Anda di halaman 1dari 109

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

S YANG MENGALAMI
DEMAM BERDARAH DENGUE DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN HIPERTEMI DI RUANG
SAKURA PUSKESMAS CERMEE
KABUPATEN BONDOWOSO
TAHUN 2022

KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS

Disusun Oleh :
FARHAN DWI PRIAMBODO
NIM : 19037140017

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


UNIVERSITAS BONDOWOSO
TAHUN 2022

i
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S YANG MENGALAMI
DEMAM BERDARAH DENGUE DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN HIPERTEMI DI RUANG
SAKURA PUSKESMAS CERMEE
KABUPATEN BONDOWOSO
TAHUN 2022

Karya Tulis Ilmiah : Studi Kasus disusun sebagai Syarat


Untuk Menyelesaikan Pendidikan Ahli Madya Keperawatan

Disusun Oleh :
FARHAN DWI PRAIMBODO
NIM : 19037140017

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


UNIVERSITAS BONDOWOSO
TAHUN 2022

ii
SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya,

Nama mahasiswa : Farhan Dwi Priambodo

NIM : 19037140017

Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah saya berjudul :

“Asuhan Keperawatan Pada Ny. S Yang Mengalami Demam Berdarah Dengue


Dengan Masalah Keperawatan Hipertemi Di Ruang Sakura Puskesmas Cermee
Kabupaten Bondowoso Tahun 2022”
1. Disusun oleh saya sendiri

2. Tidak memuat karya tulis orang lain baik sebagian maupun secara keseluruhan,

kecuali yang secara tertulis diacu dalam karya tulis ilmiah ini dan disebutkan

dalam referensi.

Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar tanpa tekanan dari

siapapun. Jika dikemudian kunjungan terbukti adanya pelanggaran atas

pernyataan tersebut diatas, maka saya bersedia mendapat sanksi akademis

Mengetahui, Bondowoso, 29 Juli 2022

Pembimbing Yang menyatakan

Yuana Dwi Agustin, SKM, M.Kes Farhan Dwi Priambodo

iii
NIDN. 0707087501 NIM . 19037140017

LEMBAR PERSETUJUAN

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh : Farhan Dwi Priambodo

Judul: Asuhan Keperawatan Pada Ny. S Yang Mengalami Demam Berdarah

Dengue Dengan Masalah Keperawatan Hipertemi Di Ruang Sakura

Puskesmas Cermee Kabupaten Bondowoso Tahun 2022

Telah disetujui pada tanggal : 29 Juli 2022

Oleh :

Pembimbing

Yuana Dwi Agustin, SKM, M.Kes


NIDN. 0707087501

Mengetahui

iv
Ketua Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso

Yuana Dwi Agustin, SKM, M.Kes


NIDN. 0707087501

LEMBAR PENGESAHAN

KARYA TULIS ILMIAH

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji Sidang KTI

Pada Tanggal 1 Agustus 2022

Mengesahkan

Tim Penguji

Tanda Tangan

Penguji I Ns. Elok Faiqotul H S.Kep, MKKK (……………………….)


NIDN. 0714038202

Penguji II Ns. Destia Widyarani, S.Kep, M.Kes (……………………….)


NIDN. 0717128905

Penguji III Yuana Dwi Agustin, SKM, M.Kes


NIDN. 0707087501 (……………………….)

Mengetahui,

Ketua Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso

v
Yuana Dwi Agustin, SKM, M.Kes
NIDN. 0707087501

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayahNya sehingga dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah : Studi Kasus ini sebagai salah satu persyaratan dalam

menyelesaikan studi di Program DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.

Penulisan Karya Tulis Ilmiah : Studi Kasus ini tidak lepas dari bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung. Pada

kesempatan ini ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kami sampaikan

kepada:

1. Samsul Arifin, S.Pd.I., MHI., selaku Rektor Universitas Bondowoso.

2. Yuana Dwi Agustin, SKM, M.Kes, selaku Ketua Prodi DIII Keperawatan

Universitas Bondowoso yang telah memberikan ijin penelitian.

3. Yuana Dwi Agustin, SKM, M.Kes, selaku pembimbing Karya Tulis Ilmiah

yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan penelitian

kami.

4. Ns. Alwan Revai, S.Kep, M.Kep, selaku pembimbing Proposal Karya Tulis

Ilmiah yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan

penelitian ini.

vi
5. Dr. M Habib Muzakki Mmkes. selaku Kepala Puskesmas Cermee yang telah

memberikan ijin untuk pengambilan data.

6. Ns. Sulistiyani S.Kep selaku Kepala Ruangan Rawat Inap Puskesmas Cermee

sekaligus Pembimbing CI yang telah membimbing selama penelitian.

7. Kepada Kedua Orang tua yang selalu memberikan Support dan Do’a selama

ini.

8. Kepada diri sendiri yang telah berjuang untuk menyelesaikan karya tulis

ilmiah ini dengan semaksimal mugnkin

9. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah

banyak membantu hingga terselesainya Karya Tulis Ilmiah ini

Namun demikian penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis

Ilmiah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu segenap saran dan perbaikan yang

membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Penyusun

vii
ABSTRAK

Priambodo, FD. 2022. Asuhan Keperawatan Pada Ny. S Yang


Mengalami Demam Berdarah Dengue Dengan Masalah
Keperawatan Hipertermi di Ruang Sakura Puskesmas Cermee
Kabupaten Bondowoso Tahun 2022. Karya Tulis Ilmiah Studi
Kasus. Program Studi DIII Keperawatan Universitas
Bondowoso.

Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit terbesar yang


disebabkan oleh arbovirus. Virus dengue ini ditularkan oleh nyamuk
betina terutama dari spesies Aedes aegypti. Pengidap DBD akan
mengalami demam tinggi yang disertai sakit kepala, nyeri sendi,
nyeri otot, dan nyeri tulang. Sehingga muncul masalah seperti kenaikan
suhu tubuh yang disebut Hipertermi. Hipertermia adalah keadaan
meningkatnya suhu tubuh di atas rentang normal tubuh. Penderita Demam
Berdarah jika tidak segera ditangai akan mengakibatkan syok. Tujuan
penulisan adalah melaksanakan Asuhan keperawatan pada Klien yang
Mengalami Demam Berdarah Dengue dengan Masalah Keperawatan
Hipertermi di Puskesmas Cermee Kabupaten Bondowoso.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian studi kasus dengan
salah satu Klien yang mengalami Demam Berdarah Dengue dengan
masalah keperawatan Hipertermi di Puskesmas Cermee Kabupaten
Bondowoso, terhitung dari tanggal 30 Juni 2022 sampai 02 Juli 2022,
pengumpulan data berupa wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, studi
dokumentasi dan angket.
Hasil penelitian ini didapatkan dari pengkajian yakni Hipertermi
sesuai dengan teori, diagnosa sesuai dengan tinjauan teori. Pada intervensi
keperawatan sesuai dengan keadaan yang dialami klien, sedangkan
implementasi mengacu pada intervensi yang telah ditetapkan dan evaluasi
mengacu pada kriteria hasil yang telah ditetapkan sesuai dengan teori.
Klien diharapkan selalu menjaga kebersihan lingkungan rumah
untuk mencegah perkembang biakan nyamuk Aedes Aegypti,
mengkonsumsi minum dengan rutin untuk mencegah dehidrasi. Keluarga
mampu mendapatkan tambahan wawasan pengetahuan mengenai Asuhan
Keperawatan Pada Klien Ny.S Yang Mengalami Demam Berdarah
Dengue dengan Masalah Keperawatan Hipertermi, dan dapat lebih dini
mengetahui pencegahan pertumbuhan nyamuk Aedes Aegypty

viii
Kata Kunci : Hipertermi, Demam Berdarah Dengue

ABSTRACT

Priambodo, FD. 2022. Nursing Care for Mrs. S Who Has Dengue
Hemorrhagic Fever With Hyperthermia Nursing Problems in
Sakura Room at Cermee Public Health Center, Bondowoso
Regency in 2022. Scientific Paper Case Study. DIII Nursing
Study Program, Bondowoso University.

Dengue hemorrhagic fever (DHF) is the largest disease caused by


arbovirus. This dengue virus is transmitted by female mosquitoes, mainly
from the Aedes aegypti species. People with DHF will experience a high
fever accompanied by headaches, joint pain, muscle pain, and bone pain.
So that problems arise such as an increase in body temperature called
hyperthermia. Hyperthermia is a state of increasing body temperature
above the normal range of the body. Patients with dengue fever if not
treated immediately will result in shock. The purpose of writing is to carry
out nursing care for clients with dengue hemorrhagic fever with
hyperthermia nursing problems at the Cermee Health Center, Bondowoso
Regency.
This study uses a case study research design with one of the clients
experiencing dengue hemorrhagic fever with hyperthermia nursing
problems at the Cermee Public Health Center, Bondowoso Regency.
starting from 30 June 2022 to 02 July 2022, data collection in the form of
interviews, observations, physical examinations, documentation studies
and questionnaires.
The results of this study were obtained from the study, namely
Hyperthermia according to theory, diagnosis according to theoretical
review, In nursing interventions according to the circumstances
experienced by the client, while implementation refers to the intervention
that has been determined and the evaluation refers to the outcome criteria
that have been set according to the theory.
Clients are expected to always maintain a clean home environment
to prevent the breeding of Aedes Aegypti mosquitoes, drink regularly to
prevent dehydration. Families are able to gain additional insight into
knowledge about Nursing Care for Ny.S Clients who have Dengue
Hemorrhagic Fever with Hyperthermia Nursing Problems, and can find
out early prevention of the growth of the Aedes Aegypty mosquito.
Keywords: Hyperthermia, Dengue Hemorrhagic Fever

ix
DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Sampul ................................................................................................. i

Halaman Judul ................................................................................................... ii

Halaman pernyataan ...........................................................................................iii

Halaman Persetujuan .......................................................................................... iv

Halaman Pengesahan .......................................................................................... v

Halaman Kata Pengantar .................................................................................... vi

Halaman Daftar Isi ............................................................................................ x

Halaman Daftar Tabel .................................................................................. xiv

Halaman Daftar Lampiran ................................................................................ xv

Halaman Daftar Singkatan .................................................................................xvi

Halaman Daftar Gambar ................................................................................ xvii

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1

1.2 Batasan Masalah ........................................................................................... 4

1.3 Rumusan Masalah ........................................................................................ 4

1.4 Tujuan Penulisan .......................................................................................... 4

1.4.1 Tujuan Umum .................................................................................... 4

1.4.2 Tujuan Khusus ................................................................................... 5

x
1.5 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 5

1.5.1 Manfaat Teoritis ................................................................................. 5

1.5.2 Manfaat Praktis .................................................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 7

2.1 Landasan Teori ............................................................................................. 8

2.1.1 Definisi ................................................................................................ 8

2.1.2 Etiologi ............................................................................................... 9

2.1.3 Patofisiologis..................................................................................... 10

2.1.4 Manifestasi Klinis ............................................................................ 11

2.1.5 Klasifikasi ......................................................................................... 13

2.1.6 Penatalaksanaan ................................................................................ 13

2.1.7 Pemeriksaan Penunjang .................................................................... 15

2.1.8 Pathway ............................................................................................. 16

2.1.9 Komplikasi ........................................................................................ 17

2.2 Konsep Puskesmas ...................................................................................... 17

2.2.1 Pengertian Puskesmas ....................................................................... 17

2.2.2. Fungsi Puskesmas ............................................................................ 18

2.2.3. Prissip Penyelenggaraan Puskesmas ................................................ 18

2.2.4. Tugas Puskesmas ............................................................................. 19

2.2.5. Program Pokok Puskesmas .............................................................. 19

2.3 Asuhan Keperawatan Medikal Bedah ........................................................ 21

2.3.1 Pengkajian ........................................................................................ 21

2.3.2 Diagnosa Keperawatan .................................................................... 25

2.3.3 Intervensi Keperawatan .................................................................... 27

xi
2.3.4 Implementasi .................................................................................... 28

2.2.5 Evaluasi ............................................................................................ 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 29

3.1 Desain Penelitian ........................................................................................ 29

3.2 Batasan Istilah ............................................................................................ 29

3.3 Lokasi dan Waktu ....................................................................................... 29

3.4 Partisipan .................................................................................................... 30

3.5 Pengumpulan Data ..................................................................................... 30

3.6 Uji Keabsahan Data .................................................................................... 31

3.7 Analisa data ................................................................................................ 32

3.8 Etika Penelitian ........................................................................................... 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 34

4.1 Hasil ............................................................................................................ 34

4.1.1 Gambaran Lokasi Pengambilan Data ................................................. 34

4.1.2 Pengkajian .......................................................................................... 35

4.1.3 Analisa Data ....................................................................................... 44

4.1.4 Diagnosa Keperawatan ...................................................................... 46

4.1.5 Intervensi Keperawatan ...................................................................... 45

4.1.6 Implementasi Keperawatan ................................................................ 46

4.1.7 Evaluasi Keperawatan ........................................................................ 48

4.2 Pembahasan ................................................................................................. 49

4.2.1 Pembahasan : Pengkajian ................................................................... 49

4.2.2 Pembahasan : Diagnosa Keperawatan ............................................... 51

4.2.3 Pembahasan : Intervensi Keperawatan............................................... 51

xii
4.2.4 Pembahasan : Implementasi Keperawatan ......................................... 52

4.2.5 Pembahasan : Evaluasi Keperawatan ................................................. 54

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 56

5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 56

5.1.1 Pengkajian Keperawatan .................................................................... 56

5.1.2 Diagnosa Keperawatan ...................................................................... 56

5.1.3 Intervensi Keperawatan ...................................................................... 56

5.1.4 Implementasi keperawatan ................................................................. 56

5.1.5 Evaluasi Keperawatan ........................................................................ 56

5.2 Saran ............................................................................................................ 57

5.2.1 Bagi Klien ......................................................................................... 57

5.2.2 Bagi Keluarga..................................................................................... 57

5.2.3 Bagi Puskesmas .................................................................................. 57

5.2.4 Bagi Perawat ...................................................................................... 57

5.2.5 Peneliti Selanjutnya ............................................................................ 57

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 58

LAMPIRAN ..................................................................................................... 60

xiii
DAFTAR TABEL

Lampiran Halaman

2.1 Intervensi dan Kriteria Hasil keperawatan Hipertermi ............................... 25

4.1 Analisa Data ................................................................................................ 44

4.2 Diagnosa Keperawatan................................................................................ 45

4.3 Intervensi Keperawatan ............................................................................... 46

4.4 Implementasi Keperawatan ......................................................................... 47

4.5 Evaluasi Keperawatan ................................................................................. 48

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Informed Consent ......................................................................................... 60

