Anda di halaman 1dari 121

PENGARUH TERAPI MINDFULNESS SPIRITUAL MELALUI

APLIKASI ANDROID SI-DEPAPU TERHADAP

KEMANDIRIAN ADL (ACTIVITY OF DAILY LIVING) PADA

PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA

Studi Eksperimental

Tesis
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai Magister Keperawatan

Dessy Dwi Cahyaningrum


22020119410018

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2020

1
PENGARUH TERAPI MINDFULNESS SPIRITUAL MELALUI

APLIKASI ANDROID SI-DEPAPU TERHADAP

KEMANDIRIAN ADL (ACTIVITY OF DAILY LIVING) PADA

PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA

Studi Eksperimental

EFFECT OF MINDFULNESS SPIRITUAL THERAPY USING

SI-DEPAPU ANDROID APPLICATION ON ADL (ACTIVITY

OF DAILY LIVING) INDEPENDENCE AMONG

SCHIZOPHRENIC PATIENTS IN PSYCHIATRIC HOSPITAL

An Experimental Study

Tesis
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai Magister Keperawatan

Dessy Dwi Cahyaningrum


22020119410018

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2020

i
TESIS

PENGARUH TERAPI MINDFULNESS SPIRITUAL MELALUI APLIKASI


ANDROID SI-DEPAPU TERHADAP KEMANDIRIAN ADL (ACTIVITY OF
DAILY LIVING) PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA

Studi Eksperimental

disusun oleh

Dessy Dwi Cahyaningrum


22020119410018

akan dipertahankan di depan Tim Penguji pada tanggal 21 Desember 2020


dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima

Menyetujui
Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Meidiana Dwidiyanti S.Kp., M.Sc. Titik Suerni, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Kep.J.
NIP. 19600515 198303 2 002 NIP. 19760822 200003 2 003

Mengetahui,

Ketua Departemen Ilmu Keperawatan


Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

Dr. Untung Sujianto, S.Kp., M.Kes.


NIP. 19710919 199403 1 001

ii
TESIS

PENGARUH TERAPI MINDFULNESS SPIRITUAL MELALUI


APLIKASI ANDROID SI-DEPAPU TERHADAP
KEMANDIRIAN ADL (ACTIVITY OF DAILY LIVING) PADA
PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA

Studi Eksperimental

disusun oleh

Dessy Dwi Cahyaningrum


22020119410018

telah dipertahankan di depan Tim Penguji


pada tanggal 21 Desember 2020
dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Meidiana Dwidiyanti, S.Kp., M.Sc Ns. Titik Suerni, M.Kep., Sp.Kep.J
NIP. 19600515 198303 2 002 NIP. 19760822 200003 2 003

Penguji I Penguji II

Dr. Anggorowati. S.Kp., M.Kep., Sp.Mat Dr. Ns. Meira Erawati, S.Kep., M.Si.Med
NIP. 19770830 200112 2 001 NIP. 19770513 200212 2 002

Mengetahui,
Ketua Departemen Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

Dr. Untung Sujianto, S.Kp., M.Kes.


NIP. 19710919 199403 1 001
iii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini adalah hasil pekerjaan saya

sendiri, Dessy Dwi Cahyaningrum NIM 22020119410018. Di dalam tesis ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

perguruan tinggi dan lembaga pendidikan lainnya, serta tidak terdapat unsur-unsur

yang tergolong Plagiarism sebagaimana dimaksud dalam Permendiknas No.17

Tahun 2010. Pengetahuan yang diperoleh dari hasil penerbitan maupun yang belum

atau tidak diterbitkan, sumbernya dijelaskan di dalam tulisan dan daftar pustaka.

Semarang, Desember 2020

Dessy Dwi Cahyaningrum

iv
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:


Nama : Dessy Dwi Cahyaningrum
NIM : 22020119410018
Fakultas/ Departemen : Kedokteran/ Keperawatan
Jenis : Tesis
Judul : Pengaruh Terapi Mindfulness Spiritual Melalui Aplikasi
Android SI-DEPAPU Terhadap Kemandirian ADL (Activity
Of Daily Living) pada Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit
Jiwa

Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk:


1. Memberikan hak bebas royalty kepada Perpustakaan Jurusan Keperawatan
Undip atas penulisan karya ilmiah saya, demi pengembangan ilmu
pengetahuan
2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan/ mengalih formatkan,
mengelola dalam bentuk pangkalan data (data base), mendistribusikannya,
serta menampilkan dalam bentuk soft copy untuk kepentingan akademis
kepada Perpustakaan Departemen Keperawatan Undip, tanpa perlu
meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/ pencipta
3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan
pihak Perpustakaan Departemen Keperawatan Undip dari semua bentuk
tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah
ini
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
Semarang, Desember 2020
Yang Menyatakan

Dessy Dwi Cahyaningrum

v
RIWAYAT HIDUP

A. Identitas
Nama : Dessy Dwi Cahyaningrum
Tempat/tanggal lahir : Semarang, 19 Desember 1984
Agama : Islam
Jenis kelamin : Perempuan
Nama orang tua : Slamet Sediyono (alm) dan Sulistyowati

B. Riwayat Pendidikan
No. Riwayat Pendidikan Tahun Lulus
1. SD N Ngaliyan 07 Semarang 1996
2. SMP N 16 Semarang 1999
3. SMA N 6 Semarang 2002
4. Politeknik Kesehatan Semarang 2005
5. Universitas Ngudi Waluyo 2017

C. Riwayat Pekerjaan
No. Riwayat Pekerjaan Tahun
1. RSUP Dr. Kariadi Semarang 2005 - 2009
2. RSJD Dr. Amino Gondohutomo Provinsi 2009 - sekarang
Jawa Tengah

D. Riwayat Publikasi Terkait


No. Riwayat Publikasi Nama Jurnal Volume/issue/ahun
(akreditasi/tidak
terakreditasi/bereputasi)
1. - -

vi
PRAKATA

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas karunia-Nya, Penulis dapat
menyelesaikan tesis ini dengan tepat waktu. Tesis ini ditulis berdasarkan fenomena
yang terjadi di Rumah Sakit Jiwa dimana pasien skizofrenia dengan gejala yang
berat, salah satu akibatnya akan mengalami ketidakmampuan dalam merawat diri
sendiri.
Pasien dengan ketidakmampuan melakukan perawatan diri akan
berdampak pada gangguan kognitif, yang ditandai pada buruknya orientasi realita,
sehingga pasien tidak mampu mengatur dan merawat dirinya sendiri. Apabila
masalah ketidakmampuan merawat diri tersebut tidak segera diatasi, maka pasien
akan mengalami penelantaran diri dan status kesehatan yang menurun.
Penulis tertarik mengembangkan sebuah terapi mindfulness spiritual
melalui aplikasi android SI-DEPAPU (Sisitem Informasi Deteksi Pasien Pulang)
pada pasien skizofrenia untuk meningkatkan kemandirian ADL (Activity of Daily
Living) pasien.
Meskipun penulis telah berusaha untuk menghindari kesalahan, penulis
menyadari bahwa tesis ini masih mempunyai beberapa kelemahan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritikan dan masukan agar hasil dari penelitian ini dapat
menjadi sebuah alternatif intervensi pengetahuan yang baru untuk pelayanan dan
pendidikan keperawatan serta pengembangan aplikasi dalam keperawatan jiwa

Semarang, Desember 2020

Dessy Dwi Cahyaningrum

vii
PERSANTUNAN

Atas terselesaikannya penulisan tesis ini tidak terlepas dari bantuan


berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih yang tulus dan sebesar-besarnya kepada:
1. Orang tua tercinta, Bapak Slamet Sediyono (alm), Bapak Sadjid dan Ibu
Sulistyowati BcHk. yang telah mencurahkan kasih sayang kepada anak-
anaknya. Sungguh segala darma baktiku tidak layak disejajarkan dengan
ketulusan mereka.
2. Suami tercinta Satrio Bagus Kurniawan, AMD. Yang setia mendampingi
serta selalu memberikan do’a dan motivasi dalam menyelesaikan tesis ini
3. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang telah memberikan kesempatan dan
bantuan financial kepada penulis selama ini
4. Kakak dan adik tersayang, Indah Yudisia Nurwidiyastuti, SH., S.Pd., dan
Fajar Dwi Hartati, AMK., yang selalu memberikan semangat, do’a, dan
menjadi teman diskusi bagi penulis
5. Ibu Dr. Meidiana Dwidiyanti S.Kp., M.Sc. dan Ibu Titik Suerni, S.Kep.,
Ns., M.Kep., Sp.Kep.J. selaku pembimbing I dan II yang sudah bersedia
membimbing dan memberikan pengarahan kepada penulis dengan penuh
kesabaran dan ketulusan dalam penyusunan tesis ini.
6. Ibu Dr. Anggorowati. S.Kp., M.Kep., Sp.Mat. dan Ibu Dr. Ns. Meira
Erawati, S.Kep., M.Si.Med. selaku penguji yang sudah memberikan
masukan-masukan yang sangat bermanfaat dalam penyusunan tesis ini.
Serta pihak–pihak lain yang tidak dapat penulis tuliskan satu persatu.
Kiranya Allah membalas semua kebaikan dan ketulusan yang sudah diberikan.

Semarang, Desember 2020

Dessy Dwi Cahyaningrum

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ....................................................... iv

PERNYATAAN PUBLIKASI ILMIAH ........................................................... v

RIWAYAT HIDUP ............................................................................................ vi

PRAKATA ......................................................................................................... vii

PERSANTUNAN .............................................................................................. viii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... vix

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv

ABSTRAK ......................................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1

1.2 Perumusan Masalah ............................................................................... 4

1.3 Pertanyaan Penelitian ............................................................................. 6

1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................... 6

1.5 Manfaat Peneltian................................................................................... 7

1.6 Keaslian Penelitian ................................................................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................ 9

ix
2.1 Perawatan Diri pasien Skizofrenia ......................................................... 9

2.1.1 Perawatan Pasien Skizofrenia..................................................... 9

2.1.2 Teori Keperawatan Orem ........................................................... 14

2.1.3 Strategi Perawatan Diri Pasien Skizofrenia ................................ 18

2.1.4 Kemandirian ADL Pasien Skizofrenia ....................................... 19

2.2 Intervensi Kemandirian ADL (Activity of Daily Living)........................ 23

2.2.1 Suportif Edukatif ........................................................................ 23

2.2.2 Mindfulness spiritual .................................................................. 23

2.2.3 Aplikasi Android SI-DEPAPU ................................................... 25

2.3 Kerangka Teori....................................................................................... 26

2.4 Kerangka Konsep ................................................................................... 27

2.5 Hipotesis................................................................................................. 27

BAB III METODE PENELITIAN..................................................................... 28

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................................. 28

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................. 29

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 31

3.4 Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Skala Pengukuran ......... 32

3.5 Instrumen Penelitian dan Cara Pengumpulan Data ................................ 39

3.6 Teknik Pengolahan dan Analisa Data .................................................... 45

3.7 Etika Penelitian ...................................................................................... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN ......................................................................... 50

4.1 Karakteristik Responden ........................................................................ 50

4.2 Analisis Bivariat ..................................................................................... 52

x
BAB V PEMBAHASAN ................................................................................... 55

5.1 Perbedaan Tingkat Kemandirian ADL (Activity of Daily Living) Pasien

Skizofrenia Pada Kelompok Intervensi dan Kontrol Sebelum dan Setelah

Diberikan Terapi Mindfulness Spiritual Melalui Aplikasi Android SI-

DEPAPU (Sistem Informasi Deteksi Pasien Pulang) ............................ 55

5.2 Pengaruh Terapi Mindfulness Spiritual Melalui Aplikasi Android SI-

DEPAPU (Sistem Informasi Deteksi Pasien Pulang Dalam Meningkatkan

Kemandirian ADL (Activity of Daily Living) Pasien Skizofrenia ........ 57

5.3 Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 62

5.4 Implikasi Penelitian dalam Pelayanan Keperawatan ............................. 62

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN................................................................. 63

6.1 Kesimpulan ............................................................................................ 63

6.2 Saran ....................................................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 65

LAMPIRAN ....................................................................................................... 71

xi
DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Tabel Halaman


Tabel 1.1 Keaslian Penelitian Mengenai Pengaruh Terapi 7
Mindfulness Spiritual Melalui Aplikasi Android SI-
DEPAPU (Sistem Intervensi Deteksi Pasien Pulang)
terhadap Kemandirian ADL (Activity of Daily Living)
pada pasien skizofrenia
Tabel 3.1 Kerangka Metodologi 28
Tabel 3.2 Variabel, Definisi Operasional dan Skala Pengukuran 38
Tabel 3.3 Tabel Intraclass Coefficient Correlation 40
Tabel 4.1 Distribusi dan Persentasi Homogenitas Variabel 49
Confounding pada Kelompok Kontrol (n=27) dan
Kelompok Intervensi (n=27)
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat 51
Kemandirian ADL Pasien Skizofrenia pada Kelompok
Kontrol dan Kelompok Intervensi
Tabel 4.3 Perbedaan Kemandirian ADL Pasien Skizofrenia pada 52
Kelompok Kontrol dan Kelompok Intervensi Pre-Test
dan Post-Test
Tabel 4.4 Pengaruh Terapi Mindfulness Spiritual Melalui 53
Aplikasi Android SI-DEPAPU terhadap Kemandirian
ADL Pasien Skizofrenia antara Kelompok Kontrol dan
Kelompok Intervensi

xii
DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Gambar Halaman


Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Teori Orem 17
Gambar 2.2 Kerangka Teori Pengaruh Terapi Mindfulness Spiritual 26
Melalui Aplikasi Android SI-DEPAPU (Sistem Informasi
Deteksi Pasien Pulang) terhadap Kemandirian ADL
(Activity of Daily Living) pada Pasien Skizofrenia.
Gambar 2.3 Kerangka Konsep Pengaruh Terapi Mindfulness Spiritual 27
Melalui Aplikasi Android SI-DEPAPU (Sistem Informasi
Deteksi Pasien Pulang) terhadap Kemandirian ADL
(Activity of Daily Living) pada Pasien Skizofrenia.
Gambar 3.1 Fitur Demografi Pasien 33
Gambar 3.2 Fitur Kuesioner Pre-Test 33
Gambar 3.3 Fitur Intervensi Mindfulness Spiritual 34
Gambar 3.4 Fitur Kuesioner Post-Test 36
Gambar 3.5 Fitur Dokumentasi 37
Gambar 3.6 Pengumpulan Data dan Penelitian 42

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Lampiran Halaman


1. Kuesioner Kemandirian ADL (Activity of Daily Living) 71
2. Target Sehat Mandiri ADL (Activity of Daily Living) 74
3. SOP Terapi Mindfulness Spiritual Melalui Aplikasi Android 75
SI-DEPAPU
4. Surat Pengantar Studi Pendahuluan 81
5. Surat Jawaban Studi Pendahuluan 82
6. Surat Pengantar Uji Etik 83
7. Surat Jawaban Uji Etik 84
8. Surat Pengantar Uji Validitas 85
9. Surat Jawaban Uji Validitas 86
10. Surat Pengantar Penelitian 87
11. Surat Jawaban Penelitian 88
12. Lembar Bukti Konsultasi 89
13. Hasil Pengolahan Data 94
14. Ijin Penggunaan Kuesioner 104

xiv
Departemen Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro
Desember 2020

ABSTRAK

Dessy Dwi Cahyaningrum

Pengaruh Terapi Mindfulness Spiritual Melalui Aplikasi Android SI-DEPAPU


terhadap Kemandirian ADL (Activity Of Daily Living) Pada Pasien Skizofrenia
di Rumah Sakit Jiwa

xv + 62 Halaman + 8 Tabel + 9 Gambar + 14 Lampiran

Pasien skizofrenia dengan gejala yang berat dapat mengalami ketidakmampuan


dalam merawat dirinya sendiri. Apabila masalah tersebut tidak segera diatasi, maka
pasien akan mengalami penelantaran diri dan penurunan status kesehatan.
Kemandirian ADL (Activity of Daily Living) sangat dibutuhkan pasien untuk
persiapan pulang. Oleh karena itu, peneliti mengembangkan terapi mindfulness
spiritual dengan bantuan aplikasi android SI-DEPAPU (Sistem Informasi Deteksi
Pasien Pulang). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh
terapi mindfulness spiritual dengan bantuan aplikasi android SI-DEPAPU terhadap
kemandirian ADL (Activity of Daily Living) pada pasien skizofrenia. Desain
penelitian ini adalah quasi-experiment, dengan bentuk rancangan pre-test post-test
menggunakan grup kontrol. Populasi penelitian adalah seluruh pasien skizofrenia
yang berada di ruang rawat inap, sedangkan sampel yang digunakan adalah pasien
skizofrenia yang memenuhi kriteria inklusi sejumlah 54 responden, yang terdiri atas
27 responden pada kelompok kontrol dan 27 responden pada kelompok intervensi.
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Terapi
mindfulness spiritual diberikan pada pasien di kelompok intervensi selama 2
minggu dalam 4 sesi masing-masing selama 15-20 menit. Data dikumpulkan
menggunakan kuesioner kemandirian ADL berdasarkan NANDA dan dianalisa
dengan uji Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan ADL
pada kelompok intervensi lebih signifikan (p=0,739). Dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa terapi mindfulness spiritual dengan bantuan aplikasi android
SI-DEPAPU berpengaruh terhadap tingkat kemandirian ADL pada pasien
skizofrenia.

