Anda di halaman 1dari 35

ASUHAN KEPERAWATAN

KELUARGA
“HIPERTENSI”
Asuhan Keperawatan Ini Disusun Guna Memenuhi
Tugas Mata Kuliah Dokumentasi Keperawaan
Dosen Pembimbing : Tulus Puji Hastuti., S.Kep., Ns., M.Kes

Disusun Oleh :
Kelas Setyaki 2, Kelompok 2
Firdaos Martha Friansyah P1337420520067
Jenny Helma Nugrhahaningtyas P1337420520068
Gustri Kurnia Annuur P1337420520069
Warida Yanti P1337420520070
Anti Dwi Andhini P1337420520071
Sindi Permatasari P1337420520072
Werdi Sungging Ayomi P1337420520073
Eka Rizki Navyyanti P1337420520074
Kurnia Putri Yunita P1337420520075
Desi Fitriasari P1337420520076
Apriliana Pratiwi Jasmin P1337420520077
Mita Widya Pangestika P1337420520078
POLITEKNIK KESEHATAN KEMEKES SEMARANG
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN MAGELANG
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

inayah nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan tugas makalah mata

kuliah Dokumentasi Keperawatan yang berjudul Asuhan Keperawatan dengan

Hipertensi dalam bentuk dan isinya yang sangat sederhana.

Makalah ini kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari

berbagai pihak, sehingga memperlancar pembuatan makalah ini, Maka dari itu ,

kami selaku penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah

berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan makalah ini

masih jauh dari kesempurnaan, namun kai telah berusaha semaksimal mungkin

agar makalah ini menjadi sumber informasi bagi yang memerlukan, oleh karena

itu , kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dalam

pembuatan makalah berikutnya.

Demikian makalah ini kami buat , semoga bermanfaat dan dapat menjadi

masukan dalam pengetahuan tentang Dokumentasi Keperawatan tentang Asuhan

Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi bagi para pembaca makalah ini.

Magelang, 11 Sepember 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................ii

DAFTAR ISI..................................................................................................................iv

LAPORAN PENDAHULUAN.....................................................................................1

A. Definisi.....................................................................................................................2

B. Etiologi......................................................................................................................2

C. Patofisiologi..............................................................................................................5

D. Manifestasi................................................................................................................6

E. Pathway.....................................................................................................................8

F. Tanda dan Gejala.......................................................................................................9

G. Penatalaksanaan........................................................................................................ 9

H. Pemeriksaan Penunjang............................................................................................10

ASUHAN KEPERWATAN...........................................................................................12

A. Pengkajian.................................................................................................................12

B. Diagnosa...................................................................................................................25

C. Intervensi...................................................................................................................25

D. Implementasi.............................................................................................................28

iii
E. Evaluasi.....................................................................................................................31

PENUTUP ....................................................................................................................32

A. Kesimpulan...............................................................................................................32

B. Saran.........................................................................................................................32

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................33

iv
LAPORAN PENDAHULUAN

“Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi”

A. Definisi

Hipertensi adalah istilah medis dari penyakit tekanan darah tinggi.

Kondisi ini dapat mengakibatkan berbagai komplikasi kesehatan yang

membahayakan nyawa sekaligus meningkatkan risiko terjadinya penyakit

jantung, stroke, bahkan kematian.

Tekanan darah bisa diartikan sebagai kekuatan yang diberikan oleh

sirkulasi darah terhadap dinding arteri tubuh, yaitu pembuluh darah utama

yang berada dalam tubuh. Besarnya tekanan ini bergantung pada resistensi

pembuluh darah dan seberapa keras jantung bekerja. Semakin banyak

darah yang dipompa oleh jantung dan semakin sempit pembuluh darah

arteri, maka tekanan darah akan semakin tinggi.

Hipertensi dapat diketahui dengan rutin melakukan pemeriksaan

tekanan darah. Setidaknya, orang dewasa dianjurkan untuk melakukan

pemeriksaan darah, termasuk tekanan darah setiap lima tahun sekali.

Penulisan hasil tekanan darah berupa dua angka. Angka pertama

atau sistolik mewakili tekanan dalam pembuluh darah ketika jantung

berkontraksi atau berdetak. Sementara itu, angka kedua atau diastolik


mewakili tekanan di dalam pembuluh darah ketika jantung beristirahat di

antara detaknya.

