Anda di halaman 1dari 46

elasa, 20 Januari 2015

Contoh Makalah Pemeriksaan Tanda- Tanda Vital

Add caption

SELAMAT DATANG
Semoga Bermanfaat

TANDA TANDA VITAL


Disusun Untuk Memenuhi
Tugas Mata Pelajaran PRODUKTIF

GURU PEMBIMBING
MIKE SULISTYANINGRUM, Amd., Kep.

DISUSUN OLEH:

NUR ISTIANI
XI KEPERAWATAN

SMK BHAKTI MULIA


PARE KEDIRI
2013
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Tujuan ............................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Tanda Tanda Vital ....................................................................................... 2
B. Jenis Jenis Tanda Vital
1. Tekanan Darah ................................................................................................ 2
2. Nadi ................................................................................................................. 6
3. Pernafasan ....................................................................................................... 9
4. Suhu ................................................................................................................ 13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 19
B. Saran ............................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dalam melakukan suatu asuhan keperawatan, pemeriksaan tanda tanda vital sangat
dibutuhkan, karena dengan pemeriksaan tersebut kita dapat membuat beberapa diagnose
tentang apa yang dialami pasien/klien. Ada beberapa pemeriksaan fisik diantaranya adalah
pemeriksaan pernafasan, nadi, tekanan darah dan suhu.
Pemeriksaan tanda tanda vital merupakan cara yang cepat dan efisien dalam memantau
kondisi klien atau mengidentifikasi masalah dan mengevaluasi respons terhadap intervensi
yang diberikan. Data ini juga memberikan sebagian keterangan pokok yang memungkinkan
diussunnya rencana keperawatan. Selanjutnya pengambilan tanda tanda vital ini dilakukan
dengan jarak waktu pengambilan tergantung pada keadaan umum klien.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa saja prosedur pelaksanaan dan tanda tanda vital
2. Apa saja masalah yang harus dikaji dan tanda tanda vital
3. Berapakah batasan normal setiap tanda tanda vital

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengatahui prosedur pelaksanaan dari tanda tanda vital
2. Untuk mengatahui masalah yang harus dikaji dan tanda tanda vital
3. Untuk mengetahui batasan normal setiap tanda tanda vital
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tanda Tanda Vital


Tanda tanda vital merupakan cara yang cepat dan efisien dalam memantau kondisi klien
atau mengidentifikasi masalah dan mengevaluasi respons terhadap intervensi yang diberikan.
Penggunaan tanda tanda vital memberikan data dasar untuk mengetahui respons terhadap
stress fisiologi/psikologi, respons terapi medis dan keperawatan. Hal ini sangatlah penting
sehingga disebut tanda tanda vital.
Waktu untuk mengukur tanda tanda vital:
Saat klien pertama kali masuk ke fasilitas
Saat memeriksa klien pada kunjungan rumah
Di rumah sakit/fasilitas kesehatan dengan jadwal rutin sesuai program
Sebelum dan sesudah prosedur bedah atau diagnostic invasif
Sebelum, saat, dan setelah transfuse darah
Saat keadaan umum klien berubah
Sebelum, saat, dan sesudah pemberian obat.
Sebelum dan sesudah intervensi keperawatan yang mempengaruhi tanda tanda vital
Saat klien mendapat gejala fisik yang non spesifik
Menggigil adalah respon tubuh terhadap perbedaan suhu dalam tubuh.
1. Jenis Jenis Tanda Tanda Vital
a) TEKANAN DARAH
Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri. Darah mengalir
karena adanya perubahan tekanan, dimana terjadi perpindahan dari area bertekanan tinggi ke
area bertekanan rendah. Tekanan puncak terjadi saat ventrikel berkonstraksi dan disebut
tekanan sistolik. Tekanan darah sistemik atau arterial merupakan indicator yang paling baik
untuk kesehatan kardiovaskuler. Tekanan diastolic adalah tekanan terendah yang terjadi saat
jantung beristirahat. Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik
terhadap tekanan diastolic, dengan nilai dewasa normalnya berkisar dari 100/60 140/90.
Rata rata tekanan darah normal biasanya 120/80.
Menurut Hayens (2003) tekanan darah timbul ketika bersikulasi di dalam pembuluh darah
berperan penting dalam proses ini di mana jantung sebagai pompa muscular yang menyuplai
tekanan untuk menggerakkan darah dan pembuluh darah yang memiliki dinding yang elastic
dan kehanan yang kuat. Tekanan darah di ukur dalam satuan millimeter air raksa (mmHg).
Untuk mengukur tekanan darah maka perlu dilakukan pengukuran darah secara rutin.
a. Pemeriksaan tekanan darah
Alat yang digunakan
1. Tensi meter
2. Stetoskop
3. Buku catatan
Pelaksanaan
1. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
2. Mendekatkan alat kesamping klien
3. Mencuci tangan dan memakai sarung tangan
4. Mengatur posisi klien
5. Membuka pakaian yang menutupi lengan atas
6. Membalutkan kantong tensi meter pada lengan atas kira kira 3 cm di atas fosa cubiti,
dengan tinta karet di sebelah luar lengan, balutkan tapi jangan terlalu kencang.
7. Memakai stetoskop
8. Meraba detik arteri brakialis dengan ujung tengah dan jari telunjuk. Pastikan tidak
diperkenankan menggenggamkan tangan atau menempelkan tangannya.
9. Meletakkan piringan stetoskop diatas arteri brakialis.
10. Mengunci skrup balon karet
11. Memompakan udara kedalam kantong dengan cara memijat balon berulang ulang, air raksa
didalam pipa naik, dipompa terus sampai denyut arteri tidak terdengar lagi
12. Membuka sekrup balon dengan menurunkan tekanan dengan perlahan lahan
13. Mendengar denyut dengan teliti dan memperhatikan sampai angka berapa pada skala mulai
terdengar denyut pertama dan mencatat sebagai tekanan sistole.
14. Meneruskan membuka skrup tadi perlahan lahan sampai suara nadi terdengar lambat dan
menghilang, dicatat sebagai tekanan diastole.
15. Membuka kantong karet, digulung dengan rapi.
16. Mengunci tensi meter ke arah
17. Merapikan pasien
18. Membereskan alat
19. Mencuci tangan
20. Mendokumentasikan
b. Masalah Yang Harus Dikaji Pada Tekanan Darah
Hipertensi
Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi yaitu tekanan diastolic mencapai 140mmHg
atau lebih, terapi tekanan diastolik kurang dari 90mmHg dan tekanan diastolik masih dalam
kisaran normal. Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut sejalan dengan
bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah. Tekanan
diastolik terus meningkat sampai usia 80 kemudian berkurang perlahan lahan bahkan
menurun drastis. Hipertensi ini juga disebabkan oleh berbagai masalah kebutuhan nutrisi,
seperti penyebab dari adanya obesitas serta asupan kalsium, natrium dan gaya hidup.
Penatalaksanaan hipertensi juga dapat menganjurkan pasien untuk memakai obat anti
hipertensi dan turunkan jumlah dosisnya yang disediakan dengan langkah - langkah :
a. Menurunkan berat badan bila terdapat kelebihan (indek masa tubuh lebih dari 27 kg)
b. Meningkatkan aktivitas fisik aerobik (30/35 menit/hari)
c. Mengurangi asupan natrium (< 100 mmol Na/2,4 gr Na/ 6gr Nacl/hari)
d. Mempertahankan asupan kalsium yang adekuat (90 mmHg/hari)
e. Berhenti merokok dan mengurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol dalam makanan.
Yang perlu dikaji pada pasien hipertensi:
a. Aktivitas dan istirahat
Gejala: kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup menonton
Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung takipnea.
b. Sirkulasi
Gejala: riwayat hipertensi, arteri korosis penyakit jantung koroner/katup dan penyakir cerebral
vaskuler
Kenaikan tekanan darah (pengukuran serial dan kenaikan tekanan darah) diperlukan untuk
menegakkan diagnosis.
1. Bunyi jantung terdengar S2 pada dasar S3 (CHF dini) S4 (pengerasan ventrikel kiri/hipertrofi
ventrikel kiri.
2. Desiran vaskuler terdengar diatas karotis
3. DVJ (distensi vena jugularis)
4. Ekstermitas : perubahan warna kulit, suhu dingin, pengisian kapiler mungkin lambat tertunda
(vasokontriksi).
5. Kulit pucat, sianosis dan diaphoresis
konghesif/inpoksemia) kemerahan (veoktamusisoma)
c. Integritas ego
Gejala : riwayat perubahan kepribadian ansietas, depresi, atau marah kronik.
Tanda : gelisah, penyempitan kontinu pertahanan, gerak tangan, sempit, peningkatan pola
bicara.
d. Eliminasi
Gejala : gangguan ginjal saat ini/yang lalu seperti infeksi atau riwayat penyakit masa lalu
e. Makanan dan cairan
Gejala : makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam, lemak,
kolesterol, keju, telur, gula merah.
Tanda : berat badan normal atau obeisitas, adanya edema, konghesti vena. DVJ/Distensi Vena
Jugularis
f. Nyeri
Gejala : angina (penyakit arteri koroner/keterlibatan jantung (nyeri hilang timbul pada
tungkai).
g. Pernafasan
Gejala : dispnea yang berkaitan dengan aktivitas atau kerja takipnea, ortopnea, dispnea
nontural, potok sismol, batuk tanpa seputum, riwayat merokok.
Tanda : bunyi nafas tambahan, distress respiorasi atau penggunaan otot aksesoris pernafasan
sianosis.
h. Keamanan
Gejala : gangguan koordinasi atau cara berjalan, episode perestasia, unilateral, transen,
hipotensi postural.