2. Rencana Jadwal Kegiatan ............................................................................ 61

3. Kegiatan Asuhan Keperawatan ..................................................................... 62

4. Penjelasan Penelitian Bagi Klien .................................................................. 63

5. Format Asuhan Keperawatan Medikal Bedah .............................................. 64

6. Surat Pengambilan Data ................................................................................ 79

7. Surat Bangkesbangpol ................................................................................... 80

8. Surat Dinas Kesehatan .................................................................................. 81

9. Data Jumlah Pasien Demam Berdarah Dengue di Bondowoso tahun 2021 . 82

10. Lembar Konsultasi ...................................................................................... 83

xv
DAFTAR SINGKATAN

DF : Dengue Fever

DD : Demam Dengue

DBD : Demam Berdarah Dengue

DHF : Dengue Haemorragic Fever

N : Nadi

RR : Respiration Rate

S : Suhu

SOAP : Subyektif, Obyektif, Analisa, dan Planning

SLKI : Standart Luaran Keperawatan Indonesia

SIKI : Standart Intervensi Keperawatan Indonesia

TD : Tekanan Darah

TTV : Tanda – Tanda Vital

WHO : World Health Organiztion

xvi
DAFTAR GAMBAR

2.1 Patofisiologi Demam Berdarah Dengue .........................................................16

xvii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit terbesar yang

disebabkan oleh arbovirus. Virus dengue ini ditularkan oleh nyamuk betina

terutama dari spesies Aedes aegypti dan pada tingkat yang lebih rendah oleh

Aedes albopictus (Widyantoro et al., 2021). Pengidap DBD akan mengalami

demam tinggi yang disertai sakit kepala, nyeri sendi, nyeri otot, dan nyeri

tulang. Beberapa pasien DBD juga mengalami sakit di bagian belakang

mata. Demam berdarah dan demam dengue adalah dua penyakit yang berbeda

tetapi cenderung dikelompokan bersamaan di Indonesia. (DHF) atau demam

berdarah adalah komplikasi dari demam dengue atau dengue fever yang semakin

memburuk. Salah satu gejala utama DBD adalah kerusakan pembuluh darah dan

kelenjar getah bening. Selain itu, darah akan muncul saat muntah dan dari

gusi serta hidung. Pernapasan akan terasa berat, dimana penderita terengah-

engah. Perut biasanya terasa sakit karena terjadi pembengkakan organ hati. DBD

adalah penyakit yang bisa dialami bayi, anak kecil hingga orang dewasa (Saputra

A, 2021). Beberapa faktor yang memengaruhi kejadian Demam Berdarah Dengue

yaitu status gizi, umur, keberadaan vektor, domisili, environment, breeding place,

resting place, kebiasaan menggantung pakaian, suhu, penggunaan obat anti

nyamuk, pekerjaan, pengetahuan dan sikap, dan praktik 3M (Tansil et al., 2021)

Dilaporkan secara global terdapat 50 sampai dengan 100 juta kasus Dengue

di seluruh dunia, 500.000 kasus DBD dengan jumlah kematian sebanyak 22.000

1
2

jiwa tiap tahunnya (Anantyo et al., 2021). Indonesia merupakan salah satu Negara

dengan kasus tertinggi di Asia Tenggara, kasus DBD yang dilaporkan di tahun

2018 tercatat 65.602 kasus, jumlah ini meningkat di tahun tahun 2019 menjadi

138.127 kasus. Kematian karena DBD pada tahun 2019 juga mengalami

peningkatan dibandingkan tahun 2018 yaitu dari 467 menjadi 919 kematian

(Sutriyawan, 2021). Jumlah penderita DBD di Jawa Timur tahun 2020 sebanyak

8.567 penderita dengan jumlah kematian sebanyak 73 orang.(Dinas Kesehatan

Provinsi Jawa Timur., 2020). Kabupaten Bondowoso pada tahun 2019 dari bulan

januari sampai bulan februari tercatat 214 kasus Demam Berdarah Dengue

(Susanti et al., 2021). Jumlah Klien Demam Berdarah dengue menurut di

Kabupaten Bondowoso Tahun 2021 tercatat 152 kasus dan tercatat Puskesmas

Cermee memiliki angka kasus Demam Berdarah Dengue sebanyak 21 kasus

(Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso., 2021)

Hipertermia adalah keadaan meningkatnya suhu tubuh di atas rentang

normal tubuh. Hipertermi merupakan keadaan di mana individu mengalami atau

berisiko mengalami kenaikan suhu tubuh > 37,8℃ per oral atau 38,8℃ per

rektal yang sifatnya menetap karena faktor eksternal. Hipertermia merupakan

keadaan peningkatan suhu tubuh (suhu rektal >38,8℃) yang berhubungan dengan

ketidakmampuan tubuh untuk menghilangkan panas ataupun mengurangi

produksi panas. Hipertermia adalah kondisi di mana terjadinya peningkatan suhu

tubuh sehubungan dengan ketidakmampuan tubuh untuk meningkatkan

pengeluaran panas atau menurunkan produksi panas. Penyebab hipertermia yaitu

dehidrasi, terpapar lingkungan panas, proses penyakit (mis: infeksi, kanker),

ketidaksesuaian pakaian dengan lingkungan, peningkatan laju metabolisme,


3

respon trauma, aktivitas berlebihan, dan penggunaan inkubator. Hipertermia pada

klien DHF disebabkan oleh 10 virus dengue yang masuk ke peredaran darah

manusia melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes (Saputra A, 2021)

Dari data yang telah terkumpul disini terdapat masalah keperawatan

Hipertermi sehingga penulis mengangkat masalah ini menjadi Karya Tulis Ilmiah

dengan judul “Asuhan keperawatan pada klien yang mengalami Demam Berdarah

Dengue dengan masalah keperawatan Hipertermi di Puskesmas Cermee

Kabupaten Bondowoso”

Berdasarkan teori SLKI (Standart Luaran Kepearawatan Indonesia),

kriteria hasil yang ingin dicapai dalam asuhan keperawatan pada klien Demam

Beradarah Dengue dengan Hipertermi yaitu : Termoregulasi ; 1) Menggigil (5)

menurun, 2) Kulit merah (5) menurun, 3) Suhu tubuh (5) membaik, 4) Suhu Kulit

(5) membaik, 5) Tekanan Darah (5) membaik.

Berdasarkan teori SIKI (Standart Intervensi Keperawatan Indonesia), upaya

yang dapat di lakukan untuk mencegah Demam Berdarah Dengue dengan

Hipertermi yaitu Manajemen Hipertermia Observasi : Identifkasi penyebab

hipertermi (mis. dehidrasi terpapar lingkungan panas penggunaan incubator),

Monitor suhu tubuh, Monitor kadar elektrolit, Monitor haluaran urine. Terapeutik

: Sediakan lingkungan yang dingin, Longgarkan atau lepaskan pakaian, Basahi

dan kipasi permukaan tubuh, Berikan cairan oral, Ganti linen setiap hari atau lebih

sering jika mengalami hiperhidrosis (keringat berlebih), Lakukan pendinginan

eksternal (mis. selimut hipotermia atau kompres dingin pada dahi, leher, dada,

abdomen,aksila), Hindari pemberian antipiretik atau aspirin, Batasi oksigen, jika


4

perlu. Edukasi : Anjurkan tirah baring. Kolaborasi : Kolaborasi cairan dan

elektrolit intravena, jika perlu

Berdasarkan data diatas maka peneliti tertarik untuk mengambil judul

“Asuhan keperawatan pada Ny. S yang Mengalami Demam Berdarah Dengue

dengan Masalah Keperawatan Hipertermi di Ruang Sakura Puskesmas Cermee

Kabupaten Bondowoso Tahun 2022”

1.2 Batasan Masalah

Masalah pada studi kasus ini dibatasi pada Asuhan keperawatan pada Ny. S

yang Mengalami Demam Berdarah Dengue dengan Masalah Keperawatan

Hipertermi di Ruang Sakura Puskesmas Cermee Kabupaten Bondowoso Tahun

2022

1.3 Rumusah Masalah

Bagaimanakah Asuhan keperawatan pada Ny. S yang Mengalami Demam

Berdarah Dengue dengan Masalah Keperawatan Hipertermi di Ruang Sakura

Puskesmas Cermee Kabupaten Bondowoso Tahun 2022

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1. Tujuan Umum

Melaksanakan Asuhan keperawatan pada Ny. S yang Mengalami Demam

Berdarah Dengue dengan Masalah Keperawatan Hipertermi di Ruang

Sakura Puskesmas Cermee Kabupaten Bondowoso Tahun 2022

1.4.2. Tujuan Khusus

1. Melakukan pengkajian keperawatan pada Ny. S yang Mengalami

Demam Berdarah Dengue dengan Masalah Keperawatan Hipertermi di

Ruang Sakura Puskesmas Cermee Kabupaten Bondowoso Tahun 2022


5

2. Merumuskan diagnose keperawatan pada Ny. S yang Mengalami

Demam Berdarah Dengue dengan Masalah Keperawatan Hipertermi di

Ruang Sakura Puskesmas Cermee Kabupaten Bondowoso Tahun 2022

3. Menyusun intervensi keperawatan pada Ny. S yang Mengalami Demam

Berdarah Dengue dengan Masalah Keperawatan Hipertermi di Ruang

Sakura Puskesmas Cermee Kabupaten Bondowoso Tahun 2022

4. Melaksanakan tindakan keperawatan pada Ny. S yang Mengalami

Demam Berdarah Dengue dengan Masalah Keperawatan Hipertermi di

Ruang Sakura Puskesmas Cermee Kabupaten Bondowoso Tahun 2022

5. Melakukan evaluasi keperawatan pada Ny. S yang Mengalami Demam

Berdarah Dengue dengan Masalah Keperawatan Hipertermi di Ruang

Sakura Puskesmas Cermee Kabupaten Bondowoso Tahun 2022

1.5 Manfaat Peneletian

1.5.1. Manfaat Teoritis

Ilmu Keperawatan: Hasil Studi kasus yagn telah dilakukan dapat

digunakan sebagai bahan pembelajaran, meningkatkan pengetahuan dan

pemahaman keterampilan dalam pemberian Asuhan keperawatan pada Ny. S yang

Mengalami Demam Berdarah Dengue dengan Masalah Keperawatan Hipertermi

di Ruang Sakura Puskesmas Cermee Kabupaten Bondowoso Tahun 2022

1.5.2. Manfaat Praktis

1. Manfaat bagi insitusi pendidikan

Sebagai bahan bacaan mahasiswa keperawatan untuk menambah

wawasan dan sebagai acuan referensi Asuhan keperawatan pada Ny. S yang
6

Mengalami Demam Berdarah Dengue dengan Masalah Keperawatan Hipertermi

di Ruang Sakura Puskesmas Cermee Kabupaten Bondowoso Tahun 2022

2. Manfaat bagi perawat

Hasil penelitian yang telah dilakukan dapat digunakan untuk

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam pemberian Asuhan

keperawatan pada Ny. S yang Mengalami Demam Berdarah Dengue dengan

Masalah Keperawatan Hipertermi di Ruang Sakura Puskesmas Cermee Kabupaten

Bondowoso Tahun 2022

3. Manfaat bagi keluarga

Menambah pengetahuan klien tentang Asuhan keperawatan pada Ny. S

yang Mengalami Demam Berdarah Dengue dengan Masalah Keperawatan

Hipertermi di Ruang Sakura Puskesmas Cermee Kabupaten Bondowoso Tahun

2022

4. Manfaat bagi puskesmas

Sebagai data tambahan tentang Asuhan keperawatan pada Ny. S yang

Mengalami Demam Berdarah Dengue dengan Masalah Keperawatan Hipertermi

di Ruang Sakura Puskesmas Cermee Kabupaten Bondowoso Tahun 2022


8

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1. Pengertian Dengue Haemorragic Fever (DHF)

Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang tergolong

kedalam golongan penyakit akut yang disebabkan oleh virus Dengue yang

ditularkan dari orang ke orang melalui gigitan nyamuk Aedes (Ae). Aedes Aegypti

merupakan vektor yang paling utama, namun spesies lain seperti Aedes Albopictus

juga dapat menjadi vektor penular. Terdapat 4 jenis virus dengue yang diketahui

dapat menyebabkan penyakit demam berdarah. Yaitu: DEN-1, DEN-2, DEN-3

dan DEN-4 serta DEN-5. Penyakit DBD dapat menyerang manusia dari berbagai

kelompok umur, terutama kelompok anak-anak (Ruminem et al., 2020)

Demam dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD adalah penyakit

infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam,nyeri

otot dan/atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam, limfadenopati,

trombositopenia dan ditesis hemoragik. Pada DBD terjadi perembesan plasma

yang ditandai dengan hemokonsentrasi (peningkatan heamtokrit) atau

penumpukan cairan dirongga tubuh. Sindrom renjatan dengue (dengue shock

syndrome) adalah demam berdarah dengue yang ditandai oleh renjatan/syok

(Nurarif,A.H.2016)

Dengue Shock Syndrome (DSS) merupakan fase ketiga dan keempat dari

perkembangan penyakit Demam Berdarah Dengue, dimana sudah terjadi syok

pada penderita demam berdarah.1 Demam Berdarah Dengue adalah salah satu

penyakit yang disebabkan oleh infeksi salah satu atau beberapa serotipe dari 4
9

jenis virus dengue, yaitu: Den-1, Den-2, Den-3, dan Den-4 yang ditularkan

melalui gigitan nyamuk Aedes sp. yaitu Aedes aegypti atau Aedes albopictus yang

sudah terdapat virus di dalam tubuhnya(Prasetya et al., 2017)

Dengue Syok Sindrom (DSS) adalah kasus deman berdarah dengue yang

disertai dengan manifestasi syok/ renjatan. Dengue Shok Syndrome (DSS) adalah

sindroma syok yang terjadi pada penderita Demam Berdarah Dengue (DBD)

menyebar dengan luas dan tiba-tiba, tetapi juga merupakan permasalahan klinis

karena hal ini dapat menyebabkan kematian bila tidak ditangani secara dini dan

adekuat.(Podung et al., 2021)

2.1.2. Etiologi

Virus dengue, termasuk genus Flavivirus, keluarga flaviridae. Terdapat 4

serotipe virus yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Keempatnya ditemukan

di Indonesia dengan DEN-3 serotipe terbanyak. Infeksi salah satu serotipe akan

menimbulkan antibody terhadap serotipe yang bersangkutan, sedangkan antibody

yang terbentuk terhadap serotype lain sangat kurang, sehingga tidak dapat

memberikan perlindungan yang memadai terhadap serotipe lain tersebut.

