Anda di halaman 1dari 150

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA NY.

I YANG
MENGALAMI HIV/AIDS DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN
PEMELIHARAAN KESEHATAN DI
DESA BATAAN KECAMATAN
PANARUKAN KABUPATEN
SITUBONDO
TAHUN 2020

KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS

Oleh :
BELA MUTIARA APRILIANTI
NIM : 17037140988

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


UNIVERSITAS BONDOWOSO
2020

ii
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA NY.I YANG
MENGALAMI HIV/AIDS DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN
PEMELIHARAAN KESEHATAN DI
DESA BATAAN KECAMATAN
PANARUKAN KABUPATEN
SITUBONDO
TAHUN 2020

Karya Tulis Ilmiah : Studi Kasus disusun sebagai Syarat


Untuk Menyelesaikan Pendidikan Ahli Madya Keperawatan

Oleh :
BELA MUTIARA APRILIANTI
NIM : 17037140988

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


UNIVERSITAS BONDOWOSO
2020

ii
SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya,


Nama Mahasiswa : Bela Mutiara Aprilianti
NIM : 17-03714-0988

Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah saya berjudul :


“Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Ny.I Yang Mengalami HIV/AIDS Dengan
Masalah Keperawatan Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan Keluarga di
Kecamatan Panarukan RT 001 RW 003 Kabupaten Situbondo Tahun 2020”
1. Disusun oleh saya sendiri
2. Tidak memuat karya tulis orang lain baik sebagian maupun secara
keseluruhan, kecuali yang secara tertulis diacu dalam karya tulis ilmiah ini dan
disebutkan dalam refrensi.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tanpa tekanan
dari siapapun. Jika dikemudian hari terbukti adanya pelanggaran atas pernyataan
tersebut diatas, maka saya bersedia mendapatkan sanksi akademis.

Bondowoso, 19 November 2020


Yang menyatakan

Bela Mutiara Aprilianti


NIM. 17-03714-0988

Mengetahui,
Pembimbing

Yuana Dwi Agustin, SKM, M. Kes


NIDN. 07-0708-7501

iii
LEMBAR PERSETUJUAN
PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

Oleh : Bela Mutiara Aprilianti


Judul : Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Ny.I Yang Mengalami
HIV/AIDS Dengan Masalah Keperawatan Ketidakefektifan
Pemeliharaan Kesehatan di Desa Bataan Kecamatan Panarukan
Kabupaten Situbondo Tahun 2020.

Telah disetujui pada tanggal : 19 November 2020

Oleh :
Pembimbing

Ns. Destia Widyarani, S.Kep

Mengetahui
Ketua Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso

Yuana Dwi Agustin, SKM, M.Kes


NIDN. 07-0708-7501

LEMBAR PENGESAHAN

iv
PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji Sidang Proposal KTI


Pada Tanggal 19 November 2020

Mengesahkan

Tim Penguji

Tanda Tangan

Penguji I Damon Wicaksi, SST.M.Kes (…………………….)


NIDN. 07-1805-7505

Penguji II Ns. Rani Agustin W, M.Kep (…………………….)

Penguji II Ns. Destia Widyarani, S.Kep (…………………….)

Mengetahui,
Ketua Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso

Yuana Dwi Agustin, SKM, M.Kes


NIDN. 07-0708-7501
KATA PENGANTAR

v
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayahNya sehingga dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah : Studi Kasus ini sebagai salah satu persyaratan dalam
menyelesaikan studi di Program DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.
Penulisan Karya Tulis Ilmiah : Studi Kasus ini tidak lepas dari bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung. Pada
kesempatan ini ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kami sampaikan
kepada :
1. Drs. Agus Samoeri, S.Pd, M.Si, selaku Rektor Universitas Bondowoso.
2. Yuana Dwi Agustin, SKM, M.Kes, selaku Ketua Prodi DIII Keperawatan
Universitas Bondowoso yang telah memberikan ijin penelitian.
3. Ns. Destia Widyarani, S.Kep selaku pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dan arahan dalam penyusunan penelitian kami.
4. dr. Imam Hariyono Selaku kepala puskesmas Panarukan yang telah
memberikan ijin untuk pengambilan data
5. Totok, S.Kep, Ns. Selaku perawat puskesmas yang membimbing selama
penelitian.
6. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah
banyak membantu hingga terselesainya Karya Tulis Ilmiah ini.
Besar harapan kami semoga Karya Tulis Ilmiah ini berguna bagi penulis
selanjutnya dan juga diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi kemajuan
ilmu keperawatan. Namun demikian penulis menyadari bahwa penyusunan
penelitian inimasih jauh dari kata sempurna, untuk itu segenap saran dan
perbaikan yang membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan di masayang
akan datang.

Penyusun
ABSTRAK

vi
Aprilianti, B. M, 2020. Asuhan Keperawatan pada Keluarga Ny.I yang
mengalami HIV dengan masalah keperawatan Ketidakefektifan
Pemeliharan Kesehatan Keluarga di Kecamatan Panarukan RT 001
RW 003 Kabupaten Situbondo. Karya Tulis Ilmiah Studi Kasus.
Program Studi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.

AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah kumpulan gejala


penyakit akibat menurunnya system kekebalan tubuh oleh virus yang disebut HIV
yang di tandai dengan menurunnya system kekebalan tubuh sehingga pasien
AIDS mudah diserang oleh infeksi dan kanker. Hal tersebut disebabkan oleh
faktor dukungan keluarga yang tidak efektif sehingga dalam pemeliharaan
kesehatan menjadi tidak efektif.Tujuan penulisan adalah melaksanakan asuhan
keperawatan pada keluarga yang mengalami HIV dengan masalah keperawatan
Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan Keluarga di Kecamatan Panarukan
Kabupaten Situbondo.
Metode yang digunakan adalah study kasus dengan 1 keluarga yang
mengalami HIV dengan masalah keperawatan Ketidakefektifan Pemeliharaan
Kesehatan Keluarga di Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo selama 7 kali
kunjungan dengan pengumpulan data berupa wawancara, observasi, pemeriksaan
fisik, study dokumentasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan pada pengkajian keperawatan yang
dilakukan pada Ny.I sesuai dengan teori. Diagnosa keperawatan pada prinsipnya
sesuai dengan teori. Rencana tindakan keperawatan pada prinsipnya sesuai dengan
teori. Implementasi keperawatan tidak sesuai dengan teori karena ada satu
penambahan implementasi. Evaluasi keperawatan pada keluarga Ny.I pada kasus
nyata masalah dapat teratasi sesuai dengan tujuan umum dan tujuan khusus
keperawatan.
Diharapkan klien dan keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat,
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan dengan menerapkan pola hidup
sehat seperti pemeriksaan tekanan darah secara rutin, meminum obat yang rutin,
menghindari makanan yang dilarang seperti makanan tinggi garam dan
mengkonsumsi makanan yang di anjurkan bagi penderita HIV, memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang ada untuk mencegah kekambuhan melatih pada HIV serta
meminimalisir stressor.

Kata Kunci: Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan Keluarga, HIV

ABSTRACT

vii
Pradini, R. Y, 2020. Nursing Care for Ny.N Family with Non-Hemorrhagic
Stroke with Nursing Problems The Ineffectiveness of Family Health
Managementin Wonosari District RT 0017 RW 005 Bondowoso
Regency. Case Study Scientific Writing. Bondowoso University
Nursing DIII Study Program.

Stroke is a disease or functional disorder of the brain in the form of nerve


palsy due to obstruction of blood flow to the brain due to blockage. This is caused
by family support factors that are not effective so that in health care becomes
ineffective.The purpose of writing is to carry out nursing care for families
experiencing non-hemorrhagic strokes with nursing problemsis ineffectiveness of
family health managementin Wonosari Subdistrict, Bondowoso Regency.
The method used was a case study with 1 family who experienced a non-
hemorrhagic stroke with nursing problemsis ineffectiveness of family health
managementin Wonosari Subdistrict, Bondowoso Regency for 7 visits with data
collection in the form of interviews, observations, physical examinations,
documentation study.
The results of this study indicate that the nursing assessment carried out at
Ny.N is in accordance with the theory. Nursing diagnosis in principle according to
theory. Nursing action plans are in principle according to theory. Nursing
implementation is not in accordance with theory because there is one additional
implementation. Nursing evaluation in Ny.N family in real cases the problem can
be resolved according to the general goals and specific goals of nursing.
It is expected that clients and families are able to make the right decisions,
maintain and improve health by implementing healthy lifestyles such as blood
pressure checks with rutuin, taking routine medication, avoiding prohibited foods
such as high-salt foods and consuming foods that are recommended for non-
hemorrhagic stroke sufferers, utilizing existing health facilities to prevent
recurrence in non-hemorrhagic stroke and minimize stressors.

Keywords: Ineffectiveness of family health management, Non-Haemorrhagic


Stroke

DAFTAR ISI

viii
Halaman

Halaman Cover.................................................................................................... i

Halaman Sampul ............................................................................................... ii

Surat pernyataan.................................................................................................iii

Lembar Persetujuan............................................................................................iv

Lembar Pengesahan.............................................................................................v

Kata Pengantar...................................................................................................vi

Halaman Abstrak...............................................................................................vii

Halaman Daftar Isi.............................................................................................ix

Halaman Daftar Tabel......................................................................................xiii

Halaman Daftar Gambar....................................................................................xv

Halaman Daftar Singkatan ..............................................................................xvi

Halaman Daftar Lampiran...............................................................................xvii

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................1

1.1 Latar Belakang ..............................................................................................1

1.2 Batasan Masalah ...........................................................................................3

1.3 Rumusan Masalah ........................................................................................4

1.4 Tujuan Penulisan ..........................................................................................4

1.4.1 Tujuan Umum .....................................................................................4

1.4.2 Tujuan Khusus ....................................................................................4

1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................................5

1.5.1 Manfaat Teoritis .................................................................................5

1.5.2 Manfaat Praktis ...................................................................................5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................7

ix
2.1 Landasan Teori .............................................................................................7

2.1.1 Definisi................................................................................................7

2.1.2 Etiologi ...............................................................................................7

2.1.3 Patofisiologi.........................................................................................8

2.1.4 Manifestasi Klinis .............................................................................10

2.1.5 Penatalaksanaan ................................................................................12

2.1.6 Komplikasi........................................................................................14

2.2 Konsep Keluarga ........................................................................................17

2.2.1 Definisi Keluarga .............................................................................17

2.2.2 Ciri-Ciri Keluarga .............................................................................18

2.2.3 Tipe Keluarga ...................................................................................19

2.2.4 Struktur Keluarga .............................................................................21

2.2.5 Fungsi Pokok Keluarga ....................................................................22

2.2.6 Tugas Keluarga .................................................................................23

2.2.7 Peranan Keluarga .............................................................................24

2.2.8 Tahap Perkembangan Keluarga.........................................................25

2.3 Asuhan Keperawatan Keluarga ..................................................................29

2.3.1 Pengkajian ........................................................................................29

2.3.2 Diagnosa Keperawatan .....................................................................45

2.3.3 Intervensi Keperawatan.....................................................................46

2.3.4 Implementasi ....................................................................................48

2.3.5 Evaluasi ............................................................................................51

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .....................................................58

3.1 Desain Penelitian ........................................................................................58

x
3.2 Batasan Istilah ............................................................................................58

3.3 Lokasi dan Waktu........................................................................................60

3.4 Subjek Penelitian ........................................................................................61

3.5 Pengumpulan Data ......................................................................................62

3.6 Uji Keabsahan Data ....................................................................................66

3.7 Analisis data ...............................................................................................66

3.8 Etika Penelitian............................................................................................68

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................69

4.1 Hasil.............................................................................................................69

4.1.1 Gambaran Lokasi Pengambilan Data................................................69

4.1.2 Pengkajian.........................................................................................70

4.1.3 Analisa Data......................................................................................81

4.1.4 Diagnosa Keperawatan......................................................................82

4.1.5 Skoring Diagnosa Keperawatan........................................................83

4.1.6 Intervensi Keperawatan.....................................................................85

4.1.7 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan..........................................87

4.2 Pembahasan.................................................................................................99

4.2.1 Pembahasan Untuk TUK 1 : Pengkajian...........................................99

4.2.2 Pembahasan Untuk TUK 2 : Diagnosa Keperawatan.....................103

4.2.3 Pembahasan Untuk TUK 3 : Intervensi Keperawatan.....................104

4.2.4 Pembahasan Untuk TUK 4 : Implementasi Keperawatan...............106

4.2.5 Pembahasan Untuk TUK 5 : Evaluasi Keperawatan.......................113

BAB 5 PENUTUP............................................................................................91

5.1 Kesimpulan..................................................................................................91

xi
5.2 Saran............................................................................................................92

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................94

LAMPIRAN.....................................................................................................96

xii
DAFTAR TABEL

Halaman

2.1 Conto Format Pengisiaan Identitas..............................................................30

2.2 Conto Format Kepala Keluarga...................................................................30

2.3 Conto Format Anggota Keluarga............................................................... 32

2.4 Skoring diagnosa keperawatan................................................................... 44

2.4 Intervensi Keperawatan...............................................................................46

4.1 Identitas Peneliti..........................................................................................70

4.2 Data Keluarga..............................................................................................70

4.3 Data Anggota Keluarga...............................................................................70

4.4 Data Penunjang Keluarga............................................................................71

4.5 Data Penunjang Keluarga............................................................................73

4.6 Kemampuan Keluarga Melakukan Pemeliharaan Kesehatan Anggota

Keluarga......................................................................................................75

4.7 Kemandirian Keluaraga ..............................................................................78

4.8 Pengkajian Individu yang Sakit...................................................................79

4.9 Analisa Data................................................................................................81

4.10 Diagnosa Keperawatan..............................................................................82

4.11 Skoring Diagnosa Keperawatan................................................................83

4.12 Intervensi Keperawatan.............................................................................85

4.13 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Hari ke-1.................................87

4.14 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Hari ke-2.................................89

4.15 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Hari ke-3.................................91

xiii
4.16 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Hari ke-4.................................93

4.17 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Hari ke-5.................................95

4.18 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Hari ke-6.................................97

4.19 Implementasi dan Evakuasi Keperawatan Hari ke-7.................................98

xiv
DAFTAR GAMBAR

Halaman

4.1 Genogram....................................................................................................52

4.2 Denah Rumah..............................................................................................53

xv
DAFTAR SINGKATAN

WHO : World Health Organiztion

DINKES : Dinas Kesehatan

NOC : Nursing Outcomes Classification

NIC : Nursing Intervention Classification

NaCL : Natrium Clorida

GPDO : Gangguan Peredaran Darah Otak

TIK : Tekanan Intra Kranial

CT Scan : Computerized Tomografi Scaning

MRI : Magnetic Resonance Imaging

EEG : Elektro Encephalografi

KK : Kepala Keluarga

RW : Rukun Warga

RT : Rukun Tetangga

IPPA : Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi

WOD : Wawancara, Observasi, Dokumentasi

mmHg : Milimeter Raksa

No : Nomor

Tn : Tuan

Ny : Nyonya

TB : Tinggi Badan

BB : Berat Badan

TTV : Tanda-tanda Vital

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Penjelasan Penelitian Bagi Keluarga dan Klien............................................97

2.Informed Consent...........................................................................................99

3. Format Asuhan Keperawatan Keluarga.......................................................100

4.Surat Pengambilan Data...............................................................................113

5. Surat Bakesbangpol.....................................................................................114

6. Surat Dinas Kesehatan.................................................................................115

8. Data Jumlah Penderita Stroke di Situbondo................................................115

9. Rencana Kegiatan Penelitian.......................................................................116

10. SAP dan Lefleat.........................................................................................117

11. Dokumentasi Kunjungan...........................................................................131

12. Lembar Konsul Karya Tulis Ilmiah...........................................................132

xvii
1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Banyaknya penyakit di Indonesia yang semakin berkembang dari yang

infeksius sampai dengan non infeksius. Seks bebas yang sering terjadi di

Indonesia menjadikan adanya peningkatan orang terinfeksi HIV/AIDS.

HIV/AIDS adalah kumpulan gejala penyakit akibat menurunnya system

kekebalan tubuh oleh virus yang di sebut HIV (Human Immunodeficiency Virus),

AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) sebagai bentuk paling berat dalam

rangkaian penyakit yang disebabkan oleh virus. (Mandal, 2010). Kerusakan

progresif pada system kekebalan tubuh menyebabkan ODHA (orang dengan

HIV/AIDS) sangat rentan terjangkit bermacam-macam penyakit. Kemampuan

mempertahankan kesehatan keluarga sangat berpengaruh terhadap kondisi

penderita yang berada dalam suatu keluarga. Sedangkan banyak kasus ODHA

merasa terkucilkan dan terisolasi dalam hubungan keluarga dikarenakan rasa takut

akan penularan virus HIV. Penyakit HIV ini akan timbul masalah keperawatan

Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan, oleh karena itu dibutuhkan peran

keluarga untuk memecahkan masalah pada keluarga yang mengalami HIV

(Nursalam dan Ninuk,2013).

Menurut Data WHO (World Health Organization) tahun 2013 angka

kejadian HIV/AIDS terus meningkat dari tahun ke tahun sekitar 35 juta orang

hidup dengan HIV yang meliputi 16 juta perempuan dan 3,2 juta anak berusia <15

1
2

tahun. Jumlah infeksi baru HIV pada tahun 2013 sebesar 2,1 juta yang terdiri dari

1,9 juta dewasa dan 240.000 anak berusia <15 tahun.

Berdasarkan Data KEMENKES RI (Kementerian KesehatanRepublik

Indonesia) Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit tahun 2017

jumlah penderita HIV di Jawa Timur sebanyak 8.204 orang, mengalami

peningkatan dibandingkan tahun 2016 sebanyak 6.513 orang.

Di Indonesia, berdasarkan KEMENKES RI (Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia) Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

tahun 2017 jumlah penderita HIV di Indonesia sebanyak 48.300 orang dengan

presentase kelompok umur ≤4 tahun 1,8%, 5-14 tahun 0,7%, 15-19 tahun 4,0%,

25-49 tahun 69,2%, ≥50 tahun 7,6% dan penderita AIDS sebanyak 9.280 orang.

Hal ini menandakan adanya peningkatan jumlah penderita dari tahun 2016 yakni

sebanyak 41.250 orang

Menurut data dari Dinas Kesehatan (DINKES) Situbondo tahun 2020 dari

25 Puskesmas se Kabupaten Situbondo dan di tambah kasus di RSUD Situbondo

yakni (127) orang dengan data di Kecamatan tertinggi yakni di Kecamatan

Klabang dengan jumlah (8) orang.

HIV/AIDS dapat disebabkan oleh dilakukannya transfusi darah, seksbebas,

alatsuntik yang dipakai secara bergantian, penggunaan narkoba dengan jarum

suntik. Virus yang masuk dalam peredaran darah menyerang pada system

kekebalan tubuh. Kekebalan tubuh yang menurun menyebabkan mudahnya

terjangkit penyakit yang dapat menimbulkan kematian. Peningkatan kestabilan

imunitas berpengaruh pada perbaikan fungsional tubuh,sedangkan kurangnya

dorongan dan dukungan orang terdekat sertaperilaku social terhadap ODHA akan
3

mengurangi kualitas hidup dan mempengaruhi perkembangan system imunitas..

Klien ataupun keluarga tidak mampu menangani kesulitan dalam memberikan

pemecahanmasalah terhadap kesembuhan klien penderita HIV/AIDS sehingga

timbul diagnosa HIV/AIDS.

Dari permasalahan tersebut maka ada pemecahan masalah dari kasus

HIV/AIDS berdasarkan NIC (Nursing Interventions and Classification) 2020 di

antaranya adalah: 1) Kesiapan meningkatkan keluarga 2) Dukungan Pengasuhan

(Caregiver Support). Dengan tujuan hasil yang diharapkan berdasarkan NOC

(Nursing Outcome Classification) 2020 keluarga mampu memelihara kesehatan

keluarga yang baik.

Melihat dari latar belakang data kejadian yang didapatkan maka penulis

tertarik untuk melaksanakan asuhan keperawatan yang akan dituangkan dalam

sebuah studi kasus dengan judul “ Asuhan Keperawatan pada keluarga Ny. I yang

mengalami HIV/AIDS dengan Diagnosa Keperawatan Ketidakefektifan

Pemeliharaan Kesehatan Keluarga”

1.2 Batasan Masalah

Masalah pada studi kasus ini dibatasi pada Asuhan Keperawatan pada

keluarga Ny. I yang mengalami HIV/AIDS dengan Masalah Keperawatan

Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan keluarga di wilayah Panarukan

Kabupaten Situbondo Tahun 2020.


4

1.3 Rumusan Masalah

Bagaimanakah Asuhan Keperawatan pada keluarga Ny. I yang mengalami

HIV/AIDS dengan Masalah Keperawatan Ketidakefektifan Pemeliharaan

Kesehatan keluarga di wilayah Panarukan Kabupaten Situbondo Tahun 2020

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Melaksanakan Asuhan Keperawatan pada keluarga Ny. I yang

mengalamami HIV/AIDS dengan Masalah Keperawatan Ketidakefektifan

Pemeliharaan Kesehatan keluarga di wilayah Panarukan Kabupaten

Situbondo.

1.4.2 Tujuan Khusus

a) Melakukan pengkajian keperawatan pada keluarga Ny. I yang mengalami

HIV/AIDS dengan Masalah Keperawatan Ketidakefektifan Pemeliharaan

Kesehatan keluarga di wilayah Panarukan Kabupaten Situbondo Tahun

2020.

b) Merumuskan diagnosa keperawatan pada keluarga Ny. I yang mengalami

HIV/AIDS dengan Masalah Keperawatan Ketidakefektifan Pemeliharaan

Kesehatan keluarga di wilayah Panarukan Kabupaten Situbondo Tahun

2020.

c) Menyusun intervensi keperawatan pada keluarga Ny. I yang mengalami

HIV/AIDS dengan Masalah Keperawatan Ketidakefektifan Pemeliharaan

Kesehatan keluarga di wilayah Panarukan Kabupaten Situbondo Tahun

2020.
5

d) Melaksanakan tindakan keperawatan pada keluarga Ny. I yang

mengalami HIV/AIDS dengan Masalah Keperawatan Ketidakefektifan

Pemeliharaan Kesehatan keluarga di wilayah Panarukan Kabupaten

Situbondo Tahun 2020.

e) Melakukan evaluasi keperawatan pada keluarga Ny. I yang mengalami

HIV/AIDS dengan Masalah Keperawatan Ketidakefektifan Pemeliharaan

Kesehatan keluarga di wilayah Panarukan Kabupaten Situbondo Tahun

2020.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

Hasil studi kasus ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam

pengembangan ilmu kperawatan, penerapan asuhan keperawatan dan

peningkatan mutu pendidikan dimasa yang akan datang khususnya Asuhan

Keperawatan pada Keluarga yang mengalami HIV/AIDS dengan Masalah

Keperawatan Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan keluarga di

wilayah Panarukan Kabupaten Situbondo Tahun 2020.

1.5.2 Manfaat Praktis

a) Manfaat bagi institusi pendidikan

Sebagai bahan bacaan mahasiswa keperawatan untuk menambah wawasan

dan sebagai acuan atau referensi Asuhan Keperawatan pada keluarga yang

mengalami HIV/AIDS dengan Masalah Keperawatan Ketidakefektifan

Pemeliharaan Kesehatan keluarga di wilayah Panarukan Kabupaten

Situbondo Tahun 2020.


