Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga dengan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Kegiatan
Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) Tahun 2013. Laporan ini dibuat sebagai salah satu
syarat menyelesaikan Kegiatan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN).

Dalam proses penyusunan laporan ini, penulis mendapatkan banyak bantuan,


petunjuk, bimbingan, dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan
ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu Hj. Elly Purnamasari, S,Kep, M.Pd selaku Kepala SMK Kesehatan Ayuda
Husada,
2. Ibu Ns. Desmon Wirawati, S.Kep selaku Ketua Program Studi Jurusan Asisten
Perawat,
3. DR. Hj. Widowati, MARS. Selaku Direktur RS islam Ashobirin
4. Ns. taty S,kep selaku kepala bidang S,kep
5. Ns. Dewi Kartini, S.kep yang sudah banyak membantu saya selaku pembimbing
akademik,
6. Ns. Dian Ratna Sari S,kep yg sudah bnyak membantu saya selaku pembimbing
akademik
7. Ns, Desi S,kep. Ns, fitri S,kep.
8. Kaka perawat
9. Ns. Dian ratna sari, S.kep yang sudah banyak membantu penulis selaku
pembimbing akademik,
10. Kepala ruangan ibu Eliyen, selaku pembimbing lapangan di RSI Ashobirin
11. Dan juga untuk teman-teman yang selalu memberikan support kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam laporan prakerin ini masih banyak kekurangan, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi kebaikan dimasa
yang akan datang, akhir kata semoga laporan prakerin ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak terutama bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

Tangerang, Januari 2013


Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN
KATA PENGANTAR ...........................................................................................
DAFTAR ISI ...........................................................................................................
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .........................................................................................
B. Tujuan ....................................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Perbedaan Cara Pengukuran Tanda-tanda Vital ....................................................
B. Pengelolaan Alat dan Bahan Terkontaminasi .......................................................
C. Membuat Larutan Disinfektan ..............................................................................
D. Pertimbangan Khusus Pemberian Obat .................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...........................................................................................................
B. Saran saran .........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemeriksaan tanda vital merupakan suatu cara untuk mendeteksi adanya perubahan
sistem tubuh. Tanda vital meliputi suhu tubuh, denyut nadi, frekuensi pernapasan dan
tekanan darah. Tanda vital mempunyai nilai yang sangat penting pada fungsi tubuh.
Denyut nadi dapat menunjukan perubahan pada system kardiovaskuler. Frekuensi
pernapasan dapat menunjukan fungsi pernapasan; dan tekanan darah serta dapat menilai
kemampuan system kardiovaskuler yang dapat dikaitkan dengan denyut nadi. Perubahan
tanda vital dapat terjadi bila tubuh dalam kondisi aktivitas berat atau dalam keadaan sakit
dan perubahan tersebut merupakan indikator adanya gangguan system tubuh

B. Tujuan penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia : ttv ( tanda tanda vital ) pada orang dewasa
2.Tujuan Khusus
Diharapkan siswa dapat :

menguraikan tindakan tanda tanda vital sesuai dengan teori.


mempraktekan tindakan tanda-tanda vital dilahan prakerin yaitu RS. Islam
Asshobirin tempatnya diruangan Muzdalifah.
memberikan rasa nyaman.
Pengukuran suhu tubuh dilakukan untuk mengetahui rentang suhu tubuh.
Mengetahui denyut nadi (Irama, Frekuensi, dan Kekuatan)
Menilai kemampuan kardiovaskuler
Mengetahui frekuensi, irama dan kedalaman pernapasan
Menilai kemampuan fungsi pernapasan
Mengetahui nilai tekanan darah.

