Anda di halaman 1dari 162

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA NY.NW PADA NY.

NW
YANG MENGALAMI TUBERKULOSIS DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN KELETIHAN DI RT 025 RW 008
DESA WONOKUSUMO KECAMATAN TAPEN
KABUPATEN BONDOWOSO
TAHUN 2022

KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS

Oleh:

CICI RISKIANA
NIM. 19.03714.0012

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


UNIVERSITAS BONDOWOSO
2022
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA NY.NW PADA NY.NW
YANG MENGALAMI TUBERKULOSIS DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN KELETIHAN DI RT 025 RW 008
DESA WONOKUSUMO KECAMATAN TAPEN
KABUPATEN BONDOWOSO
TAHUN 2022

Karya Tulis Ilmiah: Studi Kasus disusun sebagai Syarat Untuk


Menyelesaikan Pendidikan Ahli Madya Keperawatan

Oleh:

CICI RISKIANA
NIM. 19.03714.0012

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


UNIVERSITAS BONDOWOSO
2022

ii
SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya,

Nama Mahasiswa : Cici Riskiana

NIM : 19037140012

Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah saya berjudul :

“Asuhan Keperawatan Keluarga Ny.Nw Pada Ny.Nw Yang Mengalami

Tuberkulosis Dengan Masalah Keperawatan Keletihan Di RT 025 RW

008 Desa Wonokusumo Kecamatan Tapen Kabupaten Bondowoso Tahun

2022.”

1. Disusun oleh saya sendiri

2. Tidak memuat karya tulis orang lain baik sebagian maupun secara

keseluruhan, kecuali yang secara tertulis diacu dalam karya tulis ilmiah

ini dan disebutkan dalam refrensi.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tanpa

tekanan dari siapapun. Jika di kemudian hari terbukti adanya pelanggaran

atas pernyataan tersebut diatas, maka saya besedia mendapatkan sanksi

akademik.

Mengetahui, Bondowoso, 28 Juli 2022

Pembimbing Yang menyatakan

Ns. Destia Widyarani, S.Kep., M.Kes. Cici Riskiana


NIDN. 07-1712-8905 NIM. 19-0371-40-012

iii
LEMBAR PERSETUJUAN

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh : Cici Riskiana

Judul : Asuhan Keperawatan Keluarga Ny.Nw Pada

Ny.Nw Yang Mengalami Tuberkulosis

Dengan Masalah Keperawatan Keletihan Di

RT 025 RW 008 Desa Wonokusumo

Kecamatan Tapen Kabupaten Bondowoso

Tahun 2022.

Telah di setujui pada tanggal : 28 Juli 2022

Oleh :

Pembimbing

Ns. Destia Widyarani, S.Kep., M.Kes.


NIDN. 07-1712-8905

Mengetahui

Ketua Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso

Yuana Dwi Agustin, SKM, M.Kes.


NIDN.07-0708-7501
iv
LEMBAR PENGESAHAN

KARYA TULIS ILMIAH

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji Sidang KTI

Pada Tanggal 01 Agustus 2022

Mengesahkan

Tim Penguji

Tanda Tangan

Penguji 1 Ns. Rany Agustin Wulandari, M.Kep. (……………………….)


NIDN. 07-3108-8504

Penguji II Ns. Leni Agustin, M.Kep. (……………………….)


NIDN. 07-2608-8601

Penguji III Ns. Destia Widyarani, S.Kep., M.Kes. (……………………….)


NIDN. 07-1712-8905

Mengetahui,

Ketua Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso

Yuana Dwi Agustin, SKM, M.Kes


NIDN. 07-0708-7501
KATA PENGANTAR

v
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayahNya sehingga dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah : Studi Kasus ini sebagai salah satu persyaratan dalam

menyelesaikan studi di Program DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.

Penulisan Karya Tulis Ilmiah : Studi Kasus ini tidak lepas dari bantuan

dan bimbingan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung.

Pada kesempatan ini ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kami

sampaikan kepada :

1. Samsul Arifin, S.Pd.I, M.HI, selaku Rektor Universitas Bondowoso.

2. Yuana Dwi Agustin, SKM, M.Kes, selaku Ketua Prodi DIII Keperawatan

Universitas Bondowoso yang telah memberikan ijin penelitian.

3. Ns. Destia Widyarani, S.Kep., M.Kes. selaku pembimbing yang telah

memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan penelitian kami.

4. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah

banyak membantu hingga terselesainya Karya Tulis Ilmiah ini.

Namun demikian penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis

Ilmiah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu segenap saran dan perbaikan

yang membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan di masa yang akan

datang.

Penyusun

Abstrak

vi
Riskiana, Cici. 2022. Asuhan Keperawatan Keluarga Yang Mengalami
Tuberkulosisi Dengan Masalah Keperawatan Keletihan di Desa
Wonokusumo Kecamatan Tapen Kabupaten Bondowoso. Karya
Tulis Ilmiah Studi Kasus. Prodi DIII Keperawatan Universitas
Bondowoso.
Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan
Mycobakterium tuberculosis. Bakteri tersebut dapat menyerang hampir
seluruh organ tubuh manusia. Gejala tuberkulosis di antaranya batuk, sesak,
keringat malam, lemah lesu yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari
dan dapat mengganggu pola tidur. Dengan demikian penderita tuberkulosis
dapat mengalami masalah keperawatan keletihan.
Penelitian ini menggunakan metode studi kasus berupa paparan hasil
penerapan proses asuhan keperawatan kepada pasien dan keluarga sesuai
dengan teori dan berisi tentang pembahasan tindakan keperawatan yang
terjadi di lapangan. Penelitian ini di lakukan selama 14 hari dengan total 8
kali kunjungan terhitung dari tanggal 27 Juni sampai 10 Agustus 2022,
melalui pengumpulan data berupa wawancara, observasi, pemeriksaan fisik,
studi dokumentasi.
Masalah dapat teratasi setelah anggota keluarga melakukan tindakan
untuk meningkatkan kesehatan pada klien dan keluarga sesuai dengan yang
di anjurkan, dibuktikan dengan Kepuasan terhadap perkembangan klien
yang semakin hari semakin membaik dari pertemuan pertama klien berjalan
menggunakan alat bantu tongkat sampai pertemuan kedelapan klien dapat
berjalan tidak menggunakan alat bantu tongkat, klien dapat melakukan
aktivitasnya secara mandiri dan dapat mengatur pola istirahat.
Tindakan kerjasama antara petugas kesehatan dan keluarga sangat di
butuhkan untuk keberhasilan asuhan keperawatan. Di harapkan klien dan
keluarga mempertahankan dan meningkatkan kesehatan dengan menerapkan
pola hidup sehat serta memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada untuk
kontrol kesehatan agar mempercepat pemulihan, sehingga masalah keletihan
pada klien tuberkulosis dapat teratasi.

Kata kunci : Tuberkulosis, Keletihan

Abstract

vii
Riskiana, Cici. 2022. Nursing Care for Families Experiencing
Tuberculosis With Fatigue Nursing Problems in Wonokusumo
Village, Tapen District, Bondowoso Regency. Scientific Papers Case
Studies. Bondowoso University Nursing DIII Study Program.
Tuberculosis is an infectious disease caused by Mycobacterium
tuberculosis. The bacteria can attack almost all organs of the human body.
Symptoms of tuberculosis include coughing, tightness, night sweats, weak
lethargy which can interfere with daily activities and can interfere with sleep
patterns. Thus tuberculosis sufferers can experience fatigue nursing
problems
This study uses a case study method in the form of exposure to the
results of the application of the nursing care process to patients and families
in accordance with the theory and contains a discussion of nursing actions
that occur in the field. This study was conducted for 14 days with a total of 8
visits starting from June 27 to August 10, 2022, through data collection in
the form of interviews, observations, physical examinations, documentation
studies.
Problems can be resolved after family members take actions to
improve health in clients and families as recommended, evidenced by
Satisfaction with the client's development which is getting better day by day
from the first meeting the client walks using a cane aid until the eighth
meeting the client can walk not using a cane aid, the client can carry out his
activities independently and can manage rest patterns.
Cooperative actions between health workers and families are urgently
needed for the success of nursing care. It is hoped that clients and families
will maintain and improve health by implementing a healthy lifestyle and
utilizing existing health facilities for health control to speed up recovery, so
that the problem of fatigue in tuberculosis clients can be resolved.

Keywords : Tuberculosis, Fatigue

viii
DAFTAR ISI

Halaman Sampul.........................................................................................i

Halaman Judul...........................................................................................ii

Halaman Pernyataan.................................................................................iii

Halaman Persetujuan...............................................................................iv

Halaman Pengesahan.................................................................................v

Halaman Kata Pengantar...........................................................................vi

Halaman Abstrak ....................................................................................vii

Halaman Daftar Isi..................................................................................viii

Halaman Daftar Tabel..............................................................................xii

Halaman Daftar Lampiran.....................................................................xiii

Halaman Daftar Singkatan......................................................................xiv

BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................1

1.1 Latar Belakang....................................................................................1

1.2 Batasan Masalah..................................................................................5

1.3 Rumusan Masalah................................................................................5

1.4 Tujuan Penelitian................................................................................5

1.4.1 Tujuan Umum............................................................................5

1.4.2 Tujuan Khusus...........................................................................6

1.5 Manfaat Penelitian..............................................................................7

1.5.1 Manfaat Teoritis........................................................................7

1.5.2 Manfaat Praktis.........................................................................7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA..................................................................8

2.1 Landasan Teori....................................................................................8

ix
2.1.1 Pengertian.................................................................................8

2.1.2 Etiologi............................................................................................. 9

2.1.3 Klasifikasi................................................................................11

2.1.4 Patofisiologi................................................................................... 12

2.1.5 Gambaran klinis........................................................................... 14

2.1.6 Komplikasi..................................................................................... 15

2.1.7 Penatalaksanaan.......................................................................... 16

2.1.8 Pemeriksaan Penunjang.............................................................. 17

2.2 Konsep Keluarga..................................................................................... 19

2.2.1 Definisi keluarga........................................................................... 19

2.2.2 Ciri-ciri keluarga......................................................................19

2.2.3 Tipe keluarga...........................................................................20

2.2.4 Struktur keluarga.....................................................................21

2.2.5 Fungsi keluarga.......................................................................22

2.2.6 Tugas keluarga dalam kesehatan.............................................24

2.2.7 Peran keluarga.........................................................................25

2.2.8 Tahapan perkembangan keluarga............................................26

2.3 Asuhan Keperawatan.........................................................................29

2.3.1 Pengkajian................................................................................29

2.3.2 Diagnosa keperawatan.............................................................43

2.3.3 Intervensi keperawatan............................................................44

2.3.4 Implementasi keperawatan......................................................50

2.3.5 Evaluasi keperawatan...............................................................52

x
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN....................................................55

3.1 Desain Penelitian...............................................................................55

3.2 Batasan Istilah....................................................................................55

3.3 Partisipan...........................................................................................55

3.4 Lokasi dan Waktu..............................................................................56

3.5 Pengumpulan Data.............................................................................58

3.6 Uji Keabsahan Data..........................................................................57

3.7 Analisa Data.......................................................................................58

3.8 Etika Penelitian..................................................................................59

BAB 4 HASIL..............................................................................................60

4.1 Hasil....................................................................................................60

4.1.1 Gambaran lokasi pengambilan data......................................................60

4.1.2 Pengkajian.......................................................................................61

4.1.3 Analisa Data....................................................................................73

4.1.4 Diagnosa Keperawatan...................................................................74

4.1.5 Skoring Diagnosa Keperawatan .....................................................74

4.1.6 Intervensi Keperawatan...................................................................78

4.1.7 Implementasi Keperawatan.............................................................78

BAB 5 PEMBAHASAN..............................................................................94

4.1 Pembahasan........................................................................................94

4.1.1 Pembahasan : Pengkajian................................................................94

4.1.2 Pembahasan : Diagnosa Keperawatan............................................96

4.1.3 Pembahasan : Intervensi Keperawatan...........................................97

4.1.4 Pembahasan : Implementasi Keperawatan .....................................99

xi
4.1.5 Pembahasan : Evaluasi Keperawatan............................................104

BAB 6 PENUTUP.....................................................................................108

6.1 Kesimpulan......................................................................................108

6.1.1 Pengkajian.....................................................................................108

6.1.2 Diagnosa........................................................................................108

6.1.3 Intervensi.......................................................................................108

6.1.4 Implementasi.................................................................................109

6.1.5 Evaluasi.........................................................................................109

6.2 Saran.................................................................................................109

6.2.1 Bagi Klien.....................................................................................109

6.2.2 Bagi Keluarga...............................................................................109

6.2.3 Bagi Puskesmas.............................................................................110

DAFTAR PUSTAKA................................................................................111

xii
DAFTAR TABEL

Lampiran Halaman

2.1 Contoh format pengisian identitas............................................................29

2.2 Contoh format kepala keluarga.................................................................30

2.3 Contoh format data anggota keluarga.......................................................32

2.4 Skoring diagnosa keperawatan..................................................................42

2.5 Contoh daftar intervensi keperawatan berdasarkan SIKI dan SLKI.........46

2.6 Format Pemeriksaan Nomor Diagnosa Keperawatan/Masalah Keluarga.51

2.7 Penilaian Peningkatan Kemandirian Keluarga..........................................53

4.1 Identitas Peneliti........................................................................................61

4.2 Data Keluarga............................................................................................61

4.3 Data Anggota Keluarga.............................................................................61

4.4 Pengkajian Individu Yang Sakit................................................................71

4.5 Analisa Data..............................................................................................73

4.6 Diagnosa Keperawatan..............................................................................74

4.7 Skoring Diagnosa Keperawatan................................................................74

4.8 Intervensi Keperawatan.............................................................................75

4.9 Implementasi Dan Evaluasi ......................................................................78

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian......................................................113

2. Kegiatan Asuhan Keperawatan...............................................................114

3. Penjelasan Penelitian Bagi Pasien..........................................................117

4. Informed Consent...................................................................................119

5. Asuhan Keperawatan Keluarga..............................................................120

6. Lembar Kuesioner Keletihan..................................................................132

7. Surat Pengambilan Data Tuberkulosis Paru di Kabupaten Bondowoso.134

8. Surat Bakesbangpol................................................................................135

9. Surat Dinas Kesehatan Bondowoso........................................................136

10. Data Jumlah Penderita Tuberkulosis Paru di Bondowoso....................137

11. Surat Pengantar Untuk Puskesmas.......................................................138

12. Surat Persetujuan Menjadi Keluarga Binaan........................................139

13 Lembar Konsul Karya Tulis Ilmiah.......................................................140

14. Dokumentasi.........................................................................................141

xiv
DAFTAR SINGKATAN

BACTEC : Becton Dickinson diagnostic instrument Sistem

BB : Berat Badan

BCG : Bacille Calmette Guerin

BMI : Body Masa Indeks

BTA : Basil Tahan Asam

CM : Centimeter

DLL : Dan Lain Lain

DNA : Deoxyribonucleic Acid

DPT : Difteri, Pertusis. Tetanus

HB : Hemoglobin

DST : Drug Susceptibility Test

HIV : Human Immunodeficiency Virus

IPPA : Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi

KM : Keluarga Mandiri

L : Laki

LED : Laju Endap darah

N : Nadi

OAT : Obat Anti Tuberkulosis

P : Perempuan

P2TB :  Program Pengendalian Tuberculosis

P3K : Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan

PAP : Peroksidase Anti Peroksidase

PNS : Pegawai Negeri Sipil


xv
RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar

RR : Respiratory

RT : Rukun Tetangga

RW : Rukun Warga

S : Suhu

SD : Sekolah Dasar

SDKI : Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia

SIKI : Standar Intervensi Keperawatan Indonesia

SLKI : Standar Luaran Keperawatan Indonesia

SMA : Sekolah Menengah Atas

SMP : Sekolah Menengah Pertama

SOAP : Subyektif, Obyektif, Analisa, dan Planning

TB : Tinggi Badan

TB : Tuberkulosis

TC : Treatment Coverage

TD : Tekanan Darah

Tn : Tuan

TTV : Tanda-Tanda Vital

WHO : World Health Organization

WNA : Warga Negara Asing

WNI : Warga Negara Indonesia

WOD : Wawancara, Observasi, Dokumentasi

xvi
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Daerah pemukiman yang memiliki kepadatan penduduk tinggi serta

lingkungan yang tidak sehat atau kumuh di yakini sebagai faktor-faktor kuat

yang mendukung munculnya berbagai macam penyakit. Salah satunya yaitu

penyakit tuberkulosis. Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit yang

kebanyakan terjadi pada negara-negara yang berkembang serta negara yang

memiliki kepadatan penduduk yang tinggi. Tuberkulosis dapat menular lewat

udara kemudian masuk ke dalam saluran pernafasan dan berkembang

menyerang hampir seluruh organ. sehingga dapat menyebabkan munculnya

gejala seperti batuk, sesak, keringat malam, lemah dan lesu. Penderita penyakit

tuberkulosis paru juga dianjurkan melakukan pengobatan selama pengobatan 6

bulan tanpa henti tak jarang pasien dan kelurga merasa lelah dan tidak

bersemangat karna waktu pengobatan yang lama. Sehingga, dapat

mengakibatkan keletihan (Sembiring Samuel,2019).

Faktor lain yang mengakibatkan penderita tuberkulosis mengalami

keletihan yaitu penderita tidak rutin memeriksakan kesehatannya kepada

petugas kesehatan karna berbagai alasan salah satunya biaya pengobatan.

Keluarga juga tidak mampu menyatakan masalah kesehatan secara benar dan

tidak mampu melaksanakan perawatan sederhana sesuai anjuran karna kurang

nya pengetahuan.

1
2

Menurut data WHO tahun 2020, tuberkulosis merupakan penyebab

kematian ke-9 di dunia dan penyebab utama agen infeksius tunggal dengan

peringkat di atas HIV/AIDS. Sejumlah 1,5 juta orang meninggal karena

tuberkulosis, termasuk 251.000 orang dengan HIV. Pada tahun 2019,

diperkirakan 10 juta orang jatuh sakit dengan Tuberkulosis di seluruh dunia.

5,7 juta pria, 3,2 juta wanita dan 1,1 juta anak-anak (WHO, 2020). Hasil Riset

Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2020, diperoleh prevalensi penduduk

Indonesia yang didiagnosis tuberkulosis paru saat ini berada di urutan 2 negara

terbesar di dunia sebagai penyumbang penderita tuberkulosis setelah india,

dengan estimasi insiden sebesar 845.000 kasus atau 312 per 100.000 penduduk

dan motalitas 92.000 atau 34 per 100.000 penduduk (selain TB HIV). Pada

tahun 2020, angka penemuan dan pengobatan secara kasus Tuberkulosis di

jawa timur menempati urutan kedelapan di Indonesia sebanyak 42.922 kasus

dengan Treatment Coverage (TC) sebesar 44,7%. Target Treatment Coverage

(TC) yang di tetapkan adalah minimal 80% (Riskesdas, 2020).

Menurut data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso tahun 2021,

mencatat Kecamatan Tapen menempati posisi tertinggi pertama dengan

penderita Tuberkulosis terbanyak di Kabupaten Bondowoso dengan jumlah 61

orang diantaranya laki-laki dengan jumlah 24, perempuan 37 dan posisi kedua

terdapat di wilayah Kecamatan Maesan dengan jumlah 59 orang diantaranya

laki-laki dengan jumlah 34 dan perempuan 25. Posisi ketiga terdapat di wilayah

Tamanan dengan jumlah 58 orang diantaranya 31 perempuan dan 27 laki-laki

(Dinkes, 2021).
3

Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi menular. Yang di sebabkan

oleh bakteri dan dapat menyerang hampir seluruh organ tubuh manusia, tetapi

sebagian besar menyerang organ paru (Mediarti Devi dan Jaya Herawati,2017).

Kuman yang masuk ke dalam saluran pernafasan tidak langsung menginfeksi

individu. Ada berbagai proses yang terjadi. Tubuh yang memiliki kekebalan

atau imunitas yang baik tentu dapat menghalangi perkembangan kuman,

sebaliknya bila kekebalan tubuh rendah maka kuman akan berkembang dan

menyerang hampir seluruh organ tubuh sehingga dapat menyebabkan

munculnya gejala seperti batuk, sesak, keringat malam, lemah lesu yang dapat

mengganggu aktivitas sehari-hari dan dapat mengganggu pola tidur (Sembiring

Samuel,2019). Dengan permasalahan tersebut maka muncul masalah

keperawatan keletihan. Berdasarkan teori Standar Diagnosis Keperawatan

Indonesia (SDKI), Keletihan adalah Penurunan kapasitas kerja fisik dan mental

yang tidak pulih dengan istirahat (SDKI, 2017).

Seorang dengan penyakit tuberkulosis yang masih bergejala

membutuhkan dukungan dan peran keluarga untuk memberi perawatan, dan

mengingatkan kepada klien untuk kontrol kesehatan dan meminum obat secara

rutin. Etiologi pada asuhan keperawatan keluarga yaitu Kemandirian Keluarga

dengan kriteria: keluarga mampu menerima petugas puskesmas, keluarga

mampu menerima yankes sesuai rencana, keluarga mampu menyatakan

masalah kesehatan secara benar, keluarga mampu melaksanakan perawatan

sederhana sesuai anjuran, dari kriteria tersebut maka muncul kategori

kemandirian III.
4

Berdasarkan teori SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) tahun

2019, kriteria hasil yang ingin dicapai dalam asuhan keperawatan pada klien

Tuberkulosis Paru dengan Keletihan yaitu: Tingkat Keletihan; Kemampuan

melakukan aktivitas rutin 5 (Meningkat), Verbalisasi lelah 5 (Menurun), Lesu 5

(Menurun), Gelisah 5 (Menurun), Selera makan 5 (Membaik), Pola nafas 5

(Membaik), Pola istirahat 5 (Membaik) (SLKI, 2019).

Berdasarkan teori SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)

tahun 2018, upaya yang dapat di lakukan untuk mengatasi Tuberkulosis Paru

dengan Keletihan yaitu: 1. Edukasi Aktivitas atau Istirahat; a) identifikasi

kesiapan dan kemampuan menerima informasi, b) Sediakan materi dan media

pengaturan aktivitas dan istirahat, c) Jadwalkan pemberian pendididkan

kesehatan sesuai kesepakatan, d) Jelaskan pentingnya melakukan aktivitas fisik

atau olahraga secara rutin, e) Anjurkan menyusun jadwal aktivitas dan istirahat,

f) Ajarkan cara mengidentifikasi kebutuhan istirahat, g) Ajarkan cara

mengidentifikkasi target dan jenis aktivitas sesuai kemampuan 2. Manajemen

Energi; a) Monitor kelelahan fisik dan emosional, b) Monitor pola dan jam

tidur, c) Monitor lokasi dan ketidak nyamanan selama melakukan aktivitas, d)

Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan, e) Anjurkan melakukan

aktivitas secara bertahap 3. Dukungan Kepatuhan Program Pengobatana; a)

Identifikasi kepatuhan menjalani program pengobatan, b) Buat komitmen

menjalani program pengobatan dengan baik, c) Diskusikan hal-hal yang dapat

mendukung atau menghambat berjalannya program pengobatan, d) Libatkan

keluarga untuk mendukung program pengobatan yang di jalani, e)

Informasikan program pengobatan yang harus di jalani, f) Informasikan


5

manfaat yang akan di peroleh jika teratur menjalani program pengobatan, g)

Anjurkan keluarga untuk mendampingi dan merawat pasien selama menjalani

program pengobatan, h) Anjurkan pasien dan keluarga melakukan konsultasi

ke pelayanan kesehatan terdekat (SIKI, 2018).

1.2 Batasan Masalah

Masalah pada studi kasus ini dibatasi pada asuhan keperawatan pada

keluarga dan klien yang mengalami Tuberkulosis dengan masalah

keperawatan Keletihan di Desa Wonokusumo Kecamatan Tapen Kabupaten

Bondowoso Tahun 2022.

1.3 Rumusan Masalah

Bagaimanakah asuhan keperawatan pada keluarga dan klien yang

mengalami Tuberkulosis dengan masalah keperawatan Keletihan di Desa

Wonokusumo Kecamatan Tapen Kabupaten Bondowoso Tahun 2022.?