Seseorang bisa dikatakan mengalami hipertensi bila pembacaan

tekanan darah sistolik pada pengukuran selama dua hari berturut-turut

menunjukkan hasil yang lebih besar dari 140 mmHg, dan/atau pembacaan

tekanan darah diastolik menunjukkan hasil yang lebih besar dari 90

mmHg.

B. Etiologi

Berdasarkan penyebab hipertensi dibagi menjadi 2 golongan (Ardiansyah

M., 2012) :

1. Hipertensi primer (esensial)

Hipertensi primer adalah hipertensi esensial atau hiperetnsi yang 90%

tidak diketahui penyebabnya. Beberapa faktor yang diduga berkaitan

dengan berkembangnya hipertensi esensial diantaranya :

a) Genetik

Individu dengan keluarga hipertensi memiliki potensi lebih

tinggi mendapatkan penyakit hipertensi.

b) Jenis kelamin dan usia

Lelaki berusia 35-50 tahun dan wanita yang telah menopause

berisiko tinggi mengalami penyakit hipertensi.

c) Diit konsumsi tinggi garam atau kandungan lemak.

2
Konsumsi garam yang tinggi atau konsumsi makanan dengan

kandungan lemak yang tinggi secara langsung berkaitan

dengan berkembangnya penyakit hipertensi.

d) Berat badan obesitas

Berat badan yang 25% melebihi berat badan ideal sering

dikaitkan dengan berkembangnya hipertensi.

e) Gaya hidup merokok dan konsumsi alcohol

Merokok dan konsumsi alkohol sering dikaitkan dengan

berkembangnya hipertensi karena reaksi bahan atau zat yang

terkandung dalam keduanya.

2. Hipertensi sekunder

Hipertensi sekunder adalah jenis hipertensi yang diketahui

penyebabnya. Hipertensi sekunder disebabkan oleh beberapa penyakit,

yaitu :

a) Coarctationaorta, yaitu penyempitan aorta congenital yang

mungkin terjadi beberapa tingkat pada aorta toraksi atau aorta

abdominal. Penyembitan pada aorta tersebut dapat

menghambat aliran darah sehingga terjadi peningkatan tekanan

darah diatas area kontriksi.

b) Penyakit parenkim dan vaskular ginjal. Penyakit ini merupakan

penyakit utama penyebab hipertensi sekunder.

c) satu atau lebih arteri besar, yang secara langsung membawa

darah ke ginjal. Sekitar 90% lesi arteri renal pada pasien

3
dengan hipertensi disebabkan oleh aterosklerosis atau fibrous

dyplasia (pertumbuhan abnormal jaringan fibrous). Penyakit

parenkim ginjal terkait dengan infeksi, inflamasi, serta

perubahan struktur serta fungsi ginjal.

d) Penggunanaan kontrasepsi hormonal (esterogen). Kontrasepsi

secara oral yang memiliki kandungan esterogen dapat

menyebabkan terjadinya hipertensi melalui mekanisme renin-

aldosteron-mediate volume expantion. Pada hipertensi ini,

tekanan darah akan kembali normal setelah beberapa bulan

penghentian oral kontrasepsi.

e) Gangguan endokrin. Disfungsi medulla adrenal atau korteks

adrenal dapat menyebabkan hipertensi sekunder.

Adrenalmediate hypertension disebabkan kelebihan primer

aldosteron, kortisol, dan katekolamin.

f) Kegemukan (obesitas) dan malas berolahraga.

g) Stres, yang cenderung menyebabkan peningkatan tekanan

darah untuk sementara waktu.

h) Kehamilan

i) Luka bakar

j) Peningkatan tekanan vaskuler

Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas (Nurarif A.H., & Kusuma H.,

2016) :

4
 Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140

mmHg dan atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90

mmHg.

 Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan distolik lebih besar

dari 160 mmHg da tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.

Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya

perubahan-perubahan pada (Nurarif A.H., & Kusuma H., 2016):

 Elastisitas dinding aorta menurun

 Katub jantung menebal dan menjadi kaku

 Kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan

menurunnya kontraksi dan volumenya

 Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena

kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi.

 Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer.