6

b) Manfaat bagi perawat

Studi kasus ini dapat dijadikan acuan atau referensi dalam pemberian

Asuha Keperawatan pada keluarga yang mengalami HIV/AIDS dengan

Masalah Keperawatan Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan keluarga

di wilayah Panarukan Kabupaten Situbondo Tahun 2020.

c) Manfaat bagi keluarga

Hasil penelitian ini diharapakn menjadi pembelajaran serta meningkatkan

pemahaman bagi klien dan keluarga yang mengalami HIV/AIDS untuk

meningkatkan kualitas hidup secara optimal khususnya Asuhan

keperawatan pada keluarga yang mengalami HIV/AIDS dengan Masalah

Keperawatan Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan keluarga di

wilayah Panarukan Kabupaten Situbondo Tahun 2020.

d) Manfaat bagi puskesmas

Meningkatkan Asuhan keperawatan pada masyarakat khususnya Asuhan

Keperawatan pada keluarga yang mengalami HIV/AIDS dengan Masalah

Keperawatan Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan keluarga di

wilayah Panarukan Kabupaten Situbondo Tahun 2020.


7

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Stroke

AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah kumpulan gejala

penyakit akibat menurunnya system kekebalan tubuh oleh virus yang disebut HIV

yang di tandai dengan menurunnya system kekebalan tubuh sehingga pasien

AIDS mudah diserang oleh infeksi dan kanker (Djauzi & Djoerban.2015).

AIDS diartikan bentuk paling dari keadaan sakit terus menerus yang

berkaitan dengan infeksi Human Immunodetciency Virus (HIV) (Suzanne &

Brenda.2017 ).

Sindrom imunodefisensi didapat (Acquired Immunodeficiency Syndrome,

AIDS) didefinisikan sebagai bentuk paling berat dalam rangkaian penyakit yang

disebabkan oleh infeksi virus HIV (Human Immunodeficiency Virus).(Smeltzer,

2015).

2.1.1 Etiologi

Menurut Smeltzer. 2015 pengidap disebabkan karena ditularkam melalui

cairan tubuh oleh perilaku berisiko tinggi seperti hubungan seksual heteroseksual

dengan pasanagn yang terinfeksi HIV, pengguna obat suntik, dan hubungan

homoseksual. Orang yang menerima transfusi darah atau produk darah yang

terkontaminasi HIV, anak yang dilahirkan dari ibu penderita infeksi HIV, bayi

7
8

yang disusui oleh ibu yang terinfeksi HIV, dan tenaga kesehatan yang mengalami

cedera tusuk jarum yang terpajan dengan pasien yang terinfeksi juga berisiko.

Menurut Mandal. 2010 faktor-faktor yang berhubungan dengan risiko

transmisi HIV yang meningkat yaitu:

1. Umum pada setiap orang

Dengan faktor yang meningkatkan risiko yaitu viral load tinggi, adanya

AIDS, serokonversi, hitung CD4 rendah.

2. Ibu ke anak

Dengan faktor yang meningkatkan risiko yaitu pecah ketuban lama,

persalinan per vaginam, menyusui, tidak ada profilaksis HIV.

3. Seksual

Dengan faktor yang meningkatkan risiko yaitu tidak bersamaan dengan PMS

lain, anal seks yang resptif vs insertif, tidak disirkumsisi, peningkatan jumlah

pasangan seksual.

4. Penggunaan obat suntik

Dengan faktor yang meningkatkan risiko yaitu menggunakan peralatan secara

bersama-sama dan penggunaan berulang, suntikan IV vs subkutan.

5. Pekerjaan

Dengan faktor yang meningkatkan risiko yaitu trauma dalam, darah yang

terlihat dalam peralatan, penempatan alat arteria tau vena sebelumnya.

2.1.2 Patofisiologi

HIV disebabkan oleh sekelompok virus yang dikenal sebagai retrovirus.

Virus ini membawa materi genetik mereka dalam bentuk asam ribonukleat
9

(RNA), dan bukan asam deoksiribonukleat (DNA), sehingga partikel virus ini bisa

bergabung dengan DNA sel pasien, sehingga satu kali seseorang terinfeksi HIV,

seumur hidup ia akan tetap terinfeksi. Dari semua orang yang terinfeksi HIV,

sebagian berkembang masuk tahap AIDS pada 3 tahun pertama, 50% berkembang

menjadi pasien AIDS sesudah 10 tahun, dan sesudah 13 tahun hampir semua

orang yang terinfeksi HIV menunjukkan gejala AIDS, dan kemudian meninggal.

Perjalanan penyakit tersebut menunjukkan gambaran penyakit yang kronis, sesuai

dengan perusakan sistem kekebalan tubuh yang bertahap.

Infeksi HIV tidak akan langsung memperlihatkan tanda atau gejala tertentu

sebagian memperlihatkan gejala tidah khas pada infeksi HIV akut, 3-6 minggu

setelah terinfeksi. Gejala yang terjadi adalah deman, nyeri menelan,

pembengkakan kelenjar getah bening, ruam, diare, atau batuk. Setelah infeksi

akut, dimulailah infeksi HIV asimptomatik (tampa gejala). Masa tanpa gejala ini

umumnya berlangsung selama 8-10 tahun. Tetapi ada sekelompok kecil orang

yang perjalanan penyakitnya amat cepat, dapat hanya sekitar 2 tahun, dan ada pula

yang perjalanannya lambat (non-progressor).

Seiring dengan makin memburuknya kekebalan tubuh, odha mulai

menampakkan gejala-gejala akibat infeksi oportunisstik seperti berat badan

menurun, demam lama, rasa lemah, pembesaran getah bening , diare, tuberkolosis,

infeksi jamur, herpes, dan lain-lain.

Tampa pengobatan ARV, walaupun selama beberapa tahun tidak

menunjukkan gejala, secara bertahapsistem kekebalan tubuh orang yang terinfeksi

HIV akan memburuk, dan akhirnya pasien menunjukkan gejala klinis yang makin

berat, pasien masuk tahap AIDS. Jadi yang disebut laten secara klinik (tampa
10

gejala), sebelumnya bukan laten bila ditinjau dari sudut penyakit HIV. Manifestasi

dari awal dari kerusakan sistem kekebalan tubuh adalah kerusakan mikro

arsitektur folikel kelenjar getah bening dan infeksi HIV yang luas di jaringan

limfoid, yang dapat dilihat dengan pemeriksaan hibridisasi ini . Sebagian besar

replikasi HIV terjadi di kelenjar getah bening, bukan di peredaran darah tepi.

Pada waktu orang dengan infeksi HIV masih merasa sehat, klinis tidak

menunjukka gejala, pada waktu itu terjai realikasi HIV yang tinggi, 10 partikel

tiap hari. Replikasi yang cepat ini disertai denang mutasi HIV dan seleksi, muncul

HIV yang resisten. Besamaan dengan replikasi HIV, terjadi kehancuran limfosit

CD4 yang tinggi, untungnya tubuh masih bisa mengkompensasi dengan

memproduksi limfosit CD4 sekitar 10 sel setiap hari.

Perjalanan penyakit lebih progresif pada pengguna narkoyika. Lebih dari

80% pengguna terinfeksi virus hepatitis C. Infeksik pada katup jantung juga

adalah penyakit yang di jumpai pada odha pengguna narkotika dan biasanya tidak

ditemukan pada odha yang tertular dengan cara lain.

2.1.3 Manifestasi Klinis

AIDS adalah menjadi sindrom klinis yang dikarakteristikkan oleh gejala

yang menyebar dan dapatmempengaruhi setap sistem organ. Manifestasi berkisar

dari abnormalitas respos imun yang sifatnya ringan tanpa disertai tanda dan gejala

yang jelas hingga imunosupresi yang bermakna, infeksi yang ngengancam jiwa,

keganasan, dan efek langsung HIV pada jaringan tubuh. (Smeltzer. 2015)

Pada penderita biasanya ditemukan gejala klinis menurut Mandal.(2010)

yaitu :
11

1. Infeksi primer (serokonversi)

Infeksi ini biasanya simtomatik (70-8-%) dan terjadi 3-12 minggu setelah

pajanan. Hampir separuh kasus mengalami demam, ruam, dan limfadenitis

servikal. Infeksi ini terjadi bersamaan dengan lonjakan kadar RNA HIV

plasma hingga >1 juta kopi/mL dan penurunan hitung CD4 hi gga 300-400

sel/mm3. Timbulnya antibodi anti-HIV spesifik dalam serum.

2. Fase asimtomatik (klasifikasi CDC kategori A)

Selama kurun waktu yang bervariasi, individu yang terinfeksi biasanya tetap

sehat tanpa bukti penyakit HIV kecuali untuk kemungkinan adanya

limfadenopati generalist persisten. Bergantung pada besarnya viral load,

terdapat penurunan yang sebaliknya pada hitung CD4, biasanya antara 50 dan

150 sel/tahun.

3. Fase simtomatik (kategori B) Bukti klinis gangguan ringan sistem imun

selanjutnya berkembang pada banyak pasien dan menggambarkan

perpindahan dari orang yang secara klinis sehat menjadi sindrom yang terkait

dengan AIDS.

4. Kondisi-kondisi ini bukan penentu AIDS dan termasuk penurunan berat

badan kronik, demam, kandidiasis oral atau vagina, infeksi herpes zoster

rekuren, penyakit radang panggul berat, angiomatosis basiler, dan dysplasia

servikal.

5. AIDS (kategori C)

Jika AIDS telah terbentuk hitung CD4 menurun hingga <200/mm 3. Penyakit

yang sangat lanjut terkait dengan hitung CD4 <50/mm 3 dan mortalitas

tertinggi ada pada kelompok pasien ini. Akan tetapi, pasien yang sebelumnya
12

tidak terdiagnosis dapat dating pada saat ini yang memiliki kesehatan baik

sebelumnya. Akan tetapi, pasien ini paling sering dating dengan riwayat

kesehatan umum yang memburuk dan PCP akut.

2.1.4 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan HIV/AIDS menurut Setiati. (2014) HIV/AIDS sampai

saat ini memang belum dapat disembuhkan secara total. Namun, data selama 8

tahun terakhir menunjukkan bukti yang amat meyakinkan bahwa pengobatan

dengan kombinasi beberapa obat anti HIV (obat anti retroviral, disingkat obat

ARV) bermanfaat menurunkan morbiditas dan mortalitas dini akibat infeksi HIV.

Orang dengan HIV/AIDS menjadi lebih sehat, dapat bekerja normal dan

produktif. Manfaat ARV dicapai melalui pulihnya sistem kekbalan akibat HIV

dan pulihnya kerentanan odha terhadap infeksi oportunistik.

Obat ARV terdiri dari beberapa golongan seperti nucleoside reserve

transciptase inhibitor, nucleotide reserve transciptase inhibitor, non-nucleoside

reserve transciptase inhibitor, dan inhibitor protase. Tidak semua ARV yang ada

telah tersedia di Indonesia. Waktu memulai terapi ARV harus dipertimbangkan

dengan seksama karena obat ARV akan diberikan dalam jangka panjang. Obat

ARV direkomendasikan pada semua pasien yang memiliki HIV positif, telah

menunjukkan gejala yang termasuk dalam kriteria diagnosis AIDS.

Obat antiretroviral (ARV) bekerja dengan menghilangkan unsur yang

dibutuhkan virus HIV untuk menggandakan diri, dan mencegah virus HIV

menghancurkan sel CD4. Beberapa jenis obat ARV, antara lain:

1) Efavirenz
13

2) Etravirine

3) Nevirapine

4) Lamivudin

5) Zidovudin

Selama mengkomsumsi obat antiretroviral, dokter akan memonitor jumlah

virus dan sel CD4 untuk menilai respons pasien terhadap pengobatan. Hitung sel

CD4 akan dilakukan tiap 3-6 bulan Sedangkan pemeriksaan HIV RNA dilakukan

sejak awal pengobatan, dilanjutkan tiap 3-4 bulan selama masa pengobatan.

Pasien harus segera mengomsumsi ARV begitu didiagnosis menderita

HIV, agar perkembangan virus HIV dapat dikendalikan. Menunda pengobatan

hanya akan membuat virus terus merusak sistem kekebalan tubuh dan

meningkatkan risiko penderita HIV terserang AIDS. Selain itu, penting bagi

pasien untuk mengonsumsi ARV sesuai petunjuk dokter. Melewatkan konsumsi

obat akan membuat virus HIV berkembang lebih cepat dan memperburuk kondisi

pasien.

Bila pasien melewatkan jadwal konsumsi obat, segera minum obat begitu

ingat, dan tetap ikuti jadwal berikutnya. Namun bila dosis yang terlewat cukup

banyak, segera bicarakan dengan dokter. Dokter dapat mengganti resep atau dosis

obat sesuai kondisi pasien saat itu.

Pasien HIV jugak dapat mengomsumsi lebih dari 1 obat ARV dalam

sehari. Karena itu, pasien perlu mengetahui efek sampai yang timbul akibat

konsumsi obat ini, di antara:

1) Diare

2) Mual dan muntah


14

3) Mulut kering

4) Kerapuhan tulang

5) Kadar gula darah tinggi

6) Kadar kolesterol abnormal

7) Kerusakan jaringan otot

8) Penyakit jantung

9) Pusing

10) Sakit kepala

11) Sulit tidur

12) Tubuh terasa lelah

Pengobatan HIV perlu dilakukan secara bertahap dan berlangsung dalam

durasi yang cukup lama. Oleh karena itu, tidak ada salahnya untuk memiliki

asuransi kesehatan saat berobat. Dengan begitu, anda tidak perlu memikirkan

biaya pengobatan dan proses pengobatan biasa lebih optimal.

2.1.5 Komplikasi

a. Oral lesi

Karena kandidia, herpes simplek, sarcoma kaposi, HPV oral, gingivitas,

peridonitis Human Immundeficiency Virus (HIV), leukoplakia oral, nutrisi,

dehidrasi, penurunan berat badan, keletihan dan cacat. Kandidiasis oral

ditandai oleh bercak-bercak putih seperti krim dalam rongga mulut. Jika tidak

diobati, kandidiasis oral akan berlanjut mengeni esofagus dan lambung. Tanda

dan gejala yang menyertai mencakup keluhan menelan yang sulit dan rasa sakit

di balik sternum (nyeri retrosternal).


15

Neurologik:

1) Ensefalopati HIV atau disebut pula sebagai kompleks dimensia AIDS

(ADC; AIDS demensi complex). Mnifestasi dini mencakup gangguan daya

ingat sakit kepala, kesulitan berkonsentrasi, konfusi progresit, perlambatan

psikomotorik, apatis dan ataksia. Stadium lanjut mencakup gangguan

kognitif global, kelambatan dalam respons verbal, gangguan efektif seperti

pandangan yang kosong, hiperefleksi paraparesis spastik, psikosis,

halusinasi, tremor, inkontinensia dan kematian.

2) Meningitis kriptokokus ditandai oleh gejala seperti demam, sakit kepala,

malaise, kaku kuduk, mual, muntah, perubahan status mentan dan kejang-

kejang diagnosis ditegakkan dengan analisis cairan serebospinal.

b. Gastrointestinal

Wasting syndrome kini diikutsertakann dalam definisi kasus yang

diperbarui untuk penyakit AIDS. Kriteria deagnostiknya mencangkup

penurunan BB > 10% dari BB awal, diare yang krinis selama lebih dari 30 hari

atau kelemahan yang kronis, dan demam yang kambuhan atau menetap tampa

adanya penyakit lain yang dapat menjelaskan gejala ini.

1) Diare karena bakteri dan virus, pertumbuhan cepat flora normal, limpoma

dan sarcoma kaposi. Dengan efek, penurunan berat badan, anoreksia,

demam, malabsorbsi, dan dehidrasi.

2) Hepatitis kerena bakteri dan virus, limpoma, sarcoma kaposi, obat ilegal,

alkoholik. Dengan anoreksia, mual muntah, nyeri abdomen, ikterik, demam

atritis.
16

3) Penyakit anorektal karena abses dan fistula, ulkus dan inflamasi perianal

yang sebagai akibat infeksi, dengan efek inflamasi sulit dan sakit, nyeri

rektal, gatal-gatal dan diare.

c. Respirasi

Prieumocystic Carinii, Gejala napas yang pendek, sesak napas (dispnea),

batuk-batuk, nyeri dada, hipoksia, keletihan dan demam menyertai berbagai

infeksi oportunis, seperti yang disebabkan oleh Mycobacterium Intracellulare

(MAI), cytomegalovirus, virus influenza, pneumococcus dan strangyloides.

d. Dermatologik

Lesi kulit stafilokokus virus herpes simpleks dan zoster, dermatitis

karena xerosis, reaksi otot, lesi scabies, dan sepsis. Infeksi oportunis seperti

herpes zoster dan herpes simpleks akan disertai dengan pembentukan vesikel

yang nyeri dan merusak integritas kulit, moluskum kontangiosum merupakan

infeksi virus yang ditandai oleh pembentukan plak yang disertai deformitas,

dermatitis sosoreika akan disertai ruam yang difusi, bersisik dengan indurasi

yang mengenai kulit kepala serta wajah penderita AIDS juga dapat

memperlihatkan folikulitis menyeluruh yang disertai dengan kulit yang kering

dan mengelupas atau dengan dermatitis atopik seperti ekzema dan psoriasis.

e. Sensorik

Pandangan sarkoma koposi pada konjungtiva atau kelopak mata : retinitis

sitomegalovirus berefek kebutaan.

Pendengaran: otitis eksternal akut dan otitis media, kehilangan

pedengaran dengan efek nyeri yang berhungan dengan mielopati, meningitis,

sitomegalovirus dan reaksi-reaksi obat.


17

2.2 Konsep Keluarga

2.2.1 Definisi

Keluarga adalah bagian dari masyarakat yang perannya sangat penting

untuk membentuk kebudayaan yang sehat, dari keluarga inilah pendidikan kepada

individu dimulai, dari keluarga inilah akan tercipta tatanan masyarakat yang baik,

sehingga untuk membangun suatu kebudayaan seseorang dimulai dari keluarga

(Padila, 2012).

Secara umum keluarga di definisikan sebagai unit sosial ekonomi terkecil

dalam masyarakat yang merupakan landasan dasar dari semua institusi.Keluarga

merupakan kelompok primer yang terdiri dari dua atau lebih orang mempunyai

jaringan interaksi interpersonal, hubungan darah hubungan perkawinan, dan

adopsi (Bakri, 2014).

Keluarga adalah sebuah sistem sosial kecil yang terbuka yang terdiri atas

suatu rangkaian yang sangat bergantung dan dipengaruhi oleh struktur internal

maupun eksternalnya (Friedman, 2010).

2.2.2 Ciri-Ciri Keluarga

a. Menurut Robert Mac Iverdan Charles Horton (Padila, 2012a):

1. Keluarga merupakan hubungan perkawinan.

2. 2.Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan

perkawinan yang sengaja dibentuk atau di pelihara.

3. Keluarga mempunyai suatu sistem tata nama (Nomen Clatur) termasuk

perhitungan garis keturunan.


18

4. Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota–

anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan

dan membesarkan anak.

5. Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga

b. Ciri keluarga Indonesia

1. Mempunyai ikatan yang sangat erat dengan dilandasi semangat gotong

royong .

2. Dijiwai oleh nilai kebudayaan ketimuran.

3. Umumnya dipimpin oleh suami meskipun proses pemutusan dilakukan

secara musyawarah.

4. Berbentuk monogram

5. Bertanggung jawab

6. Mempunyai semangat gotong royong

2.2.3 Tipe Keluarga

Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai

macam pola kehidupan. Sesuai dengan perkembangan social maka tipe keluarga

berkembang mengikutinya agar mengupayakan peran serta keluarga dalam

meningkatkan derajat kesehatan maka perawat perlu mengetahui berbagai tipe

keluarga.

Dalam sosiologi keluarga berbagai bentuk keluarga digolongkan sebagai

tipe keluarga tradisional dan non tradisional atau bentuk normative atau non

normative. Sussman (1947), Macklin (1998) menjelaskan tipe-tipe keluarga

sebagai berikut:
19

a. Keluarga tradisional

1. Keluarga inti, yaitu terdiri dari suami, istri dan anak. Biasanya keluarga yang

melakukan perkawinan pertama atau keluarga dengan orang tua campuran

atau orang tua tiri.

2. Pasangan istri, terdiri dari suami dan istri saja tanpa anak, atau tidak ada anak

yang tinggal bersama mereka. Biasanya keluarga dengan karier tunggal atau

karier keduanya.

3. Keluarga dengan orang tua tunggal, biasanya sebagai konsekuensi dari

perceraian.

4. Bujangan dewasa sendirian.

5. Keluarga besar, terdiri keluarga inti dan orang-orang yang berhubungan.

6. Pasangan usia lanjut, keluarga inti dimana suami istri sudah tua anak-anaknya

sudah berpisah.

b. Keluarga non tradisional

1. Keluarga dengan orang tua beranak tanpa menikah, biasanya ibu dan anak.

2. Pasangan yang memiliki anak tapi tidak menikah, didasarkan pada hukum

tertentu.

3. Pasangan kumpul kebo, kumpul bersama tanpa menikah.

4. Keluarga gay atau lesbian, orang-orang berjenis kelamin yang sama hidup

bersama sebagai pasangan yang menikah.

5. Keluarga komuni, keluarga yang terdiri lebih dari pasangan monogami

dengan anak-anak secara bersama menggunakan fasilitas, sumber yang sama.

Gambaran tentang bentuk atau tipe keluarga tersebut menggambarkan

banyaknya bentuk struktur yang meonjol dalam keluarga. Implikasi bagi


20

keperawatan bahwa tidak ada bentuk keluarga yang benar atau salah, layak atau

tidak layak, melainkan keluarga harus dipahami dalam konteksnya, tipe tersebut

hanya sebuah referensi bagi penataan kehidupan keluarga dan berbagai kerangka

kelompok kerja primer dengan memperhatikan setiap upaya keperawatan

dilandasi pemahaman dan keunikan dari setiap keluarga (Padila 2012).

2.2.3 Struktur Keluarga

Struktur keluarga menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan

fungsi keluarga dimasyarakat. Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam,

diantaranya adalah:

1. Patrilineal

Adalah keluarga sederhana yang terdiri dari sanak saudara sederhana dalam

beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.

2. Matrilineal

Adalah keluarga sederhana yang terdiri dari sanak saudara sederhana dalam

beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.

3. Matrilokal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.

4. Patrilokal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.

5. Keluarga Kawin

Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan

beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya

hubungan dengan suami atau istri (Bakri, 2014).


21

2.2.5 Fungsi Keluarga

Berkaitan dengan peran keluarga yang bersifat ganda, yakni satu sisi

keluarga berperan sebagai matriks bagi anggotanya, disisi lain keluarga harus

memenuhi tuntutan dan harapan masyarakat, maka selanjutnya akan di bahas

tentang fungsi keluarga sebagai berikut:

Friedman (1998) dalam Padila (2012a) mengidentifikasikan lima fungsi

dasar keluarga, yakni:

a. Fungsi afektif

Fungsi afektif berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang merupakan

basis kekuatan dari keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan

psikososial. Keberhasilan fungsi afektif tampak melalui keluarga yang bahagia.

Anggota keluarga mengembangkan konsep diri yang positif , rasa di miliki dan

memiliki, rasa berarti serta merupakan sumber kasih sayang. Reinforcement dan

support dipelajari dan dikembangkan melalui interaksi dalam keluarga.