i. Penyuluhan
Gejala: faktor faktor resiko keluarga: hipertensi arteroskalerosis, penyakit jantung, DM,
penyakit cerebros vaskuler ginjal.
c. Batasan normal tekanan darah
Umur Tekanan sistolik/diatolik (mmHg)
1 bulan 86/54
6 bulan 90/60
1 tahun 96/65
2 tahun 99/65
4 tahun 99/65
6 tahun 100/60
8 tahun 105/60
10 tahun 110/60
12 tahun 115/60
14 tahun 118/60
16 tahun 120/65

2. NADI
Nadi adalah gerakan atau aliran darah pada pembuluh darah arteri yang dihasilkan oleh
kontraksi dari ventrikel kiri jantung. Denyut nadi adalah rangsangan kontraksi jantung yang
dimulai dari NODES SINOURI atau NODUS SINOS ATRIAL yang merupakan bagian atas
serambi kanan jantung. Salah satu indikator kesehatan jantung adalah terjadinya peningkatan
denyut nadi pada saat beristirahat. Pemeriksaan nadi sangat penting dilakukan agar petugas
kesehatan yang melakukan pemeriksaan nadi dapat mengetahui keadaan nadi (frekuensi
irama dan kuat lemah nadi ). Mengukur denyut nadi yang terasa pada pembuluh darah arteri
yang disebabkan oleh gelombang darah yang mengalir di dalamnya sewaktu jantung
memompa darah ke dalam aorta atau arteri.
Tujuan pemeriksaan nadi adalah :
1. Untuk mengetahui kerja jantung
2. Untuk menegetahui jumlah denyut jantung yang terasa pada pembuluh darah.
3. Untuk menentukan denyut nadi normal atau tidak.
Kecepatan denyut jantung bereaksi terdapat rangsangan yang ditimbulkan oleh system
saraf simpatis dan saraf parasimpatis, beberapa hal yang mempengaruhi jumlah denyut:
emosi, nyeri, aktivitas, dan obat-obatan. Kecepatan denyut nadi bertambah bila tekanan darah
turun karena jantung berusaha meningkatkan keluarnya darah.
a) Pemeriksaan nadi
Alat yang digunakan
1. Alat penghitung denyut nadi
2. Jam tangan / arloji
3. Buku catatan
Pelaksanaan
1. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
2. Mempersiapkan alat yang dibutuhkan
3. Membawa alat kedekat pasien
4. Mengatur posisi pasien
5. Meraba / menghitung denyut nadi pada tempat-tempat denyut nadi( temporalis, karotis,
apikal, brakialis, radialis, femoralis, poplitea, tibialis posterior, dorsalis pedis), sesuai
keadaan umum pasien .
6. Menghitung dengan ujung jari kedua, ketiga, empat dan tekan dengan lembut
7. Mengetahui atau melaksanakan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menghitung denyut
jantung
8. Jika denyut teratur hitung selama 30 detik dan kalikan hasilnya dengan 2. Apabila denyut
tidak teratur dan pada paien yang baru dilakukan pemeriksaan hitung selama 1 menit penuh.
9. Mencuci tangan
10. Mencatat hasil.
b) Masalah Yang Harus Dikaji Pada Pemeriksaan Nadi
Kecepatan Nadi (Pulse Rate)
Pulse Rate (jumlah denyutan perifer yang dirasakan selama 1 menit) dihitung dengan
menekan arteri perifer dengan menggunakan ujung jari
Tachycardia: nadi >100 -150 x/mnt jantung overwork oksigenasi sel tidak adequat
Palpitasi : perasaan berdebar-debar, sering menyertai tachycardi
Bradycardia : denyut nadi < 60 x/mnt kejadian lebih sedikit dibandingkan tachycardia
Denyut Nadi sangat fluktuatif dan meningkat dengan :
1. exercise,
2. illness,
3. injury
4. emotions.
c) batasan normal nadi
Usia Denyut nadi (x/permenit)
Balita 120-160
Anak 90 140
Pra sekolah 80 110
Sekolah 75 100
Remaja 60 90
Dewasa 60-100

3. PERNAFASAN
Pernafasan atau respirasi adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang
mengandung O2 (oksigen) ke dalam tubuh, serta menghembuskan udara yang banyak
mengandung CO2 (karbon dioksida) sebagai sisa dari oksidasi keluar tubuh. Penghisapan ini
disebut inspirasi dan menghembuskan disebut ekspirasi. Secara normal orang dewasa
bernafas kira kira 16 20 x/menit, sementara bayi dan anak kecil lebih cepat daripada
orang dewasa. Naiknya kecepatan bernafas disebut polypnea. Jika suhu badan naik kecepatan
bernafas bertambah, karena tubuh berusaha melepaskan diri dari kelebihan panas.
Pemeriksaan pernafasan merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk menilai proses
pengambilan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida. Pemeriksaan ini bertujuan untuk
menilai frekuensi, irama, kedalaman dan tipe atau pola pernafasan.
Faktor faktor yang mempengaruhi pola pernafasan:
1. Faktor fisiologis
Menurunnya kemampuan meningkatkan O2 seperti pada anemia
Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti obstruksi saluran pernafasan bagian atas.
Hivopolemia sehingga tekanan darah menurun yang mengakibatkan terganggunya O2
Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada kehamilan, obeisitas,
penyakit kronis, seperti TBC paru.
2. Faktor perkembangan
Anak usia sekolah dan remaja, resiko infeksi saluran pernafasan dan merokok
Dewasa, muda dan pertengahan, diet yang tidak sehat, kurang aktivitas, stress yang
mengakibatkan penyakit jantung dan paru.
Dewasa tua adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan arteriosklerosis,
elastisitas menurun
3. Faktor perilaku
Nutrisi
Exercise: akan meningkatkan kebutuhan oksigen
Merokok: nikotin menyebabkan fase konstruksi pembuluh darah perifer dan koroner.
Kecemasan
4. Faktor lingkungan
Tempat kerja
Suhu lingkungan
Ketinggian dari permukaan air laut
Faktor yang meningkatkan frekuensi pernafasan:
Olahraga
Stress
Peningkatan suhu lingkungan
Penurunan konsentrasi oksigen pada darah yang tinggi
Tujuan menghitung pernafasan :
1. Mengetahui keadaan umum pasien
2. Mengikuti perkembangan penyakit
3. Membantu menentukan salah satu penyokong diagnose
a.Menghitung pernafasan
Alat yang digunakan
1. Jam tangan/arloji
2. Buku catatan
Pelaksanaan
1. menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
2. membawa alat kesamping klien
3. mencuci tangan
4. hitunglah naik turunnya dada klien (pernafasan) sambil memegang arteri radialis dan
menekukkan ke dada klien seperti pura pura menghitung denyut nadi (mengupayakan agar
pasien tidak merasa di observasi).
5. jika irama respirasi teratur hitung selama 30 detik dan kalikan hasilnya dengan dua. Jika
irama respirasi tidak teratur hitung selama 1 menit penuh
6. membereskan alat
7. mencuci tangan
8. mencatat hasil
b. Masalah yang harus dikaji pada pernafasan
1. Ritme pernafasan
Eupnea : irama normal
Kusmaul : cepat dan dalam
Hiperventilasi : pernafasan dalam, kecepatan normal
BiotS : Cepat dan dalam, berhenti tiba2, kedalaman sama (kerusakan saraf)
Cheyne stoke : bertahap dangkal lebih cepat dan dalam lambat apnea (kerusakan saraf)
a. Retraksi interkosta : kemungkinan retraksi pada obstruksi jalan nafas
b. Orthopnea : sesak pada waktu posisi berbaring
c. Suara batuk : produktif / tidak
2. Palpasi
a. Nyeri dada tekan :kemungkinan fraktur iga
b. Kesimetrisan ekspansi dada
Caranya : letakkan kedua telapak tangan secara datar
Bisa pada anterior, sisi dan posterior
Anjurkan tarik nafas
Amati : normal bila gerakan tangan simetris
Taktil fremitus
Caranya : -letakkan tangan sama dengan cara pemeriksaan ekspansi dada
-anjurkan pasien menyebut tujuh-tujuh / enem-enam
-rasakan getaran
Kurang bergetar : pleura effusion, pneumothoraks
-lakukan pada seluruh permukaan dada (atas,bawah,kiri,kanan, depan,belakang)
3. Perkusi
Suara perkusi
o Paru normal : sonor/resonan
o Pneumothoraks : hipersonor
o Jaringan padat (jantung, hati) : pekak/datar
o Daerah yang berongga : tympani
o Batas organ
Sisi dada kiri : dari atas ke bawah ditemukan sonor/resonan- tympani : ICS 7/8 (Paru-lambung)
Sisi dada kanan : ICS 4/5 (paru-Hati)
Dinding posterior :-Supraskapularis (3-4jari di pundak) batas atas paru
-Setinggi vertebratorakal 10 garis skapula batas bawah paru
4. Auskultasi
Suara / bunyi nafas vesikuler
o Terdengar disemua lapang paru normal
o Bersifat halus, nada rendah
o Inspirasi lebih panjang dari ekspirasi
o Bronchovesikuler
Ruang interkostal pertama dan kedua area interskapula
Nada sedang, lebih kasar dari vesikuler
Inspirasi sama dengan ekspirasi
Bronchial
Terdengar di atas manubarium,
Bersifat kasar, nada tinggi
Inspirasi lebih pendek dari ekspirasi
Suara ucapan
Anjurkan penderita mengucapkan tujuh-tujuh berulang2 secara berisik sesudah inspirasi
Lakukan dengan intonasi yang sama kuat sambil mendengarkan secara sistematik disemua
lapang paru dengan menggunakan stetoskop
Bandingkan bagian kiri dan kanan
5. Suara Tambahan