Kata kunci: Kemandirian ADL (Activity of Daily Living), Mindfulness Spiritual


Daftar Pustaka: 48 (2005-2020)

xv
Department of Nursing
Faculty of Medicine
Diponegoro University
Desember 2020

ABSTRACT

Dessy Dwi Cahyaningrum

Effect Of Mindfulness Spiritual Therapy Using SI-DEPAPU Android


Application On ADL (Activity Of Daily Living) Independence Among
Schizophrenic Patients In Psychiatric Hospital

xv + 62 Pages + 8 Tables + 9 Figures + 14 Appendixes

Schizophrenic patients with severe symptoms may experience an inability to care


for themselves. If such a problem is not immediately resolved, the patients can
experience self-neglect and declined health status. Patients need independence in
ADL (Activity of Daily Living) for preparation before discharge from the hospital.
For that reason, the researchers developed spiritual mindfulness therapy using SI-
DEPAPU (Discharged Patient Detection Infromation System). This study aimed to
determine the effect of spiritual mindfulness therapy using SI-DEPAPU android
application on ADL independence among schizophrenic patients in a psychiatric
hospital. This study employed a pre-test post-test quasi-experimental design with a
control group. The population was all schizophrenic patients in the inpatient rooms,
while the samples were 54 schizophrenic patients who met the inclusion criteria,
consisting of 27 respondents each in the control group and the intervention group.
A purposive sampling technique was utilized to recruit the samples. Minfulness
spiritual therapy was given to the patients in the intervention group for 2 weeks in
4 sessions: each lasted for 15-20 minutes. Data were collected using the Mann-
Whitney test. The results showed after the intervention, there was more significant
in the increased ADL independence (p=0,005) between the two groups. Based on
the study results, it can be concluded that spiritual mindfulness therapy using SI-
DEPAPU android application affected the increasing ADL independence among
schizophrenic patients.

Keywords: ADL (Activity of Daily Living) Independence, Spiritual Mindfulness


Bibliographies:48 (2005-2020)

xvi
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Skizofrenia merupakan masalah gangguan jiwa dimana sebenarnya


prevalensinya kecil, diderita oleh sekitar 1% populasi di dunia.1 Di Indonesia
sendiri, berdasarkan pada data RISKESDAS 2018 (Riset Kesehatan Dasar)
penderita gangguan jiwa mengalami peningkatan menjadi 7% penduduk, jadi bisa
diperkirakan ada 450 ribu orang dengan gangguan jiwa yang berat. Di Jawa Tengah,
ada 8,7% penduduk yang menderita skizofrenia, hal ini menjadi salah satu provinsi
dengan urutan kelima jumlah penderita terbanyak.2 Dari data rekam medik RSJ di
Jawa Tengah, jumlah pasien gangguan jiwa menjalani rawat inap di tahun 2018,
ada sebanyak 4.255 pasien masuk dan 4.242 pasien keluar. Sedangkan tahun 2017,
ada sebanyak 5.418 pasien masuk dan ada 5.446 pasien yang keluar.3
Pasien skizofrenia dengan gejala yang berat, salah satu akibatnya akan
mengalami ketidakmampuan dalam merawat diri sendiri.4 Hal ini dikuatkan oleh
pernyataan Keliat, 1998 bahwa pasien dengan ketidakmampuan melakukan
perawatan diri akan berdampak pada gangguan kognitif, yang ditandai pada
buruknya orientasi realita, sehingga pasien tidak mampu mengatur dan merawat
dirinya sendiri. Apabila masalah ketidakmampuan merawat diri tersebut tidak
segera diatasi, maka pasien akan mengalami penelantaran diri dan status kesehatan
yang menurun.5
Hasil penelitian Trihardani, 2009 tentang perawatan diri pada pasien
skizofrenia yang sedang dirawat di rumah sakit jiwa, menunjukkan bahwa pasien
dengan ketergantungan ringan ada 38%, pasien dengan ketergantungan menengah
ada 28%, pasien dengan ketergantungan tinggi ada 13%, pasien dengan
ketergantungan total ada 13% serta hanya 3% pasien dengan kategori mandiri.6
Penelitian lain dilakukan oleh Andayani 2012 di RS Marzoeki Mahdi Bogor,
didapatkan pasien dengan perawatan diri tinggi sebanyak 20,0%, perawatan diri
baik 11,7% dan pasien dengan perawatan diri kurang sebanyak 11,7%. Dari data

1
2

tingkat ketergantungan pasien tersebut, maka sangat penting kemandirian ADL


(Activity of Daily Living) bagi pasien skizofrenia.7
Berdasarkan survei awal dengan teknik wawancara pada beberapa perawat
RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang, perawat menyatakan bahwa ada 30%
pasien harus selalu diingatkan saat mandi dan 10% pasien harus disuapi saat makan.
Ada sebagian kecil pasien masih BAK (Buang Air Kecil) di sembarang tempat.
Bahkan ada pasien yang cenderung malas untuk menyisir rambutnya. Perawat juga
menyatakan bahwa pasien masih membutuhkan bantuan perawat dalam
meningkatkan kemandirian ADL (Activity of Daily Living) karena ada beberapa
pasien yang belum merasa percaya diri pada kemampuan mereka.
Ada beberapa intervensi yang sudah dilakukan untuk memenuhi
kemandirian ADL (Activity of Daily Living) yaitu sesuai dengan penelitian
Maryatun, 2015 menggambarkan penerapan program rehabilitasi gerak yang
dilakukan secara rutin akan mampu meningkatkan kemandirian perawatan diri
pasien skizofrenia.6 Penelitian Tjahja, 2017 menggambarkan bahwa terapi kognitif
dan terapi perilaku mempengaruhi pasien skizofrenia meningkatkan kemampuan
pada perawatan dirinya.8 Sedangkan pada penelitian lain, yang dilakukan oleh
Pinedendi, 2016 menerapkan asuhan keperawatan defisit perawatan diri yang
dilakukan secara optimal dapat meningkatkan kemampuan perawatan diri (personal
hygiene) pada pasien.9
Pada penelitian Maryatun, 2015 meskipun telah didapatkan 50% pasien
dengan perawatan diri baik akan tetapi masih perlu ditingkatkan peran dari perawat
dalam membimbing pasien, yaitu saat mengkombinasikan gerakan dengan asuhan
keperawatan.6 Pada penelitian Tjahja, 2017 memiliki keterbatasan pada waktu
pelaksanaan, karena intervensi terapi kognitif dan terapi perilaku akan
membutuhkan waktu yang relatif cukup lama.8 Sedangkan penelitian yang telah
dilakukan Pinedendi, 2016 didapatkan bahwa kemampuan perawatan diri pasien
berada dalam kategori sedang, jadi kontribusi perawat masih dibutuhkan agar
asuhan keperawatan lebih optimal.9
Intervensi yang telah diberikan untuk pasien yang sedang dirawat di RSJD
Dr. Amino Gondohutomo Semarang dalam meningkatkan kemandirian ADL
3

(Activity of Daily Living) antara lain: pemberian asuhan keperawatan dan terapi
aktivitas kelompok. Akan tetapi, karena kesibukan perawat terhadap rutinitas
pekerjaan, mengakibatkan belum maksimalnya kegiatan tersebut dilaksanakan
dengan baik oleh perawat. Perawat juga mengatakan, bahwa dari intervensi yang
telah diberikan, belum menunjukkan hasil yang optimal pada pasien. Padahal
kemandirian pasien sangat dibutuhkan sebelum pasien pulang. Hal ini ditunjang
dengan adanya kenaikan data re-admission pada tahun 2018 yaitu 308 kasus
pasien.3 Sehingga, peneliti menyimpulkan perlu adanya tambahan intervensi yang
harus diberikan oleh perawat dalam mempersiapkan pasien sebelum pulang.
Salah satu intervensi yang dapat dikembangkan dalam kemandirian ADL
(Activity of Daily Living) adalah melalui aplikasi android SI-DEPAPU (Sistem
Informasi Deteksi Pasien Pulang), yang didalamnya terdapat terapi mindfulness
spiritual. Mindfulness spiritual merupakan suatu latihan dimana individu
melibatkan Allah SWT sebagai Tuhan Mahakuasa pada setiap proses (individu
mengingat Allah SWT) yang bertujuan membantu individu tersebut secara sadar
memahami kondisi atau pengalaman yang dihadapi bukan sebagai kebetulan
melainkan peristiwa dibuat oleh Allah SWT, individu dapat fokus menemukan
solusi dari permasalahan yang dihadapi dan membantu individu menentukan target
sehat mandiri.10
Penelitian yang dilakukan oleh Asiah, 2019 menunjukkan adanya
pengaruh intervensi mindfulness dapat menurunkan tingkat depresi pasien yang
sedang dirawat di Rumah Sakit Jiwa.11 Pada penelitian Triyani, 2020 menunjukkan
mindfulness spiritual dapat meningkatkan spiritualitas pasien skizofrenia, terutama
pada tahap muhasabah dan tahap target sehat mandiri.12 Pada penelitian lain, yang
dilakukan oleh Utama, 2020 bahwa mindfulness spiritual dapat menurunkan tingkat
stres keluarga dalam merawat pasien skizofrenia.13
Ada berbagai macam jenis intervensi mindfulness yang sudah
dikembangkan di Rumah Sakit Jiwa, antara lain: SI-DESIS (Sistem Informasi
Deteksi Isolasi Sosial), SI-SIWATA (Sistem Informasi Sehat Jiwa dengan Cinta),
SI-POS (Sistem Informasi Patuh Obat Skizofrenia).14, 12 Dari intervensi-intervensi
4

yang ada di RSJ tersebut belum ada pengembangan terapi mindfulness spiritual
dalam menangani kemandirian ADL (Activity of Daily Living).
Dengan penggunaan teknologi dalam keperawatan mempunyai tujuan
utama yaitu membantu perawat dalam mengenal dan menggali permasalahan pasien
secara menyeluruh. Perawat berperan sebagai penghubung antara teknologi dan
pasien. Locsin menjelaskan bahwa pemanfaatan teknologi oleh perawat merupakan
suatu bentuk kepedulian yang bisa diberikan. Jadi, kemampuan perawat dalam
berteknologi merupakan salah satu bagian dari kompetensi seorang perawat, yang
perlu dikembangkan mengikuti kemajuan jaman.15
Terapi mindfulness spiritual ini peneliti kembangkan dalam bentuk
aplikasi berbasis android SI-DEPAPU (Sistem Informasi Deteksi Pasien Pulang).
Pada aplikasi tersebut didalamnya terdapat cara deteksi kemandirian ADL (Activity
of Daily Living) dan terdapat intervensi yang dapat perawat implementasikan untuk
menyelesaikan permasalahan yang muncul pada pasien skizofrenia. Kelebihan SI-
DEPAPU diharapkan lebih efektif dalam penanganan kemadirian ADL (Activity of
Daily Living) pada pasien, pengukuran yang dihasilkan juga lebih akurat pada
kemandirian pasien dan data yang dihasilkan pada perkembangan pasien tersebut
diharapkan akan tersimpan dengan baik.
Dari fenomena tentang pentingnya kemandirian ADL (Activity of Daily
Living) pasien skizofrenia, peneliti tertarik ingin meneliti tentang terapi mindfulness
spiritual melalui aplikasi android SI-DEPAPU (Sistem Informasi Deteksi Pasien
Pulang) terhadap kemandirian ADL (Activity of Daily Living) pasien skizofrenia.

1.2. Perumusan Masalah

Kemandirian ADL (Activity of Daily Living) pasien skizofrenia merupakan

suatu aktivitas atau inisiatif individu dan dilaksanakan oleh individu tersebut untuk

memenuhi dan dalam mempertahankan kehidupan, kesejahteraan, dengan adanya

suatu tuntutan atau permintaan perawatan diri sendiri, hal itu merupakan suatu

tindakan mandiri dan dilakukan dalam jangka waktu tertentu dalam perawatan diri
5

sendiri, menggunakan metode atau alat untuk tindakan yang tepat. Pasien yang

mengalami skizofrenia akan berakibat seseorang tersebut kehilangan orientasi

terhadap perawatan dirinya, sehingga pasien membutuhkan terapi untuk

memperoleh kemandiriannya kembali.

Mindfulness spiritual merupakan suatu latihan yang akan melibatkan Allah

SWT, sebagai tuhan yang maha kuasa pada setiap proses (akan mengingat Allah

SWT) mempunyai tujuan untuk membantu individu tersebut secara sadar dalam

mamahami kondisi maupun pengalaman yang dihadapi bukan suatu kebetulan,

akan tetapi semua peristiwa tersebut telah dibuat oleh Allah SWT. Efek dari terapi

mindfulness spiritual terhadap pasien skizofrenia yaitu dapat mengurangi gejala dan

membantu kesembuhan pasien.

Dalam keperawatan, penggunaan teknologi merupakan ekspresi dari

perilaku caring kepada pasien. Teknologi dimanfaatkan oleh perawat dalam

mengenali pasien secara utuh, sehingga dapat membantu pasien dalam mengatasi

masalahnya. Menciptakan monitoring dan evaluasi perkembangan pasien agar lebih

efektif juga dapat dilakukan dengan adanya kemajuan teknologi. Hal ini telah

memotivasi peneliti untuk mengadakan penelitian yaitu tentang Pengaruh Terapi

Mindfulness Spiritual Melalui Aplikasi Android SI-DEPAPU Terhadap

Kemandirian ADL (Activity Of Daily Living) pada Pasien Skizofrenia di Rumah

Sakit Jiwa. Dengan adanya inovasi SI-DEPAPU diharapkan dapat membantu

pasien skizofrenia dalam meningkatkan kemandirian ADL (Activity of Daily

Living).
6

1.3. Pertanyaan Penelitian

Apakah terapi mindfulness spiritual melalui aplikasi android SI-DEPAPU

berpengaruh terhadap tingkat kemandirian ADL (Activity Of Daily Living) pada

pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa?

1.4. Tujuan

1.4.1 Tujuan Umum

Menganalisis pengaruh terapi mindfulness spiritual melalui aplikasi

android SI-DEPAPU (Sistem Informasi Deteksi Pasien Pulang) terhadap

kemandirian ADL (Activity of Daily Living) pasien skizofrenia.

1.4.2 Tujuan Khusus

1.4.2.1 Mengidentifikasi tingkat kemandirian ADL (Activity of Daily Living) pada

kelompok intervensi dan kelompok kontrol sebelum diberikan terapi

mindfulness spiritual melalui aplikasi android SI-DEPAPU (Sistem

Informasi Deteksi Pasien Pulang) (pre-test).

1.4.2.2 Mengidentifikasi tingkat kemandirian ADL (Activity of Daily Living) pada

kelompok intervensi dan kelompok kontrol setelah diberikan terapi

mindfulness spiritual melalui aplikasi android SI-DEPAPU (Sistem

Informasi Deteksi Pasien Pulang) (post-test).

1.4.2.3 Menganalisis pengaruh terapi mindfulness spiritual melalui aplikasi

android SI-DEPAPU (Sistem Informasi Deteksi Pasien Pulang) pada

kelompok intervensi dan kelompok kontrol terhadap kemandirian ADL

(Activity of Daily Living) pada pasien skizofrenia.


7

1.5. Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi Pengetahuan

Hasil dari penelitian ini diharapkan akan menjadi sebuah pengetahuan

yang baru dan menambah informasi, bagi tenaga pendidik dan mahasiswa terkait

pengembangan aplikasi dalam keperawatan jiwa khususnya.

1.5.2 Bagi Pelayanan

Penelitian ini dapat memberi intervensi yang baru bagi pelayanan

kesehatan jiwa, yaitu mengenai terapi mindfulness spiritual melalui aplikasi

android SI-DEPAPU (Sistem Informasi Deteksi Pasien Pulang) dalam

meningkatkan kemandirian ADL (Activity of Daily Living) melalui teknologi.

1.5.3 Bagi Pengembangan Penelitian

Hasil penelitian ini akan menyajikan gambaran mengenai kemandirian

ADL (Activity of Daily Living) pasien skizofrenia bagi peneliti selanjutnya.