BAB II
PEMBAHASAN

PENGERTIAN
Tanda-tanda vital adalah pengukuran tanda-tanda fungsi vital tubuh yang paling dasar.
Tanda vital utama antara lain :

I. Tekanan darah

A. Pengertian

Tekanan darah adalah kekuatan yang mendorong darah terhadap dinding arteri, Tekanan
ditentukan oleh kekuatan dan jumlah darah yang dipompa, dan ukuran serta fleksibilitas
dari arteri, diukur dengan alat pengukur tekanan darah dan stetoskop. Tekanan darah
terus-menerus berubah tergantung pada aktivitas, suhu, makanan, keadaan emosi, sikap,
keadaan fisik, dan obat-obatan.

Dua angka dicatat ketika mengukur tekanan darah. Angka yang lebih tinggi, adalah
tekanan sistolik, mengacu pada tekanan di dalam arteri ketika jantung berkontraksi dan
memompa darah ke seluruh tubuh. Angka yang lebih rendah, adalah tekanan diastolik,
mengacu pada tekanan di dalam arteri ketika jantung beristirahat dan pengisian darah.
Baik tekanan sistolik dan diastolik dicatat sebagai mm Hg (milimeter air raksa).
Perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolik disebut tekanan denyut. Di Indonesia,
tekanan darah biasanya diukur dengan tensimeter air raksa.

Jumlah tekanan darah yang normal berdasarkan usia seseorang adalah:


- Bayi usia di bawah 1 bulan : 85/15 mmHg

- Usia 1 - 6 bulan : 90/60 mmHg


- Usia 6 - 12 bulan : 96/65 mmHg

- Usia 1 - 4 tahun : 99/65 mmHg

- Usia 4 - 6 tahun : 160/60 mmHg

- Usia 6 - 8 tahun : 185/60 mmHg

- Usia 8 - 10 tahun : 110/60 mmHg

- Usia 10 - 12 tahun : 115/60 mmHg

- Usia 12 - 14 tahun : 118/60 mmHg

- Usia 14 - 16 tahun : 120/65 mmHg

- Usia 16 tahun ke atas : 130/75 mmHg

- Usia lanjut : 130-139/85-89 mmHg

Seseorang dikategorikan hypertensi berdasarkan tekanan darahnya adalah:


* Hypertensi rendah : 140 - 159/ 90-99 mmHg

* Hypertensi sedang : 160 - 169/100-109 mmHg

* Hypertensi berat : 180 - 209/110-119 mmHg

Seseorang dikatakan hypotensi berdasarkan tekanan darahnya adalah :

* jika tekanan darahnya lebih kecil dari 110/70 mmHg

Tempat untuk mengukur tekanan darah seseorang adalah:


* Lengan atas

* Pergelangan kaki
B. Indikasi

Menilai pola hidup serta identifikasi factor-faktor resiko kardiovaskuler lainnya.Jika hasil
pengukuran darah berada di atas normal, maka klien tersebut mempunyai tekanan darah
yang tinggi atau hipertensi. Hipertensi dapat mengakibatkan kerusakan berbagai organ
target seperti otak, jantung, ginjal, aorta, pembuluh darah perifir dan retina.

C. Kontraindikasi

a. Hindari penempatan manset pada lengan yang terpasang infus, terpasang shun
arterivena, lengan yg mengalami fistula, trauma dan tertutup gip atau balutan
b. Pergelangan kaki bagian atas
c. Hipotensi akan terjadi bila kondisi tekanan darah klien berada di bawah normal.
Hipotensi dapat mengakibatkan stroke dan bahkan mengakibatkan kematian.
d. Tidak boleh melakukan pengukuran tekanan darah lebih dari 3 kali sehari.

