Anda di halaman 1dari 72

SKRIPSI

DESKRIPSI MORTALITAS PASIEN


DI INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD)
RSUD dr. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA

Disusun oleh:

POPI SELVIA
NIM. C1814201072

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
TASIKMALAYA
2022
SKRIPSI

DESKRIPSI MORTALITAS PASIEN


DI INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD)
RSUD dr SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan

(S.Kep)

Disusun Oleh:

POPI SELVIA
NIM. C1814201072

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
TASIKMALAYA
2022

i
LEMBAR PERNYATAAN PLAGIARISME

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Popi Selvia
NIM : C1814201072
Program Studi : S1 Keperawatan
Tempat Tgl. Lahir : Cimais, 06 Juli 2018
Alamat : Dsn.Banjarwaru RT/RW. 07/01 Des. Limusgede
Kec.Cimerak Kab. Pangandaran
Tahun Akademik : 2018-2022
Semester : VIII (Delapan)
Telp/ No.Hp : 085860126263
Email : popyselvia045@gmail.com
Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi saya yng berjudul :
DESKRIPSI MORTALITAS PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT
(IGD) RSUD dr SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA
Merupakan hasil skripsi saya sendiri dan bukan merupakan plagiat dari hasil karya
orang lain. Apabila dikemudian hari skripsi saya diketahui adanya pelanggaran hak
cipta berupa hasil karya ilmiah plagiat, maka saya siap menerima sanksi yang
berlaku, dicabut gelar sarjana dan dihukum sesuai Undang-Undang yang berlaku
di Indonesia.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya dan untuk
digunakan sebagaimana mestinya.

Tasikmalaya, Juli 2022

Popi Selvia

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

Naskah ini telah diperiksa, disetujui dan siap untuk dipertahankan


di hadapan Tim Penguji Skripsi
Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Tasikmalaya, 18 Juli 2022

Pembimbing I,

Hana Ariyani, M.Kep.

NIDN. 0402068502

Pembimbing II,

Bayu Brahmantia, M.Kep.,CWCS

NIDN. 0402098604

Pembimbing III,

Ubad Badrudin, M.Pd.I

NIDN. 0416036303

iii
LEMBAR PENGESAHAN

Naskah Skripsi ini telah diperiksa dan disahkan oleh Tim Penguji Ujian Sidang
Skripsi Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya guna melengkapi syarata untuk
mencapai gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Tasikmalaya,27 Juli 2022

Ketua Tim Penguji,

Aida Sri Rachmawati, S.Kp.,M.Kep


NIDN. 0405067902

Anggota Tim Penguji,

Saryomo, S.Kep.Ns., S.Sos., M.Kep


NIDN. 0417036701

Anggota Tim Penguji,

Hana Ariyani, M.Kep, Ns


NIDN. 0402068502

iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Popi Selvia

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Tempat /tanggal lahir : Ciamis, 06 Juli 1999

Email : popyselvia045@gmail.com

Alamat : Dsn.Banjarwaru RT/RW. 07/01 Des. Limusgede Kec.

Cimerak Kab. Pangandaran

Riwayat Pendidikan :

1. Tk Hybrida Batulawang Lulus Tahun 2005-2006

2. Sd Negri 2 Limusgede Lulus Tahun 2006-2012

3. MTS Negri Cimerak Lulus Tahun 2012 -2015

4. SMK Negri 1 Cijulang Lulus Tahun 2015-2018

5. Program Studi S-1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Tasikmalaya

v
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan

karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi, yang berjudul

“Deskripsi Mortalitas Pasien di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr.

Soekardjo Kota Tasikmalaya”. Terwujudnya Skripsi ini tidak lepas dari bantuan

berbagai pihak yang telah mendorong dan membimbing penulis, baik tenaga, ide-

ide, maupun pemikiran. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Ahmad Qonit AD, MA., sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah

Tasikmalaya.

2. Sri Mulyanti, M.Kep., selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Tasikmalaya.

3. Hani Handayani, M.Kep., Ners., Ketua Program Studi S1 Keperawatan

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya.

4. Hana Ariyani, M.Kep., selaku pembimbing I yang telah memberikan motivasi,

arahan dan bimbingannya pada penulis.

5. Bayu Brahmantia, M.Kep., selaku pembimbing II yang telah memberikan

arahan dan bimbingannya dalam penulisan Skripsi ini.

6. Ubad Badrudin M.Pd.I selaku pembimbing III yang telah memberikan arahan

dan bimbingannya dalam penulisan Skripsi ini

7. Seluruh Staf dan Dosen Program Studi Keperawatan Universitas

Muhammadiyah Tasikmalaya yang telah memberikan perhatian dan

motivasinya.

vi
8. Ibunda dan ayahanda serta saudara-saudaraku tercinta, tersayang yang

senantiasa memotivasi dengan do’a, kesabaran dan kasih sayangnya serta

perhatian yang menjadi motivasi bagi penulis.

9. Reza Nurfadilah yang telah membantu dan memotivasi serta perhatian dalam

pembuatan Skripsi ini

10. Babayo squad Intan, Nisa, Rivan, Desi , Risna, Dinar yang telah membantu

dan memotivasi dalam pembuatan skripsi ini.

11. Seluruh pihak yang telah membantu dalam kelancaran penyusunan Skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Skripsi ini masih banyak

kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran

yang bersifat membangun untuk kesempurnaan penyusunan yang akan datang.

Akhir kata, semoga kebaikan yang telah diberikan dapat menjadi amal soleh dan

ibadah bagi kita semua, dan mendapatkan balasan lebih dari Allah SWT dari apa

yang telah diberikan.

Tasikmalaya, Maret 2022

Penulis

vii
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
Skripsi, 18 Juli 2022
Popi Selvia

Deskripsi Mortalitas Pasien di Instalasi Gawat Darurat (IGD)


RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya

Abstrak

xi bagian awal + 45 halaman + 5 tabel + 1 bagan + 1 gambar + 8 Lampiran


Angka kematian pasien IGD merupakan masalah yang semangkit meningkat di
tiap tahunya. Oleh karena itu, pentingnya mengetahui deskripsi mortalitas pasien
IGD untuk mengevaluasi kualitas pelayanan medis di rumah sakit. Adapun peran
perawat IGD untuk meminimalisasi tindakan penyembuhan dan memaksimalkan
fungsi terapeutik dari semua tindakan yang akan dilaksanakan terhadap klien.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran atau deskriptif tentang
mortalitas pasien IGD RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya. Metode penelitian
desktiptif dengan pendekatan restropektif, populasi 316 orang menggunakan Total
sampling. Pengumpulan data diperoleh melalui rekam medik, dan analisis data
yang digunakan menggunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan
karakteristik angka kematian berdasarkan usia terbanyak ada pada kategori usia
lansia sebanyak (44.3%), berdasarkan jenis kelamin terbanyak laki-laki sebanyak
(59.8%) dan berdasarkan diagnosis penyakit terbanyak syaraf sebanyak
(23.4%).Deskripsi mortalitas pasien IGD RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya
sebagian besar adalah usia lansia, jenis kelamin laki- laki dan diagnosis penyakit
syaraf. Penelitian selanjutnya hendaknya meneliti lebih mendalam mengenai
penyebab terjadinya mortalitas pasien IGD baik faktor instrinsik maupun
ekstrinsik.

Kata Kunci : Instalasi Gawat Darurat (IGD), Mortalitas


Kepustakaan : 28 (2012-2022)

viii
MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA UNIVERSITY
FACULTY OF HEALTH SCIENCES
S1 NURSING PROGRAM
Thesis, 18 July 2022
Popi Selvia

Description of Patient Death in the Emergency Installation (IGD) of DR


Soekardjo Hospital, Tasikmalaya City

Abstract

xi start + 51 pages + 5 tables + 1 graph + 1 image + 8 Appendix


The mortality rate of emergency room patients is a problem that is increasing
every year. Therefore, it is important to know the description of the mortality of
ED patients to evaluate the quality of medical services in hospitals. The role of
the emergency room nurse is to minimize healing actions and maximize the
therapeutic function of all actions that will be carried out on clients. The purpose
of this study was to describe or describe the mortality of ER patients at RSUD dr.
Soekardjo, City of Tasikmalaya. The research method is descriptive with a
retrospective approach, a population of 316 people using total sampling. Data
collection was obtained through medical records, and the data analysis used was
using frequency distribution. The results showed that the characteristics of the
mortality rate based on age were mostly in the elderly age category (44.3%),
based on sex the most were male (59.8%) and based on the diagnosis of
neurological diseases (23.4%). . Soekardjo in Tasikmalaya City are mostly
elderly, male and diagnosed with neurological diseases. Future studies should
examine more deeply the causes of mortality in ER patients, both intrinsic and
extrinsic factors.

Keywords : Emergency Installation (IGD), Mortality


Literature : 28 (2012-2022)

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


LEMBAR BEBAS PLAGIARISIME .............................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................ v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
ABSTRAK ..................................................................................................... viii
ABSTRAC ..................................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
DAFTAR BAGAN ......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 6
D. Manfaat Penelitian............................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 8
A. Instalasi Gawat Darurat (IGD) ............................................................. 8
B. Deskripsi pasien IGD (Mortalitas) ....................................................... 9
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL .............. 11
A. Kerangka Konsep ................................................................................ 11
B. Definisi Operasional ............................................................................ 12
BAB IV METODE PENELITIAN .................................................................. 13
A. Rancangan Penelitian .......................................................................... 13
B. Populasi dan Sampel ........................................................................... 13
C. Tempat Penelitian ................................................................................ 14
D. Waktu Penelitian ................................................................................. 14
E. Etika Penelitian ................................................................................... 15
x
F. Alat Pengumpulan Data ....................................................................... 16
G. Prosedur Pengumpulan Data ................................................................ 16
H. Pengolahan Data.................................................................................. 17
I. Analisa Data ........................................................................................ 19
BAB V HASIL PENELITIAN ........................................................................ 21
A. Karakteristik Responden...................................................................... 21
BAB VI PEMBAHASAN ............................................................................... 24
A. Analisa Univariat ................................................................................ 24
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 32
A. Simpulan ............................................................................................. 32
B. Saran ................................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional ...........................................................................12

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi angka mortalitas pasien IGD berdasarkan Umur

di RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya ..........................................21

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi angka mortalitas pasien IGD berdasarkan

jenis kelamin di RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya .....................21

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi angka mortalitas pasien IGD berdasarkan

diagnosa penyakit di RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya..............22

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi mortalitas pasien IGD berdasarkan

penyakit syaraf di RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya .................23

xii
DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 Kerangka Konsep..............................................................................11

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Permohonan Studi Pendahuluan dari Universitas

Muhammadiyah Tasikmalaya

Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian dari Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Lampiran 3. Surat Pengantar permohonan bimbingan/survei data awal dari

Diklat

Lampiran 4. Surat Pengantar Penelitian dari Diklat

Lampiran 5. Surat Ijin Penelitian dari Diklat

Lampiran 6. Format Lembar Isi

Lampiran 7. Hasil Output SPSS

Lampiran 8. Lembar Konsultasi

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Instalasi Gawat Darurat (IGD) termasuk dalam unit pelayanan yang

ada di rumah sakit, dimana instalasi gawat darurat merupakan tempat di rumah

sakit yang memiliki tim kerja dengan kemampuan dan peralatan khusus, yang

memberikan pelayanan gawat darurat. Pelayanan keperawatan gawat darurat

meliputi pelayanan keperawatan yang ditujukan kepada pasien gawat darurat

yaitu pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau akan menjadi

gawat dan terancam nyawanya atau anggota tubuhnya bila tidak mendapat

pertolongan secara cepat dan tepat (Musliha, 2010).