Seseorang yang tinggal di daerah endemis dengue dapat terinfeksi oleh 3 atau 4

serotipe selama hidupnya. Keempat serotipe virus dengue dapat ditemukan di

berbagai daerah di Indonesia (Nurarif A.H. 2016).

Demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue dari kelompok

Arbovirus B, yaitu arthropod-borne atau virus yang disebarkan oleh artropoda.

Virus ini termasuk genus flaviviridae dan genus flavivirus. Virus ini mempunyai

empat serotipe yang dikenal dengan virus dengue tipe 1 (DEN-1), virus dengue

tipe 2 (DEN-2), virus dengue tipe 3 (DEN-3) dan virus dengue tipe 4 (DEN-4).
10

Keempat serotipe ini menimbulkan gejala yang berbeda jika menyerang manusia.

Serotipe yang banyak berkembang di masyarakat adalah virus dengue DEN-1 dan

DEN-3, tetapi serotipe yang menyebabkan infeksi paling berat di Indonesia, yaitu

DEN-3 (Ruminem et al., 2020).

Faktor-faktor yang menyebabkan demam berdarah dengue (DBD)

menjadi dengue syok syndrome (DSS) antara lain ditandai dengan kegagalan

sirkulasi dengan denyut jantung yang lemah dan cepat, penurunan tekanan denyut

(20 mmHg atau kurang) atau hipotensi, disertai dengan kulit lembab dan dingin

serta gelisah. (Silvarianto, 2013)

2.1.3. Patofisiologi

Virus dengue akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes

aegypti dan kemudian akan bereaksi dengan antibodi dan terbentuklah kompleks

virus antibody, dalam sirkulasi akan mengaktivasi sistem komplement. Akibat

aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a, dua peptide yang berdaya untuk

melepaskan histamin dan merupakan mediator kuat berbagai faktor meningginya

permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangkan plasma melalui endotel

dinding itu. Produksi panas dipengaruhi oleh aktivitas metabolik dan aktivitas

fisik. Kehilangan panas terjadi melalui radiasi, evaporasi, konduksi dan konveksi.

Dalam keadaan normal termostat di hipotalamus selalu diatur pada set point ± 37°

C, setelah informasi tentang suhu diolah di hipotalamus selanjutnya ditentukan

pembentukan dan pengeluaran panas sesuai dengan perubahan set poin

hipotalamus posterior berperan meningkatkan produksi panas dan mengurangi

pengeluaran panas (Prasetyani, 2015)


11

Bila suhu lingkungan lebih rendah dari suhu tubuh maka hipotalamus

posterior merespon dengan meningkatkan produksi panas melalui peningkatan

metabolisme dan aktivitas otot rangka dalam bentuk menggigil (shivering). Selain

itu, akibat adanya kebocoran plasma juga berakibat terjadinya hemokonsentrasi

yang juga dapat memicu peningkatan suhu tubuh yang signifikan, Demam

dihubungkan dengan konsekuensi metabolik potensial meliputi dehidrasi,

peningkatan konsumsi oksigen, dan laju metabolisme. Bila renjatan Hipertermi

yang terjadi akibat kehilangan plasma tidak segera diatasi maka akan terjadi

anoksia jaringan, asidosis metabolik dan kematian (Prasetyani, 2015)

2.1.4. Manifestasi Klinis

1. Demam Dengue

Merupakan penyakit demam akut selama 2-7hari, ditandai dengan dua

atau lebih manifestasi klinis sebagai berikut :

a. Nyeri kepala

b. Nyeri retro-orbital

1) Mialgia

2) Ruam kulit

3) Leukopenia

2. Demam Berdarah Dengue

Berdasarkan kriteria WHO 1997 di diagnosis DBD ditegakkan bila

semua hal dibawah ini terpenuhi :

a. Demam atau riwayat demam akut selama antara 2-7 hari, biasanya

bersifat bifasik
12

b. Manifestasi perdarahan yang biasanya berupa

1) Uji torniquet positif

Petekie, ekimosis, atau purpura

2) Perdarahan mukosa (epistaksis, perdarahan gusi), saluran cerna, tempat

bekas suntikan

3) Melena

4) Trombositopenia <100.00/ul

Kebocoran Plasma, tanda kebocoran plasma seperti : asites, efusi pleura

(Nurarif.A.H,2016)

3. Dengue Syok Syndrome (DSS)

Menjelaskan bahwa syok pada penderita DBD, terjadi antara hari ke-3 dan

ke-7, dimana penderita mengalami penurunan suhu tubuh, letargi dan gelisah.

Menunjukkan gejala-gejala syok seperti : kulit dingin dan lembab, terjadi sianosis

disekitar mulut, nadi cepat, lemah dengan tekanan kurang dari 20 mmHg,

penderita mengalami penurunan tekanan darah, gelisah dan penurunan kesadaran

(Silvarianto, 2013).

Manifestasi gejala DBD yang paling serius adalah sindrom syok dengue

(SSD) yang ditandai dengan meningkatnya permeabilitas pembuluh darah dan

gangguan faktor pembekuan darah, biasanya terjadi antara hari ketiga dan kelima

penyakit. Oleh karena itu, penggantian volume plasma merupakan prinsip utama

terapi Sindrom Syok Dengue (Kedokteran & Lxiii, 2015)


13

2.1.5. Klasifikasi

Klasifikasi DHF menurut WHO dalam (Nurarif.A.H,2016) yaitu :

1. Derajat I : demam disertai gejala tidak khas, hanya terdapat manifestasi

perdarahan (uji torniquet positif)

2. Derajat II : seperti derajat I disertai perdarahan spontan di kulit dan

perdarahan lain

3. Derajat III : ditemukan kegagalan sirkulasi darah dengan adanya nadi

cepat dan lemah, tekanan nadi menurun atau hipotensi disertai kulit yang

dingin dan lembab, gelisah

4. Derajat IV : renjatan berat dengan nadi tidak teraba dan tekanan darah

yang tidak dapat diukur

2.1.6. Penatalaksanaan

Penanganan Simtomatis : mengatasi keadaan sesuai keluhan dan gejala

klinis pasien. Pada fase demam pasien dianjurkan untuk : tirah baring, selama

masih demam, minum obat antipiretika (penurun demam) atau kompres hangat

apabila diperlukan, diberikan cairan dan elektrolit per oral, jus buah, sirop, susu,

disamping air putih, dianjurkan paling sedikit diberikan selama 2 (dua) hari

(Nurarif.A.H.,2016).

Pada dasarnya pengobatan DBD bersifat suportif, yaitu mengatasi

kehilangan cairan plasma sebagai akibat peningkatan permeabilitas kapiler dan

sebagai akibat perdarahan. Pasien DD dapat berobat jalan sedangkan pasien DBD

dirawat di ruang perawatan biasa, tetapi pada kasus DBD dengan komplikasi

diperlukan perawatan intensif Demam Dengue Pada pasien dengan DD dapat

berobat jalan, tidak perlu dirawat. Pada fase demam pasien dianjurkan :
14

1. Tirah baring, selama masih demam.

2. Obat antipiretik atau kompres hangat diberikan apabila diperlukan.

3. Untuk menurunkan suhu menjadi <39°C, dianjurkan pemberian

parasetamol. Asetosal/salisilat tidak dianjurkan (indikasi kontra) oleh

karena dapat meyebabkan gastritis, perdarahan, atau asidosis.

4. Dianjurkan pemberian cairan danelektrolit per oral, jus buah, sirop, susu,

disamping air putih, dianjurkan paling sedikit diberikan selama 2 hari.

5. Monitor suhu, jumlah trombosit danhematokrit sampai fase konvalesen.

Deman Berdarah Dengue Ketentuan Umum Perbedaan patofisilogik

utama antara DD/DBD/SSD dan penyakit lain adalah adanya peningkatan

permeabilitas kapiler yang menyebabkan perembesan plasma dangangguan

hemostasis. Gambaran klinis DBD/SSD sangat khas yaitu demam tinggi

mendadak, diastesis hemoragik, hepatomegali, dankegagalan sirkulasi. Maka

keberhasilan tatalaksana DBD terletak pada bagian mendeteksi secara dini fase

kritis yaitu saat suhu turun (the time of defervescence) yang merupakan fase awal

terjadinya kegagalan sirkulasi, dengan melakukan observasi klinis disertai

pemantauan perembesan plasma dangangguan hemostasis. Fase kritis pada

umumnya mulai terjadi pada hari ketiga sakit. Penurunan jumlah trombosit

sampai < 50.000/41. (Nurarif.A.H.,2016)

Tata Laksana Dengue Shock Syndrome (DSS) berdasarkan Depkes

(2004) yaitu :

1. Segera beri infuse kristaloid (ringer laktat atau NaCl 0,9%) 10-20 ml/kg

BB secepatnya (diberikan dalam bolus selama 30 menit) dan oksigen 2-4

liter/menit
15

2. Apabila dalam waktu 30 menit syok belum teratasi, tetesan ringer laktat

tetap dilanjutkan 15-20 ml/kg/BB/jam, ditambah plasma (fresh frozen

plasma) atau koloid sebanyak 10-20ml/kg BB, maksimal 30 ml/kg BB

2.1.7. Pemeriksaan Penunjang

Pada pasien DHF pemeriksaan yang dilakukan yaitu :

(Nurarif.A.H.,2016)

1. Laboratorium

a. Pemeriksaan Darah lengkap

1) Hemoglobin biasanya meningkat, apabila sudah terjadi perdarahan yang

banyak dan hebat Hb biasanya menurun Nilai normal: Hb: 10-16 gr/dL

2) Hematokrit meningkat 20% karena darah mengental dan terjadi

kebocoran plasma. Nilai normal: 33- 38%

3) Trombosit biasa nya menurun akan mengakibat trombositopenia kurang

dari 100.000/ml. Nilai normal: 200.000-400.000/ml

4) Leukosit mengalami penurunan dibawah normal . Nilai normal: 9.000-

12.000/mm3

2. Pemeriksaan radiology

a. Foto thorax : pada foto thorax mungkin dijumpai efusi pleura.

b. Pemeriksaan USG : pada USG didapatkan hematomegali dan

splenomegal.

3. Pemeriksaan Fisik

a. Test Rumple leed : Memeriksa adanya bintik – bintik akibat perdarahan

didalam darah
16

2.1.8. Pathway

Gigitan nyamuk Aedes Aegypti

Masuknya virus dengue kedalam tubuh

Kontak dengan antibodi

Virus bereaksi dengan antibodi

Terbentuk kompleks virus antibodi

Blood Brain

Aktivitas c3 Virus masuk ke Pelepasan


Dan c5 Pembuluh darah neurotransmitter
↑permeabilitas dinding Berikatan dengan
Menstimulus sel
Pembuluh darah reseptor nyeri
Host inflamasi

Menghilangnya Impuls nyeri


Memproduksi
plasma melalui masuk ke
endotel dinding endogenus
pirogen thalamus
pembuluh darah

Kebocoran MK : Nyeri Akut


Plasma Prostaglandin
berikatan dengan
neuron prepiotik
di hipotalamus
MK : Hipovolemia
Demam

MK : Hipertermi
Sumber : (Erdin 2018)
Gambar 2.1 : Patofisiologi Demam Berdarah Dengue
17

3.1.8 Komplikasi

Komplikasi DBD yang terjadi biasanya dikaitkan dengan syok yang

nyata/berlangsung lama sehingga menyebabkan asisdosis metabolik dan

perdarahan hebat sebagai akibat dari koagulasi intravaskular diseminata (KID)

dan kegagalan multiorgan seperti disfungsi hati dan ginjal. Hal yang lebih penting

diperhatikan adalah bahwa pemberian cairan yang berlebihan selama

periokebocoran plasma dapat menyebabkan efusi yang masif dan gangguan

pernafasan, bendungan paru akut dan/atau gagal jantung. Cairan yang terus

diberikan setelah berakhirnya periode kebocoran plasma dapat berakibat edema

paru akut ataupun gagal jantung, khususnya dengan adanya reabsorbsi cairan yang

sebelumnya mengalami ekstravasasi. Selain itu, syok yang nyata/berlama-lama

serta pemberian cairan yang tidak tepat dapat menyebabkan gangguan

metabolik/elektrolit. Gangguan metabolik yang paling sering ditemukan adalah

hipoglikemia, hiponatremia, hipokalemia dan kadang-kadang hiperglikemia. Hal

ini dapat berakibat munculnya 71 berbagai manifestasi yang jarang, misalnya

ensefalopati (Ruminem et al., 2020).

2.2 Konsep Puskesmas

2.2.1. Pengertian Puskesmas

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan

kesehatan di suatu wilayah kesehatan. Menurut Ilham Akhsanu Ridho (2008:143)

Puskesmas adalah suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan

kesehatan yang berada di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai pusat

pengembangan pelayanan kesehatan, yang melaksanakan pembinaan dan


18

pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat di suatu

wilayah kerja tertentu yang telah ditentukan secara mandiri dalam menentukan

kegiatan pelayanan namun tidak mencakup aspek pembiayaan (Sanah N, 2017).

Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,

dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Permenkes RI,

2019).

2.2.2. Fungsi Puskesmas

Puskesmas memiliki tiga fungsi, yaitu sebagai pusat penggerak

pembangunan yang berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dan

keluarga dalam pembangunan kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan

masyarakat tingkat pertama. Sebagai langkah awal dari program keperawatan

kesehatan masyarakat, fungsi dan peran puskesmas bukan saja persoalan teknis

medis tetapi juga berbagai keterampilan sumber daya manusia yang mampu

mengorganisir model sosial yang ada di masyarakat, juga sebagai lembaga

kesehatan yang menjangkau masyarakat di wilayah terkecil dan membutuhkan

strategi dalam hal pengorganisasian masyarakat untuk terlibat dalam

penyelenggaraan kesehatan secara mandiri (Sanah N, 2017).