1.6. Keaslian Penelitian

Penelitian Berikut ini adalah beberapa penelitian yang dilakukan mengenai

terapi mindfulness dan kemandirian ADL (Activity of Daily Living)

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian mengenai pengaruh terapi mindfulness spiritual


melalui aplikasi android SI-DEPAPU (Sistem Intervensi Deteksi Pasien
Pulang) terhadap kemandirian ADL (Activity of Daily Living) pada
pasien skizofrenia

No. Nama Peneliti Judul Penelitian Desain Keaslian Penelitian

1. Reny Tjahja Pengaruh terapi Quasy- Membahas tentang


Hidayati, kognitif dan perilaku eksperimental, adanya pengaruh
2017 terhadap peningkatan terapi kognitif dan
kemampuan perawatan Dengan terapi perilaku
diri pada klien Teknik terhadap
8

skizofrenia dengan purposive meningkatknya


defisit perawatan diri random kemampuan
di RSJD Dr. Amino sampling perawatan diri pada
Gondohutomo.8 pasien skizofrenia
2. Sri Maryatun, Peningkatan Survey analitik Pelaksanaan
2015 kemandirian Dengan program rehabilitasi
perawatan diri pasien pendekatan gerak yang
skizofrenia melalui cross sectional dilakukan secara
rehabilitasi terapi rutin dengan adanya
gerak.6 bimbingan dan
adanya pembinaan
dibutuhkan bagi
pasien skizofrenia
3. Novita Pengaruh penerapan Pra Membahas
pinedendi, asuhan keperawatan eksperimental mengenai pengaruh
2016 defisit perawatan diri One group test dalam pemberian
terhadap kemandirian post test asuhan keperawatan
personal hygiene pada design pasien dengan defisit
pasien di RSJ Prof. V. perawatan diri untuk
L. Ratumbuysang memandirikan
Manado.9 personal hygiene
pasien yang sedang
dirawat.
4. Asiah, Penurunan tingkat Quasi Ada pengaruh
2019 depresi pada pasien experimental intervensi
dengan intervensi with control mindfulness dalam
mindfulness spiritual group pre test menurunkan tingkat
islam.11 – post test depresi pada pasien
design di RSJ
5. Feri Agus The effectiveness of Quasi- Ada peningkatan
Triyani, mindfulness eksperimental spiritualitas pada
2020 application “SI- Dengan teknik pasien berhubungan
SIWATA” (Sistem purposive erat dengan
Informasi Sehat Jiwa sampling, penekanan tahapan
dengan Cinta) to dengan dua intervensi pada
increase the kelompok. mindfulness yaitu
spirituality of Dengan pada tahap
schizophrenia rancangan pre muhasabah serta
patients: Experimental dan post test target sehat mandiri.
study.12
6. Medika Penurunan tingkat Quasi- Tingkat stres
Utama, stres keluarga pasien experiment, keluarga pada
2020 skizofrenia melalui Dengan kelompok intervensi
mindfulness spiritual rancangan pre menurun, setelah
islam.13 test – post test diberikan intervensi.
control group
design
9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perawatan diri pasien skizofrenia

2.1.1 Perawatan pasien skizofrenia

2.1.1.1 Pengertian skizofrenia

Skizofrenia merupakan suatu gangguan pada jiwa/ otak yang kronis,

sehingga memengaruhi individu dalam kehidupannya. Individu dengan skizofrenia

terjadi penurunan kemampuan dalam berkomunikasi, gangguan pada realita

(halusinasi dan waham), afek yang tidak wajar, gangguan pada kognitif (pasien

tidak dapat berpikir abstrak) dan cenderung menghadapi kesulitan dalam

menjalankan aktivitas sehari-hari.16

Menurut PPDGJ III (Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan

Jiwa III), dijelaskan skizofrenia merupakan sindrom yang mencakup dari bervariasi

penyebab (lebih banyak belum diketahui penyebabnya) dan dengan perjalanan

penyakitnya yang luas (tidak akan selalu mempunyai sifat yang kronis atau

deteriorating), dan beberapa akibat, yang merupakan keseimbangan pengaruh dari

genetik, fisik serta sosial budaya individu penderita tersebut. Skizofrenia pada

umumnya mempunyai tanda pada penyimpangan fundamental dan mempunyai sifat

yang khas pada pikiran serta persepsi penderitanya, dari afek tidak wajar

(inappropriate) atau afek tumpul (blunted).17

9
10

2.1.1.2 Etiologi skizofrenia

1. Faktor biologis

a. Komplikasi pada kelahiran

Pada bayi laki-laki dengan komplikasi ketika dilahirkan, biasanya sering

menderita skizofrenia, hipoksia pada perinatal juga meningkatkan kerentanan

individu terhadap penyakit skizofrenia.17

b. Infeksi virus

Perubahan pada anatomi susunan syaraf pusat yang diakibatkan oleh

infeksi virus juga pernah dilaporkan pada penderita skizofrenia. Penelitian juga ada

yang mengatakan bahwa apabila ibu penderita terpapar infeksi suatu virus saat

trimester kedua kehamilan akan dapat meningkatkan individu menderita

skizofrenia.17

c. Hipotesis dopamin

Dopamin adalah neurotransmitter pertama dan berkontribusi pada gejala

skizofrenia. Hampir seluruh obat antipsikotik, tipikal atau antipikal memberi sekat

pada reseptor dopamin D2, dengan adanya halangan transmisi sinyal pada sistem

dopaminergik, gejala psikotik dapat menurun. Berdasar pada pengamatan tersebut

gejala skizofrenia dapat disebabkan karena hiperaktifitas sistem dopaminergik.17

d. Hipotesis serotonin

Serotonin mempunyai peran pada skizofrenia, karena obat antipsikotik

atipika clozapine, ternyata memiliki afinitas reseptor serotonin yang lebih tinggi

dibanding reseptor dopamin.17


11

e. Struktur pada otak

Daerah pada otak yang mendapat perhatian banyak merupakan sistem

limbik dan ganglia basalis. Pada otak penderita skizofrenia biasanya terlihat

berbeda dibanding orang yang normal, ventrikelnya terlihat melebar, terjadi

penurunan pada massa abu-abu dan ada beberapa area terjadi peningkatam ataupun

penurunan pada aktivitas metabolik. Pada pemeriksaan mikroskopis dan jaringan

otak dapat ditentukan terjadi sedikit perubahan pada distribusi sel otak yang muncul

saat masa prenatal tidak ditentukannya sel gila, biasanya muncul pada trauma otak

setelah penderita tersebut lahir.17

2. Faktor genetika

Ilmuwan telah mengetahui bahwa penyakit skizofrenia dapat diturunkan,

1% pada populasi umum, akan tetapi 10% masyarakat akan mempunyai hubungan

kekerabatan derajat pertama, yaitu: orang tua, kakak laki-laki atau perempuan

penderita skizofrenia. Masyarakat yang memiliki hubungan kekerabatan derajat

kedua, yaitu: paman, bibi, kakek/ nenek dan sepupu bisa dikatakan lebih sering

dibanding populasi umumnya. Kembar identik dapat 40% sampai 65% mempunyai

peluang menderita skizofrenia, sedang kembar dizigotik berpeluang 12%. Anak

serta kedua orang tua penderita skizofrenia mempunyai peluang 40% pada satu

orang tua 12%. Jadi sampai saat ini, kita belum mengetahui dasar dari penyebab

skizofrenia. Dapat dikatakan juga bahwa faktor keturunan mempengaruhi/ faktor

yang dapat mempercepat dalam menjadikan manifestasi/ faktor pencetus, seperti

penyakit badaniah/ stress psikologis.17


12

3. Faktor psikologi

Faktor psikologi berhubungan pada gangguan dalam pikiran, keyakinan

individu, opini yang salah, ketidakmampuan dalam membina, mempertahankan

hubungan sosialnya, adanya delusi/ halusinasi tidak normal dan gangguan pada

afektif.17

4. Faktor lingkungan

Individu diasuh keluarga pada penderita skizofrenia, adopsi pada keluarga

skizofrenia, tuntutan hidup yang tinggi, juga akan meningkatkan kerentanan pada

penyakit skizofrenia. Luana (2007) dalam Prabowo (2014).18

2.1.1.3 Gejala skizofrenia

Gejala-gejala yang dapat kita temukan pada penderita dengan skizofrenia, antara

lain:19

1. Gangguan delusi

Gangguan delusi bisa juga disebut disorder of thought content atau basic

character of madness yang merupakan gejala pada gangguan psikotik penderita

dengan skizofrenia, ditandai gangguan dalam pikiran, keyakinan yang kuat,

sebenarnya misrespresentation pada keyakinannya. Oleh karena itu individu

dengan skizofrenia memiliki keyakinan kuat terhadap yang dipikirkannya dan

individu tersebut akan berujung menghiraukan kebutuhannya, seperti mandi,

berhias, makan, BAB ataupun BAK.19

2. Halusinasi

Halusinasi merupakan suatu gejala dari gangguan psikotik pada penderita

skizofrenia, yang ditandai dengan gangguan persepsi berbagai hal dan dianggap
13

pasien dapat dilihat, didengar atau adanya suatu perasaan dihina, meski sebenarnya

tidak bersifat nyata. Penderita halusinasi terlalu memperhatikan persepsi yang

dialaminya, sehingga berakibat tidak dapat memenuhi secara mandiri kebutuhan

dirinya.19

3. Disorganisasi

Disorganisasi merupakan suatu gangguan psikotik pada penderita

skizofrenia ditandai ketidakmampuan pasien mengontrol arah pembicaraan, reaksi

emosional dan pada perilaku motorik.19

4. Pendataran afek

Pendataran afek merupakan suatu gejala dari gangguan psikotik pada

penderita skizofrenia yang memiliki tanda ketidakmampuan mengontrol reaksi

emosi namun tidak sesuai, misalnya penderita menimbun barang-barang tidak

lazim.19

5. Alogia

Alogia merupakan suatu gejala psikotik pada penderita skizofrenia

ditandai dengan defisiensi yang ditandai dengan jumlah/ isi pembicaraannya. Ciri

klinis alogia antara lain: jawaban penderita singkat dan pendek, kurang tertarik saat

berbicara, berdiam diri dan komunikasinya tidak adekuat, mengalami gangguan

pada pikiran negatif saat berkomunikasi, sulit dalam memformulasi kata-kata.19

6. Avolisi

Avolisi merupakan suatu gejala gangguan psikotik pada penderita

skizofrenia, ditandai dengan tidak mampu atau mempertahankan kegiatan

pentingnya. Ciri klinis dari gangguan avolisi antara lain: penderita tidak berminat
14

melakukan aktivitas atau fungsi kehidupan sehari-hari dan dalam memelihara

kesehatan tubuhnya, penderita menjadi cenderung pemalas dan kotor. Dapat

disimpulkan bahwa pasien skizofrenia sangat rentan mengalami defisit perawatan

diri.19

7. Anhedonia

Anhedonia merupakan suatu gejala gangguan psikotik penderita

skizofrenia, ditandai penderita tidak mempunyai rasa senang, bersikap tidak peduli

pada kegiatan sehari-hari, penderita cenderung tidak menyukai makan dan tidak

peduli pada interaksi sosial atau seks.19

2.1.1.4 Dampak skizofrenia

Penyakit skizofrenia dapat berdapak langsung bagi individu yang

bersangkutan, seperti dipandang sebagai individu yang bodoh, aneh, berbahaya dan

dianggap negatif jika dibandingkan gangguan mental lain. Penderita skizofrenia

sering dikurung, disembunyikan, tidak dibawa berobat ke dokter, melainkan dibawa

ke “orang pintar”.20

Dampak lain yang dapat terjadi yaitu terjadi kekambuhan seumur hidup,

yang menyebabkan penderita harus menjalani perawatan jangka panjang. Jadi,

pencegahan terhadap kekambuhan merupakan hal yang sangat penting pada

masalah psikososial. Berbagai dampak tersebut, menyebabkan penderita

skizofrenia menjadi tergantung pada orang lain, terutama bagi anggota keluarga.21

2.1.2 Teori keperawatan Orem

Perawatan diri menurut Orem (2001) dalam Baker dan Denyes (2008)

merupakan suatu aktivitas serta inisiatif dari seorang individu, yang dilakukan oleh
15

individu, disaat memenuhi dan mempertahankan kehidupan, kesejahteraannya,

karena adanya tuntutan atau permintaan pada perawatan diri sendiri. Hal tersebut

merupakan tindakan yang mandiri dari individu, seharusnya dapat dilakukan pada

waktu tertentu dalam perawatan diri tersebut, menggunakan suatu metode dan alat

pada tindakannya.22

Teori perawatan diri menurut Orem ada 3, antara lain: perawatan diri,

defisit perawatan diri dan sistem keperawatan.22

1. Perawatan diri

Merupakan kegiatan yang dilakukan individu pada diri mereka sendiri/

lingkungan sehingga dapat menyesuaikan fungsi, demi kepentingan untuk

mempertahankan kehidupan, mempertahankan/ mengembalikan fungsi terintegrasi

pada kondisi lingkungan yang stabil/ berubah. Perawatan diri mempunyai tujuan

untuk mempertahankan atau menciptakan suatu kondisi yang sejahtera.22

2. Defisit perawatan diri

Yaitu suatu kondisi hubungan yang tidak adekuat antara agen perawatan

diri dan permintaan perawatan diri yang terapeutik. Penanganan pasien dengan

defisit perawatan diri merupakan bagian yang penting dalam perawatan pasien

secara umum, yaitu mencakup semua perencanaan keperawatan akan diberikan saat

dibutuhkan. Pemenuhan perawatan diri meliputi proses dalam menyelesaikan

masalah pasien. Orem memiliki suatu metode dalam proses tersebut, antara lain:

bertindak atau berbuat untuk orang lain, berperan dalam membimbing orang lain,

mampu memberi dukungan, memanfaatkan pengembangan pada lingkungan demi

peningkatan pribadi, serta mengajar atau mendidik orang lain.22


16

Pada penerapannya, Orem mejalankan identifikasi pada kegiatan praktik

keperawatan dengan mengikutsertakan pasien dan keluarga saat pemecahan

masalah, dalam menetapkan kapan dan bagaimana pasien tersebut membutuhkan

bantuan, perawat bertanggung jawab pada keinginan, permintaan dan kebutuhan

pasien, serta mengkoordinasikan/ mengintegrasikan dalam keperawatan di

kehidupan sehari-hari pasien, serta asuhan keperawatan yang dibutuhkan saat

pasien tidak mampu dalam memenuhi semua kebutuhan biologis, psikologis,

perkembangan serta sosialnya.22

3. Sistem keperawatan

Penjelasan deskriptif tentang bagaimana individu pada pemulihan

kesehatan atau perawatan diri terkait kesehatan atau defisit perawatan diri dapat

dibantu melalui keperawatan oleh perawat, sehingga mereka dapat melakukan

perawatan diri terapeutik secara mandiri. Merupakan suatu atribut keperawatan

komplek, yang dikembangkan dengan pendidikan dan pelatihan khusus pada ilmu

keperawatan, dalam situasi nyata. Sistem tindakan yang dinamis dihasilkan

perawat pada saat mereka terlibat penilaian diagnostik, preskriptif dan peraturan

keperawatan. Orem mengklasifikasi sistem pelayanan keperawatan menjadi 3 tipe,

antara lain:22

a) Wholly compensatory system (sistem bantuan penuh)

Sistem ini dipilih ketika seseorang tidak dapat/ tidak seharusnya

melakukan tindakan perawatan diri. Merupakan tindakan keperawatan dimana

pasien diberikan bantuan secara penuh, karena ketidakmampuan dalam memenuhi

tindakan secara mandiri. Pasien membutuhkan bantuan saat bergerak, mengontrol,


17

berpindah dan adanya manipulasi pada gerakan. Pada sistem ini diberikan bantuan

apabila pasien skizofrenia tidak mampu membuat penilaian dan mengambil

keputusan dalam perawatan dirinya.22

b) Partially compensatory system (sistem bantuan sebagian)

Kompensasi sistem ini dipilih ketika seseorang dapat melakukan beberapa,

tetapi tidak semua, tindakan perawatan diri. Merupakan suatu sistem pemberian

bantuan minimal, dimana pasien tersebut masih mempunyai kemampuan seperti

gosok gigi, mencuci muka, tetapi membutuhkan bantuan perawat saat berpindah

tempat dan apabila ada perawatan luka.22

c) Supportive educative system (sistem suportif edukatif)

Sistem ini dipilih ketika seseorang individu dapat dan harus melakukan

semua tindakan perawatan diri. Merupakan sistem bantuan yang dapat kita berikan

untuk pasien yang membutuhkan dorongan pada pendidikan, agar pasien dapat

melakukan perawatan diri secara mandiri. Pada sistem ini akan dilakukan suatu

pembelajaran dan dilakukan pada pasien yang membutuhkan informasi atau

prosedur.22

Self Care

Self Care Self Care Self Care


Agency Deficit Demand

Nursing
Agency

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Teori Orem


18

2.1.3 Strategi Perawatan Diri Pasien Skizofrenia

Strategi perawatan diri yang dapat diterapkan pada pasien skizofrenia

antara lain:23

1. Perilaku perawatan diri

Perilaku perawatan diri merupakan suatu inisiatif dari setiap individu.


Strategi ini bersifar individualistik dan biasanya akan dipilih berdasar pada apa
yang baik bagi pasien itu sendiri.23
2. Keyakinan diri

Yaitu apabila individu memiliki keyakinan diri maka individu tersebut

memiliki kepercayaan pada kemampuan mereka dalam melakukan tugas dan untuk

mencobanya, meskipun itu berhasil ataupun gagal saat melakukan tugas tersebut.23

3. Belajar mandiri

Banyak sekali yang bisa dilakukan pasien saat belajar mandiri saat

melakukan perawatan dirinya. Mempelajari sendiri merupakan konsep otodidak.

Pasien skizofrenia biasanya mempelajari berbagai macam strategi perawatan

dirinya.23

4. Belajar terus sepanjang waktu

Pasien dapat belajar dari waktu ke waktu, strategi mana yang paling

berhasil bagi mereka dalam mengelola perawatan dirinya.23

5. Trial and error

Dalam menyelesaikan permasalahan perawatan diri, pasien biasanya

melalui berbagai macam coba-coba. Hal tersebut akan berpengaruh pada

keberhasilan perawatan diri pasien.23


19

2.1.4 Kemandirian ADL (Activity of Daily Living) Pasien Skizofrenia

2.1.4.1 Pengertian kemandirian ADL (Activity of Daily Living)

Kemandirian merupakan suatu kemampuan individu saat menentukan

keputusan dan dapat melaksanakan tugas hidupnya dengan penuh rasa tanggung

jawab tanpa bergantung pada orang lain. Dalam kamus psikologi, kemandirian

bersumber dari kata “independent” yang dapat didefinisikan suatu kondisi individu

yang tidak tergantung pada orang lain saat menetapkan keputusan dan memiliki

kepercayaan diri.24

ADL (Activity of Daily Living) merupakan suatu ketrampilan dasar dan

merupakan tugas okupasional yang seharusnya dapat dimiliki oleh setiap orang

dalam merawat diri mandiri, dikerjakan individu setiap hari bertujuan memenuhi

kebutuhan dengan peran sebagai pribadi baik dalam keluarga maupun masyarakat.

