S YANG MENGALAMI
DEMAM BERDARAH DENGUE DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN HIPERTEMI DI RUANG
SAKURA PUSKESMAS CERMEE
KABUPATEN BONDOWOSO
TAHUN 2022
Disusun Oleh :
FARHAN DWI PRIAMBODO
NIM : 19037140017
i
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S YANG MENGALAMI
DEMAM BERDARAH DENGUE DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN HIPERTEMI DI RUANG
SAKURA PUSKESMAS CERMEE
KABUPATEN BONDOWOSO
TAHUN 2022
Disusun Oleh :
FARHAN DWI PRAIMBODO
NIM : 19037140017
ii
SURAT PERNYATAAN
NIM : 19037140017
2. Tidak memuat karya tulis orang lain baik sebagian maupun secara keseluruhan,
kecuali yang secara tertulis diacu dalam karya tulis ilmiah ini dan disebutkan
dalam referensi.
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar tanpa tekanan dari
iii
NIDN. 0707087501 NIM . 19037140017
LEMBAR PERSETUJUAN
Oleh :
Pembimbing
Mengetahui
iv
Ketua Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso
LEMBAR PENGESAHAN
Mengesahkan
Tim Penguji
Tanda Tangan
Mengetahui,
v
Yuana Dwi Agustin, SKM, M.Kes
NIDN. 0707087501
KATA PENGANTAR
Karya Tulis Ilmiah : Studi Kasus ini sebagai salah satu persyaratan dalam
Penulisan Karya Tulis Ilmiah : Studi Kasus ini tidak lepas dari bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung. Pada
kepada:
2. Yuana Dwi Agustin, SKM, M.Kes, selaku Ketua Prodi DIII Keperawatan
3. Yuana Dwi Agustin, SKM, M.Kes, selaku pembimbing Karya Tulis Ilmiah
kami.
4. Ns. Alwan Revai, S.Kep, M.Kep, selaku pembimbing Proposal Karya Tulis
penelitian ini.
vi
5. Dr. M Habib Muzakki Mmkes. selaku Kepala Puskesmas Cermee yang telah
6. Ns. Sulistiyani S.Kep selaku Kepala Ruangan Rawat Inap Puskesmas Cermee
7. Kepada Kedua Orang tua yang selalu memberikan Support dan Do’a selama
ini.
8. Kepada diri sendiri yang telah berjuang untuk menyelesaikan karya tulis
9. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah
Ilmiah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu segenap saran dan perbaikan yang
membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Penyusun
vii
ABSTRAK
viii
Kata Kunci : Hipertermi, Demam Berdarah Dengue
ABSTRACT
Priambodo, FD. 2022. Nursing Care for Mrs. S Who Has Dengue
Hemorrhagic Fever With Hyperthermia Nursing Problems in
Sakura Room at Cermee Public Health Center, Bondowoso
Regency in 2022. Scientific Paper Case Study. DIII Nursing
Study Program, Bondowoso University.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Sampul ................................................................................................. i
x
1.5 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 5
2.1.3 Patofisiologis..................................................................................... 10
xi
2.3.4 Implementasi .................................................................................... 28
xii
4.2.4 Pembahasan : Implementasi Keperawatan ......................................... 52
LAMPIRAN ..................................................................................................... 60
xiii
DAFTAR TABEL
Lampiran Halaman
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
xv
DAFTAR SINGKATAN
DF : Dengue Fever
DD : Demam Dengue
N : Nadi
RR : Respiration Rate
S : Suhu
TD : Tekanan Darah
xvi
DAFTAR GAMBAR
xvii
BAB 1
PENDAHULUAN
disebabkan oleh arbovirus. Virus dengue ini ditularkan oleh nyamuk betina
terutama dari spesies Aedes aegypti dan pada tingkat yang lebih rendah oleh
demam tinggi yang disertai sakit kepala, nyeri sendi, nyeri otot, dan nyeri
mata. Demam berdarah dan demam dengue adalah dua penyakit yang berbeda
berdarah adalah komplikasi dari demam dengue atau dengue fever yang semakin
memburuk. Salah satu gejala utama DBD adalah kerusakan pembuluh darah dan
kelenjar getah bening. Selain itu, darah akan muncul saat muntah dan dari
gusi serta hidung. Pernapasan akan terasa berat, dimana penderita terengah-