Berdasarkan data laporan IGD RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya

2021 jumlah kasus masuk IGD berdasarkan jenis kasus yang sering muncul di

IGD pada tahun 2021 dari bulan Januari-Oktober sebanyak 9018 kasus dengan

yang terbanyak dengan jenis kasus Febris (18.15%) orang, Vulnus laceratum

(16.17%) orang, Stroke (12.26%) orang, Congestive Heart Failure (CHF)

(12,05%) orang dan Asma bronchial (8.67%) orang. Berdasarkan data

diagnosa kematian pada tahun 2021 sebanyak 316 kasus dengan yang

terbanyak yaitu covid 19 sebanyak 13.24%, penurunan kesadaran 8.7%, Death

On Arrival DOA (meninggal sudah diperiksa) 7,3%, stroke 5.5%, Head Injury

4.18% dan Cardiac arrest 3.8% (IGD RSUD dr. Soekardjo Tasikmalaya,

2021).

1
2

Yoon, et. al, (2003) dalam Sabriyati, dkk., 2012) mengemukakan

bahwa faktor internal dan eksternal yang memengaruhi keterlambatan

penanganan kasus gawat darurat antara lain: karakter pasien, penempatan staf,

ketersediaan stretcher dan petugas kesehatan, waktu ketibaan pasien,

pelaksanaan manajemen, dan strategi pemeriksaan dan penanganan yang

dipilih. Response time yang cepat dan penanganan yang tepat dapat dicapai

dengan meningkatkan sarana, prasarana, sumber daya manusia dan

manajemen IGD rumah sakit sesuai standar (Kemenkes RI, 2009).

Penelitian Singh, dkk, (2014) menunjukkan bahwa didapatkan 815

pasien gawat darurat medis di IGD RSCM. Mortalitas selama perawatan

ditemukan pada 145 pasien (19,6%). Keluhan utama yang banyak ditemukan

adalah sesak napas (25,1%), kelemahan umum (16,2%), dan penurunan

kesadaran (12,7%). Diagnosis yang banyak ditemukan adalah pneumonia

(35,6%), dyspepsia (33,2%), hipertensi (28,5%), gagal ginjal (27,7%),

keganasan (24,7%), sepsis (23,1%), anemia (22,0%), dan diabetes mellitus

(17,3%). Penyebab kematian pasien terbanyak adalah renjatan sepsis

ireversibel (53,8%), gagal napas (24,8%), henti jantung (11,0%), renjatan

kardiogenik (6,9%), dan emboli paru (3,4%).

Hasil penelitian Limantara, dkk., (2015) menunjukkan bahwa kasus

kematian terbanyak adalah CVA kemudian diikuti COB dan pada mortalitas di

IGD kematian kebanyakan terjadi pada kurang dari 6 jam pertama. Hal ini

sesuai dengan penelitian Ratnaningsih dalam (Susilawati, 2010) yang

menyatakan bahwa waktu 6 jam setelah serangan merupakan masa penting


3

karena proses kerusakan juga sangat dipengaruhi akan kondisi pasien sejak

dirujuk, jaringan otak dan iskemik dapat terjadi dan kematian paling banyak

terjadi pada masa ini. Penelitian oleh Boto dan Singh dalam Susilawati (2010)

tersebut juga mengungkapkan 20% kasus COB meninggal dunia pada 6 jam

pertama (Susilawati, 2010). Hasil juga menunjukkan bahwa usia pasien pada

kasus CVA, kebanyakan lebih dari 50 tahun, hal ini sesuai dengan faktor

predisposisi (Wu dkk., 2013 dan Hankey, 2014). Pada kasus COB, usia pasien

terbanyak diatas 40 tahun (Limantara, dkk., 2015).

Angka kematian pasien di IGD merupakan masalah yang semakin

meningkat di tahun-tahun terakhir pada tahun 2020 sebanyak 231 sedangkan

pada tahun 2021 sebanyak 316 kasus kematian (IGD RSUD dr. Soekardjo

Tasikmalaya, 2021). Angka kematian di IGD yang tinggi dapat menimbulkan

aspek hukum bagi rumah sakit, baik direktur, tenaga medis, paramedis dan

tenaga lainnya yang terlibat. Kematian pasien ini sebagian dapat dicegah dan

sebagian lagi tidak dapat dicegah. Bila terjadi kematian yang seharusnya bisa

dicegah, berarti terdapat kesalahan di rumah sakit. Kesalahan ini bisa karena

faktor rumah sakit atau sumber daya manusia (SDM) yang bekerja di rumah

sakit tersebut (Limantara, dkk., 2015).

Firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 195:


4

Artinya :Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam

kebinasaan (sakit), dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah

menyukai orang-orang yang berbuat baik.( QS.2 : 195 )

Firman Allah SWT dalam surat Asy- Syu’ra ayat 80:

Artinya: Dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku,

(QS. 26 : 80)

Sabda Rasulullah SAW

َ‫ض ْع دَا ًء اِالَّ هللاِ فَا َِّن هللاَ سُ ْب َحانَهُ تَدَ َاووا ِعبَاد‬
َ َ‫ض َع َمعَه ُ ِشفَــا ًء اِالَّ ال َح َرملَ ْم ي‬
َ ‫َو‬

(‫)رواه ابن ماجة واصحاب السنن‬

Artinya: Berobatlah kalian wahai hamba Allah, karena sesungguhnya

Allah SWT tidak menurunkan penyakit melainkan Dia juga menurunkan

obatnya, kecuali tua (pikun) (HR. Ibnu Majah dan Ashabussunan).

Firman allah SWT dalam surat Ali- Imran ayat 185 :

‫ار َوأُدْخِ لَ ْال َجنَّةفَقَدْ فَازَ ۗ َو َما‬ َ ‫ت ۗ َوإِنَّ َما ت ُ َوفَّ ْونَ أ ُ ُج‬
َ ‫وركُ ْم يَ ْو َم ْال ِقيَا َم ِة ۖ فَ َم ْن ُز ْح ِز َح‬
ِ َّ‫ع ِن الن‬ ِ ‫كُ ُّل نَ ْف ٍس ذَائِقَةُ ْال َم ْو‬

ِ ‫ْال َح َياة ُ الدُّ ْن َيا إِ َّال َمت َاعُ ْالغُ ُر‬


‫ور‬

Artinya: Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada

hari Kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barang siapa

dijauhkan dari neraka dan dimasukan ke dalam surga, sungguh, dia

memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang

memperdaya (QS. Ali- Imran : 185)


5

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal di

IGD RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya didapatkan data jumlah data

mortalitas mati sebelum dirawat pada bulan Januari sampai dengan Desember

2020 sebanyak 231 kasus atau 19 kasus kematian rata-rata per bulan

diantaranya kasus dengan bedah didapatkan sebanyak 63 (27.3 %), non bedah

124 (53,7%) dan anak 44 (19%).

Oleh karena itu, pentingnya mengetahui deskripsi mortalitas pasien

IGD untuk mengevaluasi kualitas pelayanan medis di rumah sakit. Selain bagi

pihak manajemen rumah sakit, angka mortalitas ini juga penting bagi pihak-

pihak lain misalnya penelitian bidang kesehatan, pendidikan tenaga kesehatan,

asuransi kesehatan, dan sebagainya. Sehingga harus di diselenggarakan

pertemuan rutin untuk sosialisasi kepada bagian lain untuk mengetahui hasil

kerja yang sudah dilakukan, sehingga bisa melakukan perbaikan kinerja

(Rustiyanto, 2010).

Perawat IGD akan melaksanakan berbagai fungsi diantaranya fungsi

keperawatan mandiri (independen), fungsi keperawatan ketergantungan

(dependen), dan fungsi keperawatan kolaboratif (interdependen) (Astuti, dkk.,

2018). Adapun peran perawat IGD berperan sebagai advokat atau pelindung

klien, yaitu membantu mempertahankan lingkungan yang aman bagi klien dan

mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan melindungi

klien dan sebagai manajer kasus yang bertugas untuk mengatur jadwal

tindakan yang akan dilakukan terhadap klien oleh berbagai profesi kesehatan

untuk meminimalisasi tindakan penyembuhan dan memaksimalkan fungsi


6

terapeutik dari semua tindakan yang akan dilaksanakan terhadap klien (Afidah

& Sulisno, 2013; Yuswantor, dkk., 2016). Berdasarkan latar belakang di atas

maka peneliti tertarik untuk menetili Deskripsi Mortalitas Pasien di Instalasi

Gawat Darurat (IGD) RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana “Deskripsi

Mortalitas Pasien di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr. Soekardjo Kota

Tasikmalaya?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Deskripsi Mortalitas Pasien di

Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya Deskripsi Mortalitas Pasien berdasarkan usia di Instalasi

Gawat Darurat (IGD) RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya

b. Diketahuinya Deskripsi Mortalitas Pasien berdasarkan jenis kelamin di

Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya

c. Diketahuinya Deskripsi Mortalitas Pasien berdasarkan diagnosa utama

kematian di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr. Soekardjo Kota

Tasikmalaya
7

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Diharapkan dapat memberikan konstribusi bagi pengembangan ilmu,

khususnya dalam ilmu kegawatdaruratan sehingga dapat dipergunakan

sebagai referensi dalam mengembangkan Catur Dharma Perguruan

Tinggi.

2. Bagi Profesi Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk

pengembangan ilmu keperawatan khususnya untuk melakukan asuhan

keperawatan yang optimal pada kasus gawat darurat.

3. Bagi Rumah Sakit

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi oleh

pihak-pihak pelayanan kesehatan dalam melakukan penanganan dengan

memberikan pelayanan kesehatan yang optimal.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi data unsur untuk peneliti

selanjutnya dengan metode yang melibatkan beberapa variabel dapat

memperluas pemahaman bagi semua pihak yang peduli terhadap

kecelakaan lalu lintas dan para peneliti lain sehingga melakukan penelitian

lebih lanjut pada variabel dan populasi yang lebih luas.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Instalasi Gawat Darurat (IGD)

1. Pengertian IGD

Instalasi Gawat Darurat adalah pelayanan rumah sakit yang

memberikan pelayanan 24 jam pada pasien dengan ancaman kematian dan

kecacatan yang dapat mengancam kelangsungan hidupnya. Pelayanan

kegawatdaruratan memerlukan penanganan secara terpadu dari multi

disiplin ke multi profesi termasuk pelayanan keperawatan. Pelayanan

kegawat daruratan ini sudah diatur dalam Sistem Penanggulangan Gawat

Darurat Terpadu (SPGT) baik SPGT sehari-hari (SPGT-S) dan akibat

bencana (SPGT-B). Indikator kinerja klinis pelayanan gawat darurat,

waktu tanggap (response time) < 5 menit, angka kematian pasien < 24 jam

dua per seribu. (PERMENKES RI Tahun 2018).