ADL (Activity of Daily Living) meliputi perawatan diri (antara lain: memakai

pakaian, makan dan minum, toileting, mandi, berhias, dalam mempersiapkan

makanannya, menggunakan telepon, menulis, dalam mengelola keuangan dan

sebagainya) dan mobilitas (antara lain: berguling di tempat tidur, bangun, duduk,

berpindah, bergeser dari tempat tidur ke kursi, dan dari satu tempat ke tempat

lainnya).25

2.1.4.2 Macam-macam ADL (Activity of Daily Living)

1. ADL dasar

Merupakan ketrampilan yang dasar dan seseorang harus memilikinya

dalam merawat diri, antara lain: berpakaian, makan dan minum, toileting, mandi,

berhias. Kontinensi BAK (Buang Air Kecil) dan BAB (Buang Air Besar), serta
20

kemampuan individu dalam berpindah juga dapat dimasukkan ke dalam kategori

ADL dasar ini.25

2. ADL instrumental

Merupakan ADL seseorang dalam menggunakan alat dan benda yang

menunjang kehidupan sehari-hari, antara lain: mempersiapkan makanan (dalam

menggunakan alat makan), memakai telepon, menulis, mengetik, dan dalam menata

keuangan.25

3. ADL vokasional

Merupakan ADL yang berurusan pada pekerjaan individu atau kegiatan

sekolahnya.25

4. ADL non vokasional

Merupakan ADL individu yang berupa rekreasional, hobi dan dalam

memanfaatkan waktu luangnya.25

2.1.4.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi ADL (Activity of Daily Living)

1. Umur dan status perkembangan

Umur dan status perkembangan individu dapat menunjukkan indikasi

kemauan dan kemampuan, atau bagaimana individu tersebut memberi reaksi pada

ketidakmampuannya dalam melaksanakan ADL. Disaat melalui perkembangan saat

bayi hingga dewasa, seorang individu perlahan akan berubah, yaitu dari sifatnya

yang tergantung pada orang lain, jadi mandiri saat menjalankan ADL.25

2. Kesehatan fisiologis

Kesehatan fisiologis individu akan mempengaruhi kemampuannya ADL,

seperti sistem syaraf yang mengumpulkan, menghantarkan serta mengolah suatu


21

informasi yang berasal dari lingkungannya. Sistem muskuloskeletal

dikoordinasikan dengan sistem syaraf agar dapat memberi respon sensori yang telah

masuk yaitu dengan memberikan gerakan/ motorik. Gangguan yang terjadi pada

sistem tersebut, misal karena suatu penyakit, atau trauma jatuh akan menghalangi

individu dalam pemenuhan ADL mandiri.25

3. Fungsi kognitif

Tingkat kognitif akan dapat memberi pengaruh pada kemampuan individu

saat melakukan ADL. Fungsi kognitif memperlihatkan suatu proses individu

menerima, mengorganisasi dan menginterpretasi sensor dari stimulus agar dapat

berfikir dan menyelesaikan masalahnya. Proses mental yang buruk dapat memberi

kontribusi fungsi kognitif, sehingga akan mengganggu fikiran logis dan

menghalangi kemandirian saat melaksanakan ADL.25

4. Fungsi psikososial

Fungsi psikososial memperlihatkan suatu kemampuan individu dalam

mengenali sesuatu yang telah lampau dan menunjukkan informasi pada cara nyata.

Proses ini mencakup interaksi kompleks diantara perilaku intrapersonal dan

perilaku interpersonal. Gangguan intrapersonal pada individu misalnya akibat dari

gangguan pada konsep diri atau ketidakstabilan pada emosi, yang berakibat

mengganggu tanggung jawab keluarga dan pekerjaannya. Sedangkan gangguan

interpersonal dapat berupa masalah pada komunikasi, gangguan interaksi sosial

atau disfungsi pada penampilan peran akan memberi pengaruh individu tersebut

saat memenuhi kebutuhan ADL.25


22

5. Tingkat stress

Stress merupakan suatu respon fisik yang non spesifik pada macam-

macam kebutuhan. Banyak faktor dapat menimbulkan munculnya stress (stressor),

yang bisa muncul dari tubuh dan lingkungan yang akan berakibat mengganggu

keseimbangan pada tubuh dan kualitas hidup individu. Stressor yang muncul

tersebut berupa fisiologis, yakni trauma atau psikologis seperti kehilangan.25

6. Ritme biologi

Ritme atau irama biologi dapat membantu homeostatis internal

(keseimbangan di dalam tubuh serta lingkungan) dan membantu individu dalam

mengontrol lingkungan fisik yang ada di sekitarnya. Contoh dari irama biologi

yakni irama sirkandian, yang berjalan pada siklus 24 jam. Perbedaan irama

sirkandian akan membantu dalam pengaturan aktivitas, antara lain: tidur,

temperatur tubuh dan hormon. Ada beberapa faktor dapat berperan dalam irama

sirkadian, antara lain: faktor lingkungan (terang dan gelap), seperti cuaca yang

dapat memberi pengaruh pada ADL.25

7. Status mental

Status mental dapat menampilkan kondisi intelektual individu. Kondisi

status mental mampu memberikan implikasi dalam memenuhi kebutuhan dasar

individu.25

8. Pelayanan kesehatan

Pelayanan kesehatan dan kesejahteraan sosial tidak akan dapat dipisah

antara satu dengan yang lainnya. Pelayanan kesehatan berbasis pada masyarakat,

contohnya: posyandu.25
23

2.2 Intervensi kemandirian ADL (Activity of Daily Living)

2.2.1 Suportif edukatif

Intervensi suportif edukatif merupakan salah satu sistem keperawatan

dari Orem. Intervensi ini membantu individu mengurangi defisit perawatan diri,

meningkatkan kemampuan perawatan diri, memenuhi kebutuhan perawatan diri

secara menyeluruh dan kebutuhan perawatan diri yang tidak sesuai. Suportif

edukatif terdiri dari teaching, guiding, supporting dan developmental

environment.26 Kelebihan dari suportif edukatif jika dibanding dengan edukasi

standar, yaitu pasien diberikan support untuk meningkatkan kemandirian ADL

(Activity of Daily Living) pasien. Supporting yang diberikan, sebagai sarana untuk

mempertahankan dan mencegah pasien pada penurunan kemampuan kemandirian

ADL (Activity of Daily Living). Pemberian dukungan pada individu, diharapkan

mampu memberi peningkatkan kepercayaan bahwa individu tersebut mampu

menguasai hal sesuai dengan pengalaman yang dilaluinya.27

2.2.2 Mindfulness spiritual islam

2.2.2.1 Pengertian mindfulness spiritual islam

Mindfulness yaitu perhatian dengan penuh, yang berarti memperhatikan

dengan cara tertentu, yang sengaja dilakukan, pada saat ini dan tanpa

menghakimi.28 Mindfulness spiritual merupakan suatu latihan dimana individu

melibatkan Allah SWT tuhan yang Mahakuasa pada setiap prosesnya (selalu

mengingat Allah SWT). Adapun tujuannya yaitu membantu individu secara sadar

untuk memahami kondisi atau pengalaman yang dihadapinya, bukan hanya sebagai

suatu kebetulan saja, melainkan semua peristiwa telah diatur oleh Allah SWT. 29
24

2.2.2.2 Tujuan mindfulness spiritual

1. Membantu individu agar secara sadar mampu memahami kondisi atau

pengalaman yang telah dihadapi bukan suatu kebetulan saja, melainkan semua

peristiwa tersebut telah diatur oleh Allah SWT.

2. Membantu individu agar fokus dalam menemukan solusi supaya dapat

digunakan menyelesaikan masalah yang dihadapi berdasar pada aturan Allah

SWT.

3. Membantu individu dalam menentukan target sehat mandiri sebagai bentuk

upaya agar tidak mengalami kembali masalah yang sama.30

2.2.2.3 Manfaat mindfulness spiritual islam

1. Membuat individu lebih dekat pada Allah SWT, individu lebih memahami

eksistensi Allah SWT pada kehidupan manusia, dan membantu individu

memahami makna hidup yang sebenarnya.

2. Membuat individu agar menyadari dosa-dosa yang pernah dilakukan dan

bertaubat nasuha.

3. Membuat individu agar mampu memaknai sakit yang dialaminya, dapat

berfikir positif pada Allah SWT, manusia dan lingkungannya.

4. Membuat individu mampu meyakini bahwa pemberi dan yang mampu

menyembuhkan penyakit adalah Allah SWT.10

2.2.2.4 Komponen mindfulness spiritual

1. Kesadaran diri bahwa Allah SWT selalu mengawasi kita (Muqarabah).

2. Hubungan antara Tuhan dan manusia dengan mendekatkan diri pada Allah

SWT (Taqarrub).
25

3. Healing process.10

2.2.3 Aplikasi Android SI-DEPAPU

Android merupakan sebuah sistem operasi yang perangkat awalnya

dikembangkan oleh Android Inc.31 sistem operasi android sudah sangat populer di

masyarakat. Hampir semua gadget canggih memiliki system operasi berbasis

android.32 Berbagai intervensi dalam menangani masalah kesehatan mental juga

telah banyak dikembangkan melalui aplikasi android, termasuk mindfulness

spiritual. Contoh aplikasi mindfulness berbasis android antara lain: SI-DESIS dan

SI-SIWATA.14, 12

Aplikasi android SI-DEPAPU (Sistem Informasi Deteksi Pasien Pulang)

merupakan rancangan aplikasi mindfulness spiritual berbasis android. Aplikasi SI-

DEPAPU memudahkan perawat dalam memberikan terapi mindfulness spiritual,

membantu dalam memonitor pasien dan dapat digunakan dalam dokumentasi

pasien untuk meningkatkan kemandirian ADL (Activity of Daily Living) untuk

mempersiapkan pasien pulang.


26

2.3 Kerangka Teori10, 26, 30, 33, 34, 35


Skizofrenia

Gejala Positif: Gejala Negatif:


1. Delusi/ Waham 1. Isolasi sosial Self Care, Orem
2. Halusinasi 2. Alogia/ miskin bicara
3. Disorganisasi/ 3. Avolisi/ tidak merawat tubuhnya
Kekacauan alam pemikiran dan perilaku 4. Anhedonia/ tidak suka makan Self Self Care Nursing
5. Pendataran afek Care Deficit System

Faktor yang mempengaruhi


1. Umur dan status perkembangan Wholly
2. Kesehatan fisiologis Terapi Mindfulness Spiritual melalui
Aplikasi Android SI-DEPAPU: compensatory
3. Fungsi kognitif system
4. Fungsi psikososial Penurunan 1. Muroqobah
5. Tingkat stress Kemampuan 2. Taqarub
6. Ritme biologi perawatan diri 3. Tazkiyatun Nafs Partial
7. Status mental a. Niat dan kesadaran compensatory
8. Pelayanan kesehatan b. Cek tentang dosa system
c. Body scan
Kemandirian ADL d. Taubat dan do’a
(Activity of Daily Living) e. Relaksasi Supportive
f. Target sehat mandiri educative
system

Mandi Berpakaian/ berhias Makan Eliminasi


Gambar 2.2 Kerangka Teori Pengaruh Terapi Mindfulness Spiritual Melalui Aplikasi Android SI-DEPAPU (Sistem Informasi Deteksi
Pasien Pulang) terhadap Kemandirian ADL (Activity of Daily Living) pada Pasien Skizofrenia.
27

2.4 Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Terapi Mindfulness Spiritual Kemandirian ADL


melalui aplikasi android SI- (Activity of Daily
DEPAPU Living)

Variabel Confounding
- Usia
- Pendidikan
- Pekerjaan

Gambar 2.3 Kerangka Konsep Pengaruh Terapi Mindfulness Spiritual Melalui


Aplikasi Android SI-DEPAPU terhadap Kemandirian ADL pada
Pasien Skizofrenia.

2.5 Hipotesis penelitian

Terapi mindfulness spiritual melalui aplikasi android SI-DEPAPU berpengaruh

terhadap kemandirian ADL pada pasien skizofrenia.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Desain quasi eksperiment, dengan bentuk rancangan pre-test post-test

menggunakan grup kontrol merupakan metode penelitian ini. Yang mempunyai

tujuan menganalisis pengaruh terapi mindfulness spiritual melalui aplikasi android

SI-DEPAPU (Sistem Informasi Deteksi Pasien Pulang) terhadap kemandirian ADL

(Activity of Daily Living) pasien skizofrenia.36

Penelitian ini menggunakan desain rancangan pada tabel berikut:

Tabel 3.1 Kerangka Metodologi


Kelompok Pre Tes Intervensi Post Tes
Intervensi O1 X O2
Kontrol O3 O4

Keterangan:

O1 : Pengukuran kemampuan ADL pasien skizofrenia pada kelompok

intervensi, sebelum dilakukan intervensi (Pre-Test)

O2 : Pengukuran kemampuan ADL pasien skizofrenia pada kelompok

intervensi, setelah dilakukan intervensi (Post-Test)

O3 : Pengukuran kemampuan ADL pasien skizofrenia pada kelompok kontrol,

yang tidak diberikan intervensi (Pre-Test)

O4 : Pengukuran kemampuan ADL pasien skizofrenia pada kelompok kontrol,

setelah kelompok intervensi diberikan intervensi (Post-Test)

X : Terapi mindfulness spiritual melalui aplikasi android SI-DEPAPU

(Sistem Informasi Deteksi Pasien Pulang) pada pasien skizofrenia

28
29

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

3.2.1 Populasi

Populasi yaitu suatu wilayah yang general, terdiri dari: obyek atau subyek,

memiliki kualitas, serta suatu karakteristik tertentu, yang telah peneliti tetapkan

agar dapat dipelajari dan nanti kemudian akan ditarik kesimpulan. Pada penelitian

ini, peneliti mengambil populasi, yaitu seluruh pasien dengan diagnosa skizofrenia

yang dirawat di RSJD Dr. Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah.37

3.2.2 Sampel

Sampel merupakan sebagian dari jumlah, serta karakteristik yang telah

dimiliki populasi. Pada penelitian dapat ditetapkan sampel yang telah dipilih dari

populasi, yang kriterianya disesuaikan pada kriteria inklusi dan ekslusi. Cara

pengambilan suatu sampel digunakan pada penelitian ini disebut dengan teknik

sampling. Teknik sampling pada penelitian ini yaitu purposive sampling.37

Kriteria inklusi penelitian ini yaitu:

a. Pasien dengan diagnosa medis skizofrenia


b. Usia 20-45 tahun, laki-laki/ perempuan
c. Pasien mampu membaca dan menulis
d. Pasien dalam kondisi tenang dan kooperatif
e. Bersedia menjadi responden
f. Pasien yang dirawat di RSJD Dr. Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah
g. Pasien beragama islam
h. Pasien yang tidak sedang menjalani ECT

Kriteria ekslusi penelitian ini yaitu:

a. Pasien yang tidak dapat mengikuti penelitian ini dari awal hingga akhir
30

3.2.3 Besar Sampel

Jumlah sampel yang peneliti gunakan pada penelitian ini telah ditentukan

berdasarkan kriteria inklusi serta effect size penelitian sebelumnya.38, 39

Perhitungan besar sampel menggunakan rumus sebagai berikut:

2𝛼²(𝑍₁₋α + 𝑍₁₋ᵦ)²
𝑛=
(µ₁₋µ₂)²

Keterangan:

n = Besar sampel yang diinginkan

(S₁²₋S₂²) (6,372 −7,352 )


α² = = = 6,7
2 2

Z1-α = Tingkat kepercayaan 95% (1,96)

Z1-ᵦ = Kekuatan uji 80% (0,842)

µ1 = Perkiraan rata-rata kelompok intervensi

µ2 = Perkiraan rata-rata kelompok kontrol

Menggunakan rumus diatas, dengan derajat kemaknaan 5%, maka perhitungan

sampel sebagai berikut:

2(6,7)²𝑥(1,96 + 0,842)²
𝑛=
(15,76 − 21,22)²

2(44,89)𝑥(7,85)
𝑛=
29,8

704,77
𝑛=
29,8

𝑛 = 23,65

𝑛 = 24
31

Besar sampel dalam penelitian ini adalah 24, akan tetapi untuk

mengantisipasi adanya kemungkinan drop out pada sampel penelitian, peneliti

menggunakan rumus:
𝑛
𝑛′ =
1−𝐹

Keterangan:

n’ : Besar sampel sesudah revisi

n : Besar sampel asli

1 – F : Estimasi proporsi drop out 10% (0,1%)

24
𝑛′ =
1 − 0,1

24
𝑛′ =
0,9

𝑛′ = 26,6

𝑛′ = 27

Berdasarkan perhitungan di atas, total sampel yang dipakai yaitu sejumlah

54 responden, sehingga jumlah masing-masing kelompok adalah 27 responden.

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada ruang rawat inap, ruang kelompok intervensi:

brotojoyo, ruang kelompok kontrol: gatotkaca di RSJD Dr. Amino Gondohutomo

Provinsi Jawa tengah. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober – November

2020, setelah peneliti dinyatakan lulus ujian proposal dan uji etik.
32

3.4 Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Skala Pengukuran

Variabel penelitian merupakan segala sesuatu yang telah ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari, kemudian akan diperoleh suatu informasi tentang hasil

tersebut dan diambil kesimpulannya. Variabel penelitian ini terdiri dari variabel

independent (variabel bebas) dan variabel dependen (variabel terikat).40

3.4.1 Variabel Independen (Variabel Bebas)

Variabel independen merupakan suatu variabel yang mempengaruhi atau

dapat menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen.40 Variabel

independent pada penelitian ini adalah terapi mindfulness spiritual melalui aplikasi

android SI-DEPAPU (Sistem Informasi Deteksi Pasien Pulang). Aplikasi android

SI-DEPAPU (Sistem Intervensi Deteksi Pasien Pulang) merupakan aplikasi untuk

memantau berbagai tindakan yang dilakukan perawat dalam mendeteksi tingkat

kemandirian dan mempersiapkan pasien untuk pulang.

3.4.1.1 Aplikasi android SI-DEPAPU (Sistem Informasi Deteksi Pasien Pulang)

untuk Kemandirian ADL (Activity of Daily Living)

Aplikasi android SI-DEPAPU dioperasikan oleh perawat dalam

memberikan terapi mindfulness spiritual kepada pasien yang disajikan dalam

bentuk rekaman suara dan diberi penjelasan singkat secara tertulis pada setiap

tahapannya. Adapun konten atau fitur yang ada pada aplikasi android SI-DEPAPU

antara lain:

1. Fitur Demografi Pasien

Fitur ini berisi informasi seputar identitas pasien, seperti: nama pasien,

umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, lama dirawat, berapa kali
33

pasien dirawat, status intervensi atau non intervensi yang bertujuan untuk

memudahkan perawat dalam mendokumentasikan pasien.