engah. Perut biasanya terasa sakit karena terjadi pembengkakan organ hati. DBD
adalah penyakit yang bisa dialami bayi, anak kecil hingga orang dewasa (Saputra
yaitu status gizi, umur, keberadaan vektor, domisili, environment, breeding place,
nyamuk, pekerjaan, pengetahuan dan sikap, dan praktik 3M (Tansil et al., 2021)
Dilaporkan secara global terdapat 50 sampai dengan 100 juta kasus Dengue
di seluruh dunia, 500.000 kasus DBD dengan jumlah kematian sebanyak 22.000
1
2
jiwa tiap tahunnya (Anantyo et al., 2021). Indonesia merupakan salah satu Negara
dengan kasus tertinggi di Asia Tenggara, kasus DBD yang dilaporkan di tahun
2018 tercatat 65.602 kasus, jumlah ini meningkat di tahun tahun 2019 menjadi
138.127 kasus. Kematian karena DBD pada tahun 2019 juga mengalami
peningkatan dibandingkan tahun 2018 yaitu dari 467 menjadi 919 kematian
(Sutriyawan, 2021). Jumlah penderita DBD di Jawa Timur tahun 2020 sebanyak
Provinsi Jawa Timur., 2020). Kabupaten Bondowoso pada tahun 2019 dari bulan
januari sampai bulan februari tercatat 214 kasus Demam Berdarah Dengue
Kabupaten Bondowoso Tahun 2021 tercatat 152 kasus dan tercatat Puskesmas
berisiko mengalami kenaikan suhu tubuh > 37,8℃ per oral atau 38,8℃ per
keadaan peningkatan suhu tubuh (suhu rektal >38,8℃) yang berhubungan dengan
klien DHF disebabkan oleh 10 virus dengue yang masuk ke peredaran darah
Hipertermi sehingga penulis mengangkat masalah ini menjadi Karya Tulis Ilmiah
dengan judul “Asuhan keperawatan pada klien yang mengalami Demam Berdarah
Kabupaten Bondowoso”
kriteria hasil yang ingin dicapai dalam asuhan keperawatan pada klien Demam
menurun, 2) Kulit merah (5) menurun, 3) Suhu tubuh (5) membaik, 4) Suhu Kulit
Monitor suhu tubuh, Monitor kadar elektrolit, Monitor haluaran urine. Terapeutik
dan kipasi permukaan tubuh, Berikan cairan oral, Ganti linen setiap hari atau lebih
eksternal (mis. selimut hipotermia atau kompres dingin pada dahi, leher, dada,
Masalah pada studi kasus ini dibatasi pada Asuhan keperawatan pada Ny. S
2022
wawasan dan sebagai acuan referensi Asuhan keperawatan pada Ny. S yang
6
2022
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
kedalam golongan penyakit akut yang disebabkan oleh virus Dengue yang
ditularkan dari orang ke orang melalui gigitan nyamuk Aedes (Ae). Aedes Aegypti
merupakan vektor yang paling utama, namun spesies lain seperti Aedes Albopictus
juga dapat menjadi vektor penular. Terdapat 4 jenis virus dengue yang diketahui
dan DEN-4 serta DEN-5. Penyakit DBD dapat menyerang manusia dari berbagai
infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam,nyeri
(Nurarif,A.H.2016)
Dengue Shock Syndrome (DSS) merupakan fase ketiga dan keempat dari
pada penderita demam berdarah.1 Demam Berdarah Dengue adalah salah satu
penyakit yang disebabkan oleh infeksi salah satu atau beberapa serotipe dari 4
9
jenis virus dengue, yaitu: Den-1, Den-2, Den-3, dan Den-4 yang ditularkan
melalui gigitan nyamuk Aedes sp. yaitu Aedes aegypti atau Aedes albopictus yang
Dengue Syok Sindrom (DSS) adalah kasus deman berdarah dengue yang
disertai dengan manifestasi syok/ renjatan. Dengue Shok Syndrome (DSS) adalah
sindroma syok yang terjadi pada penderita Demam Berdarah Dengue (DBD)
menyebar dengan luas dan tiba-tiba, tetapi juga merupakan permasalahan klinis
karena hal ini dapat menyebabkan kematian bila tidak ditangani secara dini dan
2.1.2. Etiologi
serotipe virus yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Keempatnya ditemukan
di Indonesia dengan DEN-3 serotipe terbanyak. Infeksi salah satu serotipe akan
yang terbentuk terhadap serotype lain sangat kurang, sehingga tidak dapat
Seseorang yang tinggal di daerah endemis dengue dapat terinfeksi oleh 3 atau 4
Virus ini termasuk genus flaviviridae dan genus flavivirus. Virus ini mempunyai
empat serotipe yang dikenal dengan virus dengue tipe 1 (DEN-1), virus dengue
tipe 2 (DEN-2), virus dengue tipe 3 (DEN-3) dan virus dengue tipe 4 (DEN-4).
