Oleh :
Kelas 4A
2022
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ASUHAN
KEPERAWATAN KOMUNITAS DI RW 07 KELURAHAN MULYASARI” tepat pada
waktunya.
Asuhan Keperawatan ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan asuhan keperawatan
ini. Untuk itu kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan asuhan keperawatan ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa tugas asuhan keperawatan ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan tugas asuhan keperawatan ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
A. Hipertensi.......................................................................................................................1
1. Pengertian..................................................................................................................1
2. Etiologi........................................................................................................................1
3. Patofisiologi................................................................................................................2
4. Manifestasi Klinis......................................................................................................3
5. Pemeriksaan Penunjang...........................................................................................4
1. Definisi........................................................................................................................5
2. Etiologi........................................................................................................................5
3. Manifestasi klinis.......................................................................................................6
4. Pemeriksaan penunjang............................................................................................6
C. COVID-19......................................................................................................................7
1. Pengertian..................................................................................................................7
2. Etiologi........................................................................................................................7
3. Faktor Resiko.............................................................................................................7
4. Manifestasi klinis.......................................................................................................8
5. Patofisiologi................................................................................................................9
6. Pemeriksaan Penunjang...........................................................................................9
7. Penatalaksanaan......................................................................................................10
8. Pencegahan...............................................................................................................11
9. Komplikasi...............................................................................................................12
D. PHBS..............................................................................................................................12
ii
1. Pengertian................................................................................................................12
A. Analisa Data.................................................................................................................20
a. Klasifikasi Data........................................................................................................20
a. Interpretasi Data.....................................................................................................47
c. Prioritas Masalah....................................................................................................54
B. Diagnosa Keperawatan...............................................................................................54
C. Intervensi Keperawatan.............................................................................................61
D. Implementasi Keperawatan.......................................................................................76
E. Evaluasi Keperawatan................................................................................................76
LAMPIRAN............................................................................................................................80
iii
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Hipertensi
1. Pengertian
Hipertensi adalah keadaan seseorang yang mengalami peningkatan tekanan darah
diatas normal sehingga mengakibatkan peningkatan angka mortalitas, tekanan darah fase
sistolik 140 mmHg menunjukkan fase darah yang sedang dipompa oleh jantung, dan
fase diastolik 90mmHg menunjukkan fase darah yang kembali ke jantung.
Hipertensi merupakan gangguan pada sistem peredaran darah yang sering terjadi
pada lansia, dengan kenaikan tekanan darah sistolik lebih dari 150 mmHg dan tekanan
darah diastolik lebih dari 90 mmHg, tekanan sistolik 150-155 mmHg dianggap masih
normal pada lansia.
2. Etiologi
Menurut Corwin (2012), penyebab peningkatan tekanan darah ada tiga hal yaitu:
1
menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Pada peningkatan Total Pertperial
Resistence, jantung harus memompa secara lebih kuat dan dengan demikian
menghasilkan tekanan yang lebih besar, untuk mendorong darah melintas pembuluh
darah yang menyempit. Hal ini disebut peningkatan dalam afterload jantung dan
biasanya berkaitan dengan peningkatan tekanan diastolik. Apabila peningkatan
afterload berlangsung lama, maka ventrikel kiri mungkin mulai mengalami hipertrofi
(membesar). Dengan hipertrofi, kebutuhan ventrikel akan oksigen semakin
meningkat sehingga ventrikel harus mampu memompa darah secara lebih keras lagi
untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Pada hipertrofi, serat-serat otot jantung juga
mulai tegang melebihi panjang normalnya yang pada akhirnya menyebabkan
penurunan kontraktilitas dan volume sekuncup.
Faktor resiko Hipertensi adalah umur, jenis kelamin, riwayat arga, genetik
(faktor resiko yang tidak dapat diubah/dikontrol), kebiasaan merokok, konsumsi
garam, konsumsi lemak jenuh, penggunaan jelantah, kebiasaan konsumsi minum-
minuman beralkohol, obesitas, kurang aktifitas fisik, stres, penggunaan estrogen
(Kemenkes RI, 2018).
3. Patofisiologi
Tekanan darah yang meningkat pada penyakit hipertensi menyebabkan aliran
darah meningkat. Sehingga dalam pembuluh darah terjadi selerasis yang kemudian
aliran darah tersebut menjadi statis (adanya retensi garam). Hal tersebut
menyebabkan peningkatan kerja jantung yang ditandai dengan peningkatan kontraksi
otot jantung sehingga otot jantung mengalami pembesaran dan mengakibatkan peurunan
cariac output (Priee, Sylvia Anderson, 2009). Peningkatan tekanan darah dapat
menyebabkan sclerosis yang menimbulkan pengecilan pembuluh darah, jika dalam
serebral terjadi peningkatan avskuler (aliran darah) karena adanya peningkatan ini
menyebabkan aliran darah turun, sehingga suplay darah ke otak berkurang dan dapat
terjadi nyeri, karena suplay darah ke otak menjadi berkurang pula. Sehingga terjadi
gangguan perfusi jaringan. Dampak hipertensi pada ginjal terjadi gangguan pembuluh
darah ginjal yang disebabkan penurunan aliran darah. Hal ini menyebabkan renin yang
merupakan enzim yang disekresi oleh sel junka glomerelus ginjal bekerja pada
substraknya berupa aldosteron untuk meningkatkan natrium dan air ke inter sosial. Hal
tersebut mengakibatkan peningkatan volume cairan dalam tubuh.
2
Perubahan fisik pada lansia terkait kandungan penyakit hipertensi.
4. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi:
3
a. Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah akibat peningkatan
darah intrakranium
b. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi
c. Ayunan langkah yang tidak mantap akibat kerusakan susunan saraf pusat
d. Nokturia akibat peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomelurus
e. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler.
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
1) Albuminuria pada hipertensi karena kelainan parenkim ginjal
2) Kreatinin serum dan BUN meningkat pada hipertensi karena parenkim ginjal
dengan gagal ginjal akut.
3) Darah perifer lengkap
4) Kimia darah (kalium, natrium, keratin, gula darah puasa)
b. EKG
1) Hipertrofi ventrikel kiri
2) Iskemia atau infark miocard
3) Peninggian gelombang P
4) Gangguan konduksi
c. Foto Rontgen
1) Bentuk dan besar jantung Noothing dari iga pada koarktasi aorta.
2) Pembendungan, lebar paru
3) Hipertrofi parenkim ginjal
4) Hipertrofi vascular ginjal
d. Pemeriksaan Diagnostik
1) Mengukur tekanan darah pada kedua tangan ketika pasien terlentang dan tangan
setiap 1-2 jam sekali
2) Mengukur berat badan dan tinggi badan
3) Pemeriksaan khusus
a) Jantung
b) ECG
c) Foto Thorax
d) Echocordiagram
4
e) Pada mata fundus copi
4) Pemeriksaan darah : Cholesterol, unric, gula darah, urenum, clearance,
trigliserida electrolit
5) Pemeriksaan IVP
2. Etiologi
Demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh
nyamuk. Virus dengue ini termasuk kelompok B Arthropod Virus (Arbovirus) yang
sekarang dikenal sebagai genus Flavivirus, famili Flaviviride, dan mempunyai 4 jenis
serotipe yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Infeksi dari salah satu
serotipemenimbulkan antibodi terhadap virus yang bersangkutan, sedangkan antibodi
yang terbentuk untuk serotipe lain sangat kurang, sehingga tidak dapat memberikan
perlindungan terhadap serotipe lain. Seorang yang tinggal di daerah endemis dengue
dapat terinfeksi oleh 3/4 serotipe yang berbeda selama hidupnya. Serotipe DEN-3
merupakan serotipe yang dominan dan diasumsikan banyak yang menunjukkan
manifestasi klinik yang berat.
6
3. Manifestasi klinis
Manifestasi klinik untuk demam berdarah dengue (DBD) yaitu:
Tersangka infeksi dengue apabila terdapat demam <7 hari, ruam, manifestasi
perdarahan (rumple leed (+), nyeri kepala dan retroorbital, mialgia, arthralgia,
leukopeni (<4000µl), kasus DBD lingkungan (+). Adapun tanda bahaya (warning
signs) yaitu pada fase afebris klinis tidak ada perbaikan atau memburuk, tidak mau
minum, muntah terus-menerus, nyeri perut hebat, letargi dan/gelisah,
perubahan perilaku, perdarahan (mimisan, muntah & BAB hitam, menstruasi berlebih,
urin berwarna hitam/hemoglobinuria atau hematuria, pening, pucat (tangan-kaki teraba
dingin), diuresis berkurang dalam 4-6 jam. Warning signs tersebut digunakan
untuk menilai syok pada penderita penyakit demam berdarah dengue (DBD). Tanda
atau gejala DBD yang muncul seperti bintik-bintik merah pada kulit. Selain itu suhu
badan lebih dari 38oC, badan terasa lemah dan lesu, gelisah, ujung tangan dan kaki
dingin berkeringat, nyeri ulu hati, dan muntah. Dapat pula disertaiperdarahan seperti
mimisan dan buang air besar bercampur darah serta turunnya jumlah trombosit hingga
100.000/mm.
4. Pemeriksaan penunjang
a. Trombositopeni (100.000/mm3)
b. Hb dan PCV meningkat (20%)
c. Leukopeni (mungkin normal atau leukositosis)
d. Isolasi virus
e. Serologi (Uji H) : respon antibody sekunder
Pada renjatan yang berat, periksa : Hb, PCV berulang kali (setiap jam atau 4-6
jam apabila sudah menunjukan tanda perbaikan.
7
C. COVID-19
1. Pengertian
Coronavirus disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit infeksi
saluran pernapasan yang disebabkan oleh Serve acute respiratory syndrome virus
2 (SARS-CoV-2). Atau yang sering disebut virus corona. Virus ini memiliki
tingkat mutasi tinggi dan merupakan pathogen zoonotic yang dapat menetap pada
manusia dan binatang dalam presentasi klinis yang sangat beragam, mulai dari
asimtomatik, gejala ringan sampai berat, bahkan sampai kematian. Penyakit ini
harus diwaspadai karena penularan yang relatif cepat, memiliki tingkat mortalitas
yang tidak dapat diabaikan, dan belum adanya terapi definitif. Masih banyak
knowledge gap dalam bidang ini sehingga diperlukan studi-studi lebih lanjut.
Corona virus adalah virus RNA dengan ukuran partikel 120-160 nm. Virus
ini utamanya menginfeksi hewan, termasuk di antaranya adalah kelelawar dan
unta. Coronavirus yang menjadi etiologi COVID-19 termasuk dalam genus
betacoronavirus. (Susilo.2019)
2. Etiologi
Penyebab COVID-19 adalah virus yang tergolong dalam family
coronavirus. Coronavirus merupakan virus RNA strain tunggal positif, berkapsul
dan tidak bersegmen. Terdapat 4 struktur protein utama pada Coronavirus yaitu:
protein N (nukleokapsid), glikoprotein M (membran), glikoprotein spike S (spike),
protein E (selubung). Coronavirus tergolong ordo Nidovirales, keluarga
Coronaviridae. Coronavirus ini dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau
manusia. Terdapat 4 genus yaitu alphacoronavirus, betacoronavirus,
gammacoronavirus, dan deltacoronavirus. Sebelum adanya COVID-19, ada 6
jenis coronavirus yang dapat menginfeksi manusia, yaitu HCOV-229E,
(alphacoronavirus), HCOV-OC43 (betacoronavirus), HCOVNL63 (alpha corona
virus) HCoV-HKUI (beta coronavirus), SARS-CoV (betacoronavirus), dan
MERS-CoV (betacoronavirus) (KEMENKES 2020).
3. Faktor Resiko
Beberapa faktor risiko lain yang ditetapkan oleh Centers for Disease
Control and Prevention (CDC) adalah:
8
b. Tinggal satu rumah dengan pasien covid – 19
c. Riwayat perjalanan ke area terjangkit.
d. Berada dalam satu lingkungan namun tidak kontak dekat (dalam radius 2
meter)
e. Wanita hamil
f. Usia > 50 tahun
g. Neutrofilia
h. Penyakit penyerta:
1) Pasien imunokompromais, seperti HIV
2) Hipertensi
3) Diabetes Mellitus
4) Penyakit keganasan seperti kanker paru
5) Penyakit kardiovaskuler seperti gagal jantung
6) Penyakit paru obstruktif kronis
7) Disfungsi koagulasi dan organ
4. Manifestasi klinis
Gejala-gejala yang dialami biasanya bersifat ringan dan muncul secara
bertahap. Beberapa orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala apapun dan
tetap merasa sehat. Gejala COVID-19 yang paling umum adalah demam, rasa
lelah, dan batuk kering. Beberapa pasien mungkin mengalami rasa nyeri dan sakit,
hidung tersumbat, pilek, nyeri kepala, konjungtivitis, sakit tenggorokan, diare,
hilang penciuman dan pembauan atau ruam kulit. Dan yang terbaru yaitu happy
hypoxia/silent hypoxia, dimana pasien mengalami hypoxia (kekurangan oksigen)
tanpa mengalami gejala apapun. Bahkan ia bisa merasakan sehat-sehat saja.