Gambar 3.1 Demografi Pasien

2. Fitur Pre-test

Fitur ini berisi tentang instrumen kemandirian ADL (Activity of Daily

Living), untuk mengevaluasi tingkat kemandirian pasien sebelum dan sesudah

dilakukan intervensi mindfulness spiritual.


34

Gambar 3.2 Kuesioner Pre-test

3. Fitur Minfulness dan Target Sehat Mandiri ADL (Activity of Daily Living)

Fitur mindfulness berisi tentang langkah-langkah dalam melakukan

mindfulness spiritual dengan menggunakan tahapan: 1) Momen kesadaran, 2) Cek

dosa, 3) Body scan, 4) Taubat dan Do’a, 5) Relaksasi dan 6) Target sehat mandiri.
35

Gambar 3.3 Intervensi Minfulness Spiritual

4. Fitur Post-test

Fitur ini berisi kuesioner post-test Kemandirian ADL (Activity of Daily

Living). Setelah melakukan intervensi mindfullnes sebanyak 4 kali, selanjutnya

perawat ke menu post-test. Perawat melakukan pengisian kuesioner post-test untuk

mengetahui apakah terapi mindfulness spiritual berpengaruh terhadap kemandirian

ADL (Activity of Daily Living) pasien.


36

Gambar 3.4 Kuesioner Post-test

5. Fitur Dokumentasi

Fitur dokumentasi ini berisi tentang data pasien, hasil pre-test dan post-

test dalam pengukuran tingkat kemandiran ADL (Activity of Daily Living).


37

Gambar 3.5 Dokumentasi

3.4.2 Variabel Dependen (Variabel Terikat)

Variabel dependen merupakan suatu variabel yang dapat dipengaruhi/

menjadi akibat dari variabel independen.40 Kemandirian ADL (Activity of Daily

Living) merupakan variabel dependen pada penelitian ini.

3.4.3 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran

Definisi operasional merupakan definisi atau arti berdasar dari

karakteristik yang diamati pada sesuatu yang didefinisikan tersebut.

Karakteristiknya dapat diamati/ diukur adalah kunci dari definisi operasional. Dapat

diamati memungkinkan peneliti melakukan observasi terhadap suatu objek atau

fenomena yang kemudian dapat diteliti ulang oleh orang lain. Nilai suatu variabel

telah dikumpulkan, diukur menggunakan skala pengukuran yang sesuai dengan

variabel. Skala pengukuran terdiri dari empat macam, antara lain: 1) nominal, 2)

ordinal, 3) interval, dan 4) ratio.40


38

Berikut ini merupakan variabel, definisi operasional serta skala

pengukuran penelitian pengaruh terapi mindfulness spiritual melalui aplikasi

android SI-DEPAPU (Sistem Informasi Deteksi Pasien Pulang) terhadap

kemandirian ADL (Activity of Daily Living) pada pasien skizofrenia.

Tabel 3.2 Variabel, Definisi Operasional dan Skala Pengukuran

Variabel Definisi Alat Ukur Skala Skor


Operasional
Independent:
Terapi Penerapan SOP terapi Nominal Ya : Dilakukan
mindfulness mindfulness mindfulness Tidak : Tidak
spiritual spiritual berupa spiritual dilakukan
melalui aplikasi langkah-langkah:
android SI- momen kesadaran,
DEPAPU cek dosa, body
(Sistem Deteksi scan, taubat dan
Pasien Pulang) do’a, relaksasi dan
target sehat
mandiri, yang
diberikan melalui
aplikasi android
(SI-DEPAPU)

Dependen:
Kemandirian Suatu kemampuan Kuesioner Ordinal Kuesioner
ADL (Activity pasien dalam berdasar menggunakan
of Daily Living) melakukan ADL NANDA, skala likert
secara mandiri dalam Nilai 1:
Wilkinson Tergantung
2016.41 Nilai 2: Dengan
bantuan
Nilai 3: Mandiri

Total skor:
80-105: ADL Baik
59-79: ADL Cukup
≤ 58: ADL Kurang
Confounding:
Usia Usia responden Kuesioner Nominal Rata-rata usia dari
dilihat dari tahun karakteristik kedua kelompok
lahir responden
39

Pendidikan Pendidikan formal Kuesioner Ordinal 1. SD


responden yang karakteristik 2. SMP
sudah dilalui responden 3. SMA
hingga tamat/ lulus
Pekerjaan Jenis pekerjaan Kuesiner Nominal 1. Bekerja
responden sebelum karakteristik 2. Tidak bekerja
masuk RSJ responden

3.5 Instrumen Penelitian dan Cara Pengumpulan Data

3.5.1 Instrumen Penelitian

Instrumen pada penelitian ini berupa lembar observasi yang digunakan

untuk mengukur kemandirian ADL (Activity of Daily Living) pasien skizofrenia.

Peneliti melakukan pengumpulan data dengan dibantu fasilitator.

3.4.1.2 Kuesioner kemandirian ADL (Activity of Daily Living)

Kemampuan pasien dalam memenuhi perawatan diri digambarkan

menurut NANDA dalam Wilkinson 2016.41 Instrumen ini telah dikembangkan oleh

Reny Tjahja Hidayati pada penelitiannya di RSJD Dr. Amino Gondohutomo

Semarang. Kuesioner NANDA menggunakan skala Likert dalam pengukurannya.

Hal ini dilakukan menggunakan tiga kriteria, yaitu tergantung dengan nilai (1),

dengan bantuan dengan nilai (2) dan mandiri dengan nilai (3). Interpretasi hasil

kemandirian pasien antara lain dengan total skor: 80-105: ADL Baik, skor 59-79:

ADL Cukup dan skor ≤58: ADL Kurang.

3.4.1.3 SOP Mindfulness Spiritual

Berisi tentang cara melakukan mindfulness spiritual yang diaplikasikan

pada pasien skizofrenia (terlampir).


40

3.5.2 Uji Validitas dan Reliabilitas

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi

kemandirian ADL (Activity of Daily Living) berdasarkan NANDA, dalam

Wilkinson 2016.41 Peneliti telah melakukan uji validitas dan reliabilitas. Uji

validitas dan reliabilitas telah peneliti lakukan pada 20 responden sebagai sampel

di RSJD Dr. Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah, yaitu mempunyai

karakteristik yang sama/ kriteria inklusi pada penelitian ini. Uji validitas

menggunakan pearson product moment dikatakan valid, yaitu r hitung ≥ r tabel, r

hitung ≥ 0,444 (uji 2 sisi dengan sig. 0,05). Untuk uji reliabilitas menggunakan

rumus Alpha Cronbach, nilai alpha > 0,60 artinya instrumen cukup reliabel.

Tabel 3.3 Tabel Intraclass Coefficient Correlation

95% Confidence Interval F Test with True Value 0


Intraclass Lower Upper
Correlationa Bound Bound Value df1 df2 Sig
Single Measures .793b .044 .662 3.068 9 27 .008
Average Measures .874c .188 .907 3.068 9 27 .008

Kuesioner pada penelitian ini berupa lembar observasi, peneliti telah

melakukan uji interrater reliability, menggunakan uji interclass coefficient

correlation terhadap 4 rater. Berdasarkan pada tabel 3.3 diperoleh nilai rata-rata

kesepakatan pada ke empat rater sebesar 0,874 yang artinya reliabilitas tinggi dan

nilai kesepakatan pada satu rater sebesar 0,793.

3.5.3 Kredibilitas Aplikasi

Aplikasi android SI-DEPAPU dirancang oleh CV. MIB Labs, yang

mempunyai 3 orang programmer dan memiliki bidang kepakaran android,


41

developer, web developer dan pembuat system informasi spasial. CV. MIB Labs

sudah banyak membuat system informasi sebelumnya, antara lain: company profile

website PT. Pipa Mas Putih, Employee Data Repository bagi penerimaan karyawan

di PT. Santos Jaya Abadi, dan aplikasi survey jalan, jembatan, bangunan, gedung,

irigasi, sanitasi berbasis android dan web untuk Pemerintah Kota/ Kabupaten di

Jawa Tengah.

Sebelum aplikasi android SI-DEPAPU digunakan langsung kepada

pasien, telah dilakukan uji coba terlebih dahulu pada sampel pasien. Hal tersebut

telah dilakukan pada saat workshop sebelum penelitian dilaksanakan.


42

3.5.4 Pengumpulan Data

Populasi : Pasien Skizofrenia


yang sedang menjalani rawat inap

Sampel : Pasien Skizofrenia


yang masuk kriteria inklusi

Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol


Pemilihan pasien dilakukan dengan cara berikut: Pemilihan pasien dilakukan dengan cara berikut:
- Pasien sesuai dengan kriteria - Pasien sesuai dengan kriteria
- Pasien pada ruang Brotojoyo, dijadikan pasien - Pasien pada ruang Gatotkaca, dijadikan pasien
intervensi, untuk menghindari bias kontrol, untuk menghindari bias

Pre Test : Kemandirian ADL (Activity of Daily Living)


dengan kuesioner berdasar NANDA menggunakan aplikasi SI-DEPAPU

Terapi Mindfulness spiritual melalui aplikasi android Diberikan Asuhan Keperawatan dan Terapi
SI-DEPAPU (Sistem Informasi Deteksi Pasien Pulang) Aktivitas Kelompok
1. Penjelasan dan latihan terapi mindfulness spiritual
2. Intervensi menggunakan aplikasi android SI-
DEPAPU diberikan sebanyak 4 kali, selama 2
minggu
3. Intervensi melibatkan enumerator

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Pertemuan 4

Monitor target sehat mandiri, menggunakan aplikasi android SI-DEPAPU

Post Test : Kemandirian ADL (Activity of Daily Living)


Dilakukan setelah kelompok intervensi selesai dilakukan intervensi ke 4, lalu dilakukan
pengukuran kemandiran ADL dengan kuesioner berdasar NANDA, menggunakan
aplikasi android SI-DEPAPU pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol

Analis akhir adanya pengaruh terapi mindfulness spiritual melalui aplikasi android SI-DEPAPU (Sistem
Informasi Deteksi Pasien Pulang) terhadap kemandirian ADL (Activity of Daily Living)

Menarik kesimpulan dan Penyajian data

Gambar 3.6 Pengumpulan data dan penelitian


43

3.5.4.1 Tahap persiapan pengumpulan data

Peneliti menyusun proposal penelitian, melakukan bimbingan proposal

penelitian dan mengajukan surat ijin pengambilan data awal yang diperlukan

kepada pihak RSJD Dr. Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah. Peneliti

selanjutnya melakukan pengambilan data. Setelah data terkumpul, peneliti

melakukan perhitungan sampel yang dibutuhkan dari populasi. Selanjutnya peneliti

membuat rancangan fitur aplikasi android SI-DEPAPU. Setelah melakukan ujian

proposal dan disetujui untuk melakukan penelitian, maka peneliti mengurus etical

clearance.

3.5.4.2 Tahap persiapan fasilitator

Perawat rumah sakit yang berjumlah empat orang membantu ketika proses

pelaksanaan penelitian. Perawat tersebut ada pada 2 ruangan, yaitu untuk kelompok

intervensi dan kelompok kontrol. Sebagai fasilitator yang sudah mengikuti

pelatihan mindfulness spiritual, fasilitator sudah mempunyai sertifikat pelatihan dan

sudah pernah mempraktekkan terapi mindfulness. Peneliti memberikan informed

consent kesediaan menjadi fasilitator selama penelitian sampai selesai. Peneliti

memberikan workshop mindfulness spiritual dan melakukan sosialisasi cara

menggunakan aplikasi android android SI-DEPAPU sebelum melakukan

penelitian. Workshop dilakukan 2 kali dan melibatkan langsung dari tim IT yang

merancang aplikasi SI-DEPAPU.

3.5.4.3 Tahap persiapan penelitian

Tujuan dijelaskan pada responden sebelum pelaksanaan penelitian.

Selanjutnya peneliti menyiapkan kesiapan diri peneliti dan instrument yang akan
44

digunakan selama penelitian, peneliti mengikuti prosedur administrasi pelaksanaan

penelitian. Peneliti menjelaskan prosedur dan cara mengunduh aplikasi kepada

fasilitator (perawat) rumah sakit mengenai mindfulness spiritual melalui aplikasi

andoid SI-DEPAPU untuk mengukur tingkat kemandirian ADL (Activity of Daily

Living) dan menjelaskan fitur-fitur yang terdapat di dalam aplikasi tersebut

tujuannya untuk membantu peneliti dalam melakukan intervensi kepada pasien

selama melakukan penelitian.

Selanjutnya fasilitator memberikan penjelasan dan memberikan informed

consent yang sudah disediakan dari peneliti dan RSJ kepada responden. Bagi

responden yang sudah kooperatif informed consent bisa ditanda tangani langsung

oleh responden, namun apabila responden belum cukup kooperatif, maka bisa

diwakilkan oleh perawat penanggung jawab, yang sebelumnya perawat

penanggung jawab tersebut telah memintakan ijin terlebih dahulu kepada keluarga

pasien melalui telepon. Fasilitator melaksanakan pre-test setelah peneliti

mendapatkan jumlah responden kelompok intervensi dan responden kelompok

kontrol dengan mengisi data demografi dan kuesioner ADL (Activity of Daily

Living).

3.5.4.4 Tahap pelaksanaan penelitian

Intervensi dilakukan dengan melibatkan fasilitator untuk membantu

peneliti dalam memberikan intervensi kepada pasien. Setelah memberikan

penjelasan dan mendapatkan kesepakatan dengan responden kelompok intervensi,

fasilitator kemudian memberikan intervensi, berupa: a) tahap pertama responden

diberikan penjelasan tentang pentingnya melakukan terapi mindfulness spiritual


45

untuk meningkatkan kemandirian ADL (Activity of Daily Living), b) tahap kedua

fasilitator membentuk kelompok kecil dan menyiapkan ruangan khusus yang

bertujuan supaya lebih mudah mengontrol responden dan responden bisa lebih

fokus, c) tahap ketiga fasilitator mengajarkan kepada responden terapi mindfulness

spiritual, d) tahap keempat responden diminta untuk melakukan mindfulness

dengan pendampingan oleh fasilitator, intervensi mindfulness diberikan sebanyak 4

kali, selama 2 minggu waktu penelitian, e) tahap keempat selain mengajarkan terapi

mindfulness spiritual, responden diajarkan kegiatan ADL (Activity of Daily Living),

seperti: mandi, berpakaian/ berhias, makan dan eliminasi. Kegiatan ini juga

dilakukan kepada kelompok kontrol, tanpa pemberian mindfulness spiritual f) tahap

kelima peneliti melakukan kesepakatan dengan fasilitator untuk menentukan

pertemuan berikutnya, untuk membahas hambatan dan menilai sejauh mana

responden melakukan terapi mindfulness spiritual.

3.5.4.5 Tahap post intervensi

Post-test dilakukan setelah pasien mendapatkan intervensi mindfulness

spiritual sebanyak 4 kali, kemudian fasilitator kelompok intervensi dan kelompok

kontrol mengisi kuesioner ADL (Activity of Daily Living) yang sudah ada dalam

aplikasi SI-DEPAPU untuk menilai kemandirian ADL (Activity of Daily Living)

responden setelah kelompok intervensi diberikan mindfulness spiritual dan

kelompok kontrol tidak diberikan intervensi mindfulness spiritual.


46

3.6 Teknik Pengolahan dan Analisa Data

3.6.1 Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data adalah suatu proses analisa semua data yang dilakukan untuk

mendapatkan hasil olahan data menjadi informasi yang benar sesuai dengan hasil

penelitian. Terdapat 4 cara dalam mengolah data, antara lain:42

3.6.2.1 Editing

Tahap pemeriksaan pertanyaan yang sudah diisi responden, bertujuan guna

mencegah terjadinya kesalahan saat pengolahan data. Data terisi meliputi

kebenaran, konsistensi, kelengkapan jawaban terhadap lembar dicek kembali pada

saat proses editing.

3.6.2.2 Coding

Memberikan kode untuk soal yang telah diisi oleh responden yang

bertujuan untuk memudahkan peneliti saat pengelompokan dan menganalisa data.

Coding disesuaikan dengan definisi operasional.

3.6.2.3 Tabulating

Pengelompokan data sesuai kategori dan kemudian ditabulasi dalam

bentuk tabel supaya mempermudah pembaca.

3.6.2.4 Entry data

Proses memasukkan data dari hasil pengukuran pre dan post test tingkat

kemandirian ADL (Activity of Daily Living) ke dalam software statistik yang ada

dalam komputer.
47

3.6.2.5 Cleaning

Merupakan tahap pembersihan data untuk mencegah dan interpretasi

adanya kesalahan data sebelum data dilakukan analisa. Cleaning dilakukan saat

coding data dan interpretasi pada hasil kode.

3.6.2 Analisa Data

3.6.2.1 Analisa Univariat

Mendeskripsikan karakteristik dari responden, antara lain: usia,

pendidikan dan pekerjaan. Bertujuan untuk menganalisa variabel yang disajikan ke

dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

3.6.2.2 Analisa Bivariat

Menganalisa kemandirian ADL sebelum dan sesudah dilakukan intervensi

mindfulness spiritual melalui aplikasi android SI-DEPAPU (Sistem Informasi

Deteksi Pasien Pulang) dilakukan analisa menggunakan uji Mann Whitney U-test.

Pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol menggunakan uji Wilcoxon.

Jika hasil penelitian didapatkan nilai p ≤ 0,05 maka hipotesis (H1) diterima,

yang menunjukkan bahwa ditemukan perbedaan signifikan pada kelompok

intervensi dan kelompok kontrol.

3.7 Etika Penelitian

3.7.1 Respect for human dignity

Menghormati harkat dan martabat manusia sebagai pribadi bebas dalam

berkehendak, memiliki keputusan serta bertanggung jawab pada keputusannya.