1.4 Tujuan Peneliti

1.4.1 Tujuan Umum

Melaksanakan asuhan keperawatan pada keluarga yang mengalami

Tuberkulosis dengan masalah keperawatan Keletihan di Desa Wonokusumo

Kecamatan Tapen Kabupaten Bondowoso Tahun 2022.


6

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Melakukan pengkajian keperawatan pada keluarga dan klien yang

mengalami Tuberkulosis dengan masalah keperawatan Keletihan di Desa

Wonokusumo Kecamatan Tapen Kabupaten Bondowoso Tahun 2022.

2. Merumuskan diagnosa keperawatan pada keluarga dan klien yang

mengalami Tuberkulosis dengan masalah keperawatan Keletihan di

Kecamatan Tapen Kabupaten Bondowoso.

3. Menyusun intervensi keperawatan pada keluarga dan klien yang

mengalami Tuberkulosis dengan masalah keperawatan Keletihan di Desa

Wonokusumo Kecamatan Tapen Kabupaten Bondowoso Tahun 2022.

4. Melaksanakan tindakan keperawatan pada keluarga dan klien yang

mengalami Tuberkulosis dengan masalah keperawatan Keletihan di Desa

Wonokusumo Kecamatan Tapen Kabupaten Bondowoso Tahun 2022.

5. Melakukan evaluasi keperawatan pada keluarga dan klien yang

mengalami Tuberkulosis dengan masalah keperawatan Keletihan di Desa

Wonokusumo Kecamatan Tapen Kabupaten Bondowoso Tahun 2022.


7

1.5 Manfaat Peneliti

1.5.1 Manfaat Teoritis

Sebagai bahan pembelajaran, mengembangkan ilmu pengetahuan, dan

sebagai bentuk aplikasi dari teori Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Yang

Mengalami Tuberkulosis Dengan Masalah Keletihan di Desa Wonokusumo

Kecamatan Tapen Kabupaten Bondowoso Tahun 2022.

1.5.2 Manfaat Praktis

a. Bagi Klien Dan Keluarga :

Mampu meningkatkan cara pemeliharaan kesehatan mengenai tindakan

perawatan dan pengawasan aktivitas khusus yang harus dijalankan oleh klien

dan keluarga yang mengalami penyakit Tuberkulosis dengan masalah

keperawatan Keletihan.

b. Bagi Perawat :

Hasil dari penelitian yang telah dilakukan dapat digunakan untuk bahan

pembelajaran, meningkatkan pengetahuan dan pemahaman keterampilan dalam

pemberian asuhan keperawatan pada keluarga yang mengalami Tuberkulosis

dengan masalah keperawatan Keletihan.

c. Bagi Institusi Kesehatan :

Sebagai referensi untuk menurunkan angka penderita Tuberkulosis di

Kecamatan Tapen Kabupaten Bondowoso.


8

d. Bagi institusi dan pendidikan :

Sebagai bahan bacaan mahasiswa keperawatan untuk menambah

wawasan dan sebagai acuan atau referensi asuhan keperawatan keluarga

khususnya pada keluarga yang mengalami Tuberkulosis dengan masalah

keperawatan Keletihan.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian

Tuberculosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan

Mycobacterium tuberculosi yang menyerang hampir seluruh organ tubuh.

Bakteri ini dapat masuk melalui saluran pernapasan dan saluran pencernaan

(GI) dan luka terbuka pada kulit. Tetapi paling banyak melalui inhalasi droplet

yang berasal dari orang yang terinfeksi bakteri tersebut (Nurarif Amin Huda

dan Hardhi Kusuma,2016).

Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang

disebabkan Mycobakterium tuberculosis. Bakteri tersebut dapat menyerang

hampir seluruh organ tubuh manusia. (Mediarti Devi dan Jaya Herawati,2017).

Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh

kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB

menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. Hal ini

disebabkan karena ukuran kuman TB sangat kecil sehingga kuman TB dalam

percik renik (droplet nucle) yang terhirup dapat masuk mencapai alveolus.

Masuknya kuman TB ini akan segera diatasi oleh mekanisme imunologis non

spesifik. Makrofag alveolus akan menfagosit kuman TB dan biasanya sanggup

menghancurkan sebagian besar kuman TB. Akan tetapi, pada sebagian kecil

kasus, makrofag tidak mampu menghancurkan kuman TB dan kuman akan

bereplikasi dalam makrofag. Kuman TB dalam makrofag yang terus

9
10

berkembang biak, akhirnya akan membentuk koloni di tempat tersebut. Lokasi

pertama koloni kuman TB di jaringan paru disebut Fokus Primer GOHN

(Marlinae lenie dkk, 2019).

2.1.2 Etiologi

Mycobacterium tuberculosis diklasifikasikan sebagai basil tahan asam

dan mempunyai struktur dinding sel yang unik untuk pertahanan tubuhnya

(Knechel, 2009). Dinding sel berisi asam lemak, asam mikolat, dengan

arabinogalaktan dan peptidoglikan di bawahnya, sebagai barrier (Wijaya,

2012). Secara umum sifat kuman M. tuberculosis adalah berbentuk batang

dengan panjang 1-10 mikron dengan lebar 0,2-0,6 mikron, bersifat tahan asam

dengan pewarnaan Ziehl Neelson, tahan terhadap suhu rendah sehingga dapat

bertahan hidup dalam jangka waktu lama pada suhu antara 4°c sampai 70ºc,

kuman sangat peka terhadap panas, sinar matahari dan sinar ultraviolet, kuman

dapat bersifat dormant (tidur/ tidak berkembang), paparan langsung dengan

sinar ultraviolet sebagian besar kuman akan mati, dalam dahak dengan suhu

30°c - 37°c kuman akan mati dalam waktu lebih kurang 1 minggu (Ditjen PP &

PL, 2014).

Secara eksperimental, dalam Aditama (2002) disebutkan bahwa

populasi M.tuberculosis di dalam lesi dapat dikelompokkan menjadi 4

golongan yaitu :

a. Populasi A, yang terdiri atas kuman yang secara aktif berkembang biak

dengan cepat, kuman ini banyak terdapat pada dinding kapitas atau

dalam lesi yang PHnya netral.


11

b. Populasi B, terdiri atas kuman yang tumbuhnya sangat lamban dan

berada dalam lingkungan PH yang rendah. Lingkungan asam inilah

yang melindunginya terhadap obat anti tuberkulosis tertentu.

c. Populasi C, yang terdiri dari kuman tuberkulosis yang berada dalam

keadaan dorman hampir sepanjang waktu, hanya kadang-kadang saja

kuman ini mengadakan metabolisme secara aktif dalam waktu yang

singkat, kuman seperti ini banyak terdapat dalam dinding kavitas.

d. Populasi D, terdiri atas kuman-kuman yang sepenuhnya. bersifat

dorman sehingga sama sekali tidak bisa dipengaruhi oleh obat-obat anti

tuberkulosis. Jumlah polulasi ini tidak jelas dan hanya dapat

dimusnahkan oleh mekanisme pertahanan tubuh manusia itu sendiri.

2.1.3 Klasifikasi

Klasifikasi TB dibuat berdasarkan gejala klinik, bakteriologik,

radiologik dan riwayat pengobatan sebelumnya. Klasifikasi ini penting karena

merupakan salah satu faktor determinan untuk menetapkan strategi terapi.

Sesuai dengan program Gerdunas P2TB klasifikasi TB Paru dibagi sebagai

berikut:

a. TB BTA Positif dengan kriteria:

1) Dengan atau tanpa gejala klinik

2) BTA positif: mikroskopik positif 2 kali, mikroskopik positif 1

kali disokong biakan positif 1 kali atau disokong radiologik positif

1 kali

3) Gambaran radiologik sesuai dengan TB.


12

b. TB BTA Negatif dengan kriteria:

1) Gejala klinik dan gambaran radilogik sesuai dengan TB aktif

2) BTA negatif, biakan negatif tetapi radiologik positif.

c. Bekas TB dengan kriteria:

1) Bakteriologik (mikroskopik dan biakan) negatif T

2) Gejala klinik tidak ada atau ada gejala sisa akibat kelainan

3) Radiologik menunjukkan gambaran lesi TB inaktif, menunjukkan

serial foto yang tidak berubah.

4) Ada riwayat pengobatan OAT yang adekuat (lebih mendukung).

(Wijaya Andra dan Yessie mariza, 2013).

2.1.4 Patofisiologi

Basil tuberkel yang mencapai permukaan alveoli biasanya diinalasi

sebagai suatu unit yang terdiri dari satu sampai tiga basil karena gumpalan

yang lebih besar cenderung tertahan di rongga hidung dan dan tidak

menyebabkan penyakit (Dannenberg, 1981 dikutip dari Price, 1995). Setelah

berada dalam ruang alveolus (biasanya di bagian bawah lobus atas atau di

bagian atas lobus bawah) basil tuberkulosis ini membangkitkan reaksi

peradangan, Lekosit polimorfonuklear tampak pada tempat tersebut dan

mefagosit bakteri tetapi tidak membunuh organisme tersebut. Sesudah hari-hari

pertama maka lekosit diganti oleh makrofag. Alveoli yang terserang akan

mengalami konsolidasi dan timbul gejala-gejala pneumonia akut. Pneumonia

seluler ini dapat sembuh dengan sendirinya tanpa menimbulkan kerusakan

jaringan paru atau proses dapat berjalan terus dan bakteri terus difagosit atau

berkembang biak di dalam sel. Basil juga menyebar melalui kelenjar Umfe
13

regional. Makrofag yang mengalami infiltrasi menjadi lebih panjang dan

sebagian persatu sehingga membentuk sel tuberkel epiteloid yang dikelilingi

oleh limfosit. Reaksi Ini biasanya berlangsung selama 10-20 hari. Nekrosis

bagian sentral lesi memberikan gambaran yang relatif padat seperti keju, lesi

nekrosis ini disebut nekrosis kaseosa. Daerah yang mengalami nekrosis

kaseosa dan jaringan granulasi disekitarnya yang terdiri dari sel epiteloid dan

fibroblas menimbulkan respon berbeda. Jaringan granulasi menjadi lebih

fibrosa, membentuk jaringan parut yang akhirnya membentuk suatu kapsul

yang mengelilingi tuberkel.

Lest primer disebut fokus Ghon dan gabungan terserangnya kelenjar

limfe regional dan lesi primer dinamakan kompleks Ghon. Kompleks Gohn

yang mengalami perkapuran ini dapat dilihat pada orang sehat yang kebetulan

menjalani pemeriksaan radiogram rutin. Respon lain yang terjadi pada daerah

nekrosis adalah pencairan dimana bahan cair lepas ke dalam bronkus dan

menimbulkan kavitas. Materi tuberkular yang dilepaskan dari dinding kavitas

akan masuk ke percabangan trakeobronkial. Proses ini dapat terulang kembali

pada bagian lain dari paru atau basil dapat terbawa ke laring, telinga tengah

atau usus. Kavitas kecil dapat menutup sekalipun tanpa pengobatan dan

meninggalkan jaringan parut fibrosa. Bila peradangan mereda lumen bronkus

dapat menyempit dan tertutup oleh jaringan parut yang terdapat dekat dengan

perbatasan bronkus. Bahan perkejuan dapat mengental sehingga tidak dapat

mengalir melalui saluran yang ada dan lesi mirip dengan lesi berkapsul yang

tidak terlepas. Keadaan ini dapat tidak menimbulkan gejala dalam waktu lama

atau membentuk lagi hubungan dengan bronkus dan menjadi tempat


14

peradangan aktif. Penyakit dapat menyebar melalui saluran Umfe atau

pembuluh darah (limfohematogen). Organisme yang lolos dari kelenjar limfe

akan mencapai aliran darah dalam jumlah yang lebih kecil yang kadang-kadang

dapat menimbulkan lesi pada berbagai organ lain (ekstrapulmoner).

Penyebaran hematogen. merupakan suatu fenomena akut yang biasanya

menyebabkan tuberkulosis milier. Int terjadi bila fokus nekrotik merusak

pembuluh darah sehingga banyak organisme masuk ke dalam sistem vaskuler

dan tersebar ke dalam sistem vaskuler ke organ-organ tubuh (Wijaya Andra

dan Yessie mariza, 2013).

2.1.5 Gambaran Klinis

Keluhan yang dirasakan pasien tuberkulosis dapat bemacam-macam

atau malah banyak pasien ditemukan TB tanpa keluhan sama sekali dalam

pemeriksaan kesehatan. Keluhan yang terbanyak adalah :

a. Demam: Biasanya subfebril menyerupai demam influenza. Tetapi

kadang-kadang panas badan dapat mencapai 40 41°C. Serangan demam

pertama dapat sembuh sebentar, tetapi kemudian dapat timbul kembali.

Begitulah seterus nya hilang timbulnya demam influenza ini, sehingga

pasien merasa tidak pernah terbebas dari serangan demam influenza.

Keadaan ini sangat dipengaruhi oleh daya tahan tubuh pasien dan berat

ringannya infeksi kuman tuberkulosis yang masuk.

b. Batuk atau batuk darah: Gejala ini banyak ditemukan. Batuk terjadi

karena adanya iritasi pada bronkus. Batuk ini diperlukan untuk

membuang produk-produk radang keluar. Karena terlibatnya bronkus

pada setiap penyakit tidak sama, mungkin saja batuk baru ada setelah
15

penyakit berkembang dalam jaringan paru yakni setelah berminggu-

minggu atau berbulan-bulan peradangan bermula. Sifat batuk dimulai

dari batuk kering (non produktif) kemudian setelah timbul peradangan

menjadi produktif (menghasilkan sputum). Keadaan yang lanjut adalah

berupa batuk darah karena terdapat pembuluh darah yang pecah.

Kebanyakan batuk darah pada tuberkulosis terjadi pada kavitas, tetapi

dapat juga terjadi pada ulkus dinding bronkus. Sesak napas. Pada

penyakit yang ringan (baru tumbuh) belum dirasakan sesak napas.

Sesak napas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut, yang

infiltrasinya sudah meliputi setengah bagian paru-paru.

c. Nyeri dada: Gejala ini agak jarang ditemukan. Nyeri dada timbul bila

infiltrasi radang sudah sampai ke pleura sehingga menimbulkan

pleuritis. Terjadi gesekan kedua pleura sewaktu pasien menarik atau

melepaskan napasnya.

d. Malaise: Penyakit tuberkulosis bersifat radang yang menahun. Gejala

malaise sering ditemukan berupa anoreksia tidak ada nafsu makan,

badan makin kurus (berat badan turun), sakit kepala, meriang, nyeri

otot, keringat malam dan lain-lain. Gejala malaise ini makin lama

makin berat dan terjadi hilang timbul secara tidak teratur (Setiati S,

dkk, 2014).
16

2.1.6 Komplikasi

Tanpa pengobatan, tuberkulosis bisa berakibat fatal. Penyakit aktif yang

tidak diobati biasanya menyerang paru-paru, namun bisa menyebar ke bagian

tubuh lain melalui aliran darah. Komplikasi tuberkulosis meliputi:

a. Nyeri tulang belakang. Nyeri punggung dan kekakuan adalah

komplikasi tuberkulosis yang umum.

b. Kerusakan sendi. Atritis tuberkulosis biasanya menyerang pinggul dan

lutut.

c. Infeksi pada meningen (meningitis).

d. Masalah hati atau ginjal. Hati dan ginjal membantu menyaring limbah

dan kotoran dari aliran darah. Fungsi ini menjadi terganggu jika hati

atau ginja terkena tuberkulosis.

e. Gangguan jantung. Meskipun jarang terjadi, tuberkulosis dapat

mengidentifikasi jaringan yang mengelilingi jantung, menyebabkan

pembengkakan kemampuan jantung untuk memompa secara efektif

(Wahdi & Puspitosari, 2021).

2.1.7 Penatalaksanaan

Suportif: istirahat, stop merokok, hindari polusi, tata laksana

komorbiditas, nutrisi, vitamin. Medikamentosa: obat anti tuberkulosis (OAT)

a. Kategori 1. Pasien baru yaitu pasien yang belum pernah mendapatkan

terapi OAT atau pernah mendapatkan OAT sebelumnya selama <1

bulan, maka regimen. terapinya adalah 2HRZE/4HR. Pada pasien baru

yang diketahui resisten isoniazid atau diketahui lingkungan sekitar


17

risiko ringgi resisten isoniazid, maka berikan 2HRZE/4HRE.

b. Kategori 2. Pasien yang sebelumnya pernah mendapat terapi OAT

1) Kultur dan resistensi OAT atau drug susceptibility test (DST)

2) Jika hasil DST belum ada Pasien yang gagal terapi (sputum BTA atau

kultur tetap positif pada akhir bulan ke-5 pengobatan) Pasien yang

putus berobat (pasien yang putus berobat selama >2 bulan berturut-

turut) atau kambuh, berikan 2HRZES/1HRZE/SHRE.

3) Jika hasil DST sudah ada, sesuaikan terapi dengan antibiotik spesifik

patogen (Alwi idrus, dkk, 2015).

2.1.8 Pemeriksaan Penunjang

Menurut Mansjoer, dkk (1999: hal 472), pemeriksaan diagnostik yang

dilakukan pada klien dengan tuberculosis, yaitu :

a. Laboratorium darah rutin: LED normal/meningkat, limfositosis

b. Pemeriksaan sputum BTA: Untuk memastikan diagnostik TB, namun

pemeriksaan ini tidak spesifik karena hanya 30-70 % pasien yang dapat

didiagnosis berdasarkan pemeriksaan ini

c. Tes PAP (Peroksidase Anti Peroksidase)

Merupakan uji serologi imunoperoksidase memakai alat histogen

staining untuk menentukan adanya lgG spesifik terhadap basil TB

d. Tes Mantoux atau Tuberkulin

Merupakan uji serologi imunoperoksidase memakai alat histogen

staining untuk menentukan adanya IgG spesifik terhadap basil TB


18

e. Tehnik Polymerase Chain Reaction

Deteksi DNA kuman secara spesifik melalui amplifikasi dalam

meskipun hanya satu mikroorganisme dalam spesimen juga dapat

mendeteksi adanya resistensi

f. Becton Dickinson diagnostic instrument Sistem (BACTEC)

Deteksi growth indeks berdasarkan CO2 yang dihasilkan dari

metabolisme asam lemak oleh mikobakterium tuberkulosis

g. MYCODOT

Deteksi antibody memakai antigen liporabinomannan yang direkatkan

pada suatu alat berbentuk seperti sisir plastik, kemudian dicelupkan

dalam jumlah memadai memakai warna sisir akan berubah

h. Pemeriksaan radiology: Rontgen thorax PA dan lateral Gambaran foto

thorax yang menunjang diagnosis TB, yaitu:

1) Bayangan lesi terletak di lapangan paru atas atau segment apikal lobus

bawah

2) Bayangan berwarna (patchy) atau bercak (nodular)

3) Adanya kavitas, tunggal atau ganda

4) Kelainan bilateral terutama di lapangan atas paru Adanya klasifikasi

5) Bayangan menetap pada foto ulang beberapa minggu kemudian

6) Bayangan millie (Nurarif Amin Huda dan Hardhi Kusuma,2016).


19

2.2 Konsep Keluarga

2.2.1 Pengertian Keluarga

U.S. Census Bureau (2011) juga mendefinisikan keluarga sebagai dua

orang atau lebih yang hidup bersama sejak lahir, menikah, atau melalui proses

adopsi. Definisi keluarga juga mengacu pada dua atau lebih individu yang

bergantung satu sama lain untuk mendapatkan dukungan emosional, fisik, dan

ekonomi (Siregar Deborah,dkk ,2020).

keluarga adalah suatu kesatuan sosial yang terdiri dari seorang ayah,

seorang anak atau lebih dalam suatu perkawinan yang di dalamnya terdapat

kasih sayang dan tanggung jawab dan di dalamnya anak anak diasuh bagi

seseorang yang mempunyai rasa sosial yang mampu berkembang secara fisik,

emosional dan fisik, mental (Bahri,2021).

Keluarga adalah sebagai sebuah sistem sosial kecil yang terdiri atas

suatu rangkaian bagian yang sangat saling bergantung dan dipengaruhi oleh

struktur internal maupun eksteralnya (Wahyuni tri, Parliani, dan Dwiva H,

2021).

2.2.2 Ciri-ciri keluarga

a. Terorganisasi, yaitu saling berhubungan, saling ketergantungan anatara

anggota keluarga.

b. Ada keterbatasan, dimana setiap anggota memiliki kebebasan tetapi

mereka juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan

tugasnya masing-masing.
20

c. Ada perbedaan dan kekhususan, yaitu setiap anggota keluarga

mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing. Menurut

Freadman dalam buku (Wahyuni tri, Parliani dan Dwiva H, 2021).

2.2.3 Tipe Keluarga

Dalam sosiologi keluarga berbagai bentuk keluarga digolongkan

sebagai tipe keluarga tradisional dan non tradisional atau bentuk normative

atau non normative. Sussman dan Macklin (dalam Padila, 2012). menjelaskan

tipe-tipe keluarga sebagai berikut :

a. Keluarga tradisional

1) Keluarga inti, yaitu terdiri dari suami, istri dan anak. Biasanya keluarga

yang melakukan perkawinan pertama atau keluarga dengan orangtua

campuran atau orang tua tiri.

2) Pasangan istri, terdiri dari suami dan istri saja tanpa anak, atau tidak ada

anak yang tinggal bersama mereka. Biasanyaa keluarga dengan karier

tunggal atau karier keduanya.

3) Keluarga dengan orangtua tunggal, biasanya sebagai konsekuensi dari

perceraian.

4) Bujangan dewasa sendirian.

5) Keluarga besar, terdiri keluarga inti dan orang orang yang berhubungan.

6) Pasangan usia lanjut, keluarga inti dimana suami istri sudah tua anak-

anaknya sudah berpisah.


21

b. Tipe keluarga non tradisional

1) Keluarga dengan orangtua beranak tanpa menikah, biasanya ibu dan

anak.

2) Pasangan yang memiliki anak tapi tidak menikah, didasarkan pada

hukum tertentu.

3) Pasangan kumpul kebo, kumpul bersama tanpa menikah.

4) Keluarga gay atau lesbian, orang orang berjenis kelamin yang sama

hidup bersama sebagai pasangan yang menikah.

5) Keluarga komuni, keluarga yang terdiri dari lebih dari satu pasangan

monogamy dengan anak anak secara bersama menggunakan fasilitas,

sumber yang sama.

b.2.4 Struktur Keluarga

Struktur keluarga oleh Friedmen digambarkan sebagai berikut:

a. Struktur komunikasi

Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila dilakukan

secara jujur, terbuka,dan tidak melibatkan emosi. Komunikasi keluarga bagi

pengiriman yakni mengemukakan pesan secara jelas dan berkualitas, serta

meminat dan menerima umpan balik. Penerima pesan mendengarkan pesan,

memberikan umpan balik dan valid. Komunikasi dalam keluarga dikatakan

tidak berfungsi apabila tertutup, adanya isu atau berita negatif, tidak berfokus

pada satu hal, dan selalu mengulang isu dan pendapat sendri. Komonikasi

keluarga bagi pengirim bersifat asumsi, ekspresi perasaan tidak jelas,

judgemental ekspresi, dan komunikasi tidak sesuai. Penerima pesan gagal


22

mendengar, diskualifikasi, ofensif (bersifat negatif), terjadi miskomunikasi, dan

kurang atau tidak valid.

b. Struktur peran

Struktur peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai

dengan posisi yang diberikan. Jadi, pada struktur peran bisa bersifat informal.

c. Struktur kekuatan Struktur kekuatan

Struktur kekuatan Struktur kekuatan adalah kemampuan dari individu

untuk mengontrol, memengaruhi atau mengubah perilaku orang lain, hak

(legitimate power), ditiru (referen power), keahlian (expert power), hadiah

(reward power), paksa (coercive power) dan affective power.

d. Struktur nilai dan norma

Nilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan yang mengikat anggota

keluarga dalam budaya tertentu. Sedangkan norma adalah pola perilaku yang

diterima pada lingkungan sosial tertentu lingkungan keluarga, dan lingkungan

masyarakat sekitar keluarga (Wahyuni tri, Parliani dan Dwiva H, 2021).

b.2.5 Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga menurut (Friedman, dalam Padila, 2012) ada lima

fungsi, yakni:

a. Fungsi afektif

Fungsi afektif berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang

merupakan basis kekuatan dari keluarga. Fungsi afektif berguna untuk

pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan fungsi afektif tampak melalui


23

keluarga yang bahagia. Anggota keluarga mengembangkan konsep diri yang

positif, rasa dimiliki dan memiliki, rasa berarti serta merupakan sumber kasih

sayang.

b. Fungsi sosialisasi

Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dialami

individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam

lingkungan sosial. Sosialisasi dimulai sejak individu dilahirkan dan berakhir

setelah meninggal. Keluarga merupakan tempat dimana individu melakukan

sosialisasi. Tahap perkembangan individu dan keluarga akan dicapai melalui

interaksi atau hubungan yang diwujudkan dalam sosialisasi.

c. Fungsi reproduksi

Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan

meningkatkan sumber daya manusia.

d. Fungsi ekonomi

Untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti makanan,

pakaian, dan rumah, maka keluarga memerlukan sumber keuangan. Fungsi ini

sulit dipenuhi oleh keluarga dibawah garis kemiskinan.

e. Fungsi perawatan kesehatan

Fungsi lain keluarga adalah fungsi perawatan kesehatan. Selain

keluarga menyediakan makanan, pakaian, dan rumah, keluarga juga berfungsi

melakukan asuhan kesehatan terhadap anggotanya baik untuk mencegah

terjadinya gangguan maupun merawat anggota yang sakit.