Menurut data dari negara-negara yang terkena dampak awal pandemi, 40%
kasus akan mengalami penyakit ringan, 40% akan mengalami penyakit sedang
termasuk pneumonia, 15% kasus akan mengalami penyakit parah, dan 5% kasus
akan mengalami kondisi kritis. Pasien dengan gejala ringan dilaporkan sembuh
setelah 1 minggu. Pada kasus berat akan mengalami Acute Respiratory Distress
Syndrome (ARDS), sepsis dan syok septik, gagal multiorgan, termasuk gagal
ginjal atau gagal jantung akut hingga berakibat kematian. Orang lanjut usia
(lansia) dan orang dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya seperti
9
tekanan darah tinggi, gangguan jantung dan paru, diabetes dan kanker berisiko
lebih besar mengalami keparahan (KEMENKES 2020).
5. Patofisiologi
Coronavirus merupakan zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia).
Penelitian menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan dari kucing luwak (civet
cats) ke manusia dan MERS dari unta ke manusia. Adapun, hewan yang menjadi
sumber penularan COVID-19 ini masih belum diketahui. Masa inkubasi COVID-
19 rata-rata 5-6 hari, dengan range antara 1 dan 14 hari namun dapat mencapai 14
hari. Risiko penularan tertinggi diperoleh di hari hari pertama penyakit disebabkan
oleh konsentrasi virus pada sekret yang tinggi.
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
10
Pemeriksaan laboratorium lain seperti hematologi rutin, hitung jenis,
fungsi ginjal, elektrolit, analisis gas darah, hemostasis, laktat, dan
prokalsitonin dapat dikerjakan sesuai dengan indikasi.
b. Pencitraan
7. Penatalaksanaan
a. Terapi Etiologi/Definitif
1) Lopinavir/Ritonavir (LPV/r)
2) Remdesvir (RDV)
3) Klorokuin (CQ/CLQ) dan Hidroksiklorokuin (HCQ)
4) Favipiravir (FAVI)
5) Umifenovir (Arbidol)
6) Oseltamivir
7) Interferon-a (IFN-a)
8) Tocilizumab (inhibitor reseptor IL-6)
9) Meplazumab/antibodi anti-CD147
10) Nitazoxanide
b. Manajemen Simtomatik dan Suportif
1) Oksigen
2) Antibiotik
11
3) Kortikosteroid
4) Vitamin C
5) Ibuprofen dan Tiazolidindion
6) Profilaksis Tromboemboli Vena
7) Plasma Konvalesen
8) Imunoterapi
c. Manajemen Pasien COVID-19 yang Kritis
1) Terapi cairan konservatif;
2) Resusitasi cairan dengan kristaloid;
3) Norepinefrin sebagai lini pertama agen vasoaktif pada COVID-19 dengan
syok;
4) Antibiotik spektrum luas sedini mungkin pada dugaan koinfeksi bakteri
sampai ditemukan bakteri spesifik;
5) Pilihan utama obat demam adalah acetaminofen;
6) Penggunaan imunoglobulin intravena (IVlg) dan plasma belum konvalesen
COVID-19 telah dilaporkan, tetapi direkomendasikan rutin;
7) Mobilisasi pasien setiap 2 jam untuk mencegah ulkus dekubitus;
8) Berikan nutrisi enteral dalam 24-48 jam pertama.
d. Ventilasi Mekanik pada COVID-19
1) Pertahankan volume tidal rendah (4-8 ml/kg beratbadan prediksi):
2) Target plateau pressure (Pplat) < 30 cm H2 O; PEEP lebih tinggi pada
pasien ARDS berat, waspada barotrauma;
3) Ventilasi posisi pronasi selama 12-16 jam (dikerjakan tenaga ahli);
4) Agen paralitik dapat diberikan pada ARDS sedang/ berat untuk proteksi
ventilasi paru. Hindari infus kontinu agen paralitik. Bolus intermiten lebih
dipilih;
5) Untuk hipoksemia refrakter, dipertimbangkan venovenous extracorporeal
membrane oxygenation (VV ECMO).
8. Pencegahan
COVID-19 merupakan penyakit yang baru ditemukan oleh karena itu
pengetahuan terkait pencegahannya masih terbatas. Kunci pencegahan meliputi
pemutusan rantai penularan dengan isolasi, deteksi dini, dan melakukan proteksi
dasar.
12
a. Vaksin
Salah satu upaya yang sedang dikembangkan adalah pembuatan vaksin guna
membuat imunitas dan mencegah transmisi.
b. Deteksi dini dan Isolasi
Seluruh individu yang memenuhi kriteria suspek atau pernah berkontak
dengan pasien yang positif COVID-19 harus segera berobat ke fasilitas
kesehatan.
c. Higiene, Cuci Tangan, dan Disinfeksi
Rekomendasi WHO dalam menghadapi wahah COVID-19 adalah melakukan
proteksi dasar, yang terdiri dari cuci tangan secara rutin dengan alkohol atau
sabun dan air, menjaga jarak dengan seseorang yang memiliki gejala batuk
atau bersin, melakukan etika batuk atau bersin, dan berobat ketika memiliki
keluhan yang sesuai kategori suspek.
d. Alat Pelindung Diri
SARS-CoV-2 menular terutama melalui droplet. Alat pelindung diri (APD)
merupakan salah satu metode efektif pencegahan penularan selama
penggunannya rasional. Komponen APD terdiri atas sarung tangan, masker
wajah, kacamata pelindung atau face shield, dan gaun nonsteril lengan
panjang.
9. Komplikasi
Komplikasi utama pada pasien COVID-19 adalah ARDS, terdapat
komplikasi lain seperti gangguan ginjal akut, jejas kardiak, disfungsi hati, dan
pneumotoraks. Komplikasi lain yang telah dilaporkan adalah syok sepsis,
koagulasi intravaskular pneumomediastinum. diseminata (KID), rabdomiolisis,
hingga pneumomediastinum.
D. PHBS
1. Pengertian
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat PHBS adalah semua perilaku yang
dilakukan atas kesadaran, sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat
menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-
kegiatan kesehatan dimasyarakat.
13
2. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Dirumah Tangga.
PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memperdayakan anggota rumah
tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat
serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Rumah tangga Ber-
PHBS adalah rumah tangga yang melakukan 10 PHBS di rumah tangga yaitu:
Adalah bayi usia 0-6 hanya diberi ASI saja tanpa memberikan
tambahan makanan atau minuman lain. ASI adalah makanan alamiah berupa
cairan dengan kandungan gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi,
sehingga bayi tumbuh dan berkembang dengan baik. Air Susu ibu pertama
berupa cairan bening kekuningan (kolostrum), sangat baik untuk bayi karena
mengandung zat kekebalan terhadap penyakit
Bagi ibu:
Bagi bayi:
14
Bagi keluarga:
1) Praktis dan tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pembelian susu formula
dan perlengkapannya.
2) Tidak perlu waktu dan tenaga untuk menyediakan susu formula misalnya
merebus air dan perlengkapannya.
c. Menimbang balita setiap bulan.
1) Mengapa balita perlu di timbang setiap bulan?
Penimbangan balita di maksudkan untuk memantau pertumbuhannya
setiap bulan.
2) Kapan dan di mana penimbangan balita di lakukan?
Penimbangan balita di lakukan setiap bulan mulai dari umur 1 tahun
sampai 5 tahun diposyandu.
3) Bagaimana mengetahui pertumbuhan dan perkembangan balita? Setelah
balita ditimbang di buku KIA (kesehatan ibu dan anak) atau kartu menuju
sehat (KMS) maka akan terlihat berat badannya naik atau tidak naik (lihat
perkembangannya)
d. Menggunakan air bersih.
1) Mengapa kita harus menggunakan air bersih? Air adalah kebutuhan dasar
yang dipergunakan sehari-hari untuk minum, memasak, mandi, berkumur,
membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci pakaian, dan
sebagainya, Agar kita tidak terkena penyakit atau terhindar sakit.
2) Apa syarat-syarat air bersih itu? Air bersih secara fisik dapat dibedakan
melalui indra kita, antara lain (dapat dilihat, dirasa, dicium, dan diraba):
a) Air harus berwarna bening/jernih.
b) Air tidak keruh, harus bebas dari pasir, debu, lumpur, sampah, busa
dan kotoran lainnya.
c) Air tidak berasa, tidak berasa asin, tidak berasa asam, tidak payau,
dan tidak pahit harus bebas dari bahan kimia beracun.
d) Air tidak berbau seperti bau amis, anyir, busuk atau belerang.
3) Apa manfaat menggunakan air bersih?
a) Terhindar dari gangguan penyakit seperti Diare, Kolera, Disentri,
Thypus, Kecacingan, penyakit mata, penyakit kulit atau keracunan,
b) Setiap anggota keluarga terpelihara kebersihan dirinya.
15
4) Di mana dapat memperoleh sumber air bersih?
a) Mata air
b) Air sumur atau air sumur pompa
c) Air ledeng atau perusahaan air minum
d) Air hujan
e) Air dalam kemasan
5) Mengapa air bersih harus dimasak mendidih bila ingin diminum?
Meski terlihat bersih, air belum tentu bebas kuman penyakit, kuman
penyakit dalam air mati pada suhu 100 derajat C (saat mendidih).
e. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun.
1) Mengapa harus mencuci tangan dengan menggunakan air bersih dan
sabun?
Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab
penyakit. Bila digunakan, kuman berpindah ke tangan. Pada saat makan,
kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh, yang bisa menimbulkan
penyakit. Sabun dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman,
karena tanpa sabun kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan.
2) Kapan saja harus mencuci tangan?
a) Setiap kali tangan kita kotor (setelah; memegang uang, memegang
binatang, berkebun, dll).
b) Setelah buang air besar
c) Setelah menceboki bayi atau anak
d) Sebelum makan dan menyuapi anak
e) Sebelum memegang makanan
f) Sebelum menyusui bayi
3) Apa manfaat mencuci tangan?
a) Membunuh kuman penyakit yang ada ditangan
b) Mencegah penularan penyakit seperti Diare, Kolera Disentri, Typus,
kecacingan, penyakit kulit, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA),
Flu burung atau Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
c) Tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman.
4) Bagaimana cara mencuci tangan yang benar?
a) Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan memakai sabun.
16
b) Bersihkan telapak, pergelangan tangan, sela-sela jari dan punggung
tangan.
c) Setelah itu keringkan dengan lap bersih.
f. Menggunakan jamban sehat.
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran
manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher
angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air
untuk membersihkannya.
1) Siapa yang diharapkan menggunakan jamban?
Setiap anggota rumah tangga harus menggunakan jamban besar/buang air
kecil.
2) Mengapa harus menggunakan jamban?
a) Menjaga lingkungan bersih, sehat, dan tidak berbau.
b) Tidak mencemari sumber air yang ada disekitarnya.
c) Tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi
penular penyakit Diare, Kolera Disentri, Typus, kecacingan, penyakit
saluran pencernaan, penyakit kulit, dan keracunan.
3) Apa saja syarat jamban sehat?
a) Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber air minum
dengan lubang penampungan minimal 10 meter)
b) Tidak berbau.
c) Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus.
d) Tidak mencemari tanah sekitarnya.
e) Mudah dibersihkan dan aman digunakan.
f) Dilengkapi dinding dan atap pelindung.
g) Penerangan dan ventilasi yang cukup.
h) Lantai kedap air dan luas ruangan memadai.
i) Tersedia air, sabun, dan alat pembersih.
4) Bagaimana cara memelihara jamban sehat?
a) Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan tidak ada genangan air.
b) Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam keadaan
bersih.
c) Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat.
d) Tidak ada serangga,(kecoa,lalat,) dan tikus yang berkeliaran.
17
e) Tersedia alat pembersih (sabun, sikat, dan air bersih).
f) Bila ada kerusakan, segera perbaiki.
g. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu.
1) Apa itu rumah bebas jentik?
Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan
pemeriksaan jentik secara berkala tidak terdapat jentik nyamuk.
2) Apa itu pemeriksaan jentik berkala (PJB)?
Adalah pemeriksaan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk (tempat
tempat penampungan air) yang ada didalam rumah seperti bak mandi/WC,
vas bunga, tatakan kulkas, dll dan diluar rumah seperti talang air, alas pot
kembang, ketiak daun, lubang pohon, pagar bambu, dll yang dilakukan
secara teratur sekali dalam seminggu.