Komponen yang perlu di penuhi oleh keluarga untuk memenuhi fungsi afektif

adalah:

1. Saling mengasuh, cinta, kasih, kehangatan, saling menerima dan mendukung.

Setiap anggota keluarga yang mendapat kasih sayang dan dukungan, maka

kemampuannya untuk memberi akan meningkat sehingga tercipta hubungan

yang hangat dan mendukung. Hubungan yang baik dalam keluarga tersebut

akan menjadi dasar dalam membina hubungan dengan orang lain di luar

keluarga.
22

2. Saling menghargai, dengan mempertahankan iklim yang positif dimana setiap

anggota keluarga baik orang tua maupun anak di akui dan di hargai

keberadaan dan haknya.

3. Ikatan dan identifikasi, ikatan ini mulai sejenak pasangan sepakat hidup baru.

Kemudian di kembangkan dan di sesuaikan dengan berbagai aspek kehidupan

dan keinginan yang tidak dapat dicapai sendiri, misalnya mempunyai anak.

Hubungan selanjutnya akan dikembangkan menjadi hubungan orang tua anak

dan antar anak melalui proses identifikasi. Proses identifikasi merupakan inti

ikatan kasih sayang, oleh karena itu perlu diciptakan proees identifikasi yang

positif dimana anak meniru perilaku orang tua melalui hubungan interaksi

mereka. Fungsi afektif merupakan sumber energi yang menentukan

kebahagiaan keluarga. Sering penceraian, kenalan anak atau masalah keluarga

lainnya timbul akibat fungsi afektif keluarga yang tidak terpenuhi.

b. Fungsi sosialisasi

Adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan

sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar

rumah.

c. Fungsi Reproduksi

Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan

meningkatkan sumber daya manusia. Dengan adanya program keluarga

berencana, maka fungsi ini sedikit dapat terkontrol. Namun disisi lain banyak

kelahiran yang tidak diharapkan atau diluar ikatan perkawinan sehingga lahirnya

keluarga baru dengan satu orang tua (single parents).


23

d. Fungsi Ekonomi

Untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti makanan, pakaian dan

rumah, maka keluarga memerlukan sumber keuangan. Fungsi ini sulit dipenuhi

oleh keluarga di bawah garis kemiskinan (gakin atau pra keluarga sejahtera).

Perawat berkontribusi untuk mencari sumber-sumber di masyarakat yang dapat

digunakan keluarga meningkatkan status kesehatan mereka.

e. Fungsi Perawatan Kesehatan

Fungsi lain kesehatan adalah fungsi perawatan kesehatan. Selain keluarga

menyediakan makanan, pakaian dan rumah, keluarga juga berfungsi melakukan

asuhan keperawatan terhadap anggotanya baik untuk mencegah terjadinya

gangguan maupun merawat anggota yang sakit. Keluarga juga menentukan kapan

anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan memerlukan bantuan atau

pertolongan tenaga profesional. Kemampuan ini sangat mempengaruhi status

kesehatan individu dan keluarga. Kesanggupan keluarga melaksanakan

pemeliharaan kesehatan terhadap anggotanya dapat dilihat dari tugas kesehatan

keluarga yang dilaksanakan. Tugas kesehatan keluarga tersebut adalah:

1) Mengenal masalah kesehatan.

2) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.

3) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.

4) Mempertahankan suasana rumah yang sehat.

5) Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat.

Kelima tugas kesehatan tersebut saling terkait dan perlu dilakukan oleh

keluarga. Perawat perlu melakukan pengakajian untuk mengetahui sejauh mana

keluarga dapat melaksanakan kelima tugas tersebut dengan baik, selanjutnya


24

memberikan bantuan atau pembinaan terhadap keluarga untuk memenuhi tugas

kesehatan keluarga tersebut.

2.2.6 Tugas Keluarga

Menurut Padila (2012) pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas

pokok sebagai berikut:

1. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya

2. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga

3. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya

masing-masing

4. Sosialisasi antar anggota keluarga

5. Pengaturan jumlah anggota keluarga

6. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga

7. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya

2.2.7 Peranan Keluarga

Peran adalah sesuatu yang diharapkan secara normatif dari seseorang

dalam situasi sosial tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan.Peran keluarga

adalah tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh seseorang dalam konteks

keluarga.Jadi peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal,

sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi

tertentu.Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku

dari keluarga, kelompok, dan masyarakat. Setiap anggota keluarga mempunyai

peran masing – masing, antara lain adalah:


25

1. Ayah

Ayah sebagai pemimpin keluarga mempunyai peran sebagai pencari nafkah,

pendidik, pelindung / pengayom, pemberi rasa aman bagi setiap anggota

keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial tertentu.

2. Ibu

Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak

-anak,pelindung keluarga dan juga sebagai pencari nafkah tambahan keluarga

dan jugasebagai anggota masyarakat kelompok sosial tertentu.

3. Anak

Anak berperan sebagai pelaku psikososial sesuai dengan perkembangan fisik,

mental, sosial dan spiritual (Bakri, 2014).

2.2.8 Perkembangan Keluarga

Perkembangan keluarga adalah sebuah proses perubahan system keluarga

yang bergerak bertahap dari waktu ke waktu. Setiap tahapan umumnya memiliki

tugas dan resiko kesehatan yang berbeda-beda. Duval (Dion & Betan, 2013 dalam

Bakri, 2014), membagi keluarga dalam 8 tahap berbeda, yaitu:

1. Keluarga Baru (Berganning Family)

Keluarga baru dimulai ketika dua individu membentuk keluarga melalui

perkawinan.Pada tahap ini, pasangan baru memiliki tugas perkembangan

untuk membina hubungan intim yang memuaskan di dalam keluarga,

membuat berbagai kesepakatan untuk mencapai tujuan bersama, termasuk

dalam hal merencanakan anak, persiapan menjadi orang tua dan mencari

pengetahuan prenatal care.


26

2. Keluarga dengan Anak Pertama < 30 bulan (Child Bearing)

Ialah masa transisi pasangan suami istri yang dimulai sejak anak pertama

lahir sampai berusia kurang dari 30 bulan. Pada masa ini sering timbul

konflik yang dipicu kecemburuan pasangan akan perhatian yang lebih

ditunjukan kepada anggota keluarga baru.

3. Keluarga dengan Anak Prasekolah

Tahap ini berlangsung sejak anak pertama berusia 2,5 tahun hingga 5 tahun.

Adapun tugas perkembangan yang mesti dilakukan ialah memenuhi

kebutuhan anggota keluarga, membantu anak bersosialisasi dengan

lingkungan, cermat membagi tanggung jawab, mempertahankan hubungan

keluarga, serta mampu membagi waktu untuk diri sendiri, pasangan dan anak.

4. Keluarga dengan Anak Usia Sekolah (6-13 tahun)

Tahap ini berlangsung sejak anak pertama menginjak sekolah dasar sampai

masuk awal masa remaja.Dalam hal ini sosialisasi anak semakin

melebar.Tidak hanya di lingkungan rumah, melainkan juga di lingkungan

sekolah juga di lingkungan yang lebih luas lagi.

5. Keluarga dengan Anak Remaja (13-20 tahun)

Pada perkembangan tahap remaja ini orang tua perlu memberikan kebebasan

yang seimbang dan bertanggung jawab.Hal ini mengingat bahwa remaja

adalah seseorang yang dewasa muda dan mulai memiliki otonomi.Ia ingin

mengatur kehidupannya sendiri tetapi masih membutuhkan bimbingan.

6. Keluarga dengan Anak Dewasa (anak 1 meninggalkan rumah)

Tahapan ini dimulai sejak anak pertama meninggalkan rumah.Artinya

keluarga sedang menghadapi persiapan anak yang mulai mandiri.Dalam hal


27

ini, orangtua mesti merelakan anak untuk pergi jauh dari rumahnya demi

tujuan tertentu.

7. Keluarga Usia Pertengahan (Middle Age Family)

Tahapan ini ditandai dengan perginya anak terakhir dari rumah dan salah satu

pasangan bersiap negative atau meninggal.Tugas perkembangan keluarganya,

yaitu menjaga kesehatan,meningkatkan keharmonisan dengan pasangan, anak

dan teman sebaya, serta mempersiapkan masa tua.

8. Keluarga Lanjut Usia

Masa lanjut adalah masa-masa akhir kehidupan manusia.Maka tugas

perkembangan pada masa ini yaitu beradaptasi dengan perubahan kehilangan

pasangan, kawan, ataupun saudara.Selain itu melakukan “life review” juga

penting, disamping tetap mempertahankan kedamaian rumah, menjaga

kesehatan dan mempersiapkan kematian.

2.3 Asuhan Keperawatan Keluarga

Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan

menggunakan pendekatan yang sistematis untuk bekerja sama dengan keluarga

dan individu-individu sebagai anggota keluarga.

Tahapan dari proses keperawatan keluarga meliputi:

1. Pengkajian

2. Perumusan diagnosa keperawatan

3. Penyusunan perencanaan

4. Perencanaan asuhan keperawatan

5. Penilaian (Padila, 2012a)


28

2.3.1 Pengkajian

1. Data umum

Pengkajian data umum keluarga meliputi :

1) Nama kepala keluarga (KK)

2) Alamat dan telepon

3) Pekerjaan kepala keluarga

4) Pendidikan kepala keluarga

5) Komposisi keluarga dan genogram

a. Komposisi Keluarga

Menjelaskan anggota keluarga yang diidentifikasikan sebagai bagian dari

keluarga mereka. Komposisi tidak hanya mencantumkan penghuni rumah

tangga, tetapi juga anggota keluarga lain yang menjadi bagian dari keluarga

tersebut. Bentuk komposisi keluarga dengan mencatat terlebih dahulu anggota

keluarga yang sudah dewasa, kemudian diikuti dengan anggota keluarga yang

lain sesuai dengan susunan kelahiran mulai dariyang lebih tua, kemudian

mencantumkan jenis kelamin, hubungan setiap anggota keluarga tersebut,

tempat tinggal lahir/umur, pekerjaan dan pendidikan.

b. Genorgam

Genogram Keluarga merupakan sebuah diagram yang

menggambarkankonstelasi keluarga (pohon keluarga). Genogram merupakan

alat peng-kajian informatif yang digunakan untuk mengetahui keluarga,

riwayat dan sumber-sumber keluarga. Untuk hal tersebut, maka genorgram

keluarga harus memuat informasi tiga generasi (keluarga inti dan keluarga

masing-masing orangtua)
29

6) Tipe keluarga

Menjelaskan mengenai jenis/tipe keluarga beserta kendala atau

masalah-masalah yang terjadi dengan jenis/tipe keluarga tersebut.

7) Suku bangsa

Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi

budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan.

8) Agama

Mengkaji agama yang disnut oleh keluarga serta kepercayaan yang

dapat mempengaruhi kesehatan

9) Status sosial ekonomi keluarga

Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatn baik dari

kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu

ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan serta

barang-barang yang dimiliki oleh keluarga

10) Aktivitas rekreasi keluarga

Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat dari kapan saja keluarga pergi

bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu, namun

dengan menonton televisi dan mendengarkan radio juga merupakan

aktivitas rekreasi.

2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

1) Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga ditentukan oleh anak tertua dari keluarga

inti.Contoh : keluarga bapak A memiliki dua orang anak, anak pertama

berusia tujuh tahun dan anak kedua berusia empat tahun, maka keluarga
30

bapak A berada pada tahap perkembangan keluarga dengan usia anak

sekolah.

2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Menjelaskan perkembangan keluarga yang belum terpenuhi menjelaskan

mengenai tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi oleh

keluarga serta kendala-kendala mengapa tugas perkembangan tersebut

belum terpenuhi.

3) Riwayat keluarga inti

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, meliputi

riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota

keluarga, perhatian keluarga terhadap pencegahan penyakit termasuk

status imunisasi, sumber pelayanan kesehatan yang biasa di gunakanan

keluarga dan pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.

4) Riwayat keluarga sebelumnya

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami

dan istri.

3. Pengkajian Lingkungan

1) Karakteristik rumah

Karakteristik rumah diidentifikasikan dengan melihat luas rumah, tipe

rumah,jumlah ruangan, jumlah jendela, jarak septic tank dengan sumber

air, sumber air minum yang digunakan serta dilengkapi dengan denah

rumah.
31

2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW

Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas

setempat meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan atau kesepakatan

penduduk setempat serta budaya setempat yang mempengaruhi

kesehatan.

3) Mobilitas geografis keluarga

Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan melihat kebiasaan

keluarga berpindah tempat.

4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul

serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana interaksi keluarga

dengan masyarakat.

4. Struktur Keluarga

1) Sistem pendukung keluarga

Termasuk sistem dukungan keluarga adalah jumlah anggota keluarga

yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang

kesehatan mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan

dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat

setempat.

2) Pola komunikasi keluarga

Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antara anggota keluarga

a) Apakah anggota keluarga mengutarakan kebutuhan-kebutuhan dan

perasaan mereka dengan jelas


32

b) Apakah anggota keluarga memperoleh dan memberikan respon

dengan baik terhadap pesan

c) Apakah anggota keluarga mendengar mengikuti dan pesan

d) Bahasa apa yang digunakan dalam keluarga

e) Pola yang digunakan dalam komunikasi untuk menyampaikan pesan

(langsung atau tidak langsung)

f) Jenis-jenis disfungsional komunikasi apa yang terlihat dalam pola

komunikasi keluarga

3) Struktur kekuatan keluarga

Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang

lain untuk mengubah perilaku.

4) Struktur peran

Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara

formal maupun informal.

5) Nilai atau norma keluarga

Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang di anut oleh keluarga yang

berhubungan dengan kesehatan

5. Fungsi Keluarga

1) Fungsi efektif

Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan

memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap

anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota

keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling

menghargai.
33

2) Fungsi sosialisasi

Dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh mana

anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya serta perilaku.

3) Fungsi perawatan kesehatan

Hal yang perlu dikaji sejauhmana keluarga melakukan pemenuhan tugas

perawatan kesehatan keluarga adalah:

a) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah

kesehatan, maka perlu dikaji sejauhmana keluarga mengetahui fakta-

fakta dari masalah kesehatan, meliputi pengertian, tanda dan gejala,

faktor penyebab dan yang mempengaruhinya serta persepsi keluarga

terhadap masalah.

b) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan

mengenai tindakan kesehatan yang tepat, perlu dikaji :

a. Sejauh mana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat dan

luasnya masalah?

b. Apakah masalah kesehatan yang dirasakan oleh keluarga?

c. Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah kesehatan

yang dialami?

d. Apakah keluarga merasa takut akan dari penyakit?

e. Apakah keluarga mempunyai sifat negatif terhadap masalah

kesehatan?

f. Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas yang ada?

g. Apakah keluarga kurang percaya terhadap kesehatan yang ada?


34

h. Apakah keluarga dapat informasi yang salah terhadap tindakan

dalam mengatasi masalah?

c) Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga merawat anggota

keluarga yang sakit termasuk kemampuan memelihara lingkungan dan

menggunakan sumber atau fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat,

maka perlu dikaji :

a. Apakah keluarga mengetahui sifat dan perkembangan perawatan

yang dibutuhkan untuk mengurangi masalah kesehatan atau

penyakit?

b. Apakah keluarga mempunyai sumber daya dan fasilitas yang

diperlukan untuk perawatan?

c. Apakah keterampilan keluarga mengenai macam perawatan yang

diperlukan memadai?

d. Apakah keluarga mempunyai pandangan negative perawatan yang

diperlukan?

e. Apakah keluarga kurang dapat melihat keuntungan dalam

pemeliharaan lingkungan di masa mendatang?

f. Apakah keluarga mengetahui upaya peningkatan kesehatan dan

pencegahan penyakit?

g. Apakah keluarga merasa takut akan akibat tindakan (diagnostik,

pengobatan dan rehabilitasi)?

h. Bagaimana falsafah hidup keluarga berkaitan dengan upaya

perawatan dan pencegahan?


35

d) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga memelihara

lingkungan rumah yang sehat, maka perlu dikaji:

a. Sejauhmana keluarga mengetahui sumber-sumber keluarga yang

dimiliki?

b. Sejauhmana keluarga melihat keuntungan atau manfaat

pemeliharaan lingkungan?

c. Sejauhmana keluarga mengetahui pentingnya hygiene dan

sanitasi?

d. Sejauhmana keluarga mengetahui upaya pencegahan penyaki?

e. Bagaimana sikap atau pandangan keluarga terhadap hygiene dan

sanitasi?

f. Sejauhmana kekompakan antar anggota keluarga ?

4) Fungsi reproduksi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah:

a) Berapa jumlah anak?

b) Apakah rencana keluarga berkaitan dengan jumlah anggota keluarga?

c) Metode yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah

anggota keluarga?

5) Fungsi ekonomi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah:

a) Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan

papan ?

b) Sejauhmana keluargamu memanfaatkan sumber yang ada di

masyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga?


36

6. Stres dan koping keluarga

1) Stresor jangka pendek dan panjang

a) Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang

memerlakukan penyelesaian dalam waktu kurang dari enam bulan.

b) Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang

memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari enam bulan.

2) Kemampuan keluarga berespon terhadap stresor dikaji sejauh mana

keluarga berespon terhadap.

3) Strategi koping yang digunakan

Dikaji strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi

permasalahan atau stress.

4) Strategi adaptasi disfungsional

Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang digunakan

keluarga bila menghadapi permasalahan atau stress.

7. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. metode yang

digunakan sama dengan pemeriksaan fisik klinik.

8. Harapan keluarga

Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap

petugas kesehatan yang ada (Padila, 2012a)


37

2.3.2 Diagnosa Keperawatan

Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan Keluarga

Domain 1; Kelas 2; Kode Diagnosis 00099

Definisi

Ketidak mampuan mengidentifikasi, mengelola, dan/atau mencari bantuan

untuk mempertahankan kesejahteraan.

Batasan karakteristik

1) Ketidakmampuan bertanggung jawab untuk memenuhi praktik kesehatan

2) Kurang dukungan sosial

3) Kurang pengetahuan tentang praktik kesehatan dasar

4) Pola perilaku kurang mencari bantuan kesehatan

5) Tidak menunjukkan minat pada perbaikan perilaku sehat

6) Tidak menunjukkan perilaku adaptif terhadap perubahan lingkungan

Faktor yang berhubungan

1) Hambatan pengambilan keputusan

2) Keterampilan komunikasi tidak efektif

3) Stratrgi koping tidak efektif

4) Kurang dukungan sosial

5) Distres spritual
38

Tabel 2.1. Skala prioritas masalah keluarga


NO KRITERIA BOBOT PEMBENARAN
1. Sifat Masalah Bobot yang lebih besar
Skala : diberikan pada masalah aktual
 Aktual = 3 1 karena yang pertama
 Resiko = 2 memerlukan tindakan segera
 Potensial = 1 dan biasanya disadari oleh
keluarga
2. Kemungkinan masalah dapat Faktor yang diperhatikan:
diubah  Pengetahuan yang ada
Skala : sekarang, teknologi dan
 Mudah = 2 2 tindakan untuk menangani
 Sebagian = 1 masalah
 Tidak dapat = 0  Sumber daya keluarga
dapat berbentuk fisik,
keuangan dan tenaga
 Sumber daya perawat
dapat dalam bentuk
pengetahuan, keterampilan
dan waktu
 Sumber daya masyarakat
dapat dalam bentuk
fasilitas, organisasi dalam
masyarakat dan dukungan
masyarakat
3. Potensial masalah untuk Faktor yang diperhatikan:
dicegah  Tingkat keparahan
Skala :  Kepelikan dari masalah
 Tinggi = 3 1  Lamanya masalah,
 Cukup = 2 berhubungan dengan
 Rendah = 1 jangka waktu masalah
yang ada
 Tindakan yang sedang
dijalankan, yaitu tindakan
yang tepat dalam
memperbaiki masalah
 Adanya kelompok high
risk atau kelompok yang
sangat peka menambah
potensi untuk mencegah
masalah
4. Menonjolnya masalah Faktor yang perlu diperhatikan
Skala : adalah perawat perlu menilai
 Masalah berat, harus persepsi atau bagaimana
segera ditangani = 2 keluarga melihat masalah
 Ada masalah tetapi tidak 1 kesehatan tersebut.
perlu ditangani = 1
 Masalah tidak dirasakan =
0
39

Cara melakukan skoringnya adalah :

1. Tentukan skor untuk setiap kriteria

2. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot

3. Jumlah skor untuk semua kriteria

4. Tentukan skor, nilai tertinggi menentukan urutan nomor diagnosa

keperawatan keluarga

Dalam menentukan prioritas, banyak faktor yang mempengaruhi untuk kriteria

yang pertama yaitu sifat masalah, skor yang lebih besar (3) diberikan pada tidak

atau kurang sehat karena kondisi ini biasanya disadari dan dirasakan oleh

keluarga, ancaman kesehatan skor dua dan keadaan keluarga sejahtera skor satu.

Untuk kriteria kedua, yaitu kemungkinan masalah dapat diubah, perawat perlu

memperhatikan faktor-faktor berikut :

1. Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani

masalah

2. Sumber daya keluarga baik dalam bentuk fisik, keuangan maupun tenaga

3. Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan waktu

4. Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas dan dukungan masyarakat.

Untuk kriteria ketiga yaitu potensi masalah dapat dicegah, perawat perlu

memperhatikan faktor-faktor berikut :

1. Kepelikan masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah

2. Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada

3. Tindakan yang sedang dijalan kan, yaitu tindakan-tindakan yang tepat dalam

memperbaiki masalah
40

4. Adanya kelompok high risk atau kelompok yang sangat peka menambah

masalah

Untuk kriteria keempat yaitu menonjolnya masalah, perawat perlu menilai

persepsi atau bagaimana keluarga melihat masalah kesehatan tersebut.

2.3.3 Intervensi Keperawatan

Tabel 2.2 Intervensi dan Kriteria Hasil

Diagnosa NOC NIC


Keperawatan
Ketidakefektifan Definisi: Ketidak mampuan Pendidikan kesehatan
pemeliharaan mengidentifikasi, mengelola, Identifikasi faktor internal atau
kesehatan dan/atau mencari bantuan eksternal yang dapat meningkatkan
keluarga untuk mempertahankan atau mengurangi motivasi untuk
kesejahteraan. berperilaku sehat.
Tujuan : Tentukan pengetahuan kesehatan dan
Tujuan adalah perubahan gaya hidup perilaku saat ini pada
perilaku pasien yang di individu, keluarga atau kelompok
harapkan keluarga oleh sasaran.
perawat setelah tindakan Hindari penggunaan teknik dengan
berhasil dilakukan menakut-nakuti sebagai strategi untuk
Kriteria hasil : memotivasi orang agar mengubah
Pengetahuan promosi perilaku kesehatan atau gaya hidup
kesehatan: Peningkatan keterlibatan keluarga
Perilaku yang meningkatkan Bina hubungan pribadi dengan pasien
kesehatan pengetahuan dan anggota keluarga yang akan
sangat banyak (5) terlibat dalam perawatan
Pemeriksaan kesehatan yang Dorong anggota keluarga dan pasien
di rekomendasikan untuk membantu dalam
pengetahuan sangat banyak mengembangkan rencana perawatan,
(5) termasuk hasil yang diharapkan dan
Risiko penyakit yang pelaksanaan rencana perawatan
diturunkan pengetahuan Dorong perawatan oleh keluarga dalam
sangat banyak (5) perawatan pasien di rumah sakit atau
perilaku patuh: pengobatan perawatan di fasilitas perawatan
yang disarankan kesehatan jangka panjang
a. minum obat sesuai dosis Pengajaran proses penyakit
dilakukan konsisten dengan Kaji tingkat pengetahuan pasien terkait
score (5) dengan proses penyakit, yang spesifik
c. membuat daftar semua Jelaskan tanda dan gejala yang umum
obat-obatan dengan dosis dari penyakit, sesui kebutuhan
dan frekuensi pemberian Berikan informasi pada pasien
dilakukan konsisten dengan mengenai kondisinya, sesuai kebutuhan
score (5) Beri informasi kepada keluarga atau
orang yang penting bagi pasien
mengenai perkembangan pasien, sesui
kebutuhan
Sumber data ; Bulechek Gloria M, Dkk. 2013
41

2.3.4 Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan/perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari

penetapan tujuan, mencakup tujuan umum dan khusus, rencana intervensi serta

dilengkapi dengan rencana evaluasi yang memuat kriteria dan standar.Klasifikasi

intervensi keperawatan keluarga menjadi :

1. Intervensi supplemental

Perawat sebagai pemberi perawatan langsung dengan mengintervensi bidang-

bidang yang keluarga tidak dapat melakukannya.