10
Keempat serotipe ini menimbulkan gejala yang berbeda jika menyerang manusia.
Serotipe yang banyak berkembang di masyarakat adalah virus dengue DEN-1 dan
DEN-3, tetapi serotipe yang menyebabkan infeksi paling berat di Indonesia, yaitu
menjadi dengue syok syndrome (DSS) antara lain ditandai dengan kegagalan
sirkulasi dengan denyut jantung yang lemah dan cepat, penurunan tekanan denyut
(20 mmHg atau kurang) atau hipotensi, disertai dengan kulit lembab dan dingin
2.1.3. Patofisiologi
Virus dengue akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes
aegypti dan kemudian akan bereaksi dengan antibodi dan terbentuklah kompleks
aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a, dua peptide yang berdaya untuk
dinding itu. Produksi panas dipengaruhi oleh aktivitas metabolik dan aktivitas
fisik. Kehilangan panas terjadi melalui radiasi, evaporasi, konduksi dan konveksi.
Dalam keadaan normal termostat di hipotalamus selalu diatur pada set point ± 37°
Bila suhu lingkungan lebih rendah dari suhu tubuh maka hipotalamus
metabolisme dan aktivitas otot rangka dalam bentuk menggigil (shivering). Selain
yang juga dapat memicu peningkatan suhu tubuh yang signifikan, Demam
yang terjadi akibat kehilangan plasma tidak segera diatasi maka akan terjadi
1. Demam Dengue
a. Nyeri kepala
b. Nyeri retro-orbital
1) Mialgia
2) Ruam kulit
3) Leukopenia
a. Demam atau riwayat demam akut selama antara 2-7 hari, biasanya
bersifat bifasik
12
bekas suntikan
3) Melena
4) Trombositopenia <100.00/ul
(Nurarif.A.H,2016)
Menjelaskan bahwa syok pada penderita DBD, terjadi antara hari ke-3 dan
ke-7, dimana penderita mengalami penurunan suhu tubuh, letargi dan gelisah.
Menunjukkan gejala-gejala syok seperti : kulit dingin dan lembab, terjadi sianosis
disekitar mulut, nadi cepat, lemah dengan tekanan kurang dari 20 mmHg,
(Silvarianto, 2013).
Manifestasi gejala DBD yang paling serius adalah sindrom syok dengue
gangguan faktor pembekuan darah, biasanya terjadi antara hari ketiga dan kelima
penyakit. Oleh karena itu, penggantian volume plasma merupakan prinsip utama
2.1.5. Klasifikasi
perdarahan lain
cepat dan lemah, tekanan nadi menurun atau hipotensi disertai kulit yang
4. Derajat IV : renjatan berat dengan nadi tidak teraba dan tekanan darah
2.1.6. Penatalaksanaan
klinis pasien. Pada fase demam pasien dianjurkan untuk : tirah baring, selama
masih demam, minum obat antipiretika (penurun demam) atau kompres hangat
apabila diperlukan, diberikan cairan dan elektrolit per oral, jus buah, sirop, susu,
disamping air putih, dianjurkan paling sedikit diberikan selama 2 (dua) hari
(Nurarif.A.H.,2016).
sebagai akibat perdarahan. Pasien DD dapat berobat jalan sedangkan pasien DBD
dirawat di ruang perawatan biasa, tetapi pada kasus DBD dengan komplikasi
berobat jalan, tidak perlu dirawat. Pada fase demam pasien dianjurkan :
14
4. Dianjurkan pemberian cairan danelektrolit per oral, jus buah, sirop, susu,
keberhasilan tatalaksana DBD terletak pada bagian mendeteksi secara dini fase
kritis yaitu saat suhu turun (the time of defervescence) yang merupakan fase awal
umumnya mulai terjadi pada hari ketiga sakit. Penurunan jumlah trombosit
(2004) yaitu :
1. Segera beri infuse kristaloid (ringer laktat atau NaCl 0,9%) 10-20 ml/kg
liter/menit
15
2. Apabila dalam waktu 30 menit syok belum teratasi, tetesan ringer laktat
(Nurarif.A.H.,2016)
1. Laboratorium
banyak dan hebat Hb biasanya menurun Nilai normal: Hb: 10-16 gr/dL
12.000/mm3
2. Pemeriksaan radiology
splenomegal.