2. Fungsi IGD

IGD berfungsi untuk menerima, menstabilkan dan mengatur pasien

yang membutuhkan penanganan kegawatdaruratan segera, baik dalam

kondisi sehari-hari,maupun bencana, kegiatan pelayanan. Selain itu IGD

juga melakukan beberapa hal contoh nya sebagai tenaga pendidik dan

pelatihan gawat darurat, mengelola penegendalian mutu pelayanan gawat

darurat, dan melaukan koordinasi dengan rumah sakit lain (PERMENKES

RI Tahun 2018).

8
9

B. Deskripsi pasien IGD (Mortalitas)

1. Usia

Menurut penelitian Nurliza, (2017) didapatkan 20 pasien dengan

usia ≤10 tahun (12,3%), 15 pasien dengan usia 11-20 (9,3%), 11 pasien

dengan usia 21-30 tahun (6,8%), 17 pasien dengan usia 31-40 tahun

(10,5%), 31 pasien dengan usia 41-50 tahun (19,1%), 28 pasien dengan

usia 51-60 tahun (17,3%) dan 40 pasien dengan usia >60 tahun (24,7%).

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hunchak dkk.,

(2015) karateristik usia pasien yang paling banyak meninggal di IGD

adalah >50 tahun (40,9%), kemudian <30 tahun (30,0%), dan 30-50

tahun (29.1%).

2. Jenis kelamin

Menurut penelitian Nurliza, (2017) berdasarkan jenis kelamin,

didapatkan bahwa jumlah pasien laki-laki sebanyak 89 orang (54,9%)

dan pasien perempuan sebanyak 73 orang (45,1%). Hal ini juga sesuai

dengan beberapa penelitian lain di negara berbeda. Di Ethiopia,

karakteristik pasien yang paling banyak meninggal di IGD berjenis

kelamin laki-laki (61,9%) (Hunchak dkk., 2015). Di Iran, pasien yang

meninggal di IGD juga lebih banyak berjenis kelamin laki-laki (59,3%)

(Alimohammadi dkk., 2014).

3. Diagnosa Utama

Penelitian yang dilakukan oleh Nurliza, (2017) menunjukkan

bahwa kematian akibat gangguan imunitas sebanyak 5 orang (3,1%),


10

gangguan kulit dan muskuloskeletal sebanyak 6 orang (3,7%), gangguan

pernapasan sebanyak 45 orang (27,8%), gangguan pencernaan sebanyak

22 orang (13,6%), gangguan urinaria sebanyak 7 orang (4,3%), gangguan

syaraf sebanyak 40 orang (24,7%), gangguan kardiovaskuler sebanyak 18

orang (11,1%), gangguan reproduksi sebanyak 9 orang (5,6%), gangguan

endokrin sebanyak 8 orang (4,9%) dan gangguan penyakit tropis

sebanyak 2 orang (1,2%). Hal ini sejalan dengan penelitian Singh dkk.,

(2014) bahwa penyebab kematian di IGD yang terbanyak adalah akibat

gagal napas (24,8%). Penyebab yang sama juga didapatkan pada

penelitian Hunchak (2015) dimana gagal nafas merupakan penyebab

utama kematian pasien di IGD yaitu sebanyak 28 orang (12,7%).


BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Menurut Notoatmodjo, (2018) kerangka teori adalah suatu rumusan atau

susunan dari kerangka teori atau teori-teori yang mendukung suatu penelitian

dari variable-variable serta hubungan antar variable yang satu dengan variable

lainnya yang mampu mengarahkan analisis dari hasil penelitian.

Angka mortalitas pasien di IGD merupakan masalah yang semakin

meningkat di tahun-tahun terakhir pada tahun 2020 sebanyak 231 sedangkan

pada tahun 2021 sebanyak 316 kasus kematian dengan berbagai usia jenis

kelamin, triage dan diagnosa utama kematian. Oleh karena itu, pentingnya

mengetahui deskripsi mortalitas pasien IGD untuk mengevaluasi kualitas

pelayanan medis di rumah sakit. Selain bagi pihak manajemen rumah sakit.

Kerangka konsep dalam penelitian ini yaitu:

Deskripsi mortalitas pasien IGD :

1. Usia
2. Jenis kelamin
3. diagnosa utama

Keterangan :

= Diteliti

Sumber : ( Nurliza , 2017)

Bagan 3.1
Kerangka Konsep

11
12

B. Definisi Operasional

Definisi operasional untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian

variabel – variable diamati / diteliti untuk mengarahkan kepada pengukur atau

pengamatan terhadap variabel – variabel yang bersangkutan serta

pengembangan instrument / alatukur (Notoatmodjo, 2018).

Tabel 3.1

Definisi Operasional

No Variable Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur


Operasional

1. Usia Usia yang dihitung Lembar 1. Anak : ≤ 11tahun Ordinal


mulai dari isian 2. Remaja : 12 –25 tahun
kelahiran hingga 3. Dewasa : 26 -45 tahun
kematian yang 4. Lansia : > 46 tahun
tercatat dalam
rekam medis

2. Jenis Jenis kelamin Lembar 1. Laki-laki Nominal


kelamin pasien yang isian 2. Perempuan
meninggal sesuai
yang tercatat
dalam rekam
medis.

3. Diagnosa Diagnosis Lembar 1. Gangguan imunitas Nominal


utama penyakit pasien isian 2. Gangguan kulit dan
saat masuk ke IGD muskuloskeletal
sesuai yang 3. Gangguan pernapasan
tercatat dalam 4. Gangguan pencernaan
rekam medis 5. Gangguan urinaria
6. Gangguan syaraf
7. Gangguan kardiovaskuler
8. Gangguan reproduksi
9. Gangguan endokrin
10. Gangguan penyakit tropis
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

desktiptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukkan dengan tujuan utama

untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang mortalitas pasien IGD

RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya secara objektif, dengan menggunakan

pendekatan retrospektif yaitu penelitian yang berusaha melihat ke belakang

(backward looking), artinya pengumpulan data dimulai dari efek atau akibat

yang telah terjadi (Notoatmodjo, 2018). Dalam hal ini lingkup yang diteliti

adalah mortalitas pasien IGD tahun lalu periode Januari- Desember 2021.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan

dalam suatu penelitian (Saryono, 2013). Populasi penelitian ini adalah

seluruh mortalitas pasien IGD di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya

pada bulan Januari- Desember 2021 sebanyak 316.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang

diteliti yang dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2018).

Sampel dalam penelitian ini adalah mortalitas pasien IGD di RSUD dr.

13
14

Soekardjo Kota Tasikmalaya. Pengambilan sampel dalam penelitian ini

dilakukkan dengan metode total sampling. Dengan besar sampel

sebanyak 316.

a. Kriteria Inklusi

1) Pasien yang meninggal di IGD pada kurun waktu 2021.

b. Kriteria eksklusi

1) Pasien yang meninggal di jalan (belum sampai ke IGD)

2) Data rekam medik tidak lengkap.

C. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di IGD RSUD dr. Soekarjo Kota

Tasikmalaya 2022.

D. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2022

dengan tahapan sebagai berikut :

1. Tahap persiapan

Tahap persiapan, tahap persiapan ini mencakup pengajuan judul,

outline, dan melakukan studi pendahuluan pada bulan 20 Januari 2022.

2. Tahap pelaksanaan

Tahap pelaksanaan, tahap pelaksanaan ini mencakup

pengumpulan data dengan cara melihat data register mulai dari tanggal

18 April 2022.
15

3. Tahap Akhir

Tahap akhir, tahap akhir ini mencakup pengolahan data dan

presentasi tentang hasil penelitian mulai 16 Juni 2022.

E. Etika Penelitian

Etika dalam penelitian merupakan hal yang sangat penting. Karena

penelitian yang dilakukan langsung berhubungan dengan manusia. Etika

penelitian yang akan digunakan penulis menurut Nursalam, (2017), yaitu:

1. Informed Concent

Peneliti telah meminta izin untuk melakukan penelitian kepada kepala

ruangan IGD RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya. Kemudian, peneliti

menjelaskan maksud dan tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya

kepada kepala ruangan IGD RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya.

2. Tanpa Nama (Anonimity)

Peneliti telah menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak akan

mencantumkan nama subjek penelitian, hanya untuk lebih memudahkan

dalam mengenali identitas, penelitian menggunakan kode yang di isi oleh

peneliti.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Peneliti telah menjaga kerahasiaan data-data yang didapatkan dari rekam

medik dijamin oleh peneliti. Hal ini untuk menghormati hak untuk tidak

dipublikasikan secara langsung.


16

4. Privacy

Peneliti telah memberikan jaminan kepada subyek penelitian dengan

hanya meminta data yang sesuai dengan penelitian dan akan menjaga

kerahasiaanya.

F. Alat Pengumpulan Data

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk pengumpulan

data (Sugiyono, 2013). Untuk dapat mengukur variable penelitian ini, peneliti

menggunakan instrument yang berupa lembar isi yang berisi deskriptif

mortalitas pasien IGD di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya yang terdiri

dari deskriptif mortalitas pasien IGD berdasarkan usia, jenis kelamin, dan

diagnosa utama.

G. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan

proses pengumpulan data mortalitas subjek yang diperlukan dalam suatu

penelitian (Notoatmodjo, 2018). Pengumpulan data dalam penelitian ini,

menggunakan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber-sumber

informasi seperti publikasi dan perpustakaan dan dalam penelitian ini peneliti

mengambil sumber-sumber buku dan jurnal yang berhubungan dengan judul

penelitian yang terlampir di daftar pustaka. Langkah pengumpulan data yang

akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu:


17

1. Peneliti meminta surat pengantar penelitian kebagian administrasi

Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya untuk melakukan penelitian di

IGD RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya.

2. Peneliti meminta izin kepada kepala Ruangan Diklat untuk dilakukan

penelitian di IGD RSUD dr. Soekardjo Tasikmalaya

3. Peneliti memberikan surat dari Diklat ke kepala Ruangan IGD untuk

melakukkan penelitian di IGD RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya.

4. Pengambilan data mortalitas pasien IGD didapat dari rekam medis

pasien/catatan pasien di IGD RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya

dengan menggunakan lembar ceklis.

5. Data-data yang diperoleh mengenai mortalitas pasien IGD berdasarkan

jenis kelamin, usia, dan diagnosa utama di IGD RSUD dr. Soekardjo Kota

Tasikmalaya

H. Pengolahan data

Pengolahan data merupakan salah satu langkah yang penting, karena data

yang diperoleh langsung dari peneliti masih mentah dan belum siap untuk

disajikan. Untuk memperoleh pengolahan data sebagai hasil yang berarti dan

kesimpulan yang baik, maka diperlukan pengolahan data (Notoatmodjo, 2018).