2.2.3. Prinsip Penyelenggaraan Puskesmas

1. Paradigma sehat;

2. Pertanggungjawaban wilayah;

3. Kemandirian masyarakat;

4. Ketersediaan akses pelayanan kesehatan;


19

5. Teknologi tepat guna; dan

6. Keterpaduan dan kesinambungan (Permenkes, 2019)

2.2.4. Tugas Puskesmas

Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas (UPTD) kesehatan

kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan

kesehatan disuatu wilayah. Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan strata

pertama menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara

menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan, yang meliputi pelayanan kesehatan

perorang (private goods) dan pelayanan kesehatan masyarakat (public goods)

(Sanah N, 2017).

2.2.5. Program Pokok Puskesmas

Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui Puskesmasyakni

terwujudnya kecamatan sehat menuju Indonesia Sehat Puskesmasbertanggung

jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan

masyrakat

1. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak

c. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan menyusui,

bayi, balita dan anak prasekolah.

d. Memberikan nasehat tentang makanan makanan guna mencegah gizi

buruk karena kekurangan kalori dan protein, serta bila ada pemberian

makanan tambahan dan mineral.

e. Pemberian nasehat tentang perkembangan anak dan cara

stimulasinya.
20

2. Upaya Keluarga Berencana

a. Mengadakan kursus KB untuk para ibu dan calon ibu.

b. Mengadakan kursus kepada dukun yang kemudian akan bekerja

sebagai penggerak calon peserta KB.

c. Mengadakan pembicaraan-pembicaraan tentang KB kapan saja ada

kesempatan baik Di Puskesmasmaupun ketika mengadakan kunjungan

rumah

3. Upaya Peningkatan Gizi

a. Mengenali penderita kekurangan gizi dan mengobati mereka.

b. Mempelajari keadaan gizi masyarakat dan mengembangkan program

perbaikan gizi.

c. Memberikan pendidikan gizi pada masyarakat secara

perseorangan kepada mereka yang membutuhkan terutama dalam

rangka program KIA

4. Upaya Kesehatan Lingkungan

a. Penyehatan air bersih.

b. Penyehatan pembuangan kotoran.

c. Penyehatan lingkungan rumah.

5. Upaya Kesehatan Masyaakat

a. Asuhan keperawatan kepada individu Di Puskesmasmaupun di rumah

denganberbagi tingkat umur, kondisi kesehatan tumbuh kembang dan

jenis kelamin.

b. Asuhan perawatan yang diarahkan kepada keluarga sebagai unit

terkecil dari masyarakat (keluarga binaan).


21

c. Pelayanan perawatan kepada kelompok khusus diantaranya : ibu hamil,

anak balita, usia lanjut dan sebagainya.

d. Pelayanan keperawatan kepada tingkat masyarakat

6. Upaya Pencegahan Penyakit Menular

a. Mengumpulkan dan menganalisa penyakit.

b. Melaporkan kasus penyakit menular.

c. Menyelidiki di lapangan untuk melihat benar atau tidaknya laporan

yang masuk untuk menemukan kasus-kasus baru dan untuk mengetahui

sumber penularan.d.Tindakan permulaan untuk menahan penularaan

penyakit

2.3 Asuhan Keperawatan Medikal Bedah

2.3.1. Pengkajian

Pengkajian yang muncul pada pasien dengan Demam berdarah dengue

(DBD) adalah : identitas pasien, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang,

riwayat penyakit yang pernah diderita, riwayat imunisasi, riwayat gizi, kondisi

lingkungan, pola kebiasaan pemeriksaan fisik, sistem integumen, dan pemeriksaan

diagnostik.

1. Identitas pasien

Nama, umur (pada DHF paling sering menyerang anak-anak dengan usia

kurang dari 15 tahun), jenis kelamin, alamat, pendidikan, nama orang tua,

pendidikan orang tua, dan pekerjaan orang tua.


22

2. Keluhan utama

Alasan atau keluhan yang menonjol pada pasien DHF untuk datang

kerumah sakit adalah panas tinggi dan anak lemah

3. Riwayat penyakit sekarang

Didapatkan adanya keluhan panas mendadak yang disertai menggigil dan

saat demam kesadaran composmetis. Turunnya panas terjadi antara hari ke-3 dan

ke-7 dan anak semakin lemah. Kadang-kadang disertai keluhan batuk pilek, nyeri

telan, mual, muntah, anoreksia,diare atau konstipasi, sakit kepala, nyeri otot, dan

persendian, nyeri ulu hati, dan pergerakan bola mata terasa pegal, serta adanya

manifestasi perdarahan pada kulit, gusi (grade III. IV), melena atau hematemesis.

4. Riwayat penyakit yang pernah diderita

Penyakit apa saja yang pernah diderita. Pada DHF anak biasanya

mengalami serangan ulangan DHF dengan tipe virus lain.

5. Riwayat Imunisasi

Apabila anak mempunyai kekebalan yang baik, maka kemungkinan akan

timbulnya koplikasi dapat dihindarkan.

6. Riwayat Gizi

Status gizi anak DHF dapat bervariasi. Semua anak dengan status gizi

baik maupun buruk dapat beresiko, apabila terdapat factor predisposisinya. Anak

yang menderita DHF sering mengalami keluhan mual, muntah dan tidak nafsu

makan. Apabila kondisi berlanjut dan tidak disertai dengan pemenuhan nutrisi
23

yang mencukupi, maka anak dapat mengalami penurunan berat badan sehingga

status gizinya berkurang.

7. Kondisi Lingkungan

Sering terjadi di daerah yang padat penduduknya dan lingkungan yang

kurang bersih (seperti air yang menggenang atau gantungan baju dikamar)

8. Pola Kebiasaan

a. Nutrisi dan metabolisme: frekuensi, jenis, nafsu makan berkurang dan

menurun.

b. Eliminasi (buang air besar): kadang-kadang anak yang mengalami diare

atau konstipasi. Sementara DHF pada grade IV sering terjadihematuria.

c. Tidur dan istirahat: anak sering mengalami kurang tidur. karena

mengalami sakit atau nyeri otot dan persendian sehingga kuantitas dan

kualitas tidur maupun istirahatnya berkurang.

d. Kebersihan: upaya keluarga untuk menjaga kebersihan diri dan

lingkungan cenderung kurang terutama untuk membersihkan tempat

sarang nyamuk Aedes aegypty.

e. Perilaku dan tanggapan bila ada keluarga yang sakit serta upaya untuk

menjaga kesehatan.

9. Pemeriksaan fisik, meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi dari

ujung rambut sampai ujung kaki. Berdasarkan tingkatan DHF, keadaan anak

adalah sebagai berikut :

a. Grade I yaitu kesadaran composmentis, keadaan umum lemah,tanda-

tanda vital dan nadi lemah.


24

b. Grade II yaitu kesadaran composmetis, keadaan umum lemah,

adaperdarahan spontan petechie, perdarahan gusi dan telinga, serta nadi lemah,

kecil, dan tidak teratur.

c. Grade III yaitu kesadaran apatis, somnolen, keadaan umum lemah,nadi

lemah, kecil dan tidak teratur, serta takanan darah menurun.

d. Grade IV yaitu kesadaran coma, tanda-tanda vital : nadi tidak teraba,

tekanan darah tidak teratur, pernafasan tidak teratur, ekstremitas dingin,

berkeringat, dan kulit tampak biru.

10. Sistem Integumen

a. Adanya ptechiae pada kulit, turgor kulit menurun, dan muncul keringat

dingin, dan lembab

b. Kuku sianosis atau tidak

c. Kepala dan leher : kepala terasa nyeri, muka tampak kemerahan karena

demam, mata anemis, hidung kadang mengalami perdarahan atau epitaksis pada

grade II,III,IV. Pada mulut didapatkan bahwa mukosa mulut kering , terjadi

perdarahan gusi, dan nyeri telan. Sementara tenggorokan mengalami hyperemia

pharing dan terjadi perdarahan ditelinga (pada grade II,III,IV).

d. Dada : bentuk simetris dan kadang-kadang terasa sesak. Pada poto thorak

terdapat cairan yang tertimbun pada paru sebelah kanan (efusi pleura), rales +,

ronchi +, yang biasanya terdapat pada grade III dan IV.

e. Abdomen mengalami nyeri tekan, pembesaran hati atau hepatomegaly

dan asites

f. Ekstremitas : dingin serta terjadi nyeri otot sendi dan tulang.


25

11. Pemeriksaan laboratorium Pada pemeriksaan darah pasien DHF akan

dijumpai :

a. HB dan PVC meningkat (≥20%)

b. Trombositopenia (≤ 100.000/ ml)

c. Leukopenia ( mungkin normal atau lekositosis)

d. Ig. D dengue positif

e. Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan

hipoproteinemia,hipokloremia, dan hiponatremia

f. Ureum dan pH darah mungkin meningkat

g. Asidosis metabolic : pCO2

2.3.2. Diagnosa Keperawatan

Hipertermi (D.0130)

1. Pengertian

Suhu tubuh meningkat di atas rentang normal tubuh

Penyebab

1. Dehidrasi

2. Terpapar lingkungan panas

3. Proses penyakit (mis. infeksi, kanker)

4. Ketidaksesuaian pakaian dengan suhu lingkungan

5. Peningkatan laju metabolisme

6. Respon trauma

7. Aktivitas berlebihan

8. Penggunaan inkubator
26

Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif

1. (tidak tersedia)

Objektif

1. Suhu tubuh diatas nilai normal

Gejala dan Tanda Minor

Subjektif

1. (tidak tersedia)

Objektif

1. Kulit merah

2. Kejang

3. Takikardi

4. Takipnea

5. Kulit terasa hangat

Kondisi Klinis Terkait

1. Proses infeksi

2. Hipertiroid

3. Stroke

4. Dehidrasi

5. Trauma

6. Prematuritas
27

2.3.3. Rencana Tindakan Keperawatan

2.1 Intervensi dan Kriteria Hasil keperawatan Defisit Pengetahuan

DIAGNOSA TUJUAN DAN


RENCANA TINDAKAN RASIONAL
KEPERAWATAN KRITERIA HASIL

Hipertermi (D.0111) Setelah dilakukan Observasi


Asuhan Keperawatan 1. Identifkasi penyebab hipertermi (mis. 1. Hipertermi merupakan keadaan dimana suhu
selama 3x 8 jam dehidrasi terpapar lingkungan panas tubuh meningkat diatas nilai normal
Hipertermi dapat penggunaan incubator)
teratasi dengan kritena 2. Monitor suhu tubuh 2. Suhu tubuh adalah ukuran dari kemampuan tubuh
hasil : dalam menghasilkan dan menyingkirkan hawa
panas.
1. Menggigil (5) 3. Monitor komplikasi akibat hipertermi 3. demam dapat membahayakan keselamatan anak
menurun jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat dapat
2. Kulit merah (5) menimbulkan komplikasi lain seperti kejang dan
menurun Terapeutik penurunan kesadaran.
3. Suhu tubuh (5) 4. Longgarkan /lepaskan pakaian. 4. Proses konveksi akan terhalang oleh pakaian yang
membaik ketat dan tidak menyerap keringat
4. Suhu Kulit (5) 5. Berikan cairan oral. 5. Cairan oral seperti air putih, susu, air gula, teh
membaik 6. Oksigen merupakan gas alam yang dibutuhkan
5. Tekanan Darah 6. Berikan oksigen Jika perlu. untuk bernafas dan metabolisme makhluk hidup
(5) membaik.
Edukasi
7. Anjurkan tirah baring. 7. Suatu keadaan dimana pasien berbaring di tempat
tidur selama hampir 24 jam setiap harinya
dengan tujuan untuk meminimalkan fungsi semua
Kolaborasi : sistem orang pasien
8. Kolaborasi cairan dan elektrolit intravena, 8. Cairan intravena merupakan pemberian
jika perlu sejumlah cairan ke dalam tubuh, melalui sebuah
jarum, ke dalam pembuluh vena (pembuluh balik)
untuk menggantikan kehilangan cairan atau zat-zat
makanan dari tubuh
28

2.3.4. Implementasi

Pelaksanaan keperawatan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk

mencapai tujuan yang spesifik. Tahap ini disebut juga tahap implementasi yang

dimulai dengan menyusun rencana tindakan, lalu dilakukan sesuai perencanaan.

Hal ini perlu untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan

(meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehatan serta

memfasilitasi koping).

2.3.5. Evaluasi

Penilaian dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan SOAP

(subyektif, obyektif, analisa, dan planning).

S : Hal-hal yang dikemukakan keluarga atau klien

O : Hal-hal yang ditemukan perawat yang dapat diukur

A : Analisa hasil yang telah dicapai, mengacu pada tujuan dan diagnose

P : Perencanaan yang akan datang setelah melihat respons klien


29

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Desain yang digunakan adalah studi kasus, yaitu studi yang

mengeksplorasi suatu masalah atau fenomena dengan batasan terperinci, memiliki

pengambilan data yang mendalam dan menyertakan berbagai informasi. Studi

kasus dibatasi waktu dan tempat, serta kasus yang dipelajari berupa peristiwa

aktivitas / individu.

Studi kasus dalam karya tulis ini adalah untuk mengeksplorasi masalah

Asuhan Keperawatan pada Klien yang mengalami Demam Berdarah Dengue

dengan masalah keperawatan Hipertermi di Puskesmas Cermee Kabupaten

Bondowoso Tahun 2022.

3.2. Batasan Istilah

Batasan istilah adalah persyaratan yang menjelaskan istilah-istilah kunci

yang menjadi fokus dalam penulisan studi kasus. Batasan istilah disusun secara

naratif dan apabila diperlukan ditambahkan informasi sebagai tanda atau ciri khas

dari batasan yang dibuat penulis

Batasan istilah dalah studi kasus ini adalah Asuhan Keperawatan pada

Klien yang mengalami Demam Berdarah Dengue dengan masalah keperawatan

Hipertermi di Puskesmas Cermee Kabupaten Bondowoso Tahun 2022.

3.3. Lokasi dan Waktu

Menjelaskan tentang deskriptif lokasi penelitian, jika fokus sasaran

adalah klien maka perlu menuliskan nama ruang rawat inap dan nama puskesmas

serta waktu yang digunakan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah studi Kasus.

