarga Ny.M mampu menjelaskan penyebab hipertensi, keluarga Ny.M mampu

menjelaskan tanda & gejala hipertensi, keluarga Ny.M mengetahui pencegahan

hipertensi, keluarga Ny.M mengetahui pengobatan hipertensi, maka dapat

disimpulkan masalah keperawatan Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan pada

keluarga Ny.M dapat teratasi, karena selama kunjungan pada keluarga Ny.M

kooperatif dan menerima perawat dengan sangat baik.


102

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Asuhan Keperawatan pada anggota keluarga yang mengalami hipertensi

dengan masalah keperawatan Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan terdiri

dari 5 tahap.

5.1.1 Pengkajian

Pengkajian yang didapat dari klien ditemukan data bahwa salah satu

anggota keluarga Ny.M mengalami masalah kesehatan yakni Hipertensi dengan

masalah keperawatan Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan Di desa

Penambangan Kecamatan Curahdami Kabupaten Bondowoso.

5.1.2 Diagnosa Keperawatan

Untuk menyusun diagnosa keperawatan Ketidakefektifan Pemeliharaan

Kesehatan yang peneliti terapkan dalam penelitian ini sesuai dengan teori

NANDA 2018, karena masalah yang ditemukan pada keluarga memiliki salah satu

faktor yang berhubungan seperti kurang pengetahuan tentang praktik kesehatan

dasar, ketidakmampuan bertanggung jawab untuk memenuhi praktik kesehatan

dasar dan pola perilaku kurang mencari bantuan kesehatan.

5.1.3 Intevensi Keperawaan

Dari 13 rencana tindakan yang telah peneliti susun dapat terlaksana

seluruhnya dan dapat diterima oleh keluarga Ny.m, karena dalam pelaksanaan

rencana tindakan pada keluarga Ny.m sesuai dengan kasus yang dialami oleh

Ny,M yakni Hipertensi dengan masalah keperawatan Ketidakefektifan

102
103

Pemeliharaan Kesehatan. Intervensi yang peneliti gunakan sudah sesuai dengan

NIC (Nursing Interventions Classification) unutk menyelesaikan masalah yang

asa pada keluarga tersebut.

5.1.4 Implementasi Keperawatan

Dalam mengimplementasikan tindakan keperawatan pada keluarga Ny.M

sesuai dengan rencana tindakan keperawatan dan ada penambahan 1 intervensi

pada implementasi, hal tersebut telah menyesuaikan dengan kondisi klien. Dari 13

intervensi yang peneliti rencanakan dapat terlaksana dan dapat diaplikasikan

semua kepada keluarga Ny,M.

5.1.5 Evaluasi Keperawatan

Dalam melakukan evaluasi keperawatan pada keluarga yang mengalami

Hipertensi dengan masalah keperawatan Ketidakefektifan Pemeliharaan

Kesehatan, dilakukan kriteria standart yang telah ditetapkan pada perencanaan.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 7 kali kunjungan.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Keluarga

Bagi keluarga Ny.M yang mengalami Hipertensi dengan masalah

keperawatan Ketidakefektifan Pemeliharaan diharapkan bisa mempertahankan

kesehatan dengan baik dan meningkatkan pengetahuan kesehatan seperti menjaga

gaya hidup sehat, menjaga pola tidur yang, melakukan olahraga teratur,

mengurangi natrium (sodium), mengurangi makanan berlemak, berminyak dan

bersantan.
104

5.2.2 Bagi Pukesmas

Puskesmas diharapkan lebih meningkatkan lagi kerja sama dengan petugas

ponkesdes untuk memberikan informasi kesehatan dan mempertahankan

kesehatan kepada keluarga yang mengalami hipertensi dengan masalah

keperawatan Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan.

5.2.3 Bagi Instunsi (Pendidikan)

Sebagai bahan bacaan untuk menambah wawasan dapat sebagai acuan

ataupun referensi buku keperawatan keluarga dalam pembelajaran di kampus.