3) Siapa yang melakukan Pemeriksaan Jentik Berkala?
a) Anggota rumah tangga
b) Kader
c) Juru pemantau jentik (Jumatik)
d) Tenga pemeriksa jentik lainnya.
4) Apa yang pelu dilakukan agar Rumah Bebas Jentik?
Lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara :
a) 3 M plus (Menguras, Menutup, Mengubur, plus Menghindari gigitan
nyamuk).
b) PSN merupakan kegiatan memberantas telur, jentik, dan kepompong
nyamuk penular berbagai penyakit seperti Demam Berdarah Dengue,
Chikungunya, Malaria, Filariasis (kaki gajah) di tempat-tempat
perkembangannya.
c) 3 M Plus adalah tiga cara plus yang dilakukan pada saat PSN yaitu:
d) Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air seperti bak
mandi, tatakan kulkas, tatakan pot kembang dan tempat air minum
burung.
e) Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti lubang bak
control, lubang pohon, lekukan-lekukan yang dapat menampung air
hujan.
f) Mengubur ataumenyingkirkan barang-barang bekas yang dapat
menampung air seperti ban bekas, kaleng bekas, plastik-plastik yang
18
5) Plus Menghindari gigitan nyamuk, yaitu:
a) Menggunakan kelambu ketika tidur.
b) Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk, misalnya obat
nyamuk ; bakar, semprot, oles/usap ke kulit, dll.
c) Menghindari kebiasaan menggantung pakaian didalam kamar.
d) Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi yang memadai
e) Memperbaiki saluran talang air yang rusak
f) Menaburkan larvasida (bubuk pembunuh jentik) di tempat-tempat yang
sulit dikuras misalnya di talang air atau di daerah sulit air.
g) Memilihara ikan pemakan jentik di kolam/bak penampung air,
misalnya ikan cupang, ikan nila, dll.
h) Menanam tumbuhan pengusir nyamuk misalnya, Zodia, Lavender,
Rosemerry, dll.
6) Apa manfaat Rumah Bebas Jentik?
a) Populasi nyamuk menjadi terkendali sehingga penularan penyakit
dengan perantara nyamuk dapat dicegah atau dikurangi.
b) Kemungkinan terhindar dari berbagai penyakit semakin besar seperti
Demam Berdarah Dengue (DBD), Malaria, Cikungunya atau kaki
gajah.
c) Lingkungan rumah menjadi bersih dan sehat.
h. Makan buah dan sayur setiap hari. a. Siapa yang diharapkan makan sayur dan
buah?
1) Setiap anggota rumah tangga mengkonsunsi minimal 3 porsi buah dan 2
porsi sayuran atau sebaliknya setiap hari.
2) Mengapa kita harus makan sayuran dan buah?
Makan sayur dan buah setiap hari sangat penting, karena:
a) Mengandung vitamin dan mineral, yang mengatur pertumbuhan dan
pemeliharaan tubuh.
b) Mengandung serat yang tinggi. Serat adalah makanan yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan yang sangat berfungsi untuk memelihara usus.
Serata tidak dapat dicerna oleh pencernaan sehingga serat tidak
menghasilkan tenaga dan dibuang melalui tinja. Serat tidak untuk
mengenyangkan tetapi dapat menunda pengosongan lambung sehingga
orang menjadi tidak cepat lapar.
19
3) Manfaat mengkonsumsi buah dan sayur?
a) Mencegah Diabetes.
b) Melancarkan buang air hesar
c) Menurunkan berat badan.
d) Membantu proses pembersihan racun (detoksifikasi)
e) Mencegah kanker
f) Memperindah kulit, rambut dan kuku.
g) Membantu mengatasi Anemia (kurang darah)
h) Membantu perkembangan bakteri yang baik dalam usus.
i. Melakukan aktifitas fisik setiap hari.
Aktifitas fisik bisa berupa:
1) Olahraga
2) Jalan santai
3) Maraton
j. Tidak merokok di dalam rumah.
Karena didalam rokok terdapat zat-zat kimia yang berbahaya bagi tubuh,
seperti Tar dan Nicotin. Sehingga jika terhirup dapat menimbulakan kanker
dan penyakit lainnya.
20
4) Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber
Masyarakat (UKBM) seperti Posyandu, tabungan ibu bersalin, arisan
jamban, ambulans desa dan lain-lain.
21
BAB II
TINJAUAN KASUS
A. Analisa Data
a. Klasifikasi Data
1. Tabel 1.1 Distribusi Frekuensi Keadaan Kebersihan Rumah di RW 07
Kelurahan Mulyasari
Jenis Persentase
Jumlah 100%
Jenis Persentase
Jumlah 100%
Jenis Persentase
Jumlah 100%
22
Dari Tabel 1.3 menunjukan bahwa kebanyakan Jarak Septic Tank dengan Sumber
Air Minum di RW 07 Kelurahan Mulyasari kurang dari 15 meter sebanyak 49%
dan lebih dari 15 meter sebanyak 51%.
4. Tabel 1.4 Distribusi Frekuensi Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga di
RW 07 Kelurahan Mulyasari
Jenis Persentase
Jumlah 100%
Dari Tabel 1.4 menunjukan bahwa kebanyakan Pembuangan Air Limbah Rumah
Tangga di RW 07 Kelurahan Mulyasari Melalui Saluran Tertutup sebanyak
76,3% dan Melalui Saluran Terbuka sebanyak 23,7%.
5. Tabel 1.5 Distribusi Frekuensi Keluarga Memiliki Hewan Ternak di RW 07
Kelurahan Mulyasari
Jenis Persentase
Ya 15,8%
Tidak 82,4%
Jumlah 100%
Jenis Persentase
Jumlah 100%
Dari Tabel 1.6 menunjukan bahwa kebanyakan Letak Kandang Ternak dengan
Rumah di RW 07 Kelurahan Mulyasari Menempel Dalam Rumah sebanyak,
Kurang dari 15 meter sebanyak 33,3%, Lebih dari 15 meter sebanyak 38,9,
menempel pada rumah sebanyak 16,7 % dan Dalam rumah sebanyak 11,1%
23
7. Tabel 1.7 Distribusi Frekuensi Letak Kandang Ternak dengan Sumber Air
Minum di RW 07 Kelurahan Mulyasari
Jenis Persentase
Jumlah 100%
Dari Tabel 1.7 menunjukan bahwa Letak Kandang Ternak dengan Sumber Air
Minum di RW 07 Kelurahan Mulyasari kurang dari 15 meter sebanyak 44,1% dan
lebih dari 15 meter sebanyak 55,9%.
8. Tabel 1.8 Distribusi Frekuensi Keluarga Yang di Diagnosa Hipertensi di RW
07 Kelurahan Mulyasari
Jenis Persentase
Ada 22,8%
Tidak 77,2%
Jumlah 100%
Jenis Persentase
Ada 20,6%
Tidak 79,4%
Jumlah 100%
Dari Tabel 1.8 menunjukan bahwa Keluarga Yang di Diagnosa Hipertensi berobat
secara teratur di RW 07 Kelurahan Mulyasari ada sebanyak 20,6% dan Tidak
sebanyak 79,4%.
10. Tabel 1.10 Distribusi Frekuensi Keluarga Merupakan Pasangan Usia Subur
di RW 07 Kelurahan Mulyasari
Jenis Persentase
24
Ada 46,9%
Tidak 53,1%
Jumlah 100%
Dari Tabel 1.10 menunjukan bahwa Keluarga Merupakan Pasangan Usia Subur di
RW 07 Kelurahan Mulyasari ada sebanyak 46,9% dan Tidak sebanyak 53,1%.
Jumlah 100%
12. Tabel 1.12 Distribusi Frekuensi Keluarga PUS Tidak Menjadi Akseptor di
RW 07 Kelurahan Mulyasari
Jenis Persentase
Jumlah 100%
Dari tabel 1.12 menunjukkan bahwa frekuensi keluarga PUS tidak menjadi
akseptor di RW 07 Kelurahan Mulyasari ingin hamil sebanyak 15,2%, kurang
25
informasi sebanyak 27,3%, alasan agama sebanyak 18,2%, faktor biaya
sebanyak 39,4%.
Ya 85,7%
Tidak 14,3%
Jumlah 100%
Dari tabel 1.13 menunjukkan bahwa frekuensi bayi mendapatkan ASI eksklusif
di RW 07 Kelurahan Mulyasari sebanyak 85,7% mendapatkan ASI secara
eksklusif dan sebanyak 14,3% tidak mendapatkan ASI secara eksklusif.
Ya 80%
Tidak 20%
Jumlah 100%
Dari tabel 1.14 menunjukkan bahwa frekuensi bayi ditimbang setiap bulan di
RW 07 Kelurahan Mulyasari sebanyak 80% bayi ditimbang setiap bulan dan
sisanya yaitu sebanyak 20% bayi tidak ditimbang setiap bulan.
15. Tabel 1.15 Distribusi Frekuensi Bayi <12 bulan Mendapat Imunisasi
Lengkap di RW 07 Kelurahan Mulyasari
Jenis Persentase
Ya 84,2%
Tidak 15,8%
Jumlah 100%
Dari tabel 1.15 menunjukkan bahwa frekuensi bayi <12 bulan yang mendapatkan
imunisasi lengkap di RW 07 Kelurahan Mulyasari yaitu sebanyak 84,2% bayi
26
<12 bulan mendapatkan imunisasi lengkap dan sebanyak 15,8% bayi <12 bulan
tidak mendapatkan imunisasi lengkap.
16. Tabel 1.16 Distribusi Frekuensi Keluarga Ada Yang Suka Merokok di RW
07 Kelurahan Mulyasari
Jenis Persentase
Ada 75%
Tidak 25%
Jumlah 100%
Dari tabel 1.16 menunjukkan bahwa frekuensi keluarga yang suka merokok di
RW 07 Kelurahan Mulyasari sebanyak 75% merokok dan 25% tidak merokok.
Jumlah 100%
Ya 53,1%
Tidak 46,9%
Jumlah 100%
Selalu 89,9%
Kadang-kadang 9,6%
Jumlah 100%
Dari tabel 1.19 menunjukkan bahwa frekuensi keluarga selalu mencuci tangan
sebelum makan di RW 07 Kelurahan Mulyasari sebanyak 89,9% selalu mencuci
tangan, 9,6% kadang-kadang mencuci tangan, dan 0,5% tidak pernah mencuci
tangan.
20. Tabel 1.20 Distribusi Frekuensi Cuci Tangan Menggunakan Sabun di RW
07 Kelurahan Mulyasari
Jenis Persentase
Selalu 86,8%
Kadang-kadang 12,7%
Jumlah 100%
Dari tabel 1.20 menunjukkan bahwa frekuensi cuci tangan menggunakan sabun
di RW 07 Kelurahan Mulyasari sebanyak 86,8% selalu mencuci tangan
menggunakan sabun, 12,7% kadang-kadang mencuci tangan menggunakan
sabun, dan sebanyak 0,5% tidak pernah mencuci tangan menggunakan sabun.
Ya 15,8%
Tidak 84,2%
Jumlah 100%
Ya 82,9%
Tidak 17,1%
Jumlah 100%
Dari tabel 1.22 kebanyakan masyarakat pergi keluar rumah yaitu ya 82,9% dan
tidak 17,1%
Ya 85,1%
Tidak 14,9%
Jumlah 100%
24. Tabel 1.24 Distribusi Frekuensi masyarakat berjabat tangan dengan orang
lain
Jenis Persentase
Ya 80,7%
Tidak 19,3%
Jumlah 100%
Dari 1,24 kebanyakan masyarakat berjabat tangan dengan orang lain yaitu ya
80,7% dan tidak 19,3%
Ya 61%
Tidak 39%
29
Jumlah 100%
Ya 89,9%
Tidak 10,1%
Jumlah 100%
27. Tabel 1.27 Distribusi Frekuensi masyarakat makan diluar rumah (warung,
caffe/restorant)
Jenis Persentase
Ya 43,9%
Tidak 56,1%
Jumlah 100%
28. Tabel 1.28 Distribusi Frekuensi mayarakat cuci tangan dengan sabun setelah
sampai ditujuan
Jenis Persentase
Ya 82%
Tidak 18%
Jumlah 100%
Dari 1,28 kebanyakan masyarakat cuci tangan dengan sabun setelah sampai
ditujuan yaitu ya 82% dan tidak 18%
29. Tabel 1.30 Distribusi Frekuensi masyarakat dalam sehari terkena cahaya
matahari minimal 15 menit
30
Jenis Persentase
Ya 86%
Tidak 14%
Jumlah 100%
Dari 1.30 kebanyakan masyarakat dalam sehari terkena cahaya matahari minimal
15 menit ya 86% dan tidak 14%
30. Tabel 1.31 Distribusi Frekuensi masyarakat jalan kaki atau berolahrahraga
minimal 30 menit sekali
Jenis Persentase
Ya 54,8%
Tidak 45,2%
Jumlah 100%
Dari 1,31 kebanyakan masyarakat jalan kaki atau berolahraga minimal 30 menit
sekali ya 54% dan tidak 45,2%
Ya 54,8%
Tidak 45,2%
Jumlah 100%
34. Tabel 1.34 Distribusi Frekuensi Gejala hidung tersumbat, dll dari Covid-19
di RW 07 Kelurahan Mulyasari
Salah 16,7%
Tidak Tahu 14,9%
Jumlah 100%
Dari tabel 1.34 menunjukan bahwa kebanyakan menjawab benar dalam
menjawab dari gejala hidung tersumbat, dll dari Covid-19
35. Tabel 1.35 Distribusi Frekuensi Pengetahuan tentang obat dari Covid-19
di RW 07 Kelurahan Mulyasari
32
berkembang menjadi kasus yang parah di RW 07 Kelurahan Mulyasari
Benar 57,9%
Salah 13,2%
Tidak Tahu 28,9%
Jumlah 100%
Dari tabel 1.36 menunjukan bahwa kebanyakan menjawab benar dalam
menjawab bahwa Covid-19 berkembang menjadi kasus yang parah.