D. Pelaksanaan

1. Alat dan bahan

a. Sfigmomanometer (tensimeter) yang terdiri dari


manometer air raksa + klep penutup dan pembuka
manset udara
slang karet
pompa udara dari karet + sekrup pembuka dan penutup
b. Stetoskop
c. Buku catatan tanda vital
d. Pena

2. Cara kerja

A. Cara palpasi

a. Jelaskan prosedur pada klien.


b. Cuci tangan.
c. Atur posisi pasien
d. Letakkan lengan yang hendak diukur pada posisi telentang.
e. Lengan baju di buka.
f. Pasang manset pada lengan kanan/kiri atas sekitar 3 cm di atas fossa cubiti
(jangan terlalu ketat maupun terlalu longgar)
g. Tentukan denyut nadi arteri radialis dekstra/sinister
h. Pompa balon udara manset sampai denyut nadi arteri radialis tidak teraba
i. Pompa terus sampai manometer setinggi 20 mm Hg lebih tinggi dari titik
radialis tidak teraba
j. Letakkan diafragma stetoskop di atas nadi brakhialis dan kempeskan balon udara
manset secara perlahan dan berkesinambungan dengan memutar sekrup pada
pompa udara berlawanan arah jarum jam.
k. Catat mmHg manometer saat pertama kali denyut nadi teraba kembali. Nilai ini
menunjukkan tekanan sistolik secara palpasi.
l. Catat hasil.
m. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

B. Cara auskultasi

a. Jelaskan prosedur pada klien.


b. Cuci tangan.
c. Atur posisi pasien (manusia coba).
d. Letakkan lengan yang hendak diukur dalam telentang.
e. Buka lengan baju.
f. Pasang manset pada lengan kanan/kiri atas sekitar 3 cm di atas fossa cubiti
(jangan terlalu ketat maupun terlalu longgar).
g. Tentukkan denyut nadi arteri radialis dekstra/sinistra.
h. Pompa balon udara manset sampai denyut nadi arteri radialis tidak teraba.
i. Pompa terus sampai manometer setinggi 20 mm Hg dari titik radialis tidak teraba.
j. Letakkan diafragma stetoskop di atas arteri brakhialis dan dengarkan.
k. Kempeskan balon udara manset secara perlahan dan berkesinambungan dengan
memutar sekrup pada pompa udara berlawanan arah jarum jam.
l. Catat tinggi air raksa manometer saat pertama kali terdengar kembali denyut.
m. Catat tinggi air raksa pada manometer:
n. Suara Korotkoff I: menunjukkan besarnya tekanan sistolik secara
auskultasi
o. Suara Korotkoff IV/V: menunjukkan besarnya tekanan diastolik secara
auskultasi.
p. Catat hasilnya pada catatan pasien.
q. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

Termometer

II. Nadi

A. Pengertian
Nadi adalah denyut nadi yang teraba pada dinding pembuluh darah arteri yang
berdasarkan systol dan gystole dari jantung. Denyut nadi adalah jumlah denyut jantung,
atau berapa kali jantung berdetak per menit. Mengkaji denyut nadi tidak hanya mengukur
frekuensi denyut jantung, tetapi juga mengkaji irama jantung dan kekuatan denyut
jantung.

Denyut merupakan pemeriksaan pada pembuluh nadi atau arteri. Ukuran kecepatannya
diukur pada beberapa titik denyut misalnya denyut arteri radialis pada pergelangan
tangan, arteri brachialis pada lengan atas, arteri karotis pada leher, arteri poplitea pada
belakang lutut, arteri dorsalis pedis atau arteri tibialis posterior pada kaki. Pemeriksaan
denyut dapat dilakukan dengan bantuan stetoskop.

Denyut nadi dapat berfluktuasi dan meningkat pada saat berolahraga, menderita suatu
penyakit, cedera, dan emosi.

Jumlah denyut nadi yang normal berdasarkan usia seseorang adalah:


- Bayi baru lahir : 140 kali per menit

- Umur di bawah umur 1 bulan : 110 kali per menit

- Umur 1 - 6 bulan : 130 kali per menit

- Umur 6 - 12 bulan : 115 kali per menit

- Umur 1 - 2 tahun : 110 kali per menit

- Umur 2 - 6 tahun : 105 kali per menit

- Umur 6 - 10 tahun : 95 kali per menit

- Umur 10 - 14 tahun : 85 kali per menit

- Umur 14 - 18 tahun : 82 kali per menit

- Umur di atas 18 tahun : 60 - 100 kali per menit

- Usia Lanjut : 60 -70 kali per menit

Jika jumlah denyut nadi di bawah kondisi normal, maka disebut pradicardi.
Jika jumlah denyut nadi di atas kondisi normal, maka disebut tachicardi.