5.2.4 Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti dengan diagnosa

keperawatan yang berbeda dan melakukan asuhan keperawatan keluarga dengan

lebih maksimal.
105

DAFTAR PUSTAKA

Andra & Yessie. 2013. Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Nuha Medika.

Alwi Idrus, dkk. 2015. Panduan Praktis Klinis. InternaPusblishing : Ilmu


Penyakit Dalam
Bakri. 2014. Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : PT Pustaka Baru.
Bulechek Gloria M, Dkk. 2013. Nursing Outcome Classification (NIC.)
Indonesia: Elsevier.

Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso. 2019. Angka Penemuan Dan


Pengobatan (Kasus Hipertensi. Kabupaten Bondowoso Tahun 2019 TW 1
Sampai Dengan 3 (Januari sampai September). Bondowoso : Tidak
dipublikasikan.

Friedman. M. Marilyn, dkk. 2014. Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Penerbit


Buku kedokteran: EGC.

Herdman, T. Heather. 2016. NANDA-1 Diagnosis Keperawatan Definisi dan


Klasifikasi 2018-2020. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Kusuma Hardhi & Amin. 2016. Asuhan Keperawatan Praktis. Jogjakarta :


Mediaction.

Moorhead Sue, dkk. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC). Indonesia:


Elsevier.

Padila. 2012. Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Nuha Medika

Program Studi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso. 2019.


BukuPedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah (Studi Kasus) tahun
akademik 2019/2020. Bondowoso : Tidak dipublikasikan.

Program Studi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso. 2017. Asuhan


Keperawatan Keluarga. Bondowoso : Tidak dipublikasikan.

Riyadi Sujona. 2011. Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Rohmah, Nimatur & Saiful Walid. 2017. Dokumentasi Proses Keperawatan :


Pendekatan : KKNI, NANDA dan SDKI. Univesitas Muhammadiyah.
Jember.

WHO. 2015. Hipertension. World Health Organization


106

Lampiran 1. Rencana Jadwal Kegiata

RENCANA KEGIATAN PENELITIAN

TAHUN 2019/2020

URAIAN KEGIATAN Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober

2020 2020 2020 2020 2020 2020 2020 2020 2020 2020

Konsultasi Judul/ACC

Pengambilan Informasi

Data

Bimbingan Proposal KTI

Ujian Proposal KTI

Penelitian

Pengumpulan Data KTI

Bimbingan dan

Konsultasi KTI

Sidang KTI

Revisi

Lampiran 2. Rencana Kegiatan Asuhan Keperawatan Pada Keluarga


107

RENCANA KEGIATAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA


KELUARGAYANG MENGALAMI HIPERTENSI DI DESA PENAMBANGAN
KECAMATAN CURAHDAMI KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN 2020
RENCANA KEGIATAN H1 H2 H3 H4 H5 H6 H7 H8 H9 H10 H11 H12 H13 H14
Peningkatan Kesiapan
Pembelajaran
1. Bina Hubungan Saling Percaya
2. Bantu pasien menyadari bahwa
ada pilihan - pilihan pengobatan
(yang ditawarkan).
3. Bantu pasien menyadari
kemampuan untuk mencegah
penyakit dengan cara yang
tepat.
Pendidikan Kesehatan
1. Kaji riwayat individu dan
keluarga
2. Tekankan pentingnya gaya
hidup sehat , pola tidur,
berolahraga bagi individu dan
keluarga
3. Manfaatkan sistem dukungan
sosial dan keluarga untuk
meningkatkan efektivitas gaya
hidup atau modifikasi perilaku
sehat.
4. Tentukan pengetahuan
kesehatan dan gaya hidup
perilaku saat ini pada individu
dan keluarga.