C. Patofisiologi

Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah

terletak di pusat vasomotor, tepatnya di medulla otak. Dari pusat

vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah korda

spinalis dan keluar dari kelumna medulla spinalis ke ganglia spimpatis di

toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam

bentuk impuls yang bergerak ke bawah melauli saraf simpatis ke ganglia

simpatis. Pada titik ini, neorun preganglion melepaskan asetilkolin, yang

5
akan merangsang serabut saraf pasca ganglian ke pembuluh darah, dimana

dengan dilepaskanya neropinefrin mengakibatkan kontriksi pembuluh

darah. Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang

ekskresi epinefrin, yang meyebabkan pembuluh darah sebagai respon

rangsangan emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan

tambahan aktifitas vasokontriksi, medulla adrenal mensekresi epinefrin,

yang menyebabkan vasokontriksi, korteks adrenal mensekresi kortisol dan

steroid lainnya yang dapat memperkuat respon vasokonstriktor pembuluh

darah. Vasokontriksi menyebabkan penurunan aliran darah ke ginjal,

menyebabkan pelepasan renin. Renin merangssang pembentukan

angiotensin I yang kemudian berubah menjadi angiotensin II, suatu

vasokontriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldesteron

oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebankan retensi natrium dan air

oleh tubulus ginjal menyebabkan peningkatan volume intravaskuler.

Semua faktor tersebut cendrung mencetus terjadinya hipertensi (Black,

2014)

D. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah meningkatkan

tekanan darah > 140/90 mmHg, sakit kepala, epistaksis, pusing/migrain,

rasa berat ditengkuk, sukar tidur, mata berkunang kunang, lemah dan lelah,

muka pucat suhu tubuh rendah. Gejala yang paling sering muncul adalah

nyeri kepala. Hypertensi yang meningkat dengan cepat dapat

menimbulkan gejala seperti somnolen, bingung, gangguan penglihatan,

6
mual dan muntah. Pada aldosteronism primer, pasien merasakan lemas

otot, polyuria, da nocturia karena hypokalemia. Hipertensi kronik sering

menyebabkan pembesaran jatung kiri, yang dapat menimbulkan gejala

sesak napas yang berhubungan dengan aktivitas dan paroxysmal nocturnal

dyspnea. Keterlibatan cerebral karena stroke yang disebabkan oleh

trombosis atau hemoragik dari mikroaneurisma.

7
8
F. Tanda dan gejala

Tanda Dan Gejala

1. Sakit pada bagian kepala. Umumnya semua orang pasti pernah

merasakan sakit kepala ini. namun sakit kepala yang diiringi

dengan rasa lelah yang berlebihan bisa menjadi tanda adanya gejala

hipertensi pada diri seseorang. Oleh karenanya anda tidak bisa

meremehkan sakit kepala jenis apapun. Anda disarankan untuk

segera melakukan pemeriksaan jika anda sering mengalami sakit

kepala ini.

2. Sesak napas. Mungkin bagi anda sesak napas hanya akan dialami

oleh mereka yang memiliki gangguan penyakit pernafasan. Namun

siapa sangka bahwa jenis gejala yang satu ini juga sering dialami

oleh penderita hipertensi secara umum.

3. Rasa berlebihan hingga terjadi perubahan warna wajah menjadi

kemerahan. Hal ini juga perlu anda sadari bahwa rasa lelah yang

berlebihan bisa memicu adanya hipertensi.

G. Penatalaksanaan

1. Penurunan tekanan darah sangat penting dalam menurunkan risiko

mayor kejadian kardiovaskuler pada pasien hipertensi, jadi prioritas utama

dalam terapi hipertensi adalah mengontrol tekanan darah

9
2. Penelitian pendahuluan memfokuskan pada pengobatan tekanan darah

diastolik tetapi tekanan darah sistolik lebih sulit dikontrol dan lebih

berpengaruh pada outcome kardiovaskuler.

3. Monoterapi jarang bisa mengontrol tekanan darah, dan banyak pasien

memerlukan lebih dari 1 obat anti hipertensi

4. Respon terhadap berbagai klas anti hipertensi adalah heterogen,

beberapa pasien mungkin akan berespon lebih baik dari pasien yang lain.

5. Beberapa penelitian mengindikasikan bahwa penyakit komorbiditas

seperti diabetes, dan kerusakan target organ seperti LVH dan CKD

mengindikasikan pemilihan klas obat yang spesifik dalam terapi hipertensi

tetapi hal ini jangan sampai menyampingkan pentingnya kontrol tekanan

darah.