Dari tabel 1.40 menunjukan bahwa kebanyakan menjawab benar dalam menjawab
tentang Penyebaran Covid-19
34
Benar 81,6%
Salah 3,5%
Tidak Tahu 14,9%
Jumlah 100%
Dari tabel 1.41 menunjukan bahwa kebanyakan menjawab benar dalam
menjawab tentang Pencegahan Covid-19 menggunakan masker medis
35
Dari tabel 1.43 menunjukan bahwa kebanyakan menjawab benar dalam
menjawab tentang Isolasi dan perawatan yang terinfeksi virus Covid-19.
36
di RW 07 Kelurahan Mulyasari
Dari tabel 1.46 menunjukkan bahwa frekuensi pengetahuan mengenai gejala DBD
di RW 07 Kelurahan Mulyasari Demam, bintik-bintik merah pada kulit, nyeri
sendi 86,4%, Demam, keringat malam hari, Batuk 9,2 %, Diare, demam hilang
timbul disertai meriang, Lidah Putih 3,9%.
37
saja 38,2%, Demam sepanjang hari 7,5 %, Seperti pelana kuda 45,6%, Demam
Tinggi 8,8 %.
38
Dari tabel 1.49 menunjukkan bahwa frekuensi pengetahuan mengenai tempat
berkembang biak nyamuk penyebab DBD di RW 07 Saluran air comberan 57,5%,
Genangan air bersih 31,6%, Tempat sampah 4,4%, Waduk atau empang 6,6 %.
Jumlah 100%
39
sepanjang hari agar
tidak digigit nyamuk
Jumlah 100%
40
tempat penampungan air,
Mengubur / Mendaur ulang
barang-barang bekas, dan
melakukan segala bentuk
kegiatan pencegahan
Jumlah 100%
41
Paling sedikit setahun sekali 0,9 %
Jumlah 100%
Dari tabel 1.53 menunjukkan bahwa frekuensi pengetahuan mengenai Berapa kali
kita harus menguras tempat penampungan air, seperti bak mandi, atau gentong
bekas yang berisi air di RW 07 Paling sedikit seminggu sekali 73,7%, Paling
sedikit sebulan sekali 22,4%, Paling sedikit dua bulan sekali 3,1%, Paling sedikit
setahun sekali 0,9 %.
Scabimite 3,1 %
PK 4,4 %
Jumlah 100%
Dari tabel 1.54 menunjukkan pengetahuan mengenai penggunaan jenis zat untuk
pemberantas Jentik nyamuk penular demam berdarah di RW 07 Kelurahan
Mulyasari Detol antiseptik 31,1%, Scabimite 3,1%, PK 4,4%, Serbuk abate 61,4
%.
55. Table 1.1 Distribusi Frekuensi Upaya Pencegahan Penyakit DBD merupakan
kebutuhan masyarakat yang harus segera ditangani di RW 07 Kelurahan Mulyasari
Jenis Presentase
Ya 93%
Tidak 7%
Jumlah 100%
42
Dari Table 1.1 menunjukan bahwa kebanyakan masyarakat mengethaui bahwa
upaya pencegahan penyakit DBD harus segera ditangani dengan presentase Ya
(93%) Tidak (7%).
56. Table 1.2 Distribusi Frekuensi Penanggulangan penyakit DBD menjadi
tanggung jawab pemerintahan dan seluruh komponen masyarakat di RW 07
kelurahan Mulyasari.
Jenis Presetase
Pemerintah 13,6%
Masyarakat 14 %
Jumlah 100%
Jenis Presentase
Setuju 96,4%
Jumlah 100%
Dari table 1.3 responden yang setuju untuk diadakan upaya pecegahan penyakit
DBD secara rutin dengan presentase setuju (96,4%), tidak setuju (3,96%).
43
58. Table 1.4 Distribusi Frekuensi ketersediaan masyarakat melaksanakan upaya
pencegahan DBD dilingkungan RW 07 Kelurahan Mulyasari
Jenis Presentase
Bersedia 97,8%
Jumlah 100%
Dari table 1.4 masyarakat yang bersedia melaksanakan upaya pencegahan DBD
dilingkungan RW 07 Kelurahan Mulyasari dengan presentase (96,9%) dan tidak
bersedia (3,1%).
59. Table 1.5 Distribusi Frekuensi pendapat masyarakat tentang perlunya
membersihkan / menguras bak mand di RW 07 kelurahan Mulyasari.
Jenis Presentase
Perlu 97,8%
Jumlah 100%
Dari table 1.5 Pendapat masyarakat tentang perlunya membersihkan dan menguras
bak mandi dengan presentase perlu (97,8%) dan tidak perlu (2,2%).
60. Table 1.6 Distribusi Frekuensi pendapat masyarakat tentang upaya 3M yang
digalakan oleh pemerintah di RW 07 kelurahan Mulyasari,
Jenis Presentase
Setuju 99,1%
Jumlah 100%
Dari table 1.6 pendapat masyarakat tentang upaya 3M yang digalakan oleh
pemerintah dengan presentase setuju (99,1%) dan tidak setuju (0,9%).
61. Table 1.7 Distribusi Frekuensi pendapat masyarakat tentang menyimpan
pakaian digantung di RW 07 kelurahan Mulyasari.
44
Jenis Presentase
Boleh 48,7%
Jumlah 100 %
Dari table 1.7 pendapat masyarakat tentang menyimpan pakaian digantung dengan
persentase boleh (48,7%) dan tidak boleh (51,3%).
62. Table 1.8 Distribusi Frekuensi pendapat masyarkat tentang pengawasan
terhadap jentik nyamuk di RW 07 kelurahan Mulyasari.
Jenis Presentase
Perlu 96,1%
Jumlah 100%
Dari table 1.8 pendapat masyarakat tentang pengawasan terhadap jentik nyamuk
dengan presentase perlu (96,1%) dan tidak perlu (3,9%).
63. Table 1.9 Distribusi Frekuensi pendapat masyarakat tentang keefektifan
foging (pengesapan) dalam mencegah demam berdarah di RW 07 kelurahan
Mulyasari.
Jenis Presentase
Efektif 86,8%
Jumlah 100%
Dari table 1.9 pendapat masyarakat tentang keefektifan foging dalam mencegah
DBD dengan presentase efektif (86,8%) dan tidak efektif (13,2%).
64. Table 1.10 Distribusi Frekuensi pendapat masyarakat tentang upaya
pencegahan DBD di RW 07 kelurahan Mulyasari
Jenis Presentase
45
diri dan melakukan 3M
Jumlah 100%
Dari table 1.10 pendapat masyarakat tentang upaya pencegahan DBD dengan
presentase memperhatikan Kesehatan diri dan melakukan 3M (95,2%),
memperhatikan diri saja sudah cukup (2,2%), cukup dengan melakukan 3M
(1,8%), Tidak Tahu (0,9%)
65. Tabel 1.68 Distribusi Frekuensi perlu dilakukan penyuluhan tentang DBD di
RW 07 Kelurahan Mulyasari
Jenis Persentase
Ya 93,4%
Tidak 6,6%
Jumlah 100%
Dari Tabel 1.68 menunjukan bahwa kebanyakan dari data perlu dilakukan
penyuluhan tentang DBD di RW 07 Kelurahan Mulyasari didapatkan hasil yaitu
Ya sebanyak 93,4 % dan Tidak sebanyak 6.6%.
Ya 43%
Tidak 57%
Jumlah 100%
Dari Tabel 1.69 menunjukkan bahwa kebanyakan dari data pernah mengikuti
penyuluhan DBD di RW 07 Kelurahan Mulyasari yaitu Ya sebanyak 43% dan
Tidak sebanyak 57%.
46
67. Tabel 1.70 Distribusi Frekuensi banyak nyamuk dirumah sejak siang hingga
sore hari di RW 07 Kelurahan Mulyasari
Jenis Persentase
Ya 38,2%
Tidak 61,8%
Jumlah 100%
Dari Tabel 1.70 menunjukkan bahwa kebanyakan dari data banyak nyamuk di
rumah sejak siang hingga sore di RW 07 Kelurahan Mulyasari yaitu Ya sebanyak
38,2% dan Tidak 61,8%.
68. Tabel 1.71 Distribusi Frekuensi pemberantasan sarang nyamuk (PSN) rutin
dilakukan di lingkungan RW 07 Kelurahan Mulyasari
Jenis Persentase
Ya 36,8%
Tidak 63,2%
Jumlah 100%
Ya 58,8%
Tidak 41,2%
Jumlah 100%
Dari Tabel 1.72 menunjukkan bahwa kebanyakan dari data frekuensi di rumah
terdapat tempat-tempat (seperti vas bunga, dispenser, tempat makan burung, dll) di
RW 07 Kelurahan Mulyasari yaitu Ya 58.8% dan Tidak 41.2%.
70. Tabel 1.73 Distribusi Frekuensi menguras/membersihkan tempat-tempat
penampungan air seminggu sekali di RW 07 Kelurahan Mulyasari
Jenis Persentase
Ya 77,2%
Tidak 22,8%
47
Jumlah 100%
Ya 54.4%
Tidak 45.6%
Jumlah 100%
Dari Tabel 1.74 menunjukkan bahwa kebanyakan data frekuensi banyak pakaian
yang di gantung di RW 07 Kelurahan Mulyasari yaitu Ya sebanyak 54.4 % dan
Tidak 45.6%
72. Tabel 1.75 Distribusi Frekuensi memelihara ikan pemakan jentik nyamuk di
RW 07 Kelurahan Mulyasari
Jenis Persentase
Ya 26,3%
Tidak 73,7%
Jumlah 100%
Ya 54,4%
Tidak 45,6%
Jumlah 100%
48
Jenis Persentase
Ya 38,2%
Tidak 61,8%
Jumlah 100%
49
a. Interpretasi Data
No Interpretasi Data Masalah
1. Sebagian warga memiliki keadaan rumah PHBS
Berdebu tetapi rapih sebanyak 27 rumah
warga (11.8%) dan berdebu dan
berantakan sebanyak 2 rumah warga
(0,9%).
Sebagian Jamban warga di RW 07
Kelurahan Mulyasari jarang dibersihkan
sebanyak 22 warga ( 9,6% ).
Kebanyakan Jarak Septic Tank dengan
Sumber Air Minum di RW 07 Kelurahan
Mulyasari kurang dari 15 meter sebanyak
102 rumah (49%).
Banyak warga yang membuang air limbah
Melalui Saluran Terbuka sebanyak 54
rumah (23,7%).
Keluarga Memiliki Hewan Ternak di RW
07 Kelurahan Mulyasari sebanyak 36
warga (15,8%).
Kebanyakan Letak Kandang Ternak
dengan Rumah di RW 07 Kelurahan
Mulyasari Kurang dari 15 meter sebanyak
12 orang (33,3%), menempel pada rumah
sebanyak 6 orang (16,7%) dan Dalam
rumah sebanyak 4 orang (11,1%).
Letak Kandang Ternak/kotoran dengan
Sumber Air Minum di RW 07 Kelurahan
Mulyasari kurang dari 15 meter sebanyak
15 warga (44,1%).
keluarga selalu mencuci tangan sebelum
makan di RW 07 Kelurahan Mulyasari
50
9,6% kadang-kadang mencuci tangan, dan
0,5% tidak pernah mencuci tangan.
2. Keluarga Yang di Diagnosa Hipertensi di Hipertensi
RW 07 Kelurahan Mulyasari sebanyak 52
orang (22,8%).