3. Pemeriksaan Fisik
didalam darah
16
2.1.8. Pathway
Blood Brain
MK : Hipertermi
Sumber : (Erdin 2018)
Gambar 2.1 : Patofisiologi Demam Berdarah Dengue
17
3.1.8 Komplikasi
dan kegagalan multiorgan seperti disfungsi hati dan ginjal. Hal yang lebih penting
pernafasan, bendungan paru akut dan/atau gagal jantung. Cairan yang terus
paru akut ataupun gagal jantung, khususnya dengan adanya reabsorbsi cairan yang
Puskesmas adalah suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan
kesehatan yang berada di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai pusat
wilayah kerja tertentu yang telah ditentukan secara mandiri dalam menentukan
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat
2019).
kesehatan masyarakat, fungsi dan peran puskesmas bukan saja persoalan teknis
medis tetapi juga berbagai keterampilan sumber daya manusia yang mampu
1. Paradigma sehat;
2. Pertanggungjawaban wilayah;
3. Kemandirian masyarakat;
(Sanah N, 2017).
masyrakat
buruk karena kekurangan kalori dan protein, serta bila ada pemberian
stimulasinya.
20
rumah
perbaikan gizi.
jenis kelamin.
penyakit
2.3.1. Pengkajian
riwayat penyakit yang pernah diderita, riwayat imunisasi, riwayat gizi, kondisi
diagnostik.
1. Identitas pasien
Nama, umur (pada DHF paling sering menyerang anak-anak dengan usia
kurang dari 15 tahun), jenis kelamin, alamat, pendidikan, nama orang tua,
2. Keluhan utama
Alasan atau keluhan yang menonjol pada pasien DHF untuk datang
saat demam kesadaran composmetis. Turunnya panas terjadi antara hari ke-3 dan
ke-7 dan anak semakin lemah. Kadang-kadang disertai keluhan batuk pilek, nyeri
telan, mual, muntah, anoreksia,diare atau konstipasi, sakit kepala, nyeri otot, dan
persendian, nyeri ulu hati, dan pergerakan bola mata terasa pegal, serta adanya
manifestasi perdarahan pada kulit, gusi (grade III. IV), melena atau hematemesis.
Penyakit apa saja yang pernah diderita. Pada DHF anak biasanya
5. Riwayat Imunisasi
6. Riwayat Gizi
Status gizi anak DHF dapat bervariasi. Semua anak dengan status gizi
baik maupun buruk dapat beresiko, apabila terdapat factor predisposisinya. Anak
yang menderita DHF sering mengalami keluhan mual, muntah dan tidak nafsu
makan. Apabila kondisi berlanjut dan tidak disertai dengan pemenuhan nutrisi
23
yang mencukupi, maka anak dapat mengalami penurunan berat badan sehingga
7. Kondisi Lingkungan
kurang bersih (seperti air yang menggenang atau gantungan baju dikamar)
8. Pola Kebiasaan
menurun.
mengalami sakit atau nyeri otot dan persendian sehingga kuantitas dan
e. Perilaku dan tanggapan bila ada keluarga yang sakit serta upaya untuk
menjaga kesehatan.
ujung rambut sampai ujung kaki. Berdasarkan tingkatan DHF, keadaan anak
adaperdarahan spontan petechie, perdarahan gusi dan telinga, serta nadi lemah,
a. Adanya ptechiae pada kulit, turgor kulit menurun, dan muncul keringat
c. Kepala dan leher : kepala terasa nyeri, muka tampak kemerahan karena
demam, mata anemis, hidung kadang mengalami perdarahan atau epitaksis pada
grade II,III,IV. Pada mulut didapatkan bahwa mukosa mulut kering , terjadi
d. Dada : bentuk simetris dan kadang-kadang terasa sesak. Pada poto thorak
terdapat cairan yang tertimbun pada paru sebelah kanan (efusi pleura), rales +,
dan asites
dijumpai :
Hipertermi (D.0130)
1. Pengertian
Penyebab
1. Dehidrasi
6. Respon trauma
7. Aktivitas berlebihan
8. Penggunaan inkubator
26
Subjektif
1. (tidak tersedia)
Objektif
Subjektif
1. (tidak tersedia)
Objektif
1. Kulit merah
2. Kejang
3. Takikardi
4. Takipnea
1. Proses infeksi
2. Hipertiroid
3. Stroke
4. Dehidrasi
5. Trauma
6. Prematuritas
27
2.3.4. Implementasi
mencapai tujuan yang spesifik. Tahap ini disebut juga tahap implementasi yang
Hal ini perlu untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan
memfasilitasi koping).
2.3.5. Evaluasi
A : Analisa hasil yang telah dicapai, mengacu pada tujuan dan diagnose
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
kasus dibatasi waktu dan tempat, serta kasus yang dipelajari berupa peristiwa
aktivitas / individu.