6. Penurunan tekanan darah 20/10 mmHg pada pasien hipertensi akan

menurunkan 50% risiko kejadian kardiovaskuler.

H. Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan Laboratorium

-Hb/Ht : untuk mengkaji dari sel-sel terhadap volume

cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko

seperti : hipokoagulabilitas, anemia

10
-BUN/Kreatin: memberikan informasi tentang

perfusi/fungsi ginjal

-Glucosa : hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi)

dapat diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin

-Urinalisasi : darah, protein, glukosa, mengisaratkan

disfungsi ginjal dan ada DM

2. CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati

3. EKG : Dapat menunjukan pola regangan , dimana luas

,peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini

penyakit jantung hipertensi

4. IUP : Mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti : batu

ginjal, perbaikan ginjal

5. Photo dada : Menunjukan destruksi kalsifikasi pada area

katup , pembesaran jantung

11
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

“KELUARGA DENGAN HIPERTENSI”

A. Pengkajian Keluarga

I. Data Umum

1) Nama kepala keluarga (KK) : Tn. R

2) Usia : 65 Tahun

3) Pendidikan : SMP

4) Pekerjaan : Pedagang

5) Alamat : Mergangsan Kidul, RT01/RW06

6) Komposisi keluarga :

HUB
NO NAMA JENKEL UMUR AGAMA PENDIDIKAN
DG KK

1. Ny. A P 29 Anak Islam SMK

2. Tn. H L 35 Menantu Islam DIII

3. An. N L 7 Cucu Islam SD

7) Genogram :

12
Ket :

Laki-Laki

Perempua

Cerai

Hidup

Serumah

Kepala

Keluarga

Tn. R

8) Tipe Keluarga

Tipe extended family yaitu dalam keluarga terdiri dari bapak, anak,

menantu, dan cucu

9) Suku dan Bangsa

Keluarga klien berasal dari suku Jawa atau Indonesia kebudayaan

yang dianut tidak bertentangan dengan masalah kesehatan, bahasa

sehari-hari yang digunakan yaitu bahasa Jawa.

10) Agama; kegiatan di rumah, di masyarakat

Tn. R dan keluarganya taat beribadah. Tn. R dan keluaganya juga

mengikuti kegiatan keagamaan seperti pengajian, yasinan, dll. Tidak

ada kegiatan atau nilai agama yang menurut keluarga bertentangan

13
dengan kesehatan. Kegiatan atau nilai agama yang menurut Tn. R

mendukung kesehatan diantaranya ialah puasa dan sholat.

11) Status Sosial Ekonomi keluarga;

Tn. R yang mempunyai penghasilan sendiri. Penghasilan tersebut

digunakan untuk kepentingan keluarga. Tn. R  mempunyai pekerjaan

sampingan yaitu sebagai petani. Tn. R  juga menyiapkan dana khusus

untuk kesehatan. Anak dan menantu klien juga membantu

perekonomian keluarganya.

12) Kebutuhan rekreasi keluarga; yang dilakukan dalam keluarga, yang

dilakukan di luar rumah

Setiap hari Tn. R dalam memenuhi kebutuhan akan rekreasi dan

hiburan dengan menonton TV dan terkadang Tn. R bersama keluarga

rekreasi di luar rumah.

II. RIWAYAT DAN TAHAPAN PERKEMBANGAN KELUARGA

1) Tahap perkembangan Keluarga saat ini, tugas perkembangan saat ini

Tahap perkembangan keluarga Tn.R merupakan tahap VIII keluarga

usia lanjut.

2) Tugas tahapan perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Tahap perkembangan keluarga Tn.R merupakan tahap VIII keluarga

usia lanjut.

3) Riwayat keluarga inti

14
a) Tn. R sebagai Kepala Keluarga jarang sakit mempunyai

hipertensi sejak 10 th yang lalu, rutin kontrol kepuskesmas 1

bulan sekali untuk cek lab dan mengambil obat rutin, tidak

mempunyai masalah dengan istirahat, makan maupun kebutuhan

dasar lainnya mempunyai penyakit hipertensi pada saat

pengkajian :

BB : 55 Kg

TB : 160 cm

TD : 140/85 mmhg

HR : 84 x/m

RR : 20 x/m

S : 37 celcius

b) Ny. A jarang sakit tidak mempunyai masalah dengan istirahat,

makan, maupun kebuthan dasar yang lainnya.

c) Tn. H jarang sekali sakit tidak mempunyai masalah kesehatan

yang serius, tidak ada masalah istirahat, makan maupun

kebutuhan dasar yang lain, tidak mempunyai keturunan

hipertensi.

d) An.N jarang sakit tidak mempunyai masalah kesehatan.