2. Intervensi fasililatif

Perawat berusaha memfasilitasi pelayanan yang diperlukan keluarga seperti

pelayanan medis, kesejahteraan sosial, transportasi dan pelayanan kesehatan

rumah.

3. Intervensi perkembangan

Perawat melakukan tindakan dengan tujuan memperbaiki dan meningkatkan

kapasitas keluarga dalam perawatan diri dan tanggung jawab pribadi. Perawat

membantu keluarga untuk keluarganya termasuk dukungan internal dan

eksternal (Padila, 2012)

2.3.5 Evaluasi

Untuk mengevaluasi keberhasilan tindakan, maka selanjutnya dilakukan

penilaian.Tindakan-tindakan keperawatan keluarga mungkin saja tidak dapat

dilakukan dalam satu kali kunjungan, untuk itu dilakukan secara

bertahap.Penilaian dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan SOAP

(Subyektif, Obyektif, Analisa dan Planning).


42

S: Hal-hal yang dikemukakan keluarga, misalnya keluarga anak P nafsu

makannya lebih baik.

O: Hal-hal yang ditemukan perawat yang dapat diukur, misalnya anak P naik BB

nya 0,5 kg.

A: Analisa hasil yang telah dicapai, mengacu pada tujuan dan diagnose

P: Perencanaan yang akan datang setelah melihat respons keluarga

Kemandirian keluarga dibagi dalam empat tingkatan, mulai tingkat paling

rendah sampai tingkat tinggi, sebagai berikut :

Tabel 2.3 Penilaian peningkatan kemandirian keluarga


N Tingkat kemandirian
Kriteria
O 1 2 3 4
1 Menerima petugas √ √ √ √
2 Menerima pelayanan sesuai rencana keperawatan √ √ √ √
3 Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya √ √ √
secara benar
4 Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan sesuai √ √ √
anjuran
5 Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai √ √ √
anjuran
6 Melakukan tindakan pencegahan secara asertif √ √
7 Melakukan tindakan peningkatan atau promotif secara √
aktif
Sumber data : Padila, 2012

Tabel 2.4 Penilaian tingkat kemandirian keluarga

Kriteria Kategori Skala penilaian


Keluarga mengetahui masalah kesehatan Keluarga Skor 1-4
1. Keluarga dapat menyebutkan pengertian, tanda dan mandiri (KM) I
gejala dari maslah yang ada.
2. Keluarga dapat menyebutkan penyebab masalah.
3. Keluarga dapat menyebutkan faktor yang
mempengaruhi masalah.
4. Keluarga memiliki persepsi yang positif terhadap
masalah.
Keluarga mengambil keputusan untuk mengatasi
masalah Keluarga Skor 5-7
5. Masalah dirasakan keluarga mandiri (KM) II
6. Keluarga dapat menyebut akibat dari maslah
tersebut
7. Keluarga membuat keputusan yang tepat tentang
penanganan masalah tersebut
Keluarga merawat anggota keluarga yang memiliki
masalah Keluarga Skor 8-10
43

8. Keluarga dapat menggali dan memanfaatkan mandiri (KM)


sumber daya dan fasilitas yang diperlukan untuk III
perawatan (biaya, alat, P3K, KMS< Kartu
Kesehatan , dll)
9. Keluarga terampil melaksanakan perawatan pada
anggota (preventif, promotif, dan creative)
10. Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang
mendukung.
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, 1997
BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Studi kasus dalam karya tulis ini adalah untuk mengeksplorasi masalah

asuhan keperawatan pada keluarga Ny.I yang mengalami HIV/AIDS dengan

Masalah Keperawatan Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan Keluarga di

Kecamatan Panarukan RT 001 RW 003 Kabupaten Situbondo Tahun 2020.

3.2 Batasan Istilah

Batasan istilah dalam studi kasus ini adalah asuhan keperawatan pada

keluarga Ny.I yang mengalami HIV/AIDS dengan Masalah Keperawatan

Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan Keluarga di Kecamatan Panarukan RT

001 RW 003 Kabupaten Situbondo Tahun 2020.

3.3 Lokasi dan Waktu

Pada studi kasus ini dilakukan asuhan keperawatan pada keluarga Ny.I

yang mengalami HIV/AIDS dengan Masalah Keperawatan Ketidakefektifan

Pemeliharaan Kesehatan Keluarga di Kecamatan Panarukan RT 001 RW 003

Kabupaten Situbondo Tahun 2020 dengan7 kali kunjungan.

44
45

3.4 Partisipan

Partisipan dalam penyusunan studi kasus ini adalah klien dan keluarga

yang mengalami HIV/AIDS dengan Masalah Keperawatan Ketidakefektifan

Pemeliharaan Kesehatan Keluarga di Kecamatan Panarukan RT 001 RW 003

Kabupaten Situbondo Tahun 2020.

3.5 Pengumpulan Data

Pada sub bab ini dijelaskan terkait metode pengumpulan data yang

digunakan:

1. Wawancara (hasil anamnesa berita tentang identitas klien. Keluhan utama,

riwayat penyakit sekarang – dahulu – dan lain-lain). Sumber data dari klien,

keluarga danperawat lainnya.

2. Observasi dan pemeriksaan fisik (dengan pendekatan IPPA: inspeksi,

palpasi,perkusi, auskultasi) pada sistem tubuh.

3. Studi dukumentasi dan angket (hasil dari pemeriksaan diagnostik dan data

lainyang revelan).

3.6 Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data dimaksudkan untuk menguji kualitas data/informasi

yang di peroleh sehingga menghasilkan data dengan validitas tinggi. Disamping

intergritas penulis (karena penulis menjadi instrument utama), uji keabsahan data

dilakukan yaitu dengan :

1. Memperpanjang waktu pengamatan / tindakan dan


46

2. Sumber informasi tambahan menggunakan triangulasi dari tiga sumber data

utama yaitu klien, perawat dan keluarga klien yang berkaitan dengan masalah

yang akan diteliti.

3.7 Analisis Data

Analisis data dilakukan penulis di lapangan, sewaktu pengumpulan data

sampai dengan semua data terkumpul. Analisa data dilakukan dengan cara

mengemukakan fakta, selanjutkan membandingkan dengan teori yang ada dan

selanjutnya di tuangkan dalam opini pembahasan. Teknik analisis yang di

gunakan dengan cara menarasikan jawaban-jawaban yang di peroleh dari hasil

intrepetasi wawancara mendalam yang akan di lakukan untuk menjawab rumusan

masalah.Teknis analisis digunakan dengan cara observasi oleh penulis dan studi

dokumentasi yang menghasilkan data untuk selanjutnya diitrepretasikan dan

dibandingkan teori yang ada sebagai bahan untuk memberikan rekomendasi dalam

intervensi tersebut. Urutan dalam analisis adalah :

1. Pengumpulan data

Data dikumpulkan dari hasil WOD ( wawancara, observasi, dan dokumen ).

Hasil di tulis dalam bentuk catatan lapangan, kemudian di salin dalam bentuk

transkrip (catatan terstruktur )

2. Mereduksi data

Dari hasil wawancara yang terkumpul dalam bentuk catatan lapangan di

jadikan satu dalam bentuk transkrip dan dikelompokkan menjadi data

subyektif dan obyektif, dianalisis berdasarkan hasil pemeriksaan diagnostik

kemudian dibandingkan nilai normal.


47

3. Penyajian data

Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk tabel, gambar, bagan dan teks

naratif.Kerahasian klien dijaga dengan mengaburkan identitas dari klien.

4. Kesimpulan

Dari data yang disajiakan, kemudian data dibahas dan di bandingkan dengan

hasil-hasil penulisan terdahulu dan secara teontis dengan perilaku kesehatan.

Penarikan kesimpulan dilakukan dengan cara indikasi. Data yang

dikumpulkan terkait dengan data pengkajian, diagnosis, perencanaan,

tindakan dan evaluasi.

3.8 Etika Penelitian

Dicantumkan etika yang mendasar penyusunan studi kasus, terdiri dari :

1. Informed consent ( persetujuan menjadi klien )

Informed consent diberikan kepada responden yang diteliti. Peneliti

member penjelasan mengenai maksud dan tujuan penelitian pada

responden, jika responden bersedia maka harus menandatangani lembar

persetujuan dan apabila responden menolak, peneliti tidak akan memaksa

dan tetap menghormati haknya.

2. Anonymity ( tanpa nama )

Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang didapat untuk

disembunyikan yaitu bisa dengan tanpa nama atau inisial.

3. Confidentiality ( kerahasian )

Subjek berhak untuk meminta bahwa data yang diberikan untuk

dirahasiakan.
48

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Dalam hal ini penulis akan membahas mengenai masalah yang di hadapi

oleh keluarga binaan serta merujuk pada teori yang susunan fakta, teori, dan opini.

Hasil asuhan keperawatan keluarga dibawah ini meliputi satu anggota keluarga

yang menderita “HIV/AIDS dengan masalah keperawatan Ketidakefektifan

Pemeliharaan Kesehatan Keluarga” di wilayah kerja Puskesmas Panarukan

Kabupaten Situbondo Tahun 2020. Hasil asuhan keperawatan kuluarga Ny.I yang

meliputi pengakajian, diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi

keperawatan.

4.1.1 Gambaran lokasi pengambilan data

Lokasi pengambilan data Studi Kasus Asuhan Keperawatan pada keluarga

yang mengalami HIV/AIDS dengan Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan

Keluarga selama 2 minggu (14 hari) dengan 7x kunjungan terhitung dari tanggal

28 September 2020 sampai tanggal 7 Oktober 2020 beralamatkan di Desa Bataan

RT 001 RW 003 Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo, yaitu keluarga Ny.

I yang tinggal sendirian tapi ada kakak Ny.I yang beda rumah. Peneliti tersebut

dilakukan dilakukan selama 7 kali kunjungan dalam 2 minggu, rumah Ny.I yang

ditempati 6x11 meter persegi dengan 1 kamar tidur, ruang tamu, dan dapur. Tipe

rumah permanen, keadaan lantai plester, ventilasi rumah kurang dan pencahayaan

di ruang tamu tidak masuk, kamar tidur yang berjumlah 1 ruang tidak memiliki

ventilasi. Rumah Ny. I berada dilingkungan yang tidak bersih serta berada

49
49

dilingkunga yang sempit dan berada tidak jauh dari jalan, jarak pelayanan

kesehatan seperti Pukesmas sekitar 2km dengan rumah keluarga Ny. I dan tidak

rutin mengunjungi pukesmas.

4.1.2 Pengkajian

Tabel 4.1 Identitas peneliti

Nama Puskesmas Panarukan No. Register -

Nama Perawat Bela Mutiara Tanggal Pengkajian 28 September


Aprilianti 2020

1. Data keluarga

Tabel 4.2 Data keluarga

Nama Kepala Keluarga Ny. I

Alamat Rumah & Telp Desa Bataan Rt 001/Rw 003 Kecamatan Panarukan
Kabupaten Situbondo
Pekerjaan Buruh harian lepas

Agama & Suku Islam dan Madura

Bahasa sehari-hari Madura

Pelayanan kesehatan Pukesmas Panarukan 2km


terdekat, Jarak
Alat transportasi Sepeda motor

Status Kelas Sosial Menengah kebawah

2. Data anggota keluarga


50

Tabel 4.3 Data anggota keluarga

N Na Hub Usia J Suku pendi Peker Status TTV Status


o ma dgn K dikan jaan Gizi (TD, N, S, P) Imuni
KK terak Saat (TB, sasi
hir Ini BB, Dasar
BMI)
1 Ny. Istri 40 P Mad SD Mengur TD:
I Tahun ura us 150/80
rumah mmHg
tangga N:80x/ menit
S: 37,6°C
RR:22x/
Menit
LANJUTAN
Status Kesehatan Riwayat Penyakit/
No Nama Alat Bantu/
Saat ini Alergi
Protesa
2. Ny. I Tidak ada HIV Tidak ada Alergi

3. Genogram

40 thn

Gambar 4.1 genogram

Keterangan:
: Laki-laki : Meninggal

: Perempuan : Pasien dengan umur

: Garis Keturunan : Tinggal Serumah

: Garis Menikah

4. Denah Rumah
51

Utara
Halaman Belakang

Dapur Barat Timur

Kamar
Halaman Samping
Tidur
Selatan

Ruang Tamu

Teras

Gambar 4.2 Denah Rumah

5. Data Penunjang Keluarga

Tabel 4.4 Data penunjang keluarga

Rumah dan Sanitasi Lingkungan PHBS Di Rumah Tangga

 Kondisi Rumah  Jika ada ibu nifas, Persalinan ditolong


: Type rumah permanen, lantai terbuat dari oleh tenaga kesehatan :
Plesteran, kepemilikan rumah milik sendiri Ya : tidak ada ibu nifas di keluarga Ny.I

 Ventilasi :  Jika ada bayi, Memberi ASI ekslusif :


Kurang : klien memiliki ventilasi yang kurang, tidak ada bayi di keluarga Ny.I
ventilasi hanya terdapat diruang tamu,
sedangkan di kamar dan dapur tidak terdapat  jika ada balita, Menimbang balita tiap
ventilasi. Jendela jarang dibuka setiap hari bulan :
tidak ada balita di keluarga Ny.I
 PencahayaanRumah :
Tidak : Rumah masih terlihat gelap, sinar  Menggunakan air bersih untuk makan &
matahari tidak langsung masuk kedalam rumah minum:
Ya/ : keluarga mengatakan menggunakan
Saluran Buang Limbah : air bersih yang dimasak untuk makan dan
Cukup : Saluran air limbah rumah tangga minum
dibuang ke tempat yang tertutup
 Menggunakan air bersih untuk kebersihan
Sumber Air Bersih : diri:
Sehat : Sumber air bersih dari PDAM Ya : keluarga menggunakan air bersih
dari PDAM untuk mandi, mencuci piring,
Jamban Memenuhi Syarat : baju, dll
ya : Menggunakan jamban jongkok dan milik
sendiri, jarak septic tank ± 20m  klien dan keluarga menggunakan air
52

bersih
Tempat Sampah: Mencuci tangan dengan air bersih & sabun :
Ya : Sampah di buang pada tempatnya Ya : keluarga mengatakan mencuci tangan
menggunakan air bersih, akan tetapi
Rasio Luas Bangunan Rumah dengan Jumlah terkadang menggunakan sabun, kadang
Anggota Keluarga (8m2 /orang) tidak
Tidak : Luas rumah 12 meter persegi
 Melakukan pembuangan sampah pada
tempatnya :
Ya : keluarga membuang sampah pada
tempatnya

 Menjaga lingkungan rumah tampak


bersih
Ya : lingkungan rumah klien tampak bersih

 Mengkonsumsi lauk dan pauk tiap hari


Ya : keluarga mengatakan setiap hari
menu makanan tidak menentu, terkadang
sayur, terkadang hanya tahu dan tempe

 Menggunakan jamban sehat :


Ya : keluarga menggunakan jamban
jongkok dan milik sendiri.

 Memberantas jentik di rumah sekali


seminggu :
Tidak : (menguras, mengubur, menutup)
Keluarga mengatakan membersihkan jentik
dirumah terkadang 1 bulan sekali

 Makan buah dan sayur setiap hari :


Tidak : keluarga mengatakan setiap hari
menu makanan tidak menentu, terkadang
sayur, terkadang hanya tahu dan tempe, dan
klien jarang mengkonsumsi buah

 Melakukan aktivitas fisik setiap hari :


Tidak : keluarga mengatakan klien lebih
sering di warung

Tidak merokok di dalam rumah  :


Ya : keluarga mengatakan anggota keluarga
tidak ada yang merokok, termasuk klien t
adiktif

 Penggunaan alkohol dan zat adiktif :


tidak : Keluarga mengatakan anggota
keluarga tidak ada yang menggunakan zat
adiktif seperti minuman beralkohol
53

6. Kemampuan keluarga melakukan tugas pemeliharaan

kesehatan anggota keluarga

Tabel 4.5 Kemampuan keluarga melakukan tugas pemeliharaan kesehatan

anggota keluarga

1. Adakah perhatian keluarga kepada anggotanya yang menderita sakit:


Ada,
Karena, ketika ARV anggota keluarga yang menderita habis kakak atau keluarga Ny.I yang
akan mengantarkan control maupun ambil ARV baru

2. Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya:
Ya,
Tetapi anggota keluarga takut tertular dan malu jika warga sekitar tau

3. Apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan yang dialami anggota dalam
keluarganya:
Tidak,
Keluarga tidak mengetahui penyebab penyakit yang dideritanya

4. Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan yang dialami anggota dalam
keluarganya :
Tidak,
Keluarga mengatakan tidak tahu tanda dangejalanya

5. Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami anggota dalam
keluarganya bila tidak diobati/dirawat :
Tidak,
Keluarga mengatakan jika Ny. I sakit tidak bisa beraktifitas seperti biasa dan bekerja seperti
biasanya.

6. Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan yang dialami anggota
keluarganya:
Tenaga kesehatan,
petugas kesehatan puskesmas yang melakukan kunjungan keluarga.

7. Keyakinan keluarga tentang masalah kesehatan yang daialami anggota keluarganya


Tidak terpikir,
Perlu berobat ke fasilitas yankes

8. Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesehatan yang dialami anggota keluarganya
secara aktif
 Tidak,
Kakak Ny. I sering mengingatkan untuk minum obat, Ny. I jarang periksa ke pelayanan
kesehatan, hanya saja kakak Ny. I yang mengambil obat ke pelayanan kesehatan

9. Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan yang dialami anggota
keluarganya
Ya,
.jika sakit keluarga klien menyuruh klien minum obat karna obar ARV harus di minum tiap
hari. klien tidak ke puskesmas tetapi hanya istirahat yang cukup dan tidak boleh melakukan
aktifitas karena faktor ekonomi tidak memadai
54

10. Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan masalah kesehatan
yang dialaminya:
Tidak,
keluarga kurang mengetahui cara perawatan Ny. I hanya saja keluarga menyuruh klien istirahat
dan minum obat.

11. Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang dialami anggota
keluarganya
Tidak,
keluarga dan klien tidak terlalu memperhatikan kesehatannya jika tidak di anggap parah, klien
jarang meminum oabat ARV

12. Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang mendukung
kesehatan anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan
Tidak,
jelaskan keluarga mengatakan Ketika sakit tidak terlalu parah, keluarga menyuruh klien untuk
istirahat saja dan minum obat

13. Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber dimasyarakat untuk mengatasi
masalah kesehatan anggota keluarganya
Tidak,
.klien dan keluraga tidak memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada karena keluarga
jarang memeriksakan kesehatannya

7. Tingkat kemandirian keluarga

Tabel 4.6 Tingkat kemandirian keluarga

Kunjungan Pertama (K-1) : 25-8-2020 Kujungan Keempat (K-4) : 31-8-2020

Kunjungan Kedua (K-2) : 27-8-2020 Kunjungan Kelima (K-5) : 02-9-2020


Perawat : Perawat :
Kunjungan Ketiga (K-3) : 29-8-2020 Kunjungan Keenam (K-6) : 05-9-2020
Perawat : Perawat :

1. Keluarga mandiri tingkat pertama (KM-1)

Kriteria:

a. Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat

b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan

rencana keperawatan

2. Keluarga mandiri tingkat dua (KM-2)


55

Kriteria:

a. Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat

b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan

rencana keperawatan,

c. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara

benar, melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan.

3. Keluarga mandiri tingkat tiga (KM-3)

Kriteria:

a. Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat

b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan

rencana keperawatan

c. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara

benar, melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan

d. Memanfaat fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif,

melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan,

melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif.

4. Keluarga mandiri tingkat empat (KM-4)

Kriteria:

a. Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat

b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana

keperawatan

c. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara benar

d. Melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan

e. Memanfaat fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif


56

f. Melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan

g. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif

h. Melaksanakan tindakan promotif secara aktif.

Tabel 4.7 Kemampuan keluarga melakukan pemeliharaan kesehatan anggota

keluarga

KEMANDIRIAN KELUARGA
Kriteria :
1. Menerima petugas puskesmas Kemandirian I : Jika memenuhi kriteria 1&2
2. Menerima yankes sesuai rencana Kemandirian II : jika memenuhi kriteria 1
3. Menyatakan masalah kesehatan secara s.d 5
benar Kemandirian III : jika memenuhi kriteria 1
4. Memanfaatkan faskes sesuai anjuran s.d 6
5. Melaksanakan perawatan sederhana Kemandirian IV : Jika memenuhi kriteria 1
sesuai anjuran s.d 7
6. Melaksanakan tindakan pencegahan
secara aktif
7. Melaksanakan tindakan promotif secara
aktif
Kategori :
Kemandirian I Kemandirian II

Kemandirian III Kemandirian IV

Contoh : Centang (kemandirian I) apabila keluarga memenuhi kreteria 1&2.