Pengajaran: Proses Penyakit


1. Monitor tanda – tanda vital
108

(Tekanan darah, respiratory,


nadi, suhu)
2. Kaji tingkat pengetahuan pasien
terkait dengan proses penyakit
3. Beri informasi kepada
keluarga/orang yang penting
bagi pasien mengenai
perkembangan pasien, sesuai
kebutuhan
4. Diskusikan perubahan gaya
hidup yang mungkin diperlukan
untuk mencegah proses
penyakit
Manajemen Nutrisi
1. Kaji pola makan pasien saat ini
dan sebelumnya, termasuk
makanan yang disukai.
2. Intruksikan pasien untuk
menghindari makanan yang
dipantang dan mengkonsumsi
makanan yang diperbolehkan.
109

Lampiran 3. Informed Consent Keluarga

PENJELASAN PENELITIAN

BAGI KLIEN DAN KELUARGA

Judul Penelitian

Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Yang Mengalami Masalah Keperawatan

Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan di Desa Penambangan Kecamatan

Curahdami Kabupaten Bondowoso Tahun 2020.

Tujuan

Melaksanakan Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Yang Mengalami Masalah

Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan di Desa Penambangan Kecamatan

Curahdami Kabupaten Bondowoso Tahun 2020.

Perlakuan yang di terapkan pada klien dan keluarga

Pada studi kasus ini dilakukan Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Yang

Mengalami Masalah Keperawatan Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan di

Desa Penambangan Kecamatan Curahdami Kabupaten Bondowoso Tahun 2020.

Hak untuk mengundurkan diri

Keikutsertaan klien dan keluarga dalam penelitian ini bersifat sukarela dank lien

dan keluarga berhak mengundurkan diri kapanpun, tanpa menimbulkan

konsekuensi yang merugikan.


110

Adanya insentif untuk klien dan keluarga

Oleh karena ikutsertaan klien dan keluarga bersifat sukarela, tidak ada insentif

berupa uang yang akan diberikan. Tetapi klien dan keluarga berhak mendapatkan

informasi atau konsultasi kesehatan terkait penyakit yang diderita.

Data pribadi dan pengisian kuesioner akan dijamin kerahasiaannya. Jika terdapat

pertanyaan tentang penelitiab ini dan bila masih memerlukan penjelasan, anda

dapat menghubungi peneliti (Risca Kusmintarti) dengan nomor telepon (08-854-

760-824).
111

Lampiran 4. Informed Consent


112

Lampiran 5. Format Asuhan Keperawatan Keluarga


U N I V E R S I T A S B O N D O W O S O

PROGRAM STUDIDIIIKEPERAWATAN

Jalan Khairil Anwar No.3BTlp/Fax.(0332)433015

Bondowoso

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

NamaPuskesmas No. Register

Nama Perawat Tanggal Pengkajian

DATA KELUARGA

Nama Kepala Bahasa sehari-hari


Keluarga

Alamat Rumah & Yankes terdekat, Jarak


Telp

Pekerjaan Alat transportasi

Agama & Suku Status Kelas Sosial

DATA ANGGOTA KELUARGA

N Nama Hub U J Suku pendidika Pekerjaa Status Gizi TTV Stat


o dgn si K n terakhir n Saat (TB, BB, (TD, us
KK a Ini BMI) N, S, Imu
P) nisa
si
Das
ar
113

