I YANG
MENGALAMI HIV/AIDS DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN
PEMELIHARAAN KESEHATAN DI
DESA BATAAN KECAMATAN
PANARUKAN KABUPATEN
SITUBONDO
TAHUN 2020
Oleh :
BELA MUTIARA APRILIANTI
NIM : 17037140988
ii
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA NY.I YANG
MENGALAMI HIV/AIDS DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN
PEMELIHARAAN KESEHATAN DI
DESA BATAAN KECAMATAN
PANARUKAN KABUPATEN
SITUBONDO
TAHUN 2020
Oleh :
BELA MUTIARA APRILIANTI
NIM : 17037140988
ii
SURAT PERNYATAAN
Mengetahui,
Pembimbing
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH
Oleh :
Pembimbing
Mengetahui
Ketua Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso
LEMBAR PENGESAHAN
iv
PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH
Mengesahkan
Tim Penguji
Tanda Tangan
Mengetahui,
Ketua Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso
v
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayahNya sehingga dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah : Studi Kasus ini sebagai salah satu persyaratan dalam
menyelesaikan studi di Program DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.
Penulisan Karya Tulis Ilmiah : Studi Kasus ini tidak lepas dari bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung. Pada
kesempatan ini ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kami sampaikan
kepada :
1. Drs. Agus Samoeri, S.Pd, M.Si, selaku Rektor Universitas Bondowoso.
2. Yuana Dwi Agustin, SKM, M.Kes, selaku Ketua Prodi DIII Keperawatan
Universitas Bondowoso yang telah memberikan ijin penelitian.
3. Ns. Destia Widyarani, S.Kep selaku pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dan arahan dalam penyusunan penelitian kami.
4. dr. Imam Hariyono Selaku kepala puskesmas Panarukan yang telah
memberikan ijin untuk pengambilan data
5. Totok, S.Kep, Ns. Selaku perawat puskesmas yang membimbing selama
penelitian.
6. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah
banyak membantu hingga terselesainya Karya Tulis Ilmiah ini.
Besar harapan kami semoga Karya Tulis Ilmiah ini berguna bagi penulis
selanjutnya dan juga diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi kemajuan
ilmu keperawatan. Namun demikian penulis menyadari bahwa penyusunan
penelitian inimasih jauh dari kata sempurna, untuk itu segenap saran dan
perbaikan yang membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan di masayang
akan datang.
Penyusun
ABSTRAK
vi
Aprilianti, B. M, 2020. Asuhan Keperawatan pada Keluarga Ny.I yang
mengalami HIV dengan masalah keperawatan Ketidakefektifan
Pemeliharan Kesehatan Keluarga di Kecamatan Panarukan RT 001
RW 003 Kabupaten Situbondo. Karya Tulis Ilmiah Studi Kasus.
Program Studi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.
ABSTRACT
vii
Pradini, R. Y, 2020. Nursing Care for Ny.N Family with Non-Hemorrhagic
Stroke with Nursing Problems The Ineffectiveness of Family Health
Managementin Wonosari District RT 0017 RW 005 Bondowoso
Regency. Case Study Scientific Writing. Bondowoso University
Nursing DIII Study Program.
DAFTAR ISI
viii
Halaman
Halaman Cover.................................................................................................... i
Surat pernyataan.................................................................................................iii
Lembar Persetujuan............................................................................................iv
Lembar Pengesahan.............................................................................................v
Kata Pengantar...................................................................................................vi
Halaman Abstrak...............................................................................................vii
ix
2.1 Landasan Teori .............................................................................................7
2.1.1 Definisi................................................................................................7
2.1.3 Patofisiologi.........................................................................................8
2.1.6 Komplikasi........................................................................................14
x
3.2 Batasan Istilah ............................................................................................58
4.1 Hasil.............................................................................................................69
4.1.2 Pengkajian.........................................................................................70
4.2 Pembahasan.................................................................................................99
BAB 5 PENUTUP............................................................................................91
5.1 Kesimpulan..................................................................................................91
xi
5.2 Saran............................................................................................................92
LAMPIRAN.....................................................................................................96
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Keluarga......................................................................................................75
xiii
4.16 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Hari ke-4.................................93
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
4.1 Genogram....................................................................................................52
xv
DAFTAR SINGKATAN
KK : Kepala Keluarga
RW : Rukun Warga
RT : Rukun Tetangga
No : Nomor
Tn : Tuan
Ny : Nyonya
TB : Tinggi Badan
BB : Berat Badan
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
2.Informed Consent...........................................................................................99
5. Surat Bakesbangpol.....................................................................................114
xvii
1
BAB 1
PENDAHULUAN
infeksius sampai dengan non infeksius. Seks bebas yang sering terjadi di
kekebalan tubuh oleh virus yang di sebut HIV (Human Immunodeficiency Virus),
penderita yang berada dalam suatu keluarga. Sedangkan banyak kasus ODHA
merasa terkucilkan dan terisolasi dalam hubungan keluarga dikarenakan rasa takut
akan penularan virus HIV. Penyakit HIV ini akan timbul masalah keperawatan
kejadian HIV/AIDS terus meningkat dari tahun ke tahun sekitar 35 juta orang
hidup dengan HIV yang meliputi 16 juta perempuan dan 3,2 juta anak berusia <15
1
2
tahun. Jumlah infeksi baru HIV pada tahun 2013 sebesar 2,1 juta yang terdiri dari
tahun 2017 jumlah penderita HIV di Indonesia sebanyak 48.300 orang dengan
presentase kelompok umur ≤4 tahun 1,8%, 5-14 tahun 0,7%, 15-19 tahun 4,0%,
25-49 tahun 69,2%, ≥50 tahun 7,6% dan penderita AIDS sebanyak 9.280 orang.
Hal ini menandakan adanya peningkatan jumlah penderita dari tahun 2016 yakni
Menurut data dari Dinas Kesehatan (DINKES) Situbondo tahun 2020 dari
suntik. Virus yang masuk dalam peredaran darah menyerang pada system
dorongan dan dukungan orang terdekat sertaperilaku social terhadap ODHA akan
3
Melihat dari latar belakang data kejadian yang didapatkan maka penulis
sebuah studi kasus dengan judul “ Asuhan Keperawatan pada keluarga Ny. I yang
Masalah pada studi kasus ini dibatasi pada Asuhan Keperawatan pada
Situbondo.
2020.
2020.
2020.
5
2020.
Hasil studi kasus ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam
dan sebagai acuan atau referensi Asuhan Keperawatan pada keluarga yang
Studi kasus ini dapat dijadikan acuan atau referensi dalam pemberian
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
penyakit akibat menurunnya system kekebalan tubuh oleh virus yang disebut HIV
AIDS mudah diserang oleh infeksi dan kanker (Djauzi & Djoerban.2015).
AIDS diartikan bentuk paling dari keadaan sakit terus menerus yang
Brenda.2017 ).
AIDS) didefinisikan sebagai bentuk paling berat dalam rangkaian penyakit yang
2015).
2.1.1 Etiologi
cairan tubuh oleh perilaku berisiko tinggi seperti hubungan seksual heteroseksual
dengan pasanagn yang terinfeksi HIV, pengguna obat suntik, dan hubungan
homoseksual. Orang yang menerima transfusi darah atau produk darah yang
terkontaminasi HIV, anak yang dilahirkan dari ibu penderita infeksi HIV, bayi
7
8
yang disusui oleh ibu yang terinfeksi HIV, dan tenaga kesehatan yang mengalami
cedera tusuk jarum yang terpajan dengan pasien yang terinfeksi juga berisiko.
Dengan faktor yang meningkatkan risiko yaitu viral load tinggi, adanya
2. Ibu ke anak
3. Seksual
Dengan faktor yang meningkatkan risiko yaitu tidak bersamaan dengan PMS
lain, anal seks yang resptif vs insertif, tidak disirkumsisi, peningkatan jumlah
pasangan seksual.