a. Ronchi (ronchi kering)


Suara yang tidak terputus, akibat adanya getaran dalam lumen saluran pernafasan karena
penyempitan : ada sekret kental/lengket
a. Rales (ronchi basah)
Suara yang terputus, akibat aliran udara melewati cairan dan terdengar pada saat inspirasi
b. Wheezes wheezing
Suara terdengar akibat obstruksi jalan napas, terjadi penyempitan sehingga ekspirasi dan
inspirasi terganggu, sangat jelas terdengar saat ekspirasi.

c. Batasan Normal Pernafasan


Usia Frekuensi (x/menit)
Balita 30 60
Anak 30 50
Pra sekolah 25 32
Sekolah 20 30
Remaja 16 19
Dewasa 12 20

4. SUHU
Pemeriksaan suhu merupakan salah satu pemeriksaan yang digunakan untuk menilai
kondisi metabolisme dalam tubuh , dimana tubuh menghasilkan panas secara kimiawi melalui
metabolisme darah. Suhu tubuh perlu dijaga keseimbangannya, yaitu antara jumlah panas
yang hilang dengan jumlah panas yang diproduksi. Proses pengaturan suhu terletak pada
hypothalamus dalam sistem saraf pusat. Bagian depan hypothalamus dapat mengatur
pembuangan panas dan bagian hypothalamus belakang mengatur upaya penyimpanan panas.
Perubahan suhu tubuh diluar kisaran normal akan mempengaruhi titik pengaturan
hypothalamus. Perubahan ini berhubungan dengan produksi panas berlebihan, kehilangan
panas minimal, atau kombinasi hal di atas. Sifat perubahan akan mempengaruhi jenis masalah
klinis yang dialami klien
Faktor yang mempengaruhi suhu tubuh:
1. Usia : pengaturan suhu tubuh tidak stabil sampai pubertas, lansia sangat sensitif terhadap
suhu yang ekstrem.
2. Olahraga: meningkatkan produksi panas.
3. Kadar hormon: perempuan mengalami frekuensi suhu tubuh yang lebih besar dari laki laki.
4. Lingkungan : suhu tubuh secara normal berubah 0,5 selama 24 jam titik terendah pada pukul
1 4 dini hari.
a. Pemeriksaan suhu
Dimulut Atau Oral
Alat yang digunakan :
1. Thermometer oral
2. Botol berisi larutan sabun
3. Botol larutan desinfektan
4. Botol berisi air bersih didalamnya, dialasi dengan kain kasa
5. Potongan tertutup pada tempatnya
6. Bengkok
7. Alat tulis
8. Buku catatan
Pelaksaan :
1. Mencuci tangan
2. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
3. Mengatur posisi pasien (duduk/tidur)
4. Thermometer diperiksa apakah air raksa sudah turun jika belum ayun ayun dengan hati
hati sampai air raksa penuh pada titik angka terendah (dibawah 35c).
5. Anjurkan pasien untuk membuka mulut, letakkan reservoin thermometer dibawah lidah
kemudian anjurkan pasien untuk menutup mulut.
6. Tunggu 10 menit, keluarkan thermometer dan keringkan dengan silstep 1 kali dengan tekanan
yang mantab dari atas ke reservoin dengan putaran.
7. Baca hasilnya dengan meletakkan thermometer horizontal setinggi mata putar putar
diantaranya jari sampai batas air raksa jelas.
8. Catat hasil di buku catatan
Diketiak/ aksila
Alat yang digunanakan :
1. Thermometer aksila
2. botol berisi larutan sabun
3. botol berisi larutan desinfektan
4. botol berisi air bersih didalamnya, dialasi dengan kain kasa
5. potongan tertutup pada tempatnya
6. menempatkan thermometer ke tengah ketiak, turunkan lengan dan silangkan lengan di bawah
klien.
7. Biarkan thermometer di tempat tersebut
Termomter air raksa 5 10 menit
Thermometer digital sampai sinyal terdengar
8. Keluarkan thermometer dengan hati hati
9. Lap thermometer memakai tisu dengan gerakan memutar dari arah atas ke reservoir, buang
tisu di bengkok.
10. Baca air raksa atau digitalnya
11. Membantu klien merapikan bajunya
12. Menurunkan tingkat air raksa atau mengembalikan thermometer digital ke skala awal
13. Mengembalikan thermometer pada tempatnya
14. Melepas sarung tangan dan mencuci tangan
15. Mencatat hasil
Dianus Atau Rectal
alat yang digunakan:
1. Thermometer rektal
2. Botol berisi larutan sabun
3. Botol berisi larutan desinfektan
4. Botol berisi air bersih didalamnya dialasi dengan kain kasa
5. Potongan tertutup pada tempatnya
6. Bengkok
7. Alat tulis
8. Buku catatan
Pelaksanaan :
1. Menjelaskan pada klien tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Mendekatkan alat ke samping klien
3. Mencuci tangan dan memakai sarung tangan
4. Memasang tirai
5. Membuka pakaian bawah
6. Mengatur posisis klien
7. Dewasa : SIM atau miring dan kaki sebelah atas tekuk ke arah perut
8. Bayi atau anak : tengkurap atau terlentang
9. Melumasi ujung thermometer dengan Vaseline
10. Membuka anus dengan menaikkan bokong atas dengan tangan kiri (untuk orang dewasa)
11. Minta klien menarik nafas dalam dan memasukkan thermometer secara perlahan ke dalam
anus sekitar 3,5 cm pada orang dewasa. Dan pada bayi 1,2 2,5 cm
12. Pegang thermometer di tempatnya selama 2 3 menit (orang dewasa) dan 5 menit (untuk
orang laki laki)
13. Keluarkan thermometer dengan hati hati
14. Lap thermometer memakai tisu dengan gerakan memutar dan buang tisu ke bengkok
15. Baca air raksa dan digitalnya
16. Merapikan pasien
17. Membersihkan thermometer air raksa
18. Menurunakn tingkat air raksa atau mengembalikan thermometer digital ke skala awal.
19. Mengembalikan thermometer pada tempatnya.
20. Melepas sarung tangan
21. Mencuci tangan
22. Mencatat hasil
b. Masalah yang harus dikaji pada pemeriksaan suhu
Demam
Demam bisa terjadi disebabkan karena mekanisme pengeluaran panas tidak mampu
untuk memertahankan kecepatan pengeluaran kelebihan produksi panas sehingga
mengakibatkan suhu dalam tubuh menjadi tidak normal.
Demam merupakan mekanisme pertahanan yang penting. Peningkatan ringan suhu
sampai 39C meningkatkan sistem imun tubuh. Demam juga meruapakan bentuk pertarungan
akibat infeksi karena virus menstimulasi interferon (substansi yang bersifat melawan virus).
Pola demam berbeda bergantung pada pirogen. Peningkatan dan penurunan jumlah
pirogen berakibat puncak demam dan turun dalam waktu yang berbeda.
Selama demam, metabolisme meningkat dan konsumsi oksigen bertambah.
Metabolisme tubuh meningkat 7% untuk setiap derajat kenaikan suhu. Frekuensi jantung dan
pernapasan meningkat untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh terhadap nutrient.
Metabolisme yang meningkat menggunakan energi yang memproduksi panas tambahan.
Hipertermia
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan ketidakmampuan
tubuh untuk meningkatkan pengeluaran panas atau menurunkan produksi panas.
Setiap penyakit atau trauma pada hipotalamus dapat memengaruhi mekanisme
pengeluaran panas. Hipertermia malignan adalah kondisi bawaan dimana tidak dapat
mengontrol produksi panas yang terjadi ketika orang yang rentan menggunakan obat-obatan
anastetik tertentu.
Hipotermia
Pengeluaran panas akibat paparan terus-menerus terhadap dingin memengaruhi
kemampuan tubuh untuk memproduksi panas sehingga akan mengakibatakan hipotermia.
Hipotermia diklasifikasikan melalui pengukuran suhu inti:
Ringan: 33-36.
Sedang: 30-33.
Berat: 27-30.
Sangat berat: <30.
Hipotermia aksidental biasanya terjadi secara berangsur dan tidak diketahui selama
beberapa jam. Ketika suhu tubuh turun menjadi 35C, orang yang mengalami hipotermia
mengalami gemetar yang tidak terkontrol, hilang ingatan, depresi, dan tidak mampu menilai.
Jika suhu tubuh turun dibawah 34,4c, frekuensi jantung, pernapasan, dan tekanan
darah turun. Jika hipotermia terus berlangsung, disritmia jantung akan berlangsung,
kehilangan kesadaran, dan tidak responsif terhadap stimulus nyeri.