Imunisasi sudah lengkap.

4) Riwayat keluarga sebelumnya;

Tn. R menderita hipertensi, keluarganya Tn.R dari pihak Ibu ada

yang menderita hipertensi.

15
III. LINGKUNGAN

1) Karakteristik rumah

Memiliki sirkulasi udara yang baik, memiliki sistem sanitasi yang

yang baik, dan memiliki sistem penerangan ruang yang baik. Tipe

Rumah Tn. R adalah permanent, dengan status rumah milik pribadi.

Rumah Tn. R menggunakan atap genting, dan menggunkan lantai

semen dan tanah. Memiliki beberapa ruang yaitu 3 kamar tidur, 1

ruang tamu, 1 dapur, 1 ruang makan, 1 kamar mandi dan 1 WC.

Jumlah jendela ± 5 buah, memiliki ventilasi yang baik, cahaya yang

cukup, dan penerangan dengan lampu listrik. Peletakan perabot

rumah tangga kurang rapi. Keluarga mempunyai tempat pembuangan

sampah terbuka, dan saluran kotoran septictank. Keluarga

mempunyai sumber air sendiri, yaitu sumur, kualitas air jernih, tidak

berbau dan tawar. Jarak antara septictank dan sumber air lebih dari 10

m. Sumber air minum yang digunakan adalah dari sumur tersebut.

Denah Rumah :

WC Kamar Kamar Ruang


Tamu

2) Karakteristik tetangga dan komunitas


Dapur

Tetangga Tn.R Ruang


yang Makan
di sekitar rumah ramah-ramah dan suka

bergotong-royong. Klien tinggal di wilayah pedesaan, jarak rumah


Kamar Garasi
satu dengan yang lain dekat. Warga
Ruang Keluarga memiliki kebiasaan dan tradisi
16
mengadakan pengajian, yasinan setiap malam jumat dan

perkumpulan RT sebulan sekali di rumah warga secara bergiliran.

3) Mobilitas geografis keluarga,

Tn.R tinggal di Mergangsan Kidul, RT01/RW06 dan tidak pernah

melakukan transmigrasi maupun imigrasi.

4) Interaksi dengan masyarakat

Tn. R merupakan masyarakat yang aktif dalam berbagai kegiatan

yang diselenggarakan oleh desa seperti gotong royong dan dia juga

biasanya berperan sebagai panitia pengajian.

IV. STRUKTUR KELUARGA

1) Pola komunikasi keluarga.

Bahasa komunikasi yang digunakan dalam keluarga dan dengan

masyarakat adalah bahasa Jawa, dan Indonesia. 

2) Struktur kekuatan keluarga.

Tn. R selalu memberi nasehat kepada anaknya bagaimana cara

menjaga hubungan baik dengan ibu, bapak serta orang lain, dan

bagaimana cara menyikapi masalah dengan baik.

3) Struktur peran

Tn.R sebagai Kepala Keluarga, Ny.A sebagai anak, Tn.H sebagai

menantu, An.N sebagai cucu.

Informal : Tn.R dibantu anaknya juga membantu mencari nafkah

17
4) Nilai dan norma budaya

Keluarga percaya bahwa hidup sudah ada yang mengatur, demikian

pula dengan sehat dan sakit keluarga juga percaya bahwa tiap sakit

ada obatnya, bila ada keluarga yang sakit dibawa ke RS atau petugas

kesehatan yang terdekat.

V. FUNGSI KELUARGA

1) Fungsi afektif

Keluarga Tn.R selalu dalam keadaan harmonis. Tn.M selalu

mengingatkan kepada keluargany dalam pola makannya. Tn.R juga

selalu mensuport untuk kesehatan keluarganya

2) Fungsi sosialisasi

Interaksi Tn. R dan anaknya terjalin dengan sangat baik, saling

mendukung, bahu membahu, dan saling ketergantungan Masing

masing anggota keluarga masih memperhatikan dan menerapkan

sopan santun dalam berperilaku.