24

b.2.6 Tugas Keluarga Dalam Kesehatan

Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai

tugas dibidang kesehatan yang perlu di pahami dan dilakukan. Friedman, 1998

(dalam Padila, 2012) membagi 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang

harus dilakukan, yaitu :

a. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya

Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak

langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka apabila

menyadari adanya perubahan perlu segera dicatat kapan terjadinya, perubahan

apa yang terjadi dan seberapa besar perubahannya.

b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi

keluarga.

Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari

pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan

siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan untuk memputuskan

untuk menentukan tindakan keluarga maka segera melakukan tindakan yang

tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan teratasi. Jika

keluarga mempunyai keterbatasan seyoganya meminta bantuan orang lain

dilingkungan sekitar keluarga.

c. Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau tidak dapat

membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda.

Perawatan ini dapat dilakukan di rumah apabila keluarga memiliki

kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama atau pelayanan


25

kesehatan untuk memperoleh tindakan lanjutan agar masalah yang lebih parah

tidak terjadi.

d. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan

dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.

e. Mempertahankan hubungan timbal balik antar keluarga dan lembaga

kesehatan (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada)

b.2.7 Peran Keluarga

Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal,

sifat dan kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi

tertentu. Peranan individu didasari dalam keluarga dan kelompok masyarakat.

Berbagai peran yang terdapat dalam keluarga adalah sebagai berikut:

a. Peran ayah ayah sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anaknya,

berperan dari pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa

aman sebagai kepala keluarga, anggota dari kelompok sosial serta dari

anggota masyarakat dari lingkungannya.

b. Peran ibu ibu sebagai istri dan ibu dari anak anaknya. Ibu mempunyai

peran mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak

anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan

sosialnya serta sebagai anggota. masyarakat dari lingkungannya,

disamping itu ibu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan

dalam keluarga.

c. Peran anak anak-anak melaksanakan peran. psikososial sesuai engan

tingkat perkembangan fisik, mental, soaial dan spiritual.


26

b.2.8 Tahap Perkembangan Keluarga

Perkembangan keluarga adalah sebuah proses perubahan system

keluarga yang bergerak bertahap dari waktu ke waktu. Setiap tahapan

umumnya memiliki tugas dan resiko kesehatan yang berbeda-beda (Bakri,

2014). membagi keluarga dalam 8 tahap berbeda, yaitu:

a. Keluarga Baru (Berganning Family)

Keluarga baru dimulai ketika dua individu membentuk keluarga melalui

perkawinan. Pada tahap ini, pasangan baru memiliki tugas perkembangan

untuk membina hubungan intim yang memuaskan di dalam keluarga, membuat

berbagai kesepakatan untuk mencapai tujuan bersama, termasuk dalam hal

merencanakan anak, persiapan menjadi orang tua dan mencari pengetahuan

prenatal care.

b. Keluarga dengan Anak Pertama < 30 bulan (Child Bearing)

Ialah masa transisi pasangan suami istri yang dimulai sejak anak

pertama lahir sampai berusia kurang dari 30 bulan. Pada masa ini sering timbul

konflik yang dipicu kecemburuan pasangan akan perhatian yang lebih

ditunjukan kepada anggota keluarga baru.

c. Keluarga dengan Anak Prasekolah

Tahap ini berlangsung sejak anak pertama berusia 2,5 tahun hingga 5

tahun. Adapun tugas perkembangan yang mesti dilakukan ialah memenuhi

kebutuhan anggota keluarga, membantu anak bersosialisasi dengan lingkungan,

cermat membagi tanggung jawab, mempertahankan hubungan keluarga, serta

mampu membagi waktu untuk diri sendiri, pasangan dan anak.


27

d. Keluarga dengan Anak Usia Sekolah (6-13 tahun)

Tahap ini berlangsung sejak anak pertama menginjak sekolah dasar

sampai masuk awal masa remaja. Dalam hal ini sosialisasi anak semakin

melebar. Tidak hanya di lingkungan rumah, melainkan juga di lingkungan

sekolah juga di lingkungan yang lebih luas lagi.

e. Keluarga dengan Anak Remaja (13-20 tahun)

Pada perkembangan tahap remaja ini orang tua perlu memberikan

kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab. Hal ini mengingat bahwa

remaja adalah seseorang yang dewasa muda dan mulai memiliki otonomi. Ia

ingin mengatur kehidupannya sendiri tetapi masih membutuhkan bimbingan.

f.Keluarga dengan Anak Dewasa (anak 1 meninggalkan rumah)

Tahapan ini dimulai sejak anak pertama meninggalkan rumah. Artinya

keluarga sedang menghadapi persiapan anak yang mulai mandiri. Dalam hal

ini, orangtua mesti merelakan anak untuk pergi jauh dari rumahnya demi tujuan

tertentu.

g. Keluarga Usia Pertengahan (Middle Age Family)

Tahapan ini ditandai dengan perginya anak terakhir dari rumah dan

salah satu pasangan bersiap negative atau meninggal. Tugas perkembangan

keluarganya, yaitu menjaga kesehatan, meningkatkan keharmonisan dengan

pasangan, anak dan teman sebaya, serta mempersiapkan masa tua.


28

h. Keluarga Lanjut Usia

Masa-masa akhir kehidupan manusia. Maka tugas perkembangan pada

masa ini yaitu beradaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, kawan,

ataupun saudara. Selain itu melakukan “life review” juga penting, disamping

tetap mempertahankan kedamaian rumah, menjaga kesehatan dan

mempersiapkan kematian.
29

b.3 Asuhan Keperawatan

2.3.1 Pengkajian

Pengkajian Keperawatan Keluarga terdiri dari :

a. Data keluarga

b. Data anggota keluarga

c. Tahap dan riwayat perkembangan keluarga

d. Fungsi keluarga

e. Pola koping keluarga

f. Data penunjang keluarga

Kemampuan keluarga melakukan tugas pemeliharaan kesehantan

anggota keluarga.

A. Data Keluarga

Tabel 2.1 Contoh Format Pengisian Identitas


Nama Puskesmas No. Register

Nama Perawat Tanggal Pengkajian

1) Nama puskesmas

Isi dengan nama pusksmas terdekat. Contohnya: Puskesmas Tapen

2) Nama perawat

Diisi dengan nama perawat yang melakukan pengakajian atau nama

perawat yang bertanggung jawab.

Contohnya: Perawat Cici

3) No. Register

Contohnya: 01. 01. 18. 118 (sesuai dengan rumah sakit / puskesmas)
30

4) Tanggal pengkajian

Diisi dengan tanggal, bulan, tahun dilakukannya pengkajian Contoh : 8-

08-2018

Tabel 2.2 Contoh Format Kepala Keluarga


Nama Kepala Keluarga Bahasa sehari – hari

Alamat Rumah & Telp Yankes terdekat, Jarak

Pekerjaan Alat Transportasi


Agama & Suku Status Kelas Sosial

1) Nama kepala keluarga

Di isi dengan nama kepala keluarga sesuai dengan kartu keluarga

yang ditulis dengan nama inisial dan diikuti dengan lebel status klien.

Contohnya: Tn. S (Tn. Tuan)

2) Alamat Rumah dan nomer telepon

Diisi dengan alamat rumah lengkap dengan no RT/RW dan nomer

telpon klien. Contohnya: Desa Tapen RT 025 / RW 008 Kecamatan Tapen.

3) Pekerjaan

Diisi dengan pekerjaan, profesi, status, atau sesuai dengan pekerjaan

klien. Contohnya: dokter/perawat/wiraswasta/PNS.

4)Agama & Suku

Agama : islam, kristen, hindu, budha, katolik.

5) Suku : jawa, madura, batak, dll/WNI,WNA Contohnya: islam,

jawa/WNI
31

6) Bahasa Sehari-hari.

Di isi bahasa sehari hari individu di keluarga tersebut.

Contoh : Madura, Indonesia, Inggris, Jawa.

7) Alat Transportasi

Di isi dengan alat transportasi sehari-hari keluarga tersebut. Contoh:

Mobil, sepeda Motor, Sepeda.

8) Status kelas sosial

Diisi dengan keadaan status sosial klien. Contohnya: menengah

kebawah/ menengah keatas


32

Tabel 2.3 Contoh Format Data Anggota Keluarga


No Nama Hub Umu r J K Suk u Pendidikan Pekerjaan Status TTV Status
KK Terahir saat ini Gizi (TD, N, S, Imuni
(TB, P) sasi
BB, Dasar
BMI)
1 Tn. Suam 50th n L Madura SMP PNS TB: TD: Lengk
. K i 170 120/90 ap
Cm mmHg
BB: N: 98
75 x/mnt
Kg S: 36,7⁰C
BMI: P: 23
26 x/menit

1) Nama

Diisi dengan nama anggota keluarga.

2) Hubungan dengan kepala keluarga

Diisi dengan hubungan anggota keluarga dengan kepala keluarga.

Contohnya: istri, anak, kakak, mertua, orang tua, dll.

3) Umur

Diisi dengan umur setiap anggota keluarga dalam tahun. Contohnya 28

tahun.

4) Jenis Kelamin

Di isi dengan jenis kelamin.

Contohnya: Laki Laki(L) / Perempuan (P)

5) Suku

Contohnya: madura, jawa, batak, dll.

6) Pendidikan terakhir.

Contohnya: SD, SMP, SMA, dll


33

7) Pekerjaan saat ini

Diisi sesuai dengan pekerjaan anggota keluarga saat ini. Contohnya:

siswa, mahasiswa, PNS, wiraswasta, petani, dll.

8) Status gizi (TB, BB, BMI)

Diisi sesuai dengan TB, BB, BMI masing-masing anggota keluarga.

Contoh: TB : 165 cm, BB : 56 kg.

9) TTV (TD, S, N, RR)

Diisi sesuai dengan TTV masing-masing anggota keluarga.

Contoh: TD : 120 / 90 mm / Hg, N :98x / menit, S: 36,8 C, RR : 19x /

menit

10) Status imunisasi dasar

Diisi dengan imunisasi apa yang sudah di berikan.

Contoh : ((BCG/Polio/DPT/HB/Campak)

11) Alat Bantu

Di isi dengan alat bantu apa pun dalam menunjang ke seharian setiap

individu di keluarga tersebut.

Contoh : Tn.K menggunakan alat bantu pendengaran

a. Komposisi keluarga

Komposisi ini biasanya terdiri dari nama, jenis kelamin, hubungan

dengan KK (kepala keluarga), umur, pendidikan dan status imunisasi dari

masingmasing anggota keluarga yang dibuat dalam bentuk tabel untuk

memudahkan pengamatan.
34

b. Genogram

Adalah simbol-simbol yang dipakai dalam pembuatan genogram untuk

menggambarkan susunan keluarga. Aturan pembuatan genogram yaitu :

1) Anggota keluarga yang lebih tua berada disebelah kiri. Umur anggota

keluarga ditulis pada simbol laki-laki atau perempuan

2) Tahun dan penyebab kematian ditulis disebelah simbol laki-laki atau

perempuan

3) Paling sedikit disusun tiga generasi

4) Aturan simbol

5) Tipe Keluarga.

Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah

yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.

c. Suku bangsa (Etnis)

1) Latar belakang etnis keluarga atau anggota keluarga, dikaji asal suku

bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi budaya suku bangsa

tersebut terkait dengan kesehatan.

2) Tempat tinggal keluarga ( bagian dari sebuah lingkungan yang secara

etnis bersifat homogen).

3) Kegiatan-kegiatan keagamaan, sosial, budaya, rekreasi, pendidikan

(apakah kegiatan-kegiatan ini berada dalam kelompok kultur / budaya

keluarga).

4) Kebiasaan-kebiasaan diet dan berbusana (tradisional atau modern).


35

5) Struktur kekuasaan keluarga tradisional atau modern.

6) Penggunaan jasa-jasa perawat kesehatan keluarga dan praktisi. Dikaji

apakah keluarga mengunjungi pelayanan praktis, terlibat dalam

praktikpraktik pelayanan kesehatan tradisional, atau memiliki

kepercayaan tradisional asli dalam bidang kesehatan.

7) Pengunaan bahasa sehari-hari di rumah.

d. Agama dan Kepercayaan

1)Apakah anggota keluarga berada dalam praktik keyakinan beragama

mereka.

2)Seberapa aktif keluarga tersebut terliabat dalam kegiatan agama atau

organisasi-organisasi keagamaan lain.

3)Keluarga menganut agama apa.

4)Kepercayaan-kepercayaan dan nilai-nilai keagamaan yang dianut dalam

kehidupan keluarga terutama dalam hal kesehatan.

e. Status sosial ekonomi keluarga

Sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala

keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status sosial ekonomi

keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh

keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh keluarga.


36

f. Aktivitas rekreasi keluarga

Reaksi keluarga tidak hanya untuk mengunjungi tempat rekreasi

tertentu namun dengan menonton TV dan mendengarkan radio juga merupakan

aktivitas rekreasi.

B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

1) Tahap perkembangan keluarga saat ini.

Tahap perkembangan keluarga adalah mengkaji keluarga berdasarkan

Tahap kehidupan keluarga berdasarkan Duvall, ditentukan dengan anak tertua

dari keluarga inti dan mengkaji sejauh mana keluarga melaksanakan tugas

sesuai tahapan perkembangan.

2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.

Tahap ini ditentukan sampai dimana perkembangan keluarga saat ini

dan tahap apa yang belum dilakukan oleh keluarga serta kendalannya.

C. Riwayat Kesehatan Keluarga

1) Riwayat keluarga sebelumnya

Disini diuraikan riwayat keluarga kepala keluarga sebelum membentuk

keluarga sampai saat ini.

2) Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga

Saat ini menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti,

yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing,

anggota dan sumber pelayanan yang digunakan keluarga.


37

D. Pengkajian Lingkungan

Karakteristik rumah

1) Gambar tipe tempat tinggal (rumah, apartemen, sewa kamar dan lain

lain). Apakah keluarga memiliki sendiri atau menyewa rumah ini.

2) Gambarkan kondisi rumah (baik interior maupun eksterior rumah).

interior rumah meliputi , jumlah kamar dan tipe kamar (kamar tamu,

kamar tidur dan lain-lain), pengunaan-penggunaan kamar tersebut dan

bagaimana kamar tersebut diatur. Bagaimana kondisi dan kecukupan

prabot. Apakah penerangan fentilasi, pemanasan. Apakah lanitai,

tangga, susunan dan bangunan yang laindalam kondisi yang adekuat.

3) Di dapur, amati suplai air minum, penggunaan alat-alat masak,

pengamanan untuk kebakaran.

E. Struktur Keluarga

1) Pola komunikasi keluarga

Menjelaskan cara berkomunikasi antar anggota keluarga, bahasa apa

yang digunakan dalam keluarg, bagaimana frekuensi dan kualitas komunikasi

yang berlangsung dalam keluarga, dan adakah hal-hal/masalah dalam keluarga

yang tertutup untuk didiskusikan.

2) Struktur kekuatan keluarga

Kemampuan keluarga mmengendalikan dan mempengaruhi orang

lain/anggota keluarga untuk merubah perilaku. Sistem kekuatan yang

digunakan dalam mengambil keputusan, yang berperan mengambil

keputusan, bagaimana pentingnya keluarga terhadap putusan tersebut.


38

3) Struktur peran

Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara

formal maupun informal dan siapa yang menjadi model peran dalam keluarga

dan apakah ada konflik dalam pengaturan peran yang selama ini dijalani.

4) Nilai atau norma keluarga

Menjelaskan mengenai nilai norma yang dianut keluarga yang

berhubungan dengan kesehatan.

F. Fungsi Keluarga

1) Fungsi Afektif

Mengkaji gambaran diri keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki

keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya, kehangatan

kepada keluarga dan keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.

2) Fungsi sosialisasi

Bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga dan sejauh mana

anggota keluarga belajar disiplin, norma, tahu budaya dan perilaku.

3) Fungsi perawatan kesehatan

Sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan

serta merawat anggota keluarga yang sakit. Pengetahuan keluargamengenai

sehat-sakit. Kesanggupan keluarga melakukan pemenuhan tugas perawatan

keluarga yaitu :

a) Mengenal masalah kesehatan, sejauh mana keluarga mengetahui

mengenai fakta-fakta dari masalah kesehatan yang meliputi pengertian,


39

tanda dan gejala, faktor penyebab dan yang mempengaruhinya serta

persepsi keluarga terhadap masalah.

b) Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat.

c) Sejauh mana kemampua keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.

d) Sejauh mana kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah

sehat.

e) Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga mengunakan

fasilitas kesehatan/ pelayanan kesehatan di masyarakat.

4) Fungsi reproduktif

Mengkaji berapa jumlah anak, merencanakan jumlah anggota keluarga,

metode apa yang digunakan keluarga dalam mengendaliakn jumlah anggota

keluarga.

5) Fungsi ekonomi

Mengkaji sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan,

dan papan, daan memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam upaya

meningkatkan status kesehatan.

G. Stres dan Koping Keluarga

1) Stressor jangka pendek

Stressor jangka pendek yaitu yang dialami keluarga yang memerlukan

penyelesaian dalam waktu ±6 bulan dan jangka panjang yaitu yang

memerlukan penyelesaian lebih dari 6 bulan.


40

2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor mengkaji

sejauh mana keluarga berespon terhadap situasi atau stressor.

3) Strategi koping yang digunakan strategi koping apa yang digunakan

keluarga bila menghadapi masalah.

4) Strategi adaptasi disfungsional dijelaskan mengenai adaptasi

disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.

H. Pemeriksaan Fisik

Diperiksa persistem sesuai keadaan klien. Inspeksi, palpasi, perkusi,

auskultasi.

I. Prioritas Diagnosa Keperawatan

Cara memprioritaskan masalah keperawatan keluarga adalah dengan

menggunakan skoring. Komponen dari prioritas masalah keperawatan keluarga

adalah kriteria, bobot, dan pembenaran. Kriteria prioritas masalah keperawatan

keluarga adalah berikut ini :

1) Sifat masalah. Kriteria sifat masalah ini dapat ditentukan dengan

melihat katagori diagnosis keperawatan. Adapun skornya adalah,

diagnosis keperawatan potensial skor 1, diagnosis keperawatan risiko

skor 2, dan diagnosis keperawatan aktual dengan skor 3.

2) Kriteria kedua, adalah kemungkinan untuk diubah. Kriteria ini dapat

ditentukan dengan melihat pengetahuan, sumber daya keluarga, sumber

39 daya perawatan yang tersedia, dan dukungan masyarakatnya.

Kriteria kemungkinan untuk diubah ini skornya terdiri atas, mudah

dengan skor 2, sebagian dengan skor 1, dan tidak dapat dengan skor
41

nol.

3) Kriteria ketiga, adalah potensial untuk dicegah. Kriteria ini dapat

ditentukan dengan melihat kepelikan masalah, lamanya masalah, dan

tindakan yang sedang dilakukan. Skor dari kriteria ini terdiri atas, tinggi

dengan skor 3, cukup dengan skor 2, dan rendah dengan skor 1.

4) Kriteria terakhir adalah menonjolnya masalah. Kriteria ini dapat

ditentukan berdasarkan persepsi keluarga dalam melihat masalah.

Penilaian dari kriteria ini terdiri atas, segera dengan skor 2, tidak perlu

segera skornya 1, dan tidak dirasakan dengan skor nol 0.

J. Cara perhitungannya sebagai berikut.

1) Tentukan skor dari masing-masing kriteria untuk setiap masalah

keperawatan yang terjadi. Skor yang ditentukan akan dibagi dengan

nilai tertinggi, kemudian dikalikan bobot dari masing-masing kriteria.

Bobot merupakan nilai konstanta dari tiap kriteria dan tidak bisa diubah

(Skor/angka tertinggi x bobot).

2) Jumlahkan skor dari masing-masing kriteria untuk tiap diagnosis

keperawatan keluarga.

3) Skor tertinggi yang diperoleh adalah diagnosis keperawatan keluarga

yang prioritas. Skoring yang dilakukan di tiap-tiap kriteria harus

diberikan pembenaran sebagai justifikasi dari skor yang telah

ditentukan oleh perawat, Justifikasi yang diberikan berdasarkan data

yang ditemukan dari klien dan keluarga.


42

Contoh skoring prioritas masalah pada penderita tuberkulosis paru pada Ibu P

yang merupakan keluarga Bapak J, berhubungan dengan keletihan. Hal

tersebut dapat kita lihat pada matriks di bawah ini.

Tabel 2.4 Skoring Diagnosa Keperawatan


No Kriteria Skor Bobot

1. Sifat masalah :
Promkes 3
Aktual 3 1
Resiko 2
Krisis mendatang 1
2. Modifikasi kondisi/masalah :
Mudah 2 2
Sebagian 1
Tidak dapat 0
3. Potensi masalah untuk dicegah :
Tinggi 3
Cukup 2 1
Rendah 1
4. Ciri khas :
Segera 2
Tidak perlu segera 1 1
Tidak dianggap 0
JUMLAH
43

2.3.2 Diagnosa Keperawatan

Keletihan (SDKI,2017)

Kategori : Fisiologis

Subkategori : Aktifitas/Istirahat

Kode : D.0067

Definisi

Penurunan kapasitas kerja fisik yang tidak pulih dengan istirahat.

Penyebab

1. Gangguan tidur

2. Gaya hidup monoton

3. Kondisi fisiologis (mis. Penyakit kronis, penyakit terminal, anemia,

malnutrisi, kehamilan)

4. Program perawatan atau pengobatan jangka panjang

5. Peristiwa hidup negatif

6. Stress berlebih

7. Depresi

Gejala Dan Tanda Mayor

Subjektif

1. Merasa energi tidak pulih walau dengan tidur

2. Merasa kurang tenaga

3. Mengeluh lelah
44

Objektif

1. Tidak mampu mempertahankan aktivitas rutin

2. Tampak lesu

Gejala Dan Tanda Minor

Subjektif

1. Merasa bersalah akibat tidak mampu menjalankan tanggung jawab

2. Libido menurun

Objektif

1. Kebutuhan istirahat meningkat

Kondisi Klinis Terkait

1. Anemia

2. Kanker

3. Hipotiroidisme atau hipertiroidisme

4. AIDS

5. Depresi

6. Menopause

2.3.3 Intervensi

Perencanaan keperawatan keluarga merupakan sekumpulan tindakan

yang direncanakan oleh perawat untuk membantu keluarga dalam mengatasi

masalah keperawatan dengan melibatkan anggota keluarga (Kholifah dan

Wahyu, 2016).

Perencanaan keperawatan juga dapat diartikan juga sebagai suatu

proses penyusunan berbagai intervensi keperawatan yang dibutuhkan untuk

mencegah, menurunkan, atau mengurangi masalah-masalah klien. Perencanaan


45

ini merupakan langkah ketiga dalam membuat suatu proses keperawatan.