5. Pekerjaan
Dengan faktor yang meningkatkan risiko yaitu trauma dalam, darah yang
2.1.2 Patofisiologi
Virus ini membawa materi genetik mereka dalam bentuk asam ribonukleat
9
(RNA), dan bukan asam deoksiribonukleat (DNA), sehingga partikel virus ini bisa
bergabung dengan DNA sel pasien, sehingga satu kali seseorang terinfeksi HIV,
seumur hidup ia akan tetap terinfeksi. Dari semua orang yang terinfeksi HIV,
sebagian berkembang masuk tahap AIDS pada 3 tahun pertama, 50% berkembang
menjadi pasien AIDS sesudah 10 tahun, dan sesudah 13 tahun hampir semua
orang yang terinfeksi HIV menunjukkan gejala AIDS, dan kemudian meninggal.
Infeksi HIV tidak akan langsung memperlihatkan tanda atau gejala tertentu
sebagian memperlihatkan gejala tidah khas pada infeksi HIV akut, 3-6 minggu
pembengkakan kelenjar getah bening, ruam, diare, atau batuk. Setelah infeksi
akut, dimulailah infeksi HIV asimptomatik (tampa gejala). Masa tanpa gejala ini
umumnya berlangsung selama 8-10 tahun. Tetapi ada sekelompok kecil orang
yang perjalanan penyakitnya amat cepat, dapat hanya sekitar 2 tahun, dan ada pula
menurun, demam lama, rasa lemah, pembesaran getah bening , diare, tuberkolosis,
HIV akan memburuk, dan akhirnya pasien menunjukkan gejala klinis yang makin
berat, pasien masuk tahap AIDS. Jadi yang disebut laten secara klinik (tampa
10
gejala), sebelumnya bukan laten bila ditinjau dari sudut penyakit HIV. Manifestasi
dari awal dari kerusakan sistem kekebalan tubuh adalah kerusakan mikro
arsitektur folikel kelenjar getah bening dan infeksi HIV yang luas di jaringan
limfoid, yang dapat dilihat dengan pemeriksaan hibridisasi ini . Sebagian besar
replikasi HIV terjadi di kelenjar getah bening, bukan di peredaran darah tepi.
Pada waktu orang dengan infeksi HIV masih merasa sehat, klinis tidak
menunjukka gejala, pada waktu itu terjai realikasi HIV yang tinggi, 10 partikel
tiap hari. Replikasi yang cepat ini disertai denang mutasi HIV dan seleksi, muncul
HIV yang resisten. Besamaan dengan replikasi HIV, terjadi kehancuran limfosit
80% pengguna terinfeksi virus hepatitis C. Infeksik pada katup jantung juga
adalah penyakit yang di jumpai pada odha pengguna narkotika dan biasanya tidak
dari abnormalitas respos imun yang sifatnya ringan tanpa disertai tanda dan gejala
yang jelas hingga imunosupresi yang bermakna, infeksi yang ngengancam jiwa,
keganasan, dan efek langsung HIV pada jaringan tubuh. (Smeltzer. 2015)
yaitu :
11
Infeksi ini biasanya simtomatik (70-8-%) dan terjadi 3-12 minggu setelah
servikal. Infeksi ini terjadi bersamaan dengan lonjakan kadar RNA HIV
plasma hingga >1 juta kopi/mL dan penurunan hitung CD4 hi gga 300-400
Selama kurun waktu yang bervariasi, individu yang terinfeksi biasanya tetap
terdapat penurunan yang sebaliknya pada hitung CD4, biasanya antara 50 dan
150 sel/tahun.
perpindahan dari orang yang secara klinis sehat menjadi sindrom yang terkait
dengan AIDS.
badan kronik, demam, kandidiasis oral atau vagina, infeksi herpes zoster
servikal.
5. AIDS (kategori C)
Jika AIDS telah terbentuk hitung CD4 menurun hingga <200/mm 3. Penyakit
yang sangat lanjut terkait dengan hitung CD4 <50/mm 3 dan mortalitas
tertinggi ada pada kelompok pasien ini. Akan tetapi, pasien yang sebelumnya
12
tidak terdiagnosis dapat dating pada saat ini yang memiliki kesehatan baik
sebelumnya. Akan tetapi, pasien ini paling sering dating dengan riwayat
2.1.4 Penatalaksanaan
saat ini memang belum dapat disembuhkan secara total. Namun, data selama 8
dengan kombinasi beberapa obat anti HIV (obat anti retroviral, disingkat obat
ARV) bermanfaat menurunkan morbiditas dan mortalitas dini akibat infeksi HIV.
Orang dengan HIV/AIDS menjadi lebih sehat, dapat bekerja normal dan
produktif. Manfaat ARV dicapai melalui pulihnya sistem kekbalan akibat HIV
reserve transciptase inhibitor, dan inhibitor protase. Tidak semua ARV yang ada
dengan seksama karena obat ARV akan diberikan dalam jangka panjang. Obat
ARV direkomendasikan pada semua pasien yang memiliki HIV positif, telah
dibutuhkan virus HIV untuk menggandakan diri, dan mencegah virus HIV
1) Efavirenz
13
2) Etravirine
3) Nevirapine
4) Lamivudin
5) Zidovudin
virus dan sel CD4 untuk menilai respons pasien terhadap pengobatan. Hitung sel
CD4 akan dilakukan tiap 3-6 bulan Sedangkan pemeriksaan HIV RNA dilakukan
sejak awal pengobatan, dilanjutkan tiap 3-4 bulan selama masa pengobatan.
hanya akan membuat virus terus merusak sistem kekebalan tubuh dan
meningkatkan risiko penderita HIV terserang AIDS. Selain itu, penting bagi
obat akan membuat virus HIV berkembang lebih cepat dan memperburuk kondisi
pasien.
Bila pasien melewatkan jadwal konsumsi obat, segera minum obat begitu
ingat, dan tetap ikuti jadwal berikutnya. Namun bila dosis yang terlewat cukup
banyak, segera bicarakan dengan dokter. Dokter dapat mengganti resep atau dosis
Pasien HIV jugak dapat mengomsumsi lebih dari 1 obat ARV dalam
sehari. Karena itu, pasien perlu mengetahui efek sampai yang timbul akibat
1) Diare
3) Mulut kering
4) Kerapuhan tulang
8) Penyakit jantung
9) Pusing
durasi yang cukup lama. Oleh karena itu, tidak ada salahnya untuk memiliki
asuransi kesehatan saat berobat. Dengan begitu, anda tidak perlu memikirkan
2.1.5 Komplikasi
a. Oral lesi
ditandai oleh bercak-bercak putih seperti krim dalam rongga mulut. Jika tidak
diobati, kandidiasis oral akan berlanjut mengeni esofagus dan lambung. Tanda
dan gejala yang menyertai mencakup keluhan menelan yang sulit dan rasa sakit
Neurologik:
malaise, kaku kuduk, mual, muntah, perubahan status mentan dan kejang-
b. Gastrointestinal
penurunan BB > 10% dari BB awal, diare yang krinis selama lebih dari 30 hari
atau kelemahan yang kronis, dan demam yang kambuhan atau menetap tampa
1) Diare karena bakteri dan virus, pertumbuhan cepat flora normal, limpoma
2) Hepatitis kerena bakteri dan virus, limpoma, sarcoma kaposi, obat ilegal,
atritis.