Keluarga Yang di Diagnosa Hipertensi
tidak berobat secara teratur di RW 07
Kelurahan Mulyasari sebanyak (79,4%).
Keluarga yang suka merokok di RW 07
Kelurahan Mulyasari sebanyak 171 Orang
(75%).
Kebiasaan anggota keluarga berolahraga di
RW 07 Kelurahan Mulyasari 46,9% tidak
berolahraga.
3. Masyarakat pernah bertemu dengan Covid – 19
pasien covid – 19 dalam 14 hari
terakhir yaitu 15,8%
Kebanyakan masyarakat yang pergi
keluar rumah yaitu 82,9%
Masyarakat yang tidak menggunakan
masker saat berkumpul dengan orang
lain yaitu 14,9%
Masyarakat yang berjabat tangan
dengan orang lain yaitu 80,7%
Masyarakat yang tidak membersihkan
tangan dengan hansanitaiser/tisuue
basah sebelum pegang kemudi motor/
mobil/ pintu masjid yaitu 39%
Masyarakat menyentuh benda/ uang
yang juga disentuh orang lain yaitu
89,9%
Masyarakat makan diluar (warung,
caffe/ restorant) yaitu 43,9%
51
Masyarakat yang tidak mencuci tangan
dengan sabun setelah sampai ditujuan
yaitu 18%
Masyarakat dalam sehari yang tidak
terkena cahaya matahari minimal 15
menit yaitu 14%
Masyarakat yang tidak jalan kaki atau
berolahraga minimal 30 menit sekali
yaitu 45,2%
Masyarakat yang tidak mengkomsumsi
vitamin C dan vitamin E yaitu 45,2%
Masyarakat yang menjawab tidak tahu
bahwa Covid-19 berkembang menjadi
kasus yang parah yaitu 28,9%
Masyarakat yang menjawab tidak tahu
bahwa Orang dengan penyakit bawaan
berpotensi besar terkena Covid-19
yaitu 26,3% dan yang salah 8,8%
Masyarakat yang menjawab tidak tahu
tentang makan atau kontak dengan
hewan liar mengakibatkan terkena
Covid-19 yaitu 32,9% dan yang salah
27,2%
Masyarakat yang menjawab tidak tahu
dalam menjawab tentang orang dengan
Covid-19 tidak dapat menginfeksi
virus ke orang lain ketika tidak muncul
gejala demam dan gejala yang lain
yaitu 31,6% dan yang salah 22,8%
Masyarakat menjawab tidak tahu
dalam menjawab tentang Penyebaran
Covid-19 yaitu 17,1% dsn yang salah
1,8%
52
Masyarakat menjawab tidak tahu
dalam menjawab tentang Pencegahan
Covid-19 menggunakan masker medis
yaitu 14,9% dan yang salah 3,5%
Masyarakat menjawab tidak tahu
dalam menjawab tentang Pencegahan
infeksi Covid-19 yaitu 15,4% dan yang
menjawab salah 2,1%
Masyarakat yang menjawab Tidak tahu
dalam menjawab tentang Isolasi dan
perawatan yang terinfeksi virus Covid-
19. Yaitu 17,5% dan yang menjawab
salah 1,4%
Masyarakat yang menjawab tidak tahu
dalam menjawab tentang mengisolasi
orang yang memiliki kontak dengan
orang yang terinfeksi Covid-19 yaitu
17,1% dan yang menjawab salah 0,4%
4. Masyarakat yang menjawab Infeksi yang DBD
disebabkan oleh virus dengue dengan
jumlah 89 % dalam jawaban dari pengertian
penyakit DBD.
Masyarakat yang menjawab salah atau
tidak tahu bahwa frekuensi pengetahuan
mengenai gejala DBD di RW 07 Kelurahan
Mulyasari yaitu 13,6 %
Masyarakat yang menjawab salah atau
tidak tahu bahwa frekuensi pengetahuan
mengenai pola demam pada penyakit DBD
di RW 07 Kelurahan Mulyasari yaitu 61, 8
%.
Masyarakat yang menjawab salah atau
tidak tahu bahwa frekuensi pengetahuan
53
mengenai penyebab penyakit DBD di RW
07 Kelurahan Mulyasari yaitu 12,3%.
Masyarakat yang menjawab salah atau
tidak tahu bahwa frekuensi pengetahuan
mengenai tempat berkembang biak nyamuk
penyebab DBD di RW 07 yatu 42, 5%.
Masyarakat yang menjawab salah atau
tidak tahu bahwa frekuensi pengetahuan
mengenai cara penularan DBD di RW 07
yaitu 18,4%
Masyarakat yang menjawab salah atau
tidak tahu bahwa frekuensi pengetahuan
mengenai Bagaimana mencegah penularan
DBD jika ada salah satu penghuni rumah /
tetangga yang terkena DBD di RW 07 yaitu
17, 5%.
Masyarakat yang menjawab salah atau
tidak tahu bahwa frekuensi pengetahuan
mengenai Pengertian 3M plus di RW 07
yaitu 36,8%.
Masyarakat yang menjawab salah atau
tidak tahu bahwa frekuensi pengetahuan
mengenai Berapa kali kita harus menguras
tempat penampungan air, seperti bak
mandi, atau gentong bekas yang berisi air di
RW 07 yaitu 26,3%.
Masyarakat yang menjawab salah atau
tidak tahu pengetahuan mengenai
penggunaan jenis zat untuk pemberantas
Jentik nyamuk penular demam berdarah di
RW 07 Kelurahan Mulyasari yaitu 38,6%.
Masyarakat yang menjawab salah atau
tidak tahu bahwa upaya pencegahan
54
penyakit DBD harus segera ditangani
dengan presentase di RW 07 Kelurahan
Mulyasari yaitu 7%.
Masyarakat yang menjawab salah atau
tidak tahu bahwa penanggulangan penyakit
DBD menjadi tanggung jawab pemerintah
dan seluruh komponen masyarakat/semua
pihak di RW 07 Kelurahan Mulyasari yaitu
43%.
Masyarakat yang tidak setuju untuk
diadakan upaya pencegahan penyakit DBD
secara rutin di RW 07 Kelurahan Mulyasari
yaitu 3,96%.
Masyarakat yang tidak bersedia
melaksanakan upaya pencegahan DBD
dilingkungan RW 07 Kelurahan Mulyasari
yaitu 3,1%
Pendapat masyarakat yang menjawab tidak
perlu tentang perlunya membersihkan dan
menguras bak mandi yaitu 2,2%.
Pendapat masyarakat yang tidak setuju
tentang upaya 3M yang digalakan oleh
pemerintah yaitu 0,9%.
Pendapat masyarakat yang boleh
menyimpan pakaian digantung yaitu 48,7%.
Pendapat masyarakat yang menjawab tidak
perlu tentang pengawasan terhadap jentik
nyamuk yaitu 3,9%.
Pendapat masyarakat yang menjawab tidak
efektif tentang keefektifan foging dalam
mencegah DBD yaitu 13,2%.
Pendapat masyarakat yang tidak tahu
tentang upaya pencegahan DBD yaitu
55
4,8%.
Masyarakat yang menjawab tidak perlu
dilakukan penyuluhan tentang DBD di RW
07 Kelurahan Mulyasari yaitu 6.6%.
Masyarakat yang tidak pernah mengikuti
penyuluhan DBD di RW 07 Kelurahan
Mulyasari yaitu 57%.
Dari data yang diperoleh, banyak nyamuk
di rumah sejak siang hingga sore di RW 07
Kelurahan Mulyasari yaitu 38,2%.
Dari data yang diperoleh, frekuensi
pemberantasan sarang nyamuk (PSN) tidak
rutin dilakukan di lingkungan RW 07
Kelurahan Mulyasari yaitu 63,2%.
Dari data yang diperoleh, frekuensi di
rumah terdapat tempat – tempat (seperti vas
bunga, dispenser, tempat makan burung,
dll) di RW 07 Kelurahan Mulyasari yaitu
58.8%.
Dari data yang diperoleh, frekuensi yang
tidak menguras/ membersihkan tempat –
tempat penampungan air seminggu sekali di
RW 07 Kelurahan Mulyasari yaitu 22,8%.
Dari data yang diperoleh, frekuensi banyak
pakaian yang di gantung di RW 07
Kelurahan Mulyasari yaitu 54.4 %.
Dari data yang diperoleh, frekuensi yang
tidak memelihara ikan pemakan jentik
nyamuk di RW 07 Kelurahan Mulyasari
yaitu 73,7%.
Dari data yang diperoleh, bahwa frekuensi
keluarga yang tidak rutin menggunakan
lotion atau semprotan pembasmi nyamuk di
56
RW 07 Kelurahan Mulyasari yaitu 45.6%.
Dari data yang diperoleh, menunjukkan
bahwa yang tidak membuang sampah botol
atau wadah yang dapat menampung
genangan air sembarangan di RW 07
Kelurahan Mulyasari yaitu 61.8%.
c. Prioritas Masalah
Percepatan penyelesaian
Kesadaran masyarakat
Ketersediaan keahlian
dalam menyelesaikan
Kemampuan perawat
untuk mempengaruhi
akan adanya masalah
Motivasi masyarakat
Konsekuensi jika
masalah tidak
terselesaikan
yang relevan
masalah
dicapai
PRIORITAS
Jumlah nilai
Kriteria : Kriteria : Kriteria : Kriteria : Kriteria : Kriteria :
Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
(3) (3) (3) (3) (3) (3)
Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
(2) (2) (2) (2) (2) (2)
Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah
(1) (1) (1) (1) (1) (1)
1 15 20 15 21 24 16 111 1
2 5 30 10 14 16 8 83 2
3 10 10 15 21 16 8 80 3
4 5 10 10 14 8 8 55 4
B. Diagnosa Keperawatan
Prioritas Masalah Kesehatan Diagnosa Keperawatan
57
2 Hipertensi Defisit kesehatan
komunitas tidak efektif b.d
Keterbatasan sumber daya
58
No. Diagnosa Gejala dan Gejala dan Kondisi Klinis
Definisi Penyebab
Keperawatan Tanda Mayor Tanda Minor Terkait
1. Perilaku kesehatan Hambatan - Kurang terpapar Subyektif: - Subyektif: - - Kondisi baru
cenderung kemampuan informasi Obyektif: Obyektif: terdiagnosis
beresiko untuk mengubah - Ketidakadekuatan - Menunjukan - Gagal penyakit
gaya hidup/ dukungan sosial penolakan mencapai - Kondisi
perilau untuk - Self efficacy yang terhadap pengendali perubahan
memperbaiki rendah perubahan an yang gaya hidup
status kesehatan - Status sosio- status optimal baru akibat
ekonomiyang rendah kesehatan penyakit
- Stressor berlebihan - Gagal - Tumor otak
- Sikap negatif terhadap melakukan - Penyalahgunaa
pelayanan kesehatan tindakan n zat
- Pemilihan gaya hidup pencegahan - Gangguan
yang tidak sehat masalah kepribadian
kesehatan dan psikotik
- Menunjukan - Depresi/
upaya psikosis pasca
peningkatan persalinan
status
kesehatan
59
yang minimal
2. Defisit kesehatan Terdapat masalah - Hambatan akses ke Subjektif : - Subjektif : - - HIV/AIDS
komunitas tidak kesehatan atau pemberi pelayanan Objektif Objektif - Penyalahgunaa
kesehatan n zat
efektif faktor risiko yang - Terjadi - Tidak
- Keterbatasan - Penyakit
dapat masalah tersedia
sumber daya menular
kesehatan program
mengganggu - Program tidak seksual
yang dialami untuk
memiliki anggaran - Kehamilan
kesejahteraan komunitas meningkatk
yang cukup dilura nikah
pada suatu - Terdapat an
- Program tidak atau - Gizi buruk
faktor risiko kesejahteraa
kelompok kurang didukung - Infeksi saluran
fisiologis n bagi
komunitas pernafasan
dan/atau komunitas
- Komunitas kurang atas (ISPA)
psikologis - Tidak
puas dengan - Severe Acute
yang tersedia
program yang Respiratory
menyebabkan program
dijalankan Syndrome
anggota untuk
- Program tidak (SARS)
komunitas mencegah
memillki rencana
menjalani masalah
evaiuasi yang
perawatan kesehatan
optimal
komunitas
- Program tldak
- Tidak
memiliki data hasil
tersedia
yang memadai
program
- Program tidak
untuk
mengatasl seluruh
mengurangi
masalah kesehatan
masalah
komunitas
kesehatan
60
komunitas
- Tidak
tersedia
program
untuk
mengatasi
masalah
kesehatan
komunitas
3. Manajemen Pola pengaturan - Kompleksitas sistem Subjektif : Subjektif : - - Kondisi kronis
pelayanan kesehatan (misg kanker,
kesehatan tidak dan Mengungkapkan Objektif : -
- Kompleksitas penyakit paru
efektif pengintegrasian program kesulitan dalam
obstruktif
penanganan perawatan/pengobata Objektif : kronis, sklerosis
n
masalah - Gagal multipel,
- Konflik pengambilan
keputusan melakukan arthritis, gagal
kesehatan ke
- Kurang terpapar tindakan ginjal, hati atau
dalam kebiasaan jantung kronis)
informasi menjalani
hidup sehari-hari - Kesulitan ekonomi program -Diagnosis baru
- Tuntutan berlebih untuk yang
tidak memuaskan
(mis. individu, mengurangi mengharuskan
untuk mencapai keluarga) perubahan gaya
faktor
status kesehatan - Konflik keluarga hidup
perawatan/pe
- Ketidakefektifan
yang diharapkan. ngobatan
pola perawatan
risiko
kesehatan keluarga
- Ketidakcukupan - Gagal
petunjuk untuk menerapkan
bertindak program
61
- Kekurangan perawatan/pe
dukungan sosial ngobatan
dalam
kehidupan
sehari-hari
- Aktivitas
hidup sehari-
hari tidak
efektif untuk
memenuhi
tujuan
kesehatan
4. Defisit Ketiadaan atau - Keteratasan kognitif Subjektif : Subjektif : - -Kondisi klinis
pengetahuan kurangnya - Gangguan fungst Menanyakan Objektif yang baru
kognitif dihadapi oleh
tentang DBD informasi masalah yang - Menjalani
- Keketiruan mengikuti klien
kognitif yang dihadapi pemeriksa
anjuran -Penyakit akut
an yang
berkaitan dengan - Kurang terpapar Objektif - Penyakit kronis
tidak tepat
informasi
topik tertentu. - Menunjukkan - Menunjuk
- Kurang minat dalam
perilaku tidak kan
belajar
sesuai perilaku
- Kurang mampu
anjuran berlebihan
mengingat
- Menunjukkan (miss
- Ketidaktahuan
persepsi yang apatis,
menemukan sumber
- keliru bermusuha
informasi
terhadap n, agitasi,
masalah histeria)
62
d.