29
34

Waktu penyelenggaraan Asuhan Keperawatan adalah individu di

puskesmas. Penelitian dilakukan sejak klien pertama kali masuk rumah sakit

sampai pulang dan atau klien dirawat minimal 3 hari. Bila sebelum 3 hari pulang

makan perlu menggunakan klien yang sejenis. Bila perlu dapat dilanjutkan dalam

bentuk home care

Pada studi kasus ini dilakukan Asuhan Keperawatan pada klien yang

mengalami Demam Berdarah Dengue dengan Masalah Keperawatan Defisit

Pengetahuan di Kecamatan Cermee Kabupaten Bondowoso tahun 2022 selama 3-

7 hari

3.4. Partisipan

Pada sub bab ini dideskripsikan tentang karakteristik partisipan/unit

analisis/kasus yang akan diteliti. Partisipan dalam studi kasus keperawatan

umumnya adalah klien. Subyek yang akan digunakan adalah satu klien (satu

kasus) dengan masalah keperawatan dan diagnosa medis yang sesuai dengan

judul. Dalam penyusunan studi kasus ini partisipan adalah satu kasus atau satu

klien yang di rawat di puskemas

Partisipan dan penyusunan studi kasus ini adalah satu klien dengan

diagnose medis Demam berdarah dengue dengan Masalah Keperawatan

Hipertermi di Puskesmas Cermee Kabupaten Bondowoso tahun 2022

3.5. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan mangajukan surat kebagian

BANGKESBANGPOL untuk mendapatkan persetujuan pengambilan data daerah

dengan penderita penyakit Demam Berdarah Dengue di Bondowoso tahun 2021 di

Dinas Kesehatan Bondowoso, setelah di berikan persetujuan untuk ke Dinas

34
35

Kesehatan bondowoso kemudian surat persetujuan diserahkan kepada Dinas

Kesehatan Bondowoso untuk mendapatkan data – data jumlah Demam Berdarah

Dengue disetiap Kecamatan atau Desa di Kabupaten Bondowoso tahun 2021,

kemudian di pilih 3 daerah tertinggi dengan kasus Demam Berdarah Dengue di

Bondowoso tahun 2021

Pada sub bab ini dijelaskan terkait metode pengumpulan data yang di

gunakan

1. Wawancara (hasil anamnesa berita tentang identitas klien. Keluhan utama,

riwayat penyakit sekarang – dahulu – dan lain-lain). Sumber data dari klien,

keluarga dan perawat lainnya

2. Observasi dan pemeriksaan fisik (dengan pendekatan IPPA: inspeksi, palpasi,

perkusi, auskultasi) pada sistem tubuh.

3. Studi dukumentasi dan angket (hasil dari pemeriksaan diagnostik dan data lain

yang revelan).

3.6. Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data dimaksudkan untuk menguji kualitas data/informasi

yang di peroleh sehingga menghasilkan data dengan validitas tinggi. Disamping

intergritas penuliis (karena penulis menjadi instrument utama), uji keabsahan data

dilakukan ya itu dengan : 1) Memperpanjang waktu pengamatan / tindakan dan, 2)

Sumber informasi tambahan menggunakan triangulasi dari tiga sumber data utama

yaitu klien, perawat dan keluarga klien yang berkaitan dengan masalah yang akan

diteliti.
36

3.7. Analisa Data

Analisis data dilakukan penulis di lapangan, sewaktu pengumpulan data

sampai dengan semua data terkumpul. Analisa data dilakukan dengan cara

mengemukakan fakta, selanjutkan membandingkan dengan tiori yang ada dan

selanjutnya di tuangkan dalam opini pembahasa. Teknik analisis yang di gunakan

dengan cara menarasikan jawaban-jawaban yang di peroleh dari hasil intrepetasi

wawancara mendalamyang akan di lakukan untuk menjawab rumusan masalah.

Teknis analisis digunakan dengan cara observasi oleh penulis dan studi

dokumentasi yang menghasilkan data untuk selanjutnya diitrepretasikan dan

dibandingkan teori yang ada sebagai bahan untuk memberikan rekomendasi dalam

intervensi tersebut. Urutan dalam analisis adalah :

1. Pengumpulan data

Data dikumpulkan dari hasil WOD (wawancara, observasi, dan dokumen).

Hasil di tulis dalam bentuk catatan lapangan, kemudian di salin dalam bentuk

transkrip (catatan terstruktur)

2. Mereduksi data

Dari hasil wawancara yang terkumpul dalam bentuk catatan lapangan

dijadikan satu dalam bentuk transkrip dan dikelompokkan menjadi data subyektif

dan obyektif, dianalisis berdasarkan hasil pemeriksaan diagnostik kemudian

dibandingkan nilai normal.

3. Penyajian data

Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk tabel, gambar, bagan dan teks

naratif. Kerahasian klien dijaga dengan mengaburkan identitas dari klien.


37

4. Kesimpulan

Dari data yang disajiakan, kemudian data dibahas dan di bandingkan dengan

hasil-hasil penulisan terdahulu dan secara teontis dengan perilaku kesehatan.

Penarikan kesimpulan ddilakukan dengan cara indikasi. Data yang dikumpulkan

terkait dengan data pengkajian, diagnosis, perencanaan, tindakan dan evaluasi.

3.8. Etika Penulisan

Dicantumkan etika yang mendasar penyusunan studi kasus, terdiri dari :

1. Informed consent ( persetujuan menjadi klien )

Informed consent diberikan kepada responden yang diteliti. Peneliti

memberi penjelasan mengenai maksud dan tujuan penelitian pada responden, jika

responden bersedia maka harus menandatangani lembar persetujuan dan apabila

responden menolak, peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya.

2. Anonymity ( tanpa nama )

Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang didapat untuk

disembunyikan yaitu bisa dengan tanpa nama atau inisial.

3. Confidentiality ( kerahasian )

Subjek berhak untuk meminta bahwa data yang diberikan untuk

dirahasiakan.
38

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Dalam hal ini peneliti memaparkan hasil penelitian asuhan keperawatan

pada klien Ny. S yang menderita penyakit Demam Berdarah Dengue dengan

masalah keperawatan Hipertermi di Ruangan Sakura Puskesmas Cermee

Kabupaten Bondowoso. Hasil penelitian ini meliputi pengkajian, diagnosa

keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan serta evaluasi

keperawatan.

4.1.1 Gambaran Lokasi Pengambilan Data

Lokasi pengambilan data Studi Kasus Asuhan Keperawatan pada klien

Ny.S yang mengalami Demam Berdarah Dengue dengan Masalah Keperawatan

Hipertermia selama 3 hari terhitung dari tanggal 30 Juni 2022 sampai dengan 02

juli 2022 di Ruang Sakura Puskesmas Cermee Kabupaten Bondowoso, yaitu Ny.S.

Penelitian tersebut dilakukan selama 3 hari di Puskesmas Cermee Kabupaten

Bondowoso
39

4.1.2 PENGKAJIAN

Nama mahasiswa : Farhan Dwi Priambodo


NIM : 19037140017
Tgl/jam pengkajian : 30 Juni 2022/12.00 wib
Diagnosa medis : Dengue Hemoragic Fever
Tgl/jam MRS : 30 Juni 2022/09.00 wib
No. RM : 22008xxx
Ruangan/kelas : Sakura / kelas 1
No.kamar : 1

I. IDENTITAS
Nama : Ny. S

Umur : 48th

Jenis kelamin : Perempuan

Status : Menikah

Agama : Islam

Suku/bangsa : Madura / Indonesia

Bahasa : Madura

Pendidikan : SLTP

Pekerjaan : Petani

Alamat dan no. Telp : Grujugan

Penanggung jawab : Tn. J

II. RIWAYAT SAKIT DAN KESEHATAN


1. Keluhan utama :
Klien Mengeluh Panas ±3hari yang lalu

2. Riwayat penyakit sekarang :


40

Klien datang ke UGD Puskesmas Cermee dengan keluhan panas kurang


lebih 3hari disertai badan lemas, merasa haus, nyeri ulu hati seperti
ditusuk – tusuk di daerah epigastric dengan skala 5 nyeri timbul saat
pasien bergerak dan saat setelah makan dan hilang saat istirahat, saat di
UGD Klien di pasang indus dengan cairan Ringer Lactate (500ml) untuk
mengurangi dehidrasi. Klien diberi injeksi norages 1x 1ampul (2ml :
1gram), dan injeksi ranitidine 1x 1ampul (2ml : 50mg) , setelah di
observasi di UGD Klien dipindahkan ke Rawat Inap.

3. Riwayat penyakit dahulu :


Klien pernah opname di Rumah Sakit ±10hari dengan diagnose Demam
Berdarah Dengue

4. Riwayat Kesehatan Keluarga :


Klien mengatakan tidak ada riwayat sakit pada keluarga

5. Susunan Keluarga (Genogram) :


Genogram

X X X X

X X

66
tahun
41

Gambar 4.1 Genogram keluarga Tn.H


Keterangan :

: Perempuan Meninggal
X

X : laki-laki meninggal

: perempuan

: laki-laki

: garis pernikahan

: garis keturunan

: serumah

: klien dengan usia

6. Riwayat Alergi :
Klien mengatakan tidak memiliki alergi pada obat – obatan dan
makanan
III. POLA FUNGSI KESEHATAN
1. Persepsi Terhadap Kesehatan
Klien mengatakan sangat cemas dengan penyakit yang menderita
2. Pola Aktivitas dan Latihan
a. Kemampuan perawatan diri
SMRS MRS
Aktivitas
0 1 2 3 4 0 1 2 3 4

Mandi √ √
42

Berpakaian/berdandan √ √

Eliminasi/toileting √ √

Mobilitas di tempat tidur √ √

Berpindah √ √

Berjalan √ √

Naik tangga √ √

Berbelanja √ √

Memasak √ √

Pemeliharaan rumah √ √

Skor

0 = mandiri 1 = alat bantu 2 = dibantu orang lain 3 = dibantu orang lain & alat

4 = tergantung/tidak mampu

Alat bantu : tidak menggunakan alat bantu

Kebersihan Diri

Di rumah Di rumah sakit

Mandi : 2  /hr Mandi : -  /hr

Gosok gigi : 2  /hr Gosok gigi : 2  /hr

Keramas : 4  /mgg Keramas : -  /mgg

Potong kuku : 1  /mgg Potong kuku : -  /mgg

b. Aktivitas Sehari – hari :


Klien mengatakan Hanya pergi bertani setiap hari
c. Rekreasi :
43

Klien mengatakan jika rekreasi hanya dirumah berkumpul dengan


keluarga
d. Olahraga :
Klien mengatakan tidak perna berolahraga

1. Pola Istirahat Dan Tidur


Di rumah

Waktu tidur : Siang 13.00 – 13.30

Malam 21.00 – 05.00

Jumlah jam tidur : 8 ½ jam

Di rumah sakit

Waktu tidur : Siang : klien tidak tidur

Malam 21.00 – 00.00 , 01.00 – 03.00

Jumlah jam tidur : 5 jam

Masalah di RS : Klien mengeluh sering terbangun karena nyeri ulu hati

2. Pola Nutrisi – Metabolik


a. Pola makan
Di rumah Di rumah sakit

Frekuensi : 3x/ hari Frekuensi : 3x/ hari


Jenis : nasi, lauk, sayur Jenis : bubur, sayur, lauk
Porsi : 1 porsi Porsi : ¼ porsi
Pantangan : tidak ada Pantangan : tidak ada
Makanan disukai : bakso Makanan disukai : bakso

Nafsu makan di RS : (√) berkurang

Kesulitan menelan : (√) tidak

Gigi palsu : (√) tidak


44

NG tube : (√) tidak

Pola minum

Di rumah Di rumah sakit

Frekuensi : kurang lebih 5x/ hari Frekuensi : kurang lebih 3x/hari


Jenis : air putih Jenis : air putih
Jumlah : kurang lebih 800ml/hari Jumlah : kurang lebih 500ml/hari
Pantangan : tidak ada
sMinuman disukai : teh

3. Pola Eliminasi
a. Buang air besar
Di rumah

Frekuensi : 1x/hari

Konsistensi : lunak berbentuk

Warna : kuning kecoklatan

Di rumah sakit

Frekuensi : klien belum buang air besar

b. Buang air kecil


Di rumah Di rumah sakit

Frekuensi : kurang lebih 5x/hari Frekuensi : kurang lebih 3x/hari

Konsistensi : cair Konsistensi : cair

Warna : kuning bening Warna : kuning pekat

Masalah di RS : Tidak ada masalah

4. Pola Kognitif Perseptual


Berbicara : (√) normal
45

Bahasa sehari-hari : (√) lainnya, Madura

Kemampuan membaca : (√) bisa

Kemampuan interaksi : (√) sesuai

Vertigo : (√) tidak

Nyeri : (√) ya

Bila ya, P : Nyeri ulu hati

Q : seperti ditusuk-tusuk

R : Epigastrik

S : 5

T : nyeri timbul saat pasien bergerak dan saat setelah makan

dan hilang saat istirahat

5. Pola Konsep Diri


Identitas Diri : Klien mampu mengenali dirinya sendiri sebagai seorang ibu
dengan 2 anak
Gambaran diri : Klien merasa kalau dirinya sakit & memerlukan pertolongan
Ideal diri : Klien mengatakan ingin segera sembuh

6. Pola Koping
Masalah utama selama MRS (penyakit, biaya, perawatan diri) :

Klien mengatakan masalah utama selama dirawat yaitu terkait pembiyaan itu
sendiri

Kehilangan perubahan yang terjadi sebelumnya :

Klien mengatakan terjadi perubahan yang biasanya setiap hari bekerja sekarang
tidak bekerja

Kemampuan adaptasi :
46

Klien mengatakan masih berusaha beradaptasi dengan keadaan

7. Pola Seksual – Reproduksi


Tidak terkaji

8. Pola Peran – Hubungan


Pekerjaan : Petani

Kualitas bekerja : Baik

Hubungan dengan orang lain : Baik

Sistem pendukung : (√)

Masalah keluarga mengenai perawatan di RS : Tidak ada masalah

9. Pola Nilai – Kepercayaan


Agama : Islam

Pelaksanaan ibadah : Rutin

Pantangan agama : (√) tidak

Meminta kunjungan rohaniawan : (√) tidak

IV. PEMERIKSAAN FISIK


1. Keadaan umum : Lemas
2. Tanda-Tanda Vital
a. Suhu : 38,5°C lokasi : Aksila
b. Nadi : 84  /menit irama : Reguler
c. Tekanan darah : 100/70 mmHg lokasi : Brachialis
d. Frekuensi nafas : 20  /menit irama : Reguler
e. Tinggi badan : 160 cm
f. Berat badan : SMRS: 50 kg MRS: 48 kg
3. Kepala
47