16
3) Penyakit anorektal karena abses dan fistula, ulkus dan inflamasi perianal
yang sebagai akibat infeksi, dengan efek inflamasi sulit dan sakit, nyeri
c. Respirasi
d. Dermatologik
karena xerosis, reaksi otot, lesi scabies, dan sepsis. Infeksi oportunis seperti
herpes zoster dan herpes simpleks akan disertai dengan pembentukan vesikel
infeksi virus yang ditandai oleh pembentukan plak yang disertai deformitas,
dermatitis sosoreika akan disertai ruam yang difusi, bersisik dengan indurasi
yang mengenai kulit kepala serta wajah penderita AIDS juga dapat
dan mengelupas atau dengan dermatitis atopik seperti ekzema dan psoriasis.
e. Sensorik
2.2.1 Definisi
untuk membentuk kebudayaan yang sehat, dari keluarga inilah pendidikan kepada
individu dimulai, dari keluarga inilah akan tercipta tatanan masyarakat yang baik,
(Padila, 2012).
merupakan kelompok primer yang terdiri dari dua atau lebih orang mempunyai
Keluarga adalah sebuah sistem sosial kecil yang terbuka yang terdiri atas
suatu rangkaian yang sangat bergantung dan dipengaruhi oleh struktur internal
royong .
secara musyawarah.
4. Berbentuk monogram
5. Bertanggung jawab
macam pola kehidupan. Sesuai dengan perkembangan social maka tipe keluarga
keluarga.
tipe keluarga tradisional dan non tradisional atau bentuk normative atau non
sebagai berikut:
19
a. Keluarga tradisional
1. Keluarga inti, yaitu terdiri dari suami, istri dan anak. Biasanya keluarga yang
2. Pasangan istri, terdiri dari suami dan istri saja tanpa anak, atau tidak ada anak
yang tinggal bersama mereka. Biasanya keluarga dengan karier tunggal atau
karier keduanya.
perceraian.
6. Pasangan usia lanjut, keluarga inti dimana suami istri sudah tua anak-anaknya
sudah berpisah.
1. Keluarga dengan orang tua beranak tanpa menikah, biasanya ibu dan anak.
2. Pasangan yang memiliki anak tapi tidak menikah, didasarkan pada hukum
tertentu.
4. Keluarga gay atau lesbian, orang-orang berjenis kelamin yang sama hidup
keperawatan bahwa tidak ada bentuk keluarga yang benar atau salah, layak atau
tidak layak, melainkan keluarga harus dipahami dalam konteksnya, tipe tersebut
hanya sebuah referensi bagi penataan kehidupan keluarga dan berbagai kerangka
diantaranya adalah:
1. Patrilineal
Adalah keluarga sederhana yang terdiri dari sanak saudara sederhana dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
2. Matrilineal
Adalah keluarga sederhana yang terdiri dari sanak saudara sederhana dalam
beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
3. Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
4. Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
5. Keluarga Kawin
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan
Berkaitan dengan peran keluarga yang bersifat ganda, yakni satu sisi
keluarga berperan sebagai matriks bagi anggotanya, disisi lain keluarga harus
a. Fungsi afektif
basis kekuatan dari keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan
Anggota keluarga mengembangkan konsep diri yang positif , rasa di miliki dan
memiliki, rasa berarti serta merupakan sumber kasih sayang. Reinforcement dan
Komponen yang perlu di penuhi oleh keluarga untuk memenuhi fungsi afektif
adalah:
Setiap anggota keluarga yang mendapat kasih sayang dan dukungan, maka
yang hangat dan mendukung. Hubungan yang baik dalam keluarga tersebut
akan menjadi dasar dalam membina hubungan dengan orang lain di luar
keluarga.
22
anggota keluarga baik orang tua maupun anak di akui dan di hargai
3. Ikatan dan identifikasi, ikatan ini mulai sejenak pasangan sepakat hidup baru.
dan keinginan yang tidak dapat dicapai sendiri, misalnya mempunyai anak.
dan antar anak melalui proses identifikasi. Proses identifikasi merupakan inti
ikatan kasih sayang, oleh karena itu perlu diciptakan proees identifikasi yang
positif dimana anak meniru perilaku orang tua melalui hubungan interaksi
b. Fungsi sosialisasi
sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar
rumah.
c. Fungsi Reproduksi
berencana, maka fungsi ini sedikit dapat terkontrol. Namun disisi lain banyak
kelahiran yang tidak diharapkan atau diluar ikatan perkawinan sehingga lahirnya
d. Fungsi Ekonomi
rumah, maka keluarga memerlukan sumber keuangan. Fungsi ini sulit dipenuhi
oleh keluarga di bawah garis kemiskinan (gakin atau pra keluarga sejahtera).
gangguan maupun merawat anggota yang sakit. Keluarga juga menentukan kapan
Kelima tugas kesehatan tersebut saling terkait dan perlu dilakukan oleh
Menurut Padila (2012) pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas
masing-masing
adalah tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh seseorang dalam konteks
sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu.Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku
1. Ayah
2. Ibu
3. Anak
yang bergerak bertahap dari waktu ke waktu. Setiap tahapan umumnya memiliki
tugas dan resiko kesehatan yang berbeda-beda. Duval (Dion & Betan, 2013 dalam
dalam hal merencanakan anak, persiapan menjadi orang tua dan mencari
Ialah masa transisi pasangan suami istri yang dimulai sejak anak pertama
lahir sampai berusia kurang dari 30 bulan. Pada masa ini sering timbul
Tahap ini berlangsung sejak anak pertama berusia 2,5 tahun hingga 5 tahun.
keluarga, serta mampu membagi waktu untuk diri sendiri, pasangan dan anak.
Tahap ini berlangsung sejak anak pertama menginjak sekolah dasar sampai
Pada perkembangan tahap remaja ini orang tua perlu memberikan kebebasan
adalah seseorang yang dewasa muda dan mulai memiliki otonomi.Ia ingin
ini, orangtua mesti merelakan anak untuk pergi jauh dari rumahnya demi
tujuan tertentu.
Tahapan ini ditandai dengan perginya anak terakhir dari rumah dan salah satu
1. Pengkajian
3. Penyusunan perencanaan
2.3.1 Pengkajian
1. Data umum
a. Komposisi Keluarga
tangga, tetapi juga anggota keluarga lain yang menjadi bagian dari keluarga
keluarga yang sudah dewasa, kemudian diikuti dengan anggota keluarga yang
lain sesuai dengan susunan kelahiran mulai dariyang lebih tua, kemudian
b. Genorgam
keluarga harus memuat informasi tiga generasi (keluarga inti dan keluarga
masing-masing orangtua)
29
6) Tipe keluarga
7) Suku bangsa
8) Agama
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat dari kapan saja keluarga pergi
aktivitas rekreasi.
berusia tujuh tahun dan anak kedua berusia empat tahun, maka keluarga
30
sekolah.
belum terpenuhi.
dan istri.
3. Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik rumah
air, sumber air minum yang digunakan serta dilengkapi dengan denah
rumah.
31
kesehatan.
serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana interaksi keluarga
dengan masyarakat.
4. Struktur Keluarga
dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat
setempat.
komunikasi keluarga
4) Struktur peran
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang di anut oleh keluarga yang
5. Fungsi Keluarga
1) Fungsi efektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan
menghargai.
33
2) Fungsi sosialisasi
terhadap masalah.
luasnya masalah?
yang dialami?
kesehatan?
penyakit?
diperlukan memadai?
diperlukan?
pencegahan penyakit?
dimiliki?
pemeliharaan lingkungan?
sanitasi?
sanitasi?
4) Fungsi reproduksi
anggota keluarga?
5) Fungsi ekonomi
papan ?
7. Pemeriksaan fisik
8. Harapan keluarga
Definisi
Batasan karakteristik
5) Distres spritual
38
keperawatan keluarga
yang pertama yaitu sifat masalah, skor yang lebih besar (3) diberikan pada tidak
atau kurang sehat karena kondisi ini biasanya disadari dan dirasakan oleh
keluarga, ancaman kesehatan skor dua dan keadaan keluarga sejahtera skor satu.