48

Pada penelitian ini, peneliti memberikan kebebasan pada responden untuk bersedia

atau tidak bersedia menjadi objek penelitian. Sebelumnya peneliti menjelaskan

maksud serta tujuan dari penelitian, peneliti memberikan kebebasan pada

responden untuk menyetujui permohonan yang peneliti ajukan.

3.7.2 Anonimity

Peneliti dalam penelitian tidak menampilkan kolom nama, namun

menggunakan nomor partisipan pada lembar kuesioner.

3.7.3 Confidentially

Kerahasiaan informasi dari hasil observasi yang didapat dari partisipan

akan dijamin oleh peneliti. Peneliti menyajikan data hasil penelitian sesuai dengan

tujuan penelitian, tanpa menyajikan hal-hal yang diluar keperluan penelitian.

3.7.4 Benefience dan non maleficience

Penelitian yang dilakukan dapat memberikan keuntungan bagi

kesejahteraan partisipan dan tidak berpotensi menimbulkan kecelakaan atau

memaksimalkan manfaat dan meminimalkan resiko.

3.7.5 Justice

Peneliti memperlakukan setiap partisipan dengan baik dan benar. Peneliti

akan memberikan yang sudah menjadi hak partisipan dan tidak membebani apa

yang bukan menjadi kewajibannya.

3.7.6 Veracity

Peneliti menjelaskan dengan jujur dan langkah-langkah yang dilakukan

dalam penelitian serta resiko yang kemungkinan terjadi.39


49

3.7.7 Ethical Clearance

Peneliti melakukan uji etik di Komisi Etik RSJD Dr. Amino Gondohutomo

Provinsi Jawa Tengah pada tanggal 12 Agustus 2020 dan telah dinyatakan lulus uji

etik sebelum penelitian dilaksanakan (surat lulus uji etik nomor: 420/6028).
BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Karakteristik Responden

4.1.1 Homogenitas Variabel Confounding

Homogenitas variabel confounding berdasarkan usia, pendidikan dan

pekerjaan pasien dirawat pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol.

Tabel 4.1 Distribusi dan persentase homogenitas variabel confounding pada


kelompok kontrol (n=27) dan kelompok intervensi (n=27)
Kelompok
p-value
Variabel Kontrol Intervensi Kontrol Intervensi
(X2)
(n(%)) (n(%)) (Mean±SD) (Mean±SD)
Usia - - 33,73±9,17 30,78±7,19 0,055
Pendidikan Terakhir
SD 8 (29,6) 12 (44,4)
- - 0,449
SMP 7 (25,9) 7 (25,9)
SMA 12 (44,4) 8 (29,6)
Pekerjaan
Bekerja 15 (55,6) 12 (44,4) - 0,586
Tidak Bekerja 12 (44,4) 15 (55,6)

Berdasarkan pada tabel 4.1, mayoritas responden kelompok kontrol rata-

rata berusia 33,73 tahun, tingkat pendidikan SMA sebanyak 44,4% dan status

pekerjaan 44,4% tidak bekerja. Sedangkan untuk responden kelompok intervensi,

rata-rata berusia 30,78 tahun, tingkat pendidikan SD sebanyak 44,4% dan status

pekerjaan 55,6% tidak bekerja.

Pada tabel 4.1 menggunakan Uji Levene’s, pada data berskala numerik,

dapat disimpulkan bahwa variabel usia responden signifikan homogen atau tidak

terdapat perbedaan karakteristik responden (p > 0,05). Pada tabel 4.1 menggunakan

Uji Crosstab Chi-square, pada data berskala kategorik, dapat disimpulkan bahwa

50
51

variabel pendidikan dan pekerjaan signifikan homogen atau tidak terdapat

perbedaan karakteristik responden (p > 0,05).

4.1.2 Tingkat Kemandirian ADL (Activity of Daily Living) Pasien

Skizofrenia Sebelum dan Sesudah Diberikan Terapi Mindfulness

Spiritual Melalui Aplikasi Android SI-DEPAPU (Sistem Informasi

Deteksi Pasien Pulang) Pada Kelompok Intervensi dan Kelompok

Kontrol

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kemandirian ADL (Activity


of Daily Living) Pasien Skizofrenia Pada Kelompok Kontrol dan
Kelompok Intervensi
Kontrol Intervensi
Variabel Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
n (%) n (%) n (%) n (%)
Baik 3 (11,1) 20 (74,1) 2 (7,4) 27 (100,0)
Cukup 22 (81,5) 7 (25,9) 23 (85,2) 0 (0)
Kurang 2 (7,4) 0 (0) 2 (7,4) 0 (0)
Total 27 (100,0) 27 (100) 27 (100,0) 27 (100,0)

Berdasarkan tabel 4.2, tingkat kemandirian ADL (Activity of Daily Living)

pada pret-test kelompok kontrol mayoritas berada dalam kategori cukup sebanyak

81,5% dan pada post-test responden berada pada kategori baik sebanyak 74,1%.

Berdasarkan tabel 4.2, tingkat kemandirian ADL (Activity of Daily Living)

pada kelompok intervensi mayoritas berada dalam kategori cukup sebanyak 85,2%

dan sesudah diberikan terapi mindfulness spiritual melalui aplikasi android SI-

DEPAPU responden berada pada kategori baik sebanyak 100,0%.


52

4.2 Analisa Bivariat

4.2.1 Perbedaan Tingkat Kemandirian ADL (Activity of Daily Living)

Pasien Skizofrenia Sebelum dan Sesudah Diberikan Terapi

Mindfulness Melalui Aplikasi Android SI-DEPAPU (Sistem Informasi

Deteksi Pasien Pulang)

Tabel 4.3 Perbedaan Kemandirian ADL (Activity of Daily Living) Pasien


Skizofrenia Pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Intervensi Pre-test
dan Post-test
Kemandirian ADL Kriteria N p

Kelompok Pretest-Posttest Negatif 0 0,000


Kontrol Positif 17
Sama 10
Total 27
Kelompok Pretest-Posttest Negatif 0 0,000
Intervensi Positif 25
Sama 2
Total 27

Berdasarkan tabel 4.3 dengan menggunakan Wilcoxon test dapat

disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kemandirian ADL (Activity of Daily Living)

pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi sebelum dan sesudah diberikan

terapi mindfulness spiritual melalui aplikasi android SI-DEPAPU (p = 0,000).


53

4.2.2 Pengaruh Terapi Mindfulness Spiritual Melalui Aplikasi Android SI-

DEPAPU (Sistem Informasi Deteksi Pasien Pulang) Terhadap

Kemandirian ADL (Activity of Daily Living) Pada Pasien Skizofrenia

Tabel 4.4 Pengaruh Terapi Mindfulness Spiritual Melalui Aplikasi Android SI-
DEPAPU (Sistem Informasi Deteksi Pasien Pulang) Terhadap
Kemandirian ADL (Activity of Daily Living) Pasien Skizofrenia antara
Kelompok Kontrol dan Kelompok Intervensi
Kemandirian ADL Mean Rank Sum Rank p
Pretest Pretest Kontrol 27,96 755,00 0,739
Pretest Intervensi 27,04 730,00
Posttest Posttest Kontrol 24,00 648,00 0,005
Posttest Intervensi 30,00 837,00
Delta Delta Kontrol 19,50 526,50 0,000
Delta Intervensi 35,50 958,50

Berdasarkan tabel 4.4 dengan menggunakan Mann Whitney test dapat

disimpulkan bahwa sebelum diberikan terapi mindfulness spiritual melalui aplikasi

android SI-DEPAPU tidak terdapat perbedaan tingkat kemandirian ADL (Activity

of Daily Living) yang signifikan pada kedua kelompok yaitu kelompok kontrol dan

kelompok intervensi (p = 0,739). Sedangkan setelah diberikan terapi mindfulness

spiritual melalui aplikasi android SI-DEPAPU dapat disimpulkan bahwa terdapat

perbedaan peningkatan kemandirian ADL (Activity of Daily Living) yang signifikan

(p = 0,005).

Berdasarkan tabel 4.4 terdapat perbedaan delta kemandirian ADL (Activity

of Daily Living) sebelum dan sesudah diberikan intervensi pada kelompok kontrol

dan kelompok intervensi (p=0,000).

Dari hasil Mann Whitney test pada data sebelum dan sesudah intervensi

maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh terapi mindfulness spiritual


54

melalui aplikasi android SI-DEPAPU (Sistem Informasi Deteksi Pasien Pulang)

terhadap kemandirian ADL (Activity of Daily Living) pada pasien skizofrenia.


BAB V

PEMBAHASAN

5.5 Tingkat Kemandirian ADL (Activity of Daily Living) Pasien Skizofrenia

Pada Kelompok Intervensi dan Kontrol Sebelum dan Setelah Diberikan

Terapi Mindfulness Spiritual Melalui Aplikasi Android SI-DEPAPU

(Sistem Informasi Deteksi Pasien Pulang)

Usia yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah dewasa, pada usia

tersebut seseorang dianggap sudah lebih baik dalam memilih kebutuhan dasarnya

dan mengambil keputusan atau tindakan dalam memperbaiki kondisi mereka.43

Tingkat pendidikan yang menjadi sampel adalah SMA. Pada sebuah teori

menyatakan bahwa pendidikan menjadi tolok ukur kemampuan pasien dalam

berinteraksi secara efektif. Pendidikan mempengaruhi kemampuan klien dalam

memanfaatkan informasi sekitarnya, menerima umpan balik dan ketrampilan yang

diajarkan, serta merupakan motivasi dalam memecahkan suatu masalah.44

Pekerjaan berkaitan dengan fasilitas dalam pemenuhan kebersihan diri dan

kebutuhan makan sehari-hari.43 Sampel yang peneliti ambil homogen dalam

pekerjaan. Jadi, berdasarkan penjelasan di atas, pada penelitian ini tidak terdapat

perbedaan karakteristik responden, yang dapat mempengaruhi hasil penelitian.

Kemandirian ADL (Activity of Daily Living) pada kelompok intervensi

sebelum diberikan terapi mindfulness spiritual melalui aplikasi android SI-

DEPAPU sebanyak 85,2% yaitu dalam kategori cukup dan 7,4% dalam ketegori

kurang. Sedangkan pada kelompok kontrol sebanyak 81,5% yaitu dalam kategori

55
56

cukup dan 7,4% dalam kategori kurang. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak

terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok intervensi dan kelompok

kontrol sebelum diberikan terapi mindfulness spiritual melalui aplikasi android SI-

DEPAPU, dikarenakan kedua kelompok tersebut memiliki homogenitas yang

dipengaruhi oleh karakteristik yang sama, seperti rata-rata usia, tingkat pendidikan

dan pekerjaan responden.

Tingkat kemandirian ADL (Activity of Daily Living) pada penelitian ini,

sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa pada kelompok

perlakuan terdapat 10% pasien dalam kategori baik, 70% kategori cukup dan 20%

kategori rendah, sedangkan pada kelompok kontrol terdapat 20% pasien dalam

kategori baik, 70% kategori cukup dan 10% kategori rendah. Jadi rata-rata pasien

dalam kategori cukup, yang menandakan bahwa pasien meskipun bisa menjaga diri

sendiri, akan tetapi mereka masih membutuhkan bantuan perawat dalam mengurus

aktivitas sehari-harinya.43

Pada penelitian lain, menyatakan bahwa sebelum pemberian terapi

keperawatan, terdapat 55,5% responden mampu melakukan perawatan diri mandi,

44,5% responden belum mampu melakukan perawatan diri berdandan/ berhias,

55,5% responden mampu melakukan tanpa bantuan perawatan diri makan dan

minum, dan 55,5% responden mampu melakukan dengan bantuan perawatan diri

BAB/ BAK. Jadi, sebelum diberikan terapi keperawatan, kemandirian pasien

bervariasi, sebagian kurang mandiri dan cukup mandiri, serta masih membutuhkan

bantuan dari perawat.4


57

Setelah diberikan terapi mindfulness spiritual melalui aplikasi android SI-

DEPAPU kemandirian ADL (Activity of Daily Living) pada kelompok intervensi

sebanyak 100% dalam kategori baik. Sedangkan pada kelompok kontrol sebanyak

74,1% yaitu dalam kategori baik dan 25,9% dalam kategori cukup. Hal ini serupa

dengan penelitian tentang gambaran kemandirian ADL (Activity of Daily Living)

pada kelompok intervensi setelah diberikan terapi keperawatan berada pada tingkat

yang baik 100%, sedangkan pada kelompok kontrol 60% berada pada kategori

baik, 30% cukup dan 10% dengan kemandirian ADL kurang.43

Pada penelitian lain, menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan

pemberian terapi keperawatan terhadap kemandirian pasien skizofrenia (p =

0,002). Jadi, setelah pemberian terapi keperawatan, terjadi peningkatan

kemandirian pasien menjadi sebagian besar mandiri dan tidak membutuhkan

bantuan dari perawat, hal tersebut menandakan bahwa pasien tetap harus

mendapatkan dukungan untuk meningkatkan kemandirian dalam perawatan

dirinya.4

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan kemandirian ADL

pre-test dan post-test pada kelompok kontrol. Pada kelompok kontrol, responden

diberikan intervensi standar dari rumah sakit jiwa, yaitu asuhan keperawatan dan

terapi aktivitas kelompok. Hal tersebut masih memiliki kekurangan sesuai dengan

penelitian sebelumnya, yaitu pasien skizofrenia yang telah diberikan asuhan

keperawatan defisit perawatan diri masih berada dalam kategori ketergantungan

sedang (48,1%), yang menandakan bahwa pasien masih membutuhkan kontribusi

tindakan keperawatan lain untuk lebih mengoptimalkan kemandirian pasien.9


58

Sedangkan pada penelitian lain, dengan pemberian terapi aktivitas kelompok pada

pasien skizofrenia untuk meningkatan kemandirian ADL, masih terdapat 27,7%

pasien dengan tingkat kemandirian cukup dan 2,7% pasien dengan tingkat

kemandirian kurang dalam perawatan diri, yang berarti bahwa pasien masih

membutuhkan bantuan sebagian dari perawat.4

5.6 Pengaruh Terapi Mindfulness Spiritual Melalui Aplikasi Android SI-

DEPAPU (Sistem Informasi Deteksi Pasien Pulang) Dalam Meningkatkan

Kemandirian ADL (Activity of Daily Living) Pasien Skizofrenia

Kemandirian ADL (Activity of Daily Living) sebelum diberikan terapi

mindfulness spiritual melalui aplikasi android SI-DEPAPU tidak terdapat

perbedaan yang signifikan pada kedua kelompok, yaitu kelompok kontrol dan

kelompok intervensi (p = 0,739). Sedangkan setelah diberikan terapi mindfulness

spiritual melalui aplikasi android SI-DEPAPU dapat disimpulkan terdapat

perbedaan peningkatan kemandirian ADL (Activity of Daily Living) yang signifikan

(p = 0,005).

Secara umum kemandirian ADL (Activity of Daily Living) pasien baik

kelompok intervensi maupun kelompok kontrol mengalami peningkatan. Hal ini

dikarenakan baik pada kelompok intervensi maupun kelompok kontrol tetap

mendapatkan asuhan keperawatan dan terapi psikofarmaka. Akan tetapi,

peningkatan kemandirian ADL (Activity of Daily Living) pada kelompok kontrol

tidak bermakna jika dibandingkan dengan kelompok intervensi.


59

Hasil rata-rata uji delta pada kelompok kontrol adalah 19,50 sedangkan

hasil rata-rata uji delta pada kelompok intervensi adalah 35,50. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat perbedaan delta kemandirian ADL (Activity of Daily

Living) sebelum dan sesudah diberikan intervensi pada kelompok kontrol dan

kelompok intervensi.

Berdasarkan Mann Whitney test pada data sebelum dan sesudah

intervensi terdapat pengaruh terapi mindfulness spiritual melalui aplikasi android

SI-DEPAPU (Sistem Informasi Deteksi Pasien Pulang) terhadap kemandirian ADL

(Activity of Daily Living) pada pasien skizofrenia. Aplikasi android SI-DEPAPU

(Sistem Informasi Deteksi Pasien Pulang), yang didalamnya terdapat intervensi

mindfulness spiritual merupakan suatu latihan dimana individu melibatkan Allah

SWT sebagai Tuhan Mahakuasa pada setiap proses (individu mengingat Allah

SWT) yang bertujuan membantu individu tersebut secara sadar memahami kondisi

atau pengalaman yang dihadapi bukan sebagai kebetulan melainkan peristiwa

dibuat oleh Allah SWT, individu dapat fokus menemukan solusi dari permasalahan

yang dihadapi dan membantu individu menentukan target sehat mandiri.30

Terapi mindfulness spiritual akan membantu pasien secara sadar dalam

memahami bagaimana kondisi yang sedang terjadi pada saat ini, meningkatkan rasa

penerimaan terhadap semua keadaan tanpa memberikan penilaian yang berlebihan.