Dalam menentukan tahap perencanaan bagi perawat diperlukan berbagai

pengetahuan dan keterampilan, di antaranya pengetahuan tentang kekuatan dan

kelemahan klien, nilai dan kepercayaan klien, batasan praktik keperawatan,

peran dari tenaga kesehatan lainnya, kemampuan dalam memecahkan masalah,

mengambil keputusan, menulis tujuan, serta memilih dan membuat strategi

keperawatan yang aman dalam memenuhi tujuan, menulis instruksi

keperawatan serta kemampuan dalam melaksanakan kerja sama dengan tingkat

kesehatan lain (Kholifah dan Wahyu, 2016).

Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun

perencanaan keperawatan keluarga adalah berikut ini:

1) Rencana keperawatan harus didasarkan atas analisis data secara

menyeluruh tentang masalah atau situasi keluarga.

2) Rencana keperawatan harus realistik.

3) Rencana keperawatan harus sesuai dengan tujuan dan falsafah instansi

kesehatan.

4) Rencana keperawatan dibuat bersama keluarga (Kholifah dan Wahyu,

2016)
46

Tabel 2.5 Intervensi Keperawatan (SIKI)


Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi Rencana Tindakan
Keperawatan
UMUM KHUSUS Kriteria Standar

Keletihan Setelah dilakukan kunjungan Setelah dilakukan Respo Keluarga dan klien Edukasi Aktivitas atau
dalam waktu 2 minggu kunjungan 7x60 menit verbal mampu mengenali Istirahat (I.12362)
diharapkan keletihan membaik keluarga dapat tanda dan gejala Observasi
pada keluarga dengan kriteria Memahami tentang cara keletihan a. Identifikasi kesiapan dan
hasil: mengurangi keletihan kemampuan menerima
1. Tingkat Keletihan keluarga yang mengalami informasi
a. Kemampuan tuberkulosis dengan Terapeutik
melakukan aktivitas kriteria hasil: b. Sediakan materi dan
rutin a. Mampu melakukan media pengaturan
Keluarga dan
(5 meningkat) aktivitas sehari-hari aktivitas dan istirahat
klien mampu
b. Motivasi b. Mampu berfikir c. Jadwalkan pemberian
Respon melakukan
(5 meningkat) positif pendidikan kesehatan
motoric melakukan
c. Verbalisasi lelah sesuai kesepakatan
c. Mampu beristirahat perawatan untuk
(5 menurun) d. Berikan kesempatan pasien
dan tidur teratur meningkatkan
d. Lesu (5 menurun) dan keluarga untuk
kesehatan
e. Gelisah (5 menurun) bertanya
f. Perasaan bersalah Edukasi
(5 menurun) e. Jelaskan pentingnya
g. Pola istirahat melakukan aktivitas fisik
(5 membaik) atau olahraga secara rutin
47

f. Anjurkan menyusun jadwal


aktivitas dan istirahat
g. Ajarkan cara
mengidentifikasi kebutuhan
istirahat (misalnya
kelelahan, sesak nafas saat
aktivitas).
Manajemen Energi (I.05178)
Observasi
a) Identifikasi kelelahan fisik
dan mental
b) Monitor pola dan jam tidur
c) Monitor lokasi dan
ketidaknyamanan selama
melakukan aktivitas
Terapeutik
d) Berikan aktivitas distraksi
yang menenangkan
Edukasi
e) Anjurkan tirah baring
f) Anjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
48

Dukungan kepatuhan
program pengobatan
(I.12361)
Observasi:
a. Identifikasi kepatuhan
menjalankan program
pengobatan
Terapeutik:
b. Buat komitmen menjalankan
program pengobatan dengan
baik
c. Buat jadwal dampingan
keluarga untuk bergantian
menemani pasien selama
program pengobatan
d. Diskusikan hal-hal yang
mendukung dan
menghambat berjalannya
program pengobatan
49

Edukasi
e. Informasikan program
pengobatan yang harus di
jalani
f. Informasikan manfaat yang
akan di peroleh jika teratur
menjalani program
pengobatan
g. Anjurkan keluarga untuk
mendampingi dan merawat
pasien selama menjalani
program pengobatan
h. Anjurkan pasien dan
keluarga melakukan
konsultasi kepelayanan
kesehatan terdekat
50

2.3.4 Implemestasi

Tindakan perawat adalah upaya perawat untuk membantu kepentingan

klien, keluarga, dan komunitas dengan tujuan untuk meningkatkan kondisi

fisik, emosional, psikososial, serta budaya dan lingkungan, tempat mereka

mencari bantuan. Tindakan keperawatan adalah implementasi/pelaksanaan dari

rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik (Kholifah dan Wahyu,

2016).

Tindakan keperawatan keluarga mencakup hal-hal sebagai berikut:

a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah

dan kebutuhan kesehatan dengan cara:

1) memberikan informasi

2) memberikan kebutuhan dan harapan tentang kesehatan.

b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang

dengan cara:

1) mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan

2) mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga

3) mengidentifikasi tentang konsekuensi tipe tindakan.

c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang

sakit, dengan cara:

1) mendemonstrasikan cara perawatan

2) menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah

3) mengawasi keluarga melakukan perawatan.

d. Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana lingkungan

menjadi sehat, yaitu dengan cara:


51

1) menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga

2) melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin.

e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada

dengan cara:

1) mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga

2) membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada

(Kholifah dan Wahyu. 2016).

(Tabel 2.6 Format Pelaksanaana Nomor Diagnosa Keperawatan /Masalah


Kolaborasi)
No.Diagnosa / Tanggal/Pukul Tindakan Paraf
Masalah
kolaborasi

1. Nomor diagnosa keperawatan / masalah kolaborasi

Tuliskan nomor diagnosa keperawatan/masalah kolaboratif sesuai

dengan masalah yang sudah teridentifikasi dalam format diagnosis

keperawatan (Rohmah dan Walid,2019).

2. Tanggal/jam

Tuliskan tanggal, bulan, tahun, dan jam pelaksanaan tindakan

keperawatan secara berurutan (Rohmah dan Walid,2019).

3.Tindakan

Rohmah dan Walid (2019) menjelaskan Tindakan:

a)Tindakan dituliskan berdasarkan urutan pelaksanaan Tindakan.

b)Tindakan dituliskan yang dilakukan beserta hasil/respon pasien dengan

jelas
52

c) Jangan lupa menuliskan nama/jenis obat, dosis, cara memberikan, dan

instruksi medis yang lain dengan jelas.

d) Jangan menuliskan istilah sering, kecil, besar, atau istilah lain yang

dapat menimbulkan persepsi yang berbeda atau masih menimbulkan

pertanyaan. Contoh: "memberikan makan lebih sering dari biasanya".

Lebih baik tuliskan pada jam berapa saja memberikan makan dan dalam

berapa porsi makanan diberikan.

e) Untuk tindakan pendidikan kesehatan, tuliskan "melakukan penkes

tentang....., laporan penkess terlampir

f) Bila penkes dilakukan secara singkat, tuliskan tindakan dan respon

pasien setelah penkes dengan jelas.

4. Paraf

Tuliskan paraf dan nama terang (Rohmah dan Walid, 2019).

2.3.5 Evaluasi

Untuk penilaian keberhasilan tindakan, maka selanjutnya dilakukan

penilaian. Tindakan-tindakan keperawatan keluarga mungkin saja tidak dapat

dilakukan dalam satu kali kunjungan, untuk itu dilakukan secara bertahap,

demikian sama dengan halnya penilaian. Penilaian dilaksanakan dengan

menggunakan pendekatan SOAP (subyektif, obyektif, analisa, dan planning).

S : Hal-hal yang dikemukakan keluarga, misalnya keluarga anak P nafsu

makannya lebih baik.

O : Hal-hal yang ditemukan perawat yang dapat diukur, misalnya anak P

naik BBnya 0,5 kg.

A : Analisa hasil yang telah dicapai, mengacu pada tujuan dan diagnosa
53

P : Perencanaan yang akan datang setelah melihat respons keluarga

Penilaian terhadap asuhan keperawatan juga dilakukan dengan

melakukan penilaian tingkat kemandirian keluarga. Pada saat pengkajian,

kemandirian keluarga dikaji untuk mengetahui tingkat kemandirian keluarga

sebelum diberikan pembinaan atau tindakan keprawatan, sedangkan pada saat

evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat kemandirian keluarga setelah

pembinaan atau tindakan keperawatan dilakukan. Kemandirian keluarga

dibagi dalam empat tingkatan, mulai tingkat paling rendah sampai tingkat

tinggi, sebagai berikut :

Tabel 2.7 Penilaian peningkatan kemandirian keluarga


Tingkat
kemandirian
N
Kriteria
O
1 2 3 4

1 Menerima petugas √ √ √ √

2 Menerima pelayanan sesuai rencana keperawatan √ √ √ √

3 Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara √ √ √


benar

4 Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan sesuai anjuran √ √ √

5 Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai anjuran √ √ √

6 Melakukan tindakan pencegahan secara asertif

7 Melakukan tindakan peningkatan atau promotif secara aktif


54

keluarga dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu Keluarga Mandiri I (KM I),

Keluarga Mandiri II (KM II), dan Keluarga Mandiri III (KM III).

Tabel 2.8 Penilaian tingkat kemandirian keluarga


Kriteria Kategori Skala
Penilaian
Keluarga mengetahui masalah kesehatan Keluarga Skor 1-4
1. Keluarga dapat menyebutkan pengertian, tanda dan Mandiri
gejala dari masalah yang ada (KM I)
2. Keluarga dapat menyebutkan penyebab masalah
3. Keluarga dapat menyabutkan faktor yang
mempengaruhi masalah
4. Keluarga memiliki persepsi positif terhadap masalah
5. Keluarga mengambil keputusan untuk mengatasi Keluarga
masalah Mandiri
6. Masalah dirasakan keluarga Skor 5-7
(KM II)
7. Keluarga dapat menyebut akibat dari masalah tersebut
8. Keluarga membuat keptusan yang tepat untuk
penanganan masalah tersebut
9. Keluarga merawat anggota keluarga yang memiliki Keluarga Skor 8-10
Mandiri
masalah
10. Keluarga dapat menggali dan memanfaatkan sumber (KM III)
daya dan fasilitas yang diperlukan untuk perawatan
(biaya,alat, p3K, Kartu menuju sehat, Kartu Kesehatan)
11. Keluarga terampil melaksanakan perawatan pada
anggota (preventif, promotif, dan kreatif)
10. Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang
mendukung kesehatan

(Padila, 2012).
BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian dalam Karya Tulis Ilmiah ini adalah studi kasus, yaitu

mengeksplorasi masalah “Asuhan keperawatan keluarga Ny.Nw pada Ny.Nw

yang mengalami tuberkulosis dengan masalah keperawatan keletihan di RT

025 RW 008 Desa Wonokusumo Kecamatan Tapen Kabupaten Bondowoso

Tahun 2022”.

3.2 Batasan Istilah

Batasan istilah dalam studi kasus ini adalah Asuhan keperawatan

keluarga Ny.Nw pada Ny.Nw yang mengalami tuberkulosis dengan masalah

keperawatan keletihan di RT 025 RW 008 Desa Wonokusumo Kecamatan

Tapen Kabupaten Bondowoso Tahun 2022.

3.3 Partisipan

Partisipan dalam penyusunan studi kasus ini adalah satu keluarga yang

mengalami masalah keperawatan keletihan dimana salah satu anggota

keluarga dengan diagnosa medis Tuberkulosis dengan Kriteria inklusi dalam

penelitian ini yaitu klien dengan usia 42 tahun, dalam masa pengobatan tidak

lebih dari 3 bulan dan masih mengalami gejala. Di RT 025 RW 008 Desa

Wonokusumo Kecamatan Tapen Kabupaten Bondowoso Tahun 2022.


56

3.4 Lokasi Dan Waktu

Waktu penelitian pada studi kasus ini dilakukan asuhan keperawatan

keluarga Ny.Nw pada Ny.Nw yang mengalami Tuberkulosi dengan masalah

keperawatan Keletihan di RT 025 RW 008 Desa Wonokusumo Kecamatan

Tapen Kabupaten Bondowoso Tahun 2022 dengan 8 kali tatap muka terhitung

mulai tanggal 28 Juni-10 Juli.

3.5 Pengumpulan data

dalam studi kasus “Asuhan Keperawatan Keluarga Ny.Nw pada Ny.Nw

Yang Mengalami Tuberkulosis Dengan Masalah Keperawatan Keletihan di RT

025 RW 008 Desa Wonokusumo Kecamatan Tapen Kabupaten Bondowoso

Tahun 2022” dibagi menjadi 2 yaitu :

a. Persiapan (Administratif)

Pengambilan data kunjungan penderita Tuberkulosis tertinggi di

wilayah Kabupaten Bondowoso Tahun 2021, dimulai dari pengiriman surat

permohonan ijin pengambilan data ke Bakesbangpol Bondowoso, lalu

rekomendasi pengambilan data dari Bakesbangpol menuju ke Kepala Dinas

Kesehatan Kabupaten Bondowoso, kemudian rekomendasi pengambilan data

proposal ke Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso,

terakhir ke Puskesmas wilayah Bondowoso dengan jumlah penderita

Tuberkulosis terbanyak.
57

b. Pelaksanaan pengambilan data klien Tuberkulosis

Yang pertama wawancana yang meliputi wawancara identitas, keluhan,

riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, dan lain lain dengan

menggunakan format pengkajian asuhan keperawatan keluarga yang telah

ditetapkan. Dilanjutkan observasi dan pemeriksaan fisik dengan pendekatan

IPPA (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi) pada sistem tubuh klien. Setelah

itu dilakukan studi dokumentasi (hasil dari pemeriksaan klien). Setelah

mengumpulkan data dan menemukan masalah kemudian merumuskan

diagnosa keperawatan.

Saat menemukan diagnosa keperawatan melakukan penyusunan SLKI

(Standar Luaran Keperawatan Indonesia) dan melaksanakan implementasi

dengan kriteria hasil dari SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)

dan di evaluasi secara sumatif ataupun formatif.

3.6 Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data dimaksudkan untuk menguji kualitas data/informasi

yang diperoleh sehingga menghasilkan data dengan validitas tinggi. Disamping

integritas penulis (karena penulis menjadi instrument utama), uji keabsahan

data dilakukan yaitu dengan:

a. Memperpanjang waktu pengamatan atau tindakan.

b. Sumber informasi tambahan menggunakan triangulasi dari tiga

sumber utama yaitu klien, perawat dan keluarga klien yang berkaitan

dengan masalah yang akan diteliti (Program Studi DIII Keperawatan

Bondowoso, 2017).
58

3.7 Analisa Data

Analisa data dilakukan peneliti dilapangan, sewaktu pengumpulan data

sampai dengan semua data terkumpul. Analisis data dilakukan dengan cara

mengemukakan fakta, selanjutnya membandingkan dengan teori yang ada dan

selanjutnya dituangkan dalam opini pembahasan. Teknik analisis yang

digunakan dengan cara menarasikan jawaban-jawaban yang diperoleh dari

hasil intrepretasi wawancara mendalam yang akan dilakukan untuk menjawab

rumusan masalah. Teknik analisis digunakan dengan cara observasi oleh

penulis dan studi dokumentasi yang menghasilkan data untuk selanjutnya di

intrepretasikan dan dibandingkan teori yang ada sebagai bahan rekomendasi

dalam intervensi tersebut. Urutan dalam analisis sebagai berikut:

a. Pengumpulan data

Data dikumpulkan dari hasil WOD (wawancara, observasi dan

dokumentasi). Hasil ditulis dalam bentuk catatan lapangan, kemudian di salin

dalam bentuk transkrip (catatan terstruktur).

b. Mereduksi data

Data dari hasil WOD (wawancara, observasi dan dokumentasi)

terkumpul dalam bentuk catatan lapangan dijadikan dalam satu bentuk

transkrip dan dikelompokkan menjadi data subjektif dan objektif, dianalisis

berdasarkan hasil pemeriksaan diagnostik kemudian dibandingkan nilai

normal.
59

c. Penyajian data

Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk tabel, gambar, bagan, dan

teks naratif. Kerahasiaan klien dijaga dengan menyamarkan identitas dari klien.

d. Kesimpulan

Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan

dengan hasil penulisan terdahulu dan secara teoritis dengan perilaku

kesehatan. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan cara induksi. Data yang

dikumpulkan terkait dengan data pengkajian, diagnosis, perencanaan,

tindakan dan evaluasi.

3.8 Etika Penelitian

Dicantumkan etika yang mendasar dalam penyusunan studi kasus

terdiri dari:

a. Informed consent ( Persetujuan menjadi klien)

Lembar persetujuan yang akan diberikan responden yang akan diteliti

dan memenuhi kriteria inkulsi dan disertai judul penelitian dan manfaat

penelitian.

b. Anonymity (Tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak mencantumkan nama

responden, tetapi lembar tersebut diberikan kode.

c. Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti dan hanya

kelompok data tertentu yang dilaporkan hasil penelitian (Nursalam, 2013).


BAB 4

HASIL
4.1 Hasil

Hasil yang akan di bahas penulis mengenai masalah yang di hadapi oleh

keluarga binaan serta merujuk pada teori dengan susunan fakta, teori, dan

opini. Hasil asuhan keperawatan keluarga dibawah ini meliputi salah satu

anggota keluarga yang menderita “Tuberkulosis dengan masalah keperawatan

Keletihan” di wilayah kerja Puskesmas Tapen Kabupaten Bondowoso Tahun

2022. Hasil asuhan keperawatan kuluarga Ny. Nw yang meliputi pengakajian,

diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan.

4.1.1 Gambaran Lokasi Pengambilan Data

Lokasi pengambilan data Studi Kasus Asuhan Keperawatan pada

keluarga yang mengalami Tuberkulosis dengan masalah keperawatan

Keletihan. Penelitian ini dilaksanakan pada hari selasa tanggal 28 Juni–10 Juli

2022 di rumah Ny.Nw yang beralamat di RT 025 RW 008 di Desa

Wonokusumo Kecamatan Tapen Kabupaten Bondowoso selama 14 hari dan 9

kali kunjungan yaitu Keluarga Ny.Nw terdiri dari dua anggota keluarga, terdiri

dari satu orang anak. Rumah Ny.Nw yang ditempati berukuran 15 x 6 meter

persegi dengan 2 kamar tidur, 1 ruang tamu dan ruang , 1 dapur dan ruang

makan ventilasi rumah cukup karena sinar matahari langsung masuk melalui

jendela kaca. Rumah Ny.Nw berada di lingkungan yang sejuk terbuka. Kamar

mandi bersih dan air yang digunakan yaitu melalui PAM.

60
61

4.1.2 Pengkajian

Tabel 4.1 Identitas Peneliti


Nama Puskesmas Puskesmas Tapen No.Register -
Nama Perawat Cici Riskiana Tanggal Pengkajian 28 Juni 2022
1. Data Keluarga

Tabel 4.2 Data Keluarga


Nama Kepala Ny.Nw Bahasa sehari-hari Madura
Keluarga
Alamat Rumah & 081258352xxx Yankes terdekat, Jarak 5 km
Telp
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga Alat transportasi Sepeda Motor
Agama & Suku Islam,Madura Status Kelas Sosial Menengah
kebawah
2. Data Anggota Keluarga

Tabel 4.3 Data Anggota Keluarga


DATA ANGGOTA KELUARGA
No Nama Hub dgn Usia J K S Pendidi Pekerj aan Status TTV (TD, Sta
KK u kan Saat Gizi N, S, P) tus
k terakhir Ini (TB, Im
BB, uni
u
BMI) sasi
Dasa
r
1 Ny.Nw KK 42 P Mad SMP IRT TB: 158 TD: Lupa
ura BB: 40 120/90mm
BMI: hg
16,0 N:90x/
menit
S:36,7⁰C
P:22x/
menit
2 An.Mr Anak 5 L Mad TK Tidak TB: 98 TD : - Lengk
ura Bekerja BB: 17 N : ap
BMI:1,7 87x/menit
7 S : 36,9⁰C
P:
20x/menit
LANJUTAN
Status Kesehatan Riwayat
No Nama Alat Bantu/ Protesa
Saatini Penyakit/Alergi
1 Ny.Nw Tongkat Sakit Tidak ada alergi
62

Analisis Masalah Kesehatan:


Klien Ny.Nw mengalami penyakit tuberkulsis sejak kurang lebih tiga bulan, selama sakit
klien tidak bisa jalan sehingga di bantu dengan tongkat dan saat ini klien masih menjalani
pengobatan
B. TAHAP DAN RIWAYAT PERKEMBANGAN KELUARGA
Tahap Perkembangan Keluarga Saat ini : anak dengan usia prasekolah
Tugas Keluarga :
Dapat Dijalankan Tidak Dapat Dijalankan
Bila Tidak Dijalankan, Sebutkan : ..........................................................

