Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hipertensi menjadi masalah kesehatan di seluruh belahan dunia dan sebagai

salah satu faktor risiko utama penyakit kardiovaskular. Hipertensi juga disebut

sebagai penyakit tidak menular, karena hipertensi tidak ditularkan dari orang ke

orang. Penyakit tidak menular adalah penyakit kronis yang tidak dapat ditularkan

ke orang lain. Penyakit tidak menular masih menjadi salah satu masalah kesehatan

yang menjadi perhatian di Indonesia saat ini. Hal ini dikarenakan munculnya PTM

secara umum disebabkan oleh pola hidup setiap individu yang kurang

memperhatikan kesehatan (Riskesdas, 2018). Hipertensi merupakan penyebab

kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis, yakni mencapai 6,7% dari

populasi kematian pada semua umur di Indonesia. Hipertensi merupakan gangguan

sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas normal

(Depkes RI, 2018)

Hipertensi dijuluki sebagai Silent Killer atau sesuatu yang secara diam-diam

dapat menyebabkan kematian mendadak para penderitanya. Kematian terjadi akibat

dari dampak hipertensi itu sendiri atau penyakit lain yang diawali oleh hipertensi.

Oleh sebab itu, penderita berusaha melakukan kepatuhan mendisiplinkan diri

terhadap makanan maupun gaya hidupnya. Penyakit hipertensi juga merupakan the

silent disease karena orang tidak mengetahui dirinya terkena hipertensi sebelum

memeriksakan tekanan darahnya. (Septianingsih, Dea Gita 2018). Maka dari itu

banyak dari penderita hipertensi mengalami kematian secara mendadak karena

1
2

kurangnya kepatuhan menjaga pola makan maupun memeriksakan diri ke fasilitas

pelayanan kesehatan seingga menimbulkan berbagai masalah keperawatan salah

satunya adalah Ketidakpatuhan.

Menurut data WHO (2018), di seluruh dunia, sekitar 972 juta orang mengidap

penyakit hipertensi, angka ini kemungkinan akan meningkat menjadi di tahun 2021.

Diperkirakan setiap tahun ada 9,4 juta orang meninggal akibat hipertensi dan

komplikasi , 333 juta dari 972 pengidap hipertensi berada di negara maju dan

sisanya berada di negara berkembang salah satunya Indonesia. Hipertensi

membunuh hampir 8 miliar orang setiap tahun di dunia dan hampir 1,5 juta orang

setiap tahunnya di kawasan Asia Timur& Selatan. Sekitar sepertiga dari orang

dewasa di Asia Timur & Selatan menderita hipertensi.

Presentasi hipertensi Provinsi Jawa Timur Sebesar 935.736 penduduk dengan

proporsi laki - laki sebesar 387.913 penduduk dan perempuan sebesar 547.823

penduduk ( Dinkes Provinsi Jawa Timur , 2018 ) . Jumlah estimasi penderita

hipertensi yang berusia ≥ 15 tahun di Provinsi Jawa Timur sekitar 11.008.334

penduduk,. Dari jumlah tersebut, penderita Hipertensi yang mendapatkan

pelayanan kesehatan sebesar 3.919.489 penduduk.

Menurut Dinas Kesehatan Bondowoso tahun 2022 penyakit Hipertensi

menyusun urutan 1 dari 25 penyakit terbanyak Total penderita Hipertensi di

wilayah Bondowoso dari bulan Januari sampai Desember 2022 yakni 40.389 jiwa

dengan jumlah laki - laki 14.740 jiwa dan perempuan 25.649 jiwa , Urutan 1 di

wilayah Pujer Bondowoso terhitung dengan total 2.866 jiwa , urutan 2 terbanyak

di wilayah Tegalampel terhitung dengan total 2.427 jiwa , urutan 3 terbanyak di

wilayah Nangkaan terhitung dengan total 2.415 jiwa. Dari data tersebut rencana
3

penelitian dilakukan di Kecamatan Tegalampel Kabupaten Bondowoso dengan

penderita Hipertensi urutan ke 2 terbanyak.