8. Pengkajian Individu yang Sakit


57

Tabel 4.8 Pengkajian individu yang sakit

Nama individu yang sakit : Ny.I Diagnosa Medis : HIV


Sumber dana kesehatan : Rujukan Dokter/Rumah sakit :

Keadaan umum Sirkulasi/cairan Perkemihan Pernapasan

Kesadaran: Bunyi jantung: Pola BAK:6x/hr, Vol Irama: reguler


Composmentis S1,S2 tunggal 1500ml/hr
GCS : 4,5,3
TTV Asites: Tidak ada Alat bantu:
TD: 110/80 mmHg asites Tidak ada alat bantu
RR:22x/mnt
S:36,5 C Akral: hangat Gunakan obat :
N: 80x/mnit Ya
Tanda perdarahan:
Tidak ada perdarahan Kemampuan BAK
dan BAB:
Tanda anemia:Tidak Mandiri
ada anemia, ditandai
dengan lidah bersih, Alat bantu:
akral hangat Tidak

Pencernaan Muskuloskeletal Neurosensori

Nafsu makan : Kekuatan otot: Fungsi Penglihatan:


Baik Rabun

Bising usus : Ekstrmitas atas : Kulit


15x/menit

Diet khusus: Ektremitas bawah:


Tidak ada diet khusus
Berdiri : mandiri
Kebiasaan makan-
minum: Berjalan :
Mandiri Mandiri

Alergi Alat bantu : Tidur istirahat: 6-8 jam/hari


makanan/minuman: Tidak ada Waktu tidur: 21:00-04:30 WIB
Tidak ada alergi Bantuan obat: Tidak ada

Alat bantu:
Tidak mengggunakan
alat bantu

Mental Komunikasi dan Kebersihan Diri Perawatan diri


Budaya sehari-hari
Cemas: Interaksi dengan Klien melakukan
Tidak ada kecemasan keluarga: kebersihan diri secara Mandi:
yang terlihatpada Baik mandiri. Mandiri
58

klien dan keluarga


selama diberikan Berkomunikasi : Berpakaian:
perawatan baik Mandiri

Kegiatan sosial Menyisir rambut:


sehari-hari: Mandiri
Klien tidak
melakukan kegiatan
sosial yang ada
dilingkungannya
Keterangan tambahan terkait individu:
1. Keluargadan klien mengatakan tidak mengetahui tentang kosep penyakitnya saat ini,
karena klien jika sakit minum obat, istirat saja dan tidak rutin melakukan
pemeriksaan kesehatannya ke pelayanan kesehatan
2. Keluarga dan klien mengatakan bersedia untuk meningkatkan pengetahuannya
tentang penyakit HIV dan keluarga mau ke pelayanan kesehatan dengan rutin
3. Keluarga mengatakan akan membantu klien dalam meningkatkan gaya hidup sehat
sehari-hari untuk klien
Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan

Mengetahui :
Nama koordinator Tanggal/
Puskesmas Tanda tangan

Bela Mutiara Aprilianti

4.1.3 ANALISA DATA


59

Tabel 4.9 Analisa Data

Tanggal/ Data Etiologi Masalah


Jam Keperawatan
28 DS : Konflik Ketidakefektifan
September 1. Saat Klien kambuh, oleh keluarga disuruh pengambilan Pemeliharaan
2020 beristirahat dan tidak diijinkan beraktivitas. keputusan Kesehatan
2. Keluarga mengatakan jika Ny. I sakit tidak keluarga
bisa beraktifitas seperti biasa dan bekerja
seperti biasanya
3. Keluarga tidak mengetahui penyebab
penyakit yang dideritanya.
4. Kakak Ny. I sering mengingatkan untuk
minum obat, Ny. I jarang periksa ke
pelayanan kesehatan, hanya saja kakak Ny.
I yang mengambil obat ke pelayanan
kesehatan
5. kelurga kurang mengetahui cara perawatan
Ny. I hanya saja keluarga menyuruh klien
istirahat dan minum obat.
6. Keluarga tidak mengetahui cara mencegah
penyakit HIV agar tidak tertular pada
anggota keluarga yang lain., keluarga
jarang membuka jendela rumah karena
malas, dan keluarga jarang menjemur kasur
dan bantal yang di pakai klien
7. Keluarga mengatakan ketika sakit tidak
terlalu parah, keluarga menyuruh klien
untuk istirahat saja dan minum obat
8. Keluarga dan klein mengatakan
memeriksakan kesehatannya hanya saja
ketika sakitnya parah.

DO :
1. Keadaan umum: Baik
2. TTV:
TD : 110/80 mmHg
N : 88x/ menit
S : 36,6 ‘C
RR : 20x/ menit
3. Keluarga dan klien masih kurang
pengetahuan tentang penyakitnya, saat di
tanya klien menjawab tidak tahu dan
terlihat bingung
4. Rumah masih terlihat gelap, sinar matahari
tidak langsung masuk kedalam rumah
5. Klien jarang meminum obat

4.1.4 Diagnosa Keperawatan


60

Tabel 4.10 Diagnosa Keperawatan

Klien Diagnosa Keperawatan


Ny. I Ketidakefektifan Pemeliharaan kesehatan Keluarga

4.1.5 Skoreng Diagnosa Keperawatan

Tabel 4.11 Skoring Diagnosa Keperawatan


ditangani masih beresiko
Ada masalah 1 DO : Rumah masih terlihat gelap, sinar
tetapi tidak matahari tidak langsung masuk kedalam
perlu rumah, Jendela rumah tidak dibuka setiap
ditangani hari, dan klien jarang periksa ke pelayanan
Masalah tidak 0 kesehatan.
dirasakan
Jumlah total 3 2/3 Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan
61

4.1.6 Intervensi Keperawatan


Tabel 4.10 Intervensi Keperawatan

Diagnosa Tujuan Evaluasi Intervensi


Keperawatan TUM TUK Kriteria Standart
Ketidakefektifan Setelah diberikan Kriteria Hasil: Respon 1. Keluarga mampu 1) Bina hubungan pribadi dengan klien dan
pemeliharaan asuhan keperawatan Verbal menyatakan pengertian anggota keluarga yang akan terlibat dalam
kesehatan selama 2 minggu Pengetahuan HIV perawatan
(7-14 hari), promosi kesehatan: 2. Mampu menjelaskan 2) Menjelaskan maksut dan tujuan perawat
keluarga klien 1. Perilaku yang cara mencegah melakukan asuhan keperawatan pada
mampu meningkatkan penularan HIV dan keluarga selama 7 hari
memanfaatkan kesehatan pencegahannya 3) Tentukan pengetahuan kesehatan dan
fasilitas kesehatan, pengetahuan 3. Keluarga memutuskan gaya hidup perilaku saat ini pada individu,
mampu menjaga sangat banyak (5) untuk periksa ke keluarga atau kelompok sasaran
lingkungan rumah 2. Pemeriksaan tempat pelayanan 4) Kaji tingkat pengetahuan pasien terkait
agar tetap bersih kesehatan yang di kesehatan minimal 1 dengan proses penyakit yang spesifik
dan sehat, dan rekomendasikan kali sebulan 5) Jelaskan tanda dan gejala yang umum dari
mampu mengetahui pengetahuan 4. Keluarga mampu penyakit, sesuai kebutuhan
penyakit yang sangat banyak (5) mendampingi klien 6) Dorong anggota keluarga dan pasien untuk
dialami anggota 3. Risiko penyakit minum obat secara membantu dalam mengembangkan
keluarganya yang diturunkan rutin rencana perawatan, termasuk hasil yang
pengetahuan 5. Keluarga dapat diharapkan dan pelaksanaan rencana
sangat banyak (5) memanfaatkan fasilitas perawatan
kesehatan untuk 7) Diskusikan perubahan gaya hidup yang
periksa dan berobat mungkin diperlukan untuk mencegah
komplikasi di masa yang akan datang dan/
mengontrol proses penyakit
8) Dorong perawatan oleh keluarga dalam
perawatan pasien di rumah sakit atau
perawatan di fasilitas perawatan kesehatan
jangka panjang
9) Periksa TD,N,RR,S pada klien
10) Mengontrak waktu untuk intervensi
selankutnya
62

4.1.7 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

Tabel 4.11 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

Diagnosa Senin, 28 September 2020


keperawatan Hari Pertama

Implementasi Evaluasi
Ketidakefektifan 12.00 1. Membina hubungan pribadi dengan pasien dan anggota 15.00 S:
Pemeliharaan keluarga yang akan terlibat dalam perawatan. Knowledge : Klien dan keluarga tidak
Kesehatan Respon : keluarga kooperatif mengetahui penyebab, tanda dan gejala, dan
pecegahan HIV.
12.20 2. Menjelaskan maksut dan tujuan perawat melakukan asuhan Afektif : Ny.I menganggap dengan beristirahat
keperawatan pada keluarga selama 7 hari sudah cukup.
Respon : keluarga mengerti dan medatangani surat informed Psikomotor : Keluarga mengatakan akan
consend. merawat Ny.I

12.30 3. Mengkaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga terkait O:


dengan proses penyakit yang spesifik. Knowledge : Keluarga belum mampu menjawab
Respon : klien dan keluarga tidak mengetahui penyebab, dengan baik pertanyaan yang diajukan.
tanda dan gejala, dan pencegahan HIV Afektif : Keluarga Nampak menjaga jarak saat
berinteraksi dengan Ny.I
12.35 4. Menentukan pengetahuan kesehatan dan gaya hidup perilaku Psikomotor : Keluarga Ny.I masih belum bisa
saat ini pada individu, keluarga atau kelompok sasaran membantu dalam memberikan perawatan
Respon : klien dan keluarga belum mengerti tentang yang baik terhadap Ny. I, TD : 110/70
kesehatan dan gaya hidup sehat mmHg, N : 88x/ menit, RR : 26x/ menit S:
36,5
12.40 5. Memeriksa TD,N,RR pada klien TD : 110/70 mmHg N : 88
x/mnt S : 36,5 ° C RR : 26 x/mnt A: Masalah belum teratasi

13.00 6. Menjelaskan tentang penyakit HIV dengan menggunakan P : Lanjutkan Intervensi


media lefleat (pengertian, penyebab, tanda dan gegala, cara
pencegahan, cara perawatan, dan pengobatan) Respon :
keluarga tampak kebingungan tentang penyakit HIV
63

13.10 7. Mendiskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin


diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan
datang dan/ mengontrol proses penyakit Respon : keluarga
banyak bertanya saat berdiskusi dan bingung saat diberi
penjelasan

13.30 8. Mendorong anggota keluarga dan pasien untuk membantu


dalam mengembangkan rencana perawatan, termasuk hasil
yang diharapkan dan pelaksanaan rencana perawatan
Respon : keluarga bingung untuk melakukan rencana
perawatan kepada Ny.I

14.00 9. Mendorong perawatan oleh keluarga dalam perawatan pasien


di rumah sakit atau perawatan di fasilitas perawatan
kesehatan jangka panjang Respon : keluarga memahami

14.15 10. Mengontrak waktu untuk intervensi selanjutnya Respon :


keluarga kooperatif dan setuju
64

Tabel 4.12 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

Diagnosa Selasa, 29 September 2020


keperawatan Hari Kedua
Implementasi Evaluasi
Ketidakefektifan 10.00 1. Bina hubungan pribadi dengan pasien dan anggota keluarga 12.30 S:
Pemeliharan yang akan terlibat dalam perawatan. Knowledge : Keluarga Ny.I belum dapat
Kesehatan Respon : keluarga kooperatif menentukan tindakan yang tepat dalam
mencegah peningkatan keparahan Ny.I
10.10 2. Mengkaji tingkat pengetahuan pasien terkait dengan proses Afektif : Keluarga Ny.I masih belum memahami
penyakit yang spesifik dan mengulang penyebab, tanda dan gejala,
Respon : klien dan keluarga tidak mengetahui tentang dan pecegahan HIV
penyakit HIV Psikomotor : Keluarga mengatakan sudah mulai
melakukan perawatan terhadap Ny.I namun
10.20 3. Menentukan pengetahuan kesehatan dan gaya hidup perilaku Ny.I masih sering lupa untuk minum obat
saat ini pada individu, keluarga atau kelompok sasaran ARVnya padahal sudah di ingatkan oleh
Respon : klien dan keluarga belum mengerti tentang keluarga
kesehatan dan belum menjalankan gaya hidup sehat O:
Knowledge : Keluarga belum mampu menjawab
10.30 4. Memeriksa TD,N,RR pada klien dengan baik pertanyaan yang diajukan,
Respon : TD : 110/80 mmHg N : 89 x/mnt RR : 24 x/mnt keluarga sudah mengetahui masalah-
masalah yang terdapat dalam keluarga
10.40 5. Menjelaskan tentang penyakit HIV dengan menggunakan Afektif : Keluarga masih menjaga jarak saat
media lefleat (pengertian, penyebab, tanda dan gegala, cara berinteraksi dengan Ny.I
pencegahan, cara perawatan, dan pengobatan) Psikomotor : Keluarga Ny.I masih belum bisa
Respon : keluarga tampak kebingungan tentang penyakit HIV membantu dalam memberikan perawatan
yang baik terhadap Ny.I, TD : 110/80
10.50 6. Mendiskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin mmHg, N : 88x/ menit, RR : 21x/ menit
diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan
datang dan/ mengontrol proses penyakit A : Masalah belum teratasi
Respon : keluarga banyak bertanya saat berdiskusi dan
bingung saat diberi penjelasan P : Lanjutkan Intervensi

11.10 7. Mendorong anggota keluarga dan pasien untuk membantu


dalam mengembangkan rencana perawatan, termasuk hasil
65

yang diharapkan dan pelaksanaan rencana perawatan


Respon : keluarga bingung untuk melakukan rencana
perawatan kepada Ny.I

11.20 8. Mendorong perawatan oleh keluarga dalam perawatan pasien


di rumah sakit atau perawatan di fasilitas perawatan kesehatan
jangka panjang Respon : keluarga memahami

11.35 9. Mengontrak waktu untuk intervensi selanjutnya Respon :


keluarga kooperatif dan setuju
66

Tabel 4.13 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan


Diagnosa Rabu, 30 September 2020
keperawatan Hari Ketiga
Implementasi Evaluasi
Ketikefektifan 10.00 1. Membina hubungan pribadi dengan pasien dan anggota 12.30 S:
Pemeliharaan keluarga yang akan terlibat dalam perawatan. Knowledge : Keluarga Ny.I mengatakan mulai
Kesehatan Respon : keluarga kooperatif mengerti konsep penyakit HIV, keluarga
mengatakan belum mampu untuk
10.10 2. Mengkaji tingkat pengetahuan pasien terkait dengan proses memecahkan masalah keluarga yang ada,
penyakit yang spesifik keluarga mengatakan belum mengetahui
Respon : klien dan keluarga bingung tentang penyakit HIV apa itu dukungan keluarga.
Afektif : Keluarga Ny.I mengatakan akan lebih
10.20 3. Menentukan pengetahuan kesehatan dan gaya hidup perilaku dekat dengan Ny.I namun masih merasa
saat ini pada individu, keluarga atau kelompok sasaran takut tertular.
Respon : klien dan keluarga mengatakan sedikit mengerti Psikomotor : Ny.I masih belum bisa
tentang kesehatan dan belum menjalankan gaya hidup sehat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang
10.30 4. Memeriksa TD,N,RR pada klien ada, Keluarga masih jarang membuka
Respon : TD : 120/80 mmHg N : 85 x/mnt RR : 22 x/mnt jendela setiap hari.
O:
10.40 5. Menjelaskan tentang penyakit HIV dengan menggunakan Knowledge : Keluarga sudah menjawab dengan
media lefleat (pengertian, penyebab, tanda dan gegala, cara baik pertanyaan yang diajukan, keluarga
pencegahan, cara perawatan, dan pengobatan) sudah mengetahui masalah-masalah yang
Respon : keluarga sedikit mengerti tentang penyakit HIV terdapat dalam keluarga, keluarga belum
mengetahui terkait dukungan keluarga.
10.50 6. Mendiskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin Afektif : Keluarga masih menjaga jarak saat
diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan berinteraksi dengan Ny.I
datang dan/ mengontrol proses penyakit Psikomotor : Keluarga Ny.I masih belum bisa
Respon : keluarga masih bingung saat berdiskusi membantu dalam memberikan pengasuhan
yang optimal terhadap Ny. I, lanjutan, TD :
11.10 7. Mendorong anggota keluarga dan pasien untuk membantu 120/90 mmHg, N : 102x/ menit, RR : 20x/
dalam mengembangkan rencana perawatan, termasuk hasil menit
yang diharapkan dan pelaksanaan rencana perawatan
Respon : keluarga sedikit mengerti untuk melakukan rencana A : Masalah belum teratasi
perawatan kepada Ny.I
67

P : Lanjutkan Intervensi
11.15 8. Mendorong perawatan oleh keluarga dalam perawatan pasien
di rumah sakit atau perawatan di fasilitas perawatan kesehatan
jangka panjang Respon : keluarga memahami

11.35 9. Mengontrak waktu untuk intervensi selanjutnya Respon :


keluarga kooperatif dan setuju.
68

Tabel 4.14 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan


Diagnosa Kamis, 1 Oktober 2020
keperawatan Hari Keempat
Implementasi Evaluasi
Ketidakefektifan 08.00 1. Membina hubungan pribadi dengan pasien dan anggota 14.41 S:
Pemeliharaan keluarga yang akan terlibat dalam perawatan Knowledge : Keluarga Ny.I mengatakan sudah
Kesehatan Respon : Keluarga kooperati mengerti konsep penyakit HIV, Keluarga
Ny.I sudah mengetahui cara perawatan pada
09.00 2. .Menentukan pengetahuan kesehatan dan gaya hidup perilaku anggota keluarga yang sakit
saat ini pada individu, keluarga atau kelompok sasaran Afektif : Ny.I dan keluarga mampu memahami
Respon : klien dan keluarga mengatakan mengerti tentang dan mengulangi penjelasan yang diberikan
kesehatan dan berusaha menjalankan gaya hidup sehat perawat tentang penyebab, tanda dan gejala,
dan pecegahan HIV.
13.00 3. Mengkaji tingkat pengetahuan pasien terkait dengan proses Psikomotor :Ny.I tampak termotivasi untuk
penyakit yang spesifik mengubah perilaku yang tidak efektif dalam
Respon : klien dan keluarga bingung tentang penyakit HIV pemeliharaan kesehatan menjadi lebih baik
O:
13.30 4. Memeriksa TD,N,RR pada klien Respon : TD : 110/70 mmHg Knowledge : Keluarga Ny.I sudah mengetahui
N : 85 x/mnt RR : 21 x/mnt cara perawatan pada anggota keluarga yang
sakit dan Klien mampu minum obat secara
14.00 5. Mendiskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin teratur.
diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan Afektif : Keluarga mengatakan akan membawa
datang dan/ mengontrol proses penyakit klien kontrol ke puskesmas
Psikomotor :Ny.I tampak termotivasi untuk
Respon : keluarga mengerti saat berdiskusi dan sudah mulai mengubah perilaku yang tidak efektif dalam
melakukan perilaku hidup bersih dan sehat yang dianjurkan pemeliharaan kesehatan menjadi lebih baik
14.30 6. Mendorong anggota keluarga dan pasien untuk membantu dan keluarga sudah mulai membuka jendela
dalam mengembangkan rencana perawatan, termasuk hasil
yang diharapkan dan pelaksanaan rencana perawatan A : Masalah belum teratasi
Respon : keluarga mengerti untuk melakukan rencana
perawatan kepada Ny.I P : Lanjutkan Intervensi

14.40 7. Mendorong perawatan oleh keluarga dalam perawatan pasien


di rumah sakit atau perawatan di fasilitas perawatan kesehatan
69

jangka panjang Respon : keluarga memahami

14.50 8. Mengontrak waktu untuk intervensi selanjutnya Respon :


keluarga kooperatif dan setuju
70

Tabel 4.15 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan


Diagnosa Jumat, 2 Oktober 2020
keperawatan Hari Kelima
Implementasi Evaluasi
Ketidakefektifan 10.00 1. Membina hubungan pribadi dengan pasien dan anggota 11.00 S:
Pemeliharaan keluarga yang akan terlibat dalam perawatan Knowledge : keluarga dan Klien mengatakan
Kesehatan Respon : keluarga kooperatif mengerti tentang penyebab, tanda dan
gejala, dan pecegahan penyakit HIV,
10.10 2. Mengkaji tingkat pengetahuan pasien terkait dengan proses Keluarga Ny.I sudah mengetahui cara
penyakit yang spesifik perawatan pada anggota keluarga yang sakit
Respon : klien dan keluarga mulai mengerti tentang penyakit Afektif : Ny.I dan keluarga mampu memahami
HIV dan mengulangi penjelasan yang diberikan
perawat tentang penyebab, tanda dan gejala,
10.20 3. Memeriksa TD,N,RR pada klien Respon : TD : 120/70 mmHg dan pecegahan HIV.
N : 88 x/mnt RR : 22 x/mnt Psikomotor : Ny.I dan keluarga mampu
memahami dan mengulangi penjelasan
10.30 4. Mendiskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin yang diberikan perawat tentang penyebab,
diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan tanda dan gejala, dan pecegahan penyakit
datang dan/ mengontrol proses penyakit HIV
O:
Respon : keluarga mengerti saat berdiskusi dan sudah mulai Knowledge : Keluarga Ny.I sudah mengetahui
melakukan perilaku hidup bersih dan sehat yang dianjurkan cara perawatan pada anggota keluarga yang
sakit dan Klien mampu minum obat secara
10.35 5. Mendorong anggota keluarga dan pasien untuk membantu teratur.
dalam mengembangkan rencana perawatan, termasuk hasil Afektif : Keluarga mengatakan akan membawa
yang diharapkan dan pelaksanaan rencana perawatan klien kontrol ke puskesmas
Respon : keluarga mengerti untuk melakukan rencana Psikomotor : Keluarga Ny. I sudah mulai
perawatan kepada Ny.I memberikan dukungan perhatian seperti
memperingati untuk meminum obat tiap
10.45 6. Mendorong perawatan oleh keluarga dalam perawatan pasien hari dan membuka jendela rumah
di rumah sakit atau perawatan di fasilitas perawatan kesehatan
jangka panjang Respon : keluarga memahami A : Masalah belum teratasi
11.00 7. Mengontrak waktu untuk intervensi selanjutnya Respon :
keluarga kooperatif dan setuju P : Lanjutkan Intervensi
71

Tabel 4.16 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan


Diagnosa Sabtu, 3 Oktober 2020
keperawatan Hari Keenam
Implementasi Evaluasi
Ketidakefektifa 09.52 1. Membina hubungan pribadi dengan pasien dan anggota 11.30 S:
n Pemeliharaan keluarga yang akan terlibat dalam perawatan Knowledge : keluarga dan Klien mengatakan
Kesehatan Respon : Keluarga kooperatif mengerti tentang penyebab, tanda dan
gejala, dan pecegahan penyakit HIV,
10.12 2. Memeriksa TD,N,RR pada klien Keluarga Ny.I sudah mengetahui cara
Respon : TD : 120/80 mmHg N : 86 x/mnt RR : 21 x/mnt perawatan pada anggota keluarga yang sakit
Afektif : Keluarga Ny.I mengatakan sudah
10.25 3. Mendorong anggota keluarga dan pasien untuk membantu mulai memberikan perhatian kepada Ny.I
dalam mengembangkan rencana perawatan, termasuk hasil Psikomotor : keluarga mengatakan sudah mulai
yang diharapkan dan pelaksanaan rencana perawatan membuka jendela rumah
Respon : keluarga sudah mengerti untuk melakukan rencana O:
perawatan kepada Ny.I Knowledge : Keluarga menjawab pertanyaan
seputar HIV, keluarga sudah mengetahui
10.40 4. Mendorong perawatan oleh keluarga dalam perawatan pasien masalah-masalah yang terdapat dalam
di rumah sakit atau perawatan di fasilitas perawatan kesehatan keluarga
jangka panjang Respon : keluarga memahami dan mengerti Afektif : Ny.I dan keluarga mampu mengulangi
penjelasan yang diberikan perawat tentang
10.50 5. Mengontrak waktu untuk intervensi selanjutnya Respon : penyebab, tanda dan gejala, dan pecegahan
keluarga kooperatif dan setuju HIV
Psikomotor : Keluarga Ny. I sudah mulai
memberikan dukungan perhatian seperti
memperingati untuk meminum obat tiap
hari, membuka jendela rumah dan memcuci
tangan dengan benar. TD : 120/80 mmHg,
N : 86x/menit, RR : 21x/menit

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan Intervensi
72

Tabel 4.17 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan


Diagnosa Minggu, 4 Oktober 2020
keperawatan Hari Ketujuh
Implementasi Evaluasi
Ketidakefektifa 10.00 1. Mendorong anggota keluarga dan pasien untuk 11.20 S:
n Pemeliharaan membantu dalam mengembangkan rencana Knowledge : : keluarga dan Klien mengatakan mengerti
Kesehatan perawatan, termasuk hasil yang diharapkan dan tentang penyebab, tanda dan gejala, dan pecegahan
pelaksanaan rencana perawatan penyakit HIV, Keluarga Ny.I sudah mengetahui
Respon : keluarga mengingatkan Ny.I untuk selalu cara perawatan pada anggota keluarga yang sakit
minum obat tepat waktu dan selalu rutin ke tenaga Afektif : Keluarga Ny.I mengatakan sudah mulai
10.15 kesehatan memberikan perhatian kepada Ny.I
Psikomotor : : keluarga mengatakan sudah mulai
2. Memeriksa TD,N,RR pada klien Respon : TD : menjalanakan rutinitas keluarga seperti biasanya,
10.30 120/80 mmHg N : 88 x/mnt RR : 22 x/mnt Keluarga mengatakan memberikan dukungan
harapan hidup kepada Ny.I.
3. Mendorong perawatan oleh keluarga dalam O:
perawatan pasien di rumah sakit atau perawatan di Knowledge : Keluarga menjawab pertanyaan seputar
fasilitas perawatan kesehatan jangka panjang HIV dengan baik, keluarga sudah mengetahui
Respon : keluarga memahami dan mengerti. masalah-masalah yang terdapat dalam keluarga
Afektif : Ny.I dan keluarga mampu mengulangi
penjelasan yang diberikan perawat tentang
penyebab, tanda dan gejala, dan pecegahan HIV
Psikomotor : Keluarga Ny. I sudah mulai memberikan
dukungan perhatian seperti memperingati untuk
meminum obat tiap hari, membuka jendela rumah,
memcuci tangan dengan benar, memberikan
penerangan yang cukup dan keluarga sudah mampu
menjalankan rutinitas seperti biasanya. TD : 120/80
mmHg, N : 88x/menit, RR : 22x/menit

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan Intervensi
73

4.2 Pembahasan

Dalam hal ini penulis akan membahasan mengenai keluarga binaan

merujuk pada teori dengan susunan Fakta, Teori, dan Opini. Pembahasan asuhan

keperawatan keluarga dengan salah satu anggota keluarga yang menderita HIV

dengan Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan di Desa Bataan Kecamatan

Panarukan Kabupaten Situbondo Tahun 2020. Pembahasan asuhan keperawatan

keluarga Ny.I yang meliputi : Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Intervensi,

Implementasi dan Evaluasi. Data yang diperoleh peneliti di dapat melalui proses

triangulasi data, yaitu : klien, keluarga dan perawat.