LANJUTAN

Riwayat
Status Kesehatan
No Nama Alat Bantu/ Protesa Penyakit/
Saat ini
Alergi

DATA PENUNJANG KELUARGA

Rumah dan Sanitasi Lingkungan PHBS Di Rumah Tangga


 Kondisi Rumah  Jika ada ibu nifas, Persalinan ditolong oleh
Type rumah : permanen/Semi/Tidak tenaga kesehatan :
permanen*
……………………………………………… Ya/ Tidak*
……………………………………………… ………………………………………………
……………………………… ………………………………………………
 Ventilasi : ………………………………………………
Cukup/kurang* ………
………………………………………………  Jika ada bayi, Memberi ASI ekslusif :
……………………………………………… Ya/ Tidak*
……………………………… ………………………………………………
PencahayaanRumah : ………………………………………………
Baik/ Tidak* ………………………………………………
……………………………………………… ………
……………………………………………… Jika ada balita, Menimbang balita tiap
……………………………… bulan :
 Saluran Buang Limbah : Ya/ Tidak*
Baik/cukup/kurang* ………………………………………………
……………………………………………… ………………………………………………
……………………………………………… ………………………………………………
……………………………… ………
Air Bersih :  Menggunakan air bersih untuk makan &
Sehat/tidak * Sehat minum:
……………………………………………… Ya/ Tidak*
……………………………………………… ………………………………………………
……………………………… ………………………………………………
………………………………………………
 Jamban Memenuhi Syarat : ………
Ya/tidak*
………………………………………………  Menggunakan air bersih untuk kebersihan
……………………………………………… diri:
……………………………… Ya/ Tidak*
 Tempat Sampah: ………………………………………………
Ya/Tidak* ………………………………………………
……………………………………………… ………………………………………………
……………………………………………… …………………………
………………………………  Mencuci tangan dengan air bersih & sabun
 Rasio Luas Bangunan Rumah dengan :
Jumlah Ya/ Tidak*
Anggota Keluarga (8m2/orang) ………………………………………………
Ya/Tidak * ………………………………………………
……………………………………………… ………………………………………………
114

……………………………………………… …………………………
………………………………  Melakukan pembuangan sampah pada
tempatnya :
Ya/ Tidak*
………………………………………………
………………………………………………
………………………………………………
………
 Menjaga lingkungan rumah tampak bersih
Ya/tidak*
………………………………………………
………………………………………………
………………………………………………
………
 Mengkonsumsi lauk dan pauk tiap hari :
Ya/ Tidak*
………………………………………………
………………………………………………
………………………………………………
………
 Menggunakan jamban sehat :
Ya/ Tidak*
………………………………………………
………………………………………………
………………………………………………
…………………………
 Memberantas jentik di rumah sekali
seminggu :
Ya/ Tidak*
………………………………………………
………………………………………………
………………………………………………
…………………………
 Makan buah dan sayur setiap hari :
Ya/ Tidak*
………………………………………………
………………………………………………
………………………………………………
…………………………
 Melakukan aktivitas fisik setiap hari :
Ya/ Tidak*
………………………………………………
………………………………………………
………………………………………………
…………………………
Tidak merokok di dalam rumah  :
Ya/ Tidak*
………………………………………………
………………………………………………
………………………………
115

KEMAMPUAN KELUARGA MELAKUKAN TUGAS PEMELIHARAAN

KESEHATAN ANGGOTA KELUARGA

8) Adakah perhatian keluarga kepada anggotanya yang menderita sakit:


 Ada , Tidak
Karena : ……………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………
9) Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yang dialami anggota dalam
keluarganya : Ya  Tidak
Karena : ……………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………
10) Apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan yang dialami anggota dalam
keluarganya:
 Ya Tidak
Karena : ……………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………
11) Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan yang dialami anggota
dalam keluarganya :
 Ya  Tidak
Karena : ……………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………
12)Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami anggota dalam
keluarganya bila tidak diobati/dirawat :
 Ya  Tidak
Karena : ……………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………
13) Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan yang dialami
anggota keluarganya:
 Keluarga  Tetangga, Kader  Tenaga kesehatan
Yaitu : …………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
14)Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami anggota dalam
keluarganya bila tidak diobati/dirawat :
 Ya  Tidak
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
15) Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan yang dialami
anggota keluarganya:
 Keluarga  Tetangga , Kader  Tenaga kesehatan,
Yaitu : …………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
16) Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan yang dialami
yang dialami anggota keluarganya :
 Ya  Tidak
Jelaskan: ………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
17) Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan masalah
kesehatan yang dialaminya:
 Ya  Tidak
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
18) Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang dialami
anggota keluarganya:
 Ya  Tidak
Jelaskan …………………………………………………………………………………
116

…………………………………………………………………………………
19) Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang mendukung
kesehatan anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan :
 Ya  Tidak
Jelaskan …………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
20) Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber di masyarakat untuk
mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya:
 Ya  Tidak
Jelaskan …………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

1. Keluarga Mandiri Tingkat Pertama (KM-I)

Kriteria :

h. Menerima petugas Perawatan Kesehatan Masyarakat.

i. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan

rencana keperawatan.