Untuk kriteria kedua, yaitu kemungkinan masalah dapat diubah, perawat perlu
masalah
2. Sumber daya keluarga baik dalam bentuk fisik, keuangan maupun tenaga
Untuk kriteria ketiga yaitu potensi masalah dapat dicegah, perawat perlu
2. Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada
3. Tindakan yang sedang dijalan kan, yaitu tindakan-tindakan yang tepat dalam
memperbaiki masalah
40
4. Adanya kelompok high risk atau kelompok yang sangat peka menambah
masalah
penetapan tujuan, mencakup tujuan umum dan khusus, rencana intervensi serta
1. Intervensi supplemental
2. Intervensi fasililatif
rumah.
3. Intervensi perkembangan
kapasitas keluarga dalam perawatan diri dan tanggung jawab pribadi. Perawat
2.3.5 Evaluasi
O: Hal-hal yang ditemukan perawat yang dapat diukur, misalnya anak P naik BB
A: Analisa hasil yang telah dicapai, mengacu pada tujuan dan diagnose
METODOLOGI PENELITIAN
Studi kasus dalam karya tulis ini adalah untuk mengeksplorasi masalah
Batasan istilah dalam studi kasus ini adalah asuhan keperawatan pada
Pada studi kasus ini dilakukan asuhan keperawatan pada keluarga Ny.I
44
45
3.4 Partisipan
Partisipan dalam penyusunan studi kasus ini adalah klien dan keluarga
Pada sub bab ini dijelaskan terkait metode pengumpulan data yang
digunakan:
riwayat penyakit sekarang – dahulu – dan lain-lain). Sumber data dari klien,
3. Studi dukumentasi dan angket (hasil dari pemeriksaan diagnostik dan data
lainyang revelan).
intergritas penulis (karena penulis menjadi instrument utama), uji keabsahan data
utama yaitu klien, perawat dan keluarga klien yang berkaitan dengan masalah
sampai dengan semua data terkumpul. Analisa data dilakukan dengan cara
masalah.Teknis analisis digunakan dengan cara observasi oleh penulis dan studi
dibandingkan teori yang ada sebagai bahan untuk memberikan rekomendasi dalam
1. Pengumpulan data
Hasil di tulis dalam bentuk catatan lapangan, kemudian di salin dalam bentuk
2. Mereduksi data
3. Penyajian data
Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk tabel, gambar, bagan dan teks
4. Kesimpulan
Dari data yang disajiakan, kemudian data dibahas dan di bandingkan dengan
Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang didapat untuk
3. Confidentiality ( kerahasian )
dirahasiakan.
48
BAB 4
4.1 Hasil
Dalam hal ini penulis akan membahas mengenai masalah yang di hadapi
oleh keluarga binaan serta merujuk pada teori yang susunan fakta, teori, dan opini.
Hasil asuhan keperawatan keluarga dibawah ini meliputi satu anggota keluarga
Kabupaten Situbondo Tahun 2020. Hasil asuhan keperawatan kuluarga Ny.I yang
keperawatan.
Keluarga selama 2 minggu (14 hari) dengan 7x kunjungan terhitung dari tanggal
I yang tinggal sendirian tapi ada kakak Ny.I yang beda rumah. Peneliti tersebut
dilakukan dilakukan selama 7 kali kunjungan dalam 2 minggu, rumah Ny.I yang
ditempati 6x11 meter persegi dengan 1 kamar tidur, ruang tamu, dan dapur. Tipe
rumah permanen, keadaan lantai plester, ventilasi rumah kurang dan pencahayaan
di ruang tamu tidak masuk, kamar tidur yang berjumlah 1 ruang tidak memiliki
ventilasi. Rumah Ny. I berada dilingkungan yang tidak bersih serta berada
49
49
dilingkunga yang sempit dan berada tidak jauh dari jalan, jarak pelayanan
kesehatan seperti Pukesmas sekitar 2km dengan rumah keluarga Ny. I dan tidak
4.1.2 Pengkajian
1. Data keluarga
Alamat Rumah & Telp Desa Bataan Rt 001/Rw 003 Kecamatan Panarukan
Kabupaten Situbondo
Pekerjaan Buruh harian lepas
3. Genogram
40 thn
Keterangan:
: Laki-laki : Meninggal
: Garis Menikah
4. Denah Rumah
51
Utara
Halaman Belakang
Kamar
Halaman Samping
Tidur
Selatan
Ruang Tamu
Teras
bersih
Tempat Sampah: Mencuci tangan dengan air bersih & sabun :
Ya : Sampah di buang pada tempatnya Ya : keluarga mengatakan mencuci tangan
menggunakan air bersih, akan tetapi
Rasio Luas Bangunan Rumah dengan Jumlah terkadang menggunakan sabun, kadang
Anggota Keluarga (8m2 /orang) tidak
Tidak : Luas rumah 12 meter persegi
Melakukan pembuangan sampah pada
tempatnya :
Ya : keluarga membuang sampah pada
tempatnya
anggota keluarga
2. Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya:
Ya,
Tetapi anggota keluarga takut tertular dan malu jika warga sekitar tau
3. Apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan yang dialami anggota dalam
keluarganya:
Tidak,
Keluarga tidak mengetahui penyebab penyakit yang dideritanya
4. Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan yang dialami anggota dalam
keluarganya :
Tidak,
Keluarga mengatakan tidak tahu tanda dangejalanya
5. Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami anggota dalam
keluarganya bila tidak diobati/dirawat :
Tidak,
Keluarga mengatakan jika Ny. I sakit tidak bisa beraktifitas seperti biasa dan bekerja seperti
biasanya.
6. Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan yang dialami anggota
keluarganya:
Tenaga kesehatan,
petugas kesehatan puskesmas yang melakukan kunjungan keluarga.
8. Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesehatan yang dialami anggota keluarganya
secara aktif
Tidak,
Kakak Ny. I sering mengingatkan untuk minum obat, Ny. I jarang periksa ke pelayanan
kesehatan, hanya saja kakak Ny. I yang mengambil obat ke pelayanan kesehatan
9. Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan yang dialami anggota
keluarganya
Ya,
.jika sakit keluarga klien menyuruh klien minum obat karna obar ARV harus di minum tiap
hari. klien tidak ke puskesmas tetapi hanya istirahat yang cukup dan tidak boleh melakukan
aktifitas karena faktor ekonomi tidak memadai
54
10. Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan masalah kesehatan
yang dialaminya:
Tidak,
keluarga kurang mengetahui cara perawatan Ny. I hanya saja keluarga menyuruh klien istirahat
dan minum obat.
11. Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang dialami anggota
keluarganya
Tidak,
keluarga dan klien tidak terlalu memperhatikan kesehatannya jika tidak di anggap parah, klien
jarang meminum oabat ARV
12. Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang mendukung
kesehatan anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan
Tidak,
jelaskan keluarga mengatakan Ketika sakit tidak terlalu parah, keluarga menyuruh klien untuk
istirahat saja dan minum obat
13. Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber dimasyarakat untuk mengatasi
masalah kesehatan anggota keluarganya
Tidak,
.klien dan keluraga tidak memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada karena keluarga
jarang memeriksakan kesehatannya
Kriteria:
rencana keperawatan
Kriteria:
rencana keperawatan,
Kriteria:
rencana keperawatan
Kriteria:
keperawatan
keluarga
KEMANDIRIAN KELUARGA
Kriteria :
1. Menerima petugas puskesmas Kemandirian I : Jika memenuhi kriteria 1&2
2. Menerima yankes sesuai rencana Kemandirian II : jika memenuhi kriteria 1
3. Menyatakan masalah kesehatan secara s.d 5
benar Kemandirian III : jika memenuhi kriteria 1
4. Memanfaatkan faskes sesuai anjuran s.d 6
5. Melaksanakan perawatan sederhana Kemandirian IV : Jika memenuhi kriteria 1
sesuai anjuran s.d 7
6. Melaksanakan tindakan pencegahan
secara aktif
7. Melaksanakan tindakan promotif secara
aktif
Kategori :
Kemandirian I Kemandirian II
Alat bantu:
Tidak mengggunakan
alat bantu
Mengetahui :
Nama koordinator Tanggal/
Puskesmas Tanda tangan
DO :
1. Keadaan umum: Baik
2. TTV:
TD : 110/80 mmHg
N : 88x/ menit
S : 36,6 ‘C
RR : 20x/ menit
3. Keluarga dan klien masih kurang
pengetahuan tentang penyakitnya, saat di
tanya klien menjawab tidak tahu dan
terlihat bingung
4. Rumah masih terlihat gelap, sinar matahari
tidak langsung masuk kedalam rumah
5. Klien jarang meminum obat
Implementasi Evaluasi
Ketidakefektifan 12.00 1. Membina hubungan pribadi dengan pasien dan anggota 15.00 S:
Pemeliharaan keluarga yang akan terlibat dalam perawatan. Knowledge : Klien dan keluarga tidak
Kesehatan Respon : keluarga kooperatif mengetahui penyebab, tanda dan gejala, dan
pecegahan HIV.