4.2.1 Pembahasan untuk TUK 1 : Pengkajian

Pada kasus HIV dengan Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan

terdapat perbedaan dengan teori dimana pada data keluarga Ny.I yang berusia 40

tahun memiliki tingkat pendidikan terakhir Sekolah Dasar, tinggal bersama

kakaknya tapih bedah rumah yaitu Ny.M yang berusia 42 tahun dengan tingkat

pendidikan terakhir Sekolah Menengah Pertama. Faktor yang mempengaruhi

tingkat derajat kesehatan keluarga salah satunya adalah tingkat pengetahuan dan

tingkat pendidikan dari masing-masing anggota keluarga. Anggota keluarga yang

mempunyai pendidikan tinggi akan berusaha mencari informasi dan mengikuti

pelatihan tentang bagaimana melakukan perawatan suatu masalah kesehatan

dalam keluarga, Menurut teori Friedman, 2010 membagi 5 tugas keluarga dalam

bidang kesehatan yang harus di lakukan yaitu: mengenal masalah kesehatan,

mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga,

memberikan perawatan anggotanya yang sakit, memberi perawatan pada anggota

keluarga yang sakit, mempertahankan suasana rumah yang sahat, menggunakan

fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat. Namun sebaliknya dengan tingkat


74

pendidikan yang rendah serta kurangnya pengetahuan dalam keluarga maka

anggota keluarga belum mampu dan enggan untuk mengatasi masalah kesehatan

serta enggan untuk meningkatkan derajat kesehatan.

Berdasarkan kasus nyata pada keluarga Ny.I tidak sesuai dengan teori

yang ada, karena kurangnya pendidikan pada keluarga Ny.I menyebabkan

keluarga Ny.I tidak mengetahui apa itu penyakit HIV, bagaimana cara mencegah

dan cara merawat Ny.I yang sakit.

Menurut Setiadi, (2008) mengatakan keluarga dapat memelihara

komunikasi terbuka, mempersiapkan perubahan sistem peran anggota keluarga.

Seluruh keluarga Ny.I bersikap terbuka serta Ny.I dapat memberikan kebebasan

yang bertanggung jawab.

Tahap perkembangan pada keluarga Ny.I sesuai dengan apa yang

dijelaskan pada teori, karena pada keluarga Ny.I mampu mencapai tugas

perkembangan sehingga pada tahap perkembangan keluarga Ny.I dapat dijalankan

dengan baik.

Fungsi keluarga yang terjadi pada keluarga Ny.I memiliki persamaan

dengan teori hanya saja pada fungsi perawatan pemeliharaan kesehatan kurang

baik, dimana keluarga Ny.I tidak mampu melakukan upaya-upaya untuk

mempertahankan kesehatannya.

Fungsi keluarga yang kurang baik pada keluarga Ny.I tidak sesuai dengan

teori terbukti dengan keluarga Ny.I yang tidak mampu melakukan pencegahan

terhadap Ny.I yang sedang sakit dan tidak mampu memeriksakan Ny.I ke fasilitas

kesehatan secara rutin. Sehingga hal tersebut terkadang akan menimbulkan

masalah kesehatan yang baru baik pada Ny.I maupun pada anggota keluarga yang

lain.
75

Data penunjang keluarga meliputi kondisi rumah Ny.I kurang baik, tipe

rumah permanen berukuran 6 x 11 meter persegi, lantai terbuat dari plesteran,

ventilasi kurang (ventilasi hanya terdapat diruang tamu, sedangkan di kamar dan

dapur tidak terdapat ventilasi, dan jendela jarang dibuka setiap hari), pencahaayan

rumah kurang (rumah masih terlihat gelap, sinar matahari tidak langsung masuk

kedalam rumah), saluran air limbah rumah tangga dibuang ke tempat yang

tertutup dan sampah di buang pada tempatnya, sumber air bersih dari PDAM,

menggunakan jamban jongkok dan milik sendiri, jarak septic tank ± 20m,

keluarga tidak mengkonsumsi buah dan sayur setiap hari dan tidak ada keluarga

yang merokok di dalam rumah. Hal ini tidak memenuhi syarat rumah sehat dan

sesuai dengan teori data penunjang keluarga.

Menurut Menurut Depkes RI (2005) dalam Ardi Al-Maqassary (2014),

rumah sehat adalah proporsi rumah yang memenuhi kriteria sehat minimum

komponen rumah dan sarana sanitasi dari tiga komponen (rumah, sarana sanitasi

dan perilaku). Minimum yang memenuhi kriteria sehat pada masing-masing

parameter adalah sebagai berikut: Minimum dari kelompok komponen rumah

adalah langit-langit, dinding, lantai, jendela kamar tidur, jendela ruang keluarga,

ventilasi, sarana pembuangan asap dapur dan pencahayaan. Minimum kelompok

fasilitas pendukung rumah sehat adalah sarana air bersih, jamban (sarana

pembuangan kotoran), sarana pembuangan air limbah (SPAL) dan sarana

pembuangan sampah.

Berdasarkan data penunjang pada keluarga Ny.I tidak sesuai dengan teori

yang ada, terbukti dengan kondisi rumah Ny.I yang tidak memiliki ventilasi yang

cukup dan ventilasi jarang dibuka setiap hari, rumah masih terlihat gelap, sinar

matahari tidak langsung masuk kedalam rumah, dan sampah di buang pada
76

tempatnya. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi rumah Ny.I tidak termasuk dalam

syarat rumah sehat.

Kemampuan keluarga melakukan tugas pemeliharaan kesehatan anggota

keluarga, anggota keluarga sangat peduli dengan anggota keluarga yang sakit,

keluarga mengetahui masalah yang dialami anggota keluarganya yaitu HIV,

namun keluarga Ny.I tidak mengetahui penyebab, tanda dan gejala terjadinya HIV

dikarenakan tingkat pendidikan yang hanya lulusan sekolah dasar. Keluarga Ny.I

mendapat informasi kesehatan dari petugas kesehatan puskesmas yang melakukan

kunjungan ke rumah keluarga Ny.I, akan tetapi keluarga Ny.I jarang

memeriksakan kesehatannya ke fasilitas kesehatan, hanya saja jika obat yang mau

diminum habis, anggota keluarga dan Ny.I yang mengambil obat ke Puskesmas.

Keluarga Ny.I mengatakan memeriksakan kesehatannya hanya saja ketika

sakitnya parah, jika tidak keluarga hanya menyuruh Ny.I istirahat dan minum

obat. Keluarga Ny.I tidak mengetahui cara merawat dan cara mencegah masalah

kesehatan yang dialami Ny.I, keluarga jarang membuka jendela rumah karena

malas, dan keluarga jarang menjemur kasur dan bantal yang di pakai Ny.I.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti juga memperoleh data dari perawat puskesmas

dan perawat membenarkan informasi yang diperoleh yaitu Ny.I jarang

memeriksakan kesehatannya ke puskesmas dan sempat dirawat di puskesmas

karena kesehatannya menurut.

Menurut Friedman 1981 (dalam Setiadi, 2008), terdapat lima tugas

keluarga dalam bidang kesehatan yaitu : mengenal masalah kesehatan setiap

anggotanya, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi

keluarga, memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau yang tidak dapat

membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda,
77

mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan

kepribadian anggota keluarganya, dan mempertahankan hubungan timbal balik

antara keluarga dan lembaga kesehatan (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang

ada).

Menurut data yang terdapat pada keluarga Ny.I sangat berbeda dengan apa

yang ada pada teori, karena keluarga Ny.I tidak mengetahui penyebab, tanda dan

gejala terjadinya HIV, keluarga Ny.I jarang memeriksakan kesehatannya ke

fasilitas kesehatan, hanya saja jika obat yang mau diminum habis, anggota

keluarga dan klien yang mengambil obat ke Puskesmas, keluarga Ny.I

mengatakan memeriksakan kesehatannya hanya saja ketika sakitnya parah, jika

tidak keluarga hanya menyuruh Ny.I istirahat dan minum obat, dan keluarga Ny.I

tidak mengetahui cara merawat dan cara mencegah masalah kesehatan yang

dialami Ny.I, Ny.I jugak jarang meminum obatnya secara teratur. Sehingga

keluarga tidak mampu melakukan tugas pemeliharaan kesehatan dengan baik.

4.2.2 Pembahasan Untuk TUK 2 : Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang diangkat penulis adalah Ketidakefektifan

Pemeliharaan Kesehatan yang telah sesuai dengan teori. Penulis mengambil

etiologi sumber daya yang tidak cukup (pengetahuan) dengan alasan mengacu

pada data pengkajian yaitu data subjektif antara lain Keluarga klien mengatakan

klien jarang periksa ke pelayanan kesehatan, hanya saja keluarga dan Ny.I yang

mengambil obat ke pelayanan kesehatan ketika obat tersebut mau habis, dan Ny.I

keluarga jarang meminum oabt secara teratur. Hal ini dikarenakan faktor

pendidikan Ny.I dan keluarga yang rendah sehingga tidak begitu mengetahui

pentingnya akan kesehatan dan tidak bisa memanfaatkan pelayanan kesehatan

secara optimal.
78

Batasan karakteristik Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan sendiri

menurut Herdman (2015) yaitu pola perilaku kurang mencari bantuan kesehatan,

tidak menunjukkan minat pada perbaikan perilaku sehat, tidak menunjukkan

perilaku adaptif terhadap perubahan lingkungan. Berdasarkan data subjektif dan

objektif pada pengkajian serta batasan karakteristik Ketidakefektifan

Pemeliharaan Kesehatan menurut Herdman (2015), penulis memprioritaskan

masalah utama yaitu Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan.

4.2.3 Pembahasan Untuk TUK 3 : Intervensi Keperawatan

Perencanaan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam proses

keperawatan keluarga yang meliputi penentuan tujuan umum dan tujuan khusus,

penetapan standart dan kriteria dimana tujuan tersebut telah sesuai dengan teori

untuk mengatasi masalah keluarga. Intervensi yang dibuat oleh peneliti adalah

pemeliaharaan kesehatan efektif dengan kriteria hasil menurut Moorhead et al

(2013) perilaku yang meningkatkan kesehatan pengetahuan sangat banyak (5),

pemeriksaan kesehatan yang di rekomendasikan pengetahuan sangat banyak (5),

risiko penyakit yang diturunkan pengetahuan sangat banyak (5), orang-orang yang

dapat membantu sesuai kebutuhan sepenuhnya adekuat (5), dan Informasi yang

disediakan orang lain sepenuhnya adekuat (5). Intervensi yang dibuat peneliti

menurut Bulechek et al (2013) meliputi, Tentukan pengetahuan kesehatan dan

gaya hidup perilaku saat ini pada individu, keluarga atau kelompok sasaran, Bina

hubungan pribadi dengan pasien dan anggota keluarga yang akan terlibat dalam

perawatan, Dorong anggota keluarga dan pasien untuk membantu dalam

mengembangkan rencana perawatan, termasuk hasil yang diharapkan dan

pelaksanaan rencana perawatan, Kaji tingkat pengetahuan pasien terkait dengan

proses penyakit yang spesifik, Jelaskan tanda dan gejala yang umum dari
79

penyakit, sesuai kebutuhan, Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin

diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan/

mengontrol proses penyakit.

Secara teori menurut Setiadi (2008) tujuan dibuat berdasarkan tujuan

umum dan tujuan khusus. Tujuan umum yaitu menekankan pada perubahan

perilaku dan mengarah kepada kemampuan mandiri, kemudian tujuan khusus

ditekankan pada keadaan yang bisa dicapai setiap harinya yang dihubungkan

dengan keadaan yang mengancam kehidupan.

Intervensi yang dibuat oleh peneliti ada 10 intervensi. Intervensi yang

diambil telah mengacu pada teori NIC (Nursing Intervention Classification) yaitu

ada 8 intervensi, kemudian peneliti mencoba menembahkan 2 intevensi yaitu:

Periksa TD,N,RR pada klien, dan Kontrak waktu untuk intervensi selanjutnya.

Penambahan intervensi tersebut ditambahkan karena lebih memudahkan dalam

melakukan proses asuhan keperawatan dan lebih mendekatkan hubungan saling

percaya antara klien dan perawat. Sehingga intervensi yang peneliti angkat tidak

sesuai dengan intervensi yang ada di teori.

4.2.4 Pembahasan Untuk TUK 4 : Implementasi Keperawatan

Implementasi yang diterapkan pada keluarga Ny.I sudah sesuai dengan

teori yang ada. Implementasi yang dilakukan sebagian besar mengacu pada NIC

(Nursing Interventions Classification) dan ditambah dengan 2 intervensi yang

telah disesuaikan dengan keadaan klien dan lebih memudahkan dalam melakukan

proses asuhan keperawatan dan lebih mendekatkan hubungan saling percaya

antara klien dan perawat.

Dalam pelaksanaan implementasi kunjungan pertama dilakukan pada

tanggal 28 September 2020 dengan dilaksanakan 10 implementasi dari 10


80

intervensi yang di mulai pukul 12.00 WIB pada keluarga Ny.I yaitu Membina

hubungan pribadi dengan klien dan anggota keluarga yang akan terlibat dalam

perawatan, dengan respon : klien dan keluarga kooperatif. Implementasi kedua

pada pukul 12.20 WIB Menjelaskan maksut dan tujuan perawat melakukan

asuhan keperawatan pada keluarga selama 7 hari respon : keluarga mengerti dan

medatangani surat informed consend. Implementasi ketiga pada pukul 12.30 WIB

Mengkaji tingkat pengetahuan pasien terkait dengan proses penyakit yang

spesifik, dengan respon : klien dan keluarga tidak mengetahui penyebab, tanda

dan gejala, dan pecegahan HIV. Implementasi Keempat pada pukul 12.35 WIB

Menentukan pengetahuan kesehatan dan gaya hidup perilaku saat ini pada

individu, keluarga atau kelompok sasaran, dengan respon : klien dan keluarga

belum mengerti tentang kesehatan dan gaya hidup sehat. Implementasi kelima

pukul 12.40 WIB Memeriksa TD,N,RR pada klien, dengan respon TD : 110/70

mmHg, N : 88 x/mnt, S : 36,5 ° C, RR : 26 x/mnt. Implementasi keenam pukul

13.00 WIB Menjelaskan tentang penyakit HIV dengan menggunakan media

lefleat (pengertian, penyebab, tanda dan gegala, cara pencegahan, cara perawatan,

dan pengobatan), dengan respon : keluarga tampak kebingungan tentang penyakit

HIV. Implementasi ketuju pukul 13.10 WIB Mendiskusikan perubahan gaya

hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan

datang dan/ mengontrol proses penyakit, dengan respon : keluarga banyak

bertanya saat berdiskusi dan bingung saat diberi penjelasan. Implementasi ke

delapan pukul 13.30 Mendorong anggota keluarga dan pasien untuk membantu

dalam mengembangkan rencana perawatan, termasuk hasil yang diharapkan dan

pelaksanaan rencana perawatan, dengan respon : keluarga bingung untuk

melakukan rencana perawatan kepada Ny.I. Implementasi kesembilan pukul 14.00


81

WIB Mendorong perawatan oleh keluarga dalam perawatan pasien di rumah sakit

atau perawatan di fasilitas perawatan kesehatan jangka panjang, dengan respon :

keluarga memahami. Implementasi ke sepuluh pukul 14.15 WIB Mengontrak

waktu untuk intervensi selanjutnya, dengan respon: keluarga kooperatif dan

setuju.

Pada implementasi hari kunjungan tanggal 29 September 2020 telah

dilakukan 10 implementasi dari 10 intervensi yang dimulai pukul 10.00 WIB yaitu

implementasi yang pertama Membina hubungan pribadi dengan klien dan anggota

keluarga yang akan terlibat dalam perawatan, dengan respon : klien dan keluarga

kooperatif. Implementasi kedua pukul 10.10 WIB Mengkaji tingkat pengetahuan

pasien terkait dengan proses penyakit yang spesifik, dengan respon: klien dan

keluarga tidak mengetahui tentang penyakit HIV. Implementasi ketiga pukul

10.20 WIB Menentukan pengetahuan kesehatan dan gaya hidup perilaku saat ini

pada individu, keluarga atau kelompok sasaran, dengan respon : klien dan

keluarga belum mengerti tentang kesehatan dan belum menjalankan gaya hidup

sehat. Implementasi keempat pukul 10.30 WIB Memeriksa TD,N,RR pada klien,

dengan respon : TD : 110/80 mmHg, N : 89 x/mnt, RR : 24 x/mnt. Implementasi

kelima pukul 10.40 WIB Menjelaskan tentang penyakit HIV dengan

menggunakan media lefleat (pengertian, penyebab, tanda dan gegala, cara

pencegahan, cara perawatan, dan pengobatan), dengan respon : keluarga tampak

kebingungan tentang penyakit HIV. Implementasi keenam pukul 10.50 WIB

Mendiskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah

komplikasi di masa yang akan datang dan/ mengontrol proses penyakit, dengan

respon : keluarga banyak bertanya saat berdiskusi dan bingung saat diberi

penjelasan. Implementasi ketujuh pukul 11.10 WIB Mendorong anggota keluarga


82

dan pasien untuk membantu dalam mengembangkan rencana perawatan, termasuk

hasil yang diharapkan dan pelaksanaan rencana perawatan Respon : keluarga

bingung untuk melakukan rencana perawatan kepada Ny.I. Implementasi

kedelapan pukul 11.20 WIB Mendorong perawatan oleh keluarga dalam

perawatan pasien di rumah sakit atau perawatan di fasilitas perawatan kesehatan

jangka panjang, dengan respon : keluarga memahami. Implementasi kesembilan

pukul 11.35 WIB Mengontrak waktu untuk intervensi selanjutnya, dengan respon:

keluarga kooperatif dan setuju.

Pada implementasi kunjungan ketiga tanggal 30 September 2020 telah

dilakukan 9 implementasi dari 10 intervensi yang dimulai pukul 10.00 WIB yaitu

implementasi yang pertama Membina hubungan pribadi dengan klien dan anggota

keluarga yang akan terlibat dalam perawatan, dengan respon : klien dan keluarga

kooperatif. Implementasi kedua pukul 10.10 WIB Mengkaji tingkat pengetahuan

pasien terkait dengan proses penyakit yang spesifik, dengan respon: klien dan

keluarga bingung tentang penyakit HIV. Implementasi ketiga pukul 10.20 WIB

Menentukan pengetahuan kesehatan dan gaya hidup perilaku saat ini pada

individu, keluarga atau kelompok sasaran, dengan respon : klien dan keluarga

mengatakan sedikit mengerti tentang kesehatan dan belum menjalankan gaya

hidup sehat. Implementasi keempat pukul 10.30 WIB Memeriksa TD,N,RR pada

klien, dengan respon : TD : 120/80 mmHg, N : 85 x/mnt, RR : 22 x/mnt.

Implementasi kelimah pukul 10.40 WIB Menjelaskan tentang penyakit HIV

dengan menggunakan media lefleat (pengertian, penyebab, tanda dan gegala, cara

pencegahan, cara perawatan, dan pengobatan), dengan respon : keluarga sedikit

mengerti tentang penyakit HIV. Implementasi keenam pukul 10.50 WIB

Mendiskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah


83

komplikasi di masa yang akan datang dan/ mengontrol proses penyakit, dengan

respon : keluarga masih bingung saat berdiskusi. Implementasi ketuju pukul 11.10

WIB Mendorong anggota keluarga dan pasien untuk membantu dalam

mengembangkan rencana perawatan, termasuk hasil yang diharapkan dan

pelaksanaan rencana perawatan, dengan respon : keluarga sedikit mengerti untuk

melakukan rencana perawatan kepada Ny.I. Implementasi kedelapan 11.15 WIB

Mendorong perawatan oleh keluarga dalam perawatan pasien di rumah sakit atau

perawatan di fasilitas perawatan kesehatan jangka panjang, dengan respon :

keluarga memahami. Implementasi ke sembilan pukul 11.35 Mengontrak waktu

untuk intervensi selanjutnya, dengan respon : keluarga kooperatif dan setuju.

Pada implementasi kunjungan keempat tanggal 01 Oktober 2020 telah

dilakukan 9 implementasi dari 10 intervensi yang dimulai pukul 08.00 WIB yaitu

implementasi yang pertama Membina hubungan pribadi dengan pasien dan

anggota keluarga yang akan terlibat dalam perawatan dengan respon : Keluarga

kooperatif. Implementasi kedua pukul 09.00 WIB Menentukan pengetahuan

kesehatan dan gaya hidup perilaku saat ini pada individu, keluarga atau kelompok

sasaran, dengan respon : klien dan keluarga mengatakan mengerti tentang

kesehatan dan berusaha menjalankan gaya hidup sehat. Implementasi ketiga pukul

13.00 WIB Mengkaji tingkat pengetahuan pasien terkait dengan proses penyakit

yang spesifik, dengan respon : klien dan keluarga masih bingung tentang

penyaakit HIV. Implementasi keempat pukul 14.00 WIB Memeriksa TD,N,RR

pada klien, dengan respon : TD : 110/70 mmHg, N : 85 x/mnt, RR : 21 x/mnt.

Implementasi kelima pukul 14.30 WIB Mendiskusikan perubahan gaya hidup

yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang

dan/ mengontrol proses penyakit, dengan respon : keluarga mengerti saat


84

berdiskusi dan sudah mulai melakukan perilaku hidup bersih dan sehat yang

dianjurkan. Implementasi keenam pukul 14.40 WIB Mendorong anggota keluarga

dan pasien untuk membantu dalam mengembangkan rencana perawatan, termasuk

hasil yang diharapkan dan pelaksanaan rencana perawatan, dengan respon :

keluarga mengerti untuk melakukan rencana perawatan kepada Ny.I.