Kelelahan Akibat Panas


Kelelahan akibat panas terjadi akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara
berlebihan. Disebabkan oleh lingkungan yang terlalu panas. Tanda dan gejala kurang volume
cairan adalah hal yang umum selama kelelahan akibat panas.
Heat Stroke
Lingkungan dengan suhu tinggi dapat memengaruhi mekanisme pengeluaran panas.
Kondisi ini disebut heat stroke. Penderita heat stroke tidak berkeringat karena kehilangan
elektrolit sangat berat dan malfungsi hipotalamus. Heat stroke dengan suhu yang lebih besar
dari 40,5C mengakibatkan kerusakan jaringan pada sel dari semua organ tubuh.
Itulah beberapa kondisi penyakit yang disebabkan oleh adanya perubahan suhu tubuh.
Adanya perubahan suhu tubuh memang sangat sulit dicegah dan manusia hanya dapat
melakukan peminimalan resiko dari penyakit-penyakit yang berkaitan dengan perubahan
suhu tubuh seperti demam, kelelahan, heat stroke, dan lainnya.
Hal tersebut bisa dilakukan dengan rajin memeriksakan kondisi tubuh ke dokter
secara rutin, mengonsumsi makanan sehat, berolahraga secara teratur, dan mencukupi
kebutuhan tidur Anda.
Dengan demikian, penyakit apapun bisa dicegah. Jika mampu menyerang sekalipun,
resiko penyakitnya tak akan terlalu parah dan juga proses penyembuhannya relatif cepat
karena orang yang senantiasa menjaga kebugaran dan kesehatan tubuhnya memiliki daya
imun yang kuat.
c. Batasan normal pemeriksaan suhu
Usia Suhu (Derajat
Celcius)
3 bulan 37,5
1 tahun 37,7
3 tahun 37,2
5 tahun 37,0
7 tahun 36,8
9 tahun 36,7
13 tahun 36,6
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah memahami tentang tanda-tanda vital. Dan kesimpulannya adalah kesehatan


pada tubuh kita itu sangat penting. Terutama bagi tanda-tanda vital seperti denyut nadi,
tekanan darah, pernapasan, suhu badan, dan berat badan. Bagaimana prosedur pelaksanaan
yang berperan penting kepada masyarakat atau pun pasien dan bertujuan untuk menambah
pengetahuan. Seperti pada tekanan darah, seiring dengan bertambahnya umur seseorang maka
tekanan darah akan meningkat. Dan emosi ataupun rasa nyeri yang di alami oleh seseorang
itu juga berpengaruh terhadap meningkatnya tekanan darah.
Dengan demikian Suhu tubuh dapat menunjukkan keadaan metabolisme dalam tubuh, denyut
nadi dapat menunjukkan perubahan pada sistem kardiovaskular, frekuensi pernapasan dapat menunjukkan
fungsi pernapasan, dan tekanan darah dapat menilai kemampuansistem kardiovaskuler, yang dapat dikaitkan
dengan denyut nadi.

B. SARAN
Dari penjelasan di atas kita harus lebih teliti untuk mengkaji suatu tanda
tanda vital. Karena kalau kita tidak teliti dalam mengkaji tanda tanda vital maka kita tidak
bisa memberikan evaluasi respon klien terhadap intravena yang diberikan karena
pemeriksaan tanda tanda vital merupakan bagian dari proses pemeriksaan pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Alimul H. A. Aziz. 2009. Kebutuhan Dasar Manusia Jilid 1. Jakarta: Salemba Medika.

.2009. Kebutuhan Dasar Manusia Jilid 2. Jakarta: Salemba Medika.

Yuni Kusmiati. 2010. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Keperawatan. Yogyakarta:


Fitramaya .

Depkes RI.1994. Prosedur Perawatan Dasar. Jakarta.

http://www.deherba.com Keterampilan Dasar Praktik Klinik


Keperawatan./.html#ixzz2N9JXTthu

Diposkan oleh Nur Istiani di 07.30


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Lokasi: Kota Tulungagung, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Indonesia
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
POLITEKNIK BANJARNEGARA
2012

BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Pemeriksaan tanda vital merupakan suatu cara untuk mendeteksiadanya perubahan sistem tubuh. Tanda
vital meliputi suhu tubuh, denyutnadi, frekuensi pernapasan, dan tekanan darah. Tanda vital mempunyai
nilaisangat penting pada fungsi tubuh. Adanya perubahan tanda vital, misalnya suhu tubuh dapat
menunjukkan keadaan metabolisme dalam tubuh, denyutnadi dapat menunjukkan perubahan pada sistem
kardiovaskular, frekuensipernapasan dapat menunjukkan fungsi pernapasan, dan tekanan darahdapat menilai
kemampuan sistem kardiovaskuler, yang dapat dikaitkandengan denyut nadi. Semua tanda vital tersebut
saling berhubungan dansaling mempengaruhi. Perubahan tanda vital dapat terjadi bila tubuh dalamkondisi
aktifitas berat atau dalam keadaan sakit dan perubahan tersebutmerupakan indikator adanya gangguan sistem
tubuh.
Pemeriksaan tanda vital yang dilaksanakan oleh perawat digunakanuntuk memantau perkembangan
pasien. Tindakan ini bukan hanya merupakan kegiatan rutin pada klien, tetapi merupakan
tindakanpengawasan terhadap perubahan atau gangguan sistem tubuh.