I : Bentuk kepala normal, tidak ada lesi, klien tampak meringis, wajah
pucat
P : tidak ada nyeri tekan
4. Mata
I : Bentuk mata simetris, konjungtiva merah muda
P : Tidak ada nyeri tekan
5. Telinga
I : Bentuk telinga simetris, tidak ada lesi
P : Tidak ada nyeri tekan
6. Hidung
I : Bentuk simetris, tidak ada lesi
P : Tidak ada nyeri tekan
7. Mulut
I : Bentuk mulut simetris, tidak ada lesi, mukosa kering
P : Tidak ada nyeri tekan
8. Leher
I : Bentuk leher simetris, tidak ada lesi
P : Tidak terdapat pembesaran vena jugularis, tidak ada nyeri tekan
9. Dada:
Jantung:
I : Ictus Cordis tidak terlihat di lateral linea midsternalis
P : Ictus cordis tidak teraba di lateral linea midsternalis
P : Pekak
A : S1/S2 tunggal Area aortik : ICS 2 parasternal kanan. Area pulmonal :
ICS 2 parasternal kiri. Area tricuspid : ICS 4 parasternal kiri
Paru:
I : Bentuk dada normal
P : Tidak terdapat nyeri tekan, Respiration Rate : 20x/menit
P : Sonor
A : Vesikuler
48

10. Abdomen
I : Perut cembung, tidak terdapat lesi
A : Bising usus 15x/menit
P : Tidak terdapat benjolan, ada nyeri tekan pada epigastrik
P : Timpani
11. Urogenital
Tidak terkaji
12. Ekstremitas
Atas : I : Tidak ada lesi, simetris kanan & kiri 5 5
Akral hangat, kering, merah 5 5
P : Tidak ada nyeri tekan
Bawah : I : Tidak ada lesi, simetris kanan & kiri
P : Tidak ada nyeri tekan
13. Kulit dan kuku
I : Warna Kulit merata, sawo matang, akral hangat, kering, merah
P : Tidak terdapat nyeri tekan, CRT >2detik
14. Keadaan lokal
Keadaan umum klien cukup baik

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
Hemoglobin : 8,3 g/dl (P:13,5-17,5)

Eritrosit : 2,8 10/ul (P: 4,5-5,9)

Leukosit : 3.000/ul (4.000-10.000)

Trombosit : 93.000/ul (150.000-400.000)

Heamtokrit : 23% (P:40-48)

Gula darah sewaktu : 93mg/dl(<200)

VI. TERAPI
- Infus Ringer Lactate 500ml/12jam Oral
49

- Injeksi Ranitidine 2x1 (2ml: 50mg) - Paracetamol 3x1 caps (500mg)


- Injeksi Ampiciline 2x1 (1gram/vial) - Omeprazole 2x1 caps (20mg)
- Injeksi Norages 1ampul (2ml: 1gram) - Fe 2x1 caps (60mg)
, Bila perlu - Psidi 4x1 caps (500mg)

4.1.3 Analisa Data


Tabel 4.1 Analisa Data
50

TGL/JAM DATA ETIOLOGI MASALAH


30 juni Ds :
2022/
1. Klien mengatakan panas kurang Hipertermia b.d Hipertermia
12.30wib lebih 3 hari yang lalu Proses penyakit (D.0130)
(infeksi)
Do :

1. S : 38,5ºC
2. Akral : Hangat, kering, merah

Ds : Nyeri akut b.d


30 juni Agen Pencedera Nyeri akut (D.0077)
2022/ 1. Klien mengatakan nyeri pada ulu fisiologis
hati (Inflamasi)
12.30wib
P : Nyeri ulu hati

Q : Sepereti ditusuk-tusuk

R : epigastrik

S:5

T : nyeri timbul saat pasien bergerak


dan saat setelah makan dan hilang
saat istirahat

Do :

1. TTV

TD : 100/70 mmhg

N : 84x/menit

RR : 20x/menit

2. Klien tampak meringis


51

Ds :

30 juni 1. Klien mengatakan lemas dan Hipovolemia b.d


2022/ merasa haus kekurangan intake
cairan
12.30wib Do :
Hypovolemia
1. TTV (D.0023)

TD : 100/70 mmhg

S : 38,5ºC

N : 84x/menit

2. Konsistensi urin pekat


3. Mukosa kering
52

4.1.4 Diagnosa Keperawatan


Tabel 4.2 Diagnosa Keperawatan

Nama Klien : Ny. S Ruang/Kamar :

Umur : 48th No.RM : 22008xxx

NO TGL/JAM DIAGNOSA KEPERAWATAN PARAF

1 30 Juni Hipertermi b.d proses penyakit (infeksi) d.d Ƒ


2022/12.30
Ds :

1. Klien mengatakan panas kurang lebih 3 hari yang


lalu
Do :

2. S : 38,5ºC
3. Akral : Hangat

Ƒ
Nyeri Akut b.d Agen Pencedera Fisiologis (Inflamasi)
d.d
30 Juni
2 Ds :
2022/12.30
1. Klien mengatakan nyeri pada ulu hati
P : Nyeri ulu hati

Q : Sepereti ditusuk-tusuk

R : epigastrik

S:5

T : nyeri timbul saat pasien bergerak dan saat setelah


makan dan hilang saat istirahat

Do :

3. TTV
TD : 100/70 mmhg

N : 84x/menit

RR : 20x/menit

4. Klien tampak meringis

Hipovolemi b.d kekurangan intake cairan d.d

Ds :

1. Klien mengatakan lemas dan merasa haus


Do :
30 Juni
53

3 2022/12.30 2. TTV Ƒ
TD : 100/70 mmhg

S : 38,5ºC

N : 84x/menit

3. Konsistensi urin pekat


4. Mukosa kering
54
4.1.5 Intervensi Keperawatan
Tabel 4.3 Intervensi Keperawatan
TGL/ DIAGNOSA TUJUAN DAN RENCANA TINDAKAN RASIONAL PARAF
KEPERAWATAN
JAM KRITERIA HASIL

30 Juni Hipertermi Tujuan : Setelah dilakukan Observasi 9. Hipertermi merupakan keadaan Ƒ


2022/12.30 Asuhan Keperawatan selama 3x dimana suhu tubuh meningkat
7. Identifkasi penyebab diatas nilai normal dan merupakan
8 jam Hipertermi dapat teratasi
hipertermi (mis. dehidrasi salah satu tanda infeksi
dengan kritena hasil :
terpapar lingkungan panas
6. Suhu tubuh (5) membaik penggunaan incubator) 10. Suhu tubuh adalah ukuran dari
7. Suhu Kulit (5) membaik 8. Monitor suhu tubuh kemampuan tubuh dalam
NB : menghasilkan dan menyingkirkan
hawa panas.
1. Memburuk Ƒ
11. demam dapat membahayakan
2. Cukup memburuk 9. Monitor komplikasi akibat keselamatan anak jika tidak
3. Sedang hipertermi ditangani dengan cepat dan tepat
4. Cukup membaik dapat menimbulkan komplikasi lain
5. Membaik seperti kejang dan penurunan
Terapeutik kesadaran.
12. Proses konveksi akan terhalang oleh
Ƒ
pakaian yang ketat dan tidak
menyerap keringat
10. Longgarkan /lepaskan
13. Cairan oral seperti air putih, susu,
pakaian.
air gula, the. Berfungsi untuk
mengganti cairan tubuh yang
11. Berikan cairan oral. hilang.
14. Oksigen merupakan gas alam yang
dibutuhkan untuk bernafas dan
metabolisme makhluk hidup.
Kekurangan oksigen akan membuat
12. Berikan oksigen Jika tubuh terhambat untuk Ƒ
perlu. metabolisme.
15. suatu keadaan dimana pasien
berbaring di tempat tidur selama
hampir 24 jam setiap harinya
Edukasi dengan tujuan untuk Ƒ
meminimalkan fungsi semua sistem
8. Anjurkan tirah baring. orang pasien
16. Cairan intravena merupakan
pemberian sejumlah cairan ke Ƒ
55
dalam tubuh, melalui sebuah jarum,
ke dalam pembuluh vena
Kolaborasi : (pembuluh balik) untuk
menggantikan
Ƒ
8. Kolaborasi cairan dan elektrolit kehilangan cairan atau zat-zat
intravena, jika perlu makanan dari tubuh

Ƒ
56
4.1.6 Implementasi Keperawatan

Tabel 4.4 Implementasi Keperawatan


NO. DX KEP TANGGAL / JAM IMPLEMENTASI PARAF

1 30 Juni 2022

13.00 1. Mengidentifikasi penyebab hipertermi Ƒ


R./Hipertermi klien karena terjadinya infeksi, dan kurangnya asupan cairan

Ƒ
2. Memonitor suhu tubuh
13.10
R./TD : 100/70mmhg N: 87x/mnt S: 38,3ºC RR : 20x/mnt Akral : Hangat

6. Melakukan Pendinginan eksterna (kompres dingin)


R./Klien diberi kompres dingin di aksila dan dada
Ƒ
13.20 7. Menganjurkan tirah baring
R./Klien mengikuti anjuran untuk tirah baring
Ƒ

13.30

2. Memonitor Suhu tubuh


R./TD : 110/70mmhg N: 85x/mnt S: 37,7ºC RR : 20x/mnt Akral : Hangat

6. Melakukan pendinginan eksternal (kompres dingin)


1 01 Juli 2022 R./Klien dikompres dingin di aksila dan dada Ƒ

11.00 8. Berkolaborasi pemberian cairan & elektrolit intravena


R./ - Infus Ringer Lactate 500m/12jam
Ƒ
- Injeksi Norages 1 ampul (2ml)

11.10 - Injeksi Ampicilin 1 vial (1gram)


Ƒ
57

11.30 2. Memonitor suhu tubuh


R./ TD : 110/70mmhg N: 85x/mnt S: 36,8ºC RR : 22x/mnt

Akral : Hangat
Ƒ
8. Berkolaborasi pemberian cairan & elektrolit intravena
R./ - Infus Ringer Lactate 500ml/12jam
1 2 Juli 2022
- Injeksi Ampicilin 1vial (1gram)
10.00 Ƒ
58
4.1.7 Evaluasi Keperawatan

Tabel 4.5 Evaluasi Keperawatan

NO. DX KEP TANGGAL / JAM EVALUASI PARAF

1 30 Juni 2022 S : Klien Mengatakan tubuh masih lemas, masih terasa panas namun membaik setelah di Ƒ

14.00 kompres

O : Keadaan umum : Lemah

TD : 100/70 mmHg N: 87 x/menit RR: 20 x/menit S: 38,3ºC Akral : Hangat

A : Masalah belum teratasi

1. Suhu Tubuh (3) Sedang


2. Suhu Kulit (3) Sedang
P : Lanjutkan Intervensi

S : Klien Mengatakan tubuh merasa membaik namun masih lemas dan panas membaik setiap
1 01 Juli 2022 Ƒ
seteleh di kompres
14.00
O : Keadaan umum : Lemah

TD : 110/70 mmHg N: 85 x/menit RR: 20 x/menit S: 37,7ºC Akral : Hangat

A : Masalah teratasi sebagian

1. Suhu Tubuh (4) Cukup Membaik


2. Suhu Kulit (4) Cukup Membaik
P : Lanjutkan Intervensi
59
S : Klien Mengatakan sudah merasa membaik

O : Keadaan umum : cukup

1 02 Juli 2022 TD : 110/70 mmHg N: 85 x/menit RR: 22 x/menit S: 36,8ºC Akral : dingin

A : Masalah teratasi Ƒ

1. Suhu Tubuh (5) membaik


2. Suhu Kulit (5) membaik
P : Hentiakn Intervensi Klien Sembuh
59

4.2 Pembahasan

Dalam hal ini penulis akan membahas mengenai Klien dan merujuk pada

teori dengan susunan Fakta, Teori, Opini. Asuhan keperawatan Klien ini akan

membahas masalah pada Klien yang mengalami Demam Berdarah Dengue

dengan Hipertermi di ruang sakura Puskesmas Cermee Kabupaten Bondowoso

Tahun 2022. Pembahasan asuhan keperawatan Ny.S yang meliputi Pengkajian,

Diagnosa Keperawatan, Intervensi, Implementasi Dan Evaluasi..

4.2.1 Pembahasan : Pengkajian

Dari hasil pengkajian di dapatkan data subjektif antara lain :

Keluhan utama yaitu panas kurang lebih 3hari, riwayat penyakit

sekarang panas kurang lebih 3hari disertai badan lemas, merasa haus,

nyeri ulu hati seperti ditusuk – tusuk di daerah epigastric dengan skala

5 nyeri timbul saat pasien bergerak dan saat setelah makan dan hilang

saat istirahat, riwayat penyakit dahulu klie pernah opname di rumah

sakit dengan daignosa demam berdarah dengue

Klien merasa cemas dengan penyakit yang di derita saat ini, klien

di bantu keluarga untuk melakukan perawatan diri saat di puskesmas,

saat di puskesmas kebutuhan tidur klien tidak terpenuhi karena nyeri

yang dirasa membuat sering terbangun, nafsu makan dan minum klien

saat puskesmas menurun, buang air besar dan kecil klien tidak

mengalami masalah, kemampuan kognitif klien sangat bagus, terdapat

59
60

nyeri di ulu hati seperti ditusuk tusuk dengan skala 5 dan hilang timbul.

Klien mampu mengenali dirinya sebagai seorang ibu dengan 2

anak, da merasa kalau dirinya sakit dan membutuhkan pertolongan,

klien ingin cepat sembuh, saat di puskesmas klien mengatakan

mengalami masalah pembiayaan, merasa terjadi perubahan Karena

tidak bekerja lagi saat sakit, dan klien berusaha beradaptasi dengan

keadaan, klien bekerja sebagai petani dan berhubungan baik dengan

orang lain, klien beragama islam dan rutin melaksanakan sholat

Dari hasil pengkajian di dapatkan data objektif antara lain :

keadaan umum lemah, Hasil pemeriksaan TTV Ny.S TD: 100/70

mmHg, N: 84x/menit, S: 38,5ºC, RR: 20x/menit. Pada pemeriksaan

umum klien tampak meringis dan terdapat masalah pada daerah

abdomen karena terdapat nyeri tekan pada daerah ulu hati,

pemeriksaan laboratorium klien terdapat beberapa yang tidak normal

diantaranya Hemoglobin dibawah normal (8,3g/dl), Eritrosit dibawah

normal (2,8 10/Ul), Leukosit dibawah normal (3.000/ul), Trombosit

dibawah normal (93.000/ul), Hematokrit dibawah normal (23%).