12.20 2. Menjelaskan maksut dan tujuan perawat melakukan asuhan Afektif : Ny.I menganggap dengan beristirahat
keperawatan pada keluarga selama 7 hari sudah cukup.
Respon : keluarga mengerti dan medatangani surat informed Psikomotor : Keluarga mengatakan akan
consend. merawat Ny.I
P : Lanjutkan Intervensi
11.15 8. Mendorong perawatan oleh keluarga dalam perawatan pasien
di rumah sakit atau perawatan di fasilitas perawatan kesehatan
jangka panjang Respon : keluarga memahami
P : Lanjutkan Intervensi
72
P : Lanjutkan Intervensi
73
4.2 Pembahasan
merujuk pada teori dengan susunan Fakta, Teori, dan Opini. Pembahasan asuhan
keperawatan keluarga dengan salah satu anggota keluarga yang menderita HIV
Implementasi dan Evaluasi. Data yang diperoleh peneliti di dapat melalui proses
terdapat perbedaan dengan teori dimana pada data keluarga Ny.I yang berusia 40
kakaknya tapih bedah rumah yaitu Ny.M yang berusia 42 tahun dengan tingkat
tingkat derajat kesehatan keluarga salah satunya adalah tingkat pengetahuan dan
dalam keluarga, Menurut teori Friedman, 2010 membagi 5 tugas keluarga dalam
anggota keluarga belum mampu dan enggan untuk mengatasi masalah kesehatan
Berdasarkan kasus nyata pada keluarga Ny.I tidak sesuai dengan teori
keluarga Ny.I tidak mengetahui apa itu penyakit HIV, bagaimana cara mencegah
Seluruh keluarga Ny.I bersikap terbuka serta Ny.I dapat memberikan kebebasan
dijelaskan pada teori, karena pada keluarga Ny.I mampu mencapai tugas
dengan baik.
dengan teori hanya saja pada fungsi perawatan pemeliharaan kesehatan kurang
mempertahankan kesehatannya.
Fungsi keluarga yang kurang baik pada keluarga Ny.I tidak sesuai dengan
teori terbukti dengan keluarga Ny.I yang tidak mampu melakukan pencegahan
terhadap Ny.I yang sedang sakit dan tidak mampu memeriksakan Ny.I ke fasilitas
masalah kesehatan yang baru baik pada Ny.I maupun pada anggota keluarga yang
lain.
75
Data penunjang keluarga meliputi kondisi rumah Ny.I kurang baik, tipe
ventilasi kurang (ventilasi hanya terdapat diruang tamu, sedangkan di kamar dan
dapur tidak terdapat ventilasi, dan jendela jarang dibuka setiap hari), pencahaayan
rumah kurang (rumah masih terlihat gelap, sinar matahari tidak langsung masuk
kedalam rumah), saluran air limbah rumah tangga dibuang ke tempat yang
tertutup dan sampah di buang pada tempatnya, sumber air bersih dari PDAM,
menggunakan jamban jongkok dan milik sendiri, jarak septic tank ± 20m,
keluarga tidak mengkonsumsi buah dan sayur setiap hari dan tidak ada keluarga
yang merokok di dalam rumah. Hal ini tidak memenuhi syarat rumah sehat dan
rumah sehat adalah proporsi rumah yang memenuhi kriteria sehat minimum
komponen rumah dan sarana sanitasi dari tiga komponen (rumah, sarana sanitasi
adalah langit-langit, dinding, lantai, jendela kamar tidur, jendela ruang keluarga,
fasilitas pendukung rumah sehat adalah sarana air bersih, jamban (sarana
pembuangan sampah.
Berdasarkan data penunjang pada keluarga Ny.I tidak sesuai dengan teori
yang ada, terbukti dengan kondisi rumah Ny.I yang tidak memiliki ventilasi yang
cukup dan ventilasi jarang dibuka setiap hari, rumah masih terlihat gelap, sinar
matahari tidak langsung masuk kedalam rumah, dan sampah di buang pada
76
tempatnya. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi rumah Ny.I tidak termasuk dalam
keluarga, anggota keluarga sangat peduli dengan anggota keluarga yang sakit,
namun keluarga Ny.I tidak mengetahui penyebab, tanda dan gejala terjadinya HIV
dikarenakan tingkat pendidikan yang hanya lulusan sekolah dasar. Keluarga Ny.I
memeriksakan kesehatannya ke fasilitas kesehatan, hanya saja jika obat yang mau
diminum habis, anggota keluarga dan Ny.I yang mengambil obat ke Puskesmas.
sakitnya parah, jika tidak keluarga hanya menyuruh Ny.I istirahat dan minum
obat. Keluarga Ny.I tidak mengetahui cara merawat dan cara mencegah masalah
kesehatan yang dialami Ny.I, keluarga jarang membuka jendela rumah karena
malas, dan keluarga jarang menjemur kasur dan bantal yang di pakai Ny.I.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti juga memperoleh data dari perawat puskesmas
keluarga, memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau yang tidak dapat
membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda,
77
ada).
Menurut data yang terdapat pada keluarga Ny.I sangat berbeda dengan apa
yang ada pada teori, karena keluarga Ny.I tidak mengetahui penyebab, tanda dan
fasilitas kesehatan, hanya saja jika obat yang mau diminum habis, anggota
tidak keluarga hanya menyuruh Ny.I istirahat dan minum obat, dan keluarga Ny.I
tidak mengetahui cara merawat dan cara mencegah masalah kesehatan yang
dialami Ny.I, Ny.I jugak jarang meminum obatnya secara teratur. Sehingga
etiologi sumber daya yang tidak cukup (pengetahuan) dengan alasan mengacu
pada data pengkajian yaitu data subjektif antara lain Keluarga klien mengatakan
klien jarang periksa ke pelayanan kesehatan, hanya saja keluarga dan Ny.I yang
mengambil obat ke pelayanan kesehatan ketika obat tersebut mau habis, dan Ny.I
keluarga jarang meminum oabt secara teratur. Hal ini dikarenakan faktor
pendidikan Ny.I dan keluarga yang rendah sehingga tidak begitu mengetahui
secara optimal.