C. STRUKTUR KELUARGA
Pola Komunikasi :
Baik Disfungsional
Peran Keluarga :
Tidak Ada Masalah Ada Masalah
Nilai/Norma Keluarga:
Tidak Ada Konflik Nilai Ada Konflik
Pengambilan Keputusan : Pengambilan keputusan di tentukan oleh Ny.Nw sebagai
kepala keluarga

D. FUNGSI KELUARGA
Fungsi Afektif :
Berfungsi Tidak Berfungsi
Fungsi Sosial :
Berfungsi Tidak Berfungsi
Fungsi Ekonomi :
Berfungsi Tidak Berfungsi

E. POLA KOPING KELUARGA


Mekanisme Koping
Efektif Tidak Efektif
Stressor yang dihadapi keluarga : Klien Ny.Nw mengatakan selama sakit Ny.Nw tidak
bisa bekerja sehingga sehari-harinya masih bergantung kepada kakak kandung Ny.Nw
yang merawat Ny.Nw selama sakit
63

3. Genogram
Gambar 4.1 genogram

Keterangan :
: Laki-laki

: Perempuan

: Garis keturunan

: Garis menikah

: Meninggal

: Pasien dengan umur

: Tinggal serumah

4. Denah Rumah
64

Gambar 4.2 Denah Rumah

Kamar I Ruang Tamu


Selatan

Kamar II

Ruang tengah

Dapur

DATA PENUNJANG KELUARGA


65

Rumah dan Sanitasi Lingkungan PHBS Di Rumah Tangga


 Kondisi Rumah  Jika ada Bunifas, Persalinan ditolong
Type rumah : permanen/semi oleh tenaga kesehatan : Ya/ Tidak*
permanen* Tidak ada ibu nifas di keluarga Ny.Nw
Lantai :  Jika ada bayi, Memberi ASI
tanah/plester/keramik,lainnya…. ekslusif : Ya/ Tidak*
Kepemilikan rumah : sendiri / sewa* Tidak ada bayi di keluarga Ny.Nw
 Ventilasi :  jika ada balita, Menimbang balita
Baik (10-15% dari luas lantai): ya/tidak* tiap bln : Ya/ Tidak*
Jendela setiap hari dibuka: ya/tidak* Tidak ada balita di keluarga Ny.Nw
Ventilasi di rumah klien cukup  Menggunakan air bersih untuk
Jendela kaca rumah klien permanen dan makan & minum: Ya/ Tidak*
tidak bisa dibuka Keluarga menggunakan air bersih yang
Pencahayaan Rumah : berasal dari PAM untuk makan dan
Baik/ Tidak* minum
Pencahayaan dirumah klien baik cahaya  Menggunakan air bersih untuk
dapat masuk melalui kaca jendela kebersihan diri: Ya/ Tidak*
 Saluran Buang Limbah : Keluarga menggunakan air bersih yang
Tertutup/terbuka* berasal dari PAM untuk mandi,
Saluran buang limbah tertutup mencuci pakaian, dan mencuci piring
menggunakan paralon yang disalurkan  Mencuci tangan dengan air bersih &
keselokan yang terbuka sabun : Ya/ Tidak*
Air Bersih : Keluarga mencuci tangan dengan air
Sumber air bersih: bersih apabila tampak kotor keluarga
sumur/PAM/sungai/lain-lain*, mencuci tangan menggunakan air
Sebutkan bersih dan sabun
Sumber air bersih keluarga menggunakan  Melakukan pembuangan sampah
PAM pada tempatnya : Ya/ Tidak*
Kualitas air: Kualitas air bersih jernih, Keluarga membuang sampah pada
tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak tempat sampah yang ada didapur
berasa  Menjaga lingkungan rumah tampak
 Jamban Memenuhi Syarat : bersih :ya/tidak
Kepemilikan jamban : ya/tidak* Keluarga menjaga lingkungan rumah
Jenis jamban : leher angsa/cemplung* tampak bersih dengan menyapu lantai
Jarak septic tank dengan sumber air : rumah setiap pagi
Jarak septic tank dengan sumber air (observasi dan validasi)
kurang lebih 10m  Mengkonsumsi lauk dan pauk tiap
 Tempat Sampah: hari :
Kepemilikan tempat Ya/ Tidak*
sampah ;Ya/Tidak* Keluarga mengonsumsi lauk pauk
Jenis : Tertutup/Terbuka * setiap hari
Tempat sampah terbuka yaitu tanah yang  Menggunakan jamban sehat :
digunakan untuk menimbun sampah Ya/ Tidak*
kemudian sampah dibakar Keluarga menggunakan jamban sehat
 Rasio Luas Bangunan Rumah dengan dengan BAB di WC tidak BAB di
66

Jumlah sungai
Anggota Keluarga (8m2/orang) Ya/Tidak  Memberantas jentik di rumah sekali
* seminggu : Ya/ Tidak* (menguras,
15m² x 6m² mengubur, menutup)
Keluarga tidak memberantas jentik
setiap minggu namun menguras kamar
mandi jika kamar mandi terlihat kotor
 Makan buah dan sayur setiap hari :
Ya/ Tidak*
Keluarga makan sayur setiap hari
namun tidak makan buah setiap hari
hanya sesekali
 Melakukan aktivitas fisik setiap
hari : Ya/ Tidak*
Keluarga melakukan aktivitas fisik
setiap hari seperti berjemur, aktivitas
ringan berlatih berjalan, mencuci
piring, mencuci pakaian
Tidak merokok di dalam rumah  : Ya/
Tidak*
Keluarga tidak merokok didalam
rumah
Penggunaan alkohol dan zat adiktif :
ya/tidak
Keluarga tidak menggunakan alkohol
dan zat adiktif

KEMAMPUAN KELUARGA MELAKUKAN TUGAS PEMELIHARAAN


KESEHATAN ANGGOTA KELUARGA
67

1) Adakah perhatian keluarga kepada anggotanya yang menderita sakit:


 Ada  Tidak karena
Keluarga mengatakan Ny.Nw dirawat kakak kandung yaitu Ny.Sy yang rutin
mengingatkan klien untuk minum obat dan membantu klien untuk
meningkatkan kesehatannya.
2) Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yang dialami anggota dalam
keluarganya :  Ya  Tidak
Keluarga mengetahui jika Ny.Nw menderita penyakit tuberkulosis tulang
3) Apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan yang dialami
anggota dalam keluarganya:  Ya  Tidak ,
Keluarga mengatakan tidak begitu mengetahui apa yang menjadi penyebab
masalah kesehatan yang sedang dialami klien Ny.Nw
4) Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan yang dialami
anggota dalam keluarganya :  Ya  Tidak ,
Keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan yang dialami klien
seperti nafsu makannya menurun, keringat dingin, merasa lemah dan tidak
dapat berjalan
5) Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami anggota
dalam keluarganya bila tidak diobati/dirawat :  Ya  Tidak
Keluarga tidak mengetahui komplikasi yang timbul apabila penyakit
tuberkulosis tidak segera di obati
6) Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan yang
dialami anggota keluarganya:
 Keluarga  Tetangga
 Kader  Tenaga kesehatan, yaitu
Keluarga mengatakan mendapatkan informasi tentang masalah kesehatan dari
perawat saat mengambil obat dan kontrol kesehatan
7) Keyakinan keluarga tentang masalah kesehatan yang dialami anggota
keluarganya:
 Tidak perlu ditangani karena akan sembuh sendiri biasanya
 Perlu berobat ke fasilitas yankes
 Tidak terpikir
Keluarga mengatakan masalah kesehatan yang dialami anggota keluarga perlu
untuk segera di tangani
8) Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesehatan yang dialami
anggota keluarganya secara aktif : (bagaimana bentuk tindakan upaya
68

peningkatan kesehatan),  Ya  Tidak, jelaskan


Keluarga mengatakan melakukan upaya peningkatan kesehatan dengan cara
mendukung untuk rutin melakukan pengobatan dan memberikan semangat
untuk meningkatkan kesehatannya
9) Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan yang
dialami anggota keluarganya :  Ya  Tidak , Jelaskan
Keluarga mengatakan mengetahui kebutuhan pengobatan yang harus dijalani
klien secara rutin selama 6 bulan tanpa putus
10) Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan
masalah kesehatan yang dialaminya:  Ya  Tidak, jelaskan
Keluarga selalu membantu mengingatkan klien untuk minum obat tepat waktu,
keluarga juga mengingatkan klien untuk tidak melakukan aktivitas berat
11) Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang
dialami anggota keluarganya:  Ya  Tidak, jelaskan
Keluarga mengatakan tempat makan dan minum klien di pisah dengan tempat
makan dan minum anggota keluarga yang lain, klien juga menggunakan
masker ketika berinteraksi dengan anggota keluarga yang lain
12) Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang
mendukung kesehatan anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan :
 Ya  Tidak, jelaskan
Keluarga mengatakan tidak mengetahui cara untuk memodifikasi lingkungan
untuk mendukung kesehatan klien
13) Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber di masyarakat
untuk mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya:  Ya  Tidak,
jelaskan
Keluarga mengatakan jika sakitnya kambuh keluarga membawa klien
memeriksakan kesehatannya ke perawat yang ada didesa

1. Keluarga Mandiri Tingkat Pertama (KM-I)


Kriteria :
69

a. Menerima petugas Perawatan Kesehatan Masyarakat.


b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana
keperawatan.
2. Keluarga Mandiri Tingkat Dua (KM – II)
Kriteria :
a. Menerima petugas Perawatan Kesehatan Masyarakat.
b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana
keperawatan.
c. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara benar.
d. Melakukan perawatan sederhanas esuai yang dianjurkan.
3. Keluarga Mandiri Tingkat Tiga (KM – III)
Kriteria :
a. Menerima petugas Perawatan Kesehatan Masyarakat.
b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana
keperawatan.
c. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara benar.
d. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif.
e. Melakukan perawatan sederhan asesuai yang dianjurkan.
f. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif.
4. Keluarga Mandiri Tingkat Empat (KM – IV)
Kriteria:
a. Menerima petugas Perawatan Kesehatan Masyarakat.
b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana
keperawatan.
c. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara benar.
d. Memanfaatkan fasilitas pelayanan sesuai anjuran.
e. Melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan.
f. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif.
g. Melaksanakan tindakan promotif secara aktif
70

KEMANDIRIAN KELUARGA
Kriteria :
1. Menerima petugas puskesmas Kemandirian I : Jika memenuhi kriteria
2. Menerima yankes sesuai rencana 1&2
3. Menyatakan masalah kesehatan Kemandirian II : jika memenuhi kriteria 1
secara benar s.d 5
4. Memanfaatkan faskes sesuai anjuran Kemandirian III : jika memenuhi kriteria
5. Melaksanakab perawatan sederhana 1 s.d 6
sesuai anjuran Kemandirian IV : Jika memenuhi kriteria
6. Melaksanakan tindakan pencegahan 1 s.d 7
secara aktif
7. Melaksanakan tindakan promotif
secara aktif
Kategori :
Kemandirian I Kemandirian II

Kemandirian III Kemandirian IV


Contoh : Centang (kemandirian I) apabila keluarga memenuhi kreteria 1&2.


71

1. Pengkajian individu yang sakit

Tabel 4.4 Pengkajian individu yang sakit

Nama Individu yang Sakit : Ny.Nw Diagnosa Medis : Tuberkulosis Tulang

Sumber dana Kesehatan : Rujukan Dokter/ Rumah Sakit :-

Keadaan Umum : Sirkulasi / Cairan Perkemihan : normal Pernapasan :


Baik
Klien tidak
Kesadaran : tampak sesak
Edema : Tidak Pola BAK :
composmentis
GCS ada Bunyi Sianosis : tidak
Jantung : S1 S2 6-7x/hari, Vol ±1500
456 ada Sekret :
tunggal ml/hari
tidak terdapat
sekret
Hematuria : tidak
Irama : reguler
adaPoliu ria :tidak
TTV : Wheezing :
Asites : tidak ada ada Oliguria : tidak
tidak ada
TD:120/90mmhg Akral :hangat ada Disuria : tidak
Ronki : tidak
N : 90x/mnt ada Inkontinensia :
ada
RR : 22x/mnt tidak ada
Otot Bantu
Tanda Perdarahan : Retensi : tidak ada Nafas : tidak
Purpura / Nyeri saat BAK : ada
Takikardia Hematoma/petekie/ tidak ada Alat Bantu
Bradikardia tubuh hematemesis Nafas : tidak
teraba hangat / melena/ epitaksis/ ada
Menggigil : Tidak :tidak ada Dispnea : tidak
ada Kemampuan BAK : Sesak :tidak
Mandiri/ bantuan Stidor : tidak
Tanda Anemia : sebagian/ ada
Tidak ada tergantung Krepitasi : tidak
Konjungtiva : ada
Tidak anemis
Lidah : bersih
Bibir : pucat Alat Bantu :
Akral : hangat Tidak/ya

Tanda
Dehidrasi :
Tidak ada

Mata Cekung
atau/Turgor
kulitberkurang/
bibir kering
72

Pencernaan : normal Muskuloskeletal : Neurosensori :


Mual : tidak ada 5 5 Fungsi Penglihatan :Normal
Muntah : tidak ada Fungsi Perabaan Normal
Kembung : tidak ada 4 4 Buram : tidak ada
Kesemutan : Ada
Nafsu Makan : cukup Ekstremitas Alat Bantu : Tidak Ada
Sulit Menelan : tidak ada Atas : kedua Disorientasi : Tidak ada
Disphagia : tidak ada Bau tangan bergerak Parese : Tidak ada
nafas bebas Visus Normal
tidak ada Kerusakan gigi/ Halusinasi : Tidak ada
gusi/ lidah/ geraham/ Ekstremitas Bawah : Disatria : Tidak ada
rahang/ palatum kaki kanan dan kiri
lemah
Distensi Abdomen : tidak Fungsi Pendengaran : baik
ada Berjalan : Mandiri Amnesia : tidak ada
Bising Usus : 9x/mnt menggunkan alat Paralisis : Tidak ada
Konstipasi : Tidak bantu Kurang jelas : Tidak ada
Abdomen : tidak ada Reflek patologis : Normal
Riwayat Obat : ada Alat Bantu: Tuli : Tidak ada
Diet khusus : tidak ada Tidak/ya Kejang : Tidak ada
Kebiasaan makan minum : Alat bantu : Tidak ada
Mandiri/ bergantung Nyeri Tinitus : Tidak ada
sebagian/ bergantung Tidak/ ya
Fungsi Penciuman : normal
Alergi Fungsi Perasa : normal
makanan/minuman :
tidak/ ya
Alat bantu :
Tidak/ya

Kulit Tidur istirahat : Tidak teratur tidur


Jaringan parut memar laserasi Ulserasi pus siang, tidur malam sering terbangun
: tidak ada Bulae/lepuh/perdarahan bawah Susah tidur : iya
kulit Krustae : tidak ada Waktu tidru : Siang 1jam, malam 5
Luka bakar kulit......derajat : Tidak ada jam/hari
Perubahan warna : Tidak ada Bantuan Obat : Tidak ada
Dekubitus : grade.....lokasi : tidak ada

Keterangan tambahan terkait individu:


1. Klien dan keluarga mengatakan mengetahui penyakit yang diderita klien yaitu
tuberkulosis sekitar tiga bulan yang lalu
2. Klien mengatakan tidak dapat berjalan sejak tiga bulan yang lalu
3. Klien mengatakan sering tidak dapat tertidur dimalam hari
73

4.1.3 Analisa Data

Tabel 4.5 Analisa Data

No Tanggal/ Data Kemungkinan Diagnosa


Jam Penyebab Keperawatan

1 28 Juni Data Subyektif : Ketidakmampuan Keletihan


2022 / a. Keluarga Ny.Sy mengatakan keluarga mengenal
15.00 mengetahui penyakit yang di masalah kesehatan
alami Ny.Nw yaitu tuberkulosis tentang
sejak tiga bulan lalu tuberkulosis
b. Keluarga dan klien mengatakan
tidak mengetahui apa penyebab
dari penyakit yang dialami saat
ini
c. Keluarga dan klien mengatakan
tidak bisa berjalan sejak tiga
bulan lalu dan jika berjalan
dibantu menggunakan alat bantu
tongkat
d. Keluarga dan klien mengatakan
sering tidak bisa tertidur
dimalam hari
e. Klien Ny.Nw mengatakan
badannya terasa lemah
f. Keluarga Ny.Sy mengatakan
klien tidak bisa melakukan
aktifitas secara maksimal
g. Keluarga Ny.Sy mengatakan
merawat dan menanggung
pengobatan klien selama sakit
h. Klien Ny.Nw mengatakan tidak
dapat menjalankan tanggung
jawab secara maksimal karna
selama sakit tidak dapat bekerja
Data Objektif
a. Keadaan umum klien tampak lemah
b. Tanda – tanda Vital :
TD : 120/90 mmhg
N : 90x/menit
RR : 22x/menit
S : 36,6⁰C
c. Keluarga tampak mendampingi
klien selama dilakukan kunjungan
d. Klien tampak berjalan
menggunakan alat bantu tongkat
e. Klien tampak lemas
f. Keluarga terlihat
bersemangat untuk
meningkatkan pola hidup
sehat
g. Keluarga terlihat
mendukunng pengobatan
h. Keluarga tampak menerima
kedatangan peneliti dengan
74

baik
4.1.4 Diangnosa Keperawatan

Tabel 4.6 Diagnosa Keperawatan


Klien Diagnosa Keperawatan
Ny. Nw Keletihan

4.1.5 Skoring Diagnosa Keperawatan


Tabel 4.7 Skoring Diagnosa Keperawatan
Kriteria Skor Bobot Skoring Pembenaran

Sifat Masalah Klien Ny.Nw mengalami penyakit


Promkes 3 tuberkolosis paru sejak kurang lebih
Aktual 3 1 3/3x1=1 tiga bulan yang lalu, yang
Risiko 2 menyebabkan klien harus menjalani
Krisis Mendatang 1 pengobatan dan aktifitas nya
menjandi terganggu akibat klien
tidak dapat berjalan
Modifikasi Klie dan keluarga memiliki
kondisi/masalah semangat untuk dapat
Mudah 2 meningkatkan kesehatannya dengan
Sebagian 1 2 1/2x2=1 cara patuh dalam menjalani
Tidak dapat 0 pengobatan

Potensial masalah untuk klien melakukan pencegahan agar


di cegah tidak menularkan dengan anggota
Tinggi 3 kelurga yang lain dengan cara
Cukup 2 1 1/3x1=1/3 memakai masker dan tempat makan
Rendah 1 dipisah dengan anggota keluarga
yang lain
Ciri khas Klien dan keluarga mengatakan
Segera 2 masalah kesehatan saat ini perlu
Tidak perlu segera 1 1 2/2x1=1 untuk segera di tangani
Tidak dianggap 0

JUMLAH 1/3 3
75
76

4.1.6 Intervensi Keperawatan

Tabel 4.8 Intervensi keperawatan

Diagn Tujuan Evaluasi Intervensi


osa Umum Khusus Kriteria Standar
Keper
awata
n
Keletihan pada Setelah dilakukan 8x Setelah dilakukan Edukasi Aktivitas atau
Ny.Nw
kunjungan diharapkan kunjungan 8x60 menit Istirahat (I.12362)
dikeluarga
Ny.Nw yang keletihan membaik keluarga mampu Observasi
berhubungan
dengan kriteria hasil: mengenal masalah a. Identifikasi kesiapan dan
dengan ketidak
mampuan 1. Tingkat Keletihan kesehatan dengan kemampuan menerima informasi
keluarga
1. Tenaga kriteria hasil : Terapeutik
mengenal
masalah (5 meningkat) TUK 1 : Keluarga dan klien h. Sediakan materi dan media
kesehatan yang
2. Kemampuan Mampu mampu mengenali tanda pengaturan aktivitas dan istirahat
ditandai
dengan Ny.Nw melakukan aktifitas beristirahat dan Verbal gejala keletihan dan i. Jadwalkan pemberian pendidikan
mengatakan
rutin tidur teratur mampu istirahat tidur kesehatan sesuai kesepakatan
badannya
terasa lemah (5 meningkat) dengan teratur j. Berikan kesempatan pasien dan
(D.0057)
3. Lesu keluarga untuk bertanya
(5 meningkat) Edukasi
4. Sakit kepala TUK 2 : Keluarga dan klien k. Jelaskan pentingnya melakukan
Psikomotor
(5 menurun) Mampu mampu melakukan aktivitas fisik atau olahraga secara
5. Gelisah menjalankan perawatan dan rutin
( 5 menurun) pengobatan pengobatan rutin untuk l. Anjurkan menyusun jadwal aktivitas
dengan rutin
77

meningkatkan kesehatan dan istirahat

6. Selera makan TUK 3 : Klien mampu m.Ajarkan cara mengidentifikasi


psikomotor melakukan aktivitas
(5 membaik) Mampu kebutuhan istirahat (misalnya
sehari-hari tanpa
7. Pola istirahat melakukan menggunkan alat bantu kelelahan, sesak nafas saat aktivitas).
(5 membaik) aktivitas sehari- Manajemen Energi (I.05178)
hari Observasi
g) Identifikasi kelelahan fisik dan
mental
h) Monitor pola dan jam tidur
i) Monitor lokasi dan ketidaknyamanan
selama melakukan aktivitas
Terapeutik
j) Berikan aktivitas distraksi yang
menenangkan
Edukasi
k) Anjurkan tirah baring
l) Anjurkan melakukan aktivitas secara
bertahap
Dukungan kepatuhan
program pengobatan
(I.12361)
Observasi:
78

i. Identifikasi kepatuhan menjalankan


program pengobatan

Terapeutik:
j. Buat komitmen menjalankan program
pengobatan dengan baik
k.Buat jadwal dampingan keluarga
untuk bergantian menemani pasien
selama program pengobatan
l. Diskusikan hal-hal yang mendukung
dan menghambat berjalannya program
pengobatan
79

4.1.7 Implementasi dan Evaluasi keperawatan

Tabel 4.9 Implementasi kunjungan 1


Selasa, 28 Juni 2022
Diagnosa Kunjungan Ke-1
Keperawatan Implementasi
80

Keletihan pada 15.30 1. Membina hubungan saling percaya terhadap keluarga dan klien
Ny.Nw
Respon : Keluarga dan klien kooperatif menerima perawat dengan baik
dikeluarga
Ny.Nw yang 15.35 2. Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan perawat melakukan asuhan keperawatan pada keluarga dan klien selama 8x
berhubungan
kunjungan
dengan ketidak
mampuan Respon : keluarga dan klien mengatakan setuju untuk menjadi keluarga binaan, dibuktikan dengan klien mau
keluarga
mentandatangani lembar persetujuan (inform consent)
mengenal
masalah 3. Mengidentifikasi kesiapan keluarga dan klien untuk terlibat dalam asuhan keperawatan
15.50
kesehatan yang
Respon : keluarga dan klien antusias dan mau terlibat dalam asuhan keperawatan
ditandai dengan
Ny.Nw 4. Mengidentifikasi tentang kondisi yang dialami klien saat ini
mengatakan 15.55
Respon : Keluarga dan klien menyampaikan keluhan yang dirasakannya, dibuktikan dengan pernyataan klien mengatakan
badannya
terasa lemah “saya menderita sakit tuberkulosis paru sejak kurang lebih 3 bulan dan semenjak sakit saya tidak bisa berjalan sehingga
(D.0057)
harus menggunakan tongkat, tidur saya juga sering terganggu kadang tidak bisa tidur
Karna pinggang saya kadang sakit seperti mau patah, saya sehari-hari dibantu dengan mbak saya yang merawat saya
selama sakit”.
5. Kontrak waktu dengan keluarga dan klien untuk kunjungan ke-2
16.10 Respon : Keluarga dan klien menyetujui waktu pertemuan yang ditentukan peneliti

Tabel 4.10 Evaluasi kunjungan 1


Selasa, 28 Juni 2022
Diagnosa Kunjungan Ke-1
Keperawatan Evaluasi
81

Keletihan pada 16:20 S:


Ny.Nw
a) Keluarga Ny.Sy mengatakan menyetujui lembar inform consent yang dibuat peneliti
dikeluarga
Ny.Nw yang b) Keluarga dan klien mengatakan menderita penyakit tuberkulosis paru sejak kurang lebih tiga bulan lalu
berhubungan
c) Keluarga dan klien mengatakan tidak bisa berjalan sehingga jika berjalan menggunakan alat bantu tongkat
dengan ketidak
mampuan d) Keluarga dan klien mengatakan tidurnya sering terganggu
keluarga
e) Klien Ny.Nw mengatakan tidak dapat melakukan aktivitas secara maksimal sehingga klien dibantu kakak kandung
mengenal
masalah klien yaitu Ny.Sy
kesehatan yang
O:
ditandai dengan
Ny.Nw a) Keluarga terlihat menerima perawat dengan baik
mengatakan
b) Keadaan umum klien Ny.Nw tampak lemah
badannya
terasa lemah c) Klien tampak menggunakan tongkat saat berjalan
(D.0057)
d) Keluarga klien ikut serta mendampingi klien selama kunjungan penelitian
A : Masalah belum teratasi
P : Pertahankan TUK 1

Tabel 4.11 Implementasi kunjungan 2


Rabu, 29 Juni 2022
Diagnosa Kunjungan Ke-2
Keperawatan Implementasi
82

Keletihan pada 15.30 1.Membina hubungan saling percaya terhadap keluarga dan klien
Ny.Nw
Repon : keluarga dan klien menerima perawat dengan baik
dikeluarga
Ny.Nw yang 15:35 2.Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan keluarga dan klien menerima informasi tentang aktifitas dan istirahat
berhubungan
Respon : keluarga dan klien bersedia mendengarkan penjelasan yang akan diberikan
dengan ketidak
mampuan 15:40 3. Menyediakan materi dan menjelaskan menggunakan media leaflet tentang pengaturan aktivitas dan istirahat
keluarga
Respon : keluarga dan klien memahami penjelasan yang di berikan, dibuktikan dengan pernyataan klien mengatakan “iya
mengenal
masalah mbak saya sering berjemur kalo pagi cuman kalo istirahat saya tidur suka kebangun kadang ya dak tidur sampe pagi”
kesehatan yang
4. Memberikan kesempatan keluarga dan klien untuk bertanya tentang aktivitas dan istirahat
ditandai dengan 16:00
Ny.Nw Respon : keluarga dan klien dapat memahami penjelasan tentang aktivitas istirahat yang dijelaskan
mengatakan
5. Memeriksa tanda-tanda vital
badannya 16:05
terasa lemah Respon : TD : 120/90 mmhg, rr : 22x/menit
(D.0057)
6. Kontrak waktu dengan keluarga dan klien untuk kunjungan ke-3
16.10
Respon : Keluarga dan klien menyetujui waktu pertemuan yang ditentukan peneliti

Tabel 4.12 Evaluasi kunjungan 2


Rabu, 29 Juni 2022
Diagnosa Kunjungan Ke-2
83

Keperawatan Evaluasi

Keletihan pada 16:20 S:


Ny.Nw
a) Keluarga dan klien mengatakan Ny.Nw masih tidak bisa berjalan sehingga jika berjalan menggunakan alat bantu
dikeluarga
Ny.Nw yang tongkat
berhubungan
b) Keluarga dan klien mengatakan tidurnya masih sering terganggu
dengan ketidak
mampuan c) Klien Ny.Nw mengatakan tidak dapat melakukan aktivitas secara maksimal sehingga klien dibantu kakak kandung
keluarga
klien yaitu Ny.Sy
mengenal
masalah d) Keluarga dan klien mengatakan memahami macam macam aktifitas istirahat yang dapat dilakukan
kesehatan yang
e) Keluarga dan klien mengatakan bersedia menerapkan aktifitas istirahat yang telah di anjurkan
ditandai dengan
Ny.Nw O:
mengatakan
a) Keluarga dan Klien terlihat menerima perawat dengan baik
badannya
terasa lemah b) Keadaan umum klien Ny.Nw tampak lemah
(D.0057)
c) Klien tampak menggunakan tongkat saat berjalan
d) Keluarga dan klien menerima penjelasan yang disampaikan
e) Keluarga klien ikut serta mendampingi klien selama kunjungan penelitian
f) TD : 120/90 mmhg, rr : 22x/menit
A : Masalah belum teratasi
P : Pertahankan TUK 1