3) Fungsi perawatan kesehatan

Saat sakit, keluarga Tn. R biasanya hanya beristirahat dan saling

merawat satu sama lain serta membeli obat warung. Namun apabila

sakit terasa parah, keluarga Tn. R berobat ke puskesmas.

4) Fungsi reproduksi

Tn.R sudah tidak melakukan hubungan seksual karena merasa sudah

tua tidak mampu lagi dan juga sudah tidak mempunyai istri.
18
5) Fungsi ekonomi

Tn. M mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari hari dari

pendapatan yang diterima. Tn. M menyediakan dana khusus untuk

kesehatan dan mampu menyisihkan pendapatan untuk keperluan yang

tidak terduga.

VI. STRES DAN KOPING KELUARGA

1) Stressor jangka panjang dan pendek

Stresor jangka pendek : Tn.R sering mengeluh pusing

Stresor jangka panjang : Tn.R khwatir karena tekanan darahnya

tinggi.

2) Kemampuan keluarga berspon terhadap stressor/masalah

Keluarga selalu memeriksakan anggota keluarga yang sakit ke

puskesmas dengan petugas kesehatan.

3) Strategi dan koping yg digunakan

Saat mendapatkan sebuah masalah, keluaga Tn. R saling

membicarakan masalah tersebut agar dapat diselesaikan bersama-

sama.

4) Strategi adaptasi disfungsional

Tn. R bila sedang sakit pusing maka dibuat tidur atau istirahat.

VII. HARAPAN KELUARGA

19
Tn. R berharap ia dan keluarganya sehat wal’afiat dan keluarga juga

berharap petugas kesehatan dapat memberikan pelayanan yang baik,

tepat, dan cepat kepada siapa saja yang membutuhkan. Tidak

membeda bedakan seseorang dalam memberikan pelayanan

kesehatan, miskin maupun kaya.

VIII. PEMERIKSAAN FISIK

PEMERIKS ANGGOTA KELUARGA

AN Tn. R Ny.A Tn. H An.N

TTV TD: 140/80 TD: 120/80 TD: 110/80 TD: -

RR: 20x/menit RR: 20x/menit RR: 20x/menit RR:

22x/menit
HR: 84x/menit HR: 73x/menit HR: 80x/menit

HR:

94x/menit

BB/TB BB: 56 kg ; BB: 50 kg ; BB: 54 kg ; BB: 23 kg

TB: 160 cm TB: 158 cm TB: 167 cm ; TB: 124

cm

KEPALA bentuk kepala Bentuk Bentuk Bentuk

lonjong, simetris, simetris, simetris,

rambut hitam bersih, rambut bersih, rambut bersih,

dan beruban, warna hitam warna hitam rambut

tidak ada lesi tidak ada lesi. tidak ada lesi. warna

hitam

20
tidak ada

lesi

MATA Pandangan Normal dan Normal dan Normal

sedikit kabur simetris simetris dan

dan kedua simetris

mata simetris

HIDUNG lubang hidung lubang hidung lubang hidung lubang

normal normal normal hidung

simetris, simetris, simetris, normal

pernafasan pernafasan pernafasan simetris,

vesikuler. vesikuler. vesikuler. pernafasan

vesikuler.

MULUT bibir tidak bibir tidak bibir tidak bibir tidak

kering, tidak kering, tidak kering, tidak kering,

ada stomatitis ada stomatitis ada stomatitis tidak ada

stomatitis

LEHER Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

pembesaran pembesaran pembesaran pembesara

vena jugularis, vena jugularis, vena jugularis, n vena

tidak ada tidak ada tidak ada jugularis,

pembesaran pembesaran pembesaran tidak ada

kelenjar tyroid. kelenjar tyroid. kelenjar tyroid. pembesara

n kelenjar

21
tyroid

DADA Pengembangan Pengembangan Pengembangan Pengemba

dada  simetris dada  simetris dada  simetris ngan dada

simetris

ABDOMEN Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan nyeri

pada abdomen pada abdomen pada abdomen tekan pada

abdomen

K.UMUM Tidak tampak Tidak tampak Tidak tampak Tidak

lemah lemah lemah tampak

lemah

ELIMINASI BAB : normal BAB : normal BAB : normal BAB :