Implementasi ketujuh 14.50 WIB Mendorong perawatan oleh keluarga dalam

perawatan pasien di rumah sakit atau perawatan di fasilitas perawatan kesehatan

jangka panjang, dengan respon : keluarga memahami. Implementasi kedelapan

pukul 14.55 WIB Mengontrak waktu untuk intervensi selanjutnya, dengan

respon : keluarga kooperatif dan setuju.

Pada implementasi kunjungan kelima tanggal 02 Oktober 2020 telah

dilakukan 8 implementasi dari 10 intervensi yang dimulai pukul 10.00 WIB yaitu

implementasi yang pertama Membina hubungan pribadi dengan pasien dan

anggota keluarga yang akan terlibat dalam perawatan dengan respon : keluarga

kooperatif. Implementasi kedua pukul 10.10 Mengkaji tingkat pengetahuan pasien

terkait dengan proses penyakit yang spesifik, dengan respon : klien dan keluarga

masih bingung tentang penyaakit HIV. Implementasi ketiga pukul 10.20 WIB

Memeriksa TD,N,RR pada klien, dengan respon : TD : 120/70 mmHg, N : 88

x/mnt, RR : 22 x/mnt. Implementasi keempat pukul 10.30 WIB Mendiskusikan

perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di

masa yang akan datang dan/ mengontrol proses penyakit, dengan respon :

keluarga mengerti saat berdiskusi dan sudah mulai melakukan perilaku hidup

bersih dan sehat yang dianjurkan. Implementasi kelima pukul 10.35 WIB

Mendorong anggota keluarga dan pasien untuk membantu dalam mengembangkan

rencana perawatan, termasuk hasil yang diharapkan dan pelaksanaan rencana


85

perawatan, dengan respon : keluarga mengerti untuk melakukan rencana

perawatan kepada Ny.I. . Implementasi keenam pukul 10.45 WIB Mendorong

perawatan oleh keluarga dalam perawatan pasien di rumah sakit atau perawatan di

fasilitas perawatan kesehatan jangka panjang, dengan respon: keluarga

memahami. Implementasi ketuju pukul 11.00 WIB Mengontrak waktu untuk

intervensi selanjutnya, dengan respon : keluarga kooperatif dan setuju.

Pada implementasi kunjungan keenam tanggal 03 Oktober 2020 telah

dilakukan 7 implementasi dari 10 intervensi yang dimulai pukul 09.52 WIB yaitu

implementasi yang pertama Membina hubungan pribadi dengan pasien dan

anggota keluarga yang akan terlibat dalam perawatan dengan respon : Keluarga

kooperatif. Implementasi kedua pukul 10.12 WIB Memeriksa TD,N,RR pada

klien, dengan respon : TD : 120/80 mmHg, N : 86 x/mnt, RR : 21 x/mnt.

Implementasi ketiga pukul 10.25 WIB Mendorong anggota keluarga dan pasien

untuk membantu dalam mengembangkan rencana perawatan, termasuk hasil yang

diharapkan dan pelaksanaan rencana perawatan, dengan respon : keluarga

mengerti untuk melakukan rencana perawatan kepada Ny.I. Implementasi

keempat pukul 10.40 WIB Mendorong perawatan oleh keluarga dalam perawatan

pasien di rumah sakit atau perawatan di fasilitas perawatan kesehatan jangka

panjang, dengan respon : keluarga memahami dan mengerti. Implementasi kelima

pukul 10.50 WIB Mengontrak waktu untuk intervensi selanjutnya, dengan respon

keluarga kooperatif dan setuju.

Pada implementasi kunjungan ketujuh tanggal 04 Oktober 2020 telah

dilakukan 5 implementasi dari 10 intervensi yang dimulai pukul 10.00 WIB yaitu

implementasi yang pertama Mendorong anggota keluarga dan pasien untuk

membantu dalam mengembangkan rencana perawatan, termasuk hasil yang


86

diharapkan dan pelaksanaan rencana perawatan, dengan respon : keluarga

mengingatkan Ny.I untuk selau minum obat dengan rutin dan selalu kontrol ke

tenaga kesehatan. Implementasi kedua pukul 10.15 WIB Memeriksa TD,N,RR

pada klien, dengan respon : TD : 120/80 mmHg, N : 88 x/mnt, RR : 22 x/mnt.

Implementasi ketiga pukul 10.30 WIB Mendorong perawatan oleh keluarga dalam

perawatan pasien di rumah sakit atau perawatan di fasilitas perawatan kesehatan

jangka panjang, dengan respon : keluarga memahami dan mengerti.

Menurut opini peneliti, pada implementasi dari kunjungan pertama sampai

kunjungan ke tujuh berjalan sesuai intervensi, karena terdapat perubahan perilaku

pada keluarga Ny.I, dimana Keluarga Ny.I dapat mengenal dampak permasalahan

penyakit Ny.I, Menyatakan dan menunjukkan pengetahuan terhadap tindakan

perlindungan kesehatan (misalnya penyebab dan tanda gejala HIV serta

pencegahannya), Keluarga Ny.I dapat memutuskan tindakan yang tepat dalam

mencegah peningkatan keparahan penyakit Ny.I, Keluarga Ny.I mampu merawat

penyakit yang di derita oleh Ny.I, Keluarga Ny.I dapat memanfaatkan fasilitas

kesehatan dengan baik.

4.2.5 Pembahasan Untuk TUK 5 : Evaluasi Keperawatan

Pada evaluasi kunjungan pertama tanggal 28 September 2020 masalah

belum teratasi, dari semua 10 implementasi peneliti mengambil 10 implementasi

dan telah dilakukan pada keluarga Ny.I. Pada hari pertama hasil evaluasi sebagai

berikut : Klien dan keluarga mampu membina hubungan baik dengan

perawat/peneliti, Klien dan keluarga tidak mengetahui penyebab, tanda dan gejala,

dan pecegahan HIV, Klien dan keluarga belum mengerti tentang kesehatan dan

gaya hidup sehat, dan Klien belum minum obat secara teratur. Dari hasil eavaluasi

tersebut, peneliti melanjutkan implementasi hari kedua.


87

Pada evaluasi kunjungan kedua tanggal 29 September 2020 masalah

belum teratasi, dari semua 10 implementasi peneliti mengambil 9 implementasi

dan telah dilakukan pada keluarga Ny.I. dapat dilihat dari 5 tujuan khusus yaitu

dimana keluarga Ny.I tidak mengetahui penyebab, tanda dan gejala, dan

pecegahan HIV, keluarga Ny.I belum dapat menentukan tindakan yang tepat

dalam mencegah peningkatan keparahan Ny.I, keluarga Ny.I masih belum bisa

memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada,. Dari 5 tujuan khusus asuhan

keperawatan keluarga dirasa semua belum tercapai. Maka peneliti perlu

melanjutkan 9 intervensi.

Pada evaluasi kunjungan ketiga tanggal 30 September 2020, masalah

teratasi sebagian, dari 10 intervensi yang diberikan hanya 4 yang teratasi yaitu

pada nomor 1,2,6,9. Dari 5 tujuan khusus asuhan keperawatan keluarga masih

tercapai sebagian. Ada 2 tujuan yang tercapai yaitu keluarga Ny.I mengenal

dampak permasalahan penyakit, keluarga Ny.I mampu menyatakan dan

menunjukkan pengetahuan terhadap tindakan perlindungan kesehatan (misalnya

penyebab, tanda dan gejala HIV, pengobatan dan pencegahannya). Sehingga

peneliti perlu melanjutkan 9 intervensi.

Pada evaluasi kunjungan keempat tanggal 01 Oktober 2020, masalah

teratasi sebagian, dari 9 intervensi yang diberikan hanya 3 yang teratasi yaitu pada

nomor 1,5,6. Dilihat dari tujuan khusus asuhan keperawatan keluarga masih

mencapai sebagian. Ada 3 yang tercapai yaitu keluarga Ny.I mengenal dampak

permasalahan penyakit, keluarga Ny.I mampu menyatakan dan menunjukkan

pengetahuan terhadap tindakan perlindungan kesehatan (misalnya penyebab,

tanda dan gejala HIV, pengobatan dan pencegahannya), keluarga Ny.I mampu
88

merawat penyakit yang di derita Ny.I. Sehingga peneliti perlu melanjutkan 8

intervensi.

Pada evaluasi kunjungan kelimah tanggal 02 Oktober 2020, masalah

teratasi sebagian, dari 8 intervensi yang diberikan hanya 1 yang teratasi yaitu pada

nomor 3. Hal tersebut dapat dilihat dari 5 tujuan khusus ada 3 tujuan yang tercapai

yaitu keluarga Ny.I mengenal dampak permasalahan penyakit, Ny.I mampu

menyatakan dan menunjukkan pengetahuan terhadap tindakan perlindungan

kesehatan (misalnya penyebab, tanda dan gejala HIV, pengobatan dan

pencegahannya), keluarga Ny.I mampu merawat penyakit yang di derita Ny.I.

Sehingga perlu melanjutkan 5 intervensi.

Pada evaluasi kunjungan keenam tanggal 03 Oktober 2020, masalah

teratasi sebagian setelah dilakukan 5 implementasi tersebut. Dari 5 tujuan khusus

ada 4 tujuan yang tercapai yaitu keluarga Ny.I mengenal dampak permasalahan

penyakit, Ny.I mampu menyatakan dan menunjukkan pengetahuan terhadap

tindakan perlindungan kesehatan (misalnya penyebab, tanda dan gejala HIV,

pengobatan dan pencegahannya), keluarga Ny.I mampu merawat penyakit yang di

derita Ny.I, dan keluarga Ny.I dapat memutuskan tindakan yang tepat dalam

mencegah peningkatan keparahan Ny.I. Sehingga perlu melanjutkan 3 intervensi

yang ada.

Pada evaluasi kunjungan ketujuh tanggal 04 Oktober 2020, masalah pada

keluarga Ny.I dapat teratasi dilihat dari 5 tujuan khusus yaitu keluarga Ny.I

mengenal dampak permasalahan penyakit, Ny.I mampu menyatakan dan

menunjukkan pengetahuan terhadap tindakan perlindungan kesehatan (misalnya

penyebab, tanda dan gejala HIV, pengobatan dan pencegahannya), keluarga Ny.I

dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan dengan baik, keluarga Ny.I mampu


89

merawat penyakit yang di derita Ny.I, keluarga Ny.I dapat memutuskan tindakan

yang tepat dalam mencegah peningkatan keparahan Ny.I, dan keluarga Ny.I dapat

memanfaatkan fasilitas kesehatan dengan baik, sehingga dari hal tersebut keluarga

telah mencapai sepenuhnya.

Menurut Rohmah N, dan Saiful, 2012 : Evaluasi adalah perbandingan

yang sistematis dan terencana tentang kesehatan keluarga dengan tujuan yang

telah ditetapkan, dilakukan dengan cara bersinambungan dengan melibatkan klien

dan tenaga kesehatan lainnya. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan

keluarga dalam mencapai tujuan. Menurut opini peneliti, untuk menentukan

berhasil atau tidaknya perawatan diberikan, mengacu pada tujuan dan kriteria

hasil yang ada pada perencanaan. Dan pada kasus Ny.I setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 7 kali kunjungan selama 2 minggu, maka dapat disimpulkan

masalah keperawatan ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada keluarga Ny.I

dapat teratasi, karena selama perawatan keluarga Ny.I kooperatif dan menerima

perawat dengan baik.


90

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Asuhan keperawatan pada keluarga yang mengalami “HIV/AIDS” dengan

masalah keperawatan “Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan”

5.1.1 Pengkajian

Pengkajian yang dilakukan pada keluarga yang mengalami “HIV/AIDS

dengan masalah keperawatan Pemeliharaan Manajemen Kesehatan” disesuaikan

pada teori yang ada serta data yang didapat disesuaikan dengan kondisi klien

dibuktikan dengan fungsi kleuarga dalam bidang kesehatan yang mana keluarga

belum mampu menjalankan ke lima tugas keluarga tersebut.

5.1.2 Diagnosa Keperawatan

Untuk menyusun diagnosa keperawatan pada keluarga yang mengalami

“HIV/AIDS dengan masalah keperawatan Pemeliharaan Manajemen Kesehatan”

dalam penelitian ini telah sesuai dengan teori pada NANDA-I, 2018.

5.1.3 Intervensi Keperawatan

Dalam merancanakan tindakan keperawatan pada keluarga yang

mengalami “HIV/AIDS dengan masalah keperawataan Ketidakefektifan

Pemeliharaan Kesehatan” tidak mengalami perbedaan antara teori dan kasus

nyata, dikarenakan perencanan yang digunakan sesuai dengan teori di dalam NIC

(Nursing Intervention Classification) untuk menyelesaikan masalah yang ada pada

keluarga.

90
91

5.1.4 Implementasi

Dalam melaksanakan tindakan keperawatan pada keluarga yang

mengalami “HIV/AIDS dengan masalah keperawatan Ketidakefektifan

Pemeliharaan Kesehatan” sudah sesuai dengan rencana keperwatan. Keluarga

menjadi faktor pendukung dalam berjalanya kegiatan karena keluarga bersifat

kooperatif saat diberikan materi HIV/AIDS dan keluarga mampu memahami

secara bertahap tentang materi yang disampaikan oleh perawat/peneliti.

5.1.5 Evaluasi

Dalam melakukan evaluasi keperawatan pada keluarga yang mengalami

“HIV/AIDS dengan masalah keperawatan Pemeliharaan Manajemen Kesehatan”

dilakukan sesuai teori yang ada serta menggunakan kriteria hasil yang telah

ditetapkan pada perencanaan sebelumnya.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Klien

Klien diharapkan bisa memahami tentang konsep penyakit HIV/AIDS

seperti penyebab, tanda gejala, pecegahan, komplikasi serta perawatan HIV/AIDS

dan menambahkan pengetahuan klien tentang HIV/AIDS dengan masalah

keperawatan Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan.

5.2.2 Bagi keluarga

Bagi keluarga lebih bisa menerapkan pola hidup sehat bagi seluruh

anggota keluarganya terutama pada Ny.I, keluarga mampu untuk mengatur


92

keadaan lingkungan di sekitar rumah, keluarga dapat memahami konsep penyakit

HIV/AIDS, cara perawatan di rumah dan pengobatan secara rutin.

5.2.3 Bagi puskesmas

Puskesmas diharapkan agar lebih meningkatkan lagi dalam melakukan

penyuluhan di posyandu lansia tentang penyakit HIV/AIDS, lebih banyak

memberikan informasi kepada setiap keluarga yang memiliki anggota keluarga

yang terkena penyakit HIV/AIDS.

5.2.4 Bagi perawat

Perawat lebih aktif dalam melakukan kunjungan rumah untuk memberikan

asuhan keperawatan kepada penderita HIV/AIDS. Memberikan pendidikan

kesehatan tentang pentingnya berobat secara rutin, pola dan jenis makanan yang

sehat.

5.2.5 Peneliti selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti dengan diagnosa

keperawatan yang berbeda dan melakukan asuhan keperawatan keluarga

dengan lebih maksimal.


93

DAFTAR PUSTAKA

Bararah Taqqiyah. 2013. Asuhan Kepearwatan Panduan Lengkap Menjadi

Perawat Profesional, jilid 2. Jakarta : Prestasi Pustakarya

Bakri, Maria H. 2014. Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta. Pustaka

Mahardika.

Bulechek Gloria M, Dkk. 2013. Nursing Outcome Classification (NIC.)

Indonesia: Elsevier

Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso. 2019. Rekap Data Penderita HIV/AIDS

Tahun 2019. Bondowoso : Tidak dipublikasikan

Hadi purwanto. 2016. Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta Selatan. Pudik

SDM Kesehatan

Herdman, & Kamitsuru. 2018. NANDA-1 Diagnosis Keperawatan Definisi dan

Klasifikasi 2018-2020. Jakarta : Buku Kedokteran EGC

Moorhead, Johnson, dkk. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC)

Indonesia: Elsevier

Padila. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Nuha Medika

Program studi DIII Keperawatan universitas Bondowoso. 2017. Asuhan

Keperawatan Keluarga. Bondowoso : Tidak dipublikasikan

Program studi DIII Keperawatan universitas Bondowoso. 2019. Buku

Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah (Studi Kasus) tahun

akademik 2019/2020. Bondowoso : Tidak dipublikasikan

Rohmah, Nikmatur & Saiful Walid. 2018. Dokumentasi Proses Keperawatan

Pendekatan: KKNI, NABDA, dan SDKI. Jember. Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember.


94

Setiati Siti. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi ke 6 Jilid 1. Jakarta

Smeltzer C. Susan. 2015. Keperawatan Medikal Bedah, edisi 12. Jakarta : Buku

Kedokteran EGC

WHO. 2019. HIV/AIDS. https://www.who.int/news room/fact-sheets/detail/hiv

AID. Diakses pada hari Rabu, 04 Maret 2020


95

Lampiran 1 : Penjelasan Bagi Klien dan Keluarga

PENJELASAN PENELITIAN BAGI KLIEN DAN KELUARGA

Judul Penelitian

“Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Yang Mengalami HIV/AIDS dengan

masalah Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan di Kecamatan Panarukan

Kabupaten Situbondo Tahun 2020.

Tujuan

Melaksanakan Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Yang Mengalami HIV/AIDS

dengan masalah Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan di Kecamatan

Panarukan Kabupaten Situbondo Tahun 2020.

Perlakuan yang di terapkan pada klien dan keluarga

Pada studi kasus ini dilakukan Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Yang

Mengalami HIV/AIDS dengan masalah Ketidakefektifan Pemeliharaan

Kesehatan di Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo Tahun 2020.

Hak untuk mengundurkan diri

Keikutsertaan klien dan keluarga dalam penelitian ini bersifat sukarela dan klien

dan keluarga berhak mengundurkan diri kapanpun, tanpa menimbulkan

konsekuensi yang merugikan.

Adanya insentif untuk klien dan keluarga

Oleh karena keikutsertaan klien dan keluarga bersifat sukarela, tidak ada insentif

berupa uang yang akan diberikan. Tetapi klien dan keluarga berhak mendapatkan

informasi atau konsultasi kesehatan terkait penyakit yang diderita. Data pribadi

dan pengisian kuesioner akan dijamin kerahasiannya. Jika terdapat pertanyaan

tentang penelitian ini dan bila masih memerlukan penjelasan, anda dapat

menghubungi peneliti, (Bela Mutiara) dengan nomor Telepon (081-233-887-985).


96

Lampiran 2 : Jadwal Kegiatan Harian

JADWAL KEGIATAN HARIAN

No Hari/Waktu Kegiatan Paraf


1. TM ke-1
12.00 WIB a. Membina hubungan pribadi dengan pasien dan √
anggota keluarga yang akan terlibat dalam
perawatan.
12.20 WIB b. Menjelaskan maksut dan tujuan perawat √
melakukan asuhan keperawatan pada keluarga
selama 7 hari
12.30 WIB c. Mengkaji tingkat pengetahuan pasien dan √
keluarga terkait dengan proses penyakit yang
spesifik.
12.35 WIB d. Menentukan pengetahuan kesehatan dan gaya √
hidup perilaku saat ini pada individu, keluarga
atau kelompok
12.40 WIB e. Memeriksa TD,N,RR pada klien √
13.00 WIB f. Menjelaskan tentang penyakit HIV dengan √
menggunakan media lefleat (pengertian,
penyebab, tanda dan gegala, cara pencegahan,
cara perawatan, dan pengobatan)
13.10 WIB g. Mendiskusikan perubahan gaya hidup yang √
mungkin diperlukan untuk mencegah
komplikasi di masa yang akan datang dan/
mengontrol proses penyakit
13.30 WIB h. Mendorong anggota keluarga dan pasien untuk √
membantu dalam mengembangkan rencana
perawatan, termasuk hasil yang diharapkan dan
pelaksanaan rencana perawatan
14.00 WIB i. Mendorong perawatan oleh keluarga dalam √
perawatan pasien di rumah sakit atau perawatan
di fasilitas perawatan kesehatan jangka panjang
97

14.15 WIB j. Mengontrak waktu untuk intervensi selanjutnya √


2. TM ke-2
10.00 WIB a. Bina hubungan pribadi dengan pasien dan √
anggota keluarga yang akan terlibat dalam
perawatan.
10.10 WIB b. Mengkaji tingkat pengetahuan pasien terkait √
dengan proses penyakit yang spesifik
10.20 WIB c. Menentukan pengetahuan kesehatan dan gaya √
hidup perilaku saat ini pada individu, keluarga
atau kelompok sasaran
10.30 WIB d. Memeriksa TD,N,RR pada klien √
10.40 WIB e. Menjelaskan tentang penyakit HIV dengan √
menggunakan media lefleat (pengertian,
penyebab, tanda dan gegala, cara pencegahan,
cara perawatan, dan pengobatan)
10.50 WIB f. Mendiskusikan perubahan gaya hidup yang √
mungkin diperlukan untuk mencegah
komplikasi di masa yang akan datang dan/
mengontrol proses penyakit
11.10 WIB g. Mendorong anggota keluarga dan pasien untuk √
membantu dalam mengembangkan rencana
perawatan, termasuk hasil yang diharapkan dan
pelaksanaan rencana perawatan
11.20 WIB h. Mendorong perawatan oleh keluarga dalam √
perawatan pasien di rumah sakit atau perawatan
di fasilitas perawatan kesehatan jangka panjang
11.35 WIB i. Mengontrak waktu untuk intervensi selanjutnya √
3. TM ke-3
12.00 WIB a. Membina hubungan pribadi dengan klien dan √
keluarga yang akan terlibat dalam perawatan
12.10 WIB b. Membantu klien menyadari kemampuan untuk √
mencegah penyakit/kondisi, dengan cara yang
98

12.15 WIB tepat √


c. Memberikan informasi sesuai permintaan klien
12.20 WIB dan keluarga √
d. Melakukan penyuluhan tentang penyakit
HIV/AIDS (tanda gejala, penyebab, pencegahan
12.30 WIB dan komplikasi) √
12.40 WIB e. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital √
f. Intruksikan kepada klien terkait terapi
12.45 WIB pengobatan yang dianjurkan dokter √
g. Mendukung upaya pemberi asuhan untuk
12.50 WIB menjaga diri sendiri √
h. Mengontrak waktu pertemuan selanjutnya
dengan keluarga dan klien

4. TM ke-4
08.00 WIB a. Membina hubungan pribadi dengan pasien dan √
anggota keluarga yang akan terlibat dalam
perawatan
09.00 WIB b. .Menentukan pengetahuan kesehatan dan gaya √
hidup perilaku saat ini pada individu, keluarga
atau kelompok sasaran
13.00 WIB c. Mengkaji tingkat pengetahuan pasien terkait √
dengan proses penyakit yang spesifik
13.30 WIB d. Memeriksa TD,N,RR pada klien √
14.00 WIB e. Mendiskusikan perubahan gaya hidup yang √
mungkin diperlukan untuk mencegah
komplikasi di masa yang akan datang dan/
mengontrol proses penyakit
14.30 WIB f. Mendorong anggota keluarga dan pasien untuk √
membantu dalam mengembangkan rencana
perawatan, termasuk hasil yang diharapkan dan
pelaksanaan rencana perawatan
14.40 WIB g. Mendorong perawatan oleh keluarga dalam √
99

perawatan pasien di rumah sakit atau perawatan


di fasilitas perawatan kesehatan jangka panjang
14.50 WIB h. Mengontrak waktu untuk intervensi selanjutnya √