2. TUJUAN
Tujuan dilakukan pemeriksaan tanda vital pada pasien dengan efusi pleura, yaitu:
- untuk memantau adanya perubahan tanda vital pada pasien
- untuk mendeteksi adanya perubahan system tubuh
- untuk memantau perkembangan pasien

BAB II
TINJAUAN TEORI

1. Tinjauan Teori Prasat


a. Definisi
Tanda-tanda vital digunakan sebagai indikator dari status kesehatan, ukuran-ukuran ini
menandakan keefektifan sirkulasi, respirasi, fungsi neural dan endokrin tubuh. Karena sangat
penting, maka disebut dengan tanda vital.Tanda vital merupakan cara yang cepat dan efisien
untuk memantau kondisi klien atau mengidentifikasi masalah dan mengevaluasi respon klien
terhadap intervensi.
b. Landasn Teori
b.1. Suhu
Suhu yang dimaksud adalah panas atau dingin suatu substansi. Suhu tubuh adalah
perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi oleh proses tubuh dan jumlah panas yang
hilang ke lingkungan luar.
Faktor yang mempengaruhi suhu tubuh:
1. Usia
2. Olah raga
3. Kadar hormone
4. Irama sirkadian
5. Stress
6. Lingkungan

b.2. Nadi
Nadi adalah aliran darah yang menonjol dan dapat di raba di berbagai tempat pada tubuh.
Nadi merupakan indicator status sirkulasi.
Karakter nadi :
1. frekuensi
2. irama
3. kekutan
4. kesamaan

b.3. Pernapasan/ Respirasi


Pernapasan adalah mekanisme tubuh menggunakan pertukaran udara antara atmosfer
dengan darah serta darah dengan sel.

b.4. Tekanan Darah


Tekanan darah merupakan kekuatan lateral pada dinding arteri oleh darah yang didorong
dengan tekanan dari jantung. Merupakan indicator kardiovaskuler. Kontraksi jantung
mendorong darah dengan tekanan tinggi ke aorta. Puncak dari tekanan maksimum saat terjadi
ejeksi adalah tekanan sistolik. Pada saat ventrikel relaks, darah yang tetap dalam arteri
menimbulkan tekanan diastolic atau minimum. Faktor yang mempengaruhi tekanan darah:
1. usia
2. stress
3. ras
4. medikasi
5. variasi durnal
6. jenis kelamin

2. Prosedur prasat sesuai Teori


2.1. Menghitung tekanan darah
a. Persiaapan alat
- Tensi meter
- Stetoskop
b. Pelaksanaa
Menyambt klien dan keluarga dengan sopan dan ramah
Memperkenalkan diri kepada klien
Menjelaskan tujuan tindakan yang akan dilakukan
Menyiapkan alat dan bahan
Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih
Mengatur posisi pasien senyaman mungkin(duduk/ tidur)
Membuka lengan baju atau menggulung ke atas
Meletakkan lenggan atas sejajar dengan jantung, dengan cara diganjal bantal atau buku.
Telapak tangan menghadap keatas. Pastikan lengan atas bebas dari pakaian, agar pengukuran
lebih akurat
Melakukan palpasi arteri Brakhialis menggunakan dua ujung jari (telunjuk dan jari tenggah)
untuk merasakan denyut kuat dibagian depan siku
Memasang manset, meletakkan 2,5 cm diatas arteri tersebut dan bagian tengah bladed
dipasang arteri tersebut, pasang manset melingkari lengan atas tersebut dan kaitkan ujungnya
Meletakkan tensimeter sejajar dengan mata pemeriksa agar pemeriksaan lebih akurat
Menggunakan stetoskop
Memasang stetoskop dengan meletakka diafragma dari stetoskop diatas arteri Radialis, untuk
mendapatkan suara yang maksimal. Kemudian membuka tutup air raksa
Menutup katup dengan mengunci sampai rapat. Lalu pompa bola tensimeter sampai 30
mmHg diatas tekanan systolic
Membuka manset dari lengan pasien, memberitahu pasien gasil pemeriksaan
Merapikan pasien
Membereskan alat
Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
Dokumentasi

2.2. Menghitung denyut nadi


a. Persiapan alat
- Alat tulis
- jam
b. pelaksanaan
Menyambt klien dan keluarga dengan sopan dan ramah
Memperkenalkan diri kepada klien
Menjelaskan tujuan tindakan yang akan dilakukan
Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih
Mengatur posisi pasien senyaman mungkin (duduk/ tidur)
Meraba arteri Radialis dengan menggunakan jari telinjuk dan jari tengah
Menghitung denyut nadi selam 1 menit penuh
Mencatat hasil pemeriksaan
Menjelaskan hasil pemeriksaan
Merapikan pasien
Membereskan alat
Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih
Dokumentasi

2.3. Menghitung pernapasan


a. Persiapan alat
- Jam
- Alat tulis
b. Pelakasanaan
Menyambt klien dan keluarga dengan sopan dan ramah
Memperkenalkan diri kepada klien
Menjelaskan tujuan tindakan yang akan dilakukan
Menghitung pernapasan bersamaan dengan menghitung denyut nadi
Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih
Mengatur posisi pasien senyaman mungkin (duduk/ tidur)
Menghitung pernapasan dengan memperhatikan gerakan pernapasan pada dada pasien
(menghitung dalam waktu 1 menit penuh)
Menjelaskan pada pasien hasil pemeriksaan
Merapikan pasien
Membereskan alat
Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
Dokumentasi

2.4. Mengukur suhu tubuh


a. Persiapan alat
- Thermometer
- Jam
- Alat tulis
- Larutan chlorin 0,5%
- Larutan sabun
- Air bersih
b. Pelaksanaan
Menyambt klien dan keluarga dengan sopan dan ramah
Memperkenalkan diri kepada klien
Menjelaskan tujuan tindakan yang akan dilakukan
Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih
Menggunakan sarung tangan
Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
Membuka lengan baju pasien
Mengeringkan ketiak pasien bila basah oleh keringat dengan menggunakan baju pasien atau
kassa
Mengecek kembali thermometer dalam posisi angka dibawah 350C
Memasang ujung thermometer ditengah- tengah ketiak dan menganjurkan pasien menjepit
dengan lengannya dengan melipatkan lengan pasien ke dada
Pemeriksaan thermometer dilakukan setelah kira- kira 10 15 menit
Membaca dengan teliti angka pada skala thermometer kemudian mencatatnya
Mendisinfersi thermometer dengan larutan chlorine 0,5 % selama 10 menit
Mencuci larutan chlorine dengan larutan sabun
Membilas ternoneter dengan air bersih
Mengeringkan thermometer dengan kassa
Menurunkan air raksa dan menempatkan thermometer ke tempat semula
Menjelaskan pada pasien hasil pemeriksaan
Merapikan pasien
Melepas sarung tangan, sebelumnya cuci tangan dalam larutan chlorine 0,5% selama 10
menit.
Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih
dokumentas

BAB III
TINJAUAN KHUSUS

I. Pengkajian
Tanggal : 21 Juli 2012
Jam : 20.00 WIB
Ruang : Dahlia
1. Data Subyektif
a. Identitas
Nama : Tn.D
Umur : 68 th
Agama : Islam
Alamat : Nagasari Rt.03 Rw.01 Pagentan
Tanggal masuk : 29 Juli 2012
Jam :01.10 WIB
No.RM : 68-71-25
Diagnosa Medis : Efusi Pleura
b. Keluhan utama
Tn.D mengeluh kadang- kadang masih sesak napas namun sudah membaik
c. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang
Tn,D merasa tidak nyaman karena napasnya sesak
Riwayat kesehatan dahulu
Tn.D mengatakan pernah sesak napas 2 hari ini dan memberat sejak 1 minggu yang lalu
Riwayat kesehatan keluarga
Didalam keluarga pasien tidak ada yang menderita Efusi Pleura
d. Pola kebutuhan sehari-hari
Pola nutrisi
Sebelum sakit : makan 3x sehari, porsi sedang
ma sakit : pasien tidak nafsu makan ( pasien hanya mau makan 2 sendok).
Pola Eliminasi
um sakit : BAB lunak, teratur 1x /hari. BAK sering, jernih warna urin.
Selama sakit : BAB lunak, kadang.BAK sering, jernih warna
urin.
Pola Istirahat
Sebelum sakit : tidur malam 7-8 jam, tidur siang 1-2 jam/hari.
Selama sakit : tidur malam 7-8 jam (kadang susah tidur), tidur
siang jarang.
Psikososial Spiritual
- Tn.D mengatakan pengambil keputusan dirundingkan bersama dengan istri
- Tn.D mengatakan selalu sholat 5 waktu.