5. Keluarga Mandiri Tingkat Dua (KM – II)

Kriteria :

a. Menerima petugas Perawatan Kesehatan Masyarakat.

b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan

rencana keperawatan.

c. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara

benar.

d. Melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan.

6. Keluarga Mandiri Tingkat Tiga (KM – III)

Kriteria :

a. Menerima petugas Perawatan Kesehatan Masyarakat.

b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan

rencana keperawatan.
117

c. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara

benar.

d. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif.

e. Melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan.

f. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif.

7. Keluarga Mandiri Tingkat Empat (KM – IV)

Kriteria:

a. Menerima petugas Perawatan Kesehatan Masyarakat.

b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan

rencana keperawatan.

c. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara

benar.

d. Memanfaatkan fasilitas pelayanan sesuai anjuran.

e. Melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan.

f. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif.

g. Melaksanakan tindakan promotif secara aktif.


118

KEMANDIRIAN KELUARGA
Kriteria :
8. Menerima petugas puskesmas Kemandirian I : Jika memenuhi kriteria
9. Menerima yankes sesuai rencana 1&2
10. Menyatakan masalah kesehatan secara benar Kemandirian II : jika memenuhi kriteria
11. Memanfaatkan faskes sesuai anjuran 1 s.d 5
12. Melaksanakan perawatan sederhana sesuai Kemandirian III : jika memenuhi kriteria
anjuran 1 s.d 6
13. Melaksanakan tindakan pencegahan secara Kemandirian IV : Jika memenuhi kriteria
aktif 1 s.d 7
14. Melaksanakan tindakan promotif secara aktif
Kategori :
Kemandirian I Kemandirian II

Kemandirian III Kemandirian IV

Contoh : Centang (kemandirian I) apabila keluarga memenuhi kreteria 1&2.


119

ANALISA DATA

KEMUNGKINAN DIAGNOSA
NO DATA
PENYEBAB KEPERAWATAN

SCORING/PRIORITAS

DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA


120

No. Kriteria Skor Bobot


1 Sifat masalah
e. Aktual (tidak/ kurang sehat) 3
f. Ancaman kesehatan
g. Keadaan sejahtera 2 1
h. 1
2. Kemungkinan masalah dapat di ubah
d. Mudah
e. Sebagian 2 2
f. Tidak dapat 1
0
3. Potensi masalah untuk dicegah
d. Tinggi 3
e. Cukup 2 1
f. Rendah 1

INTERVENSI KEPERAWATAN
121

Diagnosa Tujuan Evaluasi Intervensi


keperawatan TUM TUK Kriteria Standar

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

N Diagnosa keperawatan Implementasi Evaluasi


o
122

Knowledge

Afektif

Psikomotor

Lampiran 6. Surat Pengambilan Data


123

Lampiran 7. Surat Bakesbangpol


124
125

Lampiran 8. Dinas Kesehatan


126

Lampiran 9. Data Hipertensi

Lampiran 10. Surat Permohonan Izin Pukesmas Curahdami


127

Lampiran 11.Lembar Konsultasi


128
129
130

Lampiran 12. Dokumentasi


Kunjungan Pertama Tanggal 03 Agustus 2020

Kunjungan Kedua Tanggal 04 Agustus 2020

Kunjungan Ketiga Tanggal 05 Agustus 2020

Kunjungan Keempat Tanggal 06 Agustus 2020

Kunjungan Kelima Tanggal 07 Agustus 2020


131

Kunjungan Keenam Tanggal 08 Agustus 2020

Kunjungan Ketujuh Tanggal 09 Agustus 2020


132

Lampiran 13. SAP


SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Hipertensi

Sasaran : Keluarga pasien

Hari/Tgl : Senin/ 4 Mei 2020

Waktu : 30 menit

Tempat : Di Desa Penambangan Kecamatan Curahdami Kabupaten

Bondowoso.