Studi kasus dalam karya tulis ini adalah untuk mengeksplorasi masalah
yang menjadi fokus dalam penulisan studi kasus. Batasan istilah disusun secara
naratif dan apabila diperlukan ditambahkan informasi sebagai tanda atau ciri khas
Batasan istilah dalah studi kasus ini adalah Asuhan Keperawatan pada
adalah klien maka perlu menuliskan nama ruang rawat inap dan nama puskesmas
serta waktu yang digunakan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah studi Kasus.
29
34
puskesmas. Penelitian dilakukan sejak klien pertama kali masuk rumah sakit
sampai pulang dan atau klien dirawat minimal 3 hari. Bila sebelum 3 hari pulang
makan perlu menggunakan klien yang sejenis. Bila perlu dapat dilanjutkan dalam
Pada studi kasus ini dilakukan Asuhan Keperawatan pada klien yang
7 hari
3.4. Partisipan
umumnya adalah klien. Subyek yang akan digunakan adalah satu klien (satu
kasus) dengan masalah keperawatan dan diagnosa medis yang sesuai dengan
judul. Dalam penyusunan studi kasus ini partisipan adalah satu kasus atau satu
Partisipan dan penyusunan studi kasus ini adalah satu klien dengan
34
35
Pada sub bab ini dijelaskan terkait metode pengumpulan data yang di
gunakan
riwayat penyakit sekarang – dahulu – dan lain-lain). Sumber data dari klien,
3. Studi dukumentasi dan angket (hasil dari pemeriksaan diagnostik dan data lain
yang revelan).
intergritas penuliis (karena penulis menjadi instrument utama), uji keabsahan data
Sumber informasi tambahan menggunakan triangulasi dari tiga sumber data utama
yaitu klien, perawat dan keluarga klien yang berkaitan dengan masalah yang akan
diteliti.
36
sampai dengan semua data terkumpul. Analisa data dilakukan dengan cara
Teknis analisis digunakan dengan cara observasi oleh penulis dan studi
dibandingkan teori yang ada sebagai bahan untuk memberikan rekomendasi dalam
1. Pengumpulan data
Hasil di tulis dalam bentuk catatan lapangan, kemudian di salin dalam bentuk
2. Mereduksi data
dijadikan satu dalam bentuk transkrip dan dikelompokkan menjadi data subyektif
3. Penyajian data
Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk tabel, gambar, bagan dan teks
4. Kesimpulan
Dari data yang disajiakan, kemudian data dibahas dan di bandingkan dengan
memberi penjelasan mengenai maksud dan tujuan penelitian pada responden, jika
responden menolak, peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya.
Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang didapat untuk
3. Confidentiality ( kerahasian )
dirahasiakan.
38
BAB 4
4.1 Hasil
pada klien Ny. S yang menderita penyakit Demam Berdarah Dengue dengan
keperawatan.
Hipertermia selama 3 hari terhitung dari tanggal 30 Juni 2022 sampai dengan 02
juli 2022 di Ruang Sakura Puskesmas Cermee Kabupaten Bondowoso, yaitu Ny.S.
Bondowoso
39
4.1.2 PENGKAJIAN
I. IDENTITAS
Nama : Ny. S
Umur : 48th
Status : Menikah
Agama : Islam
Bahasa : Madura
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Petani
X X X X
X X
66
tahun
41
: Perempuan Meninggal
X
X : laki-laki meninggal
: perempuan
: laki-laki
: garis pernikahan
: garis keturunan
: serumah
6. Riwayat Alergi :
Klien mengatakan tidak memiliki alergi pada obat – obatan dan
makanan
III. POLA FUNGSI KESEHATAN
1. Persepsi Terhadap Kesehatan
Klien mengatakan sangat cemas dengan penyakit yang menderita
2. Pola Aktivitas dan Latihan
a. Kemampuan perawatan diri
SMRS MRS
Aktivitas
0 1 2 3 4 0 1 2 3 4
Mandi √ √
42
Berpakaian/berdandan √ √
Eliminasi/toileting √ √
Berpindah √ √
Berjalan √ √
Naik tangga √ √
Berbelanja √ √
Memasak √ √
Pemeliharaan rumah √ √
Skor
0 = mandiri 1 = alat bantu 2 = dibantu orang lain 3 = dibantu orang lain & alat
4 = tergantung/tidak mampu
Kebersihan Diri
Di rumah sakit
Pola minum
3. Pola Eliminasi
a. Buang air besar
Di rumah
Frekuensi : 1x/hari
Di rumah sakit
Nyeri : (√) ya
Q : seperti ditusuk-tusuk
R : Epigastrik
S : 5
6. Pola Koping