Penyebab Hipertensi terbagi menjadi dua bagian yaitu Hipertensi primer dan

Hipertensi sekunder. Hipertensi primer ini tidak bisa disembuhkan tetapi bisa

dikontrol dengan cara tetapi yang tepat. Faktor genetik ini kemungkinan besar

sangat berperan dalam mengembangkan Hipertensi primer ini. Sedangkan

Hipertensi sekunder memiliki ciri-ciri seperti adanya peningkatan tekanan darah

yang disertai dengan penyebab yang sangat spesifik contohnya adanya penyempitan

arteri renalis, kehamilan dan penyebab lainnya, hipertensi sekunder juga bersifat

akut, yang menandakan bahwa adanya perubahan pada curah jantung. (Ignatavicus,

Workman, & Rebat, 2017).

Hipertensi telah lama diketahui sebagai penyakit yang melibatkan banyak

faktor baik faktor internal seperti jenis kelamin, umur, genetik dan faktor eksternal

seperti pola makan, kebiasaan olahraga dan lain-lain. Untuk terjadinya hipertensi

perlu peran faktor risiko tersebut secara bersama-sama (common underlying risk

factor) dengan kata lain satu faktor risiko saja belum cukup menyebabkan

timbulnya hipertensi. Oleh karena itu seberapa besar angka prevalensi penyakit ini

akan sangat dipengaruhi oleh gambaran faktor-faktor tersebut di suatu populasi

masyarakat. Walaupun hipertensi umum terjadi banyak masyarakat masih kurang

pengetahuan tentang hipertensi sehingga tidak menjaga pola makan maka dari itu

muncul masalah keperawatan Ketidakpatuhan.

Hasil penelitian yang relevan dengan studi kasus yang saya ambil dari karya

tulis ilmiah Adila Agustin dengan judul Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Yang

Mengalami Hipertensi Dengan Masalah Keperawatan Kesiapan Peningkatan


4

Proses Keluarga tahun 2021 yang terpadu bahwa pada pengkajian ditemukan bahwa

keluarga tidak mampu mengambil keputusan yang tepat. Serta dari hasil penelitian

dari karya tulis ilmiah Andriyani Setya Lelawati dengan judul Asuhan Keperawatan

Pada Keluarga dengan masalah keperawatan Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif

tahun 2021 artinya bahwa pada pemulihan ditemukan bahwa keluarga tidak mampu

memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit dilihat dari keluarga yang

belum tahu melakukan tindakan pemeliharaan kesehatan. Dari Penelitian yang

relevan diatas, saya akan melakukan studi kasus Hipertensi dengan masalah

keperawatan ketidakpatuhan.

Berdasarkan teori SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) tahun

2019, kriteria hasil yang ingin dicapai dalam asuhan keperawatan pada lansia yang

mengalami Hipertensi dengan Ketidakpatuhan yaitu : Tingkat Kepatuhan

(L.12110) : Verbalisasi kemauan mematuhi program perawatan atau pengobatan

menunjukkan dengan score (5) Verbalisasi mengikuti anjuran menunjukkan dengan

score (5), Risiko komplikasi penyakit atau masalah kesehatan menunjukkan dengan

score (5), Perilaku mengikuti program perawat atau pengobatan menunjukkan

dengan score (5), perilaku menjalankan anjuran (5).

Berdasarkan teori SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) tahun

2019, upaya yang dapat dilakukan untuk mengenai Hipertensi dengan

Ketidakpatuhan yaitu : Dukungan Tanggung Jawab Pada Diri Sendiri : dengan

intervensi utama ; a) Identifikasi porsepsi tentang masalah kesehatan, b) Monitor

pelaksanaan tanggung jawab, c) Berikan kesempatan merasakan memiliki tanggung

jawab, d) Tingkatkan rasa tanggung jawab atas perilaku sendiri, e) Hindari bardebat

atau tawar-menawar tentang perannya di ruang perawatan, g) Berikan penguatan


5

dan umpan baik positif jika melaksanakan tanggung jawab atau mangubah perilaku,

h) Diskusikan tanggung jawab terhadap profesi pemberi asuhan, i) Diskusikan

konsekuensi Edak melaksanakan tanggung jawab.