Tempat-tempat menghitung denyut nadi adalah:

- Ateri radalis : Pada pergelangan tangan

- Arteri temporalis : Pada tulang pelipis

- Arteri caratis : Pada leher


- Arteri femoralis : Pada lipatan paha

- Arteri dorsalis pedis : Pada punggung kaki

- Arteri politela : pada lipatan lutut

- Arteri bracialis : Pada lipatan siku

- Ictus cordis : pada dinding iga, 5 7

B. Indikasi

a. Secara rutin bersamaan dengan pengukuran suhu, tekanan darah dan respirasi
b. Sewaktu diperlukan
c. Atas instruksi dokter
d. Pada waktu pasien akan, sedang, sesudah dioperasi

C. Kontraindikasi

a. Jika pengukuran denyut nadi yang dilakukan oleh pelayan kesehatan dibawah normal.

D. Pelaksanaan

1. Alat dan bahan

Arloji (jam) atau stopwatch

Buku catatan nadi

Pena

2. Cara kerja

Jelaskan prosedur pada klien


Cuci tangan

Atur posisi pasien (manusia coba)

Letakkan kedua lengan telentang di sisi tubuh

Tentukan letak arteri (denyut nadi yang akan dihitung)

Periksa denyut nadi (arteri) dengan menggunakan ujung jari telunjuk, jari tengah, dan
jari manis. Tentukan frekuensinya per menit dan keteraturan irama, dan kekuatan
denyutan.

Catat hasil.

Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

Stetoskop

III. Suhu

A. Pengertian

Denyut nadi merupakan denyutan atau dorongan yang dirasakan dari proses pemompaan
jantung. Pemeriksaan nadi seharusnya dilakukan dalam keadaan tidur atau istirahat.
Kondisi hipertermia dapat meningkatkan denyut nadi sebanyak 15 20 kali per menit
setiap peningkatan suhu 1 derajat celcius.
Pemeriksaan suhu digunakan untuk menilai kondisi metabolisme di dalam tubuh, dimana
tubuh menghasilkan panas secara kimiawi melalui metabolisme darah. Keseimbangan
suhu harus diatur dalam pembuangan dan penyimpanannya di dalam tubuh yang diatur
oleh hipotalamus.

Pemeriksaan suhu akan memberikan tanda suhu inti yang secara ketat dikontrol karena
dapat dipengaruhi oleh reaksi kimiawi. Suhu tubuh normal seseorang bervariasi,
tergantung pada jenis kelamin, aktivitas, lingkungan, makanan yang dikonsumsi,
gangguan organ, waktu. Suhu tubuh normal, menurut American Medical Association,
dapat berkisar antara 97,8F atau setara dengan 36,5C sampai 99F atau 37,2C.

Seseorang dikatakan bersuhu tubuh normal, jika suhu tubuhnya berada pada 36C -
37,5C
Seseorang dikatakan bersuhu tubuh rendah (hypopirexia/hypopermia), jiak suhu tubuhnya
< 36C
Seseorang dikatakan bersuhu tubuh tinggi/panas jika:
- Demam : Jika bersuhu 37,5 C - 38C
- Febris : Jika bersuhu 38C - 39C
- Hypertermia : Jika bersuhu > 40C

Suhu tubuh seseorang dapat diambil melalui :

a. Oral

Suhu dapat diambil melalui mulut baik menggunakan termometer kaca klasik atau yang
lebih modern termometer digital yang menggunakan probe elektronik untuk mengukur
suhu tubuh.