1x sehari 1x sehari 1x sehari normal 1x

sehari
BAK: BAK: BAK:

frekuensi tidak frekuensi tidak frekuensi tidak BAK:

teridentifikasik teridentifikasik teridentifikasik frekuensi

an, 5-7x sehari an, 5-7x sehari an, 5-7x sehari tidak

teridentifik

asikan, 6-

7x sehari

TIDUR istirahat dan istirahat dan istirahat dan istirahat

tidur 7-8 jam tidur 7–9 jam tidur 7–9 jam dan tidur

setiap harinya setiap harinya setiap harinya 9-10 jam

setiap

22
harinya

ANALISIS DATA

No Data Masalah Penyebab

1. DS : Manajemen Ketidakmampua

kesehatan keluarga n keluarga


- Keluarga mengatakan
tidak efektif merawat dalam
kurang memahami cara
mengenal
merawat.
masalah anggota
- Keluarga mengatakan
keluarga dengan
makanan Tn.R sama dengan
hipertensi
keluarga yang lain

- Pola tidur Tn.R tidak sesuai

dan kurang dari kebutuhan

- Tn.R mengatakan khawatir

tensinya semakin tinggi dan

stroke semakin parah

- Keluarga kurang memahami

cara mengenal masalah Tn.R

23
yang khawatir tensinya akan

bertambah tinggi

DO :

- Keluarga tampak bingung

dengan penyakit yang

diderita Tn.R

- TD : 140/85 mmHg

- HR : 84 x/mnt

- RR : 20 x/mnt

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

 Manjemen kesehatan keluarga tidak efektif b.d kompleksitas

program perawatan/pengobatan d.d mengungkapkan tidak

memahami masalah kesehatan yang diderita

 Defisit pengetahuan tentang manajemen hipertensi b.d kurang

informasi d.d kebingungan akibat kurang pengetahuan terhadap

masalah yang dihadapi

C. INTERVENSI

24
Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional

Kriteria Hasil

Manjemen Tujuan : 1.Identifikasi 1.Mengetahui

kesehatan Keluarga mampu masalah kesehatan masalah

keluarga tidak merawat anggota keluraga kesehatan dalam

efektif b.d keluarga yang 2.Identifikasi keluarga secara

kompleksitas menderita tindakan yang dapat detail

program hipertensi setelah dilakukan keluarga 2.Mempersiapkan

perawatan/peng paham masalah 3.Berikan dukungan tindakan

obatan d.d yang dihadapi untuk menjalani selanjutkan yang

mengungkapkan program pengobatan dapat dilakukan

tidak memahami Kriteria hasil : dengan baik dan 3.Memotivasi

masalah -Tekanan darah benar untuk bisa

kesehatan yang normal 4.Ajarkan perawatan sembuh dari

diderita -Meningkatkan yang bisa dilakukan masalah

status kesehatan keluarga kesehatan yang

-Respon keluarga 5.Kolaborasi sedang dihadapi

Non verbal dalam pemberian obat 4.Menambah

program sesuai indikasi keterampilan

perawatan keluarga dalam

melakukan

perawatan

5.Meminimalkan

25
risiko

Defisit Tujuan : 1.Identifikasi 1.Meningkatkan

pengetahuan Pengetahuan kesiapan dan pengetahuan agar

tentang keluarga tentang kemampuan dapat

manajemen hipertensi menerima informasi tersampaikan

hipertensi b.d bertambah dan 2.Identifikasi dengan benar

kurang keluarga pemahaman tentang 2.Mengetahui

informasi d.d mengenal kondisi kesehatan seberapa

kebingungan masalah saat ini pemahaman

akibat kurang hipertensi 3.Gunakan strategi keluarga

pengetahuan yang tepat dalam mengenai

terhadap Kriteria hasil : penyampaian hipertensi

masalah yang informasi 3.Memudahkan


-Pemahaman
dihadapi 4.Ajarkan perilaku dalam
informasi yang
hidup bersih dan pemahaman
diberikan benar
sehat informasi
sehingga
5.Anjurkan bertanya 4.Meningkatkan
mendukung
jika terdapat pemahaman
program
informasi yang keluarga
kesehatan
kurang jelas mengenai
-Respon Verbal
pencegahan
pengetahuan
hipertensi dan
mendefinidikan
meningkatkan
dan mengetahui