Terdapat masalah pada suhu tubuh klien dan penulis mengangkat

masalah hipertermi karena di atas nilai normal yaitu 38,5ºC


61

Pada teori yang dilakukan oleh (Saputra & nasution, 2021) Gejala

umum DBD adalah sebagai berikut: Tubuh menggigil, Suhu tubuh

mencapai 41 derajat celsius, kehilangan nafsu makan, sakit kepala

berlebihan, badan terasa lelah, sakit tenggorokan, wajah nampak

kemerahan, nyeri sendi, otot, dan tulang. bentuk klasik dari demam

berdarah dengue (DBD) diawali dengan demam mendadak tinggi,

berlangsung 2-7 hari.. Menurut (Setyadevi & Rokhaidah, 2020)

Penderita yang terinfeksi akan memiliki gejala berupa demam ringan

sampai tinggi, disertai dengan sakit kepala, nyeri pada mata, otot dan

persendian, hingga perdarahan spontan.

Opini penulis bahwa Ny.S mendapati gejala Hipertermi karena

beberapa faktor dari proses inkubasi virus didalam pembuluh darah,

sehingga beberapa hasil dari laboratorium terdapat hasil yang dibawah

normal. Tanda dan Gejala yang paling bisa dilihat dari seseorang yang

terindikasi mengidap virus dengue di dalam tubuh ialah kenaikan suhu

tubuh diatas normal dalam kurun waktu 3-7hari.

4.2.2 Pembahasan :Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang diangkat peneliti adalah Hipertermi yang telah

sesuai dengan teori. Hipertermi menurut SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan

Indonesia) adalah Suhu tubuh meningkat di atas rentang normal tubuh. Penyebab

Hipertermi pada SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) Dehidrasi,


62

Terpapar lingkungan panas, Proses penyakit (mis. infeksi, kanker),

Ketidaksesuaian pakaian dengan suhu lingkungan, Peningkatan laju metabolism,

Respon trauma, Aktivitas berlebihan, Penggunaan incubator. Gejala dan tanda

mayor subjektif Hipertermi pada SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan

Indonesia) yaitu Suhu tubuh diatas nilai normal, kulit merah, kejang, takikardi,

takipnea, kulit terasa hangat. Kondisi terkait Hipertermia yaitu proses infeksi,

hipertiriod, stroke, dehidrasi, trauma, prematuritas.

Menurut opini peneliti, Berdasarkan data subjektif dan objektif pada

pengkajian serta penyebab Hipertermi, sehingga peneliti memprioritaskan masalah

utama yaitu Hipertermi. Dilihat dari beberapa aspek dari teori yang sudah ada dan

dari data subjektif dan objektif yang dialami klien.

4.2.3 Pembahasan:Intervensi Keperawatan

Penulis memprioritaskan diagnosa keperawatan berdasarkan teori

Maslow dan masalah yang dapat mengancam kehidupan Ny. S yaitu: hipertermi

berhubungan dengan proses penyakit. Jika kondisi tersebut tidak diatasi dengan

cepat makan Ny.S akan terus mengalami peningkatan suhu yang bisa

mengakibatkan terjadinya kekurangan cairan dan cenderung terjadi komplikasi

dehidrasi sehingga bisa mengancam nyawa.

Perencanaan keperawatan Mengacu pada buku SIKI (Standart Intervensi

Keperawatan Indonesia). yaitu : Manajemen Hipertermi : Observasi : Identifkasi

penyebab hipertermi (mis. dehidrasi terpapar lingkungan panas penggunaan

incubator), Monitor suhu tubuh, Monitor kadar elektrolit, Monitor haluaran

urine. Terapeutik : Sediakan lingkungan yang dingin, Longgarkan atau lepaskan


63

pakaian, Basahi dan kipasi permukaan tubuh, Berikan cairan oral, Ganti linen

setiap hari atau lebih sering jika mengalami hiperhidrosis (keringat berlebih),

Lakukan pendinginan eksternal (mis. selimut hipotermia atau kompres dingin

pada dahi, leher, dada, abdomen,aksila), Hindari pemberian antipiretik atau

aspirin, Batasi oksigen, jika perlu. Edukasi : Anjurkan tirah baring. Kolaborasi :

Kolaborasi cairan dan elektrolit intravena, jika perlu.

4.2.4 Pembahasan : Implementasi

Implementasi yang diterapkan pada klien Ny.S sudah sesuai dengan teori

yang ada. Implementasi yang dilakukan mengacu pada SIKI (Standar Intervensi

Keperawatan Indonesia) intervensi yang telah disesuaikan dengan keadaan klien

dan lebih memudahkan dalam melakukan proses asuhan keperawatan dan lebih

mendekatkan hubungan saling percaya antara klien dan perawat.

Dalam pelaksanaan implementasi hari pertama dilakukan pada tanggal

30 Juni 2022 dengan dilaksanakan 4 implementasi dari 8 intervensi yang

dimulai pukul 13.00 WIB pada Ny.S yaitu Mengidentifikasi penyebab

hipertermi dengan respon : Hipertermi klien Karen dehidrasi. Implementasi

kedua pada pukul 13.10 WIB adalah Memonitor suhu tubuh dengan respon : TD

: 100/70mmhg, N: 87x/mnt, S: 38,3ºC, RR : 20x/mnt, Akral: Hangat.

Implemenasi ketiga pada pukul 13.20 WIB adalah Melakukan pendinginan

eksternal (kompres dingin) dengan respon : Klien diberi kompres dingin

dibagian aksila dan dada. Implementasi keempat pada pukul 13.30 WIB adalah

Menganjurkan tirah baring dengan respon : Klien mengikuti anjuran untuk tirah

baring.

Dalam pelaksanaan implementasi hari kedua dilakukan pada tanggal 01


64

Juli 2022 dengan dilaksanakan 3 implementasi dari 8 intervensi yang dimulai

pukul 11.00 WIB pada keluarga Ny.S yaitu Memonitor suhu tubuh dengan

respon : TD : 110/70mmhg, N: 85x/mnt, S: 37,7ºC, RR : 20x/mnt, Akral

Hangat. Implementasi kedua pada pukul 11.10 adalah Melakukan Pendinginan

Eksternal (Kompres dingin) dengan respon : Klien dikompres dibagian aksila

dan dada. Implementasi ketiga pada pukul 11.20 WIB adalah Berkolaborasi

pemberian cairan dan elektrolit intravena dengan respon : Klien diberi infus

Ringer lactate (500ml), injeksi norages (1ampul: 1gram), injeksi ampicillin (1

vial: 1gram).

Pada implementasi hari ketiga yang dilaksanakan pada tanggal 02 Juli

2022 dengan 2 implementasi dari 8 intervensi yang dimulai pada pukul 10.00

WIB yaitu Memonitor suhu tubuh dengan respon : TD : 110/70mmhg, N:

85x/mnt, S: 37,7ºC, RR : 20x/mnt, Akral Hangat. Implementasi kedua pada

pukul 10.30 WIB adalah Berkolaborasi pemberian cairan dan elektrolit

intravena dengan respon: Infus Ringer lactate (500ml), injeksi ampicillin (1 vial:

1gram).

Menurut buku (Yanti & Leniwita, 2019) Implementasi adalah tahap

pelaksanaan terhadap rencana tindakan keperawatan yang telah ditetapkan untuk

perawat bersama klien. Implementasi dilaksanakan sesuai dengan intervensi

yang telah direncanakan.

Menurut Opini peneliti, pada implementasi hari pertama sampai hari

ketiga berjalan sesuai intervensi yang membuat suhu tubuh Ny. S setiap hari

semakin membaik yang pada awal Ny. S datang dengan suhu tubuh 38,5ºC di

hari ketiga menjadi 36,8ºC.


65

4.2.5 Pembahasan : Evaluasi Keperawatan

Pada evaluasi hari pertama pada tanggal 30 Juni 2022 masalah belum

teratasi, dari semua implementasi peneliti mengambil 4 implementasi dan telah

dilakukan pada Ny.S Pada hari pertama hasil evaluasi sebagai berikut Subjektif

:Klien mengatakan tubbuh masih lemas, masih terasa panas namun membaik

setelah dikompres, Objektif: Keadaan umum: lemah, TD: 100/70mmhg, N:

87x/mnt, S: 38,3ºC, RR : 20x/mnt, Akral HangatMasalah pada Ny.S belum

teratasi dilihat dari tujuan dan kriteria hasil yaitu a) Suhu Tubuh (3), b) Suhu

Kulit (3)

Pada evaluasi hari Kedua pada tanggal 01 Juli 2022 masalah teratasi

sebagian, dari semua implementasi peneliti mengambil 3 implementasi dan telah

dilakukan pada Ny.S Pada hari kedua hasil evaluasi sebagai berikut Subjektif

:Klien mengatakan tubuh merasa membaik namun masih lemas, masih terasa

panas namun membaik setelah dikompres, Objektif: Keadaan umum: lemah, TD:

110/70mmhg, N: 85x/mnt, S: 37,7ºC, RR : 20x/mnt, Akral Hangat. Masalah pada

Ny.S teratasi sebagian dilihat dari tujuan dan kriteria hasil yaitu a) Suhu Tubuh

(4), b) Suhu Kulit (4)

Pada evaluasi hari ketiga pada tanggal 02 Juli 2022 masalah teratasi, dari

semua implementasi peneliti mengambil 2 implementasi dan telah dilakukan

pada Ny.S Pada hari ketiga hasil evaluasi sebagai berikut Subjektif :Klien

mengatakan sudah membaik, Objektif: Keadaan umum: cukup, TD:

110/70mmhg, N: 85x/mnt, S: 36,8ºC, RR : 22x/mnt, Akral: dingin. Masalah pada

Ny.S teratasi dilihat dari tujuan dan kriteria hasil yaitu a) Suhu Tubuh (5), b)

Suhu Kulit (5).


66

Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dengan cara

melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau

tidak. evaluasi tindakan secara keseluruhan untuk menilai keberhasilan tindakan

yang dilakukan dan menggambarkan perkembangan dalam mencapai sasaran yang

telah ditentukan evaluasi ini lazimnya menggunakan format “SOAP”. Tujuan

evaluasi adalah untuk mendapatkan kembali umpan balik rencana keperawatan,

nilai serta meningkatkan mutu asuhan keperawatan melalui hasil perbandingan

standar yang telah ditentukan sebelumnya (Yanti & Leniwita, 2019)

Untuk menentukan berhasil atau tidaknya perawatan diberikan, mengacu

pada 2 kriteria hasil yang ada pada perencanaan sudah tercapai seluruhnya setelah

dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari, maka dapat disimpulkan masalah

keperawatan Hipertermi pada Ny.S dapat teratasi, karena selama perawatan Ny.S

dapat mengikuti anjuran dan selalu kooperatif dan keluarga Ny. S yang selalu

membantu selama perawatan klien.


56

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

5.1.1 Pengkajian Keperawatan

Dari hasil pengkajian peneliti, tidak semua data yang didapatkan dari klien

dan keluarga dapat ditemukan sesuai teori, karena hal tersebut disesuaikan dari

kondisi dan keadaan klien.

5.1.2 Diagnosa Keperawatan

Dalam perumusan diagnosa sesuai pada teori dan hasil pengkajian

sehingga diagnosa keperawatan yang sesuai dengan permasalahan Ny.S adalah

Demam Berdarah Dengue dengan masalah Keperawatan Hipertermi .

5.1.3 Intervensi Keperawatan

Dalam merencanakan tindakan keperawatan pada prinsipnya sesuai

dengan teori pada SIKI (Standart Intervensi Keperawatan Indonesia)

5.1.4 Implementasi Keperawatan

Dalam mengimplementasikan tindakan keperawatan pada Ny.S tidak

sesuai dengan teori karena ada beberapa intervensi yang tidak digunakan karena

menyesuaikan dengan keadaan klien

5.1.5 Evaluasi Keperawatan

Dalam mengevaluasi hasil pada masalah yang dialami klien Ny.S paada

kasus nyata masalah dapat teratasi sesuai dengan tujuan khusus dan kriteria hasil.

5.2 Saran

56
57

5.2.1 Bagi Klien

Klien diharapkan selalu menjaga kebersihan lingkungan rumah untuk

mencegah perkembang biakan nyamuk Aedes Aegypti, mengkonsumsi minum

dengan rutin untuk mencegah dehidrasi

5.2.2 Bagi Keluarga

Keluarga mampu mendapatkan tambahan wawasan pengetahuan

mengenai Asuhan Keperawatan Pada Klien Ny.S Yang Mengalami Demam

Berdarah Dengue dengan Masalah Keperawatan Hipertermi, dan dapat lebih dini

mengetahui pencegahan pertumbuhan nyamuk Aedes Aegypty

5.2.3 Bagi Puskesmas

Puskesmas diharapkan agar lebih meningkatkan manajemen kesehatan

Lingkungan guna mencegah peningkatan penyakit Demam Berdarah Dengue.

5.2.4 Bagi Perawat

Perawat lebih aktif dalam melakukan Penyuluhan terkait PHBS (Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat) dan penyuluhan terkait Manajemen kesehatan

lingkungan terutama tentang pencegahan nyamuk dan pemberantasan jentik

nyamuk.

5.2.5 Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti dengan masalah

keperawatan yang berbeda pada kasus Demam Berdarah Dengue dan melakukan

asuhan keperawatan medikal bedah lebih optimal

DAFTAR PUSTAKA
58

Anantyo, F., Martini, Yuliawati, & Saraswati. (2021). Gambaran Demam


Berdarah Dengue. Journal of Nursing and Public Healthng and Public
Health, 11(1), 6.
Clancio B. (2022). Dengue worldewide overview.
https://www.ecdc.europa.eu/en/about-us/ecdcs-organisational-structure.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.,. (2020). Profil Kesehatan Provinsi Jawa
Timur 2019. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah., 1–123.
www.dinkesjatengprov.go.id
Erdin. 2018. Pathway Dengue Hemorrhagic Fever. Jakarta.