b. Dubur

Suhu yang diambil melalui dubur (menggunakan termometer gelas atau termometer
digital) cenderung 0,5-0,7 lebih tinggi daripada ketika diambil oleh mulut.
c. Aksilaris

Temperatur dapat diambil di bawah lengan dengan menggunakan termometer gelas atau
termometer digital. Suhu yang diambil oleh rute ini cenderung 0,3-0,4 lebih rendah
daripada suhu yang diambil oleh mulut.

d. Telinga

Termometer khusus dengan cepat dapat mengukur suhu gendang telinga, yang
mencerminkan suhu inti tubuh (suhu dari organ-organ internal).
Mungkin suhu tubuh abnormal karena demam (suhu tinggi) atau hipotermia (suhu
rendah). Demam ditandai ketika suhu tubuh meningkat di atas 37C secara oral atau
37,7C melalui dubur, menurut American Medical Association. Hipotermia didefinisikan
sebagai penurunan suhu tubuh di bawah 35C.

B. Indikasi

a. Pada pasien baru


b. Menurut peraturan rumah sakit secara rutin 3 kali sehari (06.00, 12.00, 18.00)
c. Sewaktu-waktu bila pasien demam, sesudah menggigil, atas instruksi dokter
d. Bersamaan dengan pengukuran tekanan darah, denyut, dan respirasi.

C. Kontraindikasi

a. Pengukuran Suhu Oral


b. Klien tidak kooperatif
c. Bayi atau toodler
d. Tidak sadar
e. Dalam keadaan menggigil
f. Oang yang biasa bernafas dengan mulut
g. Pembedahan pada mulut
h. Pasien tidak bisa menutup mulut
a. Pengukuran Suhu Rektal
b. Diare
c. Pembedahan rectal
d. Clotting disorders
e. Hemorrhoids
f. Pengukuran Suhu Aksial
g. Diare
h. Pembedahan aksial
i. Clotting disorders
j. Hemorrhoids

D. Pelaksanaan

1. Alat dan bahan

Termometer

Tiga buah botol

botol pertama berisi larutan sabun

botol kedua berisi larutan desinfektan

botol ketiga berisi air bersih

Bengkok

Kertas/tisu

Vaselin

Buku catatan suhu

Sarung tangan

2. Cara kerja

a. Pemeriksaan suhu oral

Jelaskan prosedur kepada klien


Cuci tangan

Gunakan sarung tangan

Atur posisi pasien

Tentukan letak bawah lidah

Turunkan suhu termometer dibawah anatara 34C 35C.

Letakkan termometer dibawah lidah sejajar dengan gusi

Anjurkan mulut dikatupkan selama 3 5 menit

Angkat termometer dan baca hasilnya

Catat hasil

Bersihkan termometer dengan kertas / tissue

Cuci termometer dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih dan keringkan.

Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

b. Pemeriksaan suhu aksila

Jelaskan prosedur kepada klien

Cuci tangan

Gunakan sarung tangan

Atur posisi pasien

Tentukan letak aksila (Ketiak) dan bersihkan daerah aksila dengan menggunakan
tissue

Turunkan suhu termometer dibawah anatara 34C 35C.

Letakkan termometer pada daerah aksila dan lengan pasien fleksi diatas dada
(mendekap dada)

Setelah 3 5 menit, angkat termometer dan baca hasilnya


catat hasil

Bersihkan termometer dengan kertas / tissue

Cuci termometer dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih dan keringkan.

Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

c. Pemeriksaan suhu rectal

Jelaskan prosedur kepada klien

Cuci tangan

Gunakan sarung tangan

Atur posisi pasien dengan posisi miring

Pakaian diturunkan sampai dibawah glutea (dibawah pantat)

Tentukan letak rektal, lalu oleskan vaseline

Turunkan suhu termometer dibawah anatara 34C 35C.