Pengolahan data meliputi:

1. Editing

Peneliti pada tahap ini memeriksa kembali kebenaran data mortalita pasien

IGD yang meliputi, usia, jenis kelamin,dan diagnosa utama yang diperoleh
18

atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data

atau setelah data terkumpul.

2. Coding

Peneliti pada tahap ini melakukan pemberian kode numeric (angka)

terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini

sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer.

Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam

satu buku (code book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti

dari suatu kode dari suatu variable. Mortalitas pasien IGD seperti usia, jenis

kelamin, dan diagnosa utama diberi kode sesuai dengan yang ada di definisi

operasional.

a. Usia

1. Anak

2. Remaja

3. Dewasa

4. Lansia

b. Jenis Kelamin

1. Laki-Laki

2. Perempuan

c. Diagnosa Utama

1. Gangguan Imunitas

2. Gangguan Kulit dan Muskuloskeletal


19

3. Gangguan Pernapasan

4. Gangguan Pencernaan

5. Gangguan Urinaria

6. Gangguan Syaraf

7. Gangguan Kardiovaskuler

8. Gangguan Reproduksi

9. Gangguan Endokrin

10. Gangguan Penyakit Tropis

3. Tabulating

Peneliti pada tahap melakukan pentabulasian data dari hasil pengkodean

untuk dimasukkan ke dalam distribusi frekuensi.

4. Entry Data

Peneliti pada tahap ini memproses data kemudian data dianalisis dan

melakukan processing data dengan cara memasukkan data dari lembar isian

ke program komputer.

5. Cleaning

Peneliti pada tahap ini melakukan pengecekan kembali data yang sudah

diproses, dari hasil proses tersebut tidak ada kesalahan

I. Analisa Data

Setelah data terkumpul dari lembar isian, kemudian dilakukan analisis

data dengan menggunakan analasis univariat. Analisia data dilaksanakan


20

untuk memperoleh distribusi frekuensi dan skripsi dari berbagai karakteristik

atau variable yang diteliti dan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi.

Dalam analisa univariat ini menggunakan distribusi frekuensi:

f
p= × 100%
n

Keterangan :

f = presentasi

p = Jumlah responden berdasarkan karakteristik

n = Keseluruhan besar sampel

(Riyanto, 2013)
BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Karakteristik Responden

1. Karakteristik angka mortalitas pasien IGD berdasarkan Umur di RSUD

dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya

Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi angka mortalitas pasien IGD berdasarkan
Umur di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya
Umur Frekuensi (f) Persentasi (%)
Anak 19 6,0
Remaja 22 7,0
Dewasa 135 42,7
Lansia 140 44,3
Total 316 100,0
Sumber : Data Sekunder 2021

Data pada tabel 5.1 menunjukkan bahwa distribusi frekuensi angka

mortalitas pasien IGD berdasarkan Umur di RSUD dr. Soekardjo Kota

Tasikmalaya, sebagian besar kategori berada dalam umur lansia yaitu

sebanyak 140 orang (44,3),sedangkan sebagian kecil berada dalam

kategori umur anak sebanyak 19 orang (6.0%)

2. Karakteristik angka mortalitas pasien IGD berdasarkan jenis kelamin di

RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya

Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi angka mortalitas pasien IGD berdasarkan jenis
kelamin di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya
Jenis Kelamin Frekuensi (f) Persentasi (%)
Laki-laki 189 59,8
Perempuan 127 40,2
Total 316 100,0
Sumber : Data Sekunder 2021

21
22

Data pada tabel 5.2 menunjukkan bahwa distribusi frekuensi angka

mortalitas pasien IGD berdasarkan jenis kelamin di RSUD dr. Soekardjo

Kota Tasikmalaya, sebagian besar kategori berada pada laki-laki

sebanyak 189 orang (59,8%) sedangkan sebagian kecil berada dalam

kategori perempuan sebanyak 127 orang (40.2%).

3. Karakteristik angka mortalitas pasien IGD berdasarkan diagnosa penyakit

di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya

Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi angka mortalitas pasien IGD berdasarkan
diagnosa penyakit di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya
Diagnosis Penyakit Frekuensi (f) Persentasi (%)
Gangguan imunitas 50 15,8
Gangguan kulit dan muskuloskeletal 2 0,6
Gangguan pernapasan 58 18,4
Gangguan pencernaan 20 6,3
Gangguan urinaria 1 0,3
Gangguan Syaraf 74 23,4
Gangguan kardiovaskuler 65 20,6
Gangguan reproduksi 1 0,3
Gangguan endokrin 30 9,8
Gangguan penyakit tropis 15 4,7
Total 316 100,0
Sumber : Data Sekunder 2021

Data pada tabel 5.3 menunjukkan bahwa distribusi frekuensi angka

mortalitas pasien IGD berdasarkan diagnosa penyakit di RSUD dr..

Soekardjo Kota Tasikmalaya, sebagian besar kategori berada pada

gangguan syaraf sebanyak 74 orang (23,4%), sedangkan sebagian kecil

termasuk pada kategori gangguan urinaria 1 orang (0,3%) dan reprosuksi 1

orang (0,3%).
23

Adapun angka mortalitas karakteristik berdasarkan diagnosa penyakit

syaraf di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya dapat di lihat pada tabel

di bawah ini:

Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi angka mortalitas pasien IGD berdasarkan
diagnosa penyakit syaraf di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya
Diagnosis Penyakit Syaraf Frekuensi (f) Persentasi (%)
Stroke 38 51.35
Penurunan kesadaran 10 13.51
Moderete HI 6 8.10
Severe HI 4 5.40
Mild HI 9 12.16
Meningitis 4 5.40
Meningo Enchepalitis 1 1.35
Geriatric Syndrome 2 2.70
Total 74 100,0
Sumber : Data Sekunder 2021

Data pada tabel 5.4 menunjukkan bahwa distribusi frekuensi angka

mortalitas pasien IGD berdasarkan diagnosa penyakit syaraf di RSUD dr.

Soekardjo Kota Tasikmalaya, sebagian besar kategori berada pada

penyakit stroke sebanyak 38 orang (51.35%), sedangkan sebagian kecil

termasuk pada kategori penyakit meningo enchepalitis sebanyak 1 orang

(1.35%).
BAB VI

PEMBAHASAN

A. Analisa Univariat

1. Karakteristik mortalitas pasien IGD berdasarkan usia

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan mortalitas pasien IGD

berdasarkan usia di IGD RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya

sebagian besar adalah usia lansia (44.3%). Data tersebut

mengindikasikan mortalitas berdasarkan usia sebagian besar pada

kelompok usia lansia, dimana pada kelompok usia tersebut terjadi banyak

proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk meperbaiki diri atau

mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-lahan

sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki

kerusakan yang terjadi.

Penelitian yang dilakukan oleh Hunchak, dkk. (2015) karateristik

usia pasien yang paling banyak meninggal di IGD adalah >50 tahun

(40,9%), kemudian <30 tahun (30,0%), dan 30-50 tahun (29.1%). Hal ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Asmara & Handayani.

(2017) menyebutkan bahwa sebagian besar kematian di IGD dalam

kategori usia masa manula (>65 tahun) sebanyak (33%). Pasien manula

lebih banyak meninggal karena proses penuaan yang menyebabkan

penurunan pada berbagai fungsi organ dan rentan terhadap penyakit.

24
25

Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yan telah

memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang

dikategorikan sebagai usia lanjut ini akan terjadi suatu proses yang

disebut aging process atau proses penuaan. Pertambahan usia

menimbulkan perubahan-perubahan pada struktur dan fisiologis dari

berbagai sel/jaringan/organ dan sistem yang ada pada tubuh manusia,

sehingga terjadi kemundiran baik fisik, psikis, maupun emosional yang

menyebabkan lansia mengalami ketidakberdayaan sehingga kemampuan

diri menurun (Maryam, 2012).

Peneliti berasumsi bahwasanya besarnya angka mortalitas pada

lansia diakibatkan karena lansia berhubungan dengan proses penuaan,

diamana semua organ tubuh mengalami kemunduran fungsi termasuk

pembuluh darah otak. Pembuluh darah menjadi tidak elastis sehingga

mengakibatkan lumen pembuluh darah semakin sempit dan berdampak

pada penurunan aliran darah ke otak. Berdasarkan uraian tersebut, angka

mortalitas pasien IGD RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya sebagian

besar terjadi pada kelompok lansia.

2. Karakteristik mortalitas pasien IGD berdasarkan jenis kelamin

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan mortalitas pasien IGD

berdasarkan jenis kelamin di IGD RSUD dr.Soekardjo Kota Tasikmalaya

adalah sebagian besar laki-laki sebanyak (59.8%) dan perempuan

sebanyak (40,2%). Data tersebut mengindikasikan mortalitas berdasarkan

jenis kelamin sebagian besar pada laki-laki, dimana pada laki-laki


26

merupakan sosok individu yang berperan sebagai kepala keluarga yang

bertanggung jawab menghidupi anak dan istrinya, terbanyak dari

penderita bekerja menggunakan fisik, sedangkan wanita adalah ibu

rumah tangga yang berperan sebagai ibu yang mengasuh anak, sehingga

sebagai kepala keluarga yang menyandang beban berat kerap kali dilanda

stres memikirkan kebutuhan rumah tangga.

Penelitian yang dilakukan oleh Asmara & Handayani (2017)

menyebutkan bahwa sebagian besar kematian di IGD dalam kategori

jenis kelamin Laki-laki sebanyak 65 pasien (56.5%). Hal ini juga sesuai

dengan beberapa penelitian lain di negara berbeda. Di Ethiopia,

karakteristik pasien yang paling banyak meninggal di IGD berjenis

kelamin laki-laki (61,9%) (Hunchak dkk., 2015). Di Iran, pasien yang

meninggal di IGD juga lebih banyak berjenis kelamin laki-laki (59,3%)

(Alimohammadi dkk., 2014).

Menurut Weeks (2010) menyebutkan bahwa perempuan selalu

memiliki harapan hidup lebih tinggi dari pada laki-laki. Bila ditinjau dari

faktor sosial, kebiasaan merokok oleh sebagian laki-laki telah

menyebabkan resiko mengidap penyakit kronis lebih tinggi dan

mengakibatkan kematian yang lebih cepat dibandingkan perempuan

(Begley, 2020).

Peneliti berasumsi bahwasanya laki-laki merupakan sosok individu

yang berperan sebagai kepala keluarga yang bertanggung jawab

menghidupi keluarga kecilnya dan lebih banyak mobilitas dari pada


27

perempuan, sehingga sebagai laki-laki yang menyandang beban berat

kerap kali dilanda stres memikirkan kebutuhan rumah tangga akan

menyebakan rentan terhadap suatu penyakit ataupun kematian.