Tabel 4.13 Implementasi kunjungan 3


84

Sabtu, 02 Juli 2022


Diagnosa Kunjungan Ke-3
Keperawatan Implementasi

Keletihan 15:30 1. Membina hubungan saling percaya antara keluarga dan klien
pada Ny.Nw
Respon : keluarga dan klien menerima perawat dengan baik
dikeluarga
Ny.Nw yang 15:35 2. Mengidentifikasi kesiapan keluarga dan klien dalam menerima informasi
berhubungan
Respon : keluarga dan klien mengatakan bersedia menerima informasi yang akan di sampaikan
dengan
ketidak 15:40 3.Menjelaskan kembali macam-macam aktifitas istirahat
mampuan
Respon : keluarga dan klien dapat menyebutkan macam-macam aktifitas istirahat, dibuktikan dengan pernyataan klien
keluarga
mengenal mengatakan “ya mbak kalo aktifitas itu kayak berjemur,berlajar berjalan, kalo istirahat ya tidur harus teratur,jangan tidur
masalah
siang biar malamnya bisa tidur”.
kesehatan
yang ditandai 4. Menjelaskan pentingnya melakukan aktivitas fisik ringan secara rutin seperti belajar berjalan dan berjemur dipagi hari
dengan 15:55
Respon : klien dapat memahami dan bersedia menerapkan aktifitas ringan yang dianjurkan yaitu berlatih berjalan dan rutin
Ny.Nw
mengatakan berjemur di pagi hari
badannya
5. Memberikan kesempatan keluarga dan klien untuk bertanya tentang aktifitas fisik ringan yang telah dianjurkan
terasa lemah
16:10
(D.0057) Respon : Keluarga dan klien memahami penjelasan yang telah disampaikan
6. Kontrak waktu dengan keluarga dan klien untuk kunjungan ke-4
16:15 Respon : keluarga dan klien menyetujui waktu penelitian yang di tentukan peneliti

Tabel 4.14 Evaluasi kunjungan 3


Sabtu, 02 Juli 2022
Diagnosa Kunjungan Ke-3
85

Keperawatan Evaluasi

Keletihan pada 16:20 S:


Ny.Nw
a) Keluarga mengatakan klien Ny.Nw masih tidak bisa berjalan sehingga jika berjalan menggunakan alat bantu tongkat
dikeluarga
Ny.Nw yang b) Klien Ny.Nw mengatakan tidak dapat melakukan aktivitas secara maksimal sehingga klien dibantu kakak kandung
berhubungan
klien yaitu Ny.Sy
dengan ketidak
mampuan c) Keluarga dan klien mengatakan telah menerapkan pola istirahat tidur sesuai anjuran
keluarga
d) Keluarga dan klien mengatakan memahami penjelasan yang diberikan tentang pentingnya melakukan aktifitas fisik
mengenal
masalah e) Keluarga dan klien mengatakan bersedia melakukan aktifitas fisik sesuai anjuran
kesehatan yang
O:
ditandai dengan
Ny.Nw a) Keadaan umum klien Ny.Nw tampak cukup
mengatakan
b) Klien tampak menggunakan tongkat saat berjalan
badannya
terasa lemah c) Keluarga dan klien menerima penjelasan yang disampaikan
(D.0057)
d) Keluarga dan klien terlihat mampu menyebutkan kembali macam-macam aktifitas istirahat
e) Keluarga dan klien tampak memahami penjelasan yang diberikan
A : Masalah teratasi sebagian
P : Pertahankan TUK 1

Tabel 4.15 Implementasi kunjungan 4


86

Senin, 04 Juli 2022


Diagnosa Kunjungan Ke-4
Keperawatan Implementasi

Keletihan pada 15:30 1. Membina hubungan saling percaya antara keluarga dan klien
Ny.Nw
Respon : keluarga dan klien menerima perawat dengan baik
dikeluarga
Ny.Nw yang 15:35 2. Mengidentifikasi kesiapan keluarga dan klien dalam menerima informasi
berhubungan
Respon : keluarga dan klien mengatakan bersedia menerima informasi yang akan di sampaikan
dengan ketidak
mampuan 15:40 3. Mengajarkan cara mengidentifikasi kebutuhan istirahat pada klien misalnya saat klien merasa kelelahan dan lemas
keluarga
Respon : klien dapat mengetahui kapan klien ingin beristirahat dan kapan harus beraktifitas, dibuktikan dengan
mengenal
masalah pernyataan klien mengatakan “iya mbak saya kalo sudah sakit pinggang saya bawa istirahat kalo sudah dak sakit saya
kesehatan yang
bawa belajar jalan”
ditandai dengan
Ny.Nw 4. Menganjurkan menyusun jadwal aktifitas dan istirahat sesuai kebutuhan
mengatakan 15:55
Respon : keluarga dan klien dapat menyusun jadwal aktifitas dan istirahat sesuai kebutuhan yang di inginkan klien,
badannya
terasa lemah dibuktikan dengan pernyataan klien mengatakan “kalo pagi saya berjemur sambil belajar berjalan”
(D.0057)
5. Memeriksa tanda-tanda vital
16:10
Respon : TD : 110/80 mmhg, rr : 22x/menit
6. Memberikan kesempatan keluarga dan klien untuk bertanya
16:15 Respon : keluarga dan klien dapat memahami dan menerima penjelasan yang diberikan
7.Kontrak waktu dengan keluarga dan klien untuk kunjungan ke-5
16:20 Respon : keluarga dan klien menyetujui waktu kunjungan yang di tentukan peneliti

Tabel 4.16 Evaluasi kunjungan 4


87

Senin, 04 Juli 2022


Diagnosa Kunjungan Ke-4
Keperawatan Evaluasi

Keletihan pada 16:20 S:


Ny.Nw
a) Keluarga dan klien mengatakan tidak dapat tidur jika nyeri pinggangnya kambuh
dikeluarga
Ny.Nw yang b) Keluarga dan klien mengatakan jika nyerinya tidak kambuh klien tidur pukul 9 malam dan bangun pukul 5 pagi, jika
berhubungan
nyerinya kambuh klien hanya bisa tidur 2jam terkadang tidak tidur sampai pagi
dengan ketidak
mampuan c) Keluarga dan klien mengatakan Ny.Nw masih tidak bisa berjalan sehingga jika berjalan menggunakan alat bantu
keluarga
tongkat
mengenal
masalah d) Keluarga dan klien mengatakan klien masih tidak dapat melakukan aktivitas secara maksimal sehingga klien dibantu
kesehatan yang
kakak kandung klien yaitu Ny.Sy
ditandai dengan
Ny.Nw O:
mengatakan
a) Keadaan umum klien Ny.Nw tampak baik
badannya
terasa lemah b) Klien tampak menggunakan tongkat saat berjalan
(D.0057)
c) Kakak kandung klien Ny.Sy tampak selalu mendukung untuk membantu meningkatkan kesehatan klien
d) Keluarga dan klien tampak menerima penjelasan yang disaampaikan
e) TD : 110/80 mmhg, rr : 22x/menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Pertahankan TUK 1 lanjut TUK 2
88

Tabel 4.17 Implementasi kunjungan 5

Selasa, 05 Juli 2022


Diagnosa Kunjungan Ke-5
Keperawatan Implementasi

Keletihan pada 15:30 1.Membina hubungan saling percaya antara keluarga dan klien
Ny.Nw
Respon : keluarga dan klien menerima perawat dengan baik
dikeluarga
Ny.Nw yang 15:35 2.Mengidentifikasi kesiapan keluarga dan klien menerima informasi yang akan diberikan
berhubungan
Respon : keluarga dan klien mengatakan bersedia menerima informasi yang akan diberikan
dengan ketidak
mampuan 15:4 3.Mengidentifikasi kelelahan fisik yang dikeluhkan klien
keluarga
Respon : klien mengatakan sulit untuk tertidur dimalam hari akibat nyeri pinggang seperti mau patah
mengenal
masalah 4.Memonitor pola istirahat dan jam tidur klien
16:55
kesehatan yang
Respon : Keluarga mengatakan klien tidurnya tidak teratur terkadang hanya dapat tertidur 2-3 jam
ditandai dengan
Ny.Nw 5.Mengidentifikasi lokasi dan ketidaknyamanan yang dirasakan selama aktifitas dan istirahat
16:05
mengatakan
Respon : Keluarga mengatakan klien sering merasa pusing, nyeri di bagian pinggang dan kaki sering merasa kesemutan
badannya
terasa lemah 6.Mengajarkan aktifitas distraksi yang dapat menenangkan dan mengurangi nyeri dengan kompres air hangat
(D.0057) 16:15
Respon : Keluarga dan klien dapat melakukan cara kompres hangat untuk mengurangi nyeri
7.Memeriksa tanda-tanda vital
16:25
Respon : 120/90 mmhg, rr : 23x/menit
8.Memberikan kesempatan keluarga dan klien untuk bertanya
16:30
Respon : keluarga dan klien mengatakan akan menerapkan terapi kompres hangat yang telah disarankan
9.Kontrak waktu dengan keluarga dan klien untuk kunjungan ke-6
16:35 Respon : keluarga dan klien menyetujui waktu kunjungan yang di tentukan peneliti
89

Tabel 4.18 Evaluasi kunjungan 5


Selasa, 05 Juli 2022
Diagnosa Kunjungan Ke-5
Keperawatan Evaluasi

Keletihan pada 16:20 S:


Ny.Nw
a) Keluarga mengatakan klien Ny.Nw tidak dapat tertidur dimalam hari akibat nyeri pinggang seperti mau patah
dikeluarga
Ny.Nw yang b) Keluarga dan klien mengatakan mengetahui cara kompres hangat dengan botol yang diberi air hangat
berhubungan
c) Keluarga dan klien mengatakan akan menerapkan kompres hangat jika nyeri pinggangnya kambuh
dengan ketidak
mampuan d) Kakak kandung klien Ny.Sy mengatakan bersedia membantu klien selama melakukan perawatan
keluarga
O:
mengenal
masalah a) Keadaan klien terlihat cukup baik
kesehatan yang
b) Klien masih menggunakan tongkat saat berjalan
ditandai dengan
Ny.Nw c) Keluarga dan klien menerima penjelasan yang disampaikan
mengatakan
d) TD : 120/90 mmhg, rr : 23x/menit
badannya
terasa lemah A : Masalah teratasi sebagian
(D.0057)
P : Pertahankan TUK 1 dan TUK 2
lanjut TUK 3
90

Tabel 4.19 Implementasi kunjungan 6

Kamis, 07 Juli 2022


Diagnosa Kunjungan Ke-6
Keperawatan Implementasi

Keletihan pada 15:30 1. Membina hubungan saling percaya antara keluarga dan klien
Ny.Nw
Respon : keluarga dan klien menerima perawat dengan baik
dikeluarga
Ny.Nw yang 15:35 2.Mengidentifikasi kesiapan keluarga dan klien menerima informasi yang akan diberikan
berhubungan
Respon : keluarga dan klien mengatakan bersedia menerima informasi yang akan diberikan
dengan ketidak
mampuan 15:40 3.Menanyakan kondisi dan perkembangan klien kepada keluarga
keluarga
Respon : kakak kandung klien mengatakan klien dapat tidur dengan teratur dan berlatih berjalan tidak menggunakan
mengenal
masalah tongkat
kesehatan yang
4.Memberikan media pamflet tentang jadwal melakukan aktifitas sehari-hari
ditandai dengan 15:55
Ny.Nw Respon : keluarga dan klien mengatakan akan menerapkan aktifitas sesuai jadwal yang diberikan
mengatakan
5.Menganjurkan klien untuk melakukan aktifitas secara bertahap
badannya 16:05
terasa lemah Respon : keluarga mengatakan klien dapat melakukan aktifitas sehari-hari seperti mencuci piring, mencuci baju dan
(D.0057)
menyapu
16:10
6.Memberikan kesempatan keluarga dan klien untuk bertanya
Respon : keluarga dan klien memahami penjelasan yang telah disampaikan
16:15
7.Kontrak waktu dengan keluarga dan klien untuk kunjungan ke-7
Respon : keluarga dan klien menyetujui waktu kunjungan yang di tentukan peneliti
91

Tabel 4.20 Evaluasi kunjungan 6


Kamis, 07 Juli 2022
Diagnosa Kunjungan Ke-6
Keperawatan Evaluasi

Keletihan pada 16:20 S:


Ny.Nw
a) Kakak kandung klien Ny.Sy mengatakan klien sudah dapat tidur dengan teratur dan nyeri pinggangnya berkurang
dikeluarga
Ny.Nw yang b) Keluarga mengatakan klien berlatih berjalan tidak menggunakan tongkat
berhubungan
c) Klien Ny.Nw mengatakan akan melakukan aktifitas sesuai yang telah disarankan
dengan ketidak
mampuan d) Keluarga mengatakan dapat melakukan aktifitas seperti cuci piring,cuci baju dan menyapu
keluarga
O:
mengenal
masalah a) Perkembangan kesehatan klien Ny.Nw terlihat semakin baik
kesehatan yang
b) Klien Ny.Nw tampak berjalan tidak menggunakan tongkat
ditandai dengan
Ny.Nw c) Klien Ny.Nw tampak lebih bugar
mengatakan
A : Masalah teratasi sebagian
badannya
terasa lemah P : Pertahankan TUK 1 dan TUK 2
(D.0057)
Lanjut TUK 3
92

Tabel 4.21 Implementasi kunjungan 7

Sabtu, 09 Juli 2022


Diagnosa Kunjungan Ke-7
Keperawatan Implementasi

Keletihan pada 15:30 1. Membina hubungan saling percaya antara keluarga dan klien
Ny.Nw
Respon : keluarga dan klien dapat menerima perawat dengan baik
dikeluarga
Ny.Nw yang 15:35 2. Mengidentifikasi kesiapan keluarga dan klien menerima informasi yang akan diberikan
berhubungan
Respon : keluarga dan klien bersedia menerima informasi yang akan diberikan
dengan ketidak
mampuan 15:40 3.Menanyakan kondisi dan perkembangan klien kepada keluarga
keluarga
Respon : kakak kandung klien mengatakan klien sudah berjalan tidak menggunakan tongkat dan sudah memulai
mengenal
masalah pengobatan tahap kedua
kesehatan yang
4.Mengidentifikasi kepatuahan menjalankan program pengoabatan
ditandai dengan 15:50
Ny.Nw Respon : klien mengatakan rutin dalam pengobatan dibantu dengan kakak kandung yang mendukung pengobatan
mengatakan
5.Mendiskusikan dengan keluarga dan klien hal-hal yang dapat menghambat pengobatan
badannya 16:00
terasa lemah Respon : keluarga mengatakan terkadang lupa untuk minum obat
(D.0057)
6.Membuat jadwal pengobatan yang baik dengan melibatkan keluarga
16:05
Respon : keluarga mengatakan akan melakukan dukungan pengobatan dengan baik
7.Informasikan program pengobatan yang harus dijalani pada klien yang baru masuk pengobatan tahap dua
16:15
Respon : keluarga dan klien mengatakan memahami penjelasan yang diberikan
8.Memberikan kesempatan keluarga dan klien untuk bertanya
16:20 Respon : klien menanyakan apakah boleh diselingi dengan meminum jamu
9.Kontrak waktu dengan keluarga dan klien untuk kunjungan ke-8
93

16:25 Respon : keluarga dan klien menyetujui waktu kunjungan yang ditentukan peneliti
Tabel 4.22 Evaluasi kunjungan 7
Sabtu, 09 Juli 2022
Diagnosa Kunjungan Ke-7
Keperawatan Evaluasi

Keletihan pada 16:30 S:


Ny.Nw
a) Keluarga dan klien mengatakan tidurnya sudah teratur
dikeluarga
Ny.Nw yang b) Keluarga Ny.Sy mengatakan klien dapat melakukan aktifitas secara mandiri
berhubungan
c) Keluarga Ny.Sy mengatakan klien sudah berjalan tidak menggunakan tongkat
dengan ketidak
mampuan d) Keluarga Ny.Sy mengatakan klien sudah masuk pengobatan tahap dua
keluarga
e) Keluarga Ny.Sy mengatakan akan selalu mendukung pengobatan dan perawatan klien
mengenal
masalah a) Kakak kandung klien dan klien mengatakan memahami penjelasan yang disampaikan tentang program pengobatan yang
kesehatan yang
harus dijalankan
ditandai dengan
Ny.Nw O:
mengatakan
a) Keadaan klien Ny.Nw terlihat baik
badannya
terasa lemah b) Keluarga Ny.Sy mampu memahami penjelasan yang diberikan
(D.0057)
c) Keluarga Ny.Sy mampu menerapkan pola hidup sehat yang telah diajarkan seperti rutin untuk berjemur
d) Klien Ny.Nw terlihata berjalan tidak menggunakan tongkat
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan TUK 1 dan TUK 2
Lanjut TUK 3
94

Tabel 4.23 Implementasi kunjungan 8

Minggu, 10 Juli 2022


Diagnosa Kunjungan Ke-8
Keperawatan Implementasi

Keletihan pada 15:30 1.Membina hubungan saling percaya antara keluarga dan klien
Ny.Nw
Respon : keluarga dan klien menerima perawat dengan baik
dikeluarga
Ny.Nw yang 15:35 2. Mengidentifikasi kesiapan keluarga dan klien dalam menerima informasi yang akan di sampaikan
berhubungan
Respon : keluarga dan klien bersedia menerima informasi yang akan disampaikan
dengan ketidak
mampuan 15:40 3. Menanyakan kondisi dan perkembangan klien kepada keluarga
keluarga
Respon : keluarga Ny.Sy mengatakan klien dapat tidur dengan teratur, nafsu makan meningkat, dapat beraktifitas tidak
mengenal
masalah menggunakan tongkat dan konsisten dalam pengobatan
kesehatan yang
4. Menginformasikan kepada keluarga dan klien manfaat yang akan diperoleh jika konsisten dalam pengobatan
ditandai dengan 15:55
Ny.Nw Respon : keluarga dan klien sangat mengharapkan klien dapat segera sehat dan mengatakan akan konsisten dalam
mengatakan
pengobatan
badannya
terasa lemah 5. Menginformasikan perkembangan klien kepada keluarga dan klien secara berkala
(D.0057) 16:05
Respon : keluarga dan klien tampak sangat senang dan bersemangat untuk terus meningkatkan kesehatannya
6. Menganjurkan keluarga untuk selalu mendampingi dan merawat pasien selama menjalani program pengobatan
16:10
Respon : keluarga mengatakan bersedia untuk selalu mendampingi dan mendukung klien selama menjalani program
pengoabatan
7. Memberikan saran kepada keluarga dan klien untuk selalu rutin kontrol kepada petugas kesehatan
16:15 Respon : keluarga dan klien mengatakan akan rutin kontrol kesehatan kepada tenaga kesehatan terdekat
8. Memberikan semangat kepada klien untuk terus menjaga dan meningkatkan kesehatan
95

16:20 Respon : klien mengatakan akan meningkatkan kesehatan dan mempertahankan saran yang telah diberikan
Tabel 4.24 Evaluasi kunjungan 8
Minggu, 10 Juli 2022
Diagnosa Kunjungan Ke-8
Keperawatan Evaluasi

Keletihan pada 16:30 S:


Ny.Nw
a) Keluarga klien mengatakan perkembangan klien sudah terlihat lebih membaik dari awal pertemuan klien berjalan
dikeluarga
Ny.Nw yang menggunakan tongkat saat ini sudah tidak menggunakan tongkat
berhubungan
b) Keluarga dan klien mengatakan tidur nya sudah tidak terganggu lagi klien dapat tidur 7-8 jam perhari
dengan ketidak
mampuan c) Keluarga Ny.Sy mengatakan dapat melakukan aktivitasnya secara mandiri
keluarga
d) Keluarga Ny.Sy mengatakan akan selalu mendukung pengobatan Ny.Nw
mengenal
masalah e) Keluarga Ny.Sy mengatakan akan merawat Ny.Nw dan membantu untuk meningkatkan pola hidup sehat
kesehatan yang
f) Keluarga Ny.Sy dan klien Ny.Nw mengatakan sangat senang karna perkembangannya semakin hari semakin
ditandai dengan
Ny.Nw membaik
mengatakan
O:
badannya
terasa lemah a) Perkembangan klien Ny.Nw terlihat sangat baik
(D.0057)
b) Klien terlihat dapat berjalan tidak menggunakan tongkat
c) Keluarga dan klien tampak menerima dan mendengarkan arahan yang diberikan oleh peneliti
d) Keluarga dan klien tampak senang mendengar perkembangan klien yang semakin membaik
e) Keluarga dan klien tampak menerima saran yang diberikan peneliti
A : Masalah teratasi
P : Hentikan TUK 1,TUK 2, dan TUK 3
94

BAB 5

PEMBAHASAN

5.1 Pembahasan

Pembahasan yang akan dibahas penulis mengenai keluarga binaan dan

merujuk pada teori dengan susunan Fakta, Teori, Opini. Pembahasan asuhan

keperawatan keluarga dengan salah satu anggota keluarga yang menderita

Tuberkulosis dengan masalah keperawatan Keletihan di Desa Wonokusumo

RT 025 RW 008 Kecamatan Tapen Kabupaten Bondowoso. Pembahasan

asuhan keperawatan keluarga Ny.Nw yang meliputi Pengkajian, Diagnosa

Keperawatan, Intervensi, Implementasi Dan Evaluasi.

5.1.1 Pembahasan : Pengkajian

Tuberkulosis dengan diagnosa keperawatan Keletihan diangkat karena

pada pengkajian wawancara, keluarga dan klien mengatakan merasa lelah dan

tampak lesu karna pola tidurnya sering terganggu dan klien juga mengatakan

tidak mampu mempertahankan aktifitas rutin karna mengalami kelumpuhan

pada anggota gerak kaki Ny.Nw akibat sakit tuberculosis tulang sejak 3 bulan

yang lalu.

Pada teori menurut Friedman 1998 (dalam padila,2012) membagi 5

tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang harus dilakukan yaitu : mengenal

masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang

tepat bagi keluarga, memberikan perawatan anggota keluarga yang sakit,

mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan, pemanfaatan fasilitas

kesehatan yang ada.


95

Dari hasil pengkajian di dapatkan data subjektif antara lain : Ny.Nw

mengatakan tinggal satu rumah dengan anak nya yang masih berusia lima

tahun. Ny.Nw memiliki kakak kandung yang merawat Ny.Nw selama sakit dan

mendukung pengobatan klien

Opini penulis, masalah yang terjadi pada keluarga Ny.Nw dilihat dari

kasus klien. Ny.Nw mengalami sakit tuberkulosis tulang sejak kurang lebih

tiga bulan yang lalu, sejak sakit klien tidak dapat berjalan dan harus di bantu

dengan menggunkan tongkat, sehingga aktifitas sehari-hari klien menjadi

terganggu, klien tinggal serumah dengan anak yang masih berusia lima tahun.

Dilihat dari kasus tersebut klien membutuhkan dukungan dari keluarga untuk

dapat meningkatkan kesehatnnya, dalam menjalankan perawatan dan

pengobatan klien di bantu dengan kakak kandung klien. Namun, apabila tugas

keluarga tersebut mengalami gangguan dalam merawat anggota keluarga yang

sakit maka dapat menjadi pengaruh bagi anggota keluarga yang lain sehingga

tugas tersebut tidak dapat dijalankan.

Tahap perkembangan keluarga saat ini yaitu keluarga dengan anak

prasekolah. Menurut (Bakri, 2014). membagi keluarga dalam 8 tahap berbeda,

yaitu keluarga Baru (Berganning Family), Keluarga dengan Anak Pertama <

30 bulan (Child Bearing), Keluarga dengan Anak Prasekolah, Keluarga dengan

Anak Usia Sekolah (6-13 tahun), Keluarga dengan Anak Remaja (13-20

tahun), Keluarga dengan Anak Dewasa (anak 1 meninggalkan rumah),

Keluarga Usia Pertengahan (Middle Age Family), Keluarga Lanjut Usia.