Letakkan telapak tangan pada sisi glutea pasien, masukkan thermometer kedalam
rektal dengan perlahan-lahan, jangan sampi berubah posisi dan ukur suhu

Setelah 3 5 menit, angkat termometer dan baca hasilnya

Catat hasil

Bersihkan termometer dengan kertas / tissue

Cuci termometer dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih dan keringkan.

Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

Termometer
IV. Pernapasan

A. Pengertian

Merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk menilai proses pengambilan oksigen dan
pengeluaran karbondioksida. Menilai frekuensi, irama, kedalaman dan tipe atau pola
pernapasan.

Tingkat respirasi atau respirasi rate adalah jumlah seseorang mengambil napas per menit.
Tingkat respirasi biasanya diukur ketika seseorang dalam posisi diam dan hanya
melibatkan menghitung jumlah napas selama satu menit dengan menghitung berapa kali
dada meningkat.

Respirasi dapat meningkat pada saat demam, berolahraga, emosi. Ketika memeriksa
pernapasan, adalah penting untuk juga diperhatikan apakah seseorang memiliki kesulitan
bernapas.

Pola pernapasan adalah:


- Pernapasan normal (euphea)
- Pernapasan cepat (tachypnea)
- Pernapasan lambat (bradypnea)
- Sulit/sukar bernapas (oypnea)

Jumlah pernapasan seseorang adalah:


- Bayi : 30 - 40 kali per menit
- Anak : 20 - 50 kali per menit
- Dewasa : 16 - 24 kali per menit

B. Indikasi

Secara rutin bersamaan dengan pengukuran denyut, suhu, tekanan darah

Sewaktu diperlukan

Atas instruksi dokter

Pasien akan, sedang, setelah dibedah.

C. Kontraindikasi

Pasien dengan sakit jantung, pendarahan, kontraksi kuat, pembukaan lengkap

Jika kanul ada hambatan jangan dipaksakan

jangan sampai penderita mengetahui bahwa frekwensi pernapasanx sedang dihitung

D. Pelaksanaan

1. Alat dan bahan

Arloji (jam) atau stop-watch

Buku catatan

Pena

2. Cara kerja

Jelaskan prosedur pada klien

Cuci tangan

Atur posisi pasien.


Hitung frekuensi dan irama pernapasan.

Catat hasil.

Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

BAB III
LAPORAN KEGIATAN
1.1 Laporan kegiatan
Kegiatan yang sudah dilakukan diruang muzdalifah pada pasien NY. D
usia 30tahun DX : Febris DHF, dilakukan tindakan ttv dikarenakan NY. D
anemia. Untuk itu dilakukan tindakan ttv yang baik dan benar untuk mengetahui
normal atau tidaknya tekanan darah NY. D.
Adapun langkah langkah tindakan yang dilakukan pada pasien NY. D
usia 30 tahun DX : Febris DHF diruang muzdalifah dalam sebagai berikut :
1.1 Persiapan alat
Stetoskop
Spikmanometer
Termometer
Tisu atau kasa
Bengkok
Sarung tangan
Masker
1.2 langkah langkah tindakan
Sebelum melakukan tindakan 1 jam sebelumnya kontrak dengan
pasien NY.D kemudian melakukan salam terapeutik dan validasi.
Selanjutnya mengambil alat yang sudah disiapkan sebelumnya lalu
memulai tindakan dengan didampingi oleh Ibu Dian Ratna Sari.
Mengucapkan salam
Cek kebutuhan pasien
Melakukan kontrak tindakan yg akan di lakukan (topik, waktu,
tempat)
Jelaskan tujuan tindakan kepada pasien
Mencuci tangan dengan benar
Menjaga privasi pasien dan dekatkan alat alat yang dibutuhkan
Mengatur posisi pasien
(Pemeriksaan suhu aksila)
Tentukan letak suhu di tngah ketiak dan di kepit
Turunkan suhu termometer di bawah 34 - 35C.
Letakan termometer di tengah ketiak
Angkat termometer dan baca hasilnya.
Catat hasil.
. Bersihkan termometer dengan kertas tisu.
. Cuci dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih, dan
keringkan.
(Pemeriksaan nadi)
Letakkan kedua lengan telentang di sisi tubuh
Tentukan letak arteri (denyut nadi yang akan dihitung).
Periksa denyut nadi (arteri) dengan menggunakan ujung jari
telunjuk, jari tengah, dan jari manis. Tentukan frekuensinya per
menit dan keteraturan irama, dan kekuatan deyutan
Catat hasil
(Pemeriksaan pernapasan)
Hitung frekuensi dan irama pernapasan
Catat hasil
(Pemeriksaan tekanan darah)
Letakkan lengan yang hendak diukur pada posisi telentang
Lengan baju di buka.
Pasang manset pada lengan kanan/kiri atas sekitar 3 cm di atas
fossa cubiti (jangan terlalu ketat maupun terlalu longga
Tentukan denyut nadi arteri radialis dekstra/sinistra
Pompa balon udara manset sampai denyut nadi arteri radialis
tidak tedengar
Pompa terus sampai manometer setinggi 20 mm Hg lebih tinggi
dari titik radialis tidak terdengar
Letakkan diafragma stetoskop di atas nadi brakhialis dan
kempeskan balon udara manset secara perlahan dan
berkesinambungan dengan memutar sekrup pada pompa udara
berlawanan arah jarum jam
Catat mm Hg manometer saat pertama kali denyut nadi teraba
kembali. Nilai ini menunjukkan tekanan sistolik secara palpasi.
. Catat hasil.
Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