78
menurut Herdman (2015) yaitu pola perilaku kurang mencari bantuan kesehatan,
keperawatan keluarga yang meliputi penentuan tujuan umum dan tujuan khusus,
penetapan standart dan kriteria dimana tujuan tersebut telah sesuai dengan teori
untuk mengatasi masalah keluarga. Intervensi yang dibuat oleh peneliti adalah
risiko penyakit yang diturunkan pengetahuan sangat banyak (5), orang-orang yang
dapat membantu sesuai kebutuhan sepenuhnya adekuat (5), dan Informasi yang
disediakan orang lain sepenuhnya adekuat (5). Intervensi yang dibuat peneliti
gaya hidup perilaku saat ini pada individu, keluarga atau kelompok sasaran, Bina
hubungan pribadi dengan pasien dan anggota keluarga yang akan terlibat dalam
proses penyakit yang spesifik, Jelaskan tanda dan gejala yang umum dari
79
umum dan tujuan khusus. Tujuan umum yaitu menekankan pada perubahan
ditekankan pada keadaan yang bisa dicapai setiap harinya yang dihubungkan
diambil telah mengacu pada teori NIC (Nursing Intervention Classification) yaitu
Periksa TD,N,RR pada klien, dan Kontrak waktu untuk intervensi selanjutnya.
percaya antara klien dan perawat. Sehingga intervensi yang peneliti angkat tidak
teori yang ada. Implementasi yang dilakukan sebagian besar mengacu pada NIC
telah disesuaikan dengan keadaan klien dan lebih memudahkan dalam melakukan
intervensi yang di mulai pukul 12.00 WIB pada keluarga Ny.I yaitu Membina
hubungan pribadi dengan klien dan anggota keluarga yang akan terlibat dalam
pada pukul 12.20 WIB Menjelaskan maksut dan tujuan perawat melakukan
asuhan keperawatan pada keluarga selama 7 hari respon : keluarga mengerti dan
medatangani surat informed consend. Implementasi ketiga pada pukul 12.30 WIB
spesifik, dengan respon : klien dan keluarga tidak mengetahui penyebab, tanda
dan gejala, dan pecegahan HIV. Implementasi Keempat pada pukul 12.35 WIB
Menentukan pengetahuan kesehatan dan gaya hidup perilaku saat ini pada
individu, keluarga atau kelompok sasaran, dengan respon : klien dan keluarga
belum mengerti tentang kesehatan dan gaya hidup sehat. Implementasi kelima
pukul 12.40 WIB Memeriksa TD,N,RR pada klien, dengan respon TD : 110/70
lefleat (pengertian, penyebab, tanda dan gegala, cara pencegahan, cara perawatan,
hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan
delapan pukul 13.30 Mendorong anggota keluarga dan pasien untuk membantu
WIB Mendorong perawatan oleh keluarga dalam perawatan pasien di rumah sakit
setuju.
dilakukan 10 implementasi dari 10 intervensi yang dimulai pukul 10.00 WIB yaitu
implementasi yang pertama Membina hubungan pribadi dengan klien dan anggota
keluarga yang akan terlibat dalam perawatan, dengan respon : klien dan keluarga
pasien terkait dengan proses penyakit yang spesifik, dengan respon: klien dan
10.20 WIB Menentukan pengetahuan kesehatan dan gaya hidup perilaku saat ini
pada individu, keluarga atau kelompok sasaran, dengan respon : klien dan
keluarga belum mengerti tentang kesehatan dan belum menjalankan gaya hidup
sehat. Implementasi keempat pukul 10.30 WIB Memeriksa TD,N,RR pada klien,
komplikasi di masa yang akan datang dan/ mengontrol proses penyakit, dengan
respon : keluarga banyak bertanya saat berdiskusi dan bingung saat diberi
pukul 11.35 WIB Mengontrak waktu untuk intervensi selanjutnya, dengan respon:
dilakukan 9 implementasi dari 10 intervensi yang dimulai pukul 10.00 WIB yaitu
implementasi yang pertama Membina hubungan pribadi dengan klien dan anggota
keluarga yang akan terlibat dalam perawatan, dengan respon : klien dan keluarga
pasien terkait dengan proses penyakit yang spesifik, dengan respon: klien dan
keluarga bingung tentang penyakit HIV. Implementasi ketiga pukul 10.20 WIB
Menentukan pengetahuan kesehatan dan gaya hidup perilaku saat ini pada
individu, keluarga atau kelompok sasaran, dengan respon : klien dan keluarga
hidup sehat. Implementasi keempat pukul 10.30 WIB Memeriksa TD,N,RR pada
dengan menggunakan media lefleat (pengertian, penyebab, tanda dan gegala, cara
komplikasi di masa yang akan datang dan/ mengontrol proses penyakit, dengan
respon : keluarga masih bingung saat berdiskusi. Implementasi ketuju pukul 11.10
Mendorong perawatan oleh keluarga dalam perawatan pasien di rumah sakit atau
dilakukan 9 implementasi dari 10 intervensi yang dimulai pukul 08.00 WIB yaitu
anggota keluarga yang akan terlibat dalam perawatan dengan respon : Keluarga
kesehatan dan gaya hidup perilaku saat ini pada individu, keluarga atau kelompok
kesehatan dan berusaha menjalankan gaya hidup sehat. Implementasi ketiga pukul
13.00 WIB Mengkaji tingkat pengetahuan pasien terkait dengan proses penyakit
yang spesifik, dengan respon : klien dan keluarga masih bingung tentang
yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang
berdiskusi dan sudah mulai melakukan perilaku hidup bersih dan sehat yang
dilakukan 8 implementasi dari 10 intervensi yang dimulai pukul 10.00 WIB yaitu
anggota keluarga yang akan terlibat dalam perawatan dengan respon : keluarga
terkait dengan proses penyakit yang spesifik, dengan respon : klien dan keluarga
masih bingung tentang penyaakit HIV. Implementasi ketiga pukul 10.20 WIB
masa yang akan datang dan/ mengontrol proses penyakit, dengan respon :
keluarga mengerti saat berdiskusi dan sudah mulai melakukan perilaku hidup
bersih dan sehat yang dianjurkan. Implementasi kelima pukul 10.35 WIB
perawatan oleh keluarga dalam perawatan pasien di rumah sakit atau perawatan di
dilakukan 7 implementasi dari 10 intervensi yang dimulai pukul 09.52 WIB yaitu
anggota keluarga yang akan terlibat dalam perawatan dengan respon : Keluarga
Implementasi ketiga pukul 10.25 WIB Mendorong anggota keluarga dan pasien
keempat pukul 10.40 WIB Mendorong perawatan oleh keluarga dalam perawatan
pukul 10.50 WIB Mengontrak waktu untuk intervensi selanjutnya, dengan respon
dilakukan 5 implementasi dari 10 intervensi yang dimulai pukul 10.00 WIB yaitu
mengingatkan Ny.I untuk selau minum obat dengan rutin dan selalu kontrol ke
Implementasi ketiga pukul 10.30 WIB Mendorong perawatan oleh keluarga dalam
pada keluarga Ny.I, dimana Keluarga Ny.I dapat mengenal dampak permasalahan
penyakit yang di derita oleh Ny.I, Keluarga Ny.I dapat memanfaatkan fasilitas
dan telah dilakukan pada keluarga Ny.I. Pada hari pertama hasil evaluasi sebagai
perawat/peneliti, Klien dan keluarga tidak mengetahui penyebab, tanda dan gejala,
dan pecegahan HIV, Klien dan keluarga belum mengerti tentang kesehatan dan
gaya hidup sehat, dan Klien belum minum obat secara teratur. Dari hasil eavaluasi
dan telah dilakukan pada keluarga Ny.I. dapat dilihat dari 5 tujuan khusus yaitu
dimana keluarga Ny.I tidak mengetahui penyebab, tanda dan gejala, dan
pecegahan HIV, keluarga Ny.I belum dapat menentukan tindakan yang tepat
dalam mencegah peningkatan keparahan Ny.I, keluarga Ny.I masih belum bisa
melanjutkan 9 intervensi.
teratasi sebagian, dari 10 intervensi yang diberikan hanya 4 yang teratasi yaitu
pada nomor 1,2,6,9. Dari 5 tujuan khusus asuhan keperawatan keluarga masih
tercapai sebagian. Ada 2 tujuan yang tercapai yaitu keluarga Ny.I mengenal
teratasi sebagian, dari 9 intervensi yang diberikan hanya 3 yang teratasi yaitu pada
nomor 1,5,6. Dilihat dari tujuan khusus asuhan keperawatan keluarga masih
mencapai sebagian. Ada 3 yang tercapai yaitu keluarga Ny.I mengenal dampak
tanda dan gejala HIV, pengobatan dan pencegahannya), keluarga Ny.I mampu
88
intervensi.