2. Data Obyektif
2.1. Pemeriksaan Umum
- Keadaan Umum = Baik
- Kesadaran = Composmentis
- TTV = TD : 110/80 mmHg , S : 36,90C,
N : 82x/menit, R : 24x/menit
- BB = 48 kg
- TB = 150 cm
2.2. Pemeriksaan Fisik
Kepala = metachepal
Mata = anikteri, tidak ada gangguan dan perdarahan
Mulut = sianosis
thorax = C/S1>s2 reguler, P/SD resikuler
Ekstremitas= tidak ada oedema, dan tidak ada kelainan pada system
ekstremitas seperti kekakuan sendi
2.3. Pemeriksaan Penunjang
Hasil Pemeriksaan
a. Hematologi
LED = 11 Normalnya: Lk = 0 15
Pr = 0 - 20
b. Kimia klinik
- SGOT = 24 U/L,t= 370C Normalnya: Lk = 40
Pr = 30
- SGPT = 63 U/L,t= 370C Normalnya: Lk = 24 190
Pr = 24 - 170
c. Pemeriksaan urine
- warna : kuning
- kekeruhan : jernih
- reaksi/ PH : 6,0
- berat jenis : 1,015
SEDIMEN
- leukosit 0 -1 /LPB
- eritrosit 0 1/LPB
- ephitel 1 2/LPK
d. Radiologi
Thorax PA:
Kesan : - efusi pleura dektra dibanding foto sebelumnya
kurang
- Besar dari dalam batas normal
e. Pengobatan
- Injeksi Furosenide 3 x 2A
- Captopril 3 x 25mg
- Injeksi Ranitidine 1A / 12 jam
- Injeksi Ceptriaxone 1gr/ 12jam
- Ambroxol 3 x 1 tab
- Curcuma 3 x 1 tab
- Infuse : RL 20 t/m

II. Perencanaan
o Kaji KU dan TTV
o Kaji riwayat alergi
o Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan (TTV)
o Lakukan TTV berupa pengukuran tekanan darah, denyut nadi, pernapasan, dan nadi pada Tn.
D
o Berikan obat sesuai programnya

III. Pelaksanaan
Dilakukannya pengukuran tanda tanda vital (TTV) pada Tn.D dengan efusi pleura.

IV. Evaluasi
Setelah Tn.D dilakukan pengukuran Tanda- Tanda Vital (TTV) didapatkan hasil , yaitu :
TD = I30/70 mmHg
N = 82 x/menit
S = 360 C
R = 20 x/menit

BAB IV
PELAKSANAAN PERASAT
Pelaksanaan prasat pengukuran Tanda- Tanda Vital (tekanan darah, denyut nadi,
pernapasan, suhu tubuh pada pasien Tn.D dengan Efusi Pleura:
1. Mengukur tekanan darah
o Persiapan alat
Tensimeter
stetoskop
o Pelaksanaan
Menyambut klien dan keluarga pasien dengan ramah dan sopan
Memperkenalkan diri kepada klien
Menjelaskan tujuan tindakan yang akan dilakukan
Menyiapkan alat dan bahan
- Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih
- Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
- Menggulung/ membuka lengan baju klien keatas
- Pastikan lengan atas bebas dari pakaian
- Melakukan palpasi arteri Brakhialis menggunakan dua ujung jari (telunjuk dan jari tengah)
- Pasang manset melingkari lengan atas dan bagian tengah bladder dipasng arteri, kemudian
kaitkan ujdungnya
- Meletakkan tensimeter sejajar dengan mata pemeriksa
- Menggunakan stetoskop
- Memasang stetoskop dengan meletakkan diafragma dari stetoskop diatas arteri Brakhialis
atau diantara bladder
- Tutup katup dengan mengunci sampai rapat, lalu pompa tensimeter
- Kemudian buka kunci perlahan- lahan, dengarkan dan perhatikan angka pada tensimeter.
Saat terdengar bunyi (dup) pertama (systolic) dan perhatikan suara keras yang terakhir
(dyastolik)
- Membuka manset dari lengan pasien, memberitahu hasil pemeriksaan kepada pasien
- Merapikan paien
- Membereskan alat
- Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir

2. Menghitung denyut nadi


o Persiapan alat
- Alat tulis
- jam
o pelaksanaan
- Menyambut klien dan keluarga pasien dengan ramah dan sopan
- Memperkenalkan diri kepada klien
- Menjelaskan tujuan tindakan yang akan dilakukan
- Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mengeringkan
dengan handuk bersih
- Mengatur posisi pasien senyaman mungkin(duduk atau tidur)
- Meraba arteri Radialis dengan menggunakan jari telunjuk dan jari tengah
- Menghitung denyut nadi selama 1 menit penuh
- Mencatat hasil pemeriksaan
- Merapikan pasien
- Membereskan alat
- Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih

3. Menghitung pernapasan
o Persiapan alat
- Jam
- Alat tulis

o Pelaksanaan
- Menyambut klien dan keluarga dengan sopan dan ramah
- Memperkenalkan diri kepada klien
- Menjelaskan tujuan tindakan yang akan dilakukab
- Menghitung pernapasan bersamaan dengan menghitung denyut nadi
- Mencuci tangan dngan sabun dan air mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih
- Mengatur posisi pasien senyaman mungkin (duduk atau tidur)
- Menghitung pernapasan dengan memperhatikan gerakan pernapasan pada dada pasien
(menghitung dalam waktu 1 menit penuh)
- Menjelaskan pada pasien hasil pemeriksaan
- Merapikan pasien
- Membereskan alat
- Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih

4. Mengukur suhu tubuh


o Persiapan alat
- Thermometer
- Jam
- Alat tulis
- Larutan saflon
- Larutan sabun
- Air bersih
o Pelaksanaan
- Menyambut klien dan keluarga dengan sopan dan ramah
- Memperkenalkan diri kepada klien
- Menjelaskan tujuan tindakan yang akan dilakukan
- Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir,mengeringkan dengan handuk bersih
- Ka Menggunakan sarung tangan
- Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
- Membuka lengan baju pasien
- Mengeringkan ketiak pasien bila basah oleh keringat dengan menggunakan kassa
- Mengecek kembali thermometer dalam posisi angka dibawah 350C
- Memasang ujung tetmometer ditengah-tangah ketiak dan menganjurkan pasien menjepit
dengan lengannya dengan melipatkan lengan pasien ke dada
- Pemeriksaan thermometer dilakukan kira- kira 10 -15 menit
- Membaca dengan teliti angka pada skala thermometer kemudian mencatatnya
- Mendisinfeksi thermometer dengan larutan saflon selama 10 menit
- Mencuci thermometer dengan larutan sabun
- Membilas dengan air bersih
- Mengeringkan dengan kassa
- Menurunkan air raksa dan menempatkannya ke tempat semula
- Menjelaskan pada pasien hasil pemeriksaan
- Merapikan pasien
- Melepas sarung tangan
- Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mengeringkan dengn hnduk bersih
-

BAB V
PEMBAHASAN

Dalam pelaksanaan prasat mengukur tanda- tanda vital (TTV) yang dilakukan dilahan
praktik (RSUD Banjarnegara) dengan teori sudah sesuai. Misalnya saja pada pengukuran
tekanan darah, tidak terjadi kesenjangan antara teori dengan pelaksanaan yang dilakukan
dilahan praktik. Begitu juga dengan pengukuran suhu tubuh, penghitungan denyut nadi dan
pernapasan, dilakukan sesuai dan sama dengan teori atau dengan kata lain dilakukan sesuai
dengan prosedur.
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam pelaksanaan prasta antara teori dengan pelaksanaan dilahan praktik untuk
pemeriksaan tanda- tanda vital (TTV) yang berupa pengukuran tekanan darah, pengukuran
suhu tubuh, menghitung denyut nadi serta menghitung pernapasan (Respirasi) dilakukan
sesuai dengan teori atau dengan kata lain tidak terjadi adanya kesenjangan antara teori dan
lahan praktik. Dan TTV dilakukan sesuai dengan prosedur.

B. Saran
- Bagi mahasiswa praktik
Bagi mahasiswa hendaknya selalu melakukan suatu tindakan sesuai dengan prosedur dan
lebih mempersiapkan materi- materi juga teori tentangprasat sebelum praktik dilahan.
- Bagi petugas kesehatan
Bagi petugas kesehatan hendaknya lebih memperhatikan kenyamanan dari pasien, dan
dapat lebih meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

SUMBER

- Cek list KDPK semester 1.


- Hang out KDPK semester 1.
- Buku Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan edisi 2,
- Musrifatul Uliyah. Aziz Alimul Hidayat Penerbit Salemba Medika, 2008.

http://lpttv.blogspot.co.id/Senin, 02 September 2013


MAKALAH: Tanda-tanda Vital

PROSEDUR TANDA-TANDA VITAL

1. Definisi Prosedur Tanda-tanda Vital


Mengukur tanda vital adalah merupakan suatu cara untuk mendeteksi adanya
perubahan sistem tubuh.
Tanda vital meliputi : tekanan darah, denyut nadi, suhu tubuh, dan frekuensi
pernafasan. Tanda vital mempunyai nilai yang sangat penting bagi fungsi tubuh.
Adanya perubahan tanda vital maka mempunyai arti sebagai indikasi adanya
kegiatan organ-organ di dalam tubuh.