Berdasarkan uraian tersebut, angka mortalitas pasien IGD RSUD

karakteristik pasien IGD RSUD dr. Soekardjo kota Tasikmalaya

berdasarkan jenis kelamin sebagian besar terjadi pada laki-laki.

3. Karakteristik mortalitas pasien IGD berdasarkan diagnosa penyakit

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan mortalitas pasien IGD

berdasarkan diagnosa penyakit di IGD RSUD dr. Soekardjo kota

Tasikmalaya sebagian besar gangguan syaraf sebanyak 74 orang

(23,4%), gangguan kardiovaskuler sebanyak 65 orang (20,6%), gangguan

pernapasan sebanyak 58 orang (18,4%). Data ini mengindikasikan bahwa

sebgaian besar kematian di IGD disebabkan oleh gangguan syaraf. Hal

ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Asmara & Handayani.

(2017) menyebutkan sebagian besar dengan kasus gangguan syaraf

terbanyak pada kelompok lansia (33%) dan kelompok laki-laki (56.5%).

Penelitian yang dilakukan oleh Asmara & Handayani (2017)

bahwa penyebab kematian di IGD sebagian besar karena gangguan

persyarafan (37.3%), kematian karena gangguan kardiovaskuler (36.5%),

dan kematian karena gangguan pernapasan (26.2%). Hasil penelitian ini

sesuai dengan penelitian Limantara dkk (2015) menyebutkan bahwa

sebagian besar kasus kematian di IGD dengan kasus CVA

(Cerebrovascular Accident) terdapat 14 pasien (51,9%), kasus COB


28

(Cidera Otak Berat) terdapat 7 pasien (25,9%), kasus Sepsis terdapat 4

pasien (14,8%), kasus IMA (Infark Miokard Akut) terdapat 1 pasien

(3,7%) dan kasus Meningitis terdapat 1 pasien (3,7%). Sehingga dapat

disimpulkan bahwa gangguan syaraf merupakan penyakit yang

menyumbang kematian paling banyak.

Gangguan syaraf, gangguan pernafasan dan gangguan

kardiovaskuler merupakan penyakit yang angka kematianya paling

tinggi, gaya hidup laki-laki yang terbanyak karena faktor merokok dan

beban laki-laki berbeda dengan perempuan yang banyak aktivitas dan

setres yang tinggi.

Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit yang tidak

ditularkan dan tidak ditransmisikan kepada orang lain dengan bentuk

kontak apapun. Penyakit tidak menular, khususnya penyakit syaraf,

kardiovaskuler, penyakit pernapasan kronis, merupakan ancaman utama

bagi kesehatan dan perkembangan manusia, saat ini. Penyakit menular

berhubungan dengan genetic, lingkungan, dan yang paling penting adalah

gaya hidup seperti merokok, konsumsi alkohol, pola diet yang buruk, dan

kurangnya aktifitas.

Hasil Riskesdas 2018 menunjukan prevelensi penyakit tidak

menular meningkat dari tahun 2013, prevelensi stroke dari tahun 2018

naik dari 7% menjadi 10,9%, Hipertensi naik dari 25,8% menjadi 34,9%.

Kenaikan prevelensi penyakit tidak menular ini berhubungan dengan

pola hidup dan pola makan yang tidak seimbang, antara lain merokok,
29

konsumsi minuman beralkohol, aktivitas fisik, serta konsumsi buah dan

sayur yang kurang. PTM hingga saat ini menjadi penyebab kematian

tertinggi di indonesia, menggeser angka kematian karena penyakit

menular (PM) (Riskesdas, 2018).

Berdasarkan hasil penelitian bahwa sebagian besar dengan tipe

mortalitas terbanyak adalah gangguan syaraf dikarenakan penyakit stroke

sebanyak 38 orang (51.35%). Menurut CDC (2015) bahwa stroke telah

menyebabkan kematian sebanyak 130.000 orang di amerika serikat. Data

ini mengindikasikan bahwa mortalitas berdasarkan usia mayoritas pada

kelompok usia lansia. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh Hanum et.al (2018) bahwa risiko terjadinya stroke pada kelompok

umur >55 tahun adalah 3.64 kali dibandingkan kelompok umur ≤ 55

tahun..

Faktor usia mempengaruhi kemunduran fungsi tubuh termasuk

kekakuan pembuluh darah (mengekerut dan menua). Bertambahnya usia

juga memengaruhi penurunan fungsi hormon estrogen dan testoseron

dalam mendistribusikan lemak, sehingga memungkinkan terjadinya

penimbunan lemak dalam tubuh. Penimbunan ini akan mempersempit

aliran darah atau terjadinya penyumbatan pembuluh darah keotak

mengakibatkan stroke.

Kemudian mayoritas responden stroke berjenis kelamin laki-laki.

Hasil tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Burhanudin

(2012) menyatakan bahwa stroke banyak diderita oleh jenis kelamin laki-
30

laki 95%, pada berjenis kelamin laki-laki ini memiliki periaku kebiasaan

merokok. Laki-laki berpotensi terkena stroke dikarenakan perempuan

memiliki hormin estrogen yang berperan dalam mempertahankan

kekebalan tubuh sampai menopause dan sebagai proteksi atau pelindung

pada proses ateroskerosis.

Kejadian stroke pada laki-laki atau sudah berstatus suami lebih

berisiko kena stres dari pada istri ketika harus mengurus pasangannya

yang sakit atau tidak mampu, ini karena suami tidak siap dan tidak

terbiasa merawat seseorang, pasangan yang paling stres beresiko

mengalami stroke lebih tinggi karena depresi, sedih atau menangisi

keadaan. Hasil menunjukkan bahwa suami lebih cepat strs dan lebih

tinggi 23% kena stres dibanding istri (Alchuriyah dan Wahjuni, 2016).

Profil kematian pada IGD menunjukkan pentingnya kecepatan

penanganan tidak hanya saat di IGD tetapi juga faktor pre-hospital

diantaranya kecepatan pengenalan kegawatan dan rujukan. Faktor yang

menyebabkan keterlambatan pencarian pertolongan kesehatan ke IGD

adalah budaya masayarakt yang menunggu hingga kondisi kesehatan

pasien menjadi parah (Soejoeti, 2010). Pasien yang sedang sakit berat

bisa saja dianggap sakit ringan karena budaya masyarakat nya

menganggap seperti itu.

Peneliti berasumsi bahwa banyaknya pasien dengan kasus gawat

darurat yang masuk ke rumah sakit yang memerlukan pertolongan

dengan segera agar tidak terjadinya kecacatan dan kematian. Salah satu
31

indikator keberhasilan penanganan pada pasien gawat darurat yaitu

waktu tanggap. Selain itu waktu tanggap juga bertujuan mencegah

keterlambatan penanganan pada pasien. Waktu tanggap adalah saat

tibanya pasien di pintu IGD rumah sakit sampai mendapat respon atau

tindakan dari petugas IGD dengan memberikan pelayanan sesuai

kebutuhan pasien.
BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Karakteristik angka mortalitas pasien IGD berdasarkan usia sebagian

besar pada kategori kelompok usia lansia sebanyak (44.3%), dan

sebagian kecil berada dalam kategori umur anak sebanyak 19 orang

(6,0%)

2. Karakteristik angka mortalitas pasien IGD berdasarkan jenis kelamin

pada kategori laki-laki sebayak (59.8%), dan sebagian kecil berada dalam

kategori perempuan sebanyak 127 orang (40,2%)

3. Karakteristik angka mortalitas pasien IGD berdasarkan diagnosa penyakit

pada kategori gangguan syaraf sebanyak (23,4%), dan sebagian kecil

berada dalam kategori gangguan reproduksi sebanyak 1 orang (0,3%)

B. Saran

1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini menambah wawasan dan ilmu pengetahuan serta

memberikan pengalaman langsung dalam melakukan penelitian mengenai

Deskripsi Mortalitas pasien IGD berdasarkan usia, jenis kelamin, dan

diagnosa utama di IGD RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya

32
33

2. Bagi FIKes Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi, dan ilmu pengetahuan dalam

melakukan kegiatan di bidang pendidikan dan pelatiahan serta penelitian

mengenai keperawatan Gawat Darurat terkait mortalitas pasien IGD. Oleh

karena itu, peneliti memberikan saran bagi mahasiswa terutama SI

Keperawatan untuk memanfaatkan lahan praktek IGD untuk menambah

keilmuan terkait penanganan pasien IGD.

3. Bagi Rumah Sakit

Dilihat dari faktor-faktor yang memicu terjadinya tinggi kasus kematian

pasien IGD, maka pihak IGD RSUD dr. Sokardjo Kota Tasikmalaya

dapat melakukan evaluasi pentingnya pelayanan yang cepat dan tepat

pada 2 jam pertama setelah masuk untuk mengurangi tingginya angka

kematian pasien di IGD dan lebih meningkatkan pelayana prima.

4. Bagi Profesi Keperawatan

Bagi tenaga kesehatan, sebaiknya dapat memberikan perawatan yang

tepat dan cepat dan tanggap pada pasien IGD dengan cara melakukan

perawatan komprehensif.

5. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk meneliti lebih dalam dengan

menggunakan metode yang lain , dan meneliti lebih luas terhadap faktor-

faktor yang lain terkait angka mortalitas pasien IGD sepert triase,

pekerjaan , pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA

Afidah, E. N., & Sulisno, M. (2013). Gambaran Pelaksanaan Peran Advokat


Perawat Di Rumah Sakit Negeri Di Kabupaten Semarang. Jurnal
Manajemen Keperawatan, 1(2).

Alchuriyah, S., & Wahjuni, C. U. (2016). Faktor risiko kejadian stroke usia muda
pada pasien rumah sakit Brawijaya Surabaya. Jurnal Berkala
Epidemiologi, 4(1), 62-73.

Alimohammadi, H., Bidarizerehpoosh, F., Mirmohammadi, F., Shahrami, A.,


Heidari, K., Sabzghabaie, A., & Keikha, S. (2014). Cause Of Emergency
Department Mortality; A Case-Control Study. Emergency, 2(1), 30.

Asmara, K., & Handayani (2017). An Overview Of Mortality Causes At The


Emergency Unit Departement. Int Med Res, 1-6.

Andrayoni, N. L. D., Martini, M., Putra, N. W., & Aryawan, K. Y. (2019).


Hubungan Peran Dan Sikap Perawat Igd Dengan Pelaksanaan Triage
Berdasarkan Prioritas. Journal Of Telenursing (Joting), 1(2), 294–303.

Asti, A. D., Jaisyan, N., Sumarsih, T., & Nugroho, I. A. (2020). Hubungan Triase
Pasien Dengan Kondisi Psikologis Keluarga Di Unit Gawat Darurat.
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, 16(1), 110–115.

Astuti, Z., Nurjannah, M., & Widyastuti, D. (2018). Studi Fenomenologi: Peran
Perawat Dalam Penetapan Level Triase. Jurnal Care Vol, 6(2).