Masalah utama selama MRS (penyakit, biaya, perawatan diri) :
Klien mengatakan masalah utama selama dirawat yaitu terkait pembiyaan itu
sendiri
Klien mengatakan terjadi perubahan yang biasanya setiap hari bekerja sekarang
tidak bekerja
Kemampuan adaptasi :
46
I : Bentuk kepala normal, tidak ada lesi, klien tampak meringis, wajah
pucat
P : tidak ada nyeri tekan
4. Mata
I : Bentuk mata simetris, konjungtiva merah muda
P : Tidak ada nyeri tekan
5. Telinga
I : Bentuk telinga simetris, tidak ada lesi
P : Tidak ada nyeri tekan
6. Hidung
I : Bentuk simetris, tidak ada lesi
P : Tidak ada nyeri tekan
7. Mulut
I : Bentuk mulut simetris, tidak ada lesi, mukosa kering
P : Tidak ada nyeri tekan
8. Leher
I : Bentuk leher simetris, tidak ada lesi
P : Tidak terdapat pembesaran vena jugularis, tidak ada nyeri tekan
9. Dada:
Jantung:
I : Ictus Cordis tidak terlihat di lateral linea midsternalis
P : Ictus cordis tidak teraba di lateral linea midsternalis
P : Pekak
A : S1/S2 tunggal Area aortik : ICS 2 parasternal kanan. Area pulmonal :
ICS 2 parasternal kiri. Area tricuspid : ICS 4 parasternal kiri
Paru:
I : Bentuk dada normal
P : Tidak terdapat nyeri tekan, Respiration Rate : 20x/menit
P : Sonor
A : Vesikuler
48
10. Abdomen
I : Perut cembung, tidak terdapat lesi
A : Bising usus 15x/menit
P : Tidak terdapat benjolan, ada nyeri tekan pada epigastrik
P : Timpani
11. Urogenital
Tidak terkaji
12. Ekstremitas
Atas : I : Tidak ada lesi, simetris kanan & kiri 5 5
Akral hangat, kering, merah 5 5
P : Tidak ada nyeri tekan
Bawah : I : Tidak ada lesi, simetris kanan & kiri
P : Tidak ada nyeri tekan
13. Kulit dan kuku
I : Warna Kulit merata, sawo matang, akral hangat, kering, merah
P : Tidak terdapat nyeri tekan, CRT >2detik
14. Keadaan lokal
Keadaan umum klien cukup baik
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
Hemoglobin : 8,3 g/dl (P:13,5-17,5)
VI. TERAPI
- Infus Ringer Lactate 500ml/12jam Oral
49
1. S : 38,5ºC
2. Akral : Hangat, kering, merah
Q : Sepereti ditusuk-tusuk
R : epigastrik
S:5
Do :
1. TTV
TD : 100/70 mmhg
N : 84x/menit
RR : 20x/menit
Ds :
TD : 100/70 mmhg
S : 38,5ºC
N : 84x/menit
2. S : 38,5ºC
3. Akral : Hangat
Ƒ
Nyeri Akut b.d Agen Pencedera Fisiologis (Inflamasi)
d.d
30 Juni
2 Ds :
2022/12.30
1. Klien mengatakan nyeri pada ulu hati
P : Nyeri ulu hati
Q : Sepereti ditusuk-tusuk
R : epigastrik
S:5
Do :
3. TTV
TD : 100/70 mmhg
N : 84x/menit
RR : 20x/menit
Ds :
3 2022/12.30 2. TTV Ƒ
TD : 100/70 mmhg
S : 38,5ºC
N : 84x/menit
Ƒ
56
4.1.6 Implementasi Keperawatan
1 30 Juni 2022
Ƒ
2. Memonitor suhu tubuh
13.10
R./TD : 100/70mmhg N: 87x/mnt S: 38,3ºC RR : 20x/mnt Akral : Hangat
13.30
Akral : Hangat
Ƒ
8. Berkolaborasi pemberian cairan & elektrolit intravena
R./ - Infus Ringer Lactate 500ml/12jam
1 2 Juli 2022
- Injeksi Ampicilin 1vial (1gram)
10.00 Ƒ
58
4.1.7 Evaluasi Keperawatan
1 30 Juni 2022 S : Klien Mengatakan tubuh masih lemas, masih terasa panas namun membaik setelah di Ƒ
14.00 kompres
S : Klien Mengatakan tubuh merasa membaik namun masih lemas dan panas membaik setiap
1 01 Juli 2022 Ƒ
seteleh di kompres
14.00
O : Keadaan umum : Lemah
1 02 Juli 2022 TD : 110/70 mmHg N: 85 x/menit RR: 22 x/menit S: 36,8ºC Akral : dingin
A : Masalah teratasi Ƒ
4.2 Pembahasan
Dalam hal ini penulis akan membahas mengenai Klien dan merujuk pada
teori dengan susunan Fakta, Teori, Opini. Asuhan keperawatan Klien ini akan
sekarang panas kurang lebih 3hari disertai badan lemas, merasa haus,
nyeri ulu hati seperti ditusuk – tusuk di daerah epigastric dengan skala
5 nyeri timbul saat pasien bergerak dan saat setelah makan dan hilang
Klien merasa cemas dengan penyakit yang di derita saat ini, klien
yang dirasa membuat sering terbangun, nafsu makan dan minum klien
saat puskesmas menurun, buang air besar dan kecil klien tidak
59
60
nyeri di ulu hati seperti ditusuk tusuk dengan skala 5 dan hilang timbul.