96

Berdasarkan opini dari peneliti dapat disimpulkan bahwa tahap

perkembangan pada keluarga Ny.Nw sama dengan yang dijelaskan pada teori,

karena pada keluarga Ny.Nw terdapat tahap perkembangan keluarga usia

prasekolah.

5.1.2 Pembahasan : Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan yang diangkat penulis adalah keletihan yang

telah sesuai dengan teori. Penulis mengambil konflik ketidakmampuan

keluarga dalam mengenal masalah kesehatan dengan alasan keluarga dan klien

mengatakan tidak mengetahui penyebab dan akibat dari penyakit ini. Karna

klien baru pertama kali mengalami penyakit tuberkulosis.

Batasan karakteristik “Keletihan” yaitu situasi yang dialami Keluarga

Ny.Sy yang harus menanggung pengobatan dan merawat klien selama sakit

dan klien Ny.Nw tidak dapat memenuhi tanggung jawabnya secara maksimal

karna selama sakit klien tidak dapat bekerja. Berdasarkan data subjektif dan

objektif pada pengkajian serta batasan karakteristik keletihan berdasarkan teori

SDKI. Sehingga penulis memprioritaskan masalah utama yaitu keletihan.

Sehingga untuk kasus keluarga Ny.Nw penulis merumuskan Tuberkulosis

dengan Keletihan Berdasarkan data subjektif dan objektif pada pengkajian

serta batasan karakteristik “Keletihan”

Opini peneliti pada diagnosa yang diangkat sesuai dengan teori, dengan

mengambil petunjuk untuk bertindak. Maka menurut peneliti membenarkan

bahwasannya fakta dilapangan sesuai dengan teori serta memprioritaskan

masalah utama yaitu Keletihan.


97

5.1.3 Pembahasan : Intervensi Keperawatan

Perencanaan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam proses

keperawatan keluarga yang meliputi penentuan tujuan umum dan tujuan

khusus, penetapan standart dan kriteria dimana tujuan tersebut telah sesuai

dengan teori untuk mengatasi masalah keluarga. Intervensi yang dibuat oleh

penulis adalah Keletihan dengan kriteria hasil menurut teori SLKI (Standar

Luaran Keperawatan Indonesia) tahun 2019.

Tingkat Keletihan: Kemampuan melakukan aktivitas rutin 5

(Meningkat), Verbalisasi lelah 5 (Menurun), Lesu 5 (Menurun), Gelisah 5

(Menurun), Selera makan 5 (Membaik), Pola nafas 5 (Membaik), Pola istirahat

5 (Membaik) (SLKI, 2019).

Peneliti mencoba untuk memodifikasi 19 intervensi Berdasarkan teori

SIKI ( Standar Keperawatan Intervensi Indonesia), yaitu: 1. Edukasi Aktivitas

atau Istirahat; a) identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi, b)

Sediakan materi dan media pengaturan aktivitas dan istirahat, c) Jadwalkan

pemberian pendididkan kesehatan sesuai kesepakatan, d) Jelaskan pentingnya

melakukan aktivitas fisik atau olahraga secara rutin, e) Anjurkan menyusun

jadwal aktivitas dan istirahat, f) Ajarkan cara mengidentifikasi kebutuhan

istirahat, g) Ajarkan cara mengidentifikkasi target dan jenis aktivitas sesuai

kemampuan 2. Manajemen Energi; a) Monitor kelelahan fisik dan emosional,

b) Monitor pola dan jam tidur, c) Monitor lokasi dan ketidak nyamanan selama

melakukan aktivitas, d) Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan, e)

Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap 3. Dukungan Kepatuhan

Program Pengobatana; a) Identifikasi kepatuhan menjalani program


98

pengobatan, b) Buat komitmen menjalani program pengobatan dengan baik, c)

Diskusikan hal-hal yang dapat mendukung atau menghambat berjalannya

program pengobatan, d) Libatkan keluarga untuk mendukung program

pengobatan yang di jalani, e) Informasikan program pengobatan yang harus di

jalani, f) Informasikan manfaat yang akan di peroleh jika teratur menjalani

program pengobatan, g) Anjurkan keluarga untuk mendampingi dan merawat

pasien selama menjalani program pengobatan, h) Anjurkan pasien dan keluarga

melakukan konsultasi ke pelayanan kesehatan terdekat (SIKI, 2018).

Menurut teori Padila, 2012 perencanaan keperawatan keluarga terdiri

dari penetapan tujuan, mencakup tujuan umum dan khusus, rencana intervensi

serta dilengkapi dengan rencana evaluasi yang memuat kriteria dan standar.

Tujuan dirumuskan secara spesifik, dapat diukur (marusable), dapat dicapai

(achivabel), rasional dan menunjukkan waktu. Rencana tindakan ditetapkan

untuk mencapai tujuan.

Menurut penulis, alasan penulis mengangkat 19 intervensi karena

penulis membenarkan bahwa pada prinsipnya antara teori-teori yang ada

dengan kasus nyata dalam merencanakan asuhan keperawatan pada keluarga

yang mengalami Tuberkulosis dengan masalah keperawatan Keletihan telah

sesuai dengan kasus dan tidak mengalami perbedaan.


99

5.1.4 Pembahasan : Implementasi Keperawatan

Implementasi yang kami terapkan pada Ny.NW sudah sesuai dengan

teori yang ada. Impementasi yang dilakukan sebagian besar mengacu pada

SIKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia). 19 intervensi yang di

rencanakan oleh penulis dilaksanakan semua akan tetapi ada 3 intervensi

tambahan pada implementasi yaitu memeriksa tanda-tanda vital, mengajarkan

melakukan kompres hangat untuk mengurangi nyeri, memberikan saran agar

rajin kontrol kepetugas kesehatan.

Dalam pelaksanaan implementasi kunjungan pertama di lakukan pada

tanggal 28 Juni 2022 yaitu dengan lima intervensi yang di mulai pukul 15:30

WIB pada keluarga Ny.NW yaitu intervensi pertama dengan membina

hubungan pribadi dengan pasien dan anggota keluarga yang akan terlibat dalam

perawatan, implementasi kedua pada pukul 15:35 WIB memperkenalkan diri

dan menjelaskan tujuan perawat melakukan asuhan keperawatan pada keluarga

selama minimal 7 maksimal 14 kali kunjungan, implementasi ketiga pada

pukul 15:50 mengindentifikasi kesiapan keluarga dan klien untuk terlibat

dalam asuhan keperawatan, implementasi keempat pukul 15:55 WIB

Mengidentifikasi respon emosional tentang kondisi saat ini, implementasi

kelima pada pukul 16:10 WIB Mengontrak waktu untuk intevensi selanjutnya.

Pada implementasi kunjungan kedua yang di laksanakan pada tanggal

29 Juni 2022 dengan enam intervensi yang di mulai pada pukul 15:30 WIB

pada keluarga Ny.NW yaitu intervensi pertama dengan membina hubungan

saling percaya terhadap keluarga dan klien, implementasi kedua pada pukul

15:35 WIB mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan keluarga dan klien


100

dalam menerima informasi tentang aktifitas dan istirahat, implementasi ketiga

pada pukul 15:40 WIB Menyediakan materi dan menjelaskan menggunakan

media leaflet tentang pengaturan aktivitas dan istirahat, implementasi keempat

pada pukul 15:40 WIB Memberikan kesempatan keluarga dan klien untuk

bertanya tentang aktivitas dan istirahat, implementasi kelima pada pukul 16:05

memeriksa tanda-tanda vital, implementasi keenam pada pukul 16:10

mengontrak waktu untuk intevensi selanjutnya.

Pada implementasi kunjungan ketiga yang di laksanakan pada tanggal

02 Juli 2022 dengan enam intervensi yang di mulai pada pukul 15:30 WIB pada

keluarga Ny.NW yaitu intervensi pertama dengan membina hubungan saling

percaya terhadap keluarga dan klien, implementasi kedua pada pukul 15:35

WIB mengidentifikasi keseiapan keluarga dan klien dalam menerima informasi,

implementasi ketiga pada pukul 15:40 WIB menjelaskan kembali macam-

macam aktifitas istirahat, implementasi keempat pada pukul 15:55 menjelaskan

pentingkan melakukan aktifitas fisik ringan secara rutin, implementasi kelima

16:10 WIB memberikan kesempatan keluarga dan klien untuk bertanya tentang

aktifitas fisik ringan yang telah dianjurkan, implementasi keenam pada pukul

16:15 kontrak waktu dengan keluarga untuk kunjungan selanjutnya.

Pada implementasi kunjungan keempat yang di laksanakan pada tanggal

04 Juli 2022 dengan tujuh intervensi yang di mulai pada pukul 15:30 WIB pada

keluarga Ny.NW yaitu intervensi pertama dengan membina hubungan saling

percaya terhadap keluarga dan klien, implementasi kedua pada pukul 15:35

WIB mengidentifikasi keseiapan keluarga dan klien dalam menerima informasi,

implementasi ketiga pada pukul 15:40 WIB mengajarkan cara mengidentifikasi


101

kebutuhan istirahat pada klien misalnya saat klien merasa kelelahan dan lemas,

implementasi keempat pada pukul 15:55 WIB menganjurkan menyusun jadwal

aktifitas dan istirahat sesuai kebutuhan, implementasi kelima pada pukul 16:10

WIB memeriksa tanda-tanda vital, implementasi keenam pada pukul 16:15

WIB memberikan kesempatan keluarga klien dan klien untuk bertanya,

implementasi ketujuh pada pukul 16:20 WIB kontrak waktu dengan keluarga

dank lien untuk kunjungan selanjutnya.

Pada implementasi kunjungan kelima yang di laksanakan pada tanggal

05 Juli 2022 dengan sembilan intervensi yang di mulai pada pukul 15:30 WIB

pada keluarga Ny.NW yaitu intervensi pertama dengan membina hubungan

saling percaya terhadap keluarga dan klien, implementasi kedua pada pukul

15:35 WIB mengidentifikasi kesiapan keluarga dan klien menerima informasi

yang akan diberikan, implementasi ketiga pada pukul 15:40 WIB

mengidentifikasi kelelahan fisik yang dikeluhkan klien, implementasi keempat

pada pukul 16:55 WIB memonitor pola istirahat dan jam tidur klien,

implementasi kelima pada pukul 16:05 WIB mengidentifikasi lokasi dan

ketidaknyamanan yang dirasakan selama aktifitas istirahat, implementasi

keenam pada pukul 16:15 WIB mengajarkan aktifitas distraksi yang dapat

menenagkan dan mengurangi nyeri dengan kompres hangat, implementasi

ketujuh pada pukul 16:25 WIB memeriksa tanda-tanda vital, implementasi

kedelapan pada pukul 16:30 WIB memberikan kesempatan keluarga dan klien

untuk bertanya, implementasi kesembilan pada pukul 16:35 kontrak waktu

dengan keluarga dank lien untuk kunjungan berikutnya.


102

Pada implementasi kunjungan keenam yang di laksanakan pada tanggal

07 Juli 2022 dengan tujuh intervensi yang di mulai pada pukul 15:30 WIB pada

keluarga Ny.NW yaitu intervensi pertama dengan membina hubungan saling

percaya terhadap keluarga dan klien, implementasi kedua pada pukul 15:35

WIB mengidentifikasi kesiapan keluarga dan klien dalam menerima informasi,

implementasi ketiga pada pukul 15:40 WIB menanyakan kondisi dan

perkembangan klien pada keluarga, implementasi keempat pada pukul 15:55

memberikan media pamflet tentang jadwal melakukan aktifitas sehari-hari,

implementasi kelima pada pukul 16:05 WIB menganjurkan keluarga dan klien

melakukan aktifitas fisik secara bertahap, implementasi keenam pada pukul

16:10 WIB memberikan kesempatan keluarga dan klien untuk bertanya,

implementasi ketujuh pada pukul 16:15 WIB kontrak waktu dengan keluarga

dan klien untuk kunjungan berikutnya.

Pada implementasi kunjungan ketujuh yang di laksanakan pada tanggal

09 Juli 2022 dengan Sembilan intervensi yang di mulai pada pukul 15:30 WIB

pada keluarga Ny.NW yaitu intervensi pertama dengan membina hubungan

saling percaya terhadap keluarga dan klien, implementasi kedua pada pukul

15:35 WIB mengidentifikasi kesiapan keluarga dan klien dalam menerima

informasi, implementasi ketiga pada pukul 15:40 WIB menanyakan kondisi dan

perkembangan klien pada keluarga, implementasi keempat pada pukul 15:50

WIB mengidentifikasi kepatuhan menjalankan program pengobatan,

implementasi ke lima pada pukul 16:00 WIB mendiskusikan hal-hal yang

menghambat pengobatan, implementasi keenam pada pukul 16:05 WIB

membuat jadwal pengobatan yang baik dengan melibatkan keluarga,


103

implementasi ketujuh pada pukul 16:15 WIB informasikan program pengobatan

yang harus dijalani, implementasi kedelapan pada pukul 16:20 WIB

memberikan kesempatan pada keluarga dan klien untuk bertanya, implementasi

kesembilan pada pukul 16:25 WIB kontrak waktu dengan keluarga dan klien

untuk pertemuan selanjutnya.

Pada implementasi kunjungan kedelapan yang di laksanakan pada

tanggal 10 Juli 2022 dengan delapan intervensi yang di mulai pada pukul 15:30

WIB pada keluarga Ny.NW yaitu intervensi pertama dengan membina

hubungan saling percaya terhadap keluarga dan klien, implementasi kedua pada

pukul 15:35 WIB mengidentifikasi kesiapan keluarga dan klien dalam

menerima informasi, implementasi ketiga pada pukul 15:40 WIB menanyakan

perkembangan klien kepada keluarga, implementasi keempat pada pukul 15:55

WIB menginformasikan kepada keluarga dan klien manfaat yang akan

diperoleh apabila konsisten dalam pengobatan, implementasi kelima pada pukul

16:05 WIB menginformasikan perkembangan klien kepada keluarga,

implementasi keenam pada pukul 16:10 WIB menganjurkan keluarga untuk

selalu mendampingi dan merawat klien, implementasi ketujuh pada pukul 16:15

memberikan saran untuk selalu rutin control kesehatan, implementasi kedelapan

pada pukul 16:20 WIB memberikan semangat kepada klien untuk terus

menjaga dan meningkatkan kesehatannya.

Menurut teori Padila, 2012 implementasi keperawatan keluarga terdiri

dari penetapan tujuan, mencakup tujuan umum dan khusus, rencana intervensi

serta dilengkapi dengan rencana evaluasi yang memuat criteria dan standar.

Tujuan dirumuskan secara spesifik, dapat diukur (marusable), dapat dicapai


104

(achivabel), rasional dan menunjukkan waktu. Rencana tindakan ditetapkan

untuk mencapai tujuan.

Menurut penulis, alasan penulis mengangkat 19 intervensi karena

penulis membenarkan bahwa pada prinsipnya antara teori-teori yang ada

dengan kasus nyata dalam merencanakan asuhan keperawatan pada keluarga

yang mengalami Tuberkulosis dengan masalah keperawatan Keletihan telah

sesuai dengan kasus dan tidak mengalami perbedaan.

5.1.5 Pembahasan : Evaluasi keperawatan

Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan

terencana tentang kesehatan keluarga dengan tujuan yang telah di tetapkan.

Pada tahap evaluasi ini penulis merumuskan 3 komponen penting dalam

evaluasi yaitu format SOAP, subjektif, objektif, analisis, planning.

Pada evaluasi pertama pada tanggal 28 Juni 2022 masalah belum

teratasi dari semua implementasi yang kami lakukan pada keluarga Ny.NW,

klien menderita tuberkulosis sejak kurang lebih tiga bulan yang lalu, klien

dirawat dengan kakak kandung klien yaitu Ny.Sy, keluarga mengetahui

masalah penyakit yang sedang diderita klien saat ini, aktifitas klien masih

terganggu jika berjalan masih menggunkan tongkat dan tidurnya juga masih

sering terganggu. Di lihat dari tujuan khusus asuhan keperawatan keluarga di

rasa belum tercapai sepenuhnya maka akan di lanjutkan evaluasi di hari

berikutnya. Sehingga perlu melanjutkan intervensi untuk evaluasi hari kedua.

Pada evaluasi kunjungan kedua pada tanggal 29 Juni 2022 masalah

belum teratasi dari enam intervensi yang kami lakukan klien mengatakan masih

tidak dapat berjalan sehingga masih perlu menggunakan tongkat, klien


105

mengatakan tidurnya juga masih sering terganggu, aktivitas sehari-hari klien

masih dibantu dengan kakak kandung klien yaitu Ny.Sy, klien bersedia

menerapkan aktifitas istirahat yang telah dianjurkan, tanda-tanda vital

didapatkan hasil TD : 120/90 mmhg, rr : 22x/menit. Di lihat dari tujuan khusus

asuhan keperawatan keluarga di rasa belum tercapai sepenuhnya maka akan di

lanjutkan evaluasi di hari berikutnya.

Pada evaluasi kunjungan ketiga pada tanggal 02 Juli 2022 tujuan

teratasi sebagian dari enam intervensi yang kami lakukan klien Ny.Nw

mengatakan masih menggunakan tongkat saat berjalan, kakak kandung klien

Ny.Sy masih membantu klien dalam melakukan aktivitas, Ny.Nw mengatakan

telah menerapkan pola istirahat tidur sesuai anjuran, klien dapat menyebutkan

macam-macam aktifitas istirahat yang dapat dilakukan, dan klien dapat

melakukan aktifitas berjemur disetiap pagi. Di lihat dari tujuan khusus asuhan

keperawatan keluarga di rasa belum tercapai sepenuhnya maka akan di

lanjutkan evaluasi di hari berikutnya.

Pada evaluasi kunjungan keempat pada tanggal 04 Juli 2022 tujuan

teratasi sebagian dari tujuh intervensi yang kami lakukan klien Ny.Nw

mengatakan tidak dapat tidur jika nyeri pinggangnya kambuh namun jika tidak

kambuh Ny.Nw dapat tidur 7-8 jam, klien Ny.Nw mengatakan masih tidak

dapat berjalan dan masih menggunakan tongkat, Ny.Nw masih belum bisa

melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri, tanda-tanda vital didapatkan

hasil TD : 110/80 mmhg, rr : 22x/menit. Di lihat dari tujuan khusus asuhan

keperawatan keluarga di rasa belum tercapai sepenuhnya maka akan di

lanjutkan evaluasi di hari berikutnya.


106

Pada evaluasi kunjungan kelima pada tanggal 05 Juli 2022 masalah

teratasi sebagian dari Sembilan intervensi yang kami lakukan klien Ny.Nw

mengatakan tidak dapat tidur dimalam hari akibat pinggang nya nyeri seperti

mau patah, klien Ny.Nw dapat melakukan kompres hangat untuk mengurangi

rasa nyeri, tanda-tanda vital didapatkan hasil TD : 120/90 mmhg, rr :

23x/menit. Di lihat dari tujuan khusus asuhan keperawatan keluarga di rasa

belum tercapai sepenuhnya maka akan di lanjutkan evaluasi di hari berikutnya.

Pada evaluasi kunjungan keenam pada tanggal 07 Juli 2022 masalah

teratasi sebagian dari tujuh intervensi yang kami lakukan klien Ny.Nw

mengatakan sudah dapat tidur dengan teratur, keluarga mengatakan klien sudah

dapat berlatih berjalan tidak menggunkan tongkat, dan klien dapat melakukan

aktifitas sehari-hari secara bertahap. Di lihat dari tujuan khusus asuhan

keperawatan keluarga di rasa belum tercapai sepenuhnya maka akan di

lanjutkan evaluasi di hari berikutnya.

Pada evaluasi kunjungan ketujuh pada tanggal 09 Juli 2022 masalah

dapat teratasi dilihat dari tujuan khusus asuhan keperawatan keluarga, dari

Sembilan intervensi yang kami lakukan klien mengatakan tidurnya sudah

teratur, klien dapat melakukan aktifitas secara mandiri, klien dapat berjalan

tidak menggunakan tongkat, dan keluarga klien Ny.Sy mengatakan klien telah

memasuki pengobatan tahap dua. Di lihat dari tujuan khusus asuhan

keperawatan keluarga di rasa belum tercapai sepenuhnya maka akan di

lanjutkan evaluasi di hari berikutnya.

Pada evaluasi kunjungan kedelapan pada tanggal 10 Juli 2022 masalah

dapat teratasi di lihat dari tujuan khusus asuhan keperawatan keluarga, dari
107

delapan intervensi yang kami lakukan perkembangan klien sudah terlihat

membaik, klien mengatakan tidurnya sudah tidak terganggu klien dapat tertidur

7-8 jam, keluarga selalu mendukung pengobatan klien mengingatkan klien

untuk minum obat, keluarga dan klien mampu meningkatkan pola hidup sehat

salah satunya tempat makan yang dipisah dengan anggota keluarga yang lain,

klien juga memakai masker dan rutin berjemur dipagi hari, , klien dapat

melakukan aktifitas sehari-hari tanpa menggunkan alat bantu tongkat dan dapat

berjalan tidak menggunkan tongkat. Di lihat dari tujuan khusus asuhan

keperawatan keluarga di rasa dapat tercapai maka evaluasi di hentikan.

Menurut teori Candra Widyanto, 2014 evaluasi merupakan kegiatan

yang dilakukan untuk menilai keberhasilan rencana tindakan yang telah

dilaksanakan. Apabila tidak atau belum berhasil perlu disusun rencana baru

yang sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilaksanakan

dalam satu kali kunjungan rumah kekeluarga. Untuk itu, dapat dilaksanakan

secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga yang telah

disepakati bersama.

Opini peneliti pada dasarnya untuk menentukan berhasil atau tidaknya

perawatan yang diberikan mengacu pada tujuan dan kriteria hasil yang ada

pada perencanaan. Kasus Ny.Nw setelah dilakukan tindakan keperawatan

selama 8x kunjungan, maka dapat disimpulkan masalah pada keluarga Ny.Nw

dapat teratasi karena selama perawatan keluarga dan klien kooperatif

terhadapat perawat dan keluarga dapat menerapkan perilaku untuk

meningkatkan kesehatan dan mengurangi masalah keletihan pada keluarga.


BAB 6
PENUTUP
6.1 Kesimpulan

Asuhan keperawatan pada keluarga yang mengalami “Tuberkulosis”

dengan masalah keperawatan “Keletihan”

6.1.1 Pengkajian

Pengkajian yang dilakukan pada keluarga yang mengalami

“Tuberkulosis dengan masalah keperawatan keletihan” disesuaikan pada teori

yang ada serta data yang didapat disesuaikan dengan kondisi klien dibuktikan

dengan fungsi kleuarga dalam bidang kesehatan yang mana keluarga belum

mampu menjalankan kelima tugas keluarga tersebut.

6.1.2 Diangnosa Keperawatan

Untuk menyusun diagnosa keperawatan pada keluarga yang mengalami

“Tuberkulosis dengan masalah keperawatan Keletihan” dalam penelitian ini

telah sesuai dengan teori pada SDKI.

6.1.3 Intervensi Keperawatan

Dalam merancanakan tindakan keperawatan pada keluarga yang

mengalami “Tuberkulosis dengan masalah keperawatan Keletihan” tidak

mengalami perbedaan antara teori dan kasus nyata, dikarenakan perencanan

yang digunakan sesuai dengan teori di dalam SLKI (Standar Luaran

Keperawatan Indonesia) untuk menyelesaikan masalah yang ada pada keluarga

tersebut.
109

6.1.4 Implementasi

Dalam melaksanakan tindakan keperawatan pada keluarga yang

mengalami “Tuberkulosis dengan masalah keperawatan Keletihan” sudah

sesuai dengan rencana keperwatan. Keluarga menjadi faktor pendukug dalam

berjalanya kegiatan karena keluarga bersifat kooperatif saat diberikan materi

Tuberkulosis dan keluarga mampu memahami secara bertahap tentang materi

yang disampaikan oleh perawat atau peneliti.

6.1.5 Evaluasi

Dalam melakukan evaluasi keperawatan pada keluarga yang mengalami

“Tuberkulosis dengan masalah keperawatan Keletihan” dilakukan sesuai teori

yang ada serta menggunakan kriteria hasil yang telah ditetapkan pada

perencanaan sebelumnya.