Begley, S. (2020). Which Groups Are Most at Risk from the coronavirus?
Scientific American Journal.
https://dio.org/10.1101/2020.02.17.20024166V3.FULL.PDF

Burhanudin, J. (2012). Faktor Risiko Kejadian Stroke Pada Dewasa Awal (18-40)
di Kota MakassarTahun 2010-2012

CDC, NCHS. 2015. Underlying Couse of Death 1999-2013.

Hankey, G. J. (2014). Secondary Stroke Prevention. The Lancet Neurology, 13(2),


178–194.

Hanum, P., Lubis, R., & Rasmaliah, R. (2018). Hubungan Karakteristik dan
Dukungan Keluarga Lansia dengan Kejadian Stroke pada Lansia
Hipertensi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
Medan. JUMANTIK (Jurnal Ilmiah Penelitian Kesehatan), 3(1), 72-88.
Hunchak, C., Teklu, S., Meshkat, N., Meaney, C., & Ritchie, L. P. (2015).
Patterns And Predictors Of Early Mortality Among Emergency
Department Patients In Addis Ababa, Ethiopia. Bmc Research Notes, 8(1),
1–9.

Kartikawati. (2011). Buku Jaringan Dasar-Dasar Keperawatan Gawat Darurat.


Salemba Medika.

Konrad, R., Desotto, K., Grocela, A., Mcauley, P., Wang, J., Lyons, J., & Bruin,
M. (2013). Modeling The Impact Of Changing Patient Flow Processes In
An Emergency Department: Insights From A Computer Simulation Study.
Operations Research For Health Care, 2(4), 66–74.

Limantara, R., Herjunianto, H., & Roosalina, A. (2015). Faktor-Faktor Yang


Mempengaruhi Tingginya Angka Kematian Di Igd Rumah Sakit. Jurnal
Kedokteran Brawijaya, 28(2), 200–205.
Https://Doi.Org/10.21776/Ub.Jkb.2015.028.02.15

Maryam, R.S., (2012). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta:


Salemba Medika.

Musliha, S. (2010). Keperawatan Gawat Darurat. Nuha Medika.

Notoatmodjo (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Nurliza, A. (2017). Profil Angka Kematian Pasien Di Instalasi Gawat Darurat


Rsup Haji Adam Malik Medan Tahun 2015. Universitas Sumatera Utara.
Https://Repositori.Usu.Ac.Id/Handle/123456789/20088

Nursalam (2017) Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. 4th edn. Jakarta:


Salemba Medika.

Riyanto, Agus. (2013). Statistik Deskriptif. Yogyakarta: Nuha Medika.

Rosyidi. (2013). Manajemen Kepemimpinan Dalam Keperawatan. Cv. Trans Info


Media.

Rustiyanto, E. (2010). Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Yang


Terintegrasi. Yogyakarta: Gosyen Publishing, 6(7), 31.

Sabriyati, W., Islam, A. A., & Gaus, S. (2012). Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Ketepatan Waktutanggap Penanganan Kasus Pada Response Time
I Di Instalasi Gawat Darurat Bedah Dan Non-Bedah Rsup Dr. Wahidin
Sudirohusodo [Dissertation]. Makasar: Universitas Hasanuddin.

Sahensolar, L. N., Bidjuni, H., & Kallo, V. (2021). Gambaran Tingkat Kegawat
Daruratan Pasien Di Instalasi Gawat Darurat (Igd) Rumah Sakit
Bhayangkara Kota Manado. Jurnal Keperawatan, 9(1), 1–8.
Saryono. (2013). Metodologi Penelitian. Trans Info Medika.

Singh, G., Winardi, M., & Rumende, C. M. (2014). Profil Klinis Dan Luaran
Pasien Gawat Darurat Medis Dewasa Di Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo, Jakarta. Critical And Emergency Medicine, 1, 108–112.

Soejoeti (2010). Konsep Sehat, Sakit dan Penyakit dalam Konteks Sosial Budaya.
Majalah Cermin Dunia Kedokteran

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.CV

Susilawati, D. (2010). Hubungan Waktu Prehospital Dan Nilai Tekanan Darah


Dengan Survival Dalam 6 Jam Pertama Pada Pasien Cedera Kepala Berat
Di Igd Rsup. Dr. M. Djamil Padang Tahun 2010. Universitas Andalas.

Weeks, J. R. (2010). Population: an Introduction to Concepts and Issues Tenth


Edition. Thomson Wadsworth:Belmont

Wirotomo, T. S., & Emaliyawati, E. (2016). Kesesuaian Alat Ukur Triase


Metodelabeling Dan Australian Triage Scalemodifikasi Di Igd Rsi
Pekajangan.

Wu, X., Zhu, B., Fu, L., Wang, H., Zhou, B., Zou, S., & Shi, J. (2013).
Prevalence, Incidence, And Mortality Of Stroke In The Chinese Island
Populations: A Systematic Review. Plos One, 8(11), E78629.

Yuswantoro, E., Ratnawati, R., & Setyoadi, S. (2016). Pengalaman Perawat


Sebagai Koordinator Pelaksana Unit Gawat Darurat Puskesmas Di
Kabupaten Trenggalek. Jurnal Ilmu Keperawatan: Journal Of Nursing
Science, 3(2), 97–118.
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6