2. Persiapan Alat Secara Umum


Alat-alat yang harus dipersiapkan sebelum melaksanakan tindakan:
a. Spigmomanometer (tensimeter)
b. Model air raksa atau jarum
c. Arloji (jam tangan)
d. Thermometer (pengukur suhu).
e. Stetoscop
3. Tujuan Mengukur Tanda-Tanda Vital
a. Untuk mengetahui adanya indikasi kegiatan organ-organ di dalam tubuh.
b. Memantau perkembangan pasien selama dirawat.
c. Merupakkan tindakkan pengawasan terhadap perubahan atau gangguan sistem
tubuh selama dirawat.
4. Prinsif Mengukur Tanda-Tanda Vital
Prinsipnya pemeriksaan tanda vital tidak selalu sama antara pasien satu
dengan yang lainya. Tingkat frekuensi pengukuran akan lebih sering atau lebih ketat
pada pasien dengan kegawat daruratan di banding dengan pasien yang tidak
mengalami kegawat daruratan/kritis.
5. Tahap dalam Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital
Tahap memulai tindakkan dapat dimulai dari:
a. Pemeriksaan suhu tubuh.
b. Pemeriksaan denyut nadi.
c. Pemeriksaan pernafasan.
d. Pemeriksaan tekanan darah.
a. Pemeriksaan Suhu Tubuh
Suhu tubuh merupakan hasil keseimbangan antara produksi panas dan
hilangnya panas dari tubuh ke lingkungan. Produksi panas yang dihasilkan
tubuh antara lain berasal dari :
1) Metabolisme dari makanan ( Basal Metabolic Rate )
2) Olahraga
3) Shivering atau kontraksi otot skeletal
4) Peningkatan produksi hormon tiroksin ( meningkatkan metabolisme seluler )
5) Proses penyakit infeksi
6) Termogenesis kimiawi ( rangsangan langsung dari norepinefrin dan efinefrin atau
dari rangsangan langsung simpatetik )
Sedangkan hilangnya panas tubuh terjadi melalui beberapa proses yaitu :
1) Radiasi adalah pemindahan panas dari satu benda ke benda lain tanpa melalui
kontak langsung, misalnya orang berdiri didepan lemari es yang terbuka
2) Konduksi adalah pemindahan panas dari satu benda ke benda lainnya melalui
kontak langsung, misalnya kontak langsung dengan es
3) Konveksi adalah pemindahan panas yang timbul akibat adanya pergerakan udara,
misalnya udara yang berdekatan dengan badan akan menjadi hangat
4) Evaporisasi adalah pemindahan panas yang terjadi melalui proses penguapan,
misalnya pernapasan dan perspiration dari kulit. Misalnya keringat meningkatkan
pengeluaran panas tubuh
Suhu tubuh terjaga konstan meskipun adanya perubahan kondisi lingkungan.
Hal ini disebabkan karena adanya proses pengaturan suhu melalui negative
feedback sistim ( mekanisme umpan balik ). Organ pengatur suhu yang utama
adalah hipotalamus. Untuk regulasi panas tubuh diperlukan konsentrasi sodium dan
kalsium yang cukup, terutama didalam dan disekitar Hipotalamus posterior. Variasi
suhu orang yang sehat berkisar 0.7 derajat Celcius dari normal ( 1.4 F ).
Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan dibeberapa tempat yaitu di
mulut (oral), anus (rectal), ketiak (axilla) dan telinga ( auricular ). Masing- masing
tempat mempunyai variasi suhu yang berlainan. Suhu rektal biasanya berkisar 0.4 C
(0.7 F) lebih tinggi dari suhu oral dan suhu aksila lebih rendah 0.6 C (1 F) dari pada
oral . Di Puskesmas biasanya yang sering dipergunakan adalah pemeriksaan suhu
aksila.

1) Mengukur Suhu Oral


Pengertian
Mengukur suhu tubuh dengan termometer yang ditempatkan di mulut.
Tujuan
Mengetahui suhu tubuh klien untuk menentukan tindakan keperawatan dan
membantu menentukan diagnosis.
Persiapan Alat
Baki berisi:
1) Thermometer air raksa atau thermometer elektrik siap pakai.
2) Bengkok.
3) Larutan sabun, desinfektan, air bersih dalam tempatnya.
4) Kertas tisu dalam tempatnya.
5) Sarung tangan.
6) Buku catatan dan alat tulis.

Prosedur Pelaksanaan
1) Jelaskan prosedur kepada klien.
2) Cuci tangan.
3) Gunakan sarung tangan.
4) Atur posisi pasien.
5) Tentukan letak bawah lidah
6) Turunkan suhu termometer dibawah anatara 340C 350C.
7) Letakkan termometer dibawah lidah sejajar dengan gusi
8) Anjurkan mulut dikatupkan selama 3 5 menit
9) Angkat thermometer dengan hati-hati dan baca hasilnya
10) Catatatan hasil
11) Bersihkan termometer dengan kertas / tissue
12) Cuci termometer dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih dan
keringkan.
13) Turunkan tingkat air raksa atau kembalikan thermometer digital ke skala awal.
14) Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
15) Dokumentasikan dalam catatan perawat.

2) Mengukur suhu Rektal


Pengertian
Mengukur suhu tubuh dengan menggunakan thermometer yang ditempatkan di
rektum.
Tujuan
Mengetahui suhu tubuh klien untuk menentukan tindakan keperawatan dan
membantu menentukan tindakan diagnosis.
Persiapan Alat
Baki berisi:
3) Thermometer air raksa atau thermometer digital siap pakai.
4) Bengkok.
5) Vaselin/pelumas larut air.
6) Larutan sabun, desinfektan air bersih dalam tempatnya.
7) Kertas tisu dalam tempatnya.
8) Sarung tangan. Buku catatan dan alat tulis.
Prosedur Pelaksanaan
1) Jelaskan prosedur kepada klien
2) Cuci tangan
3) Gunakan sarung tangan
4) Pasang Tirai atau penutup (gorden/pintu) ruangan.
5) Buka pakaian yang menutupi pantat klien, pakaian diturunkan sampai dibawah
glutea (dibawah pantat)
6) Atur posisi pasien dengan posisi miring
7) Tentukan letak rektal, lalu oleskan Vaseline sekitar 2,5 -3,5 cm untuk orang dewasa
dan 1,2 2,5 cm untuk bayi/anak-anak
8) Turunkan suhu termometer dibawah antara 340C 350C.
9) Letakkan telapak tangan pada sisi glutea pasien, masukkan termometer kedalam
rektal dengan perlahan-lahan, jangan sampai berubah posisi dan ukur suhu
10) Setelah 3 5 menit, angkat termometer dan baca hasilnya
11) Catat hasil
12) Bersihkan termometer dengan kertas / tissue
13) Cuci termometer dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih dan
keringkan.
14) Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

3) Mengukur Suhu Aksila/ Ketiak


Pengertian
Mengukur suhu badan dengan menggunakan termometer yang ditempatkan di
ketiak/aksila.
Tujuan
Mengetahui suhu tubuh klien untuk menentukan tindakan keperawatan dan
membantu menentukan diagnosis.
Persiapan Alat
Baki berisi:
1) Termometer air raksa/ termometer digital siap pakai
2) Bengkok
3) Larutan sabun, desinfektan, air bersih dalam tempatnya
4) Sarung tangan
5) Buku catatan dan alat tulis
Prosedur Pelaksanaan
1) Jelaskan prosedur kepada klien
2) Cuci tangan
3) Gunakan sarung tangan
4) Pasang tirai penutup/gorden/pintu ruangan
5) Atur posisi pasien, bantu posisi klien untuk duduk atau posisi berbaring telentang.
Buka pakaian pada lengan klien.
6) Tentukan letak aksila (Ketiak) dan bersihkan daerah aksila dengan menggunakan
tissue
7) Turunkan suhu termometer dibawah anatara 340C 350C.
8) Letakkan termometer pada daerah aksila dan lengan pasien fleksi diatas dada
(mendekap dada)
9) Setelah 3 5 menit, angkat termometer dan baca hasilnya
10) Catat hasil
11) Bersihkan termometer dengan kertas / tissue
12) Cuci termometer dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih dan
keringkan.
13) Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