6.2 Saran

6.2.1 Bagi Klien

Klien diharapkan bisa memahami tentang konsep penyakit Tuberkulosis

seperti penyebab, tanda gejala, pecegahan, komplikasi serta perawatan

Tuberkulosis dan menambahkan pengetahuan klien tentang Tuberkulosis

dengan masalah keperawatan Keletihan.

6.2.2 Bagi Keluarga

Keluarga diharapkan mampu mengambil keputusan dan memberikan

dukungan kepada anggota keluarga yang menderita Tuberkulosis dengan cara

memeriksakan ke tenaga kesehatan secara rutin, serta menjaga pola hidup sehat

pada anggota keluarga.


110

6.2.3 Bagi Puskesmas

Puskesmas diharapkan agar lebih meningkatkan lagi dalam melakukan

pemeriksaan pencegahan penyakit menular untuk memberikan informasi

kesehatan dan cara mencegah penularan penyakit tuberkulosis.

6.2.4 Bagi Perawat

Perawat lebih aktif dalam melakukan kunjungan rumah untuk

memberikan edukasi dan informasi kepada penderita Tuberkulosis dan

keluarganya tentang pentingnya pengobatan secara rutin dan cara mengatur

pola hidup sehat. Sehingga hal-hal tersebut dapat di sampaikan dengan jelas

dan tepat sehingga dapat di pahami dan di aplikasikan oleh klien.

6.2.5 Peneliti Selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti dengan masalah

yang berbeda dan melakukan asuhan keperawatan keluarga dengan lebih

optimal.
111

Daftar Pustaka

Alwi, Idrus et al. 2015. Penatalaksanaan di Bidang Ilmu Penyakit Dalam

Panduan Praktik Klinis. Jakarta Pusat : Interna Publishing Pusat

Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam.

Kolifah, Wahyu Widagdo. 2016. Keperawatan Keluarga dan Komunitas.

Jakarta Selatan: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Marlinae et al . 2019. Desain kemandirian pola perilaku kepatuhan minum

obat pada penderita tb anak berbasis android. Yogyakarta: CV Mine.

ISBN 978-623-7550-23-5.

Nurarif, Amin Huda., & Kusuma, Hardhi. 2016. Asuhan Keperawatan

Praktis Berdasarkan Penerapan Diagnosa Nanda, NIC, NOC, Dalam

Berbagai Kasus. Edisi Revisi Jilid 1. Jogjakarta : Mediaction

Publishing Jogjakarta.

Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan

Praktis : Jakarta : Salemba Medika.

Padila. 2012. Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Dilengkapi Aplikasi Kasus

Askep Keluarga Terapi Herbal dan Terapi Modalitas. Yogyakarta :

Nuha Medika.

PPNI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Definisi Dan

Indikator Diagnostik Cetakan III. Jakarta : DPP PPNI.

PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Definisi Dan

Tindakan Keperawatan Cetakan II Edisi I. Jakarta : DPP PPNI.

PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Definisi Dan Kriteria

Hasil Keperawatan Cetakan II. Jakarta : DPP PPNI.


112

Samuel Sembiring. 2019. Indonesia Bebas Tuberkulosis. Sukabumi: CV

Jejak, anggota IKAPI. ISBN 978-623-247-142-9.

Setiati et al. 2014. Buku ajar ilmu penyakit dalam. jilid I. VI. Jakarta : Interna

Publishing:1132-53.

Siregar Deborah, dkk. 2020. Keperawatan Keluarga. Yayasan Kita Menulis.

ISBN: 978-623-6840-13-9.

Wahdi, Achmad., & Puspitosari, Dewi Retno. 2021. Mengenal Tuberkulosis.

Tuberkulosis, Klasifikasi TBC, Cara Pemberantasan, Asuhan

Keperawatan TBC dengan Aplikasi 3S (SDKI, SLKI, SIKI). Banyumas

Jawa Tengah : CV Pena Persada.

Wahyuni, Tri., Parliani., & Hayati, Dwiva. 2021. Buku Ajar Keperawatan

Keluarga Dilengkapi Riset dan Praktik. Sukabumi Jawa Barat : CV

Jejak.

Wijaya, Andra Saferi., & Putri, Yessie Mariza. 2013. KMB 1 Keperawatan

Medikal Bedah Keperawatan Dewasa Teori dan Contoh Askep.

Yogyakarta : Nuha Medika.


113

Lampiran 1 . Rencana Jadwal Kegiatan


RENCANA KEGIATAN PENELITIAN
TAHUN 2021/2022

URAIAN Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November
KEGIATAN 2022 2022 2022 2022 2022 2022 2022 2022 2022 2022 2022

Konsultasi judul/
ACC

Pengambilan
Informasi Data

Bimbingan
Proposal KTI

Ujian Proposal
KTI

Penelitian

Pengumpulan
Data KTI

Bimbingan Dan
Konsultasi KTI

Sidang KTI

Revisi
114

Lampiran 2. Kegiatan Asuhan Keperawatan

KEGIATAN KUNJUNGAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA NY.NW PADA NY.NW YANG

MENGALAMI TUBERKULOSIS DENGAN MASALAH KEPERAWATAN KELETIHAN

DI RT 025 RW 008 DESA WONOKUSUMO KECAMATAN TAPEN

KABUPATEN BONDOWOSO

TAHUN 2022

Nama : Cici Riskiana

NIM : 19.03714.0012

NO RENCANA TINDAKAN KUNJUNGAN


.
H1 H2 H3 H4 H5 H6 H7 H8 H9 H10 H11 H12 H13 H14

Pengkajian

Edukasi Aktivitas atau Istirahat

1. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan klien


menerima informasi tentang edukasi aktivitas dan
istirahat
2. Menyediakan materi dan media pengaturan aktivitas
dan istirahat misal; leaflet dan media pengatur
jadwal istirahat
115

3. Menjadwalkan pemberian pendidikan kesehatan


sesuai kesepakatan klien
4. Menjelaskan pentingnya melakukan aktivitas fisik
atau olahraga ringan secara rutin misal berjemur
dipagi hari dan berjalan-jalan santai
5. Menganjurkan menyusun jadwal aktivitas dan
istirahat menggunakan media yang menarik
Mengajarkan cara mengidentifikasi kebutuhan
6. istirahat misal; kelelahan dan sesak nafas saat
aktivitas
Manajemen Energi

1. Memonitor kelelahan fisik dan mental misal; sesak,


gangguan tidur dan pengobatan yang bertambah
lama
2. Memonitor pola jam tidur misal 7-8 jam perhari
3. Memonitor lokasi dan ketidaknyamanan selama
melakukan aktivitas misal; sesak nafas saat
melakukan aktivitas
4. Memberikan aktivitas distraksi yang menenangkan
misal; melatih menarik nafas dalam, mendengarkan
musik
5. Menganjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
mulai dari aktivitas ringan
Dukungan Kepatuhan Program Pengobatan

1 Mengidentifikasi kepatuhan menjalani program


pengobatan Tuberkulosis paru selama 6 bulan
2 Membuat komitmen menjalani program pengobatan
dengan baik, misal; rutin kontrol kepada petugas
kesehatan, meminum obat tepat waktu sesuai
dengan anjuran
3 Mendiskusikan hal-hal yang dapat mendukung
116

program pengobatan misalnya keluarga, teman


dekat dan yang menghambat berjalannya program
pengobatan misal biaya
4 Melibatkan keluarga untuk mendukung program
pengobatan yang di jalani dengan memberikan
edukasi kepada keluarga dan klien tentang
pentingnya dan manfaat melakukan pengobatan
dengan baik dan secara rutin
5 Menginformasikan program pengobatan yang harus
dijalani misalnya terapi OAT (Obat Anti
Tuberkulosis)
6 Menginformasikan manfaat yang akan di peroleh
jika teratur menjalani program pengobatan
7 Menganjurkan keluarga untuk mendampingi dan
merawat pasien selama menjalani program
pengobatan
8 Menganjurkan pasien dan keluarga melakukan
konsultasi ke pelayanan kesehatan terdekat
117

Lampiran 3. Inoformed Consent Keluarga

PENJELASAN PENELITIAN

BAGI KLIEN DAN KELUARGA

1. Judul Penelitian

Asuhan keperawatan pada Keluarga yang Mengalami Tuberkulosis

dengan Masalah Keperawatan Keletihan Di Kecamatan Tapen Kabupaten

Bondowoso Tahun 2022.

2. Tujuan Penelitian

Melaksanakan Asuhan keperawatan pada Keluarga yang

Mengalami Tuberkulosis dengan Masalah Keperawatan Keletihan Di

Kecamatan Tapen Kabupaten Bondowoso Tahun 2022.

3. Perlakuan yang diterapkan pada klien dan keluarga

Pada studi kasus ini dilakukan Asuhan keperawatan pada Keluarga

yang Mengalami Tuberkulosis dengan Masalah Keperawatan Keletihan Di

Kecamatan Tapen Kabupaten Bondowoso Tahun 2022.

4. Hak untuk mengundurkan diri

Keikutsertaan klien dan keluarga dalam penelitian ini bersifat

sukarela. Klien dan keluarga berhak mengundurkan diri kapanpun, tanpa

menimbulkan konsekuensi yang merugikan.

5. Adanya insentif untuk klien dan keluarga

Oleh karena keikutsertaan klien dan keluarga bersifat sukarela,

tidak ada insentif berupa yang akan diberikan. Tetapi klien dan keluarga

berhak mendapatkan informasi atau konsultasi kesehatan terkait penyakit

yang diderita.
118

Data pribadi dan pengisian kuesioner akan dijamin

kerahasiaaannya. Jika terdapat pertanyaan tentang penelitian ini dan bila

masih memerlukan penjelasan, anda dapat menghubungi peneliti (Cici

Riskiana) dengan telepon (0858-1251-0327)


119

Lampiran 4. Informed Consent

FORMULIR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED

CONSENT)

Surat persetujuan Responden Penelitian

Nama Institusi : Program Studi DIII Keperawatan Universitas

Bondowoso Surat Persetujuan Peserta penelitian

Yang Bertanda Tangan Dibawah ini :

Nama :

Jenis kelamin :

Usia :

Setelah mendapatkan keterangan secukupnya serta menyadari

manfaat dan resiko penelitian tersebut dibawah ini yang berjudul

“Asuhan keperawatan pada Keluarga yang Mengalami

Tuberkulosis dengan Masalah Keperawatan Keletihan Di Kecamatan

Tapen Kabupaten Bondowoso Tahun 2022.”

Dengan suka rela menyetujui diikut sertakan dalam penelitian

diatas dengan catatan suatu waktu merasa dirugikan dalam bentuk apapun,

berhak memberikan persetujuan ini.

Bondowoso, April 2022

Mengetahui Yang Mengetahui

Penanggung Jawab Penelitian Peserta Penelitian

(............................................) (............................................)
120

Lampiran 5. Format Asuhan Keperawatan Keluarga

U N I V E R S I T A SB O N D O W O S O P R O G R A MS T U D ID I I I
KEPERAWATAN
JalanDipenogoroNo.247
Tlp/Fax(0332)433015Bondowoso

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

Nama Puskesmas No. Register

Nama Perawat Tanggal Pengkajian

DATA KELUARGA

Nama Kepala Bahasa sehari-hari


Keluarga

Alamat Rumah Yankes terdekat, Jarak


&Telp

Pekerjaan Alat transportasi

Agama &Suku Status Kelas Sosial

DATA ANGGOTA KELUARGA


N Nama Hub U JK S Pendid Pekerj Status TTV Stat
o dgn si u i kan aan Saat Gizi (TB, (TD, N, us
KK a k terakhi Ini BB, S, P) Imu
u r BMI) ni
sasi
Dasar
TD: TD:
BB: N:
BMI S:
P:
LANJUTAN
Status Kesehatan Riwayat
No Nama Alat Bantu/ Protesa
Saatini Penyakit/Alergi
121

Analisis Masalah Kesehatan:


...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................

B. TAHAP DAN RIWAYAT PERKEMBANGAN KELUARGA


Tahap Perkembangan Keluarga Saat ini :
Tugas Keluarga :
Dapat Dijalankan Tidak Dapat Dijalankan
Bila Tidak Dijalankan, Sebutkan : ..........................................................

C. STRUKTUR KELUARGA
Pola Komunikasi :
Baik Disfungsional
Peran Keluarga :
Tidak Ada Masalah Ada Masalah
Nilai/Norma Keluarga:
Tidak Ada Konflik Nilai Ada Konflik
Pengambilan Keputusan ...............................................................................

D. FUNGSI KELUARGA
Fungsi Afektif :
Berfungsi Tidak Berfungsi
Fungsi Sosial :
Berfungsi Tidak Berfungsi
Fungsi Ekonomi :
Berfungsi Tidak Berfungsi

E. POLA KOPING KELUARGA


Mekanisme Koping
Efektif Tidak Efektif
Stressor yang dihadapi keluarga ....................................................................
122

DATA PENUNJANG KELUARGA


Rumah dan Sanitasi Lingkungan PHBS Di Rumah Tangga
 Kondisi Rumah  Jika ada Bunifas, Persalinan ditolong
Type rumah : permanen/semi oleh tenaga kesehatan : Ya/ Tidak*
permanen* ……………………………………………
Lantai : ……………………………………………
tanah/plester/keramik,lainnya….  Jika ada bayi, Memberi ASI ekslusif :
Kepemilikan rumah : sendiri / sewa* Ya/ Tidak*
 Ventilasi :  jika ada balita, Menimbang balita tiap
Baik (10-15% dari luas lantai): ya/tidak* bln : Ya/ Tidak*
Jendela setiap hari dibuka: ya/tidak* ……………………………………………
…………………………………………… …………………………………………..
……………………………………………  Menggunakan air bersih untuk makan &
Pencahayaan Rumah : minum: Ya/ Tidak*
Baik/ Tidak* ……………………………………………
…………………………………………… ……………………………………………
…………………………………………...  Menggunakan air bersih untuk
 Saluran Buang Limbah : kebersihan diri: Ya/ Tidak*
Tertutup/terbuka* ……………………………………………
…………………………………………… ……………………………………………
……………………………………………  Mencuci tangan dengan air bersih &
Air Bersih : sabun : Ya/ Tidak*
Sumber air bersih: ……………………………………………
sumur/PAM/sungai/lain-lain*, ……………………………………………
Sebutkan  Melakukan pembuangan sampah pada
…………………………………………… tempatnya : Ya/ Tidak*
…..........................……………………….. ……………………………………………
Kualitas air: ……………………………………………
……………………………………………  Menjaga lingkungan rumah tampak
…………………………………………… bersih :ya/tidak
 Jamban Memenuhi Syarat : ……………………………………………
Kepemilikan jamban : ya/tidak* ……………………………………………
Jenis jamban : leher angsa/cemplung* (observasi dan validasi)
Jarak septic tank dengan sumber air :  Mengkonsumsi lauk dan pauk tiap hari :
…………………………………………… Ya/ Tidak*
…..........................……………………….. ……………………………………………
 Tempat Sampah: ……………………………………………
Kepemilikan tempat sampah  Menggunakan jamban sehat :
;Ya/Tidak* Ya/ Tidak*
Jenis : Tertutup/Terbuka * …………………………………………..
…………………………………………… ……………………………………………
…..........................………………………..
 Rasio Luas Bangunan Rumah dengan  Memberantas jentik di rumah sekali
Jumlah seminggu : Ya/ Tidak* (menguras,
Anggota Keluarga (8m2/orang) Ya/Tidak mengubur, menutup)
123

* ……………………………………………
…………………………………………… ……………………………………………
…..........................………………………..  Makan buah dan sayur setiap hari : Ya/
Tidak*
……………………………………………
……………………………………………
 Melakukan aktivitas fisik setiap hari :
Ya/ Tidak*
…………………………………………...
……………………………………………
Tidak merokok di dalam rumah  : Ya/
Tidak*
……………………………………………
……………………………………………
Penggunaan alkohol dan zat adiktif :
ya/tidak
…………………………………………...
……………………………………………
124

KEMAMPUAN KELUARGA MELAKUKAN TUGAS PEMELIHARAAN


KESEHATAN ANGGOTA KELUARGA
14) Adakah perhatian keluarga kepada anggotanya yang menderita sakit:
 Ada  Tidak
karena ........................................................................................................................
............
15) Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yang dialami anggota dalam
keluarganya :  Ya  Tidak
....................................................................................................................................
16) Apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan yang dialami anggota
dalam keluarganya:  Ya  Tidak ,
....................................................................................................................................
17) Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan yang dialami
anggota dalam keluarganya :  Ya  Tidak ,
....................................................................................................................................
18) Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami anggota
dalam keluarganya bila tidak diobati/dirawat :  Ya  Tidak
....................................................................................................................................
19) Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan yang
dialami anggota keluarganya:
 Keluarga  Tetangga ,
....................................................................................................................................
Kader  Tenaga kesehatan, yaitu
.................................................................................................................................
20) Keyakinan keluarga tentang masalah kesehatan yang dialami anggota
keluarganya:
 Tidak perlu ditangani karena akan sembuh sendiri biasanya
 Perlu berobat ke fasilitas yankes
 Tidak terpikir
.................................................................................................................................
21) Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesehatan yang dialami anggota
keluarganya secara aktif : (bagaimana bentuk tindakan upaya peningkatan
kesehatan),  Ya  Tidak,
jelaskan......................................................................................................................
22) Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan yang
125

dialami yang dialami anggota keluarganya :  Ya  Tidak , Jelaskan


....................................................................................................................................
23) Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan
masalah kesehatan yang dialaminya:  Ya  Tidak, jelaskan
....................................................................................................................................
24) Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang dialami
anggota keluarganya:  Ya  Tidak, jelaskan
....................................................................................................................................
25) Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang
mendukung kesehatan anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan :
 Ya  Tidak, jelaskan
....................................................................................................................................
26) Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber di masyarakat
untuk mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya:  Ya  Tidak,
jelaskan......................................................................................................................
126

2. Keluarga Mandiri Tingkat Pertama (KM-I)


Kriteria :
h. Menerima petugas Perawatan Kesehatan Masyarakat.
i. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana
keperawatan.
5. Keluarga Mandiri Tingkat Dua (KM – II)
Kriteria :
a. Menerima petugas Perawatan Kesehatan Masyarakat.
b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana
keperawatan.
c. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara benar.
d. Melakukan perawatan sederhanas esuai yang dianjurkan.
6. Keluarga Mandiri Tingkat Tiga (KM – III)
Kriteria :
a. Menerima petugas Perawatan Kesehatan Masyarakat.
b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana
keperawatan.
c. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara benar.
d. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif.
e. Melakukan perawatan sederhan asesuai yang dianjurkan.
f. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif.
7. Keluarga Mandiri Tingkat Empat (KM – IV)
Kriteria:
a. Menerima petugas Perawatan Kesehatan Masyarakat.
b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana
keperawatan.
c. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara benar.
d. Memanfaatkan fasilitas pelayanan sesuai anjuran.
e. Melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan.
f. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif.
g. Melaksanakan tindakan promotif secara aktif
127

KEMANDIRIAN KELUARGA
Kriteria :
8. Menerima petugas puskesmas Kemandirian I : Jika memenuhi kriteria
9. Menerima yankes sesuai rencana 1&2
10. Menyatakan masalah kesehatan Kemandirian II : jika memenuhi kriteria 1
secara benar s.d 5
11. Memanfaatkan faskes sesuai anjuran Kemandirian III : jika memenuhi kriteria
12. Melaksanakab perawatan sederhana 1 s.d 6
sesuai anjuran Kemandirian IV : Jika memenuhi kriteria
13. Melaksanakan tindakan pencegahan 1 s.d 7
secara aktif
14. Melaksanakan tindakan promotif
secara aktif
Kategori :
Kemandirian I Kemandirian II

Kemandirian III Kemandirian IV

Contoh : Centang (kemandirian I) apabila keluarga memenuhi kreteria 1&2.


128

ANALISA DATA
KEMUNGKINAN DIAGNOSA
NO DATA
PENYEBAB KEPERAWATAN
129

SCORING/PRIORITAS
DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA

Diagnosa Keperawatan : _____________________________ Tanggal/Hari : __________________

KRITERIA SKO BOBOT SCORING PEMBENARAN


R
Sifat masalah :
Promkes 3
Aktual 3 1
Resiko 2
Krisis mendatang 1

Modifikasi kondisi/masalah
Mudah 2
sebagian 1 2
Tidak dapat 0
Potensial masalah untuk di cegah
Tinggi 3
Cukup 2 1
Rendah 1
Ciri Khas
Segera 2 1
Tidak perlu segera 1
Tidak dianggap 0
JUMLAH
130

INTERVENSI KEPERAWATAN

Hari/Tanggal : _________________________________

Diagnosa Tujuan Evaluasi


Intervensi
Keperawatan
TUM TUK Kriteria Standar
131

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


Hari/Tanggal : _________________________
Diagnosa
No keperawata Implementasi Evaluasi
n
132

Lampiran 6. Lembar Kuesioner Keletihan

LEMBARAN KUESIONER PENYAKIT TUBERKULOSIS PARU

DENGAN MASALAH KEPERAWATAN KELETIHAN

1. Apakah klien dan keluarga mengetahui tentang penyakit

tuberkulosis?

Penjelasan:

Klien dan keluarga mengatakan kurang memahami tentang

penyakit tuberkulosis di buktikan dengan pernyataan klien saat

ditanya tentang tuberkulosis klien hanya mengatakan “tuberkulosis

itu penyakit yang bisa nular keorang lain gejalanya itu batuk”

2. Apakah klien mengetahui apa yang menyebabkan energinya tidak

pulih walau telah tidur?

Penjelasan:

Keluarga mengatakan klien Ny.Nw sering mengeluh nyeri

dibagian pinggang sehingga tidurnya menjadi sering terganggu

3. Apakah klien mematuhi program pengobatan yang harus di jalani

pada penderita tuberkulosis paru?

Penjelasan:

Keluarga dan klien mengatakan klien rutin dalam minum obat,

dibuktikan dengan pernyataan keluarga klien Ny.Sy mengatakan

“Kalo pengobatannya rutin terus berjalan, yang ambilkan obatnya

ke puskesmas saya”
133

4. Apakah klien dan keluarga mengetahui hal-hal yang dapat

mendukung atau menghambat berjalannya program pengobatan?

Penjelasan:

Keluarga dan klien mengatakan belum ada hambatan yang

menghambat klien dalam berobat

5. Bagaimana cara klien mengatur pola aktivitas dan istirahat sehari-

hari?

Penjelasan:

Keluarga dan klien mengatakan tidak ada aktivitas yang dilakukan

selama sakit karna klien tidak dapat berjalan sehingga mengalami

kesulitan saat akan melakukan aktivitas

6. Apakah klien dapat melakukan aktivitas fisik seperti olahraga secara

rutin?

Penjelasan:

Keluarga dan klien mengatakan terkadang hanya berjalan jalan

menggunakan tongkat dihalaman

7. Bagaimana cara klien mengidentifikasi kebutuhan istirahatnya?

Penjelasan:

Keluarga dan klien mengatakan jika sakit pinggang nya kambuh

klien hanya berbaring tidak dapat tidur


134

Lampiran 7. Surat Pengambilan Data


135

Lampiran 8. Surat Bakesbangpol


136

Lampiran 9. Surat Dinas Kesehatan


137

Lampiran 10. Data Jumlah Penderita Tuberkulosis Paru di Bondowoso


138

Lampiran 11. Surat Pengantar Untuk Puskesmas


139

Lampiran 12. Surat Persetujuan Menjadi Keluarga Binaan


140

Lampiran 13. Lembar Konsul Karya Tulis Ilmiah


141

Lampiran 14.Dokumentasi
Kunjungan Pertama Tanggal 28 Juni 2022

Kunjungan Kedua Tanggal 29 Juni 2022

Kunjungan Ketiga Tanggal 02 Juli 2022


142

Kunjungan Keempat Tanggal 04 Juli 2022

Kunjungan Kelima Tanggal 05 Juli 2022


143

Kunjungan Keenam Tanggal 07 Juli 2022

Kunjungan Ketujuh Tanggal 09 Juli 2022


144

Kunjungan Kedelapan Tanggal 10 Juli 2022

Anda mungkin juga menyukai