LEMBAR ISIAN

Jenis
No Usia Diagnosa Utama jenis penyakit
Kelamin
1 Dewasa laki-laki Gangguan Imunitas Covid
2 remaja laki-laki Gangguan Pernapasan Tb paru
3 Lansia laki-laki Gangguan Kardiovaskuler stemi
4 Lansia perempuan Gangguan Imunitas Covid
5 Dewasa perempuan Gangguan pencernaan GEA
6 Lansia laki-laki Gangguan Kardiovaskuler CHF
Penyakit jantung
7 Lansia perempuan Gangguan Kardiovaskuler bawaan
8 Lansia laki-laki Gangguan Kardiovaskuler leukimia
9 Lansia laki-laki Gangguan Pernapasan PPOK
10 Lansia perempuan Gangguan Pernapasan Henti nafas
11 Lansia perempuan Gangguan Imunitas Covid
12 Lansia laki-laki Gangguan Imunitas Covid
13 Lansia laki-laki Gangguan Kardiovaskuler Anemis
14 dewasa laki-laki Gangguan Syaraf stroke
15 Dewasa perempuan Gangguan Syaraf Stroke
16 Dewasa perempuan Gangguan Kardiovaskuler leukimia
17 Lansia laki-laki Gangguan Endokrin hepatitis
18 Dewasa laki-laki Gangguan Endokrin CKD
19 Dewasa perempuan Gangguan Pernapasan Tb paru
20 Dewasa perempuan Gangguan Endokrin CHD
21 Lansia laki-laki Gangguan Imunitas Covid
22 Dewasa perempuan Gangguan Syaraf Stroke
23 Lansia laki-laki Gangguan Syaraf penurunan kesadaran
24 Lansia laki-laki Gangguan Kardiovaskuler stemi
25 Dewasa laki-laki Gangguan Syaraf mild hi
26 Dewasa laki-laki Gangguan pencernaan dehidrasi berat
27 Lansia laki-laki Gangguan Pernapasan PPOK
28 Lansia laki-laki Gangguan Pernapasan Tb paru
29 Lansia perempuan Gangguan Pernapasan Dipsneu
30 Dewasa laki-laki Gangguan Endokrin KAD
31 Lansia perempuan Gangguan Imunitas Covid
32 Dewasa laki-laki Gangguan Pernapasan PPOK
33 Lansia laki-laki Gangguan Kardiovaskuler Chf
34 Dewasa perempuan Gangguan Reproduksi CA Mamae
35 Lansia laki-laki Gangguan Pernapasan Tb paru
Penyakit jantung
36 Dewasa laki-laki Gangguan Kardiovaskuler bawaan
37 Lansia laki-laki Gangguan Pernapasan Tb paru
38 Dewasa laki-laki Gangguan Pernapasan PPOK
39 Dewasa laki-laki Gangguan Kardiovaskuler stemi
anak-
40 anak laki-laki Gangguan penyakit tropis syok sepsies
41 Lansia laki-laki Gangguan Kardiovaskuler Anemis
42 Lansia laki-laki Gangguan Pernapasan PPOK
43 Lansia perempuan Gangguan Kardiovaskuler Chf
anak-
44 anak laki-laki Gangguan penyakit tropis syok sepsies
45 Lansia perempuan Gangguan Kardiovaskuler Anemis
46 Lansia perempuan Gangguan Endokrin Ckd
47 Lansia perempuan Gangguan pencernaan GEA
48 Dewasa perempuan Gangguan Pernapasan PPOK
49 Lansia laki-laki Gangguan Kardiovaskuler Cardiac Ares
50 remaja laki-laki Gangguan Pernapasan PPOK
51 Lansia laki-laki Gangguan Syaraf Stroke
52 Dewasa perempuan Gangguan Imunitas Covid
53 Lansia perempuan Gangguan Endokrin hepatitis
54 Dewasa perempuan Gangguan Syaraf penurunan kesadaran
55 Dewasa perempuan Gangguan Kardiovaskuler stemi
56 Dewasa perempuan Gangguan Syaraf Stroke
57 Lansia laki-laki Gangguan Imunitas Covid
58 Dewasa laki-laki Gangguan Syaraf penurunan kesadaran
59 Lansia laki-laki Gangguan pencernaan dehidrasi berat
60 Lansia perempuan Gangguan Syaraf mild hi
61 Lansia laki-laki Gangguan Syaraf Stroke
62 Lansia laki-laki Gangguan Pernapasan Henti nafas
63 remaja laki-laki Gangguan Syaraf mild hi
64 Dewasa laki-laki Gangguan Imunitas Covid
65 Lansia perempuan Gangguan Kardiovaskuler Chf
66 Lansia laki-laki Gangguan penyakit tropis syok sepsies
anak-
67 anak perempuan Gangguan penyakit tropis syok sepsies
anak-
68 anak perempuan Gangguan penyakit tropis syok sepsies
69 Lansia laki-laki Gangguan Syaraf Stroke
70 Lansia laki-laki Gangguan Pernapasan Henti nafas
71 Lansia perempuan Gangguan Syaraf penurunan kesadaran
72 remaja perempuan Gangguan Kardiovaskuler Chf
penyakit jantung
73 Dewasa laki-laki Gangguan Kardiovaskuler bawaan (PJB)
74 Dewasa laki-laki Gangguan Syaraf Stroke
Acut Coronary Syndrom
75 Lansia laki-laki Gangguan Pernapasan (ACS)
76 Dewasa perempuan Gangguan Kardiovaskuler Anemis Gravis
77 Lansia laki-laki Gangguan Syaraf moderete head injury
78 Dewasa laki-laki Gangguan Kardiovaskuler anemia aplastik
79 Dewasa laki-laki Gangguan Syaraf meningitis
80 Lansia laki-laki Gangguan Endokrin hepatitis
81 Lansia perempuan Gangguan Pernapasan Alo (acut long edema)
anak-
82 anak perempuan Gangguan Pernapasan Peneumonia
83 Lansia laki-laki Gangguan Kardiovaskuler stemi
anak-
84 anak perempuan Gangguan Kardiovaskuler Chf
85 Dewasa perempuan Gangguan Endokrin hepatitis
anak-
86 anak perempuan Gangguan pencernaan intoksikasi alkohol
87 Lansia laki-laki Gangguan penyakit tropis Sepsies
88 remaja laki-laki Gangguan Syaraf Stroke
TB MDR (Multi drug
89 Lansia laki-laki Gangguan Pernapasan resistant tuberculosis)
90 Lansia laki-laki Gangguan Syaraf geriatik syndrom
91 remaja laki-laki Gangguan Endokrin koma hepatikum
anak-
92 anak perempuan Gangguan Pernapasan bronkopneumonia
93 Dewasa perempuan Gangguan Kardiovaskuler HT Emergency
94 Lansia laki-laki Gangguan Endokrin Acut Kidney Injury (AKI)
95 Dewasa perempuan Gangguan Endokrin dehidrasi berat
anak-
96 anak laki-laki Gangguan pencernaan ileus obstruktif
97 Dewasa laki-laki Gangguan Endokrin NONK
98 Dewasa perempuan Gangguan Imunitas B20
99 Dewasa laki-laki Gangguan Kardiovaskuler leukimia
100 Lansia perempuan Gangguan Endokrin hepatitis
101 Dewasa perempuan Gangguan Endokrin Ketoasidosis
anak- Comunity Acquired
102 anak perempuan Gangguan Pernapasan Pneumonia (CAP)
103 Dewasa laki-laki Gangguan Kardiovaskuler stemi
104 Dewasa laki-laki Gangguan Syaraf meningitis
105 Dewasa laki-laki Gangguan Endokrin hepatitis
106 Dewasa laki-laki Gangguan Syaraf stroke
107 Dewasa laki-laki Gangguan Endokrin dehidrasi berat
108 Dewasa laki-laki Gangguan penyakit tropis Sepsies
109 Dewasa laki-laki Gangguan Syaraf Stroke
110 Dewasa laki-laki Gangguan Kardiovaskuler Chf
111 Dewasa perempuan Gangguan Syaraf penurunan kesadaran
112 Dewasa laki-laki Gangguan Syaraf penurunan kesadaran
penyakit jantung
113 Dewasa laki-laki Gangguan Kardiovaskuler bawaan (PJB)
114 Dewasa perempuan Gangguan Syaraf meningitis
115 Lansia perempuan Gangguan Imunitas Covid
116 Dewasa laki-laki Gangguan Syaraf mild hi
117 Dewasa laki-laki Gangguan Syaraf Stroke
118 Dewasa laki-laki Gangguan Syaraf Stroke
119 Lansia perempuan Gangguan Syaraf Stroke
120 Dewasa laki-laki Gangguan Kardiovaskuler Cardiac Ares
121 Dewasa perempuan Gangguan Imunitas Covid
122 Dewasa laki-laki Gangguan Imunitas Covid
123 Dewasa laki-laki Gangguan Imunitas Covid
124 Lansia laki-laki Gangguan Syaraf Stroke
125 Lansia laki-laki Gangguan Endokrin hepatitis
126 Lansia laki-laki Gangguan Urinaria sups. Laptosperosis
127 Dewasa laki-laki Gangguan Imunitas Covid
128 Lansia perempuan Gangguan Imunitas Covid
anak-
129 anak perempuan Gangguan pencernaan Perotenitis
130 Dewasa laki-laki Gangguan Imunitas Covid
131 Dewasa laki-laki Gangguan Imunitas Covid
ventricular tachycardy
132 Dewasa laki-laki Gangguan Kardiovaskuler (VT)
133 Dewasa laki-laki Gangguan Endokrin koma hepatikum
134 Lansia laki-laki Gangguan Imunitas Covid
135 Lansia laki-laki Gangguan Imunitas Covid
Chronic kidney diseas
136 Lansia perempuan Gangguan Endokrin (CKD)
137 Dewasa perempuan Gangguan Imunitas Covid
138 Lansia laki-laki Gangguan Imunitas Covid
Chronic kidney diseas
139 Lansia perempuan Gangguan Endokrin (CKD)
140 Dewasa perempuan Gangguan Imunitas Covid
141 Dewasa laki-laki Gangguan Kardiovaskuler stemi
142 Dewasa perempuan Gangguan Syaraf Stroke
143 Dewasa laki-laki Gangguan Imunitas Covid
144 Lansia perempuan Gangguan Imunitas Covid
145 Dewasa laki-laki Gangguan Imunitas Covid
146 Lansia laki-laki Gangguan Imunitas Covid
147 Dewasa perempuan Gangguan Endokrin hepatitis
148 Lansia perempuan Gangguan Kardiovaskuler stemi
149 remaja perempuan Gangguan Endokrin hepatitis
150 Lansia perempuan Gangguan Syaraf Stroke
151 Lansia perempuan Gangguan Kardiovaskuler Cardiac Ares
152 Dewasa laki-laki Gangguan Imunitas Covid
153 Dewasa perempuan Gangguan Imunitas B20
154 Lansia perempuan Gangguan Imunitas B20
155 Dewasa laki-laki Gangguan Kardiovaskuler Cardiac Ares
156 Lansia perempuan Gangguan Imunitas Covid
157 Dewasa laki-laki Gangguan Kardiovaskuler leukimia
158 Lansia perempuan Gangguan Syaraf Stroke
159 Lansia laki-laki Gangguan Imunitas Covid
ketoasidosis diabetik
160 Lansia perempuan Gangguan Endokrin (KAD)
161 Dewasa laki-laki Gangguan Imunitas Covid
162 Lansia perempuan Gangguan Imunitas Covid
163 Dewasa perempuan Gangguan Imunitas Covid
164 Lansia laki-laki Gangguan Imunitas Covid
165 Lansia perempuan Gangguan Imunitas Covid
166 Dewasa perempuan Gangguan Pernapasan Status Asmatikus
167 Lansia laki-laki Gangguan Pernapasan respiratory failure
168 remaja laki-laki Gangguan Syaraf Stroke
169 Dewasa laki-laki Gangguan Pernapasan Peneumonia
170 Dewasa perempuan Gangguan Imunitas Covid
171 Lansia laki-laki Gangguan Syaraf Stroke
172 Lansia laki-laki Gangguan Pernapasan sups. TB
173 Dewasa laki-laki Gangguan Imunitas Covid
174 Dewasa laki-laki Gangguan Imunitas Covid
175 Dewasa laki-laki Gangguan Imunitas Covid
Gangguan Kulit Dan
176 Remaja laki-laki Muskoleskeletal HI (Hidradenitis)
177 Lansia perempuan Gangguan Syaraf stroke
anak-
178 anak laki-laki Gangguan Syaraf Stroke
179 Lansia laki-laki Gangguan Imunitas Covid
180 Lansia laki-laki Gangguan Kardiovaskuler CHF
181 Lansia laki-laki Gangguan Imunitas Covid
182 Dewasa laki-laki Gangguan Imunitas Covid
183 Lansia perempuan Gangguan Pernapasan Tb paru
184 Dewasa perempuan Gangguan Imunitas Covid
185 Dewasa perempuan Gangguan Pernapasan respiratory failure
186 Lansia laki-laki Gangguan Imunitas Covid
187 Dewasa laki-laki Gangguan Kardiovaskuler stemi
188 Dewasa perempuan Gangguan Pernapasan Dipsneu
189 Lansia laki-laki Gangguan Imunitas B20
190 Dewasa laki-laki Gangguan Syaraf penurunan kesadaran
191 Dewasa perempuan Gangguan Imunitas B20
192 Lansia laki-laki Gangguan Pernapasan Hemaptoe
193 Lansia perempuan Gangguan Pernapasan bronkopneumonia
194 Lansia perempuan Gangguan Pernapasan aspirasi
195 Dewasa perempuan Gangguan Syaraf moderete head injury
196 Dewasa laki-laki Gangguan Kardiovaskuler Anemis Gravis
197 Lansia laki-laki Gangguan Kardiovaskuler CHF
198 Dewasa laki-laki Gangguan Imunitas Covid
199 Dewasa laki-laki Gangguan Syaraf moderete head injury
200 Lansia perempuan Gangguan Pernapasan Tb paru
201 Dewasa perempuan Gangguan Pernapasan PPOK
202 Lansia laki-laki Gangguan Kardiovaskuler stemi
203 Lansia perempuan Gangguan Syaraf Stroke
204 remaja perempuan Gangguan Kardiovaskuler aspirasi
205 Lansia laki-laki Gangguan Pernapasan CAP
206 Dewasa perempuan Gangguan Endokrin hepatitis
207 Lansia laki-laki Gangguan Pernapasan edema paru
208 Lansia laki-laki Gangguan Kardiovaskuler anemia aplastik
209 Dewasa laki-laki Gangguan Syaraf mild hi
210 Dewasa laki-laki Gangguan Syaraf penurunan kesadaran
Gangguan Kulit Dan
211 Dewasa perempuan Muskoleskeletal HI (Hidradenitis)
212 Dewasa laki-laki Gangguan Syaraf geriatik syndrom
Anak-
213 anak perempuan Gangguan penyakit tropis dengue syok
214 Dewasa laki-laki Gangguan Syaraf Severe head injury
215 Lansia perempuan Gangguan Kardiovaskuler syok hipovolemik
216 Lansia perempuan Gangguan Pernapasan Tb paru
217 Dewasa laki-laki Gangguan Syaraf penurunan kesadaran
218 Lansia perempuan Gangguan Kardiovaskuler Anemis
219 Lansia perempuan Gangguan Pernapasan Henti nafas
220 Dewasa laki-laki Gangguan Syaraf meningitis
221 Dewasa laki-laki Gangguan Endokrin Krisis hipoglikemi
222 Lansia perempuan Gangguan Syaraf moderete head injury
penyakit jantung
223 Dewasa laki-laki Gangguan Kardiovaskuler bawaan (PJB)
224 Dewasa laki-laki Gangguan Kardiovaskuler stemi
225 Dewasa laki-laki Gangguan Kardiovaskuler Chf
226 Lansia laki-laki Gangguan Syaraf Stroke
227 Dewasa perempuan Gangguan Endokrin Acut Kidney Injury (AKI)
228 Dewasa laki-laki Gangguan Pernapasan Tb paru
229 Dewasa laki-laki Gangguan Pernapasan aspirasi
230 Dewasa laki-laki Gangguan Imunitas Covid
231 Dewasa laki-laki Gangguan Kardiovaskuler Anemis Gravis
232 Dewasa perempuan Gangguan Syaraf Stroke
233 Lansia laki-laki Gangguan Kardiovaskuler Cardiac Ares
234 remaja perempuan Gangguan Syaraf Stroke
235 Dewasa perempuan Gangguan Pernapasan respiratory failure
236 Dewasa laki-laki Gangguan Syaraf penurunan kesadaran
237 Dewasa perempuan Gangguan Kardiovaskuler leukimia
ketoasidosis diabetik
238 Dewasa laki-laki Gangguan Endokrin (KAD)
239 Lansia laki-laki Gangguan Syaraf Stroke
240 Dewasa perempuan Gangguan Pernapasan PPOK
241 Lansia perempuan Gangguan Syaraf Severe head injury
242 Dewasa laki-laki Gangguan Pernapasan aspirasi
243 Lansia perempuan Gangguan Syaraf Stroke
Acut Coronary Syndrom
244 Lansia laki-laki Gangguan Pernapasan (ACS)
245 Lansia laki-laki Gangguan Pernapasan edema paru
ketoasidosis diabetik
246 Dewasa laki-laki Gangguan Endokrin (KAD)
Anak- dengue syok syndrom
247 anak perempuan Gangguan penyakit tropis (DSS)
248 Dewasa perempuan Gangguan Pernapasan Status Asmatikus
Anak-
249 anak laki-laki Gangguan pencernaan gastreonteritis
250 remaja perempuan Gangguan Endokrin hepatitis
251 Remaja laki-laki Gangguan penyakit tropis Sepsies
Anak-
252 anak perempuan Gangguan Syaraf penurunan kesadaran
253 Dewasa laki-laki Gangguan Kardiovaskuler leukimia
Anak-
254 anak laki-laki Gangguan Kardiovaskuler Anemis Gravis
255 Dewasa laki-laki Gangguan Kardiovaskuler anemia aplastik
256 Dewasa laki-laki Gangguan Kardiovaskuler stemi
257 Lansia laki-laki Gangguan Pernapasan Dipsneu
258 Dewasa laki-laki Gangguan Pernapasan bronkopneumonia
Anak-
259 anak laki-laki Gangguan penyakit tropis syok sepsies
260 remaja laki-laki Gangguan pencernaan Diare Akut
261 Dewasa laki-laki Gangguan Pernapasan Alo (acut long edema)
262 remaja perempuan Gangguan Kardiovaskuler stemi
263 remaja laki-laki Gangguan Syaraf Stroke
264 remaja laki-laki Gangguan Pernapasan Hemaptoe
265 Lansia laki-laki Gangguan Pernapasan Henti nafas
ventricular tachycardy
266 Lansia perempuan Gangguan Kardiovaskuler (VT)
267 Dewasa perempuan Gangguan Syaraf Stroke
268 remaja perempuan Gangguan Pernapasan CAP
269 remaja laki-laki Gangguan Pernapasan Alo (acut long edema)
270 Dewasa laki-laki Gangguan Pernapasan edema paru
271 remaja perempuan Gangguan Syaraf Stroke
dengue syok syndrom
272 Dewasa laki-laki Gangguan penyakit tropis (DSS)
273 remaja laki-laki Gangguan Kardiovaskuler leukimia
274 Dewasa laki-laki Gangguan Syaraf penurunan kesadaran
275 Lansia laki-laki Gangguan Kardiovaskuler anemia aplastik
ketoasidosis diabetik
276 Dewasa laki-laki Gangguan Endokrin (KAD)
277 Lansia laki-laki Gangguan Kardiovaskuler Hipovolemik
ventricular tachycardy
278 Dewasa laki-laki Gangguan Kardiovaskuler (VT)
279 Lansia laki-laki Gangguan Syaraf Stroke
280 Lansia laki-laki Gangguan Syaraf mild hi
281 Lansia laki-laki Gangguan Syaraf Stroke
282 Lansia laki-laki Gangguan Kardiovaskuler Chf
283 Lansia laki-laki Gangguan Pernapasan Peneumonia
284 Lansia laki-laki Gangguan Pernapasan aspirasi
285 Lansia perempuan Gangguan Syaraf moderete head injury
286 Lansia perempuan Gangguan Syaraf Stroke
287 Lansia perempuan Gangguan Syaraf Stroke
288 Lansia perempuan Gangguan Syaraf Stroke
289 Dewasa perempuan Gangguan penyakit tropis Sepsies
290 Lansia perempuan Gangguan Pernapasan Dipsneu
Anak-
291 anak perempuan Gangguan pencernaan Perotenitis
292 Dewasa laki-laki Gangguan Kardiovaskuler Anemis
293 remaja laki-laki Gangguan pencernaan Diare Akut
294 Dewasa perempuan Gangguan penyakit tropis dengue syok
295 Dewasa laki-laki Gangguan pencernaan gastreonteritis
296 Lansia perempuan Gangguan Syaraf Stroke
297 Lansia laki-laki Gangguan Syaraf Stroke
298 Lansia perempuan Gangguan Syaraf Stroke
299 Dewasa laki-laki Gangguan pencernaan Perotenitis
300 Lansia perempuan Gangguan penyakit tropis syok sepsies
301 Lansia laki-laki Gangguan Kardiovaskuler Cardiac Ares
302 Lansia perempuan Gangguan pencernaan ileus obstruktif
303 Lansia laki-laki Gangguan Kardiovaskuler leukimia
304 Lansia perempuan Gangguan Endokrin koma hepatikum
305 Lansia laki-laki Gangguan Kardiovaskuler Cardiac Ares
306 Lansia perempuan Gangguan Kardiovaskuler CHF
307 Lansia laki-laki Gangguan pencernaan intoksikasi alkohol
308 Lansia perempuan Gangguan Pernapasan edema paru
309 Dewasa laki-laki Gangguan pencernaan Diare Akut
310 Lansia perempuan Gangguan Kardiovaskuler Cardiac Ares
311 Lansia laki-laki Gangguan Syaraf Moderet head injury
312 Dewasa perempuan Gangguan pencernaan GEA
313 Lansia laki-laki Gangguan Syaraf Stroke
314 Lansia perempuan Gangguan pencernaan gastreonteritis
315 Lansia laki-laki Gangguan pencernaan Perotenitis
316 Lansia perempuan Gangguan Syaraf Stroke
Lampiran 7