b. Pemeriksaan Denyut Nadi


Nilai denyut nadi merupakan indikator untuk menilai sistem kardiovaskular.
Denyut nadi dapat diperiksa dengan mudah menggunakan jari tangan (palpasi) atau
dapat juga dilakukan dengan alat elektronik yang sederhana maupun canggih.
Pemeriksaan denyut nadi dapat dilakukan pada daerah arteri radialis pada
pergelangan tangan, arteri brakhialis pada siku bagian dalam, arteri karotis pada
leher, arteri temporalis, arteri femoralis, arteri dorsalis pedis, dan pada arteri frontalis
pada bayi.
Penilaian denyut nadi seharusnya dilakukan dalam keadaan tidur atau istirahat.
Pemeriksaan nadi juga dapat disertai pemeriksaan denyut jantung untuk mengetahui
adanya pulsus defisit, yaitu denyut jantung yang tidak cukup kuat untuk
menimbulkan denyut nadi. Setelah itu dilakukan pemeriksaan atau kecepatan nadi.
Takikardia adalah kaus dimana denyut jantung lebih cepat daripada kecepatan
normal. Hal ini dapat dijumpai pada keadaan hipertensi, aktivitas tinggi, kecemasan,
miokarditis, gagal jantung, dehidrasi, dan lain-lain.
Pengertian
Menghitung frekuensi denyut nadi(loncatan aliran darah yang dapat teraba pada
berbagai titik tubuh) melalui perabaan pada nadi.
Tujuan
1) Mengetahui jumlah dneyut nadi dalam satu menit
2) Mengetahui keadaan umum klien
3) Mengetahui integritas sistem kardiovaskular
4) Mengikuti perjalanan penyakit
Indikasi
1) Pada klien yang baru masuk untuk dirawat
2) Secara rutin pada klien yang sedang dirawat
3) Sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan klien
Persiapan Alat
1) Arloji tangan dengan jarum detik atau layar digital atau polsteller
2) Buku catatan dan alat tulis
Prosedur Pelaksanaan
1) Tempatkan alat di dekat pasien
2) Jelaskan prosedur pada klien
3) Cuci tangan.
4) Atur posisi pasien, bantu ke posisi telentang atau duduk.
Jika telentang, letakkan tangannya menyilang di dada bawahnya dengan
pergelangan terbuka dan telapak tangan ke bawah.
Jika duduk, tekuk sikunya 900 dan sangga lengan bawahnya di atas kursi atau
tangan pemeriksa. Julurkan pergelangan denga telapak tangan ke bawah.
5) Tempatkan dua atau tiga jari tangan pemeriksa di atas lekukan radial searah ibu jari,
sisi dalam pergelangan tangan klien
6) Berikan tekanan ringan di atas radius, abaikan denyutan awal kemudian rilekskan
tekanan sehingga denyutan menjadi mudah di palpasi
7) Saat denyutan teratur, mulai menghitung frekuensi denyut, dengan menggunakan
jam tangan berjarum detik
8) Jika denyut teratur, hitung selama 30 detik dan kalikan hasilnya dengan 2
9) Jika denyut tidak teratur dan pada klien yang baru pertama kali dilakukan
pemeriksaan, hitung selama satu menit penuh
10) Kaji kekuatan,irama, dan kesetaraan denyut
11) Bantu klien ke posisi yang nyaman
12) Cuci tangan
13) Dokumentasikan pada catatan perawatan

c. Pemeriksaan Pernafasan
Nilai pemeriksaan pernapasan merupakan salah satu indikator untuk
mengetahui fungsi sistem pernapasan yang terdiri dari mempertahankan pertukaran
oksigen dan karbon dioksida dalam paru dan pengaturan keseimbangan asam basa.
Pengertian
Menghitung jumlah pernafasan (inspirasi yang diikuti ekspirasi)dalam 1 menit.
Tujuan
1) Mengetahui keadaan umum klien.
2) Mengetahui jumlah dan sifat pernafasan dalam 1 menit.
3) Mengikuti perkembangan penyakit.
4) Membantu menegakkan diagnosis.
Indikasi
1) Pada klien yang baru masuk untuk dirawat.
2) Secara rutin pada klien yang sedang rutinn dirawat
3) Sewaktu-waktu, sesuai kebutuhan klien.
Persiapan Alat
1) Arloji tangan dengan jarum detik atau layar digital atau polsteller.
2) Buku catatan dan alat tulis.
Prosedur Pelaksanaan
3) Tempatkan alat disamping klien.
4) Jelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuannya.
5) Cuci tangan klien.
6) Letakkan lengan klien pada posisi rileks menyilang abdomen atau dada bagian
bawahnya, atau tempat kantangan pemeriksa langsung pada abdomen atas klien.
7) Observasi siklus pernafasan lengkap (sekali inspirasi sekali ekspirasi).
8) Setelah siklus terobservasi, lihat pada jarum detik jam tangan dan hitung
frekwensinya.
9) Jika irama teratur, hitung respirasi selamma 30 detik dan kalikan 2.
10) Jika pernafasan tidak teratur, hitung 1 menit penuh.
11) Saat menghitung, catat kedalaman pernafasan.
12) Cuci tangan.
13) Dokumentasikan.

d. Pengukuran Tekanan Darah

Nilai tekanan darah merupakan indikator untuk menilai sistem kardiovaskular


bersamaan dengan pemeriksaan nadi. Pemeriksaan tekanan darah dapat diukur
dengan dua metode, yaitu metode langsung: metode yang menggunakan kanula
atau jarum yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah yang dihubungkan dengan
manometer. Metode ini merupakan cara yang paling tepat untuk menentukan
tekanan darah, tetapi memerlukan persyaratan dan keahlian husus. Metode tak
langsung: metode yang menggunakan sfigmomanometer. Pengukuran tak langsung
ini menggunakan dua cara, yaitu palpasi yang mengukur tekanan sistolik dan
auskultasi yang dapat mengukur tekanan sistolik dan diastolik dan cara ini
memerlukan alat stetoskop.

Pengertian
Melakukan pengukuran tekanan darah (hasil dari curah jantung dan tahanan
pembuluh perifer) dengan menggunakan sfigmomanometer.
Tujuan
Mengetahui keadaan hemodinamik klien dan keadaan kesehatan kesehatan
secara menyeluruh.
Indikasi
1) Setiap klien yang baru dirawat.
2) Setiap klien secara rutin.
3) Klien secara kebutuhan.
Persiapan Alat
Baki berisi:
1) Stetoskop.
2) Sfimomanometer air raksa atau aneroid dengan balon udara dan manset.
3) Kapas alkohol dalam tempatnya.
4) Bengkok.
5) Buku catatan dan alat tulis.
Prosedur Pelaksanaan
1) Bawa alat ke dekat klien.
2) Jelaskan tindakan yangakan dilakukan beserta tujuannya.
3) Cuci tangan.
4) Atur posisi klien: duduk atau berbaring dengan nyaman, lengan disokong setinggi
jantung, dan telapak tangan.
5) Buka pakaian yang menutupi lengan atas.
6) Palpasi arteri brakialis dan tempatkan manset 2,5 cm diatas sisi denyut arteri
brakialis.
7) Pusatkan alat panah yang tertera pada manset ke arteri brakialis dan lingkaran
menset pada lengan atas secara rapi dan tidak ketat.
8) Pastikan manometer terletak setinggi titik pandang mata dan perawat berdiri tidak
lebih dari 1 m jauhnya.
9) Palpasi arteri brakialis sambil memompa manset sampai ke kanan 30 mmHg diatas
titik hilangnya denyut arteri. Perlahan kempiskan manset perhatikan sampai denyut
kembali teraba ( sistolik palpasi).
10) Kempiskan manset sepenuhnya dan tunggu selama 30 detik.
11) Tempatkan bagian telinga stetoskop pada telinga pemeriksa.
12) Cari kembali arteri brakialis dan tempatkan diafragma stetoskop diatasnya.
13) Tutup kantong tekanan searah putaran jarum jam sampai kencang.
14) Pompa manset sampai tekanan mmHg diatas hasil palpasi sistolik klien.
15) Buka katup secara perlahan sehingga memungkinkan air raksa turun rata-rata 2-3
mmHg/detik.
16) Perhatikan titik manometer saat bunyi pertama jelas terdengar.
17) Lanjutkan membuka katup secara bertahap dan perhatikan titik hilangnya bunyi.
18) Kempiskan manset dengan cepat dan total.
19) Jika prosedur diulang, tunggu sampai 30 detik.
20) Buka manset serta lipat dengan baik.
21) Tutup lengan atas dan bantu klien untuk posisi yang diinginkan.
22) Desinfeksi bagian telinga (ear piece) stetoskop dan bagian diafragma stetoskop
dengan kapas alkohol.
23) Informasikan hasil kepada klien.
24) Mencucui tangan.
25) Dokumentasikan hasil tindakan pada catatan perawatan.
http://risangari.blogspot.co.id/2013/09/makalah-tanda-tanda-vital.html

Anda mungkin juga menyukai