I. Analisis Situasi

1.1     Peserta diskusi : Keluarga di Desa Penambangan Kecamatan

Curahdami Kabupaten Bondowoso.

1.2     Pemberi Materi : Mahasiwa D3 Keperawatan Universitas Bondowoso

II.   Tujuan

2.1    Tujuan Umum :

Setelah mengikuti diskusi kelompok diharapkan keluarga pasien dapat

mengerti dan menjelaskan tentanghipertensi.

2.2    Tujuan Khusus :

Mengikuti diskusi kelompok tentang hipertensi, diharapkan peserta dapat :

a. Menjelaskan Definisi hipertensi

b. Menjelaskan Tanda & Gejala hipertensi

c. Menjelaskan Jadwal Istirahat & Olahraga

d. Menjelaskan Status Kebutuhan Setiap Hari

e. Menjelaskan Non Farmakologi hipertensi


133

III.  Materi

3.1 Definisi hipertensi

3.2 Tanda & Gejala hipertensi

3.3 Jadwal istirahat & Olahraga

3.4 Status Kebutuhan Nutrisi Setiap Hari

3.5 Penatalaksanaan Non Farmakologi hipertensi

IV.  Metode dan Media

4.1 Metode : Diskusi kelompok

4.2 Media: Leaflet

V.   Kegiatan Diskusi

No. Topik Waktu Kegiatan Diskusi Kegiatan Peserta


1. Pembukaan 5 menit -  Mengucapkan salam.  Menjawab
salam
Memperkenalkan diri kepada Mendengarkan
keluarga.

Meminta persetujuan kepada Menjawab


keluarga untuk berdiskusi.

Memberikan leaflet Menerima dan


membaca leaflet
-  Membuka kegiatan
2. Pelaksanaan 30 menit Menyampaikan sekilas tentang -  Memperhatikan
materi yang akan didiskusikan -
tentang hipertensi.

Pemandu masuk untuk memandu Mendengarkan


jalannya kegiatan diskusi dalam -
kelompok tersebut Memperhatikan

Pemandu menunjuk pemateri untuk -  Peserta


menyampaikan materi diskusi. memperhatikan
Membuat kesimpu-an dari kegiatan
diskusi didepan forum.
3. Evaluasi 5 menit Pemandu diskusi kelompok Replay materi
mengevaluasi hasil diskusi dalam yang telah
kelompoknya disampaikan
4. Penutup 5 menit Kesimpulan dari penyuluhan Mendengarkan
-   Evaluasi dari pemimpin diskusi -  Mendengarkan
-   Mengucapkan salam penutup,
mengucapkan terima kasih -   Menjawab salam
VI.  Kriteria Evaluasi
134

6.1  Evaluasi Struktur

a. Kesiapan materi

b. Kesiapan SAP

c. Kesiapan media : leaflet

d. Peserta hadir di tempat diskusi

e. Penyelenggaraan diskusi dilaksanakan di Desa Penambangan Kecamatan

Curahdami Kabupaten Bondowoso.

6.2  Evaluasi Proses

a. Fase dimulai sesuai waktu yang direncanakan

b. Peserta antusias terhadap materi diskusi yang ditandai dengan peserta

menyampaikan pendapatnya.

c. Suasana menyenangkan

d. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat diskusi sebelum diskusi

selesai

6.3    Evaluasi Hasil

a. Peserta dapat mengulangi materi yang telah diberikan

b. Peserta dapat memahami tentang hipertensidan dampak serta kerugiannya.

VII.     Daftar Pustaka

Andra & Yessie. 2013. Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Nuha Medika

Alwi Idrus, dkk. 2015. Panduan Praktis Klinis. InternaPusblishing : Ilmu


Penyakit Dalam
Kusuma Hardhi & Amin. 2016. Asuhan Keperawatan Praktis. Jogjakarta :
Mediaction.