Berdasarkan data diatas maka saya tertarik untuk mengambil judul “Asuhan

keperawatan keluarga yang mengalami Hipertensi dengan masalah keperawatan

Ketidakpatuhan di Kecamatan Tegalampel Kabupaten Bondowoso tahun 2023”.

1.2 Batasan Masalah

Masalah pada studi kasus ini dibatasi pada Asuhan keperawatan keluarga yang

mengalami Hipertensi dengan masalah keperawatan Ketidakpatuhan di Kecamatan

Tegalampel Kabupaten Bondowoso tahun 2023.

1.3 Rumusan Masalah

Bagaimanakah Asuhan keperawatan keluarga yang mengalami Hipertensi

dengan masalah keperawatan Ketidakpatuhan di Kecamatan Tegalampel

Kabupaten Bondowoso tahun 2023.

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1. Tujuan Umum

Melaksanakan Asuhan keperawatan keluarga yang mengalami Hipertensi

dengan masalah keperawatan Ketidakpatuhan di Kecamatan Tegalampel

Kabupaten Bondowoso tahun 2023.

1.4.2. Tujuan Khusus


6

1. Melakukan pengkajian keperawatan keluarga yang mengalami Hipertensi

dengan masalah keperawatan Ketidakpatuhan di Kecamatan Tegalampel

Kabupaten Bondowoso tahun 2023.

2. Merumuskan diagnosa keperawatan keluarga yang mengalami Hipertensi

dengan masalah keperawatan Ketidakpatuhan di Kecamatan Tegalampel

Kabupaten Bondowoso tahun 2023.

3. Menyusun intervensi keperawatan keluarga yang mengalami Hipertensi

dengan masalah keperawatan Ketidakpatuhan di Kecamatan Tegalampel

Kabupaten Bondowoso tahun 2023.

4. Melaksanakan tindakan keperawatan keluarga yang mengalami Hipertensi

dengan masalah keperawatan Ketidakpatuhan di Kecamatan Tegalampel

Kabupaten Bondowoso tahun 2023.

5. Melakukan evaluasi keperawatan keluarga yang mengalami Hipertensi dengan

masalah keperawatan Defisit Pengetahuan di Kecamatan Tegalampel

Kabupaten Bondowoso tahun 2023.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1. Manfaat Teoritis

Studi kasus dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam keperawatan

tentang penanganan pada pasien Hipertensi dengan masalah keperawatan

Ketidakpatuhan di Kecamatan Tegalampel Kabupaten Bondowoso tahun 2023.

1.5.2. Manfaat Praktis

1. Bagi Keluarga
7

Keluarga mendapatkan pengetahuan tentang pentingnya pola hidup sehat dan

menjaga pola makan bagi penderita Hipertensi guna untuk mencegah

penyakitnya.

2. Bagi Profesi Keperawatan

Sebagai ilmu keperawatan yang dapat digunakan sebagai referensi landasan

dan pedoman dalam melakukan tindakan keperawatan yang efektif dan

komprehensif pada pasien Hipertensi dengan masalah keperawatan

Ketidakpatuhan di Kecamatan Tegalampel Kabupaten Bondowoso tahun

2023.

3. Bagi Puskesmas

Sebagai masukkan untuk meningkatkan asuhan keperawatan kepada pasien

dengan Hipertensi dengan masalah keperawatan ketidakpatuhan tentang pola

hidup sehat khususnya di puskesmas untuk menjadikan asuhan keperawatan

yang profesional di lingkungan puskesmas.

4. Bagi Institusi Pendidikan

Menambah kepustakaan tentang kajian praktek intervensi keperawatan yang

dapat menambah Ilmu Keperawatan serta memberikan gambaran dan sumber

data serta informasi penulis Studi Kasus.


8
9

Anda mungkin juga menyukai