teratasi sebagian, dari 8 intervensi yang diberikan hanya 1 yang teratasi yaitu pada
nomor 3. Hal tersebut dapat dilihat dari 5 tujuan khusus ada 3 tujuan yang tercapai
ada 4 tujuan yang tercapai yaitu keluarga Ny.I mengenal dampak permasalahan
derita Ny.I, dan keluarga Ny.I dapat memutuskan tindakan yang tepat dalam
yang ada.
keluarga Ny.I dapat teratasi dilihat dari 5 tujuan khusus yaitu keluarga Ny.I
penyebab, tanda dan gejala HIV, pengobatan dan pencegahannya), keluarga Ny.I
merawat penyakit yang di derita Ny.I, keluarga Ny.I dapat memutuskan tindakan
yang tepat dalam mencegah peningkatan keparahan Ny.I, dan keluarga Ny.I dapat
memanfaatkan fasilitas kesehatan dengan baik, sehingga dari hal tersebut keluarga
yang sistematis dan terencana tentang kesehatan keluarga dengan tujuan yang
dan tenaga kesehatan lainnya. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan
berhasil atau tidaknya perawatan diberikan, mengacu pada tujuan dan kriteria
hasil yang ada pada perencanaan. Dan pada kasus Ny.I setelah dilakukan tindakan
dapat teratasi, karena selama perawatan keluarga Ny.I kooperatif dan menerima
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Pengkajian
pada teori yang ada serta data yang didapat disesuaikan dengan kondisi klien
dibuktikan dengan fungsi kleuarga dalam bidang kesehatan yang mana keluarga
dalam penelitian ini telah sesuai dengan teori pada NANDA-I, 2018.
nyata, dikarenakan perencanan yang digunakan sesuai dengan teori di dalam NIC
keluarga.
90
91
5.1.4 Implementasi
5.1.5 Evaluasi
dilakukan sesuai teori yang ada serta menggunakan kriteria hasil yang telah
5.2 Saran
Bagi keluarga lebih bisa menerapkan pola hidup sehat bagi seluruh
kesehatan tentang pentingnya berobat secara rutin, pola dan jenis makanan yang
sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Mahardika.
Indonesia: Elsevier
Hadi purwanto. 2016. Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta Selatan. Pudik
SDM Kesehatan
Indonesia: Elsevier
Padila. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Nuha Medika
Setiati Siti. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi ke 6 Jilid 1. Jakarta
Smeltzer C. Susan. 2015. Keperawatan Medikal Bedah, edisi 12. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC
Judul Penelitian
Tujuan
Pada studi kasus ini dilakukan Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Yang
Keikutsertaan klien dan keluarga dalam penelitian ini bersifat sukarela dan klien
Oleh karena keikutsertaan klien dan keluarga bersifat sukarela, tidak ada insentif
berupa uang yang akan diberikan. Tetapi klien dan keluarga berhak mendapatkan
informasi atau konsultasi kesehatan terkait penyakit yang diderita. Data pribadi
tentang penelitian ini dan bila masih memerlukan penjelasan, anda dapat
4. TM ke-4
08.00 WIB a. Membina hubungan pribadi dengan pasien dan √
anggota keluarga yang akan terlibat dalam
perawatan
09.00 WIB b. .Menentukan pengetahuan kesehatan dan gaya √
hidup perilaku saat ini pada individu, keluarga
atau kelompok sasaran
13.00 WIB c. Mengkaji tingkat pengetahuan pasien terkait √
dengan proses penyakit yang spesifik
13.30 WIB d. Memeriksa TD,N,RR pada klien √
14.00 WIB e. Mendiskusikan perubahan gaya hidup yang √
mungkin diperlukan untuk mencegah
komplikasi di masa yang akan datang dan/
mengontrol proses penyakit
14.30 WIB f. Mendorong anggota keluarga dan pasien untuk √
membantu dalam mengembangkan rencana
perawatan, termasuk hasil yang diharapkan dan
pelaksanaan rencana perawatan
14.40 WIB g. Mendorong perawatan oleh keluarga dalam √
99
5. TM ke-5
10.00 WIB a. Membina hubungan pribadi dengan pasien dan √
anggota keluarga yang akan terlibat dalam
perawatan
10.10 WIB b. Mengkaji tingkat pengetahuan pasien terkait √
dengan proses penyakit yang spesifik
10.20 WIB c. Memeriksa TD,N,RR pada klien √
10.30 WIB d. Mendiskusikan perubahan gaya hidup yang √
mungkin diperlukan untuk mencegah
komplikasi di masa yang akan datang dan/
mengontrol proses penyakit
10.35 WIB e. Mendorong anggota keluarga dan pasien untuk √
membantu dalam mengembangkan rencana
perawatan, termasuk hasil yang diharapkan dan
pelaksanaan rencana perawatan
10.45 WIB f. Mendorong perawatan oleh keluarga dalam √
perawatan pasien di rumah sakit atau perawatan
di fasilitas perawatan kesehatan jangka panjang
11.00 WIB g. Mengontrak waktu untuk intervensi √
6. TM ke-6
09.52 WIB a. Membina hubungan pribadi dengan pasien dan √
anggota keluarga yang akan terlibat dalam
perawatan
10.12 WIB b. Memeriksa TD,N,RR pada klien √
10.25 WIB c. Mendorong anggota keluarga dan pasien untuk √
membantu dalam mengembangkan rencana
perawatan, termasuk hasil yang diharapkan dan
pelaksanaan rencana perawatan
10.40 WIB d. Mendorong perawatan oleh keluarga dalam √
100
TAHUN 2019/2020
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November
URAIAN KEGIATAN
2020 2020 2020 2020 2020 2020 2020 2020 2020 2020 2020
Konsultasi Judul/ACC
Penelitian
Sidang KTI
102
(INFORMED CONSENT)
(……………………………..) (……………………………..)
105
U N I V E R S I T A S B O N D O W O S O
PROGRAM STUDI DIIIKEPERAWATAN
Jalan Khairil Anwar No.3B Tlp/Fax.
(0332)433015 Bondowoso
LANJUTAN
Riwayat
Status Kesehatan
No Nama Alat Bantu/ Protesa Penyakit/
Saat ini
Alergi
106
………………………………………………
Mengkonsumsi lauk dan pauk tiap hari :
Ya/ Tidak*
………………………………………………
………………………………………………
Menggunakan jamban sehat :
Ya/ Tidak*
………………………………………………
………………………………………………
Memberantas jentik di rumah sekali
seminggu :
Ya/ Tidak*
………………………………………………
………………………………………………
Makan buah dan sayur setiap hari :
Ya/ Tidak*
………………………………………………
………………………………………………
Melakukan aktivitas fisik setiap hari :
Ya/ Tidak*
………………………………………………
………………………………………………
Tidak merokok di dalam rumah :
Ya/ Tidak*
………………………………………………
………………………………………………
108
…………………………………………………………………………………………
8) Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan yang dialami
anggota keluarganya:
Keluarga Tetangga , Kader Tenaga kesehatan,
Yaitu :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
9) Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan yang dialami
yang dialami anggota keluarganya :
Ya Tidak
Jelaskan:
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
10) Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan masalah
kesehatan yang dialaminya:
Ya Tidak
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
11) Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang dialami
anggota keluarganya:
Ya Tidak
Jelaskan ………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………….
12) Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang mendukung
kesehatan anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan :
Ya Tidak
Jelaskan ………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………….
13) Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber di masyarakat untuk
mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya:
Ya Tidak
Jelaskan …………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………..