Riyadi Sujona. 2011. Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

MATERI DISKUSI
135

HIPERTENSI

1. Definisi

Hipertensi adalah suatu penekanan darah sistolik dan diastolik yang tidak

normal, batas yang tepat dari kelainan ini tidak pasti. Nilai yang dapat diterima

berbeda sesuai dengan usia dan jenis kelamin, namun pada umumnya sistolik

yang berkisar antara 140 – 190 mmHg dan diastolic antara 90 – 95 mmHg

dianggap merupakan garis batas dari hipertensi ( Riyadi Sujono, 2011).

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah

secara abnormal dan terus menerus pada beberapa kali pemeriksaan tekanan darah

yang disebabkan satu atau beberapa faktor risiko yang tidak berjalan sebagaimana

mestinya dalam mempertahankan tekanan darah secara normal (Andra & Yessie,

2013).

Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya

140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya

berisiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain

seperti penyakit saraf, ginjal, pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah,

makin besar resikonya (Kusuma Hardhi & Amin, 2016)

2. Gambaran Klinis/ Manifestasi Klinis

Pada pemeriksaan fisik, tidak dijumpai kelainan apapun selain tekanan

darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina, seperti

perdarahan, eksudat (kumpulan cairan), penyempitan pembuluh darah, dan kasus

berat, edema pupil (edema pada diskus optikus).

Individu yang menderita hipertensi kadang tidak menampakan gejala

sampai bertahun – tahun.Gejala bila ada menunjukkan adanya kerusakan vaskuler,


136

dengan manifestasi yang khas sesuai sistem organ yang vaskulariasi oleh

pembuluh darah bersangkutan.Perubahan patologis pada ginjal dapat

bermanifestasi sebagai nokturia (peningkatan urinasi pada malam hari) dan

azatoma (peningkatan nitrogen urea darah), (BUN) dan kreatinin).Keterlibatan

pembuluh darah otak dapat menimbulkan stroke atau serangan iskemik transien

yang bermanifestasi sebagai paralysis sementara pada satu sebagai. (hemiplegia

atau gangguan tajam penglihatan).

Bahwa sebagian besar gejala klinis timbul :

6. Nyeri kepala saat terjaga, kadang – kadang disertai mual dan muntah,

akibat peningkatan tekanan darah intrakranial.

7. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi.

8. Ayunan langkah mantap karena kerusakan susunan saraf pusat.

9. Edema dependen dan pembengkakan akibat penigkatan tekanan kapiler.

10. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus

3. Identifikasi Risiko

a) Kaji ulang riwayat kesehatan masa lalu dan dokumentasikan bukti yang

menunjukkan adanya penyakit medis, diagnosa keperawatan.

b)Identifikasi risiko lingkungan dan perilaku serta hubungan timbal balik.

c)Pertimbangkan status pemenuhan kebutuhan sehari – hari.

d) Rencanakan tindak lanjut strategi dan aktvitas pengurangan risiko

jangka panjang.

e) Diskusikan dan rencanakan aktivitas – aktivitas pengurangan risiko

berkolaborasi dengan individu dan kelompok.

4. Manajemen Energi
137

a) Anjurkan pasien mengungkapkan perasaan secara verbal mengenai

keterbatasan yang dialami

b) Monitor respon oksigen pasien (misalnya, tekanan nadi, tekanan darah,

respirasi) saat perawatan mauapun saat melakukan perawatan diri

secara mandiri.

c) Monitor intake/asupan nutrisi untuk mengetahui sumber energi yang

adekuat.

d) Bantu pasien untuk menjadwalkan periode istirahat

e) Berikan kegiatan pengalihan yang menenangkan untuk relaksasi.

5. Bantuan Perawatan Diri

a) Ajarkan keluarga untuk mendukung kemandirian dengan membantu

hanya ketika pasien tak mampu melakukan (perawatan diri).

b) Dorong kemandirian pasien, tapi bantu ketika pasien tak mampu

melakukannya.

c) Berikan bantuan sampai mampu melakukan perawatan diri mandiri.

d) Berikan lingkungan yang terapeutik dengan memastikan lingkungan

yang hangat, santai.

e) Ciptakan rutinitas aktivitas perawatan diri.