63
C. Intervensi Keperawatan
PRIORITAS BIA STANDAR/
TUJUAN STRATEGI AKTIVITAS PJ WAKTU TEMPAT KET
MASALAH YA KRITERIA
Perilaku Untuk 1. Pendidikan 1. Pendidikan Mah 1. 24 Januari Pengajian Edukasi Perilaku Upaya
Kesehatan Kesehatan 2022
kesehatan menyadarka asis ibu-ibu Di Kesehatan (Hal 100 I.12435) :
2. Jumat tentang 2. 28 Januari
cenderung n warga Bersih wa 2022 RT 03/07 1) Tindakan :
Pola Hidup
berisiko mengenai 3. Jalan santai 3. 30 Januari Observasi :
Bersih dan
4. Tes
betapa Sehat 2022 a) Identifikasi kesiapan
Golongan
2. Gotong 4. 30 Januari
pentingnya darah dan kemampuan
royong 2022
menjaga membersih menerima informasi
Pola Hidup kan saluran Terapeutik :
air disekitar
Bersih dan a) Sediakan materi dan
RW 07
Sehat 3. Jalan santai media pendidikan
bersama kesehatan
warga RW b) Jadwalkan pendidikan
07
4. Pemeriksaa kesehatan sesuai
n Golongan kesepakatan
darah c) Berikan kesempatan
warga RW
untuk bertanya
07
d) Gunakan variasi
metode pembelajaran
64
e) Gunakan pendekatan
promosi kesehatan
dengan memperhatikan
pengaruh dan hambatan
dari lingkungan, sosial
serta budaya
f) Berikan pujian dan
dukungan terhadap
usaha positif dan
pencapaiannya
Edukasi :
a) Jelaskan penanganan
masalah kesehatan
b) Informasikan sumber
yang tepat yang
tersedia di masyarakat
c) Anjurkan
menggunakan fasilitas
kesehatan
d) Anjurkan mengevaluasi
65
tujuan secara periodik
e) Ajarkan menetukan
perulaku spesifik uang
akan diubah (mis,
keinginan mengunjungi
fasilitas kesehatan).
Kriteria hasil :
Perilaku Kesehatan (Hal. 88
L.12107)
1) Ekspektasi :
Meningkat
2) Kriteria hasil :
a) Penerimaan terhadap
perubahan status
kesehatan meningkat(5)
b) Kemampuan melakukan
tindakan pencegahan
masalah kesehatan
meningkat (5)
c) Kemampuan
peningkatan kesehatan
meningkat (5)
66
d) Pencapaian
pengendalian kesehatan
meningkat (5)
Untuk Pendidikan Pendidikan Mah 24 Januari – 02 Kunjunga - Pengembangan Kesehatan
Defisit
menyadarka Kesehatan kesehatan asis Februari 2022 n kerumah Masyarakat (I.14548)
kesehatan
n warga tentang wa klien Tindakan :
komunitas
mengenai Pencegahan a. Observasi
betapa dan Diet 1) Identifikasi masalah atau isu
pentingnya Hipertensi kesehatan dan prioritasnya
menjaga 2) Identifikasi potensi atau
kesehatan, asset dalam masyarakat
terutama terkait isu yang dihadapi
dalam 3) Identifikasi kekuatan dan
mencegah partner dalam
terjadinya pengembangan kesehatan
hipertensi 4) Identifikasi pemimpin atau
tokoh dalam masyarakat
b. Terapeutik
1) Berikan kesempatan kepada
setiap anggota masyarakat
untuk berpartisipasi sesuai
67
asset yang dimiliki
2) Libatkan anggota
masyarakat untuk
meningkatkan kesadaran
terhadap isu dan masalah
kesehatan yang dihadapi
3) Libatkan masyarakat dalam
musyawarah untuk
mendefinisikan isu
kesehatan dan
mengembangkan rencana
kerja
4) Libatkan masyarakat dalam
proses perencanaan dan
implementasi serta revisinya
5) Libatkan anggota
masyarakat dalam
mengembangkan jaringan
kesehatan
6) Pertahankan komunikasi
yang terbuka dengan
anggota masyarakat dan
68
pihak – pihak yang terlibat
7) Perkuat komunikasi antara
individu dan kelompok
untuk bermusyawarah
terkait daya tarik yang sama
8) Fasilitasi struktur organisasi
untuk meningkatkan
kemampuan berkomunikasi
dan bernegosiasi
9) Kembangkan strategi dalam
manajemen konflik
10) Persatukan anggota
masyarakat dengan cita –
cita komunitas yang sama
11) Bangun komitmen antar
anggota masyarakat
12) Kembangkan mekanisme
keterlibatan tatanan local,
regional bahkan nasional
terkait isu kesehatan komunitas
69
menyadarka Kesehatan kesehatan asis 2022 n Pada Diri Sendiri (I.09277)
kesehatan tidak
n warga tentang wa kesehatan Tindakan
efektif
mengenai Pencegahan di Observasi
betapa Covid-19 pengajian 1) Identifikasi persepsi
pentingnya ibu-ibu di tentang masalah kesehatan
pencegahan RT 02 Theurapeutik
Covid-19 1) Berikan kesempatan
merasakan memiliki
tanggung jawab
2) Tingkatkan rasa jawab atas
prilaku sendiri
Edukasi
1) Diskusikan tanggung jawab
terhadap profesi pemberi
asuhan
Diskusikan konsekuensi tidak
melaksanakan tanggung jawab
Untuk Pendidikan Pendidikan Mah 28 Januari Pendidika - Edukasi Kesehatan (I.12383 Hal
Defisit
menyadarka Kesehatan kesehatan asis 2022 n 65)
pengetahuan
n warga tentang wa kesehatan
DBD 1) Tindakan :
mengenai Pencegahan di
Observasi
betapa pengajian
70
pentingnya DBD RT 04 a) Identifikasi kesiapan dan
menjaga kemampuan menerima
kesehatan, informasi
terutama b) Identifikasi factor-faktor yang
dalam dapat meningkatkan dan
mencegah menurunkan motivasi perilaku
terjadinya hidup bersih dan sehat.
DBD
Terapeutik
a) Sediakan materi dan media
pendidikan kesehatan
b) Jadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai kesepakatan
c) Berikan kesempatan untuk
bertanya
Edukasi
a) Jelaskan factor risiko yang
dapat mempengaruhi
kesehatan
b) Ajarkan perilaku hidup bersih
dan sehat
71
Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat.
No Diagnosa Tujuan Intervensi
.
1. Perilaku kesehatan cenderung Perilaku Kesehatan (Hal. 88 L.12107) Edukasi Perilaku Upaya Kesehatan (Hal
beresiko berhubungan dengan 3) Ekspektasi : 100 I.12435) :
self efficacy yang rendah (Hal. Meningkat 2) Tindakan :
216 D.0099) 4) Kriteria hasil : Observasi :
e) Penerimaan terhadap perubahan b) Identifikasi kesiapan dan
status kesehatan meningkat(5) kemampuan menerima informasi
f) Kemampuan melakukan tindakan Terapeutik :
pencegahan masalah kesehatan g) Sediakan materi dan media
meningkat (5) pendidikan kesehatan
g) Kemampuan peningkatan kesehatan h) Jadwalkan pendidikan kesehatan
meningkat (5) sesuai kesepakatan
h) Pencapaian pengendalian kesehatan i) Berikan kesempatan untuk
meningkat (5) bertanya
j) Gunakan variasi metode
pembelajaran
k) Gunakan pendekatan promosi
72
kesehatan dengan memperhatikan
pengaruh dan hambatan dari
lingkungan, sosial serta budaya
l) Berikan pujian dan dukungan
terhadap usaha positif dan
pencapaiannya
Edukasi :
f) Jelaskan penanganan masalah
kesehatan
g) Informasikan sumber yang tepat
yang tersedia di masyarakat
h) Anjurkan menggunakan fasilitas
kesehatan
i) Anjurkan mengevaluasi tujuan
secara periodik
j) Ajarkan menetukan perulaku
spesifik uang akan diubah (mis,
keinginan mengunjungi fasilitas
kesehatan).