Nurarif A H. (2016). Asuhan keperawatan praktis berdasarkan penerapan nanda,


nic,noc dalam berbagai kasus jilid 1. Medication. Jogjakarta
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2019. Pusat Kesehatan
Masyarakat. Nomor 43
PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
Prasetyani, Radita Dewi. "Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian
demam berdarah dengue." Jurnal Majority 4.7 (2015): 61-66.
Ruminem, Tandirogang, N., Rahayu, A. P., & Kadir, A. (2020). Modul Penyakit
Tropis.
Sanah, N. (2017). Pelaksanaan Fungsi Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat)
Dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan Di Kecamatan Long
Kali Kabupaten Paser. eJournal Ilmu Pemerintahan, Volume 5, Nomor 1,
305-314
Saputra, A., & nasution, revie fitria. (2021). Gambaran Asuhan Keperawatan
pada Klien yang Mengalami Hipertermi dengan Dengue Hemorhagic Fever.
In Jurnal Persada Husada Indonesia (Vol. 8, Issue 30).
Setyadevi, S. N., & Rokhaidah, R. (2020). Asuhan Keperawatan Pada Anak
Dengan Dengue Hemmorhagic Fever (Dhf) : Sebuah Study Kasus. Jurnal
Keperawatan Widya Gantari Indonesia, 4(2), 67.
https://doi.org/10.52020/jkwgi.v4i2.1825
Sukohar. (2014). Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Demam Berdarah
Dengue ( DBD ) Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Medula, 2(2),
1–15.
Susanti, R. D. D., Hefniy, H., Agustin, Y. D., & Nugroho, S. A. (2021).
Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Sikap Keluarga Penderita Demam
Berdarah Dengue Tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Di
59

Wilayah Kerja Puskesmas Curahdam. Jurnal Keperawatan Profesional, 9(1),


18–35. https://doi.org/10.33650/jkp.v9i1.2035
Sutriyawan, A. (2021). Prevention of Dengue Hemorrhagic Fever (Dhf) Through
Mosquito Nest Eradication. Journal of Nursing and Public Healthng and
Public Health, 9(2), 1–10.
Tansil, M. G., Rampengan, N. H., & Wilar, R. (2021). Faktor Risiko Terjadinya
Sindroma Syok Dengue pada Demam Berdarah Dengue. Jurnal Biomedik :
Jbm, 13(2), 161–166.
Yanti, A., & Leniwita, H. (2019). Modul Keperawatan Medikal Bedah II.
Keperawatan, 1–323. http://repository.uki.ac.id/2750/1/fmodulKMB2.pdf
60

Lampiran 1: Informed Consent


61

Lampiran 2 : Rencana Jadwal Kegiatan

RENCANA KEGIATAN PENELITIAN

TAHUN 2021/2022

URAIAN KEGIATAN Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober
2021 2022 2022 2022 2022 2022 2022 2022 2022 2022 2022
Konsultasi Judul/ACC

Pengambilan Informasi
Data
Bimbingan Proposal
KTI
Ujian Proposal KTI
Penelitian

Pengumpulan Data KTI

Bimbingan dan
Konsultasi KTI

Sidang KTI
Revisi
62

Lampiran 3 : Kegiatan Asuhan Keperawatan


KEGIATAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KlLIEN YANG MENGALAMI DEMAM BERDARAH DENGUE
DENGAN MASALAH KEPERAWATAN HIPERTERMI DI PUSKESMAS CERMEE
DI KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN 2022
Nama : Farhan Dwi Priambodo
NIM : 19037140017
NO KUNJUNGAN
.
RENCANA TINDAKAN H1 H2 H3 H4 H5 H6 H7

Pengkajian
Manajemen Hipertermia I.15506

1. Identifkasi penyebab hipertermi (mis. dehidrasi terpapar lingkungan


panas penggunaan incubator)
2. Monitor suhu tubuh
3. Monitor komplikasi akibat hipertermia.
4. Longgarkan /lepaskan pakaian.
5. Berikan cairan oral.
6. Berikan oksigen Jika perlu
7. Anjurkan tirah baring
8. Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit Intravena, jika perlu.
63

Lampiran 4 : Penjelasan Penelitian Bagi Klien

PENJELASAN PENELITIAN

BAGI KLIEN

1. Judul Penelitian

Asuhan Keperawatan pada Klien yang mengalami Demam Berdarah

Dengue dengan masalah keperawatan Hipertermi di Puskesmas Cermee

Kabupaten Bondowoso Tahun 2022.

2. Tujuan Penelitian

Melaksanakan Asuhan Keperawatan pada Klien yang mengalami Demam

Berdarah Dengue dengan masalah keperawatan Defisit Pengetahuan di

Kecamatan Cermee Kabupaten Bondowoso Tahun 2022.

3. Perlakuan yang diterapkan pada klien dan keluarga

Pada studi kasus ini dilakukan Asuhan Keperawatan pada Klien yang

mengalami Demam Berdarah Dengue dengan masalah keperawatan Defisit

Pengetahuan di Kecamatan Cermee Kabupaten Bondowoso Tahun 2022.

4. Hak untuk mengundurkan diri

Keikut sertaan klien dan keluarga dalam penelitian ini bersifat sukarela.

Klien dan keluarga berhak mengundurkan diri kapanpun, tanpa menimbulkan

konsekuensi yang merugikan.


64

5. Adanya insentif untuk klien dan keluarga

Oleh karena keikut sertaan klien dan keluarga bersifat sukarela, tidak ada

insentif berupa yang akan diberikan. Tetapi klien dan keluarga berhak

mendapatkan informasi atau konsultasi kesehatan terkait penyakit yang diderita.

Data pribadi dan pengisian kuesioner akan dijamin kerahasiaaannya. Jika terdapat

pertanyaan tentang penelitian ini dan bila masih memerlukan penjelasan, anda

dapat menghubungi peneliti (Farhan Dwi Priambodo) dengan telepon (0812-

1656-6110)
65

Lampiran 5. Format Asuhan Keperawatan Medikal bedah

UNIVERSITAS BONDOWOSO
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
Jalan Khairil Anwar No. 3B Tlp / Fax .(0332) 433015 Bondowoso

FORMAT PENGKAJIAN
ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Nama mahasiswa : ........................................


NIM : …………………………
Tgl/jam pengkajian : ........................................
Diagnosa medis : ........................................
Tgl/jam MRS : ........................................
No. RM : ........................................
Ruangan/kelas : ........................................
No.kamar : ........................................

I. IDENTITAS
1. Nama : ..............................................................................
2. Umur : ..............................................................................
3. Jenis kelamin : ..............................................................................
4. Status : ..............................................................................
5. Agama : ..............................................................................
6. Suku/bangsa : ..............................................................................
7. Bahasa : ..............................................................................
8. Pendidikan : ..............................................................................
9. Pekerjaan : ..............................................................................
10. Alamat dan no. Telp: ..............................................................................
11. Penanggung jawab : ..............................................................................

II. RIWAYAT SAKIT DAN KESEHATAN


1. Keluhan utama :
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
2. Riwayat penyakit sekarang :
...................................................................................................................
...................................................................................................................
66

...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................

3. Riwayat penyakit dahulu :


...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................

4. Riwayat kesehatan keluarga :


...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................

5. Susunan Keluarga (Genogram) :

6. Riwayat alergi :
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
67

III. POLA FUNGSI KESEHATAN


1. Persepsi Terhadap Kesehatan (Keyakinan Terhadap Kesehatan &
Sakitnya)
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
7. Pola Aktivitas Dan Latihan
a. Kemampuan perawatan diri

SMRS MRS
Aktivitas
0 1 2 3 4 0 1 2 3 4
Mandi
Berpakaian/berdandan
Eliminasi/toileting
Mobilitas di tempat tidur
Berpindah
Berjalan
Naik tangga
Berbelanja
Memasak
Pemeliharaan rumah
Skor 0 = mandiri 3 = dibantu orang lain & alat
1 = alat bantu 4 = tergantung/tidak mampu
2 = dibantu orang lain

Alat bantu : ( ) tidak ( ) kruk ( ) tongkat


( ) pispot disamping tempat tidur ( ) kursi roda
b. Kebersihan diri

Di rumah Di rumah sakit


Mandi : .......... /hr Mandi : .......... /hr
Gosok gigi : .......... /hr Gosok gigi : .......... /hr
Keramas : .......... /mgg Keramas : .......... /mgg
Potong kuku : .......... /mgg Potong kuku : .......... /mgg
c. Aktivitas sehari-hari
............................................................................................................
.
d. Rekreasi
68

.............................................................................................................
e. Olahraga : ( ) tidak ( ) ya
............................................................................................................
.

3. Pola Istirahat Dan Tidur


Di rumah Di rumah Sakit
Waktu tidur : Siang .......-....... Waktu tidur : Siang .......-.......
Malam .....-....... Malam .....-.......
Jumlah jam tidur : ................ Jumlah jam tidur : ................
Masalah di RS : ( ) tidak ada ( ) terbangun dini ( ) mimpi buruk
( ) insomnia ( ) Lainnya, ...............................

4. Pola Nutrisi – Metabolik


a. Pola makan

Di rumah Di rumah sakit

Frekuensi : ................. Frekuensi : .................

Jenis : ................. Jenis : .................

Porsi : ................. Porsi : .................

Pantangan : ................. Diit khusus : .................

Makanan disukai : ................

Nafsu makan di RS : ( ) normal ( ) bertambah ( ) berkurang


( ) mual ( ) muntah, .............. cc
( ) stomatitis
Kesulitan menelan : ( ) tidak ( ) ya
Gigi palsu : ( ) tidak ( ) ya
NG tube : ( ) tidak ( ) ya
b. Pola makan

Di rumah Di rumah sakit

Frekuensi : ................. Frekuensi : .................


69

Jenis : ................. Jenis : .................

Jumlah : ................. Jumlah : .................

Pantangan : .................

Minuman disukai : ...............

5. Pola Eliminasi
a. Buang air besar

Di rumah Di rumah sakit

Frekuensi : ................. Frekuensi : .................

Konsistensi : ................. Konsistensi : .................

Warna : ................. Warna : () kuning

W () bercampur darah

Warna () lainnya, ..........

Masalah di RS : ( ) konstipasi ( ) diare ( ) inkontinen


Kolostomi : ( ) tidak ( ) ya
b. Buang air kecil

Di rumah Di rumah sakit

Frekuensi : ................. Frekuensi : .................

Konsistensi : ................. Konsistensi : .................

Warna : ................. Warna : .................

Masalah di RS : ( ) disuria ( ) nokturia ( ) hematuria


( ) retensi ( ) inkontinen
Kolostomi : ( ) tidak ( ) ya, kateter ...........................
produksi cc/hari
70

6. Pola Kognitif Perseptual


Berbicara : ( ) normal ( ) gagap ( ) bicara tak jelas
Bahasa sehari-hari : ( ) Indonesia ( ) Jawa ( ) lainnya,
...................................................................................................................
Kemampuan membaca : ( ) bisa ( ) tidak
Tingkat ansietas : ( ) ringan ( ) sedang ( ) berat
( ) panik, Sebab, .............................................................
Kemampuan interaksi : ( ) sesuai ( ) tidak, .............................
Vertigo : ( ) tidak ( ) ya
Nyeri : ( ) tidak ( ) ya
Bila ya, P : .............................................................................................
Q : .............................................................................................
R : .............................................................................................
S : ............................................................................................
T : ............................................................................................
8. Pola Konsep Diri
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
9. Pola Koping
Masalah utama selama MRS (penyakit, biaya, perawatan diri)
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
Kehilangan perubahan yang terjadi sebelumnya
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
Kemampuan adaptasi
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
10. Pola Seksual – Reproduksi
Menstruasi terakhir : ...............................................................................
Masalah menstruasi : ...............................................................................
Pap smear terakhir : ...............................................................................
Pemeriksaan payudara/testis sendiri tiap bulan : ( ) ya ( ) tidak
Masalah seksual yang berhubungan dengan penyakit : ..........................
71

11. Pola Peran – Hubungan


Pekerjaan : ................................................................
Kualitas bekerja : ................................................................
Hubungan dengan orang lain : ................................................................
Sistem pendukung : ( ) pasangan ( ) tetangga/teman
( ) tidak ada ( ) lainnya, .................
Masalah keluarga mengenai perawatan di RS : .........................................
12. Pola Nilai – Kepercayaan
Agama : ..........................................................
Pelaksanaan ibadah : .........................................................
Pantangan agama : ( ) tidak ( ) ya, ..........................
Meminta kunjungan rohaniawan : ( ) tidak ( ) ya

III. PEMERIKSAAN FISIK


1. Keadaan umum :
2. Tanda-Tanda Vital
a. Suhu : ....... °C lokasi : .......
b. Nadi : ....... /menit irama : ....... pulsasi : .......
c. Tekanan darah : ....... mmHg lokasi : .......
d. Frekuensi nafas : ....... /menit irama : .......
e. Tinggi badan : ....... cm
f. Berat badan : SMRS ................... kg MRS ........................ kg
3. Kepala
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
4. Mata
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
5. Telinga
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
6. Hidung
...................................................................................................................
72

...................................................................................................................
....................................................................................................................
7. Mulut
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
8. Leher
I..................................................................................................................
P.................................................................................................................
...................................................................................................................
9. Dada:
Jantung:
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
Paru:
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
10. Abdomen
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
11. Urogenital
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
12. Ekstremitas
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
73

...................................................................................................................
....................................................................................................................

12. Kulit dan kuku


...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
13. Keadaan lokal
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


1. Laboratorium
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................

Photo
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
2. Lain-lain
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
V. TERAPI
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
74

Paraf dan nama terang


75

ANALISA DATA
Nama Klien : ..................... Ruangan/kamar : ...........................

Umur : ..................... No. RM : ...........................

TGL/JAM DATA ETIOLOGI MASALAH


76

DIAGNOSA KEPERAWATAN
BERDASARKAN URUTAN PRIORITAS
Nama Klien : ..................... Ruangan/kamar : ...........................

Umur : ..................... No. RM : ...........................

NO TGL/JAM DIAGNOSA KEPERAWATAN PARAF


77

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

TGL/ DIAGNOSA TUJUAN DAN RENCANA


RASIONAL PARAF
JAM KEPERAWATAN KRITERIA HASIL TINDAKAN
78

IMPLEMENTASI

NO. DX KEP TANGGAL / JAM IMPLEMENTASI PARAF


79

EVALUASI

NO. DX KEP TANGGAL / JAM EVALUASI PARAF


80

Lampiran 6. Surat Pengambilan Data

80
81

Lampiran 7. Surat Bangkesbangpol


82

Lampiran 8. Surat Dinas Kesehatan


83

Lampiran 9. Data Jumlah Pasien Demam Berdarah Dengue di Bondowoso tahun

2021
84

Lampiran 10. Lembar Konsultasi


85

Anda mungkin juga menyukai