26
tanda gejala yang status kesehatan

menyebabkan keluarga

hipertensi 5.Evaluasi terkait

-Mengetahui informasi yang

pengobatan yang sudah diberikan

harus dilakukan

D. IMPLEMENTASI

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN IMPLEMENTASI RESPON

(DATA

SUBYEKTIF

DAN

OBYEKTIF)

1. Manjemen kesehatan keluarga 1.Mengidentifikasi DS :

tidak efektif b.d kompleksitas masalah kesehatan


- Keluarga
program perawatan/pengobatan keluraga
mengatakan
d.d mengungkapkan tidak 2. Mengidentifikasi
selalu
memahami masalah kesehatan tindakan yang dapat
memeriksakan
yang diderita dilakukan keluarga
anggota
3.Memberikan
keluarga yang
dukungan untuk
sakit dengan
menjalani program

27
pengobatan dengan petugas

baik dan benar kesehatan

4.Mengajarkan DO :

perawatan yang - Tn. R

bisa dilakukan mempunyai

keluarga penyakit

5.Mengkolaborasi hipertensi pada

pemberian obat saat

sesuai indikasi pengkajian :

TD :140/85

mmhg

HR : 84x/m

RR : 20x/m

2. Defisit pengetahuan tentang 1.Meidentifikasi DS:

manajemen hipertensi b.d kurang kesiapan dan


Pasien mengatakan
informasi d.d kebingungan akibat kemampuan
masih kurang
kurang pengetahuan terhadap menerima informasi
paham tentang
masalah yang dihadapi 2.Mengidentifikasi
kondisi
pemahaman tentang
kesehatannya saat
kondisi kesehatan
ini
saat ini
DO:
3.Menggunakan

strategi yang tepat Pasien masih

28
dalam penyampaian terlihat bingung.

informasi

4.Mengajarkan

perilaku hidup

bersih dan sehat

5.Menganjurkan

bertanya jika

terdapat informasi

yang kurang jelas

E. EVALUASI

1) Manjemen kesehatan keluarga tidak efektif b.d kompleksitas

program perawatan/pengobatan d.d mengungkapkan tidak

memahami masalah kesehatan yang diderita

S :Keluarga mengatakan kurang memahami cara

merawat,Keluarga kurang memahami cara mengenal

masalah Tn.R yang khawatir tensinya akan bertambah tinggi

O : Keluarga tampak bingung dengan penyakit yang diderita

Tn.R

A : Masalah belum teratasi

29
P : Intervensi dilanjutkan

2) Defisit pengetahuan tentang manajemen hipertensi b.d kurang

informasi d.d kebingungan akibat kurang pengetahuan terhadap

masalah yang dihadapi

S: Keluarga mengatakan makanan Tn.R sama dengan keluarga

yang lain,Pola tidur tidak sesuai dan kurang dari kebutuhan,dan

khawatir tensinya semakin tinggi dan stroke semakin parah

O : TD : 140/85 mmHg ,HR : 84 x/mnt ,RR : 20 x/mnt

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Jadi dapat diketahui etiologi hipertensi (hipertensi esensial dan

hipertensi sekunder); klasifikasi hipertensi yaitu hipertensi ringan,

sedang, berat, sangat berat; patofisiologi dimana yang terutama adanya

gangguan aktifitas saraf simpatis; dengan komplikasi hipertensi

(komplikasi hipertensif dan komplikasi aterosklerotik

30
2. Pembatasan asupan garam, penurunan berat badan, relaksasi-

meditasi, pembatasan alkohol, olahraga/aktivitas fisik, menghindari

rokok, diet tinggi kalsium, kalium, magnesium, bermanfaat sebagai

terapi hipertensi.

B. Saran

Penderita hipertensi sebaiknya mau mengikuti terapi hipertensi non-

farmakologi, karena tidak memerlukan biaya yang mahal dan tidak ada

efek samping seperti pada obat-obat anti-hipertensi.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.halodoc.com/kesehatan/hipertensi

https://www.sridianti.com/tanda-dan-gejala-hipertensi.html

https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_dir/d7d899d7fe14541e9c

25901a673ecf0b.pdf

31

Anda mungkin juga menyukai