5. TM ke-5
10.00 WIB a. Membina hubungan pribadi dengan pasien dan √
anggota keluarga yang akan terlibat dalam
perawatan
10.10 WIB b. Mengkaji tingkat pengetahuan pasien terkait √
dengan proses penyakit yang spesifik
10.20 WIB c. Memeriksa TD,N,RR pada klien √
10.30 WIB d. Mendiskusikan perubahan gaya hidup yang √
mungkin diperlukan untuk mencegah
komplikasi di masa yang akan datang dan/
mengontrol proses penyakit
10.35 WIB e. Mendorong anggota keluarga dan pasien untuk √
membantu dalam mengembangkan rencana
perawatan, termasuk hasil yang diharapkan dan
pelaksanaan rencana perawatan
10.45 WIB f. Mendorong perawatan oleh keluarga dalam √
perawatan pasien di rumah sakit atau perawatan
di fasilitas perawatan kesehatan jangka panjang
11.00 WIB g. Mengontrak waktu untuk intervensi √
6. TM ke-6
09.52 WIB a. Membina hubungan pribadi dengan pasien dan √
anggota keluarga yang akan terlibat dalam
perawatan
10.12 WIB b. Memeriksa TD,N,RR pada klien √
10.25 WIB c. Mendorong anggota keluarga dan pasien untuk √
membantu dalam mengembangkan rencana
perawatan, termasuk hasil yang diharapkan dan
pelaksanaan rencana perawatan
10.40 WIB d. Mendorong perawatan oleh keluarga dalam √
100

perawatan pasien di rumah sakit atau perawatan


di fasilitas perawatan kesehatan jangka panjang
10.50 WIB e. Mengontrak waktu untuk intervensi selanjutnya √
7. TM ke-7
10.00 WIB a. Mendorong anggota keluarga dan pasien untuk √
membantu dalam mengembangkan rencana
perawatan, termasuk hasil yang diharapkan dan
pelaksanaan rencana perawatan
10.15 WIB b. Memeriksa TD,N,RR pada klien √
10.30 WIB c. Mendorong perawatan oleh keluarga dalam √
perawatan pasien di rumah sakit atau perawatan
di fasilitas perawatan kesehatan jangka panjang
101

Lampiran 3 : Rencana Kegiatan Penelitian

RENCANA KEGIATAN PENELITIAN

TAHUN 2019/2020

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November
URAIAN KEGIATAN
2020 2020 2020 2020 2020 2020 2020 2020 2020 2020 2020
Konsultasi Judul/ACC

Pengambilan Informasi Data

Bimbingan Proposal KTI

Ujian Proposal KTI

Penelitian

Pengumpulan Data KTI

Bimbingan dan Konsultasi


KTI

Sidang KTI
102

Lampiran 4 : Instrumen Penilaian atau Evaluasi

INSTRUMEN PENILAIAN DAN EVALUASI

No Indikator Hasil Test


√ × √ ×
1. Mencari informasi tentang penyakitnya √ √
2. Memantau tanda dan gejala penyakit √ ×
3. Mengikuti tindakan pencegahan yang di × ×
rekomendasikan
4. Mencari informasi tentang cara pencegahan √ ×
komplikasi
5. Melaporkan tanda dan gejala komplikasi × ×
6. Memantau perubahan penyakit √ ×
7. Memantau tanda-tanda vital √ √
8. Menyesuaikan dengan kehidupan rutin √ √
untuk mengoptimalkan Kesehatan
9. Menggunakan strategi untuk √ √
mempertahankan tidur yang cukup
10. Mengidentifikasi yang relevan √ √
11. Mengidentifikasi alternative (pilihan) √ √
12. Mengidentifikasi dengan kemungkinan √ √
konsekuensi dari masing-masing pilihan
13. Mengidentifikasi sumber daya yang di √ ×
butuhkan untuk mendukung setiap
alternative
103

Lampiran 5: Informed Consent


104

FORMULIR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

(INFORMED CONSENT)

Surat persetujuan Responden Penelitian


Nama Institusi : Program Studi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso

Surat Persetujuan Peserta Penelitian


Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :
Jenis Kelamin :
Usia :
Setelah mendapatkan keterangan secukupnya serta menyadari manfaat dan
resiko penelitian tersebut dibawah ini yang berjudul :
“ Asuhan Keperawatan pada Keluarga yang Mengalami HIV/AIDS dengan Masalah
Keperawatan Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan Keluarga di Kecamatan
Panarukan Kabupaten Situbondo Tahun 2020. ”
Dengan sukarela menyetujui diikutsertakan dalam penelitian diatas dengan
catatan suatu waktu merasa dirugikan dalam bentuk apapun, berhak membatalkan
persetujuan ini.

Situbondo, ………November 2020


Mengetahui Yang Menyetujui
Penanggung Jawab Penelitian Peserta Penelitian

(……………………………..) (……………………………..)
105

Lampiran 6 : Format Asuhan Keperawatan Keluarga

U N I V E R S I T A S B O N D O W O S O
PROGRAM STUDI DIIIKEPERAWATAN
Jalan Khairil Anwar No.3B Tlp/Fax.
(0332)433015 Bondowoso

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA


NamaPuskesmas No. Register

Nama Perawat Tanggal Pengkajian


DATA KELUARGA
Nama Kepala Bahasa sehari-hari
Keluarga

Alamat Rumah & Yankes terdekat, Jarak


Telp

Pekerjaan Alat transportasi

Agama & Suku Status Kelas Sosial

DATA ANGGOTA KELUARGA


N Nama Hub U J Suku pendidika Pekerjaa Status Gizi TTV Stat
o dgn si K n terakhir n Saat (TB, BB, (TD, us
KK a Ini BMI) N, S, Imu
P) nisa
si
Das
ar

LANJUTAN
Riwayat
Status Kesehatan
No Nama Alat Bantu/ Protesa Penyakit/
Saat ini
Alergi
106

DATA PENUNJANG KELUARGA


Rumah dan Sanitasi Lingkungan PHBS Di Rumah Tangga
 Kondisi Rumah  Jika ada ibunifas, Persalinan ditolong oleh
Type rumah : permanen/Semi/Tidak tenaga kesehatan :
permanen* Ya/ Tidak*
………………………………………………… ………………………………………………
………………………………………………… ………………………………………………
 Ventilasi :  Jika ada bayi, Memberi ASI ekslusif :
Cukup/kurang* Ya/ Tidak*
………………………………………………… ………………………………………………
………………………………………………… ………………………………………………
PencahayaanRumah : Jika ada balita, Menimbang balita tiap
Baik/ Tidak* bulan :
………………………………………………… Ya/ Tidak*
………………………………………………… ………………………………………………
 Saluran Buang Limbah : ………………………………………………
Baik/cukup/kurang*  Menggunakan air bersih untuk makan &
………………………………………………… minum:
………………………………………………… Ya/ Tidak*
Air Bersih : ………………………………………………
Sehat/tidak * Sehat ………………………………………………
…………………………………………………  Menggunakan air bersih untuk kebersihan
………………………………………………… diri:
 Jamban Memenuhi Syarat : Ya/ Tidak*
Ya/tidak* ………………………………………………
………………………………………………… ………………………………………………
…………………………………………………  Mencuci tangan dengan air bersih & sabun :
 Tempat Sampah: Ya/ Tidak*
Ya/Tidak* ………………………………………………
………………………………………………… ………………………………………………
…………………………………………………  Melakukan pembuangan sampah pada
 Rasio Luas Bangunan Rumah dengan Jumlah tempatnya :
Anggota Keluarga (8m2/orang) Ya/ Tidak*
Ya/Tidak * ………………………………………………
………………………………………………… ………………………………………………
…………………………………………………  Menjaga lingkungan rumah tampak bersih
Ya/tidak*
………………………………………………
107

………………………………………………
 Mengkonsumsi lauk dan pauk tiap hari :
Ya/ Tidak*
………………………………………………
………………………………………………
 Menggunakan jamban sehat :
Ya/ Tidak*
………………………………………………
………………………………………………
 Memberantas jentik di rumah sekali
seminggu :
Ya/ Tidak*
………………………………………………
………………………………………………
 Makan buah dan sayur setiap hari :
Ya/ Tidak*
………………………………………………
………………………………………………
 Melakukan aktivitas fisik setiap hari :
Ya/ Tidak*
………………………………………………
………………………………………………
Tidak merokok di dalam rumah  :
Ya/ Tidak*
………………………………………………
………………………………………………
108

KEMAMPUAN KELUARGA MELAKUKAN TUGAS PEMELIHARAAN


KESEHATAN ANGGOTA KELUARGA
1) Adakah perhatian keluarga kepada anggotanya yang menderita sakit:
 Ada , Tidak
Karena : ………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………..
2) Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yang dialami anggota dalam
keluarganya :  Ya  Tidak
Karena : ………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………..
3) Apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan yang dialami anggota dalam
keluarganya:
 Ya Tidak
Karena : ………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………..
4) Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan yang dialami anggota
dalam keluarganya :
 Ya  Tidak
Karena : ………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………..
5) Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami anggota dalam
keluarganya bila tidak diobati/dirawat :
 Ya  Tidak
Karena : ………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………..
6) Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan yang dialami
anggota keluarganya:
Keluarga  Tetangga, Kader  Tenaga kesehatan
Yaitu :
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
7) Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami anggota dalam
keluarganya bila tidak diobati/dirawat :
 Ya  Tidak
…………………………………………………………………………………………
109

…………………………………………………………………………………………

8) Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan yang dialami
anggota keluarganya:
 Keluarga  Tetangga , Kader  Tenaga kesehatan,
Yaitu :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
9) Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan yang dialami
yang dialami anggota keluarganya :
 Ya  Tidak
Jelaskan:
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
10) Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan masalah
kesehatan yang dialaminya:
 Ya  Tidak
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
11) Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang dialami
anggota keluarganya:
 Ya  Tidak
Jelaskan ………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………….
12) Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang mendukung
kesehatan anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan :
 Ya  Tidak
Jelaskan ………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………….
13) Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber di masyarakat untuk
mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya:
 Ya  Tidak
Jelaskan …………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………..
110

1. Keluarga Mandiri Tingkat Pertama (KM-I)


Kriteria :
a. Menerima petugas Perawatan Kesehatan Masyarakat.
b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan
rencana keperawatan.

2. Keluarga Mandiri Tingkat Dua (KM – II)


Kriteria :
a. Menerima petugas Perawatan Kesehatan Masyarakat.
b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan
rencana keperawatan.
c. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara benar.
d. Melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan.

3. Keluarga Mandiri Tingkat Tiga (KM – III)


Kriteria :
a. Menerima petugas Perawatan Kesehatan Masyarakat.
b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan
rencana keperawatan.
c. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara benar.
d. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif.
e. Melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan.
f. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif.

4. Keluarga Mandiri Tingkat Empat (KM – IV)


Kriteria:
a. Menerima petugas Perawatan Kesehatan Masyarakat.
b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan
rencana keperawatan.
c. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara benar.
111

d. Memanfaatkan fasilitas pelayanan sesuai anjuran.


e. Melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan.
f. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif.
g. Melaksanakan tindakan promotif secara aktif.

KEMANDIRIAN KELUARGA
Kriteria :
9. Menerima petugas puskesmas Kemandirian I : Jika memenuhi
10. Menerima yankes sesuai rencana kriteria 1&2
11. Menyatakan masalah kesehatan Kemandirian II : jika memenuhi
secara benar kriteria 1 s.d 5
12. Memanfaatkan faskes sesuai Kemandirian III : jika memenuhi
anjuran kriteria 1 s.d 6
13. Melaksanakan perawatan Kemandirian IV : Jika memenuhi
sederhana sesuai anjuran kriteria 1 s.d 7
14. Melaksanakan tindakan
pencegahan secara aktif
15. Melaksanakan tindakan promotif
secara aktif
Kategori :
Kemandirian I Kemandirian II

Kemandirian III Kemandirian IV

Contoh : Centang (kemandirian I) apabila keluarga memenuhi kreteria


1&2.
112

ANALISA DATA

N KEMUNGKINAN DIAGNOSA
DATA
O PENYEBAB KEPERAWATAN
113

SCORING/PRIORITAS
DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA

KRITERIA SKOR BOBOT SCORING


Sifat Masalah
Skala :
Tidak/Kurang Sehat 3 1
Ancaman Kesehatan 2
Keadaan Sejahtera 1
Kemungkinan masalah dapat diubah
Skala :
Mudah 2 2
Sebagian 1
Tidak dapat 0
Potensial Masalah untuk Dicegah
Skala :
Tinggi 3 1
Cukup 2
Rendah 1
Menonjolnya Masalah
Skala :
Masalah berat, harus segera ditangani 2 1
Ada masalah tetapi tidak perlu ditangani 1
Masalah tidak dirasakan 0
Jumlah Skor

INTERVENSI KEPERAWATAN
114

Diagnosa Tujuan Evaluasi Intervensi


TUM TUK Kriteria Standar
keperawatan

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


115

No Diagnosa Implementasi Evaluasi


keperawatan
Knowledge

Afektif

Psikomotor

Lampiran 7 : Surat Pengambilan Data


116

Lampiran 8 : Surat Dinkes


117

Lampiran 9 : Surat Pukesmas


118

Lampiran 10 : Surat untuk prodi III Keperawatan Bondowoso


119
120

Lampiran 11 : Data Jumlah Penderita HIV/AIDS di Bondowoso


121
122

Lampiran 12 : Satuan Acara Penyuluhan

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

HIV/AIDS

Oleh:
Bela Mutiara Aprilianti
NIM : 17.03714.0988

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


123

UNIVERSITAS BONDOWOSO
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : HIV dan AIDS


Sub Pokok Bahasan : PENGENALAN HIV dan AIDS
Sasaran : Klien Dan Keluarga Klien
Hari/Tanggal : Jum’at, 15 Oktober 2020
Tempat : Mahasiswa Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso
Pukul : 19.00 WIB - Selesai
Penyuluh : Bela Mutiara Aprilianti

A. Tujuan
1. Tujuan Umum : setelah mendapatkan penyuluhan, diharapkan Klien
dan Keluarga Klien dapat mengenal apa yang dimaksud dengan HIV dan
AIDS
2. Tujuan Khusus : setelah mendapatkan penyuluhan mengenal HIV dan
AIDS, diharapkan Klien mampu :
- Menjelaskan apa yang dimaksug dengan HIV dan AIDS
- Memahami cara penularan HIV
- Mengetahui dan memahami hal – hal yang tidak dapat menularkan HIV
- Mengetahui tanda dan gejala HIV/AIDS
- Memahami cara mencegah penularan HIV
B. Materi (Terlampir)
1. Pengertian HIV dan AIDS
2. Cara penularan HIV
3. Hal – hal yang tidak dapat menularkan HIV
4. Tanda dan gejala HIV/AIDS
5. Cara pencegahan penularan HIV/AIDS
C. Metode dan Media
124

1. Metode : Diskusi kelompok


2. Media : Leaflet
D. Kegiatan Penyuluh
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUH RESPON PESERTA
1. 5 menit Pembukaan :
a. Salam a. Membalas salam
b. Perkenalan b. Mendengarkan
c. Menjelaskan tujuan c. Memperhatikan
d. Kontrak waktu d. Memberikan respon
e. Menggali pengetahuan peserta e. Memberikan respon
2. 15 menit Inti :
1. Menjelaskan materi secara detail
mengenai :
a. Pengertian HIV dan AIDS a. Menyimak
b. Cara penularan HIV/AIDS b. Menyimak
c. Hal-hal yang tidak menularkan c. Menyimak
HIV dan AIDS d. Menyimak
d. Gejala HIV e. Menyimak
e.Pencegahan HIV dan AIDS f. Menyimak
2. Sesi Tanya jawab 2.Bertanya
3. 10 menit Evaluasi materi :
Memberikan 5 pertanyaan yang Menjawab pertanyaan
berkaitan dengan materi
4. 5 menit Penutup :
a.Salam penutup9 a.Menjawab salam
125

PENGENALAN HIV dan AIDS

A. Pengertian HIV dan AIDS


HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah sejenis virus yang menyerang
sistem kekebalan tubuh manusia dan dapat menimbulkan AIDS. HIV
menyerang salah satu jenis dari sel-sel darah putih yang bertugas menangkal
infeksi.
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome,
yang berarti kumpulan gejala atau sindroma akibat menurunnya kekebalan
tubuh yang disebabkan infeksi virus HIV. Tubuh manusia mempunyai
kekebalan untuk melindungi diri dari serangan luar seperti kuman, virus, dan
penyakit. AIDS melemahkan atau merusak sistem pertahanan tubuh ini,
sehingga akhirnya berdatanganlah berbagai jenis penyakit lain.
B. Cara penularan
HIV berada terutama dalam cairan tubuh manusia. Cairan yang berpotensial
mengandung HIV adalah darah, cairan sperma, cairan vagina dan air susu ibu
(KPA, 2007c).
Penularan HIV dapat terjadi melalui berbagai cara, yaitu : kontak seksual,
kontak dengan darah atau sekret yang infeksius, ibu ke anak selama masa
kehamilan, persalinan dan pemberian ASI (Air Susu Ibu). (Zein, 2006)
1. Seksual.
Penularan melalui hubungan heteroseksual adalah yang paling dominan dari
semua cara penularan. Penularan melalui hubungan seksual dapat terjadi
selama senggama laki-laki dengan perempuan atau laki-laki dengan laki-laki.
Senggama berarti kontak seksual dengan penetrasi vaginal, anal (anus), oral
(mulut) antara dua individu. Resiko tertinggi adalah penetrasi vaginal atau
anal yang tak terlindung dari individu yang terinfeksi HIV.
126

2. Melalui transfusi darah atau produk darah yang sudah tercemar dengan virus
HIV.
3. Melalui jarum suntik atau alat kesehatan lain yang ditusukkan atau tertusuk
ke dalam tubuh yang terkontaminasi dengan virus HIV, seperti jarum tato
atau pada pengguna narkotik suntik secara bergantian. Bisa juga terjadi
ketika melakukan prosedur tindakan medik ataupun terjadi sebagai
kecelakaan kerja (tidak sengaja) bagi petugas kesehatan.
4. Melalui silet atau pisau, pencukur jenggot secara bergantian hendaknya
dihindarkan karena dapat menularkan virus HIV kecuali benda-benda
tersebut disterilkan sepenuhnya sebelum digunakan.
5. Melalui transplantasi organ pengidap HIV.
6. Penularan dari ibu ke anak Kebanyakan infeksi HIV pada anak didapat dari
ibunya saat ia dikandung, dilahirkan dan sesudah lahir melalui ASI.
7. Penularan HIV melalui pekerjaan: Pekerja kesehatan dan petugas
laboratorium.
C. Hal-hal yang tidak dapat menularkan HIV
Menurut WHO (1996), terdapat beberapa cara dimana HIV tidak dapat
ditularkan antara lain:
1. Kontak fisik.
Orang yang berada dalam satu rumah dengan penderita HIV/AIDS, bernapas
dengan udara yang sama, bekerja maupun berada dalam suatu ruangan
dengan pasien tidak akan tertular. Bersalaman, berpelukan maupun mencium
pipi, tangan dan kening penderita HIV/AIDS tidak akan menyebabkan
seseorang tertular.
2. Memakai milik penderita, menggunakan tempat duduk toilet, handuk,
peralatan makan maupun peralatan kerja penderita HIV/AIDS tidak akan
menular.
3. Digigit nyamuk maupun serangga dan binatang lainnya.
4. Mendonorkan darah bagi orang yang sehat tidak dapat tertular HIV.
D. Gejala Klinis
127

Menurut KPA (2007) gejala klinis terdiri dari 2 gejala yaitu gejala mayor
(umum terjadi) dan gejala minor (tidak umum terjadi):
Gejala mayor:
a. Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan
b. Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
c. Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan
d. Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis
e. Demensia/ HIV ensefalopati
Selain terdapat gejala mayor terdapat juga gejala minor seperti :
a. Batuk menetap lebih dari 1 bulan
b. Dermatitis generalisata
c. Adanya herpes zoster multisegmental dan herpes zoster berulang
d. Kandidias orofaringeal
Menurut Mayo Foundation for Medical Education and Research
(MFMER) (2008), gejala klinis dari HIV/AIDS dibagi atas beberapa fase.
a. Fase awal
Pada awal infeksi, mungkin tidak akan ditemukan gejala dan tanda-tanda
infeksi. Tapi kadang-kadang ditemukan gejala mirip flu seperti demam, sakit
kepala, sakit tenggorokan, ruam dan pembengkakan kelenjar getah bening.
Walaupun tidak mempunyai gejala infeksi, penderita HIV/AIDS dapat
menularkan virus kepada orang lain.
b. Fase lanjut.
Penderita akan tetap bebas dari gejala infeksi selama 8 atau 9 tahun atau
lebih. Tetapi seiring dengan perkembangan virus dan penghancuran sel imun
tubuh, penderita HIV/AIDS akan mulai memperlihatkan gejala yang kronis
seperti pembesaran kelenjar getah bening (sering merupakan gejala yang
khas), diare, berat badan menurun, demam, batuk dan pernafasan pendek.
c. Fase akhir
128

Selama fase akhir dari HIV, yang terjadi sekitar 10 tahun atau lebih setelah
terinfeksi, gejala yang lebih berat mulai timbul dan infeksi tersebut akan
berakhir pada penyakit yang disebut AIDS.

E. Pencegahan
Ada beberapa cara untuk mencegah penularan HIV, antara lain :
1. Mencegah penularan melalui hubungan seks.
Jangan berganti-ganti pasangan guna meminimalkan kemungkinan terinfeksi
HIV lewat pasangan dan yakinkan pasangan kita untuk melakukan hal yang
sama. Jika kita tidak mengetahui pasti bahwa pasangan kita terinfeksi HIV
atau tidak, sebaiknya memakai kondom yang baik dengan benar ketika
berhubungan seks.
2. Mencegah penularan lewat alat-alat yang tercemar.
Bila hendak menggunakan alat-alat yang menembus kulit dan darah (jarum
suntik, jarum tato, pisau cukur dan lain-lainnya), pastikan bahwa alat-alat
tersebut benar-benar steril. Jangan sekali-kali menggunakan jarum suntik
atau alat yang menembus kulit bergantian dengan orang lain.
3. Mencegah penularan lewat darah.
Bila hendak menjalani transfusi darah, pastikan darah tersebut telah
diskrining dan dinyatakan bebas HIV oleh Palang Merah Indonesia (PMI).
Telah dikembangkan konsep ABC untuk mencegah HIV/AIDS, yakni:
1. A = Abstinence (Menghindari), metode pencegahan yang paling efektif
dengan cara menghindari hubungan seks dan perilaku berisiko tinggi.
2. B = Be Faithful (Setia), berganti-ganti pasangan meningkatkan risiko
terinfeksi HIV.
3. C = Condoms (Menggunakan Kondom), melakukan hubungan seksual
dengan perlindungan untuk mencegah penularan penyakit, termasuk HIV.
129

Lampiran 13: Dokumentasi Kunjungan

Kunjungan pertama tanggal 28 September 2020

1. Kunjungan Pertama

2. Kunjungan ke 2
130

3. Kunjungan Ke Tiga

4. Kunjungan Ke Empat
131

5. Kunjungan Ke Lima

6. Kunjungan Ke Enam
132

7. Kunjungan Ke Tujuh
133

Anda mungkin juga menyukai