PEMBAHASAN
A. Kendala yg di hadapi
Pada saat melakukan tidakan ttv saya merasa gerogi dan tidak
ada privasi klien dan saya cara berkomunikasi dngn pasie kurang
lancar.
B. Cara mengatasi kendala
Seharusnya pada saat melakukan ttv harus santay. Sebetul nya jika
tdk ada privasi klien tidak apa karna dari pihak klien itu sendiri
tidak membuka baju.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam melakukan suatu asuhan keperawatan pemeriksaan tanda-tanda vital
sangat diperlukan. Karena dengan pemeriksaan tersebutlah kita dapat membuat
beberapa diagnosa tentang apa yang dialami oleh klient (pasien) kita. Ada
beberapa pemeriksaan fisik, diantaranya adalah pemeriksaan pernafasan, denyut
nadi, tekanan darah, suhu, tinggi badan, maupun berat badan.
Tujuan melakukan pemeriksaan fisik adalah untuk mendapatkan data-data
objektif yang nantinya akan dilanjutkan ke tahap berikutnya yakni, diagnosa
keperawatan

B. Saran
a.Petugas kesehatan
Petugas kesehatan terutama khususnya di R. MUZDALIFAH untuk
memperhatikan lagi terutama kebutuhan (TTV) sehingga pasien tau mengenai ttv
nya (tanda tanda vital).
b. Institusi Pelayana kesehatan RSIA
Untuk menuju Indonesia sehat, maka perlunya pendidikan kesehatan kepada
masyarakat yang lebih banyak lagi. Sehingga masyarakat memiliki pengetahuan
tentang kesehatan. Pendidikan dari hal-hal kecil yang memiliki pengaruh besar
terhadap kesehatan contohnya seperti tanda tanda vital

c. Bagi Penulis
lebih meningkatkan lagi wawasan/pengetahuan tentang tanda tanda vita.

DAFTAR PUSTAKA
Hanke, Grace. 2007. Med-Math : Perhitungan Dosis, Preparat dan Cara
Pemberian Obat Edisi 2. Jakarta : EGC.
Kusyati, Eni. 2006. Keterampilan dan Prosedur Laboratorium. Jakarta : EGC.
Potter & Perry. 2006. Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses & Praktik. Jakarta.
EGC

Anda mungkin juga menyukai