2. Defisit kesehatan komunitas Pengembangan Kesehatan Masyarakat
Status kesehatan komunitas (L.12109)
73
berhubungan dengan (I.14548)
Keterbatasan sumber daya Tindakan :
a. Ekspektasi : Meningkat
(D.0110) c. Observasi
b. Kriteria Hasil :
5) Identifikasi masalah atau isu
1) Ketersediaan program promosi
kesehatan dan prioritasnya
kesehatan meningkat (5)
6) Identifikasi potensi atau asset dalam
2) Ketersediaan program proteksi
masyarakat terkait isu yang dihadapi
kesehatan meningkat (5)
7) Identifikasi kekuatan dan partner
3) Partisipasi dalam program kesehatan
dalam pengembangan kesehatan
komunitas meningkat (5)
8) Identifikasi pemimpin atau tokoh
4) Kepatuhan terhadap standar kesehatan
dalam masyarakat
lingkungan meningkat (5)
d. Terapeutik
5) Kepatuhan terhadap surveilens
13) Berikan kesempatan kepada setiap
kesehatan (5)
anggota masyarakat untuk
6) Pravalensi penyakit menurun (5)
berpartisipasi sesuai asset yang
dimiliki
14) Libatkan anggota masyarakat untuk
meningkatkan kesadaran terhadap isu
dan masalah kesehatan yang dihadapi
15) Libatkan masyarakat dalam
musyawarah untuk mendefinisikan isu
kesehatan dan mengembangkan
74
rencana kerja
16) Libatkan masyarakat dalam proses
perencanaan dan implementasi serta
revisinya
17) Libatkan anggota masyarakat dalam
mengembangkan jaringan kesehatan
18) Pertahankan komunikasi yang terbuka
dengan anggota masyarakat dan pihak
– pihak yang terlibat
19) Perkuat komunikasi antara individu
dan kelompok untuk bermusyawarah
terkait daya tarik yang sama
20) Fasilitasi struktur organisasi untuk
meningkatkan kemampuan
berkomunikasi dan bernegosiasi
21) Kembangkan strategi dalam
manajemen konflik
22) Persatukan anggota masyarakat
dengan cita – cita komunitas yang
sama
23) Bangun komitmen antar anggota
75
masyarakat
24) Kembangkan mekanisme keterlibatan
tatanan local, regional bahkan nasional
terkait isu kesehatan komunitas
3. Manajemen kesehatan tidak Manajemen Kesehatan (L.12104) Dukungan Tanggung Jawab Pada Diri
efektif b.d kurang terpapar Ekspektasi : Meningkat Sendiri (I.09277)
informasi (D.0116) Kriteria Hasil Tindakan
1) Melakukan tindakan untuk mengurangi Observasi
faktor risiko meningkat (5) 2) Identifikasi persepsi tentang masalah
2) Menerapakna program perawatan kesehatan
meningkat (5) Theurapeutik
3) Aktivitas sehari-hari efektif untuk 3) Berikan kesempatan merasakan
memenuhi tujuan kesehatan meningkat memiliki tanggung jawab
(5) 4) Tingkatkan rasa jawab atas prilaku
4) Verbalisasi kesulitan dalam menjalani sendiri
program perawatan/pengobatan Edukasi
menurun (5) 2) Diskusikan tanggung jawab terhadap
profesi pemberi asuhan
3) Diskusikan konsekuensi tidak
melaksanakan tanggung jawab
4. Defisit pengetahuan DBD b.d Tingkat Pengetahuan (L.12111 Hal 146) Edukasi Kesehatan (I.12383 Hal 65)
kurang terpapar informasi
76
1) Ekspektasi : Meningkat 2) Tindakan :
2) Kriteria Hasil : Observasi
a) Perilaku sesuai anjuran meningkat c) Identifikasi kesiapan dan kemampuan
77
78
D. Implementasi Keperawatan
Dx Kep Tanggal Implementasi Paraf
Perilaku 1. 24 1. Melaksanakan pendidikan kesehatan tentang Pola
kesehatan Januari Hidup bersih dan Sehat
2022 2. Gotong Royong membersihkan saluran air disekitar
cenderung
2. 28 RW 07
berisiko Januari 3. Jalan santai bersama warga RW 07
2022 4. Pemeriksaan Golongan darah warga RW 07
3. 30
Januari
2022
4. 30
Januari
2022
Defisit 24 Januari- Melaksanakan pendidikan kesehatan tentang
kesehatan 02 Februari Pencegahan dan Diet Hipertensi
komunitas tidak 2022
efektif
Manajemen 25 Januari Melaksanakan pendidikan kesehatan tentang
kesehatan tidak 2022 Pencegahan Covid-19
efektif
Defisit 28 Januari Melaksanakan pendidikan kesehatan tentang
pengetahuan 2022 Pencegahan DBD
tentang DBD
E. Evaluasi Keperawatan
Dx Kep Tanggal Evaluasi
Perilaku 1. 24 Januari 1. Sumatif:
kesehatan 2022 Setelah dilakukan pendidikan kesehatan terjadinya
2. 28 Januari peningkatan tentang pengetahuan PHBS
cenderung
2022
berisiko Formatif:
3. 30 Januari
2022 S: Warga mengatakan akan
4. 30 Januari mengurangi/menghindari perilaku yang beresiko
2022
O: Warga terlihat memahami materi penkes yang
diberikan dan terlihat antusias
A: Masalah teratasi
79
P: -
2. Sumatif:
Setelah dilakukan gotong royong terjadinya
peningkatan tentang menjaga kebersihan disekitar
Formatif:
S: Warga mengatakan akan terus menjalani kegiatan
gotong royong untuk kedepannya
O: Warga terlihat antusias saat gotong royong
dilaksanakan
A: Masalah teratasi
P: -
3. Sumatif:
Setelah dilakukan jalan santai terjadinya
peningkatan dalam melaksanakan olahraga secara
teratur
Formatif:
S: Warga mengatakan akan menjalani olahraga
secara teratur
O: Warga terlihat sangat antusias saat dilaksanakan
nya jalan santai
A: Masalah teratasi
P: -
4. Sumatif:
Setelah dilakukan pemeriksaan golongan darah
warga tmengatakan menjadi tahu apa golongan
darah mereka
Formatif:
S: Warga mengatakan dengan dilaksanakan
pemeriksaan golongan darah ini mereka merasa
terbantu
O: Warga terlihat antusias dalam pemeriksaan
80
golongan darah
A: Masalah teratasi
P: -
Defisit 24 Januari-02 Sumatif:
kesehatan Februari 2022 Setelah dilakukan pendidikan kesehatan terjadinya
komunitas peningkatan tentang pengetahuan Hipertensi dan PHBS
tidak efektif Formatif:
S: Warga mengatakan akan mengurangi/menghindari
perilaku yang beresiko terhadap Hipertensi dan
melakukan pencegahan nya serta menerapkan Pola
Hidup Bersih dan Sehat
O: Warga terlihat memahami materi penkes yang
diberikan dan terlihat antusias
A: Masalah teratasi
P: -
Manajemen 25 Januari Sumatif:
kesehatan 2022 Setelah dilakukan pendidikan kesehatan terjadinya
tidak efektif peningkatan tentang pengetahuan Covid-19
Formatif:
S: Warga mengatakan akan mengurangi/menghindari
perilaku yang beresiko terhadap Covid-19
O: Warga terlihat memahami materi penkes yang
diberikan dan terlihat antusias
A: Masalah teratasi
P: -
Defisit 28 Januari Sumatif:
pengetahuan 2022 Setelah dilakukan pendidikan kesehatan terjadinya
tentang DBD peningkatan tentang pengetahuan DBD
Formatif:
S: Warga mengatakan akan mengurangi/menghindari
perilaku yang beresiko terhadap DBD
O: Warga terlihat memahami materi penkes yang
diberikan dan terlihat antusias
81
A: Masalah teratasi
P: -
82
LAMPIRAN
A. SATUAN ACARA PENYULUHAN HIPERTENSI
Waktu : 15 Menit
A. Latar Belakang
Setelah diberikan edukasi pasien mengerti tentang cara memberikan perawatan pada
anggota keluarga dengan hipertensi menggunakan terapi jus mentimun.
C. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penkes serta demonstrasi selama 15 menit, diharapkan keluarga dapat
memahami tentang:
1. Menjelaskan kembali pengertian, manfaat, kandungan mentimun
2. Media : Leaflet
3. Materi: Terlampir
84
E. Proses Pelaksanaan :
Menyampaikan Menyimak
tujuan
Kontrak waktu
- Mendengarkan dengan
Penjelasan singkat
penuh perhatian
mengenai mentimun
dan fungsinya Menanyakan hal-hal yang
Menyiapkan alat-lat belum jelas
yang diperlukan Memperhatikan jawaban
Mempersiapkan bahan dari penceramah
untuk membuat jus Menjawab pertanyaan
mentimun
Memperagakan cara
membuat jus
mentimun
Memberi kesempatan
peserta untuk bertanya
Menjawab pertanyaan
Evaluasi
85
Salam penutup Menjawab salam
86
F. Setting Tempat :
Keterangan:
: Warga/ Klien
G. Pengorganisasian :
Pemateri : Warga/Klien
H. Rencana Evaluasi :
1. Evaluasi Struktur
2. Evaluasi Proses
MATERI
A. Pengertian Mentimun
87
Mentimun adalah tanaman sayuran yang mempunyai nama latin Cucumis
sativus ini masih satu keluarga dengan melon dan labu-labuan. Secara empiris,
mentimun mempunyai banyak kegunaan yaitu antara lain sebagai penyegar badan,
penyejuk, peluruh air kencing dan mengatasi tekanan darah tinggi, anti stress
(Mambo, 2006). Penelitian tentang khasiat mentimun tidak hanya dilakukan di
Indonesia saja akan tetapi telah dilakukan di Cina oleh Zhong Zi (1991) dengan
menggunakan tablet ramuan mentimun. Hasil yang diperoleh adalah tablet ramuan
mentimun memiliki efek yang bisa dilihat pada peningkatan aliran darah koroner
dan memperbaiki konstraksi miokardial
Mentimun adalah jenis sayur dan salah satu tanaman tertua yang
dibudidayakan, dan diyakini awalnya berasal dari dataran utara benua India.
Mentimun satu dalam keluarga Cucurbitaceae, dan dikenal dengan nama ilmiah
sebagai Cucumis sativus. Mentimun mudah sekali tumbuh, dan terdiri dari berbagai
Varietas, bervariasi dalam ukuran, bentuk, dan warna, dan telah dibudidayakan di
seluruh dunia. Secara umum, buah timun memiliki kulit berwarna hijau gelap,
daging yang lembab renyah, dan biji kecil terkonsentrasi didalam.
88
Tingginya kandungan mineral kompleks dalam mentimun seperti potassium,
magnesium juga fosfor menjadikan sayuran yang satu ini berkhasiat untuk
menurunkan darah tinggi atau hipertensi. Mentimun memiliki khasiat untuk
menurunkan tekanan darah tinggi sangat baik. Alasannya tak lain adalah sifat uretic
pada mentimun yang terdiri dari 90% air mampu mengeluarkan kandungan garam
dari dalam tubuh. Mineral yang kaya dalam buah mentimun memang mampu
mengikat garam dan dikeluarkan melalui urin.
C. Manfaat Mentimun
f. Mentimun juga dapat digunakan sebagai obat penurun panas setelah diparut
lalu dikompreskan pada kening penderita.
D. Cara Membuat Jus Mentimun
1. Cara pertama:
89
Ambil 2 buah mentimun cuci, parut lalu peras minum airnya 2-3 kali.
Cara lain rebus 200 gram mentimun minum airnya sehari sekali.
2. Cara Kedua
a. Kupas satu buah mentimun dengan pisau untuk menghilangkan kulitnya
kemudian potong menjadi potongan yang lebih kecil. Ada bisa saja tidak
mengupas kulitnya, namun pastikan buah mentimun yang digunakan adalah
buah organik, sebab sisa pestisida bisa cukup berbahaya bagi tubuh.
b. Masukkan potongan mentimun tersebut dalam blender. Anda juga bisa
menambahkan sirup gula dan air perasan jeruk nipis untuk menambah
kesegaran rasa jus mentimun yang Anda buat.
c. Tambahkan air secukupnya kemudian blender hingga halus.
d. Tambahkan es batu serut secukupnya kemudian sajikan.
3. Rekomendasi:
a. Konsumsi setiap hari agar manfaat dan hasilnya dapat terasa
b. Boleh ditambahkan tomat, seledri, belimbing, ataupun air jeruk lemon
secukupnya
c. Direkomendasi untuk pembuatan jus tersebut untuk tidak menggunakan
gula pasir Ada baiknya juga anda berkonsultasi ke dokter sebelum
mengkonsumsi Resep Jus Untuk Penderita Darah Tinggi
E. Peringatan Mengkonsumsi Jus Mentimun
Hentikan jika tekanan darah tinggi Anda sudah kembali normal dengan jus
mentimun. Terus mengkonsumsi tanpa memperhatikan hasilnya, beresiko mendapat
efek terbalik(tekanan darah rendah). Jadi, periksa tekanan darah Anda sekali setiap 2
minggu selama melakukan pengobatan. Jika tekanan darah sudah normal, jus
mentimun juga bisa terus diminum untuk menjaga. Untuk menjaga kondisi, 1 atau 2
kali dalam seminggu bisa anda lakukan
90
B. SATUAN ACARA PENYULUHAN COVID-19
Hari : Selasa
Media : Poster
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan ini selama 30 menit, peserta mampu
memahami tentang covid-19 dan cara pencegahan untuk menghindari
covid-19.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan ini selama 30 menit, diharapkan
mampu :
a. Menjelaskan pengertian virus covid-19
b. Menyebutkan tanda dan gejala covid-19
c. Menyebutkan penyebab covid-19
d. Menyebutkan cara pencegahan primer covid-19 dengan gerakan 5M
B. Susunan Acara
91
No Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Audience
1 7 menit Pembukaan
1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan 3. Memperhatikan
penyuluhan 4. Menyetujui
4. Kontrak waktu 5. Menjawab
5. Menggali pengetahuan yang
dimiliki peserta mengenai 6. Memperhatikan
covid-19
6. Menyebutkan materi yang
akan di berikan
2 20 Pelaksanaan
menit 1. Menjelaskan pengertian covid- 1. Memperhatikan
19 2. Memperhatikan
2. Menyebutkan tanda dan gejala 3. Memperhatikan
covid-19 4. Memperhatikan
3. Menyebutkan penyebab covid-
19
4. Menyebutkan cara pencegahan
primer covid-19 dengan
gerakan 5M
3 3 menit Penutup
1. Evaluasi 1. Memperhatikan
2. Memberi reinforment positif 2. Menjawab
3. Mengucapkan salam 3. Menjawab salam
C. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Mempersiapkan media yang digunakan
b. Memperiapkan pengaturan tempat
92
2. Evaluasi proses
a. 80% peserta aktif mengikuti kegiatan
b. 100% peserta tidak ada yang meninggalkan ruangan ketika
penyuluhan sedang berlangsung
3. Evaluasi Hasil
a. 80% peserta mampu memahami materi yang diberikan terkait
pengertian covid-19, tanda dan gejala, penyebab, dan pencegahan
primer covid-19 dengan gerakan 5M.
b. 80% peserta mampu menerapkan cara pencegahan primer covid-19
dengan gerakan 5M.