Hasil Output SPSS

Frequencies

Statistics

Usia Jenis Kelamin Type Kasus

Valid 316 316 316


N
Missing 0 0 0

Frequency Table

Usia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Anak 19 6,0 6,0 6,0

Remaja 22 7,0 7,0 13,0

Valid Dewasa 135 42,7 42,7 55,7

Lansia 140 44,3 44,3 100,0

Total 316 100,0 100,0

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Laki-laki 189 59,8 59,8 59,8


Valid
Perempuan 127 40,2 40,2 100,0
Total 316 100,0 100,0

Type Kasus

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Gangguan imunitas 50 15,8 15,8 15,8

kulit dan muskuloskeletal 2 ,6 ,6 16,5

Pernapasan 58 18,4 18,4 34,8

Pencernaan 20 6,3 6,3 41,1

Urinaria 1 ,3 ,3 41,5

Valid Syaraf 74 23,4 23,4 64,9

Kardiovaskuler 65 20,6 20,6 85,4

Reproduksi 1 ,3 ,3 85,8

Endokrin 30 9,5 9,5 95,3

Tropis 15 4,7 4,7 100,0

Total 316 100,0 100,0


Lampiran 8
LEMBAR KONSULTASI

Judul Skripsi :Deskripsi Mortalitas Pasien Di Instalansi Gawat Darurat


(IGD) RSUD dr. Soekardjo
Nama Pembimbing I : Hana Aryani M.Kep
No Tanggal Materi Bimbingan Catatan Pembimbing Paraf
1. 25/12/2021 Penyusunan Outline Mengkonsultasi judul
penelitian via google
drive

2. 03/01/2022 Penyerahan Outline Outline di ACC

3. 14/01/2022 Mengganti judul Tidak di ACC


Stase Gadar Diarahkan untuk
mengganti judul
kembali

4. 15/01/2022 Mengganti judul Tidak di ACC di


arahkan untuk
mengganti judul
kembali

5. 16/01/2022 Mengganti judul Tidak di ACC di


kembali arahkan untuk
mengganti judul
kembali
6. 19/01/2022 Mengganti judul Judul diterima
yaitu : “Deskripsi
Mortalitas Pasien Di
Instalasi Gawat
Darurat(IGD) RSUD dr
Soekardjo
Tasikmalaya” Lanjut
proposal Bab I-4
7. 25/02/2022 Bimbingan bab I Revisi bab I Di
sarankan memasukan
triase,umur,pekerjaan
pendidikan,penyebab
kematian,

8. 27/02/2022 Bimbingan bab I Revisi bab I Deskripsi


kematian di latar
belakang belum muncul
alasan yang kuat
kenapa ngambil judul
ini?

9. 29/02/2022 Bimbingan bab I.II Revisi bab I,II VIA WA


di anjurkan

10. 28/032022 Konsultasi Proposal ACC


11. 30/06/2002 Konsultasi Skripsi masukannya:
- abstrak segera
dibuat
- penjelasan di
bwh tabel
disebut kan data
yg mayoritas
dan minoritas
saja
- pembahasan di
diagnosa harus
menjelaskan ttg
knp saraf, CV,
sm pernafasan
yg tinggi?
- adakah
keterbatasan sm
implikasi?
- saran dibuat
saja, kade bukan
kalimat
mamfaat
12 16/07/2022 Mengajukan kembali - Survei
pendahuluan
Skripsi gausah
dimasukan ,di
latar belakang
jelaskan
pentingnya
meneliti deskripsi
mortalitas. Belum
ada kesimpulan
- Di bawah tabel
jelaskan data
yang mayoritas
dan minoritas
gausah dibuatin
semua
12. 16/07/2022 Mengajukan kembali - Cek kembali
penulisan
revisi Skripsi paragraf pertama
hapus
- ACC
Lampiran
LEMBAR KONSULTASI

Judul Skripsi :Deskripsi Mortalitas Pasien Di Instalansi Gawat


Darurat (IGD) RSUD dr. Soekardjo
Nama Pembimbing II : Bayu Brahmantia M.Kep, CWCS, CH
No Tanggal Materi Bimbingan Catatan Pembimbing Paraf
1. 17/03/2022 Mengajukan Perbaiki penulisan dan
Proposal bab I-IV kaidah paragraf, cek
referensi,10 tahun
terakhir
2. 20/03/2022 Mengajukan ACC
kembali proposal

3. 30/06/2022 Mengajukan Perbaikan di lembar


Skripsi persetujuan,abstrak
harus memakai bahasa
indonesia,bab IV
sumber harus
menggunakan 10
tahun kebelakang edisi
terbaru, bab VI asumsi
peneliti di masukan
4. 04/07/2022 Mengajukan Review draf skripsi
Kembali Skripsi dan awal akhir skripsi

5. 06/07/2022 Review ulang bab ACC sidang akhir


1 sd. bab 6
Lampiran
LEMBAR KONSULTASI

Judul Skripsi :Deskripsi Mortalitas Pasien Di Instalansi Gawat


Darurat (IGD) RSUD dr. Soekardjo
Nama Pembimbing III : Ubad Badrudin M.Pd.I
No Tanggal Materi Bimbingan Catatan Pembimbing Paraf
1. 06/03/2022 Mengajukan Konsultasi mengenai
Proposal bab I-IV ayat yang harus ada di
BAB I
2. 22/03/2022 Konsultasi kembali ACC
Proposal
3. 04/062022 Mengajukan ACC
Skripsi

Anda mungkin juga menyukai