Menumbuhkan kesadaran bahwa setiap kejadian bukanlah sebagai kebetulan,

semua yang terjadi adalah ketentuan dari Allah SWT dan bagaimana pasien tersebut

akan menyikapi dan menemukan solusi dari keadaan saat ini.30


60

Terapi kemandirian ADL (Activity of Daily Living) yang ada pada aplikasi

android SI-DEPAPU terdiri dari enam tahap, yaitu momen kesadaran untuk

berubah dengan istigfar, cek tentang dosa, merasakan respon fisik dan body scan,

taubat dan do’a, relaksasi, dan yang terakhir target sehat mandiri, untuk mendeteksi

kemandirian ADL (Activiy of Daily Living). Fokus tahapan terapi mindfulness

dalam meningkatkan kemandirian ADL (Activity of Daily Living) adalah pada

momen kesadaran dan target sehat mandiri. Pada momen kesadaran, pasien dilatih

untuk menyadari dan memfokuskan diri terhadap apa yang sedang dialami atau

dilakukan saat ini, dengan penuh penerimaan dan tanpa penghakiman.10

Kemandirian perawatan diri pada skizofrenia terdiri dari: mandi,

berpakaian/ berhias, makan dan eliminasi BAB/ BAK yang dideteksi dalam SI-

DEPAPU. Pasien dilatih untuk latihan mandi, berpakaian/ berhias, makan dan

eliminasi BAB/ BAK sebagai upaya dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi,

yaitu masalah perawatan dirinya. Kemandirian ADL (Activity of Daily Living) pada

pasien skizofrenia sangat penting untuk membantu proses pemulihan kesehatan

agar tidak menimbulkan masalah baru/ memperburuk keadaan dan

mempertahankan kesehatannya.30

Pada penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa terapi mindfulness dapat

membantu pasien skizofrenia dalam merespon gejala psikotik yang muncul dan

pasien tersebut akan lebih waspada apabila gejala tersebut muncul kembali dan

membantu pasien untuk menyadari bahwa merawat diri itu penting. Pasien akan

lebih memiliki penerimaan pada perasaan dan pikiran. Pasien juga akan lebih
61

mampu mempersiapkan strategi yang lebih cocok dalam mengatasi dan

mengendalikan gejala psikotik yang muncul.45

Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa terapi mindfulness dapat

mengurangi gejala negatif yang muncul pada pasien skizofrenia seperti anhedonia/

tidak suka makan, avolisi/ tidak merawat tubuhnya dan asosialitas/ tidak mau

bersosialisasi, hal tersebut sekaligus berdampak pada peningkatan pemulihan

kondisi pasien, seperti harapan dan tujuan hidup pasien yang akan meningkat pula.

Terapi mindfulness menjadi intervensi yang menjanjikan, karena hanya ada sedikit

pilihan perawatan yang tersedia untuk menangani pasien skizofrenia dengan gejala

negatif.46 Terapi mindfulness juga dapat meningkatkan kemandirian perawatan diri

pasien gangguan jiwa, seperti pada penelitian sebelumnya tentang mindfulness

based self-care yang menjelaskan bahwa terapi ini berpengaruh dalam

meningkatkan kemandirian pasien saat perawatan di rumah sakit, dengan

presentase 94%.47

Kelebihan terapi mindfulness spiritual dengan bantuan aplikasi android SI-

DEPAPU lebih efektif dalam penanganan kemadirian ADL (Activity of Daily

Living) pada pasien, pengukuran yang dihasilkan lebih akurat pada kemandirian

pasien dan data yang dihasilkan pada perkembangan pasien tersebut dapat

tersimpan dengan baik. Pada aplikasi tersebut di dalamnya terdapat cara mendeteksi

kemandirian ADL (Activity of Daily Living) dan terdapat intervensi yang dapat

perawat implementasikan untuk menyelesaikan permasalahan yang muncul pada

pasien skizofrenia.
62

Perkembangan intervensi berbasis teknologi terus mengalami kemajuan,

yang dapat mempengaruhi kualitas dan pelayanan keperawatan kesehatan jiwa.

Kemajuan teknologi dapat menjadi solusi alternatif untuk menyelesaikan

permasalahan yang ada dalam keperawatan. Hal tersebut didukung pada penelitian

sebelumnya yang menyatakan bahwa teknologi dapat meningkatkan pemantauan

dan kemandirian pasien gangguan jiwa, sehingga kualitas kesehatan jiwa pasien

tersebut dapat meningkat pula. Akan tetapi penerapan teknologi dalam

pendokumentasian keperawatan jiwa masih belum banyak dikembangkan di rumah

sakit.48

Pada penelitian yang lain, mindfulness melalui aplikasi android SI-DESIS

(Sistem Informasi Deteksi Interaksi Sosial) telah terbukti mampu meningkatkan

interaksi sosial pada pasien skizofrenia (p = 0,000) dan melalui aplikasi android SI-

SIWATA juga telah terbukti meningkatkan spiritualitas pasien skizofrenia (p =

0,000).14, 12 Akan tetapi pada penelitian tersebut memiliki kekurangan, yaitu belum

dilengkapi video intervensi pada aplikasi androidnya.

5.7 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan yang ada dalam pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai

berikut:

5.3.1 Input data melalui aplikasi android SI-DEPAPU memerlukan koneksi

jaringan internet, jadi ketika koneksi internet mengalami gangguan, maka

data bisa saja tidak terinput atau terinput dua kali.


63

5.3.2 Pada penelitian ini, peneliti tidak melakukan pengukuran pada tingkat stres

responden dan kondisi fisiologis. Peneliti memilih responden berdasar

pada kondisi yang sudah tenang dan stabil.

5.8 Implikasi Penelitian Terhadap Pelayanan Keperawatan

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa terapi mindfulness spiritual

melalui aplikasi android SI-DEPAPU dapat meningkatkan kemandirian ADL

(Activity of Daily Living) pasien skizofrenia di RSJD Dr. Amino Gondohutomo

Provinsi Jawa Tengah. Aplikasi android SI-DEPAPU dapat menjadi inovasi

pengembangan teknologi dalam mendeteksi kemandirian ADL (Activity of Daily

Living) pada saat pengkajian awal asuhan keperawatan jiwa dan pemberian

intervensi dapat diajarkan perawat selama pasien menjalani proses perawatan di

Rumah Sakit Jiwa. Perawat mengajarkan terapi mindfulness ketika kondisi pasien

sudah kooperatif, perawat dapat memonitor target sehat mandiri untuk mencapai

kemandirian ADL (Activiy of Daily Living). Pasien dapat terus berlatih terapi

mindfulness sendiri setelah pulang ke rumah.


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

6.1.1 Tingkat kemandirian ADL (Activity of Daily Living) pasien skizofrenia

sebelum diberikan terapi mindfulness spiritual melalui aplikasi android SI-

DEPAPU memiliki hasil yang relatif sama antara kelompok intervensi dan

kelompok kontrol, yaitu tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua

kelompok, dengan nilai mean pada kelompok intervensi 27,04 dan nilai

mean pada kelompok kontrol 27,96.

6.1.2 Tingkat kemandirian ADL (Activity of Daily Living) sesudah diberikan

terapi mindfulness spiritual melalui aplikasi android SI-DEPAPU

memiliki hasil yang berbeda antara kelompok intervensi dan kelompok

kontrol, yaitu memiliki perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok,

dengan nilai mean pada kelompok intervensi 31,00 dan nilai mean pada

kelompok kontrol 24,00.

6.1.3 Terapi mindfulness spiritual melalui aplikasi android SI-DEPAPU efektif

dalam meningkatkan kemandirian ADL dengan nilai p = 0,005. Hasil

tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh terapi mindfulness

spiritual melalui aplikasi android SI-DEPAPU (Sistem Informasi Deteksi

Pasien Pulang) terhadap kemandirian ADL (Activity of Daily Living) pada

pasien skizofrenia.

64
65

6.2 Saran

Saran yang dapat peneliti berikan oleh berdasarkan hasil penelitian yang

telah didapatkan yaitu sebagai berikut:

6.2.1 Pengembangan Keperawatan

Aplikasi android SI-DEPAPU dapat menjadi pendeteksi tingkat

kemandirian ADL (Activity of Daily Living) pasien skizofrenia pada awal

pengkajian, dapat memonitoring perubahan tingkat kemandirian ADL (Activity of

Daily Living) selama perawatan dan pendokumentasian dapat tersimpan dengan

baik.

6.2.2 Institusi Pendidikan

Hasil penelitian terapi mindfulness spiritual melalui aplikasi android SI-

DEPAPU diharapkan dapat digunakan sebagai bahan kajian dalam pengembangan

mata kuliah keperawatan jiwa dengan pendekatan holistik dan berbasis teknologi.

6.2.3 Bagi Responden

Pasien diharapkan dapat terus mempertahankan kemampuan dalam

melakukan latihan mindfulness spiritual, guna meningkatkan kemandirian ADL

(Activity of Daily Living) sehingga pasien dapat menjalani perawatan dengan baik

dan tidak mengalami kekambuhan.

6.2.4 Peneliti Berikutnya

Bagi peneliti selanjutnya dapat melanjutkan penelitian ini, dengan

mengambil sampel yang lebih banyak (bisa diberikan pada saat pasien telah

kembali ke masyarakat/ pulang) dan desain penelitian yang diambil lebih tinggi

yaitu randomized controll trial agar kualitas dari hasil intervensi dapat meningkat.
66

Pada peneliti selanjutnya bisa dilakukan pengukuran tingkat stres dan kondisi

fisiologis responden sebelum penelitian dimulai.


67

DAFTAR PUSTAKA

1. WHO. Mental Health Schizophrenia [Internet]. 2019. Available from:

https://www.who.int/mental_health/management/schizophrenia/en/

2. Riskesdas. HASIL UTAMA RISKESDAS 2018 Kesehatan. 2018;20–1.

Available from: http://www.depkes.go.id/resources/download/info-

terkini/materi_rakorpop_2018/Hasil Riskesdas 2018.pdf

3. Rekam Medis Rumah Sakit Jiwa Dr. Amino Gondohutomo Semarang.

Semarang; 2018.

4. Emilyani D. Pengaruh Terapi Kelompok Suportif Terhadap Kemandirian

Pasien Skizofrenia Yang Mengalami Defisit Perawatan Diri di Rumah

Sakit Jiwa Propinsi NTB. J Anal Med Biosains. 2015;2(2):336–47.

5. Yusuf A, Fitryasari P, Nihayati HE. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan

Jiwa. Jakarta: Salemba Medika; 2015.

6. Maryatun S. Peningkatan Kemandirian Perawatan Diri Pasien Skizofrenia

Melalui Rehabilitasi Terapi gerak. J Keperawatan Sriwij [Internet].

2015;2(2):108–14. Available from:

http://library1.nida.ac.th/termpaper6/sd/2554/19755.pdf

7. Andayani S. Hubungan Karakteristik Klien Skizofrenia Dengan Tingkat

kemampuan Perawatan Diri di Ruang Rawat Inap Psikiatri Wanita Rumah

Sakit Marzoeki mahdi Bogor [Internet]. Universitas Indonesia; 2012.

Available from:

http:lib.ui.ac.id/opac/ui/detail.jsp?id=20311742&lokasi=lokal
68

8. Reny Tjahja Hidayati. Pengaruh Terapi Kognitif Dan Perilaku Terhadap

Peningkatan Kemampuan Perawatan Diri Pada Klien Skizofrenia Dengan

Defisit Perawatan Diri Di RSJD Dr. Amino Gondohutomo. Airlangga

Surabaya; 2017.

9. Pinedendi N, Rotie JV, Wowiling F. Pengaruh Penerapan Asuhan

Keperawatan Defisit Perawatan Diri Terhadap Kemandirian Personal

Hygiene Pada Pasien Di Rsj. Prof. V. L. Ratumbuysang Manado Tahun

2016. J Keperawatan UNSRAT. 2016;4(2):110204.

10. Dwidiyanti M, Fahmi AY, N HEW, Wiguna RI, Munif B. The Art

Mindfulness Spiritual Islam. Semarang: Undip Press; 2019.

11. Asiah, Dwidiyanti M, Wijayanti DY. Penurunan Tingkat Depresi Pada

Pasien Dengan Intervensi Mindfulness Spiritual Islam. J Keperawatan Jiwa.

2019;7(3):267–74.

12. Triyani FA, Dwidiyanti M, Suerni T. Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan

The effectiveness of mindfulness application " SI Informasi Sehat Jiwa

dengan Cinta ) to increase the spirituality of schizophrenia patients :

Experimental study. J Aisyah J Ilmu Kesehat. 2020;5(1):59–66.

13. Utama M, Dwidiyanti M, Wijayanti DY, Studi P, Keperawatan M,

Diponegoro U, et al. Penurunan Tingkat Stres Keluarga Pasien Skizofrenia

Melalui Mindfulness Spiritual Islam. J Keperawatan Jiwa. 2020;8(1):21–6.

14. Kurniasari CI, Sari SP, Dwidiyanti M, Locsin RC. Mindfulness-based

mobile applications for social interaction in people with schizophrenia. J

Nurs Soc Sci Relat to Heal ilness [Internet]. 2020;22(3):172–7. Available


69

from: https://doi.org/10.32725/kont.2020.026

15. Rozzano C. Locsin, RN, PhD F. Technological Competency as caring in

Nursing: Co-creating Moments in Nursing Occurring Within the Universal

Technological Domain. J Theory Constr Test. 2015;20(1):5–12.

16. Schizophrenia. Spanish: National Institute of Mental Health Publication;

2015.

17. Maramis WF, Maramis AA. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. 2nd ed.

Surabaya: Airlangga University Press; 2009.

18. Prabowo E. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Yogjakarta: Nuha; 2014.

19. Damayanti M, Iskandar. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika

Aditama; 2012.

20. Hawari D. Pendekatan Holistik pada Gangguan Jiwa Skizofrenia. Jakarta:

Balai Penerbit FKUI; 2007.

21. Rokhayati, Dwidiyanti M, Sari SP. Intervensi Keperawatan terhadap Self

Efficacy Keluarga Pasien Skizofrenia. J Keperawatan Jiwa [Internet].

2019;7(2):197–202. Available from:

https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JKJ/article/view/4926

22. Test FA, Deficit S, Baker LK, Denyes MJ. Predictors of Self-Care in

Adolescents With Cystic Fibrosis: A Test of Orem’s Theories of Self-Care

and Self-Care Deficit. 2008;23(1).

23. J. FJ, Geraldine M. Nursing Concept Analysis. New York: Springer

Publishing Company; 2016.

24. Chaplin. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada; 2011.
70

25. Setiahardja AS. Penilaian Keseimbangan dengan Aktivitas Kehidupan

Sehari-hari pada Lansia. 2005.

26. Mohammadpour A, Rahmati Sharghi N, Khosravan S, Alami A, Akhond

M. The Effect of a Supportive Educational Intervention Developed Based

on The Orem’s Self-care Theory on The Self-care Ability of Patients With

Myocardial Infarction: A Randomised Controlled Trial. J Clin Nurs.

2015;24(11–12):1686–92.

27. Kafil RF, Ropi H, Rahay U. Pengaruh Intervensi Edukasi Suportif

Terhadap Kepatuhan Dalam Pengontrolan Tekanan Darah

PasienHemodialisis Di Rsup Dr. Hasan Sadikin Bandung. J Keperawatan

Respati Yogyakarta [Internet]. 2018;5(Suppl 1):40–5. Available from:

http://nursingjurnal.respati.ac.id/index.php/JKRY/index

28. Romadhani RK, Hadjam MNR. Intervensi Berbasis Mindfulness untuk

Menurunkan Stres pada Orang Tua. Gadjah Mada J Prof Psychol.

2017;3(1):23–37.

29. Tong W, Yu H, Mcmaster TW, Yip ALK, Wong JCL. Effectiveness of a

Mindfulness-based Psychoeducation Group Programme for Early-stage

Schizophrenia : An 18-Month Randomised Controlled Trial. Schizophr Res

[Internet]. 2019;xxx(xxxx):1–10. Available from:

https://doi.org/10.1016/j.schres.2019.07.053

30. Dwidiyanti M, Wiguna RI, Ningsih HEW. Mindfulness Untuk Self-Care.

Semarang: Undip Press; 2018.

31. Komputer W. Langkah Praktis Membangun Aplikasi Sederhana Platform


71

Android. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo; 2012.

32. Irsyad H. Aplikasi Android Dalam 5 Menit Edisi Revisi. Jakarta: PT. Elex

Media Komputindo; 2016.

33. Pinho LG De, Pereira A, Chaves C. Nursing Interventions in

Schizophrenia : The Importance of Therapeutic Relationship. Nurse Care

Open Acces J. 2017;3(6):331–3.

34. Andersen NC. Positive vs . Negative Schizophrenia : A Critical Evaluation.

Schizophr Bull. 1985;11(3):380–9.

35. Richards KC, Campenni CE, Muse-Burke JL. Self-care and Well-being in

Mental Health Professionals: The Mediating Effects of Self-awareness and

Mindfulness. J Ment Heal Couns. 2010;32(3):247–64.

36. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta; 2018.

37. Arikunto S. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta; 2013.

38. Robert-McComb JJ, Tacon A, Randolph P, Caldera Y. A pilot study to

examine the effects of a mindfulness-based stress-reduction and relaxation

program on levels of stress hormones, physical functioning, and

submaximal exercise responses. J Altern Complement Med.

2004;10(5):819–27.

39. Dharma KK. Metodologi Penelitian Keperawatan (Pedoman Melaksanakan

dan Menerapkan Hasil Penelitian). Jakarta: Trans Info Media; 2011.

40. Nursalam. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba

Medika; 2017.

41. Wilkinson JM. Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC; 2016.


72

42. Dwidiyanti M. Penelitian Quasi Eksperimen Dalam Keperawatan.

Semarang: Undip Press; 2018.

43. Yusuf A, Nihayati HE, Kurniawan KE. Modeling Participant Toward Self-

care deficit on Schizophrenic Clients. J Ners. 2014;7(October):219–32.

44. Stuart G, Laraia. Prinsip dan Praktek Keperawatan Psychiatric. St Louis:

Mosby B; 2005.

45. Ganguly P. Mindfulness in Holistic Management of Schizophrenia. Int J

Psychol Behav Anal. 2018;4(156):1–4.

46. Lam AHY, Chien WT. The Effectiveness of Mindfulness-Based

Intervention for People with Schizophrenia: A systematic Review.

Neuropsychiatry (London). 2016;6(5):208–22.

47. Slatyer S, Craigie M, Rees C, Davis S, Dolan T, Hegney D. Nurse

Experience of Participation in a Mindfulness-Based Self-Care and

Resiliency Intervention. Springer. 2018;9:610–7.