D. Materi
Terlampir
93
Lampiran
MATERI
A. Pengertian
Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem
pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi
pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan
infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia). Virus ini
menular melalui percikan dahak (droplet) dari saluran pernapasan, misalnya
ketika berada di ruang tertutup yang ramai dengan sirkulasi udara yang
kurang baik atau kontak langsung dengan droplet. Virus Corona yang
menyebabkan COVID-19 bisa menyerang siapa saja.
B. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala biasanya muncul dalam 2 hari hingga 14 hari setelah
paparan. Tanda dan gejala umum infeksi coronavirus antara lain gejala
gangguan pernafasan akibat seperti demam, batuk dan sesak nafas, pada
kasus yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernafasan akut,
gagal ginjal dan bahkan kematian.
Tanda-tanda dan gejala klinis yang dilaporkan sebagian besar adalah
demam, dengan beberapa kasus mengalami kesulitan bernapas, dan hasil
rontgen menunjukan infiltrate pneumonia luas di kedua paru-paru. Menurut
hasil penyelidikan epidemiologi awal, sebagian besar kasus di Wuhan
memiliki riwayat bekerja, menangani atau pengunjung yang sering
berkunjung ke Pasar Grosir makanan laut Huanan. Sampai saat ini, penyebab
penularan masih belum diketahui secara pasti (Fehr,2015).
C. Penyebab
Infeksi virus Corona atau COVID 19 disebabkan oleh coronavirus,
yaitu kelompok virus yang menginfeksi system pernafasan. Pada sebagian
besar kasus, coronavirus hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan
sampai sedang, seperti flu. Akan tetap, virus ini juga bisa menyebabkan
infeksi pernapasan berat, seperti MERS, SARS dan pneumonia.
94
Ada dugaan bahwa virus Corona awalnya ditularkan dari hewan ke
manusia. Namun, kemudian diketahui bahwa virus Corona juga menular dari
manusia ke manusia. Seseorang dapat tertular COVID 19 melalui berbagai
cara, yaitu :
1. Tidak sengaja menghirup percikan ludah dari bersin atau batuk penderita
COVID-19
2. Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dahulu,
setelah menyentuh benda yang terkena cipratan air liur penderita
COVID-19
3. Kontak jarak dekat dengan penderita COVID-19, misalnya bersentuhan
atau berjabat tangan.
4. Virus Corona dapat menginfeksi siapa saja, tetapi efeknya akan lebih
berbahaya atau bahkan fatal bila terjadi pada orang lanjut usia, orang
yang sedang sakit, atau orang yang daya tahan tubuhnya lemah (Fehr,
2015).
D. Upaya Pencegahan Primer dengan Gerakan 5M
1. Memakai Masker
Semua orang harus memakai masker, terutama jika di luar rumah.
Sebelummemakai masker, cuci tangan pakai sabun dan air mengalir
(minimal 20detik). Bila tidak tersedia air, gunakan cairan pembersih
tangan (minimalalkohol 60%). Pasang masker untuk menutupi mulut dan
hidung.
Pastikan tidak ada sela antara wajah dan masker. Hindari
menyentuh masker saat digunakan. Jangan sentuh atau buka-tutup masker
saat digunakan. Ganti masker yang basah atau lembab dengan masker
baru. Masker medis hanya boleh digunakan satu kali saja. Buang segera
masker 1x pakai di tempat sampah tertutup atau kantong plastik usai
dipakai. Masker kain 3 lapis dapat dipakai berulang, tapi harus dicuci
dengan deterjen usai dipakai. Saat membuka masker: lepaskan dari tali
belakang dan jangan sentuh bagian depan masker. Cuci tangan setelah
95
menyentuh atau membuang masker. Perlu diingat, penggunaan masker
yang keliru justru meningkatkan risiko penularan.
2. Mencuci Tangan
Basahi tangan dengan air mengalir. Sabuni tangan. Gosok semua
permukaan tangan, termasuk telapak dan punggung tangan, sela-sela jari
dan kuku, selama minimal 20 detik. Bilas tangan sampai bersih dengan air
mengalir. Keringkan tangan dengan kain bersih atau tisu pengering tangan
yang harus dibuang ke tempat sampah segera setelah digunakan. Sering
cuci tangan pakai sabun, terutama sebelum makan, usai batuk atau bersin,
sebelum menyiapkan makanan, dan setelah ke kamar mandi. Biasakan
mencuci tangan pakai sabun setelah dari luar rumah atau sebelum masuk
sekolah dan tempat lain. Bila sabun dan air mengalir tidak ada, gunakan
cairan pembersih tangan berbahan alkohol (minimal60%).
3. Menjaga Jarak
Selalu menjaga jarak fisik lebih dari 1 meter denganorang lain.
Tetap berada di rumah sesuai panduan pemerintah, kecuali ada
keperluanmendesak. Bekerja, belajar dan beribadah di rumah.
4. Menjauhi Kerumunan
Jika terpaksa harus keluar rumah, maka jauhi kerumunan dan
kontak fisik dengan orang lain. Dan tetap gunakan masker saat di luar
rumah.
5. Mengurangi Mobilitas
Tunda atau batalkan acara berkumpul bareng keluarga besar atau
teman. Komunikasi tatap muka bisa dilakukan via telepon, internet, media
sosial, dan aplikasi. Tunda atau batalkan acara pertemuan, konser musik,
pertandingan olahraga, kegiatan keagamaan, dan kegiatan lain yang
mengundang orang banyak.
96
97
DAFTAR PUSTAKA
98
C. SATUAN ACARA PEMBELAJARAN DBD
PENYULUHAN KESEHATAN DEMAM BERDARAH DENGUE
A. Tujuan Umum :
Setelah mengikuti penyuluhan ini, diharapkan masyarakat RT 04 RW 07 kelurahan
Mulyasari dapat mengetahui/memahami tentang penyakit demam berdarah dengue
(DBD)
B. Tujuan Khusus :
Setelah mengikuti penyuluhan ini, di harapkan masyarakat RT 04 RW 07 Kelurahan
Mulyasari dapat :
C. Materi penyuluhan
1. Pengertian penyakit DBD
2. Penyebab penyakit DBD
3. Tanda dan gejala penyakit DBD
4. Pencegahan penyakit DBD
5. Cara perawatan pada penderita penyakit DBD
99
D. Metode penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. Media penyuluhan
Leaflet
F. Kegiatan penyuluhan
100
belum di pahami
G. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Persiapan materi
b. Persiapan media
c. Kelengkapan alat
d. Daftar hadir untuk bukti dokumentasi
e. Penyelenggaraan dilaksanakan di Mushola RT 04 RW 07 Kelurahan Mulyasari
H. Evaluasi Proses
1. Penyuluhan dimulai sesuai dengan waktu yang di rencanakan
2. 100% dari peserta (masyarakat RT 04 RW 07 Kelurahan Mulyasari) yang hadir dapat
berperan secara aktif
3. Selama acara berlangsung tidak ada penyimpangan dari tujuan yang telah ditetapkan
4. Selama acara berlangsung peserta tidak meninggalkan tempat penyuluhan.
I. Evaluasi hasil
Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan peserta dapat
1. Menyebutkan pengertian tentang penyakit DBD
2. Menyebutkan tentang penyebab penyakit DBD
101
3. Menyebutkan tentang tanda dan gejala penyakit DBD
4. Menyebutkan tentang pencegahan penyakit DBD
5. Menyebutkan tentang cara perawatan pada penderita penyakit DBD
MATERI PENYULUHAN
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
A. Pengertian Demam Berdarah Dengue (DBD)
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
virus yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti yang sering menimbulkan
wabah dan kematian dimana vaksin untuk mencegahnya belum ditemukan.
B. Penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD)
Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan
nyamuk Aedes Aegypti pada pembuluh darah.
C. Tanda dan Gejala Demam Berdarah Dengue (DBD)
1. Gejala Awal
a. Mendadak panas tinggi selama 2-7 hari disertai menggigil
b. Lemah dan lesu
c. Sering terasa nyeri pada ulu hati (mual dan muntah)
d. Tampak bintik-bintik merah pada kulit
2. Gejala Lanjut
a. Bila sudah parah, penderita akan merasa gelisah.
b. Tangan dan kaki terasa dingin dan berkeringat
c. Kadang-kadang terjadi perdarahan di hidung (Mimisan)
d. Mungkin terjadi muntah atau berak darah.
D. Cara Pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD)
Membunuh nyamuknya saja belumlah cukup selama jentik-jentiknya masih
dibiarkan hidup. Karena itu, upaya yang paling tepat untuk mencegah demam
berdarah adalah dengan membasmi jentik-jentiknya ini dengan cara sebagai
berikut :
102
1. Bersihkan (kuras) tempat penyimpanan air (seperti bak mandi/WC, drum dll)
seminggu sekali.
2. Tutuplah kembali tempat penampungan air dengan rapat setelah mengambil
air, agar nyamuk demam berdarah tidak dapat masuk dan bertelur ditempat
tersebut.
3. Gantilah air pada vas bunga dan pot tanaman air setiap hari
4. Kubur atau buanglah sampah (plastik dan barang-barang bekas) pada
tempatnya,
5. Untuk tempat-tempat air yang tidak mungkin atau sulit dikuras, taburkan
bubuk Abate ke dalam genangan air tersebut untuk membunuh jentik-jentik
nyamuk. Takaran penggunaan bubuk Abate adalah sebagai berikut: untuk 10
liter air cukup dengan 1 gram bubuk Abate atau 10 gram untuk 100 liter dan
seterusnya. Satu sendok makan peres (yang diratakan di atasnya) berisi 10
gram Abate. Anda tinggal membaginya atau menambahnya sesuai dengan
banyaknya air yang akan diabatisasi.
E. Cara Perawatan Demam Berdarah Dengue (DBD)
1. Beri minum sebanyak-banyaknya.
2. Berikan kompres hangat pada dahi, lipatan paha dan ketiak bila klien demam.
3. Segera bawa pasien ke pelayanan kesehatan (puskesmas, rumah
sakit, dll)
4. Laporkan segera ke Puskesmas terdekat untuk mendapat upaya
penanggulangan seperti fogging agar tidak terjadi penyebaran.
103
D. SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pokok Bahasan : Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Waktu : 20 menit
104
PHBS dan 10
indikator PHBS
dalam rumah tangga
- Memberikan
kesempatan kepada
peserta kegiatan
untuk bertanya
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk memperdayakan
anggota rumah tangga agar tahu dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih
dan sehat serta berperan aktif dalam kegiatan kesehatan di masyarakat.
B. Manfaat Perilaku Hidup Bersih Schat
1. Seluruh anggota keluarga dan masyarakat menjadi sehat
2. Anak akan tumbuh cerdas dalam lingkungan yang sehat
3. Masyarakat akan mampu mewujudkan lingkungan yang sehat
4. Mampu mencegah dan menanggulangi penyakit dan maasalah
kesehatan
5. Biaya untuk kesehatan (penyakit) dapat dimanfaatkan untuk keperluan
lain.
C. 10 Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
Tenaga kesehatan yang dimaksud adalah seperti dokter, bidan dan
paramedis. Apabila ditemukan gangguan kelainan pada ibu hamil dan bayi
yang dikandung maka tenaga kesehatan inilah yang dapat bertindak dengan
penanganan yang steril dan aman. Hal ini dikarenakan masih banyak
105
masyarakat terutama masyarakat awam yang masih menggunakan tenaga non
medis seperti dukun bayi yang berdampak membawa risiko besar seperti
kematian ibu dan bayi.
2. Memberi bayi ASI eksklusif
Pemberian ASI secara eksklusif adalah pemberian ASI saja tanpa makan dan
minuman tambahan lain pada bayi mulai usia 0-6 bulan
Manfaat ASI bagi bayi:
- Bayi lebih sehat, lincah dan tidak cengeng
- Bayi tidak sering sakit
3. Menimbang bayi dan balita.
Penimbangan dimulai pada usia 1 bulan hingga 5 tahun. Tujuannya untuk
memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita setiap bulan
melalui KMS. Penimbangan dilakukan minimal 8 kali setahun.
106
Syarat jamban sehat :
- Tidak mencemari sumber air
- Tidak berbau
- Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus
- Tidak mencemari tanah disekitarnya
- Mudah dibersihkan dan aman digunakan
- Dilengkapi dinding dan atap pelindung
- Penerangan dan ventilasi cukup -Lantai kedap air dan luas ruangan
memadai
- Tersedia air, sabun, dan alat pembersih.
DAFTAR PUSTAKA
http://kumpulan.info/sehat/artikel-kesehatan/48-artikel-kesehatan/228
108