110
KEMANDIRIAN KELUARGA
Kriteria :
9. Menerima petugas puskesmas Kemandirian I : Jika memenuhi
10. Menerima yankes sesuai rencana kriteria 1&2
11. Menyatakan masalah kesehatan Kemandirian II : jika memenuhi
secara benar kriteria 1 s.d 5
12. Memanfaatkan faskes sesuai Kemandirian III : jika memenuhi
anjuran kriteria 1 s.d 6
13. Melaksanakan perawatan Kemandirian IV : Jika memenuhi
sederhana sesuai anjuran kriteria 1 s.d 7
14. Melaksanakan tindakan
pencegahan secara aktif
15. Melaksanakan tindakan promotif
secara aktif
Kategori :
Kemandirian I Kemandirian II
ANALISA DATA
N KEMUNGKINAN DIAGNOSA
DATA
O PENYEBAB KEPERAWATAN
113
SCORING/PRIORITAS
DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA
INTERVENSI KEPERAWATAN
114
Afektif
Psikomotor
HIV/AIDS
Oleh:
Bela Mutiara Aprilianti
NIM : 17.03714.0988
UNIVERSITAS BONDOWOSO
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. Tujuan
1. Tujuan Umum : setelah mendapatkan penyuluhan, diharapkan Klien
dan Keluarga Klien dapat mengenal apa yang dimaksud dengan HIV dan
AIDS
2. Tujuan Khusus : setelah mendapatkan penyuluhan mengenal HIV dan
AIDS, diharapkan Klien mampu :
- Menjelaskan apa yang dimaksug dengan HIV dan AIDS
- Memahami cara penularan HIV
- Mengetahui dan memahami hal – hal yang tidak dapat menularkan HIV
- Mengetahui tanda dan gejala HIV/AIDS
- Memahami cara mencegah penularan HIV
B. Materi (Terlampir)
1. Pengertian HIV dan AIDS
2. Cara penularan HIV
3. Hal – hal yang tidak dapat menularkan HIV
4. Tanda dan gejala HIV/AIDS
5. Cara pencegahan penularan HIV/AIDS
C. Metode dan Media
124
2. Melalui transfusi darah atau produk darah yang sudah tercemar dengan virus
HIV.
3. Melalui jarum suntik atau alat kesehatan lain yang ditusukkan atau tertusuk
ke dalam tubuh yang terkontaminasi dengan virus HIV, seperti jarum tato
atau pada pengguna narkotik suntik secara bergantian. Bisa juga terjadi
ketika melakukan prosedur tindakan medik ataupun terjadi sebagai
kecelakaan kerja (tidak sengaja) bagi petugas kesehatan.
4. Melalui silet atau pisau, pencukur jenggot secara bergantian hendaknya
dihindarkan karena dapat menularkan virus HIV kecuali benda-benda
tersebut disterilkan sepenuhnya sebelum digunakan.
5. Melalui transplantasi organ pengidap HIV.
6. Penularan dari ibu ke anak Kebanyakan infeksi HIV pada anak didapat dari
ibunya saat ia dikandung, dilahirkan dan sesudah lahir melalui ASI.
7. Penularan HIV melalui pekerjaan: Pekerja kesehatan dan petugas
laboratorium.
C. Hal-hal yang tidak dapat menularkan HIV
Menurut WHO (1996), terdapat beberapa cara dimana HIV tidak dapat
ditularkan antara lain:
1. Kontak fisik.
Orang yang berada dalam satu rumah dengan penderita HIV/AIDS, bernapas
dengan udara yang sama, bekerja maupun berada dalam suatu ruangan
dengan pasien tidak akan tertular. Bersalaman, berpelukan maupun mencium
pipi, tangan dan kening penderita HIV/AIDS tidak akan menyebabkan
seseorang tertular.
2. Memakai milik penderita, menggunakan tempat duduk toilet, handuk,
peralatan makan maupun peralatan kerja penderita HIV/AIDS tidak akan
menular.
3. Digigit nyamuk maupun serangga dan binatang lainnya.
4. Mendonorkan darah bagi orang yang sehat tidak dapat tertular HIV.
D. Gejala Klinis
127
Menurut KPA (2007) gejala klinis terdiri dari 2 gejala yaitu gejala mayor
(umum terjadi) dan gejala minor (tidak umum terjadi):
Gejala mayor:
a. Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan
b. Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
c. Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan
d. Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis
e. Demensia/ HIV ensefalopati
Selain terdapat gejala mayor terdapat juga gejala minor seperti :
a. Batuk menetap lebih dari 1 bulan
b. Dermatitis generalisata
c. Adanya herpes zoster multisegmental dan herpes zoster berulang
d. Kandidias orofaringeal
Menurut Mayo Foundation for Medical Education and Research
(MFMER) (2008), gejala klinis dari HIV/AIDS dibagi atas beberapa fase.
a. Fase awal
Pada awal infeksi, mungkin tidak akan ditemukan gejala dan tanda-tanda
infeksi. Tapi kadang-kadang ditemukan gejala mirip flu seperti demam, sakit
kepala, sakit tenggorokan, ruam dan pembengkakan kelenjar getah bening.
Walaupun tidak mempunyai gejala infeksi, penderita HIV/AIDS dapat
menularkan virus kepada orang lain.
b. Fase lanjut.
Penderita akan tetap bebas dari gejala infeksi selama 8 atau 9 tahun atau
lebih. Tetapi seiring dengan perkembangan virus dan penghancuran sel imun
tubuh, penderita HIV/AIDS akan mulai memperlihatkan gejala yang kronis
seperti pembesaran kelenjar getah bening (sering merupakan gejala yang
khas), diare, berat badan menurun, demam, batuk dan pernafasan pendek.
c. Fase akhir
128
Selama fase akhir dari HIV, yang terjadi sekitar 10 tahun atau lebih setelah
terinfeksi, gejala yang lebih berat mulai timbul dan infeksi tersebut akan
berakhir pada penyakit yang disebut AIDS.
E. Pencegahan
Ada beberapa cara untuk mencegah penularan HIV, antara lain :
1. Mencegah penularan melalui hubungan seks.
Jangan berganti-ganti pasangan guna meminimalkan kemungkinan terinfeksi
HIV lewat pasangan dan yakinkan pasangan kita untuk melakukan hal yang
sama. Jika kita tidak mengetahui pasti bahwa pasangan kita terinfeksi HIV
atau tidak, sebaiknya memakai kondom yang baik dengan benar ketika
berhubungan seks.
2. Mencegah penularan lewat alat-alat yang tercemar.
Bila hendak menggunakan alat-alat yang menembus kulit dan darah (jarum
suntik, jarum tato, pisau cukur dan lain-lainnya), pastikan bahwa alat-alat
tersebut benar-benar steril. Jangan sekali-kali menggunakan jarum suntik
atau alat yang menembus kulit bergantian dengan orang lain.
3. Mencegah penularan lewat darah.
Bila hendak menjalani transfusi darah, pastikan darah tersebut telah
diskrining dan dinyatakan bebas HIV oleh Palang Merah Indonesia (PMI).
Telah dikembangkan konsep ABC untuk mencegah HIV/AIDS, yakni:
1. A = Abstinence (Menghindari), metode pencegahan yang paling efektif
dengan cara menghindari hubungan seks dan perilaku berisiko tinggi.
2. B = Be Faithful (Setia), berganti-ganti pasangan meningkatkan risiko
terinfeksi HIV.
3. C = Condoms (Menggunakan Kondom), melakukan hubungan seksual
dengan perlindungan untuk mencegah penularan penyakit, termasuk HIV.
129
1. Kunjungan Pertama
2. Kunjungan ke 2
130
3. Kunjungan Ke Tiga
4. Kunjungan Ke Empat
131
5. Kunjungan Ke Lima
6. Kunjungan Ke Enam
132
7. Kunjungan Ke Tujuh
133