tidak bekerja lagi saat sakit, dan klien berusaha beradaptasi dengan
Pada teori yang dilakukan oleh (Saputra & nasution, 2021) Gejala
kemerahan, nyeri sendi, otot, dan tulang. bentuk klasik dari demam
sampai tinggi, disertai dengan sakit kepala, nyeri pada mata, otot dan
normal. Tanda dan Gejala yang paling bisa dilihat dari seseorang yang
Indonesia) adalah Suhu tubuh meningkat di atas rentang normal tubuh. Penyebab
Indonesia) yaitu Suhu tubuh diatas nilai normal, kulit merah, kejang, takikardi,
takipnea, kulit terasa hangat. Kondisi terkait Hipertermia yaitu proses infeksi,
utama yaitu Hipertermi. Dilihat dari beberapa aspek dari teori yang sudah ada dan
Maslow dan masalah yang dapat mengancam kehidupan Ny. S yaitu: hipertermi
berhubungan dengan proses penyakit. Jika kondisi tersebut tidak diatasi dengan
cepat makan Ny.S akan terus mengalami peningkatan suhu yang bisa
pakaian, Basahi dan kipasi permukaan tubuh, Berikan cairan oral, Ganti linen
setiap hari atau lebih sering jika mengalami hiperhidrosis (keringat berlebih),
aspirin, Batasi oksigen, jika perlu. Edukasi : Anjurkan tirah baring. Kolaborasi :
Implementasi yang diterapkan pada klien Ny.S sudah sesuai dengan teori
yang ada. Implementasi yang dilakukan mengacu pada SIKI (Standar Intervensi
dan lebih memudahkan dalam melakukan proses asuhan keperawatan dan lebih
kedua pada pukul 13.10 WIB adalah Memonitor suhu tubuh dengan respon : TD
dibagian aksila dan dada. Implementasi keempat pada pukul 13.30 WIB adalah
Menganjurkan tirah baring dengan respon : Klien mengikuti anjuran untuk tirah
baring.
pukul 11.00 WIB pada keluarga Ny.S yaitu Memonitor suhu tubuh dengan
dan dada. Implementasi ketiga pada pukul 11.20 WIB adalah Berkolaborasi
pemberian cairan dan elektrolit intravena dengan respon : Klien diberi infus
vial: 1gram).
2022 dengan 2 implementasi dari 8 intervensi yang dimulai pada pukul 10.00
intravena dengan respon: Infus Ringer lactate (500ml), injeksi ampicillin (1 vial:
1gram).
ketiga berjalan sesuai intervensi yang membuat suhu tubuh Ny. S setiap hari
semakin membaik yang pada awal Ny. S datang dengan suhu tubuh 38,5ºC di
Pada evaluasi hari pertama pada tanggal 30 Juni 2022 masalah belum
dilakukan pada Ny.S Pada hari pertama hasil evaluasi sebagai berikut Subjektif
:Klien mengatakan tubbuh masih lemas, masih terasa panas namun membaik
teratasi dilihat dari tujuan dan kriteria hasil yaitu a) Suhu Tubuh (3), b) Suhu
Kulit (3)
Pada evaluasi hari Kedua pada tanggal 01 Juli 2022 masalah teratasi
dilakukan pada Ny.S Pada hari kedua hasil evaluasi sebagai berikut Subjektif
:Klien mengatakan tubuh merasa membaik namun masih lemas, masih terasa
panas namun membaik setelah dikompres, Objektif: Keadaan umum: lemah, TD:
Ny.S teratasi sebagian dilihat dari tujuan dan kriteria hasil yaitu a) Suhu Tubuh
Pada evaluasi hari ketiga pada tanggal 02 Juli 2022 masalah teratasi, dari
pada Ny.S Pada hari ketiga hasil evaluasi sebagai berikut Subjektif :Klien
Ny.S teratasi dilihat dari tujuan dan kriteria hasil yaitu a) Suhu Tubuh (5), b)
melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau
pada 2 kriteria hasil yang ada pada perencanaan sudah tercapai seluruhnya setelah
keperawatan Hipertermi pada Ny.S dapat teratasi, karena selama perawatan Ny.S
dapat mengikuti anjuran dan selalu kooperatif dan keluarga Ny. S yang selalu
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengkajian peneliti, tidak semua data yang didapatkan dari klien
dan keluarga dapat ditemukan sesuai teori, karena hal tersebut disesuaikan dari
sesuai dengan teori karena ada beberapa intervensi yang tidak digunakan karena
Dalam mengevaluasi hasil pada masalah yang dialami klien Ny.S paada
kasus nyata masalah dapat teratasi sesuai dengan tujuan khusus dan kriteria hasil.