6. Penatalaksanaan Nonfarmakologi

Penatalaksanaan non farmakologi dengan modifikasi gaya hidup sangat

penting dalam mencegah tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang tidak

dapat dipisahkan dalam mengobati tekanan darah tinggi. Penatalaksanaan

hipertensi dengan nonfarmakologis terdiri dari berbagai maam cara modifikasi

gaya hidup untuk menurunkan tekanan darah yaitu :


138

a) Mempertahankan berat badan ideal

BMI dapat diketahui dengan membagi berat badan anda dengan tinggi

badan anda yang telah dikuadratkan dalam satuan meter. Mengatasi

obesitas (kegemukan) juga dapat dilakukan dengan melakukan diet

rendah kolesterol namun kaya dengan serat dan protein dan jika berhasil

menurunkan berat badan 2,5 – 5kg maka tekanan darah diastolik dapat

diturunkan sebanyak 5 mmHg.

b) Kurangi asupan natrium (sodium)

Mengurangi asupan natrium dapat dilakukan dengan cara diet rendah

garam yaitu tidak lebih dari 100 mmol/hari (kira – kira 6 gr NaCl atau

2,4 gr gram/hari). Jumlah yang lain dengan mengurangi asupan garam

sampai kurang sari 2300 mg (1sendok teh) setiap hari. Pengurangan

konsumsi garam menjadi 1/2 sendok teh/hari, dapat menurunkan

tekanan sistolik sebanyak 5 mmHg dan tekanan diastolik sekitar 2,5

mmHg.

c) Batasi konsumsi alkohol

Bahwa konsumsi alkohol harus dibatasi karena konsumsi alkohol

berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah.Para peminum berat

mempunyai risiko mengalami hipertensi empat kali lebih besar dari

pada mereka yang tidak minum minuman beralkohol.

d) Makan K dan Ca yang cukup dari diet

Pertahankan asupan diet potassium (>90 mmol (3500 mg)/hari) dengan

cara konsumsi diet tinggi buah dan sayur dan diet rendah lemak dengan

cara mengurangi asupan lemak jenuh total. Kalium dapat menurunkan


139

tekanan darah dengan meningkatkan jumlah natrium yang terbuang

bersama air kencing.Dengan setidaknya mengonsumsi buah – buahan

sebanyak 3 – 5 kali dalam sehari, seseorang bisa mencapai asupan

potassium yang cukup.

e) Menghindari merokok

Merokok memang tidak berhubungan secara langsung dengan

timbulnya hipertensi, tetapi merokok dapat meningkatkan risiko

komplikasi pada pasien hipertensi seperti penyakit jantung dan stroke,

maka perlu dihindari mengkonsumsi tembakau (rokok) karena dapat

memperberat hipertensi.

Nikotin dalam tembakau membuat jantung bekerja lebih keras karena

menyempitkan pembuluh darah dan meningkatkan frekuensi jantung

serta tekanan darah.Maka pada penderita hipertensi dianjurkan untuk

menghentikan kebiasaan merokok.

f) Penurunan stresss

Stress memang tidak menyebabkan hipertensi yang menetap namun jika

episode stress sering terjadi dapat menyebabkan kenaikan sementara

yang sangat tinggi. Menghindari stress dengan menciptakan suasana

yang menyenangkan dan memperkenalkan berbagai metode relaksasi

seperti yoga atau meditasi yang dapat mengontrol sistem saraf yang

akhirnya dapat menurunkan tekanan darah.

g) Terapi masase (pijat)

Pijat yang dilakukan pada penderita hipertensi adalah untuk

memperlancar aliran energi dalam tubuh sehingga ganggguan hipertensi


140

dan komplikasinya dapat diminimalisir, ketika semua jalur energi tidak

lagi terhalang oleh ketegangan otot dan hambatan lain maka risiko

hipertensi dapat ditekan.


141

Lampiran 14. Leaflet

Anda mungkin juga menyukai