48. Dwidiyanti M, Kurniasari CI, Febriany I, Kitu M. The Development of

Information System for Mental Health Nursing Interventions : A Literature

Review. 2019;2019:295–303.
73

Lampiran 1 Kuesioner Kemandirian ADL (Activity of Daily Living)

KUESIONER KEMANDIRIAN ADL (Activity of Daily Living)

Petunjuk penilaian:
Diisi oleh perawat/ peneliti. Beri tanda (  ) pada kolom yang sesuai.

1. Mandi
No. Jenis Kemampuan Tergantung Dengan Mandiri
Bantuan
(1) (2) (3)
1. Mempersiapkan peralatan
yang diperlukan untuk
mandi (handuk, sabun
mandi, kecukupan air, dll)
2. Masuk dan keluar kamar
mandi
3. Membasahi badan dengan
air sampai merata
4. Menggosok seluruh badan
dengan air dan sabun sampai
merata
5. Mengambil air dan
membilas seluruh tubuh
dengan air hingga sabun
bersih
6. Mengambil handuk pada
tempatnya
7. Mengeringkan badan dengan
handuk
8. Mengembalikan handuk
pada tempatnya

2. Berpakaian/ Berhias
No. Jenis Kemampuan Tergantung Dengan Mandiri
Bantuan
(1) (2) (3)
1. Mempersiapkan peralatan
yang diperlukan untuk
berpakaian atau berhias
74

2. Meletakkan atau mengambil


potongan pakaian
3. Melepaskan pakaian
4. Mengenakan pakaian bagian
atas atau bawah tubuh
5. Memilih pakaian yang
sesuai
6. Memasang kancing baju/
celana dengan tepat
7. Mengenakan sepatu/ sandal
8. Menyisir rambut dengan rapi
9. Berhias: bagi perempuan
menggunakan lipstik, bedak,
dan bagi laki-laki
membersihkan kumis
dengan alatnya
10. Mempertahankan
penampilan pada tingkat
yang memuaskan

3. Makan
No. Jenis Kemampuan Tergantung Dengan Mandiri
Bantuan
(1) (2) (3)
1. Mempersiapkan peralatan
yang diperlukan untuk
keperluan makan
2. Mempersiapkan makanan
untuk dimakan
3. Membawa makanan dari
wadah ke mulut (menyuap
makanan)
4. Mencerna makanan dengan
aman (mengunyah)
5. Menggunakan alat
tambahan, misal: sendok,
garpu, dll)
6. Mengambil cangkir/ gelas
7. Mencerna cukup makanan
8. Mencuci peralatan yang
telah dipakai
9. Mengembalikan peralatan
makan ke tempatnya
75

4. Eliminasi (BAB/ BAK)


No. Jenis Kemampuan Tergantung Dengan Mandiri
Bantuan
(1) (2) (3)
1. Mempersiapkan peralatan
dalam toileting (BAB/
BAK)
2. Mendapatkan jamban/
kamar kecil
3. Duduk atau bangkit dari
jamban/ kamar kecil
4. Melepas pakaian bagian
bawah untuk toileting
(BAB/ BAK)
5. Melaksanakan kebersihan
dalam toileting (BAB/
BAK) dengan cepat
6. Membersihkan badan/ cebok
setelah BAB/ BAK dengan
menggunakan air bersih
7. Menyiram jamban/ kamar
kecil dengan bersih dan
tidak berbau
8. Menggunakan pakaian
kembali setelah toileting

Interpretasi: Item pertanyaan dalam kuesioner kemandirian ADL (Activity of


Daily Living): nilai terendah adalah 35 dan nilai tertinggi 105

Keterangan:
ADL Baik : 76-100% : nilai 80-105
ADL Cukup : 56-75% : nilai 59-79
ADL Kurang : ≤ 55% : nilai ≤ 58
76

Lampiran 2 Monitoring Target Sehat Mandiri

MONITORING TARGET SEHAT MANDIRI


KEMANDIRIAN ADL (ACTIVITY OF DAILY LIVING)

Petunjuk penilaian:
Diisi oleh perawat/ peneliti. Beri tanda (  ) pada kotak yang tersedia.

No. Indikator Penilaian

Keyakinan Pengetahuan Perawat Pasien Mandiri


bahwa yang menuntun melakukan (5)
kemampuan dibutuhkan pasien (3) didampingi
itu penting (2) oleh
(1) perawat (4)
1. Mandi

2. Berpakaian/
berhias

3. Makan

4. Eliminasi
77

Lampiran 3 SOP Terapi Mindfulness Spiritual Melalui Aplikasi Android SI-


DEPAPU
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SOP Terapi
Mindfulness Spiritual Melalui Aplikasi Android SI-
DEPAPU
No. Dokumen No. Revisi Halaman
PROSEDUR Tanggal Terbit Ditetapkan,
TETAP Ka Prodi Magister Keperawatan

(..........................) Dr. Meidiana Dwidiyanti, S.Kp., M.Sc.


PENGERTIAN Terapi Mindfulness Spiritual Melalui Aplikasi Android SI-
DEPAPU merupakan intervensi dari gabungan yang
terorganisasi dari manusia/ perawat dan perangkat lunak/
aplikasi android, yang didalamnya terdapat langkah-langkah:
momen kesadaran, cek dosa, body scan, taubat dan do’a,
relaksasi, dan target sehat mandiri, serta dapat menyimpan dan
mengolah data sehingga dijadikan sebagai sebuah informasi.
TUJUAN 1. Membantu individu untuk memahami secara sadar kondisi
saat ini
2. Membantu individu untuk fokus menemukan solusi dalam
menyelesaikan masalahanya
3. Membantu individu untuk lebih dekat dengan ALLAH
4. Memberi ketenangan jiwa
5. Membantu individu untuk dapat memaknai hidup
6. Membantu menentukan target sehat mandiri yang positif
KEBIJAKAN/ Dwidiyanti M. Pamungkas AYF, Ningsih HEW, Wiguna RI,
LITERATUR Munif B, The art of Mindfulness Spiritual Islam, Semarang:
Undip Press; 2019
78

PROSEDUR Hasil
TAHAP KERJA
Ya Tidak
A. Tahap Pra interaksi
1. Ruangan yang bersih
2. Tempat tidur atau kursi
B. Tahap interaksi
1. Ucapkan salam
2. Perkenalan dengan pasien
3. Menjelaskan tujuan mindfulness
spiritual islam
4. Kontrak waktu
5. Persiapan pasien
a. Anjurkan pasien berwudlu
terlebih dahulu
b. Atur posisi nyaman bagi
pasien: duduk dalam posisi
relaks, kedua lutut sejajar dan
kedua tangan diatas paha;
jika pasien berbaring posisi
kepala sejajar dengan tubuh
(supinasi), posisi tangan
sejajar disamping tubuh, kaki
merapat.
C. Tahap Kerja
Perawat membuka aplikasi android
SI-DEPAPU, lalu membuka fitur
Mindfulness Spiritual
1. Momen kesadaran untuk berubah
dengan istighfar
a. Niat merupakan energi
spiritual dan ruhul ibadah.
b. Memunculkan keinginan atau
dorongan hati sesuai dengan
kebutuhan dirinya yang
dipanjatkan kepada Allah
SWT.
c. Anjurkan kepada pasien
untuk melakukan istighfar
d. Anjurkan kepada pasien
untuk yakin bahwa ALLAH
79

SWT menyembuhkan
keluhan yang dirasakan atau
sakit yang dialami
2. Cek tentang dosa
a. Anjurkan kepada pasien
untuk mengingat kesalahan
yang pernah dilakukanya
seperti; mudah marah,
dendam, iri hati, malu,
dengki, tidak bisa fokus,
takut menjalani pengobatan,
takut menghadapi kematian,
cemas berlebihan, tidak
bergairah (putus asa), dan
lain sebagainya.
- Masalah dengan diri
sendiri
- Masalah dengan orang tua
dan keluarga
- Masalah dengan teman
3. Rasakan respon fisik dan qolbiah
(body scan)
a. Anjurkan pasien untuk
rileksasi menarik nafas dalam
dan mengucapkan
astagfirullohal’adzim dalam
hati
b. Anjurkan pasien untuk
merasakan reaksi bagian
tubuh yang sakit, misal:
jantung berdebar-debar, sesak
nafas, nyeri dada, terasa berat
di tengkuk, sakit kepala,
gemetar dan lain sebagainya
(sesuai yang dirasakan
pasien)
c. Anjurkan pasien untuk tetap
rileks
4. Taubat dan Do’a
80

a. Setelah mengetahui masalah


dan dosa-dosa yang pernah
dilakukan di masa lalu,
pasien dibimbing untuk
melakukan taubat dengan
terus beristighfar dan berdoa
b. Anjurkan pasien untuk
beristigfar
(astagfirullohal’adzim)
memohon ampun kepada
Allah dan berniat tidak
mengulangi kesalahan yang
pernah dilakukan
5. Relaksasi
a. Respon tubuh yang dirasakan
seperti pusing, mual, batuk,
panas, tegang, dan bahkan
muntah
b. Anjurkan pasien untuk
mengucap syukur dengan
alhamdulillahirobbil’alamin
6. Target sehat mandiri deteksi
kemandirian ADL (Activity of
Daily Living)
a. Keyakinan mampu
melakukan ADL (Activity of
Daily Living)
b. Keyakinan tentang
pentingnya melakukan ADL
(Activity of Daily Living)
Perawat menutup aplikasi android
SI-DEPAPU
D. Tahap Terminasi
1. Evaluasi perasaan klien
2. Reinforcement positif
3. Kontrak pertemuan selanjutnya
4. Berpamitan
81

DOKUMENTASI Pendokumentasian dilakukan oleh


perawat/ peneliti yaitu :
A. Catat hasil pengukuran deteksi
kemandirian ADL (Activity of Daily
Living) pada saat sebelum dan sesudah
melakukan mindfulness spiritual
B. Evaluasi hambatan-hambatan yang
dialami pasien
ANTISIPASI 1. Untuk mengantisipasi pasien yang sulit
berkonsentrasi, terutama pada saat
momen kesadaran, pasien langsung
dibimbing untuk melakukan istigfar
agar lebih tenang
2. Untuk mengantisipasi error pada
aplikasi, sebelum melakukan tindakan,
perawat melakukan checking aplikasi
pada ponselnya terlebih dahulu
82

Lampiran 4 Surat Pengantar Studi Pendahuluan


83

Lampiran 5 Surat Jawaban Studi Pendahuluan


84

Lampiran Surat Pengantar Uji Etik


85

Lampiran Surat Jawaban Uji Etik


86

Lampiran Surat Uji Validitas


87

Lampiran Surat Jawaban Uji Validitas


88

Lampiran Surat Pengantar Penelitian


89

Lampiran Surat Jawaban Penelitian


90

Lampiran 6 Lembar Konsul


91
92
93
Lampiran Hasil Uji Validitas

94
Lampiran Hasil Uji Reliabilitas

Scale: ALL VARIABLES

95
96

Lampiran Output
1. Analisa Univariat
a. Distribusi Frekuensi
1) Kelompok Kontrol

jenis_kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-Laki 11 40.7 40.7 40.7
Perempuan 16 59.3 59.3 100.0
Total 27 100.0 100.0

pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SD 8 29.6 29.6 29.6
SMP 7 25.9 25.9 55.6
SMA 12 44.4 44.4 100.0
Total 27 100.0 100.0

pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Bekerja 15 55.6 55.6 55.6
Tidak bekerja 12 44.4 44.4 100.0
Total 27 100.0 100.0

k_pretest
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 3 11.1 11.1 11.1
Cukup 22 81.5 81.5 92.6
Buruk 2 7.4 7.4 100.0
Total 27 100.0 100.0

k_posttest
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 20 74.1 74.1 74.1
Cukup 7 25.9 25.9 100.0
Total 27 100.0 100.0
97

2. Kelompok Intervensi

jenis_kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-Laki 17 63.0 63.0 63.0
Perempuan 10 37.0 37.0 100.0
Total 27 100.0 100.0

pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SD 12 44.4 44.4 44.4
SMP 7 25.9 25.9 70.4
SMA 8 29.6 29.6 100.0
Total 27 100.0 100.0

pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Bekerja 12 44.4 44.4 44.4
Tidak bekerja 15 55.6 55.6 100.0
Total 27 100.0 100.0

k_pretest
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 2 7.4 7.4 7.4
Cukup 23 85.2 85.2 92.6
Buruk 2 7.4 7.4 100.0
Total 27 100.0 100.0

k_posttest
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 27 100.0 100.0 100.0
Total 27 100.0 100.0
98

b. Statistik Deskriptif
1) Kelompok Kontrol

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


usia 27 20.00 45.00 33.7037 9.17276
lama_dirawat 27 2.00 26.00 10.8519 5.52410
kali_dirawat 27 1.00 7.00 2.4074 1.50024
Valid N (listwise) 27

2) Kelompok Intervensi

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


usia 27 20.00 45.00 30.7778 7.19152
lama_dirawat 27 3.00 21.00 11.1111 5.22813
kali_dirawat 27 1.00 8.00 2.4815 1.88864
Valid N (listwise) 27

3. Analisis Bivariat
a. Uji Homogenitas

- Jenis Kelamin
Crosstab

kelompok

Kontrol Intervensi Total


jenis_kelamin Laki-Laki Count 11 17 28
Expected Count 14.0 14.0 28.0
% within jenis_kelamin 39.3% 60.7% 100.0%
Perempuan Count 16 10 26
Expected Count 13.0 13.0 26.0
% within jenis_kelamin 61.5% 38.5% 100.0%
Total Count 27 27 54
Expected Count 27.0 27.0 54.0
% within jenis_kelamin 50.0% 50.0% 100.0%
99

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 2.670a 1 .102
Continuity Correctionb 1.854 1 .173
Likelihood Ratio 2.693 1 .101
Fisher's Exact Test .173 .086
Linear-by-Linear Association 2.621 1 .105
N of Valid Casesb 54
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13.00.
b. Computed only for a 2x2 table

- Pendidikan

Crosstab

kelompok

Kontrol Intervensi Total


pendidikan SD Count 8 12 20
Expected Count 10.0 10.0 20.0
% within pendidikan 40.0% 60.0% 100.0%
SMP Count 7 7 14
Expected Count 7.0 7.0 14.0
% within pendidikan 50.0% 50.0% 100.0%
SMA Count 12 8 20
Expected Count 10.0 10.0 20.0
% within pendidikan 60.0% 40.0% 100.0%
Total Count 27 27 54
Expected Count 27.0 27.0 54.0
% within pendidikan 50.0% 50.0% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 1.600a 2 .449
Likelihood Ratio 1.611 2 .447
Linear-by-Linear Association 1.570 1 .210
N of Valid Cases 54
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 7.00.
100

- Pekerjaan

pekerjaan * kelompok Crosstabulation

kelompok

Kontrol Intervensi Total


pekerjaan Bekerja Count 15 12 27
Expected Count 13.5 13.5 27.0
% within pekerjaan 55.6% 44.4% 100.0%
Tidak bekerja Count 12 15 27
Expected Count 13.5 13.5 27.0
% within pekerjaan 44.4% 55.6% 100.0%
Total Count 27 27 54
Expected Count 27.0 27.0 54.0
% within pekerjaan 50.0% 50.0% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square .667a 1 .414
Continuity Correctionb .296 1 .586
Likelihood Ratio .668 1 .414
Fisher's Exact Test .587 .293
Linear-by-Linear Association .654 1 .419
N of Valid Casesb 54
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13.50.
b. Computed only for a 2x2 table

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.


usia 3.848 1 52 .055
lama_dirawat .007 1 52 .933
kali_dirawat .923 1 52 .341
101

b. Uji Wilcoxon
a. Kelompok Kontrol

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks


k_posttest - k_pretest Negative Ranks 0a .00 .00
Positive Ranks 17b 9.00 153.00
Ties 10c
Total 27
a. k_posttest < k_pretest
b. k_posttest > k_pretest
c. k_posttest = k_pretest

Test Statisticsb
k_posttest -
k_pretest
Z -3.945a
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test

b. Kelompok Intervensi

Ranks
Mean Sum of
N Rank Ranks
k_posttest - Negative
0a .00 .00
k_pretest Ranks
Positive
25b 13.00 325.00
Ranks
Ties 2c
Total 27
a. k_posttest < k_pretest
b. k_posttest > k_pretest
c. k_posttest = k_pretest
102

Test Statisticsb
k_posttest -
k_pretest
Z -4.838a
Asymp. Sig. (2-
.000
tailed)
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test

c. Uji Mann Whitney

Ranks

kelompok N Mean Rank Sum of Ranks


k_pretest Kontrol 27 27.96 755.00
Intervensi 27 27.04 730.00
Total 54
k_posttest Kontrol 27 24.00 648.00
Intervensi 27 31.00 837.00
Total 54

Test Statisticsa

k_pretest k_posttest
Mann-Whitney U 352.000 270.000
Wilcoxon W 730.000 648.000
Z -.334 -2.810
Asymp. Sig. (2-tailed) .739 .005
a. Grouping Variable: kelompok
103

Output Uji Intraclass Coefficient Correlation

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.707 4

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig

Between People 4.080 9 .453

Within People Between Items .680 3 .170 1.150 .349

Residual 5.320 27 .148

Total 6.000 30 .150

Total 10.080 39 .206

Grand Mean = 2.7200

Intraclass Correlation Coefficient

95% Confidence Interval F Test with True Value 0


Intraclass
Correlationa Lower Bound Upper Bound Value df1 df2 Sig

Single Measures .793b .044 .662 3.068 9 27 .008

Average
.874c .188 .907 3.068 9 27 .008
Measures

Two-way mixed effects model where people effects are random and measures effects are
fixed.

a. Type C intraclass correlation coefficients using a consistency definition-the between-measure variance


is excluded from the denominator variance.

b. The estimator is the same, whether the interaction effect is present


or not.

c. This estimate is computed assuming the interaction effect is absent, because it is not estimable
otherwise.
104

Lampiran Surat Ijin Penggunaan Kuesioner

Anda mungkin juga menyukai