5.2 Saran
56
57
Berdarah Dengue dengan Masalah Keperawatan Hipertermi, dan dapat lebih dini
nyamuk.
keperawatan yang berbeda pada kasus Demam Berdarah Dengue dan melakukan
DAFTAR PUSTAKA
58
TAHUN 2021/2022
URAIAN KEGIATAN Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober
2021 2022 2022 2022 2022 2022 2022 2022 2022 2022 2022
Konsultasi Judul/ACC
Pengambilan Informasi
Data
Bimbingan Proposal
KTI
Ujian Proposal KTI
Penelitian
Bimbingan dan
Konsultasi KTI
Sidang KTI
Revisi
62
Pengkajian
Manajemen Hipertermia I.15506
PENJELASAN PENELITIAN
BAGI KLIEN
1. Judul Penelitian
2. Tujuan Penelitian
Pada studi kasus ini dilakukan Asuhan Keperawatan pada Klien yang
Keikut sertaan klien dan keluarga dalam penelitian ini bersifat sukarela.
Oleh karena keikut sertaan klien dan keluarga bersifat sukarela, tidak ada
insentif berupa yang akan diberikan. Tetapi klien dan keluarga berhak
Data pribadi dan pengisian kuesioner akan dijamin kerahasiaaannya. Jika terdapat
pertanyaan tentang penelitian ini dan bila masih memerlukan penjelasan, anda
1656-6110)
65
UNIVERSITAS BONDOWOSO
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
Jalan Khairil Anwar No. 3B Tlp / Fax .(0332) 433015 Bondowoso
FORMAT PENGKAJIAN
ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
I. IDENTITAS
1. Nama : ..............................................................................
2. Umur : ..............................................................................
3. Jenis kelamin : ..............................................................................
4. Status : ..............................................................................
5. Agama : ..............................................................................
6. Suku/bangsa : ..............................................................................
7. Bahasa : ..............................................................................
8. Pendidikan : ..............................................................................
9. Pekerjaan : ..............................................................................
10. Alamat dan no. Telp: ..............................................................................
11. Penanggung jawab : ..............................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
6. Riwayat alergi :
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
67
SMRS MRS
Aktivitas
0 1 2 3 4 0 1 2 3 4
Mandi
Berpakaian/berdandan
Eliminasi/toileting
Mobilitas di tempat tidur
Berpindah
Berjalan
Naik tangga
Berbelanja
Memasak
Pemeliharaan rumah
Skor 0 = mandiri 3 = dibantu orang lain & alat
1 = alat bantu 4 = tergantung/tidak mampu
2 = dibantu orang lain
.............................................................................................................
e. Olahraga : ( ) tidak ( ) ya
............................................................................................................
.
Pantangan : .................
5. Pola Eliminasi
a. Buang air besar
W () bercampur darah
...................................................................................................................
....................................................................................................................
7. Mulut
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
8. Leher
I..................................................................................................................
P.................................................................................................................
...................................................................................................................
9. Dada:
Jantung:
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
Paru:
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
10. Abdomen
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
11. Urogenital
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
12. Ekstremitas
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
73
...................................................................................................................
....................................................................................................................
Photo
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
2. Lain-lain
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
V. TERAPI
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
74
ANALISA DATA
Nama Klien : ..................... Ruangan/kamar : ...........................
DIAGNOSA KEPERAWATAN
BERDASARKAN URUTAN PRIORITAS
Nama Klien : ..................... Ruangan/kamar : ...........................
IMPLEMENTASI
EVALUASI
80
81
2021
84